Mikrobiologi Umum Ida

7
MIKROBIOLOGI UMUM (FUNGI) NAMA JULHIDAH NIM : 60300113031 KELAS :A 2 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2015

description

fungo

Transcript of Mikrobiologi Umum Ida

  • MIKROBIOLOGI UMUM

    (FUNGI)

    NAMA JULHIDAH

    NIM : 60300113031

    KELAS : A2

    JURUSAN BIOLOGI

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

    2015

  • 1. Pengertian Fungi

    Fungi(jamur) adalah organisme eukariotik yang bersel tunggal atau banyak dengan tidak

    memiliki klorofil. Sel jamur memiliki dinding yang tersusun atas kitin. Karena sifat-sifatnya

    tersebut dalam klasifikasi makhluk hidup, Jamur dipisahkan dalam kingdom nya tesendiri,ia

    tidak termasuk dalam kindom protista,monera, maupun plantae. Karena tidak berklorofil,

    jamur temasuk ke dalam makhluk hidup heterotof (memperoleh makanan dari organisme

    lainnya), dalam hal ini jamur hidup dengan jalan menguraikan bahan-bahan organik yang ada

    di lingkungannya. Umumnya jamur hidup secara saprofit (hidup dengan menguai sampah

    oganik seperti bankai menjadi bahan anoganik). Ada juga jamur yang hidup secara parasit

    (memperoleh bahan organik dari inangnya), adapula yang hidup dengan simbiosis

    mutualisme(yaitu hidup dengan organisme lain agar sama-sama mendapatkan untung).

    2. Manfaat Jamur

    Jamur tiram juga memiliki berbagai manfaat yaitu sebagai makanan, menurunkan

    kolesterol, sebagai antibakterial dan antitumor, serta dapat menghasilkan enzim hidrolisis dan

    enzim oksidasi. Selain itu, jamur tiram juga dapat berguna dalam membunuh nematoda,

    Jamur Enokitake mengandung banyak serat. Jamur ini juga mengandung banyak protein dan

    beberapa vitamin seperti vitamin B, serta mineral. Satu mangkuk jamur mentah diperkirakan

    dapat menyediakan 20 kalori. Jamur ini juga tidak mengandung gula sehingga aman

    dikonsumsi oleh penderita diabetes dan juga dapat dijadikan pilihan bahan makanan untuk

    diet.

    3. Morfologi jamur

    Jamur adalah organisme berinti, berspora, tidak berklorofil, berupa benang-benang

    bercabang. Jamur tiram putih mempunyai tangkai tudung yang terletak tidak tepat ditengah,

    menyangga tudung agak lateral (dibagian tepi) atau eksentris (agak ketengah) dengan

    diameter < 10 13 cm. Hampir seluruh bagian tubuh mempunyai warna yang sama, yaitu

    putih jernih, kadang-kadang putih krem keabu-abuan tergantung pada jenis jamurnya. Jamur

    tiram putih tumbuh dengan baik selama musim hujan. Suhu optimum dan kelembaban yang

    ideal untuk pertumbuhan dan pembentukan tubuh buah adalah 250C dan 70-80 %.

  • Adapun siklus fungi atau jamur adalah:

  • 4. Penggelompokan jamur

    a) Tubuh uniseluler atau multiseluler,

    b) Dinding sel mengandung kitin,

    c) Fungi atau jamur termasuk organisme eukariotik yang tidak berkhlorofil, bersifat

    heterotrofik.

    d) Jamur multiseluler tersusun atas rangkaian sel-sel yang membentuk benang dengan sekat (

    septa ) atau tanpa sekat melintang, disebut hifa. Hifa dapat berfungsi sebagai : penyerap

    makanan yang dilakukan oleh miselium (kumpulan hifa).

    e) Berdasarkan sumber makanannya Fungi ada yang bersifat parasitik dan ada yang bersifat

    saprofitik.

    f) Fungi yang hidup parasitik mendapat makanannya dari bahan organik yang masih menjadi

    bagian dari inang yang hidup. Beberapa Fungi ini menyebabkan penyakit pada tanaman,

    hewan dan manusia.

    g) Beberapa fungi mampu bersimbiosis mutualisme dengan organisme lain yaitu hidup

    bersama dengan organisme lain agar saling mendapatkan keuntungan, misalnya akar dari

    kebanyakan tanaman mengembangkan hubungan yang saling menguntungkan untuk

    membentuk mikoriza. Mikoriza mampu meningkatkan kapasitas penyerapan nutrient dari

    akar tanaman.

    h) Dengan alat reproduksi, misalnya sporangium dan konidium Reproduksi jamur uniseluler

    secara : aseksual membentuk tunas, atau membentuk spora. Sedangkan seksual dengan

    membentuk spora askus / askuspora.

    i) Reproduksi jamur multiseluler secara aseksual dengan cara fragmentasi menghasilkan

    spora aseksual. Sedangkan reproduksi seksual dengan peleburan inti jantan dan betina,

    akhirnya membentuk spora askus atau spora basidium.

    5. Dasar Pengelompokkan Fungi

    Dalam klasifikasi, kingdom Fungi dikelompokkan menjadi beberapa divisi yaitu :

    Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota dan Deuteromycota berdasarkan struktur tubuh

    dan cara reproduksinya.

    a) Zigomycota

    Tubuhnya bersel banyak, dinding sel dari kitin, hifa tidak bersekat, kumpulan hifa

    membentuk miselium, pembiakan aseksual ( vegetatif ) tidak membentuk zoospora, tapi

  • membentuk sporangium dengan banyak spora yang warnanya hitam, pembiakan seksual

    dengan fusi (penggabungan) dari gametangia berinti banyak pada ujung hifa membentuk

    sebuah zigospora berinti banyak, hidupnya : saprofit dan parasit.

    b) Ascomycota

    Tubuhnya bersel satu dan bersel banyak, yang bersel banyak membentuk hifa

    bersekat, kumpulan hifa membentuk miselium, pembiakan aseksual ( vegetatif )

    membentuk spora aseksuall

    Contoh jamur:

    6. Sitologi

    Tubuh jamur tersusun oleh sel-sel eukariotik yang memiliki dinding sel dan zat kitin. Zat

    kitin tersusun atas polisakarida yang mengandung nitrogen, bersifat kuat, tetapi fleksibel. Zat

    kitin pada jamur mirip dengan zat kitin yang ditemukan pada kerangka luar serangga atau

    Arthropoda lain. Fungi tidak memiliki klorofil, oleh karena itu fungi tergolong organisme

    heterotrof. Meskipun bersifat heterotrof, fungi tidak mencerna makanannya di dalam tubuh.

  • Struktur Tubuh Jamur

    Sel-sel penyusun tubuh jamur makroskopis memanjang membentuk benang yang disebut

    hifa. Hifa bercabang cabang membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium

    menyusun jalinan-jalinan membentuk tubuh buah.

    Hifa merupakan struktur menyerupai benang yang terdiri atas satu atau banyak sel yang

    dikelilingi dinding berbentuk pipa. Pada beberapa jenis jamur, hifa memiliki sekat-sekat antar

    sel yang disebut septa. Septa memiliki celah atau pori yang cukup besar sehingga organel sel

    dapat mengalir dan suatu sel ke sel lainnya. Sel jamur mengandung organel eukariotik, antara

    lain mitokondria, ribosom, dan inti sel (nukleus). Pada beberapa jenis jamur lainnya, hifa

    tidak memiliki sekat sehingga disebut asepta. Oleh karena tidak memiliki sekat, hifa jamur

    asepta merupakan massa sitoplasma yang panjang dan mengandung ratusan hingga ribuan

    nukleus; disebut hifa senositik. Jumlah inti sel yang banyak merupakan hasil pembelahan inti

    sel yang berulang ulang tanpa disertai pembelahan sitoplasma.

    Hifa yang bercabang-cabang membentuk miselium memungkinkan terjadinya perluasan

    permukaan bidang absorpsi (penyerapan) sehingga sangat cocok sebagai alat penyerap nutrisi.

    Diperkirakan, 10 cm3 tanah organik yang subur dapat ditumbuhi hifa jamur berdiameter 10

    m sepanjang 1 km. Jamur yang hidup parasit pada organisme lain memiliki hifa yang

    termodifikasi menjadi haustorium.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Campbell, Neil A. Biologi. Jakarta: Erlangga, 2008.

    Funke BR, Tortora GJ, Case CL. Microbiology: an introduction. San Fransisco: Benjamin Cummings,2004.Irianto, Koes. Mikrobiologi. Bandung: Yrama Widya, 2006.

    Pelczar, Michael J. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI-Press, 1988.

    Yuwono, Triwibowo. Biologi Molekuler. Jakarta: Erlangga, 2009.