MODUL JATUH-SKENARIO 2

34
SKENARIO 2 Laki-laki 68 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan menurut keluarganya tiba-tiba terpeleset dan jatuh terduduk di depan kamar mandi tadi pagi. Setelah itu kedua tungkai tak dapat digerakkan tetapi kalau diraba atau dicubit masih dirasakan oleh penderita. Sejak seminggu penderita terdengar batuk-batuk dan agak sesak napas serta nafsu makan sangat berkurang tetapi tidak demam. Penderita selama ini mengidap dan min um obat penya kit kencin g manis dan tekana n dar ah tin ggi , kedu a mat a dianjurkan untuk operasi tetapi penderita selalu menolak. KATA SULIT Tidak ditemukan adanya kata sulit KALIMAT KUNCI . La ki -l aki 68 t ahun !. Te rpeles et " jatuh terdu duk di depan kamar mandi #. $e dua tungkai ti da k da pat di ge ra kkan, ji ka di ra ba at au di cubi t ma si h dirasakan %. Sejak s emingg u pender ita bat uk, ses ak napas , dan naf su maka n berkur ang &. Penderi ta mengi dap dan minum oba tpenya kit kenc ing man is dan h ipert ensi 6. $edua mata dianju rkan oprasi , ta pi p enderi ta menolak. PERTANYAAN . 'elas kan teor i-teo ri penu aan seba gai pro ses fi siolo gi yang n ormal !. (pa sa ja kemungk inan penye bab jat uh pada sc enario) #. (pa s aja f act or resiko jat uh pad a lansia) %. *agaimana h ubungan keluhan dengan jatuh pada scenar io) &. +engapa kedua tungkai tid ak dapat digerakkan, namun jika dir aba di cubit masih dapat dirasakan oleh penderita) 6. *agaimana hubungan riayat peny aki t dan pengoba tan ter hada p jat uh yang dialami pasien) . *agai mana la ngk ah-l angkah di agnosis ya ng dapat dila kukan pad a pas ien dalam scenario) 8. *agaimana penanganan aal pada pasi en di scenario) /. (pa sa ja kompli kasi yang memungkin kan da pat te rj adi pa da pa si en di scenario) 0. *agaimana pencegaha n jatuh pada lansia) 1

description

FOR FREE

Transcript of MODUL JATUH-SKENARIO 2

Page 1: MODUL JATUH-SKENARIO 2

7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2

http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 1/34

SKENARIO 2

Laki-laki 68 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan menurut keluarganyatiba-tiba terpeleset dan jatuh terduduk di depan kamar mandi tadi pagi. Setelah itu

kedua tungkai tak dapat digerakkan tetapi kalau diraba atau dicubit masih dirasakanoleh penderita.

Sejak seminggu penderita terdengar batuk-batuk dan agak sesak napas sertanafsu makan sangat berkurang tetapi tidak demam. Penderita selama ini mengidap

dan minum obat penyakit kencing manis dan tekanan darah tinggi, kedua mata

dianjurkan untuk operasi tetapi penderita selalu menolak.

KATA SULIT

Tidak ditemukan adanya kata sulit

KALIMAT KUNCI

. Laki-laki 68 tahun

!. Terpeleset " jatuh terduduk di depan kamar mandi#. $edua tungkai tidak dapat digerakkan, jika diraba atau dicubit masih

dirasakan

%. Sejak seminggu penderita batuk, sesak napas, dan nafsu makan berkurang&. Penderita mengidap dan minum obatpenyakit kencing manis dan hipertensi

6. $edua mata dianjurkan oprasi, tapi penderita menolak.

PERTANYAAN

. 'elaskan teori-teori penuaan sebagai proses fisiologi yang normal

!. (pa saja kemungkinan penyebab jatuh pada scenario)#. (pa saja factor resiko jatuh pada lansia)

%. *agaimana hubungan keluhan dengan jatuh pada scenario)

&. +engapa kedua tungkai tidak dapat digerakkan, namun jika dirabadicubitmasih dapat dirasakan oleh penderita)

6. *agaimana hubungan riayat penyakit dan pengobatan terhadap jatuh yang

dialami pasien)

. *agaimana langkah-langkah diagnosis yang dapat dilakukan pada pasiendalam scenario)

8. *agaimana penanganan aal pada pasien di scenario)

/. (pa saja komplikasi yang memungkinkan dapat terjadi pada pasien discenario)

0. *agaimana pencegahan jatuh pada lansia)

1

Page 2: MODUL JATUH-SKENARIO 2

7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2

http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 2/34

JAWABAN PERTANYAAN-PERTANYAAN

. Teori-teori penuaan sebagai proses fisiologi yang normal1

TEORI PENUAAN

A. Teori Biologis

Teori biologi merupakan teori yang menjelaskan mengenai proses fisik penuaan yang

meliputi perubahan fungsi dan struktur organ, pengembangan, panjang usia dan

kematian 23hristofalo dalam Stanley4. Perubahan yang terjadi di dalam tubuh dalamupaya berfungsi secara adekuat untuk dan melaan penyakit dilakukan mulai dari

tingkat molekuler dan seluler dalam sistem organ utama. Teori biologis mencoba

menerangkan menganai proses atau tingkatan perubahan yang terjadi pada manusia

mengenai perbedaan cara dalam proses menua dari aktu ke aktu serta meliputi

faktor yang mempengaruhi usia panjang, perlaanan terhadap organisme dan

kematian atau perubahan seluler.

- Teori Genei!"

Teori genetika merupakan teori yang menjelaskan baha penuaan merupakan suatu

 proses yang alami di mana hal ini telah diariskan secara turun-temurun 2genetik4

dan tanpa disadari untuk mengubah sel dan struktur jaringan. Teori genetika terdiri

dari teori 5(, teori ketepatan dan kesalahan, mutasi somatik, dan teori glikogen.

5( merupakan asam nukleat yang berisi pengkodean mengenai infornasi akti7itas

sel, 5( berada pada tingkat molekuler dan bereplikasi sebelum pembelahan sel

dimulai, sehingga apabila terjadi kesalahan dalam pengkodean 5( maka akan

 berdampak pada kesalahan tingkat seluler dan mengakibatkan malfungsi organ.

Pada manusia, berlaku program genetik jam biologi di mana program maksimal yang

diturunkan adalah selama 0 tahun. Sel manusia normal akan membelah &0 kali

dalam beberapa tahun. Sel secara genetik diprogram untuk berhenti membelah setelah

mencapai &0 di7isi sel, pada saat itu sel akan mulai kehilangan fungsinya.

2

Page 3: MODUL JATUH-SKENARIO 2

7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2

http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 3/34

Teori genetika dengan kata lain mengartikan baha proses menua merupakan hal

yang tidak dapat dihindari dan akan semakin terlihat bila usia semakin bertambah.

Teori ini juga bergantung dari dampak lingkungan pada tubuh yang dapat

mempengaruhi susunan molekular.

- Teori Wear And Tear #$i%"!"i &"n R's"!(

Teori Wear And Tear mengajukan akumulasi sampah metabolik atau at nutrisi dapat

merusak sintesis 5(. (ugust 9eissmann berpendapat baha sel somatik nomal

memiliki kemampuan yang terbatas dalam bereplikasi dan menjalankan fungsinya.

$ematian sel terjadi karena jaringan yang sudah tua tidak beregenerasi. Teori ear 

and tear mengungkapkan baha organisme memiliki energi tetap yang terseddia dan

akan habis sesuai dengan aktu yang diprogramkan.

- Teori R"n"i Sil"ng

Teori rantai silang mengatakan baha struktur molekular normal yang dipisahkan

mungkin terikat bersama-sama melalui reaksi kimia. (gen rantai silang yang

menghubungkan menempel pada rantai tunggal. dengan bertambahnya usia,

mekanisme pertahanan tubuh akan semakin melemah, dan proses cross-link terus

 berlanjut sampai terjadi kerusakan. :asil akhirnya adalah akumulasi silang senyaa

yang menyebabkan mutasi pada sel, ketidakmampuan untuk menghilangkan sampah

metabolik.

- Teori Ri)"*" Ling!'ng"n

+enurut teori ini, faktor yang ada dalam lingkungan dapat membaa perubahan

dalam proses penuaan. ;aktor-faktor tersebut merupakan karsinogen dari industri,

cahaya matahari, trauma dan infeksi. 

- Teori I+'ni"s

Teori imunitas berhubungan langsung dengan proses penuaan. Selama proses

 penuaan, sistem imun juga akan mengalami kemunduran dalam pertahanan terhadap

3

Page 4: MODUL JATUH-SKENARIO 2

7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2

http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 4/34

organisme asing yang masuk ke dalam tubuh sehingga pada lamsia akan sangat

mudah mengalami infeksi dan kanker. Perubahan sistem imun ini diakibatkan

 perubahan pada jaringan limfoid sehingga tidak adanya keseimbangan dalam sel T

intuk memproduksi antibodi dan kekebalan tubuh menurun.

Pada sistem imun akan terbentuk autoimun tubuh. Perubahan yang terjadi merupakan

 pengalihan integritas sistem tubuh untuk melaan sistem imun itu sendiri.

- Teori Li%o,'sin &"n R"&i!"l Be"s

<adikal bebas merupakan contoh produk sampah metabolisme yang dapat

menyebabkan kerusakan apabila terjadi akumulasi. ormalnya radikal bebas akan

dihancurkan oleh enim pelindung, namun beberapa berhasil lolos dan berakumulasi

di dalam organ tubuh. <adikal bebas yang terdapat di lingkungan seperti kendaraan

 bermotor, radiasi, sinar ultra7iolet, mengakibatkan perubahan pigmen dan kolagen

 pada proses penuaan.

<adikal bebas tidak mengandung 5(. =leh karena itu, radikal bebas dapat

menyebabkan gangguan genetik dan menghasilkan produk-produk limbah yang

menumpuk di dalam inti dan sitoplasma. $etika radikal bebas menyerang molekul,

akan terjadi kerusakan membran sel> penuaan diperkirakan karena kerusakan sel

akumulatif yang pada akhirnya mengganggu fungsi. 5ukungan untuk teori radikal

 bebas ditemukan dalam lipofusin, bahan limbah berpigmen yang kaya lemak dan

 protein. Peran lipofusin pada penuaan mungkin kemampuannya untuk mengganggu

transportasi sel dan replikasi 5(. Lipofusin, yang menyebabkan bintik-bintik 

 penuaan, adalah dengan produk oksidasi dan oleh karena itu tampaknya terkait

dengan radikal bebas.

- Teori Ne'roen&o!rin

Teori neuroendokrin merupakan teori yang mencoba menjelaskan tentang terjadinya

 proses penuaan melalui hormon. Penuaan terjadi karena adanya keterlambatan dalam

sekresi hormon tertentu sehingga berakibat pada sistem saraf.

4

Page 5: MODUL JATUH-SKENARIO 2

7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2

http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 5/34

:ormon dalam tubuh berperan dalam mengorganisasi organ-organ tubuh

melaksanakan tugasnya dam menyeimbangkan fungsi tubuh apabila terjadi gangguan

dalam tubuh.

Pengeluaran hormon diatur oleh hipotalamus dan hipotalamus juga merespon tingkat

hormon tubuh sebagai panduan untuk akti7itas hormonal. Pada lansia, hipotalamus

kehilangan kemampuan dalam pengaturan dan sebagai reseptor yang mendeteksi

hormon indi7idu menjadi kurang sensitif. =leh karena itu, pada lansia banyak 

hormon yang tidak dapat dapat disekresi dan mengalami penurunan keefekti7itasan.

Penurunan kemampuan hipotalamus dikaitkan dengan hormon kortisol. $ortisol

dihasilkan dari kelenjar adrenal 2terletak di ginjal4 dan kortisol bertanggung jaab

untuk stres. :al ini dikenal sebagai salah satu dari beberapa hormon yang meningkat

dengan usia. 'ika kerusakan kortisol hipotalamus, maka seiring aktu hipotalamus

akan mengalami kerusakan. $erusakan ini kemudian dapat menyebabkan

ketidakseimbangan hormon sebagai hipotalamus kehilangan kemampuan untuk 

mengendalikan sistem.

- Teori Org"n T'' # Single Organ Theory(

Teori penuaan organ tunggal dilihat sebagai kegagalan penyakit yang berhubungan

dengan suatu organ tubuh 7ital. orang meninggal karena penyakit atau keausan,

menyebabkan bagian penting dari tubuh berhenti fungsi sedangkan sisanya tubuh

masih mampu hidup. Teori ini berasumsi baha jika tidak ada penyakit dan tidak ada

kecelakaan, kematian tidak akan terjadi.

 

- Teori U+'r P"n/"ng &"n Pen'""n # Longevity and Senescence Theories(

Palmore 2/84 mengemukakan dari beberapa hasil studi, terdapat faktor-faktor 

tambahan berikut yang dianggap berkontribusi untuk umur panjang1 tertaa> ambisi

rendah, rutin setiap hari, percaya pada Tuhan> hubungan keluarga baik, kebebasan

dan kemerdekaan> terorganisir, perilaku yang memiliki tujuan, dan pandangan hidup

 positif.

5

Page 6: MODUL JATUH-SKENARIO 2

7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2

http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 6/34

9acana yang timbul dari teori ini adalah sindrom penuaan merupakan sesuatu yang

uni7ersal, progresif, dan berakhir dengan kematian.

- Teori 0"r"%"n 0i&'% A!i, &"n Kese""n 1'ngsion"l

Penyedia layanan kesehatan juga tertarik dalam masalah ini karena kualitas hidup

tergantung secara signifikan berkaitan dengan tingkat fungsi. pendekatan fungsional

 peraatan pada lansis menekankan pada hubungan yang kompleks antara biologis,

sosial, dan psikologis yang mempengaruhi kemampuan fungsional seseorang dan

kesejahteraannya.

- Teori Me&is # Medical Theories(

Teori medis geriatri mencoba menjelaskan bagaimana perubahan biologis yang

 berhubungan dengan proses penuaan mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh manusia.

*iogerontologi merupakan subspesialisasi terbaru yang bertujuan menentukan

hubungan antara penyakit tertentu dan proses penuaan. +etode penelitian yang lebih

canggih telah digunakan dan banyak data telah dikumpulkan dari subjek sehat dalam

studi longitudinal, beberapa kesimpulan menarik dari penelitian tiap bagian berbeda.

B. Teori Sosiologi

Teori sosiologi merupakan teori yang berhubungan dengan status hubungan sosial.

Teori ini cenderung dipengaruhi oleh dampak dari luar tubuh.

- Teori Ke%ri"&i"n

Teori kepribadian menyebutkan aspek-aspek pertumbuhan psikologis tanpa

menggambarkan harapan atau tugas spesifik lansia. Teori pengembangan kepribadian

yang dikembangkan oleh 'ung menyebutkan baha terdapat dua tipe kepribadian

yaitu intro7ert dan ekstro7ert. Lansia akan cenderung menjadi intro7ert kerenan

 penurunan tanggungjaab dan tuntutan dari keluarga dan ikatan sosial.

- Teori T'g"s Per!e+"ng"n

6

Page 7: MODUL JATUH-SKENARIO 2

7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2

http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 7/34

Tugas perkembangan merupakan akti7itas dan tantangan yang harus dipenuhi oleh

seseorang pada tahap-tahap spesifik dalam hidupnya untuk mencapai penuaan yang

sukses.pada kondisi tidak danya pencapaian perasaan baha ia telah menikmati

kehidupan yang baik, maka lansia tersebut berisiko untuk memiliki rasa penyeselan

atau putus asa.

- Teori Disengagement #Pen"ri!"n $iri(

Teori ini menggambarkan penarikan diri ole lansia dari peran masyarakat dan

tanggung jaabnya. Lansia akan dikatakan bahagia apabila kontak sosial telah

 berkurang dan tanggungjaab telah diambil oleh generasi yang lebih muda. +anfaat

dari pengurangan kontak sosial bagi lansia adalah agar dapat menyediakan eaktu

untuk mengrefleksi kembali pencapaian yang telah dialami dan untuk menghadapi

harapan yang belum dicapai.

- Teori A!ii"s

Teori ini berpendapat apabila seorang lansia menuju penuaan yang sukses maka ia

harus tetap berakti7itas.kesempatan untuk turut berperan dengan cara yang penuh arti

 bagi kehidupan seseorang yang penting bagi dirinya adalah suatu komponen

kesejahteraan yang penting bagi lansia. Penelitian menunjukkan baha hilangnya

fungsi peran lansia secara negatif mempengaruhi kepuasan hidup, dan akti7itas

mental serta fisik yang berkesinambungan akan memelihara kesehatan sepanjang

kehidupan

- Teori Koni'ni"s

Teori kontinuitas mencoba menjelaskan mengenai kemungkinan kelanjutan dari

 perilaku yang sering dilakukan klien pada usia deasa. Perilaku hidup yang

membahayakan kesehatan dapat berlangsung hingga usia lanjut dan akan semakin

menurunkan kualitas hidup

- Teori S'!'l'r

7

Page 8: MODUL JATUH-SKENARIO 2

7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2

http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 8/34

Lansia, sebagai suatu kelompok, memiliki norma mereka sendiri, harapan, keyakinan,

dan kebiasaan> karena itu, mereka telah memiliki subkultur mereka sendiri. Teori ini

 juga menyatakan baha orang tua kurang terintegrasi secara baik dalam masyarakat

yang lebih luas dan berinteraksi lebih baik di antara lansia lainnya bila dibandingkan

dengan orang dari kelompok usia berbeda. Salah satu hasil dari subkultur usia akan

menjadi pengembangan ?kesadaran kelompok umur? yang akan berfungsi untuk 

meningkatkan citra diri orang tua dan mengubah definisi budaya negatif dari

 penuaan.

- Teori Psi!ologis

Teori psikologis merupakan teori yang luas dalam berbagai lingkup karena penuaan

 psikologis dipengaruhi oleh faktor biologis dan sosial, dan juga melibatkan

 penggunaan kapasitas adaptif untuk melaksanakan kontrol perilaku atau regulasi diri.

- Teori Ke''"n M"n'si"

*anyak teori psikologis yang memberi konsep moti7asi dan kebutuhan manusia.

Teori +aslo merupakan salah satu contoh yang diberikan pada lansia. Setiap

manusia yang berada pada le7el pertama akan mengambil prioritas untuk mencapai

le7el yang lebih tinggi. aktualisasi diri akan terjadi apabila seseorang dengan yang

lebih rendah tingkat kebutuhannya terpenuhi untuk beberapa derajat, maka ia akan

terus bergerak di antara tingkat, dan mereka selalu berusaha menuju tingkat yang

lebih tinggi.

- Teori Keerl"ngs'ng"n 0i&'% &"n Per!e+"ng"n Ke%ri"&i"n

Teori keberlangsungan hidup menjelaskan beberapa perkembangan melalui berbagai

tahapan dan menyarankan baha progresi sukses terkait dengan cara meraihkesuksesan di tahap sebelumnya. ada empat pola dasar kepribadian lansia1 terpadu,

keras-membela, pasif-dependen, dan tidak terintegrasi 2eugarten et al.4.

Teori yang dikemukakan @rik @rikson tentang delapan tahap hidup telah digunakan

secara luas dalam kaitannya dengan lansia. Aa mendefinisikan tahap-tahap kehidupan

8

Page 9: MODUL JATUH-SKENARIO 2

7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2

http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 9/34

sebagai kepercayaan 7s ketidakpercayaan, otonomi 7s rasa malu dan keraguan,

inisiatif 7s rasa bersalah, industri 7s rendah diri, identitas 7s difusi mengidentifikasi,

keintiman 7s penyerapan diri, generati7itas 7s stagnasi, dan integritas ego 7s putus

asa. +asing-masing pada tahap ini menyajikan orang dengan kecenderungan yang

saling bertentangan dan harus seimbang sebelum dapat berhasil dari tahap itu. Seperti

dalam teori keberlangsungan hidup lain, satu tahapan menentukan langkah menuju

tahapan selanjutnya.

-  Recent and Evolving Theories

Teori kepribadian genetik berupaya menjelaskan mengapa beberapa lansia lebih baik 

dibandingkan lainnya.> hal ini tidak berfokus pada perbedaan dari kedua kelompok 

tersebut. +eskipun didasarkan pada bukti empiris yang terbatas, teori ini merupakan

upaya yang menjanjikan untuk mengintegrasikan dan mengembangkan lebih lanjut

 beberapa teori psikologi tradisional dan baru bagi lansia. Tema dasar dari teori ini

adalah perilaku bifurkasi atau percabangan dari seseorang di berbagai aspek seperti

 biologis, sosial, atau tingkat fungsi psikososial. +enurut teori ini, penuaan

didefinisikan sebagai rangkaian transformasi terhadap meningkatnya gangguan dan

ketertiban dalam bentuk, pola, atau struktur ,!,#,%

!. ;aktor penyebab jatuh pada lansia biasanya merupakan gabungan beberapa faktor-faktor, antara lain 1

4 $ecelakaan 1 merupakan faktor penyebab jatuh yang utama bagi lansia,

yaitu sekitar #0-&0 B kasus jatuh.a4 murni kecelakaan, misalnya karena jatuh terpeleset atau

tersandung sesuatu

 b4 gabungan antara lingkungan yang jelek dengan kelainan-kelainan

akibat proses menua, misalnya karena penglihatan pada lansiasudah menurun 2mata kurang aas4, kemudian menabrak benda-

 benda yang ada di rumah, sehingga akhirnya jatuh.!4 yeri kepala dan atau 7ertigo

#4 :ipotensi orthostatik 

a4 hipo7olemia 2curah jantung rendah4

 b4 disfungsi otonom

9

Page 10: MODUL JATUH-SKENARIO 2

7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2

http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 10/34

c4 penurunan kembalinya darah 7ena ke jantung

d4 terlalu lama berbaring dan kurang bergerak selama berbaring

e4 pengaruh obat-obat hipotensif4 hipotensi sesudah makan

%4 =bat-obatan 1

a4 anti hipertensi, misalnya alfa-bloker  b4 anti depresan trisiklik 

c4 sedati7e

d4 antipsikotik 

e4 obat-obat hipoglikemik f4 alkohol

&4 Proses penyakit yang spesifik.

Penyakit-penyakit akut seperti 1

a4 kardio7askuler 1 aritmia

stenosis aorta

sinkope sinus karotis

 b4 eurologi 1 TA(

Stroke

serangan kejang

Parkinson

kompresi saraf spinal karena spondilosis

 penyakit cerebelum

64 Adiopatik 2 tidak jelas sebabnya 4

4 Sinkope 1 kehilangan kesadaran secara tiba-tiba

a4 drop attack 2serangan roboh4 b4 penurunan darah ke otak secara tiba-tiba

c4 terbakar matahari&

#. Cntuk dapat memahami factor resiko jatuh, maka harus dimengerti baha

stabilitas badan ditentukan oleh 1

4 Sistem sensorik Dang berperan didalamnya adalah 7isus 2penglihatan4, pendengaran, fungsi

7estibuler, dan proprioseptif. Semua gangguan atau perubahan pada mata akan

menyebabkan gangguan penglihatan. Semua penyakit telinga akan

10

Page 11: MODUL JATUH-SKENARIO 2

7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2

http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 11/34

menimbulkan gangguan pendengaran. Eertigo tipe perifer sering terjadi pada

lansia yang diduga karena adanya perubahan fungsi 7estibuler akibat proses

menua. europati perifer dan penyakit degeneratif leher akan mengganggu

fungsi proprioseptif. Fangguan sensorik tersebut menyebabkan hampir 

sepertiga lansia mengalami sensasi abnormal pada saat dilakukan uji klinik.

!4 Sistem saraf pusat 2SSP4SSP akan memberikan respon motorik untuk mengantisipasi input sensorik.

Penyakit SSP seperti stroke, Parkinson, hidrosefalus tekanan normal yang

sering diderita lansia dan menyebabkan gangguan fungsi SSP sehingga

 berespon tidak baik terhadap input sensorik.

#4 $ognitif 

Pada beberapa penelitian, dimensia diasosiasikan dengan meningkatnya resiko

 jatuh.

%4 +usculoskeletal

;aktor ini disebutkan oleh beberapa peneliti merupakan factor yang benar-

 benar murni milik lansia yang berperan besar terhadap terjadinya jatuh.

Fangguan musculoskeletal menyebabkan gangguan gaya berjalan 2gait4 dari

ini berhubungan dengan proses menua yang fisiologis. Fangguan gait yang

terjadi akibat proses menua tersebut antara lain disebabkan oleh 1

• $ekakuan jaringan penghubung

• *erkurangnya massa otot

• Perlambatan konduksi saraf 

• Penurunan 7isuslapangan pandang

• $erusakan proprioseptif Dang kesemuanya menyebabkan 1

• Penurunan range of motion 2<=+4 sendi

• Penurunan kekuatan otot, terutama menyebabkan kelemahan ekstremitas

 baah

11

Page 12: MODUL JATUH-SKENARIO 2

7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2

http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 12/34

• Perpanjangan aktu reaksi

• $erusakan persepsi dalam

• Peningkatan postural say 2goyangan badan4Semua perubahan tersebut mengakibatkan kelambanan gerak, langkah yang

 pendek, penurunan irama, dan pelebaran bantuan basal. $aki tidak dapat menapak 

dengan kuat dan lebih cenderung gampang goyah. Perlambatan reaksi

mengakibatkan seorang lansia susahterlambat mengantisipasi bila terjadi

gangguan seperti terpeleset, tersandung, kejadian tiba-tiba, sehingga memudahkan

 jatuh.Secara singkat faktor resiko jatuh pada lansia dibagi dalam dua golongan besar,

yaitu 14 ;aktor-faktor intrinsik 2faktor dari dalam4

!4 ;aktor-faktor ekstrinsik 2faktor dari luar46 

%. :ubungan batuk, sesak napas dan anoreksia dengan jatuh1

5engan makin lanjutnya usia seseorang maka kemungkinan terjadinya

 penurunan anatomik dan fungsional atas organnya masih besar. Penurunan

anatomik dan fungsional dari organ tersebut akan menyebabkan lebih mudah

timbulnya penyakit pada organ tersebut. Salah satunya pada system

gastrointestinal. +ulai dari gigi sampai anus terjadi perubahan morfologik 

degenerati7e, antara lain perubahan atrofik pada rahang, sehingga gigi lebih

mudah tanggal. Perubahan atrofik juga terjadi pada mukosa, kelenjar dan otot-otot

 pencernaan. *erbagai perubahan morfologik akan menyebabkan perubahan

fungsional sampai perubahan patologik, diantaranya gangguan mengunyah dan

menelan, serta perubahan nafsu makan. Fii yang kurang dan timus yang

mengalami resorbsi akan menyebabkan mudah terkena infeksi. Anfeksi saluran

napas menyebabkan batuk dan sesak. *atuk dan sesak disebabkan karena

 perubahan anatomi dan penurunan fungsi fisiologis dari system respirasi.

12

Page 13: MODUL JATUH-SKENARIO 2

7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2

http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 13/34

Perubahan anatomi diantaranya peningkatan diameter trachea dan saluran napas

utama, membesarnya duktus al7eolaris, berkurangnya elastisitas penyangga

 parenchyma paru, penurunan massa jaringan massa paru, berkurangnya kekuatan

otot-otot pernapasan, dan kekakuan dinding thoraks. Sedangkan penurunan fungsi

fisiologis yaitu kekuatan otot pernapasan menurun, 7entilasi dan perfusi paru

menurun, menurun 23E, ;E3, ;@E4, meningkat 2;<3, <E4. $eadaan tersebut

dapat menyebabkan penurunan system imun sehingga mudah terkena infeksi dan

menyebabkan batuk. Sesak yang terjadi menyebabkan hipoksia sehingga aliran

oksigen ke otak menurun dan menyebabkan jatuh

&. Penyebab kedua tungkai tidak dapat digerakkan1

Pada kasus ini pasien dinyatakan jatuh terpeleset. +ekanisme trauma

Seseorang yang jatuh terpeleset kemungkinan bisa ke depan atau ke belakang. 'ika

 jatuh ke depan maka kemungkinan akan mengalami trauma capitis atau cidera

ekstremitas atas sebagai akibat menahan tubuh dengan tangan. Sedangkan jika

 jatuh ke belakang maka kemungkinan akan mengalami trauma capitis atau cidera

ekstremitas atas atau cidera tulang belakang 27ertebra4.

Pada kasus ini tidak dikeluhkan adanya trauma capitis atau cidera

ekstremitas atas, cidera yang terjadi hanya berupa tungkai yang tidak dapat

digerakkan tapi masih berasa. Ani berarti baha kemungkinan yang mengalami

gangguan adalah persarafan motorik tungkai tersebut sementara saraf sensoriknya

masih berfungsi dengan baik.

Secara anatomis tungkai 2ekstremitas baah4 dipersarafi oleh serabut saraf 

dari 7ertebra segmen lumbal dan sacral. 'adi kemungkinan besar ketika terjatuh,

 pasien tersebut mengalami trauma 7ertebra segmen lumbal-sakral yang

mengakibatkan tertekannya ramus-ramus saraf di cornu anterior atau bagian dari

kornu anterior dari segmen lumbosakral tersebut yang tertekan yang berfungsi

13

Page 14: MODUL JATUH-SKENARIO 2

7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2

http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 14/34

sebagai saraf motorik pada kedua tungkai yang mengakibatkan tungkai tidak dapat

digerakkan.8

6. Pengaruh <iayat Penyakit dan pengobatan terhadap jatuh yang dialami pasien1(. 5iabetes +ellitus

Penyakit diabetes mellitus 25+4-yang dikenal masyarakat sebagai penyakit

gula atau kencing manis-terjadi pada seseorang yang mengalami peningkatan kadar 

gula 2glukosa4 dalam darah akibat kekurangan insulin atau reseptor insulin tidak 

 berfungsi baik.5iabetes yang timbul akibat kekurangan insulin disebut 5+ tipe

atau Ansulin 5ependent 5iabetes +ellitus 2A55+4.Sedang diabetes karena insulin

tidak berfungsi dengan baik disebut 5+ tipe ! atau on-Ansulin 5ependent

5iabetes +ellitus 2A55+4.Ansulin adalah hormon yang diproduksi sel beta di

 pankreas, sebuah kelenjar yang terletak di belakang lambung, yang berfungsi

mengatur metabolisme glukosa menjadi energi serta mengubah kelebihan glukosa

menjadi glikogen yang disimpan di dalam hati dan otot.Pada penderita 5+ tipe !,

insulin yang ada tidak bekerja dengan baik karena reseptor insulin pada sel

 berkurang atau berubah struktur sehingga hanya sedikit glukosa yang berhasil

masuk sel.(kibatnya, sel mengalami kekurangan glukosa, di sisi lain glukosa

menumpuk dalam darah. $ondisi ini dalam jangka panjang akan merusak pembuluh

darah dan menimbulkan berbagai komplikasi.'ika tidak tepat ditangani, dalam

 jangka panjang penyakit diabetes bisa menimbulkan berbagai komplikasi akibat

gangguan pembuluh darah. 'ika dibiarkan tidak dikelola dengan baik, diabetes

melitus akan menyebabkan terjadinya berbagai komplikasi kronik, baik 

mikroangiopati maupun makroangiopati.

 Retinopati diabetic. 5iabetes juga dapat menimbulkan gangguan pada mata.

Dang terutama adalah retinopati diabetik.$eadaan ini, disebabkan rusaknya

 pembuluh darah yang memberi makan retina.*entuk kerusakan bisa bocor dan

keluar cairan atau darah yang membuat retina bengkak atau timbul endapan lemak 

14

Page 15: MODUL JATUH-SKENARIO 2

7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2

http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 15/34

yang disebut eksudat.Selain itu terjadi cabang-cabang abnormal pembuluh darah

yang rapuh menerjang daerah yang sehat.<etina adalah bagian mata tempat cahaya

difokuskan setelah meleati lensa mata. 3ahaya yang difokuskan akan membentuk 

 bayangan yang akan dibaa ke otak oleh saraf optik.*ila pembuluh darah mata

 bocor atau terbentuk jaringan parut di retina, bayangan yang dikirim ke otak 

menjadi kabur.Fangguan penglihatan makin berat jika cairan yang bocor 

mengumpul di fo7ea, pusat retina yang menjalankan fungsi penglihatan sentral.

(kibatnya, penglihatan kabur saat membaca, melihat obyek yang dekat serta obyek 

yang lurus di depan mata.Pembuluh darah yang rapuh bisa pecah, sehingga darah

mengaburkan 7itreus, materi jernih seperti agar-agar yang mengisi bagian tengah

mata.:al ini menyebabkan cahaya yang menembus lensa terhalang dan tidak sampai

ke retina atau mengalami distorsi.'aringan parut yang terbentuk dari pembuluh

darah yang pecah di korpus 7itreum dapat mengerut dan menarik retina, sehingga

retina lepas dari bagian belakang mata.Pembuluh darah bisa muncul di iris 2selaput

 pelangi mata4 menyebabkan glaucoma.

  europatik diabetik merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya jatuh

 pada penyakit 5+. Proses terjadinya neuropatik diabetic beraal dari hiperglikemia

yang berkepanjangan.:iperglikemi persisten menyebabkan akti7itas jalur poliol

meningkat, yaitu terjadinya akti7asi enim aldose-reduktase, yang merubah glukosa

menjadi sorbitol, yang kemudian dimetabolisme oleh sorbitol dehidrogenase

menjadi fruktosa.(kumulasi sorbitol dalam sel saraf menyebabkan keadaan

hipertonik intraselular sehingga mengakibatkan edema saraf.Peningkatan sintesis

sorbitol berakibat terhambatnya mioinositol masuk ke dalam sel saraf. Penurunan

mioinositol dan akumulasi sorbitol secara langsung menimbulkan stress osmotic

yang akan merusak mitokondria dan akan menstimulasi  protein kinase C 2P$34.

(kti7asi P$3 ini akan menekan fungsi a-$-(TP-ase, sehingga kadar a

intraselluler menjadi berlebihan yang berakibat terhambatnya mioinositol sehingga

masuk ke dalam sel saraf sehingga terjadi gangguan transduksi sinyal pada saraf.

15

Page 16: MODUL JATUH-SKENARIO 2

7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2

http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 16/34

<eaksi jalur poliol ini juga menyebabkan turunnya persediaan (P5: saraf 

yang merupakan kofaktor penting dalam metabolismeoksidatif.$arena (P5:

merupakan kofaktor untuk  glutathione dan nitric oxide synthase  2=S4,

 pengurangan kofaktor tersebut membatasi kemampuan saraf untuk mengurangi

radikal bebas dan penurunan produksi nitric oxide 2=4. 

5isamping meningkatkan akti7itas jalur poliol, hiperglikemi berkepanjangan

akan menyebabkan terbentuknya advance glycosilation end products 2(F@s4. (F@s

ini sangat toksik dan merusak semua protein tubuh termasuk sel saraf. 5engan

terbentuknya (F@s dan sorbitol, maka sintesis dan fungsi = akan menurun yang

 berakibat 7asodilatasi berkurang, aliran darah ke saraf menurun, dan bersama

rendahnya mioinositol dalam sel saraf, terjadilah edema.  

Flukosa darah yang tinggi dalam jangka aktu panjang akan menaikkan kadar 

kolesterol dan trigliserida darah. Lama-kelamaan akan terjadi aterosklerosis atau

 penyempitan pembuluh darah. Pada pembuluh darah juga terjadi penebalan tunica

media akibat proses menua. (kibatnya sering terjadi gangguan 7askularisasi otak 

yang berakibat terjadinya TA(, stroke dan dementia 7askuler. Easkularisasi yang

menurun pada daerah hipothalamus menyebabkan terjadinya gangguan saraf 

otonom, disamping mungkin sebagai akibat pengaruh berkurangnya berbagai

neurotransmitter.

*erdasarkan penjelasan tersebut diatas, berbagai kemungkinan hal dapat terjadi

mengingat baha serabut saraf perifer secara umum dibagi atas # sistem yaitu

sistem motorik, sensorik dan autonom. +anifestasi klinis 5 bergantung dari jenis

serabut saraf yang mengalami lesi. +engingat jenis serabut saraf yang terkena lesi

 bisa yang kecil atau besar, lokasi proksimal atau distal, fokal atau difus, motorik 

atau sensorik atau otonom, maka manifestasi klinis 5 jg ber7ariasi mulai

kesemutan, mati rasa, tebal, seperti tertusuk-tusuk, robek, dan sebagainya. 

*. :ipertensi

16

Page 17: MODUL JATUH-SKENARIO 2

7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2

http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 17/34

Secara umum pembuluh darah sedang sampai besar pada usia lanjut sudah

mengalami berbagai perubahan. Terjadi penebalan intima 2arterosklerosis4 atau

tunika media 2proses menua4 yang pada akhirnya akan mneyebabkan kelenturan

 pembuluh darah tepi meningkat. :al ini akan menyebabkan peningkatan tekanan

darah 2terutama tekanan darah sistolik4./,0,

Pada keadaan :ipertensi, pembuluh darah mengalami 7asodilatasi sehingga

menyebabkan 7olume darah yang beredar di seluruh tubuh menjadi berkurang. *egitu

 pula pada aliran darah ke otak, ikut berkurang karena terjadinya 7asokonstriksi

sehingga dapat terjadi sinkop kemudian sinkop tersebut dapat menyebabkan jatuh.!

(dapun beberapa pengaruh obat-obatan farmakologi terhadap 5+ dan hipertensi

sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap gejala pasien adalah1

. 5iuretik 

=bat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh

2leat kencing4 sehingga 7olume cairan ditubuh berkurang yang mengakibatkan

daya pompa jantung menjadi lebih ringan.3ontoh obat-obatan yang termasuk 

golongan diuretik adalah :idroklorotiaid. @fek samping yang sering dijumpai

adalah 1 hipokalemia dan hiponatremia 2kekurang natrium dalam darah4 yangdapat mengakibatkan gejala lemas, hiperurisemia 2peningkatan asam urat dalam

darah4 dan gangguan lainnya seperti kelemahan otot, muntah dan pusing. Pada

 penderita 5+, =bat Folongan tiaid juga dapat menyebabkan hiperglikemia

karena mengurangi sekresi insulin. /,0,#

!. Sulfonilurea

:ipoglikemia dapat terjadi pada pasien yang tidak mendapat dosis tepat, tidak 

makan cukup atau dengan gangguan fungsi hepar dan atau ginjal. $ecenderunganhipoglikemia pada orang tua disebabkan oleh mekanisme kompensasi berkurang

dan asupan makanan yang cenderung kurang. Selain itu, hipoglikemia tidak 

mudah dikenali pada oarang tua karena timbul perlahan tanpa tanda akut 2akibat

tidak ada refleks simpatis4 dan dapat menimbulkan disfungsi otak sampai koma.

17

Page 18: MODUL JATUH-SKENARIO 2

7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2

http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 18/34

Fejala susunan saraf pusat yang lain berupa 7ertigo, konfusio bingung, ataksia

dan sebagainya.

Peng"r' Pengo""n

A. Pengobatan 5iabetes +elitusSelain oleh karena proses penyakit 2patologis4, terjadinya perubahan

farmakodinamik dan farmakokinetik pada lansia terhadap obat-obatan yang

dikonsumsi di dalam tubuh penderita juga berperan penting dalam penyebab

 jatuh pada kasus ini. Perubahan-perubahan tersebut melalui beberapa

mekanisme, antara lain1 terjadi perubahan jumlah reseptor obat, perubahan

afinitas, transduksi sinyal dan perubahan target organ obat pada lansia. :al ini

mungkin bisa menjelaskan baha meskipun penderita meminum

obatantidiabetik oralnya, efek obat tersebut dalam tubuh tidak maksimal. (danya

 polifarmasi yang terjadi pada usia lanjut yang menyebabkan terjadinya interaksi

antara obat yang satu dengan yang lainnya, dapat menimbulkan

hipoglikemiahiperglikemia yang dapat memperbesar kemungkinan jatuhnya

 penderita tersebut. 

:ipoglikemia dapat terjadi pada penderita yang tidak mendapat dosis obat

antidiabetik yang tepat, tidak makan cukup atau dengan gangguan fungsi hati dan

ginjal.$ecenderungan hipoglikemia pada orang tua disebabkan oleh mekanisme

kompensasi dalam tubuh berkurang dan asupan makanan yang tidak adekuat

karena kurangnya nafsu makan yang umumnya terjadi pada orang tua.Selain itu,

hipoglikemia tidak mudah dikenali pada orang tua karena timbul perlahan-lahan

tanpa tanda akut 2akibat tidak ada refleks simpatis4 dan dapat menimbulkan

disfungsi otak sampai koma yang jika berlangsung lama dapat menyebabkan

kerusakan otak permanen. 

:ipoglikemia juga dapat terjadi akibat penurunan ekskresi dan

metabolisme klorpropamid 2salah satu obat antidiabetik oral golongan

18

Page 19: MODUL JATUH-SKENARIO 2

7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2

http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 19/34

sulfonilurea dengan aktu paruh yang lama4 pada usia lanjut karena efek 

samping dari obat antidiabetik golongan sulfonilurea adalah hipoglikemia. =leh

karena itu, pasien pada skenario kemungkinan terjatuh akibat hipoglikemi setelah

mengkonsumsi obat antidiabetik oral tersebut sebagaimana telah dijelaskan di

atas. 

*. Pengobatan :ipertensi

.(nti (drenergik 

+erupakan obat penghambat saraf adrenergic ialah obat yang mengurangi

respon sel efektor terhadap perangsangan saraf adrenergic, obat ini bekerja padaujung saraf adrenergik, mengganggu pelepasan dan atau penyimpanan

norepinefrin.

a. (lfa *loker 

@fek samping 1

;enomena dosis pertama, yakni hipotensi postural hebat dan sinkope yang

terjadi #0-/0 menit setelah pemberian dosis pertama. :al ini disebabkan oleh

 penurunan tekanan yang cepat pada saat berdiri tanpa adanya kompensasi

takikardi dan ini terjadi juga pada saat peningkatan dosis yang terlalu cepat.@fek 

samping yang paling sering yakni, pusing 2hipotensi postural4, sakit kepala,

ngantuk, mual, edema perifer, palpitasi.

 b. *eta *loker 

@fek samping 1

+enghambat glikogenolisis dan menghilangkan takikardi yang menandai

hipoglikemia, jadi dapat memperberat dan memperpanjang periode hipoglikemia

akibat insulin pada pasien 5+.

19

Page 20: MODUL JATUH-SKENARIO 2

7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2

http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 20/34

!. Easodiltor seperti Prostaglandin, atrium itropusid

#. 3alsium 3hanel *loker 

%. Penghambat Sistem <enin (ngiotensin G (3@ Anhibitor./,0,

.Pendekatan 5iagnostik1

Setiap penderita lansia jatuh, harus dilakukan pemeriksaan seperti dibaah ini1

. <iayat Penyakit 2 'atuh 4

(namnesis dilakukan baik terhadap penderita ataupun saksi mata jatuh atau

keluarganya. (namnesis ini meliputi 1

a. Seputar jatuh 1 mencari penyebab jatuh misalnya terpeleset, tersandung,

 berjalan, perubahan posisi badan, aktu mau berdiri dari jongkok, sedang

makan, sedang buang air kecil atau besar, sedang batuk atau bersin, sedang

menoleh tiba H tiba atau akti7itas lain b. Fejala yang menyertai 1 nyeri dada, berdebar H debar, nyeri kepala tiba-tiba,

7ertigo, pingsan, lemas, konfusio, inkontinens, sesak nafas.

c. $ondisi komorbid yang rele7an 1 pernah stroke, Parkinsonism, osteoporosis,

sering kejang, penyakit jantung, rematik, depresi, defisit sensorik.

d. <e7ie obat H obatan yang diminum 1 antihipertensi, diuretik, autonomik 

 bloker, antidepresan, hipnotik, anIiolitik, analgetik, psikotropik.e. <e7ie keadaan lingkungan 1 tempat jatuh, rumah maupun tempat H tempat

kegiatannya.!. Pemeriksaan ;isik

a. Tanda 7ital 1 nadi, tensi, respirasi, suhu badan 2panashipotermi4

 b. $epala dan leher 1 penurunan 7isus, penurunan pendengaran, nistagmus,

gerakan yang menginduksi ketidakseimbangan, bisingc. 'antung 1 aritmia, kelainan katup

d. eurologi 1 perubahan status mental, defisit fokal, neuropati perifer,

kelemahan otot, instabilitas, kekakuan, tremor.

e. +uskuloskeletal 1 perubahan sendi, pembatasan gerak sendi problem kaki

2podiatrik4, deformitas.

20

Page 21: MODUL JATUH-SKENARIO 2

7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2

http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 21/34

#. (ssesmen ;ungsional

5ilakukan obser7asi atau pencarian terhadap 1

a. ;ungsi gait dan keseimbangan 1 obser7asi pasien ketika dari bangku langsung

duduk dikursi, ketika berjalan, ketika membelok atau berputar badan, ketika

mau duduk dibaah.

 b. +obilitas 1 dapat berjalan sendiri tanpa bantuan, menggunakan alat bantu,

memakai kursi roda atau dibantu

c. (ktifitas kehidupan sehari H hari 1 mandi, berpakaian, bepergian, kontinens.

Secara singkat, langkah menuju diagnosa bisa diringkas dalam % langkah1

. 5iskusikan dengan pasien, keluhan yang berhubungan dengan fungsi

mobilitas pasien

!. =bser7asi gaya berjalan dengan atau tanpa alat bantu jalan

#. ilai semua komponen sistem lokomotor pasien

%. =bser7asi sekali lagi dengan pengetahuan yang kita dapat dari keluhan

 pasien%

.Penatalaksanaan pada pasien di skenario1

a. Penatalaksanaan secara umum

*iaya yang harus dikeluarkan akibat jatuh ternyata cukup besar, baik 

dalam konotasi fisik, maupun trauma psikologi, hilangnya kemandirian atau

 bahkan kematian. =leh karena itu, amat diperlukan berbagai strategi untuk 

mengatasi dan mencegah jatuh pada orang berusia lanjut.

Prinsip dasar tatalaksana usia lanjut dengan masalah instabilitas dan

riayat jatuh adalah mengkaji dan mengobati trauma fisik akibat jatuh, mengobati

 berbagai kondisi yang mendasari jatuh, memberikan terapi fisik dan pelatihan

 berupa cara berjalan, penguatan otot, alat bantu, sepatu atau sandal yang sesuai,

mengubah lingkungan agar lebih aman seperti pencahayaan yang cukup,

 pegangan, lantai yang tidak licin, dan sebagainya.

21

Page 22: MODUL JATUH-SKENARIO 2

7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2

http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 22/34

Latihan fisik 2penguatan otot, fleksibilitas sendi, dan keseimbangan4,

latihan Thai 3hi, adaptasi perilaku 2bangu dari duduk perlahan-lahan,

menggunakan pegangan atau prabot untuk keseimbangan dan teknik bangun

setelah jatuh4 perlu dilakukan untuk mencegah morbiditas akibat jatuh berikutnya.

Perubahan lingkungan acapkali penting dilakukan dilakukan untuk 

mencegah jatuh berulang. Lingkungan tempat orang usia lanjut tinggal seringkali

tidak aman sehingga upaya perbaikan perlu dilakukan untuk memperbaiki

keamanan mereka agar kejadian jatuh dapat dihindari.&

 b. Penatalaksanaan berdasarkan skala prioritasSesak Suspect Pneumoni

Pengobatan ASP(pneumoni dilakukan dengan pemberian kemoterapi dan

 pengobatan umum 2oksigen, terapi hidrasi, dan fisioterapi4. $emoterapi merupakan

kunci utama pengobatan pneumoni. Tujuannya ialah untuk membasmi kuman

 penyebab pneumoni. Pemberian kemoterapi harus berdasarkan petunjuk penemuan

kuman apa yang menjadi penyebab infeksinya 2hasil kultur sputum dan tes

sensiti7itas kuman terhadap antibiotik4. *erhubung satu dan hal lain, misalnya 1

 penyakit penderita sangat serius dan perlu pengobatan segera, kuman penyebab

infeksi belum dapat diketahui pasti menjelang terapi, sehingga antibiotik 

 pemberiannya dilakukan secara empirik. Pengobatan ini harus didasarkan atas

diagnosis mikrobiologi empirik. 5engan cara ini diagnosis yang dibuat diharapkan

dapat menunjukkan spektrum kuman penyebabnya, sehingga (* yang tepat dan

rasional dapat dipilih dan hasilnya dapat diandalkan.

*ila penyakitnya ringan atau sedang, (* diberikan secara oral, sedangkan bila

 berat diberikan secara parenteral. Pengobatan umumnya diberikan selama -0 hari

 pada kasus tanpa komplikasi atau (* diteruskan sampai # hari bebas panas. (pabila

terdapat penurunan fungsi ginjal akibat proses penuaan, maka harus diingat

kemungkinan penggunaan (* tertentu perlu penyesuaian dosis.

22

Page 23: MODUL JATUH-SKENARIO 2

7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2

http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 23/34

:idrasi penderita harus diperhatikan. Pada keadaan penyakit yang ringan rehidrasi

dapat dilakukan secara oral, sedangkan pada penyakit yang berat, rehidrasi dilakukan

secara parenteral, menggunakan larutan elektrolit.

Pada pneumoni usia lanjut, fisioterapi harus diberikan. Penderita perlu tirah baring

dan posisi penderita perlu diubah-ubah untuk menghindari timbulnya pneumoni

hipostatik, kelemahan dan dekubitus.

;raktur

• Tindakan terhadap fraktur 1

(pakah penderita memerlukan tindakan operatif, ataukah oleh karena suatu sebab

tidak bisa dioperasi dan hanya akan dilakukan tindakan kon7ensional. Cntuk itu

diperlukan kerjasama yang erat dengan bagian ortopedi. 5engan makin

meningkatnya populasi usia lanjut dan dengan sendirinya kasus fraktur, dalam

disiplin ilmu bedah timbul suatu subdisiplin orto-geriatri

•Tindakan terhadap jatuh

+engapa penderita sampai jatuh, apa penyebabnya, bagaimana agar tidak terjatuh

yang berulang dan lain sebagainya.

• Tindakan terhadap kerapuhan tulang

(pa penyebabnya, bagaimana memperkuat kerapuhan tulang yang sudah terjadi.

Tindakan terhadap hal ini biasanya tidak bisa mengembalikan tulang seperti

semula, tetapi bisa membantu mengurangi nyeri dan mempercepat penyembuhan

fraktur • $eperaatan dan rehabilitasi saat penderita immobile

Pencegahan komplikasi imobilitas 2infeksi, dekubitus, confusio4, upaya agar 

 penderita secepat mungkin bisa mandiri lagi.

23

Page 24: MODUL JATUH-SKENARIO 2

7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2

http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 24/34

$atarak 

=bat H obat katarak  berupa obat tetes mata, 7itamin atau anti oksidan hanya

menghambat proses bertambah matangnya katarak, tetapi tidak dapat mengurangi

atau menghilangkan katarak. =persi katarak dilakukan jika penglihatan sudah

mengganggu pasien, tidak harus menunggu sampai katarak matang. $atarak tidak 

dapat diatasi dengan laser, akan tetapi harus dengan pembedahan untuk mengeluarkan

lensa yang keruh tersebut, kemudian diganti dengan lensa tanam buatan. =perasi

katarak dapat dilakukan dengan mikroskop dan mesin fakoemulsifikasi, yang

memafaatkan getaran ultrasonik untuk menghancurkan katarak. Tindakan laser dapat

digunakan setelah operasi katarak, apabila kapsul lensa mengalami kekeruhan.

Pemilihan teknik operasi ini tergantung kekerasan lensa mata. Setelah lensa

katarak diambil, penderita hanya dapat menghitung jari pada jarak meter, kecuali

 penderita diganti lensanya.

Penggantian lensa ada dua cara yaitu1

• Penderita setelah dioperasi diberi kacamata atau lensa kontak positif kurang

lebih 0 dioptri.

• Penderita dipasang lensa tanam bersamaan aktu dilakukan operasi,

keuntungannya adalah penderita setelah operasi penderita langsung dapat

melihat jelas, tidak perlu memakai kacamata sangat tebal, lapang pandang

 penderita tetap luas dan distorsi sinar dapat dihilangkan

5iabetes +elitus

Langkah A1 +enentukan tujuan pelaksanaan, yaitu1

. +empertahankan kesehatan badan dan kualitas hidup

!. +eniadakan hiperglikemi dan gejalanya

#. +engkaji dan menerapi penyakit komorbid seperti hipertensi, penyakit

kardio7askuler, (lheimer, dan lain-lain

24

Page 25: MODUL JATUH-SKENARIO 2

7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2

http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 25/34

%. +eniadakan efek samping obat terutama hipoglikemi

&. +embuat berat badan menjadi ideal

6. +encegah kalau mungkin dan menerapi komplikasi. +engenali disabilitas dan mengurangi hendaya sosial yang terjadi

Langkah AA1 +elakukan assesement untuk mengetahui kapasitas penderita

 baik fisik, psikologis, fungsional, lingkungan, sosial dan ekonomi.

Pemeriksaan mulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik, psikologis, fungsional,

 pemeriksaan penunjang sebaiknya dilakukan oleh suatu tim multidisiplin yang

 bekerja secara interdisiplin dan terpadu.

Langkah AAA1 +elakukan terapi dan rehabilitasi pada penderita 5+ usia lanjut.

Target yang ingin dicapai tetap dama dengan usia deasa muda yaitu :b(c

JB, dan ini sangat sulit pada lansia karena terdapat berbagai macam kendala

seperti1

- (danya berbagai penurunan fungsi organ karena proses menua

- (danya penyakit komorbid

- Penuruan kapasitas fungsional yang menyebabkan penurunan aktifitas

fisik 

- Penurunan fungsi kognitif penderita   meningkatnya resiko

hipoglikemi- (danya polifarmasi  meningkatkan efek samping dan interaksi obat

lain dengan obat-obat antihiperglikemik Pilihan utama terapi diabetes pada lansia adalah terapi tanpa ibat atau

sering disebut sebagai perubahan gaya hidup yang meliputi1

5iet

5iberikan diet dengan jumlah kalori sesuai *+A, dengan pembatasan sesuai

 penyakit komorbid atau faktor resiko atherosklerosis lain yang ada. $omposisi

normal biasanya 60-6&B karbohidrat komplek, !0B protein dan &-!0B lemak.

5isamping itu juga diberikan suplemen dan 7itamin (, 3, * komplek, @, 3a,

selenium, inc dan besi.

Cntuk hasil yang baik pada terapi diet ini perlu perhatian khusus pemberian

makanan pada lansia dengan diabetes1

25

Page 26: MODUL JATUH-SKENARIO 2

7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2

http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 26/34

(kses terhadap makanan1

- 5isabilitas fungsional

o $eterampilan menyapkan makanan yang kurangjelek o 5ukungan formal maupun informal yang buruk untuk 

mendapatkan makanan

- Sumber daya keuangan yang terbatas

- (supan makanan1

o (presiasi terhadap bau dan rasa yang menurun

o Figi yang buruk dan atau Ierostomia

- $ebiasaan makan yang sudah berakar - $esukaan atas makanan masa lalu atau masakan tradisional

;ungsi kognitif yang menurun

=lahraga

5isesuaikan dengan kapasitas fungsionalnya. *ila masih bisa berjalan disuruh

 berjalan, bila hanya bisa duduk olahraga dengan duduk. (pabila tidak dapat, bisa

dilakukan dengan gerakan atau latihan pasif di tempat tidur. Prinsip terapi olahraga

adalah dengan memperbaiki aktifitas fisik, menurunkan kadar gula darah, mencegah

terjadinya imobilitas yang mempercepat munculnya kompliasi makro7askuler 

diabetes.

(pabila dengan terapi tanpa obat di atas gula darah atau :b(c belum turun

atau terkendali, sesuai dengan target makan diberikan terapi dengan obat

antihiperglikemik.

 

=bat

Terutama obat untuk menurunkan gula darah harus dipilih yang bekerja

 pendek, mempertimbangkan kapasitas ginjal, hepar dan saluran cerna agar tidak 

terjadi efek samping. Patut juga diperhatikan status sosial ekonomi penderita dalam

memilih obat mengingat obat ini biasanya dipakai dalam jangka aktu lama bahkan

dapat seumur hidup. =bat yang dipilih apakah obat anti diabetik oral atau insulin

26

Page 27: MODUL JATUH-SKENARIO 2

7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2

http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 27/34

disesuaikan dengan klisifikasi 5+nya dan keadaan klinisnya seperti penyakit

komorbid atau *+A nya.

Cntuk penderita diabetes lansia gemuk, obat hiperglikemik oral yang dipilih

adalah inhibitor alfa Flukosidase 2acarbose4, biguanide atau thiaolidinedione, karena

obat-obat ini selain menurunkan kadar gula darah juga dapat menuurnkan berat

 badan, tetapi bila terdapat ganguan fungsi hati atau ginjal baik biguanide atau

thiaolodinedione tidak boleh dipakai. Sebaliknya penderita yang kurus sebaiknya

dipilih terapi dengan insulin karena dapat menungkatkan berat badan. Sulfoniuria dan

non sulfoniuria insulin secretagoue 2repaglinidenateglinide4 lebih tepat dipilih untuk 

 penderita dengan berat badan normal.

Andikasi penggunaan insulin pada penderita diabetes antara lain1 5+ tipe ,

5+ tipe ! yang tidak bisa dikontol dengan obat oral, 5+ tipe ! dengan penyakit akut

 berulang dan berhubungan dengan hiperglikemi, 5+ tipe ! dengan penyakit

komorbid yang merupakan kontraindikasi =:=, 5+ tipe ! dengan operasi yang lama

2prepascaoperatif4, 5+ tipe ! dengan malnutrisikurus dan malaise berat, koma

diabetik 2ketoasidosis diabetik, hiperosmolar nonketotik dan asidosis laktat4 dan

 perempuan hamil.

Penatalaksanaan 5+ pada lanjut usia tidak akan berhasil bila tidak melakukan

langkah beriuktnya setelah diet, olahraga dan obat, yaitu melakukan edukasi, e7aluasi

dan rehabilitasi pada penderita.

@dukasi1 memberikan penjelasan mengania 5+ dan komplikasi yang akan terjadi

sampai kepada apa yang mesti dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh

 penderita dan keluarganya. Pada edukasi perlu dibuat komitmen antara dokter,

 penderita dan keluarganya mengenai tujuan akhir terapi yang diberikan, bukan hanya

sekedar mengontrol gula darah tetapi juga mencegah komplikasi dengan

mengeliminir semua faktor resiko atherosclerosis yang dimiliki oleh penderita dan

sekaligus menerapi komorbid yang ada.

@7aluasi1 e7aluasi harus dilakukan secara berkesinambungan terutama untuk1

e7aluasi status fungsional penderita, harapan hidup, support social dan financial serta

27

Page 28: MODUL JATUH-SKENARIO 2

7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2

http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 28/34

hasrat kemauan lansia itu sendiri untuk berobat. *ila tidak memperhatikan hal-hal

tersebut biasanya akan terjadi kegagalan terapi atau kebosanan penderita diabetes

untuk terus berobat.

<ehabilitasi1 sangat penting dilakukan dengan program indi7idual untuk tiap

 penderita, tergantung kepada kapasitas fungsional penderita, komplikasi 5+ dan

 penyakit komorbid yang diderita. Pada prinsipnya rehabilitasi harus dilakukan

secepatnya tidak perlu menunggu kondisi pasien stabil, tetapi harus sesuai dengan

keadaan penderita saat itu.

:ipertensi

Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas

akibat komplikasi kardio7askuler yang berhubungan dengan pencapaian dan

 pemeliharaan tekanan darah di baah %0/0 mm:g. Prinsip pengelolaan penyakit

hipertensi meliputi 1

- Terapi tanpa =bat

Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan

sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini

meliputi 1

- 5iet

5iet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah 1

<estriksi garam secara moderat dari 0 grhr menjadi & grhr 

5iet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh

- Penurunan berat badan

- Penurunan asupan etanol

- +enghentikan merokok

- Latihan ;isik 

Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan

untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip

yaitu 1

28

Page 29: MODUL JATUH-SKENARIO 2

7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2

http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 29/34

+acam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang

dan lain-lain

Antensitas olah raga yang baik antara 60-80 B dari kapasitas aerobik atau !-

8 B dari denyut nadi maksimal yang disebut ona latihan. Lamanya latihan berkisar 

antara !0 H !& menit berada dalam ona latihan ;rekuensi latihan sebaiknya # I

 perminggu dan paling baik & I perminggu

- @dukasi Psikologis

Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi 1

- Tehnik *iofeedback 

*iofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan padasubyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek 

dianggap tidak normal. Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk 

mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk 

gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.

- Tehnik relaksasi

<elaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi

ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat

 belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks

- Pendidikan $esehatan 2 Penyuluhan 4Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien

tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat

mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

- Terapi dengan =bat

Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja

tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar 

 penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu

dilakukan seumur hidup penderita.

Pengobatan standar yang dianjurkan oleh $omite 5okter (hli :ipertensi

2 '=AT (TA=(L 3=++ATT@@ = 5@T@3TA=, @E(LC(TA= (5

T<@(T+@T =; :AF: *L==5 P<@SSC<@, CS(, /88 4 menyimpulkan baha

obat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat (3@ dapat

29

Page 30: MODUL JATUH-SKENARIO 2

7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2

http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 30/34

digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita

dan penyakit lain yang ada pada penderita. Pengobatannya meliputi

 Step 1 =bat pilihan pertama 1 diuretika, beta blocker, 3a antagonis, (3@ inhibitor 

Step !1 (lternatif yang bisa diberikan 15osis obat pertama dinaikkan. 5iganti jenis

lain dari obat pilihan pertama.5itambah obat ke H! jenis lain, dapat berupa diuretika ,

 betablocker,3a-antagonis,(lpa-blocker, clonidin, reserphin, 7asodilator 

Step # 1 (lternatif yang bisa ditempuh obat ke-! diganti dengan obat ke-# jenis lain

Step % 1 (lternatif pemberian obat ditambah obat ke-# dan ke-%. <e-e7aluasi dan

konsultasi follo up untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan

interaksi dan komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan 2 peraat,

dokter 4 dengan cara pemberian pendidikan kesehatan.6

. (dapun komplikasi yang memungkinkan dapat terjadi pada pasien di scenario

yakni1

'atuh dapat mengakibatkan berbagai jenis cedera, kerusakan fisik dan

 psikologis. $erusakan fisik yang paling ditakuti dari kejadian jatuh adalah patah

tulang panggul. 'enis fraktur lain yang sering terjadi akibat jatuh adalah fraktur 

 pergelangan tangan, lengan atas dan pel7is serta kerusakan jaringan lunak.

5ampak psikologis adalah alaupun cedera fisik tidak terjadi, syok setelah

 jatuh dan rasa takut akan jatuh lagi dapat memiliki banyak konsekuensi termasuk 

ansietas, hilangnya rasa percaya diri, penbatasan dalam akti7itas sehari-hari, falafobia

atau fobia jatuh.

$omplikasi-komplikasi jatuh adalah 1

a. Perlukaan

30

Page 31: MODUL JATUH-SKENARIO 2

7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2

http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 31/34

+engakibatkan rusaknya jaringan lunak yang terasa sangat sakit berupa robek atau

tertariknya jaringan otot, robeknya arteri7ena, patah tulang atau fraktur misalnya

fraktur pel7is, femur, humerus, lengan baah, tungkai atas.5isabilitas

 b. 5isabilitas mengakibatkan penurunan mobilitas yang berhubungan dengan

 perlukaan fisik dan penurunan mobilitas akibat jatuh yaitu kehilangan

kepercayaan diri dan pembatasan gerak.

c. eurologis

kelemahan otot , gangguan saraf perifer 2terutama sensasi posisi 4 dan adanya

gangguan keseimbangan dan cara berjalan

. +ati

 

0. (dapun usaha pencegahan yang dapat dilakukan antara lain1

Csaha pencegahan merupakan langkah yang harus dilakukan karena bila

sudah terjadi jatuh pasti terjadi komplikasi, meskipun ringan tetap memberatkan.

(da # usaha pokok untuk pencegahan ini, antara lain1

. Adentifikasi faktor resiko

Pada setiap lansia perlu dilakukan pemeriksaan untuk mencari adanya

faktor intrinsik resiko jatuh, perlu dilakukan assesmen keadaan sensorik,

neurologik, muskuloskeletal dan penyakit sistemik yang sering

mendasarimenyebabkan jatuh.

$eadaan lingkungan rumah yang berbahaya dan dapat menyebabkan jatuh

harus dihilangkan. Penerangan rumah hartus cukup tapi tidak menyilaukan. Lantai

rumah datar, tidak licin, bersih dari benda-benda kecil yang susah dilihat.

Peralatan rumah tangga yang sudah tidak aman 2lapuk, dapat bergeser sendiri4

sebaiknya diganti, peralatan rumah ini sebaikknya diletakkan sedemikian rupa

sehingga tidak mengganggu jalantempat aktifitas lansia. $amar mandi dibuat

tidak licin, sebaiknya diberi pegangan pada dindingnya, pintu yang mudah dibuka.

93 sebaiknya dengan kloset duduk dan diberi pegangan di dinding.

.Penilaian keseimbangan dan gaya berjalan

31

Page 32: MODUL JATUH-SKENARIO 2

7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2

http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 32/34

Setiap lansia harus die7aluasi bagaimana keseimabangan badannya dalam

melakukan gerakan pindah tempat, pindah posisi. Penilaian postural sway sangat

diperlukan untuk mencegah terjadinya jatuh pada lansia. *ila goyangan badan

 pada saat berjalan sangat beresiko jatuh, maka diperlukan bantuan latihan oleh

rehabilitasi medik. Penilaian gaya berjalan2gait4 juga harus dilakukan dengan

cermat, apakah penderita menapakkan kakinya dengan baik, tidak mudah goyah,

apakah penderita mengangkat kaki dengan benar pada saat berjalan, apakah

kekuatan otot ekstremitas baah penderita cukup untuk berjalan tanpa bantuan.

$esemuanya itu harus dikoreksi bila terdapat kelainanpenurunan.

#. +engaturmengatasi fakor situsional

;aktor situasional yang bersifat serangan akuteksaserbasi akut penyakit

yang diderita lansia secara periodik. ;aktor situasional bahaya lingkungan dapat

dicegah dengan mengusahakan perbaikan lingkungan seperti tersebut diatas.

;aktor situasional yang berupa aktifitas fisik dapat diatasi sesuai dengan kondisi

kesehatan penderita. Perlu diberitahukan pada penderita akti7itas fisik seberapa

 jauh yang aman bagi penderita, akti7itas tersebut tidak boleh melampaui batasan

yang diperbolehkan baginya sesuai hasil pemeriksaan kondisi fisik. *ila lansia

sehat dan tidak ada batasan aktifitas fisik, maka dianjurkan lansia tidak melakukan

aktifitas fisik yang sangat melelahkan atau beresiko tinggi untuk terjadinya jatuh.8

5(;T(< PCST($(

. . Stanley, +ickey, and Patricia Fauntlett *eare.!006. Buku Ajar 

 Keperawatan erontik , ed !.'akarta1@F3

32

Page 33: MODUL JATUH-SKENARIO 2

7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2

http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 33/34

!. +iller, 3arol (.///.!ursing Care o" #lder Adults$ Theory and 

 %ractice.Philadepia1 Lippincott

#. Toni Setiabudhi dan :ardiinoto.///. %anduan erontologi Tinjauan dari

 Berbagai Aspek .'akarta1Framedia Pustaka Ctama

%. Tamher dan oorkasiani.!00/. Kesehatan &sia 'anjut dengan %endekatan

 Asuhan Keperawatan.'akarta1 Salemba +edika

&. : Slamet Suyono, SpP5,$@. Prof. 5r. !00. Buku Ajar (l)u %enyakit *ala)

 jilid (( . 'akarta 1 *alai Penerbit ;$CA.6. 9ahab, abdul, hadi martono. !0. eriatri (l)u Kesehatan &sia 'anjut.

'akarta 1 *alai Penerbit ;$CA

.   *oedhi, 5armojo, <. !00/.  Buku Ajar eriatri + (l)u Kesehatan &sia 'anjut, edisi ke-. 'akarta 1 *alai Penerbit ;$CA.

8. *oedhi, 5armojo, <. !00%. *uku (jar Feriatri 2 Almu $esehatan Csia Lanjut 4

edisi ke-#. 'akarta 1 *alai Penerbit ;$CA.

/. Setiaati, Siti. *uku (jar Almu Penyakit 5alam jilid A @disi E. 'akarta1 Anterna

Publishing. !00:al. 86/-80

0. 5armojo <. *oedhi, +artono :. :adi, editor.  Buku Ajar eriatri  @disi

keempat. 'akarta1 *alai Penerbit ;$CA> !0

. Setiaati, Siti. *uku ajar ilmu penyakit dalam jilid AAA edisi E. 'akarta1 interna

 publishing. !00> :al. /%8

!. Suyono, Slamet.  Buku Ajar (l)u %enyakit *ala) /ilid ((( 0d. 1. !00/.

'akarta1 AnternaPublishing

#. Fallo,'oseph.//8.*uku Saku Ferontologi.'akarta1*uku $edokteran @F3%. Sudoyono (ru 9,dkk. !00/. *uku Almu Penyakit 5alam 'ilid A edisi kelima.

:al 8!.

&. +artono, :adi., Pranaka, $ris. *uku ajar *oedhi-5armojo1 Feriatri 2Almu

$esehatan Csia Lanjut4. @disi &. ;$ CA. :al1 8/-/

6. 5armojo *oedhi <.: :adi +artono, @d. *uku (jar Feriatri @disi ke-%.

'akarta1 ;$CA, !00/> %-/

. *uku Almu Penyakit 5alam 'ilid .edisi 7 .hal 8/

33

Page 34: MODUL JATUH-SKENARIO 2

7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2

http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 34/34

8. +artono, :adi., Pranaka, $ris. *uku ajar *oedhi-5armojo1 Feriatri 2Almu

$esehatan Csia Lanjut4. @disi &. ;$ CA. :al1 -#