MINGGU 11+12 PENJADWALAN
-
Upload
junistira-sitompul -
Category
Documents
-
view
535 -
download
4
Transcript of MINGGU 11+12 PENJADWALAN
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
1
Penjadwalan Mesin
Perencanaan dan Pengendalian ProduksiMinggu 12
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
2
Pendahuluan
• Masalah penjadwalan muncul di berbagai macam kegiatan: rumah sakit, universitas, airline, factory
• Output MRP adalah planned order releases
• Terdapat order-order yang berbeda tetapi harus diproses pada mesin yang sama
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
3
Pendahuluan
• Job adalah kegiatan yang harus dikerjakan. Beberapa asumsi mengenai job :
– Waktu proses diketahui– Sebuah job harus dikerjakan sampai
selesai, tidak diperkenankan preemption– Job mungkin mempunyai due date dan
release date ( ready time )– Sebuah job pada satu saat tertentu hanya
dapat dikerjakan pada satu mesin
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
4
Pendahuluan
• Mesin adalah alat tempat job dikerjakan. Beberapa kelompok jenis mesin dalam penjadwalan adalah :– single machine, artinya hanya ada satu mesin dan semua job
harus dikerjakan pada mesin tersebut– parallel machine, artinya beberapa mesin yang dapat
mengerjakan proses yang sama pada setiap job. Diasumsikan semua mesin parallel adala identik
– flow shops, terdiri dari beberapa mesin yang berbeda. Setiap job harus dikerjakan pada setiap mesin hanya satu kali; setiap job mempunyai routing yang sama
– job shops, terdiri dari beberapa mesin yang berbeda. Setiap job mempunyai routing yang berbeda
– open shops, adalah shop dimana job tidak mempunyai routing yang spesifik. Contohnya bengkel mobil
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
5
Model Penjadwalan (1)
Penjadwalan
Single stage
Multiple stages
Single machine
Parallel/heterogeneous machines
Flow shop
Job shop
Job
Batch
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
6
Model Penjadwalan(2)
• Job scheduling (memecahkan masalah sequencing saja, karena ukuran job telah diketahui)– n jobs on 1 processor– n jobs on m-parallel processors– Flow shop scheduling– Job shop scheduling
• Batch scheduling (memecahkan masalah penentuan ukuran batch dan masalah sequencing secara simultan)
Single stage
Multiple stages
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
7
Pendekatan
• Forward scheduling(penjadwalan maju): penjadwalan yang dimulai segera setelah saat job siap; mulai dari time zero dan bergerak searah dengan pergerakan waktu. Jadwal pasti feasible tapi mungkin melebihi due date.
• Backward scheduling (penjadwalan mundur): penjadwalan mulai dari date date dan bergerak berlawanan arah dengan arah pergerakan waktu. Jadwal pasti memenuhi due date tapi mungkin tidak feasible
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
8
Terminologi(1)
• Processing time (waktu proses): estimasi waktu penyelesaian pekerjaan (job, task), ti
• Setup time (waktu setup): waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan persiapan sebelum pemrosesan job dilaksanakan. Sequence dependent and independent setup times. si
• Flow time (waktu tinggal): waktu antara saat datang (arrival time) dan saat kirim (delivery date), Fi
• Saat datang adalah saat job mulai berada di shop floor (production line), ai
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
9
Terminologi(2)• Delivery date (saat kirim): saat pengiriman job dari shop floor
ke proses berikut atau ke konsumen, di
• Ready time (saat siap): saat sebuah job siap diproses.• Due date: saat batas (deadline) untuk job, yang setelah
batas tersebut job dinyatakan terlambat, di
• Makespan: interval waktu total untuk penyelesaian seluruh job
• Completion time (saat selesai): saat suatu job selesai diproses, ci
• Lateness: deviasi antara saat selesai dan due date, Li = ci - di
• Tardiness (Ti): positive lateness. Earliness (Ei): negative lateness
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
10
Terminologi(3)• Slack: sisa waktu sampai due date, SLi = di - ti – saat
sekarang • Gantt chart: adalah peta visual yang menggambarkan
loading dan scheduling
• Loading menggambarkan beban mesin
• Schedule menggambarkan urutan (sequence) pemrosesan job, dan menggambarkan saat dimulai dan saat selesai suatu pekerjaan
• Dalam bidang penelitian scheduling, schedule dan sequence biasanya mempunyai pengertian yang dapat dipertukarkan (schedule = sequence)
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
11
Terminologi(4)
• Waiting time adalah waktu job menunggu karena mesin yang seharus memproses job tersebut sedang memproses job lain
• Idle time adalah waktu mesin tidak bekerja (menganggur) karena tidak ada job yang harus diprosesPriority rule: aturan penentuan prioritas pemrosesan
• Priority rules: FCFS (first come first serve); SPT (shortest processing time), LPT (longest processing time), EDD (earliest due date); rasio kritis (critical ratio, CR). CR = (due date – today’s date)/(lead time remaining) atau CR = (due date – today’s date)/(workdays remaining)
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
12
Terminologi(5)• Kriteria penjadwalan:
– Minimasi shop time: flow time, makespan
– Maksimasi utilization (minimasi idle time)
– Minimasi WIP (work in process): Minimasi flow time, minimasi earliness
– Minimasi customer waiting time: number of tardy jobs, mean lateness, maximum lateness, mean queue time
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
13
Terminologi(6)
• Suatu variant dalam batch scheduling problems adalah lot streaming.
• Lot streaming adalah suatu teknik untuk mempercepat aliran pengerjaan (the flow of work) dengan menentukan transfer lots, yaitu lot untuk membawa sebagian part (dari suatu batch yang terdiri part yang identik) yang sudah selesai diproses di suatu mesin (upstream machine) ke mesin berikut (downstream machine). Tujuan lot streaming adalah untuk memperpendek makespan dan sekaligus flow time (yang berarti meminimumkan inventory).
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
14
Penjadwalan Single Machine
• Masalah penjadwalan paling mendasar terjadi jika sekumpulan job mengantri untuk dikerjakan pada satu mesin. Urutan pengerjaan akan mempengaruhi kapan setiap job selesai dikerjakan. Makespan yang diperlukan untuk mengerjakan seluruh job akan sama untuk semua urutan. Makespan merupakan jumlah dari waktu proses seluruh job.
n
iis tM
1
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
15
Penjadwalan Single Machine• Jika diasumsikan semua job siap pada saat t=0, maka
flow time setiap job sama dengan completion timenya
Fi,s = Ci,s
• Ukuran performansi yang lain untuk jadwal s adalah mean lateness dan mean tardiness
n
isis F
nF
1,
1
n
isis L
nL
1,
1
n
isis T
nT
1,
1
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
16
Penjadwalan Single Machine
• Walaupun urutan pengerjaan tidak mempengaruhi makespan, tetapi dapat mempengaruhi mean flow time, mean lateness, dan mean tardiness.
• Contoh pengaruh urutan pada mean flow time:
Ada dua job yaitu A dan B dengan tA < tB.. Ada dua urutan yang mungkin, A dikerjakan dulu baru B, atau B dikerjakan dulu baru A.
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
17
Penjadwalan Single Machine
Terlihat bahwa pada gambar 1 mean flow time adalah
sedangkan pada gambar 2 mean flow time adalah
dan karena tA < tB maka mean flow time posisi 1 akan lebih kecil dari mean flow time posisi 2.
BAABAs tttFFF 21
21
ABBABs tttFFF 21
21
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
18
Penjadwalan Single Machine
Jika dinyatakan bahwa waktu proses untuk job yang dikerjakan pertama adalah t1 dan waktu proses job yang dikerjakan kedua adalah t2 maka mean flow time untuk kedua posisi di atas adalah :
terlihat bahwa waktu proses untuk job yang dikerjakan pertama akan muncul dua kali pada persamaan di atas sedangkan waktu proses job yang dikerjakan kedua hanya satu kali. Oleh karena itu untuk meminimasi mean flow time maka jadwalkan job yang mempunyai waktu proses terkecil dahulu.
21121
2121 tttFFFs
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
19
Penjadwalan n jobs pada single machine(1)
• Theorem : SPT Rule untuk meminimasi mean flow time pada satu mesin dengan release time = 0
• Flow time rata-rata akan minimum bila n jobs yang akan diproses pada sebuah mesin diurut menurut waktu pemrosesan terpendek (shortest processing time, SPT), yaitu:
• Perhitungan mean flow time untuk n job adalah sbb :
nn tttt 121 ...
nns tttnntn
F 121 2......)1(1
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
20
Penjadwalan n jobs pada single machine(2)
Waktuproses
1 52 83 64 35 106 147 78 3
JobWaktuproses
4 38 31 53 67 72 85 106 14
Job
Urutan yang dihasilkan: 4-8-1-3-7-2-5-6
Flow time rata-rata: 23,875
3611172432425619123.875
Flow time
FF
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
21
Penjadwalan n jobs pada single machine(3)
Gantt chart
4 8 1 3 7 2 5 6
Makespan = 56
Waktuproses
4 3 38 3 61 5 113 6 177 7 242 8 325 10 426 14 56
Total 191Rata- rata 23.875
Job Flow time
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
22
Penjadwalan n jobs pada single machine(4)
• Aturan WSPT (Weighted shortest processing time):
• Bila terdapat n jobs yang akan diproses di sebuah mesin dan setiap job mempunyai bobot Wi, maka rata-rata weighted flow time akan minimum bila job tersebut diurut menurut:
n
n
n
n
W
t
W
t
W
t
W
t
1
1
2
2
1
1 ...
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
23
Penjadwalan n jobs pada single machine(5)Waktuproses
1 5 1 52 8 2 43 6 3 24 3 1 3
5 10 2 5
6 14 3 4.77 7 2 3.58 3 1 3
Job Boboti
i
W
t
Urutan yang dihasilkan: 3-4-8-7-2-6-1-5Flow time rata-rata: 27,0Flow time tertimbang rata-rata: 27,46667
WeightedFlow time
3 3 6 6 184 1 3 9 98 1 3 12 127 2 7 19 382 2 8 27 546 3 14 41 1231 1 5 46 465 2 10 56 112
Total 15 Total 216 412Rata- rata 27 27.46667
Job Bob o tWaktu Flow time
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
24
Penjadwalan n jobs pada single machine(6)
• Aturan SPT meminimumkan mean lateness• Bila terdapat n jobs yang akan diproses di sebuah
mesin, maka mean lateness akan minimum bila jobs tersebut diurut menurut aturan SPT
1 5 152 8 103 6 154 3 255 10 206 14 407 7 458 3 50
Job Waktu Due date
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
25
Penjadwalan n jobs pada single machine(7)
Saat LatenesssSelesai c-d
4 3 25 3 -228 3 50 6 -441 5 15 11 -43 6 15 17 27 7 45 24 -212 8 10 32 225 10 20 42 226 14 40 56 16
Total -29Rata-rata -3.625
Job Waktu Due date
Maximum lateness: 22
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
26
Penjadwalan n jobs pada single machine(8)
• Aturan EDD (earliest due date)• Aturan EDD meminimumkan maximum lateness pada
sebuah mesinSaat Latenesss
Selesai c-d2 8 10 8 -21 5 15 13 -23 6 15 19 45 10 20 29 94 3 25 32 76 14 40 46 67 7 45 53 88 3 50 56 6
Total 36Rata-rata 4.5
Job Waktu Due date
Maximum lateness:9
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
27
Penjadwalan n jobs pada single machine(9)
• Algoritma Hodgson meminimumkan jumlah job yang tardy pada sebuah mesin– Step 1. Urut semua job sesuai EDD; bila tidak ada atau hanya
satu job yang tardy (positive lateness) maka stop. Bila lebih dari sebuah maka lanjutkan ke Step 2
– Step 2. Mulai dari awal sampai akhir job pada urutan EDD, identifikasi tardy job yang paling awal. Bila tidak tardy job maka lanjutkan ke Step 4. Bila ada, maka lanjutkan ke Step 3
– Step 3. Misal tardy job tersebut berada di urutan ke i. Pilih job yang mempunyai waktu proses terpanjang di antara i buah job tersebut. Keluarkan job terpilih tersebut. Hitung saat selesai yang baru, dan kembali ke Step 2.
– Step 4. Tempatkan job yang dikeluarkan dalam urutan sembarang di ujung belakang urutan
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
28
Penjadwalan n jobs pada single machine(10)
i 2 1 3 5 4 6 7 8
ti 8 5 6 10 3 14 7 3
ci 8 13 19 29 32 46 53 56
di 10 15 15 20 25 40 45 50
Li -2 -2 4 9 7 6 8 6
i 1 3 5 4 6 7 8
ti 5 6 10 3 14 7 3
ci 5 11 21 24 38 45 48
di 15 15 20 25 40 45 50
Li -10 -4 1 -1 -2 0 -2
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
29
Penjadwalan n jobs pada single machine(11)i 1 3 4 6 7 8
ti 5 6 3 14 7 3
ci 5 11 14 28 35 38
di 15 15 25 40 45 50
Li - 10 - 4 - 11 - 12 - 10 - 12
i 1 3 4 6 7 8 2 5
ti 5 6 3 14 7 3 8 10
ci 5 11 14 28 35 38 46 56
di 15 15 25 40 45 50 10 20
Li -10 -4 -11 -12 -10 -12 36 36
Jumlah tardy job: 2Rata-rata lateness adalah 1,625, dan maximum lateness adalah 36
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
30
Penjadwalan n jobs pada single machine(12)
Mean Flow Weighted Mean Maximum No. of Mean
Rule Time Mean Flow Lateness Lateness Tardy Tardiness
Time Jobs
SPT 23,875 29 -3,625 22 4 7,75
WSPT 27 27,467 -0.5 36 4 10,625
EDD 32 31733 4,5 9 6 5
Slack 32,125 31,133 4,625 9 6 5
Perbandingan perfomansi scheduling rule
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
31
Penjadwalan n jobs, parallel machines(1)
• Algoritma meminimkan mean flow time pada mesin paralel– Step 1. Urut semua jobs dengan urutan SPT– Step 2. Jadwalkan job tersebut satu per satu pada mesin yang
memiliki beban minimum. Bila beban mesin sama, pilih sembarang mesin
i 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ti 5 6 3 8 7 2 3 5 4 2
i 6 10 3 7 9 1 8 2 5 4
ti 2 2 3 3 4 5 5 6 7 8
Urutan SPT
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
32
Penjadwalan n jobs, parallel machines(2)i 6 10 3 7 9 1 8 2 5 4
ti 2 2 3 3 4 5 5 6 7 8
M1
M2
M3 3 1 5
2910
6 7 8 4
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
33
Penjadwalan n jobs, parallel machines(3)
J ob Waktu Flow time J ob Waktu Flow time J ob Waktu Flow time6 2 2 10 2 2 3 3 37 3 5 9 4 6 1 5 88 5 10 2 6 12 5 7 154 8 18
Total 35 20 26Rata- rata 8.75 6.666667 8.666667
Rata-rata flow time: 8,01
Makespan: 18
M1 M2 M3
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
34
Penjadwalan n jobs, parallel machines(4)
2. Algoritma meminimumkan mean flow time dan makespan sekaligus pada mesin paralel- Step 1 : Urutkan job berdasarkan LPT
- Step 2 : Jadwalkan job tersebut satu per satu pada mesin yang memiliki beban minimum. Bila beban mesin sama, pilih sembarang mesin
- Step 3 : Tukarkan urutan pada masing-masing mesin sehingga mengikuti urutan SPT
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
35
Penjadwalan n jobs, parallel machines(5)
Hasil step 2, makespan 16, mean flow time 11,5
Hasil step 3, makespan 16 dan mean flow time 8.1
M3
M1
2 31 10
5 8 7
694
M2
M2
3 110
587
6 9 4
2M3
M1
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
36
Penjadwalan n jobs, parallel machines(6)
3. Algoritma meminimumkan maximum tardiness pada m mesin paralel - Step 1 : Urutkan job berdasarkan EDD
- Step 2 : Jadwalkan job tersebut satu per satu pada mesin yang memiliki beban minimum. Bila beban mesin sama, pilih sembarang mesin
i 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ti 5 6 3 8 7 2 3 5 4 2
di 8 9 14 12 11 5 8 10 15 7
Sli 3 3 11 4 4 3 5 5 11 5
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
37
Penjadwalan n jobs, parallel machines(7)
Hasil pengurutan dengan EDD, mean tardiness 0,6; max 4, tardy job 3
Hasil pengurutan dengan slack, mean tardiness 1,3; max 5, tardy job 6
M2
3
1
10
5
876
9
42
M3
M1
M2
31
10
5
87
6 94
2
M3
M1
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
38
Penjadwalan n jobs, parallel machines(8)
4. Algoritma meminimasi jumlah tardy job pada mesin paralel- Step 1 : Urutkan job sesuai EDD- Step 2 : Distribusikan pada masing-masing mesin- Step 3 : Kerjakan algoritma Hudgson pada masing-masing mesin
Hasil algoritma ini adalah seperti berikut :
M3
M1
2
3
1
10
5
876
9
4M2
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
39
Penjadwalan n jobs, serial machines
• Penjadwalan flow shop• Kriteria: minimasi makespan• Flow shop 2 mesin: Algoritma Johnson (1956), optimal• Flow shop m mesin: Algoritma Campbell, Dudek dan
Smith (CDS)• Urutan pemrosesan n job di seluruh mesin adalah sama• Panjang makespan ditentukan dengan membuat Gantt
chart untuk jadwal terpilih: Setiap job hanya diproses di satu mesin pada saat yang sama, dan setiap mesin hanya memproses sebuah job pada saat yang sama
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
40
Algoritma Johnson(1)
• Step 1. Tentukan waktu proses yang terpendek di antara seluruh job dalam daftar job yang akan diproses
• Step 2a. Bila waktu proses terpendek berada di mesin M1, maka jadwalkan job dengan waktu terpendek itu pada posisi paling kiri pada urutan yang dimungkinkan, dan lanjutkan ke Step 3.
• Step 2b. Bila waktu proses terpendek berada di mesin M2, maka jadwalkan job dengan waktu terpendek itu pada posisi paling kanan pada urutan yang dimungkinkan, dan lanjutkan ke Step 3.
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
41
Algoritma Johnson(2)
• Step 2c. Bila terdapat beberapa nilai waktu proses terpendek, maka pilih sembarang; dan jadwalkan job dengan waktu proses terpilih di posisi paling kiri atau kanan sesuai dengan keberadaan waktu proses terpilih tersebut.
• Step 3. Keluarkan job yang sudah dijadwalkan dari daftar job. Bila masih ada job yang belum dijadwalkan, maka kembali ke Step 1. Bila seluruh job sudah dijadwalkan maka stop.
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
42
Algoritma Johnson(3)
Job
tj1
tj2
Job1 Job2 Job3 Job4 Job5
3 5 1 6 7
6 2 2 6 5
Job3 Job1 Job4 Job5 Job2
3
1 4 5 2
2541324
M=24
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
43
Algoritma Campbel, Dudek and Smith(1)
Step 1. Set K=1. Hitung (m=jumlah mesin):
Step 2. Gunakan Algoritma Johnson untuk penentuan urutan pekerjaan dengan menyatakan
K
kkii tt
1,
*1,
K
kkmii tt
11,
*2,
*1,1, ii tt *
2,2, ii tt
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
44
Algoritma Campbel, Dudek and Smith(2)
• Step 3. Hitung makespan untuk urutan tersebut. Catat jadwal dan makespan yang dihasilkan
• Step 4. Jika K=m-1 maka pilih jadwal dengan makespan terpendek sebagai jadwal yang digunakan, lalu stop. Jika K<m-1 maka K=K+1 dan kembali ke Step 1.
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
45
Algoritma Campbel, Dudek and Smith(3)
Mesin 1 Mesin 2 Mesin 1 Mesin 21 4 5 7 82 3 4 6 73 2 6 3 74 5 2 8 55 6 7 10 116 1 3 9 11
J ob i Mesin 1 Mesin 2 Mesin 31 4 3 52 3 3 43 2 1 64 5 3 25 6 4 76 1 8 3
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
46
Algoritma Campbel, Dudek and Smith(4)
• Jadwal untuk K = 1, makespan 36
• Jadwal untuk K = 2, makespan 33
6 3 2 1 5 4
6
6 3 2 1 5 4
3 2 1 5 4M3
M2
M1
63 2 1 5 4
6
63 2 1 5 4
3 2 1 5 4M3
M2
M1
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
47
Job shop scheduling(1)
• Flow shop: aliran kerja unidirectional• Job shop: aliran kerja tidak unidirectional
Mk
In process jobs In process jobs
New jobs
Completed jobs
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
48
Job shop scheduling(2)
• Flow shop: Indeks (i, j)
Job M1 M2 Mm…
J1
J2
Jn…
………
…
… … ………
…
… ………
Waktu proses
• Job shop: Indeks (i, j, k)
Waktu operasi ke j untuk pemrosesan job i di mesin k
job operasi mesin
tijk
tij: Waktu proses job i di mesin j
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
49
Job shop scheduling(2)
Operasi 1 Operasi 2 Operasi 3
Job J1 4 3 2
Job J2 1 4 4
Job J3 3 2 3
Job J4 3 3 1
Waktu ProsesOperasi 1 Operasi 2 Operasi 3
Job J1 1 2 3Job J2 2 1 3Job J3 3 2 1Job J4 2 3 1
Routing
t233 = 4 t31… = 331= t431
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
50
Geser-kiri (left-shift)
• Geser-kiri lokal (local left-shift)
penyesuaian (menjadi lebih cepat) saat mulai (start time) suatu operasi dengan tanpa mengubah urutan
• Gese-kiri global (global left-shift)
penyesuaian sehingga suatu operasi dimulai lebih cepat tanpa menyebabkan delay operasi lain
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
51
Jenis jadwal pada job shop(1)
1. Jadwal semiaktif– adalah satu set jadwal yang tidak
memungkinkan lagi untuk melakukan geser-kiri lokal
– adalah satu set jadwal yang tidak memiliki superfluous idle timeSuperfluous idle time terjadi pada jadwal yang
apabila suatu operasi dimulai lebih awal tidak menyebabkan perubahan urutan pada mesin manapun
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
52
Jenis jadwal pada job shop(1)
Operasi 1 Operasi 2 Operasi 3Job J1 4 3 2Job J2 1 4 4Job J3 3 2 3Job J4 3 3 1
Waktu ProsesOperasi 1 Operasi 2 Operasi 3
Job J1 1 2 3Job J2 2 1 3Job J3 3 2 1Job J4 2 3 1
Routing
4
3
3
3
4
4
2
2
2
1
1
1
M1
M2
M3
Misal urutan job adalah 4-3-2-1:
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
53
Jenis jadwal pada job shop(2)
4
3
3
3
4
4
2
2
2
1
1
1
M1
M2
M3
Geser-kiri lokal tidak bisa dilakukan (menggeser saat mulai tanpa mengubah urutan)
Saat mulai operasi (1,1,1) bisa dilakukan tanpa menyebabkan delay pada operasi lain (tapi harus mengubah urutan)
1
1
1
1
1
1
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
54
Jenis jadwal pada job shop(3)
2. Jadwal Aktif
adalah satu set jadwal yang tidak memungkinkan lagi untuk melakukan geser-kiri global
3. Jadwal non-delay
adalah jadwal aktif yang tidak membiarkan mesin menjadi idle bila suatu operasi dapat dimulai
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
55
Jenis jadwal pada job shop(4)
All schedule
SA A ND*
* SA = semiactive
A = active
ND = non-delay
* = optimal
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
56
Algoritma Pembangkitan Jadwal Aktif(1)
PSt = Jadwal parsial yang terdiri t buah operasi terjadwal
St = Set operasi yang dapat dijadwalkan pada stage t, setelah diperoleh PSt
t = Waktu tercepat operasi dapat dimulai
t = Waktu tercepat operasi dapat diselesaikan
Berikut adalah algoritma untuk mendapatkan/membangkitkan salah satu jadwal aktif
tSj
tSj
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
57
Algoritma Pembangkitan Jadwal Aktif(2)
Step 1. Tentukan t=0, dan kemudian mulai dengan PS0 sebagai jadwal parsial nol. Tentukan seluruh operasi tanpa predecessor sebagai S0.
Step 2. Tentukan dan mesin m* yaitu mesin tempat * dapat direalisasikan
Step 3. Untuk setiap operasi yang membutuhkan mesin m* dan berlaku , buat jadwal parsial baru dengan menambahkan operasi j pada PSt dengan saat mulai operasi pada j
jSj t min*
tSj * j
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
58
Algoritma Pembangkitan Jadwal Aktif(3)
Step 4. Untuk setiap jadwal parsial baru PSt+1, yang dihasilkan pada Step 3, perbaharui (up date) set data berikut:– Keluarkan operasi j dari St
– Tambahkan suksesor langsung operasi j ke dalam St+1
– Naikkan nilai t dengan 1
Step 5. Untuk setiap PSt+1 yang dihasilkan pada Step 3, kembali ke Step 2. Lanjutkan langkah-langkah ini sampai suatu jadwal aktif dihasilkan.
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
59
Jadwal Aktif(1)
Mesin
Stage 1 2 3 st j tij j * m* PSt
0 0 00 111212313412
0 40 10 30 3
4133
1 2212
1 0 1 0221313412
0101
4433
4534
3 3
313111
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
60
Jadwal Aktif(2) Mesin
Stage 1 2 3 st j tij j * m* PSt
0 1 32 111221322412
0 41 43 21 3
4554
4 1 111
3 4 1 3221322412
4431
3423
7854 4 2
412122
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
61
Jadwal Aktif(3) Mesin
Stage 1 2 3 st j tij j * m* PSt
4 4 34 122221322423
4 34 44 24 3
7867
6 2
322
5 4 6 3221331423
6444
3433
9877 7 3
423122
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
62
Jadwal Aktif(4) Mesin
Stage 1 2 3 st j tij j * m* PSt
4 6 76 122221331431
6 34 46 37 1
9898
8 1221
7 8 6 7233331431
6888
3431
912119 9 1
431122
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
63
Jadwal Aktif(5)
Mesin
Stage 1 2 3 st j tij j * m* PSt
9 6 78 122233331
6 38 49 3
91212
8 1122
9 9 9 7233331
989
243
111212
11 3 133133
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
64
Jadwal Aktif(6)
Mesin
Stage 1 2 3 st j tij j * m* PSt
9 9 1110 233331
11 49 3
1512 12 1
331
11 12 9 11 11 4 15 15 3 233233
12 9 15
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
65
Jadwal Aktif(7)
M1
M2
M3 313 423 133 233
412 322 122
111 221 331
212
431
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
66
Algoritma Pembangkitan Jadwal Non-delay(1)
Step 1. Tentukan t=0, dan kemudian mulai dengan PS0 sebagai jadwal parsial nol. Tentukan seluruh operasi tanpa predecessor sebagai S0.
Step 2. Tentukan dan mesin m* yaitu mesin tempat * dapat direalisasikan
Step 3. Untuk setiap operasi yang membutuhkan mesin m* dan berlaku , buat jadwal parsial baru dengan menambahkan operasi j pada PSt dengan saat mulai operasi pada j
jSj t min*
tSj * j
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
67
Algoritma Pembangkitan Jadwal Non-delay (2)
Step 4. Untuk setiap jadwal parsial baru PSt+1, yang dihasilkan pada Step 3, perbaharui (up date) set data berikut:– Keluarkan operasi j dari St
– Tambahkan suksesor langsung operasi j ke dalam St+1
– Naikkan nilai t dengan 1
Step 5. Untuk setiap PSt+1 yang dihasilkan pada Step 3, kembali ke Step 2. Lanjutkan langkah-langkah ini sampai seluruh jadwal aktif dihasilkan.
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
68
JADWAL NON DELAY ATURAN PRIORITAS SPT
Mesin Stage 1 2 3
St
Cj
tij
rj
C*
m*
PSt
111 0 4 4 212 0 1 1 313 0 3 3
0 0 0 0
412 0 3 3
0 1 2 3
111 212 313
122 4 3 7 221 4 4 8 322 3 2 5
1 4 1 3
412 1 2 4
1
2
412
122 4 3 7 221 4 4 8 322 4 2 6
2 4 4 3
423 4 3 7
4
1 2 3
221 322 423
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
69
Mesin Stage 1 2 3
St
Cj
tij
rj
C*
m*
PSt
122 6 3 9 233 8 4 12 331 8 3 11
3 8 6 7
431 8 1 9
6
2 122
133 9 2 11 233 8 4 12 331 8 3 11
4 8 9 7
431 8 1 9
8
3
233 431
133 12 2 14 5 9 9 12 331 9 3 12
9
1
331
6 12 9 12 133 12 2 14 12 3 133
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
70
HASIL PENJADWALAN NON DELAY
Mesin 1
Mesin 2
Mesin 3
212
423 133
412
313
111
233
322
3 4 7 8 12
122
1 4 6 9
221 431 331
4 8 9 12
14
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
71
Penjadwalan n jobs, parallel machines(5)
M3
M1
2 31 10
5 8 7
694
M2
M2
3 110
587
6 9 4
2M3
M1
Penjadwalan Mesin Perencanaan dan Pengendalian Produksi
72
Algoritma Campbel, Dudek and Smith(4)
6 3 2 1 5 4
6
6 3 2 1 5 4
3 2 1 5 4M3
M2
M1