MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA...
Transcript of MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA...
MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING
BERNUANSA ISLAMI PADA MATERI POKOK PECAHAN
KELAS VII SEMESTER GASAL MTs. USWATUN HASANAH
MANGKANG SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
dalam Ilmu Pendidikan Matematika
Oleh :
KHANAFI
NIM : 073511014
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Khanafi
NIM : 073511014
Jurusan : Tadris
Prodi : Tadris Matematika
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya
saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 2 Desember 2011
Saya yang menyatakan,
Khanafi
NIM: 073511014
iii
iv
NOTA PEMBIMBING Semarang, 29 November 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu’alaikum wr. wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Meningkatkan Komunikasi Matematika melalui Model
Pembelajaran Problem Posing Bernuansa Islami pada
Materi Pokok Pecahan Kelas VII Semester Gasal MTs.
Uswatun Hasanah Mangkang Semarang Tahun Pelajaran
2011/2012
Nama : Khanafi
NIM : 073511014
Jurusan : Tadris
Prodi : Tadris Matematika
Saya memamndang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosyah.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Saminanto, S.Pd., M.Sc.
NIP. 19720604 200312 1 002
v
NOTA PEMBIMBING Semarang, 29 November 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu’alaikum wr. wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Meningkatkan Komunikasi Matematika melalui Model
Pembelajaran Problem Posing Bernuansa Islami pada
Materi Pokok Pecahan Kelas VII Semester Gasal MTs.
Uswatun Hasanah Mangkang-Semarang Tahun Pelajaran
2011/2012
Nama : Khanafi
NIM : 073511014
Jurusan : Tadris
Prodi : Tadris Matematika
Saya memamndang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosyah.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Drs. H. Abdul Wahid, M.
NIP. 19691114 199403 1
vi
ABSTRAK
Judul : Meningkatkan Komunikasi Matematika melalui Model Pembela-
jaran Problem Posing Bernuansa Islami pada Materi Pokok
Pecahan Kelas VII Semester Gasal MTs. Uswatun Hasanah
Mangkang Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012.
Penulis : Khanafi
NIM : 073511014
Penelitian ini berawal dengan adanya permasalahan di kelas VII MTs.
Uswatun Hasanah Mangkang Semarang yaitu rendahnya komunikasi
matematika peserta didik pada pembelajaran matematika khususnya pada
materi pecahan. Hal ini dikarenakan sulitnya peserta didik dalam melakukan
operasi pada bilangan pecahan dan banyaknya peserta didik yang salah dalam
menerjemahkan soal cerita pada materi pokok tersebut. Selain itu berdasarkan
pengamatan juga diperoleh fakta bahwa nilai peserta didik pada tahun
sebelumnya masih tergolong rendah dikarenakan kurangnya komunikasi
peserta didik pada saat pembelajaran matematika. Guru mengajar dengan
metode yang monoton sehingga proses komunikasi dalam pembelajaran
berjalan searah. Hal ini yang membuat komunikasi matematika peserta didik
tidak terbangun. Diharapkan pembelajaran melalui model pembelajaran
problem posing bernuansa islami akan meningkatkan komunikasi matematika
peserta didik pada materi pecahan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Implementasi model
pembelajaran problem posing bernuansa islami pada materi pokok pecahan
kelas VII semester gasal MTs. Uswatun Hasanah tahun pelajaran 2011/2012.
2) Apakah penerapan model pembelajaran problem posing bernuansa islami
pada materi pokok pecahan dapat meningkatkan komunikasi matematika
peserta didik kelas VII semester gasal MTs. Uswatun Hasanah Mangkang
Semarang tahun pelajaran 2011/2012.
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil subjek penelitian peserta didik
kelas VII MTs. Uswatun Hasanah Mangkang Semarang tahun pelajaran
2011/2012 sejumlah 30 peserta didik. Jenis penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus, masing-
masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan,
dan refleksi. Sedangkan teknik pengambilan data ada 4 metode yaitu
dokumentasi, wawancara, tes, dan observasi.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan komunikasi matematika
peserta didik melalui model pembelajaran problem posing bernuansa islami.
Hal ini terbukti adanya peningkatan pada pra siklus sebesar 35% dan siklus I
sebesar 48,1% menjadi 70,4% pada siklus II. Selain itu peningkatan
komunikasi matematika peserta didik juga mempengaruhi pada peningkatan
hasil belajar peserta didik kelas VII MTs. Uswatun Hasanah dari nilai rata-rata
pra siklus 50 dengan ketuntasan klasikal 41,7% menjadi 61 dengan
vii
ketuntasan klasikal 46,7% pada siklus I dan pada siklus II mengalami
peningkatan yaitu dengan rata-rata 78,5 dengan ketuntasan klasikalnya
mencapai 83,3%.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut peneliti mengambil kesimpulan bahwa
pembelajaran matematika melalui model pembelajaran problem posing
bernuansa islami dapat meningkatkan komunikasi matematika peserta didik
kelas VII MTs. Uswatun Hasanah Mangkang Semarang khususnya pada
materi pecahan
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, taufiq, inayah dan bimbingan serta kekuatan lahir
batin kepada diri peneliti, sehingga dalam penyusunan tugas akhir perkuliahan
berupa skripsi dapat terselesaikan sebagaimana mestinya melalui proses yang
panjang. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW sebagai suri teladan yang baik bagi seluruh umat.
Penelitian yang berjudul “Meningkatkan Komunikasi Matematika melalui
Model Pembelajaran Problem Posing Bernuansa Islami pada Materi Pokok
Pecahan Kelas VII Semester Gasal MTs. Uswatun Hasanah Mangkang Semarang
Tahun Pelajaran 2011/2012” pada dasarnya disusun untuk memenuhi tugas akhir
perkuliahan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo Semarang. Oleh karena itu karya ilmiah ini merupakan
kulminasi-formal akademik, selain untuk memenuhi kewajiban akademik juga
sebagai wahana pengembangan ilmu pengetahuan, dan solusi dunia kependidikan.
Penulis mencurahkan segala kemampuan untuk menyelesaikan karya tulis
ini, penulis juga memiliki rasa keingintahuan yang besar karena dianugerahi akal
oleh sang Maha Pencipta. Penulis sadar sebagai insan biasa tentu memiliki banyak
kekurangan, kelemahan dan tentunya juga jauh dari kesempurnaan,
Dalam proses penyusunan penelitian tersebut, peneliti banyak mendapatkan
bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, oleh karena itu izinkan
peneliti untuk mengucapkan terima kasih kepada hamba-hamba Allah yang mulia
yang telah membantu peneliti sehingga karya sederhana ini menjadi kenyataan
bukan angan-angan belaka. Peneliti mengucapkan terima kasih yang tak terhingga
kepada:
1. Dr. Suja’i, M. Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
2. Drs. Wahyudi, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Tadris Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang.
ix
3. Saminanto,S.Pd.,M,Sc. selaku Pembimbing I (Bidang Materi) yang telah
berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya dengan sabar
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Drs. Abdul Wahid, M.Ag., selaku Pembimbing II (Bidang Metodologi), yang
juga telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya dengan teliti
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Segenap Dosen IAIN Walisongo Semarang khususnya para Dosen di Jurusan
Tadris Matematika yang telah membimbing, mendidik dan memberikan
pencerahan untuk selalu berpikir kritis-edukatif, transformative-inovatif
dalam menggali ayat-ayat qauliyah dan kauniyyah selama menimba ilmu di
kampus IAIN Walisongo Semarang.
6. KH. Mustaqim Husnan, KH. Thohir Husnan dan KH. Nur Asyikin Aziz
beserta keluarga selaku pengasuh PPS Uswatun Hasanah. Terima kasih atas
doa yang diberikan sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
7. Ina Rotul Uliya, S.Pd., selaku Kepala Sekolah MTs. Uswatun Hasanah
Mangkang yang telah memberikan izin kepada peneliti dalam menyelesaikan
penelitian ini dan Siti Alqomah, S.Pd., selaku Guru Mata Pelajaran
Matematika kelas VII MTs. Uswatun Hasanah Mangkang yang telah
memberikan motivasi dan banyak membantu dalam penelitian ini.
8. Teman seperjuangan Tadris Matematika 2007 yang senantiasa menjadi
penyemangat penulis dan kawan-kawan di HIMATIKA IAIN Walisongo
Semarang yang selalu mendoakan dan memberi semagat kepada penulis.
Semarang, 1 Desember 2011
Penulis
Khanafi
NIM.073511014
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ iii
ABSTRAK ...................................................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN.......................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL............................................................................................... xii
DAFTAR GRAFIK............................................................................................ xiii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1
B. Rumusan Masalah.................................................................... ... 3
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 4
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka .......................................................................... 6
1. Pembelajaran Matematika .................................................... 6
2. Model Pembelajaran Problem Posing .................................. 10
3. Komunikasi Matematika ...................................................... 13
4. Materi Pokok Pecahan ......................................................... 15
5. Aplikasi Materi Pecahan dengan Model Pembelajaran
Problem Posing Bernuansa Islami ....................................... 20
B. Kerangka Berfikir ..................................................................... 21
C. Hipotesis Tindakan .................................................................. 23
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ......................................................................... 24
B. Materi Penelitian....................................................................... 24
C. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 25
xi
D. Pelaksana dan Kolabolator ....................................................... 27
E. Rancangan Penelitian ............................................................... 27
1. Pra Siklus .......................................................................... 28
2. Siklus I .......................................................................... 28
3. Siklus II .......................................................................... 30
F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 33
G. Teknik Analisis Data ................................................................ 34
H. Indikator Pencapaian ................................................................. 35
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Madrasah .................................................... 36
1. Sejarah Berdirinya Madrasah ............................................. . 36
2. Identitas Sekolah ............................................................. 38
3. Daftar Guru Tahun Pelajaran 2011/2012 .......................... 38
B. Hasil PeneIitian ....................................................................... 38
1. Pra siklus ......................................................................... 38
2. Siklus I ........................................................................ 39
3. Siklus II ......................................................................... 45
C. Pembahasan ............................................................................. 49
1. Pra Siklus .......................................................................... 49
2. Siklus I .......................................................................... 51
3. Siklus II .......................................................................... 54
BAB V : PENUTUP
A. Simpulan .................................................................................. 57
B. Saran ........................................................................................ 57
C. Penutup..................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 59
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
SURAT KETERANGAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jadwal Penelitian ........................................................................ 25
Tabel 2 Komunikasi Matematika Peserta Didik Th.2010/2011 ................ 49
Tabel 3 Hasil Penelitian Pra Siklus .......................................................... 50
Tabel 4 Perbandingan Hasil Penelitian Pra Siklus dan Siklus I ................ 52
Tabel 5 Perbandingan Hasil Penelitian Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II . 55
xiii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 Komunikasi Matematika Peserta Didik Pra Siklus ..................... 50
Grafik 2 Nilai Rata-rata Kelas Pra Siklus ................................................ 51
Grafik 3 Ketuntasan Belajar Klasikal Pra Siklus ...................................... 50
Grafik 4 Perbandingan Komunikasi Matematika Peserta Didik Pra Siklus
dan Siklus I ............................................................................... 53
Grafik 5 Perbandingan Nilai Rata-rata Kelas Pra Siklus dan Siklus I ....... 53
Grafik 6 Perbandingan Ketuntasan Belajar Klasikal Pra Siklus dan
Siklus I ...................................................................................... 50
Grafik 7 Perbandingan Komunikasi Matematika Peserta Didik Pra Siklus,
Siklus I dan Siklus II ................................................................. 50
Grafik 8 Perbandingan Nilai Rata-rata Kelas Pra Siklus, Siklus I dan
Siklus II .................................................................................... 51
Grafik 9 Perbandingan Ketuntasan Belajar Klasikal Pra Siklus Siklus I
dan Siklus II .............................................................................. 50
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran yang efektif ditandai dengan adanya proses belajar
dalam diri siswa. Seseorang dikatakan telah mengalami proses belajar
apabila di dalam dirinya telah terjadi perubahan, dari tidak tahu menjadi
tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya. Dalam proses
pembelajaran hasil belajar dapat dilihat secara langsung. Oleh sebab itu,
agar dapat dikontrol dan berkembang secara optimal melalui proses
pembelajaran di kelas, maka program pembelajaran tersebut harus
dirancang oleh guru dengan memperhatikan berbagai prinsip yang telah
terbukti keunggulannya secara empirik.1
Pembelajaran matematika di sekolah dapat efektif dan bermakna
bagi siswa jika proses pembelajarannya memperhatikan konteks siswa.
Konteks nyata dari kehidupan siswa meliputi latar belakang fisik,
keluarga, keadaan sosial, politik, agama, budaya dan kenyataan hidup
lainnya.2
Pembelajaran matematika khususnya pada materi pecahan
seharusnya dilakukan dengan melibatkan peserta didik belajar aktif agar
pembelajaran berjalan dua arah. Pembelajaran pada materi pecahan di
madrasah sebaiknya juga dilakukan dengan menyisipkan nilai-nilai
keislaman agar suasana pembelajaran lebih religius. Selain itu
pembelajaran materi pecahan dapat dilakukan untuk mengukur
kemampuan komunikasi matematika peserta didik karena operasi bilangan
pecahan memiliki ciri yang berbeda dan lebih rumit dari pada bilangan
bulat. Hal ini menjadikan peserta didik mampu mengungkapkan
1 Aunurrohman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta: 2009), hlm. 34-35 2 Moch. Masykur Ag dan Abdul Halim Fathoni ,Mathematical Intelegent cara cerdas
melatih otak dan menanggulangi kesulitan belajar,(Yogyakarta: Arruzz Media, 2008), Cet.II,
hlm.58
2
gagasannya dan mengidentifikasikan dari permasalahan sehari-hari dalam
bahasa matematika ataupun sebaliknya.
Kondisi yang ada, di MTs. Uswatun Hasanah Mangkang
Semarang, pembelajaran matematika pada materi pecahan dilakukan
dengan metode ceramah, sehingga pembelajaran berjalan searah. Selain itu
pembelajaran yang sudah berjalan di MTs. Uswatun Hasanah belum
pernah dilakukan dengan nuansa keislaman, padahal MTs. Uswatun
Hasanah merupakan salah satu madrasah yang memiliki basic pondok
pesantren karena sistem pendidikan dan sebagian peserta didiknya adalah
berasal dari lingkungan pesantren di daerah tersebut.
Menurut pengalaman beberapa guru matematika MTs. Uswatun
Hasanah Mangkang Semarang, komunikasi matematika yakni suatu
kemampuan peserta didik dalam menyampaikan sesuatu berupa konsep,
rumus, atau strategi penyelesaian suatu masalah yang dimiliki oleh peserta
didik yang diketahuinya melalui peristiwa dialog atau saling hubungan
yang terjadi di lingkungan kelas, yang dimiliki peserta didik kelas VII
masih rendah. Banyak peserta didik yang masih kesulitan dalam
memahami konsep-konsep dan menyampaikan ide-ide yang dimiliki
dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi pokok pecahan.
Hal ini ditandai dengan banyaknya peserta didik yang masih salah dalam
melakukan operasi bilangan pecahan dan menerjemahkan soal-soal cerita
dari materi pokok tersebut, sehingga juga berpengaruh pada minimnya
hasil belajar peserta didik.
Untuk mengatasi hal tersebut, penulis mengambil langkah yaitu
dengan memperbaharui model pembelajaran. Model pembelajaran yang
akan diuji cobakan adalah model pembelajaran problem posing (pengajuan
soal/masalah) bernuansa Islami.
Model pembelajaran problem posing adalah suatu model
pembelajaran yang mewajibkan peserta didik untuk mengajukan soal
sendiri melalui belajar soal (berlatih soal) secara mandiri. Bentuk lain dari
problem posing, yaitu pemecahan masalah dengan melalui elaborasi yaitu
3
merumuskan kembali masalah menjadi bagian-bagian yang lebih
sederhana sehingga lebih mudah untuk dipahami. Sehingga pada prinsinya
problem posing bernuansa Islami ditunjukkan dengan adanya pola
pembelajaran yang menyisipi pengetahuan agama islam serta pengajuan
masalah dari peserta didik terkait pembelajaran matematika yang memiliki
nilai-nilai keislaman. Hal ini dilakukan dalam rangka untuk mengukur dan
meningkatkan kemampuann komunikasi matematika peserta didik.
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu diadakan penelitian dengan
judul “Meningkatkan Komunikasi Matematika melalui Model
Pembelajaran Problem Posing Bernuansa Islami pada Materi Pokok
Pecahan Kelas VII Semester Gasal MTs. Uswatun Hasanah
Mangkang Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012”.
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman tentang penafsiran dari judul
diatas, maka penulis menjelaskan istilah-istilah pokok yang terkandung
dalam judul skripsi sebagai berikut:
1. Komunikasi Matematika
Komunikasi matematika merupakan kesanggupan/kecakapan
seorang siswa untuk dapat menyatakan dan menafsirkan gagasan
matematika secara lisan, tertulis, atau mendemonstrasikan apa yang
ada dalam soal.3 Kemampuan komunikasi matematika yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi matematika
peserta didik yang diperoleh dari hasil tes yang dilakukan pada akhir
pembelajaran dan non tes dengan cara observasi.
Jadi meningkatkan komunikasi matematika peserta didik berarti
meningkatnya kemampuan peserta didik dalam menyatakan dan
menafsirkan ide/gagasan matematik baik secara lisan maupun tulisan.
3 Dian Ramadina, Pengaruh Kemampuan Penalaran dan Kemampuan Komunikasi
Matematika terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita (Skripsi) (Semarang: UNNES,
2007), hlm.16
4
2. Model Pembelajaran Problem Posing Bernuansa Islami
Menurut Trianto, model pembelajaran adalah suatu perencanaan
atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk
menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya
buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain.4
Problem posing merupakan model pembelajaran yang
mengharuskan siswa menyusun pertanyaan sendiri atau memecah
suatu soal menjadi pertanyaan-pertanyaan yang lebih sederhana yang
mengacu pada penyelesaian soal tersebut.5
Bernuansa Islami yang dimaksud disini adalah pola pengajaran
yang dilakukan dengan pemberian nilai-nilai keislaman pada setiap
pembelajaran baik berupa materi maupun pada contoh soal. Selain itu
nuansa Islami akan terlihat pada metode pembelajaran yang
dilaksanakan.
3. Pecahan
Pecahan adalah bilangan yang menggambarkan bagian dari
suatu keseluruhan, bagian dari suatu daerah, bagian suatu benda, atau
bagian dari suatu himpunan. Apabila membagi suatu bilangan cacah
dengan suatu bilangan asli, maka pembagian itu disebut suatu pecahan
Pecahan merupakan salah satu materi pokok yang diberikan
pada kelas VII semester 1. Berikut ini adalah ruang lingkup materi
pecahan yang terangkum dalam SK, KD dan Indikator berikut:
Standar kompetensi : Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan
dan penggunaannya dalam pemecahan
masalah
4 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif (Konsep, Landasan dan
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)), (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2009), Cet II, hlm. 22 5 http://www.sekolahdasar.net/2011/08/model-pembelajaran-problem-possing.html
diakses pada 5 September 2011 jam 21.30 WIB
5
Kompetensi dasar : Menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan
bulat dan pecahan dalam pemecahan masalah
Indikator :
a. Menyebutkan pengertian bilangan pecahan
b. Mengubah bentuk pecahan ke bentuk pecahan yang lain
c. Mengurutkan pecahan
d. Melakukan operasi hitung bilangan pecahan biasa dan campuran
e. Melakukan operasi hitung bilangan pecahan desimal
f. Menyelesaikan soal cerita dengan operasi hitung bilangan pecahan
Berdasarkan uraian diatas, maka arti keseluruhan dari
meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran
problem posing bernuansa Islami adalah suatu penelitian dengan
penerapan model pembelajaran problem posing bernuansa Islami yang
dilakukan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika
peserta didik pada materi pokok pecahan kelas VII di MTs. Uswatun
Hasanah Mangkang Semarang tahun pelajaran 2011/2012.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut diatas, dapat
dirumuskan beberapa permasalahan, antara lain:
1. Bagaimana implementasi model pembelajaran problem posing
bernuansa Islami pada materi pokok pecahan kelas VII semester gasal
MTs. Uswatun Hasanah Mangkang Semarang tahun pelajaran
2011/2012?
2. Apakah model pembelajaran problem posing bernuansa Islami pada
materi pokok pecahan dapat meningkatkan komunikasi matematika
peserta didik kelas VII MTs. Uswatun Hasanah Mangkang Semarang
tahun pelajaran 2011/2012?
6
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Implementasi model pembelajaran problem posing bernuansa Islami
pada materi pokok pecahan kelas VII semester gasal MTs. Uswatun
Hasanah tahun pelajaran 2011/2012.
2. Penerapan model pembelajaran problem posing bernuansa Islami pada
materi pokok pecahan dalam meningkatkan komunikasi matematika
peserta didik kelas VII semester gasal MTs. Uswatun Hasanah
Mangkang Semarang tahun pelajaran 2011/2012.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, antara lain:
1. Bagi Guru
a. Memberikan gambaran bagaimana cara mengajarkan materi
pecahan dengan menggunakan model pembelajaran problem posing
bernuansa Islami.
b. Memberikan inspirasi dan motivasi untuk menggunakan model
pembelajaran yang bervariasi dalam setiap proses pembelajaran.
2. Bagi Peserta Didik
a. Menumbuhkan kemampuan mengeluarkan ide dan kemampuan
berkomunikasi peserta didik dalam memecahkan suatu masalah.
b. Menumbuhkan hubungan antar pribadi di antara peserta didik yang
berasal dari latar belakang berbeda.
c. Melatih peserta didik untuk lebih berani mengungkapkan ide dan
mengajukan pertanyaan.
3. Bagi Sekolah
a. Meningkatkan kualitas pembelajaran matematika sehingga dapat
meningkatkan komunikasi matematika dan hasil belajar peserta
didik khususnya dalam mata pelajaran matematika.
7
b. Dengan meningkatnya hasil belajar peserta didik, dapat menjadi
acuan bagi sekolah dalam menentukan arah kebijakan untuk
kemajuan sekolah.
c. Sekolah menjadi objek dalam penelitian tindakan kelas (PTK) akan
memperoleh hasil pengembangan ilmu.
4. Bagi Peneliti
a. Mendapat pengalaman langsung melaksanakan model
pembelajaran problem posing bernuansa Islami untuk mata
pelajaran matematika di MTs. Uswatun Hasanah Mangkang
Semarang.
b. Sebagai bekal peneliti sebagai guru matematika yang profesional
agar selalu siap melaksanakan tugas di lapangan.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Matematika
a. Pengertian pembelajaran
Menurut Amin Suyitno, pembelajaran adalah upaya menciptakan
iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan
kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal
antara guru dengan peserta didik serta antara peserta didik dengan
peserta didik.1 Pengertian ini mengisyaratkan bahwa pembelajaran
merupakan proses yang sengaja direncanakan dan dirancang
sedemikian rupa dalam rangka memberikan bantuan bagi terjadinya
proses belajar. Komponen yang harus ada demi terciptanya sistem
lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar
adalah tujuan, materi/bahan ajar, metode dan media, evaluasi,
didik/peserta didik, dan adanya pendidik/guru.
b. Faktor- faktor yang mempengaruhi pembelajaran
Hasil belajar akan dipengaruhi oleh banyak faktor, secara garis
besar faktor yang mempengaruhi pembelajaran dapat diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu faktor intern dan ekstern.2
1) Faktor intern
Faktor intern adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
peserta didik. Faktor intern dikelompokkan menjadi faktor
jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan.
1 Hana Mufidah, Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing dengan
Memanfaatkan Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel (Skripsi), (Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo.
2009). hlm.18 2 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006),
hlm. 54.
9
a) Faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh.
b) Faktor psikologi meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat,
motif, kematangan, dan kesiapan.
c) Faktor kelelahan yaitu kelelahan jasmani dan rohani. Kelelahan
jasmani seperti lemah lunglai, sedangkan kelelahan rohani seperti
adanya kelesuan dan kebosanan.
2) Faktor ekstern
Faktor ekstern dikelompokkan menjadi tiga, yaitu faktor
keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.
a) Faktor keluarga
Peserta didik akan menerima pengaruh dari keluarga berupa
cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana
rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga.
b) Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup
metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan peserta didik, relasi
peserta didik dengan peserta didik, disiplin sekolah, pelajaran dan
waktu sekolah, standar pengajaran, kualitas pengajaran, keadaan
gedung, metode belajar dan tugas rumah.
c) Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga
berpengaruh terhadap belajar peserta didik. Pengaruh itu terjadi
terkait dengan keberadaan peserta didik dengan masyarakat.
c. Pembelajaran Matematika
Menurut Lester D. Crow dan Alice Crow ”Learning is
acquisitation of habits, knowledge, and attitude it involves new ways of
doing things, and it operates in an individual’s attempts to over come
obstacles or to udjust to new situations” 3 artinya belajar adalah hasil
yang dicapai dari kebiasaan, pengetahuan, sikap. Ini mencakup cara
3 Lester D. Crow and Alice Crow, Education Psycology, ( New York: American Book
Company, 1958), hlm. 225.
10
baru dalam melakukan sesuatu dan mengoperasikannya atau
menguasahakannya didalam usaha seseorang untuk mengatasi
hambatan atau menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru.
Pembelajaran matematika berdasarkan pada definisi
pembelajaran yang dikemukakan Suyitno adalah proses atau kegiatan
guru mata pelajaran matematika dengan mengajarkan matematika
kepada peserta didik yang di dalamnya terkandung upaya untuk
menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat,
bakat dan kebutuhan peserta didik tentang matematika yang amat
beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan peserta didik
serta antara peserta didik dengan peserta didik lainnya dalam
mempelajari matematika.4
Sedangkan tujuan mata pelajaran matematika yang tercantum
dalam KTSP adalah sebagai berikut:
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar
konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes,
akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh.
4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, table, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat
4 Ervan Adi Nugroho, Pengaruh Multimedia (CD Pembelajaran dan Lembar Kegiatan
Peserta Didik) untuk Meningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Dimensi Tiga pada
Peserta Didik Kelas X SMA 1 Boja Tahun Pelajaran 2008/2009 (Skripsi), (Semarang:
UNNES,2009), hlm. 14
11
dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri
dalam pemecahan masalah.
Jadi pembelajaran matematika merupakan proses dan upaya guru dalam
mengajarkan matematika terhadap peserta didiknya dalam rangka
mencapai tujuan tertentu. Hal ini dilakukan dalam suatu lingkungan
pendidikan dengan metode dan model pembelajaran yang bisa
memudahkan peserta didik dalam memahami materi yang disampaikan.
Oleh karenanya proses pembelajaran matematika sebaiknya dilakukan
secara aktif, inovatif, efektif dan efisien, sehingga tujuan pembelajaran
bisa dicapai dengan mudah
d. Teori Pembelajaran Matematika
Teori yang mendukung tujuan pembelajaran matematika diatas
adalah teori Ausubel, teori Jean Piaget dan teori Vygotsky, yang
mengkaji tentang karakteristik pelaksanaan pembelajaran matematika,
yaitu:
1) Teori Ausubel
Inti teori ini adalah mengemukakan pentingnya pembelajaran
bermakna. Teori ini mengatakan bahwa proses belajar terjadi jika
seseorang mampu mengasimilasikan pengetahuan yang telah
dimilikinya dengan pengetahuan baru.5 Hal ini menunjukkan bahwa
belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi
baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur
kognitif seseorang
Mengemukakan belajar bermakna dalam mengajar matematika
sangat penting karena dengan kebermaknaan itu pembelajaran akan
lebih menarik, lebih bermanfaat dan lebih menantang. Dengan
demikian konsep dan prosedur matematika akan lebih mudah
dipahami dan lebih tahan lama diingat oleh peserta didik.
Relevansinya dalam penelitian ini terdapat pada pemberian
materi pecahan yang sangat berkaitan dengan materi sebelumnya.
5 Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 51
12
Sebelum peserta didik diberi materi pecahan terlebih dahulu
diberikan apersepsi terhadap materi bilangan bulat. Selanjutnya pada
pembelajaran operasi bilangan pecahan juga harus diberikan secara
bertahap sehingga komunikasi matematika peserta didik terbangun
secara terstruktur.
2) Teori Jean Piaget
Teori Jean Piaget memandang perkembangan kognitif sebagai
suatu proses dimana anak secara aktif membangun system makna
dan pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan
interaksi-interaksi mereka.6 Pengetahuan datang dari tindakan.
Piaget yakin bahwa pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan
sangat penting bagi terjadinya perubahan perkembangan. Dan
interaksi sosial dengan teman sebaya, khususnya berargumentasi dan
berdiskusi membantu memperjelas pemikiran yang pada akhirnya
memuat pemikiran lebih logis.7 Relevansinya dalam penelitian ini
muncul pada pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan
dengan adanya komunikasi dan interaksi dalam belajar kelompok.
Peserta didik yang pandai bisa mengajari peserta didik yang kurang
pandai sehingga kemampuan para peserta didik bisa merata.
3) Teori Vygotsky
Model pembelajaran konstuktivistik dikembangkan pada teori
Vygotsky yang berorientasi pada pembelajaran mandiri dalam
kelompok dengan membangun sendiri pengetahuan, pengalaman dan
daya kreatifitas peserta didik untuk memperoleh pengetahuan
melalui kegiatan yang beraneka ragam dengan memposisikan guru
sebagai fasilitator. Dan teori Vigotsky ini merupakan interaksi antara
aspek internal dan ekternal yang penekanannya pada lingkungan
6 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif (Konsep, Landasan dan
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)), (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2009), Cet II, hlm 37 7 Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta:
PT. Indeks, 2010) Cet II, hlm. 212
13
sosial dalam belajar.8 Relevansi teori Vygostky dalam penelitian ini
muncul pada pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan
dengan diskusi kelompok. Peserta didik mampu membangun
pengetahuannya melalui interaksi dalam belajar kelompok.
.
2. Model Pembelajaran Problem Posing
a. Tinjauan Umum Model Pembelajaran Problem Posing
Model pembelajaran pengajuan soal (Problem Posing)
dikembangkan oleh Lyn. D. English tahun 1997. 9
Pada prinsipnya
model pembelajaran problem posing adalah suatu model pembelajaran
yang mewajibkan peserta didik untuk mengajukan soal sendiri melalui
belajar soal (berlatih soal) secara mandiri.
Menurut Brown dan Walter dalam Kadir pada tahun 1989
untuk pertama kalinya istilah problem posing diakui secara resmi oleh
National Council of Teacher of Mathematics (NCTM) sebagai bagian
dari national program for re-direction of mathematics education
(reformasi pendidikan matematika).10
Selanjutnya istilah ini
dipopulerkan dalam berbagai media seperti buku teks, jurnal serta
menjadi saran yang konstruktif dan mutakhir dalam pembelajaran
matematika.
Problem posing merupakan model pembelajaran yang
mengharuskan siswa menyusun pertanyaan sendiri atau memecah
suatu soal menjadi pertanyaan-pertanyaan yang lebih sederhana yang
mengacu pada penyelesaian soal tersebut. Dalam pembelajaran
matematika, problem posing (pengajuan soal) menempati posisi yang
strategis. Siswa harus menguasai materi dan urutan penyelesaian soal
secara mendetil. Hal tersebut akan dicapai jika siswa memperkaya
8 Hamzah, Hakikat Anak Menurut Pandangan Teori Belajar Konstruktivisme,
http://mimilers.blogspot.com/2010/03/teori-belajar-konstruktivistik.html, diakses pada 30 Oktober
2011 jam 10.00 WIB 9 Saminanto, Ayo Praktik PTK , (Semarang: Rasail, 2010), hlm. 45
10 Muhfida. Pengertian Pendekatan Problem Posing. http://muhfida.com/ pengertian -
pendekatan -problem-posing/ diakses pada 5 September 2011 jam 21.30 WIB
14
khazanah pengetahuannya tak hanya dari guru melainkan perlu belajar
secara mandiri. 11
Dari beberapa pengertian di atas, model pembelajaran problem
posing merupakan suatu pola atau langkah-langkah pembelajaran
melalui pembentukan soal atau pengajuan soal melalui kegiatan
kognitif untuk melatih peserta didik berfikir matematika dengan cara
membuat soal tidak jauh beda dengan soal yang diberikan oleh guru
ataupun dari situasi dan pengalaman peserta didik itu sendiri.
Silver dan Cai menjelaskan bahwa pengajuan soal mandiri
dapat diaplikasikan dalam 3 bentuk aktivitas kognitif matematika
yakni sebagai berikut:
1) Pre Solution Posing, yaitu jika peserta didik membuat soal dari
situasi yang diadakan, jadi guru memberikan suatu pernyataan dan
peserta didik diharapkan mampu membuat pertanyaan berdasarkan
pernyataan yang dibuat oleh gurunya.
2) Within Solution Posing, yaitu jika peserta didik mampu
merumuskan ulang pertanyaan soal menjadi sub-sub pertanyaan
baru yang urutan penyelesaiannya seperti yang telah diselesaikan
sebelumnya dan diharapkan peserta didik mampu membuat sub-
sub pertanyaan dari pertanyaan tunggal yang diberikan oleh guru.
3) Post Solution Posing, yaitu jika peserta didik mampu
memodifikasi tujuan atau kondisi soal yang telah dijelaskan oleh
guru untuk membuat soal-soal baru yang sejenis.12
Dalam model pembelajaran problem posing, peserta didik
dilatih untuk memperkuat dan memperkaya konsep matematika secara
mandiri. Hal ini dilakukan dengan memperhatikan kemampuan dan
cara berpikir peserta didik SMP/MTs yang bersifat konkrit.
11
http://www.sekolahdasar.net/2011/08/model-pembelajaran-problem-possing.html
diakses pada 5 September 2011 jam 21.30 WIB 12
Herdian, Model Pembelajaran Problem Posing. http://herdy07.wordpress.com
/2009/04/19/model-pembelajaran-problem-posing/ diakses pada 5 September 2011 jam 21.30
WIB
15
b. Karakteristik Model Pembelajaran Pengajuan Soal (Problem Posing)
barnuansa Islami.
Model pembelajaran problem posing bernuansa Islami
memiliki karakteristik yang lebih khusus yaitu keterlibatan peserta
didik secara intelektual dan emosional, sehingga peserta didik terlatih
belajar secara mandiri, aktif, dan kreatif. Disamping itu peserta didik
juga dilatih untuk menemukan dan menyajikan sesuatu yang baru yang
terkait dengan nilai-nilai keislaman yang sering terjadi dalam
kehidupan sehari-hari melalui pembelajaran problem posing. Hal itu
akan menjadikan suasana belajar matematika terasa lebih religius.
c. Tahapan Pelaksanaan Model Pembelajaran Pengajuan Soal (Problem
Posing) benuansa Islami
Penerapan model pembelajaran problem posing bernuansa
Islami adalah sebagai berikut:
1) Guru menjelaskan materi pelajaran kepada peserta didik dengan
mencantumkan dalil Al-Quran yang berkaitan dengan materi.
2) Guru memberikan latihan soal secukupnya yang mengandung
nilai-nilai keislaman.
3) Peserta didik diminta mengajukan 1 atau 2 buah soal yang
menantang serta memiliki nilai keislaman dan peserta didik yang
bersangkutan harus mampu menyelesaikannya.
4) Pada kegiatan selanjutnya, secara acak guru menyuruh peserta
didik untuk menyajikan soal temuannya di depan kelas. Dalam hal
ini guru dapat menentukan peserta didik secara selektif
berdasarkan bobot soal yang diajukan oleh peserta didik.
5) Guru memberikan tugas rumah secara individu
3. Komunikasi Matematika
Komunikasi pada dasarnya suatu konsep yang multimakna. Makna
komunikasi pada dasarnya dapat dibedakan bedasarkan; pertama, sebagai
proses sosial, kedua, sebagai peristiwa, ketiga, sebagai ilmu dan ke empat
16
sebagai kiat atau keterampilan.13
Komunikasi secara umum dapat diartikan
sebagai suatu cara untuk menyampaikan suatu pesan dari pembawa pesan
ke penerima pesan untuk memberitahu, pendapat, atau perilaku baik
langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media. Di dalam
berkomunikasi tersebut harus dipikirkan bagaimana caranya agar pesan
yang disampaikan seseorang itu dapat dipahami oleh orang lain.
Komunikasi pada hakikatnya merupakan proses penyampaian pesan
dari pengirim kepada penerima. Hubungan komunikasi dan interaksi
antara si pengirim dan si penerima dibangun berdasarkan penyusunan kode
atau simbol bahasa oleh pengirim dan pembongkaran kode atau simbol
bahasa oleh penerima.14
Komunikasi matematika merupakan refleksi
pemahaman matematik dan merupakan bagian dari daya matematik.
Siswa-siswa mempelajari matematika seakan-akan mereka berbicara dan
menulis tentang apa yang mereka sedang kerjakan. Mereka dilibatkan
secara aktif dalam mengerjakan matematika, ketika mereka diminta untuk
memikirkan ide-ide mereka, atau berbicara dengan dan mendengarkan
siswa lain, dalam berbagi ide, strategi dan solusi. 15
Di dalam proses pembelajaran matematika di kelas, komunikasi
gagasan matematika bisa berlangsung antara guru dengan siswa, antara
buku dengan siswa, dan antara siswa dengan siswa. Setiap kali
mengkomunikasikan gagasan-gagasan matematika, harus menyajikan
gagasan tersebut dengan suatu cara tertentu. Ini merupakan hal yang
sangat penting, sebab bila tidak demikian, komunikasi tersebut tidak akan
berlangsung efektif. Gagasan tersebut harus disesuaikan dengan
kemampuan orang yang diajak berkomunikasi dan harus mampu
menyesuaikan dengan sistem representasi yang digunakan. Tanpa itu,
13
Ngainun Naim, Dasar-dasar Komunikasi Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2011), hlm. 19-20. 14
Moch. Masykur Ag dan Abdul Halim Fathoni ,Matematical Intelegent cara cerdas
melatih otak dan menanggulangi kesulitan belajar, (Yogyakarta: Arruzz Media, 2008), Cet.II,
hlm.45-46 15
Kartini, Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Melalui Strategi Think,
Talk, Write (TTW). http://kartiniokey.blogspot.com/2010/05/meningkatkan-kemampuan-
komunikasi. html. di akses 5 September 2011. jam 21.30 WIB
17
komunikasi hanya akan berlangsung dari satu arah dan tidak mencapai
sasaran.
Kemampuan komunikasi matematika siswa dapat dilihat dari
kemampuan berikut :
a. Menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide
matematika.
b. Menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematik, secara lisan dan tulisan
dengan benda nyata, gambar, grafik dan aljabar.
c. Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol
matematika.
d. Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika.
e. Membaca dengan pemahaman suatu presentasi matematika tertulis.
f. Membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi dan
generalisasi.
g. Menjelaskan dan membuat pertanyaan matematika yang telah
dipelajari.
Sedangkan indikator komunikasi matematika menurut National
Council of Teacher of Mathematics (NCTM, 1989 : 214) antara lain:
a. Kemampuan mengekspresikan ide-ide matematis melalui lisan, tulisan,
dan mendemonstrasikannya serta menggambarkannya secara visual.
b. Kemampuan memahami, menginterpretasikan dan mengevaluasi ide-ide
matematis baik secara lisan, tulisan, maupun dalam bentuk visual
lainnya.
c. Kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, notasi-notasi
matematika dan struktur-strukturnya untuk menyajikan ide-ide,
menggambarkan hubungan-hubungan dengan model-model situasi. 16
Adapun aspek-aspek komunikasi matematika dalam pembelajaran
harus dapat membantu peserta didik mengkomunikasikan ide matematika
melalui lima aspek komunikasi yaitu representing (representasi), listening
16
Kartini, Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Melalui Strategi Think,
Talk, Write (TTW).
18
(mendengar), reading (membaca), discussing (diskusi) dan writing
(menulis)
Jadi komunikasi matematika merupakan suatu kemampuan peserta
didik dalam menyampaikan gagasan atau ide terkait matematika dari suatu
konsep tertentu menjadi gagasan yang lebih mudah dan sederhana. Hal ini
bisa terlihat bagaimana peserta didik menghubungkan benda atau kejadian
nyata dalam bahasa matematika. Selain itu juga bisa terlihat dari
kemampuan peserta didik dalam menerapkan atau menguraikan rumus
tertentu menjadi bagian yang lebih sederhana.
4. Materi Pokok yang Terkait dengan Penelitian (Pecahan)
a. Pengertian pecahan
Pecahan merupakan salah satu materi pokok yang diberikan pada
kelas VII semester gasal. Materi pecahan yang dibahas disini adalah
operasi hitung pada pecahan.
Pecahan adalah pernyataan yang dapat ditulis sebagai hasil bagi
dua bilangan rasional . P disebut pembilang, dan Q disebut
penyebut.17
Operasi pada pecahan yang akan dibahas di sini meliputi
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, serta perluasan
dari operasi pecahan.
Contoh :
b. Mengubah bentuk pecahan ke bentuk pecahan lain.
1) Mengubah pecahan biasa ke pecahan campuran’
Contoh :
2) Mengubah pecahan campuran ke pecahan biasa
Contoh :
3) Mengubah pecahan desimal ke pecahan biasa
Contoh :
17
Kasir Iskandar, Matematika Dasar, (Jakarta: Erlangga.1987), hlm. 35
19
c. Mengurutkan pecahan.
1) Pecahan senilai
Diperoleh dengan mengalikan atau membagi pembilang/penyebut
dengan bilangan yang sama
Contoh :
2) Pecahan sederhana
Diperoleh dengan membagi pembilang dan penyebutnya dengan
FPB dari pembilang dan penyebut tersebut.
Contoh :
Sederhanakan
Jawab : FPB dari 12 dan 30 adalah 6, maka
3) Membandingkan pecahan
Dilakukan dengan menyamakan penyebutnya
Contoh : Bandingkan
Jawab : , karena 14< 20 maka
4) Mengurutkan pecahan
Untuk mengurutkan pecahan, samakan dahulu penyebutnya
kemudian urutkan pembilangnya.
Contoh : Urutkan pecahan dari yang terkecil ke yang
besar (naik).
Jawab : KPK 5, 4 dan 6 adalah 60
Maka dan urutan pembilang 45, 48 dan
50.
Jadi urutan dari terkecil ke besar adalah
d. Operasi bilangan pecahan
1) Penjumlahan dan pengurangan pecahan.
20
a) Bila penyebut sama:
atau
Contoh :
b) Bila penyebut berbeda :
Untuk menjumlahkan atau mengurangkan pecahan-
pecahan dengan penyebut berbeda, nyatakan dalam pecahan-
pecahan yang berpenyebut sama dulu dengan cara mencari
KPK-nya (kelipatan persekutuan terkecil)
Contoh :
KPK dari 3 dan 5 adalah 15
2) Perkalian pecahan
a) Berpenyebut sama
Jika
Pembilang dikalikan pembilang dan penyebut dikalikan
penyebut atau dikuadratkan, dengan c ≠ 0
Contoh :
b) Berpenyebut berbeda
Jika dan adalah sembarang pecahan, maka :
(pembilang dikalikan pembilang, penyebut dikalikan penyebut)
Contoh :
3) Pembagian pecahan
a) Berpenyebut sama
21
Jika dan adalah sembarang pecahan dengan b ≠ 0, maka
Contoh:
b) Berpenyebut berbeda
Pembagian pecahan berpenyebut tidak sama dapat dilakukan
dengan menyamakan penyebutnya terlebih dahulu atau
dikalikan dengan invers (kebalikan) perkalian. adalah invers
(kebalikan) perkalian dari , karena × 1 dan
sebaliknya.
Contoh :
4) Pemangkatan pecahan
Pada pemangkatan pecahan jika a, b, m dan n bilangan bulat positif
dan b ≠ 0 berlaku:
a)
b)
c)
e. Operasi bilangan pecahan desimal
1) Penjumlahan dan pengurangan pecahan desimal
Untuk menjumlahkan atau mengurangkan pecahan desimal disusun
sehingga koma terletak pada satu jalur.
Contoh: Hitunglah : 927,7 + 85,64
Jawab : 927,7
22
. 85,64 +
1013,34
2) Perkalian dan pembagian pecahan desimal
a) Perkalian /pembagian pecahan desimal 10, 100, 1000,..
dilakukan dengan menggeser koma kekanan atau ke kiri
sebanyak nol
b) Banyaknya koma dari perkalian desimal dapat diperoleh dengan
menjumlahkan banyak tempat desimal dari pengali-pengalinya.
c) Untuk membagi bilangan dengan desimal usahakan pembaginya
menjadi bilangan bulat.
3) Menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan bilangan
pecahan
Untuk menyelesaikan bentuk soal cerita yang berkaitan
dengan bilangan pecahan, dilakukan beberapa langkah-langkah
sebagai berikut:
a) Memahami cerita dengan menuliskan apa yang diketahui dan
apa yang ditanyakan.
b) Memilih konsep yang tepat dengan bentuk soal cerita yang telah
dipahaminya.
c) Melakukan penyelesaian sesuai dengan contoh yang terdapat
pada materi konsep operasi bilangan pecahan.
Contoh :
Pak Ahmad memiliki harta kekayaan sebesar Rp. 50.000.000,-
dalam setahun, sehingga beliau wajib mengeluarkan zakat
sebanyak 2,5 %. Berapakah rupiahkah zakat yang harus
dikeluarkan oleh pak Ahmad.
Diketahui : Banyaknya harta =Rp. 50.000.000,-
Prosentase zakat = 2,5 %. atau
Ditanya : Besar zakat yang harus dikeluarkan?
23
Jawab :
ZAKAT=
Jadi zakat yang dikeluarkan pak ahmad adalah Rp, 1.250.000,00
5. Aplikasi Materi Bilangan Pecahan dengan Model Pembelajaran
Problem Posing bernuansa Islami
Materi pokok bilangan pecahan yang diajarakan di kelas VII
semester gasal merupakan kelanjutan dari materi bilangan bulat, yang
mana harus diajarkan secara berkesinambungan. Selain itu pembelajaran
materi bilangan pecahan harus diiringi dengan kemampuan komunikasi
matematika peserta didik dalam mengkaitkan permasalahan sehari-hari
yang bisa dituangkan dalam bahasa matematika ataupun sebaliknya,
karena banyak sekali bilangan pecahan yang dipakai dalam kehidupan
sehari-hari seperti halnya bagian-bagian dalam warisan yang diajarkan
dalam agama Islam.
Oleh karenanya aplikasi materi bilangan pecahan dengan model
pembelajaran problem posing bernuansa Islami dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut:
1. Guru mengawali penjelasan materi bilangan pecahan kepada peserta
didik dengan menggunakan dalil Al-Quran yang berkaitan dengan
materi tersebut.
2. Guru menjelaskan konsep tentang bilangan pecahan dan operasinya
serta memberikan contoh secukupnya.
3. Peserta didik diminta mengajukan 1 atau 2 buah soal tentang bilangan
pecahan yang memiliki nilai keislaman dan peserta didik yang
bersangkutan harus mampu menyelesaikannya.
4. Guru menyuruh peserta didik untuk menyajikan soal temuannya di
depan kelas. Dalam hal ini guru dapat menentukan peserta didik secara
selektif berdasarkan bobot soal yang diajukan oleh peserta didik.
5. Guru bersama peserta didik membahas soal yang presentasikan.
24
6. Guru memberikan tugas rumah secara individu.
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Widya Nurratri (4401403014),
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Universitas Negeri Semarang
dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII. MTs
Filial Al Iman Adiwerna Tegal Pada Pokok Bahasan Aritmatika Sosial
Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing Tipe Within
solution Posing Dalam Kelompok Kecil”. Dalam penelitiannya, penerapan
model pembelajaran problem posing dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik dengan nilai rata-rata Siklus I: 6.5 dan Siklus II: 6,9. Selain itu peserta
didik akan lebih aktif dan termotivasi dalam pembelajaran di kelas dengan
prosentasi Siklus I sebesar 80% dan Siklus II sebesar 82,2% dan dalam
kelompok sebesar 95%, sedangkan ketuntasan siswa pada Siklus I 80%, pada
Siklus II meningkat menjadi 95%.18
Skripisi Hana Mufida (NIM. 3105186) dengan judul ”Penerapan
Model Pembelajaran Pengajuan Soal (Problem Posing) dengan
Memanfaatkan Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta
Didik dalam Menyelesaikan Masalah Sistem Persamaan Linier Dua
Variabel di Kelas VIII B Semester I MTs NU 08 Gemuh Kabupaten Kendal
Tahun Pelajaran 2009 / 2010“.Dari hasil penelitian pada tes siklus I dan II,
hasil pengamatan terhadap keaktifan peserta didik diperoleh rata–rata
keaktifan peserta didik baik (72,10 %) pada siklus I meningkat menjadi
sangat baik (82,17 %). Sementara ketuntasan belajar klasikal pada siklus I
yaitu 28 peserta didik (70 %) yang tuntas belajar dan 12 peserta didik (30 %)
yang belum tuntas belajar meningkat yaitu 38 peserta didik (88,37 %) yang
18
Widya Nurratri, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII. MTs Filial Al
Iman Adiwerna Tegal Pada Pokok Bahasan Aritmatika Sosial Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Problem Posing Tipe Within solution Posing Dalam Kelompok Kecil, (Skripsi)
(Semarang:Fakultas MIPA, Universitas Negeri Semarang, 2006)
25
tuntas belajar dan 5 peserta didik (11,63 %) yang belum tuntas belajar.
Ketuntasan belajar klasikal 88,37 %.19
C. Kerangka Berfikir
Belajar adalah proses bagi peserta didik dalam membangun gagasan
atau pemahaman sendiri. Maka kegiatan pembelajaran seharusnya
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan proses
belajarnya secara mudah, lancar dan termotivasi. Oleh karena itu, suasana
belajar yang diciptakan guru seharusnya melibatkan peserta didik secara aktif,
misalnya mengamati, meneliti, bertanya dan mempertanyakan, menjelaskan
dan memberi contoh.
Selain itu, pemilihan model dan metode yang tepat serta peran aktif
peserta didik dalam pembelajaran akan lebih membantu peserta didik dalam
memahami materi. Oleh karena itu, guru perlu memperhatikan dalam
memilih dan menggunakan model pembelajaran sehingga dapat mewujudkan
proses pembelajaran yang lebih efektif.
Pemilihan model pembelajaran problem posing bernuansa Islami
peneliti rasa sangat sesuai jika digunakan untuk mengukur kemampuan
komunikasi matematika peserta didik pada materi pokok pecahan. Hal ini
karena pembelajaran materi bilangan pecahan harus diiringi dengan
kemampuan komunikasi matematika peserta didik dalam mengkaitkan
permasalahan sehari-hari yang bisa dituangkan dalam bahasa matematika
ataupun sebaliknya, karena banyak sekali bilangan pecahan yang dipakai
dalam kehidupan sehari-hari seperti halnya bagian-bagian dalam warisan
yang diajarkan dalam agama Islam.
19
Hana Mufidah, Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing dengan
Memanfaatkan Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel (Skripsi), (Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo.
2009).
26
Selain hal diatas, pemilihan model ini dirasa sangat tepat karena
melihat kelebihan-kelebihan model pembelajaran tersebut dan faktor-faktor
yang ada dalam sekolah yang akan dilakukan penelitian yakni:
1. Setiap peserta didik menjadi siap semua, karena telah belajar di rumah
terlebih dahulu.
2. Peserta didik tidak hanya menerima materi dari guru, tetapi peserta didik
berusaha juga menyampaikan ide-idenya sesuai dengan materi yang
disampaikan yakni pecahan.
3. Dapat melakukan diskusi dan bekerjasama dengan kelompoknya secara
sungguh-sungguh.
4. Peserta didik yang pandai dapat mengajari peserta didik yang kurang
pandai.
5. Peserta didik akan lebih mengingat materi yang disampaikan karena
mereka dituntut untuk mengajukan permasalahan atau soal.
Melihat kelebihan model pembelajaran tersebut diharapkan akan
membuat peserta didik mengetahui lebih dalam materi pokok pecahan dan
dapat mengembangkan pemikirannya masing-masing sehingga pemahaman
peserta didik dapat lebih meningkat dan tujuan pembelajaran yang
dikehendaki dapat tercapai dengan maksimal.
Pemilihan model pembelajaran ini dirasa juga sesuai dengan teori
belajarnya Jean Piaget yang berpendapat bahwa perkembangan kognitif
sebagai suatu proses dimana anak secara aktif membangun system makna dan
pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi
mereka.20
Selain itu pemilihan model pembelajaran ini juga sesuai teori
belajar yang dikemukakan oleh Comb. Teori ini mengemukakan apa bila
ingin merubah perilaku seseorang maka harus membuka keyakinan atau
pandangannya.21
Secara umum ahli humanisme mengemukakan bahwa
20
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif (Konsep, Landasan dan
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), hlm 37 21
Mustaqim. Psikologi Pendidikan, (Semarang: Fakultas Terbiyah. IAIN Walisongo
2009), hlm. 73.
27
belajar diperlukan dua hal yaitu pemerolehan informasi baru dan personalisasi
informasi tersebut pada individu
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan masalah dan kajian pustaka diatas, maka dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut: “Penerapan model pembelajaran
problem posing bernuansa Islami pada materi pokok pecahan dapat
meningkatkan komunikasi matematika peserta didik kelas VII semester gasal
MTs. Uswatun Hasanah Mangkang Semarang tahun pelajaran 2011/2012”
.
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang
dalam bahasa Inggris dikenal dengan Classroom Action Research (CAR).
Kegiatan penelitian inni bertujuan untuk melakukan suatu pendekatan
terhadap proses pendidikan dan menganggapnya sebagai suatu kesatuan
pelatihan yang memandang seorang guru sebagai hakim terbaik terhadap
keseluruhan pengalaman pembelajaran.1 Dalam penelitian tindakan kelas ini
dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam
kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut
dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata
serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.
Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kolaboratif, yaitu guru
bersama peneliti berkolaborasi dalam melakukan penelitian tindakan kelas
ini. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan peserta didik MTs.
Uswatun Hasanah Mangkang Semarang. Sedangkan data yang diambil dalam
penelitian ini adalah data kuantitatif (nilai tes hasil belajar) dan data kualitatif
(lembar observasi peserta didik dan observasi guru)
B. Materi Penelitian
Materi pada penelitian ini adalah materi pecahan kelas VII semester
gasal. Berikut ini adalah ruang lingkup materi pecahan yang terangkum
dalam SK, KD dan Indikator berikut:
Standar kompetensi : Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan
penggunaannya dalam pemecahan masalah
Kompetensi dasar : Menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat
dan pecahan dalam pemecahan masalah
1 E. Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2010 ), Cet. III, hlm. 14
29
Indikator :
1. Menyebutkan pengertian bilangan pecahan
2. Mengubah bentuk pecahan ke bentuk pecahan yang lain
3. Mengurutkan pecahan
4. Melakukan operasi hitung bilangan pecahan biasa dan campuran
5. Melakukan operasi hitung bilangan pecahan desimal
6. Menyelesaikan soal cerita dengan operasi hitung bilangan pecahan
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII MTs. Uswatun Hasanah
Mangkang Semarang Tahun Pelajaran 2011-2012.
2. Waktu penelitian
Untuk waktu penelitian adalah bulan Oktober dari tanggal 8 sampai
tanggal 24 Oktober 2011. Untuk lebih jelasnya ada pada jadwal penelitian
sebagai berikut:
Tabel 1
Jadwal Penelitian Tindakan Kelas
No Tahapan Tanggal/
Bulan
Alokasi
waktu (WIB) Kegiatan
1 Observasi
awal
19-09-2011
24-09-2011
07.30–09.00
08.00–10.00
Diskusi dengan kepala
madrasah
Diskusi dengan guru
matematika
2 Pra Siklus 08-10-2011 Jam ke 3-4
08.40 – 10.00
1. Mengamati guru
mengajar
2. Menjelaskan kepada
peserta didik akan
adanya penelitian
3 Siklus I
10-10-2011 Jam ke 7-8
12.10 – 13.20
Pertemuan ke-1
Guru menjelaskan materi
30
beserta contohnya tentang
pengertian pecahan,
mengubah bentuk
pecahan dan mengurutkan
pecahan dengan model
pembelajaran problem
posing bernuansa Islami
4 15-10-2011 Jam ke 3-4
08.40-10.00
Pertemuan ke-2
Guru menjelaskan materi
beserta contohnya tentang
operasi bilangan pecahan
biasa dan campuran dengan
model pembelajaran
problem posing bernuansa
Islami
5 17-10-2011 Jam ke 7-8 Pertemuan ke-3
Pemberian tes evaluasi
siklus I
6 Siklus 2 22-10-2011 Jam ke 3-4
08.40-10.00
Pertemuan ke-4
Guru menjelaskan materi
beserta contohnya tentang
operasi bilangan pecahan
desimal dan penyelesaian
soal cerita dengan model
pembelajaran problem
posing bernuansa Islami
7 24-10-2011 Jam ke 7-8
12.10-13.20
Pertemuan ke-5
Pemberian tes evaluasi
siklus 2
31
D. Pelaksana dan Kolabolator
Pelaksana dalam penelitian tindakan kelas ini adalah guru matematika
kelas VII. Kolaborator adalah orang yang membantu mengumpulkan data-
data tentang penelitian yang sedang digarap bersama dengan peneliti.
Kolaborator dalam penelitian ini sesama guru matematika MTs. Uswatun
Hasanah Mangkang Semarang yaitu Ibu Siti Alqomah, S.Pd. bersama
peneliti.
E. Rancangan Penelitian
Secara umum, terdapat empat langkah dalam melakukan penelitian
tindakan kelas, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Kegiatan penelitian ini dilakukan berdasarkan pra siklus dan siklus.
Dalam penelitian ini direncanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari
4 tahap, yaitu : perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Berikut gambaran siklus yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini: 2
2 Suyadi, Panduan Penelitian Tindakan Kelas (Buku Panduan Wajib Bagi Para
Pendidik), (Jogjakarta: Diva Press, 2010), Cet I, hlm. 49
Permasalahan Alternatif
pemecahan
Pelaksanaan
Tindakan 1
Observasi 1 Analisis data Refleksi 1
Permasalahan
baru dari siklus 1
S
I
K
L
U
S
1
1
Alternatif
pemecahan
Pelaksanaan
Tindakan 2
Observasi 2 Analisis data Refleksi 2
S
I
K
L
U
S
2 1
Berhasil Selesai
Belum terselesaikan Siklus berikutnya
32
Adapun uraian kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pra Siklus
Dalam pra siklus ini, peneliti mengadakan wawancara dengan
kepala sekolah dan guru matematika yang pernah mengajar di MTs.
Uswatun Hasanah khususnya materi pecahan. Sesuai hasil wawancara,
pelaksanaan pembelajaran pada materi pecahan di kelas tersebut tahun
pelajaran sebelumnya masih menggunakan metode pembelajaran yang
konvensional (ceramah) yaitu belum menggunakan model pembelajaran
problem posing bernuansa Islami pada materi tersebut.
Hal ini dilakukan sebagai dasar untuk membandingkan
keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
problem posing bernuansa Islami pada siklus I dan siklus II dalam rangka
mengukur kemampuan komunikasi matematika peserta didik.
2. Siklus I
a. Rencana tindakan
1) Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah.
2) Mempersiapkan instrumen yang dibutuhkan seperti;
a) membuat rencana pembelajaran (RPP), sesuai materi pokok
yang diambil,
b) membuat lembar observasi peserta didik,
c) membuat lembar observasi guru,
d) membuat kisi-kisi soal tes siklus I,
e) membuat soal-soal tes untuk siklus I dan membuat kunci
jawaban,
3) Menyiapkan alat dokumentasi.
b. Pelaksanaan tindakan
1) Guru memberi salam kepada peserta didik dilanjutkan dengan
berdo’a.
2) Guru melakukan presensi kehadiran peserta didik.
3) Guru memberikan informasi awal tentang jalannya pembelajaran
dengan model pembelajaran problem posing bernuansa Islami.
33
4) Guru memberikan motivasi belajar matematika dengan nilai-nilai
keislamaan.
5) Guru menyampaikan materi pokok pecahan yang harus dipelajari
peserta didik secara mandiri.
6) Guru memberi contoh soal kepada peserta didik terkait materi yang
disampaikan.
7) Guru meminta peserta didik mengajukan soal berikut dengan
penyelesaiannya.
8) Guru mengoreksi hasil pekerjaan peserta didik, selanjutnya
mencatat sejumlah peserta didik yang benar dalam mengajukan
soal.
9) Guru menyuruh beberapa peserta didik (sebagai wakil peserta
didik yang benar dalam mengajukan soal) untuk memberikan
pemasalahan atau soal dan menguraikan jawabanya di depan kelas.
Dan peneliti bertindak sebagai fasilitator, nara sumber dan
pengarah.
10) Setelah selesai presentasi, dengan metode tanya jawab, guru
mengungkapkan kembali materi sajian secara singkat, untuk
melihat tingkat pemahaman peseta didik yang lain.
11) Guru memberikan tugas/PR secara individu kepada peserta didik.
12) Guru melakukan tes evaluasi siklus I
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan dengan beberapa aspek, yaitu .
1) Pengamatan kepada peserta didik, meliputi:
a) Mengamati komunikasi peserta didik, keberhasilan dan
hambatan peserta didik dalam melaksanakan tugas.
b) Memberikan penilaian untuk masing-masing peserta didik
tentang indikator keberhasilan.
2) Pengamatan terhadap guru, meliputi:
a) Penampilan guru di depan kelas.
b) Mengamati guru saat menyajikan materi.
34
c) Mengamati jalannya pembelajaran apakah sudah sesuai dengan
langkah-langkah dalam model pembelajaran problem posing
bernuansa Islami.
3) Pengamatan secara kolaboratif, meliputi:
a) Mengamati jalannya proses pembelajaran.
b) Mengamati hasil evaluasi akhir apakah sudah mengalami
peningkatan rata-rata.
c) Peneliti mengamati keberhasilan dan hambatan-hambatan yang
dialami dalam proses pembelajaran yang belum sesuai dengan
harapan penelitian.
d. Refleksi
Refleksi merupakan langkah untuk mengevaluasi hasil kerja
peserta didik. Evaluasi dilakukan untuk mengukur kelebihan maupun
kekurangan yang terdapat pada siklus I. Data yang diperoleh dari hasil
pengamatan selama berlangsungnya proses pembelajaran dianalisis dan
dikaji keberhasilan dan kekurangannya untuk perbaikan pada siklus II.
3. Siklus II
a. Rencana tindakan
Setelah merefleksi dari hasil pembelajaran pada siklus I, diperoleh
beberapa kekurangan. Untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada
siklus I maka ditindak lanjuti perencanaan siklus II.
Kegiatan perencanaan tahap siklus II sebagai berikut :
1) Identifikasi masalah dan observasi masalah berdasarkan refleksi
pada siklus I.
2) Merancang kembali pembelajaran dengan membentuk kelompok.
3) Mempersiapkan instrumen yang dibutuhkan, seperti;
a) membuat rencana pembelajaran (RPP), sesuai materi pokok yang
diambil,
b) membuat lembar observasi peserta didik,
c) membuat lembar observasi guru,
35
d) membuat kisi-kisi soal tes siklus II,
e) membuat soal-soal tes untuk siklus II dan membuat kunci
jawaban.
b. Pelaksanaan tindakan
1) Guru memberi salam kepada peserta didik dilanjutkan dengan
berdo’a.
2) Guru melakukan presensi kehadiran peserta didik.
3) Guru memberikan informasi tentang jalannya pembelajaran tugas
yang harus dikerjakan peserta didik secar singkat
4) Guru menyampaiakn ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan
bilangan pecahan. (QS. An-Nisa’: 12)
5) Guru menyampaikan materi pokok pecahan berupa operasi
bilangan pecahan dan penyelesaian soal cerita.
6) Guru memberi contoh soal kepada peserta didik terkait materi yang
disampaikan.
7) Guru meminta peserta didik bekerja kelompok
8) Guru meminta masing-masing kelompok mengajukan soal berikut
dengan penyelesaiannya.
9) Guru mengoreksi hasil pekerjaan masing-masing kelompok
selanjutnya mencatat sejumlah kelompok yang benar dalam
mengajukan soal.
10) Guru menyuruh beberapa peserta didik (sebagai wakil kelompok)
untuk mengajukan soal/pemasalahan dan menguraikan jawabanya
di depan kelas. Dan peneliti bertindak sebagai fasilitator, nara
sumber dan pengarah.
11) Setelah selesai presentasi, dengan metode tanya jawab, guru
mengungkapkan kembali materi sajian secara singkat, untuk
melihat tingkat pemahaman peseta didik yang lain.
12) Guru melakukan tes evaluasi siklus II.
13) Guru memberikan tugas/PR secara individu kepada peserta didik.
36
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan dengan beberapa aspek, yaitu .
1) Pengamatan kepada peserta didik, meliputi:
a) Mengamati komunikasi peserta didik, keberhasilan dan
hambatan peserta didik dalam melaksanakan tugas.
b) Memberikan penilaian untuk masing-masing peserta didik
tentang indikator keberhasilan.
2) Pengamatan terhadap guru, meliputi:
a) Penampilan guru di depan kelas.
b) Mengamati guru saat menyajikan materi.
c) Mengamati jalannya pembelajaran apakah sudah sesuai dengan
langkah-langkah dalam model pembelajaran problem posing
bernuansa Islami.
3) Pengamatan secara kolaboratif, meliputi:
a) Mengamati jalannya proses pembelajaran.
b) Mengamati hasil evaluasi akhir apakah sudah mengalami
peningkatan rata-rata pada siklus II.
c) Peneliti mengamati keberhasilan dan hambatan-hambatan yang
dialami selama proses pembelajaran
d. Refleksi
Refleksi merupakan evaluasi yang berkaitan dengan pelaksanan
kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran problem posing
bernuansa Islami pada tahap siklus II yang dilakukan peneliti bersama
kolaborator, meliputi:
1) Menganalisis hasil pengamatan siklus II untuk membuat simpulan
terhadap pelaksanaan pengajaran di siklus II.
2) Mendiskusikan hasil analisis dalam pelaksanaan siklus II untuk
mendapatkan suatu kesimpulan. Pada siklus II ini melalui model
pembelajaran problem posing bernuansa diharapkan mampu
37
meningkatkan komunikasi matematika peserta didik kelas VII
MTs. Uswatun Hasanah Mangkang Semarang dari siklus I.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Observasi
Menurut Suharsimi, observasi (mengamati) adalah menatap
kejadian, gerak atau proses.3 Metode ini digunakan untuk mengamati
kegiatan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga dapat
diketahui apakah proses pembelajaran berlangsung efektif. Hal ini
dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang disesuaikan
dengan indikator-indikator dan rentang nilai yang digunakan untuk
mengambil data komunikasi matematika peserta didik.
2. Wawancara (Interview)
Menurut Dimyati, wawancara merupakan suatu metode atau cara
yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan
tanya jawab sepihak, karena dalam wawancara tersebut responden tidak
diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan.4 Wawancara
ini dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran serta kondisi peserta
didik pada tahun sebelumnya.
3. Metode dokumentasi
Sebagaimana dikatakan Suharsimi dalam bukunya bahwa
dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal/ variable yang berupa
catatan transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
lengger, agenda, dan sebagainya.5 Metode ini digunakan untuk mengetahui
dan mendapatkan daftar nama peserta didik yang akan diteliti.
4. Metode tes
Tes dipakai untuk mengukur kemampuan peserta didik yang
mencakup pengetahuan dan ketrampilan sebagai hasil kegiatan belajar
3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineke
Cipta, 2006), Cet, 13, hlm. 230 4 Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran,(Jakarta:Rineka Cipta,1999), hlm. 216
5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hlm. 231
38
mengajar.6 Metode ini digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta
didik dalam belajar dan pembelajaran matematika, tes dilaksanakan pada
setiap pembelajaran dan akhir siklus.
G. Teknik Analisis Data
Data hasil pengamatan diolah dengan analisis deskriptif untuk
menggambarkan keadaan peningkatan indikator keberhasilan setiap siklus
dan untuk menggambarkan keberhasilan pembelajaran melalui model
pembelajaran problem posing bernuansa Islami
1. Data hasil observasi peserta didik
Adapun perhitungan persentase data hasil observasi kemampuan
komunikasi matematika peserta didik selama mengikuti pembelajaran
adalah sebagai berikut:
Persentase(%) = %100xN
n
Keterangan:
n = skor yang diperoleh setiap peserta didik
N = jumlah seluruh skor
Kriteria penafsiran variabel penelitian ini sebagai berikut:
75% – 100 % = baik sekali (A)
50% - 75% = baik (B)
25% - 75% = cukup (C)
0% - 25% = kurang (D)
2. Data mengenai hasil tes evaluasi
Data mengenai hasil tes evaluasi diambil dari kemampuan
kognitif peserta didik dalam memecahkan masalah dianalisis dengan
menghitung rata-rata nilai ketuntasan belajar.
a. Menghitung rata-rata
Untuk menghitung nilai rata-rata digunakan rumus:7
6 Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik dalam Interaktif Edukatif Suatu
Pendekatan Teoritis Psikologis, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), Cet. III, hlm. 256 7 Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), hlm. 67.
39
n
Xx
Keterangan:
x = rata-rata nilai
X = jumlah seluruh nilai
n = jumlah peserta didik
b. Menghitung ketuntasan belajar
a) Ketuntasan belajar individu
Data yang diperoleh dari hasil belajar peserta didik dapat
ditentukan ketuntasan belajar individu menggunakan analisis
deskriptif persentase dengan perhitungan:
%100xmaksimalskor
diperolehyangskor
b) Ketuntasan belajar klasikal
Data yang diperoleh dari hasil belajar dapat ditentukan
ketuntasan belajar klasikal menggunakan analisis deskriptif
persentase dengan perhitungan:
%100xdidikpesertaseluruh
belajartuntasdidikpeserta
H. Indikator Pencapaian
Dalam penelitian ini, peningkatan komunikasi matematika peserta
didik secara optimal ditandai dengan tercapainya ketuntasan belajar tiap
individu. Dengan demikian yang menjadi tolak ukur keberhasilan penelitian
ini adalah:
1. Komunikasi matematika peserta didik di atas 70%
2. Nilai rata – rata kelas di atas 70
3. Ketuntasan belajar klasikal minimal 75 %.
40
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN
A. Gambaran Umum Madrasah
1. Sejarah Berdirinya Madrasah
Sejarah dan perkembangan Madrasah Tsanawiyah Uswatun
Hasanah pada Yayasan Darul Husna, Kelurahan Mangkangwetan
Kecamatan Tugu Kota Semarang, tidak bisa lepas dari berdirinya Pondok
Pesantren Uswatun Hasanah pada tahun 1956 M yang didirikan atas
prakarsa Al Maghfurlah KH. Husnan yaitu ayah KH. Achmad Thohir
Husnan (ketua Yayasam Darul Husna) dan KH. Mustaqim Husnan
(pengasuh Pondok Pesantren Uswatun Hasanah). Pada mulanya pesantren
ini hanya mengelola santri putra saja, namun setelah pucuk pimpinan
dipegang oleh KH. Mustaqim Husnan yaitu pada tahun 1990 telah berdiri
Pondok Pesantren Putri Uswatun Hasanah yang berorientasi pada
Tahfidzul Qur’an (yaitu pemahaman dan menghafal Al-Qur’an 30 juz) dan
alhamdulillah sampai pada tahun 2011 ini tercatat telah berhasil mencetak
lebih dari 30 santri putri yang telah hafal al-Qur’an 30 juz diluar kepala.
Pondok pesantren inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya
Madrasah yang dikelola oleh Yayasan Darul Husna. Pada tahun 1997
berdiri Madrasah Tsanawiyah, tahun 1998 berdiri Madrasah Aliyah dan
tahun 2010 berdiri RA (Roudhotul Athfal) dan Madrasah Ibtidaiyah
Pada awalnya berdirinya Madrasah Tsanawiyah Uswatun Hasanah
hanya mengelola 15 peserta didik dan alhamdulillah setiap tahunnya
mengalami peningkatan yang cukup baik secara kuantitatif/jumlah maupun
kualitatif/mutu pendidikan. Pada tahun 2002 MTs. Uswatun Hasanah
tercatat di Kawildepag Propinsi Jawa Tengah dengan status terdaftar
dengan nomor piagam : D/W.k/MTs/39/2002 dan waktu itu Kepala
Madrasahnya adalah H. M. Faishol Sanusi.
41
Pada tahun 2005 MTs. Uswatun Hasanah mengajukan permohonan
akreditasi untuk status diakui dan akhirnya dikabulkan dengan mendapat
nilai akreditasi C. Pada waktu itu kepala madrasah dijabat oleh Bapak H.
Asikin Husnan, S.Ag, M.S.I, adik kandung KH. Mustaqim Husnan.
Selanjutnya, pada tahun 2008 mengajukan akreditasi kembali kepada
Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M) Provinsi Jawa
Tengah dan alhamdulillah peringkatnya naik menjadi akreditasi B sampai
sekarang.
Adapun jumlah peserta didik yang ada di MTs. Uswatun Hasanah
secara sederhana terlihat meningkat di setiap tahunnya, meskipun
kadangkala juga mengalami penurunan. Pada awal tahun pelajaran
2008/2009 jumlah peserta didik sekitar 105 anak, kemudian pada awal
tahun pelajaran 2009/2010 jumlah peserta didik menurun menjadi 90 anak
dan selanjutnya pada awal tahun pelajaran 2010/2011 meningkat menjadi
95 peserta didik. Dan sampai saat ini MTs. Uswatun Hasanah masih
membuka 1 kelas untuk masing-masing tingkatan.
Dari sejarahnya tampak jelas bahwa MTs. Uswatun Hasanah
memiliki ikatan batin yang sangat kuat dengan Pondok Pesantren Uswatun
Hasanah, sedangkan secara fisik letak antara keduanya berdekatan.
Diantara keduanya ibarat saudara sekandung yang saling menguntungkan
karena peserta didiknya sebagian berasal dari pondok pesantren tersebut.
Disamping itu, peserta didik dapat bertempat di pondok dan mendapatkan
tambahan ilmu-ilmu agama Islam seperti Nahwu, Sharaf, Fiqih, Al-Qur’an
dan Hadits yang berciri khas Ahlussunnah Wal Jama’ah dengan menganut
salah satu madzhab 4 yaitu imam Syaf’i, Hambali, Maliki dan Hanafi.1
1 Hasil wawancara dengan H. Asikin Husnan, S.Ag., M.S.I ( Sekretaris Yayasan Darul
Husna dan sekaligus mantan Kepala MTs Uswatun Hasanah ), pada tanggal 10 Oktober 2011, pukul 20.00-21.00 WIB.
42
2. Identitas Madrasah
a. Nama Sekolah : MTs. USWATUN HASANAH
b. Alamat Sekolah : Jl. Karanggayam, Rt. 02/Rw.04 Mangkang
Wetan, Tugu, Kota Semarang. Telp.
(024) 8666039.
c. Nama Yayasan : YAYASAN DARUL HUSNA
d. Alamat : Jl.Karanggayam, Rt. 02/Rw.04 Mangkang
Wetan, Tugu, Kota Semarang. Telp.
(024) 8666039.
e. NSM/NPSN : 212337401029 / 20329041
f. Tahun berdiri : 1997.
g. Tahun beroperasi : 1997.
3. Daftar Guru Tahun Pelajaran 2011/2012
a. Jumlah Guru : 17 Orang
b. Guru Tetap Yayasan : 10 Orang
c. Guru Tidak Tetap : 6 Orang
d. PNS DPK : 1 Orang
e. Staf TU : 2 Orang
f. Petugas Perpustakaan : 1 Orang
g. Tukang Kebun : 1 Orang
B. Hasil Penelitian
1. Pra Siklus
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari wawancara dengan Ibu
Ina Rotul Uliya, S.Pd. selaku Kepala Madrasah dan Ibu Siti Alqomah,
S.Pd. selaku guru Matematika kelas VII MTs. Uswatun Hasanah
Mangkangwetan, menyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran
matematika pada materi pecahan belum menggunakan model
pembelajaran pengajuan soal atau problem posing bernuansa Islami, tetapi
masih menggunakan metode ceramah saja sehingga terjadi komunikasi
43
satu arah. Artinya peserta didik cenderung pasif dan kurang mempunyai
pengalaman belajar dalam pembelajaran. Sehingga peserta didik kurang
menyukai pelajaran matematika. Hal ini menyebabkan rata-rata
kemampuan komunikasi matematika peserta didik rendah dan rata-rata
kelas hasil belajar pada materi pecahan setahun yang lalu yaitu tahun
2010/2011 belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang
ditentukan Madrasah yaitu 65.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh selama pra siklus maka
peneliti bersama guru mata pelajaran matematika yaitu Ibu Siti Alqomah,
S.Pd. melakukan evaluasi pembelajaran. Pelaksanaan pra siklus ini dengan
mengambil data dokumentasi evaluasi dari pembelajaran pada materi
pecahan pada tahun sebelumnya Untuk itu peneliti bersama guru
matematika sepakat untuk melaksanakan pembelajaran matematika dengan
model pembelajaran problem posing bernuansa Islami sebagai usaha untuk
perbaikan kegiatan pembelajaran di kelas VII MTs. Uswatun Hasanah
dalam rangka meningkatkan kemampuan komunikasi matematika peserta
didik.
2. Siklus I
Berdasarkan pengamatan dan analisis yang dilakukan bersama-
sama antara guru dan peneliti pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas
(PTK), pada siklus I diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan, peneliti membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran/RPP (lampiran 6 dan 7) sebagai pedoman dalam proses
pembelajaran di kelas, dengan menggunakan model pembelajaran
pengajuan soal (problem posing) bernuansa Islami. Selain itu, peneliti
juga menyiapkan soal tes evaluasi siklus I (lampiran 16) yang akan
diselesaikan masing-masing peserta didik dan menyiapkan daftar hadir
peserta didik, lembar observasi peserta didik dan lembar observasi guru
selama berlangsung proses pembelajaran.
44
b. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan 3 kali pertemuan
yaitu sebagai berikut:
1) Pertemuan pertama
Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada hari Senin,
tanggal 10 Oktober 2011 pada jam pelajaran ke 7 dan 8 ( pukul
12.10 – 13.20 WIB). Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan
mengucapkan salam kepada peserta didik dilanjutkan berdoa
bersama dengan membaca basmalah dan melakukan absensi
terhadap peserta didik. Pada pertemuan pertama jumlah peserta didik
yang hadir 30 peserta didik. Ini berarti peserta didik kelas VII hadir
100% (lampiran 2). Setelah melakukan absensi, guru memotivasi
terhadap peserta didik dan melakukan apersepsi terhadap materi
sebelumnya yaitu materi bilangan bulat. Guru memotivasi peserta
didik dengan mengatakan bahwa belajar matematika terutama pada
materi pecahan sangat bermanfaat, karena banyak bilangan pecahan
yang muncul di dalam Al-Quran diantaranya dalam masalah zakat
dan warisan. Kemudian guru menjelaskan rencana pelaksanaan
pembelajaran yaitu dengan model pembelajaran problem posing
bernuansa Islami.
Selanjutnya guru menjelaskan tentang pengertian pecahan,
cara mengubah pecahan dan mengurutkan pecahan. Guru mengawali
penjelasan dengan meminta peserta didik membaca buku LKS
Canggih halaman 12. Kemudian guru memberikan contoh tentang
pecahan, cara mengubah pecahan dan mengurutkan pecahan. Setelah
memberikan contoh, guru meminta peserta didik membentuk
kelompok yang masing-masing beranggotakan 5 anak dan salah
satunya menjadi ketua kelompok. Kelompok 1 diketuai oleh
Muslikhun Ashar, kelompok 2 diketuai oleh Umi Sholihah,
kelompok 3 diketuai oleh Naily Jazilaturrohmaniyah, kelompok 4 di
ketuai oleh Annisa Septa Graha, kelompok 5 diketuai oleh Asep
45
Prayitno Utomo dan kelompok 6 diketuai oleh Mursidah (lampiran
13).
Masing-masing kelompok diminta mengajukan 3 buah soal
beserta jawabannya dalam waktu 10 menit. Selama proses diskusi
kelompok, guru membimbing dan mengamati masing-masing
kelompok. Semua kelompok mengerjakannya dengan baik dan
hanya kelompok 2 dan kelompok 4 yang mengajukan soal dengan
jawaban salah. Dari keenam kelompok tersebut, guru meminta
perwakilan kelompok yang benar dalam mengajukan soal untuk
mempresentasikan soalnya di depan kelas. Setelah dipresentasikan,
guru bersama peserta didik yang lain melakukan pembahasan dan
selanjutnya memberikan kesimpulan.
Sebelum pembelajaran selesai guru memberikan PR kepada
masing-masing peserta didik untuk mengerjakan LKS halaman 14 –
15. Selanjutnya kegiatan pembelajaran ditutup dengan melakukan
doa bersama dengan membaca surat al-ashr.
2) Pertemuan kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 15
Oktober 2011 pada jam pelajaran ke 3 dan 4 (pukul 08.40 – 10.00
WIB). Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan
salam kepada peserta didik dilanjutkan berdoa bersama dengan
membaca basmalah dan melakukan absensi terhadap peserta didik.
Pada pertemuan kedua ini jumlah peserta didik yang hadir 30 peserta
didik (lampiran 3). Setelah melakukan absensi, guru meminta peserta
didik membuka PR dan membahasnya bersama-sama di depan kelas.
Sebagian besar peserta didik sangat antusias maju ke depan untuk
mengerjakan soal tersebut.
Setelah membahas PR, guru menjelaskan tentang operasi
bilangan pecahan biasa dan campuran. Guru mengatakan bahwa
operasi pada pecahan ada 5 yaitu: penjumlahan, pengurangan,
perkalian, pembagian dan perpangkatan. Kemudian guru memberi
46
contoh dari masing-masing operasi tersebut dengan nuansa Islami.
Guru memberikan contoh “Ahmad membaca alquran ¼ juz dalam
setiap selesai sholat fardhu. Berapa halamankah ahmad membaca
Al-Qur’an dalam sehari semalam jika dalam 1 juz terdapat 20
halaman?”. Setelah memberikan contoh, guru meminta peserta didik
membentuk kelompok yang masing-masing beranggotakan 2 anak.
Kelompok tersebut dibentuk tiap meja. Kemudian setiap kelompok
diminta mengajukan soal yang bernuansa Islami.
Masing-masing kelompok diminta mengajukan 2 buah soal
beserta jawabannya dalam waktu 10 menit. Satu soal yang diajukan
harus berupa soal cerita. Selama proses diskusi kelompok, guru
membimbing dan mengamati masing-masing kelompok. Semua
kelompok mengerjakannya dengan baik. Dari jumlah kelompok yang
ada, guru meminta perwakilan salah satu kelompok untuk
mempresentasikan soalnya di depan kelas. Kelompok yang diminta
adalah kelompoknya Mursidah dan Eka Uyuni Zaroh. Sementara
kelompok yang lain mengumpulkan soal yang diajukan di meja guru.
Setelah dipresentasikan, guru bersama peserta didik yang lain
melakukan pembahasan dan selanjutnya memberikan kesimpulan.
Selanjutnya kegiatan pembelajaran ditutup dengan melakukan doa
bersama dengan membaca hamdalah.
3) Pertemuan ketiga
Pada pertemuan ketiga, guru hanya melakukan evaluasi
siklus I terhadap pesera didik. Pertemuan ini dilakukan pada hari
senin tangggal 17 Oktober 2011 pada jam pelajaran ke 7 dan 8
(pukul 12.10 – 13.20 WIB).
Guru menngawali pertemuan ketiga dengan mengucapkan
salam dan membaca basmalah bersama-sama. Setelah itu guru
melakukan absensi terhadap peserta didik. Pada waktu itu peserta
didik yang hadir 29 anak dan 1 peserta didik tidak hadir dikarenakan
sakit yaitu Fatikhatunnikmah. Sebelum soal tes evaluasi siklus I
47
dibagikan peserta didik diminta menutup semua buku yang ada di
atas meja. Setelah keadaan tenang, guru membagikan soal dan
peserta didik mengerjakan soal tersebut dalam waktu 50 menit.
Selanjutnya sampai batas waktu yang ditentukan, semua
peserta didik diminta mengumpulkan jawabannya di meja guru.
Namun pada kenyaataannya masih ada peserta didik yang belum
selesai mengerjakan soal, akhirnya guru tetap meminta peserta didik
untuk mengumpulkan jawabanya tersebut.
c. Pengamatan
Dalam penelitian tindakan kelas siklus I, pengamatan
dilaksanakan dengan beberapa aspek yang diamati, yaitu:
1) Pengamatan terhadap peserta didik
Pada proses pelaksanaan pembelajaran dengan model
pembelajaran pengajuan soal/problem posing bernuansa Islami,
dalam pertemuaan pertama siklus I, banyak peserta didik yang belum
siap dengan buku dan alat tulis pelajaran matematika di meja. Pada
saat mengajukan soal dan menyelesaikannya secara kelompok masih
mengalami kesulitan. Selain itu waktu tidak efisien karena melebihi
waktu yang ditentukan terutama pada saat tes siklus I. Pada saat guru
membahas materi ajar, masih ada peserta didik yang tidak
memberikan respon artinya komunikasi peserta didik masih rendah
untuk menanggapi penjelasan guru.
Selama siklus I, hasil pengamatan guru terhadap komunikasi
peserta didik dalam memperhatikan penjelasan guru, komunikasi
peserta didik dalam diskusi kelompok, komunikasi dan keberanian
peserta didik dalam pengajuan soal/ permasalahan, komunikasi
peserta didik terhadap pembahasan hasil diskusi kelompok,
kemampuan komunikasi peserta didik dalam menyelesaikan soal
secara benar, dan komunikasi peserta didik dalam menerjemahkann
soal cerita dan menyelesaikannya masih tergolong rendah. Ini karena
hanya sedikit peserta didik yang mencapai indikator yang
48
diharapkan. Hanya ada 4 anak yang sudah mencapai indikator yaitu
Muslihun Azhar, Mursidah, Naily Jazilaturrohmaniyah dan Wardah
Nazilatussalwa. Data diatas dapat ditunjukkan pada lampiran 9.
2) Pengamatan terhadap guru dalam proses pembelajaran
Pengamatan terhadap guru dilakukan oleh kolabolator yakni
Ibu Siti Alqomah, S,Pd. Dari hasil observasi aktivitas guru selama
pembelajaran berlangsung pada siklus I, penampilan guru di depan
kelas masih kurang maksimal. Dalam menyajikan materi guru juga
belum mengena ke seluruh peserta didik. Hanya beberapa peserta
didik yang memperhatikan dengan sungguh-sungguh. Adapun proses
jalannya pembelajaran dengan model pembelajaran problem posing
bernuansa Islami sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat pada
lampiran 11.
d. Refleksi.
Setelah melaksanakan pengamatan atas tindakan kelas,
selanjutnya guru bersama kolabolator mengadakan refleksi terhadap
segala kegiatan yang telah dilakukan. Hasil refleksi siklus I antara lain:
1) Agar peserta didik berani mengajukan soal dalam pembelajaran,
maka sebaiknya guru memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengajukan soal dan memotivasi peserta didik agar lebih
berani mengajukan soal.
2) Agar peserta didik tidak menemui kesulitan dalam mengajukan soal
dan menyelesaikannya maka sebaiknya guru memberikan perhatian
dan bimbingan kepada masing-masing peserta didik.
3) Agar peserta didik memahami penjelasan dari guru pada saat
membahas materi ajar dan peserta didik memberikan respon maka
guru dianjurkan untuk menggunakan bahasa yang sederhana dan
mudah dipahami oleh peserta didik, mengingat daya tangkap peserta
didik yang beragam.
49
4) Dari daftar nilai tes (lampiran 18) terdapat 14 peserta didik yang
tuntas belajar dan 16 peserta didik tidak tuntas belajar. Hal ini berarti
pembelajaran yang dilakukan belum berhasil atau masih kurang.
Secara garis besar, pelaksanaan pada siklus I kurang berhasil.
Oleh karena itu kegiatan pada siklus I perlu diulang agar kemampuan
komunikasi matematika peserta didik dalam menyelesaikan masalah
pecahan dapat ditingkatkan.
3. Siklus II
Pada Siklus II, peneliti/guru melaksanakan kegiatan sebagai
berikut:
a. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan guru/peneliti merancang rencana
pelaksanaan pembelajaran (lampiran 8) sebagai pedoman dalam proses
pembelajaran di kelas dengan menggunakan model pembelajaran
pengajuan soal (problem posing) bernuansa Islami. Guru juga
merancang soal tes siklus II (lampiran 19) yang akan diselesaikan
masing-masing peserta didik dalam siklus II. Selain itu guru juga
menyiapkan daftar hadir peserta didik, lembar observasi peserta didik
dan guru selama berlangsung proses pembelajaran.
b. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan dalam 2 kali
pertemuan yaitu sebagai berikut:
1) Pertemuan pertama
Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu
tanggal 22 Oktober 2011 pada jam pelajaran ke 3 dan 4 (pukul
08.40 – 10.00 WIB). Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan
berdoa dan melakukan absensi terhadap peserta didik. Selanjutnya
guru memberikan selembar kertas berisi ayat Al-Qur’an yang
mengandung bilangan pecahan yaitu Q.S. An-Nisa’ ayat 12. Setelah
peserta didik mendapat lembaran kertas tersebut, guru menanyakan
50
kepada peserta didik “Sebutkan bilangan pecahan apa saja yang
terdapat dalam ayat tersebut?”. Serempak peserta didik menjawab
“1/6, 1/3, 1/4, 1/8 dan 2/3”.
Selanjutnya, guru menjelaskan rencana pelaksanaan
pembelajaran yaitu dengan model pembelajaran problem posing
bernuansa Islami. Guru menjelaskan tentang operasi pada bilangan
pecahan desimal beserta contoh dan penyelesaiannya serta
penggunan bilangan pecahan dalam kehidupan sehari-hari. Guru
memberikan contoh berupa soal cerita “Pak Ahmad memiliki harta
kekayaan sebesar Rp. 50.000.000,- dalam setahun, sehingga beliau
wajib mengeluarkan zakat sebanyak 2,5 %. Berapakah rupiahkah
zakat yang harus dikeluarkan oleh pak Ahmad ?”.
Selanjutnya guru meminta peserta didik membentuk
kelompok menjadi 5 kelompok dan masing-masing beranggotakan 6
peserta didik dan salah satunya menjadi ketua kelompok. Guru
memberikan tugas masing-masing kelompok untuk mengajukan soal
dan menyelesaikannya berupa soal cerita yang memuat nilai
keislaman. Guru memberikan bimbingan kepada peserta didik untuk
membuat kesimpulan dari materi yang telah disampaikan.
Pada akhir pertemuan guru meminta peserta didik untuk
belajar di rumah untuk mempersiapkan diri menghadapi tes siklus II.
Pertemuan ditutup dengan membaca doa bersama.
2) Pertemuan kedua
Pada pertemuan selanjutnya yaitu pada hari Senin, 24
Oktober 2011 guru hanya memberikan soal evaluasi siklus II
(lampiran 19) untuk dikerjakan masing-masing peserta didik. Guru
memberikan waktu 60 menit untuk mengerjakan soal tersebut. Dan
sampai waktu yang ditentukan peserta didik mampu mengerjakan
soal evaluasi siklus II dengan baik.
51
c. Pengamatan
Dalam penelitian tindakan kelas, pengamatan dilaksanakan
dengan beberapa aspek yang diamati, yaitu:
1) Pengamatan terhadap peserta didik
Pada proses pelaksanaan pembelajaran dengan model
pembelajaran pengajuan soal / problem posing bernuansa Islami
siklus II para peserta didik sudah siap dengan buku dan alat tulis
pelajaran matematika di meja. pada saat mengajukan soal dan
menyelesaikannya secara kelompok sedikit peserta didik yang masih
mengalami kesulitan. Waktu pelaksanaan pembelajaran sudah
berjalan efektif dan efisien karena sesuai dengan waktu yang
ditentukan. Pada saat guru membahas materi ajar, peserta didik
sudah berani memberikan respon artinya komunikasi peserta didik
mulai meningkat dalam menanggapi penjelasan guru.
Hasil pengamatan guru terhadap komunikasi peserta didik
dalam memperhatikan penjelasan guru, komunikasi peserta didik
dalam diskusi kelompok, komunikasi dan keberanian peserta didik
dalam pengajuan soal/ permasalahan, komunikasi peserta didik
terhadap pembahasan hasil diskusi kelompok, kemampuan
komunikasi peserta didik dalam menyelesaikan soal secara benar dan
kemampuan komunikasi peserta didik dalam menerjemahkan soal
cerita dan menyelesaikannya sudah sangat baik. Hal ini dapat
dibuktikan dengan banyaknya peserta didik yang mencapai
indikator. Hanya beberapa yang belum mencapai indikator
diantaranya Anida Amaliyah, Diana Faranila, Fatihatunnikmah,
Indah Hidayatul Hasanah, Arbi Auliya, Rohimatun, Tety
Purnamasari dan Yulia Anggraini. Data tersebut dapat dilihat pada
lampiran 10.
2) Pengamatan terhadap guru dalam proses pembelajaran
Pengamatan terhadap aktivitas guru pada siklus II tetap
dilakukan oleh kolabolator. Selama pembelajaran berlangsung pada
52
siklus II, penampilan guru di depan kelas sudah cukup maksimal.
Dalam menyajikan materi guru sudah mengena ke seluruh peserta
didik. Banyak peserta didik yang memperhatikan dengan sungguh-
sungguh. Adapun proses jalannya pembelajaran dengan model
pembelajaran problem posing bernuansa Islami sudah sangat baik.
Hal ini dapat dilihat pada lampiran 12.
d. Refleksi
Sebagaimana dalam siklus I, maka setelah melaksanakan
pengamatan atas tindakan pembelajaran di kelas, selanjutnya diadakan
refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan. Hasil refleksi siklus
II antara lain:
1) Peserta didik sudah banyak yang berani mengajukan soal dalam
pembelajaran.
2) Sedikit peserta didik yang menemui kesulitan dalam mengajukan
soal dan menyelesaikannya karena guru sudah memberikan
perhatian dan bimbingan kepada masing-masing peserta didik
dengan baik.
3) Peserta didik dengan mudah memahami penjelasan dari guru pada
saat membahas materi ajar dan peserta didik memberikan respon
karena guru menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah
dipahami oleh peserta didik.
4) Dari daftar nilai tes (lampiran 21) terdapat 25 peserta didik yang
tuntas belajar dan 5 peserta didik tidak tuntas belajar. Hal ini
berarti pembelajaran yang dilakukan sudah berhasil.
Secara garis besar, pelaksanaan pada siklus II sudah berhasil
daripada siklus sebelumnya.. Oleh karena itu kegiatan pada siklus II
sudah cukup untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika
peserta didik dalam menyelesaikan masalah pecahan. Jadi dapat
disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran tidak perlu diulang karena
pembelajaran sudah dikatakan berhasil.
53
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model
pembelajaran problem posing bernuansa Islami dapat meningkatkan
kemampuan komunikasi matematika peserta didik dalam menyelesaikan
masalah pecahan di kelas VII semester gasal MTs. Uswatun Hasanah tahun
pelajaran 2011/2012. Hal ini dapat ditunjukkan dari proses-proses sebagai
berikut:
1. Pra Siklus
Sebagaimana hasil wawancara dengan guru matematika dan
pengalaman pembelajaran pada materi pecahan pada tahun-tahun
sebelumya, dapat diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran masih
menggunakan metode ceramah yang mengakibatkan pada rendahnya
komunikasi matematika peserta didik. Hal ini karena komunikasi dalam
proses pembelajaran berjalan searah, sehingga komunikasi peserta didik
tidak terbangun. Dari pengalaman pembelajaran pada tahun pelajaran
2010/2011, kemampuan komunikasi matematika peserta didik hanya
mencapai 35% dari jumlah peserta didik 24 anak. Hal ini dapat dilihat dari
tabel berikut:
Tabel 2
Komunikasi Peserta Didik Tahun Pelajaran 2010/2011
No Hasil Pengamatan Banyaknya Prosentase
1 Peserta didik yang memperhatikan
penjelasan guru 16 67%
2 Peserta didik yang komunikatif dalam
diskusi kelompok 10 42%
3 Peserta didik yang berani mengajukan
soal 4 17%
4 Peserta didik yang memperhatikan hasil
diskusi kelompok. 9 38%
5 Peserta didik yang benar dalam 7 29%
menyelesaikan soal
6 Peserta didik yang benar dalam
menerjemahkan soal cerita
Komunikasi peserta didik
�∑��������
∑ �� ��
Sementara itu, b
tahun pelajaran 2010/2011, yakni hasil ulangan pada materi pecahan
menunjukkan bahwa masih banyak peserta didik yang belum mencapai
KKM yang ditetapkan
kelas yang hanya mencapai 50 dengan ketuntas
(lampiran 5).
Hasil diatas
No
1 Komunikasi matematika peserta didik
2 Nilai rata
3 Ketuntasan belajar klasikal
Grafik 1. Komunikasi Matematika Peserta Didik Pra Siklus
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
Pra Siklus
menyelesaikan soal
Peserta didik yang benar dalam
menerjemahkan soal cerita 5
Komunikasi peserta didik
���� ����
�����
Sementara itu, berdasarkan data hasil pembelajaran kelas VII pada
tahun pelajaran 2010/2011, yakni hasil ulangan pada materi pecahan
menunjukkan bahwa masih banyak peserta didik yang belum mencapai
KKM yang ditetapkan madrasah yaitu 65. Hal ini dilihat dari nilai rata
kelas yang hanya mencapai 50 dengan ketuntasan belajar klasikal
Hasil diatas dapat dilihat dalam tabel dan grafik sebagai berikut:
Tabel 3
Hasil Penelitian Pra Siklus
Indikator Pra Siklus
Komunikasi matematika peserta didik
Nilai rata – rata kelas
Ketuntasan belajar klasikal
. Komunikasi Matematika Peserta Didik Pra Siklus
Pra Siklus
Komunikasi matematika
54
21%
35%
erdasarkan data hasil pembelajaran kelas VII pada
tahun pelajaran 2010/2011, yakni hasil ulangan pada materi pecahan
menunjukkan bahwa masih banyak peserta didik yang belum mencapai
adrasah yaitu 65. Hal ini dilihat dari nilai rata-rata
n belajar klasikal 41,7 %
dapat dilihat dalam tabel dan grafik sebagai berikut:
Pra Siklus
35%
50
41,7%
. Komunikasi Matematika Peserta Didik Pra Siklus
Komunikasi matematika
Grafik 2. Nilai R
Grafik 3. Ketuntasan Belajar Klasikal Pra Siklus
2. Siklus I
Dari
bahwa hasil pengamatan
memperhatikan penjelasan guru
2,40 dengan prosentase 60,0 %.
didik dalam diskusi kelompok
prosentase 58,3 %
peserta didik dalam
penilaian 1, 43 dengan prosentase 35,8 %
0
10
20
30
40
50
Pra Siklus
00%
10%
20%
30%
40%
50%
Pra Siklus
Nilai Rata-rata Kelas Pra Siklus
3. Ketuntasan Belajar Klasikal Pra Siklus
Dari pelaksanaan tindakan kelas pada siklus I dapat ditunjukkan
asil pengamatan guru terhadap komunikasi peserta didik dalam
memperhatikan penjelasan guru diperoleh dengan rata-rata sk
2,40 dengan prosentase 60,0 %. Pengamatan terhadap komunikasi
diskusi kelompok dengan rata-rata skor penilaian
prosentase 58,3 %. Pengamatan terhadap komunikasi
peserta didik dalam pengajuan soal/ permasalahan dengan rata
1, 43 dengan prosentase 35,8 %. Pengamatan komunikasi
Pra Siklus
Pra Siklus
Ketuntasan Belajar Klasikal
55
dapat ditunjukkan
komunikasi peserta didik dalam
rata skor penilaian
komunikasi peserta
rata skor penilaian 2,33 dengan
dan keberanian
dengan rata-rata skor
komunikasi peserta
Rata-rata Kelas
Ketuntasan Belajar Klasikal
56
didik terhadap pembahasan hasil diskusi kelompok dengan rata-rata skor
penilaian 1,90 dengan prosentase 47,5%. Pengamatan terhadap
kemampuan komunikasi peserta didik dalam menyelesaikan soal secara
benar dengan rata-rata skor penilaian 1,83 dengan prosentase 45,8 %.
Pengamatan terhadap kemampuan komunikasi peserta didik dalam
menerjemahkann soal cerita dan menyelesaikannya dengan rata-rata skor
penilaian 1,63 dengan prosentase 40,8 %. Hasil tersebut jika dikalkulasi,
diperoleh prosentase kemampuan komunikasi matematika secara umum
pada siklus I adalah 48,1 %. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi
matematika peserta didik lebih baik daripada pra siklus.
Selain itu aktivitas guru dalam melaksanakan proses pembelajaran
dengan mengggunakan model pembelajaran problem posing bernuansa
Islami sudah cukup baik dengan prosentase 60,4%. Hal ini dapat dilihat
pada lembar observasi guru lampiran 11.
Adapun rata-rata nilai tes evaluasi siklus I sudah mencapai 61.
Selisih 11 point dibanding pra siklus. Sedangkan ketuntasan belajar
klasikal pada siklus I mencapai 46,7%. Selisih 5% daripada pra siklus. Ini
sudah menunjukkan peningkatan meskipun belum sesuai dengan
pencapaian indikator yang diharapkan. Hasil diatas dapat dilihat dalam
tabel dan grafik dibawah ini.
Tabel 4
Hasil Perbandingan Pra Siklus dan Siklus I
No Indikator Pra Siklus Siklus I
1 Komunikasi matematika peserta didik 35% 48,1 %
2 Nilai rata – rata kelas 50 61
3 Ketuntasan belajar klasikal 41,7% 46,7%
Grafik 4. Perbandingan Komunikasi Matematika Peserta Didik Pra
Siklus dan Siklus I
Grafik 5. Perbandingan Rata
Grafik 6. Perbandingan Ketuntasan Belajar Klasikal Pra Siklus dan
Siklus I
30%
32%
34%
36%
38%
40%
42%
Pra Siklus
0
10
20
30
40
50
60
70
Pra Siklus
38%
40%
42%
44%
46%
48%
Pra Siklus
4. Perbandingan Komunikasi Matematika Peserta Didik Pra
Siklus dan Siklus I
5. Perbandingan Rata-rata Kelas Pra Siklus dan Siklus I
. Perbandingan Ketuntasan Belajar Klasikal Pra Siklus dan
Siklus I
Pra Siklus Siklus 1
Komunikasi matematika
Pra Siklus Siklus 1
Pra Siklus Siklus 1
Ketuntasan Belajar Klasikal
57
4. Perbandingan Komunikasi Matematika Peserta Didik Pra
rata Kelas Pra Siklus dan Siklus I
. Perbandingan Ketuntasan Belajar Klasikal Pra Siklus dan
Komunikasi matematika
Rata-rata Kelas
Ketuntasan Belajar Klasikal
58
3. Siklus II
Pada siklus II hasil observasi peserta didik dapat ditunjukkan
bahwa komunikasi peserta didik dalam memperhatikan penjelasan guru
meningkat dari 60,0% pada siklus I dengan kategori baik menjadi 78,6%
pada siklus II dengan kategori sangat baik. Kemampuan komunikasi
matematika peserta didik dalam diskusi kelompok juga meningkat dari
58,3% dengan kategori baik menjadi 76,2% dengan kategori sangat baik.
Komunikasi dan keberanian peserta didik dalam mengajukan
soal/permasalahan juga meningkat dari 35,8% pada siklus I dengan
kategori cukup menjadi 65,9% pada siklus II dengan kategori baik.
Komurnikasi peserta didik terhadap pembahasan hasil diskusi kelompok
juga meningkat dari 47,5% menjadi 69,8%. Kemampuan komunikasi
peserta didik dalam menyelesaikan soal secara benar juga meningkat dari
kategori cukup menjadi baik. Hal ini dapat ditunjukkan pada lampiran 22.
Hasil observasi terhadap komunikasi matematika peserta didik
secara umum pada siklus II adalah 70,4%. Selisih 22,3 % dibanding pada
siklus I. Sementara dari hasil tes evaluasi siklus II terdapat 25 peserta didik
yang tuntas dalam belajar dan hanya 5 peserta didik yang belum tuntas.
Nilai rata-rata kelas sudah mencapai 78,5. Sedangkan untuk ketuntasan
belajar klasikal pada siklus II mencapai 83,3%. Hasil ini sudah sangat baik
dibandingkan pra siklus dan siklus I.
Sementara untuk aktivitas guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran dengan mengggunakan model pembelajaran problem posing
bernuansa Islami pada siklus II sudah sangat baik dengan prosentase
83,3% (lampiran 12). Hal ini jika dibandingkan dengan siklus I, aktivitas
guru selama proses pembelajaran mengalami peningkatan 22,9 %. Data
tersebut dapat dilihat pada lampiran 23.
Dari hasil observasi, komunikasi matematika peserta didik dalam
proses pembelajaran mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dengan
peningkatan proses dan hasil pembelajaran peserta didik pada siklus II.
Peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Hasil
No
1 Komunikasi matematika peserta
didik
2 Nilai rata
3 Ketuntasan belajar klasikal
Grafik 7. Perbandingan Komunikasi Matematika Peserta Didik Pra
Siklus, Siklus I
Grafik 8. Perbandingan Rata
Siklus II
0%
20%
40%
60%
80%
Pra Siklus
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Pra Siklus
Tabel 6
Hasil Perbandingan Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Indikator Pra Siklus Siklus I
Komunikasi matematika peserta 35% 48,1 %
Nilai rata – rata kelas 50
Ketuntasan belajar klasikal 41,7% 46,7%
7. Perbandingan Komunikasi Matematika Peserta Didik Pra
Siklus, Siklus I dan Siklus II
8. Perbandingan Rata-rata Kelas Pra Siklus, Siklus I
Siklus II
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Komunikasi matematika
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
59
, Siklus I dan Siklus II
Siklus I Siklus 2
48,1 % 70,4%
61 78,5
46,7% 83,3%
7. Perbandingan Komunikasi Matematika Peserta Didik Pra
Siklus I dan
Komunikasi matematika
Rata-rata Kelas
Grafik 9. Perbandingan Ketuntasan Belajar Klasikal Pra Siklus,
Siklus I
Dari hasil penelitian ini
pembentukan atau pengajuan
memecahkan soal. Dengan demikian, kemampuan pembentukan soal sangat
sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika di sekolah sebagai usaha untuk
meningkatkan komunikasi
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah.
karena itu, pemilihan model pembelajaran
akan sangat membantu
didik.
00%
20%
40%
60%
80%
100%
Pra
Siklus
. Perbandingan Ketuntasan Belajar Klasikal Pra Siklus,
Siklus I dan Siklus II
asil penelitian ini diatas dapat dikatakan bahwa kemampuan
atau pengajuan soal berkorelasi positif dengan kemampuan
memecahkan soal. Dengan demikian, kemampuan pembentukan soal sangat
sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika di sekolah sebagai usaha untuk
komunikasi matematika peserta didik dan dapat membantu
ningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah.
karena itu, pemilihan model pembelajaran problem posing bernuansa
akan sangat membantu dalam meningkatkan komunikasi matematika
Pra
Siklus
Siklus 1 Siklus 2
Ketuntasan Belajar Klasikal
60
. Perbandingan Ketuntasan Belajar Klasikal Pra Siklus,
atakan bahwa kemampuan
soal berkorelasi positif dengan kemampuan
memecahkan soal. Dengan demikian, kemampuan pembentukan soal sangat
sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika di sekolah sebagai usaha untuk
dan dapat membantu
ningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah. Oleh
bernuansa Islami
dalam meningkatkan komunikasi matematika peserta
Ketuntasan Belajar Klasikal
61
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
Dari deskripsi dan analisis penelitian tindakan kelas yang telah
diuraikan pada bab IV dapat disimpulkan bahwa dengan model
pembelajaran problem posing bernuansa Islami peserta didik terlatih untuk
berani mengajukan soal dan mampu menyelesaikan jawabannya. Jadi
dengan model pembelajaran ini peserta didik akan lebih komunikatif
dalam proses pembelajaran sehingga kemampuan komunikasi matematika
peserta didik dapat meningkat. Model pembelajaran problem posing
bernuansa Islami dapat meningkatkan komunikasi peserta didik pada
materi pokok bilangan pecahan. Hal ini terbukti dengan adanya
peningkatan penilaian pada observasi terhadap komunikasi peserta didik
dengan rata-rata prosentase 35% pada pra siklus dan 48,1% pada siklus I
meningkat menjadi 70,4% pada siklus II. Selain itu, terlihat dari nilai rata-
rata kelas 50 pada pra siklus dan 61 pada siklus I meningkat menjadi 78,5
pada siklus II. Sementra untuk prosentase ketuntasan belajar klasikal
41,7% pada pra siklus dan 46,7%, pada siklus I meningkat pada siklus II
menjadi 83,3%. Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran
dengan model pembelajaran problem posing bernuansa Islami dapat
meningkatkan komunikasi matematika peserta didik pada materi pokok
pecahan kelas VII MTs. Uswatun Hasanah Mangkang Semarang tahun
pelajaran 2011/2012.
B. SARAN
Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan penelitian tindakan
kelas maka peneliti mengajukan saran-saran:
1. Penerapan model pembelajaran problem posing bernuansa Islami
sebaiknya dikembangkan pada pokok bahasan yang lain untuk
62
meningkatkan komunikasi matematika serta hasil belajar peserta didik
dalam pembelajaran matematika.
2. Penerapan model pembelajaran problem posing bernuansa Islami dapat
diterapkan untuk melatih peserta didik berani mengajukan
soal/permasalahan dalam pembelajaran matematika.
3. Dalam proses pembelajaran matematika, sebaiknya guru mengajar
dengan pembelajaran aktif, yang dapat menumbuhkan semangat
peserta didik dalam proses pembelajaran yang dapat mengakibatkan
kemampuan komunikasi matematika peserta didik dapat meningkat.
4. Guru hendaknya senantiasa untuk menciptakan atau membuat model
pembelajaran yang inovatif dan mengimplementasikannya dalam
kegiatan belajar mengajar, khususnya dalam pembelajaran matematika.
C. PENUTUP
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan hidayah
rahmat, taufiq, dan Inayah-Nya kepada peneliti, sehingga peneliti dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah berupa skripsi.
Tentu dalam pembahasan-pembahasan skripsi ini ada kekurangan-
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Hal ini karena keterbatasan
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki peneliti. Oleh karena itu
peneliti berharap atas saran yang bersifat membangun guna
menyempurnakan penelitian karya tulis berikutnya.
Demikian skripsi ini peneliti susun, semoga skripsi ini bermanfaat
bagi peneliti pada khususnya dan bagi pembaca pada umumya teriring doa
semoga Allah senantiasa meridhoi. Amiin
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:
Rineke Cipta, 2006, Cet.13.
Aunurrohman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta. 2009
Budiningsih, Asri, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta, 1999,
Cet.I.
Djamarah,Syaiful Bahri, Guru Dan Anak Didik dalam Interaktif Edukatif Suatu
Pendekatan Teoritis Psikologis, Jakarta: Rineka Cipta, 2005, Cet. III.
E.Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2010 , Cet. III.
Iskandar, Kasir, Matematika Dasar, Jakarta: Erlangga.1987
Kusumah, Wijaya dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas,
Jakarta: PT Indeks, 2010, Cet. II.
Masykur, Moch. dan Abdul Halim Fathoni ,Mathematical Intelegent, cara cerdas
melatih otak dan menanggulangi kesulitan belajar, Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2008, Cet.II.
Mufidah, Hana, Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing dengan
Memanfaatkan Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta
Didik Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (Skripsi)
Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo. 2009.
Mustaqim. Psikologi Pendidikan, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
2009.
Naim, Ngainun, Dasar-dasar Komunikasi Pendidikan, Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2011.
Nugroho, Ervan Adi, Pengaruh Multimedia (CD Pembelajaran dan Lembar
Kegiatan Peserta Didik) untuk Meningkatan Hasil Belajar Matematika
Materi Pokok Dimensi Tiga pada Peserta Didik Kelas X SMA 1 Boja
Tahun Pelajaran 2008/2009 (Skripsi), Semarang: UNNES, 2009.
Nurratri, Widya, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII. MTs Filial
Al Iman Adiwerna Tegal Pada Pokok Bahasan Aritmatika Sosial Melalui
Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing Tipe Within solution
Posing Dalam Kelompok Kecil, Semarang: UNNES, 2006.
Saminanto, Ayo Praktik PTK , Semarang: Rasail, 2010.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Jakarta: Rineka Cipta,
2006.
Sudjana, Metoda Statistika, Bandung: Tarsito, 2005.
Suyadi, Panduan Penelitian Tindakan Kelas (Buku Panduan Wajib Bagi Para
Pendidik), Jogjakarta: Diva Press, 2010, Cet. I.
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif (Konsep, Landasan
dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP)), Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009, Cet. II.
Hamzah, Hakikat Anak Menurut Pandangan Teori Belajar Konstruktivisme,
http://mimilers.blogspot.com/2010/03/teori-belajar-konstruktivistik.html,
diakses pada 30 Oktober 2011, jam 10.00 WIB
Herdian, Model Pembelajaran Problem Posing. http://herdy07.wordpress.com
/2009/04/19/model-pembelajaran-problem-posing/ diakses pada 5
September 2011 jam 21.30 WIB
Kartini, Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Melalui Strategi
Think, Talk, Write (TTW). http://kartiniokey.blogspot.com/2010/05/
meningkatkan-kemampuan-komunikasi. html. di akses 5 Septembe 2011.
jam 21.30 WIB
Muhfida, Pengertian Pendekatan Problem Posing. http://muhfida.com/ pengertian
- pendekatan -problem-posing/ diakses pada 5 September 2011 jam 21.30
WIB
http://www.sekolahdasar.net/2011/08/model-pembelajaran-problem-possing.html
diakses pada 5 September 2011 jam 21.30 WIB
LAMPIRAN - LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Nama Peserta Didik Kelas VII MTs. Uswatun Hasanah
Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012
Lampiran 2 Daftar Hadir Peserta Didik Kelas VII MTs. Uswatun Hasanah
Semarang Siklus I Pertemuan 1.
Lampiran 3 Daftar Hadir Peserta Didik Kelas VII MTs. Uswatun Hasanah
Semarang Siklus I Pertemuan 2.
Lampiran 4 Daftar Hadir Peserta Didik Kelas VII MTs. Uswatun Hasanah
Semarang Siklus II
Lampiran 5 Daftar Nilai Peserta Didik Kelas VII MTs. Uswatun Hasanah
Semarang Tahun 2010/2011
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Pertemuan 1
Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Pertemuan 2
Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran 9 Lembar Observasi Peserta Didik Siklus I
Lampiran 10 Lembar Observasi Peserta Didik Siklus II
Lampiran 11 Lembar Observasi Aktifitas Guru Siklus I
Lampiran 12 Lembar Observasi Aktifitas Guru Siklus II
Lampiran 13 Daftar Kelompok Siklus I Pertemuan 1
Lampiran 14 Daftar Kelompok Siklus I Pertemuan 2
Lampiran 15 Daftar Kelompok Siklus II
Lampiran 16 Soal Evaluasi Siklus I
Lampiran 17 Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I
Lampiran 18 Daftar Nilai Tes Evaluasi Siklus I
Lampiran 19 Soal Evaluasi Siklus II
Lampiran 20 Kunci Jawaban Soal Evaluasi II
Lampiran 21 Daftar Nilai Tes Evaluasi Siklus II
Lampiran 22 Perbandingan Lembar Observasi Peserta Didik Siklus I dan Siklus
II
Lampiran 23 Perbandingan Lembar Observasi Guru Siklus I dan Siklus II
Lampiran 24 Perbandingan Nilai Peserta Didik Siklus I dan Siklus II
Lampiran 25 Ayat Al-Qur’an yang Berkaitan dengan Pecahan (Q.S. An-Nisa’
ayat 12)
Lampiran 1
DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS VII
MTs. USWATUN HASANAH SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
No NIS NISN Nama L/P
1 556 9991077358 Abdul Suchur L
2 557 9991077358 Agung Purnomo L
3 558 9956395281 Ana Safira Indana P
4 560 9982964489 Ani Safira Indani P
5 561 9984713226 Anida Amaliah P
6 562 9957078454 Anisa Septa Graha P
7 563 9980709075 Asep Prayetno Utomo L
8 565 9966474504 Diana Fara Nila P
9 566 9994974728 Eka uyuni Zaroh P
10 567 9991090235 Evander Candra Putra L
11 568 9996532785 Faisal Muhammad Arif L
12 569 9954639920 Fatikhatun Nikmah P
13 570 9971158691 Febri Anjar Pradana L
14 571 9992688164 Indah Hidayatul Khasanah P
15 572 9993679214 Ita Novitasari P
16 574 9981135059 Linda Mayasari P
17 575 9991090240 Muhammad Arbi Aulia L
18 576 9990571245 Mursidah P
19 577 9990625648 Muslikhun As'har L
20 579 1000177842 Naily Jazilaturrohmaniyah P
21 580 9996416206 Nur Aini Musdalifah P
22 582 9982442454 Risa Hidatul Arifah P
23 583 9993288004 Rohimatun P
24 584 9971157018 Syifa Okta p. Gandi P
25 585 9986196603 Tety Purnamasari P
26 586 9956334936 Umi Solekah P
27 587 9980540884 Wardah Nazilatus Salwa P
28 588 9996416198 Yudha Cahyo Nurdin L
29 589 9981150085 Yulia Anggreini p. P
30 590 9991090252 Mega Rosalinda P
Keterangan :
Jumlah peserta didik laki-laki : 9 anak
Jumlah peserta didik perempuan : 21 anak
Semarang, Oktober 2011
Guru Matematika Kelas VII Guru/Peneliti
Siti Alqomah, S.Pd. Khanafi
NIM.073511014
Mengetahui;
Kepala MTs. Uswatun Hasanah
Ina Rotul Uliya, S.Pd.
Lampiran 2
DAFTAR HADIR PESERTA DIDIK KELAS VII
M.Ts.USWATUN HASANAH SEMARANG
SIKLUS I
Pertemuan 1
No Nama Kehadiran Keterangan
Hadir Tidak hadir Izin (I) Alfa (A)
1. Abdul Suchur
2. Agung Purnomo
3. Ana Safira Indana
4. Ani Safira Indani
5. Anida Amaliah
6. Anisa Septa Graha
7. Asep Prayetno Utomo
8. Diana Fara Nila
9. Eka uyuni Zaroh
10. Evander Candra Putra
11. Faisal Muhammad Arif
12. Fatikhatun Nikmah
13. Febri Anjar Pradana
14. Indah Hidayatul Khasanah
15. Ita Novitasari
16. Linda Mayasari
17. Muhammad Arbi Aulia
18. Mursidah
19. Muslikhun As'har
20. Naily Jazilaturrohmaniyah
21. Nur Aini Musdalifah
22. Risa Hidatul Arifah
23. Rohimatun
24. Syifa Okta p. Gandi
25. Tety Purnamasari
26. Umi Solekah
27. Wardah Nazilatus Salwa
28. Yudha Cahyo Nurdin
29. Yulia Anggreini p.
30. Mega Rosalinda
Semarang, Oktober 2011
Guru Matematika Kelas VII Guru/Peneliti
Siti Alqomah, S.Pd. Khanafi
NIM.073511014
Mengetahui;
Kepala MTs. Uswatun Hasanah
Ina Rotul Uliya, S.Pd.
Lampiran 3
DAFTAR HADIR PESERTA DIDIK KELAS VII
M.Ts.USWATUN HASANAH SEMARANG
SIKLUS I
Pertemuan 2
No Nama Kehadiran Keterangan
Hadir Tidak hadir Izin (I) Alfa (A)
1 Abdul Suchur
2 Agung Purnomo
3 Ana Safira Indana
5 Ani Safira Indani
6 Anida Amaliah
7 Anisa Septa Graha
8 Asep Prayetno Utomo
9 Diana Fara Nila
10 Eka uyuni Zaroh
11 Evander Candra Putra
12 Faisal Muhammad Arif
13 Fatikhatun Nikmah
14 Febri Anjar Pradana
15 Indah Hidayatul Khasanah
16 Ita Novitasari
17 Linda Mayasari
18 Muhammad Arbi Aulia
19 Mursidah
20 Muslikhun As'har
21 Naily Jazilaturrohmaniyah
22 Nur Aini Musdalifah
24 Risa Hidatul Arifah
25 Rohimatun
26 Syifa Okta p. Gandi
27 Tety Purnamasari
28 Umi Solekah
29 Wardah Nazilatus Salwa
30 Yudha Cahyo Nurdin
31 Yulia Anggreini p.
32 Mega Rosalinda
Semarang, Oktober 2011
Guru Matematika Kelas VII Guru/Peneliti
Siti Alqomah, S.Pd. Khanafi
NIM.073511014
Mengetahui;
Kepala MTs. Uswatun Hasanah
Ina Rotul Uliya, S.Pd.
Lampiran 4
DAFTAR HADIR PESERTA DIDIK KELAS VII
M.Ts.USWATUN HASANAH SEMARANG
SIKLUS II
No Nama Kehadiran Keterangan
Hadir Tidak hadir Izin (I) Alfa (A)
1 Abdul Suchur
2 Agung Purnomo
3 Ana Safira Indana
5 Ani Safira Indani
6 Anida Amaliah
7 Anisa Septa Graha
8 Asep Prayetno Utomo
9 Diana Fara Nila
10 Eka uyuni Zaroh
11 Evander Candra Putra
12 Faisal Muhammad Arif
13 Fatikhatun Nikmah I
14 Febri Anjar Pradana
15 Indah Hidayatul Khasanah
16 Ita Novitasari
17 Linda Mayasari
18 Muhammad Arbi Aulia
19 Mursidah
20 Muslikhun As'har
21 Naily Jazilaturrohmaniyah
22 Nur Aini Musdalifah
24 Risa Hidatul Arifah
25 Rohimatun
26 Syifa Okta p. Gandi
27 Tety Purnamasari
28 Umi Solekah
29 Wardah Nazilatus Salwa
30 Yudha Cahyo Nurdin
31 Yulia Anggreini p.
32 Mega Rosalinda
Semarang, Oktober 2011
Guru Matematika Kelas VII Guru/Peneliti
Siti Alqomah, S.Pd. Khanafi
NIM.073511014
Mengetahui;
Kepala MTs. Uswatun Hasanah
Ina Rotul Uliya, S.Pd.
Lampiran 5
DAFTAR NILAI PESERTA DIDIK KELAS VII
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
KKM = 65
No Nama Nilai Siklus I Keterangan
1 Acmad Jafar 70 Tuntas
2 Agus Mustofa 35 Tidak Tuntas
3 Ahmad Maksum 35 Tidak Tuntas
4 Ardian Eka Saputra 25 Tidak Tuntas
5 Dani Puji Saputra 50 Tidak Tuntas
6 Fikri Haikal Ahmad 15 Tidak Tuntas
7 Irvan Imam Syafi'i 50 Tidak Tuntas
8 Himatul Ulya 70 Tuntas
9 Khoirul Nafa 45 Tidak Tuntas
10 Lastri Susanti 70 Tuntas
11 Misbahul Munir 20 Tidak Tuntas
12 Muhamat Iwan Hadi Saputra 75 Tuntas
13 Muhamad Erwin 40 Tidak Tuntas
14 Muchammad Nur Fauzi 65 Tuntas
15 Ni'mal Muna 75 Tuntas
16 Nur Afifah 35 Tidak Tuntas
17 Nur Falil Hana Irwan 20 Tidak Tuntas
18 Nur Hajar Lutfiyah 70 Tuntas
19 Nur Hidayatul Maftuchah 55 Tidak Tuntas
20 Nur Hidayatul Maslachah 70 Tuntas
21 Nur Hidayatullah 25 Tidak Tuntas
22 Robiah Al Dawiyah 70 Tuntas
23 Rohmanto 45 Tidak Tuntas
24 Zufa Nafida 65 Tuntas
Jumlah 1195
Rata-rata kelas 50
Ketuntasan Kasikal 41,7%
Jumlah peserta didik yang tuntas : 10 anak
Jumlah peserta didik yang tidak tuntas : 14 anak
Semarang, September 2010
Mengetahui;
Kepala MTs. Uswatun Hasanah Guru Matematika
Ina Rotul Uliya, S.Pd. Khanafi
Lampiran 18
DAFTAR NILAI PESERTA DIDIK PADA SIKLUS I
KKM = 70
No Nama Nilai Siklus I Keterangan
1 Abdul Suchur 70 Tuntas
2 Agung Purnomo 85 Tuntas
3 Ana Safira Indana 45 Tidak Tuntas
4 Ani Safira Indani 50 Tidak Tuntas
5 Anida Amaliah 60 Tidak Tuntas
6 Anisa Septa Graha 55 Tidak Tuntas
7 Asep Prayetno Utomo 87 Tuntas
8 Diana Fara Nila 28 Tidak Tuntas
9 Eka uyuni Zaroh 85 Tuntas
10 Evander Candra Putra 80 Tuntas
11 Faisal Muhammad Arif 65 Tidak Tuntas
12 Fatikhatun Nikmah 0 Tidak Tuntas
13 Febri Anjar Pradana 73 Tuntas
14 Indah Hidayatul Khasanah 48 Tidak Tuntas
15 Ita Novitasari 65 Tidak Tuntas
16 Linda Mayasari 55 Tidak Tuntas
17 Muhammad Arbi Aulia 70 Tuntas
18 Mursidah 75 Tuntas
19 Muslikhun As'har 80 Tuntas
20 Naily Jazilaturrohmaniyah 63 Tidak Tuntas
21 Nur Aini Musdalifah 45 Tidak Tuntas
22 Risa Hidatul Arifah 70 Tuntas
23 Rohimatun 75 Tuntas
24 Syifa Okta p. Gandi 78 Tuntas
25 Tety Purnamasari 40 Tidak Tuntas
26 Umi Solekah 42 Tidak Tuntas
27 Wardah Nazilatus Salwa 70 Tuntas
28 Yudha Cahyo Nurdin 80 Tuntas
29 Yulia Anggreini p. 63 Tidak Tuntas
30 Mega Rosalinda 30 Tidak Tuntas
Jumlah 1832
Rata-rata kelas 61
Ketuntasan Klasikal 46,7%
Jumlah peserta didik yang tuntas : 14 anak
Jumlah peserta didik yang tidak tuntas : 16 anak
Semarang, Oktober 2011
Guru Matematika Kelas VII Guru/Peneliti
Siti Alqomah, S.Pd. Khanafi
NIM.073511014
Mengetahui;
Kepala MTs. Uswatun Hasanah
Ina Rotul Uliya, S.Pd.
Lampiran 21
DAFTAR NILAI PESERTA DIDIK PADA SIKLUS II
KKM = 70
No Nama Nilai Siklus II Keterangan
1 Abdul Suchur 73 Tuntas
2 Agung Purnomo 85 Tuntas
3 Ana Safira Indana 92 Tuntas
4 Ani Safira Indani 92 Tuntas
5 Anida Amaliah 60 Tidak Tuntas
6 Anisa Septa Graha 65 Tidak Tuntas
7 Asep Prayetno Utomo 82 Tuntas
8 Diana Fara Nila 63 Tidak Tuntas
9 Eka uyuni Zaroh 90 Tuntas
10 Evander Candra Putra 94 Tuntas
11 Faisal Muhammad Arif 75 Tuntas
12 Fatikhatun Nikmah 0 Tidak Tuntas
13 Febri Anjar Pradana 92 Tuntas
14 Indah Hidayatul Khasanah 78 Tuntas
15 Ita Novitasari 90 Tuntas
16 Linda Mayasari 70 Tuntas
17 Muhammad Arbi Aulia 92 Tuntas
18 Mursidah 92 Tuntas
19 Muslikhun As'har 73 Tuntas
20 Naily Jazilaturrohmaniyah 94 Tuntas
21 Nur Aini Musdalifah 82 Tuntas
22 Risa Hidatul Arifah 91 Tuntas
23 Rohimatun 78 Tuntas
24 Syifa Okta p. Gandi 86 Tuntas
25 Tety Purnamasari 70 Tuntas
26 Umi Solekah 78 Tuntas
27 Wardah Nazilatus Salwa 92 Tuntas
28 Yudha Cahyo Nurdin 92 Tuntas
29 Yulia Anggreini p. 75 Tuntas
30 Mega Rosalinda 60 Tidak Tuntas
Jumlah 2356
rata-rata 78,5
Ketuntasan klasikal 83,3%
Jumlah peserta didik yang tuntas : 25 anak
Jumlah peserta didik yang tidak tuntas : 5 anak
Semarang, Oktober 2011
Guru Matematika Kelas VII Guru/Peneliti
Siti Alqomah, S.Pd. Khanafi
NIM.073511014
Mengetahui;
Kepala MTs. Uswatun Hasanah
Ina Rotul Uliya, S.Pd.
Lampiran 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I
Satuan pendidikan : M.Ts. USWATUN HASANAH
Mata pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII / 1
Alokasi Waktu : 2 X 40'
Standar kompetensi : Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan
penggunaannya dalam pemecahan masalah
Kompetensi dasar : Menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan pecahan
dalam pemecahan masalah
Indikator :
1. Menyebutkan pengertian bilangan pecahan
2. Mengubah bentuk pecahan ke bentuk pecahan yang lain
3. Mengurutkan pecahan
4. Melakukan operasi hitung bilangan pecahan biasa dan campuran
5. Melakukan operasi hitung bilangan pecahan desimal
6. Menyelesaikan soal cerita dengan operasi hitung bilangan pecahan
Pertemuan 1
I. Tujuan pembelajaran
Dengan model pembelajaran Problem Posing bernuansa Islami peserta didik
dapat menyebutkan pengertian pecahan, mengubah bentuk pecahan dan
mengurutkan pecahan dengan benar.
II. Metode pembelajaran:
Model pembelajaran Problem Posing bernuansa Islami
III. Materi Pembelajaran
a. Arti Pecahan
Bilangan pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk
dengan a,b € Z dan b ≠ 0, a disebut pembilang, dan b disebut penyebut.
Contoh :
b. Mengubah bentuk pecahan ke bentuk pecahan lain.
1. Mengubah pecahan biasa ke pecahan campuran’
Contoh :
2. Mengubah pecahan campuran ke pecahan biasa
Contoh :
3. Mengubah pecahan desimal ke pecahan biasa
Contoh :
c. Mengurutkan pecahan.
1. Pecahan senilai
Diperoleh dengan mengalikan atau membagi pembilang/penyebut
dengan bilangan yang sama
Contoh :
2. Pecahan sederhana
Diperoleh dengan membagi pembilang dan penyebutnya dengan FPB
dari pembilang dan penyebut tersebut.
Contoh :
Sederhanakan
Jawab : FPB dari 12 dan 30 adalah 6, maka
3. Membandingkan pecahan
Dilakukan dengan menyamakan penyebutnya
Contoh : Bandingkan
Jawab : , karena 14 < 20 maka
4. Mengurutkan pecahan
Untuk mengurutkan pecahan, samakan dahulu penyebutnya kemudian
urutkan pembilangnya.
Contoh : Urutkan pecahan dari yang terkecil ke yang besar
(naik).
Jawab : KPK 5, 4 dan 6 adalah 60
Maka dan urutan pembilang 45, 48 dan 50.
Jadi urutan dari terkecil ke besar adalah
IV. Kegiatan Pembelajaran
No Kegiatan pembelajaran Waktu
Kegiatan awal
Karakter: Religius, semangat, rasa ingin tahu
15 menit
1 Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam
dan berdo’a
2 Guru melakukan presensi
3 Guru menyampaikan apersepsi, motivasi dan tujuan.
Apersepsi : Mengingat kembali pengertian bilangan
bulat dan pecahan
Motivasi : Memulai pelajaran dengan memberikan
contoh bilangan pecahan yang digunakan
dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh: Ahmad membaca alquran 1/2 juz
setiap selesai sholat maghrib
4 Guru menjelaskan kepada peserta didik tentang
pembelajaran yang akan dilakukan yaitu Problem Posing
bernuansa Islami
Kegiatan inti
Eksplorasi
Karakter: semangat, kompak, kerjasama
5 Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian
materi beserta contohnya oleh guru mengenai pengertian
pecahan, mengubah bentuk pecahan dan mengurutkan
pecahan kemudian antara peserta didik dan guru
mendiskusikan materi tersebut .
25 Menit
20 Menit
6 Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau
mempresentasikan mengenai pengertian pecahan,
mengubah bentuk pecahan dan mengurutkan pecahan
7 Guru membagikan peserta didik dalam beberapa
kelompok dan meminta peserta didik untuk bergabung
dengan kelompoknya masing-masing yang telah
ditentukan.
Elaborasi
Karakter: kerjasama, teliti
8 Guru meminta masing-masing kelompok untuk
mengajukan satu pertanyaan/permasalahan yang
berkaitan dengan materi operasi bilangan pecahan yang
telah disampaikan.
9 Masing-masing kelompok membahas dan menyelesaikan
soal yang di ajukan
Konfirmasi
Karakter : berani, tanggungjawab
10 Guru memanggil perwakilan kelompok untuk
mempresentasikan soal/masalah yang diajukan beserta
penyelesaiannya.
10 menit
11 Guru bersama siswa membahas soal/permasalahan dari
masing-masing kelompok.
Penutup
Karakter: teliti, semangat
12 Siswa dipandu oleh guru menyimpulkan pengertian
pecahan, mengubah bentuk pecahan dan mengurutkan
pecahan
10 Menit
13 Guru memberikan PR untuk dikerjakan peserta didik
pada LKS halaman 14
14 Guru menutup dengan salam
V. Sumber/Bahan/Alat Pembelajaran
Buku Paket Matematika Untuk SMP/MTs Kelas VII Semester 1, Erlangga.
LKS Matematika Kelas VII Semester Gasal, Rusidi HS, S.Pd., Canggih.
VI. Penilaian
1. Prosedur tes
- Tes awal : ada
- Tes akhir : tidak ada
2. Alat tes
- Tes Awal
Apa pengertian bilangan bulat dan bilangan pecahan?
Sebutkan contoh bilangan pecahan?
Semarang, Oktober 2011
Guru Matematika Kelas VII Guru/Peneliti
Siti Alqomah, S.Pd. Khanafi
NIM.073511014
Mengetahui;
Kepala MTs. Uswatun Hasanah
Ina Rotul Uliya, S.Pd.
Lampiran 7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I
Satuan pendidikan : M.Ts. USWATUN HASANAH
Mata pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII / 1
Alokasi Waktu : 2 X 40'
Standar kompetensi : Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan
penggunaannya dalam pemecahan masalah
Kompetensi dasar : Menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan pecahan
dalam pemecahan masalah
Indikator :
1. Menyebutkan pengertian bilangan pecahan
2. Mengubah bentuk pecahan ke bentuk pecahan yang lain
3. Mengurutkan pecahan
4. Melakukan operasi hitung bilangan pecahan biasa dan campuran
5. Melakukan operasi hitung bilangan pecahan desimal
6. Menyelesaikan soal cerita dengan operasi hitung bilangan pecahan
Pertemuan 2
I. Tujuan pembelajaran
Dengan model pembelajaran Problem Posing bernuansa Islami peserta didik
dapat melakukan operasi hitung bilangan pecahan biasa dan campuran
dengan benar .
II. Metode pembelajaran:
Model pembelajaran Problem Posing bernuansa Islami
III. Materi Pembelajaran
Operasi Bilangan Pecahan
1. Penjumlahan dan Pengurangan pecahan.
a. Bila penyebut sama:
atau
Contoh :
b. Bila Penyebut Berbeda :
Untuk menjumlahkan atau mengurangkan pecahan-pecahan
dengan penyebut berbeda, nyatakan dalam pecahan-pecahan yang
berpenyebut sama dulu dengan cara mancar KPK-nya (kelipatan
persekutuan terkecil)
Contoh :
KPK dari 3 dan 5 adalah 15
2. Perkalian Pecahan
a. Berpenyebut Sama
Jika
Pembilang dikalikan pembilang dan penyebut dikalikan penyebut
atau dikuadratkan, dengan c ≠ 0
Contoh :
b. Berpenyebut berbeda
Jika dan adalah sembarang pecahan, maka :
(pembilang dikalikan pembilang, penyebut dikalikan penyebut)
Contoh :
3. Pembagian Pecahan
a. Berpenyebut Sama
Jika dan adalah sembarang pecahan dengan b ≠ 0, maka
Contoh:
b. Berpenyebut berbeda
Pembagian pecahan berpenyebut tidak sama dapat
dilakukan dengan menyamakan penyebutnya terlebih dahulu atau
dikalikan dengan invers (kebalikan) perkalian. adalah invers
(kebalikan) perkalian dari , karena × 1 dan sebaliknya.
Contoh :
4. Pemangkatan pecahan
Pada pemangkatan pecahan jika a, b, m dan n bilangan bulat positif
dan b ≠ 0 berlaku:
a.
b.
c.
IV. Kegiatan Pembelajaran
No Kegiatan pembelajaran Waktu
Kegiatan awal
Karakter: religius, semangat, rasa ingin tahu
15 menit
1 Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam
dan berdo’a
2 Guru melakukan presensi
3 Guru menyampaikan apersepsi dan motivasi
Apersepsi : Mengingat kembali pengertian bilangan
pecahan
Motivasi : Memulai pelajaran dengan memberikan
contoh operasi bilangan pecahan
4 Guru meminta peserta didik untuk mengoreksi tugas
rumah yang diberikan.
Kegiatan inti
Eksplorasi
Karakter: semangat, kompak, kerjasama
5 Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian
materi beserta contohnya oleh guru mengenai cara
menyelesaikan operasi hitung: penjumlahan,
pengurangan, perkalian, pembagian, dan pangkat
bilangan pecahan biasa dan campuran kemudian antara
peserta didik dan guru mendiskusikan materi tersebut .
25 Menit
6 Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau
mempresentasikan mengenai cara menyelesaikan operasi
hitung: penjumlahan, pengurangan, perkalian,
pembagian, dan pangkat bilangan pecahan.
7 Guru meminta peserta didik untuk berdiskusi kelompok
dalam 1 meja
Elaborasi
Karakter: kerjasama, teliti
20 Menit
8 Guru meminta masing-masing kelompok untuk
mengajukan satu pertanyaan/permasalahan yang
berkaitan dengan materi operasi bilangan pecahan yang
telah disampaikan.
9 Masing-masing kelompok membahas dan menyelesaikan
soal yang diajukan.
Konfirmasi
Karakter : berani, tanggungjawab
10 Guru meminta masing-masing kelompok untuk
mengumpulkan soal/masalah yang diajukan beserta
penyelesaiannya.
10 menit
11 Guru bersama siswa membahas salah satu
soal/permasalahan dari masing-masing kelompok.
Penutup
Karakter: teliti, semangat
12 Siswa dipandu oleh guru menyimpulkan operasi bilangan
pecahan
10 Menit
13 Guru memberikan kisi-kisi evaluasi siklus I untuk
dipelajari peserta didik
14 Guru menutup dengan salam
V. Sumber/Bahan/Alat Pembelajaran
Buku Paket Matematika Untuk SMP/MTs Kelas VII Semester 1, Erlangga.
LKS Matematika Kelas VII Semester Gasal, Rusidi HS, S.Pd., Canggih.
VI. Penilaian
a. Prosedur tes
- Tes awal : Ada
- Tes akhir : tidak ada
b. Jenis tes
- Tes awal : lisan
c. Alat tes
- Tes Awal
Apa pengertian bilangan pecahan?
Sebutkan contoh bilangan pecahan biasa, campuran dan desimal?
Semarang, Oktober 2011
Guru Matematika Kelas VII Guru/Peneliti
Siti Alqomah, S.Pd. Khanafi
NIM.073511014
Mengetahui;
Kepala MTs. Uswatun Hasanah
Ina Rotul Uliya, S.Pd.
Lampiran 8
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II
Satuan pendidikan : M.Ts. USWATUN HASANAH
Mata pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII / 1
Alokasi Waktu : 2 X 40'
Standar kompetensi : Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan
penggunaannya dalam pemecahan masalah
Kompetensi dasar : Menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan pecahan
dalam pemecahan masalah
Indikator :
1. Menyebutkan pengertian bilangan pecahan
2. Mengubah bentuk pecahan ke bentuk pecahan yang lain
3. Mengurutkan pecahan
4. Melakukan operasi hitung bilangan pecahan biasa dan campuran
5. Melakukan operasi hitung bilangan pecahan desimal
6. Menyelesaikan soal cerita dengan operasi hitung bilangan pecahan
I. Tujuan pembelajaran
Dengan model pembelajaran Problem Posing bernuansa Islami peserta didik
dapat melakukan operasi hitung bilangan pecahan desimal dan dapat
menyelasaikan soal cerita secara benar .
II. Metode pembelajaran:
Model pembelajaran Problem Posing bernuansa Islami
III. Materi Pembelajaran
1. Operasi Bilangan Pecahan Desimal
a. Penjumlahan dan pengurangan pecahan desimal
Untuk menjumlahkan atau mengurangkan pecahan desimal disusun
sehingga koma terletak pada satu jalur. Contoh:
Hitunglah : 927,7 + 85,64
Jawab : 927,7
. 85,64 + 1013,34
b. Perkalian dan pembagian pecahan desimal
1) Perkalian /pembagian pecahan desimal 10, 100, 1000,.. dilakukan
dengan menggeser koma kekanan atau ke kiri sebanyak nol
2) Banyaknya koma dari perkalian desimal dapat diperoleh dengan
menjumlahkan banyak tempat desimal dari pengali-pengalinya.
3) Untuk membagi bilangan dengan desimal usahakan pembaginya
menjadi bilangan bulat.
2. Menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan bilangan pecahan
Untuk menyelesaikan bentuk soal cerita yang berkaitan dengan
bilangan pecahan, dilakukan beberapa langkah-langkah sebagai berikut.
1) Pahami soal cerita dengan menuliskan apa yang diketahui dan apa
yang ditanyakan.
2) Pilihlah konsep yang tepat dengan bentuk soal cerita yang telah di
pahaminya.
3) Lakukan penyelesaian sesuai dengan contoh yang terdapat pada materi
konsep operasi bilangan pecahan.
Contoh :
Pak Ahmad memiliki harta kekayaan sebesar Rp. 50.000.000,- dalam
setahun, sehingga beliau wajib mengeluarkan zakat sebanyak 2,5 %.
Berapakah rupiahkah zakat yang harus dikeluarkan oleh pak Ahmad.
Diketahui: banyaknya harta :Rp. 50.000.000,-
Prosentase zakat : 2,5 %. atau
Ditanya : Besar zakat yang harus dikeluarkan?
Jawab :
ZAKATNYA =
Jadi zakat yang dikeluarkan pak ahmad adalah Rp, 1.250.000,00
IV. Kegiatan Pembelajaran
No Kegiatan pembelajaran Waktu
Kegiatan awal
Karakter yang muncul: Semangat, rasa ingin tahu
15 menit
1 Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam
dan berdo’a
2 Guru melakukan presensi
3 Guru menyampaikan apersepsi, motivasi dan tujuan.
Apersepsi : Mengingat kembali operasi bilangan
pecahan biasa dan campuran
Motivasi : Memulai pelajaran dengan memberikan
tulisan ayat alquran yang menggunakan
bilangan pecahan, ( QS. An. Nisa: 12)
Tujuan : Dengan model pembelajaran ProblemPosing
bernuansa Islami peserta didik dapat
menyelesaikan soal ceritayang berhubungan
dengan bilangan pecahan
4 Guru menjelaskan kepada peserta didik tentang
pembelajaran yang akan dilakukan yaitu Problem Posing
bernuansa Islami
Kegiatan inti
Eksplorasi
Karakter: semangat, kompak, kerjasama
5 Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian
materi beserta contohnya oleh guru mengenai cara
menyelesaikan operasi hitung: penjumlahan,
pengurangan, perkalian, pembagian bilangan pecahan
desimal, kemudian antara peserta didik dan guru
mendiskusikan materi tersebut .
6 Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau
mempresentasikan mengenai cara menyelesaikan operasi
hitung: penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian bilangan pecahan desimal
15 Menit
20 Menit
5 Guru membagikan peserta didik dalam beberapa
kelompok dan meminta peserta didik untuk bergabung
dengan kelompoknya masing-masing yang telah
ditentukan.
Elaborasi
Karakter: kerjasama, teliti
6 Guru meminta masing-masing kelompok untuk
mengajukan satu pertanyaan/permasalahan yang
berkaitan dengan materi operasi bilangan pecahan yang
telah disampaikan dalam bentuk soal cerita.
8 Masing-masing kelompok membahas dan menyelesaikan
soal yang di ajukan
Konfirmasi
Karakter : berani, tanggungjawab
11 Guru memanggil perwakilan kelompok untuk
mempresentasikan soal/masalah yang diajukan beserta
penyelesaiannya.
10 menit
12 Guru bersama siswa membahas soal/permasalahan dari
masing-masing kelompok.
Penutup
Karakter: teliti, semangat
13 Siswa dipandu oleh guru menyimpulkan operasi bilangan
pecahan
20 Menit
14 Guru memberikan evaluasi siklus 2 untuk dipelajari
peserta didik
15 Guru menutup dengan salam
V. Sumber/Bahan/Alat Pembelajaran
Buku Paket Matematika Untuk SMP/MTs Kelas VII Semester 1, Erlangga.
LKS Matematika Kelas VII Semester Gasal, Rusidi HS, S.Pd., Canggih.
VI. Penilaian
1. Prosedur tes
- Tes awal : ada
- Tes akhir : ada
2. Jenis tes
- Tes awal : lisan
- Tes akhir : tertulis
3. Alat tes
- Tes Awal
Sebutkan macam-macam operasi bilangan pecahan biasa?
Berikan contohnya.!
- Tes Akhir
Terlampir dalam lampiran Ujian Siklus 2
Semarang, Oktober 2011
Guru Matematika Kelas VII Guru/Peneliti
Siti Alqomah, S.Pd. Khanafi
NIM.073511014
Mengetahui;
Kepala MTs. Uswatun Hasanah
Ina Rotul Uliya, S.Pd.
Lampiran 9
LEMBAR OBSERVASI PESERTA DIDIK
SIKLUS 1
No Nama Aspek Penilaian
Jumlah Prosen
tase A B C D E F
1 Abdul Suchur 2 3 1 1 2 2 11 46%
2 Agung Purnomo 3 2 1 1 1 1 9 38%
3 Ana Safira Indana 3 3 2 2 3 2 15 63%
4 Ani Safira Indani 3 3 2 2 3 1 14 0%
5 Anida Amaliah 3 2 1 2 1 1 10 58%
6 Anisa Septa Graha 3 2 1 2 2 1 11 42%
7 Asep Prayetno Utomo 2 4 3 2 2 2 15 46%
8 Diana Fara Nila 2 2 1 1 1 1 8 63%
9 Eka uyuni Zaroh 3 3 1 1 2 3 13 33%
10 Evander Candra Putra 1 2 1 1 2 1 8 54%
11 Faisal Muhammad Arif 2 2 1 1 2 1 9 33%
12 Fatikhatun Nikmah 2 2 1 2 1 1 9 38%
13 Febri Anjar Pradana 1 2 1 2 1 1 8 38%
14 Indah Hidayatul
Khasanah
2 2 1 2 1 2 10 33%
15 Ita Novitasari 1 2 1 2 2 2 10 42%
16 Linda Mayasari 1 1 1 1 2 1 7 42%
17 Muhammad Arbi Aulia 2 1 1 1 2 2 9 29%
18 Mursidah 4 4 3 3 3 3 20 38%
19 Muslikhun As'har 4 3 2 3 2 3 17 83%
20 Naily
Jazilaturrohmaniyah
4 4 3 4 3 3 21 71%
21 Nur Aini Musdalifah 3 1 2 2 1 2 11 88%
22 Risa Hidatul Arifah 3 4 1 2 2 2 14 46%
23 Rohimatun 2 2 1 2 1 1 9 0%
24 Syifa Okta p. Gandi 1 2 1 2 3 1 10 58%
25 Tety Purnamasari 2 1 1 2 1 1 8 38%
26 Umi Solekah 2 3 3 2 1 1 12 42%
27 Wardah Nazilatus Salwa 4 3 2 3 3 2 17 33%
28 Yudha Cahyo Nurdin 3 1 1 2 2 1 10 50%
29 Yulia Anggreini p. 2 1 1 3 1 2 10 71%
30 Mega Rosalinda 2 3 1 1 2 2 11 42%
Jumlah 72 70 43 57 55 49
Jumlah rata-rata 2,4
0
2,3
3
1,4
3
1,9
0
1,8
3
1,6
3
Prosentase Klasikal 60,
0%
58,
3%
35,
8%
47,
5%
45,
8%
40,
8%
48,1%
Keterangan:
A. Komunikasi peserta didik dalam memperhatikan penjelasan guru
B. Komunikasi peserta didik dalam diskusi kelompok
C. Komunikasi dan keberanian peserta didik dalam mengajukan
soal/permasalahan
D. Komunikasi peserta didik terhadap pembahasan hasil diskusi kelompok
E. Kemampuan komunikasi peserta didik dalam menyelesaikan soal secara benar
F. Kemampuan komunikasi peserta didik dalam menerjemahkan soal cerita dan
menyelesaikannya
Nilai Kategori
4 Sangat baik
3 Baik
2 Cukup baik
1 Kurang baik
No Prosentase Kategori
1 25 % Kurang
2 > 25 % - 50 % Cukup
3 > 50% - 75% Baik
4 > 75 % Sangat baik
Semarang, Oktober 2011
Guru Matematika Kelas VII Guru/Peneliti
Siti Alqomah, S.Pd. Khanafi
NIM.073511014
Mengetahui;
Kepala MTs. Uswatun Hasanah
Ina Rotul Uliya, S.Pd.
Lampiran 9
LEMBAR OBSERVASI PESERTA DIDIK
SIKLUS II
No
Nama
Aspek Penilaian Jmlh
Prosen
tase A B C D E F
1 Abdul Suchur 4 3 2 4 2 2 17 71%
2 Agung Purnomo 4 3 3 3 2 2 17 71%
3 Ana Safira Indana 4 3 4 2 3 2 18 75%
5 Ani Safira Indani 3 4 4 3 3 2 19 79%
6 Anida Amaliah 3 2 3 3 3 2 16 67%
7 Anisa Septa Graha 4 4 2 3 4 3 20 83%
8 Asep Prayetno Utomo 3 4 4 3 2 3 19 79%
9 Diana Fara Nila 2 2 3 2 3 2 14 58%
10 Eka uyuni Zaroh 4 3 2 4 2 3 18 75%
11 Evander Candra Putra 3 4 2 3 3 2 17 71%
12 Faisal Muhammad Arif 4 4 3 3 3 3 20 83%
13 Fatikhatun Nikmah 0 0 0 0 0 0 0 0%
14 Febri Anjar Pradana 3 3 2 3 3 4 18 75%
15 Indah Hidayatul
Khasanah
3 3 2 3 3 2 16 67%
16 Ita Novitasari 4 4 3 3 2 3 19 79%
17 Linda Mayasari 4 3 2 4 3 3 19 79%
18 Muhammad Arbi Aulia 2 2 2 3 2 3 14 58%
19 Mursidah 4 4 4 3 4 4 23 96%
20 Muslikhun As'har 4 4 3 4 3 3 21 88%
21 Naily
Jazilaturrohmaniyah
4 4 4 3 4 4 23 96%
22 Nur Aini Musdalifah 3 3 4 4 3 4 21 88%
24 Risa Hidatul Arifah 3 4 3 3 3 3 19 79%
25 Rohimatun 3 3 3 2 3 2 16 67%
26 Syifa Okta p. Gandi 4 3 2 3 3 4 19 79%
27 Tety Purnamasari 3 3 2 2 2 3 15 63%
28 Umi Solekah 4 4 4 3 3 4 22 92%
29 Wardah Nazilatus
Salwa
4 4 3 4 3 4 22 92%
30 Yudha Cahyo Nurdin 3 2 3 3 2 4 17 71%
31 Yulia Anggreini p. 3 4 2 2 3 2 16 67%
32 Mega Rosalinda 3 3 3 3 2 3 17 71%
33
Jumlah 99 96 83 88 81 85
Jumlah rata-rata 3,4
1
3,3
1
2,8
6
3,0
3
2,7
9
2,9
3
Prosentase Klasikal 78,
6%
76,
2%
65,
9%
69,
8%
64,
3%
67,
5%
70,4%
Keterangan:
A. Komunikasi peserta didik dalam memperhatikan penjelasan guru
B. Komunikasi peserta didik dalam diskusi kelompok
C. Komunikasi dan keberanian peserta didik dalam mengajukan
soal/permasalahan
D. Komunikasi peserta didik terhadap pembahasan hasil diskusi kelompok
E. Kemampuan komunikasi peserta didik dalam menyelesaikan soal dg benar
F. Kemampuan komunikasi peserta didik dalam menerjemahkan soal cerita dan
menyelesaikannya
Nilai Kategori
4 Sangat baik
3 Baik
2 Cukup baik
1 Kurang baik
No Prosentase Kategori
1 25 % Kurang
2 > 25 % - 50 % Cukup
3 > 50% - 75% Baik
4 > 75 % Sangat baik
Semarang, Oktober 2011
Guru Matematika Kelas VII Guru/Peneliti
Siti Alqomah, S.Pd. Khanafi
NIM.073511014
Mengetahui;
Kepala MTs. Uswatun Hasanah
Ina Rotul Uliya, S.Pd.
Lampiran 11
LEMBAR OBSERVASI GURU SIKLUS 1
No Aktivitas yang diamati
Tingkat
Pengamatan
1 2 3 4
Pendahuluan
1 Guru memasuki masuk kelas tepat waktu.
2 Guru memotivasi untuk mulai pelajaran.
3 Guru menyampaikan metode belajar yang akan
dilaksanakan
Kegiatan Inti
4 Guru menjelaskan materi pelajaran
5 Guru memberikan contoh dari materi yang diajarkan
6 Guru meminta peserta didik membentuk kelompok
7 Guru meminta peserta didik mengajukan satu
pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang telah
disampaikan.
8 Guru meminta perwakilan kelompok mempresentasikan
soal-soal yang diajukan masing-masing kelompok
9 Guru membahas hasil presentasi bersama seluruh
peserta didik
Penutup
10 Guru membuat kesimpulan bersama peserta didik
11 Guru meminta peserta didik mengerjakan latihan soal
12 Guru menginformasi materi pelajaran berikutnya.
Jumlah 1 12 12 4
Jumlah total 29
Jumlah maksimal 48
Prosentase 60,4%
Kategori Baik
Keterangan:
Nilai Kategori
4 Sangat baik
3 Baik
2 Cukup baik
1 Kurang baik
No Prosentase Kategori
1 25 % Kurang
2 > 25 % - 50 % Cukup
3 > 50% - 75% Baik
4 > 75 % Sangat baik
Semarang, Oktober 2011
Guru Matematika Kelas VII Guru/Peneliti
Siti Alqomah, S.Pd. Khanafi
NIM.073511014
Mengetahui;
Kepala MTs. Uswatun Hasanah
Ina Rotul Uliya, S.Pd.
Lampiran 12
LEMBAR OBSERVASI GURU SIKLUS II
No Aktivitas yang diamati
Tingkat
Pengamatan
1 2 3 4
Pendahuluan
1 Guru memasuki masuk kelas tepat waktu.
2 Guru memotivasi untuk mulai pelajaran.
3 Guru menyampaikan metode belajar yang akan
dilaksanakan
Kegiatan Inti
4 Guru menjelaskan materi pelajaran
5 Guru memberikan contoh dari materi yang diajarkan
6 Guru meminta peserta didik membentuk kelompok
7 Guru meminta peserta didik mengajukan satu pertanyaan
yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan.
8 Guru meminta perwakilan kelompok mempresentasikan
soal-soal yang diajukan masing-masing kelompok
9 Guru membahas hasil presentasi bersama seluruh peserta
didik
Penutup
10 Guru membuat kesimpulan bersama dengan peserta didik
11 Guru meminta peserta didik mengerjakan latihan soal
12 Guru menginformasi materi pelajaran berikutnya.
Jumlah 0 2 18 20
Jumlah total 40
Jumlah maksimal 48
Prosentase 83,3%
Kategori Sangat Baik
Keterangan:
Nilai Kategori
4 Sangat baik
3 Baik
2 Cukup baik
1 Kurang baik
No Prosentase Kategori
1 25 % Kurang
2 > 25 % - 50 % Cukup
3 > 50% - 75% Baik
4 > 75 % Sangat baik
Semarang, Oktober 2011
Guru Matematika Kelas VII Guru/Peneliti
Siti Alqomah, S.Pd. Khanafi
NIM.073511014
Mengetahui;
Kepala MTs. Uswatun Hasanah
Ina Rotul Uliya, S.Pd.
Lampiran 13
DAFTAR KELOMPOK SIKLUS I
Pertemuan 1
Kelompok 1 1. Muslihun Azhar (Ketua) 2. Febri Anjar P 3. M. Arbi Aulia 4. Evander Chandra P 5. Yudha Cahyo N
Kelompok 2 1. Umi Solihah (Ketua) 2. Rohimatun 3. Indah Hidayatul H 4. Anida Amaliah 5. Agung Purnomo
Kelompok 4 1. Annisa Septa G (Ketua) 2. Fatihatun Nikmah 3. Diana Faranila 4. Yulia Anggraini 5. Nur Aini Muzdalifah
Kelompok 3 1. Naily Jazilah R (Ketua) 2. Ana Sarifa Indana 3. Ani Sarifa Indani 4. Syifa Okta P 5. Wardah Nazilatus S
Kelompok 5 1. Asep Prayitno (Ketua) 2. Faisal Muhammad Arif 3. Linda Mayasari 4. Abdus Suchur 5. Mega Rosalinda
Kelompok 6 1. Mursidah (Ketua) 2. Risa Hibatul A 3. Eka Uyuni Z 4. Ita Novita Sari 5. Tety Purnamasari
Lampiran 14
DAFTAR KELOMPOK SIKLUS I
Pertemuan 2
Kelompok Nama Peserta Didik
1 Febri Anjar dan Arbi Aulia
2 Yulia Anggraini dan Diana Faranila
3 Umi Solehah dan Indah Hidayatul
4 Evander dan Faisal M Arif
5 Rohimatun dan Anida Amaliya
6 Abdus Suchur dan Agung Purnomo
7 Tety Purnamasari dan Nur Aini Muzdalifah
8 Annisa Septa G dan Mega Rosalinda
9 Asep Prayitno dan MuslihunAzhar
10 Naily Jazilatur dan Ana Sarifa Indana
11 Linda Mayasari dan Ani sarifa Indani
12 Eka Uyuni Z dan Diana Faranila
13 Mursidah dan Risa Hibatul A
14 Syifa Okta dan Wardah Nazilatus S
15 Ita Novita Sari dan
Lampiran 15
DAFTAR KELOMPOK SIKLUS II
Kelompok 1 1. Muslihun Azhar (Ketua) 2. Evander Chandra P 3. Naily Jazilah R 4. Ani Sarifa Indani 5. Tety Purnamasari
Kelompok 2 1. Asep Prayitno (Ketua) 2. Ana Sarifa Indana 3. Syifa Okta P 4. M. Arbi Aulia 5. Indah Hidayatul H
Kelompok 6 1. Linda Mayasari (Ketua) 2. Annisa Septa G 3. Diana Faranila 4. Risa Hibatul A
Kelompok 3 1. Eka Uyuni Z (Ketua) 2. Yulia Anggraini 3. Febri Anjar P 4. Yudha Cahyo N 5. Abdus Suchur
Kelompok 5 1. Umi Solihah (Ketua) 2. Agung Purnomo 3. Rohimatun 4. Faisal Muhammad Arif 5. Wardah Nazilatus S
Kelompok 4 1. Mursidah (Ketua) 2. Ita Novita Sari 3. Anida Amaliah 4. Nur Aini Muzdalifah 5. Mega Rosalinda
Lampiran 16
SOAL-SOAL EVALUASI SIKLUS 1
Nama :
Kelas :
Ubahlah pecahan berikut dalam bentuk pecahan campuran
1.
2.
Tentukan hasil dari operasi pecahan berikut.
3.
4.
5.
6. =
7.
8.
Kerjakan dengan benar soal cerita berikut.
9. Sebuah tali di potong menjadi 3, masing masing panjangnya 5 m, m dan m.
Hitunglah berapa meter panjang tali sebelum dipotong.
10. Ahmad setiap selesai sholat fardhu membaca alquran ¼ juz. Jika dalam 1 juz alquran
ada 20 halaman, berapa halamankah ahmad membaca alquran dalam sehari
semalam?
.....,<Good Luck>,......
Lampiran 17 KUNCI JAWABAN SOAL SIKLUS 1
1. ��� � ����
�
� 4 ��
2. �� � ����
� 3 �
3. �� �� � ���
� 1 ��
� 1 �
4. 3 ��� 1 �
� �3 � 1� ������
� 2 ����������
� 2 ���
5. �� �
� �
�����
� ���
� ���
6. 4 �� � 6 �
� � ���� � ��� �
� ����� �
� 28
7. 12 �� 1 �
�� � �
� � �
�
� ��
� 9 �
8. ����� ��
�
��
� ���
9. Diketahui : masing2 potongan tali, 5 ���,
6 ��, dan 9 �
��
Ditanya : Panjang tali sebelum dipotong?
Jawab :
Panjang tali = 5 �� 6 �
9 ��
� �5 6 9� ��� �
���
� 20 �������� �
� 20 ����
� 21 ���
Jadi panjang tali sebelum dipotong
adalah21 ����!"!#
10. Diketahui:
Banyak sholat fardhu = 5 waktu
Banyaknya baca tiap selesai sholat = ¼ juz
Banyaknya halaman dlm 1 juz = 20 halaman
Ditanya :
Berapa halaman ahmad membaca quran
dalam sehari semalam?
Jawab :
$%&'%(&'%)%*%+,#-%& � 5 � 14 � 20
� ���
� 25
Jadi Ahmad membaca alquran dalam sehari
semalam sebanyak 25 halaman
Lampiran 19
SOAL-SOAL EVALUASI SIKLUS 2
Nama :
Kelas :
Hitunglah. !
1. =
2. =
3. 207, 1 - 20,52 =
4. 227,51 + 20,5 =
5. 10.000 : 2,5 =
6. 23,6 x 2,13 =
Kerjakan dengan benar soal cerita berikut.
7. Sebuah tali di potong menjadi 4, masing masing panjangnya 4 m, m, m dan
m. Hitunglah berapa meter panjang tali sebelum dipotong!
8. Panjang sisi sebuah segitiga adalah 11,7 cm, 8, 25 cm dan 7, 4 cm. Berapa cm keliling
segitiga tersebut?
9. Pak ihsan memiliki kekayaan hasil dagangan sebanyak Rp. 20.000.000,-. Pak ihsan
wajib mengeluarkan uang zakat sebanyak 2,5 %. Berapa zakat yang harus di
keluarkan pak ihsan?
10. Seorang suami meninggal dunia dan meninggalkan harta sebanyak 35.000.000,-. Dia
meninggalkan ahli waris seorang istri dan seorang anak laki-laki. Jika bagian warisan
istri 1/8 dari peninggalan suaminya, berapakah :
a. harta warisan yang diterima istri?
b. Harta warisan yang diterima anak?
……………..Selamat Mengerjakan………………
Lampiran 20
KUNCI JAWABAN TES SIKLUS 2
1. 3 �� �
�� �
�� � �
�
� ��� �
���
� ���
� 4 ��
2. 3 � � 2 �
� ���� � �
�
� �����
� ���
� 8 ��
3. 207,1 � 20,52 � ⋯
207,10
20,52 -
186,58
4. 227,51 + 20,5 =
227,51
20,50 +
248,01
5. 10.000 : 2,5 = 100.000 : 25
= 4000
6. 23,6 x 2,13 =
23,6
2,13 x
708
236
472 .
50,268
7. Diketahui ;panjang masing2-masing tali = 4 ��, 6 �
��, 3 ���,���2
��
Ditanya : Panjang tali sebelum dipotong?
Jawab : Panjang tali =4 � � 6 �
� � 3 ��� 2
�
� �4 � 6 � 3 � 2� � �!��!!�� "
� 15 � ���
� 16 ���
� 16 ��
Jadi panjanng tali sebelum di potong adalah 16 �� meter
8. Diketahui : panjang masing-masing sisi = 11,7cm, 8,25 cm, dan 7,4 cm
Ditanya : keliling sigitiga?
Jawab : keliling segitig = 11,7 + 8,25 + 7,4
= 27,35
Jadi keliling segitiga tersebut adalah 27,35 cm
9. Diketahui : Kekayaan = Rp. 20.000.000,-
Prosentase zakat = 2,5 %
Ditanya : Zakat yang harus dikeluarkan?
Jawab : Zakatnya � 2,5% � 20.000.000
� ��� 20.000.000
� 500.000
Jadi zakat yang harus dikeluarkan pak ihsan adalah Rp. 500.000,-
10. Diketahui : Banyak harta warisan = Rp. 35.000.000,-
Bagian warisaan istri = �(
Ditanya : a. Bagian warisan istri?
b. bagian warisan anak?
Jawab :
a. Warisan istri � �( � Rp. 35.000.000,00
� Rp. 4.375.000,00
b. Warisan anak = Rp. 35.000.000,00 – Rp. 4.375.000,00
= Rp. 30.625.000,00
Lampiran 22
LEMBAR PERBANDINGAN OBSERVASI PESERTA DIDIK
SIKLUS I DAN SIKLUS II
No Nama Penilaian Siklus I Penilaian Siklus II
A B C D E F Jml A B C D E F Jml
1 Abdul Suchur 2 3 1 1 2 2 11 4 3 2 4 2 2 17
2 Agung Purnomo 3 2 1 1 1 1 9 4 3 3 3 2 2 17
3 Ana Safira Indana 3 3 2 2 3 2 15 4 3 4 2 3 2 18
4 Ani Safira Indani 3 3 2 2 3 1 14 3 4 4 3 3 2 19
5 Anida Amaliah 3 2 1 2 1 1 10 3 2 3 3 3 2 16
6 Anisa Septa Graha 3 2 1 2 2 1 11 4 4 2 3 4 3 20
7 Asep Prayetno U 2 4 3 2 2 2 15 3 4 4 3 2 3 19
8 Diana Fara Nila 2 2 1 1 1 1 8 2 2 3 2 3 2 14
9 Eka uyuni Zaroh 3 3 1 1 2 3 13 4 3 2 4 2 3 18
10 Evander Candra P 1 2 1 1 2 1 8 3 4 2 3 3 2 17
11 Faisal Muhammad A 2 2 1 1 2 1 9 4 4 3 3 3 3 20
12 Fatikhatun Nikmah 2 2 1 2 1 1 9 0 0 0 0 0 0 0
13 Febri Anjar Pradana 1 2 1 2 1 1 8 3 3 2 3 3 4 18
14 Indah Hidayatul K 2 2 1 2 1 2 10 3 3 2 3 3 2 16
15 Ita Novitasari 1 2 1 2 2 2 10 4 4 3 3 2 3 19
16 Linda Mayasari 1 1 1 1 2 1 7 4 3 2 4 3 3 19
17 Muhammad Arbi A 2 1 1 1 2 2 9 2 2 2 3 2 3 14
18 Mursidah 4 4 3 3 3 3 20 4 4 4 3 4 4 23
19 Muslikhun As'har 4 3 2 3 2 3 17 4 4 3 4 3 3 21
20 Naily Jazilatur R 4 4 3 4 3 3 21 4 4 4 3 4 4 23
21 Nur Aini Musdalifah 3 1 2 2 1 2 11 3 3 4 4 3 4 21
22 Risa Hidatul Arifah 3 4 1 2 2 2 14 3 4 3 3 3 3 19
23 Rohimatun 2 2 1 2 1 1 9 3 3 3 2 3 2 16
24 Syifa Okta p. Gandi 1 2 1 2 3 1 10 4 3 2 3 3 4 19
25 Tety Purnamasari 2 1 1 2 1 1 8 3 3 2 2 2 3 15
26 Umi Solekah 2 3 3 2 1 1 12 4 4 4 3 3 4 22
27 Wardah Nazilatus S 4 3 2 3 3 2 17 4 4 3 4 3 4 22
28 Yudha Cahyo N 3 1 1 2 2 1 10 3 2 3 3 2 4 17
29 Yulia Anggreini p. 2 1 1 3 1 2 10 3 4 2 2 3 2 16
30 Mega Rosalinda 2 3 1 1 2 2 11 3 3 3 3 2 3 17
Jumlah 72 70 43 57 55 49 99 96 83 88 81 85
Jumlah rata-rata 2,
40
2,
33
1,
43
1,
90
1,
83
1,
63 3,
41
3,
31
2,
86
3,
03
2,
79
2,
93
Prosentase 60
,0
%
58
,3
%
35
,8
%
47
,5
%
45
,8
%
40
,8
%
78
,6
%
76
,2
%
65
,9
%
69
,8
%
64
,3
%
67
,5
%
Keterangan:
A. Komunikasi peserta didik dalam memperhatikan penjelasan guru
B. Komunikasi peserta didik dalam diskusi kelompok
C. Komunikasi dan keberanian peserta didik dalam mengajukan soal/permasalahan
D. Komunikasi peserta didik terhadap pembahasan hasil diskusi kelompok
E. Kemampuan komunikasi peserta didik dalam menyelesaikan soal secara benar
F. Kemampuan komunikasi peserta didik dalam menerjemahkan soal cerita dan
menyelesaikannya
Nilai Kategori
4 Sangat baik
3 Baik
2 Cukup baik
1 Kurang baik
No Prosentase Kategori
1 25 % Kurang
2 > 25 % - 50 % Cukup
3 > 50% - 75% Baik
4 > 75 % Sangat baik
Lampiran 23
PERBANDINGAN AKTIVITAS GURU PADA
SIKLUS I DAN SIKLUS II
No Aktivitas yang diamati Siklus I Siklus II
1 2 3 4 1 2 3 4
Pendahuluan
1 Guru memasuki masuk kelas tepat waktu.
2 Guru memotivasi untuk mulai pelajaran.
3 Guru menyampaikan metode belajar yang
akan dilaksanakan
Kegiatan Inti
4 Guru menjelaskan materi pelajaran
5 Guru memberikan contoh dari materi
yang diajarkan
6 Guru meminta peserta didik membentuk
kelompok
7 Guru meminta peserta didik mengajukan
satu pertanyaan yang berkaitan dengan
materi yang telah disampaikan.
8 Guru meminta perwakilan kelompok
mempresentasikan soal-soal yang
diajukan masing-masing kelompok
9 Guru membahas hasil presentasi bersama
seluruh peserta didik
Penutup
10 Guru membuat kesimpulkan bersama
dengan peserta didik
11 Guru meminta peserta didik mengerjakan
latihan soal
12 Guru menginformasi materi pelajaran
berikutnya.
Jumlah 29 40
Skor Maksimal 48 48
Prosentase 60,4% 83,3%
Kategori Baik Sangat Baik
Keterangan:
Nilai Kategori
4 Sangat baik
3 Baik
2 Cukup baik
1 Kurang baik
No Prosentase Kategori
1 25 % Kurang
2 > 25 % - 50 % Cukup
3 > 50% - 75% Baik
4 > 75 % Sangat baik
Lampiran 24
PERBANDINGAN NILAI PESERTA DIDIK
SIKLUS I DAN SIKLUS II
No Nama Nilai Siklus I Nilai Siklus II
1 Abdul Suchur 70 73
2 Agung Purnomo 85 85
3 Ana Safira Indana 45 92
4 Ani Safira Indani 50 92
5 Anida Amaliah 60 60
6 Anisa Septa Graha 55 65
7 Asep Prayetno Utomo 87 82
8 Diana Fara Nila 28 63
9 Eka uyuni Zaroh 85 90
10 Evander Candra Putra 80 94
11 Faisal Muhammad Arif 65 75
12 Febri Anjar Pradana 73 92
14 Indah Hidayatul Khasanah 48 78
15 Ita Novitasari 65 90
16 Linda Mayasari 55 70
17 Muhammad Arbi Aulia 70 92
18 Mursidah 75 92
19 Muslikhun As'har 80 73
20 Naily Jazilaturrohmaniyah 63 94
21 Nur Aini Musdalifah 45 82
22 Risa Hidatul Arifah 70 91
23 Rohimatun 75 78
24 Syifa Okta p. Gandi 78 86
25 Tety Purnamasari 40 70
26 Umi Solekah 42 78
27 Wardah Nazilatus Salwa 70 92
28 Yudha Cahyo Nurdin 80 92
29 Yulia Anggreini p. 63 75
30 Mega Rosalinda 30 60
Jumlah 1832 2356
Rata-rata Kelas 61 78,5
Ketuntasan Belajar Klasikal 46,7% 83,3%
Semarang, Oktober 2011
Guru Matematika Kelas VII Guru/Peneliti
Siti Alqomah, S.Pd. Khanafi
NIM.073511014
Mengetahui;
Kepala MTs. Uswatun Hasanah
Ina Rotul Uliya, S.Pd.
Lampiran 25
AYAT TENTANG PECAHAN
Artinya:
Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-
isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika isteri-isterimu itu mempunyai
anak, maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah
dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) seduah dibayar hutangnya. Para
isteri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak
mempunyai anak. Jika kamu mempunyai anak, maka para isteri memperoleh
seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang
kamu buat atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu. Jika seseorang mati, baik
laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak
meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau
seorang saudara perempuan (seibu saja), mka bagi masing-masing dari kedua
jenis saudara itu seperenam harta. tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari
seorang, Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi
wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak
memberi mudharat (kepada ahli waris). (Allah menetapkan yang demikian itu
sebagai) syari'at yang benar-benar dari Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi
Maha Penyantun.( QS. An-Nisa’: 12)
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Khanafi
2. Tempat dan Tgl. Lahir: Batang, 25 Oktober 1988
3. NIM : 073511014
4. Alamat rumah : Ds,Kalibalik,Rt.02/Rw.II.Kec. Banyuputih,
Kab. Batang
5. HP : 085729100706
6. E-mail : [email protected]
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal:
a. RA Masyithoh Kalibalik, Banyuputih, Batang
b. MI Negeri Kalibalik, Banyuputih, Batang
c. MTs Nurul Huda Banyuputih, Batang
d. MA NU Limpung, Batang
e. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
2. Pendidikan Non-Formal
a. Taman Pendidikan Al-Qur’an Miftahul Huda Kalibalik
b. Madrasah Diniyah Miftahul Huda Kalibalik
c. Madrasah Diniyah Wustho Uswatun Hasanah Mangkangwetan
Semarang
d. Madrasah Diniyah Ulya Uswatun Hasanah Mangkangwetan Semarang