Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan Bendung

28
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan Bendung KELOMPOK V Ajeng Sep ti Maryat i / 13 511 096 Adinda Rezky / 13 511 107 Fildzah Adhania J. P . / 13 511 178 Ni’ma Al Mumtaz S. / 13 511 201 M. Khadafi / 13 511 203 Aulia Ikh san / 13 511 209 1

description

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan Bendung

Transcript of Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan Bendung

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan Bendung

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan BendungKELOMPOK VAjeng Septi Maryati / 13 511 096Adinda Rezky / 13 511 107Fildzah Adhania J. P. / 13 511 178Nima Al Mumtaz S. / 13 511 201M. Khadafi / 13 511 203Aulia Ikhsan / 13 511 209

11Bendung2Bendung yaitu suatu bangunan yang melintang pada aliran sungai yang terbuat dari pasangan batu kali/bronjong/beton yang berfungsi untuk meninggikan muka air agar dapat dialirkan ke tempat yang memerlukan.

2Syarat-syarat konstruksi bendungBendung harus stabil dan mampu menahan tekanan air pada waktu banjir;Pembuatan bendung harus memperhitungkan kekuatan daya dukung tanah di bawahnya;Bendung harus dapat menahan bocoran (seepage) yang disebabkan oleh aliran air sungai dan aliran air yang meresap ke dalam tanah;Tinggi ambang bendung harus dapat memenuhi tinggi muka air minimum yang diperlukan untuk seluruh daerah irigasi;Bentuk peluap harus diperhitungkan, sehingga air dapat membawa pasir, kerikil dan batu-batu dari sebelah hulu dan tidak menimbulkan kerusakan pada tubuh bendung.

33Pemilihan lokasi pembangunan bendung harus didasarkan atas beberapa faktor:Keadaan topografiDalam hal ini semua rencana daerah irigasi dapat terairi, sehingga harus dilihat elevasi sawah tertinggi yang akan diari;Bila elevasi sawah tertinggi yang akan diairi telah diketahui maka elevasi mercu bendung dapat ditetapkan;Dari kedua hal di atas, lokasi bendung dilihat dari segi topografi dapat diseleksi.44Pemilihan lokasi pembangunan bendung harus didasarkan atas beberapa faktor:2. Keadaan hidrologiDalam pembuatan bendung, yang patut diperhitungkan juga adalah faktor faktor hidrologinya, karena menentukan lebar dan panjang bendung serta tinggi bendung tergantung pada debit rencana. Faktor faktor yang diperhitungkan, yaitu masalah banjir rencana, perhitungan debit rencana, curah hujan efektif, distribusi curah hujan, unit hidrograf, dan banjir di site atau bendung.55Pemilihan lokasi pembangunan bendung harus didasarkan atas beberapa faktor:3. Keadaan Hidrolik & MorfologiPola aliran sungai meliputi kecepatan dan arahnya pada waktu debit banjir;Kedalaman dan lebar muka air pada waktu debit banjir;Tinggi muka air pada debit banjir rencana;Potensi dan distribusi angkutan sedimen.66Pemilihan lokasi pembangunan bendung harus didasarkan atas beberapa faktor:4. Keadaan Tanah PondasiBendung harus ditempatkan di lokasi dimana tanah pondasinya cukup baik sehingga bangunan akan stabil. Faktor lain yang harus dipertimbangkan pula yaitu potensi kegempaan dan potensi gerusan karena arus dan sebagainya.

5. Biaya PelaksanaanBiaya pelaksanaan pembangunan bendung juga menjadi salah satu faktor penentu pemilihan lokasi pembangunan bendung. Dari beberapa alternatif lokasi ditinjau pula dari segi biaya yang paling murah dan pelaksanaan yang tidak terlalu sulit.

77Metode PerencanaanMetode perencanaan merupakan langkah-langkah awal yang ditempuh dalam perencanaan suatu konstruksi. Metode yang dimaksudkan di atas adalah metode perencanaan konstruksi yang diperlukan dalam rencana pelaksanaan pembangunan Bendung.

88Metode Perencanaan9Data Topografi : untuk menentukan elevasi dan tata letak lokasi konstruksi.Data Geologi : untuk mengetahui karakteristik batuan untuk merencanakan struktur dsb.Data Hidrologi : untuk menghitung debit air banjir yang akan tahan dan dialirkan oleh kosntruksi.Data Tanah : untuk menghitung stabilitas konstruksi dan stabilitas lereng.

910

Diagram alir sebagai metodologi perencanaan konstruksi (konstruksi sistem dewatering) yang akan digunakan dalam rencana pelaksanaan pembagunan Bendung Gerak10Metode Rencana PelaksanaanDalam perencanaan konstruksi akan didapatkan dimensi teknis dari konstruksi yaitu cofferdam dan diversion channel yang kemudian akan diterapkan dalam metode rencana pelaksanaan bendung. Metode yang dipakai dalam rencana pelaksanaan bergantung pada teknik pelaksanaan yang diterapkan pelaksana di lapangan, teknik pelaksanaan yang diterapkan akan berpengaruh pada konstruksi dalam sistem dewatering-nya.

1111

Terdapat 2 tipe teknik pelaksanaan dalam pembangunan bendung, yaitu:Konstruksi bendung tanpa tahapanKonstruksi bendung dengan tahapan1212Metode Rencana Pelaksanaan Konstruksi Bendung Tanpa Tahapan Pelaksanaan konstruksi bendung tanpa tahapan adalah pelaksanaan konstruksi bendung di mana konstruksi bendungnya bisa langsung dibuat dalam satu tahap. Metodologi rencana pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

1313

Diagram Alir Metodologi Rencana Pelaksanaan Tanpa Tahapan14Pekerjaan Diversion Channel/DiversionMulaiPekerjaan CofferdamPekerjaan Bendung Seluruhnya

APembongkaran Diversion channel / Tunnel (bila tidak dimanfaatkan lagi)

Pembongkaran Cofferdam

A Selesai

14Metodologi Rencana Pelaksanaan Konstruksi Bendung dengan TahapanPelaksanaan konstruksi bendung dengan tahapan adalah pelaksanaan konstruksi bendung dimana konstruksi bendungnya tidak bisa langsung dibuat dalam satu tahap(biasanya dibuat dalam dua tahap). Secara umum metode rencana pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

1515Diagram Alir Metodologi Rencana Pelaksanaan dengan Tahapan16

SelesaiPembongkaran Cofferdam Tahap II

A16Pelaksanaan Konstruksi Bendung

1717Bendung Pasca Konstruksi

1818191920

Pembuatan bendungan dimulai dengan pembuatan diversion channel (saluran pengalihan) yang dibangun di sebelah kanan sungai. Diversion work dengan menggali tanah dan pembuatan tanggul untuk mengalihkan aliran sungai. Setelah sungai dialihkan lokasi bendung dapat dikeringkan melalui proses dewatering.

2021

Selanjutnya pekerjaan bendung dilanjutkan dengan pekerjaan galian tanah dengan excavator dan hasil galian diangkut dengan dump truck untuk dibuang ke disposal area atau disimpan sebagai stock untuk material timbunan sesuai dengan jenis dan spesifikasi tanah.Bila galian menemui lapisan tanah keras, dilakukan pekerjaan galian batu

2122

Dipilih metode drilling and blasting, yaitu pada permukaan batuan dibuat pola blasting. Kemudian dibuat lubang dengan rock drill (cradler rock driller) atau canal drilling untuk diisi sejumlah bahan peledak (dynamit) dan detonator sebagai pemicunya.Setelah peledakan, hasil galian dikumpulkan dengan excavator dan diangkut dump truck ke disposal area.Galian batuan dengan blasting (peledakan)biasanya sulit untuk membentuk dasar galian yang rapi sesuai rock line excavation yang ada dalam shop drawing.Selanjutnya digunakan giant breaker yang dipasangkan pada excavator untuk membentuk dan merapikan galian batuan.

2223

Sebelum pekerjaan beton fondasi bendung dimulai, pekerjaan yang harus dilakukan adalah finising permukaan batuan dengan membersihkan semua loose material dan menutup permukaan dengan splash grouting.Splash grouting adalah campuran semen pasir dan air yang disiramkan ke permukaan batuan.Tahap selanjutnya adalah pekerjaan beton (concrete) untuk fondasi, tubuh bendung, kolam olakan (stilling basin) dan piers serta column.Di permukaan bendung yang terjadi pergesekan dengan air sungai dimana diasumsikan terdapat batuan lepas, ranting dan pohon, oleh karena itu perlu dilapisi dengan steel fibre concrete.2324

Pada bendung gerak dibuat bangunan hoist room yaitu tempat mesin penggerak pintu, dipasang berupa katrol (hoist) elektrik untuk menaikkan dan menurunkan pintu.Setelah bagian utama terlaksana, diikuti bangunan lantai apron dan lantai stilling basin yang diikuti pekerjaan backfill dengan material terseleksi (selected embankment).Jembatan pelayanan dibuat terpisah di fabrikasi karena menggunakan precast prestressed concrete, yang dilaunching dengan metode launching trus.

2425

Pekerjaan sipil utama yang paling berat adalah pembuatan pier dan hoist deck, karena perlu ketelitian dan akurasi yang tinggi agar interfacing dengan pekerjaan pintu (hydro mechanical) tidak banyak menemui kesulitan.Dalam penentuan penggunaan perancah bekisting di lantai hoist room perlu penanganan khusus karena pada ketinggian 28 m, harus melakukan pekerjaan beton dengan beban ratusan ton dan lendutan yang cukup besar.2526

Pelaksanaan bendung gerak dan bendung tetap merupakan lintasan kritis . Sedangkan pekerjaan apron, stilling basin dan fishway merupakan pekerjaan tidak kritis tetapi dapat dilaksanakan paralel dengan pekerjaan bendung sesuai kapasitas penyediaan beton per hari.Untuk pembuatan pier dan kolom beton digunakan climbing formwork dengan dua tipe, yaitu untuk lengkung dipakai bekisting baja dan untuk yang lurus digunakan bekisting kayu dan plywood.2627

Pada tahap pelaksanaan pengecoranbeton untuk pier terdapat dua jenis beton yang harus dilaksanaan bersama untuk menghindari sambungan dingin (cold joint) yaitu antara beton biasa dan beton campuran berton campuran steel fibre.Agar kedua jenis beton tidak tercampur, digunakan kawat ayam yang ditahan dengan besi beton atau wire mesh.

2728

Pengecorannya dilakukan secara bergantian dalam waktu yang relatif bersamaan antara steel fibre concrete dan beton biasa.Dilanjutkan dengan pengecoran bagian-bagian pada dan elevasi di atasnya sesuai dengan ketinggian climbing formwork.Untuk dinding bangunan hoist room yang awalnya adalah beton biasa, dilakukan inovasi menjadi kolom dan balok rangka baja dengan dinding precast prestressed panel (hollow core wall) untuk dinding maupun plat atap.

28