METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI SEKOLAH DASAR...
Transcript of METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI SEKOLAH DASAR...
i
METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI SEKOLAH
DASAR ISLAM TAHFIZHUL QUR’AN AL-IRSYAD
TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN
PELAJARAN 2016/2017
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh
S U T R I S N O
114-13-036
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2017
vi
( مسلم راه )
MOTTO
Surat Fatir ayat 32:
Artinya: “Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih
di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menzalimi diri
sendiri ada yang pertengahan dan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan
dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang besar. (Al-Qur‟an dan
terjemahannya, Tt:284).
عه ل أن ىري رة أبى سل م رس مه هللا صل ى هللا علىي و طري قايل تمس سلك قال :
الجن ت إلى طري قا لو هللا عل ما,سي ل في و
Artinya: Dari Abu Hurairah radhiallahu‟anhu, sesungguhnya Rasulullah
shallallahu‟alaihi wasallam bersabda: “Barang siapa menempuh jalan untuk
mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.” (H.R Muslim
oleh As-Sirjani , 2007 H:68)
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah
subhanahu wa ta‟ala karena atas ijin-Nya, penulis telah diberikan kesempatan dan
kekuatan untuk mengadakan penellitian dan penulis telah dapat menyelesaikan
penulisan skripsi yang berjudul “METODE MENGHAFAL AL-QUR‟AN DI
SEKOLAH DASAR ISLAM TAHFIZHUL QUR‟AN AL-IRSYAD TENGARAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJAR 2016/2017”.
Karya yang sederhana ini penulis persembahkan kepada:
1. Kedua orang tuaku tercinta, hanya doa yang dapat aku panjatkan kepada
Allah subhanahu wa ta‟ala.
2. Istriku dan kakak-kakakku yang telah memberikan semangat dan dorongan
dalam menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini.
3. Seluruh asatidzah Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad
Tengaran.
4. Para santri Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad Tengaran
tercinta yang muda-mudahan tetap rajin dan bersemangat dalam belajar.
5. Semua teman-teman seangkatan di PAI Ekstensi, IAIN Salatiga.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum warah matullahi wa barakatuh
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa
ta‟ala yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas limpahan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya kepada kita. Sholawat berserta salam semoga selalu tercurahkan
kepada junjungan besar kita, uswah kita, Rasulullah Muhammad shallallahu „alahi
wa sallam, para sahabat, dan orang-orang yang senantiasa istiqomah di jalannya
hingga datangnya hari akhir nanti.
Dalam penelitian dan penyusunan skripsi yang berjudul: “METODE
MENGHAFAL AL-QUR‟AN DI SEKOLAH DASAR ISLAM TAHFIZHUL
QUR‟AN AL-IRSYAD TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN
PELAJAR 2016/2017” penulis sering menemukan kesulitan yang dapat menunda
kelancaran usaha tersebut, akan tetapi atas ijin dari Allah subhanahu wa ta‟ala dan
mendapat bantuan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu dengan kerendahan hati, penulis
menyampaiakan rasa terima kasih sebanyak-banyaknya dan ucapan
jazakumullahu khairan tidak lupa penulis sampaiakan kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga.
ix
3. Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam
yang telah memberikan banyak arahan selama menjalani perkuliahan di IAIN
Salatiga.
4. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. selaku dosen pembimbing dalam penyusunan
skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian
akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta
bantuan kepada penulis.
6. Kedua orang tuaku yang sangat aku sayangi semoga Allah subhanahu wa
ta‟ala memberikan khusnul qotimah.
7. Istriku dan kakak-kakakku yang telah memberikan semangat dan dorongan
dalam menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini.
8. Ustadz Muhammad Zainuddin, S.Pd.I selaku Kepala Sekolah Dasar Islam
Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad dan para Ustadz yang telah memberi bantuan
kepada penulis dalam penelitian saya ucapkan jazakumullahu khairan.
9. Seluruh ustadz Pesantren Islam Al-Irsyad semoga Allah subhanahu wa ta‟ala
membeerikan istiqomah dalam berdakwah.
10. Para santri Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad tercinta semoga
kalian menjadi anak yang sholeh dan sholihah.
11. Semua teman-teman seangkatan di Pendidikan Agama Islam Ekstensi, IAIN
Salatiga tahun 2013.
x
12. Semua teman-teman yang tergabung dalam grup Ahlussunnah Purworejo,
semoga dakwah kalian mendapatkan pahala di dari Allah subhanahu wa ta‟ala
dan menjadi amal jariyah bagi kalian.
13. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari, dalam mengadakan penelitian dan penyusunan skripsi
ini, penulis mungkin telah membuat kesalahan atau khilaf kepada pihak-pihak
tertentu baik disengaja maupun tidak disengaja, maka penulis memohon maaf
yang sebesar-besarnya.
Akhirnya penulis memohon kepada Allah subhanahu wa ta‟ala agar
berkenan memberikan pahala atas usaha yang telah dilakukan penulis di dalam
penyusunan skripsi ini, dan mudah-mudahan memberikan manfaat yang besar
bagi penulis pada khususnya dan kepada pembaca pada umumnya.
Salatiga, 24 Maret 2017
Penulis
Sutrisno
NIM : 114-13-036
xi
ABSTRAK Sutrisno. 2017. Metode Menghafal Al-Qur‟an di Sekolah Dasar Islam Tahfizhul
Qur‟an Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2016/2017. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama
Islam. Salatiga. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen
Pembimbing Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.
Kata Kunci: Metode Menghafal Al-Qur‟an
Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad Tengaran yang
berlokasi di Desa Butuh, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang
adalah sekolah dasar yang berdedikasi untuk mendidik anak-anak muslim
dalam mengenal Al-Qur‟an sejak dini, hal ini dikarenakan fase kanak-
kanak merupakan tempat yang subur bagi pembinaan dan pendidikan.
Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan
suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang di kehendaki.
(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1990:910). Menghafal
artinya berusaha meresapkan ke dalam pikiran agar selalu ingat.
(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1990:291). Menurut Ash-
Shabuny (1996:18), Al-Qur‟an adalah firman Allah yang tiada
tandingnya (mukjizat), diturunkan kepada Nabi Muhammad
shallallahu‟alaihi wa sallam dengan perantara malaikat Jibril, ditulis
dalam mushaf-mushaf yang disampaikan kepada kita secara mutawatir
(oleh orang banyak), serta mempelajarinya merupakan suatu ibadah,
dimulai dari surat Al-Fatikhah dan ditutup dengan surat An-Nas.
Sehingga dapat di ambil kesimpulan menghafal Al-Qur‟an adalah suatu
usaha meresapkan kalam Allah kedalam fikiran agar selalu diingat
dengan maksud beribadah serta menjaga dan memelihara kalam Allah.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa SDITQ Al-Irsyad Tengaran
menggunakan metode talaqqi (membacakan hafalan baru), tahfizh
(menyetorkan hafalan yang telah di hafal), dan murojaah (menyetorkan
ulang hafalan yang pernah di hafal). Langkah-langkah pelaksanaan
metode menghafal Al-Qur‟an di SDITQ Al-Irsyad berdoa dilanjutkan
kegiatan inti menghafal dan penutup berupa motivasi. Hasil dari
penggunaan metode ini cukup baik. Hal ini terlihat dari prestasi lomba
yang diikuti santri dan juga peningkatan jumlah hafalan santri.
Faktor pendukungnya adalah letak geografis yang strategis,
keberadaan sekolah disekitar masjid, mempunyai beberapa pengajar yang
sudah hafizh, adanya media pembelajaran yang disediakan oleh sekolah,
pembelajaran tahfizh masuk dalam kurikulum. Faktor Penghambat bagi
santri adalah masih sangat tergantung oleh ustadz pengampu halaqah,
kurangnya peran serta dukungan orang tua, sebagian santri mempunyai
daya tangkap yang lemah, sebagian santri kurang disiplin dan
memperhatikan.
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Prestasi SDITQ Al-Irsyad .............................................................. 53 Tabel 3.2 erkembangan Tahfizh Bulanan SDITQ Al-Irsyad ......................... 53
Tabel 3.3 Data Asatidz Pengampu Halaqah ................................................... 53
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kode Penelitian
Lampiran 2 Pedoman Penelitian
Lampiran 3 Foto Kegiatan Menghafal Al Qur‟an
Lampiran 4 Denah Sekolah
Lampiran 5 Visi dan Misi Sekolah
Lampiran 6 Struktur Organisasi Sekolah
Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 9 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 10 Surat Tugas Pembimbing Skripsi
Lampiran 11 Lembar Bimbingan Skripsi
Lampiran 12 Riwayat Hidup Penulis
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN LOGO IAIN ..................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN .................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................... v
HALAMAN MOTTO .......................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
ABSTRAK ............................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ............................................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4
D. Kegunaan Penelitian ...................................................................................... 4
E. Kajian Pustaka ............................................................................................... 4
F. Penegasan Istilah ............................................................................................ 7
G. Metode Penelitian ........................................................................................... 7
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian ............................................................... 7
2. Kehadiran Peneliti ..................................................................................... 8
3. Lokasi Penelitian ....................................................................................... 8
4. Sumber Data.............................................................................................. 9
5. Prosedur Pengumpulan Data ..................................................................... 9
6. Analisis Data ........................................................................................... 10
7. Pengecekan Keabsahan Data .................................................................. 11
8. Tahap-Tahap Penelitian .......................................................................... 13
xv
H. Sistematika Penulisan .................................................................................. 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 16
A. Tinjauan Umum Tentang Menghafal Al-Qur’an ..................................... 16
1. Definisi Menghafal Al-Qur‟an. ............................................................... 16
2. Hukum dan Tujuan Menghafal Al-Qur‟an. ........................................... 17
3. Keutamaan Menghafal Al-Qur‟an. ......................................................... 18
4. Adab membaca Al-Qu‟an. ...................................................................... 20
5. Kaidah Pokok dalam Menghafal Al-Qur‟an. .......................................... 23
B. Metode-Metode Menghafal Al-Qur’an. ..................................................... 27
1. Metode-metode Tahfizhul Qur‟an. ......................................................... 27
2. Faktor-faktor Kemampuan Menghafal Al-Qur’an Dalam Waktu
Singkat (Qasim, 2015:85-91) ....................................................................... 35
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN .......................... 36
A.Gambaran Umum SDITQ Al-Irsyad ............................................................ 36
1. Letak Geografis SDITQ Al-Irsyad .......................................................... 36
2. Sejarah Berdirinya SDITQ Al-Irsyad ..................................................... 37
3. Sekilas Profil Pesantren Islam Al-Irsyad ................................................ 38
4. Struktur organisasi SDITQ Al-Irsyad ..................................................... 40
5. Visi Dan Misi SDITQ Al- Irsyad ............................................................ 41
6. Target Kompetensi Lulusan .................................................................... 42
7. Kurikulum dan Sistem Pendidikan SDITQ Al-Irsyad ............................ 43
8. Kurikulum berdasarkan ciri khas SDITQ Al-Irsyad ............................... 43
9. Nilai Keunggulan SDITQ Al-Irsyad ....................................................... 45
10. Garis-garis Besar Program SDITQ Al-Irsyad ......................................... 45
11. Program Khusus SDITQ Al-Irsyad ......................................................... 46
12. Pelaksanaan Pengajaran SDITQ Al-Irsyad ............................................. 48
13. Program Kurikuler SDITQ Al-Irsyad ..................................................... 49
14. Ekstrakurikuler SDITQ Al-Irsyad........................................................... 50
15. Penilaian dan Pelaporan SDITQ Al-Irsyad ............................................. 50
16. Peraturan dan Tata Tertib SDITQ Al-Irsyad .......................................... 51
xvi
17. Pekerjaan Rumah SDITQ Al-Irsyad ....................................................... 53
18. Prestasi SDITQ Al-Irsyad Tahun Pelajaran 2016/2017 .......................... 53
19. Jumlah Hafalan santri SDITQ Al-Irsyad ................................................ 54
20. Keadaan Ustadz SDITQ Al-Irsyad ......................................................... 55
B. Temuan Penelitian ....................................................................................... 56
1. Metode menghafal Al-Qur‟an ................................................................. 56
2. Media yang digunakan dalam Metode Menghafal Al-Qur‟an di SDITQ
Al-Irsyad ................................................................................................. 59
3. Langkah-langkah dalam menghafal Qur‟an di SDITQ Al-Irsyad .......... 61
4. Hasil Pembelajaran menghafal Al-Qur‟an di SDITQ Al-Irsyad............. 62
5. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Metode Menghafal Al- Qur'an
di SDITQ Al-Irsyad ................................................................................ 63
BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................... 66
Metode Menghafal Al-Qur’an di SDITQ Al-Irsyad. ....................................... 66
1. Jenis Metode yang Digunakan di SDITQ Al-Irsyad. .............................. 66
2. Media yang digunakan dalam menghafal Al-Qur‟an SDITQ Al-Irsyad. 67
3. Langkah-langkah dalam menghafal Al-Qur‟an di SDITQ Al-Irsyad. .... 68
4. Hasil Pembelajaran Menghafal Al-Qur‟an di SDITQ Al-Irsyad. ........... 69
5. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Menghafal Al-Qur'an SDITQ
Al-Irsyad. ................................................................................................ 69
a. Faktor Pendukung ................................................................................... 69
b. Faktor Penghambat ................................................................................. 70
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 71
A. Kesimpulan ................................................................................................... 71
B. Saran-saran ................................................................................................... 72
C. Kata Penutup ................................................................................................ 73
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 75
LAMPIRAN ........................................................................................................ 77
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Qur‟an mempunyai beberapa keutamaan yang membedakan
dengan kitab-kitab yang lain. Al-Qur‟an merupakan Kalamullah, yang paling
mulia diantara seluruh perkataan yang ada. Membacanya adalah dzikir yang
paling utama, mentadaburi dan memahami maknanya adalah bentuk ibadah
dan bentuk pendekatan diri kepada Allah yang paling tinggi. Allah subhanahu
wa ta‟ala memuliakan orang yang menjadi Ahlul Qur‟an dengan membaca,
menghafal, dan mengamalkannya dengan berbagai macam keistimewaan di
dunia dan akhirat. Ahlul Qur‟an adalah orang-orang yang terdekat dari Allah
Azza wa jalla, karena keagungan atas apa yang mereka miliki. Mereka
mempelajari ilmu yang paling agung, ilmu yang paling mulia dan paling
terhormat kedudukannya. Allah subhanahu wa ta‟ala berfirman tentang
keutamaan Al Qur‟an dalam surat Al-„Ankabut ayat 45:
Artinya: Bacalah kitab (Al-Qur‟an) yang telah diwahyukan kepadamu
(Muhammad). (Al-Qur‟an dan terjemahannya, Tt:91).
Menghafal Al-Qur‟an merupakan suatu ibadah, tetapi di zaman
sekarang di mana arus modernisasi dan globalisasi tidak dapat dibendung lagi
sangat mempengaruhi generasi sekarang dan yang akan datang. Hal ini
berdampak pada psikologis bagi orang dewasa dan anak-anak. Untuk menarik
2
minat membaca dan menghafal Al-Qur‟an maka diperlukan metode
menghafal Al-Qur‟an yang terencana dan sistematis.
Dalam perkembangan pendidikan Islam di Indonesia banyak
bermunculan sekolah-sekolah berbasis agama, salah satunya adalah Sekolah
Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an, dijelaskan bahwa lembaga pendidikan ini
bertujuan menyiapkan terbentuknya generasi Qur‟ani, yaitu generasi yang
memiliki komitmen terhadap Al-Qur‟an sebagai sumber perilaku, pijakan
hidup dan rujukan bagi segala urusannya.
Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad Tengaran yang di
kelola oleh yayasan Pesantren Islam Al-Irsyad yang berlokasi di Desa Butuh,
Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang adalah salah satu dari sekolah
dasar yang berdedikasi untuk mendidik anak-anak muslim dalam mengenal
Al-Qur‟an sejak dini, hal ini dikarenakan fase kanak-kanak merupakan
tempat yang subur bagi pembinaan dan pendidikan. Masa kanak-kanak ini
cukup lama, dimana seorang pendidik bisa memanfaatkan waktu yang cukup
untuk menanamkan dalam jiwa anak, apa yang dia kehendaki. Jika masa
kanak-kanak ini dibangun dengan penjagaan, bimbingan dan arahan yang
baik, maka dengan izin Allah subhanahu wa ta‟ala maka kelak akan tumbuh
menjadi muslim yang kokoh.
Berbagai program unggulan ditawarkan di Sekolah Dasar Islam
Tahfizhul Qur‟an ini, seperti menghafal Al-Qur‟an, bahasa Arab, bahasa
Inggris dan komputer. Sekolah yang menerapkan sistem full day school ini,
para santrinya ada yang pulang ke rumah dan sebagian ada yang tinggal di
3
asrama. Dalam pelaksanaan pembelajaran menghafal Al-Qur‟an guru tidak
hanya membawa anak-anak di dalam kelas namun juga dilakukan di luar
kelas seperti di teras depan kelas atau ke masjid yang berada di samping
sekolah.
Lulusan Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad Tengaran
sudah dibekali dengan hafalan Al-Qur‟an minimal 6 juz, karena sekolah ini
menerapkan target bagi santrinya untuk menghafalkan minimal 1 juz dalam
setiap tahunnya. Berbagai prestasi juga telah diraih dalam ajang perlombaan
hafalan Al-Qur‟an dari tingkat kecamatan sampai tingkat propinsi. Hal inilah
yang menjadi kebanggaan tersendiri bagi orang tua yang putra atau putrinya
mendapatkan prestasinya.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut penulis bermaksud
meneliti dengan judul “METODE MENGHAFAL AL-QUR‟AN DI
SEKOLAH DASAR ISLAM TAHFIZHUL QUR‟AN AL-IRSYAD
TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN
2016/2017”
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas maka fokus penelitian yang
penulis teliti adalah:
Metode menghafal Al-Qur‟an apakah yang diterapkan di Sekolah Dasar Islam
Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad Tengaran Tahun Pelajaran 2016/2017?
4
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui metode menghafal Al-Qur‟an di Sekolah Dasar Islam
Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad Tengaran Tahun Pelajaran 2016/2017.
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi berbagai pihak yang
antara lain:
1. Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah wawasan dalam
bidang pengajaran, khususnya mengenai metode yang efektif dalam
menghafal Al-Qur‟an bagi pendidik pada umumnya dan penulis pada
khususnya.
2. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan dalam
pengembangan pengajaran Al-Qur‟an di Sekolah Dasar Islam Tahfizhul
Qur‟an Al-Irsyad Tengaran. Selain itu juga juga dapat menambah
pengetahuan bagi lembaga lain tentang metode yang efektif dalam
menghafal Al-Qur‟an yang diterapkan di Sekolah Dasar Islam Tahfizhul
Qur‟an Al-Irsyad Tengaran.
E. Kajian Pustaka
1. Kajian Pustaka
Berdasarkan pengamatan penulis, penelitian semisal yang pernah
dilaksanakan oleh peneliti sebelumnya, adalah:
a. Anida Min Firqotin Najiyah (2005) FAI UMS dalam skrisinya yang
berjudul “Studi Kritis Metode Menghafal Qur‟an di Pondok
5
Pesantren Nurul Qur‟an di Kali Putih Tempuran Magelang”, dia
menyimpulkan bahwa metode yang di gunakan dalam menghafal Al-
Qur‟an adalah metode talaqqi, yaitu santri menghadap kyai atau
ustadz satu per satu untuk mendemonstrasikan hafalannya. Selain itu
pondok ini juga menerapkan metode mujahadah untuk menunjang
keberhasilan santri dalam menghafal Al-Qur‟an. Kemudian evaluasi
yang diterapkan dilakasanakan dalam empat tahap, yaitu: evaluasi
harian, mingguan, menjelang liburan dan evaluasi setelah khatam.
Materi yang diberikan kepada santri Pondok Pesantren Nurul Qur‟an
Kali Putih Tempuran Magelang adalah:
1) Juz 30 dan ilmu tajwid (Syifa Al-Jinan), materi ini diperuntukkan
bagi santri yang belum mampu membaca Al-Qur‟an dengan
benar.
2) Al-Qur‟an 30 juz, bagi santri yang sudah bisa membaca Al-
Qur‟an dengan baik dan benar.
Di dalam skripsinya yang telah ditulisnya, juga disebutkan
faktor pendukung dan penghambat.
1) Faktor pendukung adalah:
a) Letak pesantren yang strategis, berada jauh dari keramaian
kota.
b) Udaranya sejuk.
c) Adanya kerjasama antar santri.
d) Hubungan yang baik antara pondok dengan masyarakat.
6
2) Adapun faktor penghaambat adalah:
a) Cuaca yang sering berubah-ubah
b) Santri yang khusus menghafal Al-Qur‟an berbaur dengan
santri yang masih sekolah.
c) Adanya kegiatan yang tidak terduga.
b. Arif Rahman Hakim (2003) STAIN dalam skrisinya yang berjudul
“Metode Tahfidzul Qur‟an Di Sekolah Dasar Islam Tahfidzul Qur‟an
(SDITQ) Al Irsyad Desa Butuh Kecamatan Tengaran Tahun 2013”,
dia menyimpulkan bahwa metode yang di gunakan dalam menghafal
Al-Qur‟an adalah metode Pakistani, jenis metode ini meliputi
diantaranya adalah Sabak, Sabki dan Manzil.Tujuan metode ini adalah
untuk mempermudah siswa dalam menghafal dan menjaga
hafalannya.
Di dalam skripsinya yang telah ditulisnya, juga disebutkan
faktor pendukung dan penghambat. Faktor pendukung bagi siswa di
asrama dan non asrama antara lain: proses menghafal dipantau
lansung oleh ustadz, suasana kondusif dan sarana prasana yang
memadai, memiliki teman-teman yang sama-sama menghafal,
terkondisikan oleh jadwal. Faktor Penghambat bagi siswa asrama dan
non asrama adalah: malas, kurang memuroja‟ah hafalan, tidak
berbakat menghafal, mengantuk, lupa, banyak bermain.
Bedasarkan dua penelitian diatas ada salah satu persamaan tempat
penelitian yaitu Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad , tetapi
7
karena waktu yang berbeda maka penulis mencoba untuk mengetahui
lebih dalam lagi mengenai metode menghafal Al-Qur‟an di Sekolah Dasar
islam tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2016/2017.
F. Penegasan Istilah
Penegasan istilah ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran
yang jelas tentang istilah-istilah yang dipergunakan penulis dalam skripsi ini,
antara lain sebagai berikut:
1. Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang di kehendaki. (Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1990:910).
2. Menghafal Al-Qur‟an
Menghafal artinya berusaha meresapkan ke dalam pikiran agar
selalu ingat. (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1990:291).
Menurut Ash-Shabuny dalam Prasetyo (2007), Al-Qur‟an adalah firman
Allah yang tiada tandingnya (mukjizat), diturunkan kepada Nabi
Muhammad shallallahu‟alaihi wa sallam dengan perantara malaikat Jibril,
ditulis dalam mushaf-mushaf yang disampaikan kepada kita secara
mutawatir (oleh orang banyak), serta mempelajarinya merupakan suatu
ibadah, dimulai dari surat Al-Fatikhah dan ditutup dengan surat An-Nas.
8
G. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, menurut Moleong
(2013:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dll, secara holistic dan
dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah.
Metode yang digunakan oleh penulis dalam membuat skripsi ini
adalah metode diskriptif kualitatif yaitu metode yang menggambarkan atau
melukiskan keadaan obyek atau subyek penelitian pada menghafal Al-
Qur‟an di Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad Tengaran, pada
saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang ada atau sebagaimana
mestinya.
2. Kehadiran Peneliti
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian, maka
peneliti hadir secara langsung di lokasi penelitian sampai memperoleh
data-data yang diperlukan. Dalam hal ini peneliti adalah sebagai instrumen
kunci, berpartisipasi penuh sekaligus mengumpulkan data, sedangkan
instrumen yang lain adalah sebagai penunjang.
9
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an
Al-Irsyad Tengaran yang bernaung di Yayasan Pesantren Islam Al-Irsyad
yang berlokasi di Desa Butuh, Kecamatan Tengaran, Kabupaten
Semarang.
4. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data di dalam penelitian adalah
subyek dari mana data diperoleh (Arikunto, 2010:172). Dalam penelitian
ini menggunakan 2 jenis data yaitu:
a. Data Primer
Data primer diperoleh peneliti secara langsung dari lokasi
penelitian melalui pengamatan dan wawancara. Dalam hal ini peneliti
mencari data secara langsung melalui kepala sekolah, guru, dan siswa
Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad Tengaran.
b. Data Skunder
Data sekunder diperoleh peneliti dari dokumentasi kitab-kitab
ulama, buku-buku petunjuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran, serta
kumpulan materi yang berhubungan dengan menghafal Al-Qur‟an di
Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad Tengaran.
5. Prosedur Pengumpulan Data
a. Pengamatan
Pada sebagain penelitian yang sudah ada pengamatan
merupakan suatu metode yang sering digunakan dalam penelitian. Hal
10
ini bertujuan untuk membaca gambaran kondisi yang diteliti sebelum
mendokumentasikan informasi yang di dapat. Selain itu pedoman
pengamatan bertujuan mempermudah peneliti dalam menyusun
rencana penelitian yang akan dilakukan
b. Wawancara
Wawancara dilakukan bertujuan untuk mencari informasi yang
jelas melalui informan di lokasi penelitian. Peneliti menggunakan
wawancara yang terstruktur karena peneliti sudah mengetahui tentang
informan yang diperoleh.
Wawancara atau kuesioner lisan, adalah sebuah dialog yang
dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh
informasi dari terwawancara (Arikunto, 2010:198).
c. Dokumentasi
Didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah,
dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan
sebagainya (Arikunto, 2010:201), dokumeni ini bisa berupa lokasi,
profil, sejarah, visi misi sekolah, brosur sekolah, rencana pelaksanaan
pembelajaran tahfizhul Qur‟an, buku catatan setoran hafala Qur‟an,
dan nilai rapor.
11
6. Analisis Data
Dalam bukunya Moeleong (1989:248), menyebukan pendapat
Janice Mc Drury (Collaborative Group Analysis of Data, 1999) tentang
tahapan analisis data kualitatif, yaitu sebagai berikut:
a. Membaca/mempelajari data, menandai kata-kata kunci dan gagasan
yang ada dalam data.
b. Mempelajari kata-kata kunci itu, berupaya menemukan tema-tema
yang berasal dari data.
c. Menuliskan „model‟ yang ditemukan.
d. Koding yang telah dilakukan.
Di samping itu digunakan juga kerangka berfikir secara deduktif
yaitu berfikir dengan berlandaskan pada pengetahuan umum yang
kemudian digunakan untuk menilai fakta-fakta atau hal-hal yang khusus.
Peneliti terjun ke tempat tujuan guna mempelajari, menganalisis,
menafsirkan, dan mengambil kesimpulan dari kegiatan-kegiatan yang ada
di tempat penelitian.
7. Pengecekan Keabsahan Data
Pengecekan keabsahan data diterapkan dalam rangka
membuktikan kebenaran temuan hasil penelitian dengan kenyataan
dilapangan. Menurut Lincoln dan Gruba, untuk memeriksa keabsahan data
pada penelitian kualitatif antara lain dengan menggunakan taraf
kepercayaan data (credibility) Moleong (2011:324). Teknik yang
digunakan untuk melacak credibility dalam penelitian ini menggunakan
teknik (triangulation).
12
Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu sebagai pembanding
terhadap data itu Moleong (2011:330). Trianggulasi merupakan cara
terbaik untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan kontruksi kenyataan
yang ada dalam konteks suatu studi ketika mengumpulkan data tentang
berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan Moleong
(2011:332)
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan trianggulasi dengan
sumber yakni membandingkan data mengecek balik derajat kepercayaan
suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda
dengan metode kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan cara: (Moleong,
2011:330-331)
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara;
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa
yang dikatakannya secara pribadi;
c. Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu;
d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang
berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, dan orang
pemerintahan;
e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.
13
Sebagaimana yang diungkapkan Moeloeng tersebut, dalam
penelitian ini, peneliti melakukan pengecekan keabsahan data dengan
membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
Membandingkan data-data yang diperoleh dari berbagai sumber baik
dari kepala sekolah, guru, siswa, maupun petugas kebersihan dengan
hasil pengamatan yang peneliti lakukan.
8. Tahap-Tahap Penelitian
a. Tahap Pra lapangan
Pada tahapan ini peneliti mencoba memperhatikan berbagai
macam persoalan serta mempersiapkan hal-hal yang akan digunakan
dalam penelitian nantinya. Persiapan yang dimaksud disini berupa
menyusun rancangan penelitian, perizinan dalam melakukan penelitian,
serta mencari informasi melalui informan yang bersangkutan.
b. Tahap Penelitian
Peneliti dalam tahapan ini bersungguh-sungguh dalam mencari
serta mengumpulkan data yang didapat. Serta melakukan observasi dan
wawancara melalui informan di lokasi penelitian.
c. Tahap Analisis
Menganalisa hasil temuan data dari penelitian baik secara lisan
ataupun tulisan.
H. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang skripsi ini, penulis
akan memaparkan materi-materi yang terkandung dalam masing-masing bab
yang ditulis dalam skripsi ini.
14
BAB I Pendahuluan Meliputi:
Latar Belakang Masalah, Fokus Penelitian, Tujuan Penelitian,
Kegunaan Penelitian, Penegasan Istilah, Metode Penelitian, dan
Sistematika Penulisan.
BAB II Kajian Pustaka Meliputi:
Pada bab ini akan diuraikan berbagai teori yang berkaitan dengan
tahfizhul Qur‟an yang meliputi hukum dan tujuan menghafal Al-
Qur‟an, syarat-syarat menghafal Al-Qur‟an, faktor-faktor yang
mendukung menghafal Al-Qur‟an, metode-metode menghafal Al-
Qur‟an, evaluasi menghafal Al-Qur‟an, dan diantara keutamaan
menghafal Al-Qur‟an
BAB III Paparan Data dan Temuan Penelitian
Berisi tentang paparan data dan temuan penelitian yang mencakup
kondisi umum Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad
Tengaran yang meliputi program pembelajaran tahfizhul Qur‟an,
hasil dari pembelajaran tahfizhul Qur‟an, faktor pendukung dan
penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran tahfizhul Qur‟an di
Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad Tengaran.
BAB IV Pembahasan
Berisi pembahasan temuan penelitian yang ada di lapangan.
Mencangkup metode pembelajaran tahfizhul qur‟an di Sekolah
Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad Tengaran, hasil dari
penggunaan metode pembelajaran tahfizhul qur‟an di Sekolah
15
Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad Tengaran, faktor
pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran
tahfizhul qur‟an di Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-
Irsyad Tengaran.
BAB V Penutup
Berisi tentang kesimpulan dan saran.
16
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Menghafal Al-Qur’an
1. Definisi Menghafal Al-Qur‟an.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pengertian menghafal
adalah berusaha meresapkan ke dalam pikiran agar selalu ingat.
(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1990:291).
Menurut Ash-Shabuny (1996:18), Al-Qur‟an adalah firman Allah
yang tiada tandingnya (mukjizat), diturunkan kepada Nabi Muhammad
shallallahu‟alaihi wa sallam dengan perantara malaikat Jibril, ditulis dalam
mushaf-mushaf yang disampaikan kepada kita secara mutawatir (oleh
orang banyak), serta mempelajarinya merupakan suatu ibadah, dimulai
dari surat Al-Fatikhah dan ditutup dengan surat An-Nas. Allah subhanahu
wa ta‟ala berfirman dalam surat At-Taqwir ayat 19-21:
Artinya: Sesungguhnya (Al-Qur'an) itu benar-benar firman (Allah yang
dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril)(19) yang memiliki kekuatan, yang
memiliki kedudukan tinggi di sisi Allah yang memiliki 'Arsy (20) yang di
sana (di alam malaikat) ditaati dan dipercaya. (Al-Qur‟an dan
terjemahannya, Tt:586).
Jadi definisi menghafal Al-Qur‟an adalah suatu usaha meresapkan
kalam Allah subhanahu wa ta‟ala kedalam fikiran agar selalu diingat
dengan maksud beribadah serta menjaga dan memelihara kalam Allah.
17
2. Hukum dan Tujuan Menghafal Al-Qur‟an.
Menurut Ahsin W. Al-Hafidz dalam Prasetyo (2007) hukum
menghafal Al-Qur‟an adalah fardhu kifayah, berarti semua orang muslim
tidak boleh kurang dari satu harus ada yang menghafal Al-Qur‟an. Jika
kewajiban ini telah terpenuhi maka gugurlah kewajiban tersebut dan jika
sebaliknya yaitu tidak terdapat satu orang Islam pun yang menghafalkan
Al-Qur‟an, maka semua orang Islam akan menanggung dosanya. Allah
Subhanahu wa Ta‟ala berfirman dalam surat Al-Qomar ayat 17,
Artinya : “Dan sungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk
peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran? (Al-
Qur‟an dan terjemahannya, Tt:529).
Kemudian firman Allah dalam surat Al-A‟la ayat 6-7,
Artinya :”Kami akan membacakan (Al-Quran) kepadamu (Muhammad)
sehingga engkau tidak akan lupa. Kecuali jika Allah menghendaki.
Sungguh Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi. (Al-Qur‟an
dan terjemahannya, Tt:591).
Kemudian Al-Hafidz dalam Prasetyo (2007) menyebutkan tentang
hukum mengajarkan Al-Qur‟an, beliau berpendapat bahwa bukan hanya
menghafalnya, demikian juga mengajarkannnya hukumnya adalah fardhu
18
kifayah dan merupakan ibadah yang utama sebagaimana sabda Rasulullah
Shallallahu „alaihi wa sallam:
مه خي ركم قال سلم عليو هللا صلى- الن بى عه عنو هللا رضى عث مان عه
آن تعل م عل مو ال قر )البخاري راه(
Artinya: “Ustman bin Affan radhiyallahu „anhu berkata: “Bahwa
Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam bersabda: “Sebaik-baik kalian
adalah yang belajar al-Quran dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)
Lebih lanjut Ahsin W. Al-Hafidz dalam Prasetyo (2007)
menyebutkan tentang tujuan-tujuan menghafal Al-Qur‟an yaitu:
a. Untuk menjaga kemurnian isi kandungan Al-Qur‟an.
b. Untuk menjaga pemalsuan Al-Qur‟an oleh orang-orang tertentu.
c. Untuk menjaga dari pengubahan terhadap ayat-ayat suci Al-Qur‟an.
d. Untuk membina serta mengembangkan dan meningkatkan pola
penghafal Al-Qur‟an baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya dan
mencetak kader-kader muslim yang hafal Al-Qur‟an, memahami dan
mendalami isi, berpengetahuan luas serta berakhlakul karimah.
Hukum menghafal Al-Qur‟an adalah fardhu kifayah yaitu jika
sudah ada satu orang yang menghafal maka gugurlah kewajiban tersebut,
jika tidak terdapat orang yang menghafal Al-Qur‟an maka semua orang
Islam akan menanggung dosanya. Adapun tujuan menghafal Al-Qur‟an
yaitu untuk menjaga kemurnian Al-Qur‟an serta mencetak kader kader
penghafal Al-Qur‟an yang berakhlakul karimah.
19
3. Keutamaan Menghafal Al-Qur‟an.
Menurut Ahsin W Al-Hafidz dalam Prasetyo (2007) Al-Qur‟an
adalah kalam ilahi yang harus di pelihara dan dimuliakan. Salah satu cara
untuk memuliakan adalah dengan membaca dan menghafalnya. Orang
muslim yang mempelajari, membaca atau menghafal Al-Qur‟an
merupakan orang yang terpilih oleh Allah untuk menerima warisan kitab
suci, sebagaimana firmannya di dalam surat Faathir ayat 32:
Artinya : “Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang
Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang
mendzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan dan ada (pula) yang lebih
dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. yang demikian itu adalah
karunia yang Amat besar. (Al-Qur‟an dan terjemahannya, Tt:438).
Menghafal Al-Qur‟an termasuk ibadah jika dilakukan ikhlas karena
Allah dan bukan untuk mengharapkan pujian di dunia. Bahkan salah satu
ciri orang yang berilmu menurut standart Al-Qur‟an, adalah mereka yang
memiliki hafalan Al-Qur‟an. Allah berfirman dalam surat Al-„Ankabut
ayat 49:
20
Artinya : sebenarnya, (Al-Quran) itu adalah ayat-ayat yang jelas di dalam
dada orang-orang yang berilmu. Hanya orang orang yang dzalim yang
mengingkari ayat-ayat Kami. (Al-Qur‟an dan terjemahannya, Tt:402).
Allah subhanahu wata‟ala akan memuliakan orang muslim yang
mempelajari, membaca atau menghafal Al-Qur‟an dan merupakan orang
yang terpilih untuk menerima warisan kitab-Nya.
4. Adab membaca Al-Qu‟an.
Menurut An Nawawi (2014: 67) beberapa adab membaca Al-Qur‟an
adalah sebagai berikut:
a. Ikhlas.
Wajib bagi orang yang membaca Al-Qur'an untuk ikhlas,
memelihara etika ketika berhadapan dengan Al-Qur'an, hendaknya ia
menghadirkan perasaan dalam dirinya bahwa ia tengah bermunajat
kepada Allah dan membaca seakan-akan ia melihat keberadaan Allah,
jika ia tidak bisa melihatnya maka sesungguhnya Allah melihatnya.
b. Membersihkan mulut.
Jika hendak membaca Al-Qur'an hendaknya ia membersihkan
mulutnya dengan siwak atau lainnya dan siwak yang berasal dari
tanaman arok lebih utama bisa juga dengan jenis kayu-kayuan lainnya,
atau dengan sobekan kain kasar, garam abu alkali atau lainnya.
c. Dalam kondisi suci.
Sebaiknya orang yang hendak membaca Al-Qur'an berada dalam
kondisi suci. Untuk orang yang junub dan haid, maka haram bagi
keduanya membaca Al-Qur'an, satu ayat atau tidak sampai satu ayat.
21
Dibolehkan bagi keduanya untuk membaca Al-Qur'andi dalam hati
tanpa dilafalkan, juga boleh melihat mushaf dan mengingat-ingatnya
dalam hati.
d. Tempat yang bersih.
Hendaknya membaca Al-Qur'an di tempat yang bersih dan
nyaman, mayoritas ulama lebih suka kalau tempatnya di masjid,
karena bersih secara global, tempat yang mulia serta tempat untuk
melakukan keutamaan lainnya.
e. Menghadap Kiblat.
Hendaknya orang yang membaca Al-Qur'an di luar shalat
membacanya dengan menghadap kiblat.
f. Memulai membaca Al-Qur‟an dengan membaca ta‟awudz.
Bacaan ta‟awudz menurut jumhur (mayoritas ulama) adalah
“a‟udzu billahi minasy syaithonir rajiim”. Membaca ta‟awudz ini
dihukumi sunnah, bukan wajib.
Perintah untuk membaca ta‟awudz di sini disebutkan dalam surat An-
Nahl ayat 98:
Artinya: “Maka apabila engkau (Muhammad)hendak membaca Al-
Quran, mohonlah perlindungan kepada Allah dari syaitan yang
terkutuk.” (Al-Qur‟an dan terjemahannya, Tt:278).
22
g. Membiasakan mengawali setiap surah dengan Basmalah.
Membaca “bismillahir rahmanir rahim” di setiap awal surat
selain surat Bara‟ah (surat At-Taubah), mayoritas ulama berpendapat
itu termasuk ayat lanjutan bukan awal surah sebagaimana dalam
mushaf, setiap awal surah selalu diawali dengan tulisan lafal basmalah
kecuali surah At-Taubah.
h. Mentadaburi Ayat.
Disyariatkan ketika membaca Al-Qur‟an dalam keadaan
khusyuk, banyak dalil mengenai syariat tadabur ketika membaca Al-
Qur‟an, yang paling masyhur disebut dalam surat An-Nisa‟ ayat 82:
Artinya:”Maka tidaklah mereka menghayati (mendalami) Al-Quran?”
(Al-Qur‟an dan terjemahannya, Tt:91).
Kemudian dalam surat Sad ayat 29:
Artinya: Kitab (Al-Qur‟an) yang Kami turunkan kepadamu penuh
berkah agar mereka menghayati ayat-ayat-Nya. (Al-Qur‟an dan
terjemahannya, Tt:455).
Banyak hadits yang masyhur terkait masalah ini. Banyak
kelompok dari salafus shalih yang begadang hingga pagi untuk
membaca mengulang-ulang, dan merenungi sebuah ayat, banyak pula
23
yang pingsan ketika sedang membaca Al-Qur‟an dan tdak sedikit yang
meninggal dunia dalam kondisi membaca Al-Qur‟an.
Seorang muslim hendaknya memperhatikan adab-adab jika akan
membaca Al-Qur‟an, karena Al-Qur‟an merupakan kalamullah dan bagi
yang membacanya akan mendapatkan pahala. Allah subhanahu wa ta‟ala
juga mensyariatkan untuk mentadabburi Al-Qur‟an, kita bisa mencontoh
para salafus shalih dalam mentadabburinya.
5. Kaidah Pokok dalam Menghafal Al-Qur‟an.
Sudah dimaklumi bersama bahwa menghafal Al-Qur'an bukanlah
tugas yang mudah, sederhana, serta bisa dilakukan kebanyakan orang
tanpa meluangkan waktu khusus, kesungguhan, mengerahkan kemampuan,
dan keseriusan.
Menurut As-Sirjani (2010: 55-82) kaidah pokok dalam menghafal
Al-Qur'an merupakan kaidah yang tidak bisa digantikan dengan yang lain.
a. Kaidah pertama ikhlas.
Ikhlas adalah kaidah yang paling penting dan paling utama
dalam masalah ini. Apabila seseorang melakukan sebuah perbuatan
tanpa dasar mencari keridhaan Allah subhanahu wa ta'ala, amalannya
hanya akan sia-sia belaka.
b. Kaidah kedua tekad yang kuat dan bulat.
Setiap muslim berkeinginan untuk bisa menghafal Al-Qur'an,
keinginan ini hendaknya dibarengi dengan kemauan dan tekad yang
24
kuat untuk melakukan tugas suci ini. Perhatikan firman Allah surat
Al-Isra‟ ayat 19:
Artinya:“Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan
berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedangkan dia
beriman, maka mereka itulah orang yang usahanya dibalas dengan
baik. (Al-Qur‟an dan terjemahannya, Tt:284).
Semua orang menginginkan kebahagiaan di akhirat. Orang-
orang yang bersungguh-sungguh menginginkan hal tersebut, lalu
keinginannya berubah menjadi sebuah tekad bulat yang kuat.
c. Kaidah ketiga pahamilah besarnya nilai amalan anda.
Orang-orang yang mengetahui betapa besar pahala dan ganjaran
dari sebuah perbuatan, niscaya ia akan semakin merindukannya.
Dalam sebuah hadis, Nabi Shallallahu „alaihi wa Sallam bersabda:
هللا صلى هللا رسول قال: قال عنهما هللا رضي عمرو بن هللا عبد عن
كنت كما ، ورتل وارتق اقرأ : القرآن لصاحب يقال : وسلم عليه
نيا في ترتل )رواه ابو دود و تقرؤها آية آخر عند منزلك فإن ، الد
الترمذى(
Artinya: “Dikatakan kepada shohibul Qur‟an (orang-orang yang
membaca, mempelajari, dan mengamalkan al-Qur‟an): “Bacalah,
dan naiklah, dan tartilkanlah (bacalah dengan perlahan-lahan)
sebagaimana engkau membacanya di dunia. Kerana sesungguhnya
kedudukan engkau di sisi akhir ayat yang engkau baca.” (HR, Abu
Dawud dan at-Tirmidzi oleh As-Sirjani , 2007 H:67)
25
d. Kaidah keempat amalkan apa yang anda hafalkan.
Pada hakikatnya kaidah ini merupakan kaidah yang paling
penting. Allah subhanahu wa ta‟ala berfirman dalam surat Al An‟am
ayat 155:
Artinya: “Dan ini adalah kitab (Al-Quran yang Kami turunkan
dengan penuh berkah.Ikutilah dan bertakwalah agar kamu mendapat
rahmat.” (Al-Qur‟an dan terjemahannya, Tt:149).
Karena itu, orang yang menghafalnya namun tidak
mengamalkannya berarti merupakan orang yang belum memahami
hakikat dan betapa pentingnya kitab yang mulia ini.
e. Kaidah kelima membentengi diri dari jerat-jerat dosa.
Hati yang selalu dicekoki dengan kecintaan terhadap dosa dan
maksiat tidak akan dapat memahami dan berinteraksi dengan Al-
Qur‟an. Setiap kali seorang hamba melakukan dosa, setiap kali itu
pula hatinya akan semakin teracuni.
f. Kaidah keenam berdoalah.
Sebuah sarana yang tak akan pernah sia-sia ialah berdo kepada
Allah subhanahu wa ta‟ala dengan tulus ikhlas. Memohonlah kepada
Allah subhanahu wa ta‟ala agar Dia menganugerahkan nikmat hafal
Al-Qur‟an. Selain itu menjadikan niat ikhlas karena Allah subhanahu
wa ta‟ala semata serta memberikan kemudahan dalam beramal.
26
g. Kaidah ketujuh pahamilah makna ayat dengan benar.
Seorang yang berniat menghafal seluruh Al-Qur‟an, hendaknya
mengkajinya dengan memanfaatkan kitab tafsir walaupun yang
ringan. Hal ini bisa membantu dalam memahami makna dan
kandungan Al-Qur‟an secara cepat dan tidak perlu berlama-lama.
h. Kaidah kedelapan menguasai ilmu tajwid
Mempelajari ilmu tajwid merupakan hal yang sangat penting
bagi orang yang ingin mahir membaca Al-Qur‟an. Membaca Al-
Qur‟an mempunyai kaidah-kaidah tertentu, tata cara yang sangat
khusus, serta hanya dipraktikkan terhadak kitab Allah yang mulia ini.
i. Kaidah kesembilan sering mengulang-ulang bacaan
Bersungguh-sungguhlah mengkhatamkan Al-Qur‟an setidaknya
sebulan satu kali. Kebanyakan sahabat Rasulullah shallallahu „alaihi
wa sallam mengkhatamkan Al-Qur‟an sepekan sekali. Bahkan
sebagian lagi ada yang mengkhatamkan Al-Qur‟an dalam tiga hari.
j. Kaidah kesepuluh melakukan shalat secara khusuk dengan ayat-ayat
atau surat yang dihafal.
Membaca ayat-ayat atau surat yang telah dihafal ketika shalat
secara rutin sangat efektif dalam memperkuat dan mematangkan
hafalan. Bacalah ayat-ayat yang baru saja dihafal ketika melaksanakan
shalat. Lakukanlah pengulangan terhadap beberapa ayat yang telah
dihafal sebelumnya.
27
Setiap muslim tidak bisa dipungkiri di dalam hatinya ingin bisa
menghafalkan Al-Qur‟an. Dalam hal ini memang tidak mudah, tetapi
hal ini dapat diusahakan dengan niat yang ikhlas dan tekad yang bulat.
B. Metode-Metode Menghafal Al-Qur’an.
1. Metode-metode Tahfizhul Qur‟an.
Dalam menghafal Al-Qur‟an diperlukan diperlukan cara atau
metode yang sesuai untuk proses penghafalan Al-Qur‟an. Ada banyak
metode yang telah diterapkan di berbagai lembaga pendidikan. Berikut ini
penulis menukilkan beberapa metode dari Tim Yayasan Al-Muntada Al-
Islami (2012:17-35):
a. Metode pengajaran Al-Qur‟an yang biasa diterapkan:
Ada dua metode yang banyak digunakan dalam halaqah-
halaqah tahfizh. Pemaparan dua metode tersebut akan dijelaskan
secara ringkas sebagai berikut:
1) Metode Jama‟i (kolektif).
Sistem: guru menetapkan jumlah ayat yang akan dihafal
oleh seluruh siswa halaqah. Pertama kali, guru membacakan ayat-
ayat tersebut kepada siswa. Selanjutnya, tiap-tiap siswa membaca
satu persatu di hadapannya. Lantas, mereka ditugasi menghafalnya
hingga guru membacakan seluruh target hafalan kepada mereka di
kemudian hari.
28
Metode ini mempunyai banyak sisi positif. Diantara sisi
positifnya adalah:
a) Meningkatkan kualitas bacaan dan perhatian terhadap hukum-
hukum tajwid.
b) Mengurangi kadar lahn (kesalahan bacaan) baik lahn yaitu
kesalahan dalam pengucapan lafazh yang bisa merusak makna
Al-Qur‟an maupun lahn khafi yaitu terjadi pada kaidah-kaidah
tajwid dan kesempurnaan pengucapan yang tidak merusak
makna maupun i‟rabnya.
c) Memupuk semangat dan memotivasi siswa yang lambat
hafalannya dan kurang perhatian untuk menyusul dan meniru
teman-temannya dalam hafalan dan muraja‟ah
d) Memudahkan siswa dalam menghafal ayat karena seringnya
pengulangan sesuai dengan jumlah siswa
e) Memudahkan menggunakan perangkat penjelasan, terutama
papan tulis guna menjelaskan sebagian hukum dan
memperingatkan sebagian kesalahan, karena semua siswa
memusatkan perhatian pada satu hal secara bersamaan
f) Dengan metode ini, kemampaun guru dalam memantau
setoran, hafalan dan sikap akan lebih baik dibandingkan
dengan metode lain.
g) Memungkinkan guru menjelaskan makna-makna kalimat yang
samar atau menyampaikan sebagaian pengarahan seputar ayat-
29
ayat yang dibaca, mengingat para siswa membaca satu
potongan ayat secara bersamaan
h) Membantu kepentingan pembimbing halaqah yang memakai
metode ini dalam mengambil keputusan-keputusan yang juga
berguna bagi pengelolaan yayasan.
2) Metode Fardi (individu)
Sistem: seorang guru membuka kesempatan kepada siswa untuk
berlomba membaca dan menghafal Al-Qur‟an. Semua menghafal
sesuai dengan kemampaun yang dikaruniakan Allah kepadanya
serta sesuai dengan waktu dan usaha yang dia curahkan untuk
merealisasikan hafalannya dibawah bimbingan dan saran guru.
Metode fardi memiliki banyak sisi positif antara lain:
a) Mengakomodasi perbedaan individu siswa dan memberikan
ruang yang luas bagi siswa yang memiliki kemampuan
menghafal bagus untuk maju
b) Meningkatkan motivasi siswa dalam menghafal sehingga
kuantitas hafalan mereka bertambah
c) Hemat dalam sarana prasarana. Hal ini dikarenakan metode ini
membutuhkan lebih sedikit jumlah guru dan pembimbing saja.
d) Guru bisa memanfaatkan siswa yang hafalannya menonjol
untuk mengajari teman-temannya yang tingkat kemampuannya
lebih lemah pada waktu halaqah, tentunya setelah mereka
menyelesaikan hafalannya.
30
e) Guru bisa menerima siswa baru yang ingin bergabung dengan
halaqah, tanpa mengacaukan perjalanan dan ketertiban halaqah.
b. Metode pengajaran Al-Qur‟an yang dianjurkan.
Metode yang dianjurkan untuk pengajaran Al-Qur‟an dalam
halaqah bermacam-macam, berdasarkan bisa tidaknya siswa membaca
Al-Qur‟an. Rincian penjelasannya sebagai berikut:
1) Metode pengajaran bagi siswa yang bisa membaca Mushaf.
Pengajaran siswa yang bisa membaca mushaf bisa
menggunakan metode fardi (individu) dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a) Guru menentukan batasan ayat yang akan dihafal siswa, yang
bisa dihafalkan dalam satu kali duduk, dengan memperhatikan
beberapa hal berikut ini:
i. Kuat dan lemahnya kemampuan siswa dalam menghafal.
ii. Kondisi psikologis siswa, bersemangat atau lemah.
iii. Kemudahan dan kesulitan ayat.
iv. Pendek atau panjangnya waktu halaqah.
v. Apakah siswa memiliki tugas lain pada waktu halaqah atau
tidak.
vi. Status siswa lama atau baru di dalam halaqah itu.
vii. Apakah siswa menjadi murid di sekolah lain di luar waktu
halaqah sehingga memiliki banyak tugas yang bisa
mengurangi konsentrasi fikiran dan semangatnya.
31
b) Guru membacakan ayat di hadapan siswa, lalu siswa mengikuti
sambil memperhatikan mushaf.
c) Ketika mendapat kalimat sulit dan kesulitan siswa dalam
membaca kalimat tersebut dari mushaf guru mendiktekan
bacaan kepada siswa, sehingga siswa mampu membacanya
dengan baik.
d) Jika sudah yakin akan kemampuan siswa dalam membaca ayat-
ayat yang di targetkan dari mushaf dengan bacaan yang benar,
guru membimbing siswa untuk menerapkan langkah sebagai
berikut:
i. membaca sendiri ayat-ayat yang ditetapkan sebagai target
hafalan dari mushaf dan mengulang-ulangnya
ii. Menghafal yang ditetapkan sebagai target hafalan tersebut
satu ayat demi satu ayat dan mengaitkan ayat kedua dengan
ayat pertama, ayat ketiga dengan ayat pertama dan kedua,
begitu seterusnya.
iii. Mengeraskan suara saat menghafal untuk melibatkan indra
pendengaran dan penglihatansekaligus dalam aktifitas
menghafal.
iv. Membaca ayat-ayat dengantartil dan pelan serta berusaha
tidak mengabaikan hokum tajwid
v. Melakukan tasmi‟ sendiri bagian yang ditentukan sebagai
target hafalan, setelah selesai di hafal
32
vi. Membaca ulang dari mushafbagian yang telah selesai di
hafal, setelah tasmi‟ sendiri, untuk meyakinkan kebenaran
hafalan dan tidak adanya kesalahan baca pada sebagian
harakat.
e) Siswa yang sudah menghafal potongan ayat dan melakukan
tasmi‟ segera memberitahu guru, lalu guru membimbingnya
agar memperdengarkan hafalan kepada teman halaqah. Jika
telah mendapatkan persetujuan dari orang yang menerima
setoran hafalannya, maka hafalannya selesai.
2) Metode pengajaran bagi siswa yang tidak bisa membaca mushaf.
Beberapa langkah pratis untuk mengajarkan hafalan Al-
Qur‟an kepada siswa yang tidak bisa membaca mushaf:
a) Guru meminta siswa membuka mushaf pada bagian surat yang
ditetapkan sebagai target hafalan.
b) Guru menulis dipapan tulis ayat-ayat yang ditetapkan sebgai
target hafalan
c) Guru memerintah siswa untuk menggerakkan jemari mereka
diatas kata demi kata dalam mushaf yang dibaca. Guru juga
menunjukkan kata demi kata yang dibaca di papan tulis dengan
tongkat atau alat lainnya.
d) Ayat-ayat yang ditetapkan sebagai hafalan harus pendek agar
siswa mampu menghafalnya dengan baik terutama bagi mereka
yang masih kanak- kanak.
33
e) Setelah itu guru membacakan ayat-ayat tersebut dihadapan
siswa sebagai contoh, sembari memerintah mereka untuk
mendengar saja tanpa mengikuti.
f) Guru menugasi salah seorang siswa untuk membaca seraya
memerintah siswa-siswa lain mengikuti bacaannya. Ini
dilakukan hingga ayat-ayat yang menjadi target hafalan dibaca
seluruhnya, sehingga pendengaran dan lidah siswa menjadi
terbiasa terhadap ayat-ayat tersebut.
g) Guru membaca terlebih dahulu, kemudian diikuti oleh siswa.
Guru cukup mengulang satu baris saja jika siswa masih kanak-
kanak atau dua baris jika mereka sudah besar.
h) Seyogyanya guru berusaha memotivasi siswa yang belum hafal
pada kali pertama, agar mampu hafal pada kali kedua atau
ketiga lalu membantu mereka menghafainya dengan cara
banyak mengulang dan mendiktekan untuknya secara khusus.
i) Setelah merasa bahwa mayoritas siswa sudah hafal potongan
ayat yang ditargetkan dengan baik, guru memerintahkan siswa
untuk menutup mushafnya. Guru menghapus atau menutupi
tulisannya yang ada di papan tulis, kemudian memerintahkan
siswa untuk membaca.
j) Disarankan agar memisahkan antara siswa kanak-kanak dan
dewasa. Hendaknya yang mengajari siswa dewasa adalah
gurunya sendiri dengan waktu khusus.
34
k) Adapun yang masih kanak-kanak, maka guru bisa
memanfaatkan sebagian siswa yang siswa yang sudah hafal
dengan baik untuk menggantikan posisinya.
l) Guru dapat menggunakan rekaman bacaan dalam contoh
bacaan pertama.
m) Hendaknya guru mengarahkan siswa untuk melakukan
murajaah di rumah.
n) Guru menugasi siswa untuk mengaitkan ayat-ayat yang sudah
dihafal sempurna dengan ayat-ayat yang sudah dihafal
sempurna dengan ayat-ayat yang sudah dihafal sebelumnya.
o) Pada kelas ini guru harus memperbanyak aktivitas murajaah
siswa dan memberikan perhatian yang cukup, mengingat
bahwa proses menghafal di kelas ini mengandalkan
pendengaran tanpa penglihatan. Demikian itu karena pada kelas
ini siswa belum mampu belajar melalui membaca.
Dengan adanya uraian mengenai metode-metode yang telah
dijabarkan diatas, diharapkan pembelajaran tahfizhul Qur‟an dapat
dilaksanakan dengan efektif dan efisien guna menunjang
keberhasilan atau target-target yang telah ditentukan di suatu
lembaga.
2. Faktor-faktor Kemampuan Menghafal Al-Qur‟an Dalam Waktu Singkat
(Qasim, 2015:85-91)
35
a. Adanya keinginan atau semangat yang menggebu untuk menghafal
b. Menempuh upaya-upaya dalam rangka menghafal, diantaranya
berusaha mengatur waktu yang cukup untuk menghafal.
c. Keyakinan bahwa Allah telah memilih kita untuk menghafal kitab-Nya
d. Menatapkan batas waktu untuk mengkhatamkan Al-Qur‟an
e. Antusias untuk segera menyelesaikan hafalan Al-Qur‟an
f. Menjadikan ibadah sebagai media penolong dalam menghafal.
Dalam proses menghafal Al-Qur‟an sangat diperlukan semangat,
istiqomah dan target pencapaian serta selalu berdoa kepada Allah
subhanahu wa ta‟ala supaya keinginannya bisa terlaksana.
36
BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum SDITQ Al-Irsyad
1. Letak Geografis SDITQ Al-Irsyad
Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad berada di dalam
lingkungan Pesantren Islam Al-Irsyad. Pesantren ini mempunyai 3 jenjang
pendidikan yaitu SDITQ, MTS dan MA. Sekolah ini mempunyai gedung
tersendiri yang khusus dipergunakan untuk penyelenggaraan berbagai
macam kegiatan belajar mengajar untuk para santrinya.
Lingkungan tersebut berada di dusun Butuh, Kecamatan Tengaran,
Kabupaten Semarang. Lebih tepatnya Sekolah Dasar Islam Tahfizhul
Qur‟an beralamat di Jalan Raya Solo-Semarang Km 45 Desa Butuh,
Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Propinsi Jawa Tengah.
Kecamatan Tengaran letaknya di lereng Gunung Merbabu yang sangat
sejuk, dapat disaksikan dari lingkungan sekolah keberadaan gunung
tersebut yang akan dapat mempertebal rasa iman dan takwa kepada Allah
subhanahu wata‟ala. Sarana dan prasarana yang dimiliki pesantren antara
lain, masjid yang berkapasitas 1.000 orang, gedung olahraga, kolam
renang, lapangan sepak bola dan asrama tiga lantai menjadikan santri
semakin bersemangat dalam menuntut ilmu di lingkungan Pesantren Islam
Al-Irsyad.
37
2. Sejarah Berdirinya SDITQ Al-Irsyad
Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an (SDITQ) Al-Irsyad
bernaung di bawah Pesantren Islam Al-Irsyad. Pesantren Islam Al-Irsyad
didirikan oleh beberapa asatidzah yang bergabung dalam pengurus cabang
Al-Irsyad Al-Islamiyyah Semarang yang utamanya dipelopori oleh ustadz
Umar Abdat Rahimahullah Ta‟ala. Berdiri di awal tahun 1408 Hijriyah
pada tanggal 1 Muharram bertepatan dengan 26 Agustus 1986 dengan
membangun 6 (enam) lokal kelas. Adapun kegiatan belajar mengajar di
mulai pada bulan Dzulqo‟dah 1409 Hijriyah atau bertepatan dengan bulan
Juli 1988.
Di awal perjalanannya, Pesantren Islam Al-Irsyad membuka 2
(dua) jenjang pendidikan yaitu Jenjang Mutawasithoh atau MTs dan
Jenjang Tajribi diperuntukkan untuk lulusan SMP/MTs & SMA sederajat)
masa belajar 1 tahuh sebagai cikal bakal I'dad Mu'allimin atau setara
dengan MA/SMA.
Dalam perjalanannya, Pesantren Islam Al-Irsyad mendapat desakan
beberapa wali santri dan demi pengembangan selanjutnya, pesantren
membuka jenjang Madratsah Ibtidaiyah Tahfizhul Qur'an (MITQ), pada
tahun ajaran 2001/2002 MITQ bergabung dan menginduk di bawah
naungan Depag. Kemudian pada permulaan tahun pelajaran 2007/2008,
MITQ mencoba untuk pindah naungan ke Diknas karena adanya beberapa
alasan. Berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten
Semarang no: 821.2/3336.A/2007 tentang izin pendirian sekolah
38
tertanggal Ungaran, 16 Nopember 2007 maka sejak saat itulah,
penggunaan nama SDITQ (Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur`an) Al-
Irsyad, mulai dipakai.
3. Sekilas Profil Pesantren Islam Al-Irsyad
a. Badan Hukum
Pesantren Islam Al Irsyad Tengaran berdiri di bawah naungan
Yayasan Pesantren Islam Al Irsyad (YPIA) yang berlokasi di Jalan
Petek No. 13 Semarang berdasarkan Akte Notaris Muhammad Hafidh,
SH No. 5/2006.
b. Dewan Yayasan
Tanggung jawab Dewan Yayasan adalah bertugas untuk
mengontrol dan mengambil kebijakan yang bersifat umum bagi
pengembangan dan operasional Pesantren. Dewan Yayasan dipimpin
oleh seorang Ketua Yayasan dan dalam menjalan tugas dan fungsi
hariannya membentuk struktur yang dikenal dengan Dewan
Pengawasan dan Pengembangan Pesantren (DPP). Susunan
strukturnaya adalah sebagai berikut:
Ketua : Thoriq Umar Abdat
Anggota :
Bidang Pembangunan & Keuangan : Nadji Abdat
Bidang Sarpras dan Umum : Muhammad Harharah
Bidang Organisasi & Manajemen : Cholid Bawazier
Bidang Pendidikan & Pengajaran : Thoriq Umar Abdat
39
c. Dewan Pengelola Pesantren
Dewan Pengelola Pesantren bertanggungjawab dalam
mengontrol dan menjalankan kegiatan operasional sehari-hari di
lingkup Pesantren Islam Al-Irsyad. Dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya Dewan Pengelola Pesantren dipimpin oleh Mudir yang
dibantu oleh beberapa Kepala Bidang dengan susunan sebagai berikut:
1) Mudir Tarbiyah : Muhammad Qosim Muhajir, Lc
2) Mudir Keuangan : Helman Aris, SE
3) Mudir RT : Fawas Ahmad, S.T
4) Sekretaris Pesantren : Muhammad Arifin Siregar, S.Kom
5) Kamad-Kamad :
a) Kabid SDITQ : Muhammad Zaenuddin, S.Pd.I
b) Kabid Mts : Wahid Nur Hidayat, M.Ag
c) Kabid IL & MA : Muhammad Syi'aruddin, Lc
d. Dewan Pengawas
Dewan Pengawas bertanggung jawab sebagai tim pengawas
yang secara langsung dan berkesinambungan kinerja para dewan
pengelola pesantren. Dalam menjalankan fungsi dan tugas harian,
Dewan Pengawas terdiri atas 2 (dua) orang supervisor pendidikan:
1) Drs. Geis Abad, M.Pd
2) DR. Abdurrahim, M.Pd.
40
e. Identitas Pesantren
Identitas Pesantren Islam Al-Irsyad sebagai berikut:
1) Nama Pesantren : Pesantren Islam Al Irsyad
2) Alamat : Jalan Raya Solo-Semarang Km. 45,
Dusun Gintungan, Butuh, Tengaran.
3) Kabupaten : Semarang
4) Propinsi : Jawa Tengah
5) Telepon/ Fax : (0298) 321658/ (0298) 312456
6) Web Site : www.pesantrenalirsyad.org
7) Email : [email protected]
8) Peta Pesantren : www.pesantrenalirsyad.org/lokasi
4. Struktur organisasi SDITQ Al-Irsyad
a. Kepala Sekolah : Muhammad Zainuddin, S.Pd.I
b. Waka Kurikulum : Muh Ahyani, S.Pd.I
c. Waka Administrasi : Sutrisno
d. Waka Kesantrian : Mahmuddin, S.Pd.I
e. Sie Perpustakaan : Muktafi Billah, S.Pd.I
f. Wali Kelas I : Muh Ahyani, S.Pd.I
g. Wali Kelas II : Hendra Prabawa, S.Pd.I
h. Wali Kelas III : Muktafi Billah, S.Pd.I
i. Wali Kelas IV : Munari,S.Pd.I
j. Wali Kelas V : Tohilman, S.Pd.I
k. Wali Kelas VI : Sutarwan, S.Pd.I
41
l. Guru PJOK dan Ekstra Kurikuler : Sukemi, S.Pd.I
m. Mas'ul Tahsin dan Tahfizh : Jundullah Al-Hafizh
n. Musyrifin : 1. M. Fikri Hanif
2. Irfan Abdurrahman
3. Todrirufi Rosyadi Yusron
4. Abdillah Faza Lazuardi
5. Muhammad Ikhsan Yunus
6. Hafiidh Amal Yahya
7. Imam Hidayat
8. Abdallah
5. Visi Dan Misi SDITQ Al- Irsyad
a. Visi :
"Menjadi salah satu Pesantren terbaik di nusantara dan mancanegara
yang berbasis pada aqidah dan syari‟at Islam, bermanhaj ahlussunnah
wal jama‟ah didukung dengan penguasaan Bahasa Arab, Bahasa
Inggris dan hafalan Al-Qur‟an dan pembelajaran berbasis IT "
b. Misi :
1) Menyelenggarakan pendidikan, yang berbasis pada aqidah dan
syari‟at Islam bermanhaj ahlussunnah wal jama‟ah
2) Menyelenggarakan pendidikan dasar, yang bertaraf internasional.
3) Menyelenggarakan pendidikan dasar, yang mengarah pada
pembentukan karakter akhlaq mulia dan sopan santun sesuai
syari‟at Islam.
42
4) Menjamin semua santri mencapai prestasi terbaik dalam bidang
akademik dan non akademik.
5) Mengadakan pendidikan dengan pengelolaan yang strategis dan
bertaraf internasional.
6) Menyelenggarakan pendidikan berbasis IT.
6. Target Kompetensi Lulusan
a. Terbiasa shalat lima waktu di masjid dan tepat waktu
b. Terbiasa dengan akhlak yang mulia baik perkataan maupun perbuatan
c. Terbiasa dengan mengerjakan amalan sunnah dan menghindari amalan
bid'ah
d. Mandiri dalam aktifitas sehari-hari : kebersihan badan dan lingkungan,
belajar, makan, jajan, olahraga dll
e. Terbiasa dengan membaca 30-50 doa harian
f. Mampu membaca Al-Qur'an dengan tartil dan benar sesuai kaidah
dasar Ilmu Tajwid
g. Hafal Al-Qur'an minimal 6 Juz (juz 30, 29, 28, 27, 26, dan juz 1)
h. Hafal 40 hadits Arba'in Nawawi
i. Mampu memahami dan hafal kosa kata dasar Bahasa Arab dan Bahasa
Inggris
j. Mampu mengoperasikan komputer dan aplikasi dasar (libre office
writer)
k. Lulusan dengan nilai akhir yang tinggi dan minimal standart KKM
Nasional
43
7. Kurikulum dan Sistem Pendidikan SDITQ Al-Irsyad
Kurikulum yang berlaku di SDITQ Al-Irsyad, adalah:
a. SDITQ Al-Irsyad menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), dikembangkan dengan pendekatan terkini dan
berorientasi pada :
1) Kebutuhan perkembangan santri.
2) Kebutuhan santri untuk lulus.
3) Kebutuhan melanjutkan sekolah.
b. Kurikulum Dienul Islam dan Bahasa Arab menggunakan kurikulum
Al-Irsyad Al Islamiyah, dipadukan dengan kurikulum/literatur dari
Depdiknas, dari Depag, dan literatur dari Madinah, dengan pembagian
sebagai berikut :
c. PAI Integratif, meliputi : Aqidah/ Tauhid, Akhlak, Fiqih Ibadah/ Fiqih
Mu'amalah, Al-Qur'an/Tafsir, Hadits, Tarikh/Shiroh.
d. Al-Qur‟an meliputi : Tahsinul Qiro'ah, Tahfizhul Qur'an, Tafsir dan
Ulumul Qur'an.
e. Bahasa Arab, meluputi, Muhadatsah (percakapan), Qiro'ah wal
Kitabah (ketrampilan membaca dan menulis), Nahwu (tata bahasa)
Untuk keberhasilan program bahasa kami awali dengan pengenalan
kosakata dan pembiasaan percakapan yang menarik dan variatif.
8. Kurikulum berdasarkan ciri khas SDITQ Al-Irsyad
a) Al-Qur'an: yaitu sesuai sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:
“Sebaik-baik kamu adalah yang belajar Al-Qur'an dan yang
44
mengajarkannya” (HR. Muslim). Sebagai bentuk amalan dari hadits
diatas adalah Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an melaksanakan
program pengajaran Al-Qur'an sebagai program unggulan dan utama,
sejalan dengan tujuan yayasan untuk menyiapkan generasi berkhlaq
muia dan berprestasi akademis tinggi.
b) Mendorong santri mencintai Al-Qur‟an sebagai pedoman dalam
kehidupan sehari-hari.
c) Mengajarkan santri mampu membaca Al-Qur‟an dengan benar dan
tartil.
d) Mampu menghafal surat-surat pendek dan hafal Al-Qur‟an minimal 6
Juz (juz 30, 29, 28, 27, 26, dan juz 1)
e) Ibadah Praktis: yaitu pengajaran agama yang diorientasikan pada
pengamalan ibadah secara praktis sehingga mudah dilakukan oleh anak
dan merupakan aplikasi pembelajaran agama Islam di kelas. Yang
bertujuan :
1) Santri hafal dengan baik dan benar surat-surat pendek dalam juz
Amma dan ayat-ayat pilihan dalam Al-Qur‟an, do'a, dzikir sehari-
hari.
2) Santri terbiasa dengan adab dan tata cara amaliyah/ibadah sehari-
hari dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan syar'i, dan
dapat menghayati bahwa seluruh aktivitas sehari-hari mereka
memiliki nilai ibadah pada Allah Subhanahu wata'ala.
45
9. Nilai Keunggulan SDITQ Al-Irsyad
a. Anak mendapat pendidikan umum sesuai kurikulum nasional (KTSP)
yang dikembangkan dengan strategi pembelajaran terkini yang disusun
antisipatif terhadap perkembagan ilmu pengetahuan.
b. Anak memperoleh pendidikan ke-Islaman secara layak dan
proporsional.
c. Anak mendapatkan materi pelajaran dan bimbingan ibadah praktis
(do'a sehari-hari, sholat, makan secara Islami dan belajar Al-Qur‟an)
d. Anak mendapatkan pendidikan kepribadian sesuai taraf
perkembagannya yang antisipatif terhadap setiap perkembangan sosial
budaya yang ditandai dengan derasnya arus informasi dan globalisasi.
e. Potensi anak tersalurkan melalui kegiatan-kegiatan intrakurikuler dan
ekstrakurikuler.
f. Perkembangan potensi bakat, minat dan keverdasan anak terantisipasi
sejak dini melalui pantauan program bimbingan kesantrian.
g. Pengaruh negative kegiatan anak diluar sekolah dapat dikurang
seminimal mungkin karena waktu anak di sekolah lebih lama,
terencana dan terarah.
h. Sekolah SDITQ yang mencanangkan konsep “toward inclusive
education” berupaya mempertahankan predikat sebagai sekolah yang
memberi pelayanan terbaik.
46
10. Garis-garis Besar Program SDITQ Al-Irsyad
a. Masa Orientasi Santri (MOS)
Program ini dilaksanakan di awal kegiatan sekolah pada
setiap tahun pelajaran yang bertujuan untuk menyiapkan santri senang
ke sekolah, nyaman, betah serta kenal lingkungan sekolah, memiliki
motivasi dalam mengikti proses belajar yang baik dan tuntas tugas
perkembangannya baik aspek motorik, social, psikologis dan
kemampuan dasarnya membaca, menulis berhitung dan pemecahan
masalah sederhana sesuai usianya.
b. Program Ketuntasan
Program ini dikemas untuk memberikan bekal ketrampilan
belajar pada santri. Proqram ini dimaksudkan untuk memberikan
ketrampilan belajar sehingga santri dapat memenuhi kebutuhan
belajarnya dengan baik, terutama dalam membaca, menulis,
menghafal dan memahami.
Dengan adanya program ini diharapkan santri Sekolah Dasar
Islam Tahfizhul Qur‟an :
a. senang dan nyaman dalam belajar dan beraktivitas
b. Mudah dan efektif dalam menyerap materi pelajaran
c. Prestasi optimal pada setiap bidang studi.
47
11. Program Khusus SDITQ Al-Irsyad
a. Al-Qur'an, pengenalan Bahasa (Arab dan Inggris), IT
Di sekolah SDITQ kami percaya bahwa tiap santri belajar
dengan tempat yang berbeda-beda dan karenanya mempunyai
kebutuhan yang berbeda pula. Dalam kemampuan membaca dan
menghafal Al-Qur‟an, berbahasa Arab dan Inggris dan pemanfaatan
IT, setiap individu akan melalui suatu tahapan yang telah
diidentifikasi. Tahapan tersebut dimulai dengan level 1 dan seterusnya
dengan beban belajar yang berbeda pula. Tahapan dalam kemampuan
berbahasa dibagi dalam empat bidang utama yang mewakili keempat
bidang pembelajaran bahasa, masing-masing ; (1) Membaca; (2)
Menulis (3) Berhabasa lisan/ berbicara; (4) Menyimak/ medengarkan.
b. Ketuntasan Dan Keberhasilan Belajar
Dimaksudkan agar tercapainya kualitas program yang dapat
menampilkan proses belajar mengajar yang kondusif bagi
pengembangan wawasan, pendalaman materi pelajara, pengembagan
kepribadian, penanaman kepekaan pada lingkungan, serta ketuntasan
belajar santri dalam menghasilakan lulusan yang berkualitas. Tolak
ukur keberhasilan tersebut memberikan konsekuensi pada program
kegiatan akademik sekolah SDITQ untuk mengandalkan pada
keakuratan dan ketuntasan aspek: (a) Perencanaan Kegiatan; (b)
Penyiapan/ Penyusunan Materi Belajar; (c) PBM; (d) Perencanaan dan
Pelaksanaan Evaluasi Belajar; (f) Pengawasan terhadap seluruh
48
Kegiatan Akademik Sekolah; (g) Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan
Akademik dan non akademik;
c. Perpustakaan
Perpustakaan merupakan bagian penting bagi proses
pembelajaran dan pengembangan baik santri maupun staff pengajar.
Berbagai informasi yang didapat melaluai media cetak maupun media
audio visual dapat diakses. Perpustakaan disekolah SDITQ memiliki
koleksi buku-buku bacaan fiksi maupun non fiksi dan yang bersifat
hiburan maupuan yang merupakan sumber informasi serta buku-buku
referensi. Media audio visual juga di pakai santri sebagai sarana
pembelajaran. Setiap kelas mempunyai jadwal menggunakan
perpustakaan. Secara individu para santri juga di dorong
menggunakannya untuk keperluan riset maupun untuk sekedar
meminjam buku.
d. Teknologi Informasi
Teknologi Informasi adalah salah satu program utama di
SDITQ Al-Irsyad. Kami percaya bahwa para santri harus dipersiapkan
untuk menghadapi era informasi dan teknologi. Di SDITQ Al-Irsyad
pelajaran IT diintegrasikan dengan pelajaran dalam kelas selain
ketrampilan penggunaan komputer dan perangkat penunjangnya.
12. Pelaksanaan Pengajaran SDITQ Al-Irsyad
Kurikulum Sekolah SDITQ menerapkan sistem semester yang
membagi waktu belajar satu tahun ajaran menjadi dua bagian waktu yang
49
masing-masing disebut semester (1 tahun ada 2 semester). Jumlah hari
belajar dalam satu tahun adalah 240 hari, temasuk didalamnya waktu bagi
penyelenggaraan penilaian kegiatan, kemajuan dan hasil belajar santri.
Jumlah hari belajar efektif dalam satu tahun ajaran sekurang-kurangnya
204 hari.
Waktu belajar di SDITQ adalah 6 hari (sabtu-kamis), satu jam
pelajaran berjalan selama 35 menit.
13. Program Kurikuler SDITQ Al-Irsyad
Program ini diarahkan untuk memenuhi tiga standar yang
diterapkan di sekolah SDITQ Al-Irsyad
a. Kualitas Prestasi Akademis
1) Nilai Semester, ujian akhir dengan KKM 7
2) Hafal minimal 6 juz (bagi santri yang belajar dari kelas 1 dengan
kemampuan rata-rata)
3) Tartil membaca Al-Qur‟an
4) Mampu membaca efektif
5) Mampu berkomunikasi dengan baik
b. Kualitas Akhlaq Mulia
1) Shalat dengan kesadaran
2) Hormat dan patuh pada orang tua dan guru
3) Disiplin
4) Percaya diri
5) Budaya bersih
50
6) Senang membaca
7) Berperilaku baik
c. Standar Nasional
Menghasilkan NEM terbaik untuk dapat masuk SMP/Mts Favorit.
14. Ekstrakurikuler SDITQ Al-Irsyad
Program ini merupakan upaya kami untuk mengembangkan minat
dan bakat santri. Banyak pilihan kegiatan olah raga dan seni serta
pengayaan materi pelajaran. Kebutuhan santri untuk aktualisasi diri dapat
terpenuhi melalui program ini. Program ini dilakukan setidaknya seminggu
sekali tiap jenjang kelas mulai pukul 13:00-17:00 WIB
Program-Program yang ada antara lain :
a. Pramuka
b. Tahsin dan Tahfizh
c. Olahraga antara lain:
1) Sepak Bola
2) Renang
3) Bola Volli
4) Sepak Takraw
15. Penilaian dan Pelaporan SDITQ Al-Irsyad
Penilaian adalah proses pengumpulan, pengaturan, pengkajian ,
pencatatan dan penggunaan sejumlah informasi yang diperoleh guru dari
dan atau santri untuk menilai prestasi kinerja, pencapaian dan akhirnya
mengkaji ulang kebutuhan santri.
51
Santri akan dicatat kemajuan belajarnya secara berkesinambungan
oleh guru dengan menggunakan teknik penilaian yang tidak terbatas pada
hasil tes semata, Bentuk penilaian berupa tes dipakai untuk mengukur
aspek kognitif dan psikomotor, sedangkan non tes, dipakai untuk
mengukur aspek afektif. Untuk memperoleh data dan informasi sebagai
dasar penentuan tingkat keberhasilan santri dalam penguasaan kompetensi
dasar diperlukan adanya bentuk tagihan. Setiap tagihan memerlukan
seperangkat alat penilaian.
Berikut ini adalah berbagai bentuk pelaporan yang digunakan di
Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an yang disesuaikan dengan
kebutuhan jenjang pendidikan santri.
a. Laporan semester yang mencakup sisi perkembangan pengetahuan dan
sikap.
b. Buku Nilai (berupa Raport standar dengan acuan Diknas Terbaru).
c. Buku Pemantauan Tahfizh dan Tahsin untuk prestasi Al-Qur‟an.
d. Profil kemampuan santri di bidang tertentu (bahasa, ekskul dan
prestasi).
e. Pelaporan lisan pada pertemuan resmi Guru & Orang tua tiap akhir
semester.
f. Portofolio atau contoh hasil karya dan kerja santri dengan mata
pelajaran terjadwal.
52
16. Peraturan dan Tata Tertib SDITQ Al-Irsyad
a. Sabtu-Kamis : 07:15 – 14:45. Hari Jum'at Libur.
b. Etika berpakaian di sekolah.
1) Memakai seragam sekolah yang rapi dan bersih sesuai dengan
jadwal dan ketentuan yang berlaku.
2) Memakai jilbab rapi untuk santri putri.
3) Memakai sepatu hitam dan berkaos kaki (sebaiknya warna hitam)
4) Membawa perlengkapan shalat.
5) Santri tidak diperkenankan memakai pakaian yang sudah tidak
layak pakai, pakaian kekecilan dan ketat, robek dengan lubang
besar.
c. Keterlambatan dan Ketidakhadiran.
1) Santri diharapkan datang di sekolah sebelum bel dibunyikan.
2) Bila terlambat, pintu gerbang akan ditutup.
3) Santri yang terlambat 3 kali berturut-turut akan diminta menghadap
kepala sekolah
4) Santri yang tidak masuk sekolah karena sakit/izin, diharapkan ada
pemberitahuan baik secara tertulis (melalui buku penghubung)
maupun secara lisan (telepon) dari orang tua santri kepada guru
kelas. Santri yang tidak masuk tanpa keterangan dianggap alpha.
53
d. Meninggalkan Sekolah pada jam Belajar.
Santri yang meninggalkan sekolah karena:
1) Sakit atau belum sembuh total dari penyakit menular, akan
disarankan untuk dijemput oleh orang tua atau yang mewakilinya.
2) Keperluan keluarga, orang tua yang bersangkutan diharapkan
menginformasikan hal tersebut secara tertulis, dengan prosedur
sebagai berikut:
a) Orang tua menulis surat kepada Guru Kelas paling lambat pada
hari yang bersangkutan.
b) Orang tua juga dapat memberitahukan lewat telepon kepada
pihak sekolah.
c) Santri harus dijemput oleh orang tua atau yang mewakilinya.
17. Pekerjaan Rumah SDITQ Al-Irsyad
Pekerjaan rumah (PR) diberikan dengan tujuan memupuk rasa
tanggung jawab. Pelaksanaana pun disesuaikan dengan kebutuhan, seperti
ketika santri sakit atau tidak bisa hadir disekolah selama beberapa hari
karena alasan tertentu. Untuk pembelajaran tanggung jawab, pekerjaan
rumah diberika dengan catatan sebagai berikut:
a. Pekerjaan rumah dari masing-masing pelajaran diatur sepaya tidak
menumpuk dalam satu hari.
b. Pekerjaan rumah diberikan diperkirakan selesai dalam waktu 5 sampai
20 menit.
54
18. Prestasi SDITQ Al-Irsyad Tahun Pelajaran 2016/2017
Santri Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad
mempunyai prestasi yang cukup membanggakan di tahun pelajaran
2016/2017
Tabel 3.1
Prestasi SDITQ Al-Irsyad Tahun Pelajaran 2016/2017
NO PRESTASI JENIS
LOMBA TINGKAT
NAMA
SISWA KELAS
1 Juara I MTQ Kec.
Tengaran
Ayyub
Muhammad VI
2 Juara I Tartil Qur‟an Kab.
Semarang
Ayyub
Muhammad VI
3 Harapan I MTQ Kab.
Semarang
Muhammad
Ihsanul H VI
4 Harapan III MTQ Kab.
Semarang
Ayyub
Muhammad VI
5 Juara II Parade
Namche
Kab.
Semarang
Ayyub
Muhammad VI
6 Juara III Parade
Namche
Kab.
Semarang
Muhammad
Ihsanul H VI
7 Terbaik III MHQ Pelajar Tk. Propinsi
Jawa Tengan
Ayyub
Muhammad VI
(D, 12-03-2017)
19. Jumlah Hafalan santri SDITQ Al-Irsyad
Jumlah hafalan santri selalu di rekap dalam buku perkembangan
prestasi iqro‟ dan Al-Qur‟an, hal ini untuk memudahkan dalam memantau
perkembangan hafalan santri.
Tabel 3.2
Perkembangan Tahfizh Bulanan SDITQ Al-Irsyad
Semester Genap Tahun Pelajaran 2016/2017
NO NAMA
PENCAPAIAN TAHFIZH BULAN
KETERANGAN JANUARI FEBRUARI
Surat Ayat Surat Ayat
55
1 ABDUL HADI ALKATIRI Az Zukhruf 24 Az Zukhruf 10 6 Juz
2 AHMAD NUR SYARIFUDDIN Al Waaqi'ah 42 Al Qamar 9 4 Juz
3 AYYUB MUHAMMAD Al Ahqaaf 1 Al Ahqaaf Selesai 10 Juz
4 DAWUD Fushshilat 31 Fushshilat 11 6 Juz
5 EXCEL REHAN SAPUTRO Al Qamar 18 An Najm 28 4 Juz
6 HANIF ALFAZA Ar Rahmaan 10 Al Qamar 9 4 Juz
7 MUHAMMAD FIKRI Asy Syu'araa' 12 Asy Syuura 6 5 Juz
8 MUHAMMAD RAIHAN AVISENO Al Jaatsiyah 1 Az Zukhruf Selesai 7 Juz
9 REIVO WILDAN HARAPERSADA Ar Ruum 12 Ar Ruum 12 11 Juz
10 RIYAD FAJAR ARDANI Al Jaatsiyah 21 Al Jaatsiyah 22 4 Juz
11 ROBI' WAFIE AL AFAF Al Mulk 18 Ath Thuur 10 5 Juz
12 ROYHAN HIDAYAT Al Mu'min 8 At Tahriim 8 6 Juz
13 SHAFWAN FARRAS Al Mu'min Al Mu'min 4 6 Juz
14 SUFYAN NAZAEN Nuh 15 Nuh 20 2 Juz
15 ZAKI IBNU SOFYAN Al Qamar 46 An Najm 17 4 Juz
16 ARYA NUR ATTABIQ Ar Rahmaan 10 Al Qamar 26 3 Juz
17 GHOZY RAHMAN SALIM Al Mu'min 17 Al Mu'min 48 6 Juz
18 KHOLID MUSYAFFA Ath Thuur 16 Qaaf 29 5 juz
19 MUHAMMAD ARKAN Asy Syuura 30 Asy Syuura 51 6 Juz
20 MUH. HAFID JA'FAR Al Qamar 3 An Najm 5 4 Juz
21 MUHAMMAD ADIB SHIDQI Ath Thuur 49
Adz
Dzariyaat 21 5 Juz
22 FAQIH ROFIQ AUFA Al Hasyr 8 Al Hasyr 8 3 Juz
23
MUHAMMAD ZHARIF MU'AFA
FADHIL Al Fath 17 Al Fath 26 5 Juz
24 ABDUL MAJIED Ath Thuur 15 Ath Thuur 38 4 Juz
25 MUHAMMAH IHSANUL HAFIZH Al Israa' 1 Al Israa' 61 15 Juz
26 MUHAMMAD HANIF ALAUDDIN NUR FAUZAN Al Muzzammil 15
Al Muzzammil 15 2 Juz
(D,12-03-2017)
20. Keadaan Ustadz SDITQ Al-Irsyad
56
Ustadz yang mengajar tahfizhul Qur‟an di Sekolah Dasar Islam
Tahfizhul Qur‟an ada beberapa yang telah hafizh Al-Qur‟an, hal ini untuk
menjaga profesionalitas dalam mengajar di sekolah. Sebagian dari mereka
alumnus dari pondok pesantren tahfzh dan sebagian lagi adalah musyrif
atau pengabdian dari pondok Pesantren Islam Al-Irsyad.
Tabel 3.3
Data Asatidzah Pengampu Halaqah Tahfizh
NO NAMA LULUSAN JABATAN
1 Jundullah D2 Koordinator
Tahfizh
2 Mahmuddin S1 Ustadz
3 Tohilman S1 Ustadz
4 M. Fikri Hanif MA Musyrif
5 Irfan Abdurrahman MA Musyrif
6 Tadrirufi Rosyadi MA Musyrif
7 Abdillah faza MA Musyrif
8 Muhammad Ikhsan MA Musyrif
9 Hafidh Amal Yahya MA Musyrif
10 Imam Hidayat MA Musyrif
11 Abdallah MA Musyrif
(D,12-03-2017)
B. Temuan Penelitian
Hasil dari proses wawancara dan observasi yang dilakukan oleh
peneliti adalah sebagai berikut:
57
1. Metode menghafal Al-Qur‟an
Setiap metode mempunyai waktu yang paling tepat untuk
diterapkan. Begitu pula dengan metode-metode yang diterapkan di
Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad, seperti ungkapan
informan berikut:
a. MHD adalah salah satu ustadz pengampu hafalan Al-Qur‟an
sekaligus sebagai kesantrian. Beliau sudah mengajar santri Sekolah
Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad selama 2 tahun. Ia
menjelaskan cara menghafal Al-Qur‟an dengan beberapa tahap
yaitu pertama metode talaqqi yaitu membacakan ayat Al-Qur‟an
bagi yang belum bisa membaca dan menyimak bacaan Al-Qur‟an
bagi yang sudah bisa, kemudian metode tahfizh yaitu menghafal
ayat yang sudah dibaca dan metode murajaah yaitu mengulagi
hafalan yang sudah di hafal untuk di setorkan kepada ustadz
pengampu halaqah. Seperti ungkapan MHD berikut ini:
“Ada beberapa metode dalam pembelajaran menghafal Al-Qur‟an,
yaitu menggunakan metode talqin atau talaqqi setiap anak yang
belum bisa membaca menirukan bacaan ustadznya, kalau yang
sudah bisa maka bacaannya di simak, tahfizh yaitu setiap anak
menghafal bacaan yang sudah dibaca, dan murojaah adalah santri
membaca hafalan yang yang sudah dihafal untuk disetorkan
kepada ustadz pengampu halaqah. (T/MHD/02/12-03-2017)
b. JDL adalah salah satu ustadz pengampu hafalan Al-Qur‟an dan
sebagai koordinator hafalan. Beliau sudah mengajar santri Sekolah
Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad selama 2,5 tahun. Ia
menyebutkan mengenai metode yang dipergunakan adalah sama
58
yang disebutkan oleh MHD yaitu talaqqi, tahfizh dan murajaah.
Menurut JDL metode ini diadopsi dari pengalaman dahulu waktu
belajar di pesantren tahfizh. Seperti ungkapan JDL berikut ini:
“Metode yang dipergunakan di sini yaitu talaqqi atau mentalqin,
kemudian dilanjutkan dengan tahfizh, dan terakhir di murojaah
kepada ustadz pengampu halaqah. Metode ini merupakan
pengalaman saya sewaktu masih menjadi santri di pesantren
tahfizh. (T/JDL/13-03-2017)
c. ZDN adalah kepala Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-
Irsyad selama 6.5 tahun. Beliau menyebutkan mengenai metode
yang dipakai sudah beberapa kali berubah, seiring dengan
bertambahnya guru tahfizh. Metode di serahkan sepenuhnya
kepada guru tahfizh yang bersangkutan setelah melalui evaluasi
dari pembelajaran sebelumnya. Dan yang dipakai terakhir ini
adalah metode talaqqi, tahfizh dan murajaah. Seperti ungkapan
ZDN berikut ini:
“Metode yang kami pergunakan di sini sudah beberapa kali
mengalami perubahan dengan bertambahnya guru tahfizh. Untuk
masalah metode di serahkan sepenuhnya kepada guru tahfizh yang
bersangkutan setelah melalui evaluasi dari pembelajaran
sebelumnya. Yang terakhir menggunakan metode sederhana yaitu
talaqqi,tahfizh dan murojaah, rata-rata santri sudah faham dengan
metode yang kami terapkan disini (T/ZDN/13-03-2017)
d. AYB adalah santri kelas 6, ia sudah mampu menghafal 10 juz. Cara
belajar AYB adalah sesuai dengan metode yang di tetapkan oleh
sekolah yaitu membaca hafalan baru, kemudian tahfizh dan
murajaah semua hafalan bertahap. Seperti ungkapan AYB berikut :
59
“Saya belajar tahfizh pagi hari di sekolah, pertama murajaah
hafalan kemarin, kemudian saya membaca hafalan baru, kalau
masih salah di talqin oleh ustadz, berikutnya tahfizh hafalan baru
sampai hafal. Kalau sore hari sehabis maghrib saya murojaah
semua hafalan dengan cara bertahap, kemudian sehabis shalat
subuh menghafal hafalan yang baru untuk di setorkan nanti di
pembelajaran tahfizh di sekolah. (T/AYB/25-03-2017)
e. MRA adalah santri kelas 6, ia sudah mampu menghafal 7 juz. Cara
belajar MRA adalah membaca hafalan baru, menghafal sampai
hafal dan murajaah meneruskan hafalan kemarin. Seperti ungkapan
MRA berikut ini:
“Kalau pagi saya murajaah hafalan kemarin kepada ustadz,
kemudian membaca hafalan baru, berikutnya tahfizh hafalan baru
sampai hafal. Kalau sore di masjid saya murojaah meneruskan
murajaah kemarin, kemudian sehabis shalat subuh di masjid saya
menghafal hafalan yang baru untuk persiapan nanti di
pembelajaran tahfizh di sekolah. (T/MRA/25-03-2017)
Di sini kita dapat menyimpulkan metode pembelajaran santri
Sekolah Dasar Islam tahfizhul Qur‟an adalah Talaqqi yaitu ustadz
membaca kemudian santri menirukan, Tahfizh yaitu santri menghafal
bacaan baru, Murajaah santri mengulang hafalan yang sudah di
hafal. Dipilih waktu pagi hari, karena pikiran anak masih fresh,
bersih dan segar. Sehingga santri akan lebih mudah dan cepat hafal.
Untuk murajaah ke ustadz setiap habis shalat maghrib dengan cara
bertahap. Setelah shalat shubuh santri murajaah untuk persiapan
setoran hafalan di sekolah.
2. Media yang digunakan dalam Metode Menghafal Al-Qur‟an di SDITQ
Al-Irsyad
Media pembelajaran sangat mendukung terlaksananya
pembelajaran. Media pembelajaran yang dipergunakan di Sekolah
60
Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad disampaikan oleh informan
berikut ini:
“Media yang utama di gunakan yaitu Al-Qur‟an, buku iqro' bagi yang
belum lancar membaca, ada mic dan speaker, juga ada audio visual
berupa laptop, proyektor dan wall screen yang berfungsi untuk
menampilkan audio murottal anak-anak dan masyaikh dari Timur
Tengah, juga alat tulis santri” (W/MHD/12-03-2017)
“Media yang digunakan yaitu Al-Qur‟an buku iqro', audio visual, mic
dan speaker, Disamping itu buku tulis dan pena juga diperlukan untuk
mengisi kegiatan santri yang telah menyetorkan hafalan agar
menuliskan ayat yang telah dihafalkan agar tulisan santri rapi dan
melatih santri menulis selain itu juga digunakan untuk mengkondisikan
santri. Dan yang perlu diperhatikan juga dalam metode ini yaitu media
Al-Qur‟an yang kalau bisa diusahakan agar tidak gonta-ganti. Karena
ini bisa mengacaukan hafalan santri yang masih tahap awal menghafal
dan menjadikan hafalannya terganggu karena cetakannya yang
berbeda-beda, selain itu ada buku perkembangan prestasi iqro' dan Al-
Qur'an yang berfungsi untuk memantau perkembangan tahfizh setiap
harinya”. (W/JDL/13-03-2017)
“Kami di sekolah menyediakan media pembelajaran yaitu Al-Qur‟an,
buku iqro' ada mic dan speaker, juga ada audio visual berupa laptop
yang berfungsi untuk menampilkan audio murottal” (W/ZDN/12-03-
2017)
“Saya menghafal memakai Al-Qur‟an, kadang-kadang ustadz
menggunakan pengeras suara kalau lagi di kelas, juga menampilkan
murottal anak-anak kemudian saya menirukan.” (W/AYB/12-03-2017)
“Saya setiap hari membawa Al-Qur‟an untuk dihafal, ustadz kalau di
kelas sesekali menayangkan video murottal dan kami disuruh
menirukan, saya kadang disuruh murojaah menggunakan mic secara
bergabtian dengan teman-teman” (W/MRA/12-03-2017)
Penuturan lima informan di atas mempunyai kesamaan
berdasarkan pengamatan penulis bahwa masing-masing santri
menggunakan mushaf Al-Qur‟an. Namun ada juga yang setelah selesai
61
membaca santri ditugaskan untuk menulis ayat Al-Qur‟an dibuku tulis
yang mereka bawa guna menguatkan hafalannya. Ada juga ustadz
yang menampilkan murottal anak-anak di dalam kelas, santri
menirukan bacaan sesuai nada dan irama bacaan Al-Qur'an. Untuk
santri kelas bawah seperti kelas 1 dan 2 membawa iqro‟ sebagai bacaan
mereka (P/14-03- 2017).
Dari penuturan asetyolangsung informan di atas dan juga
pengamatan yang dilakukan peneliti di lapangan dapat disimpulkan
bahwa penggunaan media dalam pembelajaran tahfizh ini ada
bermacam-macam. Media utama yang diperlukan dalam metode ini
yaitu Al-Qur'an, adapun media lainya yang mendukung metode ini
adalah mic dan speaker yang berfungsi untuk mengeraskan suara
supaya santri jelas dalam mendengar waktu talqin, audio visual yang
berupa laptop, proyektor dan wall screen untuk memutarkan murottal
anak-anak supaya dapat mengikuti nada dan iramanya serta alat tulis
untuk mengisi waktu luang santri yang telah selesai menghafal, Iqro'
yang dibaca oleh kelas 1 dan 2, dan juga buku peningkatan
prestasi iqro‟ dan Al-Qur‟an yang digunakan sebagai pemantau jumlah
hafalan santri.
3. Langkah-langkah dalam menghafal Qur‟an di SDITQ Al-Irsyad
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran tahfizhul qur‟an
yang digunakan di SDITQ Al-Irsyad tidak jauh berbeda dengan
pembelajaran lain pada umumnya. Hanya saja media dan metode yang
digunakan berbeda. Berikut ini beberapa informan yang menyatakan
tentang langkah-pembelajaran tahfizhul Qur‟an:
62
“Langkah pertama muqoddimah, kemudian santri diabsen, selanjutnya
ada motivasi mengenai tahfizhul Qur‟an, santri mulai setoran hafalan
dilanjutkan dengan menghafal hafalan baru dan terakhir menulis ”
(W/MHD/12-03-2017)
“Pertama muqoddimah, santri diabsen, santri mulai setoran hafalan
yang kemarin dilanjutkan dengan membaca kemudian menghafal
hafalan baru dan terakhir menulis ” (W/JDL/12-03-2017)
“Sekolah menetapkan langkah-langkah sebagai acuan untuk
pembelajaran tahfizhul Qur‟an antara lain pertama muqoddimah,
selanjutnya motivasi bagi santri, kemudian dilanjutkan dengan
murojaah hafalan, membaca dan tahfizh diakhiri dengan menulis”
(W/ZDN/12-03-2017)
“Biasanya kalau waktu jam tahfizh, ustadz membuka dengan
muqoddimah, terus diabsen di kasih motivasi, dilanjutkan dengan
murojaah dan tahfizh terakhir menulis.” (W/AYB/23-03-2017)
“Pertama santri duduk melingkar baru ustadz mulai dengan
muqoddimah, ada absen, ada motivasi dilanjutkan dengan murojaah
dan tahfizh terakhir menulis.” (W/MRA/23-03-2017)
Dari penuturan lima informan di atas mempunyai kesamaan
berdasarkan pengamatan penulis bahwa saat jam tahfizhul Qur‟an
dimulai, santri langsung menuju tempat halaqah, kemudian duduk
melingkar dilanjutkan dengan pembukaan yang disampaikan ustadz
pengampu halaqah, ada mukadimah, absen, motivasi, kemudian
dilanjutkan dengan setor hafalan, membaca Al-Qur‟an, tahfizh dan
menulis di buku tulis (P/14-03-2017).
4. Hasil Pembelajaran menghafal Al-Qur‟an di SDITQ Al-Irsyad.
Dari hasil informasi yang diperoleh peneliti yang disampaikan
oleh informan bahwa:
“Secara umum hasil dari pembelajaran dan penerapan metode ini
cukup berhasil, ini dapat dibuktikan bahwa santri banyak yang
melebihi target dalam hal menghafal Al-Qur‟an yang telah ditetapkan
oleh sekolah”. (W/MHD/12-03-2017/)
63
“Alhamdulillah hasilnya cukup memuaskan, rata-rata santri memenuhi
target,bahkan sebagian lagi ada yang lebih dari target yang sudah di
tetapkan oleh sekolah”. (W/JDL/13-03-2017)
“Alhamdulillah dalam peningkatan hafalan, rata-rata santri bertambah
hafalannya setiap hari. Dari segi murajaah santri perlu ditingkatkan,
diharapkan santri mutkin (betul-betul hafal) dalam murajaah”.
(W/ZDN/13-03-2017)
“Alhamdulillah saya memenuhi target hafalan, saya sudah hafal 10 juz,
dahulu saya di sini mulai kelas satu ”. (W/AYB/23-03-2017)
“Saya sudah hafal 7 juz Alhamdulillah, saya juga mulai belajar di sini
kelas 1”. (W/MRA/23-03-2017)
Menurut wawancara dengan informan di atas bahwa hasil dari
pembelajaran menggunakan metode ini sangat baik dan dapat
menjadikan santri bersemangat dalam menghafal. Tetapi di wawancara
ini salah satu informan mengatakan bahwa santri diharapkan mutkin
(betul-betul hafal) dalam menghafal Al-Qur‟an. Jadi penulis dapat
menyimpulkan bahwa ada sebagian santri yang belum mutkin dalam
menghafal Al-Qur‟an.
5. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Metode Menghafal Al-
Qur'an di SDITQ Al-Irsyad
Hasil penelitian mengenai faktor pendukung dan penghambat
dalam pelaksanaan metode tahfizhul qur‟an di SDITQ Al-Irsyad
dapat dilihat sebagai berikut:
“Faktor pendukung di sekolah yaitu telah adanya media pembelajaran
audio visual serta alat pengeras suara yang sangat menginspirasi bagi
santri untuk bisa menirukan suara para hafizh Al-Qur‟an, sedangkan di
64
luar jam sekolah santri asrama masih belajar setelah shalat maghrib dan
shalat shubuh yang diampu oleh ustadz tahfizh dan musyrif kamar.
Sedangkan yang non asrama mereka di serahkan kepada orang tua untuk
dibimbing di rumah masing-masing. Faktor penghambatnya
pembelajaran tahfizhul Qur‟an masih sangat tergantung oleh ustadz
pengampu halaqah, kurangnya sebagian orang tua dalam memberikan
bimbingan dan dukungan, daya tangkap santri sebagian ada yang
lemah”. (W/MHD/12-03-2017)
“Faktor pendukungnya adalah berada di sekitar masjid besar pesantren,
mempunyai beberapa tenaga pengajar yang sudah hafizh, tersedianya
media pembelajaran di sekolah. Faktor penghambatnya santri asrama
dalam pembelajaran setelah maghrib sebagian ada yang tidak
konsentrasi karena kelelahan dalam bermain, santri non asrama
sebagian kurang dapat dukungan dari orang tua,”. (W/JDL/14-03-2017)
“Faktor pendukung terlaksanakannya tahfizhul Qur‟an antara lain letak
geografis sekolah yang strategis, berada di sekitar masjid besar
pesantren, mempunyai beberapa tenaga pengajar yang sudah hafizh, dan
pembelajaran sudah masuk dalam kurikulum sekolah. Adapun
pembelajaran tahfizhul Qur‟an di luar jam KBM, maka ada ustadz
tahfizh dan musyrif yang mengkondisikan. Untuk santri non asrama
maka diserahkan kepada orang tuanya dalam masalah pembimbingan.
Faktor penghambatnya santri asrama dalam pembelajaran setelah
maghrib sebagian ada yang tidak konsentrasi karena kelelahan dalam
bermain, santri non asrama sebagian kurang dapat dukungan dari orang
tua, terbukti diwaktu setoran hafalan masih ada yang belum lancar
karena orang tua di rumah tidak membimbing”. (W/ZDN/14-03-2017)
Dari penuturan di atas dapat diketahui faktor pendukung dalam
pembelajaran tahfizhul Qur‟an antara lain: letak geografis sekolah yang
strategis, pihak sekolah telah menyediakan media pembelajaran yang
memadai, lokasi berada di sekitar masjid besar pesantren yang bisa
digunakan untuk tempat pembelajaran, mempunyai beberapa tenaga
pengajar yang sudah hafizh Qur‟an, dan pembelajaran tahfizhul Qur‟an
telah masuk dalam kurikulum sekolah.
65
Ada faktor penghambat dalam pelaksanaan tahfizhul Qur‟an yang
antara lain: pembelajaran masih sangat tergantung kepada ustadz
pengampu halaqah tahfizh, kurangnya bimbingan serta dukungan
sebagian orang tua santri, serta daya tangkap sebagian santri yang masih
lemah.
Dari pengamatan di lapangan peneliti menggali informasi kepada
salah satu santri non asrama mengenai peran orang tua di rumah. Santri
tersebut mengatakan bahwa setiap hari orang tuanya rutin menyimak
murojaah dan mentalqin bacaan Al-Quran, sehingga target yang telah
ditentukan sekolah dapat tercapai. (P/14-03-2017)
Pengamatan di atas merupakan salah satu faktor pendukung bagi
santri non asrama. Perhatian yang diberikan oleh orang tua ternyata
mampu untuk memotivasi hafalan santri. Dengan diperhatikannya anak
oleh orang tua, maka semangat anak dalam membaca dan menghafal Al-
Qur‟an akan semakin tinggi dan target hafalan yang ditentukan oleh
sekolah dapat tercapai.
66
BAB IV
PEMBAHASAN
Metode Menghafal Al-Qur’an di SDITQ Al-Irsyad.
1. Jenis Metode yang Digunakan di SDITQ Al-Irsyad.
Dalam pembelajaran tahfizhul Qur‟an di Sekolah Dasar Islam
Tahfizhul Qur‟an (SDITQ) Al-Irsyad ada beberapa metode yang
dipergunakan, yaitu talaqqi, tahfizh dan murojaah. Situs www.pusat-dakwah-
alquran.com mengatakan metode talaqqi adalah suatu cara belajar dan
mengajar Al-Qur‟an dari Rasulullah shallallahu‟alaihi wa sallam kepada para
sahabat Beliau, dan kemudian oleh mereka diteruskan ke generasi selanjutnya
hingga kini. Metode ini terbukti paling lengkap dalam mengajarkan Al-
Qur‟an yang benar dan paling mudah diterima oleh semua kalangan. Metode
ini menjadi bukti historis keaslian Al-Qur‟an yang bersumber dari Allah
subhanahu wa ta‟ala.
Metode yang dipergunakan dalam menghafal Al-Qur‟an adalah:
a. Talaqqi atau talqin yaitu ustadz halaqah membacakan hafalan baru yang
akan dihafal oleh santri, kemudian santri menirukan apa yang dibacakan
oleh ustadz halaqah.
b. Tahfizh yaitu santri menyetorkan materi hafalan yang telah dihafalkan
kepada ustadz halaqah.
c. Murajaah yaitu santri menyetorkan ulang hafalan yang pernah dihafal
kepada ustadz halaqah secara berkesinambungan.
67
2. Media yang digunakan dalam menghafal Al-Qur‟an SDITQ Al-Irsyad.
Dalam kegiatan menghafal Al-Qur‟an pihak sekolah sudah
menyediakan media pembelajaran yang sekiranya dapat menunjang
keberhasilan salah satu program menghafal Al-Qur‟an di SDITQ Al-Irsyad.
Media pembelajaran yang telah disediakan antara lain:
a. Al-Qur‟an
b. Buku Iqro‟
c. Audio visual
d. Mic dan speaker
e. Alat tulis
f. Buku Perkembangan Prestasi Iqro‟ dan Al-Quran
Al-Qur‟an yang dimiliki Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qura‟an dari
satu percetakan, artinya tidak pernah ganti-ganti dengan percetakan lain. Ini
dikhawatirkan akan mempengaruhi hafalan santri. Hal ini bisa membuyarkan
pikiran dan mempersulit hafalan. Buku Iqro‟ dipergunakan bagi santri kelas 1
dan 2, karena rata-rata mereka masih dalam taraf mengeja huru-huruf
hijaiyah. Audio visual yang bertempat disetiap kelas dipergunakan untuk
memutar lantunan murottal anak-anak atau masyaikh dari Timur Tengah. Ini
berfungsi sebagai motivasi bagi santri untuk menirukan nada atau irama yang
dilantunkan oleh anak-anak atau masyaikh dari Timur Tengah. Kemudian mic
dan speaker berfungsi untuk mengeraskan suara dari ustadz pengampu
halaqah supaya santri dapat mendengar dengan jelas suara dan memahami
tajwid dari setiap ayat atau surat yang sedang dibaca. Kadang-kadang umtuk
68
melatih mental santri maka secara bergilir santri membaca hafalan
menggunakan mic dan santri lainnya mendengarkan. selanjutnya alat tulis
yang dibawa santri ini berfungsi untuk menulis hafalan baru yang telah
ditalkin oleh ustadz pengampu halaqah supaya santri terbiasa dalam menulis
dan hafalan bisa lebih kuat. Dan yang terakhir adalah buku perkembangan
prestasi iqro‟ dan Al-Qur‟an, ini memudahkan ustadz pengampu halaqah
dalam memantau perkembangan santri. Hal ini juga memudahkan wali santri
untuk mengetahui sejauh mana kemampuan putra atau putrinya dalam
pembelajaran tahfizhul Qur‟an.
3. Langkah-langkah dalam menghafal Al-Qur‟an di SDITQ Al-Irsyad.
Adapun langkah-langkah dalam menghafal Al-Qur‟an di SDITQ Al-
Irsyad sebagai berikut:
a. Kegiatan awal dimulai dengan absen dan berdoa, kemudian ustadz
memotivasi santri tentang keutamaan membaca dan menghafal Al-
Qur‟an.
b. Kegiatan inti yaitu, santri mempersiapan hafalan dan kemudian
disetorkan kepada ustadz pengampu hafalan masing-masing. Jika santri
telah setoran hafalan maka ustadz mengkondisikan santri agar
mempersiapkan hafalan baru dengan cara di talqin, kemudian dihafal dan
menuliskan ayat Al-Qur‟an kedalam buku tulis.
c. Kegiatan penutup yaitu ustadz kembali memotivasi santri serta
mempersiapkan diri agar membaca dan menghafal di asrama atau di
rumah masing-masing. Kemudian di akhiri dengan doa kafaratul majlis
dan salam.
69
4. Hasil Pembelajaran Menghafal Al-Qur‟an di SDITQ Al-Irsyad.
Hasil pembelajaran menghafal Al-Qur‟an yang berlangsung selama
ini dapat dinilai cukup baik. Ini dapat dibuktikan dengan tercapainya hafalan
santri sesuai target yang telah di tentukan oleh sekolah, juga dapat dilihat
prestasi yang diraih dalam mengikuti perlombaan menghafal Al-Qur‟an.
Adapun sebagian santri yang belum bisa mencapai target dikarenakan kondisi
santri yang berbeda-beda ada yang cepat, sedang dan lambat dalam
menghafal. Pembelajaran menghafal Al-Qur‟an yang dilaksanakan setiap hari
membuat santri sudah terbiasa dengan menghafal Al-Qur‟an. Dengan adanya
pembiasaan ini santri menjadi bersemangat dalam menghafal Al-Qur‟an yang
bisa dibuktikan dengan ketika telah tiba waktu pembelajaran menghafal Al-
Qur‟an maka santi langsung mengambil buku tulis serta buku perkembangan
prestasi iqro‟ dan Al-Qur‟an langsung menuju ketempat halaqah tahfizh.
5. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Menghafal Al-Qur'an SDITQ Al-
Irsyad.
Berdasarkan pengamatan penulis terdapat beberapa faktor pendukung
dan penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran tahfizhul Qur‟an di
Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an, yaitu
a. Faktor Pendukung
1) Letak geografis sekolah yang strategis, karena berada dalam
lingkungan Pesantren Islam Al-Irsyad, sehingga memudahkan dalam
mengkondisikan santri dalam pembelajaran menghafal Al-Qur‟an.
70
2) Keberadaan sekolah yang berada di sekitar masjid besar pesantren
sehingga memudahkan ustadz pengampu halaqah dalam
pembelajaran menghafal Al-Qur‟an dengan memanfaatkan fasiltas
masjid tersebut.
3) Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an mempunyai beberapa tenaga
pengajar yang sudah hafidz dan berpengalaman dalam pembelajaran
menghafal Al-Qur‟an.
4) Dalam pembelajaran menghafal Al-Qur‟an telah di dukung adanya
alat pembelajaran yang telah disediakan oleh pihak sekolah.
5) Pembelajaran menghafal Al-Qur‟an masuk dalam kurikulum
sekolah, bahkan porsi menghafal Al-Qur‟an mendapatkan porsi yang
paling banyak.
b. Faktor Penghambat
1) Penyelenggaraan pembelajaran menghafal Al-Qur‟an masih sangat
tergantung kepada pengampu halaqah tahfizh, sehingga apabila
pengasuh yang bertanggung jawab pada kegiatan tersebut
berhalangan hadir maka kegiatan tersebut tidak bisa berjalan secara
maksimal.
2) Kurangnya peran serta dan dukungan dari orang tua santri pada
kegiatan tahfizhul Qur'an yang diselenggarakan oleh pihak sekolah.
3) Daya tangkap santri yang lemah sehingga menyulitkan pengajar
dalam menyampaikan materi sehingga harus mengulang-ulang.
4) Ada sebagian santri yang kurang disiplin dan kurang memperhatikan
ketika mengikuti pembelajaran disebabkan karena usia santri masih
sangat belia.
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan-penjelasan yang telah diuraikan pada bab-bab
dimuka, maka penelitian tentang menghafal Al-Qur‟an di Sekolah Dasar
Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad Tengaran, Kabupaten Semarang dapat
diambil beberapa poin untuk dijadikan kesimpulkan:
1. Jenis metode yang digunakan di Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an
Al-Irsyad antara lain talaqqi (membacakan hafalan baru), tahfizh
(menyetorkan hafalan yang telah di hafal), dan murojaah (menyetorkan
ulang hafalan yang pernah di hafal).
2. Media yang di pergunakan dalam menghafal Al-Qur‟an antaranya: Al-
Qur‟an, buku iqro‟, audio visual, mic dan speaker, alat tulis dan buku
perkembangan prestasi iqro‟ dan Al-Qur‟an.
3. Langkah-langkah pelaksanaan metode menghafal Al-iQur‟an di SDITQ
Al-Irsyad dimulai dengan berdoa dilanjutkan kegiatan inti yaitu
menghafal dan penutup berupa motivasi kepada santri.
4. Hasil dari penggunaan metode ini cukup baik. Hal ini terlihat dari
prestasi lomba yang diikuti santri dan juga peningkatan jumlah hafalan
santri.
5. Faktor Pendukung dan Penghambat
Faktor pendukung bagi santri adalah: letak geografis yang
strategis, keberadaan sekolah yang berada di sekitar masjid besar
72
pesantren sehingga memudahkan ustadz pengampu halaqah dalam
pembelajaran menghafal Al-Qur‟an dengan memanfaatkan fasiltas masjid
tersebut, mempunyai beberapa tenaga pengajar yang sudah hafizh dan
berpengalaman dalam pembelajaran menghafal Al-Qur‟an, pembelajaran
menghafal Al-Qur‟an telah di dukung adanya alat pembelajaran yang telah
disediakan oleh pihak sekolah, pembelajaran menghafal Al-Qur‟an masuk
dalam kurikulum sekolah, bahkan porsi menghafal Al-Qur‟an
mendapatkan porsi yang paling banyak.
Sedangkan faktor penghambatnya adalah: pembelajaran
menghafal Al-Qur‟an masih sangat tergantung kepada pengampu halaqah
tahfizh, kurangnya peran serta dan dukungan dari orang tua santri pada
kegiatan menghafal Al-Qur'an, adanya sebagian santri yang daya tangkap
santri yang lemah, ada sebagian santri yang kurang disiplin dan kurang
memperhatikan ketika mengikuti pembelajaran.
B. Saran-saran
Saran yang disampaikan penulis di bawah ini diharapkan dapat
meningkatkan kualitas dan kuantitas pembelajaran menghafal Al-Qur‟an di
Sekolah Dasar Islam tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad.
1. Kepada Pengelola Sekolah Dasar Islam tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad.
Agar ditingkatkan lagi semangatnya di dalam mengelola sekolah, sebab
kemajuan sekolah sangat bergantung dari pengelolaan yang baik dan
hendaknya senantiasa istiqomah karena sikap tersebut dapat mewujudkan
tujuan kegiatan belajar mengajar terutama untuk kegiatan menghafal Al-
Qur‟an.
73
2. Kepada Para Santri
Diharapkan kepada para santri yang belajar di Sekolah Dasar Islam
Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad agar senantiasa patuh kepada aturan-aturan
yang ditetapkan di sekolah dan dapat mengikuti seluruh pembelajaran
yang disampaikan oleh para ustadz dengan tekun dan tidak menyerah
apabila merasakan kesulitan-kesulitan pada waktu belajar khususnya untuk
menghafal Al-Qur‟an.
3. Kepada Kaum Muslimin
Hendaklah kaum muslimin dapat mengambil pelajaran dan hikmah dengan
adanya penelitian tentang pembelajaran menghafal Al-Qur‟an dengan
berusaha memahami dan mengamalkan tuntunan yang terkandung di
dalam penelitian ini yang bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah yang
berdasarkan salafus sholih.
C. Kata Penutup
Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah
subhanahu wa ta‟ala karena ata ijin-Nya penulis telah diberikan kesempatan
dan kekuatan untuk mengadakan penelitian dan penulis telah dapat
menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “METODE MENGHAFAL
AL-QUR‟AN DI SEKOLAH DASAR ISLAM TAHFIZHUL QUR‟AN AL-
IRSYAD TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN
PELAJARAN 2016/2017”.
74
Penulis menyadari masih banyak kekurangan di dalam penulisan
skripsi ini, maka penulis mohon saran dan kritikan dari pembaca demi
kesempurnaan skripsi ini dan apabila ada kesalahan tentang data-data yang
diperoleh penulis yang telah dicantumkan di dalam skripsi ini, penulis
berharap kesediaan pembaca untuk meluruskannya.
Akhirnya penulis memohon kepada Allah subhanahu wa ta‟ala agar
berkenan memberikan pahala kebaikan atas usaha yang telah dilakukan
penulis di dalam penyusunan skripsi ini, dan penulis memohon ampunan
kepada-Nya apabila terdapat dosa dan kesalahan yang diakibatkan karena
kelalaian penulis.
75
DAFTAR PUSATAKA
Haya Ar-Rasyid, Shalih bin Fauzan Al-Fauzan, 2015. Keajaiban Belajar Al-
Qur‟an. Solo:Al-Qowam
Suardi, Moh, 2015. Belajar & Pembelajaran. Yogyakarta:Deepublish
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. 1990. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka
An-Nawawi, Abu Zakariya Yahya bin Syaraf. 2014. Adab Penghafal Al-Qur‟an.
Solo:Al-Qowam
As-Sirjani, Raghib dan Abdul Khaliq, Abdurrahman. 2010. Cara Cerdas Hafal
Al-Qur‟an. Solo: Aqwam Media Profetika
Moleong, Rexi J. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya Offset.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Cetakan XIV. Jakarta: Rineke Cipta.
Departemen Agama RI. Tt. Al-Qur‟an dan terjemahannya.Ar-Raafi‟
Taqwim, Umar. 2013. 7 ½ Jam Bisa Membaca Al-Qur‟an. Cetakan VII.
Sukoharjo: Nur Cahaya Ilmu
Prasetyo, Jarot (2007). Penyelenggaraan Kegiatan Tahfizhul Qur‟an Di Madrasah
Diniyah Wali Songo Tampir, Musuk, Boyolali. Skripsi. FAIUMS. Tidak
diterbitkan.
Munjahid, 2007. Strategi Menghafal Al-Qur‟an 10 Bulan Khatam, Yogyakarta:
Idea Press
Zamani, Zaki & M. Syukron Makzum. 2009. Menghafal Al-Qur‟an itu Gampang,
Yogyakarta: Mutiara Media
Tim yayasan Al-Muntada Al-Islami. 2012, Panduan Mengelola Sekolah Tahfizh,
Surakarta: Al-Qowam
76
Qasim, Ahmaj. 2015. Sebulan Hafal Al-Qur‟an, Solo: Zam-zam
(http://www.pusat-dakwah-alqur‟an.com/talaqqi/pengertian (diambil Selasa
tanggal 14 Maret 2017: pukul 08.55 WIB)
Nashr, Muhammad Musa, 2014, Wasiat Rasul Kepada Pembaca & Penghafal Al-
Qur‟an, Surakarta: Al-Qowam
77
Lampiran 1
Kode Penelitian
METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI SEKOLAH DASAR ISLAM
TAHFIZHUL QUR’AN AL-IRSYAD TENGARAN KABUPATEN
SEMARANG TAHUN PELAJAR 2016/2017
A. Informan
1. ZDN
2. MHD
3. JDL
4. AYB
5. MRA
B. Metode
Kode Metode Penelitian
W
P
D
Wawancara
Pengamatan
Dokumentasi
C. Media Penyimpanan
Kode Metode Penelitian
T
F
Tulisan
File
78
Lampiran 2
Pedoman Wawancara
METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI SEKOLAH DASAR ISLAM
TAHFIZHUL QUR’AN AL-IRSYAD TENGARAN KABUPATEN
SEMARANG TAHUN PELAJAR 2016/2017
Wawancara untuk Kepala Sekolah dan Guru
Kode Responden :
Kode Data :
Hari/tanggal :
Tempat :
Waktu :
Daftar Pertanyaan :
1. Apa jenis metode tahfidzul Qur'an yang digunakan di SDITQ Al-Irsyad ?
2. Apa saja media yang digunakan pada metode tahfidzul Qur'an yang di SDITQ
Al-Irsyad ?
3. Bagaimana langkah-langkah dalam pembelajaran tahfidzul Qur'an yang
digunakan diSDITQ Al-Irsyad ?
4. Bagaimana hasil pembelajaran tahfidzul Qur'an di SDITQ Al-Irsyad ?
5. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan metode
tahfidzul Qur'an di SDITQ Al-Irsyad ?
a. Apa faktor pendukung dalam pembelajaran tahfizhul Qur‟an untuk
meningkatkan hafalan siswa di SDITQ Al-Irsyad?
b. Apa faktor penghambat dalam pembelajaran tahfizhul Qur‟an untuk
meningkatkan hafalan siswa di SDITQ Al-Irsyad?
79
Pedoman Observasi
Catatan Nomer :
Hari/Tanggal :
Waktu :
Objek :
Hasil Pengamatan :
………………………………………………………………………………..
82
Lampiran 4
DENAH LOKASI
Jalan Raya Solo Semarang KM. 45
Desa Butuh, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah
LOKASI
83
VISI DAN MISI PESANTREN AL IRSYAD
(SDITQ AL- IRSYAD)
VISI :
"Diakui sebagai salah satu Pondok Pesantren Islam terbaik di wilayah nusantara
maupun manca negara yang bermanhaj salaful ummah
(Ahlus Sunnah wal Jama'ah)"
MISI :
1. Terwujudnya pesantren dengan fasilitas yang memadai
2. Terciptanya lulusan yang menguasai bidang agama dan bahasa Arab,
Inggris, Indonesia dengan aktif dan setiap unit setara dengan SBI
3. Lulusan yang mampu berdakwah dengan aqidah dan manhaj salafusshalih
4. Lulusan yang mampu melanjutkan ke jenjang lebih tinggi baik di dalam
maupun luar negeri
5. Terwujudnya Warga belajar yang peduli terhadap kebersihan
6. Terwujudnya Warga belajar yang memiliki akhlak
7. Lulusan dengan hasil UN tinggi, diakui oleh pemerintah
8. PIA mempunyai kualitas berstandar ISO
9. Memperoleh akreditasi A dengan nilai minimal 95
10. Menejemen sekolah berstandar BSNP
89
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama : Sutrisno
Tempat/ Tanggal Lahir : Purworejo. 28 Januari 1974
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Cangkrep Lor RT. 03 RW. 02, Kecamatan
Purworejo, Kabupaten Purworejo,
Jawa Tengah
Pendidikan :
1. TK. Batik Purworejo
2. SD N Purworejo
3. SMP N 2 Purworejo
4. STM N Purworejo
Pengalaman Kerja :
1. Drafter di PT. Citra Kuwera Utama, Jakarta
2. Distributor Buku LKS di Purworejo
3. Owner Percetakan Media Print di Purworejo
4. Guru dan staff TU di SDITQ Al-Irsyad
Tengaran, Kabupaten, Semarang
Penulis,
Sutrisno