Mitha dashor 1 Fix

15
I. EKSTRAKSI BENIH A. Pendahuluan 1. Latar Bekang Ekstraksi benih merupakan prosedur pelepasan dan pemisahan benih secara fisik dari struktur buah yang menutupinya. Dengan kata lain ekstraksi dilakukan untuk mengeluarkan biji dari buah atau polongnya. Ekstraksi benih kadang kala tidak perlu dilakukan atau dilakukan sesaat sebelum penaburan benih pada kondisi kemampuan penyimpanan benih yang tidak di ekstraksi lebih baik daripada benih yang diekstraksi atau kebutuhan akan pekerja untuk proses ekstraksi yang sangat tinggi. Metode ekstraksi sangat berkaitan dengan struktur benih, oleh karena itu pemilihan metode ekstraksi harus disesuaikan dengan struktur benih sehingga kerusaakan benih akibat proses ekstraksi dapat dicegah. Benih berstruktur rapuh harus mendapat perhatian yang serius dalam melakukan ekstraksi. Benih bersifat hygroskopis, sehingga jika benih diletakan didalam ruangan dengan RH rendah, maka benih akan kehilangan air dan terjadi penurunan kadar air. Namun sebaliknya jika

description

dasar horti

Transcript of Mitha dashor 1 Fix

Page 1: Mitha dashor  1 Fix

I. EKSTRAKSI BENIH

A. Pendahuluan

1. Latar Bekang

Ekstraksi benih merupakan prosedur pelepasan dan

pemisahan benih secara fisik dari struktur buah yang menutupinya.

Dengan kata lain ekstraksi dilakukan untuk mengeluarkan biji dari

buah atau polongnya. Ekstraksi benih kadang kala tidak perlu

dilakukan atau dilakukan sesaat sebelum penaburan benih pada

kondisi kemampuan penyimpanan benih yang tidak di ekstraksi

lebih baik daripada benih yang diekstraksi atau kebutuhan akan

pekerja untuk proses ekstraksi yang sangat tinggi.

Metode ekstraksi sangat berkaitan dengan struktur benih,

oleh karena itu  pemilihan metode ekstraksi harus disesuaikan

dengan struktur benih sehingga kerusaakan benih akibat proses

ekstraksi dapat dicegah. Benih berstruktur rapuh harus mendapat

perhatian yang serius dalam melakukan ekstraksi. Benih bersifat

hygroskopis, sehingga jika benih diletakan didalam ruangan

dengan RH rendah, maka benih akan kehilangan air dan terjadi

penurunan kadar air. Namun sebaliknya jika benih diletakan dalam

ruangan yang RH tinggi, maka kadar air benih akan bertambah

atau meningkat.

Proses ekstraksi bertujuan untuk memperoleh kandungan

aktif dari suatu bahan alam dengan menggunakan pelarut yang

sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh cara

penyiapan biji silibum dengan teknik ekstraksi sederhana yaitu cara

seduh, maserasi, infusa, dan dekokta terhadap kadar sari dan kadar

silymarin. Pelarut yang digunakan adalah air, mengacu pada

penggunaan umum di masyarakat. Pengeringan benih dimaksudkan

untuk menurunkan kadar air sampai batas keseimbangan dengan

udara luar disekitarnya dan siap untuk dilakukan proses

selanjutnya.

Page 2: Mitha dashor  1 Fix

2. Tujuan Praktikum

Tujuan dari Praktikum praktikum acara Ekstraksi Benih

adalah sebagai berikut :

1. Mengurangi campuran padat, membantu mengurangi biaya

penyimpanan dan pengangkutan.

2. Mempermudah penanganan benih.

3. Peningkatkan kemampuan penyimpanan dan meningkatkan

daya kecambah biji.

B. Tinjauan Pustaka

Perkecambahan biji dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu

jenis substrat yang digunakan, lingkungan faktor-faktor seperti

oksigen, suhu air, dan, cahaya. Perkecambahan benih pepaya

sering dilaporkan lambat. Inhibitor perkecambahan yang kuat

dalam selaput biji dapat bertindak sebagai penghalang. Pergerakan

inhibitor antara daging ovarium dan kulit biji. Studi terdahulu perlu

diselidiki serta bagaimana faktor-faktor lain dapat berinteraksi

seperti pencucian biji mempengaruhi perkecambahan dan

bagaimana pengaruhnya dengan pertumbuhan pepaya (Hartmann

2001).

Ada beberapa faktor internal yang mempengaruhi

perkecambahan benih antara lain: tingkat kematangan benih,

ukuran benih, berat benih, kondisi persediaan makanan dalam

benih, ketidak mampuan embrio, daya tembus air dan oksigen

terhadap kulit biji. Disamping faktor internal, faktor eksternal

seperti suhu, air, oksigen dan cahaya juga mempengaruhi

perkecambahan benih. Perkecambahan benih tidak dapat terjadi

jika benih tidak dapat menyerap air dari lingkungan (Ardian 2008).

Benih merupakan pembawa karakter genetik tanaman yang

menentukan batas tertinggi dan potensi hasil serta dapat

mempengaruhi efektifitas dari input-output pertanian. Dari semua

input pertanian seperti pupuk, pestisida, herbisida dan sebagainya

Page 3: Mitha dashor  1 Fix

benih baik dan benar merupakan faktor input yang paling

menentukan. Benih yang baik artinya benih yang sehat, bebas dari

hama dan penyakit, sedangkan benih yang benar artinya benih

yang sesuai dengan deskripsi varietasnya. Pemilihan benih dan

dimana petani memproduksi benihnya (kondisi lahan dan riwayat

lahan produksi) merupakan kunci utama keberhasilan usahanya

(Hasanah 2004).

Pepaya merupakan salah satu buah tropika unggulan yang

sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Hingga saat

benih tetap merupakan bahan utama dalam perbanyakan pepaya.

Pengembangan pepaya memerlukan ketersediaan benih secara

berkesinambungan, sebab peremajaan tanaman selalu diperlukan

untuk mendapaykan produksi yang baik. Selain itu kepentingan

komersial, penanganan benih pepaya juga sangat penting untuk

pengelolaan plasma nutfah yang sampai selama ini lebih banyak

dikelola secara in situ, karena daya simpan benih pepaya yang

relatif singkat. Upaya memperpanjang daya simpan benih pepaya

merupakan salah satu permasalahan yang perlu dipecahkan

(Maryati 2005).

Tujuan ekstraksi benih adalah: 1) Mengurangi campuran.

Benih biasanya merupakan 1-5% dari total volume buah.

Pengurangan campuran dapat membantu mengurangi biaya

penyimpanan dan pengangkutan.2) Mudah penanganannya. Benih

umumnya diuji, diberi perlakuan pendahuluan dan ditanam secara

individual, sehingga perlu pemisahan benih dari buahnya, 3)

Meningkatkan kemampuan penyimpanan. Ekstraksi benih kadang

kala tidak perlu dilakukan atau dilakukan sesaat sebelum

penaburan benih pada kondisi kemanpuan penyimpanan benih

yang tidak diekstraksi lebih baik daripada benih yang diekstraksi

atau kebutuhan akan pekerja untuk proses ekstraksi sangat tinggi

(Ista 2006).

Page 4: Mitha dashor  1 Fix

C. Alat dan Bahan

a. Alat :

1. Saringan

2. Cawan

3. Tissu/kertas koran

4. Petridish

5. Nampan

b. Bahan :

1. Pepaya (Carica papaya)

2. Tomat (Capsicum annum)

3. Bayam (Amaranthus Sp)

D. Cara Kerja

a. Memotong buah pepaya yang sehat dan matang dan mengambil

bagian tengah

b. Mengambil biji, memasukkan ke dalam cawan untuk kemudian

direndam/dicuci sampai biji bersih, meniriskan kemudian

dikeringkan

c. Biji yang telah mengering, kemudian di kecambah didalam

petridish

d. Sebagai pembanding, ambil sebagian biji yang tidak dicuci

untuk di kecambah

e. Hitunglah daya kecambah dan kecepatan kecambah pada

masing-masing perlakuan. Kemudian bandingkan antara kedua

perlakuan tersebut.

Page 5: Mitha dashor  1 Fix

E. Hasil dan Pembahasan

1. Hasil

a. Perlakuan ekstraksi

Tomat

DK =Jumlahbenih berkecambahhari ke7

Jumlahbenih yangberkecambahx100 %

=35

x100%

= 60 %

KK = Jumlahbenih berkecambahhari ke 4

Jumlahbenih yangberkecambahx 100 %

=15

x100%

= 20 %

Pepaya

DK = Jumlahbenih berkecambahhari ke7

Jumlahbenih yangberkecambahx100 %

= 05

x 100 %

= 0 %

KK = Jumlahbenih berkecambahhari ke 4

Jumlahbenih yangberkecambahx 100 %

= 05

x 100 %

= 0 %

Cabai

DK = Jumlahbenih berkecambahhari ke7

Jumlahbenih yangberkecambahx100 %

= 45

x100 %

= 80 %

KK = Jumlahbenih berkecambahhari ke 4

Jumlahbenih yangberkecambahx 100 %

Page 6: Mitha dashor  1 Fix

= 05

x 100 %

= 0 %

b. Perlakuan tanpa ekstraksi

Tomat

DK =Jumlahbenih berkecambahhari ke7

Jumlahbenih yangberkecambahx100 %

=35

x100 %

= 60 %

KK = Jumlahbenih berkecambahhari ke 4

Jumlahbenih yangberkecambahx 100 %

=05

x 100 %

= 20 %

Pepaya

DK = Jumlahbenih berkecambahhari ke7

Jumlahbenih yangberkecambahx100 %

= 05

x 100 %

= 0 %

KK = Jumlahbenih berkecambahhari ke 4

Jumlahbenih yangberkecambahx 100 %

= 05

x 100 %

= 0 %

Cabai

DK = Jumlahbenih berkecambahhari ke7

Jumlahbenih yangberkecambahx100 %

= 55

x100 %

= 80 %

Page 7: Mitha dashor  1 Fix

KK = Jumlahbenih berkecambahhari ke 4

Jumlahbenih yangberkecambahx 100 %

= 35

x100%

= 60 %

2. Pembahasan

Proses ekstraksi benih merupakan kegiatan yang bertujuan

untuk memisahkan benih dari buah. bahwa ekstraksi benih

merupakan pemisahan biji dari daging buah, kulit benih,

polong, kulit buah, malai, tongkol dan sebagainya dengan

tujuan agar benih tersebut dapat digunakan untuk bahan tanam

yang memenuhi persyaratan. Ekstraksi diperlukan karena

biasanya benih tidak dipanen secara langsung, biasanya

pengunduhan dilakukan terhadap buahnya (Kuswanto 2003).

Kecepatan kecambah bermanfaat untuk mengetahui

seberapa cepatnya benih tersebut dapat tumbuh jika di tanam di

lahan. Kecepatan kecambah berhubungan dengan waktu yang

diperlukan untuk proses perkecambahan. Apabila KK dalam

perkecambahan hasilnya tinggi maka umur tanaman akan

seragam. Sedangkan daya kecambah berhubungan dengan

kebutuhan benih yaitu saling berpengaruh dalam perencanaan

perhitungan kebutuhan benih persatuan luas. Daya kecambah

yang lebih dari 80% berarti perlubang tanam hanya

membutuhkan 1 benih per lubang tanam. Apabila daya

kecambahnya tinggi kebutuhan benih yang diperlukan untuk

penanaman akan sedikit karena kualitas benih yang sudah

bagus.

Benih dari beberapa jenis tanaman buah berdaging dan

berair memerlukan metode ekstraksi dan perawatan khusus

sebelum benih siap dikeringkan. Ekstraksi benih dapat

dilakukan dengan metode fermentasi, metode mekanik, dan

metode kimiawi. Metode fermentasi dilakukan pada benih yang

Page 8: Mitha dashor  1 Fix

telah dipisahkan dari daging buahnya, kemudian dimasukkan

ke dalam wadah dan apabila perlu ditambahkan sedikit air,

wadah kemudian ditutup dan disimpan selama beberapa hari.

Metode mekanik dilakukan dengan menggunakan mesin (seed

extraction) yang dirancang untuk memisahkan dan

membersihkan benih dari pulp yang mengandung inhibitor.

Sedangkan metode kimiawi berhubungan dengan metode

fermentasi. Metode fermentasi memerlukan waktu yang relatif

lama, sehingga untuk mempersingkat waktu ekstraksi

digunakan zat kimia misalnya HCl 35% (Owen 2007).

Dikenal dua macam ekstraksi benih yaitu: a) Ekstraksi

kering yaitu ekstraksi yang dilakukan pada biji yang memiliki

daging buah yang basah, contoh: tomat dan pepaya. b)

Ekstraksi basah, ekstraksi yang dilakukan pada biji yang

memiliki daging buah yang kering (kadar air rendah), contoh:

cabai dan bayam (Sutopo 2010).

Page 9: Mitha dashor  1 Fix

F. Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa

kesimpulan antara lain:

a. Ekstraksi benih adalah kegiatan yang bertujuan untuk

memisahkan benih dari buah atau bagian lain yang tidak

dibutuhkan.

b. Ada dua macam ekstraksi benih yaitu ekstrasi basah dan

ekstraksi kering.

c. Ekstraksi basah yaitu ekstraksi yang dilakukan pada biji

yang memiliki daging buah yang kering (kadar air

rendah).

d. Ekstraksi kering yaitu ekstraksi yang dilakukan pada biji

yang memiliki daging buah yang basah.

Page 10: Mitha dashor  1 Fix

DAFTAR PUSTAKA

Ardian. 2008. Pengaruh Perlakuan Suhu dan Waktu PemanasanBenih terhadap Perkecambahan Kopi Arabika. Jurnal Akta Agrosia. Vol.11(1):25-23.

Hartmann H.T., Kester D.E., Davies F.T. and Geneve R.L. 2001.Plant propagation; Principles and Practices 7th Edition,Prentice Hall Publishers, New Jersey.

Hasanah, Maharani, Sukarman dan Devi Rusmin 2004. Teknologi Produksi Benih Jagung. J. Perkembangan Teknologi TRO VOL. XVI, No. 1. Jakarta. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat.

Ista 2006. International Rules for Seed Testing. Seed Science and Technology, 13 (2) : 299 – 355.

Kuswanto,Hendarto. 2003, Teknologi Pemprosesan, Pengemasandan Penyimpanan Benih. Yogyakarta: Kanisius

Maryati dkk. 2005. Pengaruh Sarcotesta Dan Pengeringan Benih Serta Perlakuan Pendahuluan Terhadap Viabilitas Dan Dormansi Benih Pepaya (Carica papaya). Jurnal Buletin Agronomi. Vol.33 (2): 23-30.

Owen 2007. The Storage of seeds For Maintenance of Viability. Bulletin 43. Commenwealth Bureau of pastures and Fiels Crops, Hurley, Berks, Commonwealth Agricultul.

Sutopo, Lita. 2010. Teknologi Benih. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada