Implementasi Supervisi Klinis Dalam Peningkatan Kompetensi ...
MODEL PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS PADAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/331/1/Sri...
Transcript of MODEL PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS PADAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/331/1/Sri...
i
MODEL PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS PADA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP
SE-KECAMATAN KEDU KABUPATEN TEMANGGUNG
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi strata I
Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
Sri Wuryani
NIM : 111 10 112
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)SALATIGA
2015
ii
iii
MODEL PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS PADA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP
SE-KECAMATAN KEDU KABUPATEN TEMANGGUNG
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi strata I
Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
Sri Wuryani
NIM : 111 10 112
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)SALATIGA
2015
iv
v
vi
vii
viii
MOTTO
“Dengan kesederhanaan hidup bukan berarti tidak ada kebahagian, kebahagian
ada pada seberapa besar keberartian hidup kita untuk hidup orang lain dan
sekitar, seberapa besar kita menginspirasi mereka. Kebahagian ada pada hati
yang bersih, lapang dan bersyukur dalam setiap penerimaan...”
(Tere Liye. Amelia, Serial Anak-Anak Mamak.2013)
PERSEMBAHAN:
Untuk orang tuaku, para dosenku, Suamiku, Anakku,
seluruh saudaraku tercinta di LDK Darul Amal STAIN Salatiga,
Alfirdaus family (Khusnul, yani, nurhayati, ika, siti qomariyah),
teman-teman PAI angkatan 2010 khususnya kelas PAI C,
ix
KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan
yang Maha Rahman dan Rahim yang dengan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya
skripsi dengan judul Model Pelaksanaan Supervisi Klinis Pada Guru Pendidikan
Agama Islam Di SMP Se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung Tahun
Pelajaran 2014/2015 bisa diselesaikan.
Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Sang teladan utama, Nabi
Muhammad SAW, juga kepada para sahabat, keluarga dan orang yang istikomah
mengikuti petunjukNya
Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi, dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak terkait. Sungguh menjadi kebahagiaan yang tiada tara
penulis rasakan setelah skripsi ini selesai. Oleh karena itu penulis ucapkan terima
kasih setulusnya kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M. Pd. selaku Ketua IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M. Pd. Selakuketua JurusanTarbiyah IAIN Salatiga.
3. Bapak Rasimin, M. Pd., selaku Dekan Prodi PAI.
4. Ibu Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd., selaku pembimbing yang telah
mengarahkan, membimbing, memberikan petunjuk dan meluangkan waktunya
dalam penulisan skripsi ini.
5. Ibu Muna Erawati, M.Si., selaku dosen pembimbing akademik yang
membantu selama menuntut ilmu di IAIN Salatiga
x
6. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian
akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan
kepada penulis.
7. Bapak dan Ibu Penulis (Bapak Sarjono dan Ibu Pawwit), Bapak dan Ibu
Mertua (Bapak Suripto dan Ibu Marfu’ah), Rudi Yanto (Suami penulis)
M.arka AlHafiz(Anak Penulis), Yoko, Dewi, Heru (Kakak penulis), Desi,
Sulis, Iwan( Adik penulis) yang senantiasa memberikan dukungan berupa
moril, materil, dan spiritual kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
8. Alfirdaus family (Khusnul, Fatimah, Nurhayati, Ika, Siti Qomariyah). Kalian
adalah sahabat dan saudara terbaik yang pernah kumiliki. Jazakumullah
ahsanul jaza’ atas dukungan, motivasi, serta inspirasinya.
9. Keluarga Besar Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal. Teruslah
berkarya dan berjuang di jalan cinta para pejuang.
10. Teman-teman senasib seperjuangan 2010, khususnya kelas PAI C. Terima
kasih atas dukungan dan bantuannya.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih
atas bantuan dan dorongannya.
Atas segala hal tersebut, penulis hanya bisa berdoa, semoga Allah
mencatatnya sebagai amal salih yang akan mendapatkan balasan terbaik. Semoga
skripsi bermanfaat untuk penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada
umumnya. Aamiin.
Salatiga, 13 Maret 2015 Penulis
xi
` ABSTRAK
Wuryani, Sri. 2015. Model Pelaksanaan Supervisi Klinis di SMP Se-Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd
Kata Kunci: Model, Pelaksanaan Supervisi Klinis, Guru PAI.
Penelitian ini merupakan upaya untuk mendeskripsikan dan menganalisis tentang model pelaksanaan supervisi klinis di SMP se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana model pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2014/2015? (2) Apa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2014/2015? (3) Apakah upaya-upaya yang dilakukan dalam menghadapi kendala pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2014/2015?.
Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan pengamatan, wawancara yang mendalam, dan dokumentasi. Untuk menjawab pertanyaan tersebut peneliti menggunakan pendekatan kualitatif sesuai dengan analisis, maka yang dilakukan penulis adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan mengadakan triangulasi.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa : (1) Model pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam: SMP N 3 (model yang dipakai perkunjungan kelas dan pecakapan pribadi), SMP N 2 (model yang dipakai observasi kelas dan percakapan pribadi), SMP PGRI (model yang dipakai percakapan pribadi). (2) Kendala yang dihadipi dalam pelaksanaan supervisi klinis pendidikan agama Islam SMP N 3: (kendala untuk metode kunjungan kelas siswa dirasa terganggu oleh supervisor yang masuk ke dalam kelas ketika proses belajar mengajar, kendala untuk metode percakapan pribadi memakan banyak waktu), SMP N2(kendala untuk metode observasi kelas guru terlihat canggung dalam mengajar, kendala untuk metode percakapan pribadi minimnya waktu guru ketika tidak mengajar.), SMP PGRI (minimnya jam kosong untuk guru dalam mengajar). (3) Upaya yang dilakukan dalam menghadapi kendala supervisi klinis: SMP N 3 (upaya yang dilakukan untuk metode perkunjungan kelas dengan melakukan pengamatan diluar kelas, upaya yang dilakukan untuk metode percakapan pribadi guru yang di supervisi diajak untuk berdiskusi sesingkat mungkin), SMP N 2(upaya untuk metode observasi kelas dengan membagikan angket kepada peserta didik dimana isinya adalah mengenai bagaimana cara guru itu mengajar, upaya untuk metode percakapan pribadi adalah melakukan pertemuan dengan guru yang bersangkutan berkali kali, SMP PGRI (upaya untuk metode percakapan pribadi melakukan pertemuan dengan guru yang bersangkutan beberapa kali).
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL ..................................................................................................... i
LEMBAR BERLOGO ................................................................................. ii
JUDUL ......................................................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................ iv
PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................. viii
ABSTRAK ................................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian .................................................................. 8
E. Definisi Operasional ............................................................... 8
F. Metode Penelitian ................................................................... 10
G. Sistematika Penulisan ............................................................. 16
xiii
xiv
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Supervisi Pendidikan ....................................... 18
1. Pengertian Supervisi Pendidikan................................. 18
2. Tujuan Supervisi Pendidikan....................................... 20
3. Fungsi Supervisi.......................................................... 21
4. Prinsip-Prinsip Supervisi.............................................. 22
5. Macam-Macam Supervisi............................................. 24
6. Teknik Supervisi........................................................... 26
7. Tipe-Tipe Supervisi Pendidikan.................................... 27
B. Supervisi Klinis ...................................................................... . 29
1. Pengertian Supervisi Klinis........................................... 29
2. Tujuan Supervisi Klinis................................................. 30
3. Ciri-Ciri Supervisi Klinis............................................... 32
4. Manfaat Supervisi Klinis.............................................. 35
5. Tahapan Supervisi Klinis.............................................. 36
6. Bentuk Supervisi Klinis............................................... 39
C. Supervisi Pendidikan Agama Islam ........................................ 41
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMP N 3 Kedu ....................................... 43
B. Gambaran Umum SMP N 2 Kedu ....................................... 70
C. Gambaran Umum SMP PGRI Kedu .................................... 93
xv
BAB IV PEMBAHASAN
A. SMP N 3 KEDU ..................................................................... 95
1. Pelaksanaan Supervisi Klinis pada Guru Pendidikan Agama
Islam .................................................................................... 96
2. Pembahasan Pelaksanaan Supervisi Klinis pada Guru Agama
Islam .................................................................................... 97
B. SMP N 2 KEDU ..................................................................... 97
1. Pelaksanaan Supervisi Klinis pada Guru Pendidikan Agama
Islam .................................................................................... 97
2. Pembahasan Pelaksanaan Supervisi Klinis pada Guru Agama
Islam .................................................................................... 98
C. SMP PGRI KEDU .................................................................. 99
1. Pelaksanaan Supervisi Klinis pada Guru Pendidikan Agama
Islam ....................................................................................... 99
2. Pembahasan Pelaksanaan Supervisi Klinis pada Guru Agama
Islam ....................................................................................... 100
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 102
B. Saran ....................................................................................... 105
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 106
LAMPIRAN-LAMPIRAN........................................................................... 107
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Insrumen Penelitian......................................................... 107
Lampiran 2 Surat Tugas Pembimbing Skripsi.................................... 143
Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian................................... 144
Lampiran 4 Daftar Nilai SKK............................................................ 145
Lampiran 5 Lembar Bimbingan Skripsi............................................. 148
Lampiran 6 Riwayat Hidup Penulis............................................. 149
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi ini, tuntutan untuk mengembangkan potensi yang
ada dalam diri manusia sangatlah penting agar tidak tergeser oleh
persaingan yang semakin lama semakin kompleks, salah satuya dengan
mendapatkan pendidikan yang benar sehingga potensi manusia dapat
berkembang secara maksimal. Pendidikan merupakan kegiatan
mengoptimalkan perkembangan potensi, kecakapan dan karakteristik
peserta didik (Sukmadinata, 2006:1). Hal ini mendorong lembaga-lembaga
sekolah untuk selalu berusaha meningkatkan mutu pendidikan agar lebih
berkualitas dan dapat mengikuti perkembangan zaman untuk mencetak
para lulusan yang handal, berkualitas, kreatif dan juga beriman dan
bertakwa.
Kepribadian yang bermoral dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa haruslah tertanam dengan baik dalam diri anak didik, karena
kemajuan yang tidak dibarengi dengan kuatnya iman dan takwa maka
dapat menyebabkan anak akan terjerumus ke dalam hal-hal yang dapat
merusak moral mereka seperti pergaulan bebas, berhura-hura, melakukan
aksi kerusakan, pencurian dan lainnya, hal yang itu akan merusak dirinya
sendiri dan orang lain. Oleh karena itu, pendidikan agama Islam sangatlah
2
penting sebagai pendidikan mereka untuk memperkuat dan meningkatkan
iman dan takwa kepada Allah SWT.
Keberhasilan suatu pendidikan didasarkan oleh banyak faktor yang
mendukung. Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
siswa terdiri dari faktor internal (faktor dari dalam siswa) yaitu keadaan
atau kondisi siswa, faktor internal (faktor dari luar siswa), faktor
pendekatan belajar yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi
dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan
pembelajaran materi-materi pelajaran (Muhibbin, 2004:132).
Dari faktor-faktor tersebut, faktor pendekatan pembelajaran sangat
mempengaruhi hasil belajar siswa. Pendidikan merupakan suatu kegiatan
yang berintikan interaksi antara peserta didik dengan para pendidik serta
sebagai sumber pendidikan (Sukmadinata, 2006:24). Interaksi antara
peserta didik dengan para pendidik dan sumber-sumber pendidikan
tersebut dapat berlangsung dalam situasi pergaulan (pendidikan),
pengajaran, latihan serta bimbingan. Oleh karena itu hendaknya seorang
guru harus menyadari bahwa tugas mengajar adalah sebuah pekerjaan
yang tidak sederhana dan mudah. Hal ini dikarenakan guru adalah seorang
yang mempunyai gagasan dan harus mewujudkan gagasan-gagasan
tersebut untuk kepentingan anak didik. Sehingga dapat menunjang
hubungan sebaik-baiknya antara guru dengan anak didik. Dalam
mengembangkan dan menerapkan keutamaan yang menyangkut agama
Islam, kebudayaan, dan keilmuan (Nurdin, 2002:8).
3
Guru adalah salah satu unsur penentu keberhasilan kegiatan belajar
mengajar. Tidak semua guru memahami seluk-beluk pelaksanaan kegiatan
adanya perkembangan dan kemajuan dunia pembelajaran yang belum
diketahui oleh guru tersebut. Guru yang demikian memerlukan bimbingan,
pelayanan dan supervisor.
Kegiatan utama pendidikan di sekolah yakni bertujuan untuk
mewujudkan kegiatan pembelajaran. Seluruh aktifitas organisasi bermuara
pada pencapaiaan efesiensi dan efektivitas pembelajaran. Oleh karena itu
tugas kepala sekolah sebagai supervisor, yaitu mensupervisi pekerjaan
yang dilakukan oleh tenaga kependidikan (Mulyasa, 2007:111).
Terkait dengan hal itu pemerintah juga mengeluarkan kebijakan
sebagaimana tertuang dalam undang-undang SIDIKNAS Bab XIX pasal
66 ayat 1 menyebutkan “pemerintah, pemerintah daerah, dewan
pendidikan dan komite sekolah/madrasah melakukan pengawasan atas
penyelenggaraan pendidikan pada semua jenjang dan jenis pendidikan
sesuai dengan kewenangan masing-masing” (UU RI no. 20 tahun 2003,
2006:111). Untuk itu, supervisor baik kepala sekolah maupun kantor
pengawas wilayah harus dapat berperan memberikan bantuan, motivasi
kepada guru-guru sebagai usaha peningkatan kualitas pengajaran dan
pembinaan termasuk guru pendidikan agama Islam. Idealnya supervisor
harus bisa memberikan teladan bagi bawahannya, menyuruh pada yang
ma’ruf dan melarang pada yang mungkar, seperti yang tercantum dalam
Q.S Ali Imron ayat:104, Allah SWT berfirman yang berbunyi :
4
` ä 3 t F ø 9 u r ö Nä 3 YÏ i B × p ¨ Bé &
t b q ã ã ô ‰t ƒ ’ n < Î ) Î Ž ö �sƒ ø : $ #
t b r ã �ã Bù' t ƒ u r
Å $ r ã �÷ è p R ùQ$ $ Î /
t b ö q y g ÷ Z t ƒ u r Ç ` t ã
Ì �s3 Yß J ø 9 $ # 4 y 7 Í ´ ¯ » s9 ' r é & u r
ã Nè d š c q ß sÎ = ø ÿ ß J ø 9 $ # Ç Ê É Í È
artinya : dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh dari yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung.(Departemen Agama RI Al Qur’an dan Terjemahnya, 1989:63).
Berdasarkan pernyataan itulah, maka seorang guru memerlukan
pembinaan(supervisi) secara berkala dan berkelanjutan. Fungsi dari
adanya pengawas pada semua jenjang pendidikan itu adalah menyuruh
atau mengajak yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar. Namun dalam
kenyataannya, penggunaan aspek administratif lebih diutamakan, karena
hal tersebut hanya membutuhkan waktu yang singkat dibanding dengan
aspek akademik. Kondisi tersebut terlihat dari peran pengawas(supervisor)
yang jarang bertatap muka dengan guru atau kadang-kadang dalam
mengadakan survei hanya melalui kunjungan kelas. Semua pengawasan
itu hanya menitik beratkan pada aspek administratife dalam pengelolaan
mekanisme kegiatan pendidikan yang dikelola oleh sekolah. Sedangkan
upaya untuk memperbaiki pembinaan pada aspek kurikulum, kegiatan
ekstra dan evaluasi masih kurang diperhatikan. Sehingga permasalahan
5
dalam pengajaran yang dialami oleh guru, yakni sebagian besar tidak
diketahui oleh pengawas.
Jika supervisi dilaksanakan oleh kepala sekolah, maka ia harus
mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk
meningkatkan kinerja tenaga pendidik. Pengawas dan pengendalian
merupakan tindakan preventif untuk mencegah agar para pendidik tidak
melakukan penyimpangan dan lebih hati-hati dalam melaksanakan
pekerjaanya.
Pengawasan dan pengendalian yang dilakukan kepala sekolah
terhadap tenaga kependidikanya khususnya adalah guru, itulah yang
dinamakan supervisi klinis yang bertujuan meningkatkan kemampuan
profesional dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang melalui
pembelajaran yang efektif (Mulyasa, 2007:112).
Apa yang telah diungkapkan sejalan dengan semakin kompleksnya
tuntutan tugas kepala sekolah yang menghendaki dukungan kinerja yang
semakin efektif dan efisien. Disamping itu perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni dan budaya yang diterapkan dalam
pendidikan juga bergerak pesat sehingga menuntut penguasaan yang
profesional. Menyadari hal tersebut, setiap kepala sekolah dihadapkan
pada tantangan untuk melakukan pengembangan pendidikan secara
terarah, terencana dan berkesinambungan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan.
6
Sebagai kegiatan pengawasan, supervisi pendidikan saat ini belum
sesuai harapan. Meski terbukti tetap dilakukan hingga saat ini, namun
hasil dari supervisi ada yang justru tidak mencerminkan gambaran
informasi dan data yang sebenarnya. Supervisi telah kehilangan ruhnya
sebagai fungsi controling dan pembinaan terhadap guru di sekolah.
Supervisi yang apaadanya (natural) telah hilang dari budaya pendidikan.
yang lazim pelaksanaan. supervisi di sekolah sudah diketahui jauh-jauh
hari sebelumnya. Dengan demikian , tidak ada kejutan lagi dan terkesan
sudah dipersiapkan.
Dari pemikiran tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut
tentang model pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama
Islam dengan judul “MODEL PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS
PADA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP
SE-KECAMATAN KEDU KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN
PELAJARAN 2014/2015”
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan judul tersebut maka dapat diambil beberapa masalah
pokok yang sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut, diantaranya:
1. Bagaimana model pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan
agama Islam di SMP se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung tahun
pelajaran 2014/2015?
2. Apa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan supervisi klinis pada guru
pendidikan agama Islam di SMP se Kecamatan Kedu Kabupaten
Temanggung tahun pelajaran 2014/2015?
3. Apakah upaya-upaya yang dilakukan dalam menghadapi kendala
pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam di SMP se
Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2014/2015?
C. Tujuan Penelitian
Dengan adanya uraian di atas, maka tujuan dari penelitian ini diantaranya
adalah:
1. Untuk mengetahui model pelaksanaan supervisi klinis pada guru
pendidikan agama Islam di SMP se Kecamatan Kedu Kabupaten
Temanggung tahun pelajaran 2014/2015.
2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan supervisi
klinis pada guru pendidikan agama Islam di SMP se Kecamatan Kedu
Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2014/2015.
8
3. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan dalam menghadapi kendala
pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam di SMP se
Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2014/2015.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini ada dua:
1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi,
wawasan pemikiran dan pengetahuan dalam bidang pendidikan bagi
penyusun pada khususnya dan bagi dunia pendidikan pada umumnya.
2. Secara praktis, sepervisor dapat mengevaluasi kinerjanya dalam
melakukan bimbingan dan kegiatan sebagai supervisor yang menjadi
tanggung jawabnya sebagai supervisor, dapat memberikan bantuan dan
dorongan agar semua guru dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi
serta meningkatkan kreatifitasnya dalam mengajar. Sehingga guru dapat
menemukan inovasi-inovasi baru untuk menunjang pembelajaran yang
kreatif.
E. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan pemahaman judul ini, maka penulis
perlu memberi pengertian-pengertian dari istilah-istilah yang digunakan
dalam judul penelitian ini:
9
1. Supervisi klinis
Supervisi klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan pada
peningkatan mengajar dengan melalui siklus yang sistematik, dalam
perencanaan, pengamatan serta analisis yang intensif dan cermat tentang
ketrampilan mengajar yang nyata, serta bertujuan mengadakan perubahan
dengan cara yang rasional (Sahertian, 2008:36).
Supervisi klinis yang dimaksud di sini adalah supervisi yang di
fokuskan pada peningkatan mengajar dengan melalui siklus yang
sistematik, yang bertujuan mengadakan perubahan secara rasional.
2. Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam adalah usaha bimbingan dan usaha terhadap
anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan
mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikan sebagai pandangan
hidup (http://akhmadsudrajat.wordpres.com, dikutip 27 Februari 2015).
Yang dimaksud penulis dalam penelitian ini adalah bagaimana
supervisor memberi atau bimbingan kepada guru pendidikan agama Islam
untuk selalu berinovasi dan kreatif dalam mendidik siswa.
3. Guru Pendidikan Agama Islam
Secara umum pengertian guru agama dapat diartikan guru yang
mengajarkan mata pelajaran agama. Menurut Ahmad D. Marimba bahwa
pendidik Islam atau guru agama adalah orang yang bertanggung jawab
mengarahkan dan membimbing anak didik berdasarkan hukum-hukum
agama Islam. Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa guru agama
10
Islam adalah orang yang mengajarkan bidang studi agama Islam. Guru
agama juga diartikan sebagai orang dewasa yang memiliki kemampuan
agama Islam secara baik dan diberi wewenang untuk mengajarkan bidang
studi agama Islam untuk dapat mengarahkan, membimbing dan mendidik
peserta didik berdasarkan hukum-hukum Islam untuk mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. ( http://sakban3.blogspot.com,
dikutip 23 Februari 2015).
F. Metode penelitian
Metodologi penelitian merupakan ilmu yang membahas metode ilmiah
dalam proses penelitian. Untuk mendapat hasil penelitian yang baik,
cermat dan akurat, maka pada penelitian ini akan digunakan tahap-tahap
berikut:
1. Jenis Pendekatan dan Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Pemilihan penggunaan
pendekatan penelitian kualitatif dalam penelitian ini didasarkan pada
fenomena kasus yang akan diteliti yaitu pelaksanaan supervisi pendidikan.
Supervisi pendidikan merupakan salah satu kegiatan supervisor guna
menjadikan guna memantapkan profesionalisme seorang guru. Hal ini
bersesuaian dengan pengertian penelitian kualitatif yaitu proses penelitian
dan pemahaman berdasarkan pada metologi yang menyelidiki suatu
fenomena sosial dan masalah manusia (Iskandar, 2009:11).
Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini termasuk pada jenis
11
fenomenologi yaitu penelitian yang berorientasi untuk memahami,
menggali, dan menafsirkan arti dari peristiwa-peristiwa,
fenomena-fenomena dan hubungan dengan orang-orang tertentu.
2. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti pada penelitian kualitatif sangatlah penting.
Karena penelitian harus melakukan pengamatan sekaligus terjun langsung
di lapangan untuk mendapatkan hasil yang diperlukan untuk menunjang
penelitiannya, maka, peneliti akan melakukan penelitian langsung di SMP
se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan oleh penulis di SMP Se Kecamatan Kedu
Kabupaten Temanggung Provinsi Jawa Tengah.
4. Sumber Data
Sumber data adalah subjek yang akan diteliti. Subjek penelitian adalah
orang atau siapa saja yang menjadi sumber penelitian
(https://achmadsuhaidi.wordpress.com, diakses 17 Februari 2015).
a. Data primer
Data primer adalah data dari sumber utama. Yaitu data yang
diperoleh dari kepala sekolah sebagai supervisor di SMP Se
Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung. Tentang model
pelaksanaan supervisi klinis, kendala yang ditemui dan upaya
mengatasinya.
12
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data tambahan untuk menunjang penelitian.
Yaitu data yang diperoleh dari waka kurikulum, guru agama SMP, dan
data dokumentasi.
5. Pengumpulan Data
Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan beberapa metode
pengumpulan data sebagai berikut:
a. Metode observasi
Observasi adalah metode dengan pengamatan yang dilakukan
secara sistematis dan objektif dalam kondisi yang didefinisikan
secara tepat dan hasilnya dicatat secara hati-hati (Aritonang,
2007:147).
Dalam penelitian ini metode observasi digunakan untuk
mengumpulkan data pelaksanaan supervisi klinis dan juga
mendapatkan data tentang lokasi penelitian yaitu gambaran umum
SMP se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung.
b. Metode Dokumentasi
Tobroni (2003:158) mengemukakan metode dokumentasi
adalah metode atau alat untuk mengumpulkan data mengenai
hal-hal yang berupa catatan, transkip buku, surat kabar, notulen.
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang
profil sekolah dan foto-foto kegiatan yang berhubungan dengan
pelaksanaa supervisi klinis.
13
c. Metode interview atau wawancara
Wawancara adalah percakapan langsung dan tatap muka
(face to fece) dengan maksud tertentu (Suprayogo dan Tobroni,
2003:167).
Sedangkan Moleong dalam Suprayogo dan
Tobroni(2003:172) menyatakan, wawancara merupakan metode
penggalian data yang paling banyak dilakukan, baik untuk tujuan
praktis maupun ilmiah, terutama untuk penelitian social yang
bersifat kualitatif.
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang
bagaimana pelaksanaan supervisi klinis, apa yang menjadi
kendala pada pelaksanaan supervisi klinis dan bagaimana tindak
lanjut pelaksaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama
Islam. Pelaksanaan metode ini dengan cara wawancara yang
mendalam dengan para responden.
6. Analisis Data
Analisis Data adalah rangkaian kegiatan penelaah, pengelompokan,
sistematis, penafsiran dan verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki
nilai sosial, akademis, dan ilmiah (Subrayogo dan Tobroni, 2003:191).
Menurut Miles dan Huberman dalam Subrayogo dan Tobroni
(2003:192), tahap analisis data dalam penelitian kualitatif secara umum
dimulai sejak pengumpulan data, reduksi data, penyaji data, dan
14
menarikan kesimpulan. Adapun penjelasan tentang empat komponen
kegiatan tersebut meliputi:
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data lapangan berwujud kata-kata dilakukan melalui
wawancara, dokumentasi, dan observasi.
b. Reduksi data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, trasformasi dan
kesan yang muncul dari catatan- catatan lapangan. Dalam proses
reduksi data ini peneliti dapat melakukan pemilihan terhadap data
yang hendak dikode,mana yang dibuang, mana yang merupakan
ringkasan.
c. Penyaji data
Penyaji data adalah menyajikan sekumpulan informasi yang
tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan
pengambilan tindakan.
d. Penarikan kesimpulan/ verifikasi
Penarikan kesimpulan sebenarnya hanyalah sebagian dari satu
kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga
diverifikasi selama kegiatan berlangsung.
Keempat langkah-langkah analisis data mulai pengumpulan data,
reduksi data, penyaji data, penarikan kesimpulan/verifikasi
merupakan satu kesatuan yang jalin-menjalin pada saat sebelum,
15
selama, sesudah pengumpulan data dalam dalam bentuk yang sejajar
untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis.
7. Pengecekan Keabsahan Data
Untuk memperoleh keabsahan data digunakan teknik triangulasi yaitu
teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain
diluar data itu untuk keperluan pengecakan atau sebagai perbandingan data
itu (Moleong, 2006:330). Dalam penelitian ini penulis menggunakan
sumber data triangulasi metode. Triangulasi dengan sumber berarti
membandingkan dan mengecek balik derajat suatu informasi yang
diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.
Banyak cara yang dapat dipakai dalam mendapatkan derajat
kepercayaan suatu informasi dengan sumber, dalam hal ini penulis
menggunakan 2 cara yaitu membandingkan data hasil pengamatan dengan
hasil wawancara, dan juga membandingkan hasil wawancara dengan isi
suatu dokumen yang berkaitan.
16
G. Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk memudahkan serta memberikan gambaran selintas kepada para
pembaca, maka penulisan skripsi ini dibuat sistematika sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan
Pendahuluan ini berisi beberapa masalah meliputi latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian,
sistematika penulisan.
BAB II : Kajian Pustaka
Pada bab ini akan membahas konsep dasar supervisi
pendidikan, pengertian supervisi, tujuan supervisi, prinsip
dan fungsi supervisi, macam supervisi, teknik-teknik
supervisi, pengertian supervisi klinis, tujuan supervisi
klinis, ciri-ciri supervisi klinis, langkah-langkah supervisi
klinis, bentuk-bentuk supervisi klinis.
BAB III : Laporan hasil penelitian
Pada bab ini berisi tentang A.Profil sekolah SMP se
Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung. B.Data
penelitian, meliputi: 1. Model pelaksanaan supervisi klinis
17
pada guru pendidikan agama Islam di SMP se Kecamatan
Kedu Kabupaten Temanggung.
2. Kendala pelaksanaan supervisi klinis pagu guru
pendidikan agama Islam di SMP se Kecamatan Kedu
Kabupaten Temanggung. 3. Upaya-upaya yang dilakukan
dalam menghadapi kendala pelaksanaan supervisi klinis
pada guru pendidikan agama Islam di SMP se Kecamatan
Kedu Kabupaten Temanggung.
BAB IV : Analisis data
Meliputi 1. Pelaksanaan supervisi klinis pada guru
pendidikan agama Islam di SMP se Kecamatan Kedu
Kabupaten Temanggung. 2. Kendala pelaksanaan supervisi
klinis padu guru pendidikan agama Islam di SMP se
Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung. 3.
Upaya-upaya yang dilakukan dilakukan dalam
menghadapi kendala pelaksanaan supervisi klinis pada
guru pendidikan agama Islam se Kecamatan Kedu
Kabupaten Temanggung.
BAB V : Penutup
Berisi kesimpulan dan saran.
18
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Supervisi Pendidikan
1. Pengertian Supervisi Pendidikan
Dilihat dari sudut etimologi “supervisi” berasal dari kata “ super” dan
“vision” yang masing-masing kata itu berarti atas dan penglihatan. Jadi
secara etimologis supervisi berarti penglihatan dari atas. Pengertian seperti
itu merupakan arti kiasan yang menggambarkan suatu posisi yang melihat
kedudukan paling tinggi daripada yang dilihat (Mulyasa, 2006:4).
Kamus besar bahasa indonesia, supevisi berarti pengawasan utama,
pengkontrolan utama (Suharso, 2005:506). Sedangkan dalam dictionary
ofeducation, Good Carter memberi pengertian supervisi adalah segala usaha
dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru dan petugas lainya
dalam meperbaiki pengajaran termasuk menstimulasi, menyeleksi
pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru dan merevisi tujuan-tujuan
pendidikan, bahan-bahan pengajaran, metode mengajar dan evaluasi
pengajaran (Sahertian, 2008:17).
Banyak pengertian menjabarkan tentang supervisi, setiap pengertian
berdasarkan sudut pandang yang berbeda oleh para ahli berikut ini disajikan
pandangan oleh para ahli tentang supervisi pendidikan.
18
19
a. P. Adam dan Frank G Dickey
Supervisi adalah Program yang berencana untuk
memperbaiki pelajaran (Mulyasa, 2006:5).
b. Bortdman
Supervisi adalah suatu usaha menstimulir, mengkoordinir
dan membimbing secara berlanjut pertumbuhan guru-guru di
sekolah baik secara pribadi maupun secara kelompok agar lebih
memahami dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi
pengajaran (Sahertian, 2008:17).
c. Mc.Nerney
Supervision is the procedures of giving direction to and
providing critical evaluations of the instructional process
(Mulyasa, 2006:5).
Dari beberapa definisi yang dipaparkan dapat diketahui bahwa
supervisi pendidikan merupakan pembinaan yang berupa dorongan,
bimbingan, bantuan, arahan, penilaian, yang diberikan kepada seluruh staf
sekolah secara kontinyu dan profesional sehingga dapat meningkatkan
kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik,
yang pada akhirnya tujuan pendidikan dapat tercapai yaitu perkembangan
pribadi anak secara maksimal.
20
2. Tujuan Supervisi Pendidikan
Tujuan supervisi adalah mengembangkan situasi belajar mengajar
yang lebih baik. Tujuan umum supervisi adalah memberikan bantuan teknis
dan bimbingan kepada guru dan staf sekolah yang lain agar personil tersebut
mampu meningkatkan kualitas kinerjanya, terutama dalam melaksanakan
tugas yaitu dalam melaksanakan proses pembelajaran (Suharsimi, 2004:19).
Secara umum supervisi pembelajaran adalah menolong guru agar
mampu melihat persoalan yang dihadapi. Guru yang dapat berdiri sendiri,
guru yang dapat atau mampu mengarahkan diri sendiri merupakan tujuan dari
supervisi pendidikan sesungguhnya (Mulyasa, 2006:13).
Berdasarkan tujuan tersebut sangatlah jelas bahwa supervisi
pembelajaran bertujuan sebagai berikut:
a) Memperbaiki proses belajar mengajar.
b) Perbaikan tersebut dilaksanakan melalui supervisi.
c) Yang melakukan supervisi adalah supervisor.
d) Sasaran supervisi tersebut adalah guru atau orang lain yang
ada kaitanya atau dalam rangka memberikan layanan
supervisi kepada guru.
e) Dalam rencana jangka panjang maksud supervisi tersebut
adalah memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan
pendidikan (Imron, 2011:11).
21
Jadi supervisi hendaknya dapat menciptakan suatu proses yang lebih
baik, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik yaitu dengan
meningkatkan mutu para pendidik, meningkatkan pengelola sarana dan
prasarana, dan semua hal penunjang kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini
juga termasuk menanamkan nilai-nilai moral sebagai dasar dalam
pembentukan sikap dan kepribadian subjek didik.
3. Fungsi Supervisi
Fungsi utama supervisi pendidikan ditujukan pada perbaikan dan
peningkatan kualitas pengajaran. Baik Franseth jane, maupun Ayer dalam
bukunya Sahertian yang berjudul konsep dasar dan teknik supervisi
pendidikan dalam rangka mengembangkan suberdaya manusia
mengemukakan bahwa fungsi utama supervisi ialah membina program
pengajaran yang ada sebaik-baiknya sehingga selalu ada usaha perbaikan
(Sahertian, 2008:21).
Supervisi juga berfungsi mengoordinasi, menstimulasi, dan
mengarahkan pertumbuhan guru-guru, mengkoordinasikan semua usaha
sekolah, memperlengkapi kepemimpinan sekolah, memperluas pengalaman
guru-guru, menstimulasi usaha-usaha yang kreatif, situasi belajar mengajar,
memberikan pengetahuan dan ketrampilan guru staf, mengintregasikan
tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan kemampuan guru (Imron,
2011:12). Setiap guru memiliki potensi dan dorongan untuk berkembang.
Kebanyakan potensi-potensi tidak berkembang karena berbagai faktor. Baik
faktor objektif maupun fakor subjektif.
22
4. Prinsip-Prinsip Supervisi
Masalah yang dihadapi dalam melaksanakan supervisi di lingkungan
pendidikan ialah bagaimana cara merubah pola pikir yang bersifat otokrat
dan korektif menjadi sikap yang konstruktif dan kreatif. Suatu sikap yang
menciptakan situasi dan relasi dimana guru-guru merasa aman dan merasa
diterima sebagai subjek yang dapat berkembang sendiri. Untuk itu supervisi
harus dilaksanakan berdasarkan data, fakta yang objektif. Sahartian ( dalam
Konsep dasar Dan Tehnik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia, 2008:20) mengemukakan bila
demikian, maka prinsip supervisi yang dilakukan adalah :
a. Prinsip ilmiah ( scientific)
Prinsip ilmiah mengandung ciri-ciri sebagai berikut:
1) Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif
yang diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan proses
belajar mengajar.
2) Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data,
seperti angket, observasi, percakapan pribadi, dan
seterusnya.
3) Setiap kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis,
berencana dan kontinyu.
23
b. Prinsip Demokratis
Servis dan bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan
hubungan kemanusiaan yang akrab dan kehangatan sehingga guru-guru
merasa aman untuk mengembangkan tugasnya. Demokratis
mengandung makna menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru,
bukan berdasarkan atasan dan bawahan, tapi berdasarkan rasa
kesejawatan.
c. Prinsip Kerjasama
Menembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervisi
sharing of idea, sharing of experience, memberi support, mendorong,
menstimulasi guru, sehingga mereka merasa tumbuh bersama.
d. Prinsip konstruktif dan kreatif
Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan
potensi kreativitas kalau supervisi mampu menciptakan suasana kerja
yang menyenangkan, bukan melalui cara-cara menakutkan.
Supervisi yang dilakukan harus berdasarkan inisiatif para guru lebih
dulu. Perilaku supervisor harus sedemikian taktis sehingga guru-guru
terdorong untuk meminta bantuan dari supervisor. Objek kajiannya adalah
kebutuhan profesional guru yang riil dan alami.
Dalam pelaksanaanya supervisor harus menggunakan prinsip-prinsip
tersebut sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan yang semakin modern
untuk menghadapi tantangan yang semakin komplek.
24
5. Macam-Macam Supervisi
a. Supervisi umum dan supervisi pengajaran
Supervisi umum adalah supervisi yang dilakukan terhadap
kegiatan-kegiatan atau kegiatan yang secara tidak langsung berhubungan
dengan usaha perbaikan pengajaran seperti supervisi terhadap kegiatan
pengelolaan bangunan dan perlengkapan sekolah atau kantor-kantor
pendidikan, supervisi terhadap kegiatan administrasi kantor, supervisi
pengelolaan sekolah atau kantor pendidikan dan sebagainya (Purwanto,
2002:89).
Supervisi yang diungkapkan tersebut sama pengertiannya dengan
yang dimaksud pengertian supervisi administrasi dalam bukunya
Suharsimi Arikunto. Beliau mengunggkapkan bahwa supervisi
administrasi adalah supervisi yang menitikberatkan pengamatan pada
aspek-aspek administrasi yang berfungsi sebagai pendukung terlaksananya
pembelajaran (Purwanto, 2002:90).
Jadi dapat disimpulkan supervisi umum adalah supervisi yang
ditujukan pada aspek-aspek pendukung terlaksanannya pembelajaran
dengan kegiatan yang tidak langsung berhubungan dengan pengajaran.
Sedangkan yang dimaksud dengan supervisi pengajaran adalah
kegiatan-kegiatan kepengawasan yang ditujukan untuk memperbaiki baik
personil maupun material yang memungkinkan terciptannya situasi belajar
25
mengajar lebih baik demi terciptannya tujuan pendidikan (Purwanto,
2002 :89).
b. Supervisi Klinis
Menurut Richard Waller dalam bukunya Ngalim Purwanto
mendefinisikan supervisi klinis adalah supervisi yang memfokuskan pada
perbaikan pengajaran dengan melalui siklus yang sistematis dari tahap
perencanaan, pengamatan dan analisis intelektual yang intensif terhadap
penampilan mengajar sebenarnya dengan tujuan untuk mengadakan
modifikasi yang rasional. Selain itu definisi supervisi klinis juga
dikemukakan oleh Keith Acheson dan Meredith D. Gall, mereka
mendefinisikan supervisi klinis adalah proses membantu guru
memperkecil ketidaksesuaian tingkah laku mengajar yang nyata dengan
tingkah laku mengajar yang ideal.(Purwanto, 2002:90) dari dua definisi
diatas maka kita dapat mengetahui bahwa supervisi klinis termasuk dari
bagian supervisi pengajaran, karena prosedur pelaksanaannya lebih
ditekankan kepada sebab-sebab atau kelemahan yang terjadi pada proses
belajar mengajar, dan kemudian secara langsung pula diusahakan
bagaimana cara memperbaiki kelemahan atau kekurangan tersebut.
c. Pengawas melekat dan pengawas fungsional
Istilah “ pengawas melekat” yang berarti suatu kepengawasan yang
memang sudah dengan sendirinya(melekat) menjadi tugas dan tanggung
jawab semua pimpinan dari pimpinan tingkat paling atas sampai pimpinan
tingkat paling bawah dari semua organisasi atau lembaga. Sedangkan yang
26
dimaksud dengan “pengawas fungsional” adalah kegiatan-kegiatan
kepengawasan yang dilakukan yang dilakukan orang-orang yang fungsi
jabatannya sebagai pengawas (Purwanto, 2002:92).
Jadi semua pemimpin bertanggung jawab atas pengawasan atas
pelaksanaan semua tugas dan kewajiban yang dilakukan oleh pimpinan
bawahannya dalam organisasi kerjanya. Hal ini sesuai dengan definisi
pengawasan melekat. Sedangkan supervisi pengawasan bertugas
mengawasi khusus bagian-bagian yang telah ditunjuk.
6. Teknik Supervisi
Teknik dalam supervisi ini adalah cara-cara yang digunakan dalam
kegiatan supervisi. Menurut Bafadal (https://nenglyla.wordpress.com,
diakses 27 Februari 2015), teknik-teknik supervisi itu bisa dikelompokkan
menjadi dua kelompok, yaitu teknik supervisi individual, dan teknik
supervisi kelompok.
a. Teknik supervisi individual
Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi yang
diberikan kepada guru-guru tertentu yang mempunyai masalah khusus
yang bersifat perorangan. Teknik supervisi yang bersifat individual
antara lain perkunjungan kelas, observasi kelas, percakapan pribadi,
saling mengunjungi kelas dan menilai diri sendiri.
27
b.Teknik supervisi kelompok
Teknik supervisi kelompok adalah suatu cara melaksanakan
program supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Teknik
kelompok dapat dilakukan dengan cara seperti rapat guru, lokakarya,
penataran, seminar, diskusi, dan sebagainya.
7. Tipe-Tipe Supervisi Pendidikan
Dalam konsep lama, supervisor dilakukan oleh seorang pemimpin,
maka dalam tipe-tipe supervisi tidak dapat dilepaskan dari tipe-tipe
kepemimpinan, tetapi juga tipe-tipe kepengawasan. Menurut (Arikunto,
2004:14)ada lima tipe supervisi yaitu:
a. Tipe Inpeksi
Dalam administrasi dan kepemimpinan yang otakratis, supervisi
berarti inspeksi. Inspeksi bukanlah suatu pengawasan yang
memperbaiki cara dan daya kerja sebagai pendidik dan mengajar.
b. Tipe Laisses Faire
Tipe ini kebalikan dari tipe sebelumnya. Kalau dalam supervisi
inspeksi bawahan diawasi secara ketat dan harus menurut perintah
atasan, pada supervisi Laisses Faire para pegawai dibiarkan saja
bekerja sekehendaknya tanpa diberi petunjuk yang benar. Misalnya:
guru boleh mengajar sebagaimana yang mereka inginkan baik
pengembangan materi, pemilihan metode ataupun alat pelajaran.
28
c. Tipe Coersive
Tipe ini tidak jauh berbeda dengan tipe inspeksi. Sifatnya
memaksakan kehendaknya. Apa yang diperkirakannya sebagai sesuatu
yang baik, meskipun tidak cocok dengan kondisi atau kemampuan
pihak yang disupervisi tetap saja dipaksakan berlakunya. Guru sama
sekali tidak diberi kesempatan untuk bertanya mengapa harus
demikian. Supervisi ini mungkin masih bisa diterapkan secara tepat
untuk hal-hal yang bersifat awal. Contoh supervisi yang dilakukan
kepada guru yang baru mulai mengajar. Dalam keadaan demikian,
apabila supervisor tidak bertindak tegas, yang disupervisi mungkin
menjadi ragu-ragu dan bahkan kehilangan arah yang pasti.
d. Tipe Training and Guidance
Tipe ini diartikan sebagai memberikan latihan dan bimbingan.
Hal yang positif dari supervisi ini yaitu guru dan staf tata usaha selalu
mendapatkan latihan dan bimbingan dari kepala sekolah. Sedangkan
dari sisi negatifnya kurang adanya kepercayaan pada guru dan
karyawan bahwa mereka mampu mengembangkan diri tanpa selalu
diawasi, dilatih dan dibimbing oleh atasannya.
e. Tipe Demokratis
Seperti namanya, tipe ini bersifat demokratis juga dalam
pelaksanaan supervisi. Pada tipe ini juga berlaku sistem
29
pendistribusian dan pendelegasian.
Selain kepemimpinan yang bersifat demokratis, tipe ini juga
memerlukan kondisi dan situasi yang khusus. Tanggung jawab bukan
hanya seorang pemimpin saja yang memegangnya, tetapi
didistribusikan atau didelegasikan kepada para anggota atau warga
sekolah sesuai dengan kemampuan dan keahlian masing-masing.
B. Supervisi klinis
1. Pengertian Supervisi klinis
Menurut Acheson dan Gall supervisi klinis ialah proses membina guru
untuk memperkecil jurang antara perilaku mengajar nyata dengan perilaku
mengajar seharusnya yang ideal (Sahertian, 2008:31).
Supervisi klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan pada
peningkatan mengajar dengan melalui siklus yang sistematis, dalam
perencanaan, pengamatan serta analisis yang intensif dan cermat tentang
penampilan mengajar yang nyata, serta bertujuan mengadakan perubahan
dengan cara yang rasional (Sahertian, 2008:36).
Jadi supervisi klinis adalah suatu bimbingan yang tertuntun atau
terencana oleh kepala sekolah untuk mengetahui kapasitas guru yang
sesungguhnya. Dan juga kepala sekolah dapat membantu guru dalam
menyelesaikan masalah dalam mengajar dan pastinya memberikan cara
untuk mengatasinya. Ibaratkan seorang dokter dengan pasienya, mula-mula
30
dicari terlebih dahulu sebab-sebab dan jenis penyakitnya dengan cara
menanyakan kepada pasien, apa yang dirasakannya,
dibagian mana dan bagaimana rasanya dan sebagainya. Setelah
mengetahuinya semua tentunya sang dokter akan mengetahui jenis
penyakitnya dan tahu cara pengobatanya, agar penyakit tersebut tidak
semakin parah. Tentu saja prosedur yang digunakan oleh supervisor di
sekolah tidak sama persis dengan seorang dokter dengan pasiennya tetapi
hampir mendekati sama.
Dalam supervisi klinis cara “memberikan obatnya” dilakukan setelah
supervisor mengadakan pengamatan lagsung bagaimana cara guru mengajar,
dengan cara mengadakan “diskusi balikan” antara supervisor yang
bersangkutan.
2. Tujuan Supervisi Klinis
Supervisi klinis difokuskan pada perbaikan pengajaran dengan
melalui siklus yang sistematis dari tahap perencanaan, pengamatan, dan
analisis intelektual yang intensif terhadap penampilan mengajar sebenarnya
dengan tujuan mengadakan modifikasi yang rasional.
Tujuan supervisi klinis adalah untuk memperbaiki perilaku guru dalam
proses pembelajaran, terutama yang kronis, aspek demi aspek secara intensif,
sehingga mereka dapat mengajar dengan baik. Pendapat tersebut menekankan
adanya perbaikan perilaku guru terutama yang kronis, karena apabila masalah
ini dibiarkan akan tetap menyebabkan instabilitas dalam pembelajaran
dikelas. Ini berarti berilaku yang tidak kronis bisa diperbaiki dengan teknik
31
supervisi yang lain(Pidarta, 1996:26). Sedangkan tujuan supervisi menurut
Azhar(1999:26) adalah memperbaiki cara mengajar guru di dalam kelas.
Sedangkan menurut Ashen dan Gall tujuan supervisi klinis adalah
meningkatkan pengajaran guru kelas(Azhar, 1999:32). Tujuan ini diiringi
tujuan yang lebih spesifik yaitu:
a. Menyediakan umpan balik yang obyektif terhadap guru mengenai
pelajaran yang dilaksanakan.
b. Mendiagnosa dan membantu memecahkan masalah-masalah
pengajaran.
c. Membantu guru mengembangkan keterampilannya mengunakan
strategi pengajaran.
d. Mengoreksi guru untuk kepentingan promosi jabatan ke pentingan
lainnya.
e. Membantu guru mengembangkan satu sikap positif terhadap
pengembangan profesional yang berkesinambungan.
Dari konsep tersebut dapat dijelaskan bahwa tujuan supervisi klinis
adalah untuk memperbaiki perilaku guru-guru dalam proses belajar terutama
yang kronis, secara aspek demi aspek dengan intensif, sehingga mereka
dapat mengajar dengan baik. Ini berarti perilaku yang tidak kronis bisa
diperoleh dengan teknis yang lain (Azhar, 1999:22).
32
Berdasarkan pendapat tersebut, tujuan supervisi klinis secara garis
besar sebagai berikut: memperbaiki perilaku guru hanya yang bersifat kronis,
artinya perilaku yang tidak kronis bisa diperbaiki dengan teknik supervisi
yang lain. Menyediakan umpan balik secara obyektif bagi guru tentang
kegiatan proses pembelajaran yang dilakukannya sebagai cermin agar guru
dapat melihat apa yang dilakukan.
3. Ciri-Ciri Supervisi Klinis
Supervisi klinis memiliki ciri-ciri tersendiri yang membedakan dengan
model-model supervisi yang lain. Berikut ini akan diuraikan beberapa
supervisi klinis menurut Wahyudi(2006:250-251) :
a. Ada kesempatan antara supervisor dengan guru yang akan
disupervisi tentang aspek perilaku yang akan diperbaiki.
b. Yang disupervisi atau diperbaiki adalah aspek-aspek perilaku guru
dalam proses belajar mengajar yang spesifik. Misalnya cara
mentertibkan kelas, teknik bertanya, teknik pengendalian kelas
dalam metode keterampilan proses, teknik mengenai anak
membandel, dan sebagainya.
c. Memperbaiki aspek perilaku diawali dengan perbuatan hipotesis
bersama tentang bentuk perbaikan perilaku atau cara mengajar
yang baik. Hipotesis ini diambil dari teori-teori dalam proses
belajar mengajar.
33
d. Hipotesis diuji dengan data hasil pengamatan supervisor tentang
aspek perilaku guru yang akan diperbaiki ketika sedang mengajar.
hipotesis ini mungkin diterima, ditolak atau direvisi.
e. Ada unsur pemberian penguatan terhadap perilaku guru terutama
yang sudah berhasil diperbaiki. Agar muncul kesadaran berapa
pentingnya bekerja dengan baik serta dilakukan secara
berkelanjutan.
f. Ada prinsip kerja sama antara supervisor dengan guru yang paling
mempercayai dan sama-sama bertanggung jawab.
g. Supervisor dilakukan secara kontinyu, artinya aspek-aspek perilaku
itu satu-persatu diperbaiki sampai guru itu bekerja dengan baik.
Atau kebaikan bekerja guru itu dipelihara agar tidak jelek lagi.
Tidak jauh berbeda Wahyudi (2009:112-113) mengidentifikasi ciri-ciri
supervisi klinis adalah sebagai berikut:
a. Pada khakikatnya supervisor dan guru sederajat dan saling
membantu dalam meningkatkan kemampuan dan sikap
profesionalnya.
b. Fokus supervisi klinis adalah pada perbaikan cara mengajar dan
bukan mengubah kepribadian guru.
c. Balikan supervisi klinis didasarkan atas bukti pengamatan dan
bukan atas keputusan penilaian yang tidak didukung oleh bukti
nyata.
34
d. Bersifat kontruktif dan memberi penguatan (reinforcoment) pada
pola-pola dan tingkah laku yang berhasil daripada mencela dan
“menghukum” pola-pola tingkah laku yang belum berhasil.
e. Tahapan supervisi klinis merupakan suatu kontinuitas dan dibangun
atas dasar pengalaman masa lampau.
f. Supervisi klinis merupakan suatu proses memberi dan menerima
yang dinamis dimana supervisor dan guru merupakan teman
sejawat didalam mencari pengertian bersama dalam proses
pendidikan.
g. Tiap guru mempunyai kebebasan dan tanggung jawab untuk
mengemukakan pokok-pokok persoalan, menganalisis cara
mengajarnya sendiri dan mengembangkan gaya mengajarnya.
h. Supervisor mempunyai kebebasan maupun tanggung jawab untuk
menganalisis dan mengevaluasi cara melakukan supervisi
sebagaimana kegiatan menganalisis cara mengajar guru.
i. Guru mempunyai prakarsa dan tanggung jawab dalam
meningkatkan kompetensi pedagogik yaitu kemampuan mengelola
pembelajaran.
j. Supervisor dan guru bersikap terbuka dalam mengemukakan
pendapat dan dilandasi saling menghargai kedudukan
masing-masing dan secara bersinergi untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran guru.
35
Supervisi klinis, bantuan yang diberikan bukan bersifat intruksi
atau memerintah. Tetapi menciptakan hubungan manusiawi, sehingga
guru-guru memiliki rasa aman. Dengan timbulnya rasa aman
diharapkan adanya kesendian untuk menerima perbaikan.
Apa yang akan disupervisi itu timbul dari harapan dan dorongan
dari guru sendiri karena beliau memang membutuhkan bantuan itu.
Tingkah laku yang dilakukan merupakan satuan integritas. Sehingga
terlihat kemampuan apa, ketrampilan apa yang spesifik harus
diperbaiki.
4. Manfaat Supervisi Klinis
Manfaat utama supervisi pendidikan ditujukan pada perbaikan dan
peningkatan kualitas pengajaran. Baik Franseth jane, maupun Ayer dalam
bukunya Sahertian yang berjudul konsep dasar dan teknik supervisi
pendidikan dalam rangka mengembangkan suberdaya manusia
mengemukakan bahwa fungsi utama supervisi ialah membina program
pengajaran yang ada sebaik-baiknya sehingga selalu ada usaha perbaikan
(Sahertian, 2008:21).
Supervisi juga bermanfaat mengoordinasi, menstimulasi, dan
mengarahkan pertumbuhan guru-guru, mengkoordinasikan semua usaha
sekolah, memperlengkapi kepemimpinan sekolah, memperluas pengalaman
guru-guru, menstimulasi usaha-usaha yang kreatif, situasi belajar mengajar,
memberikan pengetahuan dan ketrampilan guru staf, mengintregasikan tujuan
pendidikan dan membantu meningkatkan kemampuan guru (Imron, 2011:12).
36
Setiap guru memiliki potensi dan dorongan untuk berkembang.
Kebanyakan potensi-potensi tidak berkembang karena berbagai faktor. Baik
faktor objektif maupun fakor subjektif. Supervisi memberi dorongan
stimulasi dan membantu guru dalam mengembangkan pengetahuan dalam
ketrampilan hal mengajar.
5. Tahapan Supervisi Klinis
Dalam mengadakan supervisi klinis, kepala sekolah hendaknya tetap
bekerja sesuai dengan koridor dan proses yang teratur. Koridor dan proses yang
teratur tersebut adalah sebagai berikut:
a. Menciptakan hubungan baik antara supervisor dengan guru yang
bersangkutan, agar makna supervisi ini menjadi jelas bagi guru
sehingga kerjasama dalam partisipasinya meningkat.
b. Merencanakan aspek perilaku yang akan diperbaiki serta pada sub
pokok bahasan.
c. Merencanakan strategi untuk observasi.
d. Mengobservasi guru mengajar, boleh memakai alat bantu.
e. Menganalisis proses belajar oleh supervisor dan guru secara
terpisah.
f. Merencanakan pertemuan, boleh juga dengan pihak ketiga yang
ingin mengetahui.
g. Melaksanakan pertemuan, guru diberi kesempatan menanggapi
cara kerja atau mengajar selama dibahas bersama.
37
h. Membuat rencana baru bila aspek perilaku itu belum dapat
diperbaiki dan mengulangi dari langkah awal sampai akhir
(Pidarta, 2002:251).
Sedangkan Sahertian(2000:51) menyatakan ada tiga langkah dalam
supervisi klinis yaitu: pertemuan awal, observasi, dan pertemuan akhir.
Sedangkan Soetjipto dan Kosasi membuat lima langkah atau tahap dalam
supervisi klinis yaitu: perencanaan observasi, melaksanakan observasi,
melakukan analisis dan melakukan strategi, melakukan pembicaraan tentang
hasil supervisi, dan melakukan analisis (Soetjipto dan Kosasih, 1999:68).
Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa supervisi klinis itu
berorientasi pada tiga hal: melakukan perencanaan secara mendetail termasuk
membuat hipotesis, melaksanakan pengamatan secara cermat atau
menganalisis hasil pengamatan serta memberikan umpan balik kepada guru
yang bersangkutan.
Berikut ini adalah langkah-langkah supervisi klinis yang dirangkum
dari pendapat Pidarta:
a. Pertemuan awal atau perencanaan yang terdiri dari:Menciptakan
hubungan yang baik dengan cara menjelaskan makna supervisi klinis
sehingga partisipasi guru meningkat.
1) Menemukan aspek-aspek perilaku apa dalam proses belajar
mengajar yang perlu diperbaiki.
2) Membuat skala prioritas aspek-aspek perilaku yang akan
diperbaiki.
38
3) Membuat hipotesis sebagai cara atau bentuk perbaikan pada sub
topik bahan pelajaran tertentu.
b. Persiapan yang terdiri dari:
1) Bagi guru tentang cara mengajar yang baru hipotesis.
2) Bagi supervisor tentang cara dan alat observasi seperti tape
recorder, video, daftar cek, dan sebagainya.
c. Pelaksanaan yang terdiri dari:
1) Guru mengajar dengan tekanan khusus pada aspek-aspek
perilaku yang diperbaiki.
2) Supervisor mengobservasi.
3) Menganalisis hasil mengajar secara terpisah.
d. Pertemuan akhir::
1) Guru memberikan tanggapan, penjelasan atau pengakuan.
2) Supervisor memberi tanggapan atau usulan.
3) Menyimpulkan bersama hasil yang telah dicapai: hipotesis
diterima, ditolak, atau direvisi.
4) Menentukan rencana berikutnya
5) Mengulangi memperbaiki aspek yang tadi
6) Meneruskan untuk memperbaiki aspek-aspek yang lain
(Pidarta,2002:252-253).
39
Langkah-langkah tersebut merupakan bentuk upaya supervisor untuk
meningkatkan kinerja para guru. Karena supervisor merupakan pimpinan
bagi para guru yang akan mengevaluasi dan membina. Melalui
langkah-langkah tersebut diharapkan mampu mencetak generasi yang unggul
dan berakhlak mulia. Sebagai pemimpin supervisor harus benar-benar
memperhatikan kondisi riil dilapangan.
Kepemimpinan merupakan aspek penting dari pekerjaan supervisor. Para
supervisor bertanggung jawab atas kualitas kinerja para guru yang
dipimpinnya. Oleh sebab itu, kemampuan memimpin sangat diperlukan untuk
mengemban tanggung jawab itu. Prinsip dari kepemimpinan itu sebenarnya
telah lama dikenal dalam sejarah umat manusia. Kepemimpinan merupakan
salah satu faktor penentu bagi berhasil tidaknya pencapaian tujuan. Dapat
dinyatakan bahwa kempampuan supervisor untuk memimpin guru akan
sangat dipengaruhi produktivitas unit kerja.
6. Bentuk-Bentuk Supervisi Klinis
ada 3 macam bentuk supervisi:
a. Supervisi Akademik
Menitikberatkan pengamatan supervisor pada masalah-masalah
akademik, yaitu hal-hal yang berlangsung berada dalam lingkungan
kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses
mempelajari sesuatu.
40
b. Supervisi Administrasi
Menitikberatkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek
administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dan pelancar
terlaksananya pembelajaran.
c. Supervisi Lembaga
Menyebarkan objek pengamatan supervisor pada aspek-aspek
yang berada di sekolah. Supervisi ini dimaksudkan untuk meningkatkan
nama baik sekolah atau kinerja sekolah secara keseluruhan. Misalnya:
Ruang UKS (Unit Kesehatan Sekolah), Perpustakaan dan lain-lain.
(http://www.infodiknas.com, dikutip 23 Februari 2015)
Supervisi akademik, administrasi dan lembaga merupakan
suatu rangkaian dalam suatu pendidikan, sehingga ketiganya tidak bisa
dipisahkan. Perbaikkan supervisi diarahkan untuk memperbaiki
pengajaran. Perbaikkan pengajaran harus dimulai dengan pembinaan dan
pengembangan kurikulum yang menjadi sumber materi sajian pelajaran
untuk meningkatkan intelektualnya (akademis).
Mengajar tidak hanya sekedar mengkomunikasikan pengetahuan
agar diketahui subjek didik, tetapi mengajar harus diartikan menolong si
pelajar agar dapat belajar. Maka dari itu harus dipersiapkan segala hal
yang berhubungan dengan pembelajaran seperti materi, media, ataupun
kelengkapan lainnya (administrasi).
41
Pengakuan dan penghargaan atas prestasi merupakan salah satu
sebab seorang guru mau bekerja ialah bila timbul hasrat untuk diakui.
Guru akan merasa bangga kalau ia merasa bahwa dia dipercaya dan
diikutsertakan dalam staf. Hasrat untuk ambil bagian dalam bekerja sama
adalah hasrat asasi manusia, yaitu kemerdekaan, kebebasan bertindak,
merasa bahwa seseorang itu penting dalam satu kelompok. Ikut ambil
bagian dalam menyusun dan menetukan kebijakan sekolah mempunyai
nilai tambah yaitu guru merasa penting, sebab dia menyumbang
pendapat dalam mengambil keputusan (lembaga).
C. Supervisi Pendidikan Agama Islam
Supervisi pendidikan agama Islam dapat dikatakan juga sebagai
pengawasan pendidikan agama Islam. Pengawasan tersebut dilakukan oleh
para supervisor yang telah ditunjuk.
Pengawas pendidikan agama Islam adalah pegawai Negeri Sipil di
lingkungan Kementrian Agama yang diberi tugas, tanggung jawab dan
wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan pendidikan agama Islam di sekolah umum
dan penyelenggaraan pendidikan di madrasah dengan melaksanakan penilaian
dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan manajemen pada satuan
pendidikan pra sekolah, dasar dan menengah( Direktorat Jendral Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam, Panduan Tugas jabatan Pengawas pendidikan
agama Islam Jakarta: Kementrian agama RI,1999 hal 9).
42
Selain pengawas pendidikan agama Islam yang telah ditunjuk oleh
pejabat yang berwenang yang ada dalam kementerian agama, supervisi
pendidikan agama Islam juga dilakukan oleh kepala sekolah, karena kepala
sekolah adalah seorang yang bertanggung jawab atas bawahannya, sehingga
tugas membimbing bawahannya adalah tanggung jawab kepala sekolah dan
pengawas adalah orang yang bertanggung jawab atas terlaksanaannya
kegiatan supervisi, akan tetapi pada pelaksanaannya bekerja sama dengan
pihak-pihak yang telah diberi kewenangan seperti guru senior, wakil kepala
sekolah dan yang lainnya. Tujuan dari kepengawasan pendidikan agama
Islam di sekolah umum adalah membantu meningkatkan efesiensi dan
efektifitas pelaksanaan pendidikan agama Islam di sekolah umum yang
meliputi TK, SD, SMP, SMA/SMK, dan SLB baik negeri maupun swasta di
lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Dengan demikian supervisi klinis pendidikan agama Islam adalah
kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh supervisor pendidikan agama Islam
dengan memberikan arahan, bimbingan, bantuan dan penilaian untuk
meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan pendidikan agama Islam
di sekolah.
43
BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. SMP N 3 KEDU
1. Gambaran Umum SMP N 3 KEDU
a. Tinjauan Historis
Sejarah berdirinya SMP Negeri 3 Kedu tepatnya diawali
dengan berdirinya tempat yang memiliki luas tanah 7.478 m2 dan
luas bangunan 837,04 m2. Bangunan sekolah ini berdiri pada tahun
1998 dan beroperasi sejak tanggal 1 Juli 1998, yang diresmikan
oleh Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan dengan nama Sekolah Menengah
Pertama (SMP). Kepala Sekolah pertama kali untuk SMP Negeri 3
Kedu diampu oleh Bapak Djojok Suhardono selaku Kepala SMP
Negeri 3 Kedu. Beliau mengampu SMP Negeri 3 Kedu mulai
periode Juli 1998 sampai dengan Juli 2000.
Tabel 1. Nama Pejabat Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Kedu
No
N a m a
Dari sampai dengan
1. Drs. Djojok Suhardono 1998 s/d 2000 2. Muji Waluyo, S.Pd 2000 s/d 2004 3. Mardjaenah, S.Pd 2004 s/d 2008 4. Achmad Rozikin, S.Pd 2008 s/d 2012 5. Drs. Rupadi 2012 s/d sekarang
(Arsip SMP N 3 Kedu, 11 November 2014)
43
44
Sejak periode pertama sampai periode sekarang SMP
Negeri 3 Kedu memiliki kemajuan. Baik dalam kualitas maupun
kuantitas mutu pendidikan. Kemajuan ini dapat dilihat sejak dua
periode sebelum Drs. Rupadi yakni Mardjaenah, S.Pd. Beliau
menjabat sebagai Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Kedu mulai
periode 2004 s/d 2008. Berbagai kemajuan yakni penataan
gedung sekolah, peningkatan kinerja guru dan karyawan sekolah
beliau galakkan. Mardjaenah, S.Pd lahir di Magelang 28 Februari
1950, menjabat selama 4 tahun berbagai prestasi dan kemajuan
diantaranya pembangunan gedung-gedung sekolah, laboratorium,
serta penataan sekolah dengan mutu dan kualitas yang meningkat.
Periode 2012/2013, kepala sekolah dijabat oleh Bapak Drs.
Rupadi. Beliau disiplin dalam menjalankan tugas-tugas sebagai
pegawai.
45
b. Visi dan misi
1) Visi Sekolah
“Terciptanya siswa yang cerdas, terampil dan berakhlak
mulia”
2) Misi Sekolah
a) Melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar secara efektif
dan efisien;
b) Menumbuhkan semangat berkompetensi antar siswa;
c) Mendorong peningkatan potensi siswa dalam kegiatan
ekstrakurikuler khususnya olah raga, kepramukaan dan
kesenian;
d) Mengadakan ketrampilan khusus yang bersifat
produktif;
e) Melaksanakan kegiatan keagamaan di sekolah;
f) Meningkatkan budaya bersih dan disiplin.
(Observasi melihat di papan tanggal 11 November
20014).
c. Letak Geografis.
SMP Negeri 3 Kedu merupakan salah satu sekolah yang
berada di Desa Mergowati, Kecamatan Kedu, Kabupaten
Temanggung. SMP Negeri 3 Kedu berlokasi di sebelah akses
46
jalan utama yang menghubungkan arah jalan Desa Kutoanyar,
Desa Kundisari ke arah Desa Karangtejo, Kedu dan
Temanggung, berada dalam Kecamatan Kedu yang mempunyai
letak geografis sebelah Barat berbatasan dengan Dusun Ngebrak
dan sebelah timur berbatasan dengan Dusun Ngletih, sebelah
selatan berbatasan dengan Dusun Salam dan sebelah utara
berbatasan dengan Dusun Sambung. Walaupun SMP Negeri 3
Kedu berada di daerah desa pinggiran, namun ketenangan
kegiatan belajar mengajar cukup nyaman dengan didukung
fasilitas belajar yang memadai.
Dengan luas tanah 7.478 m2 SMP Negeri 3 Kedu pada
tahun 2012/2013 memiliki 10 rombel yang terdiri dari: 3 rombel
untuk kelas VII dengan jumlah siswa 87 orang, 3 rombel untuk
kelas VIII dengan jumlah siswa 80 orang, dan 4 rombel untuk
kelas IX dengan jumlah siswa 94 orang.
d. Struktur Organisasi
Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Kedu Kabupaten
Temanggung yang sekarang adalah Bapak Drs. Rupadi. Dalam
melaksanakan tugas, Kepala Sekolah dibantu oleh Wakil Kepala
Sekolah, Ketua-Ketua Urusan, Guru, TU dan Karyawan, dan
yang tidak kalah penting adalah Komite Sekolah yang turut
47
mengawasi arah kebijakan pengembangan sekolah. Untuk lebih
jelasnya, struktur organisasi SMP Negeri 3 Kedu Kabupaten
Temanggung disajikan pada gambar berikut:
(Arsip SMP N 3 Kedu, 11 November 2014)
e. Data Sekolah
a. Nama penyelenggara Sekolah : Dinas Pendidikan
b. Nama Sekolah : SMP N 3 Kedu.
c. NSS/NIS/NSM : 201032307067.
d. NPSN : 20321454.
48
e. Status : Negeri.
f. Tahun didirikan : 1998.
g. Tahun Beroperasi : 1988
h. No. dan tanggal pengesahan : Lk/3.c/554/Pgm/SMP./1998
i. Alamat : Desa Mergowati
j. Telepon : 0293553784
k. Email : [email protected]
(Arsip SMP N 3 Kedu, 11 November 2014)
f. Data Luas Lahan, Bangunan Sekolah dan setatus tanah
a. Status tanah : Bersertifikat / hak milik.
b. Surat kepemilikan tanah : Wakaf.
c. Luas keseluruhan : 7.478 m2
~ L = 7.478 m2 Nomor Sertifikat :
368 / 1999
d. Status bangunan : Milik
e. Surat ijin bangunan : No.-
f. Luas bangunan : 837,04 m2
Luas tanah yang pakai lainya : 837,04 m2
(Arsip SMP N 3 Kedu, 11 November 2014)
49
g. Data Akreditasi
a. Jenjang : Terakreditasi A.
b. Kode SK : Dp. 004063.
c. Tempat, tanggal SK : Semarang, 30 Agustus 2009.
d. Tahun Berlaku : Mulai Tahun Ajaran 2009/2010 s.d 2013/2014.
e. Lembaga SK : Badan Akredetasi Nasional Sekolah/Sekolah
(BAN-S / M)
(Arsip SMP N 3 Kedu, 11 November 2014)
h. Data siswa tahun ajaran 2014-2015
Siswa merupakan salah satu faktor pendukung terjadinya
proses pembelajaran di kelas, baik intrakurikuler maupun
ekstrakurikuler. Berbeda dengan intrakurikuler, kegiatan
ekstrakurikuler cenderung lebih membebaskan siswa untuk
mengembangkan bakat dan kemampuannya sesuai dengan
ketrampilan dan keahlian yang dimiliki siswa. Siswa bebas
memilih kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah sesuai
dengan bakat dan minatnya masing-masing. Siswa wajib
mengikuti salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang ada di
sekolah, bahkan siswa boleh mengikuti lebih dari satu kegiatan
ekstrakurikuler dengan catatan siswa dapat membagi waktu
dengan sebaik-baiknya.
50
Jumlah siswa SMP Negeri 3 Kedu Kabupaten
Temanggung dari tahun ke tahun agak berkurang karena
berdirinya sekolah baru yaitu SMP IT Kedu. Hal ini merupakan
tantangan yang berat bagi SMP Negeri 3 Kedu agar tetap eksis.
Karena masyarakat Mergowati dan sekitarnya sangat agamis
sehingga lebih memilih SMP IT untuk putra putri mereka. Untuk
jumlah rombel masih tetap 10 rombel hanya yang berubah adalah
tingkatnya. Pada tahun ajaran 2014/2015 dapat dijabarkan sebagai
berikut: (a) Kelas VII ( terdiri dari 3 rombel ), berjumlah 87
siswa; (b) Kelas VIII ( terdiri dari 3 rombel ), berjumlah 80 siswa;
(c) Kelas IX 9 terdiri dari 4 rombel ), berjumlah 94 siswa.
Sehingga total jumlah siswa SMP Negeri 3 Kedu Kabupaten
Temanggung pada tahun ajaran 2014/2015 sebanyak 261 siswa.
Berdasarakan jumlah kelas maupun rombel, data dan jumlah
siswa SMP Negeri 3 Kedu Kabupaten Temanggung dalam 3
tahun terakhir adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Tenaga Pendidik dan Staf Tata Usaha SMP Negeri 3
Kedu
Tahun Ajaran
Jml Pendftr
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah
(Kls 7+8+9)
Jml Siswa
Jml Rombel
Jml Siswa
Jml Rombel
Jml Siswa
Jml Romb
el
Jml Siswa
Jml Rbl
51
2012/ 2013
103 100 3
106 3 83 4 289 10
2013/ 2014
84 84 3 99 3 102 4 285 10
2014/ 2015
87 87 3 80 3 94 4 261 10
(Arsip SMP N 3 Kedu, 11 November 2014)
i. Keadaan Guru dan Karyawan
Guru SMP Negeri 3 Kedu berjumlah 20 orang, yang
memiliki latar belakang pendidikan lulus akademi atau perguruan
tinggi. Selain tenaga pendidik terdapat juga tenaga pendukung.
Staf Tata Usaha berjumlah 6 orang, untuk tenaga pustakawan dan
laboran masih diampu oleh guru mata pelajaran. Baik tenaga
pendidik maupun tenaga pendukung berupaya memberikan yang
terbaik demi peningkatan mutu dan kualitas SMP Negeri 3 Kedu
Kabupaten Temanggung.
Peran guru dalam proses pembelajaran diantaranya
sebagai pendidik, contoh atau teladan bagi siswa, pengajar
administrator. Guru harus memiliki kompetensi-kompetensi
tertentu dalam dunia pendidikan. Selain itu, dalam mengajar
hendaknya guru memiliki metode-metode tertentu karena sangat
penting bagi tercapainya tujuan pembelajaran.
52
Tabel 3. Tenaga Pendidik dan Staf Tata Usaha SMP Negeri 3
Kedu
DAFTAR NAMA GURU DAN PEGAWAI SMP NEGERI 3 KEDU
No Nama Lengkap NIP PANGKAT/GOL MENGAJAR
1 Drs RUPADI 19661204 199702 1 001 Pembina / IV A Kep Sek / PKN
2 Ngademi, S.pd 19600725 198403 1 004 Pembina / IV A Bahasa Inggris
3 Prawoto 19660815 199203 1 008 Pembina / IV A Matematika
4 Sri Nuraeni, S.pd 19710119 199402 2 001 Pembina / IV A Seni Budaya
5 Dra. Isnadiyah 19660227 200012 2 001 Pembina / IV A PKN
6 Drs. Purwantoro 19621221 200012 1 001 Pembina / IV A IPA
7 Ratih Setyowati, S.pd 19710603 200501 2 008 Penata / III D Penjasorkes
8 Yeni Hartini, S.pd 19730911 200501 2 006 Penata / III D IPA
9 Asmawati, S.Pd 19781108 200604 2 015 Penata / III C Matematika
10 Yuli Kristiana, S.Pd 19700724 200701 2 011 Penata / III C IPS
11 Erna Rakhmawati, S.pd 19741029 200701 2 012 Penata / III C Bahasa Indonesia
12 M Yusuf, S.Pd 19760204 200701 1 006 Penata / III C Bahasa Inggris
13 Ismiyatun, S.Pd 19760816 200701 2 013 Penata / III C IPS
14 Sri Lestari, S.Pd 19680417 200801 2 010 Penata Muda Tk 1 / III B IPS
15 Ika Setiyaningrum, S.Kom 19840902 201001 2 020 Penata Muda Tk 1
/ III B TIK
16 Budi Wiyoto B, S.Pd 19860926 201001 1 012 Penata Muda Tk 1 / III B Bahasa Jawa
17 Rusdiyastati 19690109 200701 2 013 Penata Muda / III A IPS
18 Sri Redjeki, S.Pd 19700217 200604 2 220 Penata / III C Bahasa Indonesia
19 Ani Gunarti,S.Pd _ _ BP
20 Rommi Haryuni,S.PdI _ _ PAI
21 Sri Sugiyarti 19570922 198602 2 004 Penata Muda Tk 1 / III B Ka TU
Bersambung . . .
53
Sambungan . . . .
22 Ahmad Saefudin , SE _ _ TU
23 Fitri Widariyani, SE _ _ TU
24 Pujo Nirwanto _ _ TU
25 Riswanto _ _ Penjaga
26 Sugito _ _ Penjaga
(Arsip SMP N 3 Kedu, 11 November 2014)
j. Fasilitas SMP N 3 Kedu
Sarana dan prasarana sekolah penting untuk menunjang
proses pembelajaran. Ada ruang kepala sekolah, ruang guru,
ruang tata usaha, ruang UKS, mushola, ruang OSIS, ruang
ketrampilan, ruang koperasi, ruang perpustakaan, ruang BP/BK,
dan kantin. ruang laboratorium terdiri dari laboratorium IPA dan
laboratoriun komputer. Ruang Ketrampilan untuk sementara
untuk menyimpan seperangkat alat drum band, seperangkat alat
band, gitar elektrik, bas elektrik, sound, mixer, sound kontrol,
keyboard, gitar akustik, seperangkat alat rebana, karena SMP
Negeri 3 Kedu belum memiliki ruang / studio musik.
Sarana prasarana untuk alat drum band dan alat musik
rebana merupakan bantuan dari Dinas Pendidikan Kabupaten
Temanggung. Baik berupa alat musiknya sampai kostum yang
dipakai pada saat tampil. Untuk penyimpanan peralatan drum
band dan peralatan rebana masih di ruang ketrampilan, karena
54
belum ada ruang khusus untuk musik atau studio musik.
Meskipun disimpan di ruang ketrampilan tetapi untuk
keamanannya tetap terjaga.
Lokasi SMP Negeri 3 Kedu Kabupaten Temanggung juga
merupakan hostpot area sehingga memungkinkan siswa dapat
memperoleh informasi lewat internet. Dengan adanya hotspot
area, diharapkan siswa untuk lebih termotivasi dan tekun dalam
pencarian segala komponen, atau materi yang mendukung tujuan
dari kegiatan belajar mengajar. SMP Negeri 3 Kedu Kabupaten
Temanggung melaksanakan pembelajaran secara intrakurikuler
dan ekstrakurikuler. Kegiatan belajar intrakurikuler telah diatur
dan ditetapkan dalam Garis Besar Program Pembelajaran
(GBPP), sedangkan kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan
tambahan di luar jam pelajaran untuk menyalurkan bakat dan
minat siswa. Kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 3 Kedu
Kabupaten Temanggung antara lain: Sepak Bola, Volley Ball,
Futsal, Sepak Takraw, Pencak Silat, Tari, Rebana, Pramuka dan
Paduan Suara.
.
55
Berikut adalah data ruang kelas di SMP Negeri 3 Kedu
Kabupaten Temanggung.
Tabel 4. Data Ruangan Kelas SMP Negeri 3 Kedu
JumlahRuangKelasAsli (d) Jmlh ruang lain yang digunakan untk ruang kls
Jmlh ruang yang
digunakan untuk ruang kls
Ukuran
7x9m2
(a)
Ukuran
>63M2
Ukuran
< 63M2
Juml
d=(a+b+c)
Ruang
Kelas
10
-
-
10
Jumlah ruang
Yaitu -
10
(Arsip SMP N 3 Kedu, 11 November 2014)
Tabel 5. Data Ruangan SMP Negeri 3 Kedu
No Jenis Ruangan Jumlah
( buah)
Ukuran (m2)
1 Ruang Kelas 10 8 x 9
2 Ruang Perpustakaan 1 7 x 11
3 Ruang Ketrampilan 1 7 x 14
4 Ruang Lab IPA 1 7 x 12
5 Ruang Lab Komputer 1 7 x 12
6 Ruang Kep. Sek. 1 5 x 4
7 Ruang Guru 1 9 x 7
56
(Arsip SMP N 3 Ked
Arsip SMP N 3 Kedu, 11 November 2014)
Tabel 6. Data sanitasi dan air bersih
No Ruang/Fasilitas Jml Ruang Jml M2
1 WC Siswa Putra 4 10
2 WC Siswa Putri 3 10
3 WC Guru 2 8
(Arsip SMP N 3 Kedu, 11 November 2014)
8 Ruang TU 1 6 x 6
9 Ruang BP/BK 1 2 x 7
10 Ruang UKS 1 3 x 4
11 Ruang Penjaga 1 5 x 6
12 Ruang Ibadah 1 7 x 8
13 Ruang Kantin 1 2 x 3
14 Ruang Dinas KS 1 6 x 7
15 Ruang Lab Bahasa - -
57
Tabel 7. Data Alat Penunjang Kegiatan Pembelajaran
No Jenis Jml/ Set/buah
1 Bhs. Indonesia 2 kamus
2 Matematika 2 set
3 IPA Fisika 1 paket
4 IPA Biologi 1 paket
5 IPS 1 paket
6 Bhs. Inggris 5 kamus
7 OHP 1
8 Proyektor 3
9 Sound System 1
10 Komp. Desktop 20
(Arsip SMP N 3 Kedu, 11 November 2014)
k. Keunggulan dan kelemahan
1) Keunggulan
SMP N 3 Kedu memiliki beberapa keunggulan
diantaranya adalah 80% guru pendidiknya adalah PNS. Jadi
semua guru bisa fokus mengajar tanpa ada beban ekonomi.
58
2) Kelemahan
Letak SMP N 3 Kedu berada di desa yang agak jauh dari
pusat kota Kecamatan. Sehingga orang tua dari peserta didik
SMP N 3 Kedu ini masih banyak sekali yang kurang
kesadarannya akan pendidikan. Disini dapat terlihat dari
absensi siswa yang masih banyak sekali alpha.
2. Temuan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di SMP
N 3 Kedu Kabupaten Temanggung dipereh data sebagai berikut:
a. Pelaksanaan Supervisi Klinis pada Guru Pendidikan Agama
Islam di SMP N 3 Kedu Kabupaten Temanggung
Data mengenai pelaksanaan supervisi klinis pada guru
pendidikan agama Islam di SMP N 3 Kedu Kabupaten
Temanggung diperoleh dengan cara wawancara yang mendalam
terhadap para responden. Terutama dengan para responden yang
terlibat langsung dengan supervisor dalam melaksanaan supervisi
klinis. Disamping itu data juga didapatkan dari hasil observasi
lapangan dan studi dokumentasi. Seluruh data yang didapat oleh
peneliti, yakni diterima dari responden atau informan data
penelitian ini. Hasil analisis data tersebut akan dipaparkan dalam
topik selanjutnya.
59
Pendidikan agama merupakan pendidikan yang harus diajarkan
kepada anak sedini mungkin. Hal ini dikarenakan pendidikan
agama adalah modal awal untuk membentuk moral anak. Oleh
karena itu, guru agama sebagai subjek pembelajaran yang
memiliki tanggung jawab terhadap para siswanya hendaknya
dapat menggunakan pendidikan agama ini untuk membentuk
pribadi siswa yang berakhlak mulia. Akan tetapi tugas yang
dilakukan oleh guru tersebut, hendaknya juga tidak terlepas dari
proses bimbingan dan arahan dari seorang supervisor (disebut
juga dengan supervisi). Hal ini sangatlah dibutuhkan dalam dunia
pendidikan, karena dalam dunia pendidikan guru tidak akan
berhasil jika ia bekerja sendirian. Seorang guru sangat
membutuhkan bimbingan dari supervisor untuk perbaikan dan
penyempurnaan dalam proses pembelajaran yang sering disebut
dengan supervisi klinis.
Dalam pelaksanaannya di SMP N 3 Kedu Kabupaten
Temanggung menurut keterangan yang diberikan oleh Drs.
Rupadi selaku kepala sekolah SMP N 3 Kedu Kabupaten
Temanggung bahwa:
“Pelaksanaan supervisi dilakukan oleh tim supervisi, dan
pelaksanaanya dilakukan diawal tahun pelajaran baik itu semester
60
satu ataupun dua. Adapun hal yang disampaikan kepada setiap
guru tentang perangkat pembelajaran yang harus dibuat. Seperti
RPP, Silabus dan program- program jangka panjang dan pendek.
Biasanya program dibuat diawal tahun dan pelaksanaanya ini
dalam satu tahun 2 kali, ditiap awal semester. Diawal tahun
disampaikan kepada semua guru dan pelaksanaanya dilakukan
pada semester genap dan ganjil. Pastinya perangkat supervisi
meliputi persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Saya
juga terkadang melakukan sidak kunjungan langsung di setiap
kelas untuk melihat kinerja guru-guru tersebut apakah mampu
ataukah masih akan ada kekurangan. Setelah mengadakan
kunjungan kelas saya mengadakan pembicaraan invidual didalam
ruangan saya agar supaya tidak diketahui oleh guru lainya untuk
mengevaluasi dan juga rapat rutin guru (hasil wawancara dengan
Bapak Rupadi selaku kepala Sekolah. 4 Maret 2015).
Artinya bahwa supervisi yang dilakukan sudah dijadwalkan
dengan baik. Hal itu dapat dilihat disetiap awal semester dan selalu
dilakukan dalam hal administrasi sekolah maupun proses belajar
mengajarnya atau secara akademik yang meliputi persiapan,
pelaksanaan dan evaluasi. Hal berbeda dikatakan oleh Bapak
Prawoto selaku waka kurikulum yang menjelaskan,
61
“Model yang kami gunakan adalah perkunjungan kelas ketika guru
sedang mengajar dengan itu kami akan mengetahui kekurangan
dan kelebihan dari masing-masing guru, selain menggunakan
model kunjungan kelas model yang digunakan adalah percakapan
pribadi, dimana guru yang bersangkutan saya panggil keruangan
saya dan kita mengevaluasi apa kelebihan dan kekurangannya.
Supervisi ini dilakukan 2 kali dalam satu tahun. Yang jelas prinsip
utama adalah kedisiplinan guru. Sesuai dengan karakternya
masing-masing.”(hasil wawancara dengan Bapak Prawoto. 4 maret
2015).
b. Kendala Pelaksanaan Supervisi klinis pada Guru Pendidikan
Agama Islam di SMP N 3 Kedu Kabupaten Temanggung
Faktor penghambat atau kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan
supervisi di SMP N 3 Kedu Kabupaten Temanggung, sesuai dengan
wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah yaitu:
“Kendala yang ditemui dengan model kunjungan kelasini adalah
siswa kurang berkosentrasi, karena tim supervisi masuk kedalam kelas
ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, mengenai pelaksanaan
supervisi guru kurang disiplin, kurangnya persiapan guru ketika
supervisi dilakukan. Seperti halnya RPP yang belum dibikin dan
kurang lengkap, kurangnya pengetahuan guru tentang pengelolaan
62
kelas dan juga terkadang guru itu tau kekurangannya tetapi tidak mau
berusaha untuk merubahnya”.(hasil wawancara dengan Bapak rupadi
selaku kepala Sekolah. 4 maret 2015).
Meskipun supervisi telah dijadwalkan, namun dalam tahap
pelaksanaan masih juga ada kendala. Hal yang terjadi disebabkan
karena persiapan guru dalam mengajar masih kurang lengkap. Seperti
halnya RPP yang seharusnya dibuat sebelum proses kegiatan belajar
mengajar berlangsung, akan tetapi pada kenyataanya ada juga guru
yang belum membuat sesuai aturan yang telah dibuat oleh lembaga.
Ditambah lagi guru yang mengetahui kekurangannya tapi mereka
enggan melakukan perbaikkan.
Hal ini juga disampaikan oleh Bapak Prawoto, sesuai dengan
wawancara yang dilakukan dengan bapak Prawoto yaitu:
“Karena supervisor masuk ke dalam kelas jadi, kendala yang sering
saya temui adalah siswa itu kurang konsentrasi dalam kegiatan
belajar mengajar, dan ketika menggunakan model percakapan pribadi
kendala yang sering kami temui adalah terlalu banyak waktu yang
digunakan. (hasil wawancara dengan Bapak Prawoto 4 Maret 2015).
63
c. Upaya-upaya yang dilakukan dalam menghadapi kendala
Pelaksanaan Supervisi Klinis pada Guru Pendidikan Agama
Islam di SMP N 3 Kedu Kabupaten Temanggung
Setelah adanya pelaksanaan supervisi klinis maka harus
diadakan tindak lanjut untuk memperbaiki kekurangan yang ada
agar lebih baik. kepala sekolah sekolah SMP N 3 Kedu Kabupaten
Temanggung mengatakan bahwa:
“Biasanya saya panggil ke ruangan saya mbak, jadi ada interaksi
langsung antara saya dengan guru yang bersangkutan dan saya
sampaikan setiap ada rapat dengan dewan guru tentang hasil
temuan saya. Hal pertama yang saya lakukan adalah bertemu
langsung dengan guru yang bersangkutan, kedua berita
pembinaan secara tertulis, dan batasan waktu pembinaan
disesuaikan dengan kasusnya. Yang pasti saya harus punya
catatan-catatan dan bukti itu harus ada dan kedua belah pihak
yang pasti guru itu harus tahu hasil dari pelaksanaan supervisi.
Komunikasi dengan guru yang bersangkutan, pengamatan
langsung pembelajaran dikelas apabila perlu ditindak lanjuti maka
segera dilakukan dan sebaliknya, idialnya pelaksanaan bimbingan
dilakukan dengan cara individu dan kelompok”.(hasil wawancara
dengan Bapak Rupadi selaku kepala sekolah. 4 Maret 2015).
64
Dari penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa tindak
lanjut yang dilakukan untuk pembinaan guru dilakukan secara
kekeluargaan supaya tidak ada pihak yang tersinggung dan
tidak ada pihak lain yang mengetahui dengan memanggil orang
yang bersangkutan secara langsung, walaupun terkadang juga
dilakukan secara kelompok.
B. SMP N 2 KEDU
1. Gambaran Umum SMP N 2 KEDU
a. Tinjauan Historis
Sejarah berdirinya SMP Negeri 2 Kedu tepatnya diawali
dengan berdirinya tempat yang memiliki luas tanah 12.040 m2 dan
luas bangunan 2.875 m2. Bangunan sekolah ini berdiri pada tahun
1990 dan beroperasi sejak tanggal 1 Juli 1990, yang diresmikan
oleh Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan dengan nama Sekolah Menengah
Pertama (SMP). Kepala Sekolah pertama kali untuk SMP Negeri 2
Kedu diampu oleh Bapak Juwariyanto selaku Kepala SMP Negeri 2
Kedu. Beliau mengampu SMP Negeri 2 Kedu mulai periode Juli
1990 sampai dengan Juli 1994.
65
Tabel 1. Nama Pejabat Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Kedu
No
N a m a
Dari sampai dengan
1. Drs. Juwariyanto 1990 s/d 1994 2. Drs. Martono 1994 s/d 1997 3. Muslikhin, S.Pd 1997 s/d 2000 4. Drs. Murwanto 2000 s/d 2004 5. Drs. Suyono 2004 s/d 2006 6. Mahsun B, S.Pd 2006 s/d 2009 7. Heru Setyo Aji, S.Pd 2009 s/d 2012 8. Sugi S, S.Pd, M.Pd 2012 s/d Sekarang
(Arsip SMP N 2 Kedu, 12 November 2014)
b. Visi dan misi
1) Visi Sekolah
“Melejitnya kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual
menuju generasi mandiri dan kompetitif berwawasan nasional
dan internasional.”
2) Misi Sekolah
a) Mewujudkan pribadi-pribadi warga sekolah yang cerdas
dan mandiri serta mampu bersaing di tingkat nasional
maupun internasional;
b) Mewujudkan pribadi-pribadi warga sekolah yang memiliki
budaya nasional dan mampu mengadopsi serta
mengadaptasi budaya global;
c) Mengembangkan fasilitas dan sumber belajar sekolah yang
berstandar internasional;
66
d) Mewujudkan keorganisasian dan managemen sekolah yang
solid berstandar internasional;
e) Mewujudkan partisipasi mbakyarakat guna mendukung
program sekolah;
f) Mewujudkan sistem penilaian berstandar internasional.
(Arsip SMP N 2 Kedu, 12 November 2014)
c. Letak Geografis.
SMP Negeri 2 Kedu merupakan salah satu sekolah yang
berada di Desa Gondangwayang, Kecamatan Kedu, Kabupaten
Temanggung. SMP Negeri 2 Kedu berlokasi di sebelah akses
jalan utama yang menghubungkan arah jalan dari Kecamatan
Kedu menuju Kecamtan Jumo Walaupun SMP Negeri 2 Kedu
berada di daerah desa pinggiran, namun ketenangan kegiatan
belajar mengajar cukup nyaman dengan didukung fasilitas belajar
yang memadai.
Dengan luas tanah 12.040 m2 SMP Negeri 2 Kedu pada tahun
2013/2014 memiliki 18 rombel yang terdiri dari: 6 rombel untuk
kelas VII dengan jumlah siswa 146 orang, 6 rombel untuk kelas
VIII dengan jumlah siswa 131 orang, dan 6 rombel untuk kelas
IX dengan jumlah siswa 133 orang.
67
d. Struktur Organisasi
Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Kedu Kabupaten
Temanggung yang sekarang adalah Bapak Sugi,S.Pd,M.Pd.
Dalam melaksanakan tugas, Kepala Sekolah dibantu oleh Wakil
Kepala Sekolah, Ketua-Ketua Urusan, Guru, TU dan Karyawan,
dan yang tidak kalah penting adalah Komite Sekolah yang turut
mengawasi arah kebijakan pengembangan sekolah.
e. Data Sekolah
a. Nama penyelenggara Sekolah : Dinas Pendidikan
b. Nama Sekolah : SMP N 2 Kedu.
c. NSS/NIS/NSM : 201032307066.
d. NPSN : 20321453.
e. Status : Negeri.
f. Tahun didirikan : 1990.
g. Tahun Beroperasi : 1990
h. No. dan tanggal pengesahan : Lc/2.c/256/PGM/SMP/1990
i. Alamat : Desa Gondangwayang
j. Telepon : 02935528681
k. Email : [email protected]
(Arsip SMP N 2 Kedu, 12 November 2014)
68
f. Data Luas Lahan, Bangunan Sekolah dan setatus tanah
a. Status tanah : Bersertifikat / hak milik.
b. Surat kepemilikan tanah : Wakaf.
c. Luas keseluruhan : 12.040 m2
~ L = 12.040 m2 Nomor Sertifikat :
P15 / 1990
d. Status bangunan : Milik
e. Surat ijin bangunan : No.-
f. Luas bangunan : 2.875 m2
Luas tanah yang pakai lainya : 7.281 m2
(Arsip SMP N 2 Kedu, 12 November 2014)
g. Data Akreditasi
a. Jenjang : Terakreditasi A.
b. Kode SK : 034/01/2011
c. Tempat, tanggal SK : 27/10/2011.
d. Tahun Berlaku : Mulai Tahun Ajaran 2011/2012 s.d 2015/2016.
e. Lembaga SK : Badan Akredetasi Nasional Sekolah/Sekolah
(BAN-S / M)
(Arsip SMP N 2 Kedu, 12 November 2014)
69
h. Data siswa tahun ajaran 2013-2014
Jumlah siswa SMP Negeri 2 Kedu Kabupaten
Temanggung relative stabil. Untuk jumlah rombel masih tetap 18
rombel hanya yang berubah adalah tingkatnya. Pada tahun ajaran
2014/2015 dapat dijabarkan sebagai berikut: (a) Kelas VII (terdiri
dari 6 rombel ), berjumlah 146siswa; (b) Kelas VIII (terdiri dari 6
rombel ), berjumlah 132 siswa; (c) Kelas IX 9 terdiri dari 6
rombel ), berjumlah 132 siswa. Sehingga total jumlah siswa SMP
Negeri 2 Kedu Kabupaten Temanggung pada tahun ajaran
2014/2015 sebanyak 408 siswa. Berdasarakan jumlah kelas
maupun rombel, data dan jumlah siswa SMP Negeri 2 Kedu
Kabupaten Temanggung dalam 3 tahun terakhir adalah sebagai
berikut:
Tabel 2. Tenaga Pendidik dan Staf Tata Usaha SMP Negeri 2
Tahun Ajaran
Jml Pendftr
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah
(Kls 7+8+9)
Jml Siswa
Jml Rombel
Jml Siswa
Jml Rombel
Jml Siswa
Jml Romb
el
Jml Siswa
Jml Rbl
2012/ 2013
128 128 6
121 6 134 6 383 18
2013/ 2014
152 136 6 129 6 131 6 396 18
2014/ 2015
178 144 6 132 6 132 6 408 18
(Arsip SMP N 2 Kedu, 12 November 2014)
70
i. Keadaan Guru dan Karyawan
Guru SMP Negeri 2 Kedu berjumlah 46 orang, yang
memiliki latar belakang pendidikan lulus akademi atau perguruan
tinggi. Selain tenaga pendidik terdapat juga tenaga pendukung.
Staf Tata Usaha berjumlah 8 orang, untuk tenaga pustakawan dan
laboran masih diampu oleh guru mata pelajaran. Baik tenaga
pendidik maupun tenaga pendukung berupaya memberikan yang
terbaik demi peningkatan mutu dan kualitas SMP Negeri 2 Kedu
Kabupaten Temanggung.
Peran guru dalam prsoses pembelajaran diantaranya
sebagai pendidik, contoh atau teladan bagi siswa, pengajar
administrator. Guru harus memiliki kompetensi-kompetensi
tertentu dalam dunia pendidikan. Selain itu, dalam mengajar
hendaknya guru memiliki metode-metode tertentu karena sangat
penting bagi tercapainya tujuan pembelajaran.
Tabel 3. Tenaga Pendidik dan Staf TU SMP Negeri 2 Kedu
NO NAMA JABATAN 1 Sugi S, S.Pd, M.Pd Kepala Sekolah 2 Dra ASTUTI HARNAWATI GURU 3 PUDJI HASTUTI,S.pd GURU 4 SUGIYONO,S.pd GURU 5 Drs.HERMINANTO EKO P. GURU
71
6 HERIYATUN,S.pd GURU 7 HERI WIBOWO GURU 8 HENI PRASTUTI,S.pd GURU 9 SISPRIYATININGSIH,S.pd GURU 10 NUNG ROHIMATUL RF,S.pd GURU 11 WIYATI,S.pd GURU 12 TRI HADI WIJANARKO,S.pd GURU 13 WIDI HERMAWAN,S.pd GURU
14 Dra.NGAININ TASNIM GURU 15 SLAMET SUPENI,S.pd GURU 16 FARIDA AZIZAH,S.pd GURU 17 TUMPUK SUSILOWATI,S.pd GURU 18 BUDI LESTARI,S.pd, M.pd GURU 19 NANANG HARYANTO,S.pd GURU 20 RENI SUSANTI,S.pd GURU 21 HARDIYANTI,S.pd GURU 22 IRAWATI SAROFAH,S.pd GURU 23 CAHYANINGTYAS,S.pd GURU 24 Dra.ENDANG PUJI ASTUTI GURU 25 AGUNG WIDIYANTO,S.pd GURU 26 RINA DWI KUSUMAWATI,S.pdi GURU 27 HAFID ABD,S.pdi GURU 28 NUR EFENDI,S.pd GURU 29 ALI NUR MA’RUF,S.pd GURU 30 WINARNI KTU 31 INSIYAH STAF TATA USAHA 32 MUHSON AFIFI STAF TATA USAHA 33 NUR AFENDY STAF TATA USAHA 34 RATINGSIH STAF TATA USAHA 35 WAHYU PRATIWI PERPUSTAKAAN 36 SUYANTO PENJAGA 37 KHAMIM PENJAGA
(Arsip SMP N 2 Kedu, 12 November 2014)
j. Fasilitas SMP N 2 Kedu
Sarana dan prasarana sekolah penting untuk menunjang
proses pembelajaran. Ada ruang kepala sekolah, ruang guru,
ruang tata usaha, ruang UKS, mushola, ruang OSIS, ruang
72
ketrampilan, ruang koperasi, ruang perpustakaan, ruang BP/BK,
dan kantin. Ruang laboratorium terdiri dari laboratorium IPA dan
laboratoriun komputer.
Lokasi SMP Negeri 2 Kedu Kabupaten Temanggung juga
merupakan hostpot area sehingga memungkinkan siswa dapat
memperoleh informasi lewat internet. Dengan adanya hotspot
area, diharapkan siswa untuk lebih termotivasi dan tekun dalam
pencarian segala komponen, atau materi yang mendukung tujuan
dari kegiatan belajar mengajar. SMP Negeri 2 Kedu Kabupaten
Temanggung melaksanakan pembelajaran secara intrakurikuler
dan ekstrakurikuler. Kegiatan belajar intrakurikuler telah diatur
dan ditetapkan dalam Garis Besar Program Pembelajaran
(GBPP), sedangkan kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan
tambahan di luar jam pelajaran untuk menyalurkan bakat dan
minat siswa. Kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 3 Kedu
Kabupaten Temanggung antara lain: Sepak Bola, Volley Ball,
Futsal, , Pramuka dan Paduan Suara.
Berikut adalah data ruang kelas di SMP Negeri 2 Kedu
Kabupaten Temanggung.
73
Tabel 4. Data Ruangan Kelas SMP Negeri 2 Kedu
JumlahRuangKelasAsli (d) Jmlh ruang lain yang digunakan untk ruang kls
Jmlh ruang yang
digunakan untuk ruang kls
Ukuran
7x9m2
(a)
Ukuran
>63M2
Ukuran
< 63M2
Juml
d=(a+b+c)
Ruang
Kelas
18
-
-
18
Jumlah ruang
Yaitu -
18
(Arsip SMP N 2 Kedu, 12 November 2014)
Tabel 5. Data Ruangan SMP Negeri 2 Kedu
No Jenis Ruangan Jumlah
( buah)
Ukuran (m2)
1 Ruang Kelas 18 8 x 9
2 Ruang Perpustakaan 1 7 x 11
3 Ruang Ketrampilan 1 7 x 14
4 Ruang Lab IPA 1 7 x 12
5 Ruang Lab Komputer 1 7 x 12
6 Ruang Kep. Sek. 1 5 x 4
7 Ruang Guru 1 9 x 7
8 Ruang TU 1 6 x 6
74
9 Ruang BP/BK 1 2 x 7
10 Ruang UKS 1 3 x 4
11 Ruang Penjaga 1 5 x 6
12 Ruang Ibadah 1 7 x 8
13 Ruang Kantin 1 2 x 3
(Arsip SMP N 2 Kedu, 12 November 2014)
Tabel 6. Data sanitasi dan air bersih
No Ruang/Fasilitas Jml Ruang Jml M2
1 WC Siswa Putra 9 27
2 WC Siswa Putri 9 27
3 WC Guru 3 9
(Arsip SMP N 2 Kedu, 12 November 2014)
75
Tabel 7. Data Alat Penunjang Kegiatan Pembelajaran
No Jenis Jml/ Set/buah
1 Bhs. Indonesia 8 kamus
2 Matematika 4 set
3 IPA Fisika 1 paket
4 IPA Biologi 1 paket
5 IPS 1 paket
6 Bhs. Inggris 9 kamus
7 OHP 1
8 Proyektor 6
9 Sound System 2
10 Komp. Desktop 18
(Arsip SMP N 2 Kedu, 12 November 2014)
k. Keunggulan dan kelemahan
1) Keunggulan
SMP N 2 Kedu memiliki letak strategis dimana terletak
di jalur utama yang menghubungkan antara kecamatan Jumo
dengan pusat kota. Sehingga dengan mudah kita akan
menemukan SMP N 2 Kedu. Di SMP N 2 Kedu ini juga
76
terdapat hot spot area yang dapat memudahkan siswa siswanya
dalam mencari referensi pelajaran.
2) Kelemahan
Berlatar belakangkan dari masyarakat desa yang
notabennya adalah petani tembakau Siswa SMP N 2 Kedu
masih banyak sekali yang melanggar tata tertib sekolah.
Dimana siswa SMP N 2 Kedu yang kesehariannya selalu
bergelut dengan rokok, itu dibawa ke sekolah. Jadi siswanya
masih benyak melanggar tata tertib sering merokok di area
sekolah.
2. Temuan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di Sekolah
SMP N 2 Kedu Kabupaten Temanggung, diperoleh data sebagai
berikut:
a. Pelaksanaan Supervisi Klinis pada Guru Pendidikan Agama
Islam di SMP N 2 Kedu Kabupaten Temanggung
Data mengenai pelaksanaan supervisi klinis pada guru
pendidikan agama Islam di SMP N 2 Kedu Kabupaten
Temanggung diperoleh dengan cara wawancara yang mendalam
terhadap para responden. Terutama dengan para responden yang
77
terlibat langsung dengan supervisor dalam melaksanaan supervisi
klinis. Disamping itu data juga didapatkan dari hasil observasi
lapangan dan studi dokumentasi. Seluruh data yang didapat oleh
peneliti, yakni diterima dari responden atau informan data
penelitian ini. Hasil analisis data tersebut akan dipaparkan dalam
topik selanjutnya.
Pendidikan agama merupakan pendidikan yang harus diajarkan
kepada anak sedini mungkin. Hal ini dikarenakan pendidikan
agama adalah modal awal untuk membentuk moral anak. Oleh
karena itu, guru agama sebagai subjek pembelajaran yang
memiliki tanggung jawab terhadap para siswanya hendaknya
dapat menggunakan pendidikan agama ini untuk membentuk
pribadi siswa yang berakhlak mulia. Akan tetapi tugas yang
dilakukan oleh guru tersebut, hendaknya juga tidak terlepas dari
proses bimbingan dan arahan dari seorang supervisor (disebut
juga dengan supervisi). Hal ini sangatlah dibutuhkan dalam dunia
pendidikan, karena dalam dunia pendidikan guru tidak akan
berhasil jika ia bekerja sendirian. Seorang guru sangat
membutuhkan bimbingan dari supervisor untuk perbaikan dan
penyempurnaan dalam proses pembelajaran yang sering disebut
dengan supervisi klinis.
78
Dalam pelaksanaannya di SMP N 2 Kedu Kabupaten
Temanggung menurut keterangan yang diberikan oleh Bapak Sugi
selaku kepala sekolah SMP N 2 Kedu Kabupaten Temanggung
bahwa:
“Model Supervisi yang digunakan adalah observasi kelas dengan
jalan meneliti suasana kelas selama pelajaran berlangsung dengan
tujuan untuk memperolah data yang subyektif mungkin, sehingga
dengan bahan yang diperoleh dapat digunakan untuk menganalisa
kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru dalam usaha memperbaiki
proses belajar mengajar. Selain menggunakan observasi kelas
saya biasannya menggunakan model percakapan pribadi.
Pelaksanaan supervisi dilakukan oleh tim supervisi, dan
pelaksanaanya dilakukan diawal tahun pelajaran baik itu semester
satu ataupun dua. Adapun hal yang disampaikan kepada setiap
guru adalah bagaimana cara guru itu mengajar masih ada
kekurangan atau sudah sesuai.(wawancara dengan Bapak Sugi
kepala Sekolah. 5 Maret 2015).
Artinya bahwa supervisi yang dilakukan sudah dijadwalkan
dengan baik. Hal itu dapat dilihat disetiap awal semester dan selalu
dilakukan dalam hal administrasi sekolah maupun proses belajar
mengajarnya atau secara akademik yang meliputi persiapan,
pelaksanaan dan evaluasi. Hal berbeda dikatakan oleh Bapak
79
Sugiyono selaku waka kurikulum yang menjelaskan,
“Model yang kami gunakan adalah observasi kelas mbak, jadi
kita tahu apa kekurangan dan kelebihan guru. Selain menggunakan
observasi kelas kami menggunakan model percakapan pribadi
antara supervisor dan guru yang bersangkutan.”(hasil wawancara
dengan Bapak Sugiyono. 5 Maret 2015).
b. Kendala Pelaksanaan Supervisi klinis pada Guru Pendidikan
Agama Islam di SMP N 3 Kedu Kabupaten Temanggung
Faktor penghambat atau kendala yang dihadapi dalam
pelaksanaan supervisi di SMP N 2 Kedu Kabupaten Temanggung,
sesuai dengan wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah
yaitu:
“Kendala yang biasanya kita temui ketika melakukan supervisi
dengan model observasi kelas adalah guru itu terlihat canggung
dalam menggajar, karena guru tahu ketika dirinya sedang di
observasi. Jadi biasanya guru itu mengajar tidak sesuai dengan
cara biasanya mengajar. Kendala menggunakan percakapan
pribadi adalah minimnya guru ketika tidak menggajar. Saya juga
tidak berani memanggil guru keruangan saya ketika guru itu ada
jam mengajar. Mengenai pelaksanaannya ada beberapa guru yang
belum memenuhi apa yang saya sampaikan ketika
supervisi”.(wawancara dengan Bapak Sugi kepala 4 maret 2015).
80
Hal ini juga disampaikan oleh Bapak Sugiyono yaitu:
“Ketika melakukan observasi kelas guru itu terlihat mengajar
seperti dibuat-buat, dengan kata lain guru itu mengajar tidak seperti
biasanya mengajar. Mengenai pelaksanaan supervisi ada beberapa
guru yang belum memenuhi mengenai proses pembelajaran.
(hasil wawancara dengan Bapak Sugiyono 5 Maret 2015).
c. Upaya-upaya yang dilakukan dalam menghadapi kendala
Pelaksanaan Supervisi Klinis pada Guru Pendidikan Agama Islam di
SMP N 3 Kedu Kabupaten Temanggung
Setelah adanya pelaksanaan supervisi klinis maka harus
diadakan tindak lanjut untuk memperbaiki kekurangan yang ada agar
lebih baik. kepala sekolah sekolah SMP N 2 Kedu Kabupaten
Temanggung mengatakan bahwa:
“Tindak lanjut yang saya gunakan Biasanya saya panggil ke ruangan
saya mbak, jadi ada interaksi langsung antara saya dengan guru yang
bersangkutan dan saya sampaikan setiap ada rapat dengan dewan
guru tentang hasil temuan saya. Hal pertama yang saya lakukan
adalah bertemu langsung dengan guru yang bersangkutan, kedua
berita pembinaan secara tertulis, dan batasan waktu pembinaan
disesuaikan dengan kasusnya. Yang pasti saya harus punya catatan-
catatan dan bukti itu harus ada dan kedua belah pihak yang pasti guru
81
itu harus tahu hasil dari pelaksanaan supervisi. Komunikasi dengan
guru yang bersangkutan, pengamatan langsung pembelajaran dikelas
apabila perlu ditindak lanjuti maka segera dilakukan dan sebaliknya,
idialnya pelaksanaan bimbingan dilakukan dengan cara individu dan
kelompok”.
(hasil wawancara dengan Bapak Sugi selaku kepala sekolah. 5 Maret
2015).
Dari penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa tindak lanjut
yang dilakukan untuk pembinaan guru dilakukan secara kekeluargaan
supaya tidak ada pihak yang tersinggung dan tidak ada pihak lain
yang mengetahui dengan memanggil orang yang bersangkutan secara
langsung, walaupun terkadang juga dilakukan secara kelompok.
82
C. SMP PGRI KEDU
1. Gambaran Umum SMP PGRI KEDU
a. Tinjauan Historis
Sejarah berdirinya SMP PGRI Kedu tepatnya diawali
dengan berdirinya tempat yang memiliki luas tanah 1.608 m2 dan
luas bangunan 904,04 m2. Bangunan sekolah ini berdiri pada tahun
2003 dan beroperasi sejak tanggal 1 Juli 2003. Kepala Sekolah
pertama kali untuk SMP PGRI Kedu diampu oleh Bapak Suwarno
selaku Kepala SMP PGRI Kedu. Beliau mengampu SMP PGRI
Kedu mulai periode Juli 2003 sampai dengan Juli 2007.
Berikut ini adalah nama pejabat yang menjadi kepala
sekolah SMP PGRI Kedu dari periode pertama sampai periode
2014/2015:
Tabel 1. Nama Pejabat Kepala Sekolah SMP PGRI Kedu
No
N a m a
Dari sampai dengan
1. Drs. Djojok Suhardono 2003 s/d 2007 2. Muji Waluyo, S.Pd 2007 s/d 2011 3. Mardjaenah, S.Pd 2011 s/d Sekarang
(Arsip SMP PGRI Kedu, 13 November 2014)
83
Sejak periode pertama sampai periode sekarang SMP
PGRI Kedu kurang memiliki kemajuan. Baik dalam kualitas
maupun kuantitas mutu pendidikan.
b. Visi dan misi
1) Visi Sekolah
“Mewujudkan sumber daya manusia yang bertaqwa, berbudaya dan berkwalitas”
2) Misi Sekolah
a) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif,
sehingga siswa berkembang secara optimal, sesuai dengan
potensi yang dimiliki.
b) Menumbuhkan semangat belajar secara intensif kepada
seluruh warga sekolah.
c) Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali
potensi dirinya, sehingga dapat dikembangkan secara
optimal.
d) Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang
dianut dan juga etika moral sehingga menjadi sumber
kearifan dan kesantunan dalam bertindak.
e) Melatih dan memberi tauladan pada siswa sikap kreatif dan
motivatif agar tercipta generasi yang tangguh dan siap
bersaing.
84
f) Mendorong dan melatih siswa untuk mandiri yang akan
menciptakan kepercayaan dirinya.
g) Menerapkan Manajemen partisipatif yang akan melibatkan
seluruh warga sekolah dan stakeholder dalam kegiatan.
(Arsip SMP PGRI Kedu, 13 November 2014)
c. Letak Geografis.
SMP PGRI Kedu merupakan sekolah yang berada di
pusat kota Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung. SMP
PGRI Kedu berlokasi di sebelah akses jalan utama yang
menghubungkan antara Kabupaten Magelang dengan Kabupaten
Wonosobo.
Dengan luas tanah 1.608 m2 SMP PGRI Kedu pada tahun
2012/2013 memiliki 3 rombel yang terdiri dari: 1 rombel untuk
kelas VII dengan jumlah siswa 9 orang, 1 rombel untuk kelas VIII
dengan jumlah siswa 10 orang, dan 1 rombel untuk kelas IX
dengan jumlah siswa 10 orang.
d. Struktur Organisasi
Kepala Sekolah SMP PGRI Kedu Kabupaten Temanggung
yang sekarang adalah Bapak Sumardi, S.Pd. Dalam melaksanakan
85
tugas, Kepala Sekolah dibantu oleh Wakil Kepala Sekolah yaitu
Bapak Banmbang Nur Aziz, bagian tata usaha ialah Ibu Marsabha
Purwaningrum, urusan kurikulum ibu Artik M.B.U, S.Pd, Urusan
Kesiswaan yaitu Bapak Edi Santoso dan yang tidak kalah penting
adalah Komite Sekolah yang turut mengawasi arah kebijakan
pengembangan sekolah.
e. Data Sekolah
a. Nama penyelenggara Sekolah : Dinas Pendidikan
b. Nama Sekolah : SMP PGRI KEDU.
c. NSS/NIS/NSM : 201032307084.
d. NPSN : 20321468.
e. Status : Swasta.
f. Tahun didirikan : 2003.
g. Tahun Beroperasi : 2003
h. No. dan tanggal pengesahan : Lk/3.c/1025/Pgm/SMP./2003
i. Alamat : Desa Kedu
j. Telepon :
k. Email : [email protected]
(Arsip SMP PGRI Kedu, 13 November 2014)
86
f. Data Luas Lahan, Bangunan Sekolah dan setatus tanah
a. Status tanah : Bersertifikat / hak milik.
b. Surat kepemilikan tanah : Wakaf.
c. Status bangunan : Milik
g. Data Akreditasi
a. Jenjang : Terakreditasi C.
b. Kode SK : Dp. 004063.
c. Tempat, tanggal SK : Semarang, 30 Agustus 2011.
d. Lembaga SK : Badan Akredetasi Nasional Sekolah/Sekolah
(BAN-S / M)
(Arsip SMP PGRI Kedu, 13 November 2014)
h. Data siswa tahun ajaran 2013-2014
Berdasarakan jumlah kelas maupun rombel, data dan
jumlah siswa SMP PGRI Kedu Kabupaten Temanggung dalam 3
tahun terakhir adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Tenaga Pendidik dan Staf Tata Usaha SMP PGRI
Kedu
Tahun Ajaran
Jml Pendftr
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah
(Kls 7+8+9)
Jml Siswa
Jml Rombel
Jml Siswa
Jml Rombel
Jml Siswa
Jml Romb
el
Jml Siswa
Jml Rbl
2011/ 2012
9 9 1 8 1 7 1 24 3
87
2012/ 2013
10 10 1 7 1 9 1 26 3
2013/ 2014
9 9 1 10 1 10 1 29 3
(Arsip SMP PGRI Kedu, 13 November 2014)
i. Keadaan Guru dan Karyawan
Guru SMP PGRI Kedu berjumlah 9 orang, yang memiliki
latar belakang pendidikan lulus akademi atau perguruan tinggi.
Selain tenaga pendidik terdapat juda tenaga pendukung. Staf Tata
Usaha berjumlah 1 orang, untuk tenaga pustakawan dan laboran
mbakih diampu oleh guru mata pelajaran. Baik tenaga pendidik
maupun tenaga pendukung berupaya memberikan yang terbaik
demi peningkatan mutu dan kualitas SMP PGRI Kedu Kabupaten
Temanggung.
Peran guru dalam prsoses pembelajaran diantaranya
sebagai pendidik, contoh atau teladan bagi siswa, pengajar
administrator. Guru harus memiliki kompetensi-kompetensi
tertentu dalam dunia pendidikan. Selain itu, dalam mengajar
hendaknya guru memiliki metode-metode tertentu karena sangat
penting bagi tercapainya tujuan pembelajaran.
88
Tabel 3. Tenaga Pendidik dan Staf Tata Usaha SMP PGRI
Kedu
DAFTAR NAMA GURU DAN PEGAWAI
SMP PGRI KEDU
No Nama Lengkap
1 Bambang Nur aziz, S. Pd
2 Edi Santoso, S. Pd
3 Artik, S.Pd,
4 Endang puji Astuti, S.Pd
5 Fitria Setyo R,S.Pd
6 Marsabha Purwaningrum,S.Pd
7 Agus Muryanto
8 Sri Handayani,S.Pd
9 Eti Lisyaningsih, S.Pd
(Arsip SMP PGRI Kedu, 13 November 2014)
j. Fasilitas SMP PGRI KEDU
Sarana dan prasarana sekolah penting untuk menunjang
proses pembelajaran. Ada ruang kepala sekolah, ruang guru,
ruang tata usaha, ruang UKS, mushola, ruang OSIS, ruang
ketrampilan, ruang koperasi, ruang perpustakaan, ruang BP/BK,
dan kantin. Ruang laboratorium terdiri dari laboratorium IPA dan
laboratoriun komputer.
89
Berikut adalah data ruang kelas di SMP PGRI Kedu
Kabupaten Temanggung.
Tabel 4. Data Ruangan Kelas SMP PGRI Kedu
JumlahRuangKelasAsli (d) Jmlh ruang lain yang digunakan untk ruang kls
Jmlh ruang yang
digunakan untuk ruang kls
Ukuran
7x9m2
(a)
Ukuran
>63M2
Ukuran
< 63M2
Juml
d=(a+b+c)
Ruang
Kelas
3
-
-
3
Jumlah ruang
Yaitu -
3
(Arsip SMP PGRI Kedu, 13 November 2014)
Tabel 5. Data Ruangan SMP PGRI Kedu
No Jenis Ruangan Jumlah
( buah)
Ukuran (m2)
1 Ruang Kelas 3 8 x 9
2 Ruang Perpustakaan 1 7 x 11
3 Ruang Ketrampilan 1 7 x 14
4 Ruang Lab Komputer 1 7 x 12
5 Ruang Kep. Sek. 1 5 x 4
6 Ruang Guru 1 9 x 7
90
7 Ruang TU 1 6 x 6
8 Ruang BP/BK 1 2 x 7
9 Ruang UKS 1 3 x 4
(Arsip SMP PGRI Kedu, 13 November 2014)
Tabel 6. Data sanitasi dan air bersih
No Ruang/Fasilitas Jml Ruang Jml M2
1 WC Siswa Putra 2 10
2 WC Siswa Putri 2 10
3 WC Guru 1 8
(Arsip SMP PGRI Kedu, 13 November 2014)
k. Keunggulan dan kelemahan
1) Keunggulan
SMP PGRI Kedu memiliki tempat yang sangat strategis
yaitu berada pusat kota kecamatan dan berada di jalur utama
yang menghubungkan antar Kota dan antar Kabupaten.
2) Kelemahan
Walaupun berada di pusat kota kecamatan, namun SMP
PGRI Kedu kurang bisa bersaing dengan SMP lain. Ini terbukti
dari jumlah siswa yang semakin tahun semakin menurun.
91
2. Temuan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di Sekolah
SMP PGRI KEDU Kabupaten Temanggung, diperoleh data sebagai
berikut:
a. Pelaksanaan Supervisi Klinis pada Guru Pendidikan Agama
Islam di SMP PGRI Kedu Kabupaten Temanggung
Data mengenai pelaksanaan supervisi klinis pada guru
pendidikan agama Islam di SMP PGRI Kedu Kabupaten
Temanggung diperoleh dengan cara wawancara yang mendalam
terhadap para responden. Terutama dengan para responden yang
terlibat langsung dengan supervisor dalam melaksanaan supervisi
klinis. Disamping itu data juga didapatkan dari hasil observasi
lapangan dan studi dokumentasi. Seluruh data yang didapat oleh
peneliti, yakni diterima dari responden atau informan data
penelitian ini. Hasil analisis data tersebut akan dipaparkan dalam
topik selanjutnya.
Pendidikan agama merupakan pendidikan yang harus diajarkan
kepada anak sedini mungkin. Hal ini dikarenakan pendidikan
agama adalah modal awal untuk membentuk moral anak. Oleh
karena itu, guru agama sebagai subjek pembelajaran yang
memiliki tanggung jawab terhadap para siswanya hendaknya
92
dapat menggunakan pendidikan agama ini untuk membentuk
pribadi siswa yang berakhlak mulia. Akan tetapi tugas yang
dilakukan oleh guru tersebut, hendaknya juga tidak terlepas dari
proses bimbingan dan arahan dari seorang supervisor. Hal ini
sangatlah dibutuhkan dalam dunia pendidikan, karena dalam dunia
pendidikan guru tidak akan berhasil jika ia bekerja sendirian.
Seorang guru sangat membutuhkan bimbingan dari supervisor
untuk perbaikan dan penyempurnaan dalam proses
pembelajaran yang sering disebut dengan supervisi klinis.
Dalam pelaksanaannya di SMP PGRI Kedu Kabupaten
Temanggung menurut keterangan yang diberikan oleh Sri
Handayani, S.Pd selaku kepala sekolah SMP PGRI Kedu
Kabupaten Temanggung bahwa:
“Pelaksanaan supervisi dilakukan oleh tim supervisi, dan
pelaksanaanya dilakukan diawal tahun pelajaran baik itu semester
satu ataupun dua. Model yang kami gunakan adalah model
percakapan pribadi, jadi guru saya panggil keruangan saya dan
saya sampaikan apa yang jadi pokok permasalahannya. Biasanya
saya melakukan supervisi hanya 1 tahun diawal tahun pelajaran,
misalnya ada kekurangan atau yang harus diperbaiki itu
kondisional dari masing-masing guru. (wawancara dengan Bu Sri,
6 Maret 2015).
93
Hal yang lain dikatakan oleh Bapak Nur aziz selaku waka
kurikulum yang menjelaskan,
“Model yang kami gunakan adalah Percakapan pribadi, kami
biasanya memanggil guru yang bersangkutan untuk melakukan
percakapan mengenai hal yang harus diperbaiaki. Dan yang saya
sampaikan adalah tentang kelengkapang belajar mengajar.”(hasil
wawancara dengan Bapak Nur Aziz, 6 maret 2015).
b. Kendala Pelaksanaan Supervisi klinis pada Guru Pendidikan
Agama Islam di SMP PGRI Kedu Kabupaten Temanggung
Faktor penghambat atau kendala yang dihadapi dalam
pelaksanaan supervisi di SMP PGRI Kedu Kabupaten
Temanggung, sesuai dengan wawancara yang dilakukan dengan
kepala sekolah yaitu:
“Kendala yang ditemui dengan model percakapan pribadi itu
permasalahnnya adalah kurangnya waktu karena memang
keterbatasan, jadi jarang ada guru yang kosong dalam menggajar.
Mengenai pelaksanaan supervisi ada beberapa guru yang masih
belum lengkap dalam perangkat pembelajaran tapi sebagian besar
guru sudah melengkapi perangkat pembelajarannya.
merubahnya”.(wawancara dengan Bu Sri selaku kepala Sekolah).
94
Meskipun supervisi telah dijadwalkan, namun dalam tahap
pelaksanaan masih juga ada kendala. Hal yang terjadi disebabkan
karena persiapan guru dalam mengajar masih kurang lengkap.
Seperti halnya RPP yang seharusnya dibuat sebelum proses
kegiatan belajar mengajar berlangsung, akan tetapi pada
kenyataanya ada juga guru yang belum membuat sesuai aturan
yang telah dibuat oleh lembaga. Ditambah lagi guru yang
mengetahui kekurangannya tapi mereka enggan melakukan
perbaikkan.
c. Upaya-upaya yang dilakukan dalam menghadapi kendala
Pelaksanaan Supervisi Klinis pada Guru Pendidikan Agama
Islam di SMP N 3 Kedu Kabupaten Temanggung
Setelah adanya pelaksanaan supervisi klinis maka harus
diadakan tindak lanjut untuk memperbaiki kekurangan yang ada
agar lebih baik. kepala sekolah sekolah SMP PGRI Kedu
Kabupaten Temanggung mengatakan bahwa:
“Tindak lanjut yang saya gunakan untuk mengatasi kendala dalam
pelaksanaan supervisi dengan menggunakan percakapan pribadi
adalah memanggil guru beberapa kali karena memang
keterbatasan guru dan waktu untuk melakukan supervisi. (hasil
wawancara dengan Bu Sri Handa yani selaku kepala sekolah. 4
Maret 2015).
95
BAB IV
PEMBAHASAN
Sebelum masuk kedalam pembahasan, peneliti memperjelas cara
menganalisis data yang disajikan penulis dalam pembahasan. Menurut
Suprayogo dan Tobroni (2003:19) analisis data adalah rangkaian kegiatan
penelaan, pengelompokan, sistematisasi, penafsiran dan verifikasi data agar
sebuah fenomena memiliki nilai sosial, akademisi dan ilmiah.
Sesuai dengan analisis, maka yang dilakukan penulis adalah
pengumpulan data, reduksi data, dimana data sudah disajikan di Bab II.
Setelah itu penulis mengadakan kesimpulan, subjek guru agama sebagai nara
sumber ada 3 orang, dan nara sumber yang utama adalah kepala sekolah.
Dimana kita menggunakan metode trianggulasi yaitu pengecekan kembali
menggunkan sumber yang kedua sehingga data yang diterima sesuai dengan
apa yang diinginkan.
96
A. SMP N 3 Kedu
1. Pelaksanaan Supervisi Klinis pada Guru Pendidikan Agama Islam
di SMP N 3 Kedu Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran
2014/2015
a. Metode yang digunakan
1) Metode perkunjungan kelas.
2) Metode percakapan pribadi .
b. Kendala pelaksanaan
1) Kendala untuk metode kunjungan kelas adalah siswa dirasa
terganggu oleh supervisor yang masuk ke dalam kelas ketika
proses pembelajaran.
2) Kendala untuk metode percakapan pribadi adalah memakan
banyak waktu.
c. Upaya upaya yang dilakukan
1) Upaya yang dilakukan untuk metode perkunjungan kelas
adalah dengan melakukan pengamatan diluar kelas.
2) Upaya yang dilakukan untuk metode percakapan pribadi adalah
guru yang disupervisi diajak untuk berdiskusi sesingkat
mungkin.
97
2. Pembahasan Pelaksanaan Supervisi Klinis pada Guru Pendidikan
Agama Islam di SMP N 3 Kedu Kabupaten Temanggung Tahun
Pelajaran 2014/2015
Dari hasil wawancara diperoleh data bahwasanya pelaksanaan
supervisi yang telah terjadwal tersebut dirasa sudah cukup maksimal
dikarenakan kepala sekolah yang diamanahi untuk mengevaluasi,
mengontrol dan membina guru terjun secara langsung. Supervisi
dilakukan untuk kemajuan sekolah baik dari segi akademis,
manajemen maupun secara lembaga.
Berdasarkan dengan hasil penelitian, bahwa kendala dalam
pelaksanaan supervisi klinis adalah kedisiplinan guru dan kesadaran
guru akan pentingnya manajemen pembelajaran seperti membuat RPP,
serta kurangnya pengetahuan guru dalam pengelolaan kelas.
B. SMP N 2 Kedu
1. Pelaksanaan Supervisi Klinis pada Guru Pendidikan Agama
Islam di SMP N 2 Kedu Kabupaten Temanggung Tahun
Pelajaran 2014/2015
a. Metode yang digunakan
1) Observasi kelas.
98
2) Percakapan pribadi.
b. Kendala Pelaksanaan
1) Kendala untuk metode observasi kelas adalah guru terlihat
canggung dalam mengajar.
2) Kendala untuk metode percakapan pribadi adalah
minimnya waktu guru ketika tidak mengajar.
c. Upaya upaya yang digunakan
1) Upaya untuk metode observasi kelas adalah dengan
membagikan angket kepada peserta didik dimana isinya
adalah mengenai bagaimana cara guru itu mengajar;
2) Upaya untuk metode percakapan pribadi adalah melakukan
pertemuan dengan guru yang bersangkutan berkali kali.
2. Pembahasan Pelaksanaan Supervisi Klinis pada Guru
Pendidikan Agama Islam di SMP N 2 Kedu Kabupaten
Temanggung Tahun Pelajaran 2014/2015
Karena supervisi yang dilakukan bertujuan untuk
memperbaiki kinerja guru yang kurang maka supervisi sudah
dijadwalkan dengan baik. Supervisi dilaksanakan disetiap awal
semester yang menyangkut manajemen sekolah maupun proses
belajar mengajarnya atau secara akademik yang meliputi
99
persiapan, pelaksanaan dan evaluasi.
Supervisi di SMP N 2 Kedu dari hasil wawancara diperoleh
data bahwasanya pelaksanaan supervisi dirasa sudah maksimal
dikarenakan kepala sekolah dibantu oleh wakil kepala terjun
langsung mengevaluasi, mengontrol dan membina guru.
Hal yang menjadikan kendala dalam pelaksanaan supervisi
klinis ini yang harus diperhatikan pengetahuan guru dalam
pengelolaan. Karena seorang guru yang tidak mampu mengelola
kelas maka dia akan merasa kesulitan untuk mengikuti dunia
pendidikan, serta tidak bisa menciptakan suasana kelas yang
efektif.
Sebagai seorang guru harusnya bisa menguasai beberapa
metode untuk menciptakan kondisi kelas yang efektif dan
kondusif. Karena kualitas seorang guru itu sangatlah berpengaruh
dengan hasil kegiatan belajar mengajar.
C. SMP PGRI Kedu
1. Pelaksanaan Supervisi Klinis pada Guru Pendidikan Agama
Islam di SMP PGRI Kedu Kabupaten Temanggung Tahun
Ajaran 2014/2015
a. Metode yang digunakan
100
1) Percakapan pribadi.
b. Kendala pelaksanaan
1) Minimnya jam kosong untuk guru dalam mengajar
c. Upaya upaya yang dilakukan
1) Melakukan pertemuan dengan guru yang bersangkutan
berkali kali.
2. Pembahasan Pelaksanaan Supervisi Klinis pada Guru
Pendidikan Agama Islam di SMP PGRI Kedu Kabupaten
Temanggung Tahun Ajaran 2014/2015
Dari hasil wawancara diperoleh data bahwasanya
pelaksanaan supervisi yang telah terlaksana dirasa sudah
maksimal. Dikarenakan kepala sekolah terjun langsung
mengevaluasi, mengontrol, dan membina guru.
Model supervisi yang diterapkan di SMP PGRI adalah
percakapan pribadi, karena keterbatasan jumlah guru dan waktu
melakukan supervisi, hal ini merupakan faktor utama yang
membedakan SMP PGRI dengan SMP lain.
Jadi dapat disimpulkan bahwa dari ketiga SMP tersebut, SMP N 3
Kedu yang terbaik dalam pelaksanaan supervisi klinis pada guru
pendidikan agama Islam, dikarenakan para supervisor mengamati guru
101
secara langsung di dalam kelas. SMP N 3 itu adalah SMP unggulan
dengan jumlah guru yang banyak dan berkualitas. Kemudian SMP N 2
pun tidak kalah baik dalam pelaksanaan supervisi klinis pada guru
pendidikan agama Islam, SMP N 2 Kedu menempati posisi ke dua dalam
pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam,
dikarenakan supervisor meminta bantuan kepada para siswa untuk menilai
bagaimana guru itu ketika di dalam kelas. SMP N 2 Kedu memiliki letak
strategis dimana terletak di jalur utama yang menghubungkan antara
kecamatan Jumo dengan pusat kota. Sehingga dengan mudah kita akan
menemukan SMP N 2 Kedu. Untuk SMP PGRI Kedu masih harus
melakukan peningkatan untuk masalah pelaksanaan supervisi klinis pada
guru pendidikan agama Islam dikarenakan satu metode itu belum
maksimal, karena jika hanya menggunakan metode percakapan pribadi,
tidak dapat mengetahui secara pasti bagaimana guru ketika mengajar di
dalam kelas. SMP PGRI Kedu memiliki tempat yang sangat strategis yaitu
berada pusat kota kecamatan dan berada di jalur utama yang
menghubungkan antar Kota dan antar Kabupaten, namun SMP PGRI
Kedu kurang bisa bersaing dengan SMP lain. Ini terbukti dari jumlah
siswa yang semakin tahun semakin menurun.
102
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil data penelitian sebagaimana dipaparkan dalam
bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Supervisi Klinis pada Guru Pendidikan Agama Islam
di SMP N 3 Kedu Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran
2014/2015
a. Metode yang digunakan: Metode perkunjungan kelas, metode
percakapan pribadi.
b. Kendala pelaksanaan: Kendala untuk metode kunjungan kelas adalah
siswa dirasa terganggu oleh supervisor yang masuk kedalam kelas
ketika proses pembelajaran, Kendala untuk metode percakapan pribadi
adalah memakan banyak waktu.
c. Upaya upaya yang dilakukan: Upaya yang dilakukan untuk metode
perkunjungan kelas adalah dengan melakukan pengamatan diluar
kelas, upaya yang dilakukan untuk metode percakapan pribadi adalah
guru yang disupervisi diajak untuk berdiskusi sesingkat mungkin.
103
2. Pelaksanaan Supervisi Klinis pada Guru Pendidikan Agama Islam
di SMP N 2 Kedu Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran
2014/2015
a. Metode yang digunakan: Observasi kelas, percakapan pribadi.
b. Kendala pelaksanaan: Kendala untuk metode observasi kelas
adalah guru terlihat canggung dalam mengajar, kendala untuk
metode percakapan pribadi adalah minimnya waktu guru ketika
tidak mengajar.
c. Upaya yang digunakan: Upaya untuk metode observasi kelas
adalah dengan membagikan angket kepada peserta didik
dimana isinya adalah mengenai bagaimana cara guru itu
mengajar, Upaya untuk metode percakapan pribadi adalah
melakukan pertemuan dengan guru yang bersangkutan
beberapa kali.
3. Pelaksanaan Supervisi Klinis pada Guru Pendidikan Agama Islam
di SMP PGRI Kedu Kabupaten Temanggung Tahun Ajaran
2014/2015
a. Metode yang digunakan: Percakapan pribadi.
b. Kendala pelaksanaan: Minimnya jam kosong untuk guru dalam
104
mengajar.
c. Upaya upaya yang dilakukan: Melakukan pertemuan dengan
guru yang bersangkutan beberapa kali.
Jadi dapat disimpulkan bahwa dari ketiga SMP tersebut, SMP N 3
Kedu yang terbaik dalam pelaksanaan supervisi klinis pada guru
pendidikan agama Islam, dikarenakan para supervisor mengamati guru
secara langsung di dalam kelas. SMP N 3 itu adalah SMP unggulan
dengan jumlah guru yang banyak dan berkualitas. Kemudian SMP N 2
pun tidak kalah baik dalam pelaksanaan supervisi klinis pada guru
pendidikan agama Islam, SMP N 2 Kedu menempati posisi ke dua
dalam pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam,
dikarenakan supervisor meminta bantuan kepada para siswa untuk
menilai bagaimana guru itu ketika di dalam kelas. SMP N 2 Kedu
memiliki letak strategis dimana terletak di jalur utama yang
menghubungkan antara kecamatan Jumo dengan pusat kota. Sehingga
dengan mudah kita akan menemukan SMP N 2 Kedu. Untuk SMP
PGRI Kedu masih harus melakukan peningkatan untuk masalah
pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam
dikarenakan satu metode itu belum maksimal, karena jika hanya
menggunakan metode percakapan pribadi, tidak dapat mengetahui
secara pasti bagaimana guru ketika mengajar di dalam kelas. SMP
105
PGRI Kedu memiliki tempat yang sangat strategis yaitu berada pusat
kota kecamatan dan berada di jalur utama yang menghubungkan antar
Kota dan antar Kabupaten, namun SMP PGRI Kedu kurang bisa
bersaing dengan SMP lain. Ini terbukti dari jumlah siswa yang
semakin tahun semakin menurun.
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis data penelitian, maka peneliti
menyarankan hal-hal berikut:
1. Kepada kepala SMP Se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung
agar selalu mengontrol jalannya proses pembelajaran secara berkala
keruang-ruang kelas agar proses pembelajaran sesuai dengan yang
diharapkan.
2. Supervisor agar tetap terus melakukan supervisi klinis supaya ada
peningkatan kinerja guru.
3. Kepada guru agar lebih mempersiapkan manajemen pembelajaran
seperti silabus dan RPP
4. Kepada peneliti yang lain yang berminat mengembangkan
penelitian ini agar mengambil fokus penelitian ini karena
pelaksanaan supervisi pendidikan mencakup hal-hal bagaimana
menjadikan guru yang benar-benar militansi dalam profesinya.
106
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1995. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Bina Aksara
Darajat, Zakiah. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Depatemen Agama Republik Indonesia. 1989. Al Qur’an dan Terjemahnya. Semarang: CV Toha Putra.
Imron, Ali. 2011. Supervisi Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gaung Persada.
Moleong, Lexy J. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Mulyasa. 2007. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Pidarta, Made. 1992. Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Pedoman penulisan Skripsi dan Tugas Akhir STAIN SALATIGA 2008.
Purwanto, M Ngalim. 2002. Administrasi dan supervisi pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sahartian, Piet A. 2008. Konsep-Konsep Dan Tehnik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
Subari. 1994. Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Perbaikan Supervisi Situ Situasi Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Suprayogo, Imam & Tabroni. 2003. Metodologi Penelitian Sosial Agama.
Bandung: Remaja Rosdakarya. Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Tabroni Rusyan, Cece Wijaya. 2003. Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
http://achmadsuhaidi.wordpreess.com. (Diakses pada 17 februari 2015)
http://www.infodiknas.com. (Diakses pada 23 februari 2015) http://akhmasudrajat.wordpress.com. (Diakses pada 27 februari 2015) http://sakhan3.blogspot.com. (Diakses pada 23 februari 2015)
107
108
INSTRUMEN PENELITIAN
1. Apa model pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama
Islam yang digunakan di SMP N 3 Kedu ini?
2. Selain menggunakan model kunjungan kelas, model apa lagi yang
digunakan dalam pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan
agama Islam di SMP N 3 Kedu ini?
3. Kapan supervisi itu biasanya dilaksanakan?
4. Apa saja yang Bapak sampaikan dalam supervisi klinis pada guru
pendidikan agama Islam di SMP N 3 Kedu ini?
5. Dengan model kunjungan kelas, apa kendala yang Bapak temui dalam
palaksanaaan supervisi klinis?
6. Kemudian apakah Bapak menemui kendala juga ketiga menggunakan
model percakapan pribadi dalam pelaksanaan supervisi pada guru
pendidikan agama Islam di SMP N 3 Kedu ini?
7. Mengenai pelaksanaan supervisi, apakah guru sudah memenuhi apa
yang Bapak sampaikan mengenai perangkat pembelajaran yang harus
di buat?
8. Apa tindak lanjut yang Bapak gunakan untuk mengatasi kendala dalam
pelaksanan supervisi menggunakan model kunjungan kelas?
109
9. Kemudian apa tindak lanjut yang Bapak gunakan untuk mengatasi
kendala dalam pelaksanan supervisi menggunakan model percakapan
pribadi?
10. Untuk perangkat pembelajaran yang masih kurang lengkap, apakah
Bapak mewajibkan guru untuk melengkapinya?
11. Apa model pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama
Islam yang digunakan di SMP N 2 Kedu ini?
12. Selain menggunakan model observasi kelas, model apa lagi yang
digunakan dalam pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan
agama Islam di SMP N 2 Kedu ini?
13. Kapan supervisi itu biasanya dilaksanakan?
14. Apa saja yang Bapak sampaikan dalam supervisi klinis pada guru
pendidikan agama Islam di SMP N 2 Kedu ini?
15. Dengan model observasi kelas, apa kendala yang Bapak temui dalam
palaksanaaan supervisi?
16. Kemudian apakah Bapak menemui kendala juga ketiga menggunakan
model percakapan pribadi dalam pelaksanaan supervisi pada guru
pendidikan agama Islam di SMP N 2 Kedu ini?
17. Mengenai pelaksanaan supervisi, apakah guru sudah memenuhi apa
yang Bapak sampaikan mengenai proses pembelajaran yang harus
dilaksanakan?
110
18. Apa tindak lanjut yang Bapak gunakan untuk mengatasi kendala dalam
pelaksanan supervisi menggunakan model observasi kelas?
19. Kemudian apa tindak lanjut yang Bapak gunakan untuk mengatasi
kendala dalam pelaksanan supervisi menggunakan model percakapan
pribadi?
20. Kemudian bagaimana dengan guru yang masih kurang dalam proses
pembelajaran. Apakah dituntut untuk memperbaikinya?
21. Apa model pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama
Islam yang digunakan di SMP PGRI Kedu ini?
22. Selain menggunakan model observasi kelas, model apa lagi yang
digunakan dalam pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan
agama Islam di SMP PGRI Kedu ini?
23. Kapan supervisi itu biasanya dilaksanakan?
24. Apa saja yang Bapak sampaikan dalam supervisi klinis pada guru
pendidikan agama Islam di SMP PGRI Kedu ini?
25. Dengan model percakapan pribadi, apa kendala yang bapak temui
dalam palaksanaaan supervisi?
26. Mengenai pelaksanaan supervisi, apakah guru sudah memenuhi apa
yang Bapak sampaikan mengenai proses pembelajaran yang harus
dilaksanakan?
111
27. Apa tindak lanjut yang Bapak gunakan untuk mengatasi kendala dalam
pelaksanan supervisi menggunakan model percakapan pribadi?
28. Kemudian bagaimana dengan guru yang masih kurang dalam
perangkat pembelajaran. Apakah dituntut untuk memperbaikinya?
1. SMP N 3
a. Pelaksanaan Supervisi Klinis pada Guru Pendidikan Agama
Islam di SMP 3 Se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung
Wawancara
1) Nara Sumber : Drs. Rupadi
Jabatan : Kepala Sekolah
Hari / Tanggal : Rabu, 4 Maret 2015
Pertanyaan : Apa model pelaksanaan supervisi
klinis pada guru pendidikan agama
Islam yang digunakan di SMP N 3
Kedu ini?
Jawaban : Kami menggunakan model
Perkunjungan kelas. Kunjungan
yang dilakukan oleh supervisor
kedalam kelas untuk melihat guru
mengajar, dengan tujuan
112
memperoleh data mengenai
keadaan sebenarnya selama guru
mengajar. Dengan data itu
supervisor dapat berbincang-
bincang dengan guru tentang
kesulitan yang dihadapi guru-guru.
Pada kesempatan itu guru-guru
dapat mengemukakan pengalaman-
pengalaman yang berhasil dan
hambatan-hambatan yang dihadapi
serta meminta bantuan, dan
dorongan. Oleh karena sifatnya
mengadakan peninjauan dan
mempelajari sesuatu yang dilihat
sementara guru mengajar.
Pertanyaan : Selain menggunakan model
kunjungan kelas, model apa lagi
yang digunakan dalam
pelaksanaan supervisi klinis pada
guru pendidikan agama Islam di
SMP N 3 Kedu ini?
113
Jawaban : Biasanya saya menggunakan model
percakapan pribadi. Dimana guru
yang bersangkutan saya panggil
keruangan saya, kemudian saya
utarakan apa permasalahannya.
Setelah itu saya beri jalan keluar
tentang permasalahan tersebut.
Dan kita bisa mengevaluasi apa
kelebihan dan kekurangannya.
Pertanyaan : Kapan supervisi itu biasanya di
laksanakan?
Jawaban : Pelaksanaan supervisi dilakukan oleh
tim supervisi, dan pelaksanaanya
dilakukan diawal tahun pelajaran
baik itu semester satu ataupun dua.
Pertanyaan : Apa saja yang Bapak sampaikan
dalam supervisi dalam supervisi
klinis pada guru pendidikan agama
Islam di SMP N 3 Kedu ini?
Jawaban : Hal yang disampaikan kepada setiap
guru tentang perangkat
114
pembelajaran yang harus dibuat.
Seperti RPP, Silabus dan program-
program jangka panjang dan
pendek. Biasanya program dibuat
diawal tahun dan pelaksanaanya
ini dalam satu tahun 2 kali, ditiap
awal semester. Diawal tahun
disampaikan kepada semua guru
dan pelaksanaanya dilakukan pada
semester genap dan ganjil.
Pastinya perangkat supervisi
meliputi persiapan, pelaksanaan,
dan evaluasi pembelajaran.
2) Nara Sumber : Prawoto
Jabatan : WAKA Kurikulum
Hari / Tanggal : Rabu, 4 Maret 2015
Pertanyaan : Apa model pelaksanaan supervisi
klinis pada guru pendidikan agama
Islam yang digunakan di SMP N 3
Kedu ini?
Jawaban : Metode yang kami gunakan adalah
115
dengan mengunjungan kelas ketika
guru sedang mengajar. Dengan
begitu kami akan mengetahui
kekurangan dan kelebihan dari
masing masing guru
Pertanyaan : Selain menggunakan model
kunjungan kelas, model apa lagi
yang digunakan dalam
pelaksanaan supervisi klinis pada
guru pendidikan agama Islam di
SMP N 3 Kedu ini?
Jawaban : Selain itu saya dan Bapak kepala
sering memanggil tiap-tiap guru
untuk mertemu, bertatap muka
membahas bagaimana cara
mengajar dan apa saja yang harus
dilenggkapi sebagai seorang
pendidik.
Pertanyaan : Kapan supervisi itu biasanya di
laksanakan?
Jawaban : Biasanya kami lakukan diawal
116
semester. Baik itu semester satu
ataupun semester dua.
Pertanyaan : Apa saja yang Bapak sampaikan
dalam supervisi dalam supervisi
klinis pada guru pendidikan agama
Islam di SMP N 3 Kedu ini?
Jawaban : Yang bisa kami sampaikan adalah
soal kelengkapan manajemen
pembelajaran dan juga mengenai
bagaimana cara mengajar yang
baik untuk mendapatkan hasil yang
maksimal
b. Kendala Pelaksanaan Supervisi klinis pada Guru Pendidikan
Agama Islam Se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung
Wawancara
1) Nara Sumber : Drs. Rupadi
Jabatan : Kepala Sekolah
Hari / Tanggal : Rabu, 4 Maret 2015
Pertanyaan : Dengan model kunjungan kelas, apa
kendala yang Bapak temui dalam
117
palaksanaaan supervisi klinis?
Jawaban : Kenadala yang selama ini saya temui
untuk model kunjungan kelas ini
adalah siswa kurang konsentrasi,
karena tim supervisi masuk
kedalam kelas ketika kegiatan
belajar mengajar berlangsung.
Pertanyaan : Kemudian apakah Bapak menemui
kendala juga ketiga menggunakan
model percakapan pribadi dalam
pelaksanaan supervisi pada guru
prndidikan agama Islam di SMP N
3 Kedu ini?
Jawaban : Untuk model percakapan pribadi juga
menemui kendala. Kendalanya
adalah memakan waktu banyak
sekali. Karena saya harus
memanggil satu persatu guru untuk
berbicara empat mata dengan saya
mengenai segala hal yang
berhubungan dengan
118
pembelajaran.
Pertanyaan : Mengenai pelaksanaan supervisi,
apakah guru sudah memenuhi apa
yang Bapak sampaikan mengenai
perangkat pembelajaran yang
harus di buat?
Jawaban : Soal itu ada beberapa guru yang
masih belum lengkap dalam
pembutan perangkat pembelajaran,
dan yang biasanya masih kurang
dari para guru itu adalah RPP.
2) Nara Sumber : Prawoto
Jabatan : WAKA Kurikulum
Hari / Tanggal : Rabu, 4 Maret 2015
Pertanyaan : Dengan model kunjungan kelas, apa
kendala yang Bapak temui dalam
palaksanaaan supervisi klinis?
Jawaban : Karena supervisor masuk ke dalam
kelas jadi, kendala yang sering
saya temui adalah siswa itu kurang
119
konsentrasi dalam kegiatan belajar
mengajar.
Pertanyaan : Kemudian apakah Bapak menemui
kendala juga ketiga menggunakan
model percakapan pribadi dalam
pelaksanaan supervisi pada guru
pendidikan agama Islam di SMP N
3 Kedu ini?
Jawaban : Kendala yang sering kami temui
adalah terlalu banyak waktu yang
digunakan.
Pertanyaan : Mengenai pelaksanaan supervisi,
apakah guru sudah memenuhi apa
yang Bapak sampaikan mengenai
perangkat pembelajaran yang
harus di buat?
Jawaban : Ada sebagian yang masih belum
terpenuhi.
120
c. Upaya-upaya yang dilakukan dalam menghadapi kendala
Pelaksanaan Supervisi Klinis pada Guru Pendidikan Agama
Islam Se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung
Wawancara
1) Nara Sumber : Drs. Rupadi
Jabatan : Kepala Sekolah
Hari / Tanggal : Rabu, 4 Maret 2015
Pertanyaan : Apa tindak lanjut yang Bapak
gunakan untuk mengatasi kendala
dalam pelaksanan supervisi
menggunakan model kunjungan
kelas?
Jawaban : Jika saya masuk ke dalam kelas
ketika kegiatan belajar mengajar
berlangsung itu akan mengganggu
jalannya pembelajaran. Jadi saya
hanya mengamati guru dari luar
kelas. Ya walaupun hasilnya
kurang memuaskan.
Pertanyaan : Kemudian apa tindak lanjut yang
Bapak gunakan untuk mengatasi
121
kendala dalam pelaksanan
supervisi menggunakan model
percakapan pribadi?
Jawaban : Karena terbatasnya waktu guru
dimana harus mengajar kelas jadi
untuk tindak lanjut model
pelaksanaan percakapan pribadi ini
saya lakukan sesingkat mungkin.
Ya walaupun hasilnya sama seperti
tadi masih kurang memuaskan.
Pertanyaan : Untuk perangkat pembelajaran yang
masih kurang lengkap, apakah
Bapak mewajibkan guru untuk
melengkapinya?
Jawaban : Ya jelas itu mbak, saya wajibkan
guru yang kurang lengkap
perangkat pembelajarannya untuk
melengkapinya, sesegera mungkin.
122
2) Nara Sumber : Prawoto
Jabatan : WAKA Kurikulum
Hari / Tanggal : Rabu, 4 Maret 2015
Pertanyaan : Apa tindak lanjut yang Bapak
gunakan untuk mengatasi kendala
dalam pelaksanan supervisi
menggunakan model kunjungan
kelas?
Jawaban : Saya mengambil jalan yang tidak
begitu mengganggu kegitan
belajar, jadi saya hanya melakukan
kunjungan di luar kelas.
Pertanyaan : Kemudian apa tindak lanjut yang
Bapak gunakan untuk mengatasi
kendala dalam pelaksanan
supervisi menggunakan model
percakapan pribadi?
Jawaban : Kami hanya melakukan percakapan
seperlunya dsan dengan waktu
yang singkat.
Pertanyaan : Untuk perangkat pembelajaran yang
123
masih kurang lengkap, apakah
Bapak mewajibkan guru untuk
melengkapinya?
Jawaban : Kalau yang itu tidak bisa di tawar
mbak. Wajib untuk di penuhi..
2. SMP N 2
a. Pelaksanaan Supervisi Klinis pada Guru Pendidikan Agama
Islam Se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung
Wawancara
1) Nara Sumber : Sugi S, S.Pd, M.Pd
Jabatan : Kepala Sekolah
Hari / Tanggal : Kamis, 5 Maret 2015
Pertanyaan : Apa model pelaksanaan supervisi
klinis pada guru pendidikan agama
Islam yang digunakan di SMP N 2
Kedu ini?
Jawaban : Untuk model supervisi yang biasanya
digunakan adalah observasi kelas.
Dengan jalan meneliti suasana
124
kelas selama pelajaran
berlangsung dengan tujuan untuk
memperoleh data yang subyektif
mungkin sehingga dengan bahan
yang diperoleh dapatlah digunakan
untuk menganalisa kesulitan-
kesulitan yang dihadapi guru-guru
dalam usaha memperbaiki proses
belajar mengajar
Pertanyaan :Selain menggunakan model observasi
kelas, model apa lagi yang
digunakan dalam pelaksanaan
supervisi klinis pada guru
pendidikan agama Islam di SMP N
2 Kedu ini?
Jawaban : Selain model observasi kelas saya
biasanya menggunakan model
percakapan pribadi. Dimana agar
guru itu tidak malu dengen rekan
guru yang lain.
Pertanyaan : Kapan supervisi itu biasanya di
125
laksanakan?
Jawaban : Biasanya saya lakukan 2 kali dalam
satu tahun. Dan waktunya saya
sesuaikan situasi dan kondisi di
sekolah.
Pertanyaan : Apa saja yang Bapak sampaikan
dalam supervisi klinis pada guru
pendidikan agama Islam di SMP N
2 Kedu ini?
Jawaban : Hal yang biasa saya sampaikan
dalam supervisi adalah bagaimana
cara guru itu mengajar. Apakah
masih ada kekurangan atau sudah
sesuai.
2) Nara Sumber : Sugiyono, S.Pd
Jabatan : WAKA Kurikulum
Hari / Tanggal : Kamis, 5 Maret 2015
Pertanyaan : Apa model pelaksanaan supervisi
klinis pada guru pendidikan agama
Islam yang digunakan di SMP N 2
126
Kedu ini?
Jawaban : Kami biasanya menggunakan
observasi kelas mbak. Jadi kita
tahu apa kekurangan dan kelebihan
guru
Pertanyaan : Selain menggunakan model
observasi kelas, model apa lagi
yang digunakan dalam
pelaksanaan supervisi klinis pada
guru pendidikan agama Islam di
SMP N 2 Kedu ini?
Jawaban : Percakapan pribadi antara survisor
dengan guru yang bersangkutan.
Pertanyaan : Kapan supervisi itu biasanya di
laksanakan?
Jawaban : 2 kali dalam setahun mbak. Agar
guru itu dapat disiplin dalam
perangkat pembelajaran sdan juga
kita bias tahu apa kekurangan dan
klelebihan guru.
Pertanyaan : Apa saja yang Bapak sampaikan
127
dalam supervisi dalam supervisi
klinis pada guru pendidikan agama
Islam di SMP N 2 Kedu ini?
Jawaban : yang biasanya kami sampaikan
ketika mengadakan supervisi
adalah bagaimana guru itu
mengajar dengan baik dan benar.
Adakah kekurangan dari guru
tersebut ketika di dalam kelas.
b. Kendala Pelaksanaan Supervisi klinis pada Guru Pendidikan
Agama Islam Se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung
Wawancara
1) Nara Sumber : Bapak Sugi
Jabatan : Kepala Sekolah
Hari / Tanggal : Kamis, 5 Maret 2015
Pertanyaan : Dengan model observasi kelas, apa
kendala yang Bapak temui dalam
palaksanaaan supervisi?
Jawaban : Kendala yang biasanya kita temui
ketika melakukan supervisi dengan
128
model observasi kelas ini adalah
guru itu terlihat canggung dalam
mengajar siswanya. Karena guru
tahu ketika dirinya sedang di
observasi. Jadi biasanya guru itu
mengajar tidak sesuai dengan cara
biasanya mengajar.
Pertanyaan : Kemudian apakah menemui kendala
juga ketika menggunakan model
percakapan pribadi dalam
pelaksanaan supervisi pada guru
pendidikan agama Islam di SMP N
2 Kedu ini?
Jawaban : Kendala menggunakan model
percakapan pribadi ini biasanya
adalah minimnya waktu guru
ketika tidak mengajar. Saya juga
tidak berani memanggil guru ke
ruangan saya ketika guru itu ada
jam mengajar mbak.
Pertanyaan : Mengenai pelaksanaan supervisi,
129
apakah guru sudah memenuhi apa
yang Bapak sampaikan mengenai
proses pembelajaran yang harus di
laksanakan?
Jawaban : Untuk yang ini hanya beberapa guru
saja yang belum memenuhi apa
yang telah saya sampaikan.
Kebanyakan guru sudah
melaksakan apa yang telah saya
sampaikan ketika supervisi.
2) Nara Sumber : Bapak Sugiyono
Jabatan : WAKA Kurikulum
Hari / Tanggal : Kamis, 5 Maret 2015
Pertanyaan : Dengan model observasi kelas, apa
kendala yang Bapak temui dalam
palaksanaaan supervisi?
Jawaban : Ketika melakukan observasi kelas
guru itu biasanya terlihat mengajar
seperti di buat buat. Dengan kata
lain guru itu mengajar tidak seperti
130
biasanya mengajar
Pertanyaan : Kemudian apakah Bapak menemui
kendala juga ketiga menggunakan
model percakapan pribadi dalam
pelaksanaan supervisi pada guru
pendidikan agama Islam di SMP N
2 Kedu ini?
Jawaban : Yang jelas kalau menggunakan
metode pertemuan pribadi itu
permasalahan yang biasanya di
temui adalah kurangnya waktu
dalam pertemuan.
Pertanyaan : Mengenai pelaksanaan supervisi,
apakah guru sudah memenuhi apa
yang Bapak sampaikan mengenai
proses pembelajaran yang harus di
laksanakan?
Jawaban : Hanya ada beberapa guru yang belum
memenuhi.
131
c. Upaya-upaya yang dilakukan dalam menghadapi kendala
Pelaksanaan Supervisi Klinis pada Guru Pendidikan Agama
Islam Se kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung
Wawancara
1) Nara Sumber : Bapak Sugi
Jabatan : Kepala Sekolah
Hari / Tanggal : Kamis, 5 Maret 2015
Pertanyaan : Apa tindak lanjut yang Bapak
gunakan untuk mengatasi kendala
dalam pelaksanan supervisi
menggunakan model observasi
kelas?
Jawaban : Tindak lanjut yang saya terapkan
adalah saya membagikan angket
kepada murid murid dimana isinya
tentang bagaimana cara guru itu
mengajar.
Pertanyaan : Kemudian apa tindak lanjut yang
Bapak gunakan untuk mengatasi
kendala dalam pelaksanan
132
supervisi menggunakan model
percakapan pribadi?
Jawaban : Untuk mengatasinya saya biasanya
panggil guru itu beberapa kali
mbak. Supaya bisa berjalan
sebagaimana mestinya.
Pertanyaan : Kemudian bagaimana dengan guru
yang masih kurang dalam proses
pembelajaran. Apakah dituntut
untuk memperbaikinya?
Jawaban : Kalo itu hukumnya wajib mbak. Jadi
jika proses pembelajaran yang
diterapkan guru itu sudah bagus
maka hasil yang akan di dapat pun
juga bagus.
2) Nara Sumber : Bapak Sugiyono
Jabatan : WAKA Kurikulum
Hari / Tanggal : Kamis, 5 Maret 2015
Pertanyaan : Apa tindak lanjut yang Bapak
gunakan untuk mengatasi kendala
133
dalam pelaksanan supervisi
menggunakan model observasi
kelas?
Jawaban : Kita bagikan angket kepada anak
anak tentang bagaimana guru itu
mengajar.
Pertanyaan : Kemudian apa tindak lanjut yang
Bapak gunakan untuk mengatasi
kendala dalam pelaksanan
supervisi menggunakan model
percakapan pribadi?
Jawaban : Kami biasanya memanggil guru itu
beberapa kali sampai apa yang kita
bicarakan dapat terselesaikan.
Pertanyaan : Kemudian bagaimana dengan guru
yang masih kurang dalam proses
pembelajaran. Apakah dituntut
untuk memperbaikinya?
Jawaban : Sebisa mungkin guru harus
melengkapi perangkat
pembelajaran dan juga
134
memperbaiki cara mengajar yang
masih kurang.
3. SMP PGRI
a. Pelaksanaan Supervisi Klinis pada Guru Pendidikan Agama
Islam Se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung
Wawancara
1) Nara Sumber : Ibu Sri
Jabatan : Kepala Sekolah
Hari / Tanggal : Jum’at, 6 Maret 2015
Pertanyaan : Apa model pelaksanaan supervisi
klinis pada guru pendidikan agama
Islam yang digunakan di SMP
PGRI Kedu ini?
Jawaban : Dalam beberapa tahun ini kami
menggunakan metode percakapan
pribadi. Jadi guru saya panggil ke
ruangan saya dan saya utarakan
apa yang jadi pokok
permasalahannya.
135
Pertanyaan : Selain menggunakan model
percakapan pribadi, model apa lagi
yang digunakan dalam
pelaksanaan supervisi klinis pada
guru pendidikan agama Islam di
SMP PGRI Kedu ini?
Jawaban : Untuk saat ini saya hanya
menggunakan metode itu. Soalnya
guru di SMP PGRI ini kan hanya
beberapa saja. Jadi saya rasa
menggunakan satu model itu sudah
cukup.
Pertanyaan : Kapan supervisi itu biasanya di
laksanakan?
Jawaban : Biasanya hanya saya lakukan 1 kali
diawal tahun pelajaran. Toh misal
ada kekurangan atau yang harus
diperbaiki itu kondisional dari
masing masing guru.
Pertanyaan : Apa saja yang Ibu sampaikan dalam
supervisi klinis pada guru
136
pendidikan agama Islam di SMP
PGRI Kedu ini?
Jawaban : Yang biasa saya sampaikan dalam
supervisi adalah mengenai
perangkat pembelajaran. Seperti
halnya RPP, Silabus, Prota,
Promes, dll.
1) Nara Sumber : Bapak Nur Aziz
Jabatan : WAKA Kurikulum
Hari / Tanggal : Jum’at, 6 Maret 2015
Pertanyaan : Apa model pelaksanaan supervisi
klinis pada guru pendidikan agama
Islam yang digunakan di SMP
PGRI Kedu ini?
Jawaban : Kami biasaanya memanggil guru
yang bersangkutan untuk
melakukan percakapan mengenai
hal-hal yang harus diperbaiki dan
perangkat pembelajaran yang
harus dilengkapi.
137
Pertanyaan : Selain menggunakan model
percakapan kelas, model apa lagi
yang digunakan dalam
pelaksanaan supervisi klinis pada
guru pendidikan agama Islam di
SMP PGRI Kedu ini?
Jawaban : Kami hanya menggunakan satu
metode saja untuk saat ini.
Pertanyaan : Kapan supervisi itu biasanya di
laksanakan?
Jawaban : Satu tahun sekali. Itu kami lakukan
di awal tahun.
Pertanyaan : Apa saja yang Bapak sampaikan
dalam supervisi klinis pada guru
pendidikan agama
Islam di SMP PGRI Kedu ini?
Jawaban : Tentang kelengkapan administrasi
pembelajaran.
138
b. Kendala Pelaksanaan Supervisi klinis pada Guru Pendidikan
Agama Islam Se kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung
Wawncara
1) Nara Sumber : Ibu Sri
Jabatan : Kepala Sekolah
Hari / Tanggal : Jum’at, 6 Maret 2015
Pertanyaan : Dengan model percakapan pribadi,
apa kendala yang bapak temui
dalam palaksanaaan supervisi?
Jawaban : Kendala yang biasanya kita temui
ketika melakukan supervisi dengan
model percakapan pribadi ini
adalah masalah waktu mbak.
Karena memang keterbatasan guru
jadi jarang ada guru kosong dalam
mengajar. Kalau ada guru yang
kosong jam mengajar itu paling
cuma 1 atau 2 jam per hari.
Pertanyaan : Mengenai pelaksanaan supervisi,
apakah guru sudah memenuhi apa
139
yang Ibu sampaikan mengenai
proses pembelajaran yang harus di
laksanakan?
Jawaban : Ada beberapa guru mbak yang masih
belum lengkap dalam perangkat
pembelajarannya. tapi sebagian
besar dari para guru sudah
melengkapi perangkat
pembelajarannya.
1) Nara Sumber : Bapak Nur Aziz
Jabatan : Waka Kurikulum
Hari / Tanggal : Jum’at, 6 Maret 2015
Pertanyaan : Dengan model percakapan pribadi,
apa kendala yang bapak temui
dalam palaksanaaan supervisi?
Jawaban : Minimnya waktu untuk melakukan
percakapan, karena kita melakukan
percakapan di waktu guru kosong
dalam mengajar.
Pertanyaan : Mengenai pelaksanaan supervisi,
140
apakah guru sudah memenuhi apa
yang Bapak sampaikan mengenai
proses pembelajaran yang harus di
laksanakan?
Jawaban : Ya masih ada beberapa guru yang
masih belum lengkap dan masih
kurang dalam perangkat
pembelajaran.
c. Upaya-upaya yang dilakukan dalam menghadapi kendala
Pelaksanaan Supervisi Klinis pada Guru Pendidikan Agama
Islam Se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung
Wawancara
1) Nara Sumber : Ibu Sri
Jabatan : Kepala Sekolah
Hari / Tanggal : Jum’at, 6 Maret 2015
Pertanyaan : Apa tindak lanjut yang Ibu gunakan
untuk mengatasi kendala dalam
pelaksanan supervisi menggunakan
model percakapan pribadi?
Jawaban : Karena memang keterbatasan guru
141
dan waktu untuk melakukan
supervisi jadi saya untuk
memanggil guru beberapa kali. Di
saat jam jam kosong mengajar.
Pertanyaan : Kemudian bagaimana dengan guru
yang masih kurang dalam
perangkat pembelajaran. Apakah
dituntut untuk memperbaikinya?
Jawaban : Ya itu harus di lengkapi mbak.
Bagaimanapun caranya itu harus di
lengkapi.
1) Nara Sumber : Bapak Nur Aziz
Jabatan : Kepala Sekolah
Hari / Tanggal : Jum’at, 6 Maret 2015
Pertanyaan : Apa tindak lanjut yang Bapak
gunakan untuk mengatasi kendala
dalam pelaksanan supervisi
menggunakan model percakapan
pribadi?
Jawaban : kami memanggil guru yang
142
bersangkutan lebih dari satu kali.
Pertanyaan : Kemudian bagaimana dengan guru
yang masih kurang dalam
perangkat pembelajaran. Apakah
dituntut untuk memperbaikinya?
Jawaban : Ya jelas dong mbak. Semuanya harus
di lengkapi dan di perbaiki.
143
144
145
146
147
148
149
Riwayat Hidup Penulis
Nama : Sri Wuryani Tempat Tanggal Lahir : Temanggung,07 Desember 1990 Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Alamat : Mriyan Kulon RT 1 RW 02 Kundisari, Kedu,
Temanggung, Jawa Tenggah Pendidikan :
1. RA Alfalah
2. MI Miftakhulfalah Kundisari
3. MTS Muallimin Parakan
4. SMA Muhammadiyah 1 Temanggung Penggalaman Organisasi :
1. OSIS MTS Muallimin Parakan
2. Remaja Muhammadiyah SMA
Muhammadiyah 1 Temanggung
3. LDK Darul Amal STAIN Salatiga Email : [email protected] Motto Hidup : Dream, Work, Commit, Pray