MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA tentang PERKALIAN PECAHAN dengan GARIS BILANGAN

16
MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA tentang PERKALIAN PECAHAN dengan GARIS BILANGAN Eka Agus Setia Ningsih JURUSAN TADRIS MATEMATUKA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) TULUNGAGUNG [email protected] ABSTRAK Makalah dengan judul “Meningkatkan Pemahaman Siswa tentang Perkalian Pecahan dengan Garis Bilangan” ini ditulis oleh Eka Agus Setia Ningsih dibina oleh Beni Asyhar, S.Si, M.Pd. Kata kunci :Garis Bilangan, Metode Ceramah Makalah ini dilatar belakangi oleh peserta didik yang seringkali kesulitan dalam memahami dan mengaitkan konsep matematika pada pokok bahasan perkalian pecahan. Rumusan masalah dalam penulisan ini adalah ” Apa saja faktor yang menyebabkan siswa SMP melakukan kesalahan dalam menyelesaiakan soal tentang bilangan pecahan dan Bagaimana upaya guru untuk mengatasi kesalahan dalam menyelesaikan soal tentang bilangan pecahan tersebut?‟‟ Adapun tujuan penulisan ini adalah “Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa melaukan kesalahan dalam menyelesaikan soal pada materi pecahan dan untuk mengetahui upaya guru dan siswa dalam mengatasi kesalahan menyelesaikan soal matematika pada materi pecahan.

description

Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Seminar Problematika Pembelajaran Matematika yang Dibina oleh Beni Asyhar, S.Si., M.Pd.

Transcript of MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA tentang PERKALIAN PECAHAN dengan GARIS BILANGAN

  • MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA tentang

    PERKALIAN PECAHAN dengan

    GARIS BILANGAN

    Eka Agus Setia Ningsih

    JURUSAN TADRIS MATEMATUKA

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

    (IAIN) TULUNGAGUNG

    [email protected]

    ABSTRAK

    Makalah dengan judul Meningkatkan Pemahaman Siswa tentang Perkalian Pecahan dengan Garis Bilangan ini ditulis oleh Eka Agus Setia Ningsih dibina oleh Beni Asyhar, S.Si, M.Pd. Kata kunci :Garis Bilangan,

    Metode Ceramah

    Makalah ini dilatar belakangi oleh peserta didik yang seringkali kesulitan

    dalam memahami dan mengaitkan konsep matematika pada pokok bahasan

    perkalian pecahan.

    Rumusan masalah dalam penulisan ini adalah Apa saja faktor yang menyebabkan siswa SMP melakukan kesalahan dalam menyelesaiakan soal

    tentang bilangan pecahan dan Bagaimana upaya guru untuk mengatasi kesalahan

    dalam menyelesaikan soal tentang bilangan pecahan tersebut? Adapun tujuan penulisan ini adalah Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa melaukan kesalahan dalam menyelesaikan soal pada materi pecahan dan untuk

    mengetahui upaya guru dan siswa dalam mengatasi kesalahan menyelesaikan soal

    matematika pada materi pecahan.

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Sejak manusia menghendaki kemajuan dalam kehidupan, sejak

    itulah timbul gagasan untuk melakukan pengalihan, pelestarian, dan

    pengembangan kebudayaan melalaui pendidikan. Oleh karena itu, dalam

    sejarah pertumbuhan masyarkat, pendidikan senantiasa menjadi perhatian

    utama dalam rangka memajukan kehidupan generasi sejalan dengan

    tutntutan masyarakat (M.Arifin, 2003:1).

    Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

    suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

    mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

    keagamaan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

    masyarakat, Bangsa dan Negara.

    Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari

    perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam

    berbagai disiplin dan mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan

    pesat di bidang TIK dewasa ini juga dilandasi oleh perkembangan

    matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluan dan

    matematika diskrit. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa

    mendatang, diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

    Matematika juga berperan penting dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai

    bentuk simbol, rumus, teorema, dalil dan konsep digunakan untuk

    membantu perhitungan, pengukuran, penilaian, dan sebagainya. Karena

    pentingnya matematika dalam kehidupan sehari-hari, tidak heran di

    Indonesia mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi bahkan

    sekarang pada play group diberikan pelajaran matematika untuk

    membekali peserta didik untuk berfikir secara logis, analisis, sistematis,

    teoristis, kreatif dan bekerja sama.

    Siswa diharapkan mampu menguasai pelajaran matematika agar

    tujuan pendidikan nasional dapat dicapai. Oleh karena itu siswa harus

  • belajar matematika dengan tekun. Seseorang dikatakan belajar jika terjadi

    suatu perubahan.(Herman Hudojo, 1988:1) Perubahan sebagai proses

    belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti berubah

    pengetahuannnya, pemahamnnya, dan penerimaanya, dan lain-lain aspek

    yang ada pada diri individu.

    Pembelajaran matematika di sekolah tidak bisa terlepas dari sifat-

    sifat matematika yang bersifat abstrak. Oleh karena itu banyak siswa yang

    tidak suka dengan pelajaran matematika. Dimana ketidaksukaan

    matematika mengakibatkan siswa yang tidak mau dan enggan dalam

    mempelajari matematika. Akibatnya siswa mengalami kesulitan dalam

    mengerjakan soal matematika.

    Kesulitan dalam mengerjakan soal matematika yang berhubungan

    dengan perkembangan mencakup gangguan motorik dan persepsi,

    kesulitan dalam mengerjakan soal matematika akademik menunjuk pada

    adanya kegagalan-kegagalan pencapaian prestasi akademik yang sesuai

    dengan kapasitas yang diharapkan.

    Kesuliatan kesulitan tersebut dapat dilihat dari ketidakmampuan

    siswa dalam menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru, sehingga siswa

    melakukan kesalahan. Siswa yang melakukan kesalahan menafsirkan

    konsep, istilah, dan prinsip kurang tepatdalam menggunakan rumus untuk

    menjawab suatu permasalahan. Selain itu juga kesalahan yang

    berhubungan dengan sistematika penyelesaian soal, kesalahan karena tidak

    melanjutkan langkah-langkah penyelesaian. Akibatnya dari kesalahan-

    kesalahan tersebut hasil belajar mereka masih kurang, yakni nilainya di

    bawah standart kriteria minimum yang ditetapkan oleh pihak sekolah.

    Kejadian seperti itu terjadi pada siswa SMP di dalam materi

    pecahan ini siswa diajarkan mengenai pengertian, operasi hitung dalam

    pecahan khususnya perkalian pecahan. Pada materi pecahan ini siswa

    dituntut untuk benar-benar menguasai materi yang diberikan, karena

    materi pecahan ini merupakan materi yang pernting dalam kehidupan.

    Dalam kenyataan siswa kurang mampu memahami dan menguasai materi

    pecahan, sehingga banyak siswa yang melakukan kesalahan dalam

  • menyelesaikan soal matematika yang berhubungan dengan konsep materi

    pecahan. Diantara kesalahan siswa dalam materi pecahan yaitu :1) Siswa

    sulit dalam mempelajari konsep perkalian pecahan dengan bilangan asli, 2)

    Siswa sulit dalam mempelajari konsep perkalian bilangan asli dengan

    pecahan.

    Karena banyak siswa yang melakukan kesalahan di dalam

    menyelesaikan soal matematika perlu adanya sebuah strategi pembelajaran

    yang dapat menarik siswa untuk meningkatkan pemahaman siswa,

    sebelum meningkatkan pemahaman, perlu adanya sebuah peningkatan

    motivasi siswa untuk tidak menyepelekan suatu materi yang ada dalam

    Matematika, karena matematika itu adalah ilmu abstrak yang semuanya

    membutuhkan urutan konsep yang teratur. Untuk menunjang dan

    mengatasi kesulitan siswa tersebut peneliti memberikan usulan strategi

    pembelajarannya dalah dengan metode ceramah dengen menggunakan

    garis bilangan. Penggunaan metode ceramah yang cocok dan menarik

    dapat meningkatkan motivasi dan menurunkan kebosanan peserta didik

    dalam materi tersebut, peserta didik akan lebih memperhatikan dan cepat

    memahami urutan konsep, definisi, dan penyelesaian masalah.

    Jadi untuk mengatasi masalah yang dihadapi siswa di atas, dalam

    makalah ini akan disusun pengaruh penggunaan metode ceramah dengan

    garis bilangan untuk materi perkalian pecahan dengan bilangan asli atau

    sebaliknya. Dengan metode ceramah dengan menggunakan garis bilangan

    siswa diharapkan memiliki motivasi untuk segera menyelesaikan soal dan

    mengaplikasikannya dalam garis bilangan tersebut. Oleh karena itu penulis

    akan mengambil judul meningkatkan pemahaman siswa tentang perkalian

    pecahan.

    B. RUMUSAN MASALAH

    1. Apa saja faktor yang menyebabkan siswa SMP melakukan kesalahan

    dalam menyelesaiakan soal tentang bilangan pecahan?

    2. Bagaimana upaya guru untuk mengatasi kesalahan dalam

    menyelesaikan soal tentang bilangan pecahan tersebut?

  • C. TUJUAN MASALAH

    1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa melaukan

    kesalahan dalam menyelesaikan soal pada materi pecahan.

    2. Untuk mengetahui upaya guru dan siswa dalam mengatasi kesalahan

    menyelesaikan soal matematika pada materi pecahan.

    D. MANFAAT PENELITIAN

    1. Siswa : untuk membantu mengatasi kesalahan yang sering dilakukan

    dalam menyelesaikan soal matematika yang berhunbungan dengan

    pecahan khususnya dalam perkalian, membangkitkan minat dan

    motivasi belajar pada siswa serta membantu pemahman siswa menjadi

    lebih baik.

    2. Guru : memberikan saran kepada guru untuk mengetahui strategi

    mengajar yang menarik pada kesalahan siswa dalam mengerjakan soal

    pecahan dengan metode ceramah dengan menggunakan garis bilangan.

    3. Sekolah : sebagai bahan masukan untuk mempertimbangkan dalam

    mengambil kebijakan dan pembelajaran keilmuan matematika dan

    strategi yang harus dihgunakan.

    4. Peneliti : untuk menambah pengalaman dan wawasan ilmu

    pengetahuan dalam melaksanakan penelitia

  • BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Media Dalam Pembelajaran

    1. Pengertian media dalam pembelajaran

    Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk

    dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.

    Selain itu, kata media juga berasal dari bahasa latin yang merupakan

    bentuk jamak dari kata medium. Gerlach dan Ely (1971) mengatakan

    bahwa media apabila dipahami secara garis besar, merdia adalah

    manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi agar siswa

    mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap. Guru, buku

    teks dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus,

    pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan

    sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronik untuk menangkap,

    memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.1

    Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

    media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan

    untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran,

    persaan perhatian dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong

    proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan belajar.

    2. Fungsi media dalam pembelajaran

    Penggunaan media pembelajaran dapat membantu

    meningkatkan pemahaman dan daya serap siswa terhadap materi

    pelajaran yang dipelajari. Berikut ini fungsi-fungsi dari penggunaan

    media pembelajaran menurut Asnawir dan Usman (2002) :

    a. Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan membantu

    memudahkan mengajar bagi guru.

    b. Memberikan pengalaman lebih nyata.

    c. Semua indra siswa dapat diaktifkan

    1Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan...,hal. 6

  • d. Lebih menarik perhatian dan minat murid dalam belajar.

    Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media

    pembelajaran dengan proses belajar mengajar dapat membangkitkan

    keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan

    rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh-

    pengaruh psikologis terhadap siswa.2

    Dari uraian di atsa dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi

    media dalam pembelajaran yaitu untuk membangkitkan motivasi dan

    minat siswa sekaligus juga dapat membantu siswa dalam

    meningkatkan pemahaman terhadap materi yang disampaiakan oleh

    guru, sehingga memudahkan dalam proses belajar mengajar.

    B. Pengertian Metode Diskusi

    Metode diskusi merupakan interaksi antara siswa dan guru untuk

    menganalisis, memecahkan masalah, menggali atau memperdebatkan topik

    atau permasalahan tertentu.Jika metode diskusi ini digunakan guru harus:

    a. Menyediakan bahan atau topik yang didiskusikan

    b. Membimbing diskusi

    c. Sabar terhadap kelompok yang lambat dalam berdiskusi

    d. Melatih siswa dalam menghargai pendapat orang lain.

    Metode diskusi ini mempunyai beberapa kelemahan yaitu:

    a. Menyita waktu yang lumayan lama.

    b. Mempersyaratkan siswa memiliki latar belakang yang cukup tentang

    topik atau masalah yang didiskusikan.

    c. Tidak tepat digunakan pada tahap awal proses belajar apabila siswa

    baru diperkenalkan pada bahan pembelajaran baru.

    d. Apatis bagi siswa yang tidak berbiasa berbicara dalam forum.

    Kelemahan metode ini dapat menimbulkan penyimpangan dari

    pokok permasalahan.3 Jadi, untuk menetukan metode apa yang harus

    digunakan dalam proses belajar mengajar kita harus melihat dulu peserta

    didik agar proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pembelajaran.

    2Azhar Arsyad, Media Pembelajaran ..., hal.15

    3Hamdani, Strategi Belajar ..., hal. 159

  • C. Pembelajaran Menggunakan Bahan Ajar Berbasis Multimedia (

    Power Point)

    1. Bahan Ajar

    Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk

    membantu guru atau instruktur dalam melaksanakn kegiatan belajar

    mengajar. Bahan yang dimaksud berupa bahan tertulis maupun bahan

    tidak tertulis. Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat

    mempelajari suatu kompetensi-kompetensi dasar secara runtut dan

    sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua

    kompetensi secara utuh dan terpadu.4

    Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bahan

    ajar merupakan segala bentuk yang merupakan komponen pokok yang

    digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan proses belajar

    mengajar di dalam kelas.

    2. Multimedia

    Multimedia adalah media presentasi dengan menggunakan

    teks, audio, dan visual sekaligus. Multimedia adalah pemanfaatan

    komputer untuk membuat dan menggabungkan link tool yang

    memungkinkan pemakai untuk melakukan navigasi, berinteraksi,

    berkreasi, dan berkomunikasi.5

    Berdasarkan definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahawa

    pembelajaran berbasis multimedia adalah kegiatan pembelajran yang

    memanfaatkan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks,

    grafik, audio, gambar bergerak dengan meggunakan link dan tool

    yang memungkinkan pemakaian untuk melakukan navigasi,

    berinteraksi, berkreasi dan berkomunikasi.

    3. Microsoft Powerpoint

    Adalah sebuah program komputer untuk presentasi yang

    dikembangkan oleh Microsoft Windows dan Apple Mancintosh yang

    4 Majid Abdul, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2008), hal.173

    5Rusman, et, all, Pembelajaran berbasis teknologi dan Informasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo

    Persada,2012), hal.295

  • menggunakan sistem operasi Aplle Mac OS. Aplikasi ini sangat

    banyak digunkan oleh kalangan perkantoran, para guru, siswa dan

    masyarkat umum.6

    4. PowerPoint Sebagai Media Persentasi

    Program power point adlah salah satu soft ware yang

    dirancang khusus untuk menampilkan program multimedia dengan

    menarik, mudah dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan dan

    relative murah karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat

    untuk penyimpanan data.7

    Jadi pembelajaran menggunakn bahan ajar berbasis

    multimedia powerpoint merupakan proses kerjasama interaksi antara

    guru dengan siswa dalam memanfaatkan bahan ajar berbasis

    multimedia powerpoint yang dirancang khusus untuk mampu

    menampilkan atau menyajikan bahan ajar sehinnga mampu untuk

    mencapai bertambahnya pengetahuan dan ketrampilan siswa.

    6Ibid, hal.297

    7Ibid, hal.60

  • BAB III

    PEMBAHASAN

    A. Definisi Pecahan

    Pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk

    dimana a, b adalah bilangan bulat, b dan b bukan faktor dari a.

    Bilangan a disebut pembilang dan bilangan b disebut penyebut. 8

    B. Faktor yang menjadi sebab siswa SMP melakukan kesalahan dalam

    mengerjakan atau menyelesaiakan soal matematika materi pecahan

    1. Pengertian Kesalahan

    Kesalahan adalah perihal salah, kekeliruan. Kesalahan adalah

    penyimpangan terhadap hal-hal yang benar yang sifatnya sistematis,

    konsisten maupun insidental pada daerah tertentu.9 Sehingga dapat

    disimpulkan bahwa kesalahan adalah sesuatu yang tidak sesuai dengan

    prosedur atau aturan yang ada yang mempunyai sistem

    sistematis,konsisten dan insidental.

    Ada bermacam-macam kesalahan jenis kesalahan diantaranya

    adalah beberapa kesalahan yang dibuat siswa dalam belajar

    matematika adalah kesalahan konsep dan kesalahan operasi.

    Sedangkan menurut Lerner kesalahan umum yang dilakukan oleh

    anak berkesulitan belajar matematika adalah kekurangan pemahaman

    tentang simbol,nilai tempat, perhitungan, penggunaan proses keliru,

    dan tulisan yang tak terbaca. Ada empat kategori kesalahan yaitu

    kesalahan interpretasi bahasa, kesalahan konsep, kesalahan prosedur,

    kesalahan teknis, dan menarik kesimpulan. Kesalahan siswa dalam

    mengerjakan soal matematika adalah kesalahan terjemahan, kesalahan

    konsep, kesalahan strategi, kesalahan sistematika, kesalahan tanda,

    dan kesalahan hitung.

    8Sudirman dkk, Cerdas Aktif Matematika (Jakarta : Ganeca Exact, 2004), hal.34

    9Dep.Dik.Nas, Kamus Besar Indonesia...,hal.983

  • Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa macam-

    macam jenis kesalahan siswa yang dibuat dalam menyelesaikan soal

    matematika adalah sebagai berikut :

    a. Kesalahan fakta adalah kesalahan yang terkait dengan materi

    yang ada pada soal

    b. Kesalahan prinsip adalah kesalahan salah memahami prinsip atau

    menerapkan prinsip yang ada pada soal.

    c. Kesalahan hitung adalah kesalahan menghitung dalam operasi

    matematika.

    d. Kesalhan konsep adalah kesalahan dalam memahami gagasan

    abstrak

    e. Kesalahan prosedur adalah kesalahan yang berkenaan dengan

    langkah-langkah penyelesaian soal.

    f. Kesalahan tanda adalah kesalahan dalam memberi atau menulis

    tanda atau notasi matematika.

    g. Kesalahan strategi adalah kesalahan yang terjadi jika siswa

    memilih jalan yang tidak tepat yang mengarah ke jalan buntu.

    h. Kesalahan sistematik adalah kesalahan yang berkenaan dengan

    pemilihan yang salah teknis

    Kesalahan kesalahan yang dilakukan oleh siswa siswi,

    perlu kita analisa lebih lanjut agar kita mendapatkan gambaran

    tentang kelemahan-kelemahan siswa-siswa yang kita tes tadi.

    Dalam hal ini, analisa yang perlu kita lakukan terhadap

    kesalahan-kesalahan yang dibuat siswa-siswa ialah

    mengklasifikasikan kesalhan-kesalahan tersebut atas dasar

    kategori tertentu.10 Dengan demikian, pembelajaran dapat

    diarahkan pada perbaikan kesalahan-kesalhan tersebut.

    C. Upaya guru untuk mengatasi kesalahan dalam menyelesaikan soal

    matematika pada materi perkalian pecahan tersebut adalah

    10Wayan Nur Kancana dan Sumartana, Evaluasi Pendidikan , (Surabaya : Usaha Nasional

  • Mengajar ialah suatu proses interaksi antara guru dan siswa di

    dalam mana guru mengharapkan siswanya dapat nmenguasai pengetahuan,

    ketrampilan dan sikap yang benar-benar dipilih oleh guru.11

    Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku baik aspek

    jasmani maupun rohani yang didahului dengan usaha oleh yang

    bersangkutan.

    Dari uraian di atas dapat diambil pemahaman bahwa dalam belajar

    guru hanya sebagai mediator belajar di mana siswa harus aktif sebagai

    subyek belajar.

    Setelah diketahui maksud belajar dan mengajar, selanjutnya

    menguraikan tentang proses belajar matematika. Sebagaimana

    pembahasan sebelemnya matematika berkenaan dengan ide-ide terstruktur

    yang sangat hirarkis, sehinnga untuk mempelajari konsep B yang

    mendasarkan pada konsep A, seseorang perlu memahami lebih dulu

    konsep A. Tanpa memahami konsep A tidak mungkin orang itu

    memahami konsep B. Jadi kalau misalnya untuk memahami konsep

    perkalian, harus lebih dahulu memahami konsep penjumlahan. Karena

    konsep perkalian di dasarkan pada konsep penjumlahan. Misal lain, untuk

    memahami bilangan pecahan harus memahami terlebih dahulu tentang

    bilangan asli, karena bilangan pecahan didasarkan pada bilangan asli. Ini

    berarti, mempelajari matematika haruslah bertahap dan berurutan serta

    mendasarkan konsep pengalaman simbol-simbol itu.12

    Misalnya pada contoh berikut :

    1. Perkalian bilangan asli dengan pecahan

    Pada kasus ini perkalian dinyatakan dalam penjumlahan

    berulang. Misalnya untuk perkalian 2

    =

    =1 dinyatakan

    oleh gambar di bawah ini

    11Herman Hudojo, Pengembangan Kurikulum Matematika dan Pelaksanaanya di depan

    Kelas, (Surabaya: Usaha Nasional,1979), hal.107

    12

    Herman Hudojo, Strategi...,hal. 4

  • 0

    = 1

    Pada gambar di atas artinya adalah dengan menggunakan

    metode penjumlahan berulang, karena yang diminta 2 x maka solusi

    + tersebut adalah 2/2 atau 1.

    2. Perkalian pecahan dengan bilangan asli

    Misalnya perkalian

    2 dapat diselesaikan dengan terlebih

    dahulu memberi makna perkalian

    2 tersebut

    2 artinya dalah

    seperdua dari 2 sehingga diperoleh hasil akhir 1 sebagai jawabanya.

    Perkalian tersebut dapat diilustrasikan menggunakan garis bilangan

    berikut:

    0 1 2

    Pada gambar di atas 2 satuan dibagi menjadi 2 bagian yang

    berukuran sama, sehingga masing-masing panjangnya satu satuan.

    Karena yang ditanyakan adalah seperdua dari dua maka solusi dari

    masalah tersebut adalah 1

  • BAB IV

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk

    dimana a, b adalah bilangan bulat, b dan b bukan faktor dari a.

    Bilangan a disebut pembilang dan bilangan b disebut penyebut.

    Kesalahan kesalahan yang dilakukan oleh siswa siswi, perlu kita

    analisa lebih lanjut agar kita mendapatkan gambaran tentang kelemahan-

    kelemahan siswa-siswa yang kita tes tadi. Dalam hal ini, analisa yang

    perlu kita lakukan terhadap kesalahan-kesalahan yang dibuat siswa-siswa

    ialah mengklasifikasikan kesalhan-kesalahan tersebut atas dasar kategori

    tertentu. Dengan demikian, pembelajaran dapat diarahkan pada perbaikan

    kesalahan-kesalhan tersebut.

    Selanjutnya menguraikan tentang proses belajar matematika.

    Sebagaimana pembahasan sebelemnya matematika berkenaan dengan ide-

    ide terstruktur yang sangat hirarkis, sehinnga untuk mempelajari konsep

    B yang mendasarkan pada konsep A, seseorang perlu memahami

    lebih dulu konsep A. Tanpa memahami konsep A tidak mungkin

    orang itu memahami konsep B. Jadi kalau misalnya untuk memahami

    konsep perkalian, harus lebih dahulu memahami konsep penjumlahan.

    Karena konsep perkalian di dasarkan pada konsep penjumlahan. Misal

    lain, untuk memahami bilangan pecahan harus memahami terlebih dahulu

    tentang bilangan asli, karena bilangan pecahan didasarkan pada bilangan

    asli. Ini berarti, mempelajari matematika haruslah bertahap dan berurutan

    serta mendasarkan konsep pengalaman simbol-simbol itu.

    B. Saran

    Pada analisis ini penulis hanya mencoba memecahkan salah

    satu masalah yang dialami siswa di dalam pembelajaran matematika yang

    berkaitan dengan materi perkalian pecahan dengan menggunakan garis

  • bilangan. Jadi, paham tidaknya siswa tentang materi ini, penulis lebih

    menekaankan terhadap penerapan dengan metode garis bilangan ini dan

    cara menerangkan guru yang kurang baik

    Bagi pembaca, analisis ini bukanlah satu-satunya sumber cara

    untuk mengatasi permasalahan tersebut. Analisi ini hanya untuk membantu

    pembaca memberikan gambaran untuk memecahkan permasalahan yang

    ada di dalam kelas.

  • DAFTAR RUJUKAN

    Abdul Majid.2008. Perencanaan Pembelajaran.Bandung: PT Remaja

    Rosdakarya.

    Arifin.M.2003. Ilmu pendidikan Islam : Tinjauan Teoritis dan Praktis

    Berdasarkan Pendekatan interdisipliner,Jakarta: Bumi Aksara.

    Herman Hudojo.1979. Pengembangan Kurikulum Matematika dan

    Pelaksanaanya di depan Kelas,Surabaya: Usaha Nasional.

    Hudojo Herman.1988, Menagajar Belajar Matematika,Jakarta:P2LPTK.

    Kancana Wayan Nur dan Sumartana.1979. Evaluasi Pendidikan ,Surabaya :

    Usaha Nasional

    Masykur dan Fathani Halim.2007, Matematichal intelegence, Yogyakarta:

    Ar-Ruzz Media.

    Rusman.2012. Pembelajaran berbasis teknologi dan Informasi, Jakarta: PT

    Raja Grafindo Persada.

    Sudirman.2004. Cerdas Aktif Matematika , Jakarta : Ganeca Exact.