Miscommunication Dan Minsunderstanding

26
DAFTAR PUSTAKA 1 Bab I Pendahuluan.................................................2 2 Bab II Teori......................................................3 2.1 Komunikasi.....................................................3 2.1.1 Definisi Komunikasi........................................3 2.1.2 Unsur Komunikasi........................................... 3 2.1.3 Peralatan Tubuh Manusia....................................5 3 Bab III Pembahasan................................................7 3.1 Miscommunication dan Misunderstanding..........................7 3.2 Rintangan dan Konsep Kegagalan Komunikasi......................8 3.3 Apa itu Komunikasi Efektif?...................................14 3.4 Menghindari Miscommunication dan Misunderstanding.............15 3.4.1 Mendengarkan.............................................. 15 3.4.2 Berbicara................................................. 16 4 bab IV Penutup ………………………………………………………………………………………………………………………………… 17 5 Daftar Pustaka ……………………………….………………………………………………………………………………………………… 19 i

Transcript of Miscommunication Dan Minsunderstanding

Page 1: Miscommunication Dan Minsunderstanding

DAFTAR PUSTAKA

1 Bab I Pendahuluan...............................................................................................................................2

2 Bab II Teori...........................................................................................................................................3

2.1 Komunikasi..................................................................................................................................3

2.1.1 Definisi Komunikasi..............................................................................................................3

2.1.2 Unsur Komunikasi................................................................................................................3

2.1.3 Peralatan Tubuh Manusia....................................................................................................5

3 Bab III Pembahasan.............................................................................................................................7

3.1 Miscommunication dan Misunderstanding.................................................................................7

3.2 Rintangan dan Konsep Kegagalan Komunikasi.............................................................................8

3.3 Apa itu Komunikasi Efektif?.......................................................................................................14

3.4 Menghindari Miscommunication dan Misunderstanding..........................................................15

3.4.1 Mendengarkan...................................................................................................................15

3.4.2 Berbicara............................................................................................................................16

4 bab IV Penutup ………………………………………………………………………………………………………………………………… 17

5 Daftar Pustaka ……………………………….………………………………………………………………………………………………… 19

i

Page 2: Miscommunication Dan Minsunderstanding

BAB I

PENDAHULUAN

Sejak lahir, manusia sudah berkomunikasi dengan lingkungan sekitar. Orang-orang terdekat kita mengenalkan lambang-lambang komunikasi. Mereka memperdengarkan kita suara, menunjukkan gerak-gerik, memperlihatkan mimik sebagai ekspresi dari perasaan, serta mengajarkan kata-kata sederhana sebagai permulaan kita berkomunikasi. Manusia yang masih belajar beradaptasi dengan lingkungan sekitar memberi respon terhadap lambang-lambang yang ditangkap oleh panca indra. Respon tersebut diterima sebagai feedback oleh panca indra. Inilah yang dinamakan proses komunikasi.

Proses komunikasi akan dikatakan efektif jika komunikator berorientasi kepada komunikan. Komunikator harus menimbang kemampuan peralatan jasmaniah dan rohaniah komunikan, apakah kedua peralatan tersebut sempurna atau tidak. Hal ini sangat penting, karena ketidaksempurnaan kedua peralatan tersebut akan menimbulkan kesalahpahaman.

Pemahaman isi pernyataan oleh komunikan yang tidak sempurna akan menimbulkan tindakan yang berbeda dari apa yang komunikator inginkan. Bayangkan jika seorang prajurit mendengar sang kapten berteriak “tembak!”, namun ternyata sang kapten berteriak “tahan!”. Detik itu juga, si prajurit menembak seluruh masyarakat sipil yang tidak bersalah. Semuanya bisa hancur dalam hitungan detik hanya karena pemahaman isi pernyataan yang salah.

Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai kesalahpahaman yang diakibatkan oleh ketidaksempurnaan peralataan jasmaniah dan rohaniah komunikan, yaitu miscommunication dan misunderstanding. Dalam makalah ini pula akan dibahas bagaimana menghindari kedua masalah tersebut, agar tidak ada lagi kesalahan dalam memahami isi pernyataan.

2

Page 3: Miscommunication Dan Minsunderstanding

BAB II

TEORI

2.1 Komunikasi

2.1.1 Definisi Komunikasi

Pada matakuliah Pengantar Ilmu Komuniasi, kita belajar batasan ilmu komunikasi. Apa yang dimaksud dengan ilmu komunikasi? Menurut Hoeta Soehoet, ilmu komunikasi adalah ilmu yang mempelajari usaha manusia dalam menyampaikan isi pernyataan kepada manusia lain, dengan objek kajian usaha manusia dalam menyampaikan isi pernyataan kepada manusia lain.

Kemudian, apa itu komunikasi? Stewart Tubbs dalam Human Communication: Principles and Contexts mengatakan,

communication has been broadly defined as “the sharing of experience,” and to some extent all living organisms can be said to share experience. (Stewart Tubbs: 2010’9).

Definisi yang diungkapkan oleh Saundra Hybels dan Richard L. Weaver II sekiranya lebih lengkap dan mudah dipahami.

Communication is any process in which people share information, ideas, and feelings. That process involved not only the spoken and written word, but also body language, personal mannerisms and style, the surroundings – anything that adds meaning to message. (Saundra Hybels and Richard L. Weaver II: 1992’5-6).

Dengan beragamnya definisi komunikasi tersebut, definisi yang mana yang bisa kita pegang? Apa itu komunikasi sebenarnya? Komunikasi adalah hal yang vital, hal yang terpenting dalam hidup. Kita berkomunikasi untuk mempengaruhi orang lain, menggunakannya sebagai persuasi, untuk menginformasikan sesuatu kepada manusia lain, untuk saling berbagi, untuk menggali, menemukan, mengungkap dan menyingkap informasi. Lewat komunikasi kita menemukan kebutuhan orang lain dan saling berbagi apa yang kita punya. Dengan begitu, komunikasi sangat penting dalam kehidupan. Hidup adalah berkomunikasi.

2.1.2 Unsur Komunikasi

Proses komunikasi disusun oleh elemen atau unsur komunikasi. Usur-unsur tersebut adalah komunikator dan komunikan, isi pernyataan atau pesan, saluran komunikasi, dan umpan balik atau feedback. Dalam buku Communicating Effectively, ditambahkan dua unsur lagi yaitu noise dan seting tempat.

Untuk dapat memahami semua unsur, kita perlu membahasnya satu persatu.

3

Page 4: Miscommunication Dan Minsunderstanding

2.1.2.1 Komunikator-Komunikan

Syarat terjadinya proses komunikasi adalah minimal terdapat dua orang, satu sebagai komunikator, dan satu lagi sebagai komunikan. Komunikator adalah orang yang menyampaikan isi pernyataan, sedangkan komunikan adalah orang yang menerima isi pernyataan.

2.1.2.1 Isi Pernyataan dan Feedback

Isi pernyataan biasa juga disebut sebagai pesan. Isi pernyataan yang tadi disampaikan oleh komunikator adalah hasil penggunaan akal budinya.

Pesan disusun ole ide-ide dan perasaan komunikator. Ide dan perasaan ini dapat dikomunikasikan jika hanya dilambangkan oleh symbol atau lambang komunikasi. Dalam buku karya Hoeta Soehoet,symbol tersebut dibagi menjadi dua, khusus dan umum. Symbol umum dapat dibagi menjadi empat, yaitu mimik, gerak-gerik, suara dan bahasa. Bahasa dapat kita bagi lagi menjadi bahasa tulisan dan lisan.

Selain symbol umum, juga terdapat symbol khusus, yang biasanya digunakan pada saat-saat tertentu, misalnya pada saat shooting iklan, kita menggunakan tat arias pemain, pakaian khusus pemain, dekorasi lokasi, tata cahaya, dan lainnya.

Semua yang desebutkan di atas disampaikan oleh komunikator sebagai isi pernyataan, dan ditangkap oleh komunikan. Komunikan kemudian mencerna dan memahami isi pernyataan, kemudian memberikan umpan balik kepada komunikator. Hal ini juga disebut sebagai feedback. Feedback adalah respon dari komunikator. Ketika menyampaikan feedback, komunikan menjadi komunikator ke-2.

2.1.2.2 Noise

Noise is interference that keeps a message from being understood or accurately interpreted. (Saundra Hybels and Richard L. Weaver II: 1992’9-10).

Noise terjadi di antara komunikator dan komunikan, dan memiliki tiga macam. Yang pertama adalah external noises, yang merupakan noise dari lingkungan sekitar dan mempertahankan isi pernyataan tetap terdengar dan dapat dipahami.

Yang kedua adalah internal noises, yang terjadi di dalam pikiran masing-masing komunikator dan komunikan ketika pikiran atau perasaan mereka terfokus pada hal lain selain topic yang dibicarakan. Contohnya, seorang murid tidak menyimak dosen di kelas karena dia memikirkan jam istirahat.

Kemudian yang terkahir adalah semantic noise, yang dikarenakan oleh reaksi emosional orang-orang terhadap kata-kata. Kita terkadang menaikkan intonasi dan mengeraskan suara

4

Page 5: Miscommunication Dan Minsunderstanding

ketika orang lain mengatakan hal yang mengandung seks ataupun kata lain yang dianggap tidak sopan. Hybels dan Weaver II mengatakan, ketiga bentuk noise tersebut dapat bertentangan dengan seluruh atau sebagian dari isi pernyataan. Namun yang jelas, noise adalah gangguan yang menjaga isi pernyataan untuk dapat dipahami ataupun ditafsirkan.

2.1.3 Peralatan Tubuh Manusia

Peralatan tubuh manusia dalam kajian ilmu komunikasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu peralatan jasmaniah dan rohaniah.

Peralatan jasmaniah antara lain adalah mulut, mata, telinga, kaki, tangan, mata dan lainnya. Sedangkan peralatan rohaniah adalah hati nurani, akal budi, dan seperangkat naluri.

Naluri berfungsi mendorong manusia untuk melakukan sesuatu. Ada beberapa macam naluri dalam diri manusia, antara lain adalah naluri kebahagiaan, naluri sosial, naluri ingin tahu dan naluri komunikasi. Naluri kebahagiaan mendorong manusia untuk mencari dan menikmati kebahagiaan. Naluri sosial mendorong manusia untuk bergaul dengan manusia lain sepanjang hidupnya. Naluri ingin tahu mendorong manusia untuk mengetahui segala sesuatu. Dan, naluri komunikasi mendorong manusia untuk menyampaikan isi pertanyaan kepada manusia lain.

Hati nurani inilah yang merumuskan falsafah hidup, dan falsafah hidup menentukan arah kerja akal dan budi manusia.

2.1.3.1 Falsafah Hidup

Peralatan rohaniah selalu bekerja secara bersamaan, dan terus-menerus. Hasil kerja peralatan rohaniah ini disebut sebagai falsafah hidup, konsepsi kebahagiaan, motif komunikasi dan isi pernyataan.

Falsafah tiap-tiap manusia berbeda. Namun, ada kalanya falsafah kita sama dengan orang lain – ketika kita membicarakan satu hal yang berbau agama Islam, misalnya. Falsafah kita akan sama dengan orang lain yang beragama Islam, namun falsafah kita mungkin akan berbeda dengan orang lain yang beragama selain Islam.

2.1.3.2 Kemampuan Akal

Akal adalah alat untuk berpikir. Dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi oleh Hoeta Soehoet, kemampuan akal adalah kemampuan untuk membedakan mana yang salah dan betul menganalisis, menghubungkan, mengambil kesimpulan dan mengingat. Kemampuan akal manusia tergantung dengan luasnya pengalaman dan tingginya tingkat pendidikan yang mampu diolah dan diterapkan oleh akal dan budi.

5

Page 6: Miscommunication Dan Minsunderstanding

Kemampuan intelektual setiap manusia tidaklah sama, dikarenakan tingkat pendidikan dan pengalaman yang berbeda. Kemampuan akal ini sangat menentukan keefektifan sebuah komunikasi.

2.1.3.2 Kemampuan Budi

Budi adalah salah satu peralatan rohaniah manusia yang dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang adil dan yang tidak adil, serta mana yang indah dan mana yang tidak indah.

Perbedaan norma, etika, moral, akhlak, estetika dan perasaan keadilan tiap manusia perlu diperhatikan berkaitan dengan keefektifan sebuah komunikasi.

BAB III

6

Page 7: Miscommunication Dan Minsunderstanding

PEMBAHASAN

3.1 Miscommunication dan Misunderstanding

Dalam kehidupan, setiap hari kita saling berkomunikasi dengan manusia lain. Manusia tidak bisa hidup tanpa berkomunikasi dengan manusia lain, bahkan dengan alam sekitar – walaupun dalam kajian ilmu komunikasi hanya membahas komunikasi antar manusia saja. Dengan begitu, tidaklah salah jika ada ungkapan “hidup adalah berkomunikasi.”

Dalam keseharian kita, bisakah Anda menghitung, sudah berapa kali Anda melakukan tindak komunikasi? Anda memiliki berbagai macam naluri sebagai salah satu unsur peralatan rohaniah, salah satunya adalah naluri berkomunikasi. Anda selalu memiliki hal-hal yang ingin Anda bagikan, sampaikan dan yang ingin Anda ketahui. Informasi di sekitar Anda tidak terhitung jumlahnya. Selain itu Anda pun memiliki naluri ingin tahu, yang mau tidak mau akan muncul pada waktu tertentu, walaupun hanya ingin mengetahui urusan orang lain. Setiap manusia memiliki naluri-naluri tersebut yang mendorong dirinya untuk berkomunikasi.

Begitu seringnya Anda berkomunikasi setiap hari, pernahkah Anda merasa isi pernyataan yang Anda sampaikan tidak direspon dengan baik oleh komunikan? Atau pernahkah Anda menerima respon di luar harapan Anda terhadap isi pernyataan yang Anda sampaikan tersebut? Pernahkan Anda mendengar istilah-istilah seputar kegagalan komunikasi tersebut, seperti miscommunication dan misunderstanding? Saya pernah bertanya kepada lima mahasiswa Pengantar Ilmu Komunikasi di IISIP Jakarta mengenai kedua istilah tersebut. Dua di antaranya berpendapat bahwa keduanya memiliki pemahaman yang berbeda. Satu di antaranya menggeleng, dan sisanya berpendapat bahhwa kedua istilah tersebut tidak ada bedanya. Hal ini tentu membuat orang-orang bingung. Untuk itu, sekiranya kita perlu me-recall salah satu pokok pembahasan dari komunikasi.

Pada Bab II, sub-topik Peralatan Tubuh Manusia, terdapat beberapa keywords, yaitu hati nurani, falsafah hidup, akal serta budi. Manusia memiliki dua peralatan tubuh, peralatan jasmaniah dan rohaniah. Pada peralatan jasmaniah terdapat hati nurani yang merumuskan falsafah hidup. Falsafah hidup menentukan kerja arah akal dan budi manusia.

Seperti yang sudah dipertanyakan di atas mengenai ketidak cocokkan feedback oleh komunikan atas isi pernyataan yang disampaikan komunikator bukanlah masalah yang ringan. Pada waktu, tempat dan faktor kepentingan informasi tertentu, kegagalan komunikasi dapat berakibat fatal.

Terdapat beberapa hal yang harus kita perhatikan pada penyampain isi pernyataan, untuk mengetahui apakah terjadi miscommunication atau misunderstanding? Serta mengapa hal ini bisa terjadi? Pertama adalah kemampuan peralatan dari komunikator dan komunikan.

7

Page 8: Miscommunication Dan Minsunderstanding

Minscommunication merupakan kegagalan komunikasi, atau kesalahpahaman antara komunikator dengan komunikan yang dikarenakan faktor kemampuan akal dan kemampuan jasmaniah yang tidak sempurna – baik milik komunikator ataupun komunikan.

Sedangkan misunderstanding merupakan kesalahpahaman yang dikarenakan ketidakcocokkan atau ketidaksamaan nilai etika, norma, keadilan dan estetika. Mari kita mulai dari miscommunication.

Pada contoh di atas, lelaki tersebut memiliki peralatan jasmaniah yang sempurna. The Lady dan si Lelaki tersebut bergantian menjadi komunikator dan komunikan. Namun, pada penyampaian isi pernyataan terakhir oleh si Lelaki kepada The Lady, terjadi kesalahpahaman oleh The Lady. Si Lelaki berkata bahwa dia sedang berada di upacara wisuda. Sedangkan The Lady mengira bahwa si Lelaki tersebut baru lulus SMA. Dalam diri The Lady, terjadi proses komunikasi – memahami kata graduation-graduated dan college, yang mana dalam percakapan verbal sehari-hari, British memahami college adalah sekolah SMA, bukan universitas, padahal si lelaki lulus dari universitas.

Kesalahpahaman yang terjadi antara si Lelaki dan The Lady tersebut merupakan miscommunication karena pengalaman The Lady dan si Lelaki berbeda. The Lady salah memahami isi pernyataan si Lelaki karena faktor kemampuan akal.

Untuk mencapai pemahaman yang lebih mendalam mengenai miscommunication, diperlukan contoh kasus lain.

8

Pada upacara wisuda IISIP Jakarta, seorang lelaki (kemampuan peralatan jasmaniah sempurna, kemampuan bahasa Inggris Amerika) menerima telepon dari seorang gadis berkebangsaan Inggris.

The Lady: “Hallo, Cap! How are you? Where are you these days?”Lelaki: “Hey! Yeah, I had been back to Jakarta for a graduation after I

attended your last garden party. I’m sorry I didn’t tell you anything… By the way how are you?”

The lady: “No, it’s O.K! I’m good, and you? And where are you now? I hear many people are yelling behind you. Haha.”

Lelaki: “Glad to hear that! Oh, sorry for the noises. I’m in college, there’s a graduation here.”

The Lady: “Oh!? I thought… Anyway, Congrats!”

Page 9: Miscommunication Dan Minsunderstanding

Pada

percakapan di atas, isi pernyataan yang disampaikan oleh si Ibu tidak dapat diterima oleh Cha Dong Joo dengan baik, karena salah satu peralatan jasmaniahnya yang tidak bekerja. Cha Dong Joo tidak dapat mendengar perkataan ibunya dan pandangannya terhalang oleh air mata, padahal si Ibu sudah mengatakan kalimat yang diminta berulang-ulang kali. Hal ini menimbulkan beberapa akibat, yaitu pemahaman Cha Dong Joo terhadap si ibu salah, sikap Cha Dong Joo terhadap si Ibu salah, dan feedback yang disampaikan Dong Joo pun salah. Ini berarti

9

Setelah mengalami kecelakaan, Cha Dong Joo tidak dapat mendengar. Ibunya tidak mau mengajarkan bahasa isyarat karena tidak dapat menerima kenyataan anaknya. Selama 18 tahun, Cha Dong Joo berpura-pura dapat mendengar dan belajar membaca gerak bibir lawan bicara.

Suatu hari, dia bertengkar dengan ibunya karena merasa ibunya terlalu memaksakan kehendaknya sendiri, untuk tetap “memelihara” kakak angkat sebagai pendamping Dong Joo dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam mengelola perusahaan dan balas dendam kepada suaminya yang telah berselingkuh. Di pinggir kolam renang, mereka bertengkar…

Ibu: “Cha Dong Joo! Ibu hanya ingin kamu tetap merahasiakan keadaanmu. Tinggal sedikit lagi.. bersabarlah..”

Dong Joo : “Ibu tidak menyayangiku! Aku tahu Ibu tidak percaya padaku karena kondisiku! Karena aku tuli! Ibu hanya sayang pada Hyung”

Ibu : “Itu tidak benar, Dong Joo. Dia hanya tetap bersamamu untuk membantumu!”

Dong Joo : “Bohong!”Ibu: “Itu benar! Lihat bibir Ibu baik-baik, nak! Ibu tidak sayang padanya!

Anakku satu-satunya hanya kamu, Cha Dong Joo!”Dong Joo : “Tidak! Katakan kamu sayang aku, Ibu! Katakana dengan

lantang bahwa kau sayang aku!” (menangis)Ibu : “Ibu sayang kamu, Dong Joo!” (terus mengulang kata-kata tersebut

sambil mencengkram lengan Dong Joo).Dong Joo: “Air mata menghalangi pandanganku! Aku tidak bisa

membaca gerak bibirmu. Katakan lebih keras bahwa kau mencintaiku! Katakan!!” (menangis lebih kencang).

Page 10: Miscommunication Dan Minsunderstanding

komunikator tidak berhasil mewujudkan motif komunikasinya. Proses komunikasi inilah yang disebut miscommunication.

Kita sudah membahas mengenai miscommunication. Sekarang, bagaimana membedakan istilah tersebut dengan misunderstanding? Untuk memahami perbedaan kedua istilah tersebut, maka kita harus membedah contoh keseharian mengenai misunderstanding.

Apa yang terjadi pada dialog di atas? Mengapa coworkers-coworkers-nya berubah sikap? Apa yang sudah dilakukan Sapto? Faktor fisik keempat lelaki tersebut tidak ada masalah. Semua dapat berbicara, mendengar dan melihat. Mereka pun paham bahwa Sapto sebenarnya tidak melakukan apa pun, dan memahami maksud gerak-gerik Sapto. Jadi, tidak terjadi miscommunication di antara mereka. Namun mengapa mereka marah dengan Sapto?

Di Amerika, pada awal-awal sindikat narkoba tersebar di seluruh negara bagian Amerika Serikat, mereka menyebarkan narkoba secara diam-diam. Tempat yang paling sering dijadikan tempat transaksi berkelas bukan di pub-pub atau pun lorong yang sepi, namun di restaurant yang mahal. Mereka melakukan transaksi dengan membagikannya lewat bawah meja makan. Lama kelamaan metode transaksi ini diketahui CIA. Mulai saat itu, menaruh, merentangkan dan

10

Di sebuah restaurant, malam hari, di negara bagian Ohio… James, Johnny, Ben dan Sapto merayakan keberhasilan penjualan mereka. Sambil menikmati hidangan mereka bercakap-cakap.

James: “Terimakasih atas bantuan teman-teman semuanya.”Ben: “Ah, jangan dipikirkan, kamupun memiliki andil yang penting dalam

penjualan kali ini.”Sapto: “Betul, jangan terlalu banyak berterimakasih, sekarang yang

terpenting adalah mempertahankan keberhasilan kita semua.”Semua: “Cheers, untuk keberhasilan kita.”

Mereka pun menyantap hidangan dengan senang. Tiba-tiba Sapto ingat bahwa ada rahasia yang harus disampaikan kepada Ben. Karena tidak bisa berbisik dan membicarakannya dengan blak-blakkan, Sapto kemudian memberikan memo kepada Ben, lewat bawah meja. Sapto mengulurkan kedua tangannya ke bawah meja, namun Johnny yang berada di seberang meja menendang kakinya dengan sangat keras hingga ia terjatuh.

Page 11: Miscommunication Dan Minsunderstanding

melakukan tindakan lain di bawah meja makan dianggap menyalahi etika dan norma. Tindakan tersebut dianggap tidak sopan, dan tidak beretika.

Dengan begitu, pada dialog di atas, terjadilah kesalahpahaman. Bukan miscommunication, namun misunderstanding, karena norma dan etika ketiga lelaki tersebut tidak sama dengan Sapto.

Inilah perbedaan antara kedua istilah asing, mengenai kegagalan komunikasi, kesalahpahaman, miscommunication dan misunderstanding.

3.2 Rintangan dan Konsep Kegagalan Komunikasi

3.2.1 Rintangan Komunikasi

Menurut Shannon dan Weaver, penggunaan komunikasi terjadi jika terdapat intervensi yang mengganggu salah satu elemen komunikasi, sehingga proses komunikasi tidak dapat berlangsung secara efektif. Sedangkan ringtangan komunikasi adalah adanya hambatan yang membuat proses komunikasi tidak dapat berlangsung sebagaimana harapan komunikator dan komunikan. Mengenai apa itu komunikasi efektif, kita akan membahasnya pada sub-bab 3.2.2 .

Rintangan komunikasi, lanjut Shannon dan weaver, bisa juga terjadi karena adanya gangguan. Gangguan ini pada dasarnya dapat dibedakan menjadi tujuh macam, yaitu gangguan teknis, gangguan semantik, gangguan psikologis, rintangan fisik, rintangan status, rintangan kerangka berpikir, serta rintangan budaya.

3.2.1.1 Gangguan teknis

Gangguan ini terjadi jik salah satu alat yang digunakan dalam berkomunikasi mengalami gangguan sehingga informasi yang disampaikan melalui saluran mengalami kerusakkan. Hal ini juga disebut dengan channel noise.

3.2.1.2 Gangguan Semantik

Gangguan ini merupakan gangguan komunikasi yang disebabkan oleh kesalahan pada bahasa yang digunakan. Menurut Blake, ada empat alasan mengapa gangguan semantik sering terjadi. Pertama, kata yang digunakan terlalu banyak menggunakan jargin bahasa asing sehingga tidak semua pembaca dapat memahami informasi di dalamnya. Kedua, bahasa yang digunakan oleh komunikator berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh komunikan. Hal ini dapat menimbulkan miscommunication.

Bahasa yang berbeda termasuk dalam perbedaan kemampuan akal, yaitu luas pengalaman yang berbeda, sehingga akan terjadi miscommunication.

11

Page 12: Miscommunication Dan Minsunderstanding

Ketiga, struktur bahasa yang digunakan tidak sebagaimana mestinya, sehingga membingungkan komunikan. Kemudian faktor yang terkahir adalah latar belakang budayanya. Hal ini serupa dengan definisi misunderstanding, di mana akan terjadi kesalahpamahan ketika ada perbedaan antara komunikator dengan komunikan dalam hal budi, baik etika, estetika, moral dan perasaan keadilan.

3.2.1.3 Rintangan Psikologis

Rintangan psikologis terjadi karena adanya gangguan persoalan-persoalan dalam diri individu-individu. Misalnya individu tersebut dalam keadaan marah yang sangat besar, atau dalam keadaan berduka, maka penerimaan dan pemberian isi pernyataan tidak sempurna.

3.2.1.3 Rintangan Fisik

Rintangan ini disebabkan kondisi geografis misalnya jarak yang jauh, tidak adanya sarana yang memadai, dan lain-lain. Keadaan ini akan menghambat proses komunikasi. Informasi yang akan disampaikan atau diterima tidak maksimal, atau bahkan tidak dapat terlaksana.

Pada manusia, rintangan fisik juga berarti tidak berfungsinya pancaindra pada komunikan. Jelas hal ini akan mengakibatkan miscommunication.

3.2.1.4 Rintangan Status

Rintangan ini disebabkan oleh jarak sosial antara komunikator dan komunikan. Misalnya, antara senior dan junior, atasan atau bawahan, dan lain-lain. Perbedaan ini menuntut pelaku komunikasi memperhitungkan kondisi dan etika yang sudah membudaya dalam masyarakat. Budi manusia pada saat ini bekerja lebih banyak ketimbang akalnya, agar tidak terjadi misunderstanding.

3.2.1.5 Rintangan Kerangka Berpikir

Rintangan kelima ini disebabkan adanya perbedaan persepsi antara komunikator dan komunikan terhadap isi pernyataan. Hal ini disebabkan oleh latar belakang pengalaman dan pendidikan yang berbeda. Bila dikaitkan dengan definisi miscommunication dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi oleh Hoeta Soehoet, perbedaan ini merupakan kesalahpahaman yang dikarenakan faktor kemampuan akal.

3.2.1.6 Rintangan Budaya

Rintangan yang terakhir ini disebabkan karena adanya perbedaan norma, kebiasaan dan nilai-nilai yang dianut oleh komunikator dan komunikan, sehingga terjadi kesalahpamahan antara keduabelah pihak. Pada contoh Sapto dan ketiga teman Amerikanya, karena perbedaan

12

Page 13: Miscommunication Dan Minsunderstanding

etika dan norma yang dianut, mereka mengalami rintangan budaya sehingga terjadi misunderstanding di antara mereka.

3.2.2 Konsep Kegagalan Komunikasi

Pada pembahasan contoh kasus dalam buku teks perkuliahan, istilah kegagalan komunikasi sudah sering kita dengar. Konsep kegagalan komunikasi juga telah lama diperbincangkan oleh kalangan anggota masyarakat ilmiah. Telah banyak pula ilmuan yang memberikan komentar mengenai hal ini, salah satunya adalah Dennis Smith. Smith menunjuk konsep komunikasi sebagai kerancuan perpikir atau dalam bahasa Inggris fallacy.

Konsep kegagalan komunikasi seringkali digunakan bergantian dengan konsep hambatan, walaupun istilah konsep kegagalan komunikasi lebih sering digunakan daripada konsep kegagalan. Menggunakan kedua konsep ini harus dengan kehati-hatian, karena kegagalan komunikasi tidak harus bersifat total. Kegagalan dapat bersifat sebgian atau menyeluruh. Namun umumnya, kegagalan tersebut bersifat sebagian, apabila kita mengambil kesimpulan komunikasi tersebut gagal ketika proses komunikasi tersebut sedang berlangsung. Misalnya saja, kegagalan komunikasi akibat komunikan mendengar (hearing) tanpa “mendengar” (listening) – kita akan membahas tentang “mendengarkan” nanti.

Jadi, kegagalan komunikasi, baik karena adanya hambatan atau rintangan, adalah masalah tingkatan, yang dapat diukur pada suatu rentangan.

Kegagalan komunikasi terjadi apabila arus pesan pada saluran terbatas, terganggu, terdistorsi, tercemar, atau saluran tersebut memang rusak. Masalahnya bisa bersifat internal atau eksternal pada pelaku komunikasi atau pada orang-orang di luar pelaku komunikasi yang memang merusak “gerbang” saluran.

Kita telah membahas berbagai macam hambatan atau gangguan komunikasi. Salah satunya adalah gangguan psikologis yang sudah jelas bersifat internal. Hal ini menunjukkan distorsi makna pada pihak komunikator.

MacKay mengatakan, jika makna sama dengan persepsi, maka makna dibagi sejauh “perangkat” yang dipakai untuk menangkap makna tersebut. Bila perangkat yang diinternalisasikan itu berbeda antara seorang komunikator dengan komunikan – artinya ada ketidakcocokkan perangkat perceptual atau singkatnya persepsi komunikator dengan komunikan tidak sama – maka terjadilah kegagalan komunikasi.

13

Page 14: Miscommunication Dan Minsunderstanding

3.3 Apa itu Komunikasi Efektif?

Pada matakuliah Bahasa Indonesia, tujuan mempelajari matakuliah tersebut adalah menciptakan komunikasi yang efektif, dengan persepsi komunikator (kita) sama dengan persepsi komunikan (pembaca laporan ilmiah). Kemudian, apa yang dimaksud dengan ini semua?

Di era globalisasi ini, di mana informasi disampaikan dengan hitungan detik, komunikan tidak memiliki waktu untuk memecahkan techno-speak, doublespeak, akronim, atau make it up so I sound smarter than you-speak. Gerard Braud seorang ahli komunikasi mengatakan,

while preparing someone for an interview or writing notes for the spokesperson and organization, I have to ask “what does that mean?” no less than three times before I can get to what the person is really trying to say. (Gerard Braud, 2007).

Braud menanyakan dua kali pertanyaan “what does that mean?” dan pertanyaan ketiga sebelum mendapatkan jawaban “ya”. Ini merupakan gambaran mengenai keefektifan komunikasi yang dilakukan oleh – mohon maaf – sebagian besar orang berintelektual tinggi. Tiga pertanyaan “what does it mean?” di tengah wawancara cukup banyak. Tetapi, paling tidak jangan sampai melempar pertanyaan tersebut sampai lebih dari tiga kali, karena akan menciptakan komunikasi yang tidak efektif, dan akhirnya terjadi kegagalan komunikasi. Bayangkan pada rapat yang penting, dihadiri oleh banyak orang penting dan terkenal, Anda menanyakan pertanyaan “apa maksudnya?” lebih dari tiga kali. Seriously Anda akan dikeluarkan di tengah rapat berlangsung.

Tubbs dalam bukunya Human Communication mengatakan bahwa,

Communication is effective when the stimulus as it was initiated and intended by the sender, or source, corresponds closely to the stimulus as it is perceived and responded to by the receiver. (Tubbs, 2010’25).

Jika kita menempatkan S untuk komunikator, dan R untuk komunikan, komunikasi yang lengkap adalah ketika respon S dan respon R dirumuskan sebagai berikut:

RS

=receive r' s meaning

sende r ' smeaning = 1

Pada kenyataannya, kita jarang mendapatkan angka 1. Kita hanya bisa mendekati angka 1 tersebut. Tidak 100% mencapai kesempurnaan. Semakin mendekati angka satu, semakin efektif komunikasi yang terjadi. Memang, tidak jarang kita mendapatkan angka nol, yang berarti, sama sekali tidak hubungannya antara isi pernyataan yang disampaikan oleh R dengan apa yang diterima atau dipahami S, dan ini merupakan kegagalan komunikasi yang fatal.

14

Page 15: Miscommunication Dan Minsunderstanding

3.4 Menghindari Miscommunication dan Misunderstanding

Bicara mengenai bagaimana menghindari kedua istilah tersebut, berarti kita membicarakan cara mencapai komunikasi yang efektif dan bagaimana cara memaksimalkan keefektifan penyampaian dan penerimaan isi pernyataan.

Terdapat dua hal yang dibutuhkan untuk mencapai komunikasi yang efektif. Yang pertama adalah memperhatikan bagaimana mendengarkan (listening) dan berbicara (speaking) yang baik dan benar, sehingga tidak menimbulkan kerancuan berpikir, baik dari segi komunikator atau komunikan.

3.4.1 Mendengarkan

PumpHouse Ministries dalam tulisannya, Miscommunication: What did You Say? mengatakan bahwa kebanyakan kesulitan dalam berkomunikasi terjadi karena kita tidak mendengarkan dengan baik. Kita hanya mendengarkan dan menangkap sebagian dari seluruh isi pernyataan. Kita tidak mendapatkan angka 1, seperti rumus komunikasi efektif yang telah kita bahas sebelumnya.

Ketika kita hanya mendengarkan sebagian isi pernyataan, ada rintangan dan gangguan – seperti yang sudah pernah dibahas pada sub-bab sebelumnya – baik dari segi eksternal atau internal komunikan, yang mengarahkan pelaku komunikasi kepada pertengkaran dan konflik.

Untuk dapat mendengarkan dengan baik, kita memerlukan eye contact dan bahasa tubuh, yang dapat menunjukkan perhatian maksimal kepada isi pernyataan. Selain itu, menghilangkan atau paling tidak mengabaikan hal-hal yang mengganggu percakapan adalah salah satu cara yang baik untuk pendapatkan poin-poin dari isi pernyataan.

Louise Frank Cyr pada tulisannya, Effective Communication: Getting things Done in Groups mengatakan tentang keuntungan mendengarkan secara seksama. Pertama, mendengarkan secara seksama akan menghemat waktu, karena Anda tidak akan mengulang pertanyaan, dan membahas isu yang sama berulang-ulang. Kedua, mendengarkan secara seksama membantu Anda mengevaluasi situasi dengan akurat. Ketiga, hal ini membantu komunikator untuk mengklarifikasi apa yang mereka katakan dan membuat komunikator merasa dihargai karena telah didengarkan. Mendengarkan dengan baik adalah salah satu cara menghormati dan menghargai orang lain. Yang terakhir, hal ini akan mengurangi dan menghindari emosi pelaku komunikasi yang dapat menghambat kejernihan pikiran.

Mendengarkan dengan seksama merupakan sebuah seni yang tinggi. Hal ini harus melalui beberapa latihan dan membutuhkan waktu yang berbeda pada tiap orang.

15

Page 16: Miscommunication Dan Minsunderstanding

3.4.2 Berbicara

Hal terpenting kedua yang dibutuhkan dalam hal mencapai komunikasi yang efektif adalah seni berbicara. Perlu kita ingat, banyak tujuan penting dari penyampaian isi pernyataan – apa yang kita pikirkan, rasakan, ide-ide dan banyak hal lainnya. Salah satunya adalah mempengaruhi komunikan. Bagaimana kita bisa meyakinkan, dan menciptakan komunikasi yang baik jika kemampuan berbicara kita lemah? Kegagalan komunikasi tidak akan terelakkan, tinggal kita lihat tipe kegagalan komunikasi yang manakah yang terjadi, apakag miscommunication atau misunderstanding?

Gerard Braud mengatakan, ada tiga aturan dasar yang tidak boleh dilanggar untuk mencapai komunikasi yang efektif: make it clear, say what you mean, dan avoid acronyms and abbreviations.

Ketika kita menyampaikan ide atau perasaan kepada komunikan, bicaralah perlahan dengan artikulasi yang jelas. Setiap kata harus diucapkan dengan jelas. Kebanyakan orang berbicara seperti bergumam atau berbisik. Hal ini membuat komunikator mengerahkan seluruh tenaganya untuk memperhatikan apa yang Anda katakan. Ini melelahkan komunikator. Anda akan membuang banyak waktu karena sering mengulang isi pernyataan karena komunikan akan berulang kali bertanya “bagaimana, Pak? Kurang jelas” atau “huh? Apaan?”

Ketika menyampaikan isi pernyataan sebaiknya jangan bertele-tele dan berputar-putar. Anda bukan sedang bermain teater yang kalimatnya muter-muter dengan segala personifikasi di dalamnya. Katakana langsung apa yang hendak Anda katakan. Anda akan menghemat waktu dan mempermudah situasi.

Hindari singkatan-singkatan. Anda sedang menyampaikan hal yang penting, mempengaruhi komunikan dan tentu saja mempersingkat waktu. Jangan buat orang lain bertanya kepada Anda apa yang seharusnya tidak perlu ditanyakan.

PumpHouse Ministries memiliki metode lain sebagai pelengkap metode Braud. Hal yang pertama adalah, mengakui atau menerima ide-ide, perasaan dan pemikiran komunikator. Mainkan peran Anda sebagai pendengar yang baik. Tunjukkan bahwa Anda menyimak isi pernyataan dengan mata, gesture dan, setidaknya katakana “terus?”, “uh-huh” atau “ehmm..”. kemudian berikan komentar yang mengindikasikan bahwa Anda menyimak seluruh isi pernyataan yang disampaikan komunikator.

Kemudian yang kedua adalah paraphrasing, atau refleksi. Gunakan kata-kata lain untuk menyatakan isi pernyataan. Hal ini akan menunjukkan bahwa – setidaknya – Anda berusaha untuk memahami isi pernyataan tersebut. Jangan mengulangi kata-kata yang diucapkan oleh

16

Page 17: Miscommunication Dan Minsunderstanding

komunikator karena akan membuat Anda terlihat bodoh, tidak mengerti inti dari isi pernyataan komunikator. Tentu saja akan terjadi miscommunication atau misunderstanding.

Klarifikasi apa yang Anda simpulkan mengenai isi pernyataan. Ini membantu Anda tetap fokus pada pembicaraan. Kemudian berikan opini sebagai feedback terhadap isi pernyataan. Berikan saran yang membantu komunikator. Jangan mengkritik tanpa memberikan solusi dan saran sebagai jalan keluar. Hal ini akan menyulitkan Anda karena komunikator akan merasa kesal dan menimbulkan misunderstanding. Memberikan saran tanpa jalan keluar adalah menyalahi etika dan moral.

Melalui berbagai solusi dalam menciptakan komunikasi efektif tersebut membantu kita dalam banyak hal. Kegagalan yang dapat terjadi bukan hanya kegagalan komunikasi. Dari kegagalan komunikasi, baik misunderstanding dan miscommunication, akan menimbulkan kegagalan-kegagalan lain. Feedback yang salah akan mengacaukan lingkungan, hubungan kekerabatan, dan sebuah negara dapat jatuh hanya karena kesalahan pemberian feedback.

17

Page 18: Miscommunication Dan Minsunderstanding

BAB IV

PENUTUP

Miscommunication dan misunderstanding merupakan bagian dari kegagalan komunikasi. Intinya, persepsi dari isi pernyataan yang disampaikan oleh komunikator tidak sama dengan persepsi yang ditangkap oleh komunikan. Artinya, komunikasi yang terjadi antara komunikan dan komunikator tersebut tidak efektif.

Kedua istilah tersebut sangat penting untuk dibahas, mengingat masih banyak kegagalan komunikasi, di dalam lingkup kecil sampai lingkup yang besar, yang mengakibatkan konflik, kesenjangan dan bahkan dapat mengakibatkan kehancuran. Pemahaman isi pernyataan oleh komunikan yang tidak sempurna akan menimbulkan tindakan yang berbeda dari apa yang komunikator inginkan.

Hal tersebut mendorong kita membahas dan menelaah kedua istilah tersebut dan menemukan solusi agar menciptakan komunikasi yang efektif di setiap kalangan dan lapisan masyarakat. Keefektifan komunikasi dapat membantu kelancaran kelangsungan hidup serta membantu menciptakan kedamaian di dalam suatu kelompok.

Untuk menghindari miscommunication dan misunderstanding, perlu berbagai latihan, di mulai dari lingkup yang kecil, dan metode yang termudah. Menciptakan komunikasi seefektif mungkin berarti mengurangi konflik dan menciptakan hubungan yang baika antar sesama.

18

Page 19: Miscommunication Dan Minsunderstanding

DAFTAR PUSTAKA

Cyr, L. F. (1914). Effective Communication: Getting Things Done in Groups. Bulletin #6103 .

Houze, R. C. How to Avoid Miscommunication.

Hybels, s., & Weaver II, R. L. (1992). Communicating Effectively (3rd Edition ed.). New York, USA: McGraw-Hill, Inc.

Miscommunication; "What did You Say?". PumpHouse Ministries.

Soehoet, H. (2002). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta, Indonesia: Yayasan Kampus Tercinta - IISIP Jakarta.

Tubbs, S. (2010). Human Communication: Principles and Contexts (12th Edition ed.). New York, USA: McGraw-Hill, Inc.

19