[Modul 6 Spektrum Atom] Indah Darapuspa 10211008
-
Upload
indah-darapuspa -
Category
Documents
-
view
85 -
download
10
description
Transcript of [Modul 6 Spektrum Atom] Indah Darapuspa 10211008
![Page 1: [Modul 6 Spektrum Atom] Indah Darapuspa 10211008](https://reader035.fdocuments.net/reader035/viewer/2022072107/5695d33b1a28ab9b029d3c0b/html5/thumbnails/1.jpg)
MODUL 05
SPEKTRUM ATOM dari DUA ELEKTRON : He, Hg Indah Darapuspa, Rizky Budiman,Tisa I Ariani, Taffy Ukhtia P, Dimas M Nur
10211008, 10211004, 1021354, 10213074, 10213089
Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia
E-mail: [email protected]
Asisten: Retno Dwi Wulandari / 10212069
Tanggal Praktikum: 11-11-2015
Abstrak
Setiap atom memiliki spektrum tertentu. Hg dan He merupakan atom yang memiliki jumlah elektron
terluarnya adalah dua. Transisi optik atom He dan Hg dapat ditentukan melalui spektrumnya. Untuk
menentukan spektrum atom, maka dirancang percobaan dengan menggunakan metode grating. Tujuan dari
eksperimen ini adalah memahami proses difraksi pada celah banyak menggunakan metode grating,
memahami prinsip kerja lampu He dan Hg, memahami spetrum emisi lampu He dan Hg untuk kemudian
hasilnya dapat digunakan untuk menentukan panjang gelombang dari spektrum Hg dan He serta jenis atom
berdasarkan spektrumnya. Hasil percobaan diperoleh nilai panjang gelombang spektrum, energi transisi,
berserta transisinya. Atom yang tidak diketahui dengan mencocokan spektrumnya maka atom tersebut
adalah
Kata kunci: eksitasi, spektrum, transisi
I. Pendahuluan
Pada percobaan ini kita akan mengamati
difraksi pada celah banyak menggunakan
metode grating, memahami prinsip kerja
lampu He dan Hg, spektrum emisi lampu He
dan Hg. Hasil percobaan diperoleh nilai
panjang gelombang spektrum, energi transisi,
dan transisinya yang kemudian digunakan
untuk menentukan panjang gelombang
spektrum He dan Hg serta jenis atom
berdasar spektrumnya.
Spektrum elektromagnetik adalah
susunan semua bentuk gelombang
elektromagnetik berdasarkan panjang
gelombang dan frekuensinya. Tetapi
spektrum elektromagnetik ini tidak hanya
cahaya tampak, ada juga gelombang radio,
gelombang mikro, sinar inframerah, sinar UV
(Ultra Violet), sinar-X, sinar Gamma [1]
.
Difraksi grating meripakan salah satu
alat yang digunakan untuk memisahkan
spektrum cahaya[2]
. Difraksi grating adalah
metode yang sangat berguna untuk
pemisahan garis spektrum yang terkait
dengan transisi atom. Panjang gelombang
spektrum dapat dihitung menggunakan
persamaan berikut :
𝜆 = 𝑘𝐿
𝐿2+𝑑2... (1)
Keterangan :
λ : Panjang gelombang (nm)
k : Konstanta grating (1/6000 garis/cm)
L : Jarak dari pusat ke terang (kanan/kiri)
d : Jarak antara pengamatan dan lampu (cm)
Gambar 1. Metode Grating
Sumber cahaya yang dihasilkan pada
lampu merupakan bentuk konsekuensi dari
proses eksitasi elektron dari keadaan
eksitasinya E1 menuju keadaan dasarnya E0.
Proses eksitasi disertai dengan emisi foton
dengan panjang gelombang :
𝜆 = ∆𝐸
ℎ𝑐...(2)
dengan
∆𝐸 = 𝐸𝑓 − 𝐸𝑖 ...(3)
Keterangan :
λ : Panjang gelombang (nm)
ΔE : Selisih energi (eV)
Ef : Energi awal (eV)
Ei : Energi akhir (eV)
h : Konstanta Planck (6,63x10-34
J/s)
c : Kecepatan cahaya (3x108 m/s)
![Page 2: [Modul 6 Spektrum Atom] Indah Darapuspa 10211008](https://reader035.fdocuments.net/reader035/viewer/2022072107/5695d33b1a28ab9b029d3c0b/html5/thumbnails/2.jpg)
Berbeda dengan model atom Hidrogen,
untuk kasus transisi optik pada atom He dan
Hg melibatkan jumlah elektron lebih dari
satu. Probabilitas paling tinggi eksitasi dan
absorbsi terjadi pada elektron terluar dari
atom. Energi ikat elektron terluar memiliki
nilai yang lebih kecil daripada energi
elektron di dalamnya sehingga lebih mudah
melakukan transisi optik pada elektron
terluar.
Pada kasus percobaan kali ini, gas
Helium pada lampu memiliki kontribusi dua
elektron disetiap atomnya. Percobaan kali ini
dilakukan untuk menentukan spektrum dari
atom Hg dan He. Serta menentukan lampu
atom tertentu dengan hanya mengetahui
spektrumnya.
II. Metode Percobaan Percobaan dilakukan dengan
menggunakan metode Grating. Perlengkapan
disusun sedemikian rupa sehingga sumber
cahaya mengenai lensa grating dan kemudian
dapat diamati pola difraksi dengan mata
secara langsung pada bangku optik
ditempatkan di dekat lensa. Serta jarak
spektrum hasil pola difraksi dapat diukur
menggunakan penggaris.
Gambar 2. Skema penyusunan alat pada
percobaan
Pertama, lampu diberi tegangan hingga
menyala dengan tegangan maksimal 5 kV.
Pemberian tegangan dilakukan secara
perlahan. Untuk setiap lampu, akan teramati
pola difraksi (spektrum) dari lampu tersebut.
Panjang gelombang spektum dihitung
melalui persamaan 1, dengan L ditentukan
melalui jarak dua spektrum dibagi dua (kiri
dan kanan). Nilai d ditentukan dengan
mengukur jarak lensa grating ke penggaris.
Percobaan ini dilakukan untuk 3 lampu
yaitu lampu Hg(merkuri), lampu Helium dan
lampu X (jenisnya tidak dikatehui) dengan
masing-masing lampu diberi 3 variasi jarak
d, yaitu pada 40 cm, 50 cm dan 60 cm.
III. Data dan Pengolahan
a. Percobaan lampu Hg (merkuri),
Lampu He dan Lampu X (jenisnya
tidak diketahui)
- Lampu Hg
Pemberian tegangan = 0,6 kVolt
Tabel 1. Warna yang dihasilkan dari variasi jarak
pengamatan untuk lampu Hg (merkuri) dengan
variasi d =40 cm, 50cm dan 60 cm
d = 40 cm
Warna L (cm)
kanan kiri
Merah 255 -
Kuning 181 270
Hijau 167 252
Ungu 123 209
d = 50 cm
Warna L (cm)
kanan kiri
Kuning 221 312
Hijau 205 297
Biru 153 242
Ungu 134 225
d = 60 cm
Warna L (cm)
kanan kiri
Merah 340 428
Kuning 262 352
Hijau 243 330
Biru 180 265
Ungu 168 246
- Lampu Helium
Pemberian tegangan = 0,6 kVolt
Tabel 2. Warna yang dihasilkan dari variasi jarak
pengamatan untuk lampu Helium dengan variasi
d =40 cm, 50cm dan 60 cm
d = 40 cm
Warna L (cm)
kanan kiri
Merah 233 305
Kuning 204 270
Hijau 164 240
Biru 157 235
Ungu 140 219
![Page 3: [Modul 6 Spektrum Atom] Indah Darapuspa 10211008](https://reader035.fdocuments.net/reader035/viewer/2022072107/5695d33b1a28ab9b029d3c0b/html5/thumbnails/3.jpg)
d = 50 cm
Warna l (cm)
kanan kiri
Merah 285 350
Kuning 247 310
Hijau 200 269
Biru 193 265
Ungu 173 241
d = 60 cm
Warna l (cm)
kanan kiri
Merah 322 401
Kuning 273 350
Hijau 226 305
Biru 215 300
Ungu 192 275
- Lampu X (jenisnya tidak diketahui)
Pemberian tegangan : 240 Volt
Tabel 3. Spektrum warna yang dihasilkan dari
variasi jarak pengamatan untuk lampu X yang
jenisnya tidak diketahui
d = 40 cm
Warna l (cm)
kanan kiri
Merah 217 220
Hijau 167 180
Biru 141 171
Ungu 135 155
d = 50 cm
Warna l (cm)
kanan kiri
Merah 250 245
Hijau 192 198
Biru 176 190
Ungu 163 175
d = 60 cm
Warna l (cm)
kanan kiri
Merah 296 286
Hijau 229 225,5
Biru 214 218
Ungu 194 200
b. Spektrum lampu Hg (merkuri),
Lampu He dan Lampu X (jenisnya
tidak diketahui)
- Lampu Hg(merkuri)
Tabel 4. Spektrum Lampu Hg (merkuri) untuk
jarak d = 40cm
Warna λ(nm) ΔE (eV) Transisi
Merah 895.9289 1.3858 5p – 2s Kuning 818.4803 1.5169 5p – 2s Hijau 773.276 1.6056 5p – 2s Biru 0 0 0 Ungu 638.8389 1.9434 5p – 2s
Tabel 5. Spektrum Lampu Hg(merkuri) untuk
jarak d = 50cm
Warna λ(nm) ΔE (eV) Transisi
Merah 0 0 0
Kuning 783.932 1.5837 5p – 2s Hijau 747.7383 1.6604 5p – 2s Biru 612.2971 2.0277 5p – 2s Ungu 563.1436 2.2046 5p – 2s
Tabel 6. Spektrum Lampu Hg(merkuri) untuk
jarak d = 60cm
Warna λ(nm) ΔE (eV) Transisi
Merah 898.4228 1.3819 5p – 2s Kuning 759.1719 1.6354 5p – 2s Hijau 718.161 1.7288 5p – 2s Biru 579.4934 2.1424 5p – 2s Ungu 543.5606 2.2841 5p – 2s
- Lampu Helium
Tabel 7. Spektrum Lampu He untuk jarak d =
40cm
Warna λ(nm) ΔE(eV) Transisi
Merah 930.0781 1.3349 5p – 2s Kuning 849.5724 1.4614 5p – 2s Hijau 751.301 1.6525 5p – 2s Biru 733.3587 1.6929 5p – 2s Ungu 682.3601 1.8195 5p – 2s
Tabel 8. Spektrum Lampu He untuk jarak d =
50cm
Warna λ (nm) ΔE(eV) Transisi
Merah 893.4265 1.3896 5p – 2s Kuning 811.0115 1.5308 5p – 2s Hijau 707.6991 1.7543 5p – 2s Biru 694.0071 1.7889 5p – 2s Ungu 637.525 1.9474 5p – 2s
![Page 4: [Modul 6 Spektrum Atom] Indah Darapuspa 10211008](https://reader035.fdocuments.net/reader035/viewer/2022072107/5695d33b1a28ab9b029d3c0b/html5/thumbnails/4.jpg)
Tabel 9. Spektrum Lampu He untuk jarak d =
60cm
Warna λ (nm) ΔE(eV) Transisi
Merah 860.1157 1.4434 5p – 2s Kuning 767.9508 1.6167 5p – 2s Hijau 674.4218 1.8409 5p – 2s Biru 657.3023 1.8888 5p – 2s Ungu 604.4518 2.054 5p – 2s
- Lampu X
Tabel 10. Spektrum Lampu X untuk jarak d =
40cm
Warna λ(nm) ΔE(eV) Transisi
Merah 798.9834 1.5539 5p – 2s Hijau 663.2154 1.872 5p – 2s Biru 605.5755 2.0502 5p – 2s Ungu 567.9989 2.1858 5p – 2s
Tabel 11. Spektrum Lampu X untuk jarak d =
50cm
Warna λ(nm) ΔE(eV) Transisi
Merah 739.3753 1,6792 5p – 2s Hijau 605.5755 2.0502 5p – 2s Biru 572.8379 2.1673 5p – 2s Ungu 533.6731 2.3264 5p – 2s
Tabel 12. Spektrum Lampu X untuk jarak d =
60cm
Warna λ(nm) ΔE(eV) Transisi
Merah 727.3065 1.707 5p – 2s Hijau 590.3268 2.1031 5p – 2s Biru 564.5324 2.1992 5p – 2s Ungu 519.9152 2.388 5p – 2s
c. Tabel Referensi Tabel 13. Referensi Lampu Hg (merkuri)
Warna
λref
(nm) [4]
ΔE
(eV) Transisi
Kuning 576.9 5p – 2s Hijau 546.074 5p – 2s Biru 435.835 5p – 2s Ungu 404.6 5p – 2s
Tabel 14. Referensi Lampu Helium
Warna
λref
(nm) [4]
ΔE
(eV) Transisi
Merah 667.8 5p – 2s Kuning 587.5 5p – 2s Hijau 504.7 5p – 2s Biru 492.1 5p – 2s Ungu 447.1 5p – 2s
Tabel 15. Referensi Lampu X
Warna
λref
(nm)
ΔE
(eV) Transisi
Merah 667.8 5p – 2s Hijau 504.7 5p – 2s Biru 492.1 5p – 2s Ungu 447.1 5p – 2s
IV. Pembahasan Difraksi grating menggunakan lensa
khusus, lensa grating, yang merupakan lensa
yang diberi geratan tak tembus cahaya.
Sehingga bagian yang tembus cahaya
berperan seperti sebagai celah pada kisi.
Lensa grating yang digunakan memiliki 600
goresan/cm. Setiap bagian lensa yang tidak
digores (yang mentransmisikan cahaya)
berperan sebagai sumber cahaya baru yang
koheren. Hal ini disebut prinsip Huygens.
Sehingga akan membentuk pola difraksi yang
dapat teramati. Pola difraksi diamati
langsung dengan posisi mata dekat dengan
grating. Bila diletakkan penggaris didepan
lensa (dibelakang sumber cahaya) maka
pengamat dapat mengamati proyeksi pola
difraksi pada penggaris. Gambar 1
menunjukan konfigurasi gratting.[2]
Hasil percobaan dibandingkan dengan
referensi berbeda. Hasil percobaan diperoleh
panjang gelombang dengan nilai mendekati
1/3 panjang gelombang referensi. Perbedaan
hasil ini dipengaruhi oleh kekonsistenan
pengamat dalam mengamati pola grating.
Saat percobaan sangat mungkin posisi mata
pengamat tidak tetap. Selain itu, penempatan
penggaris kurang horizontal (miring).
Sehingga nilai L yang diperoleh akan lebih
besar dari seharusnya. Namun, faktor tersebut
tidaklah menyebabkan kesalahan yang besar,
sedangkan hasil percobaan diperoleh nilai
panjang gelombang hanya hampir 1/3
panjang gelombang referensi. Sehingga,
kemungkinan spektrum yang teramati berada
pada orde 3. Persamaan yang digunakan
untuk menghitung panjang gelombang adalah
pada orde 1 (n = 1). Apabila n=3 maka
diperoleh panjang gelombang yang
mendekati dengan panjang gelombang
referensi.
Transisi elektron dari tingkat energi
tinggi ke tingkat energi yang lebih rendah
menyebabkan adanya energi yang
diradiasikan (berupa cahaya). Untuk variasi
perubahan tingkat energi memberikan
![Page 5: [Modul 6 Spektrum Atom] Indah Darapuspa 10211008](https://reader035.fdocuments.net/reader035/viewer/2022072107/5695d33b1a28ab9b029d3c0b/html5/thumbnails/5.jpg)
pemancaran gelombang elektromagnetik
berbeda (panjang gelombang yang berbeda).
Setiap panjang gelombang ini adalah
spektrum dari sebuah atom. Setiap jenis atom
memiliki jumlah elektron yang berbeda beda
maka transisi elektronya berbeda-beda.
Variasi perubahan tingkat energinya pun
berbeda-beda. Pada akhirnya setiap atom
memiliki spektrum yang berbeda-beda.
Berdasarkan teori kuantum, untuk fungsi
keadaan elektron pada sebuah atom
direpresentasikan oleh fungsi fungsi keadaan
dengan label bilangan kuantum n , l ,m , dan
s. Untuk menentukan energi dari setiap
keadaan, maka dikerjakan operator
Hamiltonian pada fungsi keadaan. Untuk
kasus model atom hidrogen diperoleh nilai
eigen energi dari operator hamiltoniannya
adalah
𝐸𝑛 = −𝑚𝑒4
32𝑥2𝜖𝑜2ℏ2
1
𝑛2 =𝐸1
𝑛2 ...(4)
Akibat energi terkuantisasi maka ketika
terjadi transisi elektron, elektron akan
menyerap/meradiasi energi sebesar
perubahan energinya. Yaitu ΔE = Ef − Ei
untuk kasus eksitasi elektron dari tingkat
energi lebih tinggi ke tingkat energi lebih
rendah akan memancarkan radiasi/cahaya
dengan energi sebesar hf atau hc /λ maka
panjang gelombang yang dipancarkan adalah
pada persamaan 2. untuk atom secara umum,
transisi keadaan elektron akan memberikan
delta E yang berbeda-beda sesuai proses
transisinya. Pada akhirnya menghasilkan
cahaya dengan panjang gelombang tertentu.
Karakteristik ini yang kemudian diambil
sebagai spektrum atom.
Simbol S, P, D, F, G, H, I, dan
seterusnya, merupakan Term Symbol [3].
Term symbol ini merepresentasikan
momentum angular dari interaksi dua buah
elektron. Angka superscript sebelum simbol
mewakili jumlah multiplikasi state (keadaan)
dengan nilai 2S + 1, dengan S merupakan
bilangan kuantum spin. Sedangkan subscript
setelah simbol merupakan bilangan kuantum
momentum angular total. Misal 2P1 maka
bilangan kuantum momentum angularnya L
= 1. Bilangan kuantum spin S = ½, dan nilai
momentum angular totalnya adalah J = 1.
pada kasus atom He dan atom Hg, interaksi
dua elektron terluarnya membentuk singlet
dan triplet. Artinya terjadi multiplikasi state
singlet (1) dan triplet (3) sehingga nilai
superscript sebelum simbol termnya adalah 1
dan 3, bilangan kuantum spin S nya adalah 0
dan 1.
Transisi yang terjadi pada keadaan
elektron, tidak sembarang pindah ke keadaan
tingkat energi ke tingkat energi lainnya.
Namun, ada suatu state yang apabila transisi
ke state tertentu akan memberikan nilai
probabilitas nol (tidak mungkin). Transisi
hanya dapat terjadi apabila Δ S=0 dan Δ
L=0,•}1. Aturan ini disebut Selection Rule.[5]
Lampu yang tidak diketahui tersebut,
dengan membandingkan dengan referensi
didapat atom Helium[4]
. Terlihat pula
beberapa kemiripan pada tabel 2 dan 3.
Efek Zeeman adalah spliting spektrum
akibat adanya medan magnet luar. Apabila
ada medan magnet luar, maka akan
mempengaruhi momentum sudut (orbital)
pada elektron sehingga memberikan nilai
energi yang sedikit berbeda saat transisi.
Sehingga spektrum terspliting menjadi 3
bagian.
Fine structure adalah kelompok garis
yang diamati dalam spektrum unsur-unsur
tertentu, seperti hidrogen dan helium,
disebabkan oleh berbagai coupling dari
bilangan kuantum azimut dan bilangan
kuantum momentum sudut. Adanya
pemisahan garis spektrum utama atom
menjadi dua atau lebih komponen, masing-
masing mewakili panjang gelombang yang
berbeda. Fine structure dihasilkan ketika
sebuah atom memancarkan cahaya saat
transisi dari satu tingkat energi ke tingkat
energi yang lain. Garis pembagi fine
structure muncul dari interaksi gerakan
orbital elektron dengan mekanika kuantum
spin elektron. Tingkat energi dari setiap
unsur yang diberikan adalah terkuantisasi
(yaitu hanya tingkat energi diskrit yang
tersedia) spektrum optik muncul sebagai
rangkaian garis bukannya spektrum kontinu.
Dengan setiap baris mengaitkan tiga bilangan
yaitu, n (bilangan kuantum utama),
l (bilangan kuantum azimut)
dan j (bilangan kuantum momentum sudut).
Konsep fine structure lebih berpengaruh
pada percobaan ini.
V. Kesimpulan Hasil percobaan diperoleh nilai panjang
gelombang spektrum Hg dan He pada tabel
1,2, dan 3, beserta energi transisi dan
transisinya pada tabel 4-12.
![Page 6: [Modul 6 Spektrum Atom] Indah Darapuspa 10211008](https://reader035.fdocuments.net/reader035/viewer/2022072107/5695d33b1a28ab9b029d3c0b/html5/thumbnails/6.jpg)
Lampu yang tidak diketahui jenisnya
dicocokkan dengan spektrum berdasarkan
referensi didapatkan bahwa lampu tersebut
adalah lampu He.
VI. Pustaka [1] Kasuwendi, Gunawan. 2013. Analisa
Spektrum Cahaya Menggunakan
Metode Grating Berbasis
Mikrokontroler AVR. Jurusan Teknik
Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Kristen Maranatha.
[2]Diffraction Grating. url :
http://hyperphysics.phyastr.gsu.edu/h
base/phyopt/grating.html. (diakses 13
November 2015)
[3] A. Beiser. Concept of Modern Physics 6th
Edition. 2003. McGraw-Hill
[4] Atomic Spectra. url:
http://hyperphysics.phyastr.gsu.edu/h
base/quantum/atspect.html#c1
(diakses 13 November 2015)
[5]Project PHYSNET. Physics Blog.
Michigan State Univeristy.
http://www.physnet.org/modules/pdf
_modules/m316.pdf
(diakses pada 13 November 2015)