MIKRO 5

36
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PERCOBAAN V ISOLASI DAN KULTIVASI MIKROBA OLEH NAMA : LA ODE ABDUL FAJAR HASIDU STAMBUK : F1D1 11 032 KELOMPOK : V (LIMA) ASISTEN : IRAWATI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

description

mikro

Transcript of MIKRO 5

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGIPERCOBAAN VISOLASI DAN KULTIVASI MIKROBA

OLEH

NAMA : LA ODE ABDUL FAJAR HASIDUSTAMBUK: F1D1 11 032KELOMPOK: V (LIMA)ASISTEN : IRAWATI

JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS HALUOLEOKENDARI2013

I. PENDAHULUANA. Latar BelakangMikroba merupakan mikroorganisme yang jumlahnya paling berlimpah di alam. Mikroba merupakan mikroorganisme yang paling besar memiliki potensi untuk melakukan perubahan dimuka bumi, serta memegang peranan yang sangat penting. Di lingkungan tempat hidupnya, mikroba hidup dengan cara berkoloni dan memiliki populasi yang banyak. Populasi mikroba dialam tidak terpisah menjadi spesies-spesies tersendiri, melainkan merupakan populasi campuran. Populasi campuran tersebut dapat dipisahkan mengandung kultur murni yang hanya satu mikroba saja. Biakan murni diperlukan dalam berbagai metode mikrobiologis, antara lain digunakan dalam mengidentifikasikan mikroba. Untuk mengamati ciri-ciri kultural morfologis, fisiologi, dan serologi dibutuhkan mikroba yang berasal dari satu spesies. Proses untuk mendapatkan biakan murni dari suatu biakan campuran dengan cara memisahkan satu spesies dari spesies yang lain disebut isolasi. Isolasi mikroba adalah memisahkan mikroba yang satu dengan mikroba yang lain yang berasal dari beberapa campuran berbagai mikroba. Pada dasarnya metode-metode pemisahan menjadi satu spesies mempunyai prinsip yang sama yaitu mengencerkan mikroba tersebut sehingga diperoleh satu spesies yang terpisah. Mengisolasi mikroba dilakukan dengan cara menumbuhkan di dalam medium padat. Hal ini Karena di dalam medium padat, sel-sel mikroba akan membentuk koloni yang tetap pada tempatnya. Jika kita mengisolasi dengan medium cair, maka dilakukan dengan cara pengenceran, yang dilanjutkan dengan menumbuhkannya ke dalam medium padat hingga membentuk koloni. Pada praktikum ini, dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui metode yang digunakan dalam mengisolasi mikroba, serta mengetahui karakteristik jenis mikroba yang tumbuh pada kultur murni. Berdasarka hal tersebut, maka perlu dilakukan praktikum mengenai Isolasi dan Kultivasi Mikroba.

B. Rumusan MasalahRumusan masalah pada praktikum Isolasi dan Kultivasi Mikroba yaitu sebagai berikut:1. Metode-metode apa saja yang digunakan untuk memisahkan mikroba tertentu dari populasi campurannya untuk mendapatkan kultur murni?2. Bagaimana karakteristik mikroba yang tumbuh pada kultur murni?

C. Tujuan Praktikum Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum Isolasi dan Kultivasi Mikroba yaitu sebagai berikut :1. Untuk mengetahui metode-metode yang digunakan untuk memisahkan mikroba tertentu dari populasi campurannya untuk mendapatkan kultur murni.2. Untuk mengetahui karakteristik mikroba yang tumbuh pada kultur murni.

D. Manfaat Praktikum Manfaat yang dapat diperoleh setelah melaksanakan praktikum Isolasi dan Kultivasi Mikroba yaitu sebagai berikut :1. Dapat mengetahui metode-metode yang digunakan untuk memisahkan mikroba tertentu dari populasi campurannya untuk mendapatkan kultur murni.2. Dapat mengetahui karakteristik mikroba yang tumbuh pada kultur murni.

II. TINJAUAN PUSTAKAMikroba termasuk ke dalam kelompok jasad hidup yang sangat peka terhadap adanya perubahan pada lingkungannya, sehingga dengan adanya perubahan yang kecil di dalam temperatur atau cahaya misalnya akan cepat mempengaruhi kehidupan dan aktivitasnya. Tetapi mikroba juga termasuk kelompok jasad hidup yang dengan cepat dapat menyesuaikan diri dengan adanya perubahan lingkungan. Cara penyesuaian diri yang cepat ini didukung oleh adanya enzim adaptif yang lebih efektif di dalamnya, sehingga tidak mengherankan kalau di dalam waktu yang relatif singkat mikroba dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang baru. Walau pada mulanya lingkungan tersebut bersifat meracun terhadapnya. Sebaliknya, kehadiran mikroba di dalam suatu tempat dapat langsung mempengaruhi lingkungannya, baik lingkungan fisik, lingkungan kimia ataupun lingkungan biologisnya (Unus, 1996).Biakan murni diperlukan dalam berbagai metode mikrobiologis, antara lain digunakan dalam mengidentifikasikan mikroba. Untuk mengamati ciri-ciri kultural morfologis, fisiologi, dan serologi dibutuhkan mikroba yang berasal dari satu spesies. Proses untuk mendapatkan biakan murni dari suatu biakan campuran dengan cara memisahkan satu spesies dari spesies yang lain disebut isolasi. Pada dasarnya metode-metode pemisahan menjadi satu spesies mempunyai prinsip yang sama yaitu mengencerkan mikroba tersebut sehingga diperoleh satu spesies yang terpisah (Bambang, 1996).Pertumbuhan mokrobakteria memerlukan asam lemak, asam amino, berbagai senyawa nitrogen dan karbon. Asam lemak berantai panjang dalam konsentrasi rendah cukup dapat merangsang pertumbuhannya, sebaliknya bila diberikan dalam konsentrasi tinggi malahan menghambat pertumbuhannya. Mikrobakteria merupakan kuman yang lambat laju pertumbuhannya. Diperkirakan waktu penggandaan mikrobakteria adalah 12 jam sehingga koloni yang tumbuh baru dapat dilihat dengan mata telanjang setelah di inkubasi selama 10 sampai 14 hari atau paling lama 6 sampai 8 minggu (Sandjaja, 1995).Pengukuran kuantitatif populasi mikroba sering kali amat diperlukan didalam berbagai macam penelaan mikrobiologis, pada hakekatnya terdapat dua macam pengukuran dasar, yaitu penentuan jumlah sel dan penentuan massa sel. Pengukuran jumlah sel biasanya dilakukan bagi organisme bersel tunggal (misalnya bakteri) sedangkan penentuan massa sel dapat dilakukan tidak hanya organisme bersel satu tetapi juga bagi organisme berfilamen (misalnya kapang). Ada beberapa macam cara untuk mengukur jumlah sel antara lain dengan hitungan cawan (plate count), hitungan mikroskopis langsung (direct microskopic count) atau elektronis dengan bantuan alat yang disebut perhitungan Coloni Counter (Ratna, 1996).Cara yang paling sederhana untuk isolasi sederhana untuk isolasi dalam media cair ialah metode pengenceran. Inokulum di encerkan berturut-turut dalam median steril, dan sejumlah besar tabung yang berisi medium ini diinokulasi dengan larutan dari setiap pengenceran tersebut, tujuan cara kerja ini ialah untuk menginokolasikan serangkaian tabung dengan suspensi berisi mikroba yang sedemikian encernya hingga kemungkinannya sangat kecil untuk masuknya satu mikroba pada tabung tertentu (Lay, 1994). III. METODE PRAKTIKUMA. Waktu dan Tempat

Praktikum Isolasi dan Kultivasi Mikroba dilaksanakan pada hari Sabtu, 13 April 2013, pukul 08.00 WITA pukul 01.00 WITA, dan dilanjutkan kembali pada hari minggu, pukul 03.00 WITA- pukul 07.00 WITA, dan bertempat di Laboratorium Mikrobiologi, Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Haluoleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam praktikum Isolasi dan Kultivasi Mikroba.dapat dilihat pada Tabel 1.Tabel 1. Nama alat dan kegunaan yang digunakan dalam Praktikum Isolasi dan Kultivasi.NoNama alatKegunaan

1.Lampu spirtusUntuk mensterilkan jarum inokulasi

2.Jarum inokulasiUntuk menginokulasikan mikroba

3.Cawan petriUntuk media peletakan medium padat

4.Tabung reaksiSebagai media peletakan medium cair

5.Inkubator dan RefrigeratorSebagai tempat menginkubasi mikroba

6.Mikropipet dan pipet volumUntuk mengambil larutan dalam konsentrasi tertentu

7.Botol ampulUntuk media pengenceran

8.Laminar Air flowUntuk tempat bekerja secara aseptis

9.Standar Plate Count (SPC)Untuk menghitung koloni mikroba

10.Drygalski Untuk menyebar sampel diatas medium

11.Hotplate Untuk mengencerkan kembali medium NA yang telah membeku

Bahan yang digunakan dalam praktikum Isolasi dan Kultivasi Mikroba.dapat dilihat pada Tabel 2.Tabel 2. Nama bahan dan kegunaannya dalam Praktikum Isolasi dan KultivasiNoNama bahanKegunaan

1.Media steril (PDA, PCA, NA, dan NB)Sebagai medium pertumbuhan mikroba

2.Aquades Sebagai pengencer sampel

3.Alkohol 70%Sebagai desinfektan

4.Sampel (kotoran gigi, bakso, es teler, bumbu somay, tanah rumah sakit, medis) Sebagai bahan amatan

5.Aluminium foil dan kapasSebagai penutup wadah medium

C. Prosedur Kerja Prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum ini yaitu sebagai berikut :1. Isolasi Mikrobaa. Menghancurkan sampel di dalam plastik dan membuat pengenceran.b. Pengenceran dibuat dengan cara menimbang sebanyak 10 gram sampel yang telah dihancurkan, lalu diencerkan dengan aquades streil sebanyak 9 mL dalam botol gelap, sehingga diperoleh pengenceran 10-1 .c. Mengambil 1 mL dari pengenceran 10-1 , kemudian dimasukan ke dalam tabung botol ampul berisi 9 mL aquades steril untuk memperoleh pengenceran 10-2 dan seterusnya hingga memperoleh pengenceran 10-6.d. Mengisolasi mikroba menggunakan medium Plate Count Agar (PCA), bakteri menggunakan medium Nutrient Agar (NA), dan jamur menggunakan Potato Dextrose Agar (PDA) dengan metode sebar.e. Menginkubasikannya ke dalam incubator selama 24 jam.f. Setelah 24 jam, menghitung jumlah koloni yang tumbuh pada medium dengan menggunakan Standar Plate Count (SPC).2. Teknik Pemurnian Kultur dengan Pengenceran Suspensi2.1. Metode tuang (Pour plate)a. Mencairkan 10 mL medium Nutrient Agar (NA) ke atas hotplate.b. Mengencerkan sampel yang akan diisolasi, dengan cara melarutkannya hingga beberapa kali lipat (pengenceran berseri secara desimal) yaitu 1:10, 1:100, 1:1000, dan seterusnya.c. Mengambil 1mL larutan dari pengenceran akhir diatas, dan dipipet ke dalam cawan petri steril.d. Menuang agar nutrisi yang telah dicairkan ke dalam cawan petri tersebut, kemudian menggeser cawan petri seperti angka delapan untuk menyebarkan sel-sel mikroba secara merata.e. Menginkubasi media tersebut ke dalam incubator selama 24 jam pada suhu 370C dengan posisi terbalik.f. Setelah itu, mengamati mikroba yang tumbuh, dan membandingkannya satu sama lain, dan memasukannya ke dalam tabel hasil pengamatan.

2.2. Metode Sebar (Spreat plate)a. Menuang medium Nutrient Agar (NA) ke dalam cawan petri steril dan membiarkannya memadat.b. Meneteskan suspensi sampel ke dalam cawan petri yang telah berisi media padat.c. Menyebar suspensi sampel tersebut dengan Drygalski yang telah disterilkan terlebih dahulu hingga mendapatkan sebaran yang merata.d. Menginkubasi pada suhu 370C selama 24- 48 jame. Mengamati koloni mikroba yang terbentuk, kemudian membandingkan satu sama lain dengan membandingkannya pada buku acuan.f. Memasukan ke dalam tabel hasil pengamatan3. Pemindahan Mikroba kedalam Berbagai Jenis Medium3.1. Medium Agar Tegaka. Menuang medium Nutrient Agar (NA) ke dalam tabung reaksi dengan posisi tegak lurus dan membiarkannya hingga memadat.b. Menginokulasikan sampel mikroba yang telah didapat dari teknik isolasi mikroba, dengan ose ujung lurus yang sebelumnya telah dipijarkan keatas lampu spirtus, dengan kedalaman bagian tinggi medium. Semua proses ini dilakukan secara aseptis pada Laminar Air flow.c. Menyumbatnya dengan kapas, dan menginkubasikannya ke dalam inkubator dengan suhu 370C selama 24 jam.d. Mengamati mikroba yang tumbuh baik dari bentuk koloni, warna koloni, dan warna medium, mendokumentasikan dan mencatatnya ke dalam tabel hasil pengamatan.3.2. Medium Agar Miringa. Menuang medium Nutrient Agar (NA) ke dalam tabung reaksi dengan posisi miring sekitar 200 dan membiarkannya hingga memadat.b. Menginokulasikan sampel mikroba yang telah didapat dari teknik isolasi mikroba, dengan ose ujung bengkok yang sebelumnya telah dipijarkan keatas lampu spirtus, dengan teknik menggoreskan bolak-balik disepanjang kemiringan medium. Semua proses ini dilakukan secara aseptis pada Laminar Air flow.c. Menyumbatnya dengan kapas, dan menginkubasikannya ke dalam inkubator dengan suhu 370C selama 24 jam.d. Mengamati mikroba yang tumbuh baik dari bentuk koloni, warna koloni, dan warna medium, mendokumentasikan dan mencatatnya ke dalam tabel hasil pengamatan.3.3. Medium Caira. Menuang medium Nutrient Broth (NB) ke dalam tabung reaksi dengan posisi tegak lurus b. Menginokulasikan sampel mikroba yang telah didapat dari teknik isolasi mikroba, dengan ose ujung bengkok yang sebelumnya telah dipijarkan ke atas lampu spirtus, dengan teknik menggoyangkan jarum inokulasi hingga sampel mikroba yang diambil terlepas ke dalam medium. Semua proses ini dilakukan secara aseptis pada Laminar Air flow.c. Menyumbatnya dengan kapas, dan menginkubasikannya ke dalam inkubator dengan suhu 370C selama 24 jam.d. Mengamati mikroba yang tumbuh baik dari endapan yang terbentuk, bentuk koloni, warna koloni, dan warna medium, mendokumentasikan dan mencatatnya ke dalam tabel hasil pengamatan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil PengamatanB. Pengamatan Karateristik Koloni

Tabel 4. Pengamatan Karakteristik Koloni pada Media PCA (Plate Count Agar)NoNama SampelMediaCiri-Ciri Koloni

BentukUkuran(mm)TepiElevasiWarnaStruktur Dalam

123456789

1Gigi-------

2Es teller

Circular2,7filamentousConvexKuningOpaque

3Bumbu somay

Circular3,1EntireConvexPutih susuOpaque

4Tanah-------

5Nanah

Circular1,4RaisedPutih agak bening

Tabel 5. Pengamatan Karakteristik Koloni pada Media NA (Nutrient Agar)NoNama SampelMediaCiri-Ciri Koloni

BentukUkuran(mm)TepiElevasiWarnaStruktur Dalam

123456789

1Gigi

Circular1,6EntireConvexPutihOpaque

2Es teller

Circular3,6EntireConvexPutihOpaque

Tabel 6. (Lanjutan)123456789

3Bumbu somay

Circular2,2EntireConvexPutih susuSmooth

4Tanah

Circular2,35EntireConvexPutihOpaque

5Nanah

Circular2,9EntireUndulatePutih agak bening

Tabel 7. Pengamatan Karakteristik Koloni pada Media PDA (Potato Dextrose Agar)NoNama SampelMediaCiri-Ciri Koloni

BentukUkuran(mm)TepiElevasiWarnaStruktur Dalam

123456789

1Gigi

Circular0,6EntireConvexPutihOpaque

2Es teller

Circular

1,4EntireConvexPutihTransparan

3Bumbu somay

Circular4,8EntireConvexPutih susuOpaque

Tabel 8. (Lanjutan)123456789

4Tanah

Irregular3,45UndulateConvexPutihOpaque

5Nanah

Circular2,2EntireFlatPutihCoorsely granular

C. Pertumbuhan Mikroba pada Media NA (Nutrient Agar) TegakTabel 9. Pertumbuhan Mikroba pada Media NA (Nutrient Agar) TegakNoNama SampelGambar MediaJenis PertumbuhanWarna

12345

1.Gigi

VillosePutih susu

2.Es Teler

EchinulatePutih susu

3.Bumbu Somay

PlumosePutih susu

Tabel 10. (Lanjutan)12345

4.Tanah

EchinulatePutih susu

5.Nanah

VillosePutih susu

D. Pertumbuahan Mikroba pada Media NA (Nutrient Agar) MiringTabel 11. Pertumbuhan Mikroba pada Media NA (Nutrient Agar) MiringNoNama SampelGambar MediaJenis PertumbuhanWarna

12345

1.Gigi

EffusePutih susu

2.Es Teler

Echinulate

Putih susu

Tabel 6. (Lanjutan)12345

3.Bumbu Somay

EchinulatePutih susu

4.Tanah

EchinulatePutih susu

5.Nanah

FiliformPutih susu

E. PembahasanMikroba merupakan mikroorganisme yang umumnya berukuran renik dan tidak dapat dilihat scara kasat mata. Dalam mempelajari mikroba, ada beberapa tiga cara, yaitu; dengan enumerasi mikroba, identifikasi dan karakterisasi mikroba, dan penyimpanan kultur mikroba. Mikroba merupakan mikroba yang paling banyak terdapat di alam, meskipun spesiesnya tidak sebanyak jumlahnya. Penggolongan mikroba secara umum yaitun dari kelompok Virus yang bersifat aseluler dan hanya memiliki RNA atau DNA saja serta dinding selnya diselubungi kapsid, Bakteri yang bersifat uniseluler dan prokaryotic dengan dinding sel yang tersusun atas peptidoglykan, dua lapis lipid dan asam teikoad untuk bakteri Gram Positif, Arkhae yang bersifat uniseluler dan prokaryotik dengan dinding selnya berupa lipid membran, Fungi yang bersifat uniseluler dan ada pula yang multiseluler namun eukaryotik, Algae yang bersifat multiseluler dan eukaryotik, dan Protozoa yang bersifat uniseluler dan eukaryotik. Diantara sekian banyak mikroba tersebut, tidak menutup kemungkinan mereka hidup berasosiasi atau berdampingan di alam bahkan ditempat dan kondisi lingkungan yang sama dan membentuk populasi masing-masing.Populasi mikroba di alam tidak terpisahkan menjadi spesies-spesies tersendiri, melainkan merupakan populasi campuran dari berbagai jenis mikroba yang dikenal dengan populasi campuran. Dalam suatu populasi campuran tersebut, tidak menutup kemungkinan terdiri atas banyak mikroba sejenis namun berbeda spesies, atau bahkan terdiri atas mikroba berbeda jenis, misalnya di dalam suatu populasi terdapat bakteri dan fungi. Untuk itulah perlu dilakukan pemisahan antara berbagai jenis mikroba tersebut. Populasi campuran tersebut dapat dipisahkan menjadi satu kultur murni saja yang diinginkan. Teknik pemisahan itulah yang dinamakan dengan teknik isolasi mikroba, sehingga dapat mempermudah dalam mempelajari sifat setiap jenis mikroba yang diinginkan.Isolasi mikroba adalah memisahkan mikroba yang satu dengan mikroba yang lain yang berasal dari beberapa campuran berbagai mikroba. Pada dasarnya metode-metode pemisahan menjadi satu spesies mempunyai prinsip yang sama yaitu pengenceran. Pengenceran dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi jumlah mikroba maupun jumlah koloni, sehingga diperoleh satu spesies yang terpisah dengan ditumbuhkan kedalam medium padat dengan tujuan untuk mendapatkan biakan murni mikroba. Setelah dilakukannya isolasi yang mendapatkan biakan murni, maka selanjutnya dilakukan kultivasi atau pembiakan mikroba hasil isolasi tersebut. Hal ini dimaksudkan agar mempermudah dalam mempelajari karakteristik mikroba hasil biakan murni tersebut.Praktikum Isolasi dan Kultivasi mikroba ini dilakukan dengan tujuan untuk memisahkan berbagai jenis mikroba dari campuran populasinya sehingga mempermuadh praktikan dalam mempelajari karakteristik mikroba yang tumbuha dari hasil isolasi tersebut. Dalam praktikum ini, hal yang pertama kali dilakukan ialah mengisolasi mikroba dari berbagai sumber bahan amatan yang digunakan dengan diikuti dengan pengamatan morfologi mikroba setelah tumbuh. Bahan amatan yang digunakan terlebih dahulu ditimbang massanya seberat 10 gram untuk selanjutnya melakukan proses pengenceran. Proses pengenceran yang dilakukan ialah hingga mencapai pengenceran 10-6 . hasil akhir dari pengenceran tersebut kemudian diambil sebanyak 1 mL untuk diinokulasikan kedalam medium Plate Count Agar (PCA), Nutrient Agar (NA) untuk bakteri, dan Potato Dextrose Agar (PDA) untuk fungi, yang telah dibuat sebelumnya pada cawan petri. Yang kemudian diinkubasikan ke dalam incubator selama 24 jam pada suhu 370C. Hasil pengamatan yang diperoleh nampak pada tabel hasil pengamatan, Pada sampel es teller mikroba yang tumbuh pada medium PCA dengan pengenceran 10-2 sebanyak 192, namun media lainnya pun juga ditumbuhi mikroba. Bentuk koloninya tak beraturan, permukaan koloninya rata, tepi koloninya berombak, dan warna koloninya putih. Hal ini menunjukan bahwa di dalam es teller terkandung banyak mikroba baik fungi maupun bakteri. Bentuk koloninya tak beraturan, dan ada pula yang bulat, permukaan koloninya berbentuk rata, berbentuk kawah, dan rhizoid, tepi koloninya berombak, dan ada pula yang utuh, serta warna koloninya putih. Sampel sayuran, diperoleh mikroba yang tumbuh pada medium PCA sebanyak 39 koloni, namun PDA tidak terdapat koloni. Hal ini mengartikan bahwa didalam sampel sayur hanya terkandung mikroba selain fungi. Bentuk koloninya tak beraturan, permukaan koloninya rata, tepi koloninya berombak, dan warna koloninya putih. Sampel kotoran mulut, diperoleh mikroba yang banyak tumbuh pada medium NA, sedangkan medium PDA tidak terdapat koloni. Bentuk koloninya tak beraturan, dan bulat, ada pula yang permukaan koloninya rata, dan bentuk kawah, tepi koloninya utuh, dan warna koloninya putih. Hal ini mengatikan bahwa di dalam sampel kotoran mulut hanya terdapat bakteri dalam jumlah yang banyak, yaitu 103 koloni. Sampel mi pansit, diperoleh mikroba yang banyak tumbuh pada medium NA yaitu 122 koloni, sedangkan medium PDA tidak terdapat koloni. Bentuk koloninya tak beraturan, dan ada pula yang bulat, permukaan koloninya berbentuk rata, berbentuk kawah, dan rhizoid, tepi koloninya berombak, dan ada pula yang utuh, serta warna koloninya putih. Hal ini mengatikan bahwa didalam sampel mi pansit hanya terdapat bakteri dalam jumlah yang banyak. Sampel kotoran kuku, diperoleh mikroba yang banyak tumbuh pada medium PCA, sedangkan medium PDA tidak terdapat koloni. Bentuk koloninya titik, dan ada pula yang bulat kecil dan besar, permukaan koloninya berbentuk rata, berbentuk kawah, dan rhizoid, tepi koloninya utuh, serta warna koloninya putih. Hal ini mengatikan bahwa didalam sampel kotoran kuku terdapat berbagai jenis mikroba dalam jumlah yang banyak. Sampel ikan, diperoleh mikroba yang banyak tumbuh pada medium NA yaitu 63 koloni, sedangkan medium PDA dan PCA tidak terdapat koloni. Bentuk koloninya titik, permukaan koloninya berbentuk rata, berbentuk kawah, dan rhizoid, tepi koloninya rata, serta warna koloninya putih. Hal ini mengatikan bahwa didalam sampel ikan hanya terdapat bakteri dalam jumlah yang cukup banyak.Praktikum pemurnian kultur dengan metode pengenceran suspensi ini dilakukan setelah memperoleh hasi dari langkah isolasi mikroba. Pengamatn ini dilakukan sesuai dengan langkah kerja yang ada pada bab sebelumnya. Hasil pengamatan ini menunjukan bahwa pada medium NA tegak yang diinokulasikan isolat mikroba dari kotoran kuku, kotoran kepala, sayuran, dan kotoran mulut terdapat pertumbuhan koloni bakteri dengan bentuk koloninya Filiform. Warna koloninya kuning dengan warna media putih. Sedangkan pada Na egak yang diinokulasikan isolate mikroba dari ikan, pansit, dan es teller memiliki koloni yang berbentuk Echinulate, dengan warna koloni yang coklat dan warna medium yang putih. Bentuk koloni Filiform merupakan bentuk koloni yang pertumbuhan koloninya disepanjang inokulasi yang merata, sedangkan bentuk koloni Echinulate merupakan bentuk koloni yang tumbuh berberigi atau berbintik-bintik disepanjang bekas inokulasi. Medium NA miring diperoleh hasil bahwa isolate mikroba dari kotoran kuku, pansit, mulut, dan es teller menunjukan hasil yang sama, yaitu bentuk koloni yang Effuse, dengan warna koloni coklat dan warna medium putih. kotoran kepala, ikan, dan sayuran memiliki bentuk koloni Beaded dengan warna koloni coklat dan warna medium putih. Bentuk koloni yang Effuse, merupakan bentuk koloni yang tersebar merata pada bekas inokulasi, sedangkan bentuk koloni Beaded merupakan bentuk koloni yang terbentuk seperti rantaian mutiara.Medium terakhir yaitu medium Nutrient Broth (NB). Hasil pengamatan yang diperoleh pada isolat mikroba dari kotoran kuku yaitu mikroba jenis Aerob fakultatif akibat fisualisasi yang ditampilkan hanyalah berupa medium yang keruh. Pada isolat mikroba dari kotoran kepala, pada permukaan tabung terdapat membran, dan keruh sehingga digolongkan dalam mikroba aerob fakultatif. Pada isolat pansit, sayuran, kotoran mulut, dan es teller, pada tabung terdapat endapan, dan warna medium keruh, sehingga mikrobanya digolongkan dalam anaerob fakultatif. Sedangkan pada ikan tidak terdapat perubahan apapun pada medium. Salah satu penyebab sampel isolat ikan tidak terjadi perubahan pada mediumnya kemungkinan dikarenakan kurangnya waktu inkubasi.

V. PENUTUPA. SimpulanBerdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh dan didukung oleh teori yang ada, maka dapat ditaik kesimpulan bahwa :1. Metode yang digunakan untuk memisahkan mikroba dari populasi sehingga memperoleh kultur murni yaitu dengan cara pengenceran terlebih dahulu, kemudian tahapan isolasi yang di tumbuhkan dimedium agar, setelah itu isolat yang didapatkan dari tahapan isolasi tersebut diinokulasikan kedalam medium padat yang tegak dan miring, maupun medium cair untuk mempelajari karakteristi mikroba tersebut.2. Karakteristik mikroba yang dapat tumbuh pada kultur murni yaitu memiliki sifat aerob, dan anaerob baik fakultatif maupun non fakultatif, koloninya berbentuk filiform dan echinulate, pada agar tegak, dan effuse dan headed pada agar miring.

B. Saran Saran yang dapat diajukan dalam praktikum ini yaitu sebaiknya praktian mendengarkan saat asisten menjelaskan didepan, sehingga dapat memahami mengenai praktikum yang dijelaskan

DAFTAR PUSTAKA

Ratna ,Siri, 1996, Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek, Gramedia, JakartaLay, Ribiana, 1994, Analisis mikroba di Laboratorium Raia, Grafindo Persada, Jakarta

Sandjaja, B, 1995, Isolasi dan identtifikasi Mikrobakteria, Widya Medika ,Jakarta

Suryawiria, Unus., 1986, Mikrobiologi Air, Penerbit Alumni, BandungSuryanegara, Bambang, 1996, Penuntun Praktikum Mikrobiologi, Faperta Unhalu , Kendari