Metlit tatabahasa

27
Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 1 BAB V TATA BAHASA DALAM PENULISAN LAPORAN Pernahkan anda mendengar kalimat “bahasa yang baik dan benar”? Apa maksudnya? Menurut Seksi Bahasa Indonesia (1991), bahasa yang baik adalah “bahasa yang efektif dalam menyampaikan suatu maksud”; sedangkan menurut Arifin dan Tasai (1985), bahasa yang baik adalah “bahasa yang mempunyai nilai rasa yang tepat dan sesuai dengan situasi pemakaiannya”. Bahasa yang benar menurut Arifin dan Tasai (1985) adalah bahasa yang “mematuhi kaidah-kaidah bahasa yang berlaku”. Bahasa yang baik tidak selalu harus benar secara kaidah, tetapi yang terpenting komunikatif. Keefektifan komunikasi lebih banyak ditentukan oleh keserasian bahasa itu dengan situasinya (waktu, tempat, dan orang yang diajak bicara). Sebaliknya, bahasa yang benar kaidah-kaidahnya belum tentu bahasa yang baik. Kita akan merasa janggal bila mendengar obrolan sekelompok mahasiswa di kantin seperti bahasa seorang ilmuwan yang sedang ceramah di suatu seminar (bahasa baku), atau mendengar seorang ilmuwan yang sedang ceramah di suatu seminar (yang seharusnya menggunakan bahasa baku) menggunakan bahasa seperti seorang awam yang sedang ngobrol di kantin (Seksi Bahasa Indonesia, 1991). Di dalam menulis laporan ilmiah, kita harus menggunakan bahasa yang baik. Bahasa yang baik diperlukan karena faktor penting dalam menulis laporan penelitian adalah fungsi komunikatif yang diemban oleh peneliti. Laporan yang dibuat, bukan diperuntukkan bagi peneliti sendiri, tetapi sebagai alat berkomunikasi dengan orang lain. Oleh sebab itu, bentuk penulisan laporan ilmiah harus disesuaikan dengan jenis pembaca yang dituju. Jika ditujukan kepada masyarakat umum, bahasa yang digunakan haruslah sederhana dan mudah dimengerti sehingga istilah-istilah asing atau istilah teknis sebaiknya tidak disajikan. Hal ini berbeda dengan laporan ilmiah untuk masyarakat ilmiah yang banyak menyajikan istilah teknis atau istilah asing. Selain harus menggunakan bahasa yang baik, di dalam menulis laporan ilmiah kita harus menggunakan bahasa yang benar karena laporan ilmiah adalah tulisan yang menyajikan fakta umum yang diperoleh melalui prosedur ilmiah dan ditulis menurut metodologi penulisan ilmiah. Perhatikan contoh-contoh berikut (Arifin dan Tasai, 1985): Contoh 1: Kuda makan rumput Kalimat ini benar karena memenuhi sebuah kalimat secara struktur, yaitu ada S, P, dan O. Contoh 2: Rumput makan kuda Kalimat ini benar secara struktur karena ada S, P, dan O., tetapi dari segi makna tidak benar karena tidak mendukung makna yang baik. Contoh 3 : Seorang mahasiswa sedang mengobrol dengan seorang petani yang tidak sekolah di suatu desa terpencil. Mahasiswa tersebut bertanya kepada petani, “Motif apa yang melandasi Bapak untuk menanam pohon di pinggiran sungai ini ?” Kalimat ini benar secara struktur, ada S, P, dan O, tetapi kurang baik karena dinilai terlalu formal dan mungkin saja kurang difahami oleh petani tersebut.

Transcript of Metlit tatabahasa

Page 1: Metlit tatabahasa

Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 1

BAB V

TATA BAHASA DALAM PENULISAN LAPORAN

Pernahkan anda mendengar kalimat “bahasa yang baik dan benar”? Apa

maksudnya? Menurut Seksi Bahasa Indonesia (1991), bahasa yang baik adalah “bahasa

yang efektif dalam menyampaikan suatu maksud”; sedangkan menurut Arifin dan Tasai

(1985), bahasa yang baik adalah “bahasa yang mempunyai nilai rasa yang tepat dan sesuai

dengan situasi pemakaiannya”. Bahasa yang benar menurut Arifin dan Tasai (1985) adalah

bahasa yang “mematuhi kaidah-kaidah bahasa yang berlaku”.

Bahasa yang baik tidak selalu harus benar secara kaidah, tetapi yang terpenting

komunikatif. Keefektifan komunikasi lebih banyak ditentukan oleh keserasian bahasa itu

dengan situasinya (waktu, tempat, dan orang yang diajak bicara). Sebaliknya, bahasa yang

benar kaidah-kaidahnya belum tentu bahasa yang baik. Kita akan merasa janggal bila

mendengar obrolan sekelompok mahasiswa di kantin seperti bahasa seorang ilmuwan yang

sedang ceramah di suatu seminar (bahasa baku), atau mendengar seorang ilmuwan yang

sedang ceramah di suatu seminar (yang seharusnya menggunakan bahasa baku)

menggunakan bahasa seperti seorang awam yang sedang ngobrol di kantin (Seksi Bahasa

Indonesia, 1991).

Di dalam menulis laporan ilmiah, kita harus menggunakan bahasa yang baik.

Bahasa yang baik diperlukan karena faktor penting dalam menulis laporan penelitian

adalah fungsi komunikatif yang diemban oleh peneliti. Laporan yang dibuat, bukan

diperuntukkan bagi peneliti sendiri, tetapi sebagai alat berkomunikasi dengan orang lain.

Oleh sebab itu, bentuk penulisan laporan ilmiah harus disesuaikan dengan jenis pembaca

yang dituju. Jika ditujukan kepada masyarakat umum, bahasa yang digunakan haruslah

sederhana dan mudah dimengerti sehingga istilah-istilah asing atau istilah teknis sebaiknya

tidak disajikan. Hal ini berbeda dengan laporan ilmiah untuk masyarakat ilmiah yang

banyak menyajikan istilah teknis atau istilah asing. Selain harus menggunakan bahasa yang

baik, di dalam menulis laporan ilmiah kita harus menggunakan bahasa yang benar karena

laporan ilmiah adalah tulisan yang menyajikan fakta umum yang diperoleh melalui

prosedur ilmiah dan ditulis menurut metodologi penulisan ilmiah.

Perhatikan contoh-contoh berikut (Arifin dan Tasai, 1985):

Contoh 1:

Kuda makan rumput

Kalimat ini benar karena memenuhi sebuah kalimat secara struktur, yaitu ada S, P, dan O.

Contoh 2:

Rumput makan kuda

Kalimat ini benar secara struktur karena ada S, P, dan O., tetapi dari segi makna tidak

benar karena tidak mendukung makna yang baik.

Contoh 3 :

Seorang mahasiswa sedang mengobrol dengan seorang petani yang tidak sekolah di suatu

desa terpencil. Mahasiswa tersebut bertanya kepada petani, “Motif apa yang melandasi

Bapak untuk menanam pohon di pinggiran sungai ini ?”

Kalimat ini benar secara struktur, ada S, P, dan O, tetapi kurang baik karena dinilai terlalu

formal dan mungkin saja kurang difahami oleh petani tersebut.

Page 2: Metlit tatabahasa

Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 2

KAIDAH-KAIDAH BAHASA INDONESIA YANG BENAR

I. EJAAN

Penulisan laporan ilmiah dalam Bahasa Indonesia harus mengacu kepada kaidah

Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang diresmikan pada tanggal 16 Agustus

1972 oleh Presiden Republik Indonesia. Ejaan ialah keseluruhan peraturan bagaimana

melambangkan bunyi-bunyi ujaran, bagaimana menempatkan tanda-tanda baca, bagaimana

memenggal suatu kata, dan bagaimana menggabungkan kata. Dari segi bahasa, ejaan

adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi bahasa (kata, kalimat) dalam

bentuk tulisan (huruf-huruf dan tanda baca). Ejaan Bahasa yang Disempurnakan

mencakupi lima pokok berikut (lihat lampiran V-A mengenai Ejaan yang disempurnakan,

lampiran V-B mengenai , dan lampiran V-C mengenai ) :

A. PEMAKAIAN HURUF

a. Abjad

b. Huruf vokal

c. Huruf konsonan

d. Huruf diftong

e. Gabungan huruf konsonan

f. Pemenggalan kata

B. PENULISAN HURUF

a. Penulisan huruf besar atau huruf kapital

b. Penulisan huruf miring

C. PENULISAN KATA

a. Kata dasar

b. Kata turunan atau kata berimbuhan

c. Kata ulang

d. Gabungan kata

e. Kata ganti ku, kau, mu, dan nya

f. Kata depan di, ke, dari

g. Kata sandang si dan sang

h. Partikel

i. Singkatan dan akronim

j. Angka dan lambang bilangan

D. PENULISAN UNSUR-UNSUR SERAPAN

E. PEMAKAIAN TANDA BACA

a. Titik

b. Koma

c. Titik koma

d. Titik dua

e. Tanda Hubung

f. Tanda Pisah

g. Tanda Petik

h. Tanda Petik Tunggal

i. Tanda Tanya

j. Tanda Seru

k. Tanda Kurung

l. Tanda Kurung Siku

m. Garis miring

Page 3: Metlit tatabahasa

Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 3

CATATAN PENTING PENULISAN KATA :

Kesalahan-kesalahan penulisan kata yang sering dijumpai adalah :

1. Penanggalan awalan me-

Penanggalan awalan me- pada judul berita dalam surat kabar diperbolehkan. Namun,

dalam teks beritanya awalan me- harus eksplisit.

Contoh :

Salah Benar

• Amerika Serikat luncurkan pesawat

bolak-balik Columbia.

• Jaksa Agung periksa mantan Presiden

Soeharto.

• Amerika Serikat meluncurkan

pesawat bolak-balik Columbia.

• Jaksa Agung memeriksa mantan

Presiden Soeharto.

2. Penanggalan awalan ber-

Kata-kata yang berawalan ber-sering meninggalkan awalan ber-. Padahal, awalan ber-

harus dieksplisitkan secara jelas.

Contoh :

Salah Benar

• Sampai jumpa lagi.

• Pendapat saya beda dengan pendapatnya.

• Kalau Saudara tidak keberatan, saya akan

meminta saran Saudara tentang

penyusunan proposal penelitian.

• Sampai berjumpa lagi.

• Pendapat saya berbeda dengan

pendapatnya.

• Kalau Saudara tidak berkeberatan,

saya akan meminta saran Saudara

tentang penyusunan proposal

penelitian.

3. Peluluhan bunyi /c/

Kata dasar yang diawali bunyi /c/ sering menjadi luluh apabila mendapat awalan me-.

Padahal, sesungguhnya bunyi /c/ tidak luluh apabila mendapat awalan me-.

Contoh :

Salah Benar

• Wakidi sedang menyuci mobil.

• Rini lebih menyintai Bobi daripada Roy.

• Wakidi sedang mencuci mobil.

• Rini lebih mencintai Bobi daripada

Roy.

4. Bunyi /s/, /k/, /p/, dan /t/ yang tidak luluh

Kata dasar yang bunyi awalnya /s/, /k/, /p/, dan /t/ sering tidak luluh jika mendapat

awalan me- atau pe-. Padahal, menurut kaidah baku bunyi-bunyi itu harus lebur

menjadi bunyi sengau.

Contoh :

Salah Benar

• Eksistensi Indonesia sebagai negara

pensuplai minyak sebaiknya

dipertahankan.

• Bangsa Indonesia mampu mengkikis

habis paham komunis sampai ke akar-

akarnya.

• Eksistensi Indonesia sebagai negara

penyuplai minyak sebaiknya

dipertahankan.

• Bangsa Indonesia mampu mengikis

habis paham komunis sampai ke akar-

akarnya.

Page 4: Metlit tatabahasa

Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 4

Contoh (lanjutan)

Salah Benar

• Eksistensi Indonesia sebagai negara

pensuplai minyak sebaiknya

dipertahankan.

• Bangsa Indonesia mampu mengkikis

habis paham komunis sampai ke akar-

akarnya.

• Semua warga negara harus mentaati

peraturan yang berlaku.

• Eksistensi Indonesia sebagai negara

penyuplai minyak sebaiknya

dipertahankan.

• Bangsa Indonesia mampu mengikis

habis paham komunis sampai ke akar-

akarnya.

• Semua warga negara harus menaati

peraturan yang berlaku.

Kaidah peluluhan s, k, p, dan t tidak berlaku pada kata-kata yang dibentuk dengan

gugus konsonan.

Contoh :

Traktor � mentraktor

Proklamasi � memproklamasikan

5. Awalan ke- yang keliru

Pada kenyataan sehari-hari, kata-kata yang seharusnya berawalan ter- sering diberi

berawalan ke-. Hal ini disebabkan oleh kekurangcermatan dalam memilih awalan yang

tepat. Umumnya, kesalahan itu dipengaruhi oleh bahasa daerah (Jawa/Sunda).

Contoh :

Salah Benar

• Pengendara motor itu meninggal karena

ketabrak oleh metro mini.

• Dompet saya tidak kebawa karena waktu

berangkat, saya tergesa-gesa.

• Mengapa kamu ketawa terus?

• Pengendara motor itu meninggal

karena tertabrak oleh metro mini.

• Dompet saya tidak terbawa karena

waktu berangkat, saya tergesa-gesa.

• Mengapa kamu tertawa terus?

Awalan ke- hanya dapat menempel pada kata bilangan, misalnya : kedua, ketiga,

kesepuluh, keseribu. Selain di depan kata bilangan, awalan ke- tidak dapat dipakai.

Pengecualian terdapat pada kata kekasih, kehendak, dan ketua.

6. Pemakaian Akhiran –ir

Pemakaian akhiran –ir sangat produktif dalam penggunaan bahasa Indonesia sehari-

hari. Padahal, dalam bahasa Indonesia baku, untuk padanan akhiran –ir adalah –asi atau

–isasi.

Contoh :

Salah Benar

• Saya sanggup mengkoordinir kegiatan itu.

• Sukarno-Hatta memproklamirkan negara

Republik Indonesia.

• Saya sanggup mengkoordinasi

kegiatan itu.

• Sukarno-Hatta memproklamasikan

negara Republik Indonesia.

Perlu diperhatikan, akhiran –asi atau –isasi pada kata-kata lelenisasi, turinisasi,

neonisasi, radionisasi, pompanisasi, dan koranisasi merupakan bentuk yang salah

karena pada dasarnya bukan kata serapan dari bahasa asing. Kata-kata itu harus

Page 5: Metlit tatabahasa

Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 5

diungkapkan menjadi usaha peternakan lele, usaha penanaman turi, usaha pemasangan

neon, gerakan memasyarakatkan radio, gerakan pemasangan pompa, dan usaha

memasyarakatkan koran.

7. Padanan yang tidak serasi

Karena pemakai bahasa kurang cermat memilih padanan kata yang serasi, yang muncul

dalam pembicaraan sehari-hari adalah padanan yang tidak sepadan atau tidak serasi.

Hal itu terjadi karena dua kaidah bahasa bersilang, atau bergabung dalam sebuah

kalimat.

Contoh :

Salah Benar

• Karena modal di bank terbatas sehingga

tidak semua pengusaha lemah

memperoleh kredit.

• Karena modal di bank terbatas, tidak

semua pengusaha lemah memperoleh

kredit.

• Modal di bank terbatas sehingga tidak

semua pengusaha lemah memperoleh

kredit.

• Apabila pada hari itu saya berhalangan

hadir, maka rapat akan dipimpin oleh Sdr.

Daud.

• Pada hari itu saya berhalangan hadir,

maka rapat akan dipimpin oleh Sdr.

Daud.

• Apabila pada hari itu saya berhalangan

hadir, rapat akan dipimpin oleh Sdr.

Daud.

• Walaupun malam tadi bertugas

siskamling, tetapi ia masuk kantor juga

seperti biasa.

• Walaupun malam tadi bertugas

siskamling, ia masuk kantor juga

seperti biasa.

• Malam tadi bertugas siskamling, tetapi

ia masuk kantor juga seperti biasa.

• disebabkan karena

• dan lain sebagainya

• karena……maka

• untuk…….maka

• kalau……..maka

• meskipun….tetapi

• disebabkan oleh

• dan lain-lain atau dan sebagainya

• karena/untuk/kalau saja tanpa diikuti

maka atau maka saja tanpa didahului

karena/untuk/kalau

• meskipun saja tanpa disusul tetapi atau

tetapi saja tanpa didahului meskipun

8. Pemakaian kata depan, di, ke, dari, bagi, pada, daripada, dan terhadap

Dalam pemakaian sehari-hari, pemakaian di, ke, dari, bagi, dan daripada sering

dipertukarkan.

Contoh :

Salah Benar

• Putusan daripada pemerintah itu

melegakan hati rakyat.

• Meja ini terbuat daripada kayu.

• Neny lebih cerdas dari Vina

• Sepeda motornya dititipkan di saya

selama ia sedang belajar.

• Saya tiba ke Bank Indonesia tepat pukul

08.00.

• Putusan pemerintah itu melegakan hati

rakyat.

• Meja ini terbuat dari kayu.

• Neny lebih cerdas daripada Vina

• Sepeda motornya dititipkan pada saya

selama ia sedang belajar.

• Saya tiba di Bank Indonesia tepat

pukul 08.00.

Page 6: Metlit tatabahasa

Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 6

9. Pemakaian akronim

Kita membedakan istilah “singkatan” dengan “bentuk singkat”. Yang dimaksud dengan

singkatan ialah PLO, UI, dan lain-lain. Yang dimaksud dengan bentuk singkat ialah lab

(laboratorium), memo (memorandum), dan lain-lain.

Pemakaian akronim dan singkatan dalam bahasa Indonesia kadang-kadang tidak

teratur. Singkatan IBF mempunyai dua makna, yaitu International Boxing Federation

atau International Badminton Federation. Oleh sebab itu, pemakaian akronim dan

singkatan sedapat mungkin dihindari karena menimbulkan berbagai tafsiran terhadap

akronim atau singkatan itu. Singkatan yang dapat dipakai adalah singkatan yang sudah

umum dan maknanya telah mantap. Walaupun demikian, agar tidak terjadi kekeliruan

kalau hendak mempergunakan bentuk akronim atau singkatan dalam suatu artikel atau

makalah sejenis dengan itu, akronim atau singkatan itu lebih baik didahului oleh

bentuk lengkapnya.

10. Penggunaan kata “kesimpulan”, “keputusan”, “pelayanan”, dan “pemukiman”

Contoh :

Kurang rapi Rapi

• Karya ilmiah harus mengandung bab

pendahuluan, analisis, dan kesimpulan.

• Sesuai dengan keputusan pemerintah, bea

masuk barang mewah dinaikkan menjadi

20%.

• Petugas Puskesmas di sana kurang

memberikan pelayanan yang memuaskan.

• Paman saya sudah membeli rumah di

pemukiman Puri Giri Indah.

• Karya ilmiah harus mengandung bab

pendahuluan, analisis, dan simpulan.

• Sesuai dengan putusan pemerintah, bea

masuk barang mewah dinaikkan

menjadi 20%.

• Petugas Puskesmas di sana kurang

memberikan layanan yang

memuaskan.

• Paman saya sudah membeli rumah di

permukiman Puri Giri Indah.

11. Penggunaan kata yang hemat

Salah satu ciri pemakaian bahas yang efektif adalahpemakaian bahasa yang hemat kata,

tetapi padat isi. Namun, dalam komunikasi sehari-hari sering dijumpai pemakaian kata

yang tidak hemat (boros).

Berikut daftar kata yang sering digunakan tidak hemat :

Boros Hemat

• sejak dari

• agar supaya

• demi untuk

• adalah merupakan

• seperti…dan sebagainya

• misalnya…dan lain-lain

• antara lain…..dan seterusnya

• tujuan daripada pembangunan

• mendeskripsikan tentang hambatan

• berbagai faktor-faktor

• daftar nama-nama peserta

• mengadakan penelitian

• dalam rangka untuk mencapai tujuan

• sejak atau dari

• agar atau supaya

• demi atau untuk

• adalah atau merupakan

• seperti atau dan sebagainya

• misalnya atau dan lain-lain

• antara lain atau dan seterusnya

• tujuan pembangunan

• mendeskripsikan hambatan

• berbagai faktor

• daftar nama peserta

• meneliti

• untuk mencapai tujuan

Page 7: Metlit tatabahasa

Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 7

Boros Hemat

• berikhtiar dan berusaha untuk

memberikan pengawasan

• mempunyai pendirian

• melakukan penyiksaan

• menyatakan persetujuan

• apabila….., maka

• walaupun …… , namun

• berdasarkan…, maka

• karena…sehingga

• namun demikian

• sangat..sekali

• berusaha mengawasi

• berpendirian

• menyiksa

• menyetujui

• apabila….., tanpa kata penghubung

• walaupun …… , tanpa kata namun

• berdasarkan…, tanpa maka

• karena…tanpa sehingga, atau tanpa

karena …….. sehingga

• namun, tanpa demikian

walaupun demikian

• sangat tanpa sekali, atau sekali tanpa

sangat

12. Analogi

Kata petinju yang artinya orang yang biasa bertinju, bukan orang yang biasa meninju,

berkorelasi dengan bertinju. Tetapi kata peski, peselancar, pegolf, petenis, peboling

tidak dibentuk dari berski, berselancar, bergolf, bertenis. Kata baku yang benar adalah

bermain ski, bermain selancar, bermain golf, dan bermain tenis.

13. Bentuk jamak dalam bahasa Indonesia

Dalam pemakaian sehari-hari kadang-kadang orang salah menggunakan bentuk jamak

dalam bahasa Indonesia sehingga terjadi bentuk yang rancu atau kacau. Bentuk jamak

dalam bahasa Indonesia dilakukan dengan cara sebagai berikut :

• Bentuk jamak dengan melakukan pengulangan kata yang bersangkutan

Contoh : kuda-kuda, meja-meja, buku-buku

• Bentuk jamak dengan menambahkata bilangan

Contoh : beberapa meja, sekalian tamu, semua buku, dua tempat, sepuluh komputer

• Bentuk jamak dengan menambah kata bantu jamak

Contoh : para tamu

• Bentuk jamak dengan menggunakan kata ganti orang

Contoh : mereka, kami, kita, kalian

Dalam pemakaian kata sehari-hari orang cenderung memilih bentuk jamak asing dalam

menyatakan jamak dalam bahasa Indonesia.

Contoh :

Bentuk tunggal Bentuk jamak

• datum

• alumnus

• alim

• data

• alumni

• ulama

Page 8: Metlit tatabahasa

Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 8

14. Ungkapan idiomatik

Ungkapan idiomatik adalah konstruksi yang khas pada suatu bahasa yang salah satu

unsurnya tidak dapat dihilangkan atau diganti. Ungkapan idiomatik adalah kata-kata

yang mempunyai sifat yang tidak terkena kaidah ekonomi bahasa.

Ungkapan yang bersifat idiomatik terdiri atas dua atau tiga kata yang dapat

memperkuat diksi di dalam tulisan.

Contoh :

Salah Benar

• bertemu

Menteri Dalam Negeri bertemu Presiden

Gus Dur.

• sehubungan

• berhubungan

• sesuai

• bertepatan

• sejalan

• terdiri

• terjadi atas

• disebabkan karena

• membicarakan tentang

• tergantung kepada

• menemui kesalahan

• menjalankan hukuman

• bertemu dengan

Menteri Dalam Negeri bertemu

dengan Presiden Gus Dur.

• ehubungan dengan

• berhubungan dengan

• sesuai dengan

• bertepatan dengan

• sejalan dengan

• terdiri atas/dari

• terjadi dari

• disebabkan oleh

• berbicara tentang

• tergantung pada

• menemukan kesalahan

• menjalani hukuman

Page 9: Metlit tatabahasa

Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 9

CATATAN PENTING TANDA BACA

Karangan selalu berupa bahasa yang tertulis. Dalam beberapa hal bahasa tertulis tidak

sama dengan bahasa lisan. Banyak alat-alat bahasa seperti lagu, jeda, tinggi rendah suara,

tekanan suara, dsb., yang sukar digambarkan dalam bahasa yang tertulis. Untuk

melengkapi kekurangan itu maka orang membuat tanda baca. Dengan adanya tanda baca

tersebut diharapkan penuturan yang tertulis itu dapat dipahami pembaca sebaik-baiknya.

Contoh :

Bandingkan kedua kalimat berikut!

• Celana batik sarung Bugis Bapak dijual murah

• Celana batik, sarung Bugis, Bapak! Dijual murah!

Tanda baca hanya digunakan sehemat-hematnya atau apabila memang perlu benar sebab

terlampau banyak tanda baca akan menghambat kelancaran membaca. Poerwadarminta

(1984) menyarankan bahwa tanda baca itu hendaklah dipakai dengan perasaan. Jadi

perasaan penulis sendirilah yang menentukan pemakaian tanda baca itu.

Berikut fungsi utama dari tanda baca yang penting :

• Titik Dipakai sebagai tanda bahwa kalimat telah selesai. Jadi tugas pokoknya sebagai

pengunci kalimat, baik kalimat berita, tanya ataupun seru. Sesudah tanda titik dimulai

dengan huruf besar.

• Koma Tanda koma paling sering dipakai dalam tulis-menulis. Tanda koma hendaknya dipakai

dengan hemat. Tugas pokok tanda koma ialah untuk menyatakan jeda sejenak.

• Titik koma Hubungan kalimat yang panjang-panjang sebenarnya boleh ditandai dengan koma,

tetapi kadang-kadang, lebih-lebih jika makna kalimat yang terdahulu bertentangan

dengan kalimat yang berikut, sering juga diberi tanda titik-koma.

• Titik dua

Terutama sekali digunakan untuk menyatakan perincian berbagai hal, benda, dsb.

• Garis miring

Kadang-kadang dipakai untuk menyatakan aatau (salah satu).

Contoh :

Rupiah/dolar, maksudnya rupiah atau dolar.

• Tanda kurung ( ) Untuk menyatakan bahwa yang dituliskan di dalam kurung itu di luar hubungan

kalimat. Jadi hanya dipakai sebagai penjelasan atau keterangan saja.

Page 10: Metlit tatabahasa

Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 10

II. TATA KATA Tata kata adalah ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk bentuk kata serta

pengaruh perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata; atau tata kata

mempelajari seluk beluk kata fungsi perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik

maupun fungsi semantik.

Perubahan fungsi gramatik

Kelas kata gunting (kelas kata benda) tidak sama dengan kelas kata menggunting (kelas

kata kerja)

Perubahan fungsi semantik (arti)

Kata gunting, menggunting, digunting, guntingan mempunyai makna yang berbeda-beda.

III. TATA KALIMAT

Tata kalimat adalah ilmu bahasa yang membicarakan mengenai struktur kalimat

baku dan efektif. Menurut Arifin dan Tasai (1985), kalimat adalah “satuan bahasa terkecil,

dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh”. Dalam ragam

resmi, formal atau baku, baik lisan maupun tulisan, suatu kalimat sekurang-kurangnya

harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Kalau tidak memiliki unsur subjek dan unsur

predikat, pernyataan itu bukan kalimat tetapi disebut frasa.

Kalau dilihat dari hal predikat, kalimat-kalimat dalam bahasa Indonesia ada dua

macam, yaitu :

• Kalimat-kalimat yang berpredikat kata kerja (umumnya lebih banyak)

• Kalimat-kalimat yang berpredikat bukan kata kerja

Tugas 1

Pilihlah mana yang merupakan kalimat dan mana yang bukan! Bagaimana caranya?

a. Berdiri aku di senja senyap.

b. Mendirikan pabrik baja di Cilegon.

c. Berenang itu menyehatkan kita.

d. Karena sangat tidak manusiawi.

e. Dalam ruang itu memerlukan tiga buah kursi.

f. Singa yang menerkam kambing itu.

g. Mahasiswa yang meninggalkan ruang kuliah.

h. Pertemuan untuk memilih ketua baru.

i. Perajin yang ulet akan memetik hasil yang memuaskan.

j. Seminar untuk memperoleh masukan tentang konservasi alam.

k. Kesenian Bali yang sudah terkenal di mancanegara.

Tugas 2

Kesimpulan apa yang anda dapatkan setelah mengerjakan tugas 1?

JENIS KALIMAT MENURUT STRUKTURNYA

Menurut strukturnya, kalimat bahasa Indonesia dapat berupa kalimat tunggal atau

majemuk. Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa (minimal terdiri dari

satu subjek dan satu predikat), sedangkan kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki

Page 11: Metlit tatabahasa

Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 11

dua atau lebih klausa. Kalimat majemuk dapat diperoleh dengan memperluas kalimat

tunggal atau menggabungkan dua atau lebih kalimat tunggal. Tipe-tipe kalimat majemuk

adalah : bersifat setara (koordinatif), tidak setara (subordinatif) ataupun campuran.

Contoh kalimat tunggal :

1. Mahasiswa berdiskusi.

2. Dosen itu ramah.

3. Harga buku itu sepuluh ribu rupiah.

4. Tinggalnya di Palembang.

5. Mereka menonton film.

6. Paman mencarikan saya pekerjaan.

7. Rustam peneliti.

Tugas 3 :

Tentukan mana Subyek dan mana Predikat dari kalimat tunggal di atas!

Setiap kalimat tunggal di atas dapat diperluas dengan menambahkan kata-kata pada

unsur-unsurnya. Dengan menambahkan kata-kata pada unsur-unsurnya itu, kalimat akan

menjadi panjang (lebih panjang daripada kalimat asalnya), tetapi masih dapat dikenali

unsur utamanya.

Tugas 4 :

Coba buat perluasan kalimat tunggal yang ada pada contoh di atas!

Catatan :

Pemerluas kalimat itu, antara lain terdiri atas :

1. Keterangan tempat : di sini, dalam ruangan, dll.

2. Keterangan waktu : setiap hari, kemarin sore, dll.

3. Keterangan alat : dengan sendok, dengan wesel pos, dll.

4. Keterangan modalitas : harus, barangkali, seyogyanya, sesungguhnya, sepatutnya, dll.

5. Keterangan cara : dengan hati-hati, seenaknya saja, selekas mungkin, dengan tergesa-

gesa, dll.

6. Keterangan aspek : akan, sedang, sudah, dan telah.

7. Keterangan tujuan : agar bahagia, supaya tertib, untuk anaknya, bagi kita, dll.

8. Keterangan sebab : karena tekun, sebab berkuasa, lantaran panik, dll.

9. Frasa yang.

10. Keterangan aposisi, yaitu keterangan yang sifatnya saling menggantikan : Sutiyoso,

Gubernur DKI Jakarta, dll.

Tugas 5 :

Tentukan subjek, predikat, objek, dan keterangan pada kalimat-kalimat berikut dengan

menggarisbawahi bagian-bagian tersebut!

1. Mereka juga ingin mengetahui nilai tukar valuta asing.

2. Pembelian dalam jumlah besar sering dilakukan dengan menggunakan cek atau kartu

kredit.

3. Di Wall Street, New York, komputer menyimpan informasi tentang transaksi dagang

sampai hal yang sekecil-kecilnya.

4. Selama dua minggu tidak terjadi suatu apa pun.

Page 12: Metlit tatabahasa

Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 12

5. Jaksa Agung, Marzuki Darusman, lamban dalam menangani pemeriksaan terhadap

mantan Presiden Soeharto.

6. Hutomo Mandala Putra, putra bungsu mantan Presiden Soeharto, terbelit utang sebesar

Rp3,39 triliun yang harus dibayarkan kepada Ditjen Bea dan Cukai berkaitan dengan

mobil timor.

7. Pada bulan Mei 1998 para mahasiswa, sebagai pelopor reformasi, berhasil

menumbangkan rezim Orde baru di bawah kepemimpinan Soeharto.

8. Empat tahun yang lalu terjadilah apa yang kita cemaskan selama ini.

9. Mereka menyadari sepenuhnya keadaan masa reformasi ini.

10. Di Indonesia terjadi pemekaran daerah provinsi yang terdiri atas kabupaten, daerah

tingkat II.

11. Kecemasan terhadap bahaya narkoba mempunyai alasan yang kuat bagi seorang ibu

yang anaknya berkuliah di perguruan tinggi.

12. Lengkung columna vertebralia dapat diperiksa dengan mengamati kontur lateral

punggung.

TIPE-TIPE KALIMAT MAJEMUK :

a. Kalimat Majemuk Setara (Koordinatif)

Terjadi dari dua kalimat tunggal atau lebih. Dikelompokkan menjadi :

• Majemuk setara penjumlahan � dihubungkan dengan kata dan atau serta

Contoh :

Kami membaca dan mereka menulis.

• Majemuk setara pertentangan � dihubungkan dengan kata tetapi

Contoh :

Amerika dan Jepang tergolong negara maju, tetapi Indonesia tergolog negara

berkembang.

• Majemuk setara perurutan � dihubungkan dengan kata lalu dan kemudian

Contoh :

Upacara serah terima pengurus koperasi sudah selesai, lalu Pak Amin membacakan

doa selamat.

• Majemuk setara pemilihan � dihubungkan dengan kata atau.

Contoh :

Kita bisa membayar iuran televisi di kantor pos terdekat atau petugas menagihnya

ke rumah kita.

Catatan :

Kalimat majemuk setara rapatan

Yaitu merapatkan dua atau lebih kalimat tunggal. Yang dirapatkan adalah unsur subjek

atau unsur objek yang sama. Dalam hal seperti ini, unsur yang sama cukup disebutkan

satu kali.

Contoh :

Kami berlatih, bertanding, dan berhasil menang.

Page 13: Metlit tatabahasa

Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 13

b. Kalimat Majemuk Tidak Setara (Subordinatif)

Kalimat yang terdiri dari induk kalimat (berisi inti gagasan) dan anak kalimat (pertalian

gagasan dengan hal-hal lain).

Contoh :

Apabila engkau ingin melihat bak mandi panas, saya akan membawamu ke hotel-hotel

besar.

Anak kalimat :

Apabila engkau ingin melihat bak mandi panas.

Induk kalimat :

Saya akan membawamu ke hotel-hotel besar.

Catatan :

Penanda anak kalimat adalah :

Walaupun, meskipun, sungguhpun, karena, apabila, jika, kalau, sebab, agar, supaya,

ketika, sehingga, setelah, sesudah, sebelum, kendatipun, sekalipun, bahwa, bahwa, dll.

Tugas 6 :

Tunjukkan induk kalimat dan anak kalimat pada kalimat majemuk taksetara berikut

dengan menggarisbawahi bagian-bagian tersebut!

1. Karena komputer bekerja cepat dalam mengolah data, produksi dapat dengan segera

disesuaikan dengan laju permintaan.

2. Suatu perhitungan akan lebih mudah dipahami jika disajikan dalam bentuk grafik.

3. Ketika memberikan keterangan kepada wartawan, Menteri Perindustrian dan

Perdagangan tampak cukup letih.

4. Kita berusaha memberantas hama wereng coklat dengan berbagai upaya agar

swasembada beras yang sudah dicpai dapat dipertahankan.

5. Mereka bertekad untuk mencapai puncak gunung itu walaupun berbagai tantangan

menghadang mereka.

Kalimat majemuk taksetara yang berunsur sama

Kalimat majemuk taksetara dapat dirapatkan andaikata unsur-unsur subjeknya sama.

Contoh :

Kami sudah lelah.

Kami ingin pulang.

� Karena sudah lelah, kami ingin pulang (BENAR)

� Karena kami sudah lelah, ingin pulang (SALAH)

Subjek ditekankan pada induk kalimat sehingga subjek pada anak kalimat boleh

dihilangkan, dan bukan sebaliknya.

Catatan :

Jika dalam anak kalimat tidak terdapat subjek, itu berarti bahwa subjek anak kalimat

sama dengan subjek induk kalimat.

Page 14: Metlit tatabahasa

Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 14

Tugas 7 :

Tentukan apakah kalimat di bawah ini betul atau salah! Jika salah bagaimana

seharusnya?

1. Karena tidak melanggar hukum, ia menyetujui usul itu.

2. Setelah diganti dengan pita baru, mereka tidak mengalami kesukaran menggunakan

mesin ketik itu.

3. Sebelum diletakkan di tengah ruangan, para pengawas terlebih dahulu memperbaiki

kipas angin itu.

4. Jika sudah menerima biaya yang direncanakan, pembangunan gedung itu akan

segera saya mulai.

5. Setelah membaca buku itu berulang-ulang, isinya dapat dipahami.

6. Karena sering digunakan untuk kegiatan kejahatan, kini para petugas melengkapi

komputer dengan alat pengaman.

7. Karena sering kebanjiran, pemimpin unit tidak menyetujui lokasi itu.

8. Setelah menyaksikan sendiri hasil penemuan itu, pangkat Tsai Lun dinaikkan oleh

Kaisar Cina, Ho Ti.

9. Sejak didirikan sampai sekarang, Pak Musa berkali-kali mengubah bentuk

rumahnya.

10. Karena tidak bertemu dengan direktur, hadiah itu dititipkannya kepada pegawai tata

usaha.

11. Karena terbukti bersalah, hakim ketua memberi hukuman empat tahun penjara

untuk terdakwa.

12. Sambil beristirahat dari pekerjaan yang berat itu, buku cerita silat itu dibacany

hingga selesai.

Penghilangan kata penghubung

Ada beberapa kalimat majemuk taksetara rapatan yang mencoba mengadakan

penghematan dengan menghilangkan penanda anak kalimat sehingga kalimat itu

menjadi salah.

Contoh :

Membaca surat itu, saya sangat terkejut.

Anak kalimat Induk kalimat

Kalau tidak ada penanda pada anak kalimat, kalimat majemuk itu tidak benar (tidak

baku). Seharusnya :

Setelah membaca surat itu, saya sangat terkejut.

Tugas 8 :

Tentukan apakah kalimat di bawah ini betul atau salah! Jika salah bagaimana

seharusnya?

1. Memasuki masa pensiun, ia merasa mempunyai waktu yang cukup untuk menolong

orang banyak.

2. Menderita penyakit jantung, ia terpaksa berurusan dengan dokter.

3. Memasuki Pulau Bali, para pembawa Obor Persahabatan diterima oleh pembesar

Bali.

4. Dipimpin wasit Muntoir dari Semarang dan disaksikan 90.000 penonton,

pertandingan Persija dan Persib berlangsung imbang.

Page 15: Metlit tatabahasa

Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 15

5. Berbicara masalah harga barang menjelang Lebaran tahun ini, kita merasa bangga

karena kenaikannya masih dalam batas yang wajar.

6. Dibandingkan dengan penampilan Ronaldo, penampilan Romario akhir-akhir ini

kurang mengesankan.

7. Tinggal di Madiun sepuluh tahun yang lalu, Rudi menyaksikan pesta massal itu.

c. Kalimat Majemuk Campuran

Terdiri atas kalimat majemuk majemuk taksetara dan kalimat majemuk setara atau

sebaliknya.

Contoh :

• Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.

Anak kalimat Induk kalimat (kalimat setara)

Bertingkat + setara

• Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.

Induk kalimat (setara) Anak kalimat

Setara + bertingkat

KALIMAT EFEKTIF

Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali

gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti ap yang ada dalam pikiran

pembicara atau penulis. Kalimat sangat mengutamakan keefektifan informasi itu sehingga

kejelasan kalimat itu dapat terjamin.

Ciri-ciri kalimat efektif :

a. Kesepadanan

Keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai.

Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan

kepaduan pikiran yang baik.

Kesepadanan kalimat memiliki beberapa ciri, yaitu :

• Memiliki subjek dan predikat yang jelas

Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan

menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai,

tentang, mengenai, menurut, dll. di depan subjek.

Contoh :

Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (SALAH)

Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (BENAR)

Pengamatan yang dilakukan dengan cara menyebarkan angket yang berisi soal-soal

matematika tentang penjumlahan dan pengurangan serta penulisan angka yang

diketahui anak dengan waktu yang telah ditentukan. (SALAH)

Pengamatan dilakukan dengan cara menyebarkan angket yang berisi soal-soal

matematika tentang penjumlahan dan pengurangan serta penulisan angka yang

diketahui anak dengan waktu yang telah ditentukan. (BENAR)

Page 16: Metlit tatabahasa

Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 16

• Tidak terdapat subjek ganda

Contoh :

Soal itu saya kurang jelas. (SALAH)

Soal itu bagi saya kurang jelas. (BENAR)

Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen. (SALAH)

Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen. (BENAR)

• Kata penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.

Contoh :

Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.

(SALAH)

Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.

(BENAR)

Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara

pertama. (BENAR)

Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia membeli sepeda motor

Suzuki. (SALAH)

Kakaknya membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia membeli sepeda motor

Suzuki. (BENAR)

Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia membeli sepeda motor

Suzuki. (BENAR)

• Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.

Contoh :

Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Bintang. (SALAH)

Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Bintang. (BENAR)

b. Keparalelan

Kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat. Artinya, kalau bentuk pertama

menggunakan kata nomina, bentuk kedua dan seterusnya harus menggunakan nomina.

Kalau bentuk pertama menggunakan kata verba, bentuk kedua dan seterusnya harus

menggunakan verba.

Contoh :

Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes. (SALAH)

Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (BENAR)

Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok,

memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

(SALAH)

Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok,

pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

(BENAR)

Page 17: Metlit tatabahasa

Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 17

c. Ketegasan

Suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat.

Berbagai cara yang dapat dilakukan :

• Meletakkan kata yang ditonjolkan di depan atau di awal kalimat.

Contoh :

Harapan Presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.

Penekanannya : Harapan Presiden

• Membuat urutan kata bertahap.

Contoh :

Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan

kepada anak-anak terlantar.

• Melakukan pegulangan kata.

Contoh :

Saya suka akan kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.

• Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.

Contoh :

Anak itu tidak malas, tetai rajin.

• Menggunakan partikel penekanan (penegasan).

Contoh :

Saudaralah yang bertanggung jawab.

d. Kehematan

Hemat menggunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu.

Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah

kejelasan kalimat, tetapi membuang kata yang tidak perlu, sejauh tidak menyalahi

kaidah tata bahasa.

Beberapa cara dapat dilakukan :

• Menghilangkan pengulangan subyek

Contoh :

Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa Presiden datang.

(SALAH)

Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa Presiden datang. (BENAR)

• Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata

Contoh :

Ia memakai baju warna merah. (SALAH)

Ia memakai baju merah. (BENAR)

• Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat (bukan kalimat mubazir)

Contoh :

Sejak dari pagi dia bermenung. (SALAH)

Sejak pagi dia bermenung. (BENAR)

Dari pagi dia bermenung. (BENAR)

Laboratorium sangat diperlukan sekali dalam percobaan itu. (SALAH)

Laboratorium diperlukan sekali dalam percobaan itu. (BENAR)

Page 18: Metlit tatabahasa

Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 18

• Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.

Contoh :

Para tamu-tamu (SALAH), seharusnya para tamu atau tamu-tamu

e. Kecermatan

Kalimat tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat dalam pilihan kata (bukan

kalimat taksa)

Contoh :

Lukisan Abdullah dipajang di ruang pameran. (SALAH)

Lukisan karya Abdullah dipajang di ruang pameran. (BENAR)

f. Kepaduan

Kepaduan pernyataan dalam kalimat sehingga informasi yang disampaikan tidak

terpecah-pecah.

Beberapa cirinya :

• Tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berfikir yang tidak simetris �

hindari kalimat yang panjang dan bertele-tele.

Kalimat panjang terjadi akibat penggabungan beberapa klausa (kalimat). Kalimat

panjang tidak berarti salah. Akan tetapi, pembaca akan lebih mudah menangkap

makna jika kalimat panjang tersebut dipenggal menjadi beberapa kalimat pendek.

Contoh kalimat panjang dan bertele-tele :

Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang

telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar

bertindak ke luar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang

adil dan beradab.

Contoh kalimat panjang yang tidak bertele-tele:

Faktor lain yang datang dari luar diri siswa adalah cara guru menyampaikan materi

atau memberikan serta menanamkan pemahaman konsep atau pengetahuan dalam

matematika dan guru terlebih dahulu hendaknya menjelaskan dengan tepat suatu

bahan atau materi tertentu agar siswa dalam belajar mempunyai pegangan atau

tuntutan yang membuatnya belajar secara teratur.

Seharusnya :

Faktor lain yang datang dari luar diri siswa adalah cara guru menyampaikan materi

atau memberikan serta menanamkan pemahaman konsep atau pengetahuan dalam

matematika. Guru terlebih dahulu hendaknya menjelaskan dengan tepat suatu

bahan atau materi tertentu. Hal ini agar siswa dalam belajar mempunyai pegangan

atau tuntutan yang membuatnya belajar secara teratur.

• Mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat

yang berpredikat pasif persona.

Contoh :

Surat itu saya sudah baca. (SALAH)

Surat itu sudah saya baca. (BENAR)

Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan. (SALAH)

Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan. (BENAR)

Page 19: Metlit tatabahasa

Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 19

• Tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat

kata kerja dan objek penderita.

Contoh :

Makalah ini akan membahas tentang kloning. (SALAH)

Makalah ini akan membahas kloning. (BENAR)

g. Kelogisan

Ide kalimat dapat diterima akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.

Contoh :

Dari 150 angket yang disebarkan, hanya 125 angket memberikan jawaban. (SALAH)

Dari 150 angket yang disebarkan, hanya 125 responden memberikan jawaban.

(BENAR)

Dari 150 angket yang disebarkan, hanya 125 angket yang terkumpul. (BENAR)

Waktu dan tempat kami persilakan. (SALAH)

Bapak Menteri kami persilakan. (BENAR)

Untuk mempersingkat waktu, kita teruskan acara ini. (SALAH)

Untuk menghemat waktu, kita teruskan acara ini. (BENAR)

Haryanto Arbi meraih juara pertama Jepang Terbuka. (SALAH)

Haryanto Arbi meraih gelar juara pertama Jepang Terbuka. (BENAR)

Hermawan Susanto menduduki juara pertama Cina Terbuka. (SALAH)

Hermawan Susanto menjadi juara pertama Cina Terbuka. (BENAR)

Mayat wanita yang ditemukan itu sebelumnya sering mondar-mandir di daerah

tersebut. (SALAH)

Sebelum meninggal, wanita yang mayatnya ditemukan itu sebelumnya sering mondar-

mandir di daerah tersebut. (BENAR)

Catatan :

Hindarilah kalimat yang dipengaruhi bahasa daerah dan bahasa asing!

A. Kalimat pengaruh bahasa daerah

Kalimat pengaruh bahasa daerah terjadi akibat masuknya unsur bahasa daerah ke

dalam bahasa Indonesia. Pengaruh unsur bahasa daerah tersebut dapat berupa kosa

kata, frase, atau struktur kalimat.

Contoh :

Tugas itu belum dikerjakan oleh saya. (pengaruh struktur bahasa Sunda)

Tugas eta teu acan didamel ku abdi.

Tugas itu belum saya kerjakan. (struktur baku)

B. Kalimat pengaruh bahasa asing

Contoh :

Dia tahu rumah makan di mana kita bisa mendapatkan minuman.

(He knows a restaurant where we can get a drink.)

seharusnya :

Dia tahu rumah makan tempat kita (bisa) mendapatkan minuman.

Dia tahu rumah makan yang di sana kita bisa mendapatkan minuman.

Page 20: Metlit tatabahasa

Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 20

IV. PARAGRAF

4.1. DEFINISI PARAGRAF

Bila kita ingin membicarakan sesuatu secara terinci, biasanya pembicaraan itu kita

bagi menjadi beberapa bagian. Misalnya, kita ingin membicarakan alat indera kita. Lebih

dahulu kita kemukakan alat indera itu terdiri atas beberapa bagian : mata, telinga, hidung,

lidah, dan kulit. Setelah itu, bagian-bagian tersebut kita rinci satu per satu; mata itu apa,

telinga itu apa, dst. Setiap bagian pembicaraan tentu akan merupakan kelompok kalimat.

Kelompok kalimat seperti itulah yang disebut paragraf.

Apa itu paragraf? Menurut Arifin dan Tasai (1985), paragraf adalah sekumpulan

kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik. Topik paragraf adalah pikiran utama

atau apa yang menjadi pokok pembicaraan di dalam sebuah paragraf. Sekumpulan kalimat

dalam suatu paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam

membentuk gagasan atau topik tersebut. Tidak ada satu pun kalimat dari suatu paragraf

memperkatakan soal lain. Seluruhnya memperbincangkan satu masalah atau sekurang-

kurangnya bertalian erat dengan masalah itu. ”

Tugas 9

Buatlah suatu paragraf yang berisi topik :

• manfaat kebun binatang

• penyebab kebakaran hutan

• pentingnya sumber daya manusia dalam suatu organisasi

• kualitas pelayanan sebagai suatu daya saing perusahaan

4.2. SYARAT-SYARAT PARAGRAF YANG BAIK

Paragraf yang baik harus memiliki dua ketentuan, yaitu :

a. Kesatuan paragraf

Dalam sebuah paragraf terdapat hanya satu pokok pikiran. Oleh sebab itu, kalimat-

kalimat yang membentuk paragraf perlu ditata secara cermat agar tidak satu pun

kalimat yang menyimpang dari ide pokok paragraf itu. Kalau ada kalimat yang

menyimpang dari pokok pikiran paragraf itu, paragraf menjadi tidak berpautan, tidak

utuh. Kalimat yang menyimpang itu harus dikeluarkan dari paragraf.

Rangka atau struktur sebuah paragraf terdiri atas sebuah kalimat topik dan beberapa

kalimat penjelas. Kalimat topik adalah kalimat yang berisi topik yang dibicarakan

pengarang. Karena topik paragraf adalah pikiran utama dalam sebuah paragraf, kalimat

topik merupakan kalimat utama dalam paragraf itu. Apabila dalam sebuah paragraf

terdapat lebih dari sebuah kalimat topik, paragraf itu tidak termasuk paragraf yang

baik.

Kalimat penjelas adalah kalimat yang memperjelas kalimat utama. Cara menjelaskan

kalimat utama itu dapat dilakukan dengan cara mengulasnya, menyokong,

menceritakan, atau memberikan definisi secara jelas.

Kalimat utama harus bersifat umum, tidak mendetail. Ukuran keumuman sebuah

kalimat terbatas pada paragraf itu saja. Adakalanya sebuah kalimat yang kita anggap

umum akan berubah menjadi kalimat yang khusus apabila paragraf itu diperluas.

Selain bersifat umum, kalimat utama harus kalimat ideal. Kalimat utama yang ideal

adalah kalimat yang jelas maksudnya dan mudah dipahami. Pembicara tidak usah

berfikir lama apa yang dimaksud oleh penulis. Biasanya kalimat yang mudah dipahami

adalah kalimat yang sederhana, ringkas, dan tidak berbelit-belit.

Page 21: Metlit tatabahasa

Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 21

Contoh kalimat membingungkan :

Sistem pondasi cakar ayam penemuan almarhum Prof. Sedyatmo yang terkenal akhir-

akhir ini di kalangan internasionl, terutama di negara Asean karena dipakai untuk

membangun berbagai struktur di atas tanah lembek.

Seharusnya :

Sistem fondasi cakar ayam dipakai untuk membangun berbagai struktur di atas tanah

lembek.

Contoh kalimat mendetail :

Penelitian ini memerlukan biaya yang banyak, waktu yang cukup, dan tenaga yang

terampil agar selesai dengan memuaskan.

Seharusnya :

Penelitian ini memerlukan berbagai faktor agar selesai dengan memuaskan.

Tugas 10 :

Perhatikan paragraf berikut! Carilah kalimat yang tidak menunjukkan keutuhan

paragraf!

Jateng sukses. Kata-kata ini meluncur gembira dari pelatih regu Jateng setelah selesai

pertandingan final Kejurnas Tinju Amatir, Minggu malam, di Gedung Olahraga

Jateng, Semarang. Kota Semarang terdapat di pantai utara Pulau Jawa, ibu kota

Provinsi Jateng. Peryataan itu dianggap wajar karena apa yang diimpi-impikan

selama ini dapat terwujud, yaitu satu medali emas, satu medali perak, dan satu medali

perunggu. Hal itu ditambah lagi oleh pilihan petinju terbaik yang jatuh ke tangan

Jateng. Hasil yang diperoleh itu adalah prestasi paling tinggi yang pernah diraih oleh

Jateng dalam arena seperti itu.

Tugas 11:

Carilah kalimat utama dari paragraf berikut! Buatlah kalimat yang bersifat lebih umum

dari kalimat utama paragraf pertama!

Setiap organisasi memiliki komponen manusia. Manusia tersebut berperan dalam

pengaturan, pengoperasian, dan pengendalian organisasi. Tidak ada aktivitas yang

bisa berjalan tanpa dukungan manusia.

Penggemar seruling buatan Frederick Morgan bersedia menunggu lima belas tahun

asal memperoleh sebuah seruling buatan Morgan. Pertengahan bulan Juli Morgan

menghentikan pemesanan seruling karena terlalu banyak pihak yang memesan

seruling buatannya. Memang dewasa ini Morgan tergolong ahli pembuat instrumen

tiup kelas dunia.

b. Kepaduan paragraf

Kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf harus kait-berkait satu dengan yang lainnya.

Keterkaitan ini dapat dinyatakan secara eksplisit dengan kata sambung, atau secara

implisit dengan hubungan pengertian. Bila syarat itu tidak terpenuhi, maka akan

menghasilkan uraian yang tersendat-sendat. Pembaca menjadi bingung karenanya.

Akhirnya maksud penulis dalam karangan itu tidak dapat dipenuhi sepenuhnya oleh

pembaca.

Page 22: Metlit tatabahasa

Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 22

Agar paragraf menjadi padu digunakan pengait paragraf yaitu berupa : 1) ungkapan

penghubung transisi, 2) kata ganti, 3) kata kunci (pengulangan kata yang dipentingkan)

(Arifin dan Tasai, 1985).

Beberapa kata transisi antara lain :

Hubungan tambahan lebih lagi, selanjutnya, tambahan pula, di samping itu,

lalu, berikutnya, demikian pula, begitu juga, di

samping itu, lagi pula.

Hubungan pertentangan akan tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun

demikian, sebaliknya, meskipun demikian, lain

halnya.

Hubungan perbandingan Sama dengan itu, dalam hal yang demikian,

sehubungan dengan itu.

Hubungan akibat oleh sebab itu, jadi, akibatnya, oleh karena itu, maka.

Hubungan tujuan untuk itu, untuk maksud itu

Hubungan singkatan singkatnya, pendeknya, akhirnya, pada umumnya,

dengan kata lain, sebagai simpulan.

Hubungan waktu sementara itu, segera setelah itu, beberapa saat

kemudian.

Hubungan tempat berdekatan dengan itu

Tugas 12 :

Perhatikan paragraf berikut! Carilah kata transisi dan jenisnya yang terdapat dalam

paragraf berikut!

Belum ada isyarat jelas bahwa masyarakat sudah menarik tabungan deposito mereka.

Sementara itu, bursa efek Indonesia mulai goncang dalam menampung serbuan para

pemburu saham. Pemilik-pemilik uang berusaha meraih sebanyak-banyaknya saham

yang dijual di bursa. Oleh karena itu, bursa efek berusaha menampung minat pemilik

uang yang menggebu-gebu. Akibatnya indeks harga saham gabungan (IHSG) dalam

tempo cepat melampaui angka 100 %. Bahkan, kemarin IHSG itu meloncat ke tingkat

101, 828 persen.

Kata ganti terdiri dari :

• Kata ganti orang

Menghindari penyebutan nama orang berkali-kali. Penyebutan nama orang berkali-

kali dalam satu paragraf akan menimbulkan kebosanan serta menghilangkan

keutuhan paragraf.

Kata ganti orang terdiri dari :

Kata ganti orang pertama : saya, aku, ku, kita, kami

Kata ganti orang kedua : engkau, kau, kamu, mu, kamu sekalian

Kata ganti orang ketiga : dia, ia, beliau, nya, mereka.

Contoh :

Rizal, Rustam, dan Cahyo adalah teman sekolah sejak sma hingga perguruna

tinggi. Kini mereka sudah menyandang gelar dokter dari sebuah universitas negeri

di Jakarta. Mereka merencanakan mendirikan suatu poliklinik lengkap dengan

apoteknya. Mereka menghubungi saya dan mengajak saya bekerja sama. Saya

menyetujui permintaan mereka.

Page 23: Metlit tatabahasa

Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 23

Catatan :

Kata ganti orang hanya dipakai untuk menggantikan nama orang dan hal-hal yang

dipersonifikasikan. Dalam hal ini, bentuk “nya” merupakan pengecualian karena

bisa juga menggantikan benda yang tidak bernyawa.

Perhatikan kalimat berikut :

Pada tahun yang lalu India dilanda kelaparan. Ia mengharapkan uluran tangan

negara lain. (PERSONIFIKASI)

Sepatu saya sudah rusak. Saya harus segera menggantinya.

Tugas 13 :

Cek apakah kalimat di bawah ini benar atau salah! Jika dianggap salah bagaimana

perbaikannya?

1. Buku Sutan Takdir Alisjahbana banyak sekali. Beliau adalah budayawan

yangsangat disegani.

2. Hutan-hutang di Indonesia habis ditebangi oleh orang yang tidak bertanggung

jawab. Mereka hanya mementingkan diri sendiri.

3. Di mana-mana pabrik didirikan oleh konglomerat. Dengan demikian, mereka

menganggap bahwa masalah pengangguran telah teratasi.

• Kata ganti yang lain

Contoh : itu, ini, tadi, begitu, demikian, di situ, ke situ, di atas, di sana, di sini.

Perhatikan kalimat-kalimat berikut!

Itu asrama mereka. Mereka tinggal di situ sejak kuliah tingkat satu sampai dengan

meraih gelar sarjana.

• Kata kunci

Pengulangan kata-kata kunci ini perlu dilakukan dengan hati-hati (tidak terlalu

sering)

Perhatikan paragraf berikut! Coba cari kata kuncinya!

Sampah selamanya selalu memusingkan. Berkali-kali masalahnya diseminarkan

dan berkali-kali pula jalan pemecahannya dirancang. Namun, keterbatasan-

keterbatasan yang kita miliki tetap menjadikan sampah sebagai masalah yang

pelik. Pada waktu seminar-seminar itu berlangsung, penimbunan sampah terus

terjadi.

4.3. TANDA PARAGRAF

Sebuah paragraf dapat ditandai dengan memulai kalimat pertama agak menjorok ke

dalam, kira-kira dua sentimeter. Dengan demikian, para pembaca dapat dengan mudah

melihat permulaan tiap paragraf. Selain itu, sebuah paragraf dapat ditandai dengan

memberikan jarak agak renggang dari paragraf sebelumnya.

4.4. JENIS PARAGRAF BERDASARKAN POSISI ATAU URUTAN

Berdasarkan posisi atau urutannya, paragraf dapat dibedakan atas :

1. Paragraf pembuka

Paragraf ini merupakan pembuka atau pengantar untuk sampai pada segala

pembicaraan yang akan menyusul kemudian. Oleh sebab itu, paragraf pembuka harus

Page 24: Metlit tatabahasa

Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 24

dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menghubungkan pikiran

pembaca kepada masalah yang akan disajikan selanjutnya. Salah satu cara untuk

menarik perhatian ini adalah dengan mengutip pernyataan yang memberikan

rangsangan dari para orang terkemuka atau orang yang terkenal.

2. Paragraf pengembang

Paragraf pengembang ialah paragraf yang terletak antara paragraf pembuka dan

paragraf terakhir sekali di dalam bab atau sub bab. Paragraf ini mengembangkan

pokok pembicaraan yang dirancang atau mengemukakan inti persoalan yang akan

dikemukakan. Oleh sebab itu, satu paragraf dan paragraf lain harus memperlihatkan

hubungan yng serasi dan logis.

3. Paragraf penutup

Paragraf penutup adalah paragraf yang terdapat pada akhir bab atau sub bab. Biasanya,

paragraf penutup berupa simpulan semua pembicaraan yang telah dipaparkan pada

bagian-bagian sebelumnya.

4.5. JENIS PARAGRAF BERDASARKAN PROSES BERFIKIR

Berdasarkan proses berfikir, paragraf dibagi menjadi:

a. Paragraf deduktif

Kalimat pokok yang merupakan pernyataan umum atau kesimpulan ditempatkan pada

awal paragraf. Kalimat-kalimat berikutnya merupakan penjelasan atau penjabaran ide

yang dikemukakan pada kalimat pokok.

Contoh :

Arang aktif adalah sejenis arang yang diperoleh dari suatu pembakaran yang

mempunyai sifat tidak larut dalam air. Arang ini dapat diperoleh dari pembakaran zat-

zat tertentu, seperti ampas, tebu, tempurung kelapa, dan tongkol jagung. Jenis arang ini

banyak digunakan dalam beberapa industri pangan atau nonpangan. Industri yang

menggunakan arang aktif adalah industri kimia dan farmasi, seperti pekerjaan

memurnikan minyak, menghilangkan bau yang tidak murni dan menguapkan zat yang

tidak perlu.

b. Paragraf induktif

Kalimat pokok yang merupakan pernyataan umum atau kesimpulan ditempatkan pada

akhir paragraf. Dengan demikian, kalimat-kalimat yang merupakan penjelasan atau

penjabaran pokok masalah ditempatkan pada awal paragraf.

Contoh:

Seorang pelukis bila melihat sawah yang terhampar luas sampai ke kaki gunung akan

tergeraklah hatinya untuk melukis. Seorang insinyur pertanian ketika melihat sawah

tersebut dalam pikirannya muncul berbagai gagasan bagaimana meningkatkan

pengolahan sawah itu sehingga padinya meningkat. Seorang anak melihat sawah yang

luas itu akan tergerak hatinya untuk segera membuat layang-layang sehingga dapat

bermain layang-layang dengan penuh keasyikan. Jadi tanggapan dan sikap orang

terhadap suatu objek bergantung pada keahlian, kesenangan, dan pengalamannya.

Page 25: Metlit tatabahasa

Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 25

c. Secara deduktif-induktif

Kalimat pokok ditempatkan pada awal dan juga pada akhir paragraf. Kalimat pokok

pada akhir paragraf merupakan pengulangan kalimat pokok pada awal paragraf. Hal ini

dimaksudkan untuk mempertegas suatu pernyataan. Cara pengungkapan ide pada

kedua kalimat pokok itu mungkin saja berbeda, tetapi maksudnya sama. Perbedaan ini

dimaksudkan selain variasi juga memperjelas pernyataan.

Contoh :

Tiap bahasa mempunyai sistem ungkapan dan makna yang khusus. Hal ini ditentukan

oleh kerangka dalam pemikiran pemakai bahasa itu. Bahasa Indonesia, misalnya, tidak

mengenal bentuk jamak dan tunggal, juga perubahan bentuk kata kerja berdasarkan

perbedaan waktu. Bahasa Inggris tidak mengenal tata tingkat sosial. Bahasa Zulu tidak

mengenal kata yang berarti “lembu” tetapi, mengenal kata yang berarti “lembu putih”,

“lembu merah”, dan sebagainya. Berdasarkan hal ini para ahli bahasa mengatakan

bahwa setiap bahasa mempunyai sistem fonologi, gramatika, dan makna yang khusus.

d. Secara deskriptif

Kalimat pokok tidak tercantum secara eksplisit. Dengan membaca keseluruhan

paragraf itu, kita dapat menyimpulkan apa yang menjadi kalimat pokok atau

kesimpulan paragraf tersebut. Dengan kata lain, kalimat pokoknya tercermin pada

semua kalimat paragraf itu.

Contoh :

Istana itu dibangun dengan arsitektur Eropa bercampur Arab. Luasnya sekitar 300

meter persegi. Bangunan ini permanen, berlantai dua. Lantai bawah terbuat dari

marmer yang didatangkan dari Cina. Seperlima bagian dindingnya sebelah dalam

terbuat dari pualam. Keseluruhan bangunan ini dikerjakan arsitek asal Jerman selama

dua tahun.

4.6. TEKNIK PENGEMBANGAN PARAGRAF

Ide utama pada kalimat pokok dijelaskan dengan berbagai cara yaitu :

a. Dengan memberikan contoh/fakta

Kalimat utama disusul dengan kalimat penjelasan yang berupa contoh/fakta.

Contoh :

Kohesi dan adhesi memegang peranan penting dalam menentukan permukaan zat cair.

Misalnya, sekeping kaca yang bersih permukaannya diletakkan mendatar. Jika setetes

air diletakkan di atas permukaan kaca itu, melebarlah air itu. Hal itu terjadi karena

adhesi air dengan kaca lebih kuat daripada kohesi air. Sebaliknya, bila tetesan air raksa

tersebut membetuk bola, hal ini terjadi karena kohesi air raksa lebih kuat daripada

adhesi air raksa dengan kaca.

b. Dengan memberikan alasan-alasan

Kalimat utama disusul dengan kalimat penjelas yang menjelaskan sebab-sebab atau

alasan-alasan logis mengapa demikian.

Contoh :

Membiasakan diri berolahraga setiap pagi banyak manfaatnya bagi seorang pegawai.

Olahraga itu sangat perlu untuk mengimbangi kegiatan duduk berjam-jam di belakang

meja kantor. Kalau tidak demikian, pegawai itu akan menderita beberapa penyakit

karena tidak ada keseimbangan kerja otak dan kerja fisik. Kalau pegawai menderita

Page 26: Metlit tatabahasa

Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 26

sakit, berarti dia membengkalaikan pekerjaan kantor yang berarti pula melumpuhkan

kegiatan negara.

c. Dengan urutan kejadian (proses)

Paragraf ini dikembangkan dengan cara membeberkan suatu hal sesuai dengan urutan

proses terjadinya. Secara sistematis hal tersebut dibicarakan dari awal sampai akhir.

Contoh :

Sejenis makhluk primat sebagai cabang mamalia, muncul kira-kira tujuh puluh juta

tahun yang lalu pada masa yang disebut Masa Palaeocene Tengah. Dalam waktu yang

sangat lama, primat itu berkembang dan menurunkan cabang yang sangat banyak di

antaranya hominoid, kira-kira tiga puluh juta tahun yang lalu yang disebut Masa

Oligocene. Lebih lanjut kira-kira lima belas juta tahun yang lalu (Masa Miocene), dari

hominoid timbul cabang-cabang baru berupa berbagai kera pongid dan kera gibon.

Akhirnya, kira-kira dua juta tahun yang lalu (Masa Pleistocene) dari hominoid itu

timbul pula cabang yang lebih baru, yaitu hominid. Hominid inilah yang kemudian

menurunkan manusia seperti kita ini.

d. Dengan perbandingan

Ide pokok dijelaskan dengan membandingkan dua pihak. Hal-hal yang dibandingkan

itu misalnya, persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan yang terdapat pada

kedua hal itu.

Contoh :

Di kalangan pimpinan perguruan tinggi terdapat dua pendapat tentang tugas

mahasiswa. Golongan pertama berpendapat bahwa tugas mahasiswa tiada lain hanya

belajar. Golongan kedua berpendirian bahwa tugas mahasiswa bukan hanya belajar,

melainkan sambil menceburkan diri ke dalam kehidupan bermasyarakat. Pandangan

pertama tampaknya lebih metodis dan rasional, kecuali itu juga mempercepat

mahasiswa menyelesaikan studinya sehingga diharapkan mereka dapat segera berperan

di masyarakat. Pandangan yang kedua tampaknya lebih sulit pelaksanaannya, tetapi

lebih nyata. Selain itu, berdasarkan pandangan yang kedua ini, maka mungkin akan

berakibat terlambatnya mahasiswa menyelesaikan studinya karena banyaknya kegiatan

sampingan. Walaupun demikian, pandangan yang kedua ini mempunyai kelebihan

karena dapat mengakibatkan mahasiswa menjadi lebih matang.

e. Dengan analogi

Penjelasan kalimat pokok dilakukan dengan jalan mempersamakan dua pihak. Sebagai

contoh, pencabangan sebuah bahasa dibandingkan atau diumpamakan dengan sebuah

pohon.

Contoh :

Pencabangan sebuah bahasa proto menjadi beberapa bahasa baru dapat dibandingkan

dengan pencabangan sebuah pohon. Pada suatu waktu batang pohon itu tumbuh

mengeluarkan cabang baru. Tiap cabang baru itu bertunas dan mengeluarkan ranting-

ranting baru dan seterusnya. Demikian pula pencabangan pada bahasa. Tentu saja ada

perbedaan antara pencabangan bahasa dengan sebuah pohon

f. Dengan pertanyaan

Paragraf ini biasanya dilakukan untuk menarik minat pembaca pada masalah yang akan

dibicarakan. Setelah pertanyaan, disusul dengan kalimat penjelasan yang merupakan

jawaban pertanyaan tadi.

Page 27: Metlit tatabahasa

Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 27

Contoh :

Bagaimana pemakaian komputer di Indonesia dewasa ini? Sekarang pemakaian

kompter sudah meluas di Indonesia. Komputer kita jumpai tidak hanya di kantor-kantor

besar, tetapi juga di rumah-rumah. Kalau dulu komputer hanya dipakai oleh para

sarjana atau orang yang dilatih khusus, sekarang pelayan, ibu rumah tangga, bahkan

anak-anak pun telah dapat memanfaatkan alat tersebut. Keadaan ini disebabkan oleh

semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan manusia untuk dapat melaksanakan

jenis pekerjaan dengan cepat dan tepat.

g. Dengan pengulangan

Paragraf ini menjelaskan suatu hal dengan menyebutkan kembali kata atau bagian yang

dianggap penting pada kalimat lain. Maksudnya selain mengingatkan pembaca atau

mempertegas, juga supaya jelas kesinambungan kalimat yang satu dengan kalimat

berikutnya.

Contoh :

Setiap sel mempunyai inti sel. Dalam setiap inti sel terdapat butir-butir yang dapat

mengisap zat warna. Karena sifatnya itu, butir-butir kromatin itu membentuk jaringan

yang mempunyai jala. Akan tetapi jaringan itu selama proses pembelahan berubah

menjadi benang-benang yang disebut kromosom.

Catatan :

Setiap paragraf tidak selalu murni menggunakan salah satu cara pengembangan ide.

Umpamanya paragraf bisa bersifat deduktif sekaligus merupakan paragraf contoh analogi,

proses, dsb.