Mineral Fisik Komplit 3
-
Upload
galang-virgiawan -
Category
Documents
-
view
159 -
download
8
Transcript of Mineral Fisik Komplit 3
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. MAKSUD
Mengetahui sifat – sifat fisik dari suatu mineral.
Mengetahui nama-nama mineral dari suatu batuan berdasarkan
sifat-sifat fisik suatu mineral.
Mengetahui proses-proses terbentuknya suatu mineral.
I.2. TUJUAN
Dapat mengetahui sifat – sifat fisik dari suatu mineral.
Mampu mengetahui nama-nama mineral dari suatu batuan
berdasarkan sifat-sifat fisik suatu mineral.
Mampu mengetahui proses-proses terbentuknya suatu mineral.
1
BAB II
DASAR TEORI
II.1. Definisi Mineral
Mineral adalah zat atau benda yang biasanya padat dan
homogen dan hasil bentukan alam yang memiliki sifat-sifat fisik dan
kimia tertentu serta umumnya berbentuk kristalin. Meskipun
demikian ada beberapa bahan yang terjadi karena penguraian atau
perubahan sisa-sisa tumbuhan dan hewan secara alamiah juga
digolongkan ke dalam mineral, seperti batubara, minyak bumi,
tanah diatome.
Untuk menjadi mineral dalam pengertian geologi, suatu zat
atau benda harus memenuhi 4 syarat :
Harus berupa zat padat ( solid )
Harus terbentuk secara natural atau alami ( naturally
occurred )
Harus anorganik
Harus memiliki komposisi kimia tertentu
Disamping arti di atas, masih ada pengertian lain tentang
kata “mineral” yang berlainan dengan definisi secara geologis. Kata
“mineral” pada kemasan makanan misalnya, tidak ada
hubungannya dengan yang dimaksud “mineral” menurut ahli
geologi maupun ahli kimia. Demikian pula halnya dengan
pengertian mineral menurut ahli pertambangan. Bagi ahli
pertambangan, “mineral” berarti semua yang bernilai komersial
yang ditambang dari bumi.
( Diktat Geologi Fisik UPN, 2001 )
Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang
mempelajari mengenai mineral baik dalam bentuk individu maupun
2
dalam bentuk kesatuan antara lain mempelajari tentang sifat – sifat
fisis, sifat – sifat kimia, cara – cara terdapatnya, cara terjadinya dan
kegunaannya.
( Danisworo, C ; Firdaus M Suprapto. 2000 )
II.2. Definisi Mineralogi Fisik
Mineralogi fisik adalah cabang ilmu geologi yang
mempelajari tentang sifat – sifat fisik dari suatu mineral yang
meliputi warna, perawakan kristal, kilap, kekerasan, gores, belahan,
pecahan, daya tahan terhadap pukulan, berat jenis, rasa dan bau,
kemagnetan, derajat ketransparan, dan nama mineral serta rumus
kimianya.
( Danisworo, C ; Firdaus M Suprapto. 2000 )
II.3. Sifat - Sifat Fisik Mineral
Sifat – sifat fisik suatu mineral sangat diperlukan di dalam
pengenalan mineral secara megaskopis, yaitu mengenal dan
mendeterminasi mineral tanpa pertolongan mikroskop. Dengan
cara ini seseorang dapat mendeterminasi sekitar ratusan mineral.
Sifat – sifat suatu mineral tersebut antara lain : warna, kilap,
kekerasan, cerat, belahan, pecahan, bentuk, berat jenis, sifat
dalam, kemagnetan, dan sifat – sifat lain.
II.3.1. Warna ( Colour )
Warna adalah warna yang kita tangkap dengan mata
apabila mineral terkena cahaya, atau spektrum cahaya yang
dipantulkan oleh mineral.
Warna mineral dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
1. Warna idiokhromatik : apabila warna mineral selalu
tetap, pada umumnya dijumpai pada mineral - mineral
yang tidak dapat ditembus cahaya (opaque) atau
berkilap logam. Contoh : magnetite, galena, pyrolusite,
dan lain – lain.
3
2. Warna allokhromatik : apabila warna mineral tidak tetap
tergantung pada material pengotornya, pada umumnya
dijumpai pada mineral yang tidak tembus cahaya (
trasparant/translucent ) atau berkilap non logam.
Contoh: kuarsa, gypsum, kalsit, dan lain-lain.
Beberapa mineral terkadang dinamakan menurut
warnanya, seperti :
Albit ( albus = putih )
Klorite ( hijau )
Rhodopsite ( merah )
Melanite ( hitam )
Erythrite ( merah darah )
(Staf Asisten Mineralogi UGM, 1995)
II.3.2. Kilap ( luster )
Kilap adalah kesan mineral yang akan ditunjukkan
oleh pantulan cahaya yang dikenakan padanya, atau
intensitas cahaya yang dipantulkan oleh permukaan kristal.
Kilap mineral dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
a. Kilap logam ( metallic luster )
Bila terkena cahaya, mineral akan memberikan kesan
seperti logam. Contoh : galena ( abu – abu
logam ), pyrite ( kuning emas ), graphite,
pyrolusite, chalcopyrite, arsenopyrite ( putih timah ),
dan lain – lain.
b. Kilap non logam ( non metallic luster )
Bila terkena cahaya, mineral tidak memberikan kesan
seperti logam. Kilap non logam dapat dibedakan
menjadi 7 macam, yaitu :
4
1. Kilap kaca ( vitreous luster )
Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan
seperti kaca. Contoh : kuarsa, kalsit.
2. Kilap intan ( adamantin luster )
Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan
cemerlang seperti intan. Contoh : intan
3. Kilap sutera ( silky luster )
Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan
seperti sutera dan pada umumnya terdapat pada
mineral yang berserat. Contoh : actinolite,
gypsum.
4. Kilap damar ( resinous luster )
Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan
seperti getah damar. Contoh : sphalerite.
5. Kilap mutiara ( pearly luster )
Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan
seperti mutiara atau bagian dalam dari kulit
kerang. Contoh : talk, muskovit, dolomite.
6. Kilap lemak ( greasy luster )
Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan
seperti lemak atau sabun. Contoh :talk,serpentine.
7. Kilap tanah ( earthy luster )
Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan
seperti tanah lempung.Contoh:kaolin, limonite,
bauxite.
5
Kilap mineral penting untuk diketahui, karena sifat fisik
ini dipakaii dalam menentukan mineral yang diselidiki secara
megaskopis. Untuk itu perlu dibiasakan membedakan kilap
mineral satu dengan yang lain, walaupun kadang – kadang
akan dijumpai kesulitan, karena batas kilap satu dengan
yang lain tidak begitu tegas.
(Staf Asisten Mineralogi UGM, 1995)
II.3.3. Kekerasan ( hardness )
Kekerasan adalah ketahanan mineral terhadap suatu
goresan. Kekerasan secara relatif dapat ditentukan dengan
menggunakan SKALA MOHS yang dimula dari skala 1 untuk
mineral terlunak sampai skala 10 untuk mineral terkeras.
Skala
MOHS
Mineral Skala MOHS Mineral
1 Talk 6 Feldspar
2 Gypsum 7 Quartz
3 Calcite 8 Topaz
4 Fluorite 9 Corundum
5 Apatite 10 Diamond
Gambar.2.1. Tabel Skala mosh
Dalam menggunakan skala MOHS harus dimulai dari
mineral yang terkeras dan digoreskan pada bagian yang rata pada
mineral yang akan diselidiki. Sebagai pembanding juga dapat
digunakan benda lain, seperti di bawah ini :
No Benda Kekerasan No Benda Kekerasan
1 Kuku jari 2,5 5 Pisau baja 5,5
2 Jarum 3,0 6 Kaca 5,5 – 6,0
3 Koin
tembaga
3,5 7 Kikir baja 6,0 – 7,0
4 Paku besi 4,5 8 Amplas(kasar) 8,0 – 9,0
Gambar.2.2. Tabel alat uji kekerasan skala mosh
6
Pengujian akan dihentikan apabila mineral yang kita
selidiki tidak tergores oleh benda yang paling keras. Jadi
kekerasan mineral tersebut sama dengan kekerasan benda
pembanding yang digunakan untuk mengujinya.
II.3.4. Cerat ( streak )
Cerat atau warna goresan adalah warna mineral
dalam bentuk serbuk atau goresan. Cerat dapat sama atau
berbeda dengan warna mineral. Pada umumnya warna cerat
suatu mineral adalah tetap. Cerat diperoleh dengan
menggoreskan mineral pada bagian belakang dari keping
porselen ( bukan bagian yang licin ). Bila mineralnya lebih
keras dari porselen, maka dapat digoreskan pada skala
kekerasan yang lebih keras dari mineral tersebut.
Contoh : - Belerang berwarna kuning cerah bercerat putih
kekuningan
- Pirite berwarna kuning emas akan bercerat
hitam kecoklatan.
Dengan demikian warna cerat adalah khas bagi senyawa
atau mineral tertentu.
(Staf Asisten Mineralogi UGM, 1995)
II.3.5. Belahan ( cleavage )
Belahan adalah kenampakan mineral untuk
membelah melalui bidang belahan yang rata, halus, dan licin
serta pada umumnya selalu berpasangan.
Belahan dapat dibedakan menjadi :
a) Belahan sempurna ( perfect cleavage )
Ada bidang belahan dan mudah dibelah.
Contoh : muskovit, biotit
b) Belahan baik ( good cleavage )
7
Ada bidang belahan tetapi tidak mudah dibelah.
Contoh: kalsit, ortoklas, gypsum.
c) Belahan tidak jelas ( indistinct cleavage )
Bidang belahan seperti garis atau kenampakan striasi
pada bidang belahannya. Contoh : plagioklas.
d) Belahan tidak menentu
Tidak ada bidang belahan. Contoh : kuarsa, opal,
kalsedon.
Apabila ditinjau dari arah belahannya, maka belahan
dibedakan menjadi :
a) Belahan satu arah. Contoh : muskovit
b) Belahan dua arah. Contoh : feldspar
c) Belahan tiga arah. Contoh : halite dan kalsit.
(Staf Asisten Mineralogi UGM, 1995)
II.3.6. Pecahan ( fracture )
Pecahan adalah kenampakan mineral untuk pecah melalui
bidang yang tidak rata, tidak halus, tidak licin, dan tidak
teratur.
Pecahan mineral dapat dibedakan menjadi 5, yaitu :
a) Pecahan konkoidal ( choncoidal fracture ) :
memperlihatkan gelombang yang melengkung di
permukaan, seperti kenampakan bagian luar kulit kerang
atau botol yang dipecah. Contoh : kuarsa.
b) Pecahan berserat (Splintery/Fibrous ) : menunjukkan
gejala seperti serat atau daging. Contoh : serpentine,
asbes, augit.
c) Pecahan tidak rata ( uneven fracture ) : menunjukkan
kenampakan permukaan yang tidak teratur dan kasar.
Contoh : garnet.
8
d) Pecahan rata ( even fracture ) : permukaannya rata dan
cukup halus. Contoh : mineral lempung ( bentonit dan
kaolin )
e) Pecahan runcing ( hackly fracture ) : permukaannya
tidak teratur, kasar, dan ujungnya runcing – runcing.
Contoh : mineral kelompok logam native element, seperti
gold, copper.
II.3.7. Bentuk
Bentuk mineral ada 2 macam, yaitu :
1. Bentuk kristalin : apabila mineral mempunyai bidang
kristal yang ideal dan biasanya terdapat pada mineral
yang mempunyai bidang belahan. Bentuk mineral
kristalin dapat dibedakan lagi menjadi 3, yaitu :
a. Bangun Kubus. Contoh : Galena, Pirit
b. Bangun Prismatik. Contoh : Amphibol, Piroksen
c. Bangun Dodecahedron. Contoh : Garnet
2. Bentuk amorf : apabila mineral tidak mempunyai batas -
batas kristal yang jelas. Contoh : opal (SiO2), dolomite
(MgCaCO3 ).
(Staf Asisten Mineralogi UGM, 1995)
II.3.7. Berat Jenis ( specific gravity )
Berat jenis adalah perbandingan antara berat mineral
di udara terhadap volumenya di dalam air. Yang dimaksud
dengan volumenya di dalam air adalah berat volume air yang
sama dengan volume mineral tersebut. Berat jenis mineral
adalah tetap apabila susunannya tetap.
Penentuan berat jenis mineral dapat digunakan alat
Timbangan Jolly, piknometer, atau Neraca Analitik. Hasil
tersebut dapat tepat apabila mineralnya dalam keadaan
9
murni, homogen, padat, dan tidak berongga serta dalam
keadaan segar. Perhitungan berat jenis memakan waktu
yang lama dan juga memerlukan peralatan yang khusus.
(Staf Asisten Mineralogi UGM, 1995)
II.3.8. Sifat Dalam ( tenacity )
Sifat dalam adalah reaksi mineral terhadap gaya yang
mengenainya, seperti penekanan, pemotongan,
pembengkokan, pematahan, pemukulan, maupun
penghancuran.
Sifat dalam dapat dibagi menjadi 6 macam, yaitu :
1) Rapuh (brittle)
Bila digores menjadi tepung, tetapi bubuknya tidak
meloncat ke segala arah dan mudah hancur.
Contoh : kuarsa, kalsit, feldspar.
2) Dapat diiris (sectile)
Dapat diiris dengan pisau dan memberikan kenampakan
yang halus dan rata pada bekas irisannya.
Contoh : gypsum
3) Dapat dipintal (ductile)
Bila mineral dapat dipintal seperti kapas. Contoh : asbes
4) Dapat ditempa (malleable)
Bila mineral dipukul dapat menjadi lebih tipis dan
melebar. Contoh : emas dan tembaga. Contoh :
gold, copper
5) Lentur (elastic)
Bila dibengkokkan dapat kembali seperti semula
kalau dilepaskan lagi. Contoh : mika
6) Fleksibel
10
Bila dibengkokkan dapat tetapi tidak dapat kembali
seperti semula kalau dilepaskan lagi. Contoh : copper
(Staf Asisten Mineralogi UGM, 1995)
II.3.9. Kemagnetan
Kemagnetan adalah sifat mineral terhadap gaya tarik
magnet. Kemagnetan dapat dibedakan menjadi 3 macam,
yaitu :
1) Feromagnetik : tertarik kuat oleh magnet, seperti
magnetite, pyrrhotite
2) Paramagnetik : tertarik agak kuat oleh magnet, seperti
pyrite.
3) Diamagnetik : tidak tertarik oleh magnet, seperti
kuarsa, gypsum, dll.
Untuk melihat apakah mineral mempunya sifat
magnetic atau tidak, kita gantungkan pada seutas benang
sebuah magnet dan dengan sedikit demi sedikit mineral kita
dekatkan padanya. Bila benang bergerak mendekatinya,
berarti mineral tersebut magnetic. Kuat tidaknya bisa kita
lihat dari besar kecilnya sudut yang dibuat benang terhadap
garis vertical.
Pada umumnya mineral – mineral yang mengandung unsur
Fe dan Ni dalam rumus kimianya akan bersifat magnetic.
(Staf Asisten Mineralogi UGM, 1995)
II.3.10. Sifat – sifat lain
Adalah sifat – sifat khas yang dimiliki oleh mineral, di
luar sifat – sifat fisik yang telah diuraikan di atas.
Contohnya :
Belerang : baunya menyengat seperti bau korek api
Halite : rasanya asin seperti garam
11
Grafit : membekas bila digoreskan di atas kertas
Disamping sifat – sifat fisik mineral yang telah
diuraikan di atas, sifat fisik yang lain misalnya kelistrikan
dan daya lebur.
Sifat – sifat fisik mineral seperti warna, kilap, dan
cerat merupakan sifat – sifat fisik mineral yang ditentukan
oleh penyinaran atau cahaya. Sedangkan sifat – sifat fisik
mineral seperti kekerasan, belahan, pecahan,
bentuk/struktur, berat jenis, sifat dalam, kelistrikan, dan
daya lebur merupakan sifat – sifat fisik yang berhubungan
erat dengan ikatan – ikatan molekul atau atom di dalam
mineral.
(Staf Asisten Mineralogi UGM, 1995)
12
BAB III
HASIL DESKRIPSI
III.1. No Peraga 1
Rumus kimia : Fe2O3
Komposisi : berat molekul = 100,09 gm
Fe 70%
O3 30%
Warna : Hitam
Cerat : Hitam
Kekerasan : 5-6
Transparansy : Opaque
Berat jenis : 5,26
Kilap : Metallic
Belahan : -
Pecahan : Sub-concoidal, Irregular
Sifat dalam : rapuh ( brittle )
Bentuk kristal : trigonal
Golongan : Oksida
Mineral asosiasi: Quartz, Calcite, Albite, Biotite, Barite, Pyrite,
Magnesite, Magnetite
Kemagnetan : paramagnetic
Nama mineral : Hematit
Gambar.3.1. Mineral Hematit Hematit
13
III.2. No Peraga 23
Rumus kimia : (Mg,Fe2+)2[SiO4]
Komposisi : berat molekul = 153.31 gm
Magnesium Mg 25,37% 42,06% MgO
Iron 14.57 % Fe 18.75 % FeO
Besi Fe 14,57% 18,75% FeO
Silicon Si 18,32% 39,19% SIO 2
Oxygen 41.74 % O
Warna : putih kehijauan
Cerat : putih
Kekerasan : 6,5-7
Transparansy : Tembus (Transparant)
Berat jenis : 3.27-3.37
Kilap : non logam (seperti kaca)
Belahan : ada
Pecahan : concoidal
Sifat dalam : rapuh ( brittle )
Bentuk kristal : Orthorombic
Golongan : silikat
Mineral asosiasi: berasosiasi dengan hampir setiap mineral
Kemagnetan : diamagnetik
Nama mineral : Olivin Mineral Olivine
Gambar.2.2. Mineral Olivin
14
II.3. No Peraga 45
Rumus kimia : FeS2
Komposisi : besi sulfida, terkadang mengandung sejumlah kecil
kobalt, nickel, perak, dan emas
Warna : kuning mengkilap
Cerat : hitam
Kekerasan : 6
Transparansy : tidak tembus (opaque))
Berat jenis : 4.9 - 5.2
Kilap : logam
Belahan : tidak ada
Pecahan : hackly
Sifat dalam : rapuh ( brittle )
Bentuk kristal : isometric
Golongan : sulfida
Mineral asosiasi: Quartz, Azurite, Microcline, Biotite, Albite,
Hornblende, Barite, Chalcopyrite, Silver, Sphalerite
Kemagnetan : paramagnetik
Nama mineral : pirit
Pirit
Gambar.II.3. Mineral Pirit
15
II.4.No Peraga 13
Rumus kimia : CaCO3
Komposisi : berat molekul = 100,09 gm
( Ca ) Kalsium 40,04 %
( C ) Karbon 12,00 %
( O ) Oksigen 47,96 %
Warna : Putih Kecoklatan
Cerat : Putih
Kekerasan : 3
Transparansy : Tembus (Transparant)
Berat jenis : 2.7
Kilap : non logam
Belahan : 3 arah
Pecahan : concoidal
Sifat dalam : rapuh ( brittle )
Bentuk kristal : hexagonal
Golongan : karbonat
Mineral asosiasi: Fluorite, Apatite, Barite, Albite, Gypsum, Dolomite ,
Quartz, and Wollastonite
Kemagnetan : diamagnetic
Nama mineral : Kalsit kalsit
Gambar.2.4. Mineral Kalsit
16
II.5. No Peraga 100
Rumus empiris : KMg2.5Fe2+0.5AlSi3O10(OH)1.75F0.25
Komposisi : Berat molekul = 433.53 gm
Potassium 9.02 % K 10.86 % K2O
Magnesium 14.02 % Mg 23.24 % MgO
Aluminum 6.22 % Al 11.76 % Al2O3
Iron 6.44 % Fe 8.29 % FeO
Silicon 19.44 % Si 41.58 % SiO2
Hydrogen 0.41 % H 3.64 % H2O
Oxygen 43.36 % O
Fluorine 1.10 % F 1.10 % F
Warna : hitam
Cerat : abu - abu
Kekerasan : 2.5 - 3
Transparansy : tidak tembus (opaque))
Berat jenis : 3.09
Kilap : kaca
Belahan : 1 arah
Pecahan : uneven
Sifat dalam : rapuh ( brittle )
Bentuk kristal : monoclinic - prismatic
Golongan : silikat
Mineral asosiasi: phlogopite, siderophyllite and eastonite
Kemagnetan : diamagnetik
Nama mineral : biotit biotit
Gambar.2.5. Mineral Biotit
17
II.6. No Peraga 211
Rumus kimia : SiO2
Komposisi : berat molekul = 60,08 gm
(Si) Silikon 46,74 % SiO = 100,00 %
(O) Oksigen 53,26 %
Warna putih, Cerat putih, Kekerasan 7, Kilap non logam (kaca),
Belahan tak ada,
Sifat dalam : rapuh ( brittle )
Bentuk kristal : hexagonal
Golongan : silikat
Mineral asosiasi: berasosiasi dengan hampir setiap mineral
Kemagnetan : diamagnetik
Nama mineral : Kuarsa
Gambar.2.6. Mineral Kuarsa
II.7. No Peraga 211
Rumus kimia : CaMn3+(SiO4)(OH)
Komposisi : Molecular Weight = 204.11 gm
Calcium 19.64 % Ca 27.47 % CaO
Manganese 26.92 % Mn 38.67 % Mn2O3
Silicon 13.76 % Si 29.44 % SiO2
18
Hydrogen 0.49 % H 4.41 % H2O
Oxygen 39.19 % O
Warna : Cokelat kemerahan
Cerat : Cokelat
Kekerasan : 6
Transparansy : Tidak tembus ( opaque )
Berat jenis : 3.64
Kilap : tanah - lemak
Belahan : tak ada (tak terlihat sama sekali )
Pecahan : concoidal
Sifat dalam : rapuh
Bentuk kristal : orthorombic
Golongan : silikat
Mineral asosiasi: mozartite
Keradioaktifan : tidak radioaktif
Kemagnetan : diamagnetic
Nama mineral : chert Chert
Gambar.2.7. Mineral Chert
II.8. No Peraga 26
Rumus kimia : S8
Komposisi : berat molekul = 60,08 gm
Sulfur ( S ) 100.00 %
Warna : kuning
Cerat : putih
19
Kekerasan : 1½ - 2½
Transparansy : Tidak tembus ( opaque )
Berat jenis : rata – rata = 2.06
Kilap : non logam (kilap minyak)
Belahan : tak ada (tak terlihat sama sekali )
Pecahan : concoidal
Sifat dalam : rapuh ( brittle )
Bentuk kristal : orthorombic
Golongan : native element, nonmetallic elements
Mineral asosiasi: Realgar, Cinnabar, Barite, Celestine
Kemagnetan : diamagnetic
Nama mineral : sulfur / belerang Sulfur
Gambar.2.8. Mineral Sulfur
BAB IV
PEMBAHASAN
IV.1. HEMATIT
Hematit merupakan mineral yang mempunyai ciri warna
hitam, hal ini diakibatkan oleh kandungan magma didalamnya
20
bersifat magma basa. Rumus kimia mineral hematite ini adalah
Fe2O3, dimana susunan komposisi unsur-unsur kimianya sebagai
berikut :
Fe2 70%
O3 30%
Apabila mineral ini digores dengan alat yang lebih keras dari
mineral ini maka akan menghasilkan cerat atau serbuk yang
berwarna hitam, hal ini disebabkan oleh magma penyusun mineral
ini yang merupakan magma bersifat bassa. Berdasarkan Skala
Mos’h mineral ini digolongkan ke dalam mineral yang mempunyai
kekerasan 5-6, hal ini dibuktikan dengan kita menggoreskan kaca
ke mineral ini maka akan nampak tergores. Apabila kita
memantulkan cahaya ke mineral ini, maka cahaya tersebut tidak
akan menembus mineral ini, karena mineral ini termasuk mineral
yang mempunyai transparansi Opaque, yaitu tidak tembus cahaya.
Berat jenis mineral ini adalah 5,26. Berat jenis didapatkan
dengan melakukan perbandingan antara berat mineral di udara
terhadap volumenya di dalam air. Yang dimaksud dengan
volumenya di dalam air adalah berat volume air yang sama dengan
volume mineral tersebut. Berat jenis mineral adalah tetap apabila
susunannya tetap. Kenampakan mineral ini apabila kita
memantulkan cahaya ke mineral ini, maka akan memperlihatkan
kenampakan seperti metal atau logam. Mineral ini tidak mempunyai
bidang belahan karena tidak ada kenampakan mineral untuk
membelah melalui bidang belahan yang rata, halus, dan licin serta
pada umumnya selalu berpasangan. Apabila kita melakukan
pemecahan terhadap mineral ini maka akan terlihat pecahannya
yaitu Sub-concoidal karena memperlihatkan gelombang yang
melengkung di permukaan, seperti kenampakan bagian luar kulit
kerang atau botol yang dipecah. Sifat dalam mineral ini yaitu rapuh
(brittle) karena bila digores menjadi tepung, bubuknya tidak
21
meloncat ke segala arah dan mudah hancur. Mineral ini mempunyai
bentuk mineral trigonal kerena memiliki tiga sumbu horizontal yang
sama panjangnya dan membentuk sudut tidak saling tegak lurus
atau 90° dan ada sumbu tegak C yang berbeda panjangnya.
Mineral ini termasuk golongan Oksida yaitu mineral yang dihasilkan
dari reaksi senyawa logam dengan O2. Mineral-mineral yang
berhubungan dengan mineral hematit ini antara lain kuarsa, kalsit,
albite, biotit, pyrite, magnetite. Sifat kemagnetan mineral ini yaitu
paramagnetic karena tertarik agak kuat oleh magnet.
Proses terjadinya cebakan bahan galian bijih besi
berhubungan erat dengan adanya peristiwa tektonik pra-
mineralisasi. Akibat peristiwa tektonik, terbentuklah struktur sesar,
struktur sesar ini merupakan zona lemah yang memungkinkan
terjadinya magmatisme, yaitu intrusi magma menerobos batuan
tua. Akibat adanya kontak magmatik ini, terjadilah proses
rekristalisasi, alterasi, mineralisasi, dan penggantian (replacement)
pada bagian kontak magma dengan batuan yang diterobosnya.
Perubahan ini disebabkan karena adanya panas dan bahan
cair (fluida) yang berasal dari aktivitas magma tersebut. Proses
penerobosan magma pada zona lemah ini hingga membeku
umumnya disertai dengan kontak metamorfosa. Kontak
metamorfosa juga melibatkan batuan samping sehingga
menimbulkan bahan cair (fluida) seperti cairan magmatik dan
metamorfik yang banyak mengandung bijih besi.
Kegunaan mineral ini adalah dengan jumlah yang sangat
besar ditambang dalam waktu yang lama untuk produksi industri.
Biji besi sebagian besar digunakan di masa lalu sebagai pigmen
coklat dan merah, walaupun sekarang ini sumber lebih murah telah
diganti/ digantikan. Mineral ini menarik para kolektor untuk
22
mengkoleksinya karena mempunyai bentuk yang menawan dan
harganya murah. Oksid besi juga mempunyai permata tulen
didaptkan dengan cara dipotong dan disemir ke dalam cabochons
untuk barang barang perhiasan. Kemudian dimasukkan ke dalam
manik-manik untuk kalung dan gelang, dan diukir untuk figura yang
berhubungan dengan perhiasan.
IV.2. OLIVIN
Mineral olivine merupakan mineral yang umumnya berwarna
hijau. Rumus kimianya yaitu (Mg,Fe2+)2[SiO4], serta komposisi
unsure-unsur kimia yang menyusun mineral ini diantaranya :
Magnesium Mg 25,37% 42,06% MgO
Iron 14.57 % Fe 18.75 % FeO
Besi Fe 14,57% 18,75% FeO
Silicon Si 18,32% 39,19% SIO 2
Oxygen 41.74 % O
Mineral ini mempunyai berat molekul 153.31 g. Apabila kita
menggoreskan benda yang lebih keras dari mineral ini ke
permukaan mineral tersebut maka akan menghasilkan serbuk-
serbuk yang berwarna putih, oleh karena itu kita sebut mempunyai
cerat berwarna putih. Berdasarkan penggolongan tingkat kekerasan
mineral skala Mosh maka mineral ini mempunyai kekerasan 6,5-7,
hal ini dibuktikan dengan alat uji tingkat kekerasan skala Mosh
memaki paku baja, mineral ini kelihatan tergores. . Apabila kita
memantulkan cahaya ke mineral ini, maka cahaya tersebut akan
menembus permukaan mineral ini, karena mineral ini termasuk
mineral yang mempunyai transparansi transparant atau tembus
cahaya,. Berat jenis mineral ini adalah 3.27-3.37. Berat jenis
didapatkan dengan melakukan perbandingan antara berat mineral
di udara terhadap volumenya di dalam air. Yang dimaksud dengan
volumenya di dalam air adalah berat volume air yang sama dengan
23
volume mineral tersebut. Berat jenis mineral adalah tetap apabila
susunannya tetap. Kenampakan mineral ini apabila kita
memantulkan cahaya ke mineral ini, maka akan memperlihatkan
kenampakan seperti kaca atau gelasan. Mineral ini mempunyai
bidang belahan karena terdapat kenampakan mineral untuk
membelah melalui bidang belahan yang rata, halus, dan licin serta
pada umumnya selalu berpasangan. Apabila kita melakukan
pemecahan terhadap mineral ini maka akan terlihat pecahannya
yaitu concoidal karena memperlihatkan gelombang yang
melengkung di permukaan, seperti kenampakan bagian luar kulit
kerang atau botol yang dipecah. Sifat dalam mineral ini yaitu rapuh
(brittle) karena bila digores menjadi tepung, bubuknya tidak
meloncat ke segala arah dan mudah hancur. Mineral ini mempunyai
bentuk mineral Orthorombic kerena memiliki tiga sumbu dimana
ketiga sumbu tesebut membentuk sumbu 90° atau saling tegak
lurus dengan lainnya. Sedangkan panjangnya dari ketiga sumbu
tidak sama, sumbu a terpendek, sumbu b menengah dan sumbu c
terpanjang. Mineral ini termasuk golongan silikat karena, dicirikan
oleh adanya ikatan antara unsur Si dengan O . Silikat merupakan
gugus molekul yang mengandung SiO4 tetrahedral. Golongan
mineral ini meliputi 25 % dari keseluruhan mineral yang dikenal dan
40 % dari mineral yang umum dijumpai pada batuan.
Contoh lainnya : Feldspar, olivine, piroksin ( augite ), hornblende,
kaolin, dll. Mineral-mineral ini hampi berasosiasi dengan semua
mineral. Sifat kemagnetan mineral ini yaitu diamagnetic tidak
tertarik oleh magnet, seperti kuarsa, gypsum, dll.
Proses terbentuknya mineral olovin ini yaitu merupakan
salah satu mineral pembentuk batuan beku basa, ultrabasa dan
rendah kandungan silika (gabbro, basalt, peridotit, dunit;
Kegunaan mineral ini jika dilihat dari cirri-ciri fisiknya dapat
digunakan sebagai bahan bangunan karena kekerasan yang cukup
24
tinggi. Dengan warna yang cukup menarik mineral ini dapat
digunakan untuk campuran perhiasan seperti untuk pembuatan
akik, gelang, kalung dan untuk dibuat manic-manik.
IV.3. PIRIT
Pirit merupakan mieneral yang sangat unik karena jika kita
melihatnya secara langsung tanpa melakukan pendeskripsian
secara jelas, maka akan nampak seperti minerak emas. Orang
awam mungkin akan bingung dengan kenampakan pirit yang mirip
dengan emas sehingga sulit membedakan antara pirit dengan
emas. Sebenarnya pirit dan emas adalah dua mineral yang jelas
berbeda. Karena itulah, banyak orang yang menyebut pirit dengan
sebutan “ Fools Gold “. Cara membedakan pirit dengan emas
adalah dengan kita melakukan deskripsi yang cukup mudah yaitu
dimana pirit jauh lebih ringan, tetapi lebih keras dan tidak bisa
digores dengan kuku ataupun pisau lipat.
Apabila kita meninjau dari cirri-ciri fisik suatu mineral maka
akan nampak jelas perbedaannya. Pirit memiliki warna kuning
keemasan. Pirit biasanya terbentuk pada urat batuan dan hasil dari
larutan hidrotermal.. Pirit memiliki rumus kimia FeS2 , dengan
komposisi utama besi sulfida, terkadang mengandung sejumlah
kecil kobalt, nickel, perak, dan emas.
Apabila kita menggoreskan dengan alat yang lebih keras dari
mineral ini maka akan menghasilkan serbuk-serbuk yang berwarna
hitam sehingga pirit memiliki cerat berwarna hitam.,. Berdasarkan
pengklafisikasian dalam tingkat kekerasan skala Mosh, pirit
memiliki derajat kekerasan 6 - 6½ , sehingga untuk menggoresnya
kita bisa menggunakan mineral kuarsa ( yang memiliki kekerasan
7 ) atau dengan amplas yang memiliki permukaan kasar
( kekerasan 8 – 9 ). Kenampakan pirit jika kita memantulkan cahaya
kepermukaan mineral ini maka akan memperlihatkan Kilap yang
25
seperti logam yang berwarna uning keemasan.. Selain itu, pirit juga
bersifat tidak tembus cahaya, sehingga dari sifat transparansinya
termasuk mineral yang opaque. Pirit memiliki berat jenis 4.9 - 5.2,
yang berarti berat kalsit ketika di luar air lebih besar 4.9 - 5.2 x
dibanding ketika di dalam air. Berat jenis didapatkan dengan
melakukan perbandingan antara berat mineral di udara terhadap
volumenya di dalam air. Yang dimaksud dengan volumenya di
dalam air adalah berat volume air yang sama dengan volume
mineral tersebut. Berat jenis mineral adalah tetap apabila
susunannya tetap. Pirit tidak memiliki belahan, sehingga
belahannya tidak menentu karena tidak adanya bidang belahan.
Pirit memiliki pecahan ( fracture ) concoidal, yaitu memperlihatkan
gelombang yang melengkung di permukaan, seperti kenampakan
bagian luar kulit kerang atau botol yang dipecah. Bentuk kristal
kristal dari mineral pirit ini adalah isometric, karena memilki tiga
sumbu yang sama panjangnya dan membentuk sudut 90° atau
saling tegak.
Sifat dalam ( tenacity ) dari pirit adalah rapuh ( brittle ),
sehingga bila digores menjadi tepung / bubuk dan mudah hancur
jika diberi gaya. Bentuk kristalnya isometric, dengan kelas simetri
Diploidal. Pirit bersifat paramagnetic, sehingga dapat tertarik agak
kuat oleh magnet. Mineral pirt ini berasosiasi dengan miner Kuarsa,
Azurite, Microcline, Biotite, Albite,
Pirit tergolong di dalam mineral sulfida, dicirikan oleh adanya gugus
anion ( S2- ). Golongan ini merupakan kombinasi antara logam atau
semi logam dengan belerang ( S ).
Contoh lainnya: kalkosit ( Cu2S ), galena ( PbS ), arsenopirit
( FeAsS )
Pirit memiliki kegunaan di dalam pembuatan patung
ornamental. Terkadang juga menjadi buruan bagi para kolektor,
karena tampilannya yang menyerupai emas. Juga dipakai di dalam
26
industri perhiasan sebagai bahan pencampur emas di cincin,
kalung, ataupun gelang.
IV.4. KALSIT
Kalsit merupakan mineral yang pada umumnya menyusun
semua batua Mineral ini memiliki beragam bentuk dan warna-
warna yang kompleks. Dilihat dari ciri – ciri fisiknya, kalsit memiliki
warna bervariasi, yang bahkan terkadang memiliki multi warna.
Kalsit juga bisa muncul dengan warna putih. Hal ini bisa
disebabkan karena magma yang menyusun mineral tersebut
bersifat asam. Kalsit memiliki rumus kimia CaCO3, berat molekul
100,09 gm. Komposisi unsur kimia yang menyusun mineral ini
adalah :
( Ca ) Kalsium 40,04 %
( C ) Karbon 12,00 %
( O ) Oksigen 47,96 %
Berdasarkan penggolongan pada tingkat kekerasan minerak
skala Mosh, mineral kalsit memiliki tingkat kekerasan 3, hal ini
dapat kita buktikan dengan menggoresnya menggunakan mineral
fluorite ( yang memiliki kekerasan 4 ) atau cukup dengan koin yang
terbuat dari tembaga. Kilap dari kalsit adalah kaca. Apabila kita
memantulkan seberkas cahaya pada permukaan mineral kalsit ini
maka kilap yang dihasilkan memberikan kesan seperti kaca. Selain
itu mineral kalsit ketika kita memberikan pantulan cahaya pada
bidang luarnya maka akan tertembus oleh cahaya tersebut
sehingga bersifat tembus atau Transparant.
Kalsit memiliki rumus kimia yang sama dengan aragonite,
yaitu sama – sama CaCO3. Perbedaan keduanya terletak pada
sistem kristalnya. Kalsit bersistem kristal trigonal, sedangkan
aragonite bersistem orthorhombic. Umumnya kalsit juga
27
mengandung material – material pengotor seperti besi, magnesium,
mangan, dan terkadang dengan zinc dan cobalt. Apabila kita
menggoreskan lempeng porselin atau mineral lain yang lebih keras
daripada mineral kalsit ini , maka warna dari serbuk kalsit yang
tergores tersebut akan berwarna putih sehingga Kalsit memiliki
cerat berwarna putih. Kalsit memiliki berat jenis 2,7, yang berarti
berat kalsit ketika di luar air lebih besar 2,7 x dibanding ketika di
dalam air. Berat jenis didapatkan dengan melakukan perbandingan
antara berat mineral di udara terhadap volumenya di dalam air.
Yang dimaksud dengan volumenya di dalam air adalah berat
volume air yang sama dengan volume mineral tersebut. Berat jenis
mineral adalah tetap apabila susunannya tetap. Kalsit memiliki
belahan 3 arah, dengan kualitas yang baik ( good cleavage ).
Belahan kalsit dikenal juga dengan belahan rhombohedral.
Kalsit memiliki pecahan ( fracture ) concoidal, yaitu memperlihatkan
gelombang yang melengkung di permukaan, seperti kenampakan
bagian luar kulit kerang atau botol yang dipecah. Namun, pada
kalsit pecahannya sulit dilihat karena kalsit memiliki belahan yang
baik ( good cleavage ). Sifat dalam ( tenacity ) dari kalsit adalah
rapuh ( brittle ), sehingga bila digores menjadi tepung / bubuk dan
mudah hancur jika diberi gaya. Bentuk kristalnya trigonal, muncul
dengan berbagai macam variasi bentuk, bentuk yang paling umum
adalah kristal rhombohedral dan scalenohedral. Kalsit bersifat
diamagnetic, yang berarti tidak dapat tertarik oleh magnet.
Kalsit tergolong di dalam mineral karbonat, dicirikan oleh
adanya gugus anion yang kompleks, yaitu CO3 2- . Untuk
mengidentifikasi apakah suatu mineral termasuk golongan karbonat
atau bukan, kita dapat meneteskan larutan asam ( seperti HCl ) di
atas permukaannya. Hadirnya ion H + akan menyebabkan mineral –
mineral menjadi tidak stabil dan akan memutuskan ikatannya untuk
28
membentuk air dan CO2, sehingga akan timbul gelembung gas dan
mendesis. Reaksinya disebut Fizz Test .
REAKSI : CaCO3 + H2O + CO2 CaH2(CO3)2
Kalsit asam bikarbonat
Kalsit merupakan mineral utama dari kalsium. Kalsit sangat
diperlukan terutama di dalam industri konstruksi, karena merupakan
bahan dasar dari semen. Selain itu, juga penting di dalam industri
pupuk, logam, gelas, karet, dan cat. Kalsit juga merupakan
komponen utama dari kapur tulis, dan juga dapat dijadikan bahan
ornament untuk kerajinan tangan.
IV.5. BIOTIT
Mineral biotit memiliki warna hitam, yang bisa disebabkan
karena bahan magma yang menyusunnya bersifat basa. Biotit
memiliki rumus empiris KMg2.5Fe2+0.5AlSi3O10(OH)1.75F0.25, memiliki
berat molekul = 433.53 gm.Komposisi unsure-unsur senyawa yang
menyusunnya yaitu :
Potassium 9.02 % K 10.86 % K2O
Magnesium 14.02 % Mg 23.24 % MgO
Aluminum 6.22 % Al 11.76 % Al2O3
Iron 6.44 % Fe 8.29 % FeO
Silicon 19.44 % Si 41.58 % SiO2
Hydrogen 0.41 % H 3.64 % H2O
Oxygen 43.36 % O
Fluorine 1.10 % F 1.10 % F
Apabila kita menggoreskan mineral ini pada lempeng
porselin atau mineral lain yang lebih keras daripada biotit, maka
warna dari serbuk kuarsa yang menggores tersebut akan berwarna
abu – abu, oleh karena itu biotit memiliki cerat berwarna abu - abu.
29
Biotit memiliki berat jenis 3.09, yang berarti berat biotit ketika
di luar air lebih besar 3.09x dibanding ketika di dalam air. Berat
jenis didapatkan dengan melakukan perbandingan antara berat
mineral di udara terhadap volumenya di dalam air. Yang dimaksud
dengan volumenya di dalam air adalah berat volume air yang sama
dengan volume mineral tersebut. Berat jenis mineral adalah tetap
apabila susunannya tetap. Biotit memiliki belahan, 1 arah. Belahan
pada biotit termasuk belahan sempurna ( perfect cleavage ) karena
terdapat bidang belahan dan mudah dibelah. Biotit memiliki
pecahan ( fracture ) uneven, yaitu menunjukkan kenampakan
permukaan yang tidak teratur dan kasar
Berdasarkan penggolongan tingkat kekerasan dalam skala
Mosh, mineral biotit memiliki tingkat kekerasan 2,5 - 3, sehingga
untuk menggoresnya kita bisa menggunakan mineral kalsit ( yang
memiliki kekerasan 3 ) atau fluorit (kekerasan 4 ) atau dengan koin
tembaga. Kilap dari biotit adalah kaca. Jika kita pantulkan seberkas
cahaya pada kuarsa, maka kilap yang dihasilkan memberikan
kesan seperti kaca. Mineral biotit memiliki sifat tidak tembus
cahaya, sehingga dari sifat transparansinya termasuk mineral yang
opaque.
Sifat dalam ( tenacity ) dari biotit adalah rapuh ( brittle ),
karena bila digores menjadi tepung, tetapi bubuknya tidak meloncat
ke segala arah dan mudah hancur. Contoh : kuarsa, kalsit,
feldspar. Bentuk kristalnya monoklin, dengan kelas simetri prismatic
dimana sumbu b dan c juga sumbu a dan b membentuk sudut 90°.
Sedangkan sudut yang dibentuk oleh sumbu a dengan c disebut
sudut β yang mana besar sudut tersebut untuk setiap mineral
berlainan. Biotit bersifat diamagnetic, sehingga tidak dapat tertarik
oleh magnet.
Biotit tergolong di dalam mineral silikat, dicirikan dicirikan
oleh adanya ikatan antara unsur Si dengan O . Silikat merupakan
30
gugus molekul yang mengandung SiO4 tetrahedral. Golongan
mineral ini meliputi 25 % dari keseluruhan mineral yang dikenal dan
40 % dari mineral yang umum dijumpai pada batuan.
Contoh lainnya : Feldspar, olivine, piroksin ( augite ), hornblende,
kaolin.
Biotit dapat dijadikan bahan ornament untuk kerajinan
tangan. Selain itu, biotit juga dapat digunakan dalam industri
keramik.
IV.6. KUARSA
Semua jenis batuan pada umumnya mengandung mineral
kuarsa. Mineral kuarsa dapat ditemukan diberbagai lingkungan.
Kuarsa juga merupakan mineral yang memiliki bentuk dan warna
yang bervariasi. Contohnya adalah mineral Chalcedony yang
merupakan salah satu varietas dari kuarsa. Juga dikenal sebagai
Microcrystalline Quartz, karena bentuk kuarsanya yang hanya
dapat dilihat secara microscopic, compacted crystals. Dilihat dari
ciri – ciri fisiknya, seperti kalsit, kuarsa juga memiliki warna yang
bervariasi, umumnya putih, ungu, dan coklat. Sebagian jenis
mineral ini ada yang memiliki multiwarna atau bahkan bercampur
( seperti putih keunguan ). Hal ini karena magma yang menyusun
mineral tersebut bersifat asam. Kuarsa memiliki rumus kimia SiO2 ,
berat molekul 60,08 gm. Komposisi unsure-unsur kimia yang
menyusun mineral ini antara lain :
(Si) Silikon 46,74 %
(O2) Oksigen 53,26 %
Berat jenis dari mineral ini adalah 2,6 - 2,7, yang berarti
berat kalsit ketika di luar air lebih besar 2,6 - 2,7 x dibanding ketika
di dalam air. Berat jenis didapatkan dengan melakukan
perbandingan antara berat mineral di udara terhadap volumenya di
dalam air. Yang dimaksud dengan volumenya di dalam air adalah
31
berat volume air yang sama dengan volume mineral tersebut. Berat
jenis mineral adalah tetap apabila susunannya tetap. Kuarsa tidak
memiliki belahan, sehingga belahannya tidak menentu karena tidak
adanya bidang belahan. Kuarsa memiliki pecahan ( fracture )
concoidal, yaitu memperlihatkan gelombang yang melengkung di
permukaan, seperti kenampakan bagian luar kulit kerang atau botol
yang dipecah. Kuarsa memiliki cerat yang berwarna putih,
sehingga jika mineral kuarsa ( apapun warnanya ) digoreskan pada
lempeng porselin atau mineral lain yang lebih keras daripada
kuarsa, maka warna dari serbuk kuarsa yang menggores tersebut
akan berwarna putih.Berdasrkan pembacaan pada skala Mosh,
kuarsa memiliki derajat kekerasan 7, sehingga untuk
menggoresnya kita bisa menggunakan mineral topaz ( yang
memiliki kekerasan 8 ) atau dengan amplas yang memiliki
permukaan kasar.
Apabila kita memantulkan seberkas cahaya pada permukan
mineral ini maka akan nampak kilap dari mineral ini seperti kaca
atau gelasan. Selain itu, kuarsa juga bersifat tembus cahaya,
sehingga dari sifat transparansinya termasuk mineral yang
Transparant.. Sifat dalam ( tenacity ) dari kuarsa adalah rapuh (
brittle ), sehingga bila digores menjadi tepung / bubuk dan mudah
hancur jika diberi gaya. Bentuk kristalnya hexagonal, dengan kelas
simetri dihexagonal bypiramidal. Kuarsa bersifat diamagnetic,
sehingga tidak dapat ditarik oleh magnet.
Kuarsa tergolong di dalam mineral silikat, dicirikan oleh
adanya ikatan antara unsur Si dengan O . Silikat merupakan gugus
molekul yang mengandung SiO4 tetrahedral. Golongan mineral ini
meliputi 25 % dari keseluruhan mineral yang dikenal dan 40 % dari
mineral yang umum dijumpai pada batuan.
Contoh lainnya : Feldspar, olivine, piroksin ( augite ), hornblende,
kaolin, dll.
32
Kuarsa merupakan mineral yang memiliki banyak kegunaan.
Kuarsa sangat penting di dalam industri keramik, gelas, ataupun
kaca. Dalam industri komputer, kuarsa digunakan untuk bahan
semikonduktor silikon. Dalam industri perhiasan, kristal kuarsa yang
cerah juga digunakan sebagai bahan perhiasan, seperti mata
kalung ataupun cincin.
IV.7. CHERT
Chert merupakan mineral yang mempunyai ciri warna coklat,
hal ini diakibatkan oleh kandungan magma didalamnya bersifat
magma basa. Rumus kimia mineral hematite ini adalah CaMn3+
(SiO4)(OH), dimana susunan komposisi unsur-unsur kimianya
sebagai berikut :
Calcium 19.64 % Ca 27.47 % CaO
Manganese 26.92 % Mn 38.67 % Mn2O3
Silicon 13.76 % Si 29.44 % SiO2
Hydrogen 0.49 % H 4.41 % H2O
Oxygen 39.19 % O
Apabila mineral ini digores dengan alat yang lebih keras dari
mineral ini maka akan menghasilkan cerat atau serbuk yang
berwarna coklat, hal ini disebabkan oleh magma penyusun mineral
ini yang merupakan magma bersifat bassa. Berdasarkan Skala
Mosh mineral ini digolongkan ke dalam mineral yang mempunyai
kekerasan 6, hal ini dibuktikan dengan kita menggoreskan kaca ke
mineral ini maka akan nampak tergores. Apabila kita memantulkan
cahaya ke mineral ini, maka cahaya tersebut tidak akan menembus
mineral ini, karena mineral ini termasuk mineral yang mempunyai
transparansi Opaque, yaitu tidak tembus cahaya. Berat jenis
mineral ini adalah 3,64. Berat jenis didapatkan dengan melakukan
perbandingan antara berat mineral di udara terhadap volumenya di
dalam air. Yang dimaksud dengan volumenya di dalam air adalah
33
berat volume air yang sama dengan volume mineral tersebut. Berat
jenis mineral adalah tetap apabila susunannya tetap. Kenampakan
mineral ini apabila kita memantulkan cahaya ke mineral ini, maka
akan memperlihatkan kenampakan seperti tanah - lemak. Mineral
ini tidak mempunyai bidang belahan karena tidak ada kenampakan
mineral untuk membelah melalui bidang belahan yang rata, halus,
dan licin serta pada umumnya selalu berpasangan. Apabila kita
melakukan pemecahan terhadap mineral ini maka akan terlihat
pecahannya yaitu concoidal karena memperlihatkan gelombang
yang melengkung di permukaan, seperti kenampakan bagian luar
kulit kerang atau botol yang dipecah. Sifat dalam mineral ini yaitu
rapuh (brittle) karena bila digores menjadi tepung, bubuknya tidak
meloncat ke segala arah dan mudah hancur. Mineral ini mempunyai
bentuk mineral Orthorombic kerena memiliki tiga sumbu dimana
ketiga sumbu tesebut membentuk sumbu 90° atau saling tegak
lurus dengan lainnya. Sedangkan panjangnya dari ketiga sumbu
tidak sama, sumbu a terpendek, sumbu b menengah dan sumbu c
terpanjang. Mineral ini termasuk golongan Silikat merupakan gugus
molekul yang mengandung SiO4 tetrahedral. Golongan mineral ini
meliputi 25 % dari keseluruhan mineral yang dikenal dan 40 % dari
mineral yang umum dijumpai pada batuan.
Contoh lainnya : Feldspar, olivine, piroksin ( augite ), hornblende,
kaolin, dll.
Mineral-mineral yang berhubungan dengan mineral Chert ini
adalah mozartite. Kegunaan mineral ini adalah untuk dibuat
perhiasan dan dapat pula diadikan komoditi campuran bahan
bangunan.
34
IV.8. SULFUR
. Mineral sulfur pada umumnya terbentuk melalui aktivitas
vulkanik sebagai hasil sublimasi gas – gas vulkanik yang
terasosiasi dengan Realgar, Cinnabar dan mineral – mineral
lainnya. Sulfur juga bisa ditemukan di beberapa urat deposit
mineral dan sebagai produk alterasi dari mineral – mineral sulfida.
Sulfur juga bisa terbentuk secara biogenetica.
Mineral sulfur yang memiliki warna kuning cerah, terbentuk oleh
magma yang mempunyai sifat basa asam. Sulfur terbentuk pada
urat batuan dan hasil dari larutan hidrotermal.. Sulfur memiliki
rumus kimia S8 ,berat molekul = 60,08 gm, dengan komposisi
utama Sulfur ( S ) 100.00 %.
Sulfur memiliki berat jenis 2,6 , yang berarti berat sulfur
ketika di luar air lebih besar 2,6 x dibanding ketika di dalam air.
Berat jenis didapatkan dengan melakukan perbandingan antara
berat mineral di udara terhadap volumenya di dalam air. Yang
dimaksud dengan volumenya di dalam air adalah berat volume air
yang sama dengan volume mineral tersebut. Berat jenis mineral
adalah tetap apabila susunannya tetap. Sulfur tidak memiliki
belahan, sehingga belahannya tidak menentu karena tidak adanya
bidang belahan. Sulfur memiliki pecahan ( fracture ) concoidal, yaitu
memperlihatkan gelombang yang melengkung di permukaan,
seperti kenampakan bagian luar kulit kerang atau botol yang
dipecah. Sulfur memiliki cerat berwarna putih, sehingga jika mineral
pirit digoreskan pada lempeng porselin atau mineral lain yang lebih
keras daripada sulfur itu sendiri, maka warna dari serbuk sulfur
yang menggores tersebut akan berwarna putih. Dalam skala
MOHS, sulfur memiliki derajat kekerasan 1½ - 2½, sehingga untuk
menggoresnya kita bisa menggunakan mineral kalsit ( yang
memiliki kekerasan 3 ) atau dengan jarum ( kekerasan 3 ). Kilap
dari sulfur adalah kaca. Jika kita pantulkan seberkas cahaya pada
35
sulfur maka kilap yang dihasilkan memberikan kesan seperti kaca.
Selain itu, sulfur juga bersifat tidak tembus cahaya, sehingga dari
sifat transparansinya termasuk mineral yang opaque
Sifat dalam ( tenacity ) dari sulfur adalah rapuh ( brittle ),
sehingga bila digores menjadi tepung / bubuk dan mudah hancur
jika diberi gaya. Bentuk kristalnya orthorhombic kerena memiliki tiga
sumbu dimana ketiga sumbu tesebut membentuk sumbu 90° atau
saling tegak lurus dengan lainnya. Sedangkan panjangnya dari
ketiga sumbu tidak sama, sumbu a terpendek, sumbu b menengah
dan sumbu c terpanjang, dengan kelas simetri Dipyramidal. Sulfur
bersifat diamagnetic, sehingga tidak dapat tertarik oleh magnet.
Sulfur tergolong di dalam mineral : native element, nonmetallic
elements, dicirikan dengan hanya memiliki satu unsur kimia dan
unsurnya merupakan non logam.
Contoh lainnya: intan, graphit ( hanya tersusun dari C )
Kegunaan dari mineral sulfur adalah sebagai bahan
tambang yang sangat potensial, yaitu tambang belerang.
36
BAB V
KESIMPULAN
V.1. Sifat – sifat fisik dari suatu mineral adalah wana mineral,
kekerasan, Warna, Cerat, Kekerasan, Transparansy, Berat
jenis, Kilap, Belahan, Pecahan dan Sifat dalam.
V2. Setiap batuan disusun oleh mineral yang bermacam-macam
dan kegunaan mineral pada umumnya adalah sebagai
bahan perhiasan
37
LAMPIRAN
38
DAFTAR PUSTAKA
Danisworo, C ; Firdaus M Suprapto. 2000. Buku Petunjuk Kristalografi dan
Mineralogi. Fakultas Teknologi Mineral Jurusan Teknik Geologi
UPN “ Veteran” : Yogyakarta
Setia, Dody.1987.Batuan dan Mineral. Penerbit Nova:Bandung
Staf Asisten Mineralogi. 1995 . Buku Petunjuk Praktikum Mineralogi.
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Geologi UGM : Yogyakarta.
www.webmineral.com
www.mindat.org
www.minerals.net
39