MODUL ETIKA PROFESI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI · Teknologi informasi bermakna...

56
i MODUL ETIKA PROFESI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI STMIK NUSA MANDIRI JAKARTA 2020

Transcript of MODUL ETIKA PROFESI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI · Teknologi informasi bermakna...

  • i

    MODUL

    ETIKA PROFESI

    TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

    PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

    STMIK NUSA MANDIRI

    JAKARTA

    2020

  • ii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

    rahmat dan karunia-Nya, sehingga Modul Etika Profesi Teknologi dan Komunikasi Tahun 2020

    ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Modul ini disusun sebagai pertanggungjawaban

    terhadap Pengampuh matakuliah yang akan digunakan untuk proses belajar mengajar. Kami

    menyadari bahwa keberhasilan dalam pembuatan modul yang kami lakukan bukanlah

    keberhasilan individu ataupun kelompok, untuk itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-

    besarnya kepada:

    1. Allah SWT, yang telah memberikan kekuatan dan lindungan-Nya.

    2. Ketua STMIK Nusa Mandiri beserta jajarannya.

    3. Ketua Program Studi Sistem Informasi STMIK Nusa Mandiri.

    5. Staff Program Studi Sistem Informasi STMIK Nusa Mandiri.

    Jakarta, Januari 2020

    Eka Rini Yulia

  • iii

    DAFTAR ISI

    Cover ………………………………………………………………………………..i

    Kata Pengantar……………………………………………………………………………ii

    Daftar Isi………………………………………………………………………………….iii

    Tinjauan Umum Etika…………………………………………………………………….1

    Etika Profesi………………………………………………………………………………15

    Prefesional Kerja Bidang IT ……………………………………………………………...32

    Cyber Crime ………………………………………………………………………………38

    Kebijakan Hukum Cyber Crime……………………………………………………………47

    Daftar Pustaka ……………………………………………………………………………..53

  • 1

    TINJAUAN UMUM ETIKA

    A. Pengertian Etika

    Etika (ethic) bermakna sekumpulan azaz atau nilai yang berkenaan dengan akhlak,

    tata cara (adat, sopan santun) mengenai benar dan salah tentang hak dan kewajiban yang

    dianut oleh suatu golongan atau masyarakat.TIK dalam konteks yang lebih luas,

    merangkum semua aspek yang berhubungan dengan mesin (komputer dan telekomunikasi)

    dan teknik yang digunakan untuk menangkap (mengumpulkan), menyimpan,

    memanipulasi, menghantarkan, dan menampilkansuatu bentuk informasi. Komputer yang

    mengendalikan semua bentuk ide dan informasi memainkan peranan penting dalam

    pengumpulan, pemprosesan, penyimpanan dan penyebaran informasi suara, gambar, teks,

    dan angka yang berasaskan mikroelektronik. Teknologi informasi bermakna

    menggabungkan bidang teknologi seperti komputer, telekomunikasi dan elektronik dan

    bidang informasi seperti data, fakta, dan proses.

    Dengan demikian, etika TIK dapat disimpulkan sebagai sekumpulan azaz atau nilai

    yang berkenaan dengan akhlak, tata cara, (adat, sopan santun) nilai mengenai benar dan

    salah, hak dan kewajiban tentang TIK yang dianut oleh suatu golongan atau masyarakat

    dalam pendidikan.

    Untuk menerapkan etika TIK, diperlukan terlebih dahulu mengenal dan memaknai

    prinsip yang terkandung di dalam TIK di antaranya adalah :

  • 2

    1. Tujuan teknologi informasi memberikan bantuan kepada manusia untuk

    menyelesaikan masalah, menghasilkan kreativitas, membuat manusia lebih

    berkarya jika tanpa menggunakan teknologi informasi dalam aktivitasnya.

    2. Prinsip High-tech-high-touch: jangan memiliki ketergantungan kepada teknologi

    tercanggih tetapi lebih penting adalah meningkatkan kemampuan aspek “high

    touch” yaitu “manusia”.

    3. Sesuaikan teknologi informasi kepada manusia : seharusnya teknologi informasi

    dapat mendukung segala aktivitas manusia buka sebaliknya manusia yang harus

    menyuesuaikan kepada teknologi informasi.

    B. Pengertian Moral

    Moral merupakan istilah manusia mengacu pada langkah-langkah manusia atau lainnya

    yang memiliki nilai positif. Manusia yang tidak memiliki apa yang disebut moral yang

    amoral dan tidak bermoral berarti ia tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya.

    Jadi moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Apa hal yang berkaitan

    dengan proses sosialisasi moral yang eksplisit dari individu tanpa orang yang bermoral

    tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral saat ini memiliki nilai implisit karena

    banyak orang yang memiliki sikap moral atau tidak bermoral dari sudut pandang yang

    sempit.

    Sifat moral yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus memiliki moral yang jika

    ia ingin dihormati oleh orang lain. Moral adalah untuk nilai-absolutan dalam masyarakat

    secara keseluruhan. Ukuran penilaian budaya moral yang setempat. Moral adalah suatu

    tindakan / perilaku / ucapan seseorang dalam interaksinya dengan manusia.

    https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-dan-sifat-kebudayaan-terlengkap/

  • 3

    Jika orang tersebut melakukannya sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat dan

    masyarakat dapat diterima dan menyenangkan, maka orang tersebut dianggap memiliki

    moral yang baik, dan sebaliknya. Moral merupakan produk budaya dan agama. Setiap

    budaya memiliki standar moral yang bervariasi sesuai dengan sistem nilai yang berlaku

    dan telah terbangun lama.

    Pengertian Moral Menurut Para Ahli

    1. Menurut Sonny Keraf

    Moral adalahsegala sesuatu yang dapat digunakan sebagai dasar guna menilai

    perbuatan seseorang yang dirasakan baik atau buruk di dalam sebuah masyarakat.

    2. Menurut Maria J. Wantah

    MOral ialah sesuatu yang bersangkutan dengan keterampilan dalam menentukkan

    benar atau salah serta baik atau buruknya sebuah perilaku pada diri seseorang.

    3. Menurut Russel Swanburg

    Moral merupakan semua pengakuan dari pemikiran yang bersangkutan dengan

    keantusiasan seseorang dalam bekerja dimana urusan tersebut dapat memicu perilaku

    seseorang tersebut.

    4. Menurut Elizabeth B. Hurlock

    Moral yaitu suatu kebiasaan, tata cara, dan adat dari suatu ketentuan perilaku yang

    sudah menjadi kebiasaan untuk anggota suatu kebiasaan dalam masyarkat.

    5. Menurut Maria Assumpta

    Moral yakni sejumlah aturan aturan (rule) tentang sikap (attitude) dan perilaku insan

    (human behavior) sebagai manusia.

  • 4

    6. Menurut Wikipedia

    Moral adalahsalah satu pesan yang di ucapkan atau latihan yang dapat di petik dari

    cerita atau peristiwa.

    7. Menurut Wijaya

    Moral yakni sebuah doktrin baik dan buruk tentang tindakan atau kelakuan (akhlak).

    8. Menurut Al-Ghazali

    Moral atau akhlak merupakan suatu perangai, watak, atau tabiat yang menetap

    powerful dalam jiwa insan dan adalahsumber timbulnya perbuatan tertentu secara

    gampang dan ringan.

    9. Menurut Imam Sukardi

    MOral adalahsuatu karakter yang dicirikan sebagai sesuatu yang baik dalam

    masyarakat melewati nilai-nilai yang diterapkan bersama.

    10. Menurut KBBI

    Moral ialah

    a. Ajaran mengenai baik buruk yang diterima umum tentang perbuatan, sikap dan

    keharusan serta akhlak, budi pekerti dan susila.

    b. Suatu situasi mental yang menciptakan orang tetap berani, bersemangat, bergairah,

    berdisiplin, isi hati atau suasana perasaan sebagaimana terungkap dalam perbuatan.

    c. Segala doktrin kesusilaan yang bisa ditarik dari sebuah cerita.

    11. Menurut Gunarsa

    Moral adalahseperangkat dari nilai-nilai sekian banyak perilaku yang mesti dipatuhi.

  • 5

    12. Menurut Wiwit Wahyuning

    Moral yaitu saat seseorang berkata tentang nilai moral pada lazimnya akan tersiar

    sebagai sikap dan tindakan setiap inividu terhadap kehidupan orang lain.

    13. Menurut Wantah

    Moral adalah sesuatu yang berkaitan atau ada hubungannya dengan kemampuan

    menentukan benar salah dan baik buruknya tingkah laku.

    Teori Perkembangan Moral

    a. Piaget mengembangngkan teori perkembangan moral remaja dengan melakukan

    pengamatan dan wawancara secara ekstensif melalui anak – anak bermain kelereng

    berusia 4 hingga 12 tahun untuk mempelajari mengenai bagaimana mereka

    menggunakan dan memikirkan aturan dalam permainan. Ia menyimpulkan bahwa

    anak – anak berpikir melalui dua cara yang berbeda mengenai moralitas, tergantung

    pada kematangan perkembangannya yaitu :

    b. Moralitas Heteronom (heteronomous morality) adalah tahap pertama dari

    perkembangan moral dalam teori piaget yang berlangsung antara usia 4 hingga 7

    tahun. Keadilan dan aturan – aturan dipandang sebagai sifat –sifat mengenai dunia

    yang tidak dapat diubah, dihilangkan dari kontrol manusia. Seorang pemikir

    heteronom menentukan benar atau tidaknya perilaku dengan mempertimbangkan

    konsekuensi dari perilaku tersebut, bukan intensi dari aktor. Dalam heteronom juga

    dipercayai immanent justice, gagasan bahwa apabila sebuah aturan dilanggar, maka

    hukuman akan segera diterima.

  • 6

    c. Moralitas Otonom (autonomous morality)adalah tahap kedua dari perkembangan

    moral dalam teori piaget, yang diperlihatkan oleh anak – anak yang lebih besar

    (sekitar 10 tahun keatas). Anak menyadari aturan – aturan dan hukum – hukum

    yang diciptakan oleh orang dan bahwa dalam memutuskan suatu tindakan,

    seseorang seharusnya mempertimbangkan intensi aktor maupun konsekuensinya.

    Anak – anak yang berusia 7 hingga 20 tahun yang berada dalam masa transisi

    diantara dua tahap inimemperlihatkan sejumlah ciri dari kedua tahp ini.

    d. Martin Hoffman (1980) mengembangkan teori disekuilibrium kognitif (cognitive

    disequilibrium theory), yang menyatakan bahwa remaja merupakan suatu periode

    penting dalam perkembangan moral , khusunya ketika individu beralih dari

    lingkungan yang relatif homogen ke lingkungan yang lebih heterogen disekolah

    menengah atas dan kampus.

    e. Teori Kohlberg salah satu pandangan yang provokatif mengenai perkembangan

    moral adalah pandangan moral yang diciptakan oleh Lawrence Kohlberg (1958,

    1976, 1986), yang berpendapat bahwa perkembangan moral terutama didasarkan

    pada penalaran moral, yang kemudian berkembang dalam serangkaian tahap –

    tahap dan tiga tingkatan. konsep penting dalam perkembangan moral menurut

    kohler ialah interbalisasi (internalization),yaitu perubahan perkembangan dari

    perilaku yang awalnya dikontrol secara eksternal menjadi perilaku yang dikontrol

    oleh standar-standar dan prinsip-prinsip sosial.

  • 7

    Berikut adalah 3 tingkatan perkembangan moral menurut Kohlberg :

    1) Tingkat 1, Penalaran prakonvensional (Preconventional reasoning).

    Ditingkat ini, individu belum memperlihatkan adanya internalisasi dari nilai-nilai moral-

    penalaran moral dikontrol oleh hadiah dan hukuman eksternal. Pada tingkat ini terbagi

    menjadi 2 tahap,yaitu :

    a. Tahap 1, Moralitas Heternom (Heternom morality. Ditahap ini pemikiran

    moral sering kali dikaitkan dengan hukuman.

    b. Tahap 2, Individualisme, tujuan instrumental,dan pertukaran

    (individualism,instrumental purpose,and exchange). Ditahap ini individu

    berusaha memuaskan kepentingannya sendiri namun mereka juga membiarkan

    orang lain bertindak serupa.

    c.

    2) Tingkat 2, penalaran Konvensional (conventional reasoning).

    Ditingkat ini internelasisai yang dilakukan bersifat menengah.individu mengikuti sandar-

    standar tertentu (internal),namun standar-standar itu ditetapkan oleh orang lain(eksternal).

    a. Tahap 3, Ekspektasi interpersonal timbal-balik, relasi dan konformitas interpersonal

    (Mutual interpersonal expectations, relationships,and interpersonal conformity). Pada

    tahap, individu menilai kepercayaan,kepeduliaan dan loyalitas terhadap orang lain

    sebagai dasar dari penilaian moral. Pada tahap ini,anak-anak dan remaja sering kali

    mengadopsi standar moral dari orang tua,mencari apa yang boleh orang tua akan

    dianggap sebagai “anak baik”.

  • 8

    b. Tahap 4, Moralitas sistem sosial (Social System morality). Dalam tahap ini penilaian

    moral didasarkan pada pemahaman mengenai keteraturan sosial,hukum,keadilan dan

    tugas.

    3) Tingkat 3, penalaran pascakonvensional (Postconvensional reasoning)

    Pada tingkat moralitas sepenuhnya diinternalisasi da tidak didasarkan pada standar-standar

    orang lain. Individu mengenali kembali alternatif pelajaran-pelajaran moral,

    mengeksplorasi pilihan-pilihannya, dan kemudian menentukan aturan-aturan moral

    personalnya.

    a. Tahap 5, Kontrak sosial atau kegunaan dan hak-hak individuall (social contract or

    utility and individual rights). Pada tahap ini, individu bernalar bahwa beebagai

    nilai,hak dan prinsip perlu melandasi atau melampaui hukum.seseorang

    mengevaluasi validitas dari hukum yang ada, dan sistem sosial dapat dinilai menurut

    sejauh mana sistem sosial tersebut menjamin dan melindungi hak-hak dan nilai-nilai

    individu.

    b. Tahap 6, Prinsip etika Universal (Universal ethical principles). Dalam tahap ini

    seseorang mengembangkan sebuah standar moral berdasarkan hak-hak universal

    manusia. Ketika dihadapkan pada sebuah konflik antara hukum dan suara hati,

    seseorang bernalar bahwa suara hati sebaiknya diikuti,meskipun kepuasannya

    mungkin memiliki resiko.

  • 9

    Pertumbuhan Moral

    Dalam kehidupannya manusia dituntut harus memiliki moral, agar dapat dihormati oleh

    sesamanya manusia. Namun, dalam perkembangan di era globalisasi ini tidak sedikit manusia yang

    kehilangan moralnya dengan berbagai alasan dan tujuan yang ada. Dengan demikian hal-hal

    tersebut mengganggu pertumbuhan moral dalam kehidupan manusia di zaman sekarang.

    Pendidikan yang didapatkan baik secara langsung maupun tidak secara langsung dalam kehidupan

    sehari-hari sangat berpengaruh dalam pertumbuhan moral yang ada. Dalam perkembangannya,

    moral dapat dipengaruhi oleh beberapa hal yang jelas dalam kehidupan manusia antara lain ;

    1. Keluarga

    Dalam perkembangan moral, keluarga menjadi salah satu faktor internal (dari dalam) yang

    sangat mempengaruhi pertumbuhan dan pembinaan moral seseorang. Mengapa demikian

    ? dalam pertumbuhan moral seseorang, keluarga merupakan tempat pertama bagi setiap

    manusia untuk dapat berinteraksi. Adanya interaksi membuat seseorang dapat belajar

    bagaimana mengembangan dan menumbuhkan moral, serta belajar untuk menunjukan

    moral yang baik dalam kehidupannya sehari-hari.

    2. Lingkungan

    Selain keluarga, pertumbuhan moralitas seseorang sangat di pengaruhi oleh lingkungan

    sekitar. Lingkungan sangat berpengaruh penting dalam membangun moral seseorang,

    karena dalam lingkunganlah manusia berkembang dan bertumbuh serta berinteraksi

    dengan manusia lainnya. Oleh dan sebab itu baiknya setiap pribadi manusia kiranya pintar

    dalam menempatkan diri disebuah lingkungan.

  • 10

    Dengan memilih dan menempatakan diri kita pada hal-hal yang positif maka pertumbuhan

    moral kita ke arah yang positif akan sangat terbuka. Begitupun sebaliknya, jika kita salah

    dalam hal ini maka pertumbuhan moral yang ada akan mengarah ke arah yang negative

    dan cenderung merusak moralitas kita. Sekalipun dalam keluarga pertumbuhan moral kita

    sudah dibina dengan baik namun, dalam bergaul kita salah menempatkan posisi kita, maka

    hal itu akan sangat mempengaruhi moral atau sifat positif kita dan cenderung melakukan

    hal yang kurang baik.

    3. Teknologi

    Selain keluarga dan lingkungan, kurang pas rasanya kalau tidak berbicara tentang teknologi

    yang ada sekarang ini. Pada era globalisasi ini, banyak tercipta teknologi yang sering

    digunakan dalam kehidupan manusia. Teknologi ini digunakan untuk mempermudah setiap

    pekerjaan manusia, dan keperluannya. Akan tetapi, terkadang manusia salah dalam

    mempergunakan fasilitas yang sudah ada ini untuk hal-hal yang negatif. Oleh dan karena

    itu terkadang teknologi menjadi jalur bagi orang-orang yang amoral (tidak memiliki

    moral) untuk melakukan berbagai hal jahat dengan banyak tujuan maupun alasan.

    Dengan adanya orang-orang amoral ini dapat mempengaruhi orang lain yang ada di

    sekitarnya untuk melakukan hal-hal atau tindakan yang tidak terpuji. Dengan demikian

    teknologi menjadi salah satu sarana yang dapat mempengaruhi pertumbuhan moral

    seseorang. Sehingga, kiranya setiap manusia yang ada dan hidup di jaman moderen ini

    dapat mempertimbangkan setiap tawaran teknologi yang ada ini dengan penuh kesadaran

    akan hal-hal yang akan dihadapi nantinya dan harus menggunakannya dengan penuh rasa

    tanggung jawab. Banyak contoh yang kasus yang dapat kita ambil dari hal ini, seperti

  • 11

    penggunaan jaringan internet dan social yang salah sehingga mengakibatkan timbulnya

    kejahatan-kejahatan yang ada.

    Selain internet, televisi yang juga adalah salah satu sarana komunikasi secara tidak

    langsung ini marak disalah gunakan di massa-massa kini. Oleh dan sebab itu kita sebagai

    mahkluk yang moralitasnya diancam harus mampu memilih-milih dan mempergunakan

    teknologi dengan semestinya, sesuai dengan kegunaan sesungguhnya dengan penuh rasa

    bertanggung jawab.

    Tujuan Moral

    Berikut adalah tujuan moral, sebagai berikut:

    Untuk memastikan terwujudnya harkat dan martabat individu seseorang dan kemanusiaan.

    Untuk memotivasi manusia supaya bersikap dan beraksi dengan penuh kebajikan dan

    kebaikan yang didasari atas kesadaran keharusan yang dilandasi moral.

    Untuk mengawal keharmonisan hubungan sosial antar manusia, sebab moral menjadi

    landasan rasa percaya terhadap sesama.

    Membuat insan lebih bahagia secara rohani dan jasmani sebab menunaikan faedah moral

    sampai-sampai tidak terdapat rasa menyesal, konflik batin, dan perasaan berdosa atau

    kecewa.

    Moral dapat menyerahkan wawasan masa depan untuk manusia, baik sanksi sosial maupun

    konsekuensi dalam kehidupan sehingga insan akan sarat pertimbangan sebelum bertindak.

  • 12

    Moral dalam diri manusia pun dapat menyerahkan landasan kesabaran dalam bertahan

    dalam setiap desakan naluri dan keingingan atau nafsu yang menakut-nakuti harkat dan

    martabat pribadi.

    C. Pengertian Norma

    Sony Keraf (1991), ada dua macam norma :

    1. Norma Umum

    Norma yang memiliki sifat universal, terbagi menjadi tiga :

    a. Norma Sopan Santun : disebut juga norma etiket adalah norma yang

    mengatur pola prilaku dan sikap lahiriah manusia.

    b. Norma Hukum : adalah norma yang dituntut keberlakuannya secara tegas oleh

    masyarakat karena dianggap perlu dan niscaya demi keselamatan dan

    kesejahteraan manusia dalam kehidupan bermasyarakat.

    c. Norma Moral : yaitu aturan mengenai sikap dan prilaku manusia sebagai

    manusia. Norma ini menyangkut aturan tentang baik-buruknya, adil tidaknya

    tindakan dan prilaku manusia sejauh dilihat sebagai manusia.

    2. Norma Khusus

    Aturan yang berlaku dalam bidang kegiatan atau kehidupan khusus misalnya aturan

    yang berlaku dalam bidang pendidikan, keolahragaan, bidang ekonomi dan sebagainya.

    Norma ini hanya berlaku pada lingkup bidangnya dan tidak berlaku jika memasuki

    bidang lainnya.

    Berdasarkan Nilai dan Norma yang terkandung didalamnya, Etika dikelompokkan

    menjadi :

  • 13

    1. Etika Deskriptif

    Etika yang berbicara tentang fakta, yaitu nilai dan pola perilaku manusia yang terkait

    dengan situasi dan realitas yang membudaya dalam masyarakat

    2. Etika Normatif

    Etika yang memberikan penilaian serta himbauan kepada manusia tentang bagaimana

    harus bertindak sesuai dengan norma yang berlaku.

    Sanksi yang timbul atas pelanggaran Etika :

    1. Sanksi Sosial

    Berupa teguran dari masyarakat, pengucilan dari masyarakat

    2. Sanksi Hukum

    Hukum pidana dan hukum perdata.

    Sumaryono (1995) mengklasifikasikan moralitas menjadi dua golongan :

    1. Moralitas Obyektif, moralitas yang melihat perbuatan sebagaimana adanya, terlepas

    dari segala bentuk modifikasi kehendak bebas pelakunya

    2. Moralitas Subyektif, moralitas yang melihat perbuatan sebagai dipengaruhi oleh

    pengetahuan dan perhatian pelakunya, latar belakang, stabilitas emosional dan perlakuan

    persoanal lainnya.

    D. Etika danTeknologi

    Teknologi adalah segala sesuatu yang diciptakan manusia untuk memudahkan

    pekerjaannya.

    Kehadiran teknologi membuat manusia “kehilangan” beberapa sense of human yang

    alami. (otomatiasi mesin→refleks/ kewaspadaan melambat)

  • 14

    Cara orang berkomunikasi, by or by surat, membawa perubahan signifikan, dalam

    sapaan/tutur kata

    Orang berzakat dengan SMS, implikasi pada silaturahmi yang “tertunda”

    Emosi (“touch”) yang semakin tumpul karena jarak dan waktu semakin bias dalam

    Teknologi Inf.

  • 15

    ETIKA PROFESI

    A. Pengertian Profesi

    Secara etimologi profesi dari kata profession yang berarti pekerjaan. Professional

    artinya orang yang ahli atau tenaga ahli. Professionalism artinya sifat professional. (John

    M. Echols & Hassan Shadily, 1990: 449). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah

    profesionalisasi ditemukan sebagai berikut: Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi

    pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan dan sebagainya) tertentu. Profesional adalah (1)

    bersangkutan dengan profesi, (2) memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya

    dan (3) mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya.

    Profesionalisasi adalah proses membuat suatu badan organisasi agar menjadi

    professional. ( Depdiknas, 2005: 897). Secara leksikal, perkataan profesi itu ternyata

    mengandung berbagai makna dan pengertian. Pertama, profesi itu menunjukkan dan

    mengungkapkan suatu kepercayaan (to profess means to trust), bahkan suatu keyakinan (to belief

    in) atas sesuatu kebenaran (ajaran agama) atau kredibilitas seseorang (Hornby, 1962). Kedua,

    profesi itu dapat pula menunjukkan dan mengungkapkan suatu pekerjaan atau urusan tertentu

    (a particular business, Hornby, 1962). Webster’s New World Dictionary menunjukkan lebih

    lanjut bahwa profesi merupakan suatu pekerjaan yang menuntut pendidikan tinggi (kepada

    pengembannya) dalam liberal arts atau science, dan biasanya meliputi pekerjaan mental dan

    bukan pekerjaan manual, seperti mengajar, keinsinyuran, mengarang, dan sebagainya;

    terutama kedokteran, hukum dan teknologi. Good’s Dictionary of Education lebih

    menegaskan lagi bahwa profesi itu merupakan suatu pekerjaan yang meminta persiapan

    spesialisasi yang relatif lama di perguruan tinggi (kepada pengembannya) dan

  • 16

    diatur oleh suatu kode etika khusus. Dari berbagai penjelasan itu dapat disimpulkan bahwa

    profesi itu pada hakekatnya merupakan suatu pekerjaan tertentu yang menuntut persyaratan

    khusus dan istimewa sehingga meyakinkan dan memperoleh kepercayaan pihak yang

    memerlukannya.Pada umumnya masyarakat awam memaknai kata profesionalisme bukan hanya

    digunakan untuk pekerjaan yang telah diakui sebagi suatu profesi, melainkan pada hampir

    setiap pekerjaan. Muncul ungkapan misalnya penjahat profesional, sopir profesional, hingga

    tukang ojeg profesional.

    Pernyataan di atas itu mengimplikasikan bahwa sebenarnya seluruh pekerjaan apapun

    memungkinkan untuk berkembang menuju kepada suatu jenis model profesi tertentu. Dengan

    mempergunakan perangkat persyaratannya sebagai acuan, maka kita dapat menandai sejauh

    mana sesuatu pekerjaan itu telah menunjukkan ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu dan/atau

    seseorang pengemban pekerjaan tersebut juga telah memiliki dan menampilkan ciri-ciri atau

    sifat-sifat tertentu pula yang dapat dipertanggungjawabkan secara profesional (memadai

    persyaratan sebagai suatu profesi). Berdasarkan indikator-indikator tersebut maka

    selanjutnya kita akan dapat mempertimbangkan derajat profesionalitasnya (ukuran kadar

    keprofesiannya). Jika konsepsi keprofesian itu telah menjadi budaya, pandangan, faham, dan

    pedoman hidup seseorang atau sekelompok orang atau masyarakat tertentu, maka hal itu

    dapat mengandung makna telah tumbuh-kembang profesionalisme di kalangan orang atau

    masyarakat yang bersangkutan.Namun ada semacam common denominators antara berbagai

    profesi. Suatu profesi umumnya berkembang dari pekerjaan (vocation) yang kemudian

    berkembang makin matang. Selain itu, dalam bidang apapun profesionalisme seseorang

    ditunjang oleh tiga hal. Tanpa ketiga hal ini dimiliki, sulit seseorang mewujudkan

    profesionalismenya. Ketiga hal itu ialah keahlian, komitmen, dan keterampilan yang relevan

  • 17

    yang membentuk sebuah segitiga sama sisi yang ditengahnya terletak profesionalisme.

    Ketiga hal itu pertama-tama dikembangkan melalui pendidikan pra-jabatan dan

    selanjutnya ditingkatkan melalui pengalaman dan pendidikan/latihan dalama jabatan. Karena

    keahliannya yang tinggi, maka seorang profesional dibayar tinggi. ”well educated, well trained,

    well paid”, adalah salah satu prinsip profesionalisme.Profesionalitas adalah suatu sebutan

    terhadap kualitas sikap para anggota suatu profesi terhadap profesinya serta derajat

    pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki untuk dapat melakukan tugas-tugasnya.

    Ahmad Tafsir memberikan pengertian profesionalisme sebagai paham yang mengajarkan bahwa

    setiap pekerjaan harus dilakukan oleh orang yang professional. (Ahmad Tafsir, 1992:

    107).Sudarwan Danim merujuk pendapat Howard M. Vollmer dan Donald L. Mills

    berpendapat bahwa profesi adalah suatu pekerjaan yang menuntut kemampuan intelektual

    khusus yang diperoleh melalui kegiatan belajar dan pelatihan yang bertujuan untuk

    menguasai ketrampilan atau keahlian dalam melayani atau memberikan advis pada orang lain

    dengan memperoleh upah atau gaji dalam jumlah tertentu.(Sudarwan Danim, 2010: 56).

    Profesional menurut rumusan Undang-Undang nomor 14 Tahun 2005 Bab I Pasal

    1 ayat 4 digambarkan sebagai pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang

    dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, dan

    kecakapan yang memenuhi standar mutu dan norma tertentu serta memerlukan pendidikan

    profesi. (Sekretariat Negara, 2005: 6). Dari berbagai pengertian di atas tersirat bahwa dalam

    profesi digunakan teknik dan prosedur intelektual yang harus dipelajari secara sengaja, sehingga

    dapat diterapkan untuk kemaslahatan orang lain. Dalam kaitan ini seorang pekerja profesional

    dapat dibedakan dari seorang pekerja amatir walaupun sama-sama menguasai sejumlah

  • 18

    teknik dan prosedur kerja tertentu, seorang pekerja profesional memiliki filosofi untuk

    menyikapi dan melaksanakan pekerjaannya.

    profesi itu adalah jabatan yang sesuai dengan pengertian profesi di bawah ini:

    1.Melayani masyarakat, merupakan karier yang akan dilaksanakan sepanjang hayat (tidak

    berganti-ganti pekerjaan).

    2.Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu di luar jangkauan khalayak

    ramai.

    3.Menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari teori ke praktek (teori baru

    dikembangkan dari hasil penelitian).

    4.Memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yang panjang.

    5.Terkendali berdasarkan lisensi baku dan atau mempunyai persyaratan masuk

    (untuk menduduki jabatan tersebut memerlukan izin tertentu atau ada persyaratan

    khusus yang ditentukan untuk dapat mendudukinya).

    6.Otonomi dalam membuat keputusan tentang ruang lingkup kerja tertentu (tidak diatur

    oleh orang luar).

    7.Menerima tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil dan unjuk kerja yang

    ditampilkan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan (langsung bertanggung jawab

    terhadap apa yang diputuskannya, tidak dipindahkan ke atasan atau instansi yang lebih tinggi).

    Mempunyai sekumpulan unjuk kerja yang baku.

    8.Mempunyai komitmen terhadap jabatan dan klien, dengan penekanan terhadap

    layanan yang akan diberikan.

    9.Menggunakan administrator untuk memudahkan profesinya, relatif bebas dari

    supervisi dalam jabatan.

  • 19

    10. Mempunyai organisasi yang diatur oleh anggota profesi sendiri.

    11.Mempunyai asosiasi profesi dan atau kelompok ‘elit’ untuk mengetahui dan mengakui

    keberhasilan anggotanya.

    12.Mempunyai kode etik untuk menjelaskan hal-hal yang meragukan atau

    menyangsikan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan.

    13.Mempunyai kepercayaan yang tinggi dari publik dan kepercayaan diri setiap

    anggotanya.

    14. Mempunyai status sosial dan ekonomi yang tinggi (bila dibandingkan dengan jabatan

    lain).

    B. Syarat-syarat Profesi.

    Menurut Syafrudin Nurdin ada delapan kriteria yang harus dipenuhi oleh suatu pekerjaan agar

    dapat disebut sebagai profesi, yaitu :

    1.Panggilan hidup yang sepenuh waktu

    2.Pengetahuan dan kecakapan atau keahlian

    3.Kebakuan yang universal

    4.Pengabdian

    5.Kecakapan diagnostik dan kompetensi aplikatif

    6.Otonomi

    7.Kode etik

    8.Klien

    9.Berperilaku pamong

    10.Bertanggung jawab,

  • 20

    Sementara Ahmad Tafsir mengemukakan 10 kriteria/syarat untuk sebuah pekerjaan yang bisa

    disebut profesi, yaitu:

    1. Profesi harus memiliki suatu keahlian yang khusus.

    2. Profesi harus diambil sebagai pemenuhan panggilan hidup.

    3. Profesi memiliki teori-teori yang baku secara universal.

    4. Profesi adalah diperuntukkan bagi masyarakat.

    5. Profesi harus dilengkapi dengan kecakapan diagnostic dan kompetensi aplikatif.

    6. Pemegang profesi memegang otonomi dalam melakukan profesinya.

    7. Profesi memiliki kode etik.

    8. Profesi miliki klien yang jelas.

    9. Profesi memiliki organisasi profesi.

    10.Profesi mengenali hubungan profesinya dengan bidang-bidang lain.

    C. Pengertian Etika Profesi

    Pengertian Etika Profesi (professional ethics) adalah sikap hidup berupa keadilan untuk

    dapat/bisa memberikan suatu pelayanan professional terhadap masyarakat itudengan penuh

    ketertiban serta juga keahlian yakni sebagai pelayanan dalam rangka melakukan tugas yang

    merupakan kewajiban terhadap masyarakat.

    Secara umum, pengertian etika profesi ini merupakan suatu sikap etis yang dimiliki seorang

    profesional yakni sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam mengembang tugasnya dan

    juga menerapkan norma-norma etis umum pada bidang-bidang khusus (profesi) didalam

    kehidupan manusia.

  • 21

    Etika profesi atau juga kode etik profesi ini sangat berhubungan dengan bidang tertentu yang

    berhubungan dengan masyarakat atau juga konsumen dengan secara langsung. Konsep etika

    profesi itu harus disepakati bersama oleh pihak yang berada di ruang lingkup kerja,

    contohnya dokter, jurnalistik serta lain sebagainya.

    Etika profesi ini berperan ialah sebagai sistem norma, nilai, serta aturan profesional dengan

    secara tertulis yang dengan tegas menyatakan apa yang benar/baik serta apa yang tidak

    benar/tidak baik bagi seorang profesional. Dengan kata lain, tujuan dari etika profesi ini ialah

    supaya seorang profesional tersebut bertindak sesuai dengan aturan serta juga menghindari

    tindakan yang tidak sesuai dengan kode etik profesi.

    Pengertian Etika Profesi Menurut Para Ahli

    Supaya dapat mengerti lebih lagi mengenai pengertian etika profesi, maka kita dapat mengacu

    pada pengertian etika profesi yang dikemukakan oleh beberapa para ahli, diantaranya sebagai

    berikut :

    a). Menurut Prakoso (2015)

    Pengertian Etika profesi merupakan etika sosial dalam etika khusus memiliki tugas serta juga

    tanggung jawab kepada ilmu dan juga profesi yang disandangnya.

    b). Menurut Anang Usman, SH., MSi

    Pengertian Etika profesi ialah merupakan sikap hidup untuk memenuhi kebutuhan pelayanan

    profesional dari klien (pelanggan) dengan keterlibatan serta juga keahlian yakni sebagai pelayanan

    didalam rangka kewajiban. masyarakat ialahsebagai keseluruhan terhadappara anggota

    masyarakat yang membutuhkannya dengan disertai refleksi yang seksama

  • 22

    Fungsi Etika Profesi

    Dibawah ini merupakan fungsi etika profesi diantaranya sebagai berikut :

    Sebagai pedoman bagi seluruh anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang

    ditetapkan.

    Sebagai sebuah alat kontrol sosial bagi masyarakat umum terhadap profesi tertentu.

    Sebagai sarana untuk dapat mencegah campur tangan dari pihak lain di luar organisasi,

    terkait hubungan etika didalam keanggotaan suatu profesi.

    Tujuan Etika Profesi

    Dibawah ini merupakan tujuan kode etik profesi diantaranya sebagai berikut :

    Untuk menjunjung tinggi martabat suatu profesi.

    Untuk menjaga serta jug amengelola kesejahteraan anggota profesi.

    Untuk dapat meningkatkan pengabdian para anggota profesi.

    Untuk membantu meningkatkan mutu profesi.

    Untuk meningkatkan pelayanan profesi itu di atas keuntungan pribadi.

    Untuk menentukan standar baku bagi profesi.

    Untuk meningkatkan kualitas organisasi menjadi lebih profesional dan juga terjalin

    dengan erat.

    Prinsip Dasar Etika Profesi

    Dibawah ini merupakan prinsip-prinsip dasar yang melandasi pelaksanaan etika profesi

    diantaranya sebagai berikut :

  • 23

    Prinsip Tanggung Jawab

    Tiap-tiap profesional itu harus bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pekerjaan dan

    juga terhadap hasilnya. Selain dari itu, profesional juga bertanggung jawab atas dampak

    yang mungkin terjadi dari profesinya bagi kehidupan orang lain atau juga masyarakat

    umum.

    Prinsip Keadilan

    Tiap-tiap profesional itu dituntut untuk mengedepankan keadilan dalam menjalankan

    pekerjaannya. Dalam hal tersebut, keadilan itu harus diberikan kepada siapa saja yang

    berhak.

    Prinsip Otonomi

    Tiap-tiap profesional itu mempunyai wewenang serta juga kebebasan dalam

    menjalankan pekerjaan sesuai dengan profesinya. Artinya, seorang profesional tersebut

    berhak untuk dapat melakukan atau tidak melakukan sesuatu dengan

    mempertimbangkan kode etik profesi.

    Prinsip Integritas Moral

    Integritas moral ini merupakan kualitas kejujuran serta prinsip moral dalam diri

    seseorang yang dilakukan dengan secara konsisten dalam menjalankan profesinya.

    Artinya, seorang profesional tersebut harus memiliki komitmen pribadi untuk dapat

    menjaga kepentingan profesi, dirinya, serta juga masyarakat.

    Menurut Darmastuti (2007), terdapat tiga prinsip yang harus dipegang dalam etika profesi,

    diantaranya sebagai berikut :

  • 24

    Tanggung jawab.

    Maksud tanggung jawab disini ialah tanggung jawab pelaksanaan (by function) serta

    juga tanggung jawab dampak (by profession).

    Kebebasan.

    Maksud kebebasan disini ialah kebebasan untuk dapat mengembangkan profesi itu

    dalam batas-batas aturan yang berlaku didalam sebuah profesi.

    Keadilan.

    Prinsip keadilan ingin membangun 1 kondisi yang tidak memihak manapun yang

    memungkinkan untuk ditunggangi pihak-pihak yang berkepentingan.

    D. Etika Komputer

    Etika komputer (Computer Ethic) adalah seperangkat asas atau nilai yang berkenaan dengan

    penggunaan komputer. Etika komputer berasal dari 2 suku kata yaitu etika (bahasa Yunani:

    ethos) adalah adat istiadat atau kebiasaan yang baik dalam individu, kelompok maupun

    masyarakat dan komputer (bahasa Inggris: to compute) merupakan alat yang digunakan

    untuk menghitung dan mengolah data. Jumlah interaksi manusia dengan komputer yang terus

    meningkat dari waktu ke waktu membuat etika komputer menjadi suatu peraturan dasar yang

    harus dipahami oleh masyarakat luas. Sehingga jika kita menggabungkan pengertian dari

    kata etika dan komputer adalah seperangkat nilai yang mengatur manusia dalam penggunaan

    komputer serta proses pengolahan data. Etika komputer sendiri ini bertujuan untuk mencegah

    kejahatan-kejahatan terutama di dunia maya seperti pencurian data, pembajakan software,

    dan lainnya.

  • 25

    Isu-isu pokok etika komputer saat ini diantaranya:

    Kejahatan Komputer

    Selain memberikan dampak positif, komputer juga mengundang tangan-tangan kriminal

    untuk beraksi. Hal ini memunculkan fenomena khas yang disebut computercrime atau

    kejahatan didunia komputer. Kejahatan komputer merupakan kejahatan yang

    ditimbulkan karena penggunaan komputer secara ilegal” (Andi Hamzah 1989).

    Beberapa kejahatan didunia komputer diantaranya:

    a. Unauthorized Access to Computer System and Service, adalah kejahatan yang

    dilakukan dengan memasuki/menyusup ke dalam suatu sistem jaringan komputer secara

    tidak sah, tanpa izin atau tanpa sepengetahuan dari pemilik sistem jaringan komputer

    yang dimasukinya. Biasanya pelaku kejahatan (hacker) melakukannya dengan maksud

    sabotase ataupun pencurian informasi penting dan rahasia. Namun begitu, ada juga yang

    melakukan hanya karena merasa tertantang untuk mencoba keahliannya menembus

    suatu sistem yang memiliki tingkat proteksi tinggi. Kejahatan ini semakin marak dengan

    berkembangnya teknologi internet/intranet.

    b. Illegal Contents, merupakan kejahatan dengan memasukkan data atau informasi ke

    internet tentang sesuatu hal yang tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar

    hukum atau mengganggu ketertiban umum. Sebagai contohnya adalah pemuatan suatu

    berita bohong atau fitnah yang akan menghancurkan martabat atau harga diri pihak lain,

    hal-hal yang berhubungan dengan pornografi atau pemuatan suatu informasi yang

    merupakan rahasia negara, agitasi dan propaganda untuk melawan pemerintahan yang

    sah, dan sebagainya.

  • 26

    c. Data Forgery, merupakan kejahatan dengan memalsukan data pada dokumen-dokumen

    penting yang tersimpan sebagai scriptless document melalui internet. Kejahatan ini

    biasanya ditujukan pada dokumen-dokumen e-commerce dengan membuat seolah-olah

    terjadi “salah ketik” yang pada akhirnya akan menguntungkan pelaku.

    d. Cyber Espionage, merupakan kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet untuk

    melakukan kegiatan mata-mata terhadap pihak lain, dengan memasuki sistem jaringan

    komputer (computer network system) pihak sasaran. Kejahatan ini biasanya ditujukan

    terhadap saingan bisnis yang dokumen ataupun data-data pentingnya tersimpan dalam

    suatu sistem yang computerized.

    e. Cyber Sabotage and Extortion, kejahatan ini dilakukan dengan membuat gangguan,

    perusakan atau penghancuran terhadap suatu data, program komputer atau sistem

    jaringan komputer yang terhubung dengan internet. Biasanya kejahatan ini dilakukan

    dengan menyusupkan suatu logic bomb, virus komputer ataupun suatu program tertentu,

    sehingga data, program komputer atau sistem jaringan komputer tidak dapat digunakan,

    tidak berjalan sebagaimana mestinya, atau berjalan sebagaimana yang dikehendaki oleh

    pelaku. Dalam beberapa kasus setelah hal tersebut terjadi, maka pelaku kejahatan

    tersebut menawarkan diri kepada korban untuk memperbaiki data, program komputer

    atau sistem jaringan komputer yang telah disabotase tersebut, tentunya dengan bayaran

    tertentu. Kejahatan ini sering disebut sebagai cyber-terrorism.

    f. Offense against Intellectual Property, kejahatan ini ditujukan terhadap Hak atas

    Kekayaan Intelektual yang dimiliki pihak lain di internet. Sebagai contoh adalah

    peniruan tampilan pada web page suatu situs milik orang lain secara ilegal, penyiaran

  • 27

    suatu informasi di internet yang ternyata merupakan rahasia dagang orang lain, dan

    sebagainya.

    g. Infringements of Privacy, kejahatan ini ditujukan terhadap informasi seseorang yang

    merupakan hal yang sangat pribadi dan rahasia. Kejahatan ini biasanya ditujukan

    terhadap keterangan pribadi seseorang yang tersimpan pada formulir data pribadi yang

    tersimpan secara computerized, yang apabila diketahui oleh orang lain maka dapat

    merugikan korban secara materil maupun immateril, seperti nomor kartu kredit, nomor

    PIN ATM, cacat atau penyakit tersembunyi dan sebagainya.

    h. Cracking, adalah kejahatan dengan menggunakan teknologi komputer yang dilakukan

    untuk merusak system keamaanan suatu system computer dan biasanya melakukan

    pencurian, tindakan anarkis begitu merekan mendapatkan akses. Biasanya kita sering

    salah menafsirkan antara seorang hacker dan cracker dimana hacker sendiri identetik

    dengan perbuatan negative, padahal hacker adalah orang yang senang memprogram dan

    percaya bahwa informasi adalah sesuatu hal yang sangat berharga dan ada yang bersifat

    dapat dipublikasikan dan rahasia.

    i. Carding, adalah kejahatan dengan menggunakan teknologi computer untuk melakukan

    transaksi dengan menggunakan card credit orang lain sehingga dapat merugikan orang

    tersebut baik materil maupun non materil.

    j. Denial of Service Attack, adalah serangan tujuan ini adalah untuk memacetkan sistem

    dengan mengganggu akses dari pengguna jasa internet yang sah. Taktik yang digunakan

    adalah dengan mengirim atau membanjiri situs web dengan data sampah yang tidak

    perlu bagi orang yang dituju. Pemilik situs web menderita kerugian, karena untuk

  • 28

    mengendalikan atau mengontrol kembali situs web tersebut dapat memakan waktu tidak

    sedikit yang menguras tenaga dan energi.

    k. Hate sites, Situs ini sering digunakan oleh hackers untuk saling menyerang dan

    melontarkan komentar-komentar yang tidak sopan dan vulgar yang dikelola oleh para

    “ekstrimis” untuk menyerang pihak-pihak yang tidak disenanginya. Penyerangan

    terhadap lawan atau opponent ini sering mengangkat pada isu-isu rasial, perang program

    dan promosi kebijakan ataupun suatu pandangan (isme) yang dianut oleh seseorang /

    kelompok, bangsa dan negara untuk bisa dibaca serta dipahami orang atau pihak lain

    sebagai “pesan” yang disampaikan.

    l. Cyber Stalking adalah segala bentuk kiriman e-mail yang tidak dikehendaki oleh user

    atau junk e-mail yang sering memakai folder serta tidak jarang dengan pemaksaan.

    Walaupun e-mail “sampah” ini tidak dikehendaki oleh para user.

    Cyber Ethics

    Salah satu perkembangan pesat dibidang komputer adalah internet. Internet, akronim

    dari Interconection Networking, merupakan suatu jaringan yang menghubungkan suatu

    kmputer dengan komputer lain. selain memberikan dampak baik, internet juga

    memunculkan permaslahan baru. Pengguna internet merupakan orang-orang yang hidup

    dalam dunia anonymouse yang tidak memiliki keharusan menunjukkan identitas asli

    dalam berinteraksi. Sementara itu, munculnya berbagai layanan dan fasilitas yang

    diberikan dalam internet memungkinkan pengguna untuk berinteraksi.

    Permasalahan diatas, menuntut adanya aturan dan prinsip dalam melakukan komunikasi

    via internet. Salah satu yang dikembangkan adalah Netiket atau Nettiquette, yang

    merupakan suatu etika acuan dalam berkomunikasi menggunakan internet.

  • 29

    Berkomunikasi dengan internet memerlukan tatacara sendiri. Netiket yang sering

    digunakan mengacu pada standar netiket yang ditetapkan oleh IETF (the Internet Task

    Force). IETF adalah suatu komunitas masyarakat internasional yang terdiri dari para

    perancang jaringan, operator, penjual dan peneliti yang terkait dengan evolusi arsitektur

    dan pengoprasian internet. IETF terbagi menjadi kelompok-kelompok kerja yang

    menangani beberapa topik seputar internet baik dari sisi teknis maupun non teknis.

    Termasuk menetaapkan netiquette Guidelines yang terdokumentasi dalam request for

    comments (RFC).

    Ecommerce

    Selanjutnya, perkembangan pemakaian internet yang sangat pesat juga menghasilkan

    sebuah model perdagangan elektronik yang disebut Electronic Commerce (e-

    commerce). Secara umum e-commerce adalah sistem perdagangan yang mrnggunakan

    mekanisme elektonik yang ada di jaringan internet. E-commerce merupakan warna baru

    dalam dunia perdagngan, dimana kegiakan perdagangan tersebut dilakukan secara

    elektronik dan online. dalam pelaksanaanya, e-commerce menimbulkan beberapa isu

    menyangkut hukum perdagangan dalam penggunaan sistem yang terbentuk secara

    online networking management tersebut. Beberapa permasalahan tersebut antara lain

    menyangkut prinsip-prinsip yuridiksi dalam transaksi, permasalah kontrak dalam

    transaksi elektronik. Dengan berbagai masalah yang muncul menyangkut perdagangan

    via internet tersebut diperlukan acuan model hukum yang dapat digunakan sebagai

    standar transaksi. Salah satu acuan internasional yang banyak

    digunakan adalah Uncitral Model Law on Electronic Commerce 1996. acuan yang

    berisi model hukum dalam transaksi e-commerce tersebut diterbitkan oleh UNCITRAL

  • 30

    sebagai salah satu komisi internasional yang berada dibawah naungan PBB. Model

    tersebut telah diuji oleh General Assembly Ressolution No 51/162 tanggal 16 Desember

    1996.

    Pelangaran Hak Atas Kekayaan Intelektual

    Sebagai teknologi yang bekerja secara digital, hal ini memudahkan seseorang berbagi

    dengan orang lain. Hal tersebut menimbulkan banyak keuntungan akan tetapi juga

    menimbulkan permasalahan, terutama menyangkut hak atas kekayaan intelektual.

    Beberapa kasus pelanggaran atas hak kekayaan intelektual tersebut antara lain adalah

    pembajakan perangkat lunak, pemakaaian lisensi melebihi kapasitas penggunaan yang

    seharusnya, penjualan CD-ROM ilegal atau juga penyewaan peranggkat lunak

    ilegal. Berdasarkan survei yang dilakukan Business Softeware Alliance (BSA) pada

    tahun 2001, menempatkan Indonesia pada peringkat ke tiga di dunia.

    Tanggung Jawab Profesi

    Seiring perkembangan teknologi pula, para profesional dibidang komputer sudah

    melakukan spesialisasi pengetahuan . Organisasi profesi di AS, seperti association for

    computing machinery (ACM) dan institute of electrical and electonic engineers (IEEE),

    sudah menetapkan kode etik, syarat-syarat pelaku profesi dan garis besar pekerjaan

    untuk membantu para profesional komputer dalam memahami dan mengatur

    tanggungjawab etis yang harus dipenuhinya.

    Di Indonesia, organisasi profesi dibidang komputer yang didirikan sejak tahun 1974

    yang bernama IPKIN (ikatan profesi komputer dan informatika), juga sudah menetapkan

    kode etik yang disesuaikan dengan kondisi perkembangan pemakaian teknologi

    komputer di indonesia. Kode etik profesi tersebut menyangkut kewajiban plaku p

  • 31

    (Kurniawan, 2020)rofesi terhadap masyarakat, sesama pengembang profesi ilmiah, serta

    kewajiban terhadap sesama umat manusia dan lingkunagan hidup. munculnya kode etik

    profesisi tersebut tentunya memberikan gambaran adanya tanggung jawab yang tinggi

    bagi para pengembang profesi bidang komputer untuk menjalankan fungsi dan tugasnya

    sebagai seorang profesional dengan baik sesuai dengan profesionalisme yang di

    tetapkan.

  • 32

    PROFESIONALISME KERJA BIDANG IT

    A. Hubungan IT dalam Profesionalisme

    1. Seorang profesionalisme dijaman sekarang diharuskan mengerti tentang perkembangan

    teknologi masa kini, teknologi yang sangat cepat kemajuannya mendorong seorang

    professional untuk mengambil pendidikan khusus tentang Teknologi informatika yang

    mumpuni untuk menunjang kemajuan karirnya, seorang professional mengerti betul

    kemudahan yang diberikan ketika kemampuannya dipadukan dengan kemampuan akan

    teknologi informatika, professional yang sadar tentang kebutuhan ini akan mengambil

    langkah-langkah dalam meningkatkan skil informatikanya, baik dengan kursus disebuah

    lembaga atau dengan kuliah lanjutan.

    B. Meningkatkan Profesionalisme di Bidang IT

    1. Peningkatan Prosesionalisme, syarat profesionalisme yang harus dimiliki pekerja IT:

    a.Dasar ilmu yang kuat dalam bidangnya sebagai bagian dari masyarakat teknologi dan

    masyarakat ilmu pengetahuan abad 21.

    b.Penguasaan kiat-kiat profesi yang dilakukan berdasarkan riset dan praktis, bukan hanya

    merupakan teori atau konsep.

    c.Pengembangan kemampuan professional berkesinambungan.

    2. Mempersiapkan SDM

    Contoh program pendidikan Indonesia yang berkaitan dengan Teknologi Informasi:

    a.Program Sekolah 2000

    b.Program SMK Teknologi Informasi

    c.Program Diploma Teknologi Informasi

  • 33

    d.Program Pendidikan Sarjana Teknologi Informasi

    3. Menjadi Profesional dengan sertifikasi, Alasan pentingnya sertifikasi profesionalisme

    dibidang IT:

    1.Bahwa untuk menuju pada level yang diharapkan, pekerjaan dibidang TI membutuhkan

    expertise.

    2.Bahwa profesi dibidang TI, dapat dikatakan merupakan +9profesi menjual jasa dan

    bisnis jasa bersifat kepercayaan.

    C. Jenis Pekerjaan di bidang IT

    Secara umum, pekerjaan dibidang IT setidaknya terbagi dalam 4 kelompok sesuai bidangnya.

    a.Kelompok pertama, adalah mereka yang bergelut didunia perangkat lunak (software), baik

    mereka yang merancang system operasi, database maupun system aplikasi. Pada lingkungan

    kelompok ini, terdapat pekerjaan-pekerjaan seperti misalnya:

    1.SistemAnalis 3.Web designer

    2.Programmer 4. Web Programmer

    Sistem Analis Merupakan orang yang bertugas menganalisa system yang akan

    diimplementasikan mulai dari menganalisa system yang ada, kelebihan kekurangannya,

    sampai studi kelayakan dan desain system yang akan dikembangkan. Ada beberapa yang

    menganalogikan antara analyst dan programmer seperti pekerjaan membuat baju.

    Programmer merupakan orang yang bertugas mengimplementasikan rancangan system analis,

    yaitu membuat program (baik aplikasi maupun system operasi) sesuai dengan system yang

    dianalisa sebelumnya. Dari pengalaman, programmer perlu memiliki kemampuan yang

    spesifik disuatu teknologi atau spesialisasi, misalnyaJava, .NET, atau yang lainnya

  • 34

    b.Kelompok kedua, adalah mereka yang bergelut dibidang perangkat keras (hardware). Pada

    lingkungan kelompok ini, terdapat pekerjaan-pekerjaan seperti:

    -Technical engenieer, sering juga disebut teknisi yaitu orang yang berkecimpung dalam bidang

    teknik, baik mengenal pemeliharaan maupun perbaikan perangkat system computer

    -Networking engineer, adalah orang yang berkecimpung dalam bidang teknisi jaringan

    computer dari maintenance sampai pada troubleshooting-nya

    -Web Designer merupakan orang yang melakukan kegiatan perencanaan, termasuk studi

    kelayakan, analis dan desain terhadap suatu pembuatan proyek.

    -Web Programmer merupakan orang yang bertugas mengimplementasikan rancangan web

    designer, yaitu membuat program berbasis web sesuai desain yang telah dirancang sebelumnya

    c.Kelompok ketiga adalah mereka yang berkecimpung dalam operasional system informasi.

    Pada lingkungan kelompok ini, terdapat pekerjaan-pekerjaan seperti ini:

    -EDP Operator adalah orang yang bertugas mengoperasikan program-program yang

    berhubungan dengan electronic data processing dalam lingkungan sebuah perusahaan atau

    organisasi lainnya.

    -Sistem Administrator merupakan orang yang bertugas melakukan administrasi terhadap

    system melakukan pemeliharaan sistem, memiliki kewenangan mengatur hak akses terhadap

    sistem, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan pengaturan operasional sebuah system.

    d.Kelompok keempat, adalah mereka yang berkecimpung dipengembangan bisnis IT. Pada

    bagian ini, pekerjaan diidentifikasikan oleh pengelompokkan berbagi sector diindustri IT.

    Adapun pekerjaan yang lain selain yang diatas adalah:

  • 35

    1)Peneliti atau dosen, Bagi yang memiliki jiwa peneliti dan pengajar, pekerjaan ini sangat

    cocok buat anda. Tentunya orang-orang yang memilih jalur ini akan mendapatkan kesempatan

    untuk tingkat pendidikan lebih lanjut seperti S2 dan S3.

    2)Administrator Ada beberapa tipe administrator yang dimaksud yaitu administrator database

    ,administrator operating system, administrasion jaringan, dan administrator aplikasi (missal

    ERP).

    D. Sertifikasi

    Dalam mempertanggungjawabkan kemampuan menjalankan pekerjaan dibidang TI, perlu

    standarisasi dari sebuah profesi. Cara yang ditempuh adalah melalui sertifikasi, sebagai lambang

    sebuah profesionalisme.

    Beberapa manfaat sertifikasi :

    a. Ikut berperan dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih profesional.

    b. Pengakuan resmi pemerintah tentang tingkat keahlian individu terhadap sebuah profesi.

    c. Pengakuan dari organisasi profesi sejenis (benchmarking), baik pada tingkat

    regional/internasional.

    d. Membuka akses lapangan pekerjaan scr nasional, regional/internasional.

    e. Memperoleh peningkatan karier dan pendapatan sesuai perimbangan dengan pedoman skala

    yang diberlakukan.

    Sertifikasi internasional untuk profesi bidang TI relatif pada lingkungan terbatas dan

    biasanya dikeluarkan berkaitan dengan produk software atau hardware dari perusahaan tertentu,

    seperti Microsoft, Oracle, Cisco, dll. Pelaksanaan sertifikasi diselenggarakan oleh perusahaan

    tersebut / lembaga yang ditunjuk sebagai afiliasi, tentunya dengan biaya yang cukup mahal.

    Beberapa contoh sertifikasi yang berorientasi produk:

  • 36

    a) Sertifikasi Microsoft

    MCDST (Microsoft Certified Desktop Support Technicians)

    MCSA (Microsoft Certified System Administrations)

    MCSE (Microsoft Certified Systems Engineers)

    MCDBA (Microsoft Certified Database Administations)

    MCT (Microsoft Certified Trainers)

    MCAD (Microsoft Certified Application Developers)

    MCSD (Microsoft Certified Solution Developers)

    Office Specialist (Microsoft Office Specialist)

    b) Sertifikasi Oracle

    OCA (Oracle Certified Associate)

    OCP (Oracle Certified Professional)

    OCM (Oracle Certified Master)

    c) Sertifikasi Cisco

    CCNA (Cisco Certified Networking Associate)

    CCNP (Cisco Certified Networking Professional)

    CCIA (Cisco Certified Internetworking Expert)

    d) Sertifikasi Novell

    Novel CLP (Novel Certified Linux Professional)

    Novel CLE (Novel Certified Linux Engineer)

    Suse CLP (SUSE Certified Linux Professional)

    MCNE (Master Certified Novell Engineer)

  • 37

    Selain sertifikasi yang berorientasi produk, adapula sertifikasi yang tidak berorientasi

    pada produk.

    Beberapa sertifikasi yang berorientasi pd pekerjaan / profesi:

    a) Institut for Certification of Computing Professionals (ICCP): Badan Sertifikasi Teknologi

    Informasi di Amerika

    CDP (Certified Data Processor)

    CCP (Certified Computer Programmer)

    CSP (Certfied Systems Professional)

    b) Computing Technology Industry Association (CompTIA): Asosiasi Industri Teknologi

    Komputer di Amerika

    A+ (Entry Level Computer Services)

    Networks+ (Networks Support and Administration)

    Security+ (Computer and Information Security)

    HTI+ (Home Technology Installation)

    IT Project+ (IT Project Management)

    Hambatan pelaksanaan sertifikasi :

    1. Biaya mahal, untuk mengikuti sertifikasi berstandar internasional dibutuhkan biaya

    kurang lebih 150 USD, itupun belum tentu lulus.

    2. Kemampuan yang kurang memadai terhadap penguasaan materi sertifikasi

    3. Dibutuhkan pengetahuan dan kemampuan diatas rata-rata untuk lulus sertifikasi.

  • 38

    CYBER CRIME

    A. Pengertian Cyber Crime

    Berbicara masalah cyber crime tidak lepas dari permasalahan keamanan jaringan komputer

    atau keamanan informasi berbasis internet dalam era global ini, apalagi jika dikaitkan dengan

    persoalan informasi sebagai komoditi. Informasi sebagai komoditi memerlukan

    kehandalan pelayanan agar apa yang disajikan tidak mengecewakan pelanggannya. Untuk

    mencapai tingkat kehandalan tentunya informasi itu sendiri harus selalau dimutaakhirkan

    sehingga informasi yang disajikan tidak ketinggalan zaman. Kejahatan dunia maya (cyber

    crime) ini muncul seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat.

    Untuk lebih mendalam ada beberapa pendapat di bawah ini tentang apa yang dimaksud

    dengan cyber crime? Di antaranya adalah Menurut Kepolisian Ingris, Cyber crime adalah

    segala macam penggunaan jaringan komputer untuk tujuan criminal dan/atau criminal

    berteknologi tinggi dengan menyalahgunakan kemudahan teknologi digital.

    Pemanfaatan Teknologi Informasi, media, dan komunikasi telah mengubah baik perilaku

    masyarakat maupun peradaban manusia secara global. Perkembangan teknologi informasi dan

    komunikasi menyebabkan perubahan sosial, ekonomi, dan budaya secara signifikan

    berlangsung demikian cepat. Seiring dengan perkembangan teknologi internet, menyebabkan

    munculnya kejahatan yang disebut dengan Cybercrime atau kejahatan melalui jaringan

    Internet. Munculnya beberapa kasus Cybercrime di Indonesia, seperti pencurian kartu kredit,

    hacking beberapa situs, menyadap transmisi data orang lain, misalnya email, dan

  • 39

    memanipulasi data dengan cara menyiapkan perintah yang tidak dikehendaki ke dalam

    programmer komputer.

    Menurut Andi Hamzah dalam bukunya “Aspek-aspek pidana di bidang komputer” (1989)

    mengartikan cybercrime sebagai kejahatan di bidang komputer secara umum dapat diartikan

    sebagai penggunaan komputer secara illegal. Adapun definisi lain mengenai cybercrime, yaitu:

    1. Girasa (2002), mendefinisikan cybercrime sebagai aksi kegiatan yang menggunakan

    teknologi komputer sebagai komponen utama.

    2. Tavani (2000) memberikan definisi cybercrime, yaitu : kejahatan dimana tindakan kriminal

    hanya bisa dilakukan dengan menggunakan teknologi cyber dan terjadi di dunia cyber.

    Untuk menanggulangi kejahatan Cyber maka diperlukan adanya hukum Cyber atau Cyber

    Law. Cyberlaw adalah aspek hukum yang ruang lingkupnya meliputi setiap aspek yang

    berhubungan dengan orang perorangan atau subyek hukum yang menggunakan dan

    memanfaatkan teknologi internet yang dimulai pada saat mulai online dan memasuki dunia

    cyber atau maya. Cyberlaw sendiri merupakan istilah yang berasal dari Cyberspace Law.

    Istilah hukum cyber diartikan sebagai padanan kata dari Cyberlaw, yang saat ini secara

    internasional digunakan untuk istilah hukum yang terkait dengan pemanfaatan TI. Istilah lain

    yang juga digunakan adalah Hukum TI (Law of Information Teknologi), Hukum Dunia Maya

    (Virtual World Law) dan Hukum Mayantara. Secara akademis, terminologi cyberlaw belum

    menjadi terminologi yang umum. Di Indonesia sendiri tampaknya belum ada satu istilah yang

    disepakati. Dimana istilah yang dimaksudkan sebagai terjemahan dari cyberlaw, misalnya,

    Hukum Sistem Informasi, Hukum Informasi, dan Hukum Telematika (Telekomunikasi dan

  • 40

    Informatika).

    Secara yuridis, cyberlaw tidak sama lagi dengan ukuran dan kualifikasi hukum tradisional.

    Kegiatan cyber meskipun bersifat virtual dapat dikategorikan sebagai tindakan dan perbuatan

    hukum yang nyata. Kegiatan cyber adalah kegiatan virtual yang berdampak sangat nyata

    meskipun alat buktinya bersifat elektronik. Dengan demikian subjek pelakunya harus

    dikualifikasikan pula sebagai orang yang telah melakukan perbuatan hukum secara nyata.

    B. Karakteristik dari kejahatan didunia maya adalah sebagai berikut :

    1. Ruang Lingkup Kejahatan

    Ruang Lingkup Kejahatan Cybercrime, bersifat global, melintasi batas negara sehingga sulit

    untuk dideteksi pelaku dan hukum yang berlaku.

    2. Sifat Kejahatan

    Sifat Kejahatan dari Cybercrime, tidak menimbulkan kekacauan yang mudah terlihat.

    3. Perilaku Kejahatan

    Pelaku Kejahatan dari Cybercrime, tidak mengenal usia dan bersifat universal. Bahkan

    beberapa diantaranya masih anak-anak dan remaja.

    4. Modus Kejahatan

    Modus Kejahatan dari Cybercrime, adalah modus operand. Dimana modus tersebut hanya bias

    dimengerti oleh orang-orang yang menguasai pengetahuan tentang Komputer, teknik

    pemrograman dan seluruh bentuk dunia cyber.

    5. Jenis Kerugian yang Ditimbulkan

    Dapat berupa material maupun nonmaterial. Seperti waktu, nilai, jasa, uang, barang, harga diri,

  • 41

    martabat, bahkan kerahasiaan informasi

    C. Beberapa langkah penting yang harus dilakukan setiap negara dalam penanggulangan

    cybercrime adalah:

    1. Melakukan modernisasi hukum pidana nasional beserta hukum acaranya, yang diselaraskan

    dengan konvensi internasional yang terkait dengan kejahatan tersebut

    2. Meningkatkan sistem pengamanan jaringan komputer nasional sesuai standar internasional

    3. Meningkatkan pemahaman serta keahlian aparatur penegak hukum mengenai upaya

    pencegahan, investigasi dan penuntutan perkara-perkara yang berhubungan dengan

    cybercrime

    4. Meningkatkan kesadaran warga negara mengenai masalah cybercrime serta pentingnya

    mencegah kejahatan tersebut terjadi

    5. Meningkatkan kerjasama antar negara, baik bilateral, regional maupun multilateral, dalam

    upaya penanganan cybercrime, antara lain melalui perjanjian ekstradisi dan mutual assistance

    treaties.

    D. Jenis-Jenis Cyber Crime

    Ada beberapa jenis Cyber Crime, diantaranya adalah:

    1. Pencurian Data (Data Theft)

    Pencurian data atau data theft merupakan suatu tindakan ilegal dengan mencuri data dari sistem

    komputer untuk kepentingan pribadi atau dikomersilkan dengan menjual data curian kepada

    pihak lain. Biasanya, tindakan pencurian data ini berujung pada kejahatan penipuan secara

    online.

  • 42

    2. Akses Ilegal (Unauthorized Access)

    Membuka atau masuk ke akun orang lain tanpa ijin dan dengan sengaja merupakan suatu

    tindakan kejahatan di dunia maya. Akun yang telah dibobol pelaku sangat mungkin membuat

    pemiliknya mengalami kerugian, misalnya:

    a. Membuat pemilik akun kehilangan data penting.

    b. Menggunakan akun untuk aksi kejahatan, misalnya menipu orang lain dengan

    memakai nama pemilik akun.

    3. Hacking dan Cracking

    Hacking merupakan aktivitas menerobos program komputer milik orang lain. Si pelaku, atau

    yang lebih dikenal dengan sebutan hacker biasanya memiliki keahlian membuat dan membaca

    program tertentu dan terobsesi mengamati keamanannya.

    Ada juga kejahatan yang dinamakan cracking, yaitu hacking untuk tujuan jahat. Biasanya, para

    cracker atau sebutan bagi pelaku cracking bisa mengetahui simpanan para nasabah di beberapa

    bank atau pusat data sensitif lain untuk menguntungkan diri sendiri.

    Sekilas, hacking dan cracking hampir sama saja, tetapi ada perbedaan yang mendasar di antara

    keduanya. Jika hacking adalah upaya yang lebih fokus pada prosesnya, cracking lebih fokus

    untuk menikmati hasilnya.

    a. Carding

    Carding atau penyalahgunaan kartu kredit adalah kegiatan berbelanja menggunakan nomor dan

  • 43

    identitas kartu kredit orang lain. Hal ini dilakukan secara ilegal dan data kartu kredit biasanya

    didapat melalui tindakan pencurian lewat internet.

    b. Defacing

    Defacing adalah aktivitas mengubah halaman suatu website milik pihak lain. Pada kasus-kasus

    defacing yang sering dijumpai, biasanya para pelaku melakukannya hanya untuk iseng, pamer

    kemampuan bisa membuat program, hingga berniat jahat untuk mencuri data dan dijual ke

    pihak lain.

    c. Cybersquatting

    Cybersquatting atau penyerobotan domain name yang merupakan jenis kejahatan dunia maya

    yang masuk ke dalam kategori domain hijacking (pembajakan domain). Cara yang dilakukan

    adalah dengan mendaftarkan domain nama perusahaan atau nama orang lain.

    Hasil kejahatan biasanya akan dijual kepada perusahaan atau pihak lain dengan harga yang

    lebih mahal. Pelaku akan berusaha untuk menguntungkan dirinya sendiri dengan merugikan

    pihak lain.

    d. Cyber Typosquatting

    Cyber typosquatting merupakan kejahatan yang dilakukan dengan cara membuat domain

    plesetan yang mirip dengan nama domain orang lain. Salah satu tujuannya adalah menjatuhkan

    domain asli dengan melakukan penipuan atau berita bohong kepada masyarakat.

    e. Menyebarkan Konten Ilegal

  • 44

    Konten ilegal biasanya berisi tentang informasi atau data yang tidak etis, tidak benar, dan bisa

    jadi melanggar hukum. Jenisnya sendiri ada banyak sekali, beberapa di antaranya yang sering

    kita jumpai adalah berita hoax dan konten yang mengandung unsur pornografi.

    f. Malware

    Malware merupakan salah satu program komputer yang mencari kelemahan dari suatu

    software. Biasanya malware diciptakan untuk membobol atau merusak suatu software atau

    sistem operasi.

    Malware terdiri dari beberapa jenis, seperti worm, virus, trojan horse, adware, browser

    hijacker, dan yang lainnya.

    Meskipun tersebar juga antivirus atau anti spam, Anda tetap harus waspada agar terhindar dari

    malware karena si pembuat biasanya sangat kreatif dan terus produktif dalam membuat

    program yang merugikan para korbannya.

    g. Cyber Terorism

    Kejahatan dunia maya bisa masuk ke dalam kategori cyber terorism jika telah mengancam

    pemerintah. Para pelaku cyber terorism biasanya akan melakukan cracking ke situs pemerintah

    atau militer.

    h. Pemalsuan Data (Data Forgery)

    Ini merupakan tindak kejahatan dunia maya dengan memalsukan data pada dokumen penting

    yang disimpan sebagai scriptless document di internet. Salah satu praktik pemalsuan data ini

  • 45

    misalnya pemalsuan dokumen pada situs e-commerce yang dibuat seolah-olah terjadi typo atau

    salah ketik sehingga menguntungkan pelakunya.

    i. Memata-Matai (Cyber Espionage)

    Ini adalah kejahatan di dunia maya yang memanfaatkan jaringan internet untuk masuk ke

    sistem jaringan komputer pihak lain untuk memata-matai.

    Beberapa metode Cyber Crime:

    1. Password Cracker

    Kegiatan ini merupakan suatu tindakan pencurian atau peretasan password orang lain

    dengan bantuan sebuah program yang mampu membuka enkripsi password.

    2. Spoofing

    Spoofing adalah tindakan memalsukan sebuah data atau identitas seseorang dengan tujuan

    pelaku bisa login ke dalam sebuah jaringan komputer atau akun pemilik layaknya user yang

    asli.

    3. Distributed Denial of Attacks (DDoS)

    DDoS adalah tindakan penyerangan yang dilakukan terhadap server atau komputer di

    dalam sebuah jaringan internet. Serangan ini mampu menghabiskan resource yang ada pada

    server sehingga perangkat tersebut tidak mampu menjalankan fungsinya dengan baik seperti

    semula.

  • 46

    4. Sniffing

    Sniffing merupakan tindakan pencurian username dan password pihak lain. Jika akun

    sudah dikuasai, pelaku bisa melakukan tindak kejahatan berupa penipuan dengan

    mengatasnamakan pemilik akun yang asli.

    5. Destructive device

    Destructive device merupakan suatu program atau software yang berisi virus. Pelaku

    biasanya memiliki tujuan untuk menghancurkan atau merusak data yang terdapat pada sebuah

    komputer yang dituju. Beberapa isi program tersebut adalah worms, email bombs, nukes,

    trojan horse, dsb.

  • 47

    KEBIJAKAN HUKUM CYBER CRIME

    A. Pengertian Kebijakan Penanggulangan Cyber Crime

    Kebijakan penanggulangan cyber crimedengan hukum pidana termasuk bidang penal

    policyyang merupakan bagian dari criminal policy(kebijakan penanggulangan kejahatan).

    Dilihat dari sudut criminal policy, upaya penanggulangan kejahatan (termasuk

    penanggulangan cyber crime) tidak dapat dilakukan semata-mata secara parsial dengan

    hukum pidana (sarana penal), tetapi harus pula ditempuh dengan pendekatan

    integral/sistemikSebagai salah satu bentuk high tech crimeyang dapat melampaui batas-

    batas negara (bersifat transnational/transborder), merupakan hal yang wajar jika upaya

    penanggulangan cyber crimejuga harus ditempuh dengan pendekatan teknologi (techno

    prevention). Di samping itu, diperlukan pula pendekatan budaya/kultural, pendekatan

    moral/edukatif, dan bahkan pendekatan global melalui kerjasama

    internasional.Operasionalisasi kebijakan penal meliputi kriminalisasi, dekriminalisasi,

    penalisasi dan depenalisasi. Penegakan hukum pidana tersebut sangat tergantung pada

    perkembangan politik hukum, politik kriminal, dan politik sosial. Oleh karena itu,

    penegakan hukum tidak hanya memperhatikan hukum yang otonom, melainkan

    memperhatikan juga masalah kemasyarakatan dan ilmu perilaku sosial.Kebijakan

    kriminalisasi merupakan suatu kebijakan dalam menetapkan suatu perbuatan yang semula

    bukantindak pidana menjadi suatu tindak pidana.Jadi pada hakikatnya, kebijakan

    kriminalisasi merupakan bagian dari kebijakan kriminal (criminal policy) dengan

  • 48

    menggunakan sarana hukum pidana sehingga itu termasuk bagian dari kebijakan hukum

    pidana (penal policy), khususnya kebijakan formulasi. Menurut Bassiouni, keputusan

    untuk melakukan kriminalisasi dan dekriminalisasi harus didasarkan pada faktor-

    faktor kebijakan tertentu yang mempertimbangkan bermacam-macam faktor, termasuk:

    1.Keseimbangan sarana-sarana yang digunakan dalam hubungannya dengan hasil-hasil yang

    ingin dicapai;

    2.Analisis biaya terhadap hasil-hasil yang diperoleh dalam hubungannya dengan tujuan-

    tujuan yang dicari.

    3.Penelitian atau penafsiran tujuan-tujuan yang dicari itu dalam kaitannya dengan prioritas

    lainnya dalam pengalokasian sumber-sumber tenaga manusia.

    4.Pengaruh sosial dari kriminalisasi dan dekriminalisasi yang berkenaan dengan pengaruh-

    pengaruhnya yang sekunder.

    Kebijakan Penangggulangan cyber crimehukum dalam pidana di Indonesia selama ini dapat

    diidentifikasikan sebagai berikut:

    1. Dalam KUHP Perumusan tindak pidana di dalam KUHP kebanyakan masih bersifat

    konvensional dan belum secara langsung dikaitkan dengan perkembangan cyber crime,

    selain itu juga terdapat berbagai kelemahan dan keterbatasan dalam menghadapi

    perkembangan teknologi dan high tech crimeyang sangat bervariasi. Contoh dalam hal

    menghadapi masalah pemalsuan kartu kredit dan transfer dana elektronik saja, KUHP

    mengalami kesulitan karena tidak adanya aturan khusus mengenai hal tersebut.

    Ketentuan yang ada hanya mengenai :

    a. sumpah/keterangan palsu (Pasal 242)

  • 49

    b. pemaluan mata uang dan uang kertas (Pasal 244-252)

    c. pemalsuan materai dan merk (Pasal 253-262)

    d. pemalsuan surat (Pasal 263-276).

    2. undang di luar KUHP

    a. UU No.36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi, mengancam pidana terhadap

    perbuatan:

    b. memanipulasi akses ke jaringan telekomunikasi (Pasal 50 jo.22)

    c. menimbulkan gangguan fisik dan elektromagnetik terhadap penyelenggaraan

    telekomunikasi (Pasal 55 jo.38)

    d. menyadap informasi melalui jaringan telekomunikasi (Pasal 56 jo.40).

    e. Pasal 26A UU No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas UU No.31 Tahun 1999

    tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; Pasal 38 UU No.15 Tahun 2002

    tentang Tindak Pidana Pencucian Uang; dan pasal 44 ayat (2) UU No.30

    Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; mengakui

    electronic recordsebagai alat bukti yang sah.;UU No.32 Tahun 2002 tentang

    Penyiaran, antara lain mengatur tindak pidana:

    1) Pasal 57 jo. 36 ayat (5) mengancam pidana terhadap siaran yang :

    a) bersifat fitnah, menghasut, menyesatkandan/atau bohong;

    b) menonjolkan unsur kekerasan, cabul, perjudian, penyalahgunaan narkotika dan

    obat terlarang; atau

    c) mempertentangkan suku, agama, ras, dan antar golongan.

  • 50

    2) Pasal 57 jo. 36 ayat (6) mengancam pidana terhadap siaran yng

    memperolokkan,merendahkan, melecehkan, dan/atau mengabaikan nilai-nilai agama,

    martabat manusia Indonesia, atau merusak hubungan internasional.

    3) 58 jo. 46 ayat(3) Mengancam pidana terhadap siaran iklan niaga yang

    didalamnya memuat: a)promosi yang dihubungkan dengan ajaran suatu agama

    B. Pengertian Cyberlaw

    Hukum pada prinsipnya merupakan pengaturan terhadap sikap tindakan (prilaku) seseorang

    dan masyarakat dimana akan ada sangsi bagi yang melanggar. Alasan cyberlaw itu diperlunya

    menurut Sitompul (2012:39) sebagai berikut :

    1. Masyarakat yang ada di dunia virtual ialah masyarakat yang berasal dari dunia nyata yang

    memiliki nilai dan kepentingan

    2. Meskipun terjadi di dunia virtual, transaksi yang dilakukan oleh masyarakat memiliki

    pengaruh dalam dunia nyata.

    Cyberlaw adalah hukum yang digunakan di dunia cyber (dunia maya) yang umumnya

    diasosiasikan dengan internet.

    Cyberlaw merupakan aspek hukum yang ruang lingkupnya meliputi setiap aspek yang

    berhubungan dengan orang perorangan atau subyek hukum yang menggunakan dan

    memanfaatkan teknologi internet yang dimulai pada saat mulai online dan memasuki dunia

    cyber atau maya.

    C. Ruang Lingkup Cyberlaw

  • 51

    Jonathan Rosenoer dalam Cyberlaw, the law of internet mengingatkan tentang ruang lingkup

    cyberlaw diantaranya :

    Hak Cipta (Copy Right)

    Hak Merk (Trade Mark)

    Pencemaran nama baik (Defamation)

    Fitnah, Penistaan, Penghinaan (Hate Speech)

    Serangan terhadap fasilitas komputer (Hacking, Viruses, Illegal Access)

    Pengaturan sumber daya internet seperti IP-Address, domain name

    Kenyamanan individu (Privacy)

    Prinsip kehati-hatian (Duty Care)

    Tindakan kriminal biasa menggunakan TI sebagai alat

    Isu prosedural seperti yuridiksi, pembuktian, penyelidikan dll

    Kontrak/transaksi elektronik dan tandatangan digital

    Pornografi

    Pencurian melalui internet

    Perlindungan konsumen

    Pemanfaatan internet dalam aktivitas keseharian seperti e-commerce, e-goverment, e-

    education, dll.

    D. Pengaturan Cybercrimes dalam UUITE

    Saat ini di Indonesia telah lahir suatu rezim hukum baru yang dikenal dengan hukum siber,

    UU RI tentang Informasi dan Transaksi Elektronik no 11 th 2008 , yang terdiri dari 54 pasal

    dan disahkan tgl 21 April 2008, yang diharapkan bisa mengatur segala urusan dunia Internet

    (siber), termasuk didalamnya memberi punishment terhadap pelaku cybercrime.

    Rangkuman dari muatan UU ITE adalah sebagai berikut:

  • 52

    Tanda tangan elektronik memiliki kekuatan hukum yang sama dengan tanda tangan

    konvensional (tinta basah dan bermaterai). Sesuai dengan e-ASEAN Framework Guidelines

    (pengakuan tanda tangan digital lintas batas)

    Alat bukti elektronik diakui seperti alat bukti lainnya yang diatur dalam KUHP

    UU ITE berlaku untuk setiap orang yang melakukan perbuatan hukum, baik yang berada

    di wilayah Indonesia maupun di luar Indonesia yang memiliki akibat hukum di Indonesia

    Pengaturan Nama domain dan Hak Kekayaan Intelektual

    Perbuatan yang dilarang (cybercrime) dijelaskan pada Bab VII (pasal 27-37):

    -Pasal 27 (Asusila, Perjudian, Penghinaan, Pemerasan)

    -Pasal 28 (Berita Bohong dan Menyesatkan, Berita Kebencian dan Permusuhan)

    -Pasal 29 (Ancaman Kekerasan dan Menakut-nakuti)

    -Pasal 30 (Akses Komputer Pihak Lain Tanpa Izin, Cracking)

    -Pasal 31 (Penyadapan, Perubahan, Penghilangan Informasi)

    -Pasal 32 (Pemindahan, Perusakan dan Membuka Informasi Rahasia)

    -Pasal 33 (Virus?, Membuat Sistem Tidak Bekerja (DOS?))

    -Pasal 35 (Menjadikan Seolah Dokumen Otentik(phising?))

  • 53

    DAFTAR PUSTAKA

    Anoname. (2017, November 07). Retrieved from Bapenda Jabar:

    https://bapenda.jabarprov.go.id/2017/11/07/pengertian-cyber-crime-dan-cyber-law/

    Ayu, A. (2018, April 12). Retrieved from ayukhusnulkhotimah:

    http://ayukhusnulkhotimah.web.ugm.ac.id/2018/04/12/etika-komputer/

    http://digilib.uinsby.ac.id. (n.d.). Retrieved from http://digilib.uinsby.ac.id/6465/2/Bab%201.pdf

    Ibeng, P. (2020, Oktober 15). Retrieved from Pendidikan.co.id: https://pendidikan.co.id/etika-

    profesi/

    Kurniawan, A. (2020, Desember 12). www.gurupendidikan.co.id. Retrieved from

    gurupendidikan.co.id: https://www.gurupendidikan.co.id/moral-adalah/

    Marpaung, A. N. (2017). Profesionalisme Kerja Bidang Umum dan IT. Jambi:

    https://elektro.teknik.unja.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/4.pdf.

    Ramli, M. (2012). ETIKA DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI. TA’LIM *

    Vol.II -- No.03 Jan-Jun 2012, 134-147.

    Sitompul, J. S. (2012). Cyberspace Cybercrimes Cyberlaw Tinjauan Aspek Hukum Pidana.

    Jakarta: PT. Tata Nusa.

    Suhariyanto, B. S. (2012). Suhariyanto, Budi, S.H, M.H, . Depok: Suhariyanto, Budi, S.H, M.H, .

    Syafnidawaty. (2020, April 29). Retrieved from Universitas Raharja:

    https://raharja.ac.id/2020/04/29/apa-itu-cyber-crime/

    Wahid, A. d. (2015). Kejahatan Mayantara (Cyber Crime). Jakarta: PT. Refika Aditama.