Mimosa Pudic1

57
Mimosa Pudica (Tantri) Bismillah.. semoga bisa bermanfaat bagi yang membacanya :) Minggu, 15 Juli 2012 emulsi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Farmasi adalah ilmu yang mempelajari cara membuat, mencampur, meracik formulasi obat, identifikasi, kombinasi, analisis dan standarisasi obat serta pengobatan, termasuk pula sifat-sifat obat dan distribusinya serta penggunaannya yang aman. Profesi farmasi merupakan profesi yang berhubungan dengan seni dan ilmu penyediaan atau pengolahan bahan sumber alam dan bahan sintesis yang cocok dan menyenangkan untuk didistribusikan dan digunakan dalam pengobatan dan pencegahan suatu penyakit.

Transcript of Mimosa Pudic1

Page 1: Mimosa Pudic1

Mimosa Pudica (Tantri) Bismillah.. semoga bisa bermanfaat bagi yang membacanya :)

Minggu, 15 Juli 2012

emulsi

                BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Farmasi adalah ilmu yang mempelajari cara membuat, mencampur, meracik formulasi obat,

identifikasi, kombinasi, analisis dan standarisasi obat serta pengobatan, termasuk pula sifat-sifat

obat dan distribusinya serta penggunaannya yang aman. Profesi farmasi merupakan profesi yang

berhubungan dengan seni dan ilmu penyediaan atau pengolahan bahan sumber alam dan bahan

sintesis yang cocok dan menyenangkan untuk didistribusikan dan digunakan dalam pengobatan

dan pencegahan suatu penyakit.

Dengan adanya manusia di dunia ini mulailah muncul peradaban dan mulai terjadi

penyebaran penyakit yang dilanjutkan dengan usaha masyarakat untuk melakukan pencegahan

terhadap penyakit. Pada perkembangan selanjutnya masyarakat melakukan pencegahan atupun

penyembuhan suatu penyakit dengan menggunakan ataupun mengkonsumsi obat yang

diantaranya yaitu obat dalam bentuk sediaan emusi.

Page 2: Mimosa Pudic1

Dalam dunia farmasi kita mungkin mengetahui beberapa bentuk sediaan obat yang umunya

dipakai dalam pembuatan obat, setiap bentuk sediaan memiliki fungsi dan kegunaannya masing-

masing sesuai dengan kebutuhan dan untuk apa obat tersebut dipakai. Salah satu bentuk sediaan

dari obat yang sering dijumpai dan sering digunakan adalah emulsi.

Emulsi dibuat dengan maksud untuk menyatukan dua fase yang tidak dapat bercampur yaitu

fase minyak dan fase air. Emulsi dapat digunakan untuk pemakaian dalam maupun pemakaian

luar. Untuk menjaga kestabilan emulsi, digunakan emulgator yang bekerja untuk mengurangi

tegangan antar muka fase minyak dan fase air.  

Emulsi berasal dari kata “emulgeo” yang artinya menyerupai susu, dan warna emusi memang

putih seperti susu. Pada abad XVII hanya dikenal emulsi dari biji-bijian yang mengandung

lemak, protein, dan air. Hingga akhirnya pada pertengahan abad XVIII , seorang ahli farmasi dari

perancis memperkenalkan pembuatan emulsi dari oleum olivarum, oleum anisi dan eugenol oil

dengan menggunakan penambahan gom arab, tragakan, dan kuning telur sebagai emulgator.

Pada dasarnya sudah menjadi ketentuan umum bahwa yang disebut sebagai “emulsi”

menunjukan pada sediaan cair yang dimaksudkan untuk penggunaan oral. Emulsi untuk

penggunaan eksternal biasanya langsung disebut sebagai cream (sediaan semisolid), lotion atau

liniment (sediaan liquid), hingga akhirnya sediaan emulsi ataupun lotio banyak digunakan oleh

kalangan masyarakat dalam penyembuhan suatu penyakit.

Pada zaman sebelum adanya pembuatan sediaan cair berupa emulsi rasa minyak yang tidak

enak dalam sediaan obat terkadang mempengaruhi masyarakat untuk mengkonsumsinya

terutama bagi anak-anak yang sukar menelan sediaan obat yang berupa tablet dan kapsul. Serta

banyak keluhan-keluhan dari masyarakat yang anak-anaknya tidak mau mengkonsumsi obat

tersebut karena tampilannya kurang menarik.

Page 3: Mimosa Pudic1

Selain itu pembuatan emulsi ini didasarkan pada sediaan rasa minyak yang tidak enak dapat

tertutupi , lebih mudah diabsorpsi daripada sediaan tablet/kapsul, selain itu pembuatan emulsi ini

dapat memperbaiki penampilan sediaan sehingga pasien lebih berminat mengkonsumsinya

terutama pada anak-anak seperti adanya pewarna dan perasa. Oleh karena itu dibuatlah emulsi.

Dari pengembangan sediaan emulsi ini sehingga masyarakat tidak kesulitan memberikan kepada

keluarganya yang berupa anak-anak maupun lansia suatu obat. Dalam pembuatan emulsi yang

memiliki keuntungan inilah sediaan emulsi semakin banyak di kembangkan oleh pabrik-pabrik

farmasi dengan mengikuti tata cara pembuatan emulsi dan menjaga stabilitas emulsi.

Peracikan obat berupa emulsi ataupun lotio ini yang memenuhi persyaratan farmasetik

penting diketahui untuk dapat diterapkan pada pelayanan kefarmasian di lingkungan masyarakat.

B. PERMASALAHAN DAN PENYELESAIAN PERMASALAHAN

1. Emulsi balsm peruv.

a.       Permasalahn

-          Meracik balsem. Peruv

-          Menghitung jumlah PGA yang digunakan

b.      Penyelesaian permasalahan

-          Dalam meracik balsem peruv, lumpang yang digunakan harus dipanaskan terlebih dahulu

dengan cara memberikan sedikit etanol dalam lumping lalu dibakar

-          Dalam mengihtung jumlah PGA, sama banyaknya dengan jumlahnya dalam lemak yang

digunakan.

2.      Emulsi Champorae

Page 4: Mimosa Pudic1

a.       Permasalahn

-          Menghitung PGA yang digunakan

-          Emulsi dengan bahan tambahan yang larut dalam minyak lemak.

b.      Penyelesaian permasalahan

-          Dalam menghitung PGA sama banyaknya jumlahnya dalam lemak yang digunakan

-          Champora larut dalam minyak sesuai dengan kelarutannya. Untuk mempercepat kelarutan

champora dalam minyak lemak atau oleum olivae yang menyebabkan campuran titik beku pada

champora, sehingga mudah mencair dan larut dalam minyak lemak.

3.       Emulsi (Cream)

a.       Permasalahan

-

b.      penyelesaian permasalahan

-

BAB II

LANDASAN TEORI

            Menurut Farmakope Indonesia Edisi III , Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan

obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi

atau surfaktan yang cocok.

Page 5: Mimosa Pudic1

Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV , Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu

cairannya terdispersi dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil.

            Menurut Formularium Nasional Edisi 2 , Emulsi adalah sediaan berupa campuran terdiri

dari dua fase cairan dalam sistem dispersi; fase cairan yang satu terdispersi sangat halus dan

merata dalam fase cairan lainnya, umumnya dimantapkan oleh zat pengemulsi.

            Emulsi terdiri dari dua fase cairan, yaitu fase cairan terdispersi yang disebut fase dalam,

dan fase cairan pembawa yang disebut fase luar. Jika fase dalam berupa minyak atau larutan

dalam minyak dan fase luarnya berupa air atau larutan, maka emulsi tersebut adalah emulsi

minyak dalam air (M/A). Sedangkan, jika fase dalam berupa air atau larutan dan fase luarnya

berupa minyak , maka emulsi tersebut adalah emulsi air dalam minyak (A/M).

            Dalam pembuatan emulsi, pemilihan emulgator merupakan faktor yang penting untuk

diperhatikan karena mutu dan kestabilan suatu emulsi banyak dipengaruhi oleh emulgator yang

digunakan. Mekanisme kerjanya adalah menurunkan tegangan antar permukaan air dan minyak

serta membentuk lapisan film pada permukaan globul-globul fase terdipersinya.

Mekanisme kerja emulgator :

Membentuk lapisan film monomolekuler yaitu emulgator membentuk sebuah lapisan tunggal yang

diabsorpsi oleh molekul atau ion pada permukaan antara minyak dan air sehingga menghasilkan

emulsi yang lebih stabil karena adanya pengurangan sejumlah energi bebas permukaan dimana

tetesan dikelilingi oleh sebuah lapisan tunggal koheren yang mencegah terjadinya penggabungan

tetesan yang mendekat.

Page 6: Mimosa Pudic1

Pembentukan Kristal partikel-partikel padat yaitu pembiasan ganda yang kuat dan dapat dilihat

secara mikroskopik polarisasi. Daerah strukturisasi kristal cair yang berbeda disebabkan oleh

adanya pengaruh terhadap distribusi fase emulsi. 

Emulsi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

1.      Emulsi vera (emulsi alam)

Emulsi vera dibuat dari biji atau buah, dimana terdapat disamping  minyak lemak juga

emulgator yang biasanya merupakan zat seperti putih telur. Emulsi yang dibuat dari biji adalah

amygdala dulcis, amygdale amara, lini semen, curcubitae semen.

2.      Emulsi spuria (emulsi buatan)

         Emulsi dengan minyak lemak

Pembuatan emulsi minyak lemak biasanya dengan emulgator gom arab, dengan perbandingan

untuk 10 bagian minyak lemak dibuat 100 bagian emulsi. Gom arab yang digunakan adalah

separuh jumlah bagian minyak lemak

         Emulsi dengan parafinum liquidum

Dibuat dengan menggunakan PGA sama berat parafinum liquidum

         Emulsi dengan cera atau lemak padat

Dibuat dengan melebur lemak padat atau cera di atas penangas air, setelah meleleh tambahkan

PGA sama berat lemak dan tambahkan segera air panas sebanyak 1,5 x berat PGA dan dibuat

corpus emulsi, setelah diencerkan dengan air hangat dimasukkan dalam botol dan dikocok

sampai emulsi dingin

Page 7: Mimosa Pudic1

         Emulsi dengan extactum spissum

Apabila jumlah ektrak sedikit maka digunakan PGA 2,5% dari  berat total emulsi. Bila

disamping ekstrak terdapat minyak  lemak, maka ekstrak dicampur dulu dengan minyak lemak

dan  selanjutnya di emulsi dengan PGA. Jumlah PGA yang  digunakan adalah untuk ekstraknya

sama berat dan untuk lemak minyaknya separuh berat minyak lemak. Jumlah air yang digunakan

untuk membuat corpus emulsi 1,5 x berat PGA. Setelah corpus emulsi jadi baru diencerkan

dengan sisa airnya.

           Emulsi dengan minyak eteris kreosotum , benzylis benzoas

Zat-zat dengan benzylis benzoas untuk kulit sebaiknya dibuat dengan trietanolamin dan asam

stearat dalam perbandingan 1  : 4

         Emulsi dengan balsamum peruvianum copaivae dan terebinthia laricina

Dibuat dengan PGA sebanyak 2x berat balsam. Bila disamping balsam terdapat pula minyak

lemak maka PGA yang digunakan adalah jumlah berat dari semua berat untuk balsem dan

separuh berat untuk minyak lemak

         Emulsi dengan bromoforfum

Karena berat jenis bromoforfum 2,8 maka sulit dibuat emulsi yang baik maka perlu ditambah

minyak lemak sebanyak 10x berat bromoforfum. Penambahan minyak lemak sebanyak 7x berat

bromoforfum akan menurunkan berat jenis bromoforfum menjadi ± 1.

Emulsi dikatakan stabil jika :

  Tidak ada perubahan yang berarti dalam ukuran partikel atau distribusi partikel dari globul fase

dalam selama life time produk.

Page 8: Mimosa Pudic1

  Distribusi globul yang teremulsi adalah homogen.

  Mudah mengalir atau tersebar tetapi memiliki viskositas yang tinggi untuk meningkatkan stabilitas

fisiknya.

                       Flokulasi dan creaming

Flokulasi adalah suatu peristiwa terbentuknya kelompok-kelompok globul yang posisinya tidak

beraturan.

Creaming adalah suatu peristiwa terjadinya lapisan-lapisan dengan konsentrasi yang berbeda-

beda di dalam emulsi.

         Koalesen dan breaking

Koalesen merupakan proses bergabungnya droplet yang akan diikuti dengan breaking yaitu

pemisahan fase terdispersi dari fase kontinu. Proses irrevesibel karena lapisan emulgator yang

mengelilingi cairan sudah tidak ada.

       Inversi fase

Infersi fase adalah proses perubahan dimana fase terdispersi berubah fungsi menjadi medium

pendispersi dan sebaliknya.

Faktor – faktor yang Mempengaruhi Stabilitas Emulsi :

1.      Ukuran partikel

2.      Perbedaan bobot jenis kedua fase

3.      Viskositas fase kontinyu

Page 9: Mimosa Pudic1

4.      Muatan partikel

5.      Sifat efektifitas dan jumlah emulgator yang digunakan

6.      Kondisi penyimpanan, suhu ada/tidaknya agitasi dan vibrasi

7.      Penguapan atau pengenceran selama penyimpanan

8.      Adanya kontaminasi dan pertumbuhan mikroorganisme.

  Metode pembuatan emulsi, yaitu :

  Metode gom basah (Anief, 2000)

Cara ini dilakukan bila zat pengemulsi yang akan dipakai berupa cairan atau harus

dilarutkan terlebih dahulu dalam air seperti kuning telur dan metilselulosa. Metode ini dibuat

dengan terlebih dahulu dibuat mucilago yang kental dengan sedikit air lalu ditambah minyak

sedikit demi sedikit dengan pengadukan yang kuat, kemudian ditambahkan sisa air dan minyak

secara bergantian sambil diaduk sampai volume yang diinginkan.

  Metode gom kering

Teknik ini merupakan suatu metode kontinental pada pemakaian zat pengemulsi berupa gom

kering. Cara ini diawali dengan membuat korpus emulsi dengan mencampur 4 bagian minyak, 2

bagian air dan 1 bagian gom, lalu digerus sampai terbentuk suatu korpus emulsi, kemudian

ditambahkan sisa bahan yang lain sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai terbentuknya suatu

emulsi yang baik.

  Metode HLB (Hidrofilik Lipofilik Balance)

Cara ini dilakukan apabila emulsi yang dibuat menggunakan suatu surfaktan yang memiliki

nilai HLB. Sebelum dilakukan pencampuran terlebih dahulu dilakukan perhitungan harga HLB

dari fase internal kemudian dilakukan pemilihan emulgator yang memiliki nilai HLB yang sesuai

Page 10: Mimosa Pudic1

dengan HLB fase internal. Setelah diperoleh suatu emulgator yang cocok, maka selanjutnya

dilakukan pencampuran untuk memperoleh suatu emulsi yang diharapkan. Umumnya emulsi

akan berbantuk tipe M/A bila nilai HLB emulgator diantara 9 – 12 dan emulsi tipe A/M bila nilai

HLB emulgator diantara 3 – 6.

Emulgator

            Untuk mencegah penggabungan kembali globul-globul diperlukan suatu zat yang dapat

membentuk lapisan film diantara globul-globul tersebut sehingga proses penggabungan menjadi

terhalang, zat tersebut adalah zat pengemulsi  (emulgator).

            Emulgator dapat dibedakan berdasarkan :

1.      Berdasarkan mekanismenya

a.       Golongan surfaktan, memiliki mekanisme kerja menurunkan tegangan permukaan / antar

permukaan minyak-air serta membentuk lapisan film monomolekuler ada permukaan globul fase

terdispersi. Jenis-jenis surfaktan :

  Berdasarkan jenis surfaktan

           Surfaktan anionic, contoh : na- lauril sulfat, na-oleat sulfat, na-stearat.

           Surfaktan kationik, contoh : zehiran klorida, setil trimetil ammonium bromide.

           Surfaktan non ionic, contoh : tween 80, span 80.

  Berdasarkan HLB (hidrophyl lipophyl – balance)

b.      Golongan koloid hidrofil, membentuk lapisan film multimolekuler di sekeliling globul yang

terdispersi. Contoh : akasia, tragakan, CMC, tylosa.

c.       Golongan Zat Terbagi Halus, membentuk lapisan film mono dan multimolekuler, oleh adanya

partikel halus yang teradsorpsi pada antar permukaan kedua fase. Contoh: bentonit, veegum.

Page 11: Mimosa Pudic1

2.      Berdasarkan sumber

a.       Bahan alam, contoh : gom arab, tragakan, agar, male extract.

b.      Polisakarida semisintetik, contoh : metyl selulosa, na- carboxymethylselulosa  CMC)

c.        Emulgator sintetik : surfaktan, sabun, dan alkali, alcohol (cetyl alcohol, gliserin), carbowaxes

(PGA), lesitin (fosfolipid).

  Adapun cara pembuatan emulsi dapat dilakukan dengan :

1.      Mortir dan stamper

Sering digunakan membuat emulsi minyak lemak dalam ukuran kecil

2.      Botol

      Minyak dengan viskositas rendah dapat dibuat dengan cara dikocok dalam botol pengocokan

dilakukan terputus-putus untuk memberi kesempatan emulgator untuk bekerja

3.      Dengan Mixer

Partikel fase dispersi dihaluskan dengann memasukkan ke dalam ruangan yang di dalamnya

terdapat pisau berputar dengan kecepatan tinggi.

4.      Dengan Homogenizer

Dengan melewatkan partikel fase dispersi melewati celah sempit, sehingga partikel akan

mempunyai ukuran yang sama

  Cara Membedakan Tipe Emulsi :

Page 12: Mimosa Pudic1

1.      Dengan Pengenceran, Tipe O/W dapat diencerkan dengan air, Tipe W/O dapat diencerkan

dengan minyak

2.      Cara Pengecatan, Tipe O/W dapat diwarnai dengan amaranth/metilen

blue, Tipe W/O dapat diwarmai dengan sudan III

3.      Cara creaming test, creaming merupakan peristiwa memisahkan emulsi karena fase internal dari

emulsi tersebut melakukan pemisahan sehingga tdk tersebar dlm emulsimis : air susu setelah

dipanaskan akan terlihat lapisan yang tebal pada permukaan. Pemisahan dengan cara creaming

bersifat refelsibel.

4.      Konductifitas

Elektroda dicelup di dalam cairan emulsi, bila ion menyala tipe emulsi O/W demikian

sebaliknya.

Keuntungan dan kerugian emulsi :

Keuntungan sediaan Emulsi :

         Menutupi rasa minyak yang tidak enak

         Lebih mudah dicerna dan diabsorpsi karena ukuran minyak diperkecil

    Memperbaiki penampilan sediaan karena merupakan campuran yang

   homogen secara visual

         Meningkatkan stabilitas obat yang lebih mudah terhidrolisa dalam air.

Kerugian sediaan Emulsi :

         Sediaan emulsi kurang praktis daripada sediaan tablet

Page 13: Mimosa Pudic1

         Sediaan emulsi mempunyai stabilitas yang rendah daripada sediaan tablet karena cairan

merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri

         Takaran dosisnya kurang teliti.

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A.    RESEP EMULSI BALSM PERUV

Dr. Rahmat Saleh

SIP 339/IDI/2001

Jln. Malik Raya Kendari

R/        Balsem peru                4

            PGA                            qs

            Tannin                         3

            Gliserin                        40

            Aqua ad                      60

            s. u. e

Pro       : ridha

 

Page 14: Mimosa Pudic1

B.     KELENGKAPAN RESEP

            Keterangan :

         R/                    :

Recipe                       : Ambillah

         M.f.emuls        : misce fac emulsi        : campur dan buat emulsi

         pro                   : propere                      : untuk

C.     URAIAN BAHAN

1.      BALSEM PERU  (FI. Edisi III Hal. 102)

Nama resmi            : BALSAMUM PERUVIANUM

Nama sinonim        : balsam peru

Page 15: Mimosa Pudic1

Pemerian                :  cairan kental, lengket, tidak berserat, coklat tua, dalam lapisan tipis berwarna coklat, transparan

kemerahan, bau aromatic khas menyerupai vanilin 

Kelarutan               :  larut dalam kloroform p, sukar larut dalam eter p, dalam eter minyak tanah p, dan dalam asam

asetat glasial p

Penyimpanan         : dalam wadah tertutup baik

Khasiat                  : antiseptikum ekstern (obat yang digunakan untuk mencegah luka luar agar tidak membusuk)

2.      PULVIS GUMMI ACACIAE (FI. Edisi IV Hal. 718)

Nama resmi            : PULVIS GUMMI ACACIAE

Nama sinonim        : serbuk Gom Arab, serbuk Gom Akasia

Pemerian                : serbuk, putih atau putih kekuningan, tidak berbau

Kelarutan               :  larut hampir sempurna dalam air, tetapi sangat lambat, meninggalkan sisa bagian tanaman dalam

jumlah sangat sedikit, dan memberikan cairan seperti mucillago, tidak berwarna atau

kekuningan, kental, lengket, transparan, bersifat asam lemah terhadap kertas lakmus biru, praktis

tidak larut dalam etanol dan dalam eter p

Penyimpanan         : dalam wadah tertutup baik

Penggunaan           : zat tambahan

3.      TANIN (FI. Edisi V Hal. 594)

Nama resmi            : TANNINUM

Nama sinonim        : Tannine

Pemerian                :  sisik yang mengkilap, ringan atau serbuk kuning kelabu, ringan, hampir tak berbau dan rasanya

sangat kelat

Page 16: Mimosa Pudic1

Kelarutan               :  mudah larut dalam air, dalam spiritus, dan dalam gliserol

Penyimpanan         : dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya

Khasiat                  : zat tambahan

Page 17: Mimosa Pudic1

4.      GLISERIN (FI Edisi III Hal. 271)

Nama resmi            : GLYCEROLUM

Nama sinonim        : gliserol, gliserin

Pemerian                :  cairan seperti sirop, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, manis diikuti rasa hangat, higroskopik.

Jika disimpan beberapa lama pada suhu rendah dapat memadat membentuk massa hablur tidak

berwarna yang tidak melebur hingga suhu mencapai lebih kurang 200

Kelarutan               :  dapat campur dengan air, dan dengan etanol (95%)p, praktis tidak larut dalam kloroform p,

dalam eter p dan dalam minyak lemak

Penyimpanan         : dalam wadah tertutup baik

Khasiat                  : zat tambahan

1.      AQUADEST (FI.Edisi III Hal.96)

Nama resmi            : AQUA DESTILLATA

Nama sinonim        : Air suling, Air murni

Rumus molekul      : H2O

Berat molekul        : 18,02

Pemerian                :  Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa

Penyimpanan         : Dalam wadah tertutup baik

D.    PERHITUNGAN BAHAN

1        Balsem peru                : 4 g

2.      PGA                            : 2 x BB balsem peru =2 x 4 = 8 g

Air untuk PGA           : 1,5 x 8 = 12 g ∞ 12 mL

3.      Tannin                         : 3 g

Page 18: Mimosa Pudic1

4.      Gliserin                        : 20 g

5.      Aqua ad 60 g              : 60 – (4+12+8+20+3) = 60 – 47  =  13 mL

E.     ALAT DAN BAHAN

      ALAT

1. Batang pengaduk

2. Botol 60 g

3. Kertas perkamen

4. Lumpang dan alu

5. Sendok tanduk

6. Sudip

7. Timbangan kasar

      BAHAN

1. Aquadest

2. Balsem peru

3. Gliserin

4. PGA

5. Tanin

F.      CARA KERJA

1.      Siapkan alat dan bahan yang digunakan

2.      Tara botol 60 gram

3.      Buat corpus emulgator PGA dengan cara timbang PGA 8 g lalu larutkan dengan air panas 13

mL, gerus hingga terbentuk corpus emulgator PGA

Page 19: Mimosa Pudic1

4.      Timbang balsm peru 4 g, masukan dalam lumpang yang berbeda, gerus hingga homogen

5.      Masukkan corpus emulgator dalam balsm peru, kemudian tambahkan tannin 3 g, gerus gingga

homogen

6.      Tanbahkan gliserin 20 g, gerus hingga homogen

7.      Tambahkan aquadest sedikit demi sedikit

8.      Masukan dalam botol

9.      Cukupkan volumenya dengan aquadest ad 60 g , lalu kocok

10.  Beri etiket biru

G.    WADAH

-          Botol 60 g

Page 20: Mimosa Pudic1

H.    ETIKET BIRU

Apotek Bina Husada KendariJln. Asrama Haji no.17 Telp. 0401 319093

Apoteker  : TantriSIK           : F.11.113

No                     :  09                                        Tgl : 4-5-2012  Nama                :  RidhaAturan Pakai   :  3 x  sehari                               Dioleskan pada bagian yang sakit

Obat Luar

Page 21: Mimosa Pudic1

A.    RESEP NO.10

B.     KELENGKAPAN RESEP

Dr. Andika Pratama .SIP 456/IDI/2002

Jln. Merpati 12 Kendari

R/        Camphorae                  1

            Ol.olivae                      5

            Sir. Simplex                 15

            PGA                            qs

            Aqua ad                      60

            s. u. e

Pro       : Tika

 

Page 22: Mimosa Pudic1

Keterangan :

         R/                : Recipe                                 : Ambillah

         S. ad us ext : signa adde usus externum   : tandai untuk pemakaian luar

         pro               : propere                                : untuk

C.     URAIAN BAHAN

1.      CAMPHORA (FI.Edisi III Hal.130)

Nama resmi            : CAMPHORA

Nama sinonim        : Kamper

Rumus molekul      : C10H16O

Berat molekul           : 152,24

Rumus bangun       :         CH3

                                   

CH3-C-CH3 

Pemerian                :  Hablur butir atau massa hablur; tidak berwarna; atau putih; bau khas; tajam; rasa pedas dan

aromatik

Kelarutan               :  Larut dalam 700 bagian air, dalam 1 bagian etanol (95%)p, dalam 0,25 bagian kloroform p;

sangat mudah larut dalam eter p; mudah larut dalam minyak lemak

Penyimpanan         : Dalam wadah tertutup rapat, ditempat sejuk

Page 23: Mimosa Pudic1

Khasiat                  :  Antiiritan (obat yang digunakan untuk mengobati iritasi pada kulit yang disebabkan oleh bakteri

atau bahan kimia)

2.      OLEUM OLIVAE (FI. Edisi III Hal. 452)

Nama resmi            : OLEUM OLIVAE

Nama sinonim        : Minyak zaitun

Pemerian                :  cairan, kuning pucat atau kuning kehijauan, bau tengik, rasa khas, pada suhu rendah sebagian

atau seluruhnya membeku

Kelarutan               :  sukar larut dalam etanol (95%)p, mudah larut dalam kloroform p, dalam eter p, dan dalam eter

minyak tanah p

Penyimpanan         : dalam wadah tertutup baik dan terisi penuh

Khasiat                  : Zat tambahan

3.   SIRUP SIMPLEX (FI. Edisi III, hal. 576)

Nama resmi            : SIRUPUS SIMPLEX

Sinonim                 : sirup gula

Pemerian                : cairan jernih, tidak berwarna

Pembuatan             :  larutkan dalam 65 bagian sakarosa dalam larutan Metil Paraben 0,25% b/v secukupnya hingga

diperoleh 100 bagian sirup

Penyimpanan         : dalam wadah tertutup baik di tempat yang sejuk

4.   PULVIS GUMMI ACACIAE (FI. Edisi IV Hal. 718)

Nama resmi            : PULVIS GUMMI ACACIAE

Page 24: Mimosa Pudic1

Nama sinonim        : serbuk Gom Arab, serbuk Gom Akasia

Pemerian                : serbuk, putih atau putih kekuningan, tidak berbau

Kelarutan               :  larut hampir sempurna dalam air, tetapi sangat lambat, meninggalkan sisa bagian tanaman dalam

jumlah sangat sedikit, dan memberikan cairan seperti mucilago, tidak berwarna atau kekuningan,

kental, lengket, transparan, bersifat asam lemah terhadap kertas lakmus biru, praktis tidak larut

dalam etanol dan dalam eter

Penyimpanan         : dalam wadah tertutup baik

5.   AQUADEST (FI.Edisi III Hal.96)

Nama resmi            : AQUA DESTILLATA

Nama sinonim        : Air suling, Air murni

Rumus molekul      : H2O

Berat molekul        : 18,02

Pemerian                :  Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa

Penyimpanan         : Dalam wadah tertutup baik

D.    PERHITUNGAN BAHAN

1.      Kamfer                  = 1 g

2.      Ol. Olivae              = 5 g

3.      Sirup simplex        = 15 g

4.      PGA                      = (1 + 2,5) = 3,5 g

Air untuk PGA     = 1,5 x 3.5 = 5,25 g ~ 5,25 mL

5.      Aqua ad       60     = 60 – (1+5+15+3,5+5,25)

Page 25: Mimosa Pudic1

= 60 – 29,75

= 30,25 g ∞ 30,25 mL

Catatan : banyaknya PGA adalah jumlah dari zat padat dari bahan resep.

E.     ALAT DAN BAHAN

      ALAT

1. Batang pengaduk

2. Botol 60 mL

3. Cawan krus

4. Gelas ukur

5. Kaca arloji

6. Kertas perkamen

7. Lumpang dan alu

8. Pipet tetes

9. Sendok tanduk

10. Sudip

11. Timbangan halus

12. Timbangan kasar

      BAHAN :

1.      Aqua

2.      Champora

3.      Oleum olivae

Page 26: Mimosa Pudic1

4.      PGA

5.      Sirup simplex

F.      CARA KERJA

1.      Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2.      Tara botol 60 gram

3.      Buat corpus emulgator PGA dengan cara timbang PGA 3,5 g lalu larutkan dengan air panas 5,25

mL, gerus hingga terbentuk corpus emulgator PGA

4.      Timbang kamfer 1 g dikaca arloji, gerus dalam lumpang yang berbeda, kemudian masukan

dalam corpus emulgator PGA, gerus hingga homogen

5.      Tambahkan ol.olivae 5 g, sedikit demi sedikit, gerus ad homogen

6.      Tambahkan sirup simplex 15 g, gerus hingga homogen, dan masukan dalam campuran PGA,

gerus

7.      Masukkan dalam botol, kemudian cukupkan volumenya dengan aquadest ad 60 g, kocok hingga

homogen

8.      Beri etiket biru

G.    WADAH

-          Botol 60 mL

H.    ETIKET BIRU

                       

Apotek Bina Husada KendariJln. Asrama Haji no.17 Telp. 0401 319093

Apoteker  : TantriSIK           : F.11.113

No                     :  10                                        Tgl : 4-5-2012  Nama                :  TikaAturan Pakai   :  3 x  sehari                                       Dioleskan pada bagian yang sakit

Obat Luar

Page 27: Mimosa Pudic1

 

A.    RESEP NO. 11

B.     KELENGKAPAN RESEP

R/        Asam stearat               15

            Cera alba                     2

            Vaselin album             8

            TEA                            1,5

            Propilenglikol              8

            Aqua ad                      65,5

            S.vanishing cream      

                                                da 50 g

Pro       : Mitha

 

Page 28: Mimosa Pudic1

            Keterangan :

         R/        : Recipe           : Ambillah

         S          : signa              : tandai

         pro       : propere          : untuk

         da 60                           : buat 60

C.     URAIAN BAHAN

1.      ASAM STEARAT (FI Edisi III Hal. 57)

Nama resmi            : ACIDUM STEARICUM

Nama sinonim        : asam stearat

Page 29: Mimosa Pudic1

Pemerian                :  zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan hablur, putih atau kuning pucat, mirip lemak

lilin

Kelarutan               :  praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian etanol (95%)p, dalam 2 bagian kloroform p,

dan dalam 3 bagian eter p

Penyimpanan         : dalam wadah tertutup baik

Khasiat                  : Zat tambahan

2.      CERA ALBA (FI Edisi III Hal. 140)

Nama resmi            : CERA ALBA

Nama sinonim        : malam putih

Pemerian                :  zat padat, lapisan tipis bening, putih kekuningan, bau khas lemah

Kelarutan               :  praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol (95%)p dingin, larut dalam kloroform

p, dalam eter p hangat, dalam minyak lemak dan dalam minyak atsiri

Penyimpanan         : dalam wadah tertutup baik

Khasiat                  : Zat tambahan

3.      VASELIN ALBUM (FI Edisi III Hal.633)

Nama resmi            : VASELINUM ALBUM

Nama sinonim        : vaselin putih

Pemerian                : massa lunak, lengket, bening, putih. Sifat ini tetap setelah zat dileburkan dan dibiarkan hingga

dingin tanpa diaduk.

Kelarutan               : praktis tidak larut dalam air dalam etanol (95%)p, larut dalam kloroform p, dalam eter p, dan

dalam eter minyak tanah p. Larutan kadang-kadang beropalesensi lemah

Page 30: Mimosa Pudic1

Penyimpanan         : dalam wadah tertutup baik

Khasiat                  : Zat tambahan

Page 31: Mimosa Pudic1

4.      TRIETANOLAMIN (FI Edisi IV Hal.1203)

Nama resmi            : TRIETHANOLAMINUM

Nama sinonim        : triaethanolamina

Pemerian                : cairan tidak berwarna, berbau kuat amoniak

Kelarutan               :  sukar larut dalam air, dapat bercampur dengan etanol, dengan eter dan dengan air mendidih

Penyimpanan         : dalam wadah tertutup baik

Khasiat                  : Zat tambahan

5.      PROPILENGLIKOL (FI. Edisi III Hal. 534)

Nama resmi            : PROPYLENGLYCOLUM

Nama sinonim        : propilenglikol

Rumus molekul      : C3H8O2

Berat molekul        : 76,10

Pemerian                :  Cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak manis, higroskopik

Kelarutan               :  Dapat campur dengan air, dengan etanol (95%)p, dan dengan kloroform p, larut dalam 6 bagian

eter p, tidak dapat campur dengan eter minyak tanah p, dan dengan minyak lemak

Penyimpanan         : Dalam wadah tertutup baik

Khasiat                  : Zat tambahan, pelarut

6.      AQUADEST (FI.Edisi III Hal.96)

Nama resmi            : AQUA DESTILLATA

Nama sinonim        : Air suling, Air murni

Rumus molekul      : H2O

Page 32: Mimosa Pudic1

Berat molekul        : 18,02

Pemerian                :  Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa

Penyimpanan         : Dalam wadah tertutup baik

Penggunaan           : Zat tambahan

D.    PERHITUNGAN BAHAN

1.      Asam stearat               :  x 50                     =  7,5 g

2.      Cera alba                     :  x 50                     = 1 g

3.      Vaselin albun              :  x 50                     = 4 g

4.      TEA                            :  x 50                     = 0,75 g

5.      Propilenglikol              :  x 50                     = 4 g

6.      Aquadest                     :  x 50                     = 32,75 g ~ 32,75 mL

Page 33: Mimosa Pudic1

E.     ALAT DAN BAHAN

      ALAT

1. Batang pengaduk

2. Botol 60 mL

3. Cawan krus

4. Cawan porselen

5. Gelas kimia

6. Gelas ukur

7. Hot plate

8. Kertas perkamen

9. Lumpang dan alu

9. Pipet tetes

10. Sendok tanduk

11. Sudip

12.Timbangan kasar

      BAHAN

1. Aquadest

2. Asam stearat

3. Cera alba

4. Propilenglikol

5. TEA (Triaethanolamin)

6. Vaselin album

Page 34: Mimosa Pudic1

F.      CARA KERJA

1.      Siapkan alat dan bahan yang digunakan

2.      Setarakan timbangan

3.      Timbang bahan:

-          As. Stearat 7,5 g  (kertas perkamen)

-          Cera alba 1 g (kertas perkamen)

-          Vaselin album 4 g (cawan porselin)

-          TEA 0,75 g (cawan krus)

-          Propilenglikol 4 g (gelas kimia)

-          Aquadest 32,75 mL (gelas ukur)

4.      Gerus as.stearat dalam lumpang, tambahkan cera alba kemudian masukkan dalam veselin album,

leburkan dalam cawan (diatas hot plate)

5.      TEA dan aquadest, dimasukan dalam propilenglikol, dipanaskan di hot plate

6.      Masukan secara bersamaan campuran (no.4 dan no.5) dalam lumpang yang panas, gerus hingga

homogen

7.      Masukkan dalam pot cream

8.      Beri etiket biru

G.    WADAH

-          Pot cream

Page 35: Mimosa Pudic1

H.    ETIKET BIRU

BAB IV

Apotek Bina Husada KendariJln. Asrama Haji no.17 Telp. 0401 319093

Apoteker  : TantriSIK           : F.11.113

No                     :  11                                    Tgl : 24-03-2012  Nama                : MithaAturan Pakai   :   2-3 x  sehari                                       Dioleskan tipis-tipis

Obat Luar

Page 36: Mimosa Pudic1

PEMBAHASAN

        Emulsi merupakan sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi

dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok. secara

umum emulsa dibedakan atas emulsa vera (emulsi alam) dan emulsa spuria (emulsi buatan).

          Pada peracikan R/9, yaitu emulsi dengan balsamum peruvianum. Emulsi ini dibuat dengan

cara balsam peru dicampurkan pada corpus emulsi PGA, lalu digerus hingga homogen, yang

dimana balsam peru akan terdispersi dalam air dengan adanya PGA atau emulgator.

        Pada pembuatan emulsi dengan balsam peru, jumlah PGA yang digunakan adalah sebanyak

dua kali berat balsam. Pembuatan emulsi ini, pada saat penambahan balsam peru pada corpus

emulsi PGA penggerusannya harus dilakukan dengan perlahan-lahan agar corpus emulsinya

tidak pecah.

          Pada kelarutan balsam peru berdasarkan istilah kelarutannya adalah 10-30 bagian dalam

kloroform p, dalam eter p, dalam eter minyak tanah p dan dalam asan asetat glasial p, adalah

100-1.000 bagian

          Pada kelarutan PGA berdasarkan istilah kelarutannya adalah 1-10 bagian dalam air dan

dalam etanol lebih dari 10.000 bagian.

          Pada kelarutan gliserin berdasarkan istilah kelarutannya adalah larut dalam air dan dalam

etanol, sedangkan dalam kloroform p, dalam eter p, dalam minyak lemak lebih dari 10.000

bagian.

          Pada kelarutan tannin berdasarkan istilah kelarutannya adalah dalam air dan dalam etanol

sangat mudah larut, dalam eter p dan dalam kloroform lebih dari 10.000 bagian, dalam aseton p

adalah kurang dari 1 bagian. Perlahan-lahan mudah larut dalam gliserol p.

Page 37: Mimosa Pudic1

          Dalam resep ini merupakan emulsi tipe A/M dimana air larut dalam tipe minyak. Dalam

pembuatan resep ini, jumlah PGA diganti dengan aqua untuk membuat corpus emulsi. Pada

penimbangan balsam peru kita mengolesi paraffin cair pada kertas perkamen yang akan kita

gunakan untuk menimbang balsam peru karena pemerian balsam peru adalah cairan kental, dan

lengket, tidak berserat.

            Dalam resep ini masalah yang kita hadapi adalah meracik balsam peru dan menghitung

jumlah PGA yang digunakan, maka kita lakukan emulsi dengan balsam peru dibuat dengan PGA

sebanyak 2x berat balsam peru dengan penambahan balsam peru ke dalam corpus emulsi.

            Pada peracikan R/10, emulsi yang dibuat itu menggunakan bahan tambahan yang larut

dalam minyak, yaitu campora yang mana kita ketahui sendiri bahwa campora larut dalam minyak

lemak yang sesuai dengan kelarutannya oleh karena itu bahan camporanya dilarutkan dalam

minyak lemak atau oleum lini yang menyebabkan penurunan titik beku pada campora sehingga

mencair dan hingga akhirnya dapat larut dalam minyak lemaknya yaitu oleum lini. setelah

campora larut dalam oleum lini maka ditambahkanlah PGA dan diaduk hingga terbentuk corpus

emulsi lalu dicukupkan volumenya dengan air hangat kemudian dikocok hingga emulsi dingin.

            Pada pembuatan emulsi R/10 pertama-tama yang harus dilakukan adalah menyiapkan alat

dan bahan yang akan digunakan, setarakan timbangan, kemudian ditara botol 60 g, setelah itu

dibuat corpus emulsi PGA,dengan cara di timbang PGA 3,5 g, kemudian tambahkan air panas

5,25 mL, lalu taburkan di atasnya sampai terbentuk corpus emulsi. Setelah itu ditambahkan

camphora sebanyak 1 g yang telah ditimbang dikaca arloji, kemudian dimasukkan di dalam

lumpang yang berbeda. Dan masukkan dalam corpus emulsi PGA, Digerus hingga homogen.

Lalu ditambahkan 5 g oleum olivae  dan sirup simplex 15 g, gerus hingga homogen. Kemudian

Page 38: Mimosa Pudic1

masukkan dalam botol dan cukupkan volemenya dengan aquadest ad 60 g, dan dikocok hingga

homogen. Dan yang terakhir diberi etiket biru.

            Pada pembuatan emulsi R/11 yaitu cream , dimana cream adalah sediaan setengah padat

berupa emulsi yang mengandung air tidak kurang dari 60 %, dimasukkan untuk pemakaian luar.

Pada R/11 yaitu vinishing cream, bahan fase minyaknya yaitu asam stearat, cera alba, vaselin

album, terlebih dahulu dilebur dalam cawan sedangkan fase airnya yaitu tea, propilenglikol, dan

aquadest dipanaskan di atas hot plate. Untuk mendapatkan hasil massa cream yang sempurna

maka campuran TEA dan campuran asam stearat harus dimasukkan secara bersamaan ke dalam

lumpang panas dan digerus sehingga massa cream yang terbentuk sesuai dengan yang

diharapkan. Setelah itu masukkan dalam pot cream dan beri etiket biru.

BAB V

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam

cairan pembawa, distabilkan dengan zat pangemulsi atau surfaktan yang cocok.

Salah satu keuntungan sediaan dalam bentuk emulsi adalah tertutupnya rasa minyak yang tidak

enak.

Pembuatan emulsi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu dengan metode continental (gom kering),

metode inggris (gom basah), dan metode botol.

Page 39: Mimosa Pudic1

B.     SARAN

       Dalam melakukan praktikum terutama pada saat pembuatan emulsi, para   praktikan harus

meracik sediaan emulsi denga teliti dan sungguh-sungguh terutama pada saat melakukan

pencampuran antara fase minyak dan fase air agar corpus emulsi yang terbentuk sesuai dengan

yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Anief, Moh . 1997 . Ilmu Meracik Obat . Yogyakarta : Gadjah Mada Universitas   Press

Departemen Kesehatan Republik Indonesia . 1979 . Farmakope Indonesia Edisi     III . Jakarta :

Dekpes RI

Departemen Kesehatan Republik Indonesia . 1995 . Farmakope Indonesia Edisi     IV . Jakarta :

Dekpes RI

Departemen Kesehatan Republik Indonesia . 1978 . Formularium Nasional Edisi

              2 .      Jakarta : Dekpes RI

Syamsuni . 2007 . Ilmu Resep . Jakarta : EGC

Diposkan oleh Tantri di 7/15/2012 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

Page 40: Mimosa Pudic1

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Our Partners

Mimosa pudica

putri malupun tak ingin disakiti

si mimioo pudiica :)

Labels

all about me (4) farmakologi (2) Farmasetika-1 (1) Laporan (jurnal) Farmasetika Dasar (5) laporan (jurnal) farmasetika-1 (3) laporan (jurnal) kimia dasar (5) Medicine (1) mikrobiologi n parasitologi (2)

Page 41: Mimosa Pudic1

praktikum Mikrobiologi dan parasitologi (jurnal) (3)

Popular Posts

contoh obat bebas terbatas

PENGGOLONGAN OBAT MENURUT PERUNDANG-UNDANGAN FARMASI Golongan obat adalah penggolonga yang dimaksud untuk peningkatan keamanan dan ketepata...

UNGUENTA (SALEP)

                                                                       BAB 1                                                              ...

Larutan (solutio)

BAB I PEMBAHASAN I.      LARUTAN   A. Pengertian Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu jenis obat atau lebih dalam pelarut air...

larutan (solutio)

BAB I PENDAHULUAN A.     LATAR BELAKANG Dalam dunia farmasi terdapat berbagai macam sediaan yang berbentuk cair. Baik berupa larutan, su...

PULVERES (Serbuk Bagi)

BAB I A. LATAR BELAKANG Dalam ilmu farmasi, sediaan serbuk dapat diartikan sebagai campuran homogeny dua atau lebih bahan obat yang telah ...

Page 42: Mimosa Pudic1

PULVIS ADSPERSORIUS (Serbuk Tabur)

 .Resep2 Dr. Ida Ayu SIP. 921/101/2010 Jalan. Timah. No 70 No. 002               tgl 13/12/2011 R/ Acid Salicylic  2      Balsm...

Iodimetri

I.                    JUDUL            IODIMETRI II.                 TUJUAN       1.       Menentukan konsentrasi larutan baku Na ...

keuntungan dan kerugian mikroorganisme

Mikoorganisme   … “             Mikroorganisme yang ada di bumi tak terhitung jumlah jenis dan macamnya. Sayangnya, perkembangan ilmu   pen...

Permanganometri

          I.             JUDUL                          Permanganometri       II.             TUJUAN             1. Un...

uji salmonella

BAB 1 PENDAHULUAN A.     LATAR BELAKANG Pangan (makanan) adalah bahan-bahan yang dimakan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan bagi ...

My facebook

Page 43: Mimosa Pudic1

Devancez Tantri

Buat Lencana Anda

Mengenai Saya

Tantri Education is ornament in prosperity and a refuge in adversity :)

Lihat profil lengkapku

Followers

Pages

Beranda

Page 44: Mimosa Pudic1

My visitorss ^^"

Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.