MESIR revisi

30
PERADABAN MESIR Dalam Bab ini akan dibahas secara lebih luas mengenai peradaban Mesir. Secara geografis, Mesir terletak di Afrika Utara. Negara ini terletak di pesisir pantai Laut Mediteran dan Laut Merah; bersebelahan dengan Libya di barat, Sudan di selatan, dan semenanjung Gaza, Palestina dan Israel di Timur. Mesir purba terbagi ke dalam dua kerajaaan yang dikenali dengan sebutan Mesir Hulu dan Mesir Hilir. Sumber kehidupan masyarakat Mesir terletak di sepanjang aliran Sungai Nil. Sungai ini menjadi inspirasi lahirnya kebudayaan Mesir. Dalam bab ini, kalian akan mempelajari keadaan alam Mesir, sejarahnya, dan masa- masa kejayaan dinasti kerajaan Mesir. Secara lebih rinci bab ini membahas mengenai: A. Letak geografis dan latar belakang timbulnya peradaban Mesir B. Sistem pemerintahan kerajaan Mesir kuno C. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Secara khusus setelah mempelajari uraian dalam bab ini diharapkan kalian akan dapat: 1. menjelaskan konsep peradaban Mesir 2. menguraikan dinasti-dinasti yang berkuasa di Mesir 3. mengenal hasil-hasil peradaban Mesir. 4. menjelaskan hubungan peradaban Mesir dengan peradaban lainnya di dunia

description

sejarah peradaban mesir

Transcript of MESIR revisi

Page 1: MESIR revisi

PERADABAN MESIR

Dalam Bab ini akan dibahas secara lebih luas mengenai peradaban

Mesir. Secara geografis, Mesir terletak di Afrika Utara. Negara ini terletak

di pesisir pantai Laut Mediteran dan Laut Merah; bersebelahan dengan

Libya di barat, Sudan di selatan, dan semenanjung Gaza, Palestina dan

Israel di Timur. Mesir purba terbagi ke dalam dua kerajaaan yang dikenali

dengan sebutan Mesir Hulu dan Mesir Hilir. Sumber kehidupan

masyarakat Mesir terletak di sepanjang aliran Sungai Nil. Sungai ini

menjadi inspirasi lahirnya kebudayaan Mesir. Dalam bab ini, kalian akan

mempelajari keadaan alam Mesir, sejarahnya, dan masa-masa kejayaan

dinasti kerajaan Mesir. Secara lebih rinci bab ini membahas mengenai:

A. Letak geografis dan latar belakang timbulnya peradaban Mesir

B. Sistem pemerintahan kerajaan Mesir kuno

C. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Secara khusus setelah mempelajari uraian dalam bab ini diharapkan

kalian akan dapat:

1. menjelaskan konsep peradaban Mesir

2. menguraikan dinasti-dinasti yang berkuasa di Mesir

3. mengenal hasil-hasil peradaban Mesir.

4. menjelaskan hubungan peradaban Mesir dengan peradaban

lainnya di dunia

Page 2: MESIR revisi

A. Letak Geografis Mesir

Perhatikan peta berikut Ini!

Peta daerah Mesir(Men become Civilized, Cambridge University Press: 1985)

Sekilas nama Mesir

Menurut sejarah, bangsa Semit yang tinggal di sekeliling

Mesir (Assyria, Aram, Ibrani dan Arab) menyebut negeri ini dengan

nama Misr dan penduduknya dengan nama Misriyyin. Berbeda

dengan penamaan tadi, orang-orang Qibti menyebut negeri ini

dengan istilah Kemy yang berarti hitam atau tanah yang hitam.

Kemudian, berdasarkan peninggalan-peninggalan prasasti Venekia,

orang-orang Assyria menyebut negeri itu sebagai Hecobtah. Nama

itu diambil dari tempat bersemayamnya Roh Bietah. Bietah dianggap

sebagai Tuhan yang menjadi pelindung masyarakat Mesir. Orang-

orang Yunani menyebut Mesir dengan nama Egyptus. Nama egyptus

ini disebut-sebut dalam syair-syair Homerus.

Page 3: MESIR revisi

Keadaan geografis negeri Mesir hampir sama dengan

Mesopotamia. Namun, yang membedakan antara kedua daerah ini

adalah, jika proses munculnya peradaban di Mesopotamia (dari zaman

batu sampai munculnya peradaban) berjalan dengan lamban, proses

peradaban di Mesir (dari neolithikum sampai munculnya budaya kekotaan)

sangat cepat. Sangat mungkin bila hal itu disebabkan karena keberadaan

Sungai Nil. Oleh karena itulah Herodotus menyebut negeri Mesir dengan

sebutkan “Berkat dari Sungai Nil”. Peradaban Nil menurutnya adalah

hadiah dari Sungai Nil (Daldjoeni, 1995: 64)

Sungai Nil mempunyai peran yang sangat penting bagi munculnya

peradaban di daerah Mesir. Sekitar 10.000 tahun yang lalu, iklim di daerah

Mediteran tampaknya berubah. Hujan semakin berkurang. Bangsa

pengembara mulai berpindah mendekati Sungai Nil. Sungai itu merupakan

sungai terbesar di Afrika Utara. Di dekat muaranya, Sungai Nil

membentuk delta yang luas yang sebagian besar berupa rawa dan

sebagian berupa tanah keras. Panjang Sungai Nil ± 6670 km yang

bermuara di Laut Tengah. Daerah lembah sungai itu dipagari oleh padang

pasir yang sangat luas. Selain itu, daerah di samping Sungai Nil

merupakan daerah yang sangat hijau, sedangkan tak jauh dari daerah

hijau ini terdapat pemandangan yang sangat kontras, yaitu padang gurun

yang sangat gersang. Pada masa prasejarah, lembah-lembah lateral yang

kini sepenuhnya kering, mungkin masih cukup basah sehingga

memungkinkan diselenggarakan pertanian yang efektif. Di daerah banjir di

dekat Nil dan Delta dahulu telah merupakan suatu daerah pemukiman

yang cukup mapan, antara 5000-4000 SM. Hal Ini merupakan fase

sejarah yang stabil dan panjang. Setiap setahun sekali Sungai Nil

meluapkan airnya ke areal pertanian yang memang telah disiapkan untuk

menampung air luapan tersebut. Oleh karena itu di sini diperlukan suatu

cara untuk mengendalikan banjir itu, sebagaimana kini masih dilakukan di

banyak tempat di dunia. Setiap tahun endapan dari Sungai Nil membawa

endapan baru yang dapat menyuburkan daerah itu. Sehingga pada zaman

kuno orang-orang Mesir hidup di daerah tepian Sungai Nil, dan biasanya

Page 4: MESIR revisi

tidak lebih jauh dari 15-50 km dari Sungai Nil. Mereka hidup bercocok-

tanam di tepian Sungai Nil yang subur. Untuk itu, secara bertahun-tahun

bangsa Mesir kuno mempelajari cara-cara mengairi daerah yang tandus.

Saluran-saluran digali untuk mengalirkan air dari Sungai Nil ke tanah

mereka yang tandus. Mereka menggunakan semacam timba sederhana

untuk mengangkat air sungai ke daerah yang lebih tinggi letaknya.

Pertanian berkembang dengan baik. Mereka mengolah tanahnya dengan

menggunakan bajak yang ditarik sapi. Mereka mengamati iklim sepanjang

tahun untuk menentukan saat yang tepat untuk mulai bercocok tanam dan

memperkirakan saat datangnya banjir.

Jelaslah bahwa penghuni daerah sekitar Sungai Nil dalam

kehidupannya sangat tergantung pada air Sungai Nil. Melihat kondisi

seperti itu, penggalian saluran-saluran untuk pengaturan dan pembagian

air bukanlah pekerjaan yang dapat dilakukan secara individu melainkan

harus dikerjakan oleh masyarakat seluruhnya. Untuk mengatur semua itu

harus ada suatu kekuasaan yang dapat ditaati oleh semua orang.

Muncullah di Mesir suatu pemerintahan di bawah seorang raja yang

berkuasa secara mutlak.

Dengan gambaran itu kita melihat, bahwa tanpa Sungai Nil, maka

daerah ini menjadi daerah yang mati. Tetapi karena Sungai Nil, maka

daerah ini menjadi daerah yang tersubur di daerah Timur Tengah.

Sejarah Mesir pertama kali muncul di Mesir Hulu, sebuah lembah

sempit di Sungai Nil. Negeri ini terbagi atas 3 bagian yaitu lembah Nil atas

yang sempit, bagian delta yang lebar, dan daerah gurun dengan oase-

oasenya yang mengapit Sungai Nil. Secara geografis penduduk yang

tinggal di tepian sungai ini dapat dipisahkan menjadi dua bagian, yang

masing-masing mempunyai ciri yang berbeda, yaitu daerah Mesir atas

yang terletak di sebelah selatan dan daerah Mesir bawah yang terletak di

sebelah utara. Terdapat suatu perbedaan yang sangat tajam antara kedua

daerah ini. Penduduk di daerah Mesir atas biasanya menekuni dalam

bidang peternakan, di antaranya beternak biri-biri, babi, dan kerbau

sedangkan Mesir bawah menekuni pertanian. Dengan kondisi tanah yang

Page 5: MESIR revisi

baik dan yang tandus, penduduk lembah Sungai Nil dipaksa untuk bertani

dengan cara yang intensif sehingga sejak zaman prasejarah di situ hidup

suatu bangsa yang memiliki mata pencaharian bertani dengan panenan 3

kali dalam setahun (Daldjoeni, 1982:61-64).

B. Keadaan alam, tumbuhan dan hewan-hewan

Sifat suatu bangsa serta budayanya terutama ditentukan oleh

keadaan bumi di mana bangsa tersebut bertempat tinggal. Keadaan

tanah, cara khas bertani dan hasil pertaniannya, seluk beluk iklim dan

permusimannya, luas areal pertanian, semuanya itu menentukan

pembangunan bidang ekonomi dan politik suatu bangsa. Di Mesir kuno

hal-hal tersebut dapat dilihat kenyataannya pada bangsa yang mendiami

lembah Sungai Nil bagian atas maupun bagian bawah yang pada akhirnya

membentuk suatu kota. Munculnya kota-kota di Mesir pada dasarnya

memiliki pola yang sama dengan di Mesopotamia. Tetapi pola ini berubah

sekitar 3300 SM ketika kota-kota dan desa-desa di sepanjang Sungai Nil

menyatukan diri menjadi dua buah kerajaan, yakni Mesir Hulu dan Mesir

Hilir. Pada 3100 SM, Fir’aun Mesir (Raja Menes) menyatukan kedua

bagian Mesir tersebut ke dalam sebuah entitas tunggal yang merupakan

kekaisaran pertama di dunia. Di bawah pemerintahan para Fir’aun inilah

yang berlangsung selama 2500 tahun, Mesir memiliki sebuah kebudayaan

yang berbeda dari sebelumnya. Farao menyebutkan dirinya raja,

penguasa Mesir Hilir dan Mesir Hulu.

Perkembangan bidang pertanian dan peternakan ini tidak lepas dari

peranan Sungai Nil, kondisi geografis dan klimatologis dari wilayah

tersebut. Tempat lahirnya peradaban manusia memang di lembah-lembah

sungai besar, khususnya Nil, Eifrat dan Tigris. Baik lembah Nil maupun

Eufrat-Tigris mengandung latar belakang alami yang baik untuk terjadinya

permukiman permanen, dengan perincian keterangan sebagai berikut:

Page 6: MESIR revisi

a. adanya sungai besar dengan luapan airnya secara periodik,

memberikan kesuburan yang berupa lumpurnya, sehingga

terjaminlah panenan yang kaya.

b. Tersedianya banyak hewan liar, baik binatang menyusui, aneka

burung terbang dan yang tidak terbang.

c. Terapit oleh gurun yang berfungsi sebagai pengahalang bagi

serbuan musuh dari luar.

d. Adanya langit subtropika yang terang sepanjang tahun

memungkinkan manusia melakukan penyelidikan atas benda-

benda langit yang dihubungkan dengan kegiatan pertanian.

Akhirnya muncul astronomi dan ilmu pasti yang mendorong

berbagai penemuan lainnya (Daldjoeni, 1982: 62)

Walaupun sebelum jaman kuno penduduk Mesir telah membina

daerah yang maju. Terutama sekali mereka telah mulai bercocok tanam,

menggunakan perkakasan tembaga manggantikan perkakasan batu dan

tidak lama sebelum 3100 SM mereka telah membangun tulisan yang

dikenal sebagai Hieroglief.

C. Sistem Kekuasaan Raja-Raja Mesir

Sejarah politik di Mesir berawal dari terbentuknya komunitas-

komunitas di desa-desa sebagai kerajaan-kerajaan kecil dengan

pemerintahan desa. Desa itu disebut nomen. Dari desa-desa kecil

berkembanglah menjadi kota yang kemudian disatukan menjadi kerajaan

Mesir Hulu. Proses tersebut berawal dari tahun 4000 SM namun pada

tahun 3400 SM seorang penguasa bernama Menes mempersatukan

kedua kerajaan tersebut menjadi satu kerajaan Mesir yang besar.

Mesir merupakan sebuah kerajaan yang diperintah oleh raja yang

bergelar fir’aun. Ia berkuasa secara mutlak. Fir’aun dianggap dewa dan

dipercaya sebagai putra Dewa Osiris. Seluruh kekuasaan berada

ditangannya baik sipil, militer maupun agama.

Sebagai penguasa, fir’aun mengklaim atas seluruh tanah kerajaan.

Rakyat yang tinggal di wilayah kerajaan harus membayar pajak. Untuk

Page 7: MESIR revisi

keperluan tersebut fir’aun memerintahkan untuk sensus penduduk, tanah,

dan binatang ternak. Ia membuat undang-undang dan karena itu

menguasai pengadilan. Sebagai penguasa militer fir’aun berperan sebagai

panglima perang, sedangkan pada waktu damai ia memerintahkan

tentaranya untuk membangun kanal-kanal dan jalan raya.

Untuk menjalankan pemerintahannya fir’aun mengangkat para

pejabat yang pada umunya berasal dari golongan bangsawan. Ada

pejabat gubernur yang memerintah propinsi, panglima ketentaraan, hakim

di pengadilan dan pendeta untuk melaksanakan upacara keagamaan.

Salah satu jabatan penting adalah wazir atau Perdana Menteri yang

umumnya dijabat oleh putra mahkota.

Sejak tahun 3400 SM sejarah Mesir diperintah oleh 30 dinasti yang

berbeda yang terdiri dari 3 zaman yaitu kerajaan Mesir Tua yang berpusat

di Memphis, kerajaan Tengah di Awaris dan Mesir Baru di Thebe.

Secara garis besar keadaan pemerintahan rja-raja Mesir adalah

sebagai berikut:

1. Kerajaan Mesir Tua (2660-2180 SM)

Lahirnya kerajaan Mesir Tua setelah Menes berhasil

mempersatukan Mesir Hulu dan Mesir Hilir. Sebagai pemersatu ia digelari

Nesutbiti dan digambarkan memakai mahkota kembar. Kerajaan Mesir

Tua disebut zaman piramida karena pada masa inilah dibangun piramida-

piramida terkenal misalnya piramida Sakarah dari fir’aun Zosser. Piramida

di Gizeh adalah makam fir’aun Cheops, Chifren dan Menkawa. Runtuhnya

Mesir Tua disebabkan karena sejak tahun 2500 SM pemerintahan

mengalami kekacauan. Bangsa-bangsa dari luar misalnya dari Asia Kecil

melancarkan serangan ke Mesir. Para bangsawan banyak yang

melepaskan diri dan ingin berkuasa sendiri-sendiri. Akhirnya terjadilah

perpecahan antara Mesir Hilir dan Mesir Hulu.

2. Kerajaan Mesir Tengah (1640-1570 SM)

Page 8: MESIR revisi

Kerajaan Mesir Tengah dikenal dengan tampilnya Sesotris III. Ia

berhasil memulihkan persatuan dan membangun kembali Mesir.

Tindakannya antara lain membuka tanah pertanian, membangun proyek

Irigasi, pembuatan waduk dan lain-lain. Ia meningkatkan perdagangan

serta membuka hubungan dagang dengan Palestina, Syria dan pulau

Kreta. Sesotris III juga berhasil memperluas wilayah ke selatan samapai

Nubia (kini Ethiopia). Sejak tahun 1800 SM kerajaan Mesir tengah diserbu

dan ditaklukkan ole bangsa Hyksos.

3. Kerajaan Mesir baru (1570-1075 SM)

Lembah Nil sudah menjadi kawasan tempat kekal manusia sejak

zaman Paleolitik. Penduduk awal bercocok tanam, memburu serta

memancing untuk dapat hidup. Menjelang 6000 SM kehidupan penduduk

menjadi lebih berorganisasi. Fir’aun Menes telah menyatukan wilayah-

wilayah di lembah Nil dan menubuhkan kerajaan Mesir yang pertama

pada 3200 SM. Dengan ini, pemerintahan Mesir secara dinasti bermula.

D. Sejarah Mesir Kuno

Sejarah Mesir kuno dibagi menjadi masa Pradinasti dan masa

Dinasti. Pada masa Pradinasti, daerah Mesir terbagi menjadi beberapa

bagian. Pada akhir abad ke-4000 SM, daerah Mesir yang terpecah-pecah

itu disatukan menjadi dua kelompok besar yang dikenal dengan sebutan

Mesir Hulu dan Mesir Hilir. Kedua bagian itu kemudian disatukan di bawah

pemerintahan Menes. Sejak saat itu mulai dikenal masa Dinasti.

Penyatuan Mesir yang menandakan permulaan jaman kuno bermula

sekitar 3100 SM. Sebelum itu Mesir atas (selatan) dan Mesir bawah

(utara) dikuasai oleh pemerintah yang berlainan. Dengan penyatuan

kedua wilayah ini membenarkan sistem pusat dan pengaliran

perdagangan sepanjang Sungai Nil. Dalam riwayat tradisi penyatuan

Mesir dikatakan oleh pahlawan dari selatan yang bernama Narmer, Firaun

pertama yang berjaya menguasai seluruh Mesir utara sehingga ke delta

Mediterranean. Kemungkinannya proses penyatuan tersebut berlaku

secara perlahan-lahan.

Page 9: MESIR revisi

Firaun merupakan pemerintah kedua kerajaan ini dan mengetuai

struktur negara Mesir silam. Firaun bertindak sebagi raja, pemimipin

kerohanian dan commander-in-chief bagi kedua tentara darat dan tentara

laut. Firaun dianggap dewa, hubungan antara manusia dan para dewata

dibawahnya adalah kerajaan yang dibagi dua ( satu bagi Mesir atas dan

satu lagi bagi Mesir bawah).

Menjelang tahun 3000 SM, kerajaan-kerajaan kecil itu telah dapat

membentuk dua buah kerajaan besar yaitu Mesir Hulu di daerah Selatan

dengan Thebes sebagai ibu kotanya (kini Luxor) dan Mesir Hilir di bagian

Utara dengan Memphis sebagai ibu kotanya. Raja Mesir Hilir yang

bernama Menes telah berhasil menyatukan dua buah kerajaan tersebut

dengan mengekalkan Memphis sebagai ibukota.

Bangsa Yunani menyatakan bahwa Memphis merupakan sebuah

ibukota Mesir purba (2615-1920). Di kota inilah didirikan kerajaan Mesir

awal daripada dinasti pertama (3200 SM). setelah itu, terbentuknya

kerajaan Mesir baru (1570-322 SM), maka ibukotanya dipindahkan dari

Memphis ke Thebes.

Rakyat Mesir itu sendirilah yang menghubungkan daerah hulu dan

hilir menjadi satu kerajaan besar dengan Menes sebagai pendiri dinasti

yang pertama. Banyak penemuan arkeologis yang menunjukkan adanya

kebudayaan yang cukup tinggi sebelum munculnya dinasti Menes. Dari

ibukotanya di Memphis, dinasti ini memerintah apa yang disebut :kerajaan

kuno” yang membentang dari Mesir Hulu ke daerah Hilir. Di bawah dinasti

berikutnya, yakni Dinasti IV (2600-2500 SM) dibangunlah piramid-piramid

yang terkenal di Gizeh. Piramid-piramid itu dibangun oleh Cheops dan

raja-raja lain sebagai tempat pemakaman mereka.

Raja-raja dinasti I-IV diantaranya adalah Khufu, Khafre, dan

Menkaure, mendirikan bangunan mastabo (makam), piramida, dan

bangunan untuk pemujaan dewa penguasa kota Memphis. Dewa lainnya

yang dipuja adalah Ra, Osiris, dan Isis. Bangunan piramida yang didirikan

oleh dinasti I-IV antara lain adalah piramida Teras Zosser dan piramida

Page 10: MESIR revisi

Cheops atau Khufu di Gizeh. Piramida-piramida itu ada yang didampingi

oleh arca Sphynx.

E. Masa Kerajaan baru

Kerajaan berikutnya disebut Kerajaan baru. Kerajaan itu

berlangsung selama 500 tahun (1560-1085 SM). Pada masa itu Kerajaan

Mesir merupakan negara yang terkuat di dunia. Masa kejayaannya telah

berlangsung sejak tahun 1560 SM, di bawah pemerintahan Raja Ahmosis

dinasti XVIII, berhasil mengusir tentara Hyksos yang masih menguasai

sebagian wilayah Mesir. Ia mempunyai tentara yang terlatih baik dalam

menggunakan kereta kuda. Kota Thebe kembali menjadi kota penting.

Amon diangkat sebagai dewa kota. Ia disamakan dengan Re sehingga

disebut juga Amon-Re.

Salah seorang pengganti Ahmosis adalah Ratu Hatshepsut. Ia

merupakan wali dari Thutmosis III yang saat itu masih kecil. Setelah

menjadi raja, Thutmosis III dikenal dengan sebutan “Napoleon dari Mesir”.

Ia menaklukkan dan menjalin persahabatan dengan daerah lain. Daerah

kekuasaannya terbentang dari lembah Sungai Tigris dan Eufrat di timur

laut, Asia Kecil dan Kreta di utara, Libya di barat, dan Nubia di selatan.

Page 11: MESIR revisi

Pada akhir abad ke-17 SM pemerintah selatan Mesir (atas)

melancarkan pemberontakan terhadap Hyksos. Ahmose merupakan

penguasa Dinasti ke-18, ia berkuasa dari 1560-1087 SM. Secara

berurutan Mesir diperintah oleh tiga dinasti secara berturutan yaitu dinasti

ke-18, 19 dan 20. Corak pemerintahan Kerajaan baru menyerupai

Kerajaan lama, tetapi lebih mutlak. Kuasa ketentaraan kini menjadi asas

pemerintahan fir’aun. Fir’aun agung yang terakhir adalah Ramses II yang

memerintah dari 1182-1151 SM. Setelah itu, terbentuk kerajaan Mesir

baru (1570-322 SM), maka ibukotanya dipindahkan dari Memphis ke

Thebes.

Sesudah diduduki bangsa Hyksos, Mesir memasuki zaman

kerajaan Baru atau zaman imperium. Disebut zaman imperium karena

para Fir’aun Mesir berhasil merebut wilayah di Asia Barat termasuk

Palestina, Funisia dan Syiria. Raja-raja yang memerintah zaman Mesir

baru antara lain:

1. Ahmosis 1, ia berhasil mengusir bangsa Hyksos dari Mesir

sehingga berkuasalah dinasti ke-18, ke-19 dan ke-20.

2. Thutmosis 1, pada masa pemerintahannya Mesir berhasil

menguasai Mesopotamia yang subur.

3. Thutmosis III, merupakan raja terbesar di Mesir, ia memerintah

bersama istrinya Hatshepsut. Batas wilayah kekuasaannya di timur

sampai Syria, di selatan sampai Nubia, di barat sampai Lybia dan

di utara sampai pulau Kreta dan Sicilia. Karena tindakannya

tersebut ia digelari “Napoleon dari Mesir”. Thutmosis III juga dikenal

karena memerintahkan pembangunan kuil Karnak dan Luxor.

4. Amenhotep IV, kaisar ini dikenal seorang raja yang pertama kali

memperkenalkan kepercayaan yang bersifat monotheis kepada

rakyat Mesir Kuno yaitu hanya menyembah dewa Aton (dewa

matahari) yang merupakan roh dan tidak berbentuk. Ia juga

menyatakan sebagai manusia biasa dan bukan dewa.

5. Ramses II, dikenal membangun bangunan besar bernama

Ramesseum dan Kuil serta makamnya di Abusimbel. Ia juga

Page 12: MESIR revisi

pernah memerintahkan penggalian sebuah terusan yang

menghubungkan daerah Sungai Nil dengan Laut Merah namun

belum berhasil. Masa ramses II diperkirakan sejaman dengan

Nanbi Musa

Setelah pemerintahan Ramses II kekuasaan di Mesir mengalami

kemunduran. Mesir ditaklukkan Assyria pada tahun 670 dan pada tahun

525 SM menjadi bagian imperium Persia. Setelah Persia, Mesir dikuasai

oleh Iskandar Zulkarnaen dan para penggantinya dari Yunani dengan

dinasti terakhir Ptolemeus. Salah satu keturunan dinasti Ptolemeus adalah

Ratu Cleopatra dan sejak tahun 27 SM, Mesir menjadi wilayah Romawi.

Sejarah Mesir mengalami perubahan di bawah pimpinan

Amenhotep IV atau Ikhnaton. Ia memperkenalkan penyembahan dewa

matahari yang disebut Aton. Dewa itu dikatakan sebagai pengganti Amon

dan segala dewa lainnya, kecuali Re, karena Re merupakan bagian dari

Aton. Ibu kota kerajaannya dipindahkan ke Akhetaton, 5000 kilometer di

utara Memphis dan Thebe.

F. Hasil Kebudayaan bangsa Mesir

1. Sistem Kepercayaan

Masyarakat Mesir mengenal pemujaan terhadap dewa-dewa. Ada

dewa yang bersifat nasional yaitu Ra (dewa matahari), amon (dewa bulan)

kemudian Amon-Ra. Sebagai lambang pemujaan kepada Ra didirikan

obelisk yaitu tiang batu yang ujungnya runcing. Obelisk juga dipakai

sebagai tempat mencatat kejadian-kejadian. Untuk pemujaan terhadap

dewa Amon-Ra dibangunlah kuil karnak yang sangat indah pada masa

Raja Thutmosis III.

Selain dewa nasional maka ada dewa-dewa lokal yang dipuja pada

daerah-daerah tertentu seperti Dewa Osiris yaitu hakim alam baka, Dewi

Iris yaitu dewi kecantikan isteri Osiris, Dewa Aris sebagai dewa kesuburan

dan dewa Anubis yaitu dewa kematian. Wujud kepercayaan yang

berkembang di Mesir berdasarkan pemahaman sebagai berikut:

Page 13: MESIR revisi

1. Penyembahan terhadap dewa berangkat dari ide/gagasan bahwa

manusia tidak berdaya dalam menaklukkan alam.

2. Yang disembah adalah dewa/dewi yang menakutkan seperti dewa

Anubis atau yang memberi sumber kehidupan.

Kepercayaan yang kedua berkaitan dengan pengawetan jenazah

yang disebut mumi. Dasarnya membuat mummi adalah bahwa manusia

tidak dapat menghindari dari kehendak dewa maut. Manusia ingin tetap

hidup abadi. Agar roh tetap hidup maka jasad sebagai lambang roh harus

tetap utuh.

Bangsa Mesir Kuno percaya bahwa selama tubuh jasmani manusia

masih utuh (meskipun sudah meninggal), ia sebenarnya masih hidup.

Oleh karena itu, bangsa Mesir kuno selalu mengawetkan mayatnya

dengan cara dibalsem. Mayat diawetkan dengan menggunakan ramuan

rempah-rempah dan wewangian. Setelah itu, mayat dibalut dengan kain

tipis sampai seluruh tubuh mayat tertutup, lalu dimasukkan ke dalam peti.

Mayat yang sudah dibalsem itu disebut mumi. Selain mayat, peti mati itu

dilengkapi dengan berbagai bahan kebutuhan hidup, seperti makanan,

pakaian, minuman, dan perhiasan. Peti yang berisi mumi itu kemudian

disimpan di makam yang dibuat berundak dan dilengkapi dengan alat-alat

pengaman agar tidak diganggu orang. Peti mayat Firaun disimpan di

dalam piramida.

Setelah munculnya doktrin bahwa kekuasaan raja itu tak terbatas,

maka gambaran yang paling menyolok dari agama Mesir kuno adalah

penekanannya yang begitu obsesif pada alam hidup setelah mati. Secara

harfiah, ini merupakan keprcayaan yang lebih menekankan pada

ketidakmatian badan daripada kepercayaan yang mengajarkan bahwa roh

itu tidak akan pernah mati.

Akhirnya kepercayaan orang Mesir akan tidak adanya kematian

terekspresikan dalam pemujaan terhadap dewa yang khusus, Osiris yang

diidentifikasikan dengan Sungai Nil, saudara perempuannya Issis yang Ia

kawini, diidentifikasikan dengan tanah dan kesuburan.

Page 14: MESIR revisi

Agama Mesir kuno yang populis itu muncul sebagai semacam

politheisme dengan ritualismenya yang cukup rutin. Dalam perkembangan

selanjutnya golongan pendeta melakukan penghalusan kepecayaan

politheistik pada monotheisme dengan hanya menyembah Ikhnaton

(1375-1358 SM). Raja ini mengajarkan agama Aton, cakra matahari, cakra

yang memancar dari sinar-sinar yang masing-masing sinar itu berakhir

ditangan manusia.

2. Tulisan

Masyarakat Mesir mengenal bentuk tulisan yang disebut Hieroglyf

berbentuk gambar. Tulisan Hieroglif ditemukan di dinding piramida, tugu

obelisk maupun daun papirus. Huruf Hieroglyf terdiri dari gambar dan

lambang berbentuk manusia, hewan dan benda-benda. Setiap lambang

memiliki makna. Tulisan Hieroglifh berkembang menjadi lebih sederhana

kemudian dikenal dengan tulisan hieratik dan demotis. Tulisan hieratik

atau tulisan suci dipergunakan oleh para pendeta. Demotis adalah tulisan

rakyat yang dipergunakan untuk urusan keduniawian misalnya jual beli.

Huruf-huruf Mesir pada waktu itu semula menimbulkan teka-teki

karena tidak diketahui maknanya. Secara kebetulan pada waktu Napoleon

menyerbu Mesir pada tahun 1799 salah satu anggota pasukannya

menemukan sebuah batu besar berwarna hitam di daerah Rosetta.

Batu itu kemudian dikenal dengan batu Rosetta memuat inskripsi dalam

tiga bahasa. Pada tahun 1822 J.F. Champollion telah menemukan arti dari

isi tulisan batu Rosetta dengan membandingkan tiga bentuk tulisan yang

digunakan yaitu Hieroglif, Demotik dan Yunani.

Selain di batu, tulisan Hieroglif juga ditemukan di kertas yang terbuat dari

batang papirus. Dokumen papirus sudah digunakan sejak dinasti yang

pertama. Cara membuat kertas dari gelagah papirus adalah dengan

memotongnya. Kemudian kulitnya dikupas dan intinya diris/disayat tipis-

tipis.

Pengkaji Mesir purba (Egyptologis) merujuk kepada tulisan Mesir

sebagai Hieroglief bersama dengan Cuneiform script Mesopotamia

Page 15: MESIR revisi

sebagai sistem penulisan tertua di dunia. Hieratic adalah bentuk Hieroglief

Mesir bersambung yang pertama sekali digunakan semasa dinasti

pertama ( 2925-2775 SM ).

Di kampung Rasyid terdapat sebuah prasasti yang mengandung

catatan Ptolomeus V dari Yunani tahun 320 SM. Catatan tersebut didapat

di dalam tiga tulisan yaitu Hieroglifs, demotic dan Coptic. Dalam tulisan

tersebut terdapat nama Ptolemy dan Cleopatra. Ptolemy merupakan

silsilah raja-raja Mesir yang berjumlah 15 orang dari mulai tahun 304-30

SM. Mereka menjadikan Iskandariah sebagai kota pemerintahan. Bertitik

tolak dari saat itulah, tulisan hieroglifs sudah dapat dibaca sehingga

mampu menyingkap sejarah Mesir Purba.

Kita dapat tahu banyak tentang Mesir Kuno berkat penerjemahan

penggalan-penggalan sejarah Mesir ke dalam bahasa Yunani serta

penelitian-penelitian arkeologis yang cukup cermat. Di samping itu sumber

lainnya adanya inskripsi-inskripsi yang jumlahnya melimpah serta adanya

papyrus-papyrus yang jumlahnya juga tidak sedikit. (papyrus adalah

semacam kertas yang terbuat dari sejenis alang-alang yang kemudian

diawetkan di udara yang kering). Bahasanya, bahasa di dalam papyrus itu

pertama kali berhasil diungkap oleh seorang Prancis Champoleon dari

Batu Rosetta yang ditemukan di Delta pada tahun 1799.

Untuk bidang kesusastraan hanya ada beberap contoh yang

sampai di tangan kita, adanya berbagai variasi bentuj karya sastra yakni

puisi, cerita pendek, sejarah, karya-karya tentang astronomi dan

matematika dasar. Kesusastraan Mesir, khususnya aphorisme-aphorisme

yang bernada kecewa atau ungkapan-ungkapan moralnya.

Dari hasil pengamatan itu, akhirnya mereka dapat membuat suatu

sistem penanggalan. Satu tahun dibagi menjadi 12 bulan dan 365 hari.

Mereka juga mengenal tulisan yang disebut tulisan hieroglif.

3. Sistem kalender

Masyarakat Mesir mula-mula membuat kalender bulan berdasarkan

siklus (peredaran) bulan selama 29 ½ hari. Karena dianggap kurang tetap

Page 16: MESIR revisi

kemudian mereka menetapkan kalender berdasarkan kemunculan bintang

anjing (Sirius) yang muncul setiap tahun. Mereka menghitung satu tahun

adalah 12 bulan, satu bulan 30 hari dan lamanya setahun adalah 365 hari

yaitu 12x30 hari lalu ditambahkan 5 hari. Mereka juga mengenal tahun

kabisat. Penghitungan ini sama dengan kalender yang kita gunakan

sekarang yang disebut tahun Syamsiah (sistem Solar). Penghitungan

kalender Mesir dengan sistem Solar kemudian diadopsi (diambil alih) oleh

bangsa Romawi menjadi kalender Romawi dengan sistem Gregorian.

Sedangkan bangsa Arab kuno mengambil alih penghitungan sistem lunar

(peredaran bulan) menjadi tarik Hijriah.

Menurut penelitian Ed. Mayer penanggalan Mesir kuno dipakai

sejak 19 Juli 4241 SM. Dalam penanggalan Mesir Kuno satu tahun ada

360 hari. Tahun baru dirayakan pada bulan Juli yakni hari permulaan

banjirnya Sungai Nil. Tanggal ini bertepatan dengan munculnya kembali di

langit bintang Sotis (Syrius) pada pagi hari.

Satu tahun dibagi menjadi 12 bulan yang panjangnya masing-masing ada

30 hari. Pada akhir tahun diadakan 5 hari tambahan sehingga setahun

menjadi 365 hari. Tiap empat bulan mewujudkan

Suatu musim khusus masa banjir (echet), masa tanam (projet),

masa tuai (Sjomu).

Setiap tahun pada pertengahan bulan Juni air Sungai Nil mulai naik. Ini

disebabkan karena sungai tersebut ketambahan air dari wilayah hulunya

(Sungai Nil Biru dan sungai Ataba) di Ethiopia, di mana juga ada banyak

pencairan salju. Baru pada pertengahan bulan Juli terjadi peluapan hebat

di bagian hilir, yaitu di Mesir; ini berakhirnya lambat yaitu pada bulan

November berikutnya.

Kemudian dalam bulan Januari, Februari dan Maret, ladang-ladang

gandum yang pernah keluapan air Sungai Nil, menjadi kering. Mulai bulan

April barulah permukaan sungai tersebut mencapai ketinggian yang

terendah.

Selain berpedoman pada meluapnya tahunan Sungai Nil, para ahli

perbintangan Mesir berusaha menyempurnakan penanggalan Mesir, yang

Page 17: MESIR revisi

panjangnya setahun sudah diketahui 365 ¼ hari seperti dalam kalender.

Untuk mudahnya satu tahun dibagi menjadi 12 bulan, dengan panjang

masing-masing 30 hari. Adapun kekurangannya sebanyak 5 hari ekstra.

Lalu kekurangan ¼ hari, dibiarkan saja selama empat tahun, untuk

kemudian disatukan menjadi hari ekstra yang keenam; inilah yang disebut

tahun kabisat.

Puncak-puncak kebudayaan Mesir cenderung terjadi bersamaan

dengan periode kejayaan politik atau paling tidak bangkitnya kembali

penguasa pribumi. Walaupun korelasi ini agaknya tidak sempurna atau

sedikit naif namun ternyata banyak karya-karya seni Mesir yang berasal

dari Dinasti kerajaan Lama, Kerajaan Madya dan Kerajaan Baru, misalnya

piramid-piramid besar berasal dari periode Kerajaan Tua atau Lama.

Masyarakat Mesir yang hidup dalam zaman antik itu dibentuk oleh

suatu kesatuan ekonomi yang terkontrol secara ketat. Masyarakat Mesir

terdiri dari kaum pendeta dan bangsawan yang jumlahnya kecil yang

berada di atas masa penggarap tanah yang jumlahnya besar, atau

kelompok mayoritas dalam stratifikasi sosial masyarakat itu. Hampir

segala kehidupan ekonomi di Mesir, mulai dari pengedalian banjir Sungai

Nil hingga distribusi hasil panen, diatur dan direncanakan dari atas yakni

daro orang-orang disekitar sang Pharaoh. Tanah adalah milik Pharaoh,

Pharaoh dianggap sedemikian sakralnya sehingga namanya “ Per-O “,

diartikan rumah agung.

Tersentralisasikannya sistem penguasa tanah. Masyarakat Mesir

adalah masyarakat yang didasarkan atas kepercayaan keagamaan yang

merupakan cara yang sangat efektif untuk mempertahankan suatu

masyarakat yang terorganisir secara Hierarkhis.

4.Seni bangunan (arsitektur)

Dari peninggalan bangunan-bangunan yang masih bisa disaksikan

sampai sekarang menunjukkan bahwa bangsa Mesir telah memiliki

kemampuan yang menonjol di bidang matematika, geometri dan

Page 18: MESIR revisi

arsitektur. Peninggalan bangunan Mesir yang terkenal adalah piramida

dan kuil yang erat kaitannya dengan kehidupan keagamaan.

Piramida dibangun untuk tempat pemakaman fir’aun. Arsitek

terkenal pembuat piramida adalah Imhotep. Bangunan ini biasanya

memiliki kamar bawah tanah, pekarangan dan kuil kecil di bagian luarnya.

Tiang-tiang dan dindingnya dihiasi yang indah. Di bagian dalam

terdapat lorong-lorong, lubang angin dan ruang jenazah raja. Di depan

piramida terdapat spynx yaitu patung singa berkepala manusia. Fungsi

spynx adalah penjaga piramida.

Piramida terbesar adalah makam raja Cheops, yang tingginya

mencapai 137 meter di Gizeh. Selain Cheops, di Gizeh juga terdapat

piramida Chefren dan Menkaure. Di Sakarah terdapat piramida fir’aun

Zosser. Selain piramida apakah ada tempat pemakaman yang lain di

Mesir? Berdasarkan penggalian di daerah El badari ditemukan

pemakaman yang disebut Hockerbestattung (Hocker artinya jongkok dan

besttatung artinya pemakaman) karena orang yang meninggal

dimasukkan dengan cara didudukkan menjongkok. Ada pula pemakaman

yang disebut mastaba untuk golongan bangsawan.

Bangunan kedua adalah kuil yang berfungsi sebagai tempat pemujaan

dewa-dewa. Kuil terbesar dan terindah adalah Kuil Karnak untuk

pemujaan Dewa Amon Ra.

Kuil Karnak panjangnya kurang lebih 433 m (1300 kaki), tiang-

tiangnya setinggi 23,5 m dengan diameter kurang lebih 6,6 m (20 kaki).

Tembok, tiang dan pintu gerbang dipenuhi dengan lukisan dan tulisan

yang menceritakan pemerintahan raja.

Tiap-tiap kota kecil dan besar tidak lagi harus bersifat mandiri dan

akhirnya menjadi saling tergantung sama lain. Di tengah-tengah

masyarakat ini, istana fir’aun memperoleh kemakmuran dan kekuasaan

besar, baik secara politis maupun agama. Fir’aun menjadi lebih dari

seorang raja, ia muncul di dunia untuk disembah sebagai proyek-proyek

rekayasa teknik berukuran raksasa dibangun. Antara 3800 tahun SM dan

2500 SM, misalnya, lebih dari 35 piramid masih dibuat sebagai makam

Page 19: MESIR revisi

bagi para fir’aun itu. Yang terbesar, didirikan di bawah pemerintahan

Fir’aun Cheops (2700-2675 SM), mempunyai tinggi sama dengan sebuah

gedung berlantai 45.

Piramid dan bangunan besar lain yang didirikan oleh orang-orang

Mesir adalah bukti luarbiasa mengenai apa yang pada saat itu dianggap

sebagai kebudayaan paling maju di dunia, namun semua itu ahnyalah

sebagian dari cerita. Sentralisasi kekaisaran memungkinkan

berkembangnya seni dan ilmu pengetahuan terutama matematika dan

astronomi melebihi apa yang diketahui sebelumnya di tempat manapun di

dunia.

Piramida-piramida, reruntuhan bangunan di Karnak (Thebes).

Sphinx, makam-makam yang terbuat dari batua-batuan karang, dekorasi

dinding patung-patung yang kecil, bahkan perhiasan dan barang-barang

yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pada mulanya seni-seni itu

sangat kasar dan primitif, tetapi setelah diketemukan teknologi baru, maka

seni-seni itu mengalami perkembangan. Patung-patung Mesir mempunyai

kemiripan dengan patung-patung dari zaman Yunani kuno dan sehingga

kita mengalami kesulitan untuk memahaminya.

Pengaruh-pengaruh itu tidak hanya berupa agama dan kesenian,

tetapi juga keterampilan-keterampilan praktis misalnya seperti keahlian

dalam bidang tukang batu, pengukuran tanah, tata buku dan akuntansi,

perlogaman dan pertekstilan, pembuatan tembikar, keahlian dalam

memasak dan pembalseman. Dari keahlian pembalseman dan

mummifikasi, bangsa Mesir sesungguhnya sudah banyak belajar tentang

anatomi manusia. Iklim di Mesir yang cukup kering menyebabkan mummi,

papyrus, serta inskripsi-inskripsi dapat awet atau tersimpan dengan baik.

RANGKUMAN

Secara geografis Mesir terletak di Afrika Utara. Negara ini

mempunyai pesisiran pantai Laut Mediterranean dan Laut Merah; ia

bersebelahan dengan Libya di barat, Sudan di selatan, dan semenanjung

Page 20: MESIR revisi

Gaza, Palestina dan Israel ke Timur. Mesir purba terbagi kepada dua

kerajaaan, dikenali sebagai Mesir Hulu dan Hilir. Berlainan dengan

kebiasaan ,Mesir Hulu (Upper Egypt) terletak di selatan dan Mesir Hilir

(Lower Egypt) di Utara, dinamakan menurut aliran Sungai Nil. Sungai Nil

mengalir ke Utara dari titik selatan ke Mediterranean bukannya kebagian

selatan daripada titik utara. Sungai Nil, yang merupakan tumpuan

penduduk negara tersebut telah menjadi sumber kehidupan bagi

kebudayaan Mesir semenjak kebudayaan Naqada dan Zaman Batu.

Mesir purba telah banyak dipengaruhi oleh Sungai Nil, yang telah

membolehkan negara Mesir didiami manusia. Sungai Nil yang banjir

secara berkala dengan tetap pada musim panas membawa bersamanya

lumpur yang subur, dan surut tepat pada masanya pada musim

menanam.

Sejarah Mesir pertama kali muncul di Mesir Hulu. Sebuah lembah

sempit di Sungai Nil, sekitar 800 mil dari daerah antara Cataract dan delta

Mesir Hilir, yakni di delta itu sendiri yang memanjang sepanjang 100 mil.

Di daerah banjir di dekat Nil dan delta dahulu merupakan suatu daerah

pemukiman yang cukup mapan, antara 5000-4000 SM. Banjir Sungai Nil

yang demikian teraturnya sehingga pemimpin Mesir, mungkin kaum

pendetanya, sejak dini mampu menghitung tahun matahari yang lamanya

365 hari. Setiap tahun endapan dari Sungai Nil membawa endapan baru

yang dapat

Menjelang tahun 3000 SM, kerajaan-kerajaan kecil itu telah dapat

membentuk dua buah kerajaan besar yaitu Mesir Hulu di daerah Selatan

dengan Thebes sebagai ibu kotanya (kini Luxor) dan Mesir Hilir di bagian

Utara dengan Memphis sebagai ibu kotanya. Raja Mesir Hilir yang

bernama Menes telah berhasil menyatukan dua buah kerajaan tersebut

dengan mengekalkan Memphis sebagai ibukota.

Bangsa Yunani menyatakan bahwa Memphis merupakan sebuah ibukota

Mesir purba (2615-1920). Di kota inilah didirikan kerajaan Mesir awal

daripada dinasti pertama (3200 SM).

Page 21: MESIR revisi

Setelah itu, terbentuknya kerajaan Mesir baru (1570-322 SM),

maka ibukotanya dipindahkan dari Memphis ke Thebes. Zaman purba

Mesir purba merujuk kepada kebudayaan di lembah hulu Nil. Sebagai

kebudayaan yang berasaskan pengairan Ia merupakan contoh jelas

(quintessential example) empayar hidrolik.

Soal:

1. Identifikasilah faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya

Peradaban Mesir!

2. Deskripsikanlah kehidupan ekonomi, sosial dan budaya

masyarakar Mesir!

3. Uraikanlah dalam bentuk bagan suksesi pemerintahan

masyarakat Mesir!

4. Jelaskanlah sistem kepercayaan yang dianut oleh

masyarakat Mesir!

5. Klasifikasikanlah hasil-hasil kebudayaan yang telah

dihasilkan oleh masyarakat Mesir!