Metode Pkm
-
Upload
dhiya-ul-haqqi -
Category
Documents
-
view
87 -
download
0
Transcript of Metode Pkm
G.METODE PELAKSANAAN`
ALAT
Neraca analitik, alat maserasi, rotary evaporator, flowmeter, powder
taping densiy tester, freeze dryer , penggaris, tabung reaksi, alat-alat gelas yang
digunakan di laboratorium, ayakan mesh 16 dan 20.
BAHAN
Herba ciplukan (Physalis angulata L.), PVP, gula jagung, etanol 70 %,
pereaksi Meyer, pereaksi Wagner, pereaksi Dragendorf, pereaksi Liebermann –
Bouchard, Fruktosa, Sorbitol, Acesulfam, Na Cl, Essence apel dan jambu biji,
CARA KERJA :
PENGUMPULAN DAN PENYIAPAN BAHAN PERCOBAAN CIPLUKAN
Herba ciplukan dikumpulkan dari daerah jatinangor, Jawa Barat.
Tumbuhan dideterminasi di Laboratorium Taksonomi, Jurusan Biologi, FMIPA
UNPAD.
Herba ciplukan setelah dipanen, dipisahkan dari bagian kotorannya, dicuci,
ditiriskan, kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari tidak langsung,
selanjutnya digiling menjadi serbuk.
PEMBUATAN EKSTRAK HERBA CIPLUKAN
Serbuk simplisia yang didapatkan selanjutnya diekstrak menggunakan cara
maserasi. Maserasi dilakukan dengan merendam 2 kg serbuk herba ciplukan
dengan 10 liter etanol 70% dalam bejana tertutup selama 3 hari disertai dengan
pengocokan beberapa kali. Sari diserkai dan ampas diperas, ampas ditambah
etanol 70% 10 liter diaduk dan diserkai kembali, demikian seterusnya sampai
diperoleh sari sebanyak 10 liter. Bejana ditutup dan didiamkan selama 2 hari ,
selanjutnya endapan dipisahkan. Ekstrak yang diperoleh dipekatkan dengan
penguap berputar (rotary evaporator) yang divakumkan hingga diperoleh ekstrak
kental. Ekstrak kental dari proses ekstraksi selanjutnya dibuat ekstrak kering
dengan freeze dry.
PEMERIKSAAN KARAKTERISTIK DAN SENYAWA KIMIA EKSTRAK
Rendemen ekstrak dihitung dengan membandingkan berat ekstrak yang
diperoleh dengan berat awal simplisia dikalikan 100%. Ekstrak yang diperoleh
selanjutnya diuji secara kualitatif kandungan senyawa alkaloid, (menggunakan
pereaksi Meyer, Wagner, dan Dragendorf), flavonoid dan tanin (DepKes RI,
1977), saponin, dan steroid/triterpenoid (Uji Liebermann -Bouchard).
PEMBUATAN GRANUL INSTAN EKSTRAK HERBA CIPLUKAN
Pembuatan granul instan dilakukan dengan metode granulasi basah dengan
formula seperti disajikan Tabel 1. Berdasarkan data penelitian Suprijono, herba
ciplukan mempunyai aktivitas antidiabetes pada dosis setara dengan 100 mg
ekstrak. Granul yang yang diperoleh dikemas dalam sachet yang masing –masing
diisi dengan 7 gram granul instan.
Tabel 1. Formula Granul Instan Ekstrak Ciplukan
Bahan Formula
I II III
Ekstrak kering
herba ciplukan
(mg)
1000 1000 1000
Gula jagung (g) 40 40 40
Fruktosa * * *
PVP (g) 1.6 1.6 1.6
Sorbitol (g) 24 24 24
Acesulfam (g) 0.8 0.8 0.8
Na Cl (g) 1.6 1.6 1.6
Essence (0,5 ml) - Apel Jambu biji
Jumlah (g) 70 70 70
*Fruktosa ditambahkan agar berat granul 70 g, dan berat per sachet = 7 g.
Pembuatan granul instan diawali dengan melarutkan 1.6 g PVP kedalam
16 ml air hangat sampai larut dan dibiarkan semalaman. Sementara itu, 100 mg
ekstrak kering dilarutkan dengan akuades panas dengan cara ditambah sedikit
demi sedikit sampai menjadi ekstrak kental dan selanjutnya ditambah ditambah
fruktosa sedikit demi sedikit sampai sejumlah 1,14 g. selanjutnya ditambah
sorbitol, acesulfam sesuai takaran lalu dimasukkan ke dalam wadah baskom dan
aduk hingga homogen kira-kira 5 menit. Kedalam baskom tadi ditambahkan gula
jagung halus dan diaduk hingga terbentuk massa yang kompak dan ditambah
NaCl dan PVP yang sudah dicairkan. Massa yang basah kemudian diayak
menggunakan ayakan mesh 16 hingga terbentuk granul yang basah. Selanjutnya
granul dikeringkan didalam lemari pengering pada suhu 40-50 0C yang telah
dialasi kain batis semalaman hingga terbentuk granul kering. Granul kering
diayak menggunakan ayakan mesh 20. Essence ditambahkan sedikit-sedikit dan
diaduk sampai homogen. Placebo dibuat, dengan mengganti ekstrak kering herba
ciplukan dengan fruktosa dalam jumlah yang sama
UJI KARAKTERISTIK GRANUL INSTAN
Granul instan yang sudah jadi selanjutnya dikarakterisasi dengan
mengukur aliran granul, uji sudut istirahat, kompresibilitas ,uji kadar air, dan uji
kelarutan.
Aliran granul diuji dengan mengalirkan 25 g granul ke dalam Flowmeter
sampai masa granul melewati corong, kemudian dicatat waktunya. Daya alir
granul dihitung dengan perbandingan antara waktu dan masa granul habis
melewati corong.
Sudut istirahat ditentukan dengan memasukkan sejumlah massa granul
kedalam corong. massa yang jatuh akan membentuk kerucut, lalu diukur tinggi
dan diameter kerucut.
Kompresibilitas dilakukan dengan menimbang 50 g granul, dimasukkan
kedalam tabung pada alat powder taping density tester. Volume granul dalam
tabung sebelum dan sesudah penghentakkan dicatat. Kompresibilitas (%) dihitung
dengan persamaan Carr (Aulthon, 1988).
Keterangan :
g = bobot granul (g)
v = volume 50 g granul (ml)
ρ = kerapatan granul (g/ml)
ρ1 = kerapatan granul setelah diketuk (g/ml)
ρ0 = kerapatan granul sebelum diketuk (g/ml)
Pengukuran kadar air granul dilakukan dengan menggunakan moisture
balance. Uji kelarutan dilakukan dengan memasukan 7 g granul instan kedalam
250 ml air, selanjutnya dihitung waktu yang dibutuhkan sampai keseluruhan
granul instan larut.
UJI KESUKAAN GRANUL INSTAN
Uji kesukaan dilakukan terhadap 20 orang panelis penderita diabetes
mellitus di atas usia 20 tahun. Uji kesukaan dilakukan terhadap rasa dan aroma
minuman granul instan. Hasil uji kesukaan diisi dalam lembar kuisioner yang
telah disediakan. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL).
H. JADWAL KEGIATAN
bulan ke-1
bulan ke-2
bulan ke-3
bulan ke-4
0 20 40 60 80 100 120
uji kesukaan granulevaluasi granulpembuatan granulekstraksipengumpulan bahan
Tambahan daftar pustaka
Ansel. H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sedian Farmasi. Edisi IV Jakarta: UI Press.
Hal. 605- 607
Aulton, M. E. 1988. The Science of Dosage from Design. Churvil livingstone.
Edinburgh.
Departemen Kesehatan RI. 1977.Materia Medika Indonesia, Edisi I. Direktorat
Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta.
Suprijana O. Diabetes Melitus. Majalah Orbital 1993: 26 – 29.
Ismail I. Pengaruh Pemberian Infus Herba Ciplukan (Physalis angulata L.)
terhadap Kadar Glukosa Darah dan Jumlah Sel β-Pankreas pada Tikus yang
Diinduksi dengan Aloksan (skripsi). Jakarta: Universitas Pancasila; 2004. hal. 1-
16.