METODE PEKERJAAN (DI EDIT ULANG).doc

35
METODE PELAKSANAAN BANGUNAN LINGKUP PEKERJAAN MELIPUTI : I. PEKERJAAN PERSIAPAN II. PEKERJAAN TANAH III. PEKERJAAN BETON BERTULANG IV. PEKERJAAN PASANGAN BATU/PLESTERAN V. PEKERJAAN RANGKA ATAP VI. PEKERJAAN KOSEN PINTU DAN JENDELA VII. PEKERJAAN LISTRIK VIII. PEKERJAAN PENGECATAN IX. PEKERJAAN SANITAR X. PEKERJAAN LAIN-LAIN

Transcript of METODE PEKERJAAN (DI EDIT ULANG).doc

METODE PELAKSANAAN BANGUNAN

LINGKUP PEKERJAAN MELIPUTI :

I. PEKERJAAN PERSIAPAN

II. PEKERJAAN TANAH

III. PEKERJAAN BETON BERTULANG

IV. PEKERJAAN PASANGAN BATU/PLESTERAN

V. PEKERJAAN RANGKA ATAP

VI. PEKERJAAN KOSEN PINTU DAN JENDELA

VII. PEKERJAAN LISTRIK

VIII. PEKERJAAN PENGECATAN

IX. PEKERJAAN SANITAR

X. PEKERJAAN LAIN-LAIN

I. PEKERJAAN PERSIAPAN

1.1 Pembersihan Lapangan

Pekerjaan Pembangunan ini berada pada lokasi kota Banda Aceh, maka

diperlukan penanganan yang hati-hati, dengan perencanaan yang baik agar

kegiatan proyek tidak mempengaruhi aktifitas lingkungan, operasional dan

kegiatan lain disekitar proyek, juga perlu penanganan yang khusus pada saat

pekerjaan galian tanah pondasi diperbatasan dengan bangunan lain nya yang

berada di samping lokasi proyek.

1.2 Pekerjaan Pengukuran Dan Pemasangan Bowplank

Salah satu pekerjaan persiapan yang penting adalah pekerjaan

pengukuran/setting out. Pekerjaan ini merupakan bagian yang tidak boleh

terpisahkan pada proyek ini. Agar didapatkan hasil yang akurat dan dapat

merupakan suatu pedoman pekerjaan, maka setiap alat survey harus sudah

dikalibrasi, agar mendapat hasil yang aptuat. Surveyor dipilih tenaga yang

berpengalaman dan yang menguasai lokasi lapangan proyek.

Sedangkan jenis pengukurannya dilakukan dengan cara menggunakan alat

pengukuran Water Pass dan Meteran.

1.2.1 Pengukuran

Tujuan pengukuran alat sifat datar memenjang ini adalah:

a. Untuk menentukan beda tinggi atau tinggi titik-titik benang yang

letaknya berurutan dan

Memanjang.

b. Untuk menentukan beda tinggi antara dua titik yang berjauhan letaknya

sehingga

mendapatkan elevasi permukaan nya rata sesuai dengan perencanaan

nya, dan dengan memasang patok-patok titik beda tinggi.

1.2.2 Pasangan Bauw Plank

Sebelum pekerjaan galian tanah dan konstruksi dikerjakan, terlebih dahulu

dikerjakan pemasangan bouplank dengan konstruksi tiang dolken, papan

horizontal dari kayu terentang yang bagian atasnya sama rata dan lurus

pedomannya sebagai garis As bangunan yang akan di kerjakan.

As-as tertentu sebagai tanda untuk galian diberi tanda dengan cat merah dan diberi

paku. Batas pemasangan bouw plank dengan As batas luar bangunan antara 1.5-2

m, karena untuk memudahkan pengerjaan penggalian tanah dan pelansiran tanah

galian pondasi yang dapat merubah ketinggian dan datarnya elevasi bangunan

yang telah di tentukan oleh perencana.

II. PEKERJAAN TANAH

2.1 Galian tanah

Galian tanah pondasi adalah tempat meletakkan pondasi yang mana dalam

galian ini digunakan pondasi batu gunung. Galian tanah untuk pondasi harus

dilakukan menurut ukuran dalam, lebar dan sesuai dengan peil-peil yang

tercantum dalam gambar. Dasarnya galian harus bebas Lumpur dan air dalam

keadaan padat, sampai dapat diberi lapisan pasir urug setebal 10 cm sebelum

pondasi dilaksanakan.

Semua bekas-bekas pondasi bangunan lama dan akar-akar pohon yang terdapat

pada bagian pondasi yang akan dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang.

Bekas-bekas pipa saluran yang tidak dipakai harus disumbat. Dalam galian ini

mempunyai kemiringan tertentu, tergantung pada struktur tanah, apakah tanah

bercampur pasir, tanah cadas, dan tanah lempung. Dalam galian tanah ditentukan

oleh dalamnya tanah padat dengan daya dukung yang cukup kuat minimum 0,5

kg/cm2atau sesuai dengan gambar. Alat-alat yang digunakan dalam pekerjaan ini

adalah cangkul, sekop, pangki dan alat bantu lainnya. Dengan banyaknya volume

pekerjaan sebesar 55,50 m³

a. Pengawas akan menerima laporan hasil pekerjaan galian tanah yang telah

selesai

dikerjakan oleh Kontraktor pelaksana yang menurut pendapatnya sudah dapat

dimulai dengan memasang pondasi tapak dan kolom praktis dan apabila

dilaksanakn sebelum adanya persetujuan dari pengawas, dapat mengakibatkan

pembongkaran kembali.

b. Dimulai dengan memasang pondasi tapak dan kolom praktis dan apabila

dilaksanakn

sebelum adanya persetujuan dari pengawas, dapat mengakibatkan

pembongkaran kembali.

2.2 Urugan Kembali

Pekerjaan tanah, pembongkaran, pembersiha, galian, uruagan dan

pemadatan urugan yang termasuk dalam pekerjaan struktur atas harus dikerjakan

terlebih dahulu sebelum Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor memulai pekerjaan

struktur atas yang sebenarnya.

Urugan/timbunan kembali ialah mengisi sloof/alur yang tidak terisi oleh

pondasi. Pengisian dilaksanakan setelah pekerjaan pondasi mengeras dan diisi

lapis demi lapis sampai padat, sehingga tidak ada penurunan/penyusutan pada

urugan tersebut..alat-alat yang dugunakan pada pekerjaan ini adalah cangkul,

sekop dan alat bantu lainnya. Dan dalam pekerjaan ini diguunakan ¼ galian pada

pondasi. Bekas galian pondasi tapak akan diurug dengan tanah urug, apabila

menurut direksi/pengawas lapangan apabila tanah tersebut cukup baik, dan urugan

bekas galian tanah tersebut dapat dipakai kembali.

a. Apabila kelebihan tanah yang mungkin didapat dari galian tersebut, kalau

tidak

diperlukan didalam kegiatan harus diangkut secepatnya keluar dari lokasi

proyek pembangunan yang sedang dilaksanakan.

b. Segala sisa dan kotoran yang disebabkan oleh pekerjaan-pekerjaan tanah

tersebut

harus segera disingkirkan dari daerah pembangunan oleh Pelaksana

Pekerjaan/Kontraktor sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.

2.3 Urugan Pasir bawah Pondasi

Urugan pasir bawah lantai tersebut harus dikerjakan secara berlapis dengan

ketentuan dan syarat setiap lapisnya tidak lebih tebal dari 10 cm yang didapatkan

dengan mesin tumbuk.

Setelah galian pondasi dikerjakan maka dilakukan timbunan pasir bawah pondasi

yang tebalnya biasa digunakan 5 cm dari lapis tanah dasar atau sesuai gambar

rencana. gunanya urugan pasir dibawah pondasi ialah untuk perbaikan dan

perataan tanah, Pasir urug disiram dengan air sampai padat, Bahan-bahan yang

digunakan dalam pekerjaan ini adalah pasir dan air.

2.4 Tanah Timbun

Tanah timbun dikerjakan setelah pekerjaan sloof selesai dikerjakan atau

pekerjaan ini dikerjakan sebelum pengecoran lantai. Urugan diisi lapis demi lapis

sampai padat Pada tahap ini urugan tanah harus benar-benar padat sehingga tidak

terjadi penurunan/penyusutan pada urugan lantai tersebut. alat-alat yang

digunakan adalah sekop, cangkul, pangki dan grek/beko tangan beserta alat bantu

lainnya. Sedangkan bahan yang digunakan adalah tanah timbun.

Apabila telah dilaksanakan pekerjaan pondasi, maka dilanjutnkan dengan

pelaksanaan timbunan dalam gedung yang akan dibangun secara manual dengan

tenaga manusia, Direksi/pengawas lapangan boleh menyetujui apabila material

yang akan digunakan untuk timbunan itu sudah diuji kepadatan / CBR.

2.5 Pekerjaan Pondasi

Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi

a. Kontraktor pelaksana harus mengadakan pengukuran-pengukuran untuk As

pondasi sesuai dengan gambar kontruksi yang telah direncanakan sebelum

pondasi dipasang.

b. Pasir pasang 5 cm diratakan di bawah dasar pondasi sebagai lantai kerja dan

diatasnya dipasang anstamping. Untuk pondasi plat tapak beton bertulang

dan pondasi batu kali/batu belah, terdiri dari batu kali dan pasir pasang

(pasangan batu kosong). Semua lapisan ini juga harus disiram dengan air di

atasnya dan diratakan, sehingga semua pasir akan mengisi rongga-rongga

batu kali yang sudah selesai dikerjakan. Tebal semua lapisan harus dibuat

sesuai dengan gambar detail pondasi.

c. Pondasi yang akan dilaksanakan harus sesuai dengan gambar kerja dan

gambar

detail. Campuran yang akan digunakan plat tapak beton dengan adukan 1

Pc : 3 Ps.

Hasil Akhir :

Semua permukaan harus cukup rata

Semua bagian atas yang bertemu dengan sloof beton, harus

dipasang stek besi.

III. PEKERJAAN BETON BERTULANG

Pekerjaan ini mencakup pekerjaan persiapan sampai dengan penyelesaian

pekerjaan beton, rangka beton dan beton komposit. Proses pelaksanaan pekerjaan

menuntut penyedia jasa untuk mengerjakan pekerjaan ini secara intensive baik

menurut bentuk, dimensi dan volume seperti yang tercantum dalam gambar

maupun menurut instruksi yang diberikan oleh pengawas lapangan.

Secara bertahap pekerjaan beton bertulang ini dibagi menjadi 4 bagian, yaitu

:

1. Pekerjaan pembesian

2. Pekerjaan Bekesting

3. Pekerjaan Pengecoran

4. Pekerjaan Pembongkaran Bekisting

3.1 Bahan-Bahan

3.1.1 Air

Air yang digunakan harus bersih dan dapat diminum serta harus

bebas dari segala mecam campuran atau larutan minyak, asam,

basa, garam dan bahan-bahan organis lainnya.

Semua biaya untuk mendapatkan air bersih tersebut dan biaya

lainnya ialah menjadi tanggung jawab kontraktor sepenuhnya.

jumlah air yang dipakai untuk membuat adukan beton dapat

ditentukan dengan ukuran berat dan harus dilakukan setepat-

tepatnya untuk menghasilkan beton yang berkualitas baik.

3.1.2 Semen (Portland Cemet) selanjutnya disingkat : PC

Kontraktor sedapat mungkin harus mempergunakan PC dengan

satu merek dan harus disetujui oleh pengawas lapangan serta harus

bermutu tinggi dan baik.

Apabila PC dalam kantong-kantongnya yang rusak kaitannya dan

robek-robek tidak akan diperkenankan dan dipergunakan, kecuali

untuk pekerjaan yang bukan beton.

Portland cement (pc) merupakan bahan perekat, yang diperoleh

dengan menggiling klingker ( yang didapat dari pembakaran suatu

campuran yang baik dan merata antara kapur dan bahan – bahan

yang mengandung silika, alumina dan pasir besi, dengan batu gips

sebagai bahan tambahan dalam jumlah cukup)

Bahan perekat atau Pc tadi apabila dicampur dengan air, selang

beberapa waktu dapat menjadi keras dan dapat digunakan sebagai

bahan pengikat.

Ikatan semen awal tidak boleh dimulai dalam 1 jam setelah

dicampur dengan air. Hal ini diperlukan untuk pekerjaan

mengulang, mengangkut dan mengencer adukan beton.

Sifat kekal bentuk semen harus memiliki sifat kekal bentuk yaitu

jika 24 jam dicampur air dan disimpan dalam ruangan lembab,

kemudian direndam dalam air selama 27 hari. Jika semen tidak

mengalami perubahan bentuk ( retak, melengkung, keropos ) maka

semen tersebut telah memiliki sifat kekal bentuk.

Memliki sifat desak adukan

Mempunyai susunan kimia yang baik

Standar PC yang dapat dipergunakan adalah semen andalas atau

setara.

3.1.3 Pasir dan Kerikil (material)

Pasir dan kerikil haruslah bersih dan bebas dari segala macam

bentuk kotoran baik bahan organis maupun Lumpur, tanah, kerang,

garam dan lain-lainnya.

Agregat halus ( pasir ) merupakan bahan batuan berukuran kecil,

yaitu 0,075 sampai 5 mm perbutirnya, agregat halus untuk beton

berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan atau

berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh pemecahan batu, sesuai

dengan syarat pengawasan mutu agregat unuk berbagai mutu

beton.

Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras.

Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 %

( ditentukan dari terhadap berat kering )

Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua

mutu beton, kecuali dengan petunjuk dari lembaga pemeriksaan

bahan yang diakui.

agregat kasar adalah agregat dengan besar butir lebih besar dari 5

mm, maka agregat kasar harus menurut syarat-syarat pengawasan

mutu agregat untuk berbagai beton.

Perkerasan dan gritasi harus memenuhi syarat-syarat sebagaimana

yang disebutkan P.B.I 2002.

3.1.4 Besi, Beton dan Kawat Pengikat.

Besi Beton yang akan dipergunakan adalah berkualitas baik dan

bermutu tinggi.

Besi beton yang akan dipergunakan tidak boleh mempunyai cacat

seperti serpih, retah, bergelombang, lipatan atau bagian-bagian

yang tidak berguna. Kalau bengkok tidak retak atau pecah.

Kawat pengikat harus berkualitas besi lunak .

Besi beton yang dipergunakan harus memenuhi syarat dalam P.B.I

2002 (NI-2).

Besi beton yang akan dipergunakan adalah yang berbentuk

penampang bulat dan berupa batang polos atau ulir.

Besi beton harus bersih dari segala kotoran, lemak maupun karat

yang lepas. Apabila perlu pengawas berhak meminta kepada

kontraktor pelaksana supaya besi beton tersebut diperiksa

kekuatannya dalam laboratorium yang ditentukan kemudian.

3.2 Pekerjaan Penulangan

a. Tulangan harus betul-betul bebas dari acuan/bekisting dengan

menempati

potongan-potongan kecil yang harus terbuat dari beton rapat air dan

diletakkan antara tulang dengan acuan/ bekisting.

b. Antara tulang-tulang yang lebih dari satu lapis harus dipisahkan satu

sama lain

dengan potongan-potongan besi beton sebagai ganjal.

c. sebelum tulangan dipasang harus dibersihkan dari kotoran serta bahan-

bahan lain yang mengurangi gaya lekat beton.

d. Tulangan harus dipasang dengan baik hingga sebelum dan selama

pengecoran tidak berubah tempat dan bentuknya.

e. Batang tulangan harus dipasang pada tempatnya sesuai dengan yang

ditentukan dalam rencana / bestek.

f. Apabila pipa-pipa atau benda-benda lain direncanakan menembus beton

atau ditanam didalam beton, maka tulangan tidak boleh dipotong/

digeser.

3.3 Pekerjaan Bekisting

a. Kayu acuan (bekisting) harus kayu yang bermutu tinggi dan baik

sehingga dapat

dipasang setepat mungkin, harus sesuai dengan sifat pekerjaannya dan

tidak boleh kelihatan bergetar atau lentur selama melaksanakan

pekerjaan tersebut serta harus mudah dibongkar tanpa merusak

kontruksinya.

b. Kayu yang akan dipergunakan untuk stinger harus terdiri dari kayu-kayu

yang

bermutu tinggi dan baik sehingga dapat memberikan jaminan

kekuatannya, antara lain kayu merakti atau kayu seumantok.

c. Bekisting harus terbuat dari bahan-bahan yang tidak mudah meresap air

dan direncanakan sedemikian rupa hingga dapat mudah dilepaskan pada

beton tanpa menyebabkan kerusakan dari beton itu sendiri.

d. Bekisting harus kokoh dan cukup rapat sehingga dapat dicegah

kebocoran adukan-adukan yang dituangkan kedalamnya.

3.4 Pekerjaan Pengecoran Dan Pemadatan Beton

a. Sebelum adukan beton dicor kedalam acuan, acuan tersebut harus

dibersihkan dari kotoran-kotoran seperti bekas serbuk gergaji, tanah dan

sebagainya serta harus dibasahi secukupnya.

b. Sebelum dilakukan pengecoran lanjutan, pada perhatian/penundaan-

penundaan pengecoran, maka diatas permukaan yang akan dilakukan

pengecoran tersebut harus diberikan plastic atau Building paper untuk

mencegah pengaliran air semen.Baik didalam beton maupun pada acuan

harus dihindari terjadinya kantong-kantong gelembung, adukan beton

setelah dituangkan dalam acuan harus digetarkan sehingga beton tidak

keropos.

c. Pekerjaan pengecoran beton di lakukan dari bagian yang terjauh dari

tempat distribusinya sampai mencapai bagian akhir pelaksanaan yang

telah di tetapkan.

d. Untuk Mencegah timbulmya rongga-rongga kosong dan sarang-sarang

krikil, adukan beton harus di padatkan selama pengecoran, pemasatan ini

dapat di lakukan dengan cara menumbuk –numbuk adukan dan

memukul- mukul cetakan.

e. Di anjurkan untuk senantiasa menggunakan alat- alat pemadat mekamis (

Alat getar ), Taujuannya adalah untuk memadatkan beton sehingga beton

menjadi rapat, padat, kuat dan kokoh dan senyawa.

f. Beton selama seminggu sesudah di tuangkan harus senantiasa di basahi,

selanjutnya harus memenuhi syarat-syarat yang di uraikan dalam P.B.I

( NI – 2 ) 1971.

g. Slof juga termasuk kedalam beton bertulang yang diletakkan secara

horizontal diatas pondasi. Sloof berfungsi untuk meratakan beban yang

bekerja pada pondasi dan pengikat struktur bawah ujung dasar kolom.

h. Petugas vibrator melaksanakan tugasnya secara teratur pada beton yang

sedang dicor agar tidak terdapat pori-piri pada beton yang akibatnya

sangat fatal dan mutu beton pun kurang sesuai dengan prosedur

pemadatan beton, ini dimaksudkan agar beton benar-benar padat, dan

tidak terjadi keropos.

i. Setelah selesai pengecoran, beton dirawat dengan menggunakan air

sebagai pelembab, baik disiramkan maupun diberi goni basah (di balut).

3.5 Pekerjaan Pembukaan Bekisting

a. Pada Plat lantai pembongkaran bekisting harus di lakukan dari daerah

tarik yang mempunyai momen maksimun yaitu di bagian tengah terus di

buka secara mundur ke belakang / ke bagian samping.

b. Pembukaan bekisting untuk plat balok dan lantai 2 harus di lakukan

minimal 21 hari setelah di lakukan pengecoran.

IV. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN

Uraian pekerjaan ini mencangkup persyaratan teknis untuk pelaksanaan

pekerjaan pasangan bata, seperti dinding atau pasangan bata lainnya.

Pasangan bata kedap air memakai adukan semen pasir 1 : 2, antara lain seperti

pada dinding-dinding dapur, kamar mandi. Pasangan bata biasa memakai adukan

semen pasir 1 : 4.

4.1 Pasangan Batu Bata

4.1.1 Adukan

a. Adukan pasangan harus secara hati-hati diaduk didalam bak kayu

yang besarnya memenuhi syarat. Lalu mencampur semen dan pasir

harus dalam keadaan kering yang kemudian diberi air sampai

didapat campuran dengan adukan yang baru, ukuran adukan 1 Pc :

2 Ps dan 1 Pc : 4 Ps.

b. Pemberhentian pasangan batu bata tersebut harus dibuat begigi

tangga menurut yang tidak tegaka lurus untuk menghindari retak

ikatan bata tersebut dikemudian.

4.1.1 Material

a. Pasir harus mempunyai karakteristik fisik keras dan tajam, serta

tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 %.

b. Air harus bebas dari bahan-bahan organis, asam alkali, garam atau

bahan-bahan lain yang dapat mempengaruhi daya ikatan maupun

mutu kekuatan adukan.

c. Standar PC yang dapat dipergunakan adalah semen andalas atau

setara.

d. Bata merah berukuran 20 x 10 x 5 cm dengan mutu sesuai dengan

ketentuan yang tercantum dalam peraturan umum bahan bangunan

Indonesia tahun 1982.

4.1.2 Pelaksanaan Pasangan Dinding

1. Kontraktor pelaksana akan mengerjakan pengukuran bangunan

(Uit zet) secara teliti dan sesuai dengan gambar, dimana dinding-

dindingnya dipasang semua pasangan harus rata (horizontal). Pada

pasangan bata setengah batu satu sama lain harus terdapat pengikat

yang sempurna.

2. tidak dibenarkan batu bata pecahan separuh panjang, kecuali

sesuai dengan kebutuhan (di sudut). Lapisan yang satu dengan

lapisan yang diatas harus diselang seling .

3. sebelum dimulai pasangan batu bata harus direndam terlebih

dahulu dalam air, permukaan yang akan dipasang harus juga basah.

Tebalnya siar batu bata tidak boleh kurang dari 1 cm (10 mm) dan

siarnya harus benar-benar pada adukannya.

4. sebagai persiapan plesteran maka siarnya harus dikerok sedalam

0.5 cm sehingga adukannya cukup mengikat plesteran yang akan

dipasang.

5. Bila mana dalam pasangan terdapat batu bata yang tidak sempurna,

maka atas biaya kontraktor harus diganti batu bata tersebut.

6. ditempat yang terdapat pintu, jendela lobang vertilasidan lainnya,

pasangan bata hendaknya ditinggalkan sampai rangka kozen.

Semua rangka kayu/kozen dipasang terlebih dahulu untuk dapat

melanjutkan pekerjaan pasangan. Semua siar rangka kayu/kozen

harus diisi dengan adukan sekurang-kurangnya setebal 1 meter.

7. Tempat dimana diperlukan pasangan pipa/alat-alat yang ditanam

dalam dinding maka harus dipahat secukupnyapada pasangan bata

sebelum diplester.

8. pahatan tersebut setelah dipasangnya pipa harus ditutup dengan

adukan plesteran yang dilaksanakan secara sempurna dikerjakan

sekaligus dengan plesteran bidang tembok.

4.2 Plesteran

4.2.1 Bahan-bahan

a.Semen yang digunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi satu dan lain

hal sesuai dengan NI – 8, dan merk semen yang digunakan harus sama.

b. Pasir yang digunakan dalam pekerjaan ini harus halus dengan

warna aslinya. Satu dan hal lain sesuai dengan persyaratan yang ditentukan

serta sudah mendapat persetujuan dari direksi.

c.Air untuk mengaduk kedua kedua bahan tersebut harus memenuhi syarat

yang telah ditentukan.

4.2.1 Pelaksanaan Pekerjaan

a.Semua sudut horizontal luar maupun dalam serta garis tegaknya dalam

pekerjaan plesteran harus dilaksanakan secara sempurna, tegak dan siku.

Sudut luar hendaknya dibuat agak bulat.

b. Bila terdapat plesteran yang berlubang harus diusahakan

memperbaikinya

secara keseluruhan. Bagian-bagian yang harus diperbaiki hendaknya

dibuat bobokan secara teratur yang berbentuk segi empatdan plesteran

baru harus rata dengan plesteran lama sekitarnya.

c.Semua bahan plesteran harus diaduk sesuai persyaratan yang telah

ditentukan

yaitu 1 semen : 4 Pasir. Hanya semen yang masih baik diperbolehkan

dipakai.

d. Adukan kedap air 1 semen : 2 Pasir

Plesteran yang dimaksud terdiri dari semen Portland satu bagian

volume

dan dua bagian volume pasir.

Pelaksanaannya dikerjakan seperti plesteran biasa.

e.Untuk mencapai tebal rata dari suatau plesteran, sebaiknya dilaksanakan

pemeriksaan secara silang. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh orang

yang mengerjakan sendir dengan menggunakan garisan panjang yang

digerakkan secara vertical (silang). Biasanya tebal plesteran mencapai

12 mm s/d 18 mm tergantung dari batu bata yang digunakan yang juga

menentukan ratanya permukaan dinding yang belum diplaster.

Kemudian lapisan kedua ditempelkan untuk mencapai bidang yang

lebih rata dengan mengerjakannya lebih teliti dan kemudian baru

dilakukan pengacuan. Akhirnya akan didapatkan plesteran yang

tebalnya sudah mencukupi.

V. PEKERJAAN ATAP DAN PLAFOND

5.1 Pekerjaan Penutup Atap

Selain harus kuat, atap di harapkan tampil rapi dan bagus sehinggatampilan

bangunan secara keseluruhan menarik dan enak di pandang. Oleh karena itu,

pemasangan penutup atap harus dilakukan secara cermat dan rapi agar hasilnya

nampak baik.

a. Pada pemasangan atap genteng metal, menggunakan paku payung,

sebaiknya di beri ring karet di bagian bawah kepala paku payungnya.

Untuk bagian nok atau rabungnya bisa di gunakan genteng yang di pasang

dengan adukan semen pasir atau bisa juga di gunakan seng pelat yang di

pasang dengan paku payung yang di beri ring karet.

b. Untuk papan rangka atap harus barkualitas dan bermutu tinggi, di

anjurkan untuk pemasangan kerangka dari kayu meranti atau yang sama

berkualitas.

c. Bekas paku harus di tutup dengan dempul terlebih dahulu untuk

menghindari dari kebocoran.

d. Peil / elevasi untuk rangka atap harus di sesuaikan dengan gambar

detail.

e. Rangka atap terdiri dari gording sebagai rangka pengaku dan

tumpuan kaso dibagian tengah.

f. Nok sebagai rangka pengaku dan tumpuan kaso dibagian paling

atas ( bubungan )

Rangka atap baja ringan (Zinzalum)

Rabung atap seng Metal (Sakura Roof)

Atap seng Metal

Plat tumpu ( t = 10 mm)

Baut dan mur kuda-kuda Dia. 1/2"

Angkur kuda-kuda Dia.1/2"

Atap merupakan elemen bangunan yang berfungsi sebagai penutup atau

payung bagian atas suatu bangunan, kontruksi atap terdiri dari bagian-bagian

antara lain, atap seng BJLS dan gording,

Atap genteng metal

Gording dengan ukuran 5/10

5.1 Pekerjaan Plafond

Pemasangan plafond baru boleh dilaksanakan setelah semua peralatan yang

Terdapat di dalam plafond (kabel-kabel, pipa-pipa, ducting-ducting, alat

penggantung dan penguat plafond) siap dan selesai dikerjakan. Sebelum

pelaksanaan, Kontraktor harus mengajukan contoh/sample untuk disetujui oleh

Konsultan Perencana, Pemberi Tugas dan Konsultan Manajemen Pengawas.

Untuk plafond lantai dasar tidak digunakan plafond penutup, tetapi

menggunakan beton expose yang difinish cat tembok.

1. Rangka plafond menggunakan kayu kelas II local , berkualitas baik dan

kering, ukuran

rangka plafond sesuai dengan gambar.

2. Rangka plafond harus kuat sehingga tidak terjadi gelombang pada plafond.

VI. PEKERJAAN KOZEN PINTU DAN JENDELA

6.1 Kozen Pintu dan Jendela

a) Ukuran kayu kozen pintu adalah 6/14 cm (ukuran setelah jadi dibuat

gambar

detail).

b) Kontruksi sambungan kayu harus rapi, tidak longgar ikatan perkuatan

harus

menggunakan pen kayu keras yang sebelumnya bidang sambungan ini

harus dilumuri dengan lem kayu keras, agar sambungannya dapat

melekat.

c. Setiap kozen pintu harus dilengkapi angkur minimal 2 buah untk kiri

kanan kozen yang melekat ke tembok. Khusus untuk pintu bawah kozen

dilengkapi dengan dork yang diangkur kedalam neut beton.

d. Semua bidang kozen yang bersimbungan dengan dinding/beton dibuat

alur-alur kapur, kemudian bidang tersebut diawetkan dengan cat menie.

e. Selanjutnya dikerjakan oleh tukang kayu yang sudah berpengalaman

untuk pekerjaan kayu halus.

6.2 Daun pintu/jendela dan ventilasi

a. Daun pintu dengan standar kayu seumantok, atau setara kelas II

b. Khusus untuk pintu KM/WC, pada bagian dalam dilapisi dengan seng

plat aluminium. Pelapisan dengan seng plat aluminium ini harus rapi,

pada sudut-sudut daun pintu tidak boleh ada penonjolan pada seng plat.

c. Jendela dibuat model sesuai dengan gambar detail yang ada. Selanjutnya

kaca untuk jendela dipasang polos tebal 5 mm. pasangan kaca harus

memperhatikan muai susut baik dari kozen maupun dari kaca tersebut.

d. Posisi kunci dan hak angina dipasang sesuai gambar.

e. Ventilasi jalusi dibuat Dari papan kamper samarinda kelas II dengan

ukuran minimal 1.5 cm x 13 cm dan diketam halus serta dipasang

dengan rapi.

6.3 Listplank

Dibuat dari papan lebar sesuai gambar, selanjutnya pemasangan dipakukan

langsung pada gording. Pemasangannya harus rapi dan lurus apabila dijumpai

pemasangan yang tidak lurus atau tidak rapi maka bagian ini harus dibongkar dan

diperbaiki.

6.4 Ketentuan-ketentuan Lain

a. Untuk semua daun pintu dan jendela digunakan kayu kelas II kualitas

terbaik.

b. Untuk listplank digunakan papan kamper medan kualitas terbaik.

c. Hasil akhir :

Semua kayu harus terpasang sesuai gambit kerja/rencana

Posisi Cat dan ukuran harus sesuai dengan rencana.

Sambungan Harus dibuat rapi dan dikerjakan oleh tukang yang ahli serta

berpengalaman.

Daun pintu/jendela terpasang harus rapat dan tidak boleh melengkung dan

celah maximum 4 mm.

VII. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

Instalasi listrik berupa rangkaian yang digunakan untuk menyalurkan daya

listrik ke lampu atau alat elektrik dalam memenuhi kebutuhan manusia.

7.1 Ruang Lingkup

1. Instalasi penerangan termasuk lampu, saklar, stop kontak, sistim

pengkabelan serta panel yang diperlukan.

2.Pemasangan pengamat arus.

3.Pekerjaan testing dan pengesahan instalasi dari PLN.

7.2 Pekerjaan Box zakering

Pekerjaan ini dimulai ketika proses pemasangan bata/plesteran dan atap siap

terpasang. Box zakering dipasang sejajar (horizontal) dengan pintu bagian atas

pada teras depan/sesuai dengan gambar. Banyaknya box zakering yang dipasang

pada pekerjaan ini adalah 10 unit atau sama dengan banyaknya rumah yang

dikerjakan.

7.3 Pekerjaan Stop Kontak + Rangkaian

Pekerjaan ini dimulai ketika proses pemasangan bata/plesteran dan atap siap

terpasang dan bersamaaan dengan pemasangan box zakering. Stop kontak yang

digunakan berkekuatan 250 volt, sesuai dengan peraturan instalasi listrik

Indonesia. Stop kontak dipasang sejajar dengan pasangan

saklar(tunggal/ganda)/sesuai dengan gambar. Banyaknya stop kontak + rangkaian

yang dipasang pada pekerjaan ini adalah 30 unit.

7.4 Pekerjaan Lampu Hemat Energi 20 watt + Saklar + Rangkaian

Pekerjaan ini dimulai ketika proses pemasangan bata/plesteran dan atap siap

terpasang dan bersamaaan dengan pemasangan box zakering dan stop

kontak.Untuk instalasi titik penerang jenis kabel yang dipakai adalah jenis kabel

NYY 3x4 mm dan NYY 2,5x3 mm. kabel-kabel tersebut dimasukkan pada pipa-

pipa yang terdapat pada dinding yang telah ditanam pada saat pekerjaan bata dan

plesteran dikerjakan. saklar (tunggal/ganda) yang dipasang sejajar dengan

pasangan stop kontak/sesuai dengan gambar. Banyaknya lampu hemat energi dan

saklar yang dipasang pada pekerjaan ini adalah 50 unit.

7.5 Pekerjaan Pemasukan Listrik PLN 4 Ampere

Pekerjaan ini dimulai ketika proses pemasangan bata/plesteran dan atap siap

terpasang dan bersamaaan dengan pemasangan box zakering, stop kontak, dan

saklar/titik lampu hemat energi. Untuk instalasi pemasukan listrik PLN dengan

kapasitas 4 ampere dilakukan oleh tenaga ahli dari PLN. Batas pekerjaan ini dari

tiang arus PLN sampai pada titik teras depan rumah dimana terdapat box zakering.

Banyaknya pekerjaan pemasukan listrik 4 ampere ini adalah 10 titik atau sama

dengan banyaknya rumah yang dikerjakan.

VIII. PEKERJAAN PENGECATAN

a. Dalam semua pekerjaan pengecatan, disamping kualitas catnya sendiri, hal

lain yang perlu diperhatikan adalah keadaan permukaan yang akan dicat dan

cara mengecatanya. Baik pekerjaan pengecatan mengalami kegagalan pada

hasil akhirnya karena permukaan yang akan dicat tidak disiapkan lebih dulu

atau tukang cat yang kurang mahir.

b. Alat yang dibutuhkan dalam pengecatan adalah amplas (plat tipis) yang

digunakan untuk pelamur, serta kuas untuk mengecat bidang-bidang sempit

dan rol untuk bidang-bidang yang luas.

c. Selain itu juga menggunakan spray selain cepat juga akan diperoleh hasil

yang lebih baik, penggunaan spray untuk volume besar memang akan sedikit

boros pada kebutuhan cat, tetapi dapat menghemat upah pekerja

d. Pengecatan pada permukaan tembok/dinding semen baru, harus dipastikan

bahwa tembok tersebut telah benar-benar kering (minimal 3 hari), apabila

dipandang dengan kasat mata ciri permukaan tembok yang sudah kering

adalah memutih dan bila dipegang tangan telah terasa mengering dan tidak

ada kelembaan.

Cat dinding tembok interior

Cat dinding tembok eksterior

e. Pengecatan pada kusen kayu harus di meni, plamur, di gosok sampai

halus/rata kemudian di cat sebanyak tiga kali dan cat kayu yang di pakai

adalah merk Avitex Wood Paint atau yang setara dan untuk kayu yang akan

di plitur harus di gosok sampai halus kemudian di plitur.

f. Pengecatan pada plafond dilakukan maksimal dua kali dan menggunakan cat

yang bermerk Super Avitex atau yang setara. Plafond yang akan di cat

terlebih dahulu harus di bersihkan, dan di plamur, di amplas sampai halus

kemidian baru dicat dengan cat Emulasi.

IX. PEKERJAAN SANITAIR

9.1 Kran Air + Instalasi Air Bersih

Untuk instalasi air bersih pada kran digunakan pipa PVC 1/2” termasuk

seluruh acessoris. Pemasangan harus rapi dan teratur sesuai gambar dan detail.

Pemasangan sambungan pipa dan kran air menggunakan lem pipa dan isolatip

dengan cukup kuat sehingga air tidak bocor. Banyaknya volume pekerjaan kran

air ini adalah 20 buah kran air.

9.2 Bak Mandi + Keramik

Pekerjaan ini dikerjakan sebaik mungkin untuk menjaga agar bak mandi

yang dikerjakan tidak bocor dan Selain itu akan menimbulkan kesan rapi dan

indahnya ruangan kamar mandi/wc tersebut. banyaknya volume pada pekerjaan

ini adalah 10 unit bak mandi.

9.3 Septick Tank + Resapan + Instalasi Air Kotor

Air kotor dari sanitary fasility dialirkan menuju septictank melalui bak

kontrol. Semua aksesories dipasang  dengan  baik, Alat-alat  sanitair dipasang

dalam  keadaaan  kokoh dan  rapi,  dan tidak  terjadi kerusakan alat-alat pada klos-

klos dudukannya pada lantai. Penyambungan  pipa  pada alat-alat sanitair tidak

boleh bocor dan dilengkapi dengan karet . Pemasangan sambungan pipa

menggunakan lem pipa dan isolatip. Pertemuan  pipa-pipa vertikal dengan

lantai diberi trust blok/penahan tekanan dan getaran kuat, sedemikian rupa sesuai

dengan kondisi lapangan. Untuk instalasi Air kotor digunakan pipa PVC 3”.

Septictank dan peresapan (diberi ijuk) dibuat dari pasangan bata dengan ukuran

sesuai gambar, dan penempatannya haruslah diperhitungkan syarat-syarat

kesehatan dan sirkulasi tata bangunan/sesuai bestek. Banyaknya volume pekerjaan

ini adalah 10 unit.

9.4 Kloset Jongkok

Proses pekerjaan ini dimulai setelah pekerjaan instalasi air kotor dan

instalasi perpipaan pada septictank dikerjakan. Pada pekerjaan ini kedudukan

kloset harus benar-benar tertata dan memiliki kemiringan 2% agar air yang berada

pada kloset tetap terjaga dan seimbang. Banyaknya volume pekerjaan ini adalah

10 unit kloset jongkok.

9.5 Tempat Cuci Aluminium + Assesories

Proses pekerjaan ini dimulai setelah kedudukan tempat cuci aluminium

tersebut selesai dikerjakan. dudukan tempat cuci aluminium harus benar-benar

tertata dan memiliki kemiringan sekitar 1,5% agar air yang berada pada tempat

pengeringan cuci aluminium tidak tergenang dan jatuh kelubang yang terdapat

pada tempat cuci aluminium tersebut. Banyaknya volume pekerjaan ini adalah 10

unit tempat cuci aluminium.

X. PEKERJAAN LAIN-LAIN

10.1 Pekerjaan Administrasi/Dokumentasi meliputi :

Laporan berkala mengenai pekerjaan secara keseluruhan

Catatan kemajuan pekerjaan yang telah dilaksanakan

Dokumen foto, yaitu foto sebelum pelaksanaan, foto sedang dilaksanakan

dan foto selesai 100 %

Gambar As Built Drawing yaitu gambar yang sesuai dengan pelaksanaan

dilapangan.

Dll.

10.2 Pemasangan Kanopi

Proses pekerjaan ini selain untuk memperindah kontruksi juga berfungsi

untuk menahan air hujan sehingga tidak membasahi kusen dan jendela yang

terpasang pada bangunan dan juga untuk menghindari masuknya cahaya terik

matahari langsung kedalam ruangan yang mana jendela tersebut terpasang.

Banyaknya volume pekerjaan pada kanopi ini adalah 10 unit.

10.3 Relief Dinding dan Plat Daag

Pekerjaan ini dimulai setelah pekerjaan lainnya dikerjakan dan sebelum

proses pengecatan berakhir. Fungsi dari pekerjaan ini adalah untuk mempercantik

dan memperindah kontruksi bangunan. Pada plat daag dan dinding yang akan

direlief dilakukan pengukuran-pengukuran dengan cermat dan ketelitian sehingga

hasil pereliefan pada bidang-bidang vertikal dan horizontal sesuai dengan gambar.

Setelah pekerjaan selesai, lalu dicat dengan cat warna sesuai dengan bestek.

Banyaknya volume pekerjaan pada relief dinding dan plat daag ini adalah 10 unit

atau sama dengan banyaknya rumah yang dibangun.

10.4 Finishing

Pekerjaan ini dimulai setelah pekerjaan lainnya selesai dikerjakan. Bila

terdapat pekerjaan yang belum sempurna maka sebelum serah terima kepada

pengguna jasa, pekerjaan tersebut akan diperbaiki/disempurnakan kembali.

Kotoran-kotoran yang menempel pada lantai, cat-cat yang masih menempel pada

kaca dan pekerjaan-pekerjaan ringan lainnya yang masih tertinggal diselesaikan/

dibereskan/dibersihkan pada pekerjaan finishing ini. Banyaknya volume pekerjaan

finishing ini adalah 10 unit atau sama dengan banyaknya rumah yang dibangun.