METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD...

104
METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD LUTHFI BIN YAHYA DALAM MENUMBUHKAN BELA NEGARA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos) Disusun oleh RIDWAN BUSTOMI NIM. 1110052000037 JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M. /1438 H.

Transcript of METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD...

Page 1: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB

MUHAMMAD LUTHFI BIN YAHYA

DALAM MENUMBUHKAN BELA NEGARA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

Disusun oleh

RIDWAN BUSTOMI

NIM. 1110052000037

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017 M. /1438 H.

Page 2: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan
Page 3: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan
Page 4: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan
Page 5: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

v

ABSTRAK

RIDWAN BUSTOMI NIM: 1110052000037, Metode Bimbingan Agama

Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya dalam Menumbuhkan Bela

Negara, Skripsi Sarjana Strata Satu (S1), di bawah bimbingan Drs. M. Lutfi.

M. Ag (NIP: 19671006 199403 1 006).

Bela negara merupakan sikap yang harus dimiliki oleh setiap warga

negara. Semangat bela negara perlu terus dibina sehingga keutuhan Negara

Kesatuan Republik Indonesia tetap terjaga. Sikap bela negara sangat bermanfaat

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Manfaat tersebut diantaranya negara

akan aman dan damai, pembangunan negara dapat berjalan lancar dan pendapatan

negara akan meningkat. Untuk menumbuhkan bela negara tersebut di butuhkan

bimbingan agama dengan menggunakan metode yang khusus pula. Agar

masyarakat terbimbing dapat memahami esensi dari bela negara. Sehingga pada

gilirannya akan tumbuh semangat dan sikap dalam membangun negara. Dari

sekian banyak ulama-ulama yang berperan menumbuhkan sikap bela negara,

Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya merupakan salah satu ulama yang

mendidikasikan kehidupannya dalam membimbing dan membina bangsa ini

dengan kemampuan dan keilmuan serta dunia pendidikan yang dimilikinya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih jauh tentang metode

bimbingan agama Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya dalam

menumbuhkan bela negara. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode

deskriptif dengan pendekatan penelitian kualitatif. Adapun pengumpulan data

penelitiannya dilakukan dengan wawancara dan observasi yang diperoleh

langsung dari sasaran penelitian berupa catatan, rekaman dan data-data dari

sumber yang terkait dengan penelitian. Penelitian ini dilakukan di berbagai kota

dan daerah di Indonesia.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode bimbingan

agama yang dilakukan Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya yang

diberikan kepada WNI dalam menumbuhkan bela negara, yaitu dengan metode

langsung dan tidak langsung. Pertama, metode langsung seperti: metode individu

dan metode kelompok. Pendekatan kelompok yang dilakukan menggunakan

beberapa teknik, yakni metode ceramah, metode tanya jawab, metode cerita

sejarah dan metode menyanyikan lagu. Kedua, metode tidak langsung dalam hal

ini Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya memberikan keteladanan yang

baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan bela negara

kepada WNI seperti kegiatan: Kirab Merah Putih, Kirab Panjang Jimat, daftar

ilmiah, radio dan sosial internet.

Kata kunci: Metode Bimbingan Agama, Bela Negara.

Page 6: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

vi

KATA PENGANTAR

بسم اهلل الر حمن الر حيمPuji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, atas

berkat rahmat serta kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Metode Bimbingan Agama Maulana Habib Muhammad Luthfi bin

Yahya dalam Menumbuhkan Bela Negara”.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar S.

Sos (sarjana sosial) bagi mahasiswa program S1 pada program studi Bimbingan dan

Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh

dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga

pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah

memberikan bantuan moril maupun materil secara langsung maupun tidak langsung

kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai, terutama kepada:

1. Dr. Arief Subhan, M.Ag. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Suparto, M. Ed, Ph. D. Selaku

Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr. Raudhonah, MA. Selaku Wakil Dekan

Bidang Administrasi Umum, Dr. Suhaimi, M. Si. Selaku Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama.

Page 7: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

vii

2. Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan

Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Ir. Noor Bekti Negoro, SE., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Drs. M. Lutfhi, MA selaku Dosen Pembimbing Skripsi, tanpa beliau mungkin

skripsi ini hanya menjadi setumpuk kertas yang tidak berharga. Betapa beliau

sungguh bersabar, rendah hati, terbuka, mendidik peneliti dengan baik,

membimbing dengan bijaksana, memberikan segudang ilmunya, menyediakan

waktunya, memberikan penulis kesempatan untuk mencoba hal-hal baru, dan

segala halnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT

senantiasa memberikan bapak yang terbaik, seperti bapak memberikannya

kepada penulis. Aamiin.

5. Drs. Helmi Rustandi, M. Ag selaku Dosen Pembimbing Akademik. Karena atas

bimbingan bapak, penulisan skripsi ini bisa lanjut ke seminar proposal. Semoga

Allah SWT senantiasa memberikan bapak yang terbaik, seperti bapak

memberikannya kepada penulis. Aamiin.

6. Untuk Aa Muhammad Hidayat, orang tua dan sekaligus guru yang telah

menyayangi, membimbing, memberikan petunjuk, mendo’akan penulis dan lain

sebagainya yang tak terhingga sampai-sampai tidak bisa terucapkan oleh kata-

kata. Penulis sangat bersyukur sekali menjadi anak dan murid Aa, karena

Page 8: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

viii

melalui perantara Aa, penulis bisa lebih mengenal Allah SWT, Nabi Muhammad

SAW dan para Ulama. Semoga Aa selalu diberkahi Allah SWT, dikabulkan

segala hajatnya dan bahagia dunia akhirat. Aamiin.

7. Untuk kedua orang tua yang melahirkan penulis yaitu Bapak Tominin dan Ibu

Samroh, penulis bersyukur telah dilahirkan kedunia ini. Terima kasih telah

memberikan semuanya, merawat, membesarkan, menyayangi, mendidik,

menyekolahkan, memotivasi, memberi masukan, dan lain sebagainya yang tak

terhingga sampai-sampai tidak bisa terucapkan oleh kata-kata. Suatu saat pasti

akan penulis buktikan, penulis bisa berdiri tegak dengan kedua kaki penulis

sendiri, dengan segala apa yang telah engkau ajarkan. Semoga Bapak dan Emak

selalu diberkahi oleh Allah SWT dan bahagia dunia akhirat. Aamiin.

8. Untuk Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya yang telah mengizinkan

penulis untuk menulis skripsi ini, sehingga penulisan skripsi ini dapat

terselesaikan. Semoga beliau selalu diberi kekuatan untuk mempertahankan

kedaulatan NKRI ini dan semoga Allah SWT selalu melindungi beliau. Aamiin.

9. Untuk Habib Muhammad Baha’uddin Al-Alawi selaku anak kandung Maulana

Habib Muhammad Luthfi bin Yahya. Terima kasih untuk kesan pertama yang

terbuka, untuk pintu rumah yang selalu terbuka lebar untuk penulis, sehingga

penulis dapat bertemu dengan Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya.

Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan segala urusan beliau. Aamiin.

10. Untuk Bapak Budhi Haryanto yang sudah membantu penulis untuk

menginformasikan keberadaan Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya,

Page 9: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

ix

sehingga penulis dapat bertemu dengan Maulana Habib Muhammad Luthfi bin

Yahya. Semoga Allah SWT selalu melindungi bapak. Aamiin.

11. Untuk keluarga besar penulis: Mpo Lia, Mpo Nur, Bang Dimas, Bang Andri,

Mang Toni, Uwa Mus, Bi Isah, Mang Mamak, Mang Jahid, Mang Didin, Bi

Samroh, Kak Sholeh, Kak Lani, Kak Nok, dan Sidik yang memberikan

motivasi, do’a dan kasih sayang kepada penulis. Untuk keponakan penulis:

Azza, Azmi dan Berril yang selalu membuat penulis termotivasi untuk bisa

mandiri dan terus melangkah menggapai masa depan.

12. Sahabat-sahabat BPI: Heriyanto (Joshua), Muhammad Najmul Umam (Gus

Mul), Ali Munandar, Syarif Hidayatullah, Yeni Nur Asiah (Zae) dan M. Haris

(Tikus). Terima kasih untuk segalanya, bahagia itu sederhana “saya dan sahabat

saya” saling berbagi cerita dan kita berbuat kekonyolan.

13. Teman-teman BPI seperjuangan: Siregar, Yudha, Muis, Alam, Husein, Ola,

Jannah, Mela, Titi, Sefti, Ayu, Sri, Ela, Indah, Deuis, Puang, Mini, Icha, Fia,

Nisa, Ria, Nurul, Elva, Ennu, Izur, Rif’ah, Fitri dan Sajida terimakasih kalian

sudah menjadi teman-teman seperjuangan yang solid, canda tawa telah kita

lakukan di dalam kelas yang ramai dengan suara-suara emas meskipun jika

sedang terhening di saat diskusi karena bingung mau ngomong apa hehe.. sukses

terus untuk kita semua.

14. Teman-teman BPI keseluruhan: Ucok, Endin, Nan, Komok, Irfan, Aswad, Sabri,

Jamal, Cunbou, Obel, Buduk, Muzay, Sondi, Bang Jek, Bagol, Novi, Syaitibi,

Page 10: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

x

Fahri, Taufik, Niko, Ubay, Taufik, Dimong, Tegek, Mandra, Wahyudi, Diah

Selviani dan lain sebagainya. Terima kasih untuk semuanya.

Terakhir kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

yang telah ikut berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini. Dengan tidak mengurangi

rasa hormat kepada kalian semua, penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Semoga Allah SWT memberikan yang terbaik untuk kita semua. Akhirnya kepada-

Nyalah penulis serahkan segala urusan ini. Penulis berharap agar skripsi ini dapat

bermanfaat bagi kita semua dan menambah khazanah pengetahuan walaupun belum

sepenuhnya sempurna.

Jakarta, 30 Oktober 2017

Penulis

Ridwan Bustomi

Page 11: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

xi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah..................................... 6

1. Pembatasan Masalah ...................................................... 6

2. Perumusan Masalah ....................................................... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 6

1. Tujuan Penelitian ............................................................ 6

2. Manfaat Penelitian ......................................................... 7

D. Metodologi Penelitian ........................................................... 8

E. Tinjauan Pustaka ................................................................... 12

F. Sistematika Penulisan ........................................................... 12

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Metode ................................................................. 15

B. Bimbingan Agama ................................................................. 16

1. Pengertian Bimbingan Agama ......................................... 16

2. Fungsi dan Tujuan Bimbingan Agama ............................ 20

3. Metode Bimbingan Agama .............................................. 22

4. Materi Bimbingan Agama ................................................ 25

C. Bela Negara ............................................................................ 28

1. Pengertian dan Makna Bela Negara ................................ 28

2. Asas Demokrasi Pembelaan Negara ............................... 31

3. Pembelajaran PendidikanBela Negara ............................ 34

4. Tujuan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara ................ 35

5. Implementasi Bela Negara .............................................. 38

BAB III PROFIL MAULANA HABIB MUHAMMAD

LUTFHI BIN YAHYA

A. Riwayat Maulana Habib Muhammad Lutfhi bin Yahya ........ 41

B. Masa Pendidikan .................................................................... 46

C. Perjalanan Ilmiah ................................................................... 47

D. Kegiatan-kegiatan .................................................................. 47

E. Jabatan Organisasi .................................................................. 48

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS PENELITIAN

A. AnalisisMetodeBimbingan Agama MaulanaHabib

Muhammad Luthfi bin YahyadalamMenumbuhkan

Rasa Cinta Tanah Air danBela Negara .................................. 50

1. MetodeLangsung .............................................................. 55

2. MetodeTidakLangsung .................................................... 59

B. AnalisisFaktorPendukungdanPenghambatMetode

Bimbingan Agama MaulanaHabibMuhammad Luthfi

binYahya ................................................................................ 65

1. FaktorPendukung ............................................................. 65

Page 12: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

xii

2. FaktorPenghambat............................................................ 67

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................ 68

B. Saran ....................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 71

LAMPIRAN ....................................................................................................

Page 13: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia merupakan negara yang terletak di antara dua samudera

yaitu Samudera Atlantik dan Samudera Pasifik dan di antara benua yaitu Benua

Asia dan Benua Australia yang menjadikan tempat persalingan antar samudera

dan antar benua. Dengan letak Indonesia yang seperti itu Indonesia menjadi

tempat persebaran agama, sehingga menjadi Negara yang strategis untuk

pertemuan berbagai agama di dunia. Warga negara Republik Indonesia

merupakan suatu masyarakat yang beragam dan tersebar di pulau-pulau yang

terpisah satu sama lain. Faktor geografis Indonesia sebagai Negara Maritime

mendorong munculnya kelompok-kelompok suku bangsa yang sangat beragam.

Kemajemukan etnis tersebut menjadikan Negara ini dalam keragaman budaya,

etnis adat istiadat, bahasa dan kepercayaan.1

Negara Kesatuan Republik Indonesia ini dilahirkan oleh generasi yang

mempunyai idealisme cinta tanah air dan bangsa, kalau tidak mungkin saat ini

bangsa Indonesia masih dijajah. Bangsa Indonesia harus berterima kasih kepada

para tokoh yang mencetuskan pembentukan organisasi-organisasi antara lain:

Nahdlatul Ulama pada tanggal 31 Januari 1926, Boedi Oetomo pada tanggal 20

Mei 1908, Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, dan sebagainya yang

turut andil dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, juga tokoh yang

1 Subagyo Pangestu, Statistika Induktif, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2005), h. 5.

Page 14: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

2

memungkinkan terjadinya Proklamasi 17 Agustus 1945.2 Mereka adalah teladan

yang patut untuk dijadikan tokoh-tokoh nasionalis tulen yang cintanya pada tanah

air dan bangsa melebihi cintanya pada diri sendiri yang harus dihormati sepanjang

masa.

Pada era sekarang ini semua masyarakat di dunia membutuhkan suatu

konsolidasi terhadap negaranya masing-masing. Berbagai bentuk pertahanan dan

ketahanan dilakukan untuk negaranya. Agar negara tersebut tetap bertahan dan

bersaing di kancah dunia baik dari segi ekonomi maupun segi keamanan dan

bidang lainnya. Semua negara bersaing di dunia ini, bersaing di segala bidang

agar dapat diakui dan dipandang negara lain.

Begitu juga di Indonesia, berbagai macam prestasi ditorehkan di berbagai

macam perlombaan bergengsi di kancah internasional. Namun sayangnya dengan

banyaknya prestasi tersebut, tidak diimbangi dengan kerukunan dan kemakmuran

rakyat dalam negeri sendiri. Terbukti dari riset, kesadaran untuk cinta tanah air di

Indonesia sekarang sangat menurun drastis, sehingga beberapa waktu belakangan

ini sering terjadi perang antar suku, maupun kerusuhan yang diakibatkan karena

perbedaan agama.

Menurut beberapa kalangan di seluruh dunia beranggapan bahwa Negara

Indonesia ini bukan negara yang damai. Keamanan dan ketertibannya juga kurang

memadai. Padahal beberapa tahun yang lalu Negara Indonesia disebut-sebut

2 Rizki Priyangga, Cinta Tanah Air, (Jakarta: PT. Mizan Publika, 2008), h. 1.

Page 15: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

3

negara yang masyarakatnya ramah tamah dan menyayangi segala perbedaan serta

sangat cinta tanah air.3

Negara Indonesia memiliki berbagai macam suku, agama, ras dan potensi

dari pada negara lain. Banyaknya perbedaan ini membuat bangga Negara

Indonesia tercinta ini, akan tetapi semakin memperburuknya keadaan sosial dalam

negeri. Terbukti dari waktu ke waktu semakin banyak masalah yang timbul

akibat perbedaan tersebut. Antara lain kasus kerusuhan pertentangan etnis dan

suku di Tanjung Balai Sumatra Utara pada bulan Agustus 2016, kasus

pertentangan antar agama pembakaran Masjid di Tolikora Papua pada bulan Juli

2015 dan kasus kerusuhan antar suporter sepak bola Persija dan Sriwijaya FC di

Jakarta pada bulan Juni 2016 dan sebagainya.

Dari berbagai peristiwa tersebut dapat kita lihat bahwa masyarakat

Indonesia sangat miskin ilmu pengetahuan dan miskin akan cinta tanah air.

Banyak dari mereka belum mengerti apa kewajiban dan hak sebagai Warga

Negara Indonesia (WNI), termasuk untuk mencintai tanah air melalui menjaga

keamanan dan ketertiban warga negaranya. Hal ini terjadi karena kurangnya

penanaman ilmu pengetahuan tentang cinta tanah air. Banyak dari mereka tidak

paham bagaimana kita mencintai tanah air dan menjaga kedaulatan Negara

seutuhnya.4

Potret bangsa ini mengalami fluktualif keanekaragaman, dekadensi moral,

pemahaman keagamaan yang berbeda-beda. Kalau tidak segera diatasi bersama,

lambat atau cepat bisa menghancurkan keutuhan bangsa ini. Peran yang paling

3 Rizki Priyangga, Cinta Tanah Air, (Jakarta: PT. Mizan Publika 2008), h. 1.

4 Ibid.

Page 16: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

4

urgen dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

adalah peran POLRI dan TNI, peran ormas keagamaan seperti NU dan

Muhammadiyah, serta peran partai politik seperti PDI-Perjuangan dan Demokrat.

POLRI merupakan alat Negara yang berperan dalam memelihara

ketertiban masyarakat, menegakan hukum, serta memberikan terpeliharanya

keamanan dalam negeri. Sedangkan TNI berperan sebagai alat pertahanan Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Dengan demikian, POLRI berperan dalam bidang

keamanan Negara, sedangkan TNI berperan dalam bidang pertahanan Negara.5

NU dan Muhammadiyah merupakan organisasi Islam terbesar di

Indonesia. Kedua organisasi Islam ini berada di jalur yang sama, yaitu ingin

menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan pada

Pancasila.6 PDI-Perjuangan dan Partai Demokrat merupakan salah satu partai

politik yang besar. Partai politik merupakan sarana bagi Warga Negara Indonesia

(WNI) untuk mengelola negara, serta memiliki tujuan untuk menjadi penghubung

antara masyarakat dan pemerintah dalam rangka menyalurkan aspirasi rakyat.

Untuk tercapainya kemajuan negara, maka partai politik yang berpolitik sehatlah

yang sangat dibutuhkan.7

Sejarah perjuangan bangsa Indonesia merupakan bahan renungan yang

amat berharga, terutama sekali bagi kaum Muslim Indonesia. Sejak zaman pra

kebangkitan nasional, disusul lagi dengan zaman pergerakan merintis

5 Bonar Silitonga Tatar, Bela Negara, Kewarganegaraan, (Surabaya: PT. Jepe Press

Media Utama), h. 9. 6 Shobur Abdush, NU dan Muhammadiyah Menjaga Negara Kesatuan Republik

Indonesia, (Jombang: PT. Mizan Publika, 2014), h. 13. 7 Eman Hermawan, Politik Membela Yang Benar; Teori, Kritik, dan Nalar, (Yogyakarta:

Yayasan Kajian dan Layanan Informasi untuk Kedaulatan Rakyat (KLIK) untuk DKN Garda

Bangsa, 2002), h. 7.

Page 17: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

5

kemerdekaan hingga era revolusi fisik, selalu ditemukan orang-orang yang berani

mempertaruhkan jiwa dan raga untuk bangsa dan negaranya. Dengan menyimak

sejarah itu, ternyata yang menjadi tulang punggung perjuangan bangsa adalah

orang-orang yang tidak hanya berkemampuan pemikiran intelektual, melainkan

cenderung pada manusia-manusia takwa. Kesadaran mereka sebagai hamba Allah

SWT, mampu menjadikannya ikhlas berkorban. Mereka tidak memperhitungkan

untung rugi secara matematis maupun ekonomis, melainkan penghayatan dan

pengamalan terhadap tuntutan agamanya secara intensif yang membuatnya ikhlas

berkorban.

Dalam hal menumbuhkan bela negara, para ulama dan para kyai

mempunyai pengaruh yang sangat besar. Terlebih karena sifat pendidikan agama

di pondok pesantren atau madrasah yang mengarah pada orientasi vertikal kepada

para gurunya yang dalam filosofis diartikan harus ditiru, menyebabkan pengaruh

kewibawaan para ulama dan kyai sangat besar. Karena itulah, dalam

menumbuhkan rasa bela negara, para ulama sangatlah berperan.8

Dari sekian banyak ulama-ulama yang berperan menumbuhkan bela

negara, Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya merupakan salah satu

ulama yang mendedikasikan kehidupannya dalam membimbing dan membina

bangsa ini dengan kemampuan dan keilmuan serta dunia pendidikan yang

dimilikinya.

8 Mansur Suryanegara Ahmad, Menemukan Sejarah: Wacana Pergerakan Islam di

Indonesia, (Bandung: Mizan, 1996), h. 235.

Page 18: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

6

Berdasarkan uraian diatas, peneliti merasa penting meneliti skripsi dengan

judul: “Metode Bimbingan Agama Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya

dalam Menumbuhkan Bela Negara”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk memfokuskan penulisan dan memudahkan analisa akan dibatasi

sebagai berikut:

a. Metode bimbingan agama Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya

dalam menumbuhkan bela negara.

b. Faktor pendukung dan penghambat metode bimbingan agama Maulana Habib

Muhammad Luthfi bin Yahya dalam menumbuhkan bela negara.

2. Perumusan Masalah

a. Bagaimana metode bimbingan agama Maulana Habib Muhammad Luthfi bin

Yahya dalam menumbuhkan bela negara?

b. Apa faktor pendukung dan penghambat metode bimbingan agama Maulana

Habib Muhammad Luthfi bin Yahya dalam menumbuhkan bela negara?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui metode bimbingan agama Maulana Habib Muhammad

Luthfi bin Yahya dalam menumbuhkan bela negara.

Page 19: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

7

b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat metode bimbingan

agama Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya dalam menumbuhkan

bela negara.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini diharapkan

dapat memberikan hasil terbaik dan maksimal. Manfaat penelitian ini terdiri dari

manfaat praktis dan manfaat teoritis.

a. Manfaat secara praktis.

1. Bagi penulis dapat memperoleh pengalaman dan pengetahuan langsung

tentang metode bimbingan agama Maulana Habib Muhammad Luthfi bin

Yahya dalam menumbuhkan bela negara.

2. Untuk semua pihak dapat menjadi salah satu bahan referensi bagi para

pecinta ilmu pengetahuan khususnya di Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan

Islam (BPI) Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, diharapkan juga dapat memberikan

sumbangan pemikiran demi kepentingan dakwah serta dapat memberikan

pemahaman kepada bangsa tentang bela negara.

b. Manfaat secara teoritis

Manfaat secara teoritis untuk melengkapi khasanah keilmuan yang

berkaitan dengan metode bimbingan agama ulama dalam menumbuhkan bela

negara pada bangsa ini.

Page 20: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

8

D. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah

dikemukakan diatas maka penelitian ini berusaha untuk mendapatkan

informasi yang lengkap dan mendalam mengenai upaya menumbuhkan bela

negara, maka penulis menggunakkan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Di

dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis dan

menginterprestasikan kondisi-kondisi yang sekarang terjadi. Seperti yang

diungkapkan Burhan Bungin metode deskriptif dapat diartikan sebagai

prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau

melukiskan keadaan pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak

atau sebagaimana adanya.9

Sedangkan penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Tailor seperti

yang dikutip Lexy J. Moleong yaitu, sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang dan prilaku yang diamati.10

Sedangkan alat pengumpul data dalam hal ini menggunakan

wawancara, observasi dan dokumentasi. Data yang diperoleh akan dianalisa

serta disajikan dalam suatu pandangan yang utuh. Dan penelitian ini

bermaksud mengungkapkan fakta-fakta yang tampak di lapangan dan

9 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2006), h. 63. 10

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2000), h. 3.

Page 21: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

9

digambarkan sebagaimana adanya dengan berupaya memahami sudut

pandang responden dan konteks subyek penelitian secara mendalam.

Kegiatan yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah

mengumpulkan data yang erat hubungannya dengan metode bimbingan

agama Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya dalam menumbuhkan

bela negara berupa data apa adanya ketika penelitian dilakukan. Kemudian

data di himpun dengan pengamatan yang seksama meliputi deskripsi yang

mendetail disertai catatan-catatan hasil wawancara yang mendalam

(interview), serta hasil analisis dokumen dan catatan-catatan berdasarkan

uraian di atas. Penggunaan pendekatan kualitatif dapat menghasilkan data

deskriptif tentang metode bimbingan agama Maulana Habib Muhammad

Luthfi bin Yahya yang meliputi proses pelaksanaan kegiatan bimbingan

agama dalam menumbuhkan bela negara, faktor pendukung dan penghambat

upaya meningkatkan cinta tanah air dan bela negara.

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini bertempat di berbagai daerah di Negara Kesatuan

Republik Indonesia, seperti: Jakarta, Bekasi dan Pekalongan. adapun yang

dijadikan alasan dan pertimbangan pemilihan lokasi ini adalah pertama,

belum ada yang secara rinci meneliti tentang metode bimbingan agama

Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya dalam menumbuhkan bela

negara. Kedua, informasi yang sangat mendukung yang mana bisa didapatkan

dilembaga ini termasuk informannya. Sedangkan dari segi waktu penelitian

ini dilakukan pada bulan Juli 2017 sampai bulan Oktober 2017.

Page 22: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

10

3. Subjek dan Objek Penelitian

Adapun pada penelitian ini yang menjadi subjek yaitu Maulana Habib

Muhammad Luthfi bin Yahya. Sedangkan objek penelitiannya secara formal

adalah Warga Negara Indonesia yang secara rutin mengikuti kegiatan

bimbingan agama Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya. Sedangkan

secara materialnya adalah faktor pendukung dan penghambat bimbingan

agama Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya dalam menumbuhkan

bela negara.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara yaitu bentuk komunikasi antara dua orang atau lebih

yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu.11

Untuk

kepentingan penelitian ini dilakukan pengumpulan data melalui

wawancara dengan pengurus pondok pesantren dan majelis ta’lim yang

berada dibawah naungan Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya

yang memiliki keterkaitan dengan pembahasan skripsi ini.

b. Observasi

Obsevasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis

terhadap gejala-gejala yang diteliti. Dalam penelitian ini pengumpulan

data melalui observasi dengan cara melihat dan mengamati kondisi bangsa

11

Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Sosial, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2004), h.180.

Page 23: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

11

ini dengan menggunakan alat berupa catatan, rekaman, dan data-data dari

sumber yang terkait dengan penelitian ini.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui

dokumen-dokumen.12

Dalam hal ini penulis menyelidiki data-data tertulis

seperti buku, dokumen-dokumen, catatan-catatan dan sebagainya yang

berkaitan dengan metode bimbingan agama Maulana Habib Muhammad

Luthfi bin Yahya dalam menumbuhkan bela negara.

5. Teknik Analisis Data

Dalam melakukan analisa data, penulis mengumpulkan catatan

lapangan baik berupa observasi, wawancara, ataupun dokumentasi yang di

peroleh dari hasil lapangan, yang kemudian menyimpulkannya, serta

menganalisis persoalan yang telah ditetapkan. Kemudian di kelompokan

sesuai dengan metode bimbingan agama Maulana Habib Muhammad Luthfi

bin Yahya dalam menumbuhkan bela negara lalu menganalisisnya secara

sistematis.

6. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan skripsi ini penulis berpedoman pada Buku

Pedoman Akademik Program Strata 1 yang diterbitkan oleh Biro Administrasi

Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Islam Negri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2010.

12

Husaini Usman, Metodologi Penelitian Sosial, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2000), h. 54.

Page 24: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

12

E. Tinjauan Kepustakaan

Beberapa hasil penelitian yang berkaitan dengan tema penelitian penulis

kemukakan supaya terlihat sumbangan pengetahuan dari penelitian ini. Selain itu

agar tidak terjadi pengulangan penelitian yang sudah pernah diteliti oleh pihak

lain dengan permasalahan yang sama, diantaranya sebagai berikut:

1. Skripsi Ahmad Annas tahun 2003 yang berjudul “Pemikiran Pendidikan

Sufistik Kh. Habib Luthfi bin Yahya dan Respon Jama’ah Kanzus

Sholawat”. Dalam skripsi ini membahas tentang pemikiran pendidikan

sufistik Kh. Habib Luthfi bin Yahya. Sedangkan skripsi yang penulis

susun membahas tentang metode bimbingan agama Maulana Habib

Muhammad Luthfi bin Yahya dalam menumbuhkan bela negara.

2. Skripsi Ida Farida yang berjudul “Metode Dakwah Habib Luthfi Ali bin

Yahya di Radio Abirawa 106.20 MHZ Batang”. Dalam skripsi ini

membahas tentang metode dakwah Habib Luthfi Ali bin Yahya.

Sedangkan skripsi yang penulis susun membahas tentang metode

bimbingan agama Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya.

F. Sistematika Penulisan

Dalam rangka menguraikan pembahasan dalam penelitian ini, maka

penulis menyusun kerangka penelitian secara sistematis agar mudah dipahami.

Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang

pengambilan judul skripsi ini yang berjudul Metode Bimbingan

Page 25: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

13

Agama Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya dalam

Menumbuhkan Bela Negara, juga menjelaskan tentang pembatasan

dan perumusan masalahnya, menjelaskan tentang tujuan dan

manfaat penulisan, tinjauan kepustakaan, sistematika penulisan.

Serta menjelaskan tentang metodologi penelitian yang mencakup

pendekatan dan jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian,

subjek dan objek penelitian, teknik pengumpulan data, teknik

analisis data dan teknik penulisan.

BAB II Landasan Teori yang berisi tentang metode bimbingan agama,

cinta tanah air dan bela negara, sub bab pertama tentang bimbingan

agama yang menjelaskan tentang pengertian bimbingan agama,

fungsi, tujuan, materi dan metode bimbingan agama. Sub bab

kedua tentang bela negara, yang menjelaskan tentang pengertian

bela negara, asas demokrasi pembelaan negara, tujuan pendidikan

bela negara dan implementasi bela negara.

BAB III Profil Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya dalam

bab ini menceritakan tentang profil Maulana Habib Muhammad

Luthfi bin Yahya yang meliputi riwayat Maulana Habib

Muhammad Luthfi bin Yahya, Masa Pendidikan yakni

menjelaskan tentang perjalanan pendidikan Maulana Habib Luthfi

bin Yahya dan menjelaskan siapa saja guru-guru beliau, kegiatan-

kegiatan bimbingan agama yang dilakukan dan jabatan organisasi.

Page 26: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

14

BAB IV Temuan dan Analisis Penelitian yang terdiri dari data-data

penelitian lapangan yang meliputi analisis metode bimbingan

agama Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya dalam

menumbuhkan bela negara untuk Negara Kesatuan Republik

Indonesia, dan menjelaskan tentang analisis faktor pendukung dan

penghambatnya.

BAB V Penutup yang merupakan akhir dari isi dalam skripsi ini yang

meliputi kesimpulan dan saran. Setelah penutup dibagian akhir

dicantumkan daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

Page 27: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

15

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Metode

Secara etimologi metode berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari

penggalan kata “meta” yang berarti melalui dan “hodos” berarti jalan. Bila

digabungkan maka metode bisa diartikan jalan yang harus dilalui. Dalam

pengertian yang lebih luas, metode bisa pula diartikan sebagai segala sesuatu atau

cara yang digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan.1

Menurut “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, metode adalah cara teratur

yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan

apa yang dikehendaki. Dan juga merupakan cara kerja yang konsisten untuk

memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang

direncanakan.2 Sedangkan menurut “Kamus Manajemen” metode ialah suatu cara

pelaksanaan pekerjaan.3

Selain kata metode ada pula kata teknis dan pendekatan, keduanya

difahami sebagai cara-cara ilmiah yang dipakai sebagai peralatan (instrument)

dalam melakukan pekerjaan yang sifatnya lebih difokuskan kepada subyek atau

obyek yang dijadikan sasaran pelayanan.

Sesungguhnya antara metode dan teknis secara substansial memiliki

pengertian yang sama. Perbedaan adalah pada sisi fungsionalisasinya, yaitu unsur-

1 M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008), h. 120. 2 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), Cet. Ke-1, Edisi ke tiga, h. 740. 3 B. N Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta: Pusat Sinar Harapan, 2005), h. 173.

Page 28: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

16

unsur dan penggunaan metode bersifat teoritis dan lebih luas sebagai bagian dari

upaya ilmiah.

Sedangkan teknik atau pendekatan lebih bersifat teknis dan sesuatu yang

bersifat empiris serta spesifik yang terjadi pada penerapan pekerjaan-pekerjaan

tertentu. Teknik bisa pula peralatan fisik, seperti alat peraga, peralatan

administrasi, sarana dan prasarana, serta non fisik seperti taktik dan strategi

tertentu yang hanya dimiliki seseorang berdasarkan pengalamannya atau

improvisasinya pada saat menghadapi atau melakukan pekerjaannya. Dengan kata

lain, bisa jadi teknik atau pendekatan yang digunakan karena dipengaruhi oleh

situasi dan kondisi yang ditemukan pada saat melakukan pekerjaan.4

Melihat pada penjelasan mengenai pengertian metode di atas penulis dapat

jelaskan bahwa metode adalah segala sesuatu atau cara kerja yang konsisten untuk

melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan apa yang dikehendaki.

B. Bimbingan Agama

1. Pengertian Bimbingan Agama

Secara etimologi kata bimbingan merupakan terjemahan dari bahasa

Inggris “guidance” yang berasal dari kata kerja “to guide” yang berarti

menunjukkan, membimbing, menuntun, ataupun membantu. Sesuai dengan

istilahnya, maka secara umum bimbingan dapat diartikan sebagai suatu bantuan

atau tuntunan.5

Dalam kamus Bimbingan dan Konseling, bimbingan adalah proses

bantuan dan pertolongan. Bimbingan adalah bantuan yang ditujukan untuk

4 M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008), h. 121. 5 Hallen A, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Pres, 2002), Cet. Ke-1, h. 3.

Page 29: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

17

membantu individu dalam memahami diri (bakat, minat, kemauan) dan

lingkungan agar mampu membuat keputusan sehingga tercapai perkembangannya

secara maksimal untuk kepentingan dirinya dan masyarakat. Kata bimbingan

mengandung pengertian : menolong, membantu, menunjukkan jalan, memimpin,

memberikan nasehat dan memberikan pengarahan.6

Para ahli memberikan pengertian yang berbeda-beda sesuai dengan

pandangan masing-masing. Untuk mendapatkan pengertian yang jelas, di bawah

ini penulis mengutip beberapa definisi dari para tokoh antara lain sebagai berikut:

a. Aunur Rahim Fahmi, Bimbingan Agama adalah proses pemberian bantuan

terhadap individu atau kelompok agar mampu hidup selaras dengan ketentuan

dan petunjuk Allah SWT, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di

dunia dan akhirat.7

b. Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan adalah suatu pemberian bantuan yang

terus menerys, sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang

dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk memahami diri sendiri (self

understanding), kemampuan untuk menerima diri sendiri (self acceptance),

kemampuan untuk merealisasikan diri sendiri (self realization), sesuai dengan

potensi atau kemampuan dalam mencapai penyesuaiaan diri dengan

lingkungannya, baik keluarganya maupun masyarakat.8

6 Tantawy R, Kamus Bimbingan dan Konseling (Jakarta : PT. Pamator, 1997), h. 13.

7 M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008), h. 7. 8 M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008), Cet. Ke -1, h. 121.

Page 30: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

18

c. Arthur J. Jones yang dikutip oleh Dewa Ketut Sukardi bahwa: “Bimbingan

adalah bantuan yang diberikan seseorang kepada orang lain dalam

menetapkan pilihan dan penyesuaian diri serta dalam memecahkan masalah-

masalah, bimbingan diarahkan untuk membantu penerimaan secara bebas dan

mampu bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri”.9

d. Sedangkan dalam konsep Islam bimbingan adalah “ Proses pemberian

bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan

petunjuk Allah SWT, sehingga mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di

akhirat”.10

Kata “Agama” dalam Bahasa Indonesia berarti sama dengan kata Din

dalam Bahasa Arab semit, atau dalam bahasa-bahasa Eropa sama dengan Religion

(Inggris), Ia Religion (Perancis), De Religie (Belanda), De Religion (Jerman),

secara bahasa, perkataan “Agama” berasal dari Bahasa Sansekerta tidak pergi,

tetap di tempat, diwarisi turun menurun. Adapun kata Din mengandung arti

menguasai, menundukkan, patuh, utang balasan atau kebiasaan.11

Pada dasarnya agama mengandung pengertian tentang tingkah laku

manusia, yang dijiwai oleh nilai-nilai keagamaan, berupa getaran batin yang dapat

mengatur dan mengarahkan tingkah laku tersebut kepada pola hubungan dengan

masyarakat serta alam sekitarnya. Dari aspek inilah manusia dengan tingkah

lakunya itu merupakan perwujudan dari pola hidup yang membudaya dalam

9 Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di

Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), Cet. Ke-1, h. 8. 10

Thohari Musnawar, Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam, (Yogyakarta:

UII Press, 1992), h. 76. 11

Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van

horve, 1997), Cet. Ke-4, h. 102.

Page 31: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

19

batinnya. Dimana nilai-nilai keagamaan telah membentuknya menjadi rujukan

(referensi) dari sikap orientasi hidup sehari-hari.

Para Ulama sebagai pewaris para Nabi (Warasat Al-Anbiya) bertugas

menjadi mu’allim (guru) atau sebagai mubassyir dan nadhir (penghibur dan

petunjuk jalan) sebagaimana halnya fungsi dan tujuan Nabi Muhammad SAW

diutus menjadi Mu’allim (guru) dan pendidik akhlak al-karimah.12

Sebagaimana

sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dari Abu

Hurairah ra dalam Terjemah al-Adabul Mufrod yang dikutip oleh Al-Imam

Muhammad bin Ismail Al-Bukhari yang berbunyi:

م بعثت إنما األخالق مكارم ألتم

Artinya : “Saya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”. (HR.

Bukhari).13

Jadi dapat diketahui bahwa bimbingan agama adalah proses bimbingan

yang diarahkan kepada agama, baik tujuan materi ataupun metode yang

diterapkan. Bimbingan tersebut berupa pertolongan dibidang mental spiritual,

yang bertujuan agar dapat mengembangkan potensi fitrah yang dibawa sejak lahir

secara optimal dengan rasa menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung

dalam al-Qur’an dan Hadits Rasulullah SAW dalam dirinya, sehingga ia hidup

sesuai dengan apa yang dianjurkan Allah SWT dan Rasulullah SAW.

Dengan berkembangnya fitrah beragama setiap individu secara optimal,

maka akan dapat menciptakan hubungan dengan Allah SWT, dengan manusia,

12

H. M Umar, Tartono, Bimbingan dan Penyuluhan (Bandung: PT. Pustaka Setia,1998),

Cet. Ke-1, h. 77. 13

Al-Imam Muhammad, Terjemah Al-Adabul Mufrod, (Jakarta: Bina Ilmu Islami, 2010)

No. 207/273.

Page 32: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

20

dengan alam sekitar dan lainnya sebagai manifestasi dari perannya sebagai

khalifah Allah SWT di bumi yang sekaligus juga berfungsi sebagai penyembah

pengabdi kepada Allah SWT.14

Dengan demikian, maka Nabi Muhammad SAW menduduki fungsi

sebagai pembimbing agung di tengah umatnya, yang diteladani oleh para

sahabatnya dan para ulama sepanjang zaman.

Fenomena yang seperti inilah peran serta para ulama sangat dibutuhkan

sebagai orang yang memahami agama Islam secara mendalam dan yang akan

membimbing manusia ke jalan yang diridhai Allah SWT.

Dari pemaparan di atas bahwasanya bimbingan agama adalah suatu

pemberian pertolongan dari seorang pembimbing kepada individu atau

sekumpulan individu yang dilakukan secara berkala, yang bertujuan agar individu

tersebut dapat mengembangkan dirinya secara maksimal sesuai dengan apa yang

diharapkan pembimbing berdasarkan pada perintah agama.

2. Fungsi dan Tujuan Bimbingan Agama

a. Fungsi Bimbingan Agama

Menurut Dewa Ketut Sukardi, bila ditinjau dari sifatnya, layanan

bimbingan dapat berfungsi sebagai:

14

H. M Umar, Tartono, Bimbingan dan Penyuluhan (Bandung: PT. Pustaka Setia,1998),

Cet Ke-1, h. 79.

Page 33: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

21

1) Fungsi preventif yaitu layanan bimbingan ini dapat berfungsi sebagai

pencegahan, artinya merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya

masalah.

2) Fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan yang akan menghasilkan

pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu.

3) Fungsi perbaikan yaitu fungsi bimbingan yang akan menghasilkan terpecahnya

atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami individu (terbimbing).

4) Fungsi pemeliharaan dan pengembangan yaitu fungsi ini berarti bahwa layanan

bimbingan ini dapat membantu para individu dalam memelihara dan

mengembangkan pribadinya secara menyeluruh, mantap, terarah dan

berkelanjutan.15

Dilihat dari fungsi bimbingan agama di atas, penulis dapat mengetahui

bahwasanya bimbingan agama berfungsi sebagai pencegahan terhadap timbulnya

masalah oleh individu dan mengatasi apabila terjadi masalah pada individu,

sehingga menghasilkan pemahaman tentang sesuatu yang dapat mengembangkan

pribadinya secara menyeluruh.

b. Tujuan Bimbingan Agama

Tujuan bimbingan menurut Aunur Rahim Faqih dalam bukunya

Bimbingan dan Konseling Islam dibagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan

khusus, sebagai berikut:

15

Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Yogyakarta: UII Press,

2001), h. 26-27.

Page 34: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

22

1) Tujuan Umum

Membantu individu guna mewujudkan dirinya menjadi manusia seutuhnya

agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak.

2) Tujuan Khusus

a) Membantu individu agar tidak menghadapi masalah, maksudnya pembimbing

berusaha membantu mencegah jangan sampai individu menghadapi atau

menemui masalah. Dengan kata lain membantu individu mencegahnya timbul

masalah bagi dirinya sendiri.

b) Membantu individu memelihara dan mengambangkan situasi dan kondisi.

c) Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang

baik atau telah lebih baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik.16

Dari pemaparan di atas bahwasanya bimbingan agama bertujuan untuk

membantu individu mewujudkan dirinya menjadi manusia yang seutuhnya dan

mengatasi masalah yang sedang di hadapinya, sehingga individu tidak akan

menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang lain.

3. Metode Bimbingan Agama

Berdasarkan pemaparan sebelumnya penulis sudah uraikan tentang

pengertian metode dan bimbingan agama. Dari pemaparan tersebut penulis dapat

jelaskan bahwa metode bimbingan agama adalah suatu cara pemberian

16

Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Yogyakarta: UII Press,

2001), h. 36.

Page 35: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

23

pertolongan yang konsisten dari seorang pembimbing kepada individu atau

sekumpulan individu yang dilakukan secara berkala berdasarkan perintah agama.

Dalam hal ini, metode bimbingan agama dapat diklasifikasikan

berdasarkan segi komunikasi. Metode tersebut terdiri dari metode komunikasi

langsung yang disampaikan (metode langsung) dan komunikasi tidak langsung.

a) Metode langsung (metode komunikasi langsung) adalah metode dimana

pembimbing akan melakukan komunikasi langsung dengan seorang yang

dibimbingnya. Metode ini dapat dirinci lagi menjadi:

1. Metode Individual

Yaitu pembimbing dalam hal ini melakukan komunikasi langsung secara

individual dengan pihak yang dibimbingnya. Hal ini dapat dilakukan dengan

mempergunakan teknik:

a. Percakapan Pribadi

Yakni pembimbing mengadakan dialog langsung tatap muka dengan pihak

yang dibimbing.

b. Kunjungan rumah

Yakni pembimbing mengadakan dialog dengan kliennya tapi dilaksanakan

dirumah klien sekaligus untuk mengamati rumah klien dan lingkungannya.

c. Kunjungan dan Observasi Kerja

Yakni pembimbing melakukan percakapan individual sekaligus mengamati

kerja klien dan lingkungannya.

Page 36: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

24

2. Metode Kelompok

Yaitu pembimbing melakukan komunikasi langsung dengan klien dalam

kelompok. Hal ini dapat dijadikan dengan beberapa teknik:

a. Diskusi Kelompok

Yakni pembimbing melaksanakan bimbingan dengan cara mengadakan

diskusi dengan kelompok klien yang mempunyai masalah yang sama.

b. Karya Wisata

Yakni bimbingan kelompok yang dilakukan langsung dengan

mempergunakan ajang karya wisata sebagai forumnya.

c. Sosiodrama

Yakni bimbingan kelompok yang dilakukan dengan cara bermain peran untuk

memecahkan atau mencegah timbul masalah secara sosiologis.

d. Psikodrama

Yakni bimbingan kelompok yang dilakukan dengan cara bermain peran untuk

memecahkan atau mencegah timbulnya masalah psikologi.

e. Group teaching

Yakni pemberian bimbingan kelompok dengan memberikan materi

bimbingan kelompok tertentu (ceramah) kepada kelompok yang telah

disiapkan.17

b) Metode tidak langsung (metode komunikasi tidak langsung) adalah metode

bimbingan yang dilakukan melalui media komunikasi masa. Hal ini dapat

dilakukan secara individual maupun kelompok, bahkan masal.

17

Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: PT.

Golden Terayon Press, 1998), Cet. Ke-6, h. 2.

Page 37: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

25

1. Metode Individual

a. Melalui surat menyurat

b. Melalui telepon dan sebagainya

2. Metode Kelompok

a. Melalui papan bimbingan

b. Melalui surat kabar atau majalah

c. Melalui brosur

d. Melalui radio

e. Melalui televisi18

4. Materi Bimbingan Agama

Bimbingan agama merupakan salah satu bidang terpenting seseorang di

dalam menjalani kehidupannya baik itu yang sifatnya keimanan dan juga

kehidupan sehari-hari. Yang mana memiliki materi sebagai berikut:

a) Aqidah

Aqidah ialah iman atau keyakinan, kepercayaan, sumbernya adalah al-

Qur’an. Hakekatnya iman sebagaimana yang dituangkan oleh seorang laki-laki

dan ternyata malaikat Jibril yang menanyakan: apakah iman itu? Nabi

Muhammad SAW menjawab.

ذ سصىل هللا جهىس ع ب ح أيضب قبل : بي ش ب انخطبة سضي هللا ع ع ع

وصهى رات يىو إر طهع عهيب سجم شذيذ بيبض انثيبة شذيذ صىاد صه هللا عهي

فش وال يعشف يب أحذ, حت جهش إن انبي صه هللا أثش انض عش, ال يشي عهي انش

عه فخزي , ووضع كفي إن سكبتي وصهى, فأصذ سكبتي ذ عهي , و قبل : يب يح

18 Ibid.

Page 38: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

26

تشهذ أ وصهى : اإلصالو أ اإلصالو, فقبل سصىل هللا صه هللا عهي أخبشي ع

كبة, و الة, وتؤتي انز ذا سصىل هللا, وتقيى انص يح تصىو الإ ن إال هللا و أ

صبيال. قبل : صذقت. فعجبب ن يضئه اصتطعت إني , وتحج انبيت إ سيضب

, , وسصه , وكتب ببهلل, ويالئكت , قبل : أ ب اإلي ق. قبل : فأخبشي ع ويصذ

وانيىو اآل و شش ببنقذس خيش ( يضهى سوا ) . خش, و تؤي

Artinya: Dari Umar bin Khathab ra, ia berkata: ketika kami sedang duduk di

dekat Rasulullah SAW. Tiba-tiba muncul seorang lelaki yang berpakaian putih,

berambut hitam pekat, bekas jalannya tidak terlihat dan tidak seorang pun di

antara kami yang mengenalinya. Ia duduk menghadap beliau SAW, lalu menanyakan kedua lututnya kelutut Nabi dan meletakkan kedua telapak

tangannya di atas kedua paha Nabi. Seraya berkata: Wahai Muhammad,

terangkan kepadaku tentang Islam? Rasulullah SAW menjawab: Islam adalah

hendaknya engkau bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad

adalah utusan Allah, mendirikan shalat, memberikan zakat, berpuasa di bulan

Ramadhan, dan melakukan ibadah haji ke Baitullah jika memenuhi syaratnya. Ia

berkata: engkau benar? Kami keheranan karenanya, dia bertanya tetapi

membenarkannya, lebih lanjut ia berkata: sekarang terangkanlah kepadaku

tentang Iman? Rasulullah SAW menjawab: yaitu engkau beriman kepada Allah,

kepada para malaikatnya, kitab-kitabnya, para Rasulnya, dan hari akhirnya,

serta engkau beriman kepada baik dan jeleknya takdir. (HR. Muslim).19

Dengan demikian antara iman dan Islam adalah suatu kesatuan yang saling

terkait satu sama lain. Abdul A’ala al Mauhudi mengatakan: “Hubungan antara

iman dan Islam laksana hubungan pohon dan akarnya, sebatang pohon tak akan

tumbuh tanpa akar. Mustahil seorang yang tidak memiliki iman untuk memulai

dirinya menjadi seorang Muslim.20

Masalah aqidah merupakan hal yang

fundamental. Aqidah sebagai motor penggerak bagi seorang Muslim. Dengan kata

lain bahwa kepercayaan harus menjadi keyakinan yang mutlak dan bulat,

keyakinan yang mutlak kepada Allah SWT dengan membenarkan dan mengakui

wujud (eksistensi) Allah, sifat Allah, hukum-hukum Allah, kekuasaan-Nya,

hidayah dan taufik Allah SWT.

19

Nawawi, Riyadhus Shalihin. Penerjemah Salim Bahreisy, (Bandung: PT. Al-Ma’arif,

1987), Cet. Ke-10, h. 34.

20 Moh, Rifai, Aqidah Akhlak, (Semarang: CV. Wicaksana, 1994), Cet. Ke-2, h. 32.

Page 39: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

27

Kepercayaan kepada Allah SWT, termasuk kepercayaan kepada malaikat,

rasul-rasul-Nya, kitab-kitab-Nya, hari akhir dan takdir unsur tersebut dalam

Islamologi disebut “Arkanul Islam”.21

Dan juga rukun Islam yang mana

didalamnya mengungkapkan antara lain: mengucapkan dua kalimat syahadat,

mengerjakan shalat, membayar zakat, puasa dan juga haji. Bagi seorang Muslim

kedua rukun ini sudah menjadi kewajiban yang harus dijalankan dan diamalkan.

Seorang Muslim baru dapat dikatakan sempurna iman setelah melaksanakan

kewajibannya dan hendaknya disertai dengan keikhlasan serta kejujuran, akhlak

yang baik tanpa itu semua segala amal perbuatan seorang akan menjadi sia-sia

dan tidak akan memperoleh pahala.

b) Ibadah

Menurut bahasa ibadah berarti patuh, tunduk. Ibadah berasal dari kata

“Ubudiyah” yang artinya tunduk dan merendahkan diri. Menurut al-Azhari kata

ibadah tidak dapat disebutkan kecuali untuk kepatuhan kepada Allah SWT.22

Dari beberapa keterangan yang dikutip Yusuf Al-Qadrawi bahwa ibadah

yang disyariatkan oleh Islam itu harus memenuhi dua unsur:

1) Mengingat diri (Iltizam) dengan syariat Allah SWT yang diserukan oleh para

Rasulnya meliputi perintah, larangan, penghalalan dan pengharaman sebagai

perwujudan ketaatan kepada Allah SWT.

2) Ketaatan itu harus tumbuh dari kesucian dari kecintaan hati kepada Allah

SWT, karena sesungguhnya dialah yang paling berhak.23

21

Ibid. 22

Ibn Manzur, Al-Ifriglisan Al-Arab, (Birut: Dar Sadir, 1994), Cet. Ke-2, h. 273.

Page 40: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

28

c) Akhlak

Akhlak adalah suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia, yang lahir

perbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpa melalui proses pemikiran,

pertimbangan atau penelitian.24

C. Bela Negara

Dalam mencapai tujuan nasionalnya, suatu negara akan selalu menghadapi

berbagai rintangan baik yang datang dari dalam dan luar negeri, bersifat langsung

maupun tidak langsung. Semua rintangan yang ada harus dihadapi oleh seluruh

rakyatnya tanpa terkecuali sesuai dengan kemampuan dan profesinya masing-

masing.

Sebagai bangsa yang besar dan kuat Negara Indonesia harus mampu untuk

mempertahankan eksistensinya baik dalam bidang politik, pendidikan, ekonomi,

sosial budaya maupun kedaulatannya. Dalam hal mempertahankan kedaulatan

diperlukan adanya kerjasama yang baik antara warga negara dan pemerintah

melalui pertahanan negara. Jika antara warga negara dan pemerintah saling

menjalankan hak dan kewajibannya dengan baik, maka eksistensi kedaulatan

negara akan tetap terjaga.

1. Pengertian dan Makna Bela Negara

Upaya bela negara dapat dilakukan oleh seluruh rakyat melalui

pengabdian sesuai dengan profesinya yang pada hakikatnya kegiatan pembelaan

23

Yusuh Al-Qardawi, Al-Ibadah Fi al-Islam, (Beirut: Muasasah Al-Risalah, 1997), Cet.

Ke-6, h. 32-33. 24

Ibid.

Page 41: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

29

negara merupakan usaha dari warga negara untuk mewujudkan ketahanan

nasional.25

Didalam UUD No. 3 tahun 2002 tentang pertahanan negara pasal 1 ayat 1

menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan pertahanan negara adalah segala

usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan

gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Kegiatan pertahanan negara

dapat dilaksanakan oleh semua Warga Negara Indonesia (WNI) tanpa terkecuali

melalui upaya bela negara.

Bela negara sering kali dikaitkan dengan militer atau militerisme, yang

menggambarkan bahwa seolah-olah tanggung jawab untuk membela negara hanya

terletak ditumpuan Tentara Nasional Indonesia. Padahal bela negara merupakan

tanggung jawab dari semua warga negara. Untuk memperjelas mengenai

pengertian dan tanggung jawab dari bela negara maka akan dijelaskan mengenai

pengertian bela negara dari berbagai sumber berikut ini :

a. Bela negara adalah sikap dan prilaku warga negara yang dijiwai oleh

kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjamin kelangsungan

hidup bangsa dan negara.26

25

Winarno, Implementasi Pancasila melalui Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta: PT

Bumi Aksara, 2010), h. 182. 26

Republik Indonesia, Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.

Lembaran Negara RI Tahun 2002. (Jakarta: Sekretariat Negara, 2002), no. 3.

Page 42: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

30

b. Bela negara atau pembelaan negara adalah tekad, sikap dan tindakan warga

negara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh

kecintaan pada tanah air serta kesadaran hidup berbangsa dan bernegara.27

c. Bela negara adalah upaya setiap warga negara untuk mempertahankan

Republik Indonesia terhadap ancaman, baik dari luar maupun dalam negeri.28

d. Bela negara adalah tekad, sikap, dan tindakan warga negara yang teratur,

menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah

air, kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia, serta berkeyakinan akan

kesaktian Pancasila sebagai Ideologi Negara dan kerelaan berkorban guna

meniadakan setiap ancaman, baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri,

yang membahayakan kemerdekaan dan kedaulatan negara, kesatuan dan

persatuan bangsa, keutuhan wilayah dan yurisdiksi nasional serta nilai-nilai

Pancasila dan UUD 1945.29

Dari pengertian diatas, bisa dipahami upaya bela negara atau pembelaan

negara sangat erat sekali kaitannya dengan keyakinan dari setiap warga negara

akan Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar konstitusi negara dan sebagai wujud

pengalaman dari hal tersebut. Pengalaman tersebut juga tidak bisa dilepas

kaitannya antara kecintaan akan tanah airnya yang ditunjukkan dalam pembelaan

negara.

27

Kaelan dan Zubaidi, Pendidikan Kewarganegaraan, (Yogyakarta: Paradigma, 2007) ,

Cet. Ke-1, h. 120. 28

Winarno, Implementasi Pancasila melalui Pendidikan Kewarganegaraan (Jakarta: PT

Bumi Aksara, 2010), h. 182. 29

Hamid Darmadi, Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan, (Bandung: Alfabeta,

2010), h. 67.

Page 43: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

31

Berbagai wujud dari usaha bela negara atau pembelaan negara adalah

kesiapan dan kerelaan setiap warga negara untuk berkorban demi

mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan negara, persatuan dan kesatuan

bangsa Indonesia, keutuhan wilayah Nusantara dan yurisdiksi nasional serta nilai-

nilai Pancasila dan UUD 1945.

Keutuhan dan kedaulatan NKRI harus tetap terjaga meskipun sering

dihantam arus globalisasi dimana tantangan dan hambatan bangsa Indonesia

semakin berat dalam menjaga eksistensinya. Berbagai tantangan dan hambatan

tersebut datang dari dalam maupun luar negeri dapat mengganggu stabilitas

nasional bangsa Indonesia. Berbagai tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia

yang berasal dari dalam maupun luar negeri diantaranya masuknya ideologi barat

yang dapat merusak ideologi Pancasila, tantangan dari dalam negeri misalnya

terjadi disintegrasi bangsa yang diakibatkan adanya krisis kepercayaan kepada

para pemimpin bangsa, menurunnya mentalitas dan moralitas bangsa serta

maraknya budaya KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) di semua kalangan

masyarakat bangsa Indonesia.

2. Asas Demokrasi Pembelaan Negara

Aturan maupun dasar hukum yang jelas mengenai hak dan kewajiban dari

setiap warga negara untuk ikut serta dalam hal pembelaan negara atau bela negara

telah tertuang jelas dalam berbagai peraturan, baik itu Undangan-Undangan Dasar

1945 maupun Undang-Undang. Berbagai peraturan tersebut dijelaskan sebagai

berikut:

Page 44: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

32

a. Didalam amandemen UUD 1945 pasal 27 ayat 3 menyatakan bahwa setiap

warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.

b. Pasal 30 UUD 1945 pasal 1 dan 2 secara lengkap sebagai berikut:

1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha

pertahanan dan keamanan negara.

2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem

pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia

dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan

rakyat sebagai kekuatan pendukung.

c. Selain itu dalam UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahan Negara dalam pasal

9 ayat 1 menjelaskan bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta

dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan

pertahanan negara.

d. Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara pasal 2, yaitu

hakikat pertahanan negara adalah segala upaya pertahanan bersifat semesta

yang penyelenggaranya didasarkan pada kesadaran hak dan kewajiban

waraga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri.

e. Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, pasal 68

menjelaskan bahwa setiap warga negara ikut serta dalam upaya pembelaan

negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.30

30

Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

2009), h. 72.

Page 45: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

33

Berbagai Undang-Undang yang merupakan pelaksanaan dari pasal 30

UUD 1945 mengenai Pertahanan dan Keamanan Negara sebagai berikut.

1) Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik

Indonesia, dalam pasal 30 ayat 4. POLRI sebagai alat negara yang menjaga

keamanan dan ketertiban masyarakat dan bertugas melindungi, mengayomi

dan melayani masyarakat serta menegakkan hukum.31

2) Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, dalam pasal 9

ayat 1 menjelaskan bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta

dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan

pertahanan negara.

3) Undang-Undang No. 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia,

pasal 30 ayat 3. TNI terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan

Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan dan

memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.32

Sesuai dengan amandemen UUD 1945 pasal 27 ayat 3 menjelaskan bahwa

usaha bela negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara. Hal ini

menunjukkan adanya asas demokrasi dalam pembelaan negara yang mencakup

dua arti. Pertama, bahwa setiap warga negara turut serta dalam menentukkan

kebijakan tentang pembelaan negara melalui lembaga-lembaga perwakilan sesuai

dengan UUD 1945 dan perundang-undangan yang berlaku. Kedua, bahwa setiap

31

Sunarso, dkk., Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi, (Yogyakarta:

UNY Press, 2006), h. 110. 32

Ibid.

Page 46: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

34

warga negara harus turut serta dalam setiap usaha pembelaan negara, sesuai

dengan kemampuan dan profesinya masing-masing.33

Dari uraian diatas membuktikan bahwa upaya bela negara tidak hanya

dilakukan dalam bentuk fisik (perlawanan bersenjata), akan tetapi dilakukan

melalui non-fisik (hukum, pendidikan, diplomasi) serta dapat dilakukan dengan

bekerja baik dan tulus demi kemajuan bangsa, turut serta dalam mengharumkan

nama bangsa, maupun bangga untuk menjadi Indonesia dengan menggunakan

produksi dalam negeri.

3. Pembelajaran Pendidikan Bela Negara

Pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu kombinasi yang tersusun

meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur

yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.34

Menurut Undang-

Undang No. 20 Tahun 2003 (UU Sisdiknas) pembelajaran diartikan sebagai

proses interaksi individu yang dibimbing dengan pembimbing dan sumber belajar

pada suatu lingkungan belajar.

Pengertian dari pendidikan bela negara adalah pendidikan dasar bela

negara guna menumbuhkan kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa dan

bernegara Indonesia, keyakinan akan kesaktian Pancasila sebagai ideologi negara,

33

Endang Sukaya Zaelani dkk, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi,

(Yogyakarta: Paradigma, 2002), h. 10. 34

Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2007), h. 57.

Page 47: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

35

kerelaan berkorban untuk negara serta memberikan kemampuan awal bela

negara.35

Jadi pembelajaran pendidikan bela negara adalah suatu proses interaksi

yang terjadi antara individu dengan pembimbing, dalam aktivitas belajar mengajar

yang mengkaji materi dasar-dasar bela negara dengan tujuan menumbuhkan

kesadaran bela negara kepada individu yang dibimbing.

4. Tujuan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara

Tujuan pendidikan pendahuluan bela negara tidak dapat dilepas dari tujuan

pendidikan nasional, sebagaimana dinyatakan dalam UU No. 20 Tahun 2003

mengenai sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa: “Pendidikan nasional

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

betujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab”.36

Pendidikan pendahuluan bela negara ditujukan untuk melaksanakan upaya

dari pertahanan dan keamanan negara (Hankamneg), bahwa salah satu bentuk

keikutsertaan rakyat dalam upaya Hankamneg yaitu dengan mengikuti pendidikan

pendahuluan bela negara (PPBN) yang tidak dapat terpisahkan dari sistem

pendidikan nasional. Dengan dilaksanakannya pendidikan pendahuluan bela

35

Hamid Darmadi, Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan, (Bandung: Alfabeta,

2010), h. 67. 36

Republik Indonesia, Undang-undang. No. 20 Tahun 2003, Bab II Pasal 3 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, (Surabaya: PD. PGRI Jawa Timur, 2003), h. 23.

Page 48: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

36

negara dilingkungan sekolah maupun diluar lingkungan sekolah akan dihasilkan

warga negara yang cinta tanah air, rela berkorban demi bangsa dan negara, yakin

akan kesaktian Pancasila dan UUD 1945 serta mempunyai kesadaran akan hak

dan kewajiban sebagai warga negara yang bertanggung jawab.

Diselenggarakannya pendidikan pendahuluan bela negara ini tidak lepas

dari tujuan yang hendak dicapai yaitu untuk menghadapi era globalisasi yang

dapat mengancam eksistensi dan integritas bangsa Indonesia, yaitu dengan

mendapatkan bimbingan pendidikan pendahuluan bela negara warga negara

Indonesia diharapkan akan dapat menjadi warga negara yang berkualitas, yakni

manusia yang mampu menghadapi tantangan-tantangan di masa depan yang dapat

menjamin tetap tegaknya identitas dan integritas bangsa.37

Penyelenggraan pendidikan pendahuluan bela negara tidak saja ditujukan

untuk menghasilkan kualitas manusia Indonesia yang dapat mengembangkan

kemampuan dan kesedihan untuk mempertahankan dan membela bangsa, negara

dan tanah air, tetapi juga memberikan bekal sebagai warga negara Indonesia yang

baik, terutama dalam mempertahankan dan mengembangkan kehidupan bangsa

dan negara serta membangkitkan kehidupan bangsa dan negara serta

membangkitkan motivasi dan dedikasi berupa rasa turut memiliki, rasa ikut

tanggung jawab serta turut berpartisipasi dalam pembangunan nasional guna

mewujudkan suatu masyarakat yang tata tentrem kertaraharja.38

37

Subagyo, dkk., Statistik Terapan dalam Penelitian Ilmu-ilmu Sosial dan Pendidikan,

(Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 38. 38

Subagyo dkk, Statistik Terapan dalam Penelitian Ilmu-ilmu Sosial dan Pendidikan,

(Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 39.

Page 49: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

37

Pada hakikatnya pendidikan pendahuluan bela negara bertujuan untuk

menumbuhkan:

a. Kecintaan pada tanah air

b. Kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia

c. Keyakinan akan kesaktian Pancasila sebagai ideology negara

d. Kerelaan berkorban untuk negara

e. Memiliki kemampuan awal bela negara39

Secara khusus sasaran yang hendak dicapai dari bimbingan pendidikan

pendahuluan bela negara adalah membentuk generasi penerus bangsa atau

membentuk WNI, agar sadar akan perannya sebagai tunas bangsa dan kader

bangsa dimasa mendatang, mengenal dan mencintai tanah air, rela memberikan

kehormatan martabat bangsa dan negara, memiliki watak dan sikap kejuangan dan

ksatria.

Tujuan pendidikan pendahuluan bela negara dapat di bedakan menjadi dua

yaitu tujuan umum dan tujuan khusus, seperti yang telah dijelaskan oleh Darmadi

adalah sebagai berikut:

a. Tujuan umum adalah mewujudkan warga negara Indonesia yang memiliki

tekad, sikap dan tindakan yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut

guna meniadakan setiap ancaman baik dari luar maupun dari dalam negeri

yang membahayakan kemerdekaan dan kedaulatan negara, kesatuan dan

persatuan bangsa, keutuhan wilayah dan yurisdiksi nasional serta nilai-nilai

Pancasila dan UUD 1945.

39

Ibid.

Page 50: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

38

b. Tujuan khusus ditujukan melalui gerakan pramuka yang mana bertujuan agar

para pelatih dan pembina pramuka dapat meningkatkan upaya pembinaan

secara lebih efektif dan efisien dengan sasaran yang lebih kenkrit demi

terciptanya generasi muda yang sehat, cerdas dan berkarakter.40

5. Implementasi Bela Negara

Memasuki era globalisasi seperti sekarang ini implementasinya bela

negara tidak dilakukan dengan mempersenjatai seluruh rakyat secara fisik untuk

mengadakan perlawanan fisik melainkan merupakan keikutsertaan warga negara

melalui bidang profesinya masing-masing. Dengan kata lain implementasi bela

negara dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari melalui bidang profesi atau

pekerjaan masing-masing.

Menurut Subagyo dkk, dalam buku Pendidikan Kewarganegaraan, upaya

dari bela negara yang merupakan hak dan kewajiban setiap warganegara, dapat

diimplementasikan dalam berbagai lingkungan di masyarakat, yakni sebagai

berikut:

a. Lingukngan Pendidikan (pendidikan formal)

Implementasi upaya bela negara dalam lingkungan pendidikan formal

dilakukan melalui pendidikan pendahuluan bela negara, yang bertujuan

mempersenjatai warga negara secara psikis/mental dengan ideology Pancasila,

kecintaan pada tanah air, kerelaan berkorban untuk bangsa dan negara, serta

40

Hamid Darmadi, Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan, (Bandung: Alfabeta,

2010), h. 147.

Page 51: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

39

kesadaran akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara yang

bertanggungjawab.

b. Lingkungan Pekerjaan (pendidikan non-formal)

Sasaran utamanya adalah membentuk karyawan yang selalu

mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, memiliki motivasi kerja yang

tinggi pula sesuai profesinya masing-masing.

c. Lingkungan Pemukiman (pendidikan informal)

Sasaran yang ingin dicapai adalah membentuk masyarakat yang dapat

memahami nilai-nilai perjuangan bangsa. Mencintai tanah air dan rela berkorban

serta mempunyai kemampuan awal bela negara, memiliki persatuan dan kesatuan

bangsa yang diwujudkan dalam kehidupan secara gotong-royong, sehat, bersih,

tertib dan aman, pelestarian lingkungan disetiap pemukiman.41

Konsep mengenai bela negara dapat diuraikan menjadi dua yaitu secara

fisik dan non-fisik, maka keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negarapun

dapat dilakukan dengan dua cara yaitu bela negara secara fisik dan bela negara

secara non-fisik.

Bela negara secara fisik sesuai dengan UU No. 3 Tahun 2002 tentang

pertahanan negara dapat dilaksanakan oleh seluruh warga negara dengan menjadi

anggota Tentara Nasional Indonesia dan mengikuti pelatihan dasar kemiliteran

yang diselenggarakan melalui program rakyat terlatih. Program rakyat terlatih

dapat diikuti oleh seluruh warga negara dalam berbagai lingkungan, seperti

41

Subagyo dkk, Statistik Terapan dalam Penelitian Ilmu-ilmu Sosial dan Pendidikan,

(Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 41.

Page 52: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

40

lingkungan kampus dan masyarakat. Berbagai unsur dari rakyat terlatih adalah

Resimen Mahasiswa (Menwa), Perlawanan Rakyat (Wanra), Pertahanan Sipil

(Hansip), Mitra Babinsa dan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda.

Dalam UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara keikutsertaan

warga negara dalam upaya bela negara dapat dilakukan secara non fisik, yaitu

melalui pendidikan kewarganegaraan dan pengabdian sesuai dengan profesi.

Keikutsertaan dalam bela negara dapat dilakukan dengan cara:

1) Meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, dengan menghayati arti

demokrasi, menghargai perbedaan pendapat dan tidak memaksakan

kehendak.

2) Menanamkan kecintaan pada tanah air.

3) Berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara dengan berkarya nyata

(bukan retorika).

4) Meningkatkan kepatuhan dan kesadaran terhadap hukum dan menjunjung

tinggi hak asasi manusia.

5) Pembekalan mental spiritual dikalangan masyarakat agar dapat menangkal

pengaruh budaya asing.42

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat penulis jelaskan bahwa sikap cinta

tanah air dan bela negara harus dimiliki oleh setiap WNI. Dengan mencintai

negeri ini, WNI dapat ikut serta berjuang mewujudkankan cita-cita para pahlawan

terdahulu agar keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia

tetap terjaga.

42

Winarno, Implementasi Pancasila melalui Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta: PT

Bumi Aksara, 2010), h. 186.

Page 53: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

41

BAB III

PROFIL MAULANA HABIB MUHAMMAD LUTHFI BIN YAHYA

A. Riwayat Hidup Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya

Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya, yang nama lengkapnya

Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya lahir di Pekalongan Jawa

Tengah, tepatnya di desa Keputran pada hari Senin pagi tanggal 27 Rajab tahun

1367 H, bertepatan tanggal 10 November 1947 M. Beliau merupakan putra

pertama dari 9 (sembilan) orang bersaudara. Ayah beliau bernama Ali Hasyim

yang amat terkenal sebagai guru yang shaleh, arif dan bijaksana yang dicintai

serta dihormati oleh masyarakat di masa itu, banyak orang yang datang kepadanya

untuk memohon do‟a demi tercapainya segala hajat mereka. Warisan ini sekarang

diturunkan kepada putra sulungnya yang bernama Habib Muhammad Baha‟uddin

Al-Alawi.1

Ibunda Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya bernama Nurlela

binti Muchsin Mulahela, beliau adalah seorang wanita yang shalehah dari

keluarga dan cucu kanjeng pangeran Bupati Pekalongan yang bernama Tan Jan

Ningrat yaitu Bupati keempat Pekalongan “Tumenggung Surodirjo”. Istri

Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya bernama Salmah Hasyim yang

dikaruniai oleh Allah SWT lima orang anak. Anak yang pertama diberi nama

Muhammad Baha‟uddin Al-Alawi, yang kedua bernama Fatimah Nikmatullah

Azzaenabi, yang ketiga Ummu Hani Al-Fatiwi, yang keempat bernama

Fatimatuzzahroh Al-Muhammadi, dan yang kelima yaitu bernama Muhammad

Syarif Hidayatulloh Al-Husaini bin Yahya. Maulana Habib Muhammad Luthfi

bin Yahya tinggal di Noyontaan gang 7 kota Pekalongan. Sejak lahir dan di masa

balita beliau diasuh oleh seorang ibunda yang bernama Zaidah binti H. Umar.2

1 M. Sugeng Sholehuddin, Reiventing Kepemimpinan dalam Pendidikan Islam,

(Pekalongan: STAIN Press, 2010), h. 27. 2 Wawancara Pribadi dengan Ustadz Ahmad Iftah, Pengasuh PP. Fatahillah Bekasi yang

Berada dibawah Naungan Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya, Bekasi, 27 Juli 2017.

Page 54: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

42

Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya dari kecil hingga sekarang

tinggal di Pekalongan dan beliau menetap di Pekalongan. Pada tahun 1950 M,

beliau mulai mempelajari ajaran Islam dengan membaca serta memahami kitab

suci Al-Qur‟an dari guru-gurunya yang berjumlah kurang lebih 150 orang. Pada

usia 4 tahun beliau meninggalkan keluarganya menuju Indramayu Jawa Barat

untuk menuntut ilmu. Kemudian pada tahun 1953 M beliau pulang ke

Pekalongan, dari sini beliau sekolah di Sekolah Rakyat (SR) 09, pada zaman dulu,

kemudian sorenya beliau mengaji di pondok pesantren salafiyah yang letaknya di

belakang masjid wakaf Pekalongan.

Kehadiran dari para guru dan pembimbing di Sekolah Rakyat (SR) 09 dan

pondok pesantren salafiyah telah membentuk pribadi Maulana Habib Muhammad

Luthfi bin Yahya untuk memiliki semangat kedisiplinan yang sangat tinggi

serentak membentuk Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya untuk belajar

bergaul dan berkomunikasi dengan teman-temannya. Dalam keluarga beliau, sang

bapak Habib Ali bin Hasyim bin Umar sering mengajak dan mengajarkan anak-

anaknya untuk membangun relasi dan komunikasi dengan Allah SWT dan Rasul-

Nya melalui do‟a yang merupakan suatu “jembatan” yang dibangun menuju

kehadirat Allah SWT.3

Berbagai macam kebiasaan oleh keluarganya dalam perkembangannya

berlanjut terus sampai anak-anaknya yang masih kecil, satu demi satu

meninggalkan rumah untuk meneruskan pendidikan mereka ke jenjang yang lebih

tinggi. Keadaan ini menghadapkan Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya

3 Ida Farida, “Metode Dakwah Habib Luthfi Ali bin Yahya di Radio Abirawa 106.20

MHZ Batang,” (Skripsi S1Fakultas Dakwah, IAIN Walisongo Semarang, 2008), h. 46.

Page 55: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

43

di masa anak-anak untuk mencari ilmu pendidikan Islam yang sesuai dengan

kebenarannya. Adapun di rumah yang merupakan sebuah keluarga besar,

dijadikan pedoman untuk dimulai atau awal dari sebuah perjalanan panjang yang

harus dihadapi. Suatu ketika Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya masuk

ke sebuah pondok pesantren di saat usianya masih anak-anak, beliau tidak

memberitahu atau minta izin kepada orang tuanya. Hal ini yang menandakan

bahwa semangat menuntut ilmu pendidikan dari kecil sudah dimiliki beliau.

Pada tahun 1965 M sampai 1967 M sebagai seorang remaja, dalam

kesehariannya beliau selalu dihadapi oleh situasi dan kondisi masyarakat yang

belum aman dan belum memahami agama Islam yang benar, yaitu pada masa

setelah G 30 S PKI meletus, yang pada masa itu kehidupan bangsa Indonesia

sedang mengalami suatu keadaan yang betul-betul paceklik di segala bidang, yang

pada waktu itu pula masyarakat kumpulan pemuda-pemuda ikut serta mewarnai

ruang lingkup pergaulan Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya di masa

remajanya. Beliau bersama teman-teman seperjuangan mulai mendobrak,

mengajarkan masyarakat untuk mengenal ilmu agama serta iman sebagai dasar

dalam setiap aspek kehidupan dimasyarakat. Dari sinilah Maulana Habib

Muhammad Luthfi bin Yahya mulai berdakwah di Kampung Kwijan tepatnya

Desa Keputran yang belum mahir dalam memahami agama Islam sebagai

pedoman hidup.

Melihat situasi keadaan masyarakat umumnya demikian, dengan situasi

keadaan yang serba kekurangan atau tidak punya modal sama sekali untuk

mengembangkan dan mengajarkan ajaran Islam, oleh Maulana Habib Muhammad

Luthfi bin Yahya dan teman-temannya akhirnya “amben” alias “dipan” untuk

tidur terpaksa dibongkar dan dijadikan sebagai tempat duduk untuk belajar

Page 56: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

44

mengaji dan memperdalam ilmu agama Islam anak-anak, remaja dan orang-orang

tua pada waktu itu.4

Pada tahun 1960 M sampai 1962 M Maulana Habib Muhammad Luthfi

bin Yahya sudah menjadi seorang guru dan mengajar disuatu sekolah “Madrasah

Al Ma‟arif” di Desa Kliwet Kecamatan Kertas Maya, Kapedanan Jatibarang

Kabupaten Indramayu Jawa Barat. Yang jumlah murid tadinya 26 orang kelas 1

sampai kelas 6, namun setelah Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya

mengajar di sekolah tersebut jumlah muridnya meningkat sangat tajam hingga

mencapai 380 orang dan kemudian beliau diangkat menjadi wakil kepala guru Al

Ma‟arif di masa itu.5

Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya meninggalkan masa

mudanya yang penuh dengan pengalaman yang dilakukannya akhirnya pada tahun

2001 M diangkat menjadi Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tingkat

Jawa Tengah. Kemudian pada tanggal 26 sampai 28 Febuari 2002 Maulana Habib

Muhammad Luthfi bin Yahya diangkat menjadi Rois Aam Jam’iyyah Ahli

Tharekah Al-Mu’tabarah An-Nahdhiyyah.

Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya dikenal sebagai seorang

Ulama yang pandai, cerdas, dan banyak belajar dari pondok-pondok pesantren

dari tahun ke tahun di masa remajanya serta memiliki ilmu yang sangat tinggi

yakni ilmu zahir dan ilmu bathin serta ilmu para wali sekaligus sebagai pewaris

kanjeng Nabi Sayyidina Muhammad SAW. Dalam kehidupan masa remaja beliau

yang serba kekurangan, beliau sering tidak makan dan beliau berpuasa dengan

niat menuju jalan Allah SWT, yaitu jalan kebenaran yang didorong dengan

keadaan masa remajanya pada waktu itu.6

4 Wawancara Pribadi dengan Ustadz Ahmad Iftah, Pengasuh PP. Fatahillah Bekasi yang

Berada dibawah Naungan Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya, Bekasi, 27 Juli 2017. 5 M. Sugeng Sholehuddin, Reiventing Kepemimpinan dalam Pendidikan Islam,

(Pekalongan: STAIN Press, 2010), h. 30. 6 Wawancara Pribadi dengan Ustadz Ahmad Iftah, Pengasuh PP. Fatahillah Bekasi yang

Berada dibawah Naungan Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya, Bekasi, 27 Juli 2017.

Page 57: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

45

Dalam perjuangan untuk mendobrak masyarakat atau mengajarkan

masyarakat untuk mengenal ajaran agama Islam dijalankan terus dan dibagi dalam

4 (empat) bagian waktu. Waktu-waktu tersebut adalah pagi: mengajar ngaji untuk

kaum ibu-ibu yang telah berumah tangga, siang: mengajar ngaji untuk remaja-

remaja putra yang belum berumah tangga, sore: mengajar ngaji khusus untuk

remaja-remaja putri yang belum berumah tangga dan malam: mengajar ngaji

khusus untuk bapak-bapak yang telah berumah tangga. Yang pengajian ini

dilaksanakan beliau setiap hari pada zaman itu yaitu dirumah beliau Keputran

Pekalongan.7

Kegigihan beliau dan teman-temannya dalam mendobrak serta

mengajarkan ilmu agama terhadap masyarakat atau murid-muridnya dapat

menjadikan indikasi bahwa dalam dirinya tertanamlah sifat peduli terhadap umat

Muslim. Selain itu juga menunjukkan bahwa dalam diri beliau mengalirkan rasa

tanggung jawab terhadap keselamatan orang lain, dari segi tanggung jawab ini

mengiringi langkah Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya di masa-masa

selanjutnya hingga sekarang ini. Cintanya terhadap keadaan nasib dan nasib orang

lain makin tertanam dalam bathin Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya

seiring dengan pertumbuhan tingkat kedewasaan pribadi yang dialami dan

dijumpainya.

Adapun petuah beliau diantaranya yaitu seorang Muslim agar

mendapatkan keselamatan Insya Allah di dalam agama, dunia dan akhirat

haruslah memegang teguh beberapa prinsip dibawah ini:

7 Ida Farida, “Metode Dakwah Habib Luthfi Ali bin Yahya di Radio Abirawa 106.20

MHZ Batang,” (Skripsi S1Fakultas Dakwah, IAIN Walisongo Semarang, 2008), h. 48.

Page 58: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

46

a. Pegang Teguh Teladan Salaf Sholihin.

b. Jadikanlah Keimanan sebagai Imam.

c. Ziarah Shalihin.

d. Jangan Suka Membeda-bedakan.8

B. Masa Pendidikan

Pendidikan pertama Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya

diterima dari ayah al Habib al Hafidz „Ali al Ghalib. Selanjutnya ia belajar di

Madrasah Salafiyah selama tiga tahun. Guru-gurunya di Madrasah itu di

antaranya:

1. Al Alim al „Alamah Sayid Ahmad bin „Ali bin Al Alamah al Qutb As Sayid

„Ahmad bin Abdullah bin Thalib al Athas.

2. Sayid al Habib al „Alim Husain bin Sayid Hasyim bin Sayid Umar bin Sayid

Thaha bin Yahya (paman beliau sendiri).

3. Sayid al „Alim Abu Bakar bin Abdullah bin Alawi bin Muhammad al „Athas

Ba „Alawi.

4. Sayid al Alim Muhammad bin Husain bin Ahmad bin Abdullah bin Thalib al

Athas Ba „Alawi.9

Dari pemaparan di atas, bahwasanya guru-guru Maulana Habib

Muhammad Luthfi bin Yahya berasal dari keturunan Nabi Muhammad SAW dan

8 Ibid.

9 Imam Khanafi, Tarekat Kebangsaan: Kajian Antropologi Sufi Terhadap Pemikiran

Nasinalisme Habib Luthfie, (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2013), h. 341.

Page 59: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

47

salah satu gurunya itu paman beliau sendiri yakni Sayid al Habib al „Alim Husain

bin Sayid Hasyim bin Sayid Umar bin Sayid Thaha bin Yahya.

C. Perjalanan Ilmiah

Selanjutnya pada tahun 1959 M, Maulana Habib Muhammad Luthfi bin

Yahya melanjutkan studinya ke Pondok Pesantren Benda Kerep Cirebon.

Kemudian Indramayu, Purwokerto dan Tegal. Setelah itu melanjutkan ke Mekah,

Madinah dan di negara lainnya. Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya

menerima ilmu syari‟ah, thariqah dan tasawuf dari para ulama-ulama besar, wali-

wali Allah yang utama, guru-guru yang penguasaan ilmunya tidak diragukan lagi.

Dari guru-gurunya tersebut Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya

mendapat ijazah Khas (khusus) dan ‘Am (umum) dalam dakwah dan nasyru

syariah (menyebarkan syari‟ah), thariqah, tashawuf, kitab-kitab hadits, tafsir,

sanad, riwayat, dirayat, nahwu, kitab-kitab tauhid, bacaan-bacaan aurad, hizib-

hizib, kitab-kitab shalawat, kitab thariqah, sanad-sanadnya, nasab, kitab-kitab

kedokteran dan Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya juga mendapat

ijazah untuk membai‟at.10

D. Kegiatan-kegiatan

Dari pemaparan sebelumnya pada sub bab II penulis sudah uraikan tentang

fungsi dan tujuan bimbingan agama. Agar terwujud dan tercapainya tujuan

bimbingan agama, maka seorang pembimbing harus memiliki kegiatan rutin

dalam bimbingan agama. Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya

10

Imam Khanafi, Tarekat Kebangsaan: Kajian Antropologi Sufi Terhadap Pemikiran

Nasinalisme Habib Luthfie, (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2013), h. 342.

Page 60: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

48

mempunyai kegiatan rutin dalam bimbingan agama, kegiatan rutin yang dilakukan

oleh Maulana Habib Luthfi bin Yahya, yakni sebagai berikut:

1. Kegiatan Mingguan:

a. Pengajian rutin kitab Ihya Ulumuddin setiap hari Selasa malam.

b. Pengajian kitab Fathul Qorib setiap hari Rabu pagi (khusus untuk ibu-ibu).

2. Kegiatan Bulanan:

a. Pengajian rutin kitab Jami’ Ushulil Aulia setiap Malam Jum‟at Kliwon.

b. Pengajian rutin kitab Dalailul Khairat setiap Jum‟at Legi.

c. Pengajian rutin thoriqoh setiap Ahad pagi, untuk ibu-ibu.

3. Kegiatan Tahunan:

a. Peringatan Maulid Nabi Agung Muhammad SAW

b. Nikah Masal.

c. Kirab Panjang Jimat.

d. Kirab Merah Putih.

e. Pembacaan kitab Dalailul Khoirot

f. Halal bi Halal tanggal 2 Syawal

g. Pengajian tiap bulan Ramadhan.

4. Bimbingan agama berupa umum di berbagai daerah di Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

5. Rangkaian Maulid Nabi (lebih dari 60 tempat) di kota Pekalongan dan daerah

sekitarnya.

6. Dan kegiatan lain sebagainya.11

Berdasarkan pemaparan di atas dapat penulis jelaskan bahwa kegiatan

bimbingan agama Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya ada yang

mingguan, bulanan dan tahunan di Majelis Kanzus Sholawat. Selain itu ada juga

bimbingan agama diberbagai daerah di Indonesia, rangkaian maulid Nabi di 60

tempat dan lain sebagainya.

E. Jabatan Organisasi

Jabatan Organisasi Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya,

diantaranya:

1. Ra‟is „Am Jam’iyyah Ahlu Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdiyah.

2. Ketua Jam’iyyah Thariqah Al-Qadariyah Naqsabandiyyah di Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

3. Ketua umum MUI (Majelis Ulama Indonesia) Pekalongan.

11

Wawancara dengan Ustadz Ahmad Iftah, Pengasuh PP. Fatahillah Bekasi yang Berada

dibawah Naungan Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya Bekasi, 08 Juli 2017.

Page 61: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

49

4. Ketua umum MUI Jawa Tengah.

5. Dewan penasehat NU (Nahdlatul Ulama).

6. Pembina GP Ansor NU.

7. Panglima Banser NU.

8. Penggagas dan pendiri masyarakat pecinta merah putih.

9. Anggota kehormatan Brimob.

10. Penasehat MATAN (Mahasiswa Thoriqoh An-Nahdiyyah)

11. Pembina berbagai organisasi sosial lainnya.12

Berdasarkan pemaparan di atas dapat penulis jelaskan bahwa Maulana

Habib Muhammad Luthfi bin Yahya memiliki banyak jabatan yang sangat

berpengaruh dalam menumbuhkan bela negara kepada bangsa ini.

12

Wawancara dengan Ustadz Ahmad Iftah, Pengasuh PP. Fatahillah Bekasi yang Berada

dibawah Naungan Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya Bekasi, 08 Juli 2017.

Page 62: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

50

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS PENELITIAN

A. Analisis Metode Bimbingan Agama Maulana Habib Muhammad Luthfi bin

Yahya

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah bentuk final dan

harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Sebab NKRI adalah satu simbol

dan merupakan simpul dari tetesan darah para pahlawan yang telah mengorbankan

jiwa, harta dan raga mereka, demi tegaknya bangsa Indonesia yang merdeka

terbebas dari penjajahan bangsa asing dalam bentuk apapun.

NKRI bagi Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya adalah harga

mati, maka habib-habib yang lain pun insya Allah sama. Begitu pula dengan kiai-

kiai dan alim ulama yang memiliki pemikiran dan pandangan yang sama dengan

Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya. Maka dari itu, jangan kita ragukan

lagi semangat cinta tanah air yang dimiliki para kiai, para alim ulama, yang tahu

betul pentingnya semangat cinta tanah air untuk pembangunan bangsa. Apa yang

dilakukan Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya ini memang sangat

sederhana, bahkan terlalu sederhana bagi sebagian orang. Namun memiliki makna

yang sangat luar biasa untuk pembangunan bangsa dan untuk keutuhan NKRI.1

Berdasarkan pemaparan sebelumnya pada sub bab III telah penulis uraikan

bahwa kegiatan bimbingan agama yang dilakukan Maulana Habib Muhammad

Luthfi bin Yahya ada yang mingguan, bulanan dan tahunan. Kegiatan mingguan

seperti: pengajian rutin “Kitab Ihya Ulumuddin” setiap hari Selasa malam dan

pengajian “Kitab Fathul Qorib” setiap hari Rabu pagi khusus untuk ibu-ibu.

Kegiatan bulanan seperti: Pengajian “Kitab Jami’ Ushulil Aulia” setiap malam

1 Imam Khanafi, Tarekat Kebangsaan: Kajian Antropologi Sufi Terhadap Pemikiran

Nasionalisme Habib Luthfi, (Jurnal Penelitian: STAIN Pekalongan, 2013), h. 344.

Page 63: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

51

Jum’at Kliwon, pengajian “Kitab Dalailul Khairat” setiap Jum’at Legi dan

pengajian thoriqoh setiap Ahad pagi untuk ibu-ibu.2

Kegiatan Tahunan seperti: peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW,

Nikah Masal, Kirab Panjang Jimat, Kirab Merah Putih, pembacaan Kitab Dalailul

Khoirot, Halal bi Halal tanggal 2 Syawal dan pengajian setiap bulan Ramadhan.

Selain itu juga ada bimbingan agama diberbagai daerah di Indonesia, rangkaian

Maulid Kanzus di 60 tempat dan lain sebagainya.3 Berikut ini akan penulis lebih

uraikan lagi tentang perencanaan, metode dan hasil kegiatan yang dilakukkan

Maualana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya dalam menumbuhkan bela negara

terhadap WNI, yakni:

1. Kegiatan Mingguan

Berikut ini merupakan tabel kegiatan mingguan yang dilakukan Maulana

Habib Muhammad Luthfi bin Yahya dalam menumbuhkan bela negara, yakni:

NO KEGIATAN PERENCANAAN METODE HASIL

1 Pengajian rutin

Kitab Ihya

Ulumuddin.

Agar WNI dapat

menempuh jalan

yang diridhoi Allah

SWT dan

mencintai tanah

airnya.

Metode

Kelompok

WNI dapat

mencintai tanah

airnya.

2 Pengajian Kitab

Fathul Qorib

Agar WNI dapat

mengetahui ilmu

fiqh, terutama

tentang fiqh

kebangsaan.

Metode

Kelompok

WNI dapat

mengamalkan fiqh

kebangsaan dalam

kehidupan sehari-

hari.

2 Wawancara Pribadi dengan Ustadz Ahmad Iftah, Pengasuh PP. Fatahillah Bekasi yang

Berada dibawah Naungan Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya Bekasi, 27 Juli 2017. 3 Wawancara Pribadi dengan Ahmad Iftah, Pengasuh PP. Fatahillah Bekasi yang Berada

dibawah Naungan Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya Bekasi, 27 Juli 2017.

Page 64: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

52

2. Kegiatan Bulanan

Berikut ini merupakan tabel kegiatan bulanan yang dilakukan

Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya dalam menumbuhkan bela

negara, yakni:

NO KEGIATAN PERENCANAAN METODE HASIL

1 Pengajian Kitab

Jami’ Ushulil

Aulia

Agar WNI dapat

mencintai Allah

SWT, mencintai

tanah airnya dan

ikut serta bela

negara.

Metode

Kelompok

Dengan mencintai

Allah SWT, WNI

juga dapat

mencintai tanah

airnya dan ikut serta

berjuang bela

negara.

2 Pengajian Kitab

Dalailul

Khairat

Agar WNI dapat

mencintai

Rasulullah SAW

dan mempunyai

sikap bela negara.

Metode

Kelompok

Dengan mencintai

Rasulullah SAW,

WNI juga dapat

mempunyai sikap

bela negara.

3. Kegiatan Tahunan

Berikut ini merupakan tabel kegiatan bulanan yang dilakukan

Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya dalam menumbuhkan bela

negara, yakni:

Page 65: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

53

NO KEGIATAN PERENCANAAN METODE HASIL

1 Peringatan

Maulid Nabi

Muhammad

SAW

Agar WNI dapat

mencintai

Rasulullah SAW,

memperingati hari

kelahiran Nabi dan

mempunyai sikap

bela negara.

Metode

Kelompok

Mencintai Rasulullah

SAW dan memperingati

hari kelahiran Nabi,

WNI juga dapat

mempunyai sikap bela

negara.

2 Nikah Masal Agar WNI dapat

menjalin hubungan

yang sakinah,

mawadah dan

warohmah serta

menjadi keluarga

yang mempunyai

sikap bela negara

Metode

Kelompok

WNI dapat menjalin

hubungan bersama

pasangannya dengan

sakinah, mawadah dan

warohmah serta menjadi

keluarga yang

mempunyai sikap bela

negara.

3 Kirab Panjang

Jimat

Agar WNI dapat

mengetahui bahwa

agama Islam itu

tidak pernah

bertentangan

dengan negara.

Metode

Kelompok

Setelah mengikuti Kirab

Panjang Jimat, banyak

WNI yang menjadi tahu

bahwa agama Islam dan

negara merupakan satu

kesatuan yang ada di

Indonesia yang

semuanya saling

Page 66: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

54

berkaitan.

4 Kirab Merah

Putih

Agar WNI menjadi

pribadi yang siap

bela negara ketika

negaranya sedang

terancam

keutuhannya.

Metode

Kelompok

Banyak WNI yang siap

bela negara ketika

negaranya sedang

terancam keutuhannya.

5 Halal bi Halal Agar WNI

menjalin tali

persaudaraan antar

sesama umat

beragama,

sebangsa dan

setanah air.

Metode

Kelompok

Banyak WNI yang

menjalin tali

persaudaraan.

6 Pengajian Bulan

Ramadhan

Agar WNI

menambah

wawasan tentang

ilmu agama dan

ilmu kehidupan

sehari-hari.

Metode

Kelompok

WNI banyak yang

mempraktekan ilmu

yang didapat di

kehidupan sehari-

harinya.

Berdasarkan pada pemaparan di atas bahwa kegiatan yang dilakukan

Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya merupakan kegiatan yang

mempunyai tujuan untuk menumbuhkan sikap bela negara terhadap WNI dan

Page 67: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

55

Agar WNI siap membela negaranya dengan sekuat tenaga apabila negaranya

sedang terancam keutuhannya yang disertai dengan kecintaan terhadap Allah

SWT dan Rasulullah SAW.

Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya dalam bimbingan agama

untuk menumbuhkan bela negara menggunakan metode langsung dan metode

tidak langsung,4 yaitu:

1. Metode Langsung

Metode langsung maksudnya adalah mengadakan hubungan langsung baik

itu individu maupun kelompok.

a. Metode Individu

Metode individu merupakan teknik pemberian bantuan yang bersifat face

to face relationsip hubungan empat mata. Hal yang di lakukan Maulana Habib

Muhammad Luthfi bin Yahya dalam membimbing Warga Negara Indonesia

(WNI) dengan melakukan komunikasi langsung secara individual.

Metode ini dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana sikap bela

negara mereka terhadap NKRI. Dengan metode individual juga Maulana Habib

Muhammad Luthfi bin Yahya melakukan pendekatan guna memberi semangat

mereka agar ikut serta berjuang dan berpartisipasi dalam bela negara.

Sudirman Said adalah salah satu WNI yang diberikan bimbingan oleh

Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya. Maulana Habib Muhammad Luthfi

bin Yahya banyak memberikan pesan moral, baik menyangkut masalah

4 Wawancara Pribadi dengan Bustomi, Pengurus Majelis Ta’lim Darul Hasyimi Rempoa

yang Berada dibawah Naungan Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya Rempoa, 21

Agustus 2017.

Page 68: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

56

keagamaan maupun tentang bela negara kepada Sudirman Said. Sudirman Said

merasa mendapat energi baru dari pesan-pesan moral yang disampaikan Maulana

Habib Muhammad Luthfi bin Yahya. ”Pesan dan nasihat Maulana Habib

Muhammad Luthfi bin Yahya seperti menambah energi baru buat saya”, kata

Sudirman Said. Sudirman Said merasa semakin bersemangat untuk turun ke

bawah, menyapa dan berdialog dengan masyarakat banyak.5

b. Metode Kelompok

Metode kelompok merupakan komunikasi langsung antara Maulana Habib

Muhammad Luthfi bin Yahya dengan banyak Warga Negara Indonesia (WNI).

Pendekatan kelompok ini dilakukan dengan beberapa teknik berikut ini, yaitu:

1. Metode Ceramah

Metode ceramah merupakan suatu teknik pembinaaan atau bimbingan

yang memberikan uraian atau penjelasan secara lisan yang banyak diwarnai oleh

karakteristik dan gaya bicara pembimbing. Metode ceramah sama halnya dengan

nasehat yang baik. Dalam ceramah-ceramah yang selalu diikuti kemudian

dipahami menjadikan individu tahu hal-hal apa yang diperbolehkan dan apa yang

dilarang agama dan ini merupakan satu cara untuk bisa mengintropeksi diri.

Maulana Habib Muhammmad Luthfi bin Yahya menggunakan metode

ceramah dengan memberikan materi bimbingan agama tentang bela negara pada

Warga Negara Indonesia (WNI). Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya

dalam memberikan bimbingan agama menggunakan bahasa yang lugas, jelas dan

mudah dimengerti oleh WNI.6

5 Rachmat Hidayat, “Pesan Habib Luthfi Kepada Sudirman Said, Jadilah Bapak Bagi

Masyarakat,” diakses pada 12 Agustus 2017 dari http: //m.tribunnews.com/regional/2017/08/12/

pesan-habib-luthfi-kepada-sudirman-said-jadilah-bapak-bagi-masyarakat 6 Wawancara Pribadi dengan Ahmad Iftah, Bekasi, Pengasuh PP. Fatahillah Bekasi yang

Berada dibawah Naungan Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya, Bekasi, 08 Juli 2017.

Page 69: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

57

Pada 4 Januari 2014, Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya di

Pekalongan mengadakan acara ”Silaturahim Nasional TNI, POLRI dan Ulama”.

Kegiatan yang diadakan satu hari sebelum peringatan Maulid Nabi ini diikuti oleh

1700 WNI.7

Materi yang disampaikan dalam bimbingan agama Maulana Habib

Muhammad Luthfi bin Yahya tentang keimanan kepada Allah SWT yang disertai

dengan bela negara. Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya berharap agar

mereka menjadi Warga Negara Indonesia yang cinta terhadap tanah airnya dan

mewujudkan rasa cinta itu didalam kehidupan sehari-hari dengan ikut serta

membangun negara itu dengan sekuat tenaga.

2. Metode Tanya Jawab

Untuk menghindari atau menghilangkan sikap pasif pada WNI dalam

metode kelompok dilakukan teknik dialog atau tanya jawab. Dialog atau tanya

jawab ini merupakan tindak lanjut dari metode ceramah. Metode ini dilakukan

setelah Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya memberikan penjelasan

terhadap materi yang disampaikan. Kemudian WNI tersebut diberi kesempatan

untuk bertanya mengenai materi yang dibahas, yang mereka anggap kurang jelas

dan sulit untuk dipahami.

Adapun sebaliknya Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya

memberikan pertanyaan kepada WNI tersebut seputar materi yang telah dijelaskan

sebelumnya, lalu diharapkan agar mereka dapat melakukan dengan tanpa rasa

malu dengan jawaban yang dilontarkan.8

3. Metode Cerita Sejarah

Metode cerita sejarah merupakan metode memberikan bimbingan melalui

cerita sejarah. Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya dalam memberikan

bimbingan tentang bela negara juga menggunakan metode cerita sejarah. Maulana

Habib Muhammad Luthfi bin Yahya bercerita tentang para pahlawan terdahulu,

yang rela mengorbankan jiwa dan raga mereka demi membela tanah air dan

menjadikan peradaban manusia yang lebih baik. 9

7 Ahmad Tsauri, Sejarah Maulid Nabi Meneguhkan Semangat Keislaman dan

Kebangsaan Sejak Khaizuran (173 H) Hingga Habib Luthfi bin Yahya (1947 M-Sekarang)

(Pekalongan: Menara Publisher, 2015), h. 244. 8 Wawancara Pribadi dengan Jaki Rohman, Pengurus Majelis Ta’lim Darul Hasyimi yang

Berada dibawah Naungan Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya, 07 Agustus 2017. 9 Wawancara Pribadi dengan Ustadz Ahmad Iftah, Pengasuh PP. Fatahillah Bekasi yang

Berada dibawah Naungan Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya Bekasi, 27 Juli 2017.

Page 70: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

58

Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya menyatakan bahwa ”Kita

tidak boleh meninggalkan sejarah Nabi Muhammad SAW, sejarah bangsa kita

dan sejarah apa saja dengan situs-situs peninggalannya, dengan adanya situs-

situs bersejarah yang akan jadi bukti outentik penulis sejarah itu sendiri”.

Bapak Tubagus Surur mengisahkan, pada tahun 1989 Habib Luthfi

mengadakan pengajian sejarah setiap malam Selasa di kediaman Habib Abdullah

al-Haddad Kledok Pekalongan. Pengajian itu tidak lama kemudian dipindahkan

ke Masjid Waqaf di kampung Arab. Dalam pengajian sejarahnya, Habib Luthfi di

antaranya mengulas sejarah tokoh-tokoh Islam yang memperjuangkan Islam di

Pekalongan. Serta peran mereka dalam membangun kesadaran nasionalisme

dikalangan masyarakat. Bapak Tubagus Surur menyebutkan salah satu yang

dibahas adalah peran Kiai Nur Khomsa dan sejarah berdirinya Langgar Mencong.

Menurut Habib Luthfi, sejarah kebangkitan Islam di Pekalongan dimulai sejak era

Kiai Nur Khomsa.10

Sejak tahun 2000 Habib Luthfi mulai memperingati hari-hari

besar nasional, seperti Sumpah Pemuda, Hari Pahlawan dan lain sebagainya.

4. Metode Menyanyikan Lagu

Metode menyanyikan lagu merupakan proses bimbingan penyuluhan

melalui bernyanyi. Sebelum metode ceramah dimulai Maulana Habib Muhammad

Luthfi bin Yahya biasanya mengajak para WNI untuk menyanyikan lagu

Indonesia Raya terlebih dahulu yang mana para WNI berdiri dan ikut serta

bernyanyi. 11

Salah satu bentuk pemikiran dan aksi bela negara, Maulana Habib

Muhammad Lutfhi bin Yahya menciptakan beberapa lagu seperti lagu yang

berjudul ”Cinta Tanah Air” dan ”Padang Bulan”. Dengan membimbing WNI

10

Penuturan Bapak Tubagus Surur M. Ag pada 2 September 2014, dalam Ahmad Tsauri,

Sejarah Maulid Nabi Meneguhkan Semangat Keislaman dan Kebangsaan Sejak Khuaizran (173

H) Hingga Habib Luthfi bin Yahya (1947 M-Sekarang), (Pekalongan: Menara Publisher, 2015), h.

247. 11

Wawancara Pribadi dengan Bustomi, Pengurus Majelis Ta’lim Darul Hasyimi Rempoa

yang Berada dibawah Naungan Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya Rempoa, 21

Agustus 2017.

Page 71: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

59

melalui lagu-lagu tersebut, Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya

berharap agar bangsa ini juga ikut berjuang membangun negeri.12

2. Metode Tidak Langsung

Metode tidak langsung yakni bimbingan dalam hal ini Maulana Habib

Muhammad Luthfi bin Yahya memberikan keteladanan yang baik serta

melakukan kegiatan-kegiatan yang bisa menumbuhkan bela negara kepada WNI

seperti kegiatan: Kirab Merah Putih, Kirab Panjang Jimat, media radio, media

televisi, media sosial internet dan lain sebagainya.13

a. Kirab Merah Putih

Kirab Merah Putih yang di lakukan secara estafet dengan berjalan kaki

diadakan sejak tahun 2011 M/1433 H.14

Dalam rangka menyambut HUT

Kemerdekaan RI ke-72 pada hari Minggu 13 Agustus 2017 Pemkot Semarang

menggelar Kirab Merah Putih yang didukung oleh Kodim 0733 BS Semarang dan

Kodam IV Diponegoro, rute yang ditempuh dalam kirab ini dimulai dari halaman

Balaikota Semarang menuju Kantor Gubernur Jawa Tengah.15

Kirab membawa Sang Saka Merah Putih ini diikuti sekitar 10.000 peserta

kirab yang terdiri dari TNI, POLRI, PNS, Pelajar dan Mahasiswa sekota

Semarang. Pelepasan kirab ditandai dengan penyerahan bendera Merah Putih

kepada pelajar peserta kirab oleh Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya,

Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko dan Pangdam IV Diponegoro

Mayjen TNI Tatang Sulaiman.

12

Wawancara Pribadi dengan Ustadz Ahmad Iftah, Pengasuh PP. Fatahillah Bekasi yang

Berada dibawah Naungan Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya Bekasi, 27 Juli 2017. 13

Wawancara Pribadi dengan Bustomi, Pengurus Majelis Ta’lim Darul Hasyimi Rempoa

yang Berada dibawah Naungan Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya Rempoa, 21

Agustus 2017. 14

Ahmad Tsauri, Sejarah Maulid Nabi Meneguhkan Semangat Keislaman dan

Kebangsaan Sejak Khuaizran (173 H) Hingga Habib Luthfi bin Yahya (1947 M-Sekarang)

(Pekalongan: Menara Publisher, 2015), h. 205.

15 Danar Widiyanto, “Merajut Kebhinekaan dengan Kirab Merah Putih,” artikel diakses

pada Minggu, 13 Agustus 2017 dari http://krjogja.com/web/news/read/40920/Merajut_

Kebhinekaan_ dengan_ Kirab_Merah_Putih

Page 72: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

60

Kirab Merah Putih ini mendapat perhatian dari ribuan WNI yang

membanjiri Car Free Day di Jl. Pemuda maupun Jl. Pahlawan Semarang. Dalam

acara ini, ada juga peserta yang menunjukkan kemampuannya, seperti parade

marching band dan parade kendaraan lapis baja. Parade marching band dari

Akademi Kepolisian Semarang dan Akademi Pelayaran Nasional Indonesia

(Akpelni). Parade kendaraan lapis baja berupa Panzer Anoa, Panzer APC dan

Tank AMX milik Yonkav 2 Ambarawa. WNI banyak yang menaiki kendaraan

lapis baja dalam kirab tersebut sambil melambai-lambaikan Sang Saka Merah

Putih.16

b. Kirab Panjang Jimat

Memaknai kirab Panjang Jimat Maulana Habib Muhamad Luthfi bin

Yahya menjelaskan, bahwa jimat yang dimaksud adalah ajaran para kiai. Salah

satu ajaran yang paling penting dari para Kiai adalah kesadaran dan kesiapan

menerima kebhinekaan. Dengan demikian jimat itu tiada lain adalah Pancasila.17

Dalam kesempatan yang berbeda , beliau menjelaskan jimat yang

dimaksud adalah jimat kalimusodo yang berarti dua kalimat syahadat. Menurut

Ustadz Ahmad Iftah, jimat kalimusodo berarti peneguhan tauhid, bahwa agama

Islam itu tidak pernah bertentangan dengan negara.18

Akan tetapi hemat penulis, yang relavan pada pembahasan ini adalah

penjelasan Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya yang pertama.

Kirab Panjang Jimat mulai menjadi bagian dari rangkaian Maulid Kanzus

Sholawat sejak berdirinya Gedung Kanzus Sholawat, pada tahun 2004. Kirab

Panjang Jimat biasanya diadakan 2 hari sebelum puncak perayaan Maulid di

Gedung Kanzus Sholawat. Tepatnya pada hari Senin, acara kirab di mulai dengan

upacara pelepasan di Stadion Keraton dan penyerahan Sang Merah Putih kepada

pemimpin rombongan pawai. Upacara ini berlangsung pada pukul 13.00 WIB,

kemudian setelah pelepasan secara simbolik ratusan peserta dari berbagai elemen

16

Wawancara Pribadi dengan Ustadz Ahmad Iftah, Pengasuh PP. Fatahillah Bekasi yang

Berada dibawah Naungan Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya Bekasi, Agustus 2017. 17

Ahmad Tsauri, Sejarah Maulid Nabi Meneguhkan Semangat Keislaman dan

Kebangsaan Sejak Khuaizran (173 H) Hingga Habib Luthfi bin Yahya (1947 M-Sekarang)

(Pekalongan: Menara Publisher, 2015), h. 205. 18

Wawancara Pribadi dengan Ustadz Ahmad Iftah, Pengasuh PP. Fatahillah Bekasi yang

Berada dibawah Naungan Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya Bekasi, 27 Juli 2017.

Page 73: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

61

masyarakat berjalan menyusuri rute Stadion Keraton, Jl. Bahagia, Jl. Gajah Mada,

Jl. Hayam Wuruk, Jl. Dr. Sucipto dan berakhir di Jl. Dr. Wahidin.19

Garis finish didepan Hotel Nirwana, didirikan panggung kehormatan untuk

menyambut iring-iringan Kirab. Dipanggung itulah Maulana Habib Muhammad

Luthfi bin Yahya, Pangdam, Dandim, Kapolda, Kapolwil (saat ini sudah

dihapuskan oleh POLRI), Kapolres, Wali Kota, veteran perang dan tamu

undangan duduk berjajar menerima penghormatan peserta. Disini kembali

dilakukan upacara singkat, penyerahan kembali bendera Merah Putih dari

pimpinan rombongan kepada perwakilan veteran perang yang kemudian

menyerahkan kembali kepada Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya.

Peserta kirab ini terdiri dari berbagai elemen masyarakat seperti,

pengusaha batik, pelajar, mahasiswa, ormas bahkan dari Akpol (Akademi

Kepolisian). Dalam kirab ini ditampilkan berbagai macam kekayaan Nusantara

dan tradisi-tradisi yang terjaga. Seperti batik khas berbagai daerah Pekalongan,

Solo, Yogyakarta, Cirebon, Indramayu, Jakarta, Palembang, Tasikmalaya dan

aneka batik lainnya. Selain berbentuk helaian kain, aneka rupa batik hasil kreasi

para pengusaha batik di Pekalongan juga ditampilkan dalam peragaan busana.

Biasanya beberapa siswi sekolah memeragakan busana ini sepanjang rute kirab.

Peragaan ini menjadi daya tarik, karena dalam peragaan ini batik yang biasanya

hanya digunakan sebagai sandang dan aksesoris rumah tangga lainnya, dengan

konsep yang baik ternyata batik mempunyai dimensi budaya lainnya, yaitu seni

estetika. Khazanah Indonesia itu dipamerkan dari Stadion Keraton hingga Jl. Dr.

Wahidin.20

Dalam acara ini, ada juga peserta yang menunjukkan kemampuannya,

seperti marching band, debus, silat, sulap dan atraksi lainnya. Ada juga atraksi

komunitas khas, seperti sepeda kuno, budaya tradisional dan sebagainya. Selain

itu ada juga peserta dari Akademi Kepolisian yang turut memeriahkan Kirab

Panjang Jimat yang menampilkan marching band dengan baik.

19

Wawancara Pribadi dengan Ustadz Ahmad Iftah, Pengasuh PP. Fatahillah Bekasi yang

Berada dibawah Naungan Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya Bekasi, 27 Juli 2017.

20 Wawancara Pribadi dengan Ustadz Ahmad Iftah, Pengasuh PP. Fatahillah Bekasi yang

Berada dibawah Naungan Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya Bekasi, 27 Juli 2017.

Page 74: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

62

Kirab Panjang Jimat ini mendapat perhatian dari ribuan WNI yang

memadati kota Pekalongan. Selain itu juga, turut serta dihadiri oleh perwakilan

tokoh-tokoh agama, seperti Kristen, Konghucu dan lain sebagainya.

c. Daftar Ilmiah

Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya mempunyai perhatian besar

terhadap sejarah. Penguasaan sejarah beliau sangat mendalam. Pada tahun 2009

sampai tahun 2010, beliau menjadi mentor dan pentashih penulisan buku tentang

sejarah Nabi Muhammad SAW, Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya

memberikan arahan-arahan dan koreksi. Beliau mengkritisi informasi dari para

sejarahwan sebelumnya. Hal itu beliau lakukan secara intens selama berbulan-

bulan. Hasilnya, sebuah buku sejarah otoritatif yang beliau beri judul Lentera

Kegelapan: Sejarah Kehidupan Nabi Muhammad SAW untuk Mengenal Pendidik

Sejati Manusia, yang diterbitkan oleh Gerbang Lama Pesantren Lirboyo.

Sebagai ulama besar, Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya telah

banyak mengeluarkan fatwa dan jawaban terkait persoalan agama (fiqh, tasawuf

dan tarekat) dan persoalan kebangsaan, sehingga beberapa penerbit buku merasa

tergugah untuk membukukan jawaban tersebut. Saat ini ada beberapa buku terkait

tentang Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya, sejauh ini penulis ketahui

ada sekitar enam buku. Untuk lebih jelasnya penulis paparkan dibawah ini buku-

bukunya, yaitu:

1. Buku yang berjudul “Sejarah Maulid Nabi Meneguhkan Semangat Keislaman

dan Kebangsaan Sejak Khaizuran (173 H.) Hingga Habib Luthfi bin

Yahya(1947 M.- Sekarang)” yang diterbitkan oleh Menara Publisher. Penulis:

Ahmad Tsauri dan Pengantar: Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya.

Page 75: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

63

2. Buku karya Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya yang berjudul

“Secercah Tinta Jalinan Cinta Seorang Hamba dengan Sang Pencipta” yang

diterbitkan oleh Menara Publisher. Epilogue: Ismail Fajrie Alatas, Editor:

Ahmad Tsauri, Pengantar: Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj, MA, Dr.(H.C) KH.

Mustofa Bisri dan Habib Zaid bin Abdurrahman bin Yahya, MA. (Yaman).

3. Buku karya Maulana Habib Luthfi bin Yahya yang berjudul “Habib Luthfi bin

Yahya Menjawab Keluh Kesah Umat” yang diterbitkan oleh Majelis Khoir

Publishing.

4. Buku yang berjudul “Habib Luthfi bin Yahya Berbicara Seputar Tarekat”

yang ditulis oleh Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya dan diterbitkan

oleh Majelis Khoir Publishing.

5. Buku yang berjudul “Nasehat Spritual Mengenal Tarekat ala Habib Luthfi bin

Yahya” yang diterbitkan oleh Hayat Publishing. Penulis: Fahmy Jindan dan

bekerja sama dengan Majalah Al-Kisah.

6. Buku yang berjudul “Lentera Kegelapan: Sejarah Kehidupan Nabi

Muhammad SAW untuk Mengenal Pendidik Sejati Manusia” yang diterbitkan

oleh Gerbang Lama. Penulis: Tim FKI Sejarah Atsar. Pengantar: Maulana

Habib Muhammad Luthfi bin Yahya.

Selain itu, beliau juga menjadi mentor dan pentashih buku sejarah

Walisongo, yang sejak 2011 hingga kini masih dalam proses penulisan dan

menjadi pengantar buku Sejarah Maulid Nabi Meneguhkan Semangat Keislaman

dan Kebangsaan yang diterbitkan oleh Menara Publisher Pekalongan. Beliau juga

pernah menjadi bagian dari tim ahli, bersama profesor sejarah, untuk menentukan

tahun didirikannya Masjid Demak dan menelusuri letak berdirinya Kerajaan

Page 76: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

64

Demak. Berdasarkan penuturannya, beliau sudah meneliti tema-tema penting

sejarah sejak 40 tahun lalu.21

d. Radio

Media massa radio adalah salah satu media massa yang digunakan

Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya dalam melakukan bimbingan

agama dengan menggunakan metode tidak langsung. Salah satu media massa

radio yang digunakan, yakni Radio Abirawa 106.20 MHZ Batang, dengan

program acara Mutiara Hikmah Spesial, yang daerah sasarannya meliputi:

Grinsing, Waleri, Panjang Indah, Pekalongan, Kedungwuni, Kajen, Wiradesa,

Pemalang, Comal, Cirebon dan sekitarnya.

Adapun menu spesial yang disiarkan Radio Abirawa yaitu program acara

Mutiara Hikmah Spesial, yang disiarkan setiap hari Kamis pada pukul 14.00 WIB

sampai pukul 15.00 WIB, yaitu program bimbingan agama yang yang diisi oleh

Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya. Dalam acara tersebut Maulana

Habib Muhammad Luthfi bin Yahya melakukan komunikasi tidak langsung yang

tujuannya untuk mempengaruhi dan membangkitkan sikap beragama dan

menumbuhkan sikap bela negara.22

e. Sosial Internet

Selain menggunakan media massa radio, Maulana Habib Muhammad

Luthfi bin Yahya dalam menumbuhkan bela negara juga menggunakan media

massa sosial internet, seperti situs resmi beliau yakni www.habiblutfi.net dan

facebook beliau yang bernama ”Habib Muhammad Luthfi bin Yahya”.23

21

Ahmad Tsauri, Sejarah Maulid Nabi Meneguhkan Semangat Keislaman dan

Kebangsaan Sejak Khuaizran (173 H) Hingga Habib Luthfi bin Yahya (1947 M-Sekarang)

(Pekalongan: Menara Publisher, 2015), h. 247. 22

Ida Farida, “Metode Dakwah Habib Luthfi Ali bin Yahya di Radio Abirawa 106.20

MHZ Batang,” (Skripsi S1 Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang, 2008), h. 67. 23

Wawancara Pribadi dengan Ustadz Ahmad Iftah, Pengasuh PP. Fatahillah Bekasi yang

Berada dibawah Naungan Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya Bekasi, 27 Juli 2017.

Page 77: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

65

B. Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat Metode Bimbingan Agama

Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya

Setiap kegiatan memiliki berbagai macam faktor pendukung dan faktor

penghambat, begitu juga dengan kegiatan bimbingan agama yang dilakukan oleh

Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya. Berikut ini akan penulis paparkan

faktor pendukung dan penghambat kegiatan bimbingan agama yang dilakukan

oleh Maulana Habib Muhammad Lutfhi bin Yahya dalam menumbuhkan bela

negara, yakni sebagai berikut:

1. Faktor Pendukung

Suksesnya sebuah kegiatan ada faktor pendukung didalamnya, tanpa ada

faktor pendukung tidak mungkin kegiatan bisa berjalan dengan baik. Sama halnya

dengan kegiatan bimbingan agama yang dilakukan oleh Maulana Habib

Muhammad Luthfi bin Yahya yang mana mendapat dukungan yang positif dari

berbagai pihak dan berbagai macam hal, yakni sebagai berikut:

a. Perdamaian antar berbagai macam suku, agama dan budaya yang di jadikan

satu kesatuan menjadi NKRI.

b. Adanya dukungan dari berbagai macam Ulama Thoriqoh di Indonesia dan di

luar Indonesia.

c. Presiden RI yakni Bpk. Ir. Joko Widodo selalu mendukung setiap kegiatan

bimbingan Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya dalam berbagai

acara.24

d. TNI, POLRI dan Brimob juga mendukung dan ikut serta membantu dalam

kegiatan bimbingan Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya.

24

Wawancara Pribadi dengan Bustomi, Pengurus Majelis Ta’lim Darul Hasyimi Rempoa

yang Berada dibawah Naungan Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya Rempoa, 21

Agustus 2017.

Page 78: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

66

e. Adanya dukungan dari ormas Islam Nahdlatul Ulama (NU) yang mana beliau

juga sebagai Dewan Penasehat Nahdlatul Ulama.

f. Adanya rumah persinggahan Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya di

berbagai daerah di Indonesia.

g. Adanya sumber daya manusia yang berada dibawah naungan Maulana Habib

Muhammad Luthfi bin Yahya diberbagai daerah di Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

h. Adanya WNI yang rutin mengikuti kegiatan Maulana Habib Luthfi bin Yahya

di berbagai daerah di Indonesia.

i. Adanya Pondok Pesantren dan Majelis Ta’lim di berbagai daerah di Indonesia

yang berada di bawah naungan Maulana Habib Muhammad Luthfi bin

Yahya.25

j. Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya memakai pendekatan budaya

dan pendekatan sufistik, sehingga WNI mudah untuk menerima materi yang

disampaikannya.

Berdasarkan keterangan di atas penulis dapat menjelaskan bahwa faktor

pendukung dari kegiatan bimbingan agama yang dilakukan Maulana Habib

Muhammad Luthfi bin Yahya adalah kerjasama yang baik antara semua elemen

masyarakat, baik itu dari instansi pemerintahan, organisasi masyarakat, maupun

dari Warga Negara Indonesia yang rutin mengikuti kegiatan bimbingan agama.

Selain itu juga adanya tempat yang mendukung kegiatan bimbingan agama

Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya.

25

Wawancara Pribadi dengan Ustadz Ahmad Iftah, Pengasuh PP. Fatahillah yang Berada

dibawah Naungan Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya Duren Sawit, Juli 2017..

Page 79: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

67

2. Faktor Penghambat

Setiap kegiatan dalam mencapai tujuan pasti mengalami banyak hambatan,

begitu juga kegiatan bimbingan Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya.

Adapun hambatan yang dialami oleh Maulana Habib Muhammad Luthfi bin

Yahya, yakni:

a. Banyak oknum-oknum yang mempunyai kepentingan-kepentingannya sendiri,

sehingga mengganggu proses kegiatan bimbingan Maulana Habib Muhammad

Luthfi bin Yahya, seperti halnya yang berkaitan dengan kepentingan politik.26

b. Perbedaan suku, agama, budaya, bahasa dan latar belakang WNI yang sehingga

terkadang sulit untuk mereka beradaptasi dengan Maulana Habib Muhammad

Luthfi bin Yahya.

c. Banyak oknum-oknum yang tidak sepaham dengan Maulana Habib

Muhammad Luthfi bin Yahya yang mencoba memecah belah Negara Kesatuan

Republik Indonesia.27

Berdasarkan pemaparan di atas dapat penulis jelaskan bahwa faktor

penghambat kegiatan bimbingan agama Maulana Habib Muhammad Luthfi bin

Yahya adalah perbedaan suku, agama, budaya dan latar belakang WNI, sehingga

terkadang sulit untuk mereka beradaptasi dengan Maulana Habib Muhammad

Luthfi binYahya, selain itu juga banyak oknum yang mempunyai kepentingannya

sendiri dan banyak oknum yang ingin memecah belah Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

26 Wawancara Pribadi dengan Ustadz Ahmad Iftah, Pengasuh PP. Fatahillah Bekasi yang

Berada dibawah Naungan Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya Bekasi, 27 Juli 2017.

27 Wawancara Pribadi dengan Bustomi, Pengurus Majelis Ta’lim Darul Hasyimi Rempoa

yang Berada dibawah Naungan Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya Rempoa, 21

Agustus 2017.

Page 80: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

68

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari seluruh uraian pembahasan yang telah penulis lakukan pada

skripsi yang berjudul “Metode Bimbingan Agama Maulana Habib

Muhammad Luthfi bin Yahya dalam Menumbuhkan Bela Negara”

kiranya dapat penulis simpulkan sebagai berikut:

1. Metode bimbingan agama yang digunakan Maulana Habib Muhammad

Luthfi bin Yahya dengan menggunakan metode langsung dan metode tidak

langsung. Pertama, metode langsung seperti: metode individu dan metode

kelompok. Metode individu yang dilakukan Maulana Habib Muhammad

Luthfi bin Yahya dalam membimbing WNI dengan melakukan komunikasi

langsung secara individual. Metode kelompok merupakan komunikasi

langsung antara Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya dengan banyak

WNI. Pendekatan kelompok ini dilakukan dengan beberapa teknik berikut ini,

yaitu: metode ceramah, metode tanya jawab, metode cerita sejarah, dan

metode menyanyikan lagu.

Kedua, metode tidak langsung yakni bimbingan dalam hal ini Maulana Habib

Muhammad Luthfi bin Yahya memberikan keteladanan yang baik serta

melakukan kegiatan-kegiatan yang bisa menumbuhkan bela negara kepada

WNI seperti kegiatan: Kirab Merah Putih, Kirab Panjang Jimat, daftar ilmiah,

radio dan sosial internet.

Page 81: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

69

2. Faktor keberhasilan pelaksanaan metode bimbingan agama Maulana Habib

Muhammad Luthfi bin Yahya dalam menumbuhkan bela Negara untuk NKRI

didukung oleh berbagai macam pihak dan berbagai macam hal, seperti:

Presiden RI yakni Bpk. Ir. Joko Widodo, Ulama Thoriqoh, TNI, POLRI,

BRIMOB dan organisasi Islam Nahdlatul Ulama. Selain itu juga adanya

perdamaian antar suku, agama dan budaya, Adanya rumah persinggahan

diberbagai daerah, adanya sumber daya manusia, adanya WNI yang rutin

mengikuti kegiatan, adanya pondok pesantren dan majelis ta’lim diberbagai

daerah yang berada dibawah naungan Maulana Habib Muhammad Luthfi bin

Yahya dan lain sebagainya.

3. Faktor penghambat kegiatan bimbingan agama Maulana Habib Muhammad

Luthfi bin Yahya adalah perbedaan suku, agama, budaya dan latar belakang

WNI, sehingga terkadang sulit untuk mereka beradaptasi dengan Maulana

Habib Muhammad Luthfi binYahya, selain itu juga banyak oknum yang

mempunyai kepentingannya sendiri dan banyak oknum yang ingin memecah

belah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan terhadap pelaksanaan

bimbingan agama Maulana Habib Muhammad Lutfhi bin Yahya dalam

menumbuhkan bela negara, maka ada beberapa hal yang penulis ajukan

sebagai saran-saran antara lain:

1. Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya perlu menambah tempat

pelaksanaan bimbingan agama di berbagai daerah terpencil dan daerah

rawan konflik di Indonesia seperti di Papua dan Maluku.

Page 82: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

70

2. Dengan mempelajari pemikiran Maulana Habib Muhammad Luthfi bin

Yahya, kita akan mendapatkan banyak pengalaman dari beliau untuk

selalu menghormati para pahlawan terdahulu yang telah memperjuangkan

kemerdekaan negeri kita ini, untuk selalu mencintai tanah air dengan

mewujudkannya didalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan-kegiatan

yang dapat membangun negeri dan berjuang untuk membela negara

apabila negara kita sedang terancam.

Page 83: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

71

DAFTAR PUSTAKA

A., Hallen, Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ciputat Pres, 2002. Cet. Ke-1.

Abdush, Shobur, NU dan Muhammadiyah Menjaga Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Jombang: 2014.

Ahmad, Mansur Suryanegara, Menemukan Sejarah: Wacana Pergerakan Islam di

Indonesia. Bandung: Mizan, 1996.

Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama. Jakarta: PT

Golden Terayon Press, 1998. Cet. Ke-6.

Bakhri, Syaiful, Ilmu Negara. Jakarta: Total Semesta Press, 2004.

Bukhari, Shahih Bukhari. Kairo: Dar at-Taqwa li at-Turats, 2001.

Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2006.

Buthy, Al-Qur’an Kitab Cinta. Bandung: Mizan Media Utama, 2010.

Darmadi, Hamid, Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta,

2010.

Daryono. dkk. Pengantar Pendidikan dan Kewarganegaraan. Jakarta: PT. Rineka

Cipta.

Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: PT Syamil Cipta

Media, 2005.

Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam, Ensiklopedi Islam. Jakarta: Ichtiar Baru Van

horve, 1997.

Dhaif, Syauqi. Mu’jam al-Wasith. Mesir: Maktabah asy-Syuruq Ad-Dauliyah,

2011.

Faqih, Aunur Rahim, Bimbingan dan Konseling dalam Islam. Yogyakarta: UII

Press, 2001.

Farida, Ida. “Metode Dakwah Habib Luthfi Ali bin Yahya di Radio Abirawa

106.20 MHZ Batang.” Skripsi S1Fakultas Dakwah, IAIN Walisongo

Semarang, 2008.

Gulen, M. Fathullah, Cinta dan Toleransi. Tangerang: Bukindo Erakarya

Publishing, 2011.

Hamalik, Oemar. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2007.

Hamka, Pandangan Hidup Muslim. Jakarta: Bulan Bintang, 1961.

Page 84: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

72

Hasan, M.Iqbal, Pokok-pokok Materi Pendidikan Pancasila. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2002..

Hermawan, Eman, Politik Membela Yang Benar; teori, kritik, dan nalar.

Yogyakarta: 2002.

Imarah, Muhammad, Perang Terminologi Islam Versus Barat. Jakarta: Rabbani

Press, 1998.

Kaelan dan Zubaidi, Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma,

2007.

Khanafi, Imam. Tarekat Kebangsaan: Kajian Antropologi Sufi Terhadap

Pemikiran Nasionalisme Habib Luthfi. Jurnal Penelitian: STAIN

Pekalongan, 2013.

Lutfi, M, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam. Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008.

Manzur, Ibn, Al-Ifrig Lisan Al-Arab. Birut: Dar Sadir, 1994.

Marbun, B. N , Kamus Manajemen. Jakarta: Pusat Sinar Harapan, 2005.

Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rasta

Karya, 2000.

Muhammad, Al-Imam. Terjemah Al-Adabul Mufrod. Jakarta: Bina Ilmu Islami,

2010. No. 207/273.

Mulyana, Deddy, Metodologi Penelitian Sosial. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2004.

Musnawar , Thohari, Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam.

Yogyakarta: UII Press, 1992.

Nawawi. Riyadhus Shalihin. Penerjemah Salim Bahreisy. Bandung: PT. Al-

Ma’arif, 1987. Cet. Ke-10.

Pangestu, Subagyo, Statistika induktif. Yogyakarta: 2005.

Priyangga, Rizki, Cinta Tanah Air. Jakarta: 2008.

Qardawi, Yusuh, Al-Ibadah Fi al-Islam. Beirut: Muasasah Al-Risalah, 1997, Cet.

Ke-6.

R., Tantawy, Kamus Bimbingan dan Konseling. Jakarta : PT. Pamator, 1997.

Republik Indonesia, Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan

Negara. Jakarta: Sekretariat Negara, Lembaran Negara RI Tahun 2002.

Republik Indonesia. Undang-undang. No. 20 Tahun 2003, Bab II Pasal 3 tentang

Sistem Pendidikan Nasional. Surabaya: PD. PGRI Jawa Timur, 2003.

Page 85: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

73

Rifai, Moh., Aqidah Akhlak. Semarang: CV. Wicaksana, 1994. Cet. Ke-2.

S, KaelanM., Pendidikan Pancasila Pendidikan untuk Mewujudkan Nilai-Nilai

Pancasila, Rasa Kebangsaan dan cinta tanah air sesuai dengan SK

DIRJEN DIKTI NO. 43/DIKTI/KEP/2006. Yogyakarta: Paradigma, 2008.

Salim, Peter dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta:

Modern English Press, 2002.

Shihab, M. Quraish, Menabur Pesan Ilahi. Jakarta: Lentera Hati, 2006.

Sholehuddin, M. Sugeng. Reiventing Kepemimpinan dalam Pendidikan Islam,

Pekalongan: STAIN Press, 2010.

Subagyo. dkk. Statistik Terapan dalam Penelitian Ilmu-ilmu Sosial dan

Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2004.

Sukardi, Dewa Ketut, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan

Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta, 2000. Cet. Ke-1.

Sunarso. dkk, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi.

Yogyakarta: UNY Press, 2006.

Tartono , H. M Umar, Bimbingan dan Penyuluhan. Bandung: PT. Pustaka

Setia,1998. Cet Ke-1.

Tatar, Bonar Silitonga, Bela Negara, Kewarganegaraan. Surabaya: PT. Jepe

Press Media Utama.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus

Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1998. Cet. Ke-1, Edisi ke

tiga.

Tsauri, Ahmad. Sejarah Maulid Nabi Meneguhkan Semangat Keislaman dan

Kebangsaan Sejak Khaizuran (173 H) Hingga Habib Luthfi bin Yahya

(1947 M-Sekarang). Pekalongan: Menara Publisher, 2015.

Ubaedillah, A. dan Abdul Rozak, Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat

Madani. Jakarta: ICCE UIN Jakarta,2013.

Usman, Husaini, Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta : Bumi Aksara, 2000.

Winarno, Implementasi Pancasila melalui Pendidikan Kewarganegaraan.

Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010.

Winarno, Paradigma BaruPendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2010.

Zaelani, Endang Sukaya. dkk, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan

Tinggi. Yogyakarta: Paradigma, 2002.

Page 86: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

74

Internet:

Hidayat, Rachmat. “Pesan Habib Luthfi Kepada Sudirman Said, Jadilah Bapak

Bagi Masyarakat,” diakses pada 12 Agustus 2017 dari http:

//m.tribunnews.com/regional/2017/08/12/pesan-habib-luthfi-kepada

sudirman-said-jadilah-bapak-bagi-masyarakat

Widiyanto, Danar. “Merajut Kebhinekaan dengan Kirab Merah Putih,” artikel

diakses pada Minggu, 13 Agustus 2017 dari http://krjogja.com/web/

news/read/40920/Merajut_Kebhinekaan dengan_ Kirab_Merah_Putih

Page 87: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan
Page 88: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan
Page 89: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan
Page 90: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

Penulis dengan Ustadz Ahmad Iftah Selaku Pengasuh

PP. Fatahillah Bekasi yang Berada Dibawah Naungan

Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya

Penulis dan Majelis Dzikir Sholawat Kubro Cab. Langitan Jakarta

Menghadiri Acara Maulid Nabi di Pekalongan

Penulis dan WNI yang Akan Mengikuti Bimbingan

Agama

Penulis dengan Jaki Rohman Selaku Pengurus MT. Da-

rul Hasyimi yang Berada Dibawah Naungan Maulana

Habib Muhammad Luthfi bin Yahya

Page 91: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

Kegiatan Bimbingan Agama di Berbagai Daerah di Indonesia

Page 92: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

, Tempat Kegiatan Bimbingan Agama, Gedung Kanzus Sholawat Pekalongan

Kegiatan Bimbingan Agama Habib Muhammad Luthfi , Gedung Kanzus Sholawat Pekalongan

Page 93: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

Kirab Merah Putih, Dalam Rangka Menyambut HUT Kemerdekaan RI ke-72

Kodam Diponogoro Semarang Jawa Tengah 13 Agustus 2017

Page 94: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

Pedoman Wawancara

Maulana Habib Muhammad Lutfhi bin Yahya

1. Apa metode yang diterapkan Abah dalam bimbingan agama?

2. Mengapa Abah menggunakan metode tersebut?

3. Apa bentuk metode bimbingan agama yang digunakan Abah?

4. Mengapa Abah menggunakan metode bimbingan agama tersebut?

5. Kapan saja proses bimbingan agama tersebut dilakukan?

6. Media apa saja yang digunakan dalam proses bimbingan agama?

7. Apa tujuan diberikannya bimbingan agama tersebut?

8. Menurut Abah, apakah ada kaitannya antara bimbingan agama Islam dengan cinta tanah

air dan bela negara?

9. Apakah ada kajian (bimbingan agama) mengenai cinta tanah air dan bela negara? Kalau

ada apakah kajian (kitab/hadits/dll) itu?

10. Kegiatan apa saja yang dilakukan Abah dalam menumbuhkan cinta tanah air dan bela

negara?

11. Bagaimana Abah memberikan materi cinta tanah air dan bela negara kepada yang

dibimbing? Apakah menggunakan kisah-kisah para pahlawan terdahulu atau kisah-kisah

aktual saat ini?

12. Apakah ada pengaruhnya metode bimbingan agama tersebut untuk yang dibimbing?

13. Apa saja faktor pendukung dan penghambat yang ditemui Abah dalam menerapkan

metode bimbingan agama tersebut?

14. Target apa saja yang ingin Abah capai?

Page 95: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

Hasil Wawancara

Murid dan Pengurus Pondok Pesantren dibawah Naungan

Maulana Habib Muhammad Lutfhi bin Yahya

Nama : Ust. Ahmad Iftah

Tempat tanggal lahir : Jakarta, 30 Juli 1976

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : S2 di STAINU Matraman Jakarta

Waktu wawancara : 27 Juli 2017

Pengurus Pondok Pesantren : PP. Fatahillah

Alamat Pondok Pesantren : Bekasi

Jabatan di Pondok Pesantren : Pengasuh

1. Bagaimana tanggapan Anda terhadap Abah?

Abah itu adalah seorang Mursyid. Yang namanya mursyid itukan irsyad, beda

dengan ulama mubaligh, mubaligh itu cuma tabligh dan ceramah saja, tapi klo yang

namanya mursyid itu mentarbiyah, orang yang mentarbiyah itu mendapat gelar

murobbiru, artinya dia juga mendidik lahir bathinnya, mendidik secara lahir ada

pengajaran dan ada ta’lim, secara bathin dia juga menjadi teladan, menjadi contoh buat

murid-muridnya, beliau juga ikut nirakatin, meriyadohin dan mendo’akan murid-

muridnya siang dan malam, itu yang mungkin tidak banyak ulama lain yang melakukan.

Page 96: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

2. Bagaimana proses pelaksanaan bimbingan agama yang dilakukan Abah?

Abah melakukan bimbingan agama dengan langsung dan tidak langsung. Metode

langsung seperti tabligh/ceramah, menceritakan sejarah, menyanyikan lagu dan lain

sebagainya. Metode tidak langsung beliau mencontohkan dalam berbagai kejadian

misalnya beliau terlibat dalam setiap acara maulid di Pekalongan itu didahului oleh kirab

bendera pusaka, kirab jimat kali musodo, itu bukan jimat yang dikirab, tetapi peneguhan

tauhid, bahwa agama tidak pernah bertentangan dengan negara. Abah juga mempunyai

website (//http: www.habibluthfiyahya.net) dan suka siaran di radio dan televisi. Abah

juga mempunyai banyak pondok pesantren, majelis ta’lim, organisasi kemahasiswaan,

komunitas ngobrol di berbagai daerah di Indonesia, seperti di Subang, Bogor, Jakarta,

Boyolali, Pekalongan, Palembang, Manado, Yogyakarta, Klaten, Garut, Semarang dan

lain sebagainya.

3. Kapan waktu bimbingan agamanya?

Kalau di Pekalongan setiap Jum’at kliwon pagi dan itu satu bulan sekali. Kalau

yang setiap minggunya itu pada hari Selasa malam Rabu ba’da Isya.

4. Apakah Anda selalu memperhatikan dan mendengarkan apa yang Abah sampaikan dalam

bimbingan agama?

Saya selalu memperhatikan dan mendengarkan.

5. Apakah Anda merasa semakin dekat dengan Allah SWT setelah mengikuti bimbingan

agama?

Alhamdulillah saya merasa semakin dekat dengan Allah SWT.

Page 97: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

6. Setelah Anda mengikuti bimbingan Abah, menurut Abah, Apakah ada kaitannya antara

agama Islam dengan cinta tanah air dan bela negara?

Ada, karena tegaknya agama itu tidak bisa tidak harus ditopang oleh negara,

makanya sebagaimana keyakinan oleh ulama-ulama yang lain ,itukan kenapa kita perlu

mempertahankan NKRI?... Karena Indonesia ini kan terdiri dari ribuan suku, terdiri

berbagai macam agama dan etnis yang semua perlu wadah yang satu supaya bisa

berjalan, kalau satu pihak mendominasi, pihak yang lain tidak terima, maka yang terjadi

akan bertengkar. Makanya ulama-ulama dan salah satunya Abah itu tidak mau Indonesia

itu berlandaskan syariat Islam, karena ada kemashlahatan yang ingin Abah dahulukan,

dalam kaidah ushul fiqh itu ada istilah : “Mencegah kerusakan harus didahulukan dari

pada mencapai mashlahat”. Mempertahankan NKRI itu adalah salah satu contohnya.

Dengan mempertahankan NKRI sebagai rumah bersama bangsa Indonesia, apapun

agamanya, apapun etnisnya, maka kita sedang merawat, ketika negara ini tegak, NKRI ini

tegak, Pancasila ini tegak, semua umat beragama bisa beribadah dengan tenang. Coba

kasusnya seperti di Timur Tengah, ketika satu pihak mendominasi, orang Sunni

mendominasi, orang Syiah tidak terima, , yang terjadi perang, begitu mereka perang,

agamanya bubar, mau sholat susah, mau ngaji susah,

7. Apa yang Anda ketahui tentang cinta tanah air dan bela negara?

Kita mempunyai tiga ukhuwah, yakni: ukhuwah Islamiyyah (persaudaraan antar

umat Islam), ukhuwah Wathoniyyah (persaudaraan antar bangsa setanah air) dan

ukhuwah Basyariyyah (persaudaraan antar sesama umat manusia). Kenapa kita mencintai

manusia?... karena manusia ciptaan ALLAH swt, kenapa kita mencintai tanah air?...

karena tanah air ini ciptaan Allah SWT dan semua ini adalah ciptaan Allah SWT.

Page 98: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

8. Ketika bimbingan agama, terkadang Abah selalu membahas tentang cinta tanah air dan

bela negara, Apakah Anda merasa semakin mencintai tanah air dan ingin bela negara

setelah bimbingan tersebut?

Ya, saya semakin mencintai tanah air dan ingin bela negara.

9. Apa faktor pendukung dan penghambat bimbingan agama tersebut?

Faktor pendukungnya itu perdamaian antara umat beragama, antar suku, antar

etnis. Kalau faktor penghambatnya, didunia inikan banyak orang-orang yang mempunyai

kepentingan, sementara orang-orang seperti Abah kan sudah tidak terikat lagi dengan

kepentingan, beliau suka pergi kesana-kesini itu bukan untuk kepentingannya sendiri,

Abah sangat mendambakan kebahagiaan umat.

10. Target Apa yang ingin Abah capai?

Target Abah itu hanya satu yakni, agar bangsa ini tidak terpecah belah, kita

bersatu padu berdamai dan bisa beribadah dengan tenang.

Pewawancara Diwawancara

Ridwan Bustomi Ust. Ahmad Iftah

Page 99: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

Hasil Wawancara

Murid dan Pengurus Majelis Ta’lim dibawah Naungan

Maulana Habib Muhammad Lutfhi bin Yahya

Nama : Jaki Rohman

Tempat tanggal lahir : Jakarta, 21 April 1978

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : SMK

Waktu wawancara : 07 Agustus 2017

Pengurus Majelis Ta’lim : Majelis Ta’lim Darul Hasyimi

Alamat Majelis Ta’lim : Duren Sawit

Jabatan di Pondok Pesantren : Pengurus

1. Bagaimana tanggapan Anda terhadap Abah?

Abah adalah ulama dunia yang sangat luar biasa.

2. Bagaimana proses pelaksanaan bimbingan agama yang dilakukan Abah?

Dengan memberikan bimbingan perorangan dan kelompok. Di pengajian kadang

ada tanya jawabnya.

3. Kapan waktu bimbingan agamanya?

Jadwal rutinnya sih yang sebulan sekali setiap Jum’at Kliwon dan yang seminggu

sekali itu pada hari Selasa ba’da Isya di Pekalongan.

Page 100: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

4. Apakah Anda selalu memperhatikan dan mendengarkan apa yang Abah sampaikan dalam

bimbingan agama?

Insya Alloh saya selalu memperhatikan dan mendengarkan.

5. Apakah Anda merasa semakin dekat dengan Allah SWT setelah mengikuti bimbingan

agama?

Alhamdulillah setelah mengikutinya, saya merasa semakin dekat dengan Allah

SWT.

6. Setelah Anda mengikuti bimbingan Abah, menurut Abah, Apakah ada kaitannya antara

agama Islam dengan cinta tanah air dan bela negara?

Ada Mas, hubunganya sangat erat sekali. Mencintai tanah air adalah sebagian dari

Iman.

7. Apa yang Anda ketahui tentang cinta tanah air dan bela negara?

Sebagai WNI yang baik, kita harus cinta tanah air, cinta tanah air merupakan

wujud rasa syukur kita kepada Alloh SWT yang telah memberikan kemerdekaan kepada

bangsa ini yang disertai dengan membela dan menjaga dengan sepenuh hati Negara

Kesatuan Republik Indonesia ini.

Page 101: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

8. Ketika bimbingan agama, terkadang Abah selalu membahas tentang cinta tanah air dan

bela negara, Apakah Anda merasa semakin mencintai tanah air dan ingin bela negara

setelah bimbingan tersebut?

Ya, sungguh saya semakin mencintai tanah air dan ingin ingin ikut andil dalam

bela negara.

9. Apa faktor pendukung dan penghambat bimbingan agama tersebut?

Faktor pendukungnya itu banyak instansi pemerintahan dan organisasi masyarakat

yang mendukung proses bimbingan Abah, seperti: Presiden RI, TNI, POLRI, NU dan lain

sebagainya. Kalau faktor penghambatnya, banyak oknum-oknum yang tidak bertanggung

jawab memanfaatkan momentum bimbingan yang dilakukan Abah.

10. Target Apa yang ingin Abah capai?

Abah ingin menjadikan NKRI ini tetap damai, tidak ada perpecahan antar suku

dan agama.

Pewawancara Diwawancara

Ridwan Bustomi Ust. Ahmad Iftah

Page 102: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

Hasil Wawancara

Murid dan Pengurus Pondok Pesantren dibawah Naungan

Maulana Habib Muhammad Lutfhi bin Yahya

Nama : Bustomi

Tempat tanggal lahir : 27 Januari 1993

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : MASS Tebuireng

Waktu wawancara : 21 Agustus 2017

Pengurus Majelis Talim : Darul Hasyimi Rempoa

Alamat Majelis Ta’lim : Rempoa

1. Bagaimana tanggapan Anda terhadap Abah?

Tanggapan saya terhadap Abah, Abah adalah seorang mursyid thoriqoh dunia.

Beliau adalah seorang ulama yang sangat cinta terhadap tanah airnya.

2. Bagaimana proses pelaksanaan bimbingan agama yang dilakukan Abah?

Proses bimbingan agama yang Abah lakukan itu dengan cara berbicara langsung

di dalam pengajian dan ada juga yang tidak langsung melalui berbagai macam acara.

Page 103: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

3. Kapan waktu bimbingan agamanya?

Waktu bimbingannya itu ada yang mingguan, ada yang bulanan dan ada juga

yang tahunan. Yang mingguan seperti pengajian kitab Ihya Ulumuddi setiap Selasa,

pengajian kitab Fathul Qorib setiap Rabu pagi. Kalau yang bulanan seperti Pengajian

kitab Jami’ Ushulil Aulia setiap malam Jum’at, kitab Dalailul Khoirot Jum’at Legi,

pengajian thoriqoh untuk ibu-ibu setiap Ahad pagi. Yang tahunan seperti, peringatan

Maulid Nabi Muhammad SAW, Kirab Merah Putih, Halal bi Halal, Kirab Panjang Jimat,

Pengajian Ramadhan.

4. Apakah Anda selalu memperhatikan dan mendengarkan apa yang Abah sampaikan dalam

bimbingan agama?

Insya Allah saya selalu memperhatikan, kadang juga pernah tertidur. Heheee.,.,.

5. Apakah Anda merasa semakin dekat dengan Allah SWT setelah mengikuti bimbingan

agama?

Insya Allah saya merasa semakin dekat dengan Gusti Allah SWT..

6. Setelah Anda mengikuti bimbingan Abah, menurut Abah, Apakah ada kaitannya antara

agama Islam dengan cinta tanah air dan bela negara?

Ada, cinta tanah air merupakan sebagian dari iman. Di dalam Islam diajarkan agar

kita sebagai warga negara, harus mencintai tanah airnya. Nabi Muhammad SAW juga

cinta terhadap kota Mekkah, karena Mekkah merupakan kota kelahirannya. Sebelum

Abah ceramah itu biasanya kita semua menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Page 104: METODE BIMBINGAN AGAMA MAULANA HABIB MUHAMMAD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38197... · 2018-02-05 · baik serta melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan

7. Apa yang Anda ketahui tentang cinta tanah air dan bela negara?

Cinta tanah air merupakan suatu perasaan suka dan sayang terhadap tempat

tinggal dan tempat lahir. Bela negara merupakan sikap yang harus dimiliki warga negara

agar selalu membela dan mempertahankan negaranya, apabila negaranya terancam.

8. Ketika bimbingan agama, terkadang Abah selalu membahas tentang cinta tanah air dan

bela negara, Apakah Anda merasa semakin mencintai tanah air dan ingin bela negara

setelah bimbingan tersebut?.

Saya semakin cinta terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia dan rela

berjuang untuk mempertahankan kedaulatannya. Insya Allah Mas.

9. Apa faktor pendukung dan penghambat bimbingan agama tersebut?

Banyak dukungan dari pemerintah Indonesia, tempat pengajian diberbagai

daerah dan dukungan dari berbagai macam ormas Islam seperti Nahdlatul Ulama.

Hambatannya banyak orang yang datang hanya untuk kepentingan pribadinya saja dan

banyak yang ingin memecah belah NKRI.

10. Target Apa yang ingin Abah capai?

Abah ingin agar WNI cinta terhadap tanah airnya dan ikut serta berjuang

mempertahankan NKRI.

Pewawancara Diwawancara

Ridwan Bustomi Bustomi