Metoda Pemindahan dan Pengangkutan · dan kontainer yang kompatibel dengan jenis truknya, sedangkan...
Transcript of Metoda Pemindahan dan Pengangkutan · dan kontainer yang kompatibel dengan jenis truknya, sedangkan...
Metoda Pemindahan dan
Pengangkutan
Sampah terpilah tidak diperkenankan dicampur kembali.
Didasarkan jenis sampah terpilah, dilakukan:
1. Pengaturan jadwal pemindahan & pengangkutan ,
sesuai jenis sampah terpilah dan sumber sampah;
2. Penyediaan sarana pemindahan & pengangkut sampah
terpilah.
3. Kegiatan pengangkutan sampah harus
mempertimbangkan:
• Pola pengangkutan
• Jenis peralatan atau sarana pengangkutan
• Rute pengangkutan
• Operasional pengangkutan
• Aspek pembiayaan
PERMASALAHAN PENGELOLAAN SAMPAH
A. Timbulan Sampah
1. Terus meningkat 2. Tidak dimanfaatkan 3. Tidak dipilah 4. Tidak semua dibuang ke bak
sampah, sebagian dibuang ke:
- Sungai - Kebun - Pekarangan - Jalan - dll
B. Pengumpulan ke TPS
1. Tidak ada pemilahan 2. Jadwal angkut tidak rutin 3. Perlu biaya pengumpulan 4. Kondisi alat pengumpul tidak
memadai
C. Tempat Penampungan Sementara
1. Susah mencari lokasi 2. Tidak ada pemilahan 3. Terbuka, bau, berlalat 4. Tidak setiap hari diangkut ke TPA
E. Tempat Pemrosesan Akhir
1. Susah mencari lokasi 2. Lokasi jauh diluar kota 3. Biaya pembangunan mahal 4. Biaya OP mahal 5. Masih Open Dumping 6. Pengolahan Lindi terbatas 7. Terbuka, Bau, Berlalat 8. Sumber penyakit
D. Pengangkutan ke TPA
1. Biaya angkut mahal 2. Jarak ke TPA jauh 3. Jadwal angkut tidak rutin 4. Tidak ada pemilahan 5. Kondisi alat angkut tidak
memadai
BAK SAMPAH
TPS TPA
Kualitas dan Tingkat Pelayanan baru mencapai ± 54,24%, (BPS, Susenas 2006), masih di bawah target RPJMN (75 % pada 2009) dan MDGs (70 % pada 2015)
o Aspek penyimpanan dan pengumpulan membutuhkan
pengetahuan dasar tentang karakteristik masing-masing
sampah agar tidak menimbulkan permasalahan, baik dari
sudut biaya operasi maupun keselamatan kerja dan
lingkungan.
o Subsistem pemindahan menerima sampah yang berasal dari
sumber, untuk kemudian diangkut ke TPA. Dikenal 2 (dua)
pola yaitu sistem yang permanen dan yang dapat diangkut
(dipindahkan).
o Subsistem pemindahan mempunyai sasaran-sasaran sebagai
berikut:
Sebagai peredam tingkat ketergantungan fase
pengumpulan dengan fase pengangkutan
Pos pengendalian tingkat kebersihan wilayah yang
bersangkutan.
Pemindahan Sampah
Klasifikasi TPS sebagai sarana pemindahan berdasarkan SNI 3242:2008 adalah sebagai berikut: 1. TPS tipe I, yaitu tempat pemindahan sampah dari alat pengumpul ke
alat angkut sampah yang ilengkapi dengan : Ruang pemilahan Gudang Tempat pemindahan sampah yang dilengkapi dengan landasan kontainer Luas lahan ± 10 - 50 m2
2. TPS tipe II, yaitu tempat pemindahan sampah dari alat pengumpul ke alat angkut sampah yang dilengkapi dengan :
Ruang pemilahan (10m2) Pengomposan sampah organik (200m2) Gudang (50m2) Tempat pemindahan sampah yang dilengkapi dengan landasan kontainer (60m2) Luas lahan ± 60 – 200 m2
3. TPS tipe III, yaitu tempat pemindahan sampah dari alat pengumpul ke alat angkut sampah yang dilengkapi dengan :
Ruang pemilahan (30m2) Pengomposan sampah organik (800m2) Gudang (100m2) Tempat pemindahan sampah yang dilengkapi dengan landasan kontainer (60m2) Luas lahan > 200 m2.
Pemindahan skala kota ke stasiun transfer (Stasiun Peralihan Antara / SPA) diperlukan bila jarak ke lokasi TPA lebih besar dari 25km.
Pemindahan Sampah
TPS MERUPAKAN LANDASAN PEMINDAHAN YANG DAPAT
DILENGKAPI RAMP DAN KONTAINER.
KRITERIA TEKNIS TPS :
A. LUAS TPS , SAMPAI DENGAN 200 M2
B. JENIS PEMBANGUNAN PENAMPUNG SAMPAH SEMENTARA
BUKAN MERUPAKAN WADAH PERMANEN
C. SAMPAH TIDAK BERADA DI TPS > 24 JAM
D. PENEMPATAN TIDAK MENGGANGGU ESTETIKA & LALU
LINTAS
E. HARUS DALAM KEADAAN BERSIH SETELAH SAMPAH
DIANGKUT KE TPA
Pemindahan Sampah
Pemindahan (SPA)
SPA
Sampah Masuk
Pengaturan sampah
Sampah siap dikompaksi
Kompaksi Sampah
Sampah dikompaksi
Pengangkutan
TPA
Pemindahan (SPA)
Gerbang SPA
Antrian Truk Sampah Masuk
Penimbangan Sampah
Naik ke ramp lt. 2
Unloading Sampah
Sampah siap press
Pengangkutan dengan truk sekunder
TPA
TPS 3R adalah infrastruktur
pengolahan skala kawasan
Kriteria Teknis:
o Kapasitas 100-200 KK
o Luas ≥ 200 m2
o Lokasi TPS 3R ≤ 1 km dari
sumber sampah
o Dilengkapi dengan ruang
pengolahan sampah anorganik
(pemilahan) dan pengolahan
sampah organik (proses
biologis), gudang, zona
penyangga (buffer zone) dan
tidak mengganggu estetika
serta lalu lintas
o Keterlibatan aktif masyarakat
dalam mengurangi dan memilah
sampah
Pemindahan (TPS 3R)
Deskripsi Umum TPS 3R:
o TPS 3-R : pengumpulan, pemilahan, penggunaan
ulang, pendauran ulang & pengolahan skala
kawasan.
o Area kerja : area pembongkaran muatan gerobak,
pemilahan, perajangan sampah, pengomposan,
tempat/kontainer sampah residu, penyimpanan
barang lapak / hasil pemilahan & pencucian.
o Pemisahan beberapa jenis sampah : sampah B3
rumah tangga (dikelola sesuai ketentuan), sampah
kertas, plastik, logam/kaca (bahan daur ulang) &
sampah organik (bahan baku kompos).
o Pembuatan kompos dengan metode : Open Windrow
dan Caspary.
o Pembuatan kompos cair dengan metode : Sistem
Komunal Instalasi Pengolahan Anaerobik Sampah
Pemindahan Sampah
a. TPS 3R kawasan perumahan baru (2000 rumah) diperlukan luas 1000 m2. Pelayanan skala RW (200 rumah), diperlukan luas 200-500 m2.
b. TPS 3R luas 1000 m2 dapat menampung sampah dengan atau tanpa proses pemilahan sampah di sumber.
c. TPS 3R luas <500 m2 hanya dapat menampung sampah dalam keadaan terpilah (50%) dan sampah campur 50%.
d. TPS 3R dengan luas <200 m2 hanya menampung sampah tercampur 20%, sampah sudah terpilah 80%.
Fasilitas TPS 3R meliputi wadah komunal, areal
pemilahan, areal komposting (kompos dan kompos cair),
dilengkapi fasilitas penunjang seperti saluran
drainase, air bersih, listrik, barrier (pagar tanaman
hidup) dan gudang penyimpan bahan daur ulang maupun
produk kompos serta biodigester (opsional).
Pemindahan Sampah
Pengangkutan sampah menurut UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, merupakan bagian dari penanganan sampah.
Pengangkutan didefinisikan sebagai:
“bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau dari tempat penampungan sampah sementara atau dari TPS 3R menuju ke tempat pengolahan sampah terpadu atau tempat pemrosesan akhir.”
Sehubungan dengan hal tersebut, metoda pengangkutan serta peralatan yang akan dipakai tergantung dari pola pengumpulan yang dipergunakan.
Definisi
Penggunaan waktu kerja yang tidak efisien
Penggunaan kapasitas muat kendaraan yang
tidak tepat
Rute pengangkutan yang tidak efisien
Tingkah laku petugas
Aksesibilitas yang kurang baik
Permasalahan yang dihadapi
Berdasarkan atas operasional pengelolaan
sampah, maka pengangkutan ini merupakan
tanggung jawab dari pemerintah kota atau
kabupaten.
Sedangkan pelaksana adalah pengelola kebersihan
dalam suatu kawasan atau wilayah, badan usaha
dan kemitraan.
Sangat tergantung dari struktur organisasi di
wilayah yang bersangkutan.
Sebagai contoh misalkan dalam suatu wilayah
kota terdapat Dinas Kebersihan, maka tanggung
jawab pengelolaan sampah ada dibawah dinas ini.
Khusus untuk pengangkutan sampah, misalnya ada
Seksi Pengangkutan.
Penanggungjawab
Definisi:
Pola individual:
kegiatan operasi yang dimulai dari titik pengumpulan terakhir dari suatu siklus pengumpulan sampah ke TPA atau TPST
Pola komunal:
kegiatan operasi dari tempat pemindahan (Transfer Depo, transfer station) atau tempat penampungan sementara (transfer depo, transfer station, TPS, LPS, TPS 3R) ke tempat pengolahan/pembuangan akhir (TPA/TPST).
Pola Pengangkutan
1. Sistem langsung atau door-to-door, yaitu pengumpulan
sekaligus pengangkutan sampah, sistem
pengangkutan sampah menggunakan pola pengangkutan
sbb :
• Truk pengangkut sampah berangkat dari pool menuju titik sumber
sampah pertama untuk mengambil sampah
• Selanjutnya truk tersebut mengambil sampah pada titik-titik sumber
sampah berikutnya sampai truk penuh sesuai dengan kapasitasnya.
• Sampah diangkut ke lokasi pemerosesan atau TPA
• Setelah pengosongan sampah di lokasi tersebut, truk menuju kembali
ke lokasi sumber sampah berikutnya sampai terpenuhi ritasi yang
telah ditetapkan.
Pola Pengangkutan
2. Untuk sistem pengumpulan secara tidak langsung,
yaitu dengan menggunakan Transfer Depo/TD), pola
pengangkutan yang dilakukan sbb:
• Kendaraan pengangkut sampah keluar dari pool langsung menuju
lokasi pemindahan di transfer depo untuk mengangkut sampah
langsung ke pemerosesan akhir atau TPA.
• Selanjutnuya kendaraan tersebut kembali ke transfer depo untuk
pengambilan pada rit berikutnya.
Pola Pengangkutan
Pola pengangkutan sampah dapat dilakukan
berdasarkan sistem pengumpulan sampah.
Jika sistem pengangkutan yang digunakan tidak
langsung (transfer depo) dapat menggunakan:
a. Sistem kontainer angkat (Hauled Container System
= HCS)
b. Sistem kontainer tetap (Stationary Container
System = SCS) sistem ini biasanya digunakan
untuk kontainer kecil serta alat angkut berupa
truk kompaktor secara mekanis/manual.
Pola Pengangkutan Tidak Langsung
a. Sistem kontainer angkat (Hauled Container System = HCS):
• Adalah sistem pengumpulan sampah yang wadah pengumpulannya dapat dipindah-pindah dan ikut dibawa ke tempat pembuangan akhir. HCS ini umumnya merupakan sistem wadah angkut untuk daerah komersial.
• HCS dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : konvensional dan stationary.
b. Sistem kontainer tetap (Stationary Container System = SCS):
• Sistem pengumpulan sampah yang wadah pengumpulannya tidak dibawa berpindah-pindah (tetap). Wadah pengumpulan ini dapat berupa wadah yang dapat diangkat atau yang tidak dapat diangkat. SCS merupakan sistem wadah tinggal ditujukan untuk melayani daerah pemukiman.
• Sistem kontainer tetap dapat dilakukan secara mekanis maupun manual. Sistem mekanis menggunakan truk compactor dan kontainer yang kompatibel dengan jenis truknya, sedangkan sistem manual menggunakan tenaga kerja dan kontainer dapat berupa bak sampah atau jenis penampungan lainnya.
Pola Pengangkutan Tidak Langsung
Pola Pengangkutan
Sistem Kontainer Angkat (Hauled Container System = HCS) sistem pengosongan kontainer : 1. Kendaraan dari pool bawa kontainer kosong 2. Ke kontainer isi, mengganti & bawa ke TPA 3. Kosong dari TPA melanjutkan proses berikut
Sistem Pengakutan Kontainer Tetap (Stationary Container System=SCS), mekanis 1. Kendaraan dari pool ke kontainer pertama,
sampah dituangkan ke truk kompaktor & letakkan kembali kontainer kosong.
2. Kendaraan ke kontainer berikut sampai truk penuh kemudian ke TPA.
3. Seterusnya sampai rit terakhir
Pengangkutan SCS manual 1. Kendaraan dari poll ke TPS pertama, sampah
dimuat ke truk kompaktor / truk biasa. 2. Kendaraan ke TPS berikut sampai truk penuh
kemudian ke TPA. 3. Seterusnya sampai rit terakhir
Operasional Pengangkutan
kontainer angkat (HCS)
Pool : Arm roll truck
Pool : Arm roll truck
Lokasi 1
TPA
Angkat kontainer
Lokasi 2
Cuci & kembalikan
Selanjutnya : truk pindah ke kontainer 2 , mengangkat ke TPA dst sampai seluruh rute selesai &
truk kembali ke pool.
tipe 1
Taruh kontainer kosong
Lokasi 1
TPA
Angkat kontainer
Lokasi 2
Taruh kontainer kosong
1
2
3
4
4 5
1
3
2
Akhir operasi : kontainer kosong, dicuci kemudian bawa ke pool (tipe 3) atau dibawa ke Lokasi 1 (tipe 2)
tipe 3
kontainer kosong
5
5 kontainer kosong
tipe 2
Operasional Pengangkutan
Pool : Kendaraan sesuai TPS
TPS/TPS3R - 1
TPA
Isi gerobak dipindah TPS/TPS3R - 2
Cuci & kembalikan
Selanjutnya : truk pindah ke TPS/ TPS3R-2 , mengangkat ke TPA dst sampai seluruh rute selesai & truk
kembali ke pool.
kontainer tetap (SCS)
Truk 6-10m3
Transfer station
TPA
Trailer 40-90 m3
1
2
3
4
5
3 2
Transfer station
trailer kosong
1
Kondisi TPA jauh
Truk di kosongkan
Keterangan :
1. Kendaraan dari pool menuju kontainer isi pertama untuk mengangkut sampah ke pemerosesan atau ke TPA.
2. Kontainer kosong dikembalikan ke tempat semula.
3. Menuju ke kontainer isi berikutnya untuk diangkut ke pemerosesan atau ke TPA.
4. Kontainer kosong dikembalikan ke tempat semula.
5. Demikian seterusnya sampai rit terakhir.
Cara Pengangkutan Tipe HCS
(Pola Kontainer Angkat - Alternatif 1)
Keterangan :
1. Kendaraan dari pool menuju kontainer isi pertama untuk mengangkut sampah ke pemerosesan atau TPA.
2. Dari sana kendaraan tersebut dengan kontainer kosong menuju ke lokasi kedua untuk menurunkan kontainer kosong dan membawa kontainer isi untuk diangkut ke pemerosesan.
3. Demikian seterusnya sampai pada rit terakhir.
4. Pada rit terakhir dengan kontainer kosong dari pemerosesan atau TPA menuju ke lokasi kontainer pertama.
5. Sistem ini diberlakukan pada kondisi tertentu, misal : pengambilan pada jam tertentu atau mengurangi kemacetan lalu lintas.
Cara Pengangkutan Tipe HCS
(Pola Kontainer Angkat - Alternatif 2)
Keterangan :
1. Kendaraan dari pool dengan membawa kontainer kosong
menuju ke lokasi kontainer isi untuk mengganti/mengambil
dan langsung membawanya ke tempat pemerosesan atau TPA.
2. Kendaraan dengan membawa kontainer kosong dari TPA
menuju ke kontainer isi berikutnya.
3. Demikian seterusnya sampai dengan rit terakhir.
Cara Pengangkutan Tipe HCS
(Pola Kontainer Angkat - Alternatif 3)
Keterangan :
Kendaraan dari pool menuju TPS pertama, sampah
dimuat ke dalam truk kompaktor atau truk biasa.
Kendaraan menuju TPS berikutnya sampai truk penuh
untuk kemudian menuju TPA.
Demikian seterusnya sampai rit terakhir.
Cara Pengangkutan Tipe SCS Manual
Keterangan :
Kendaraan dari pool menuju kontainer pertama, sampah
dituangkan ke dalam truk kompaktor dan meletakkan kembali
kontainer yang kosong.
Kendaraan menuju kontainer berikutnya sampai truk penuh
untuk kemudian menuju TPA.
Demikian seterusnya sampai rit terakhir.
Cara Pengangkutan Tipe SCS Mekanis
Pola ini muncul karena jarak dari TPS menuju TPA sangat jauh,
sehingga untuk membantu pola pengangkutan dari TPS menuju ke
transfer station kemudian baru menuju TPA.
Truk untuk mengangkut menuju ke TPS yang mempunyai ukuran kontainer
lebih kecil antara 6-10 m3 kemudian di Transfer station truk trailer
dengan kapasitas 80-100 m3 digunakan untuk mengangkut sampah ke TPA.
Operasional pola ini, sbb:
1. Trailer bergerak menuju ke lokasi transfer station
2. Trailer menerima muatan sampah berupa kontainer kapasitas besar
3. Trailer membawa kontainer ke TPA untuk dibongkar
4. Trailer kembali ke lokasi transfer, demikian seterusnya sampai
rencana pengangkutan diselesaikan.
Cara Pengangkutan Tipe Transfer Station
Pengangkutan Sampah Terpilah Pengangkutan sampah yang sudah
terpilah harus dilakukan secara khusus untuk mencegah sampah tercampur kembali.
Pengangkutan sampah terpilah dapat dilakukan pada :
Pengumpulan langsung dari sumber yang sudah memilah sampah
Pengangkutan sampah terpilah dari TPS khusus
Pengangkutan sampah residu dari TPST/IPST
Sarana kendaraan pengangkutan terpilah :
Truck khusus untuk sampah terpilah
Truck yang sama tetapi dengan pengaturan jadwal yang berlainan sesuai jenis sampahnya
Container khusus untuk menampung jenis sampah tertentu misal organik atau residu
Pengangkutan sampah merupakan salah satu komponen penting dan
membutuhkan perhitungan yang cukup teliti, dengan sasaran
mengoptimalkan waktu angkut yang diperlukan dalam sistem
tersebut.
Perhitungan (estimasi) dalam optimasi pengangkutan
diperlukan, karena beberapa kondisi sbb:
o Terdapat sarana pemindahan sampah dalam skala cukup besar
yang harus menangani sampah
o Lokasi titik tujuan sampah relatif jauh
o Sarana pemindahan merupakan titik pertemuan masuknya
sampah dari berbagai area
o Ritasi perlu diperhitungkan secara teliti
o Masalah lalui-lintas jalur menuju titik sasaran tujuan
sampah.
Dengan optimasi sub-sistem ini diharapkan pengangkutan sampah
menjadi mudah, cepat, dan biaya relatif murah.
Optimasi Sistem Pengangkutan
Untuk mendapatkan sistem pengangkutan yang efisien dan
efektif maka operasional pengangkutan sampah sebaiknya
mengikuti prosedur sebagai berikut :
o Menggunakan rute pengangkutan yang sependek mungkin dan
dengan hambatan yang sekecil mungkin.
o Menggunakan kendaraan angkut dengan kapasitas/daya
angkut yang semaksimal mungkin.
o Menggunakan kendaraan angkut yang hemat bahan bakar.
o Dapat memanfaatkan waktu kerja semaksimal mungkin dengan
meningkatkan jumlah beban kerja/ritasi pengangkutan.
Optimasi Sistem Pengangkutan
Beberapa istilah penting dan persamaan yang digunakan
untuk menghitung pengangkutan dengan sistem HCS adalah :
Pick-up (PHCS): waktu yang diperlukan untuk menuju lokasi
kontainer berikutnya setelah meletakkan kontainer kosong
di lokasi sebelumnya, waktu untuk mengambil kontainer
penuh dan waktu untuk mengembalikan kontainer kosong
(Rit).
Haul (h): waktu yang diperlukan menuju lokasi yang akan
diangkut kontainernya.
At-site (s): waktu yang digunakan untuk menunggu di lokasi
Off-route (W): nonproduktif pada seluruh kegiatan
operasional: waktu untuk checking pagi dan sore, hal tak
terduga, perbaikan, dan lain-lain.
Perhitungan Pengangkutan (Sistem HCS)
Beberapa istilah penting dan persamaan yang digunakan
untuk menghitung pengangkutan dengan sistem HCS adalah :
Pick-up (PSCS): waktu yg diperlukan utk memuat sampah dari
lokasi pertama sampai lokasi terakhir.
Haul (h): waktu yg diperlukan menuju TPS/TPA dari
lokasi pengumpulan terakhir.
At-site (s): waktu yg digunakan untuk menunggu di lokasi
Off-route (W): nonproduktif pada seluruh kegiatan
operasional : waktu untuk cheking pagi dan sore, hal tak
terduga, perbaikan dan lain-lain.
Perhitungan Pengangkutan (Sistem SCS)
Usia pakai (lifetime) minimal 5-7 tahun.
Volume muat sampah 6-8 m3, atau 3-5 ton.
Ritasi truk angkutan per hari dapat mencapai 4-5
kali untuk jarak tempuh di bawah 20 km, dan 2-4 rit
untuk jarak tempuh 20-30 km, yang pada dasarnya akan
tergantung waktu per ritasi sesuai kelancaran lalu
lintas, waktu pemuatan, dan pembongkaran sampahnya
Persyaratan Moda Pengangkutan
Perencanaan Penentuan
Sarana Pengangkutan
PERSYARATAN:
1. Sampah tertutup selama pengangkutan, agar tak berceceran.
2. Tinggi bak maksimum 1,6 m.
3. Sebaiknya ada alat pengungkit.
4. Tidak bocor, agar lindi tidak berceceran.
5. Disesuaikan dengan kondisi jalan yang dilalui.
6. Disesuaikan kemampuan dana & teknik pemeliharaan.
PERTIMBANGAN:
1. Umur teknis peralatan (5 – 7) tahun.
2. Kondisi jalan daerah operasi.
3. Jarak tempuh.
4. Karakteristik sampah.
5. Tingkat persyaratan sanitasi yang dibutuhkan.
6. Daya dukung pemeliharaan.
Jenis peralatan
DUMP TRUCK ARM ROLL TRUCK COMPACTOR TRUCK TRAILER TRUCK
dilengkapi sistem
hidrolis untuk
angkat bak &
bongkar muatan
dilengkapi sistem
hidrolis untuk
angkat bak &
bongkar muatan
dilengkapi sistem
hidrolis untuk
memadatkan &
bongkar muatan
Trailer truck
terdiri atas prime
over & kontainer
beroda. dilengkapi
sistem hidrolis u/
bongkar muatan.
Pengisian muatan
secara hidrolis
kepadatan tinggi di
transfer station.
kapasitas
bervariasi : 6 m3,
8 m3, 10 m3, 14 m3
kapasitas
bervariasi : 6 m3,
8 m3, 10 m3
kapasitas
bervariasi : 6 m3,
8 m3, 10 m3
mengangkut sampah
dalam jumlah besar
hingga 20-30 ton.
efisiensi :
ritasi/hari minimum
3, jumlah awak
maksimum 3
efisiensi :
ritasi/hari minimum
5, jumlah awak
maksimum 1
efisiensi :
ritasi/hari minimum
3, jumlah awak
maksimum 2
efisiensi :
ritasi/hari minimum
5, jumlah awak
maksimum 2
sebaiknya
dilengkapi tutup
terpal
kalau tidak ada
tutup, sebaiknya
dilengkapi tutup
terpal
Pemilihan pemakaian peralatan tersebut tidak terlepas
dari memperhatikan segi kemudahan, pembiayaan,
kesehatan, estetika, serta kondisi setempat :
Dari segi kemudahan, peralatan tersebut harus dapat
dioperasikan dengan mudah dan cepat, sehingga biaya
operasional jadi murah.
Dari segi pembiayaan, peralatan tersebut harus kuat
dan tahan lama serta volume yang optimum, sehingga
biaya investasi semurah-murahnya.
Dari segi kesehatan dan estetika, peralatan tersebut
harus dapat mencegah timbulnya lalat, tikus atau
binatang-binatang lain dan tersebarnya bau busuk
serta kelihatan indah atau bersih.
Pemilihan Moda Pengangkutan
Rute Pengangkutan
Pedoman membuat rute tergantung dari :
1. Peraturan lalu lintas;
2. Pekerja, ukuran, tipe alat angkut;
3. Rute dibuat mulai & berakhir dekat jalan utama, gunakan topografi & kondisi fisik daerah sebagai batas rute;
4. Daerah berbukit : rute dimulai dari atas dan berakhir di bawah;
5. Kontainer/TPS terakhir yang diangkut yang terdekat TPA;
6. Timbulan sampah daerah sibuk/lalu lintas padat diangkut sepagi mungkin;
7. Daerah timbulan sampah terbanyak, diangkut lebih dahulu;
8. Daerah timbulan sampah sedikit, usahakan terangkut di hari yang sama.
Langkah Awal Menyusun Rute
Peta lokasi &
jumlah timbulan
sampah
Analisis data Plot peta pemukiman,
perdagangan, industri
Masing2 area : plot
lokasi, frekuensi
pengumpulan & jumlah
kontainer
Layout rute awal Evaluasi layout
rute & buat rute
lebih seimbang
dengan dicoba
LANGKAH AWAL
Faktor Penting dalam
Operasional Pengangkutan
1. Pola pengangkutan yang digunakan
2. Alat angkut yang digunakan
3. Jumlah personel
4. Lokasi TPS atau TPST dan TPA.
Pembiayaan Pengangkutan
Sampah
Biaya pemindahan & pengangkutan sampah :
1. Biaya investasi : sarana pengangkutan truk sampah yang digunakan)
2. Biaya operasional dan pemeliharaan pengangkutan sampah
Tentukan berdasarkan
HSPK setempat
LANGKAH PERHITUNGAN
Hitung kebutuhan alat
angkut & sarana lain
Hitung biaya OP & gaji
tenaga kerja
References o UU 18/2008 tentang Pengelolaan Sampah o PP 81/2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga o Damanhuri, E. Padmi, T, Diktat Kuliah Pengelolaan Sampah,
2010 o Tchobanoglous,”Solid Waste Management” John Wiley &
Sons o Lund, H.F, 2001, Recycling Handbook, McGraw Hill , 2n ed o Diseminasi Permen PU 03/PRT/M/2013 tentang
Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
o Diseminasidan sosialisasi Keteknikan Bidang PLP: Persampahan, Ditjen Cipta Karya, Kementerian PU
o Bimbingan Teknis Balai Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi, Ditjen Cipta Karya, Kementerian PU, 2014
o Bank Sampah Malang, 2014 o Dokumentasi Pribadi I Made Wahyu Widyarsana.