Menlu Palestina - knrp.org filerakyat Palestina. Lalu, Dampak buruk apalagi yang akan diterima oleh...

4
28 25 Februari 2019 Assalamu’alaikum warahmatullâhi wabarakâtuh Para sahabat buletin I-KNRP yang diberkahi Allah SWT. Alhamdulillah, pada awal bulan Maret tahun 2019 dan ditengah kepadatan KNRP dalam menjalankan aktivitas-aktivitasnya, dengan izin Allah, kami dapat kembali menerbitkan buletin I-KNRP edisi ke-28. Edisi kali ini InsyaAllah akan memberikan informasi-informasi dari KNRP dan Palestina. Rubrik informasi Palestina dimulai dari wilayah Gaza. Statistik di Gaza menunjukkan angka pengangguran terus meningkat disebabikan kondisi krisis yang dan sulitnya akses lapangan pekerjaan di Jalur Gaza. Selain itu, terdapat juga kabar mengenai zionis israel memanfaatkan dukungan AS untuk membagi masjid Al-Aqsha, sebagai langkah yahudisasi masjid suci ketiga umat islam ini. Informasi terakhir ditutup dengan kabar aksi warga Palestina membela masjid Al-Aqsha akibat penutupan mushola pintu Al-Rahmah. Kajian utama edisi ini yaitu Tembok Rasial: Penjara Lain Rakyat Palestina. Sebuah bentuk penjara terbesar yang dibangun zionis israel pada saat ini, dengan dalih menjaga keamanan israel. Namun faktanya, tembok rasial ini mengurung masyarakat Palestina, terutama di Tepi Barat dan Al-Quds. Tidak sekedar mengurung, bahkan tembok rasial juga menghancurkan berbagai bidang kehidupan rakyat Palestina, khususnya bidang ekonomi, sosial, sumber daya alam hingga , hasil pendapatan rakyat Palestina. Lalu, Dampak buruk apalagi yang akan diterima oleh rakyat Palestina akibat tembok rasial israel? Pembaca Edisi I-KNRP yang dirahmati Allah, KNRP dalam mensukseskan visinya sebagai lembaga kemanusiaan yang kokoh dalam membantu rakyat Palestina. KNRP telah melantik pengurus wilayah Sulawesi Tengah di Luwuk, Sulawesi Tengah. Di hari lainnya, Kami juga menggelar seminar kepalestinaan dengan tema “Normalisasi Hubungan Negara Muslim dengan Entitas Zionis”. Kedua informasi ini dapat ditemui secara lengkap di rubrik Info KNRP. Seluruh informasi diatas dapat kita baca pada buletin I-KNRP edisi kali ini. Untuk update informasi, silahkan ikuti media sosial KNRP melalui Twitter, Facebook dan Instagram, dengan akun InfoKNRP dan Website www.knrp.org. Mari pupuk terus harapan, dengan diiringi senyuman untuk menggapai masa depan Palestina yang lebih baik. Hope, Smile, Future. Selamat membaca..... Wassalamu’alaikum warahmatullâhi wabarakâtuh Data Statistik 2018: Angka Pengangguran di Gaza Terus Meningkat Gaza - Tingkat pengangguran di Jalur Gaza meningkat drastis pada tahun 2018 hingga mencapai 52% dibandingkan pada tahun 2017 yaitu 44%, Biro Pusat Statistik Palestina (PCBS) melaporkan dalam survei angkatan kerja terbaru tahun 2018. PCBS menyebutkan ada peningkatan signifikas sebesar 26% dalam hal pertisipasi perempuan di dalam dunia kerja di Gaza pada tahun 2018. PCBS mencatat bahwa rata-rata jam kerja dalam satu pekan yang digunakan oleh karyawan di Jalur Gaza yaitu 37,3 jam dan jumlah hari kerja dalam satu bulan adalah 22,6 hari. Menurut PCBS, 70% orang adalah karyawan, 26% adalah wiraswasta dan pengusaha, sementara 4% adalah anggota keluarga yang tidak menerima upah. Disamping itu, setengah dari jumlah karyawan di sektor swasta bekerja tanpa adanya kontrak apa pun, dimana 25% dari mereka ini mendapatkan dana pensiun. Setengah dari jumlah karyawan tersebut adalah wanita (43%). PCBS menambahkan 30% karyawan di sektor swasta mendapatkan gaji dibawah upah minimun, Upah minimum di Palestina yaitu 1.450 shekel (396 dolar AS). Di sektor anak-anak, 4% anak-anak dibawah umur 10 tahun hingga 17 tahun merupakan pekerja di Jalur Gaza. (wm/knrp) palestinechronicle.com (14/2/2019)

Transcript of Menlu Palestina - knrp.org filerakyat Palestina. Lalu, Dampak buruk apalagi yang akan diterima oleh...

Page 1: Menlu Palestina - knrp.org filerakyat Palestina. Lalu, Dampak buruk apalagi yang akan diterima oleh rakyat Palestina akibat tembok ... masyarakat internasional, PBB dan organisasi-organisasi

2825 Februari 2019

Assalamu’alaikum warahmatullâhi wabarakâtuh

Para sahabat buletin I-KNRP yang diberkahi Allah SWT. Alhamdulillah, pada awal bulan Maret tahun 2019 dan ditengah kepadatan KNRP dalam menjalankan aktivitas-aktivitasnya, dengan izin Allah, kami dapat kembali menerbitkan buletin I-KNRP edisi ke-28. Edisi kali ini InsyaAllah akan memberikan informasi-informasi dari KNRP dan Palestina.

Rubrik informasi Palestina dimulai dari wilayah Gaza. Statistik di Gaza menunjukkan angka pengangguran terus meningkat disebabikan kondisi krisis yang dan sulitnya akses lapangan pekerjaan di Jalur Gaza. Selain itu, terdapat juga kabar mengenai zionis israel memanfaatkan dukungan AS untuk membagi masjid Al-Aqsha, sebagai langkah yahudisasi masjid suci ketiga umat islam ini. Informasi terakhir ditutup dengan kabar aksi warga Palestina membela masjid Al-Aqsha akibat penutupan mushola pintu Al-Rahmah.

Kajian utama edisi ini yaitu Tembok Rasial: Penjara Lain Rakyat Palestina. Sebuah bentuk penjara terbesar yang dibangun zionis israel pada saat ini, dengan dalih menjaga keamanan israel. Namun faktanya, tembok rasial ini mengurung masyarakat Palestina, terutama di Tepi Barat dan Al-Quds. Tidak sekedar mengurung, bahkan tembok rasial juga menghancurkan berbagai bidang kehidupan rakyat Palestina, khususnya bidang ekonomi, sosial, sumber daya alam hingga , hasil pendapatan rakyat Palestina. Lalu, Dampak buruk apalagi yang akan diterima oleh rakyat Palestina akibat tembok rasial israel?

Pembaca Edisi I-KNRP yang dirahmati Allah, KNRP dalam mensukseskan visinya sebagai lembaga kemanusiaan yang kokoh dalam membantu rakyat Palestina. KNRP telah melantik pengurus wilayah Sulawesi Tengah di Luwuk, Sulawesi Tengah. Di hari lainnya, Kami juga menggelar seminar kepalestinaan dengan tema “Normalisasi Hubungan Negara Muslim dengan Entitas Zionis”. Kedua informasi ini dapat ditemui secara lengkap di rubrik Info KNRP. Seluruh informasi diatas dapat kita baca pada buletin I-KNRP edisi kali ini. Untuk update informasi, silahkan ikuti media sosial KNRP melalui Twitter, Facebook dan Instagram, dengan akun InfoKNRP dan Website www.knrp.org. Mari pupuk terus harapan, dengan diiringi senyuman untuk menggapai masa depan Palestina yang lebih baik. Hope, Smile, Future.

Selamat membaca.....

Wassalamu’alaikum warahmatullâhi wabarakâtuh

Data Statistik 2018: Angka Pengangguran di Gaza Terus MeningkatGaza - Tingkat pengangguran di Jalur Gaza meningkat drastis pada tahun 2018 hingga mencapai 52% dibandingkan pada tahun 2017 yaitu 44%, Biro Pusat Statistik Palestina (PCBS) melaporkan dalam survei angkatan kerja terbaru tahun 2018.PCBS menyebutkan ada peningkatan signifikas sebesar 26% dalam hal pertisipasi perempuan di dalam dunia kerja di Gaza pada tahun 2018. PCBS mencatat bahwa rata-rata jam kerja dalam satu pekan yang digunakan oleh karyawan di Jalur Gaza yaitu 37,3 jam dan jumlah hari kerja dalam satu bulan adalah 22,6 hari.Menurut PCBS, 70% orang adalah karyawan, 26% adalah wiraswasta dan pengusaha, sementara 4% adalah anggota keluarga yang tidak menerima upah. Disamping itu, setengah dari jumlah karyawan di sektor swasta bekerja tanpa adanya kontrak apa pun, dimana 25% dari mereka ini mendapatkan dana pensiun. Setengah dari jumlah karyawan tersebut adalah wanita (43%).PCBS menambahkan 30% karyawan di sektor swasta mendapatkan gaji dibawah upah minimun, Upah minimum di Palestina yaitu 1.450 shekel (396 dolar AS). Di sektor anak-anak, 4% anak-anak dibawah umur 10 tahun hingga 17 tahun merupakan pekerja di Jalur Gaza. (wm/knrp) palestinechronicle.com (14/2/2019)

Page 2: Menlu Palestina - knrp.org filerakyat Palestina. Lalu, Dampak buruk apalagi yang akan diterima oleh rakyat Palestina akibat tembok ... masyarakat internasional, PBB dan organisasi-organisasi

02

Menlu Palestina: Israel Manfaatkan Dukungan

AS Untuk Membagi Masjid Al-AqshaPalestina - Menteri Luar Negeri Palestina menyatakan bahwa otoritas penjajah israel terus memanfaatkan dukungan penuh AS atas kebijakan kolonialismenya, di dalam penerapan rencana-rencana dan proyek-proyek yahudisasi di Al-Quds terjajah.

Rencana-rencana yang dilakukan penjajah bertujuan untuk menguatkan pembagian waktu di masjid Al-Aqsha hingga tercapainya penerapan pembagian tempat, tegasnya.

“Peningkatan aktivitas Masjid Suci al-Aqsha yang dilakukan oleh zionis israel melawan kredibilitas masyarakat internasional, PBB dan organisasi-organisasi yang kompeten. Israel juga menguji kemampuan dan keinginan mereka untuk memikul tanggungjawab hukum maupun moral dalam memberikan perlindungan bagi bangsa kami, dari pelanggaran-pelanggaran dan kejahatan-kejahatan zionis israel yang terus berlanjut,” tambahnya.

Pejabat Hubungan Masyarakat dan Media Wakaf Islam, Firas Al-Dabs mengutarakan polisi israel sejak beberapa saat lalu mulai mengangkat rantai-rantai besi, gembok-gembok dan gerbang besi eksternal di “gerbang al-Rahmah” dan tetap menutup daerah tersebut. (wm/knrp) qudspress.com (19/2/2019)

Seruan Aksi Tolak Penutupan Pintu

Ar-Rahmah di Al-AqshaAl-Quds - Kondisi sangat tegang terjadi di masjid Suci Al-Aqsha sejak siang hingga sore, Senin (18/2/2019), setelah penyerangan dan penangkapan yang dilakukan

polisi israel kepada para jamaah Palestina di Masjid Al-Aqsha. Penyerangan polisi israel ini bertepatan saat penutupan gerbang-gerbang masjid Al-Aqsha.“Suasana di Masjid Al-Aqsha masih dipenuhi ketegangan, dimana personil-personil pasukan israel menyebar diantara sisi masjid Al-Aqsha. Israel juga memperketat proseduralnya di gerbang-gerbang masjid Al-Aqsha selama pemeriksaan identitas jamaah yang masuk ke masjid Al-Aqhsa,” menurut koresponden Quds Press.“Sebagian kecil jamaah dapat melakukan sholat ashar di pelataran gerbang Al-Rahma, dimana tempat israel menyerang para jamaah pada Senin sore. Sementara itu, sebagian besar dapat melakukan sholat isya di tempat lain dan di gerbang Al-ribath dalam waktu yang singkat,” tambahnya. “Para jamaah yang ditangkap di dalam Masjid Al-Aqsha pada waktu Senin siang masih dalam penyelidikan di markas kepolisian israel di kota Al-Quds terjajah. Petugas Administrasi Wakaf Islam, Nazmiyah Bakirat dibebaskan dengan syarat diusir dari Masjid Al-Aqsha selama 15 hari,” pungkasnya.Pada tahun 2003, Irjen polisi israel telah memutuskan menutup “gerbang Al-Rahma” dengan alasan adanya “organisasi teroris” yang disebut “Komite Warisan” yang tidak ada secara permanen di tempat tersebut. Polisi terus memperbaharui keputusan penutupan meskipun pihak Administrasi Wakaf Islam terus menuntut agar keputusan ini dibatalkan. Selama tahun 2017, kepolisian israel menanggapi tuntutan itu dengan mengalihkannya ke Mahkamah israel dan mengajukan gugatan kepada Administrasi Wakaf Islam, “Komite Warisan” serta penggugatnya berdasarkan “hukum anti-teror”. Hakim israel juga memutuskan menutup “gerbang Al-Rahma hingga pemberitahuan lebih lanjut. (wm/knrp)qudspress.com (18/2/2019)

Page 3: Menlu Palestina - knrp.org filerakyat Palestina. Lalu, Dampak buruk apalagi yang akan diterima oleh rakyat Palestina akibat tembok ... masyarakat internasional, PBB dan organisasi-organisasi

03

Tembok Rasial: Ancaman Lain Bagi Rakyat PalestinaPernah mendengar tentang tembok Berlin? Sebuah tembok pembatas terbuat dari beton yang dibangun oleh Republik Demokratik Jerman (Jerman Timur) yang memisahkan Berlin Barat dan Berlin Timur serta wilayah Jerman Timur lainnya. Tembok ini mulai dibangun pada 13 Agustus 1961. Pemerintah Jermah Timur saat itu mengklaim bermaksud untuk melindungi warganya. Namun, pada praktiknya, ternyata tembok ini digunakan untuk mencegah semakin besar larinya penduduk Berlin Timur ke Berlin Barat, (wilayah Jerman Barat). Itulah salah satu sejarah tembok yang dibenci oleh Bangsa Jerman karena membatasi kebebasan gerak mereka. Hampir 30 tahun tembok itu bertahan, akhirnya diruntuhkan dan menjadi pembuka jalan terbentuknya Reunifikasi Jerman pada 3 Oktober 1990. Tembok pembatas itu memiliki tinggi tak sampai 4 meter sepanjang + 155 km.

Jerman dan negara-negara Eropa di sekitarnya telah sadar bahwa keberadaan tembok tersebut menyengsarakan kehidupan sosial mereka.

Kisah pembangunan tembok pembatas ini ternyata terulang kembali. Di zaman yang serba terbuka dan tanpa batas justru tembok-tembok rasial ini dibangun. Kali ini pelakunya adalah Zionis Israel.

Tembok rasial ini di Wilayah Tepi Barat dan sekitarnya tak kurang dari 770 km2. Mereka juga mendirikan tembok sepanjang 142 km2 mengelilingi al-Quds. Tinggi tembok ini dua kali lipat tinggi tembok Berlin, bisa mencapai 8 sampai 9 meter.

Tembok tersebut dibangun dengan alasan keamanan seperti yang diklaim oleh pemerintah Israel. Mereka menyebut untuk melindungi pangkalan militer dan pemukiman sipil.

Namun, sesungguhnya tembok tersebut didirikan untuk mengurung dan memuluskan rencana aneksasi dan pencaplokan terhadap kota suci al-Quds. Karena, penduduk Palestina yang bermukim di al-Quds menjadi pihak yang sangat sengsara dan dirugikan oleh keberadaan tembok ini. Akses mereka memasuki kota suci menjadi sulit. Anak-anak sekolah, para guru, dan

para pekerja harus berjalan memutar untuk sampai di tempat sekolah dan kerja mereka. Sebagian tak punya pilihan harus menembus kemustahilan berhadapan dengan tentara-tentara Israel setiap hari, diperlakukan tak manusiwai, dicurigai dan diintimidasi setiap hari dua kali.

Tembok rasial tersebut mengucilkan 733 km2 wilayah di tepi barat yang diambil alih dan dijajah Israel. Tepatnya sekitar 12.9% dari keseluruhan Tepi Barat. Dan ada sekitar 47% dari 348 km2 tanah pertanian yang dikurung dan dikucilkan.

Pembangunan tembok ini tak hanya dilakukan pada batas wilayah jajahan Israel di tahun 1948 saja, namun Pemerintah Israel merencanakan pada wilayah 1967. Perencanaan terbaru tersebut sudah setengah lebih direalisasikan.

Rakyat Palestina yang terkena dampak langsung pembangunan tembok rasial ini. Mereka terpisah-pisah dan terhalangi untuk memasuki wilayah Palestina di tempat lain.

Dalam kasus tertentu terdapat beberapa penduduk yang terkepung rapat dikelilingi tembok, sehingga tak mendapatkan akses untuk berinteraksi dengan orang Palestina di wilayah Palestina, apalagi dengan orang Palestina di wilayah penjajahan.

Israel semakin menguasai sumber daya alam Palestina. 80% lebih sumber air berada di tangan Israel. Sehingga indutsri perkebunan zaitun Palestina melorot tajam. Belum lagi sektor jasa dan pendidikan sangat dirugikan. Berapa banyak orang harus memutar setiap hari untuk sampai di sekolahnya, bekerja di tempat kerjanya, termasuk akses ke pelayanan publik dan kesehatan.

Tembok pembatas tersebut sangat menyengsarakan, membunuh bangsa Palestina pelan-pelan. Israel telah membuat penjara terbesar di dunia dengan memblokade Gaza lebih dari 10 tahun. Kini, mereka menyiapkan penjara lebih besar lagi dengan membangun tembok rasial yang menjulang tinggi, sementara itu pembangunan pemukiman ilegal terus berjalan tak menggubris kritikan dunia internasional.

(Saiful Bahri)

Page 4: Menlu Palestina - knrp.org filerakyat Palestina. Lalu, Dampak buruk apalagi yang akan diterima oleh rakyat Palestina akibat tembok ... masyarakat internasional, PBB dan organisasi-organisasi

04

Pengurus KNRP Sulawesi Tengah Resmi DilantikLuwuk – Dalam rangka membenahi organisasi kemanusiaan, Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) wilayah Sulawesi Tengah melantik pengurus KNRP Sulawesi Tengah dan memberikan pembekalan pada hari Sabtu (9/2/2019) di Luwuk, Banggai. Ketua Umum KNRP Suripto hadir memberi motivasi dihadapan puluhan peserta acara pelantikan dan pembekalan pengurus.Suripto mengungkapkan, melalui pelantikan dan pembekalan pengurus, menjadikan kerja-kerja Kepalestinaan terus dilakukan oleh generasi-generasi berikutnya. “Karenanya obor perjuangan Palestina harus tetap menyala,” tegasnya.Turut hadir perwakilan Bupati Banggai, Asisten Bupati Bidang Rekayasa Sosial, Hasanuddin Idris yang

memberikan sambutan juga dikalungkan syal Palestina oleh Suripto. Ketua KNRP wilayah Sulawesi Tengah yang baru dilantik Mahmud Yunus, mengungkapkan optimismenya untuk terus bergerak membantu saudara muslim Palestina yang masih terjajah.“Berharap besar melalui pelantikan dan pembekalan ini kita di Sulawesi Tengah bisa membantu warga Palestina baik di Pengungsian maupun di Palestina,” ujar Mahmud Yunus usai pembacaan ikrar pengurus.Pada Ahad (10/2/2019), acara dilanjutkan dengan pembekalan pengurus KNRP wilayah Sulteng oleh Ketua Bidang Administrasi dan Kewilayahan KNRP Bapak Riyanto yang didampingi Ketua Bidang Keuangan KNRP Bapak Ari Ahmad Rifai. (yp/knrp)

Kajian Palestina, Mengenal Normalisasi Hubungan Negara Muslim dengan Entitas Zionis

Jakarta – Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) bidang Sosial Edukasi dan Program menggelar kegiatan seminar Palestina bagi bertema Kontroversi Normalisasi Hubungan Negara Muslim dengan zionis israel pada hari Kamis (14/2/2019). Bertempat di Kantor KNRP, Jalan Jabir 11 B, Ragunan, Jakarta, sebanyak 34 mahasiswa hadir menyimak pemaparan dari pemateri Sayugo Harun Harhara, S.Sos, Penulis Karya Ilmiah berjudul “Analisa Kebijakan Israel Terkait Normalisasi Hubungan Diplomatik dengan Turki” dan Wadil Muqoddasi Tuwa, Peneliti Hubungan Normalisasi Arab-Israel dan Divisi Kajian Informasi KNRP Pusat.Turut membuka kajian, Penasihat KNRP Ustadz Saiful Bahri yang mengapresiasi semangat mahasiswa dalam mengikuti kajian sebagai penguat pemahaman tentang Palestina. Menyinggung materi Normalisasi, Ustadz Saiful mengatakan

Normalisasi merupakan memperbaiki hubungan antar dua negara.“Bentuk normalisasi seperti kunjungan tokoh ke entitas zionis, adanya perwakilan negara, hubungan kamar dagang sampai hubungan diplomatik ada duta besar. Normalisasi itu sangat luas,” kata Ustadz Saiful Bahri.Indonesia sambung ustadz Saiful, perlu mencontoh salah satu negara tetangga. Malaysia tidak mau terjebak dan secara tegas menolak mengeluarkan izin imigrasi untuk atlet israel bertanding di salah satu ajang di Malaysia. Hal ini semata-mata sebagai bentuk dukungan perjuangan rakyat Palestina, dan menolak mengakui entitas zionis sebagai negara israel.“Kita harus paham perjuangan ke Palestina, salah satunya diplomasi/politik,” tambah Ustadz Saiful.Hadir juga Ketua Bidang Sosialisasi Edukasi, Salman Alfarisi menyampaikan sambutannya. KNRP berharap melalui seminar Palestina bisa muncul dari mahasiswa pandangan luas dan bisa melihat persoalan Palestina secara keseluruhan. Semoga melalui kegiatan ini, mahasiswa bisa membantu persoalan yang ada di Palestina melalui pemikiran dan pemahaman yang baik. (yp/knrp)