Modul 1 - Dasar HIV

21
Yayasan Spiritia Dasar HIV Program Pelatihan Pendidik Pengobatan Marcus McGilvray & Nicola Willis Diterjemahkan dan disesuaikan oleh Yayasan Spiritia

description

pengetahuan dasar mengenai HIV

Transcript of Modul 1 - Dasar HIV

Page 1: Modul 1 - Dasar HIV

Yayasan Spiritia

Dasar HIV

Program Pelatihan Pendidik Pengobatan

Marcus McGilvray & Nicola WillisDiterjemahkan dan disesuaikan oleh Yayasan Spiritia

Page 2: Modul 1 - Dasar HIV

Yayasan Spiritia

ARV Nurse Training, Africaid, 2004Yayasan Spiritia

Apa itu HIV?

Virus yang merusak kekebalan manusiaSeperti semua virus, HIV harus masuk

sel lain untuk replikasi

HIV adalah retrovirus dan bahan genetiknya, RNA, harus diubah menjadi DNA saat replikasi

H I V

Human Immunodeficienc

y Virus

Page 3: Modul 1 - Dasar HIV

Yayasan Spiritia

ARV Nurse Training, Africaid, 2004Yayasan Spiritia

DNA, RNA?DNA adalah pedoman untuk membuat sel baru. Informasi di RNA dan DNA adalah sama, hanya dalam ‘bahasa’ lain.

Kalau terjadi kesalahan ketika mengubah atau menerjemahakan RNA menjadi DNA, dampak dapat serius...

Walaupun mudah memakai kamus seperti ini, bisa terjadi kesalahan

Contohnya, di kamus bahasaInggris > Indonesia, kita cari:

floor > lantai

ARV Nurse Training, Africaid, 2004

Page 4: Modul 1 - Dasar HIV

Yayasan Spiritia

ARV Nurse Training, Africaid, 2004Yayasan Spiritia

Sistem melindungi tubuh terhadap serangan dari benda asing Bakteri, Virus, Parasit, Jamur

Sistem ganda Sistem kekebalan innate (pembawaan lahir) Sistem kekebalan acquired (didapat setelah

lahir)

Antibodi dibentuk terhadap benda asing yang masuk

Sistem kekebalan tubuh diaktifkan oleh satu jenis sel darah putih yang disebut sel CD4

Sistem kekebalan tubuh

Bakteri

Virus

Parasit

Jamur

ARV Nurse Training, Africaid, 2004

Page 5: Modul 1 - Dasar HIV

Yayasan Spiritia

ARV Nurse Training, Africaid, 2004Yayasan Spiritia

Sel CD4 adalah sel darah putih yang membawa reseptor CD4 pada permukaannya

HIV memakai sel CD4 untuk replikasi

Reseptor CD4 dipakai oleh HIV untuk mengikat pada sel (seperti kunci dan gembok)

HIV & sistem kekebalan tubuh

Sel CD4 diserang HIV

ARV Nurse Training, Africaid, 2004

Page 6: Modul 1 - Dasar HIV

Yayasan Spiritia

ARV Nurse Training, Africaid, 2004Yayasan Spiritia

HIV & sistem kekebalan tubuh

Sel CD4 adalah seperti tentara

Sel CD4 yang kuat mampu melawan infeksi

NAMUN, sel CD4 dibunuh oleh HIV setelah dipakai untuk replikasi

Jadi, HIV justru merusak sistem yang biasanya melindungi tubuh dari infeksi

CD4

ARV Nurse Training, Africaid, 2004

Page 7: Modul 1 - Dasar HIV

Yayasan Spiritia

ARV Nurse Training, Africaid, 2004Yayasan Spiritia

HIV3. Dipadukan pada DNA

sel induk dengan integrase

Siklus hidup HIV

1. Ikat pada sel CD4 induk

4. Membuat unsur virus

6. Virus baru keluar

2. Reverse transcriptase membuat DNA dari RNA virus

5. Virus baru dirakit dengan protease

ARV Nurse Training, Africaid, 2004

Page 8: Modul 1 - Dasar HIV

Yayasan Spiritia

ARV Nurse Training, Africaid, 2004Yayasan Spiritia

Pabrik HIV Waktu mengikatkan

diri pada sel CD4, HIV membuat sel tersebut menjadi ‘pabrik’ HIV

SEL CD4

Miliaran virus dibuat, dan akhirnya sel CD4-nya dibunuh

Virus baru terus menularkan sel CD4 yang lain, dan replikasi lagi

ARV Nurse Training, Africaid, 2004

Page 9: Modul 1 - Dasar HIV

Yayasan Spiritia

ARV Nurse Training, Africaid, 2004Yayasan Spiritia

Peperangan yang kalah…

Jumlah CD4 yang normal adalah di antara 600 – 1500

Setiap hari, sel CD4 yang baru dibuat. Namun, dengan infeksi HIV, setiap hari HIV memakai sel CD4 untuk replikasi

Lambat laun, sel CD4 menemukan kekalahan dalam perjuangannya…

ARV Nurse Training, Africaid, 2004

Page 10: Modul 1 - Dasar HIV

Yayasan Spiritia

ARV Nurse Training, Africaid, 2004Yayasan Spiritia

Mengukur tingkat kerusakan

Status sistem kekebalan tubuh kita diukur dengan menghitung jumlah CD4

Semakin rendah jumlah CD4, semakin rusak sistem kekebalan tubuh kita

ARV Nurse Training, Africaid, 2004

Page 11: Modul 1 - Dasar HIV

Yayasan Spiritia

ARV Nurse Training, Africaid, 2004Yayasan Spiritia

Mengukur tingkat kerusakan

Kadang juga jumlah CD4 diganti dengan persentase CD4 (CD4%). Angka ini merupakan persentase sel CD4 dibandingkan dengan limfosit total

* Total lymphocyte count

Bila tes CD4 tidak tersedia, jumlah limfosit total (TLC*) atau sel darah putih dalam darah dapat menggantinya

ARV Nurse Training, Africaid, 2004

Page 12: Modul 1 - Dasar HIV

Yayasan Spiritia

ARV Nurse Training, Africaid, 2004Yayasan Spiritia

Mengukur laju kerusakan

Viral load adalah tes darah lain yang berguna

Tes ini mengukur jumlah virus yang ada di darah

Semakin banyak virus dibuat, semakin tinggi viral load

ARV Nurse Training, Africaid, 2004

Page 13: Modul 1 - Dasar HIV

Yayasan Spiritia

ARV Nurse Training, Africaid, 2004Yayasan Spiritia

Awal infeksi

Viral load meningkat tajam, terus turun

Jumlah CD4 menurun tajam, terus naik

Antibodi baru terdeteksi setelah beberapa minggu

Viral load paling tinggi waktu masa jendela

ARV Nurse Training, Africaid, 2004

Page 14: Modul 1 - Dasar HIV

Yayasan Spiritia

ARV Nurse Training, Africaid, 2004Yayasan Spiritia

Kelanjutan penyakit

Lambat laun:

viral load meningkat

jumlah CD4 menurun

AIDS terjadi 7-10 tahun setelah terinfeksi

ARV Nurse Training, Africaid, 2004

Page 15: Modul 1 - Dasar HIV

Yayasan Spiritia

ARV Nurse Training, Africaid, 2004Yayasan Spiritia

ARV Nurse Training, Africaid, 2004

Tes HIV Biasanya mencari antibodi

Jadi tergantung pada masa jendela Jenis tes:

Konseling pra- & pascates Informed consent Asas kerahasiaan

Tes harus dilengkapi dengan:

ELISA/EIA Western Blot Tes Cepat

Page 16: Modul 1 - Dasar HIV

Yayasan Spiritia

ARV Nurse Training, Africaid, 2004Yayasan Spiritia

Infeksi oportunistik

Lambat laun HIV membunuh semakin banyak sel CD4

Dengan jumlah CD4 semakin menurun, infeksi mengambil ‘opportunity’ atau ‘kesempatan’ karena lemahnya sistem kekebalan tubuh, yang mengakibatkan infeksi oportunistik

ARV Nurse Training, Africaid, 2004

Page 17: Modul 1 - Dasar HIV

Yayasan Spiritia

ARV Nurse Training, Africaid, 2004Yayasan Spiritia

Penyakit HIV Stadium 1“Tanpa gejala”

Biasanya tanpa gejala (dapat terjadi limfadenopati generalisata yang persisten – PGL)

Mampu melawan infeksi dengan baik Pelan-pelan, jumlah CD4 semakin rendah

Penanganan Pola hidup yang positif dan sehat (olahraga 20

menit setiap hari, makan teratur) Pemeriksaan dokter berkala, skrining IMS, tes

Pap, vaksinasi, seks lebih aman

ARV Nurse Training, Africaid, 2004

Page 18: Modul 1 - Dasar HIV

Yayasan Spiritia

ARV Nurse Training, Africaid, 2004Yayasan Spiritia

Penyakit HIV Stadium 2“Penyakit ringan”

Infeksi ringan lebih sering daripada biasa: ruam, infeksi kulit, seriawan, demam, herpes zoster, infeksi saluran pernapasan atas yang kambuhan

Kehilangan berat badan di bawah 10%Penanganan

Sama seperti Stadium 1 (pola hidup yang positif dan sehat, pemeriksaan, skrining IMS, seks lebih aman, vaksinasi)

Pengobatan dini untuk infeksi Pertimbangkan profilaksis (kotrimoksazol)

ARV Nurse Training, Africaid, 2004

Page 19: Modul 1 - Dasar HIV

Yayasan Spiritia

ARV Nurse Training, Africaid, 2004Yayasan Spiritia

Penyakit HIV Stadium 3“Penyakit sedang”

Infeksi oportunistik (IO) yang lebih berat, mis. pneumonia, meningitis, kandidiasis mulut

Diare kronis, demam terus-menerus, TB paru Kehilangan berat badan lebih dari 10%

Penanganan Sama seperti Stadium 1 (pola hidup yang positif

dan sehat, pemeriksaan, skrining IMS, seks lebih aman, vaksinasi)

Terapi antiretroviral (ART) Pengobatan dini untuk infeksi Profilaksis (kotrimoksazol)

ARV Nurse Training, Africaid, 2004

Page 20: Modul 1 - Dasar HIV

Yayasan Spiritia

ARV Nurse Training, Africaid, 2004Yayasan Spiritia

Penyakit HIV Stadium 4“Penyakit berat”

IO yang lebih berat, mis. PCP, diare berat, limfoma, TB luar paru, tokso, CMV, meningitis kriptokokkus, sarkoma Kaposi, ensefalopati HIV, kandidiasis saluran makan

Kehilangan berat badan parah/wastingPenanganan

Mengobati IO ART Perawatan rumah sakit atau di rumah Profilaksis (kotrimoksazol)

ARV Nurse Training, Africaid, 2004

Page 21: Modul 1 - Dasar HIV

Yayasan Spiritia

ARV Nurse Training, Africaid, 2004Yayasan Spiritia

Acquired Immune Deficiency Syndrome

Infeksi oportunistik adalah tanda dan gejala terkait infeksi HIV

Saat sistem kekebalan tubuh kita cukup rusak sehingga IO ini terjadi,

kita dianggap AIDS