MOCHAMMAD YUSUF KRISHNA SATRIA D 111 12 283
Transcript of MOCHAMMAD YUSUF KRISHNA SATRIA D 111 12 283
JURNAL TUGAS AKHIR
TINJAUAN SISI OPERASI WADUK DALAM MENUNJANG
INTENSITAS TANAM
Oleh :
MOCHAMMAD YUSUF KRISHNA SATRIA
D 111 12 283
JURUSAN SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
2017
1
TINJAUAN SISI OPERASI WADUK DALAM MENUNJANG
INTENSITAS TANAM
REVIEW OF THE SIDE OF RESERVOIR OPERATION IN SUPPORTING PLANT INTENSITY
Mochammad Yusuf Krishna Satria, Rita Tahir Lopa, Farouk Maricar Jurusan Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Gowa
Alamat Korespondensi Mochammad Yusuf Krishna Satria Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Hasanuddin Gowa, 92133 HP : 082393512636 Email : [email protected]
2
TINJAUAN SISI OPERASI WADUK DALAM MENUNJANG
INTENSITAS TANAM
REVIEW OF THE SIDE OF RESERVOIR OPERATION IN SUPPORTING PLANT INTENSITY
Mochammad Yusuf Krishna Satria 1, Rita Tahir Lopa 2, Farouk Maricar 2
ABSTRAK Waduk merupakan salah satu alternatif yang bisa digunakan untuk menunjang irigasi. Salah satu daerah yang
memanfaatkan waduk adalah Kabupaten Bone. Waduk Ponre-Ponre merupakan salah satu waduk yang berada di
Kabupaten Bone. Pembangunan Waduk Ponre-Ponre memiliki tujuan untuk mengairi daerah irigasi di daerah tersebut
yang luasnya 4411 ha. Sehubungan dengan tujuan tersebut maka dibutuhkan analisis curah hujan setengah bulan, debit
andalan, curah hujan efektif, kebutuhan air irigasi, tampungan waduk dan pola operasi waduk. Hasil dari penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa debit andalan yang terjadi adalah 4,33 đť‘š3/đť‘‘, tampungan waduk awal mencapai 48.700.000
đť‘š3kebutuhan air irigasi yang tertinggi terjadi pada Bulan Oktober mencapai 3,093 l/dtk/ha. Untuk intensitas tanam
mencapai 105% dari luas lahan 4411 ha.
Kata Kunci : Waduk Ponre-Ponre, Kebutuhan Air Irigasi, Tampungan Waduk, Intensitas Tanam
ABSTRACT Reservoir is one alternative that can be used to support irrigation. One of the areas that utilize the reservoir is
Bone Regency. Ponre-Ponre Reservoir is one of the reservoirs located in Bone District. The Ponre-Ponre Reservoir
construction aims to irrigate irrigated areas in the area with an area of 4411 ha. In relation to the objectives, a half-month
rainfall analysis is needed, reliable debit, effective rainfall, irrigation water needs, reservoir and reservoir operation pattern.
The results of this study can be concluded that the mainstay discharge that occurs is 4.33 m3/s, the initial reservoir reaches
48.700.000 m3. The highest irrigation water demand occurs in October reached 3.093 l / s / ha. For the intensity of planting
reaches 105% of the land area of 4411 ha.
Keywords: Ponre-ponre Resevoir, Irrigation Water Needs, Reservoir Basin, Intensity of Planting
1Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin
2Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin
3
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hal yang biasa dimanfaatkan untuk
pertanian adalah irigasi. Irigasi adalah usaha
penyediaan, pengaturan dan pembuangan air
irigasi untuk menunjang pertanian yang
jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi
rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa,
dan irigasi tambak (PP No. 20 tahun 2006
tentang Irigasi).
Waduk merupakan salah satu alternatif
yang bisa menujang kebutuhan air pada areal
pertanian. Waduk Dalam Peraturan Pemerintah
No 37 Tahun 2010 tentang Bendungan
dijelaskan bahwa defenisi bendungan adalah
bangunan yang berupa urugan tanah, urugan
batu, beton, dan pasangan batu yang dibangun
selain untuk menahan dan menampung air,
dapat pula dibangun untuk menahan dan
menampung limbah (tailing), atau menampung
lumpur sehingga terbentuk waduk.
Waduk sebagai alternatif sarana irigasi,
diharapkan mampu melayani kebutuhan air
pada areal pertanian yang cukup luas, baik
untuk tanaman jangka panjang maupun jangka
pendek. Waduk merupakan tempat
penampungan air musim agar menjamin
ketersediaan air pada musim kemarau.
TINJAUAN PUSTAKA
Irigasi
Irigasi adalah usaha penyediaan,
pengaturan dan pembuangan air irigasi untuk
menunjang pertanian yang jenisnya meliputi
irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air
bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak
(PP No. 20 tahun 2006 tentang Irigasi).
Debit Andalan
Debit andalan adalah besarnya debit yang
tersedia di suatu lokasi sumber air (misalnya:
sungai) untuk dapat dimanfaatkan/dikelola
dalam penyediaan air (misalnya: air baku dan air
irigasi) dengan resiko kegagalan yang telah
diperhitungkan.
Kebutuhan Air di Sawah Kebutuhan air irigasi adalah jumlah
volume air yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan evapotranspirasi, kehilangan air,
kebutuhan air untuk tanaman dengan
memperhatikan jumlah air yang diberikan oleh
alam melalui hujan dan kontribusi air tanah.
Kebutuhan air untuk tanaman pada
suatu jaringan irigasi merupakan air yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman yang
optimal tanpa kekurangan air. Kebutuhan air di
sawah untuk padi ditentukan oleh faktor–faktor
berikut:
1 Penyiapan lahan
2 Penggunaan konsumtif
3 Perkolasi dan rembesan
4 Pergantian lapisan air
5 Curah hujan efektif
Waduk
Waduk dalam Peraturan Pemerintah No 37
Tahun 2010 tentang Bendungan dijelaskan
bahwa defenisi bendungan adalah bangunan
yang berupa urugan tanah, urugan batu, beton,
dan pasangan batu yang dibangun selain untuk
menahan dan menampung air, dapat pula
dibangun untuk menahan dan menampung
limbah (tailing), atau menampung lumpur
sehingga terbentuk waduk (Anonim, 2010)
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi Daerah Studi
Gambar 1. Lokasi Daerah Studi
4
Diagram Alir Penelitian
Gambar 2. Diagram Alir Penelitian
Tahapan Penelitian
Untuk penyelesaian studi sehingga maksud dan
tujuan yang diharapkan dapat tercapai, maka tahapan
penyelesaian dan analisa yang dilakukan sebagai
berikut :
1. Menghitung curah hujan setengah bulan
2. Menghitung debit andalan dengan
menggunakan Metode F.J. Mock.
3. Menghitung volume tampungan waduk
4. Menghitung kebutuhan air iriga
5. Menghitung pola operasi waduk
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada perhitungan debit andalan didapat nilai
tertinggi 4,33 đť‘š3/đť‘‘ dan volume tampungan sebesar
48.700.000 đť‘š3.
Perhitungan Curah Hujan Efektif bisa dilihat
pada tabel curah hujan efektif
Tabel 1. Curah Hujan Efektif
Tabel 2. Kebutuhan Air untuk Tanaman Padi
Bulan April – Agustus
Gambar Rekapitulasi HSS Nakayasu
Tabel 3. Kebutuhan Air untuk Tanaman Padi
Bulan Oktober - Februari
Tabel 4. Operasi Waduk Bulan Januari - April
5
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
40000
Jan
feb
mar
apr
mei
jun jul
agu
st
sep
t
okt
no
v
des
Kebutuhan Air Ketersediaan Air
Tabel 5. Operasi Waduk Bulan Mei - Agustus
Tabel 6. Operasi Waduk Bulan September –
Desember
Gambar 3. Grafik Perbandingan Operasi
Waduk dan Kebetuhan Air Pada
Waduk Ponre-Ponre
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa perhitungan dapat
disimpulkan bahwa:
1. Berdasarkan perhitungan ketersediaan
air untuk Waduk Ponre ponre bisa
mencukupi kebutuhan air pada daerah
irigasi tersebut. Dengan tampungan
awal sebesar 48.700.000 m3 dan di
akhir masa tanam sebesar 1.695.987,54
m3.
2. Berdasarkan perhitungan kebutuhan air
untuk Waduk Ponre ponre dalam
setahun bervariasi. Kebutuhan air
tertinggi terjadi pada Bulan Mei 1 yaitu
sebesar 9.992,864 liter detik,
sedangkan terendah terjadi pada Bulan
Februari 2 yaitu sebesar 62,441
liter/detik.
3. Berdasarkan perhitungan operasi
waduk, intensitas tanam bisa meningkat
105 % dibagi menjadi 100 % untuk pola
tanam 1 dan 5 % untuk pola tanam 2.
Saran
Beberapa saran yang dapat dapat
disarankan untuk perhitungan selanjutnya:
1. Untuk analisis perhitungan dengan
tinjauan yang sama bisa menggunakan
metode sehingga bisa dibandingkan
dengan metode sebelumnya yang sudah
digunakan.
2. Perlu ada analisa mengenai volume
sedimen di wilayah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Anonim, 2006. Prakarsa Strategi Pengelolaan Sumber Daya Air Untuk Mengatasi Banjir dan Kekeringan di Pulau Jawa. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
[2] Anonim. 1980. Standar Industri
Indonesia (SII) 0052-80. Mutu dan Cara
Uji Agregat. Departemen Perindustrian
Republik Indonesia. [3] Sosrodarsono, S & Takeda, K. 1976.
Hidrologi untuk Pengairan. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
[4] Edy Sriyono, 2012. Soemarto, C. D. 1986. Hidrologi Teknik Edisi 1. Surabaya: Penerbit Usaha Nasional.
[5] Soetopo. W. (2010). Operasi Waduk Tunggal. Malang: CV. Asrori
[6] Direktorat Jenderal Sumber Daya Air. 2010. Standar Perencanaan Irigasi Kriteria Perencanaan Bagian Jaringan Irigasi KP - 01.
[7] Sosrodarsono, Suyono dan Takeda, Kensaku. 2003. Hidrologi untuk Pengairan. Pradna Paramita, Jakarta.
[8] Sidharta, SK. 1997. Irigasi dan Bangunan Air. Gunadarma, Jakarta.
[9] Anonim. (2010). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tentang Bendungan. Jakarta.
[10] Anonim. (2004). Pedoman Pengoperasian Waduk Tunggal, Departemen Permukiman dan Prasarana
Wilayah, Jakarta.
6
[11] Aprizal. (2003). Optimasi Waduk Menggunakan Program Dinamik Stokastik (Kasus Waduk Saguling Jawa Barat), Tesis, Semarang: Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.
[12] Suhardjono. 1994. Kebutuhan Air Tanaman. Malang: Institut Teknologi Nasional.
[13] Mock, F. J., (1973). Land capability appraisal, Indonesia. Water availability appraisal - Basic Study 1 (English). FAO, Rome (Italy).
[13] Gunawan, Gusta. 2005. “Evaluasi pola operasi multi waduk sebagai upaya untuk memberikan nilai tambah pada waduk yang terletak secara serial”. Jurnal Penelitian UNIB vol.IX No.1. Bengkulu.
.