MODEL-MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM nama...
Transcript of MODEL-MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM nama...
MODEL-MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM
nama :feri dwi haryanto/15105241029
Feri.blogs.uny.ac.id
Model adalah pola-pola penting yang berguna sebagai pedoman
untuk melakukan suatu tindakan. Model dapat ditemukan dalam
hampir setiap bentuk kegiatan pendidikan, seperti model
pengajaran, model adtninistrasi, model evaluasi, model supervisi
dan model lainnya. Menggunakan model pada perkembangan
kurikulum dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
Banyak sekolah/fakultas mempunyai rancangan untuk satu tahun,
mereka telah memikirkan polanya untuk memecahkan masalah
pendidikan atau prosedur yang tidak dapat dihindari, walaupun begitu
mereka tidak mempunyai lebel kegiataanya sebagai rancangan.
A. BEBERAPA MODEL
Peter E. Oliva menyajikan empat model perkembangan
kurikulum, yang dibedakan menjadi Model Deduktif dan Model
Induktif. Model deduktif adalah model yang dimulai dari hal umum
ke hal khusus. Sedangkan model induktif adalah model yang
dimulai dari hal khusus ke hal umum. Tiga model deduktif yang
disajikan adalah model Tyler; model Saylor, Alexander, Lewis; dan
model Oliva. Sedangkan model induktif yang disajikan adalah model
Taba.
Perkembangan kurikulum merupakan proses pembuatan keputusan
yang terencana dan untuk merevisi produk dari keputusan tersebut
berdasar pada evaluasi berkelanjutan. Sebuah model dapat
mengatur proses. Menurut Taba apabila seseorang memahami
perkembangan kurikulum sebagai tugas yang membutuhkan
keteraturan, maka harus diketahui aturan ketika keputusan dibuat
dan bagaimana cara keputusan-keputusan tersebut dibuat, untuk
memastikan bahwa semua pertimbangan yang relevan telah tercakup
dalam keputusan-keputusan tersebut.
KAITAN DESAIN DENGAN MODEL
B. MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM.
1. MODEL TABA
Taba menggunakan pendekatan akar rumput (grass-roots
approach) bagi perkembangan kurikulum. Taba percaya kurikulum
harus dirancang oleh guru dan bukan diberikan oleh pihak
berwenang. Menurut Taba guru harus memulai proses dengan
menciptakan suatu unit belajar mengajar khusus bagi murid-murid
mereka disekolah dan bukan terlibat dalam rancangan suatu
kurikulum umum. Karena itu Taba menganut pendekatan induktif
yang dimulai dengan hal khusus dan dibangun menjadi suatu
rancangan umum.
Menghindari penjelasan grafis dari modelnya, Taba
mencantumkan lima langkah urutan untuk mencapai perubahan
kurikulum, sebagai berikut :
1) Producing Pilot Units (membuat unit percontohan) yang mewakili
peringkat kelas atau mata pelajaran. Taba melihat langkah ini
sebagai penghubung antara teori dan praktek.
a. Diagnosis of needs (diagnosa kebutuhan). Pengembang
kurikulum memulai dengan menentukan kebutuhan-kebutuhan
siswa kepada siapa kurikulum direncanakan.
b. Formulation of objectives (merumuskan tujuan). Setelah
kebutuhan siswa didiagnosa, perencana kurikulum memerinci tujuan
– tujuan yang akan dicapai.
c. Selection of content (pemilihan isi). Bahasan yang akan dipelajari
berpangkal langsung dari tujuan-tujuan
d. Organization of content (organisasi isi). Setelah isi/bahasan dipilih,
tugas selanjutnya adalah menentukan pada tingkat dan urutan yang
mana mata pelajaran ditempatkan.
e. Selection of learning experiences (pemilihan pengalaman
belajar). Metodologi atau strategi yang dipergunakan dalam bahasan
harus dipilih oleh perencana kurikulum.
f. Orgcmzation of learning activities (organisasi kegiatan
pembelajaran). Guru memutuskan bagaimana mengemas kegiatan-
kegiatan pembelajaran dan dalam kombinasi atau urutan seperti apa
kegiatan-kegiatan tersebut akan digunakan.
g. Determination of what to evaluate and of the ways and means of doing it
(Penentuan tentang apa yang akan dievaluasi dan cara serta alat
yang dipakai untuk melakukan evaluasi). Perencana kurikulum
harus memutuskan apakah tujuan sudah tercapai. Guru rnemilih alat dan
teknik yang tepat untuk menilai keberhasilan siswa dan untuk
menentukan apakah tujuan kurikulum sudah tercapai.
h. Checking for balance and sequence (memeriksa keseimbangan
dan urutan). Taba meminta pendapat dari pekerja kurikulurn untuk
melihat konsistensi diantara berbagai bagian dari unit belajar
mengajar, untuk melihat alur pembelajaran yang baik dan untuk
keseimbangan antara berbagai macam pembalajaran dan ekspresi.
2. Testing Experimental Units (menguji unit percobaan). Uji ini diperlukan
untuk mengecek validitas dan apakah materi tersebut dapat
diajarkan dan untuk mcnetapkan batas atas dan batas bawah dari
kemampuan yang diharapkan.
3. Revising and Consolidating (revisi dan konsolidasi). Unit
pembelajaran dimodifikasi menyesuaikan dengan keragaman
kebutuhan dan kemampuan siswa, sumber daya yang tersedia dan
berbagai gaya mengajar sehingga kurikulum dapat sesuai dengan
semua tipe kelas.
4. Developing a framework (pengembangan kerangka kerja). Setelah
sejumlah unit dirancang, perencana kurikulum harus memeriksa
apakah ruang lingkup sudah memadai dan urutannya sudah benar.
5. Installing and disseminating new units (memasang dan
menyebarkan unit-unit baru). Mengatur pelatihan sehingga guru-
guru dapat secara efektif mengoperasikan unit belajar mengajar di
kelas mereka.
2. MODEL SAYLOR, ALEXANDER, DAN LEWIS
Model ini membentuk curriculum planning process (proses
perencanaan kurikulum).Untuk mengerti model ini, kita harus
menganalisa konsep kurikulum dan konsep rencana kurikulum
mereka. Kurikulum menurut mereka adalah "a plan for providing
sets of learning opportunities for persons to be educated" ; sebuah
rencana yang menyediakan kesempatan belajar bagi orang yang
akan dididik. Namun, rencana kurikulum tidak dapat dimengerti sebagai
sebuah dokumen tetapi lebih sebagai beberapa rencana yang lebih
kecil untuk porsi atau bagian kurikulum tertentu.
A. Tujuan, Sasaran dan Bidang Kegiatan
Model ini menunjukkan bahwa perencana kurikulum mulai dengan
menentukan atau menetapkan tujuan sasaran pendidikan yang
khusus dan utama yang akan mereka capai. Saylor, Alexander dan
Lewis, mengklasifikasi serangkaian tujuan ke dalam empat (4)
bidang kegiatan dimana pembelajaran terjadi, yaitu :
perkembangan pribadi, kompetensi social, ketrampilan yang
berkelanjutan dan spesialisasi. Setelah tujuan dan sasarn serta
bidang kegiatan ditetapkan, perencana memulai proses merancang
kurikulum. Diputuskan kesempatan belajar yang tepat bagi masing-
masing bidang kegiatan dan bagaimana serta kapan kesempatan ini
akan disediakan.
B. Cara Pengajaran
Setelah rancangan dibuat (mungkin lebih dari satu rancangan),
guru-guru yang menjadi bagian dari rencana kurikulum, harus
membuat rencana pengajaran. Mereka memilih metode bagaimana
kurikulum dapat dihubungkan dengan pelajar. Guru pada tahap ini harus
dikenalkan dengan istilah tujuan pengajaran. Sehingga guru dapat
memerinci tujuan pengajaran sebelum memilih strategi atau cara
presentasi.
C. Evaluasi
Akhirnya perencana kurikulum dan guru terlibat dalam evaluasi.
Mereka harus memilih teknik evaluasi yang akan digunakan.
Saylor, Alexander dan Lewis mengajukan suatu rancangan yang
mengijinkan : (1) evaluasi dari seluruh program pendidikan sekolah,
termasuk tujuan, subtujuan, dan sasaran; keefektifan pengajaran akan
pencapaian siswa dalam bagian tertentu dari program, juga (2)
evaluasi dari program evaluasi itu sendiri. Proses evaluasi
memungkinkan perencana kurikulum menetapkan apakah tujuan
sekolah dan tujuan pengajaran telah tercapai.
3. MODEL TYLER
Model Tyler adalah model yang paling dikenal bagi
perkembangan kurikulum dengan perhatian khusus pada fase
perencanaan, dalam bukunya Basic Principles of Curriculum and
Instruction. The Tyler Rationale, suatu proses pemilihan tujuan
pendidikan, dikenal luas dan dipraktekkan dalam lingkungan
kurikulum. Walaupun Tyler mengajukan suatu model yang komprehensif
bagi perkembangan kurikulum, bagian pertarna dari model Tyler,
pemilihan tujuan, mendapat banyak perhatian dari pendidik lain.
Tyler menyarankan perencana kurikulurn (1) mengidentifikasi
tujuan umurn dengan mengumpulkan data dari tige sumber, yaitu
pelajar, kehidupan diluar sekolah dan mata pelajaran. Setelah
mengidentifikasi beberapa tujuan umurn, perencana (2)
memperbaiki tujuan-tujuan ini dengan menyaring melalui dua
saringan, yaitu filsalat pendidikan dan filsafat sosial di sekolah, dan
pembelajaran psikologis. (3) tujuan umum yang lolos saringan
menjadi tujuan-tujuan pengajaran.
Sumber data yang dimaksud Tyler adalah (a) kebutuhan dan
minat siswa; dengan meneliti kebutuhan dan minat siswa,
pengembang kurikulum mengidentifikasi serangkaian tujuan yang
potensial. (b) analisa kehidupan kontemporer di lingkungan lokal
dan masyarakat pada skala besar merupakan iangkah selanjutnya
dalam proses merumuskan tujuan-tujuan umurn; dari kebutuhan
masyarakat mengalir banyak tujuan pendidikan yang potensial. (c) mata
pelajaran.
Dari ketiga sumber di atas diperoleh tujuan yang luas dan
umum yang masih kurang tepat, sehingga Oliva menyebutnya tujuan
pengajaran.
Apabila rangkaian tujuan yang mungkin diterapkan telah
ditentukan, diperlukan proses penyaringan untuk rnenghilangkan
tujuan yang tidak penting dan bertentangan.
(a) Saringan Filsafat; Tyler menyarankan guru untuk membuat garis
besar nilai yang merupakan komitmen sekolah.
(b) Saringan Psikologis; untuk menerapkan saringan psikologis,
guru harus mengklarifikasi prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat.
Psikologi pembelajaran tidak hanya mencakup temuan-temuan
khusus dan jelas tetapi juga melibatkan rumusan dari teori
pembelajaran yang membantu menggarisbawahi asal usul proses
pembelajaran, bagaimana proses itu terjadi, pada kondisi seperti
apa, bagaimana mekanismenya dan sebagainya.
4. MODEL OLIVA
Model perkembangan kurikulurn menurut Oliva terdiri dari tiga
kriteria, yaitu : simple, komprehensif dan sistematis. Walaupun
model ini mewakili komponen-komponen paling penting, namun model
ini dapat diperluas menjadi model yang menyediakan detil tambahan
dan menunjukkan beberapa proses yang diasumsikan oleh model yang
lebih sederhana.
Model perkembangan kurikulurn dari Oliva 1976 mempunyai 6
komponen yaitu:
1) Statement of philosophy
2) Statement of goals
3) Statement of objectives
4) Design of plan
5) Implementation
6) evaluation
Dan dalam perkembangannnya menjadi 12 komponen.
5.MODEL WHELER
6.MODEL NICHOLAS
7.MODEL SKILBECK
http://www.retcia.com/2011/12/model-model-pengembangan-kurikulum.html
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/model-model%20pengkur.pdf