mitigasi longsor

10
http://shanty28danevi09.blogspot.com/2012/11/definisi-longsor.html Mitigasi bencana tanah longsor berarti segala usaha untuk meminimalisasi akibat terjadinya tanah longsor. Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menekan bahaya tanah longsor dibagi menjadi 3 yaitu: 4.1. Tahap awal (preventif) Langkah pertama dalam upaya meminimalkan kerugian akibat bencana tanah longsor adalah: a. Identifikasi daerah rawan dan pemetaan. Dari evaluasi terhadap lokasi gerakan tanah yang telah terjadi selama ini ternyata lokasi- lokasi kejadian gerakan tanah merupakan daerah yang telah teridentifikasi sebagai daerah yang memiliki kerentanan menengah hingga tinggi. b. Penyuluhan pencegahan dan penanggulangan bencana alam gerakan tanah dengan memberikan informasi mengenai bagaimana dan kenapa tanah longsor, gejala gerakan tanah dan upaya pencegahan serta penangulangannya. c. Pemantauan daerah rawan longsor dan dilakukan secara terus menerus dengan tujuan untuk mengetahui mekanisme gerakan tanah dan faktor penyebabnya serta mengamati gejala kemungkinan akan terjadinya longsoran.[/list] Gambar 1. Bagan alir sistem manajemen bencana longsor (Karnawati, 2002) d. Pengembangan dan penyempurnaan manajemen mitigasi gerakan tanah baik dalam skala nasional, regional maupun lokal secara berkelanjutan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan menggalang kebersamaan segenap lapisan masyarakat (gambar 1). e. Perencanaan pengembangan sistem peringatan dini di daerah rawan bencana. f. Pola pengelolaan lahan untuk budidaya tanaman pertanian, perkebunan yang sesuai dengan azas pelestarian lingkungan dan kestabilan lereng. g. Hindari bermukim atau mendirikan bangunan di tepi lembah sungai terjal. h. Hindari melakukan penggalian pada daerah bawah lereng terjal yang akan mengganggu kestabilan lereng sehingga mudah longsor. i. Hindari membuat pencetakan sawah baru atau kolam pada lereng yang terjal karena air yang digunakan akan mempengaruhi sifat fisik dan

description

mitigasi longsor

Transcript of mitigasi longsor

http://shanty28danevi09.blogspot.com/2012/11/definisi-longsor.htmlMitigasi bencana tanah longsor berarti segala usaha untuk meminimalisasi akibat terjadinya tanah longsor. Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menekan bahaya tanah longsor dibagi menjadi 3 yaitu:

4.1. Tahap awal (preventif)

Langkah pertama dalam upaya meminimalkan kerugian akibat bencana tanah longsor adalah:a. Identifikasi daerah rawan dan pemetaan. Dari evaluasi terhadap lokasi gerakan tanah yang telah terjadi selama ini ternyata lokasi-lokasi kejadian gerakan tanah merupakan daerah yang telah teridentifikasi sebagai daerah yang memiliki kerentanan menengah hingga tinggi.b. Penyuluhan pencegahan dan penanggulangan bencana alam gerakan tanah dengan memberikan informasi mengenai bagaimana dan kenapa tanah longsor, gejala gerakan tanah dan upaya pencegahan serta penangulangannya.c. Pemantauan daerah rawan longsor dan dilakukan secara terus menerus dengan tujuan untuk mengetahui mekanisme gerakan tanah dan faktor penyebabnya serta mengamati gejala kemungkinan akan terjadinya longsoran.[/list]

Gambar 1. Bagan alir sistem manajemen bencana longsor (Karnawati, 2002)d. Pengembangan dan penyempurnaan manajemen mitigasi gerakan tanah baik dalam skala nasional, regional maupun lokal secara berkelanjutan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan menggalang kebersamaan segenap lapisan masyarakat (gambar 1).e. Perencanaan pengembangan sistem peringatan dini di daerah rawan bencana.f. Pola pengelolaan lahan untuk budidaya tanaman pertanian, perkebunan yang sesuai dengan azas pelestarian lingkungan dan kestabilan lereng.g. Hindari bermukim atau mendirikan bangunan di tepi lembah sungai terjal.h. Hindari melakukan penggalian pada daerah bawah lereng terjal yang akan mengganggu kestabilan lereng sehingga mudah longsor.i. Hindari membuat pencetakan sawah baru atau kolam pada lereng yang terjal karena air yang digunakan akan mempengaruhi sifat fisik dan keteknikan yaitu tanah menjadi lembek dan gembur sehingga kehilangan kuat gesernya yang mengakibatkan tanah mudah bergerak.j. Penyebarluasan informasi bencana gerakan tanah melalui berbagai media dan cara sehingga masyarakat, baik secara formal maupun non formal.

4.2. Tahap bencanaHal penting yang harus dilakukan ketika suatu daerah terkena bencan tanah longsor diantaranya:a. Menyelamatkan warga yang tertimpa musibahb. Pembentukan pusat pengendlian (Crisis Center).c. Evakuasi korban ke tempat yang lebih aman.d. Pendirian dapur umum, pos-pos kesehatan dan penyediaan air bersih.e. Pendistribusian air bersih, jalur logistik, tikar dan selimut.f. Pencegahan berjangkitnya wabah penyakit.g. Evaluasi, konsultasi dan penyuluhan.

4.3. Tahap pasca bencana

Berlalunya bencana tanah longsor bukan berarti permasalahan sudah selesai, masih ada beberapa tahapan yang perlu kita lakukan:a. Penyusunan dan penyempurnaan peraturan tata ruang dalam upaya mempertahankan fungsi daerah resapan air.b. Mengupayakan semaksimal mungkin pengembalian fungsi kawasan hutan lindung.c. Mengevaluasi dan memperketat studi AMDAL pada kawasan vital yang berpotensi menyebabkan bencana.d. Mengevaluasi kebijakan Instansi/Dinas yang berpengaruh terhadap terganggunya ekosistem.e. Penyediaan lahan relokasi penduduk yang bermukim di daerah bencana, sabuk hijau dan di sepanjang bantaran sungai.f. Normalisasi areal penyebab bencana, antara lain seperti normalisasi aliran sungai dan bantaran sungai dengan membuat semacam polder dan sudetan.g. Rehabilitasi sarana dan prasarana pendukung kehidupan masyarakat yang terkena bencana secara permanen (seperti: perbaikan sekolah, pasar, tempat ibadah, jalan, jembatan, tanggul dll).h. Menyelenggarakan forum kerjasama antar daerah dalam penanggulangan bencana.

5. Kesimpulan

Bencana alam tanah longsor masih tetap berpotensi terjadi di tahun-tahun mendatang, mengingat kondisi alam (morfologi dan geologi) di beberapa wilayah di Indonesia berbakat untuk longsor terutama di musim hujan. Potensi terjadinya longsoran ini dapat diminimalkan dengan memberdayakan masyarakat untuk mengenali tipologi lereng yang rawan longsor, gejala awal longsor, serta upaya antisipasi dini yang harus dilakukan, sehingga pengembangan dan penyempurnaan manajemen mitigasi gerakan tanah baik dalam skala nasional, regional maupun lokal secara berkelanjutan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan menggalang kebersamaan segenap lapisan masyarakat.http://revierizkaplh.blogspot.com/ :: Kajian Peta Rawan Bencana Sosial Jawa Barat 1HASIL PEMETAAN DAERAH RAWAN KONFLIK SOSIALDI KABUPATEN BOGORKARAKTERISTIKKabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah yang berbatasan langsung dengan ibu kotaNegara RI dan secara geografis mempunyai luas 2.371.21 km persegi, terletak di antara 6.19derajat sampai 6.47 derajat lintang selatan dan 106 107 derajat bujur timur. Batas-bataswilayah Kabupaten Bogor adalah sebagai berikut:1. Sebelah Utara: berbatasan dengan Depok/DKI Jakarta.2. Sebelah Barat: berbatasan dengan Kabupaten Lebak Propinsi Banten.3. Sebelah Barat Daya: Kabupaten Tangerang Propinsi Banten.4. Sebelah Timur: Kabupaten Purwakarta Propinsi Jawa Barat.5. Sebelah Timur Laut: Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat6. Sebelah Selatan: Kabupaten Sukabumi Propinsi Jawa Barat7. Sebelah Tenggara: Kabupaten Cianjur Propinsi Jawa Barat.Menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson, iklim di Kabupaten Bogor termasuk iklim tropis Tipe A(sangat basah) di Bagian Selatan dan Tipe B (basah) di bagian utara. Suhu rata-rata KabupatenBogor antara 20 derajat celsius sampai 30 derajat celsius. Curah hujan tahunan antara 2.500 mmsampai lebih dari 5000 mm per tahun. Khusus di wilayah bagian utara yang berbatasan denganDKI Jakarta, Tangerang, dan Bekasi curah hujannya kurang dari 2.500 mm per tahun. Olehkarena itu, Bogor mendapat sebutan sebagai Kota Hujan. Ketinggian Kabupaten Bogor berkisarantara 15 2500 meter di atas permukaan laut. Bentuk daratan atau tanah di Kabupaten Bogorsekitar 100 156 m berbentuk dataran rendah yang terletak di bagian utara, sekitar 100 500 mmerupakan tanah bergelombang yang terletak di bagian tengah, pegunungan seluas 500 1000m dan pegunungan tinggi dan daerah Puncak seluas 2000 2500 m.

Berikut adalah beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya tanah longsor.1. HujanAncaman tanah longsor biasanya dimulai pada bulan November seiring meningkatnya intensitas hujan. Musim kering yang panjang akan menyebabkan terjadinya penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah besar. Muncul-lah pori-pori atau rongga tanah, kemudian terjadi retakan dan rekahan tanah di permukaan. Pada saat hujan, air akan menyusup ke bagian yang retak. Tanah pun dengan cepat mengembang kembali. Pada awal musim hujan, kandungan air pada tanah menjadi jenuh dalam waktu singkat. Hujan lebat pada awal musim dapat menimbulkan longsor karena melalui tanah yang merekah itulah, air akan masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan gerakan lateral. Apabila ada pepohonan di permukaan, pelongsoran dapat dicegah karena air akan diserap oleh tumbuhan. Akar tumbuhan juga berfungsi sebagai pengikat tanah.2. Lereng terjalLereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya pendorong. Lereng yang terjal terbentuk karena pengikisan air sungai, mata air, air laut, dan angin. Kebanyakan sudut lereng yang menyebabkan longsor adalah 180 apabila ujung lerengnya terjal dan bidang longsorannya mendatar.3. Tanah yang kurang padat dan tebalJenis tanah yang kurang padat adalah tanah lempung atau tanah liat dengan ketebalan lebih dari 2,5 meter dan sudut lereng > 220. Tanah jenis ini memiliki potensi untuk terjadinya tanah longsor, terutama bila terjadi hujan. Selain itu, jenis tanah ini sangat rentan terhadap pergerakan tanah karena menjadi lembek jika terkena air dan pecah jika udara terlalu panas.4. Batuan yang kurang kuatPada umumnya, batuan endapan gunungapi dan batuan sedimen berukuran pasir dan campuran antara kerikil, pasir, dan lempung kurang kuat. Batuan tersebut akan mudah menjadi tanah jika mengalami proses pelapukan dan umumnya rentan terhadap tanah longsor apabila terdapat pada lereng yang terjal.5. Jenis tata lahanTanah longsor banyak terjadi di daerah tata lahan persawahan, perladangan, dan adanya genangan air di lereng yang terjal. Pada lahan persawahan akarnya kurang kuat untuk mengikat butir tanah dan membuat tanah menjadi lembek dan jenuh dengan air sehingga mudah terjadi longsor. Sedangkan untuk daerah perladangan penyebabnya adalah karena akar pohonnya tidak dapat menembus bidang longsoran yang dalam dan umumnya terjadi di daerah longsoran lama.6. GetaranGetaran yang terjadi biasanya diakibatkan oleh gempabumi, ledakan, getaran mesin, dan getaran lalulintas kendaraan. Akibat yang ditimbulkannya adalah tanah, badan jalan, lantai, dan dinding rumah menjadi retak.7. Susut muka air danau atau bendunganAkibat susutnya muka air yang cepat di danau maka gaya penahan lereng menjadi hilang, dengan sudut kemiringan waduk 220 mudah terjadi longsoran dan penurunan tanah yang biasanya diikuti oleh retakan.8. Adanya beban tambahanAdanya beban tambahan seperti beban bangunan pada lereng, dan kendaraan akan memperbesar gaya pendorong terjadinya longsor, terutama di sekitar tikungan jalan pada daerah lembah. Akibatnya adalah sering terjadinya penurunan tanah dan retakan yang arahnya ke arah lembah.9. Pengikisan/erosiPengikisan banyak dilakukan oleh air sungai ke arah tebing. Selain itu akibat penggundulan hutan di sekitar tikungan sungai, tebing akan menjadi terjal.10. Adanya material timbunan pada tebingUntuk mengembangkan dan memperluas lahan pemukiman umumnya dilakukan pemotongan tebing dan penimbunan lembah. Tanah timbunan pada lembah tersebut belum terpadatkan sempurna seperti tanah asli yang berada di bawahnya. Sehingga apabila hujan akan terjadi penurunan tanah yang kemudian diikuti dengan retakan tanah.11. Bekas longsoran lamaLongsoran lama umumnya terjadi selama dan setelah terjadi pengendapan material gunung api pada lereng yang relatif terjal atau pada saat atau sesudah terjadi patahan kulit bumi. Bekas longsoran lama memilki ciri: Adanya tebing terjal yang panjang melengkung membentuk tapal kuda. Umumnya dijumpai mata air, pepohonan yang relatif tebal karena tanahnya gembur dan subur. Daerah badan longsor bagian atas umumnya relatif landai. Dijumpai longsoran kecil terutama pada tebing lembah. Dijumpai tebing-tebing relatif terjal yang merupakan bekas longsoran kecil pada longsoran lama. Dijumpai alur lembah dan pada tebingnya dijumpai retakan dan longsoran kecil. Longsoran lama ini cukup luas.12. Adanya bidang diskontinuitas (bidang tidak sinambung)Bidang tidak sinambung ini memiliki ciri: Bidang perlapisan batuan Bidang kontak antara tanah penutup dengan batuan dasar Bidang kontak antara batuan yang retak-retak dengan batuan yang kuat. Bidang kontak antara batuan yang dapat melewatkan air dengan batuan yang tidak melewatkan air (kedap air). Bidang kontak antara tanah yang lembek dengan tanah yang padat. Bidang-bidang tersebut merupakan bidang lemah dan dapat berfungsi sebagai bidang luncuran tanah longsor.13. Penggundulan hutanTanah longsor umumnya banyak terjadi di daerah yang relatif gundul dimana pengikatan air tanah sangat kurang.14. Daerah pembuangan sampahPenggunaan lapisan tanah yang rendah untuk pembuangan sampah dalam jumlah banyak dapat mengakibatkan tanah longsor apalagi ditambah dengan guyuran hujan, seperti yang terjadi di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Leuwigajah di Cimahi. Bencana ini menyebabkan sekitar 120 orang lebih meninggal.sumber: http://piba.tdmrc.orgSederhananya, bencana alam diartikan sebagai sebuah peristiwa alamiah yang memiliki akibat negatif yang signifikan terhadap populasi makhluk hidup. Peristiwa ini cukup beragam, salah satunya adalah tanah longsor. Apa itu tanah longsor? Para ilmuan menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan bencana alam tanah longsor adalah peristiwa geologis yang ditandai dengan bergeraknya masa bebatuan serta tanah dalam berbagai tipe juga jenis. Karakter utama tanah longsor adalah adanya campur tangan gravitasi. Karena itu,bencana alam tanah longsor selalu terjadi di daerah dengan kemiringan seperti bukit dan pegunungan. Tapi apakah gravitasi satu-satunyapenyebab tanah longsor? Tentu tidak.

Faktor Penyebab Tanah Longsor

Ada beragam pemicu maupun pendorong terjadinya bencana alam tanah longsor. Kami merangkumnya berikut ini untuk Anda.

Curah Hujan

Intensitas hujan yang semakin meningkat akan memperbesar peluang terjadinya tanah longsor. Pada saat musim kemarau, air yang terkunci di dalam tanah akan menguap dalam jumlah yang cukup besar. Hal ini kemudian meninggalkan permukaan tanah dalam keadaan berongga atau berpori yang dalam keadaan tertentu akan berujung pada retakan tanah. Pada saat masuk musim penghujan, air kemudian akan memenuhi retakan pada tanah. Selanjutnya tanah akan mengembang/merekah. Namun hal ini kemudian berbuntut pada munculnya gerakan lateral sebab air terakumulasi pada bagian dasar lereng. Kondisi ini rawan longsor terlebih pada lokasi tersebut jarang terdapat pepohonan sebagai penyerap air dan pengikat tanah.

Lokasi Yang Terjal

Berdasarkan penelitian ahli, kebanyakan wilayah yang mengalami tanah longsor adalah titik dengan kemiringan mencapai sudut 180 derajat dengan ujung lereng terjal dan bidang longoran yang mendatar.

Kondisi Tanah

Selain faktor di atas, patut juga disebutkan andil kondisi tanah dalam memperbesar peluang terjadinya bencana alam tanah longsor. Jenis tanah yang kurang padat memiliki kesempatan yang lebih besar untuk longsor ketimbang jenis tanah lainnya. Mengapa? Sebab tanah lempung ini mudah pecah saat kemarau dan mudah lembek saat terkena air terlebih dalam jumlah yang melimpah.

Bebatuan Kurang Kuat

Bebatuan yang kurang kuat juga turut menjadi faktor penyebab tanah longsor. Tanah dengan campuran pasir, keirkil, dan sedikit lempung sangat mudah mengalami pelapukan dan rentan longsor.

Tanah Sebagai Lahan

Umumnya tanah yang dimanfaatkan sebagai ladang, persawahan, tambang dan lain-lain akan mengalami penurunan kualitas seperti lembek serta cenderung jenuh pada air. Kondisi ini akan membuat tanah rentan longsor.

Getaran

Penyebab tanah longsorlainnya adalah getaran yang bisa saja bersumber dari gempa bumi, mesin, lalulintas kendaraan dan lain-lain. Akibatnya adalah tanah yang kemudian longsor, jalanan yang retak dan lain-lain.

Susustnya permukaan air danau.

Kondisi ini bisa menjadi biang tanah longsor sebab gaya penahan pada lereng hilang. Kondisi ini kemudian diperparah dengan kemiringan waduk atau danau.

Terdapat Beban Tambahan

Apabila terdapat beban tambahan yang cukup berat, bukan hal yang mustahil jika tanah mengalami keretakan, penurunan dan bahkan longsor.

Minimnya Pepohonan

Penyebab tanah longsoryang satu ini tentu sudah familiar. Kita sudah paham betul bahwa salah satu fungsi pepohonan adalah untuk mengunci tanah. Apabila suatu wilayah pegunungan atau lereng botak nyaris tak berpohon, dalam kondisi musim penghujan ia akan mudah longsor.

Buang Sampah Sembarangan

Mungkin penyebab yang satu ini di luar pemikiran Anda. Tapi kebiasaan masyarakat yang gemar membuang sampah di wilayah lereng bisa menjadi penyebab tanah longsor. Mengapa? Sebab sampah yang dibuang perlahan masuk ke dalam lapisan tanah dan membuatnya tidak solid alias rapuh. Kondisi ini akan mudah longsor terlebih di musim penghujan.http://ekosistem-ekologi.blogspot.com/2013/11/apa-saja-penyebab-tanah-longsor.html