MODUL FORMWORKsipil.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul... · 2019. 2. 28. · pemilihan...

43
i FRANCIE PETRUS, ST.,MT MODUL FORMWORK POLITEKNIK NEGERI MANADO TAHUN 2018

Transcript of MODUL FORMWORKsipil.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul... · 2019. 2. 28. · pemilihan...

Page 1: MODUL FORMWORKsipil.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul... · 2019. 2. 28. · pemilihan jenis perancah dapat menyebabkan akibat fatal berupa keruntuhan. Proses pemilihan

i

FRANCIE PETRUS, ST.,MT

MODUL FORMWORK

POLITEKNIK NEGERI MANADO

TAHUN 2018

Page 2: MODUL FORMWORKsipil.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul... · 2019. 2. 28. · pemilihan jenis perancah dapat menyebabkan akibat fatal berupa keruntuhan. Proses pemilihan

ii

DAFTAR ISI

1. Pendahuluan....................................................................................................................... 1

2. Persyaratan Acuan Perancah ............................................................................................. 1

3. Tipe Konstruksi Acuan Perancah ...................................................................................... 2

4. Bahan dan Peralatan Acuan Perancah ............................................................................... 3

Bahan Acuan Perancah ...................................................................................................... 3

Peralatan acuan perancah ................................................................................................... 5

5. Analisis kekuatan acuan perancah ..................................................................................... 9

Peraturan yang digunakan .................................................................................................. 9

Pembebanan ....................................................................................................................... 9

Pembahasan...................................................................................................................... 10

Perhitungan Kekuatan Scafolding.................................................................................... 10

Analisis Perhitungan ........................................................................................................ 12

Analisis dan Pencegahan Keruntuhan .............................................................................. 12

Tindakan Pencegahan ...................................................................................................... 14

Hal–hal teknis yang dapat menyebabkan keruntuhan perancah ...................................... 15

Memasang Papan Duga (Bouwplank).................................................................................. 18

Memasang Acuan dan Perancah Kolom ............................................................................. .23

Memasang Acuan dan Perancah Balok .............................................................................. .27

Memasang Acuan dan Perancah Pelat ................................................................................ .32

Memasang Acuan dan Perancah Dinding ........................................................................... .36

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... .41

Page 3: MODUL FORMWORKsipil.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul... · 2019. 2. 28. · pemilihan jenis perancah dapat menyebabkan akibat fatal berupa keruntuhan. Proses pemilihan

1

1. Pendahuluan

Acuan perancah atau bekisting adalah suatu konstruksi pendukung yang merupakan

mal atau cetakan pada bagian sisi dan bawah dari bentuk beton yang dikehendaki. Dapat

dikatakan pula bahwa konstruksi acuan perancah adalah suatu konstruksi sementara dari

suatu bangunan yang fungsinya untuk mendapatkan konstruksi beton yang dikehendaki

apabila betonnya telah menjadi keras.

Acuan perancah pada pekerjaan beton merupakan konstruksi yang berperan terhadap

hasil akhir pekerjaan. Hal tersebut disebabkan apabila terjadi kegagalan dalam

perancangan dan pengerjaannya dapat mengakibatkan kurang baiknya penampilan

penampang beton setelah perancah dilepas atau bahkan kesalahan dalam perhitungan dan

pemilihan jenis perancah dapat menyebabkan akibat fatal berupa keruntuhan.

Proses pemilihan tipe acuan perancah dilakukan dengan meninjau tipe, jenis dan luasan

bangunan yang akan dibangun, seperti untuk bangunan bertingkat maupun untuk bangunan

yang memiliki volume horizontal yang luas.

Pemilihan tipe acuan dan perancah lebih ditentukan olehkemampuan untuk dapat

digunakan berulang – ulang dalam jangka waktu yang panjang tanpa mengurangi mutu

ataupun kekuatan dari acuan dan perancah tersebut.

2. Persyaratan Acuan Perancah

Acuan perancah adalah suatu konstruksi tambahan yang merupakan mal atau cetakan

pada bagian sisi dan bawah dari bentuk beton yang dikehendaki. Dengan kata lain acuan

perancah adalah suatu konstruksi sementara dari suatu bangunan yang fungsinya untuk

mendapatkan konstruksi beton yang dikehendaki setelah betonnya mengeras.

Persyaratan – persyaratan suatu konstruksi acuan perancah adalah :

1. Kuat menahan berat beton segar, getaran vibrator, peralatan yang digunakan, berat

sendiri, berat orang yang bekerja dan pengaruh kejutan.

2. Kaku, terutama akibat dari beban horizontal yang membuat cetakan mudah goyang

atau labil. Selain itu acuan perancah tidak boleh melebihi deformasi yang dizinkan.

Page 4: MODUL FORMWORKsipil.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul... · 2019. 2. 28. · pemilihan jenis perancah dapat menyebabkan akibat fatal berupa keruntuhan. Proses pemilihan

2

3. Kokoh, sehingga mampu menghasilkan bentuk penampang beton seperti yang

diharapkan, tanpa mengalami perubahan bentuk yang berarti, oleh karena itu maka

ukuran dan kedudukan cetakan harus teliti atau sesuai dengan gambar perencanaan.

4. Bersih, karena dalam pengecoran kotoran mungkin akan naik dan masuk ke dalam

adukan beton sehingga akan mengurangi mutu beton, dan jika kotoran tidak naik maka

akan melekat pada permukaan beton dan sulit dibersihkan.

5. Mudah dibongkar, agar tidak merusak beton yang sudah jadi dan dapat digunakan

berkali – kali.

6. Rapat, Sambungan – sambungan pada cetakan harus rapat dan lubang – lubang yang

disebabkan oleh serangga harus ditutup, sehingga cairan semen dan agregat tidak

keluar dari celah – celah sambungan.

7. Material atau bahan yang digunakan harus mudah dipaku atau sekrup dan dalam

membuat bagian cetakan harus mudah dirangkai sehingga dapat dilaksanakan dengan

tenaga kerja minimal yang pada akhirnya akan memperoleh efisiensi waktu yang

maksimal.

8. Optimal, kebutuhan bahan dan tenaga kerja harus seefektif dan seefisien mungkin

yang akhirnya menguntungkan semua pihak.

3. Tipe Konstruksi Acuan Perancah Sejalan dengan perkembangan pemakaian beton, konstruksi acuan perancah juga

mengalami perkembangan menjadi 3 sistem:

1. Sistem Konvensional / Tradisional, Acuan perancah sistem sederhana biasanya

digunakan satu kali pakai. Bahan yang digunakan dapat berupa bahan organis, bahan

buatan, dan / atau gabungan keduanya. Depresiasi acuan perancah jenis ini sangat

tinggi, karena banyak volume bahan terbuang pada proses pembuatan serta

membutuhkan volume tenaga kerja yang cukup besar serta berpengalaman.

2. Semi Sistem Modern, Sistem ini dirancang untuk suatu pekerjaan dan ukuran – ukuran

untuk komponen tertentu dengan masa penggunaan satu kali atau lebih. Karena

kemungkinan dapat digunakan secara berulang, maka biaya investasi yang diperlukan

dan upah kerja yang tidak terlalu tinggi.

3. Sistem Modern, Perkembangan terakhir dalam pemanfaatan acuan perancah adalah

perancangan acuan perancah untuk memudahkan penggunaan dalam berbagai bentuk

komponen struktur. Sistem ini dapat memudahkan dan mempercepat proses

Page 5: MODUL FORMWORKsipil.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul... · 2019. 2. 28. · pemilihan jenis perancah dapat menyebabkan akibat fatal berupa keruntuhan. Proses pemilihan

3

pemasangan dan pembongkaran. Dengan kualitas hasil yang lebih baik dibandingkan

dengan sistem lain, acuan perancah dengan sistem ini dapat dimanfaatkan untuk

beberapa kali masa penggunaan. Untuk meningkatkan kecepatan kerja, system ini

telah dilengkapi dengan berbagai alat bantu yang disesuaikan dengan tujuan

penggunaan.

4. Bahan dan Peralatan Acuan Perancah

a) Bahan Acuan Perancah

Bahan acuan perancah yang sering digunakan :

1. Kayu

Menurut PBBI tahun 1971 bab 5 ayat 1, memberikan pedoman bahwa acuan

perancah harus terbuat dari bahan – bahan baik yang tidak mudah meresap air dan

direncanakan sedemikian rupa, sehingga mudah dilepas dari beton tanpa

menyebabkan kerusakan pada beton. Kayu yang akan digunakan harus memenuhi

syarat – syarat sebagai berikut :

a. Sebaiknya kayu yang dipergunakan dengan kadar air 10 % s/d 20 %.

b. Partikel – partikel yang dikandung kayu reaktif dan tidak merusak beton.

c. Perubahan bentuk kayu akibat temperatur maupun kelembaban udara

setempat sekecil mungkin.

d. Kuat dan ekonomis.

e. Mudah dikerjakan dan mudah dipasang alat sambung.

2. Kayu lapis (plywood)

Untuk pekerjaan yang cukup besar, kayu lapis banyak dipergunakan sebagai

bahan papan acuan (cetakan). Pada acuan yang menggunakan kayu lapis

diusahakan meminimalisir penggunaan paku, agar pembongkarannya dapat

dengan mudah dilakukan dan dapat meminimalisir kerusakan bahan akibat

metode pembongkaran yang salah.

Keuntungan dari kayu lapis adalah bahwa kayu lapis dapat dibengkokkan dan

ditempatkan pada kerangka / cetakan untuk pengecoran, dan dapat digunakan

berulang – ulang.

3. Dolken

Dikategorikan sebagai kayu bulat dengan diameter 5 cm – 10 cm.

Keuntungan penggunaan kayu dolken sebagai acuan perancah :

Page 6: MODUL FORMWORKsipil.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul... · 2019. 2. 28. · pemilihan jenis perancah dapat menyebabkan akibat fatal berupa keruntuhan. Proses pemilihan

4

a. Mudah didapat dipasaran.

b. Karena bentuk penampang dolken bulat, maka kekuatan tekuk kearah sumbu

potongan melintang batang sama untuk semua arah.

c. Dapat digunkan berulang – ulang.

Kerugian penggunaan kayu dolken sebagai acuan perancah :

a. Diameter tidak merata dari pangkal sampai ujung batang.

b. Batang tidak lurus sehingga mengurangi kekuatan kayu bila menerima gaya

normal yang sentris akibat adanya gaya asentris pada batang.

c. Investasi yang tertanam besar, sebab bila konstruksi selesai, sisa kayu sering

tidak dapat digunakan kembali untuk konstruksi yang lain.

d. Karena bentuk penampang yang bulat, maka agak sulit dipasang alat sambung

dibandingkan dengan kayu olahan lainnya.

4. Aluminium

Karena adanya sifat – sifat tertentu yang lebih menguntungkan seperti berat dan

biaya pemeliharaannya yang ringan, menyebabkan aluminium cenderung lebih

digunakan pada konstruksi acuan perancah bila dibandingkan dengan logam lain.

Tetapi karena harganya yang lebih mahal, menyebabkan penggunaannya yang

sangat dibatasi.

Campuran aluminium yang paling sesuai untuk konstruksi acuan perancah adalah

tipe Al-Mg-Si (campuran dengan kadar silisium yang rendah). Kadar patahnya

dapat dikatakan cukup baik (250 N/mm2 – 400 N/mm2) dan ketahanan terhadap

korosi hamper sama dengan aluminium murni.

5. Baja

Penggunaan baja sebagai acuan perancah pada konstruksi untuk beton dengan

syarat tertentu. Pemilihan baja sebagai acuan perancah dikarenakan oleh :

a. Pemakaian dalam jumlah yang sangat banyak.

b. Membutuhkan toleransi kesalahan yang sangat kecil.

c. Melibatkan tegangan (stress) yang tinggi.

d. Memerlukan beberapa tingkat mekanisasi pada sistem pekerjaan konstruksi.

Dalam teknik konstruksi acuan perancah, baja digunakan dalam berbagai bentuk,

baik sebagai alat sambung maupun sebagai penyangga konstruksi.

Keuntungan penggunaan baja sebagai acuan perancah :

a. Kekuatan, dan kekerasan yang tinggi.

Page 7: MODUL FORMWORKsipil.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul... · 2019. 2. 28. · pemilihan jenis perancah dapat menyebabkan akibat fatal berupa keruntuhan. Proses pemilihan

5

b. Ketahanan terhadap keausan yang tinggi.

c. Dapat diperoleh dalam berbagai bentuk, baja sangat sesuai untuk pembuatan

sambungan, dan untuk digabungkan dengan material lainnya.

d. Memiliki nilai sisa yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan bahan lain.

Kerugian penggunaan baja sebagai acuan perancah :

a. Berat massa yang tinggi.

b. Tidak tahan terhadap karat.

c. Perlu peralatan pendukung.

d. Hantaran panas yang tinggi.

b) Peralatan acuan perancah

Peralatan utama yang sering digunakan pada konstruksi acuan perancah adalah:

1. Pipe Support

Pipe support adalah tiang perancah berupa pipa baja yang terdiri dari

duabagian yaitu bagian atas, dan bagian bawah. Pada ujung atasnya dibuat ulir

untuk mempermudah penyesuaian ketinggian yang dibutuhkan. Umumnya

digunakan sebagai penyangga pada konstruksi balok dan lantai.

Tabel 1. Perpanjangan maksimum dari pipe support

[Brosur dan Spesifikasi Perancah, 2000]

Model

Hei

ght

close

d (

mm

)

Hei

ght

exte

nded

(mm

)

Safe load (ton)

Wei

ght

(kg)

close

d

exte

nded

TS – 50 1.550 2.750 2 2 12

TS – 60 1.850 3.050 2 1,5 13

TS – 70 2.150 3.350 2 1,5 14

TS – 90 2.700 3.900 2 1,5 16

Keuntungan penggunaan pipe support :

a. Mudah disesuaikan sesuai dengan ketinggian yang dibutuhkan.

b. Perawatan yang mudah

c. Cocok digunakan untuk perancah pada balok dan lantai yang mempunyai

berat persatuan panjang maupun luas yang besar, sehingga jarak perancah

dapat diperlebar dan memberikan keleluasaan gerak bagi para pekerja.

Page 8: MODUL FORMWORKsipil.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul... · 2019. 2. 28. · pemilihan jenis perancah dapat menyebabkan akibat fatal berupa keruntuhan. Proses pemilihan

6

Kerugian penggunaan pipe support:

a. Sulit digunakan untuk kebutuhan perancah yang pendek.

b. Membutuhkan biaya investasi yang besar.

c. Bila terjadi kerusakan pada pipa maka akan sulit untuk diperbaiki, dan

bila akan digunakan kembali maka reduksi kekuatan yang dirancang

harus lebih besar dari sebelum terjadi kerusakan

Tabel 2. Tebal plat maksimum yang dapat

ditahan oleh satu pipe support

[Brosur dan Spesifikasi Perancah, 2000]

Prop grid size

( mm )

Maximum slab thickness when

props fully extended ( mm )

TS

– 5

0

TS

– 6

0

TS

– 7

0

TS

– 9

0

2.438 x 1.295 177 101 101 101

2.134 x 1.295 228 140 140 140

1.829 x 1.295 254 190 190 190

1.524 x 1.295 330 228 228 228

1.219 x 1.295 432 305 305 305

2. Scaffolding

Scaffolding adalah suatu bagian dari perancah yang berfungsi untuk

menyangga acuan pelat dan acuan balok. Scaffolding terdiri dari beberapa

tiang baja yang dirangkai menjadi satu kesatuan dan ketinggian yang

dapatdisesuaikan dengan kebutuhan.

Data teknis scaffolding : scaffolding terbuat dari baja karbon bermutu tinggi.

Scaffolding mempunyai diameter luar 42,7 mm (1,25”) dengan ketebalan 2,4

mm dan memiliki kuat 6arik 51 kg/mm2.

Page 9: MODUL FORMWORKsipil.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul... · 2019. 2. 28. · pemilihan jenis perancah dapat menyebabkan akibat fatal berupa keruntuhan. Proses pemilihan

7

a. Tes beban

b. Beban maksimum scaffolding (FK = 2)

Tabel 3. Tabel kekuatan main frame

[ Brosur dan Spesifikasi Perancah, 2000 ]

MF A – 1217B 2500 kg perkaki

MF 0917

MF A – 1219 2250 kg perkaki

c. Beban kerja aman pada komponen jack

Page 10: MODUL FORMWORKsipil.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul... · 2019. 2. 28. · pemilihan jenis perancah dapat menyebabkan akibat fatal berupa keruntuhan. Proses pemilihan

8

d. Reduksi kekuatan

Reduksi kekuatan tergantung posisi penempatan beban di atas frame

3. Horry Beam

Horry beam adalah perancah horizontal yang biasanya digunakan untuk

mendukung acuan perancah pelat lantai dimana tumpuan pembebanannya

terletak pada balok.

Bentuk dari horry beam itu boleh dikatakan menyerupai konstruksi rangka

jembatan dan bentangnya dapat diset sesuai dengan panjang yang diperlukan.

Desain yang khusus dari horry beam ini bertujuan untuk memperoleh kekuatan

dan daya dukung yang baik sehingga menjadi kelebihan dalam pemakaian dan

penggunaannya.

Manfaat lain dari penggunaan horry beam adalah :

a. Efisiensi kerja dapat ditingkatkan karena beratnya yang ringan dan

konstruksinya yang kaku sehingga memudahkan pelaksanaan pemasangan.

b. Pelaksanaan pekerjaan tidak rumit sehingga tidak memerlukan keahlian

khusus dalam pelaksanaannya.

c. Kemudahan dalam pemasangan dan pembongkaran.

Page 11: MODUL FORMWORKsipil.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul... · 2019. 2. 28. · pemilihan jenis perancah dapat menyebabkan akibat fatal berupa keruntuhan. Proses pemilihan

9

Tabel 4. Data teknis horry beam

[Brosur dan Spesifikasi Perancah, 2000]

Type

Pan

jang

(mm

) Panjang efektif

struktur (mm)

Ber

at

(kg

)

Mom

en

(kgm

)

SRC W S

HB

SX

14

1400 –

2200

1445 –

2295

1505 –

2355

1320 –

2170

14,7

460

HB

SX

22

2200 –

3800

2245 –

3895

2305 –

3955

2120 –

3770

24,7

800

5.Analisis kekuatan acuan perancah

a) Peraturan yang digunakan

a. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (SNI Kayu 2002, Bahan Konsensus).

b. Standar Kehutanan Indonesia (SKI.C – bo – 002;1987).

c. Standar Australia.

d. Brosur dan spesifikasi perancah “Slab & Beam, Formwork & Scaffolding” by

Beton Concrete Form specialist, 2000.

b) Pembebanan

Beban – beban [sumber dari F. Wigbout Ing., Bekisting (kotak cetak)] yang

diperhitungkan adalah:

1. Beban Vertikal

Beban vertikal diakibatkan oleh berat sendiri campuran beton, bahan

bekisting, beban peralatan dan beban pekerja.

2. Beban tambahan (campuran beton) Secara umum dapat disebut bahwa berat

beton berkisar antara 1,8–2,7 ton/m3. Namun berat beton pada saat

pengecoran mempunyai berat yang lebih besar, karena untuk volume beton 1

m3 diperlukan air antara 180 – 220 liter yang digunakan pada proses

pencampuran, tingkat kemudahan pekerjaan, proses hidrasi pasta semen, dan

kebutuhan pemeliharaan intern campuran.

Page 12: MODUL FORMWORKsipil.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul... · 2019. 2. 28. · pemilihan jenis perancah dapat menyebabkan akibat fatal berupa keruntuhan. Proses pemilihan

10

3. Beban getaran Getaran yang mungkin timbul selama pengecoran beton

disebabkan oleh penggunaan alat penggetar, pergerakan peralatan kerja, dan

pekerja itu sendiri.

4. Beban kejut. Beban kejut diakibatkan oleh proses pengangkutan campuran

beton, dan tindakan mengaktifkan mesin – mesin yang digunakan.

5. Beban Horizontal. Beban horizontal yang mungkin bekerja selam proses

pengerjaan adaalah beban angin, tarikan kabel, kemiringan perancah, dan

pengaruh ketinggian pencurahan campuran beton.

c) Pembahasan

Kondisi struktur yang ada di lapangan,

1. Data umum struktur :

a. Balok : 30/50

b. Kolom : 70/70

c. Tebal plat : 15 cm

d. tebal anak tangga : 25/2 cm

2. Data umum acuan / bekisting :

a. Tebal Multiplek : 18 mm

b. Jarak antar perancah : 90 cm

c. Jarak spasi acuan : 6,54 cm

3. Data umum perancah :

a) Main frame 190 (kapasitas maksimum 2500 kg / tiang).

b) Leader frame (type 120, type 150).

c) U head jack.

d) Horry Beam.

d). Perhitungan Kekuatan Scafolding

Page 13: MODUL FORMWORKsipil.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul... · 2019. 2. 28. · pemilihan jenis perancah dapat menyebabkan akibat fatal berupa keruntuhan. Proses pemilihan

11

1. Perhitungan beban struktur

a. Beban mati

Plat dan anak tangga = 0,275 × 3 × 2400 kg/m3 = 1980 kg/m1

Balok ukuran 30/50 = 0,3 × 0,5 × 2400 kg/m3 = 360 kg/m1

Beban Bekisting, Perancah =100 kg/m1

Total Beban mati = 2440 kg/m1

b. Beban hidup ( pekerja ) = 300 kg/m1

c. Kombinasi beban = (1,2 × DL) + (1,6 × LL)

= (1,2 × 2440) + (1,6 × 300)

= 3408 kg/m1 (sepanjang 3m, untuk 8 titik)

d. Besar beban titik (beban struktur) yang harus dipikul oleh tiap tiang

scaffolding adalah sebesar:

e. Besar total beban yang harus ditahan oleh tiap tiang scaffolding :

Pawal ( beban total struktur ) = 383 kg

Beban kejut (beban penuangan ) = 20 kg

TOTAL BEBAN = 403 kg

Page 14: MODUL FORMWORKsipil.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul... · 2019. 2. 28. · pemilihan jenis perancah dapat menyebabkan akibat fatal berupa keruntuhan. Proses pemilihan

12

e).Analisis Perhitungan

Akibat kondisi lapangan yang sulit diprediksi, maka nilai reduksi dari kekuatan

scaffolding yang digunakan sebesar 0,6.

Dengan demikian, maka besar kekuatan tiap tiang scaffolding untuk menahan

beban adalah :

P = 0,6×2500 kg = 1500 kg > 403 kg......................aman

Dengan kondisi demikian, maka dapat disimpulkan bahwa konstruksi perancah

(scaffolding) yang ada, kuat untuk dapat menahan besar beban struktur yang ada.

f). Analisis dan Pencegahan Keruntuhan

Berikut analisis kemungkinan penyebab keruntuhan dari penggunaan perancah

scaffolding :

1. Ketidakmampuan acuan dalam menerima beban.

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal sesuai dengan yang dirancang, maka

penggunaan bahan baku dengan kualitas baik menjadi mutlak diperlukan.

Selain itu juga diperlukan biaya pemeliharaan (maintenance) yang cukup,

agar seluruh alat dan bahan yang digunakan dapat sesuai dengan kualitas yang

diharapkan (sesuai perancangan).

2. Kesalahan pemilihan metode kerja

Pemilihan metode kerja pada proses pelaksanaan pembangunan, juga

memegang peranan penting, termasuk dalam efisiensi dan efektifitasan waktu

kerja, bahan bangunan, tenaga kerja, penggunaan alat kerja (ringan dan

berat), yang berujung pada biaya yang harus dikeluarkan.

Hal–hal khusus yang perlu diperhatikan ketika melakukan pengecoran

dengan kondisi miring adalah :

a. Pengecoran dilakukan dari bagian bawah, hal tersebut untuk menghindari

pergeseran acuan akibat beban beton saat penuangan.

b. Untuk menghindari keruntuhan guling dari konstruksi perancah, maka

penuangan beton campuran disarankan dengan cara vertical atau tegak

lurus plat acuan.

Page 15: MODUL FORMWORKsipil.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul... · 2019. 2. 28. · pemilihan jenis perancah dapat menyebabkan akibat fatal berupa keruntuhan. Proses pemilihan

13

c. Hindari adanya pembebanan titik akibat penumpukan penuangan pada

satu titik, karena dapat menyebabkan lendutan yang berujung pada

keruntuhan.

d. Kondisi campuran beton lebih kental (menggunakan admixture bila

diperlukan) dari saat pengecoran biasa, hal tersebut untuk mempercepat

proses pengerasan dan menghindari kelongsoran campuran.

e. Untuk syarat–syarat campuran beton yang lain, sama dengan aturan

campuran pada umumnya.

3. Kondisi lahan yang kurang mendukung.

Kondisi lahan yang kurang baik juga mempengaruhi pada proses pelaksanaan

pembangunan, terutama pada pelaksanaan konstruksi perancah.

Kondisi lahan yang tidak rata, dapat mempengaruhi ketegakan, dan

kesamarataan ketinggian dari konstruksi perancah. Meskipun pada konstruksi

perancah ketinggian dapat diatur sesuai keinginan, tapi kondisi lahan yang

tidak rata harus mendapat perhatian lebih dari pihak pelaksana.

Selain itu penggunaan tanah urug yang belum sepenuhnya padat, juga turut

mempengaruhi hasil dari pekerjaan konstruksi perancah. Kurangnya

pemadatan pada saat pengurugan tanah, akan dapat menyebabkan keruntuhan

struktur pada saat pelaksanaan pengecoran konstruksi.

Hal itu disebabkan karena tambahan beban (beban bahan dan beban kerja)

yang cukup besar dan datang secara tiba – tiba pada saat pengecoran, dapat

berdampak pada penurunan ketinggian konstruksi perancah, yang kemudian

berujung pada keruntuhan struktur.

4. Lain – lain

Hal – hal lain yang harus diperhatikan pada pelaksanaan konstruksi perancah

adalah tingkat kemampuan pekerja. Hal ini berhubungan dengan kualitas

pekerjaan dan tingkat kesadaran pekerja akan keselamatan diri selama proses

pembangunan berlangsung. Untuk itu usaha yang berkala dan terus menerus

untuk meningkatkan kemampuan diri pekerja, akan menjadi nilai lebih dari

suatu pekerjaan konstruksi.

Page 16: MODUL FORMWORKsipil.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul... · 2019. 2. 28. · pemilihan jenis perancah dapat menyebabkan akibat fatal berupa keruntuhan. Proses pemilihan

14

g). Tindakan Pencegahan

Beberapa tindakan yang dapat menjadi alternatif pencegahan pada pekerjaan

konstruksi perancah scaffolding :

1. Konstruksi perancah harus direncanakan dan dihitung dengan faktor

keamanan dan satu unit perancah scaffolding dengan satu kaki < 1,5 ton

(spesifikasi teknis material pabrik ).

2. Perancah harus cukup kuat dengan pemberian meja scaffolding dan bracing /

crossing dalam menerima gaya momen, lintang maupun normal (lateral).

3. Bahan – bahan perancah harus menggunakan bahan yang baik sebelum

dilakukan pemasangan perancah.

4. Perancah harus diperiksa oleh seorang tenaga ahli yang berwenang.

5. Kerangka siap pasang ( Pre-fabricated frames) yang digunakan untuk

perancah harus memenuhi jepitan sambungan sempurna pada kedua muka.

6. Perancah harus diberi penguat (diagonal / horizontal) untuk memberikan

kekakuan dan kekuatan.

7. Perancah harus didirikan di dasar tumpuan yang kuat dan rata.

8. Kejutan gaya yang besar ( beban titik ) tidak boleh dibebankan pada perancah.

9. Semua perancah tempat tenaga kerja bekerja, harus dilengkapi dengan

platform untuk bekerja dan cukup kuat.

10. Setiap bagian dari tempat bekerja yang dimungkinkan tenaga kerja terjatuh

dari bagian yang terbuka 2 m atau lebih diberi pagar pengaman.

11. Hal – hal yang harus perhatikan bila menggunakan perancah kayu :

a. Bahan yang digunakan harus baik (mutu kayu kelas II).

b. Desain dimensi, dan jarak perancah kayu harus dihitung sesuai dengan

gaya meksimum yang diterima.

c. Paku harus mempunyai panjang, dan diameter yang cukup.

d. Paku harus ditancapkan penuh pada kayu.

e. Perancah kayu harus diberi palang penguat untuk memberikan kekakuan,

dan kekuatan.

f. Dimensi, dan jarak kayu melintang harus mampu menahan beban yang

dipikulnya.

g. Pada konstruksi yang mempunyai sudut / miring, balok melintang harus

terpasang kestabilannya pada penerimaan beban lateral / horizontal.

Page 17: MODUL FORMWORKsipil.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul... · 2019. 2. 28. · pemilihan jenis perancah dapat menyebabkan akibat fatal berupa keruntuhan. Proses pemilihan

15

h. Tiang – tiang kayu yang berdiri bebas harus dikopel secara diagonal /

horizontal dengan menggunakan palang penguat.

h). Hal–hal teknis yang dapat menyebabkan keruntuhan perancah

(Construction Bullettin, Occupational Safety and Health Service, Department of

Labour, Wellington, New Zealand, No 11 - December 1999).

1. Tidak adanya tangga penghubung antara elevasi – elevasi frame scaffolding,

hal itu dapat menyebabkan kesulitan bagi pekerja yang berujung pada kurang

stabilnya kondisi perancah.

2. Tata letak perancah harus diperhatikan, agar tidak mengganggu pergerakan

dan aktivitas pekerja.

3. Penggunaan pengamanan bagi pekerja menjadi penting untuk struktur

perancah yang tinggi.

4. Masa perawatan perancah pasca pemakaian, mutlak diperlukan agar kondisi

perancah tetap terjaga baik sesuai dengan asumsi perancangan.

5. Adanya beban tambahan (beban kejut) diluar perancangan yang dapat

menyebabkan struktur kelebihan beban kerja.

6. Khusus untuk mobile scaffolding, rasio ketinggian dengan lebar alas adalah

3 : 1.

i). Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari uraian diatas :

1. Secara perhitungan kekuatan, penggunaan perancah scaffolding cukup kuat untuk

menahan beban layan (beban struktur dan beban kejut ) yang ada.

2. Pemeriksaan / penyesuaian kondisi lapangan dan tingkat kemampuan pekerja

dalam melakukan pekerjaan konstruksi perancah menjadi mutlak diperlukan, agar

hasil pekerjaan yang ada dapat sesuai dengan perancangan.

3. Perawatan bahan acuan dan perancah mutlak diperlukan agar kondisi bahan dapat

terkendali dan sesuai dengan asumsi perancangan.

4. Pengecekan / pengendalian kualitas pekerjaan konstruksi perancah harus

dilakukan berkala agar dapat meminimalisir hal – hal yang tidak diinginkan.

Page 18: MODUL FORMWORKsipil.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul... · 2019. 2. 28. · pemilihan jenis perancah dapat menyebabkan akibat fatal berupa keruntuhan. Proses pemilihan

16

5. Pemilihan metode kerja yang tepat harus dipikirkan dengan baik, karena tidak

hanya mempengaruhi waktu / lama pekerjaan tapi juga pada jenis bahan, alat dan

beban kerja yang ada pada pelaksanaan pembangunan.

6. Pemahaman terhadap tindakan pencegahan keruntuhan konstruksi perancah,

sebaiknya dikuasai / dipahami dengan baik oleh kontraktor agar dapat

meminimalisir dampak dari keruntuhan konstruksi perancah tersebut.

Page 19: MODUL FORMWORKsipil.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul... · 2019. 2. 28. · pemilihan jenis perancah dapat menyebabkan akibat fatal berupa keruntuhan. Proses pemilihan

17

LEMBAR KERJA (JOB SHEET)

Page 20: MODUL FORMWORKsipil.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul... · 2019. 2. 28. · pemilihan jenis perancah dapat menyebabkan akibat fatal berupa keruntuhan. Proses pemilihan

18

LABORATORIUM KONSTRUKSI KAYU

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI MANADO

Kode. Materi

Topik

:

:

Acuan dan Perancah 2 (Formwork 2)

Memasang Papan Duga (Bouwplank)

Tanggal

I. Tujuan :

Pada akhir praktek bengkel mahasiswa diharapkan terampil dalam :

a. Menggunakan peralatan kayu

b. Membaca gambar kerja dengan baik.

c. Menghitung kebutuhan bahan.

d. Membuat / memasang papan duga (bouwplank) dengan baik dan benar.

II. Instruksi Umum :

Bouwplank (papan bangunan) berfungsi untuk mendapatkan titik-titik bangunan yang

diperlukan sesuai dengan hasil pengukuran.

Syarat-syarat memasang bouwplank :

1. Kedudukannya harus kuat dan tidak mudah goyah

2. Berjarak cukup dari rencana galian, diusahakan bouwplank tidak goyang akibat

pelaksanaan galian

3. Terdapat titik atau dibuat tanda-tanda.

4. Sisi atas bouwplank harus terletak satu bidang (horizontal) dengan papan bouwplank

lainnya.

5. Letak kedudukan bouwplank harus seragam (menghadap kedalam bangunan semua)

6. Garis benang bouwplank merupakan as (garis tengah) daripada pondasi, sloof, kolom,

dan dinding batu bata.

III. Instruksi Kerja :

a. Gunakan pakaian kerja (Jas Lab) dan peralatan keselamatan kerja (K3).

b. Pelajari dahulu gambar kerja, hitung jumlah kebutuhan bahan dan ikuti langkah-langkah

kerja dengan seksama dan teliti.

c. Pusatkanlah perhatian atau pikiran pada waktu praktek.

d. Ikuti petunjuk-petunjuk dari Instruktur.

Page 21: MODUL FORMWORKsipil.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul... · 2019. 2. 28. · pemilihan jenis perancah dapat menyebabkan akibat fatal berupa keruntuhan. Proses pemilihan

19

IV. Peralatan dan Bahan

A. Peralatan :

1. Gergaji potong / belah

2. Palu cakar

3. Waterpass batang / slang

4. Rol meter

5. Siku besi

6. Unting-unting

7. pensil

B. Bahan :

1. Kayu 4/6 – 400 cm

2. Papan 2/30-400

3. Blok beton

4. Paku 1 - 3 inchi

5. Benang / Senar

V. Langkah Kerja :

1. Siapkan peralatan dan bahan –bahan yang diperlukan. Pastikan semua dalam keadaan

baik.

2. Atur posisi blok beton yang disesuaikan dengan posisi letak kolom dengan jarak dari

dinding luar setakan kolom ≥ 1,00 m.

3. Potong kayu (totara 4/6) sejumlah 2 x jumlah balok beton (8 bh) dengan panjang

disesuaikan dengan blok beton tersebut (100 cm) dan dipakukan ke blok beton secara

tegak lurus dan kokoh sebagai tiang dari papan duga.

4. Potong dan iris papan sebagai papan duga dengan ukuran 2/15 – 100 cm sebanyak 8

lembar.

5. Pakukan salah satu bagian dari papan duga pada salah satu tiang kayu (totara) dengan

sebuah paku.

6. Ukur kedataran (level) dari papan duga tersebut dengan alat waterpass batang secara

cermat.

Page 22: MODUL FORMWORKsipil.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul... · 2019. 2. 28. · pemilihan jenis perancah dapat menyebabkan akibat fatal berupa keruntuhan. Proses pemilihan

20

7. Setelah yakin bahwa papan duga tersebut sudah datar, pakukan bagian yang lain dari

papan duga ke balok disampingnya secara kuat dan kokoh. Papan duga ini menjadi

patokan (titik duga) untuk papan duga lainnya.

8. Masukkan air ke dalam waterpass selang smpai penuh. Usahakan tidak ada gelembung

udara disepanjang selang tersebut.

9. Letakkan selang waterpass yang telah diisi air pada papan duga yang menjadi titik duga.

Teman yang lain diminta untuk memberi tanda dengan pensil di setiap tiang papan duga.

Perhatikan, ketinggian air dalam selang waterpass harus tepat berada segaris dengan

ketinggian papan duga yang menjadi patokan (titik duga), sementara pada tiang papan

duga yang akan diberi tanda harus menyesuaikan dengan ketinggian air dalam selang

waterpass.

Lakukan langkah ini untuk semua tiang papan duga untuk diberi tanda.

10. Setelah semua tiang papan duga ditandai, pakukan papan duga ke tiang papan duga yang

telah ditandai tersebut secara kuat dan kokoh.

11. Pada sisi tepi atas dari setiap papan duga, pakukan salah satu paku 1” tepat di tengah

sebagai as bangunan. Ikatkan benang/senar dan dihubungkan dengan papan duga yang

saling berhadapan.

12. Periksa kesikuan untuk setiap benang/senar yang saling tegak lurus. Pastikan semua

paku dan benang/senar terpasang dengan kuat dan tidak goyang.

13. Dari tanda As pada papan duga, kemudian diukur kiri dan kanannya yang merupakan ½

lebar cetakan kolom yang akan didirikan dan di tandai.

14. Paku bagian kiri dan kanan dari papan duga yang telah ditandai, kemudian hubungkan

papan duga yang saling berhadapan dengan benang/senar seperti pada langkah 11 di

atas. Cek kembali dan pastikan ukuran/jarak antar kolom yang akan dibuat. Dengan

demikian selesailah pekerjaan membuat Bouwplank.

15. Laporkan ke instrukur/dosen untuk diperiksa dan dinilai.

Page 23: MODUL FORMWORKsipil.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul... · 2019. 2. 28. · pemilihan jenis perancah dapat menyebabkan akibat fatal berupa keruntuhan. Proses pemilihan

21

VI. GAMBAR KERJA

Page 24: MODUL FORMWORKsipil.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul... · 2019. 2. 28. · pemilihan jenis perancah dapat menyebabkan akibat fatal berupa keruntuhan. Proses pemilihan

22

Page 25: MODUL FORMWORKsipil.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul... · 2019. 2. 28. · pemilihan jenis perancah dapat menyebabkan akibat fatal berupa keruntuhan. Proses pemilihan

23

LABORATORIUM KONSTRUKSI KAYU

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI MANADO

Kode. Materi

Topik

:

:

Acuan dan Perancah 2 (Formwork 2)

Memasang Acuan dan Perancah Kolom

Tanggal

A. Tujuan :

Pada akhir praktek bengkel mahasiswa diharapkan terampil dalam :

a. Menggunakan peralatan kayu

b. Membaca gambar kerja dengan baik.

c. Menghitung kebutuhan bahan.

d. Membuat / memasang Acuan dan Perancah Kolom dengan baik dan benar.

II. Instruksi Umum :

Acuan dan perancah kolom merupakan bagian cetakan untuk membuat kolom beton.

Pemasangannya harus benar-benar kuat dan kokoh, karena cetakan adalah hal yang

menentukan terhadap bentuk jadinya kolom beton tersebut. Acuan dan peraqncah kolom

harus benar-benar tegak lurus, bagian dalamnya harus benar-benar bersih dari kotoran yang

menempel.

Pada materi acuan dan perancah 2 ini menggunakan bahan-bahan yang sudah tercetak dan

terbuat dari besi/baja. Kita tinggal merangkainya sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

III. Instruksi Kerja :

a. Gunakan pakaian kerja (Jas Lab) dan peralatan keselamatan kerja (K3).

b. Pelajari dahulu gambar kerja, hitung jumlah kebutuhan bahan dan ikuti langkah-

langkah kerja dengan seksama dan teliti.

c. Pusatkanlah perhatian atau pikiran pada waktu praktek karena keseluruhan material

terbuat dari besi/baja.

d. Ikuti petunjuk-petunjuk dari Instruktur.

Page 26: MODUL FORMWORKsipil.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul... · 2019. 2. 28. · pemilihan jenis perancah dapat menyebabkan akibat fatal berupa keruntuhan. Proses pemilihan

24

IV. Peralatan dan Bahan

A. Peralatan :

1. Kunci-kunci sekrup

2. Palu kayu

3. Waterpass batang

4. Rol meter

5. Siku besi

6. Unting-unting

B. Bahan :

1. Plat cetakan kolom (skydeck set)

2. Penyokong cetakan (push-pull props set)

V. Langkah Kerja :

1. Siapkan peralatan dan bahan – bahan yang diperlukan. Pastikan semua dalam keadaan

baik.

2. Dirikan 2 lembar plat cetakan dan pasang saling tegak lurus pada bagian ujung, dan

sesuaikan dengan ukuran lebar kolom yang akan dibuat.

3. Kancing seluruh baut yang tersedia pada masing-masing plat cetakan dan kencangkan

dengan menggunakan palu kayu sehingga benar-benar kuat dan kokoh. Cek

kesikuannya.

4. Dirikan dan pasang dan hubungkan plat cetakan yang lain seperti pada langkah ke-3

sehingga membentuk kubus atau persegi, sesuai dengan bentuk dan ukuran kolom yang

akan dibuat.

5. Kancing seluruh baut yang tersedia pada plat cetakan mulai dari bawah sampai ke atas.

6. Cetakan kolom telah terbentuk, cek ketegakannya, posisi berdirinya, serta jarak masing-

masing antar kolom.

7. Pasang perancah/penyokong cetakan (push-pull props set), diatur ketegakannya.

8. Pemasangan acuan dan perancah kolom selesai, laporkan kepada instruktur/dosen untuk

diperiksa dan dinilai.

Page 28: MODUL FORMWORKsipil.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul... · 2019. 2. 28. · pemilihan jenis perancah dapat menyebabkan akibat fatal berupa keruntuhan. Proses pemilihan

26

Page 29: MODUL FORMWORKsipil.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul... · 2019. 2. 28. · pemilihan jenis perancah dapat menyebabkan akibat fatal berupa keruntuhan. Proses pemilihan

27

LABORATORIUM KONSTRUKSI KAYU

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI MANADO

Kode. Materi

Topik

:

:

Acuan dan Perancah 2 (Formwork 2)

Memasang Acuan dan Perancah Balok

Tanggal

I. Tujuan :

Pada akhir praktek bengkel mahasiswa diharapkan terampil dalam :

a. Menggunakan peralatan kayu

b. Membaca gambar kerja dengan baik.

c. Menghitung kebutuhan bahan.

d. Membuat / memasang Acuan dan Perancah Balok dengan baik dan benar.

II. Instruksi Umum :

Acuan dan perancah balok merupakan bagian cetakan untuk membuat balok beton yang

melintang, menghubungkan antara kolom-kolom beton. Pemasangannya harus benar-benar

kuat dan kokoh, karena cetakan adalah hal yang menentukan terhadap bentuk jadinya balok

tersebut. Acuan dan perancah balok harus benar-benar datar di atas perancahnya. Bagian

dalamnya harus benar-benar bersih dari kotoran yang menempel.

Pada materi acuan dan perancah 2 ini menggunakan bahan-bahan yang sudah tercetak dan

terbuat dari besi/baja. Kita tinggal merangkainya sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

III. Instruksi Kerja :

a. Gunakan pakaian kerja (Jas Lab) dan peralatan keselamatan kerja (K3).

b. Pelajari dahulu gambar kerja, hitung jumlah kebutuhan bahan dan ikuti langkah-

langkah kerja dengan seksama dan teliti.

c. Pusatkanlah perhatian atau pikiran pada waktu praktek karena keseluruhan material

terbuat dari besi/baja.

d. Ikuti petunjuk-petunjuk dari Instruktur.

Page 30: MODUL FORMWORKsipil.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul... · 2019. 2. 28. · pemilihan jenis perancah dapat menyebabkan akibat fatal berupa keruntuhan. Proses pemilihan

28

IV. Peralatan dan Bahan

A. Peralatan :

1. Kunci-kunci sekrup

2. Palu kayu

3. Waterpass batang

4. Rol meter

5. Siku besi

6. Unting-unting

B. Bahan :

1. Plat cetakan kolom (skydeck set)

2. Penyanggah (scaffolding set)

3. Gelagar (girder)

4. Dudukan gelagar (head spindle)

5. Alas/sepatu penyanggah (base spindle)

6. Siku cetakan (beam bracket)

7. Kelabang (beam width adjusment bar)

V. Langkah Kerja :

1. Siapkan peralatan dan bahan – bahan yang diperlukan. Pastikan semua dalam keadaan

baik.

2. Ukur ketinggian balok yang akan dibuat, sehingga dapat memilih ukuran scaffolding

yang akan dipasang.

3. Dirikan scaffolding secara sempurna dan tepat saling berhadapan, perkuat dengan

memasang skor (cross brase) sebagai pengaku dan pengikat main frame pada

scaffolding.

4. Pasang base spindle di bagian bawah untuk perkuatan dan mengatur ketinggian

scaffolding serta pasang head spindle di bagian atas scaffolding untuk tempat dudukan

girder.

5. Persiapan dudukan lantai/dada acuan balok dan penyanggah didinding balok :

a. Letakkan beam width adjusment bar di lantai. Letakkan 2 bh girder di atas beam

width adjusment bar secara sejajar.

Page 31: MODUL FORMWORKsipil.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul... · 2019. 2. 28. · pemilihan jenis perancah dapat menyebabkan akibat fatal berupa keruntuhan. Proses pemilihan

29

b. Dari atas 2 buah girder tersebut letakkan 2 buah beam bracket dengan saling

berhadapan bagian tegaknya. Atur jaraknya disesuaikan dengan lebar cetakan

balok yang akan dibuat

c. Buat beberapa buah dudukan lantai ini disesuaikan dengan panjang bentangan

balok yang akan dibuat.

6. Pasang 2 buah girder di atas head spindle secara sejajar pada scaffolding.

7. Pasang dudukan lantai/dada acuan balok yang telah dibuat sebelumnya secara tegak

lurus/melintang pada kedua girder sejajar di atas scaffolding.

8. Pasang lantai dan dinding acuan balok pada dudukan acuan pada langkah ke-7.

Pastikan lantai dan dinding acuan balok benar-benar terapit rapat, tidak ada celah

dengan cara mengunci sekrup yang ada pada beam bracket. Hal ini telah

diperhitungkaan saat membuat dudukan pada langkah ke-5 di atas.

9. Skor kedua dinding acuan balok pada bagian atasnya pada 3 titik bagian. Ukuran lebar

dalamnya harus sama dengan ukuran lebar dalam lantai acuan balok, sehingga dinding

acuan balok tidak bergerak

10. Pemasangan acuan dan perancah balok telah selesai, laporkan kepada instruktur/dosen

untuk diperiksa dan dinilai.

a. GAMBAR KERJA

TA

Tampak melintang acuan dan perancah balok

Page 32: MODUL FORMWORKsipil.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul... · 2019. 2. 28. · pemilihan jenis perancah dapat menyebabkan akibat fatal berupa keruntuhan. Proses pemilihan

30

Cara pemasangan Siku cetakan (beam bracket) dan

Kelabang (beam width adjusment bar)

Alternative lain pemasangan girder

Page 33: MODUL FORMWORKsipil.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul... · 2019. 2. 28. · pemilihan jenis perancah dapat menyebabkan akibat fatal berupa keruntuhan. Proses pemilihan

31

Pemasangan head spindle dan cross brasse pada scaffolding

Pemasangan base spindle dan croos brasse pada scaffolding

Page 34: MODUL FORMWORKsipil.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul... · 2019. 2. 28. · pemilihan jenis perancah dapat menyebabkan akibat fatal berupa keruntuhan. Proses pemilihan

32

LABORATORIUM KONSTRUKSI KAYU

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI MANADO

Kode. Materi

Topik

:

:

Acuan dan Perancah 2 (Formwork 2)

Memasang Acuan dan Perancah Pelat

Tanggal

I. Tujuan :

Pada akhir praktek bengkel mahasiswa diharapkan terampil dalam :

a. Menggunakan peralatan dan bahan acuan dan perancah

b. Membaca gambar kerja dengan baik.

c. Menghitung kebutuhan bahan.

d. Membuat / memasang Acuan dan Perancah Pelat dengan baik dan benar.

II. Instruksi Umum :

Acuan dan perancah pelat merupakan bagian cetakan untuk membuat pelat beton yang

menumpu di atas balok-balok beton. Pemasangannya harus benar-benar kuat dan kokoh,

karena cetakan adalah hal yang menentukan terhadap bentuk jadinya pelat beton tersebut.

Acuan dan perancah pelat harus benar-benar datar di atas perancahnya. Bagian atasnya

harus benar-benar bersih dari kotoran yang menempel.

Pada materi acuan dan perancah 2 ini menggunakan bahan-bahan yang sudah tercetak dan

terbuat dari besi/baja. Kita tinggal merangkainya sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

III. Instruksi Kerja :

a. Gunakan pakaian kerja (Jas Lab) dan peralatan keselamatan kerja (K3).

b. Pelajari dahulu gambar kerja, hitung jumlah kebutuhan bahan dan ikuti langkah-

langkah kerja dengan seksama dan teliti.

c. Pusatkanlah perhatian atau pikiran pada waktu praktek karena keseluruhan material

terbuat dari besi/baja.

d. Ikuti petunjuk-petunjuk dari Instruktur.

Page 35: MODUL FORMWORKsipil.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul... · 2019. 2. 28. · pemilihan jenis perancah dapat menyebabkan akibat fatal berupa keruntuhan. Proses pemilihan

33

IV. Peralatan dan Bahan

A. Peralatan :

1. Kunci-kunci sekrup

2. Palu kayu

3. Waterpass batang

4. Rol meter

5. Siku besi

B. Bahan :

1. Plat cetakan kolom (skydeck set)

2. Penyanggah (scaffolding set)

3. Gelagar (girder)

4. Dudukan gelagar (head spindle)

5. Alas/sepatu penyanggah (base spindle)

6. Multiplks 18 mm

V. Langkah Kerja :

1. Siapkan peralatan dan bahan – bahan yang diperlukan. Pastikan semua dalam keadaan

baik.

2. Ukur ketinggian pelat yaitu dari dasar sampai pada permukan dalam dinding acuan

balok, sehingga dapat memilih ukuran scaffolding yang akan dipasang.

3. Dirikan scaffolding secara sempurna dan tepat saling berhadapan, perkuat dengan

memasang skor (cross brase) sebagai pengaku dan pengikat main frame pada

scaffolding.

4. Pasang base spindle di bagian bawah untuk perkuatan dan mengatur ketinggian

scaffolding serta pasang head spindle di bagian atas scaffolding untuk tempat dudukan

girder. Pasang 2 buah girder di atas head spindle secara sejajar pada scaffolding.

5. Pasang dudukan lantai acuan pelat secara merata ke arah lebar dan panjang sampai

bertemu tepi atas dinding acuan balok bagian dalam.

6. Perkuat lantai acuan pelat ke bagian tepi atas dinding acuan balok dengan paku.

Page 36: MODUL FORMWORKsipil.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul... · 2019. 2. 28. · pemilihan jenis perancah dapat menyebabkan akibat fatal berupa keruntuhan. Proses pemilihan

34

7. Cek kedataran lantai acuan pelat baik arah memanjang maupun pada arah melintang

dengan alat waterpass batang sampai banar-benar datar dan rata.

8. Periksa seluruh bagian antara acuan kolom, acuan balok, dan acuan lantai apakah

terdapat celah-celah yang akan mengakibatkan tertumpahnya air semen.

9. Periksa seluruh perancah pada kolom, balok maupun pelat apakah sudah benar-benar

tegak, rata, kuat dan kokoh, tidak bergoyang sehingga hasil pengecoram beton akan

benar-benar sesuai dengan harapan.

10. Jika masih terdapat kekurangan, segera diperbaiki dengan cara mengencangkan

kembali sekrup-sekrup yang terpasang ataupun belum benar-benar datar atau tegak.

11. Periksakan kepada instruktur/dosen hasilnya untuk penilaian.

Page 37: MODUL FORMWORKsipil.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul... · 2019. 2. 28. · pemilihan jenis perancah dapat menyebabkan akibat fatal berupa keruntuhan. Proses pemilihan

35

VI. GAMBAR KERJA

Acuan dan Perancah Pelat

Posisi penempatan girder dan lantai pelat

Page 38: MODUL FORMWORKsipil.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul... · 2019. 2. 28. · pemilihan jenis perancah dapat menyebabkan akibat fatal berupa keruntuhan. Proses pemilihan

36

LABORATORIUM KONSTRUKSI KAYU

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI MANADO

Kode. Materi

Topik

:

:

Acuan dan Perancah 2 (Formwork 2)

Memasang Acuan dan Perancah Dinding

Tanggal

I. Tujuan :

Pada akhir praktek bengkel mahasiswa diharapkan terampil dalam :

a. Menggunakan peralatan dan bahan acuan dan perancah

b. Membaca gambar kerja dengan baik.

c. Menghitung kebutuhan bahan.

d. Membuat / memasang Acuan dan Perancah Dinding dengan baik dan benar.

II. Instruksi Umum :

Acuan dan perancah dinding merupakan bagian cetakan untuk membuat dinding beton

yang berdiri di atas sloof beton atau lantai. Pemasangannya harus benar-benar kuat dan

kokoh, karena cetakan adalah hal yang menentukan terhadap bentuk jadinya dinding beton

tersebut. Acuan dan perancah dinding harus benar-benar tegak di atas lantai. Bagian

dalamnya harus benar-benar bersih dari kotoran yang menempel.

Acuan dan perancah dinding ini akan dibuat dalam bentuk bersudut L disesuaikan dengan

lokasi praktek yang ada.

Pada materi acuan dan perancah 2 ini menggunakan bahan-bahan yang sudah tercetak dan

terbuat dari besi/baja. Kita tinggal merangkainya sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

III. Instruksi Kerja :

a. Gunakan pakaian kerja (Jas Lab) dan peralatan keselamatan kerja (K3).

b. Pelajari dahulu gambar kerja, hitung jumlah kebutuhan bahan dan ikuti langkah-

langkah kerja dengan seksama dan teliti.

c. Pusatkanlah perhatian atau pikiran pada waktu praktek karena keseluruhan material

terbuat dari besi/baja.

d. Ikuti petunjuk-petunjuk dari Instruktur.

Page 39: MODUL FORMWORKsipil.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul... · 2019. 2. 28. · pemilihan jenis perancah dapat menyebabkan akibat fatal berupa keruntuhan. Proses pemilihan

37

IV. Peralatan dan Bahan

A. Peralatan :

1. Kunci-kunci sekrup

2. Palu kayu

3. Waterpass batang

4. Rol meter

5. Siku besi

B. Bahan :

1. Plat cetakan dinding (skydeck set)

2. Gelagar (girder)

3. Siku cetakan (beam bracket)

4. Kelabang (beam width adjusment bar)

5. Penyokong cetakan (push-pull props set)

V. Langkah Kerja :

1. Siapkan peralatan dan bahan – bahan yang diperlukan. Pastikan semua dalam keadaan

baik.

2. Ukur ketinggian dinding yaitu dari dasar sampai pada permukan tinggi dinding yang

disesuaikan dengan plat cetakan dinding.

3. Dirikan plat acuan dinding dan dirangkai secara tegak lurus dengan mengancingkan

baut-bautnya dari bawah sampai ke atas.

4. Pasang penyokong acuan dinding sambil dicek ketegakannya dengan watrpass batang.

5. Rangkaikan lagi plat acuan dinding secara sejajar dan memanjang, sesuai dengan

ukuran yang telah ditentukan di kedua sisi yang saling tegak lurus sambil diperhatikan

ketegakannya.

6. Pasang penyokong acuan dinding agar acuan dinding tetap berdiri tegak.

7. Lanjutkan langkah ke-3 s/d langkah ke-6 untuk sisi bagian dalam dengan pemasangan

secara terbalik.

8. Pembuatan penahan dinding sbb :

a. Letakkan beam width adjusment bar di lantai. Letakkan 2 bh girder di atas beam

width adjusment bar secara sejajar.

Page 40: MODUL FORMWORKsipil.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul... · 2019. 2. 28. · pemilihan jenis perancah dapat menyebabkan akibat fatal berupa keruntuhan. Proses pemilihan

38

b. Dari atas 2 buah girder tersebut letakkan 2 buah beam bracket dengan saling

berhadapan bagian sudutnya. Penempatan beam bracket yang satu letaknya di

bagian ujung girder dan beam bracket yang satunya diletakkan 40 cm dari bagian

ujung girder lainnya.

c. Buat beberapa buah penahan dinding tersebut di atas untuk penempatan setiap

lembaran plat acuan dinding. Jadi jumlahnya adalah sebanyak jumlah lembaran

plat acuan dinding bagian dalam.

9. Letakkan penahan dinding yang dibuat pada langkah ke-8 tersebut di atas pada setiap

plat acuan dinding bagian dalam.

10. Untuk mengatur jarak/spasi ketebalan dinding, letakkan pipa PVC yang telah

dipotong-potong sepanjang 20 cm (sesuai tebal dinding yang akan dibuat).

11. Dari lobang-lobang yang terdapat pada plat acuan dinding, masukkan besi ulir sambil

memasukkan pipa PVC yang telah dipotong tadi sebagai pembatan ketebalan dinding

yang akan dibuat.

12. Kancing besi ulir tersebut di kedua sisi, dimana sisi yang satu dikancingkan pada

girder penahan dinding, sementara yang lainnya dikancing pada plat yang telah

menyatu dengan plat acuan dinding.

13. Lakukan langkah ke-12 di atas, sampai seluruh bagian, penahan dinding dan plat pada

acuan dinding terpasang semuanya.

14. Cek kembali ketegakan dinding, kesikuan sudut dinding dan pastikan semuanya telah

sesuai.

15. Periksakan kepada instruktur/dosen untuk penilaian jika pekerjaan pembuatan acuan

dan perancah dinding telah selesai.

Page 41: MODUL FORMWORKsipil.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul... · 2019. 2. 28. · pemilihan jenis perancah dapat menyebabkan akibat fatal berupa keruntuhan. Proses pemilihan

39

VI. GAMBAR KERJA

Pertemuan sudut bagian dalam pada acuan dinding

Pemasangan push-pull props set dengan plat acuan dinding

Page 42: MODUL FORMWORKsipil.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul... · 2019. 2. 28. · pemilihan jenis perancah dapat menyebabkan akibat fatal berupa keruntuhan. Proses pemilihan

40

Pemasngan besi ulir dan pipa PVC sebagai penentuan tebal dinding

Page 43: MODUL FORMWORKsipil.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul... · 2019. 2. 28. · pemilihan jenis perancah dapat menyebabkan akibat fatal berupa keruntuhan. Proses pemilihan

41

DAFTAR PUSTAKA

Construction Bullettin. (1999). Occupational Safety and Health Service. No. 11 –

December. Department of Labour. Wellington. New Zealand.

PEDC Politeknik ITB. (1982). Pedoman Acuan Perancah. Bandung.

Badan Standardisasi Nasional. (2000). Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (SNI

Kayu 2002, Bahan Konsensus) . Jakarta.

Departemen Kehutanan Republik Indonesia. Rektorat jenderal Pengusahaan Hutan. (1987).

Standar Kayu Lapis Struktural Indonesia (SKI.C – bo – 002;1987). Edisi pertama.

Jakarta.

Brosur dan spesifikasi perancah. (2000). Slab & Beam, Formwork & Scaffolding by :

Beton Concrete Form specialist.

Yaldi, G. Datu, I.K. (2001). Efisiensi Pemanfaatan Bekisting Sistem Kayu dan Sistem Peri

pada Bangunan Gedung Bertingkat. Tugas Akhir D-IV. Politeknik Negeri Bandung.