MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA … · PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW...
Transcript of MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA … · PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW...
1
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY DENGAN
MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
KELAS V SD KANISIUS CUNGKUP SALATIGA SEMESTER II
TAHUN AJARAN 2015/2016
ARTIKEL SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Pada Universitas Kristen Satya Wacana
Oleh
LORENSIUS TOMI
292012551
ROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2016
2
3
4
5
6
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY DENGAN
MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
KELAS V SD KANISIUS CUNGKUP SALATIGA SEMESTER II
TAHUN AJARAN 2015/2016
1Lorensius Tomi,
2Novisita Ratu,
3Mawardi
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP
Universitas Kristen Satya Wacana Email: [email protected],Novisita [email protected],
[email protected]. 1Mahasiswa PGSD
2 Dosen pembimbing
3Dosen penguji
ABSTRAK
Tomi, Lorensius. 2016. Penerapan Model Kooperatif Tipe Course Review Horay Dengan
Mengoptimalkan Barang Bekas Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Kanisius Cungkup Salatiga Semester II
Tahun Ajaran 2015/2016. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Pembimbing Novisita Ratu, S.Si., M.Pd
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan model kooperatif
tipe Course Review Horay dengan mengoptimalkan barang bekas sebagai media
pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SD Kanisius
Cungkup Salatiga Tahun Ajaran 2015/2016
Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kemmis &
Mc Taggart. Dalam penerapan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan model
kooperatif tipe Course Review Horay dengan mengoptimalakan barang bekas sebagai media
pembelajaran, pembelajaran menjadi lebih menyenangkan bagi siswa. Subjek dari penelitian
ini adalah siswa kelas V SD Kanisius Cungkup Salatiga. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan lembar tes dan observasi kegiatan guru dan siswa.
Hasil penelitian ini menunjukan adanya peningkatan hasil belajar matematika melalui
penerapan model kooperatif tipe Course Review Horay dengan mengoptimalkan barang
bekas sebagai media pembelajaran pada siswa kelas V SD Kanisius Cungkup Salatiga.
Dimana pada pra siklus, dari total 22 siswa terdapat 10 siswa (45%) yang tuntas meningkat
menjadi 15 siswa (68%) yang tuntas pada siklus I, dan pada siklus II kembali meningkat
menjadi 21 siswa (95%) yang tuntas. Sehingga penelitian ini dinyatakan terbukti berhasil
karena persentase ketuntasan yang dicapai siswa telah lebih dari indikator keberhasilan
yang telah ditetapkan yaitu 75%. Sehingga diharapkan kepada guru SD untuk
mengembangkan serta dapat menerapkan model kooperatif tipe Course Review Horay
dengan media barang bekas sebagai solusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Kata Kunci : Pembelajaran Matematika, Kooperatif Learning, Course Review Horay, Hasil
Belajar, Barang Bekas
7
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan
kemampuan berpikir secara kritis dan beragumentasi, memberikan kontribusi dalam
penyelesaian masalah sehari-hari, (Susanto, 2013:185). Untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis pada siswa maka diperlukan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan bagi
siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Bruner (dalam Latri, 2006:2) yang mengatakan bahwa
anak-anak dalam belajar matematika hendaklah aktif, pengertian akan diperoleh bila mereka
mengutak-atik benda, kemudian memperhatikan struktur yang terdapat pada benda tersebut,
sehingga mereka dapat menghitungnya dengan struktur-struktur yang terdapat pada intuisi
mereka.
Namun pada kenyataannya selama ini proses pembelajaran matematika masih kurang
melibatkan siswa secara aktif. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Turmudi (2008:11) yang
mengatakan bahwa pembelajaran matematika selama ini disampaikan secara informatif,
artinya siswa hanya memperoleh informasi dari guru saja sehingga derajat kemelekatannya
juga dapat dikatakan rendah. Ini artinya bahwa pembelajaran matematika di SD masih
berpusat pada guru (teacher-centered) sehingga siswa hanya menerima informasi yang
disampaikan oleh guru serta hanya menghapal konsep-konsep matematika yang guru berikan.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan dengan guru kelas
V di SD Kanisius Cungkup, dimana dalam proses pembelajaran cenderung berpusat pada
guru (teacher-centered) sehingga pembelajaran mejadi membosankan dan kurang
menyenangkan bagi siswa, masih ada siswa yang sibuk bermain sendiri sehingga kurang
memperhatikan penjelasan guru dan kurang bersemangat untuk mengikuti proses
pembelajaran, dan ketiadaan alat peraga atau media pembelajaran untuk memperjelas materi
membuat siswa sulit untuk memahami materi matematika yang bersifat abstrak. Kondisi
seperti ini dapat menyebabkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika cenderung
rendah, seperti yang terjadi pada siswa kelas V semester II di SD Kanisius Cungkup tahun
ajaran 2015/2016. Berdasarkan hasil Ulangan harian pada bulan April 2016 diperoleh data
bahwa dari 22 siswa yang mengikuti ulangan harian terdapat 10 siswa (45%) yang mampu
mencapai KKM (60) dan 12 siswa (55%) yang masih belum mencapai KKM. Hasil Ulangan
harian sebelum tindakan disajikan dalam tabel 1.1. di bawah ini :
Berdasarkan pengamatan dari rendahnya hasil belajar matematika yang peneliti
temukan di kelas V SD Kanisius Cungkup, dimana dapat dikatakan bahwa dalam proses
pembelajaran matematika siswa masih kurang dalam memahami konsep-konsep matematika
8
yang bersifat abstrak dan belum mampu untuk menggunakan atau menerapkan konsep-
konsep matematika dalam memecahkan masalah sehingga menyebabkan hasil belajar siswa
menjadi rendah.
Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar tersebut, maka diperlukan sebuah model
pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, salah satunya adalah model pembelajaran
kooperatif tipe Course Review Horay. Karena metode pembelajaran Course Review Horey
merupakan suatu metode pembelajaran yang berusaha menguji pemahaman siswa dalam
menjawab soal, di mana jawaban soal tersebut dituliskan pada kartu atau kotak yang telah
dilengkapi dengan nomor, (Huda, 2015:229). Selain itu metode Course Review Horay ini
juga merupakan metode yang sangat menyenangkan, seperti yang diungkapkan olwh Huda
(2015:229) yang mengatakan bahwa metode Course Review Horay merupakan suatu metode
pembelajaran yang dapat membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan interaktif antar
siswa. Untuk menciptakan suasana kelas yang aktif dan menyenangkan diperlukan media
pembelajaran karena dengan adanya media pembelajaran maka akan meningkatkan rasa
keingintahuan siswa serta merangsang kegiatan belajar dan mampu meningkatkan
pemahaman siswa. Seperti yang dikatakan Hamzah dan Mulisrarini (2014:115-116)
mengatakan bahwa media pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam
proses pembelajaran yaitu meletakkan ide-ide dasar suatu konsep, dapat diharapkan akan
tumbuh keinginan yang tinggi untuk belajar matematika atau lainnya, akan menyenangi
belajar matematika dan pelajaran lainnya, akan dibangkitkan motivasi berprestasi,
konsentrasi belajar akan dapat ditingkatkan, berpikir logis dan sistematis, mudah memahami
hubungan antara matematika atau mata pelajaran lain dengan lingkungan alam sekitar.
Untuk memudahkan siswa memahami konsep-konsep matematika dengan lingkungan
alam sekitar maka perlu media pembelajaran yang berasal dari lingkungan sekitar. Salah satu
media pembelajaran yang berasal dan mudah ditemukan lingkungan sekitar adalah barang
bekas. Barang bekas adalah semua barang yang telah tidak dipergunakan atau tidak dapat
dipakai lagi atau dapat dikatakan sebagai barang yang sudah diambil bagian utamanya
(Iskandar, 2006:2).
Berdasarkan latar belakang masalah dan kajian relevan diatas, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Kooperatif Tipe Course Review
Horay Dengan Mengoptimalkan Barang Bekas Sebagai Media Pembelajaran Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Kanisius Cungkup Salatiga
Semester II Tahun Ajaran 2015/2016”.
9
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut: “Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Course
Review Horay dengan mengoptimalkan barang bekas sebagai media pembelajaran dapat
meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SD Kanisius Cungkup Salatiga tahun
ajaran 2015 / 2016 ?”
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumus masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
“Untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui penerapan model kooperatif tipe
Course Review Horay dengan mengoptimalkan barang bekas sebagai media pembelajaran
pada siswa kelas V SD Kanisius Cungkup Salatiga tahun ajaran 2015 / 2016.”
Manfaat penelitian
Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian tentang penerapan pembelajaran
kooperatif tipe Course Review Horay dengan mengoptimalkan barang bekas sebagai media
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar matematika di SD.
Manfaat praktis
1. Bagi Siswa
a. Dapat menumbuhkan pemahaman siswa mengenai konsep-konsep matematika yang
abstrak dengan menjawab soal-soal yang diisi didalam kotak.
b. Siswa dapat lebih aktif dan bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran
matematika karena dihadapkan langsung dengan benda yang konkrit.
c. Dapat menumbuhkan rasa senang dan ketertarikan siswa terhadap pembelajaran
matematika karena siswa atau kelompok yang menjawab benar akan berteriak horay
atau menyanyikan yel-yel yang mereka sukai.
2. Bagi guru
a. Memberikan wawasan kepada guru untuk mengembangkan cara belajar yang konkrit
sehingga siswa dapat lebih aktif dan lebih memahami konsep-konsep matematika
yang abstrak.
b. Memberikan wawasan kepada guru untuk mengembangkan cara belajar yang
menarik melalui permainan-permainan sehingga siswa merasa senang dan tidak
bosan dalam mengikuti proses pembelajaran matematika.
10
3. Bagi Sekolah
a. Memotivasi kepada dewan guru untuk menerapkan pembelajaran yang aktif dan
menyenangkan bagi siswa dengan menghadapkan benda yang konkrit secara
langsung kepada siswa.
4. Bagi Peneliti Lainnya
a. Memberikan masukan kepada peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian
mengenai penerapan pembelajaran kooperatif tipe Course review Horay dengan
mengoptimalkan barang bekas sebagai media pembelajaran untuk membantu siswa
meningkatkan hasil belajarnya.
KAJIAN PUSTAKA
Hakikat Matematika
Pada hakikatnya matematika adalah ilmu yang membahas angka-angka dan
perhitungannya, membahas masalah-masalah numerik, mengenai kuantitas dan besaran,
mempelajari hubungan pola, bentuk dan struktur, sarana berpikir, kumpulan sistem, struktur
dan alat, (Ismail dkk dalam Hamzah dan Muhlisrarini, 2014:48). Sedangkan menurut
Wahyudi dan Budiono (2012:5) mengatakan bahwa matematika merupakan suatu ilmu yang
mempelajari jumlah-jumlah yang diketahui melalui proses perhitungan dan pengukuran yang
dinyatakan dengan angka-angka atau simbol-simbol.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
matematika merupakan ilmu yang mempelajari tentang hubungan antar bilangan, hubungan
pola, dan jumlah-jumlah yang dinyatakan dalam angka-angka atau simbol-simbol yang dapat
diketahui melalui proses perhitungan dan pengukuran.
Hasil Belajar
Menurut Sudjana (2016:22) mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Besar dan kecil
kemampuan yang dimiliki siswa tergantung pada cara ia menerima serta memahami materi
pada proses pembelajaran.
Menurut Suprijono (2015:7) mengatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan
perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusian saja.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar merupakan hasil yang diperoleh seseorang atau sekelompok orang yang telah
mengalami proses kegiatan belajar dengan ditunjukan pada perubahan perilaku pada diri
seseorang baik secara keseluruhan maupun pada aspek-apek tertentu.
11
Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay Dengan Media Pembelajaran Dari
Barang Bekas
Menurut Suprijono (2009), yang mengatakan bahwa pada metode Course Review
Horay terdapat games yang menyenangkan, setiap kelompok yang menjawab benar akan
berteriak horay, sehingga dapat membangkitkan semangat belajar siswa.
Selain itu metode Course Review Horay juga dapat menguji pemahaman siswa
melalui soal-soal. Seperti yang dikatakan Huda (2015:230) yang mengatakan bahwa metode
Course Review Horay ini berusaha menguji pemahaman siswa dalam menjawab soal, dimana
jawaban soal tersebut dituliskan pada kartu atau kotak yang telah dilengkapi dengan nomor.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa metode
Course Review Horay merupakan suatu metode pembelajaran yang lebih menekankan
pemahaman konsep melalui permainan menjawab soal-soal dan bagi siswa atau kelompok
yang menjawab benar maka diwajibkan untuk berteriak “horay” atau menyanyikan yel-yel,
sehingga dengan demikian akan menciptakan pembelajaran yang aktif dan dan
menyenangkan bagi siswa.
Langkah-Langkah Metode Pembelajaran Course Review Horay
Menurut Huda (2015:230-231) menyatakan ada 9 langkah-langkah metode
pembelajaran CRH (Course Review Horay) adalah sebagai berikut: 1) Guru menyampaikan
kompetensi yang ingin dicapai, 2) Guru menyajikan atau mendemonstrasikan materi sesuai
topic dengan tanya jawab, 3) Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok, 4) Untuk
menguji pemahaman, siswa diminta membuat kartu atau kotak sesuai dengan kebutuhan.
kartu atau kotak tersebut kemudian diisi dengan nomor yang ditentukan guru, 5) Guru
membaca soal secara acak dan siswa menuliskan jawabannya di dalam kartu atau kotak yang
nomornya disebutkan guru, 6) Setelah pembacaan soal dan jawaban siswa ditulis di dalam
kartu atau kotak, guru dan siswa mendiskusikan soal yang telah diberikan tadi, 7) Bagi
pertanyaan yang dijawab benar, siswa memberi tanda check list (√) dan langsung berteriak
“hore!!” atau menyanyikan yel-yelnya, 8) Nilai siswa dihitung dari jawaban yang benar dan
yang banyak berteriak “hore!!”, 9) Guru memberikan reward pada kelompok yang
memperoleh nilai tertinggi atau yang paling sering memperoleh “hore!!”.
Kelebihan dan kekurang metode Course Review Horay
Menurut Huda (2015:231) mengatakan bahwa metode Course Review Horay
memiliki beberapa kelebihan yaitu : a) Strukturnya yang menarik dan dapat mendorong siswa
untuk dapat terjun kedalamnya, b) Metode yang tidak monoton karena diselingi dengan
hiburan, sehingga suasana tidak menegangkan, c) Semangat belajar yang meningkat karena
12
suasana pembelajaran berlangsung menyenangkan, d) Skill kerja sama antara siswa yang
semakin terlatih. Sedangkan kekurangan metode Course Review Horay adalah : a)
penyamarataan nilai antara siswa pasif dan aktif, b) Adanya peluang untuk curang, c)
Berisiko mengganggu suasana kelas lain
Media Barang Bekas
Menurut Arsyad (2011:4-5) menyatakan bahwa media merupakan komponen sumber
belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang
dapat merangsang siswa untuk belajar. Sehingga dalam penelitian ini peneliti akan
mengoptimalkan media pembelajaran dari barang bekas karena barang bekas adalah semua
barang yang telah tidak dipergunakan atau tidak dapat dipakai lagi atau dapat dikatakan
sebagai barang yang sudah diambil bagian utamanya (Iskandar, 2006: 2). Dengan
memanfaatkan barang bekas sebagai media pembelajaran maka secara tidak langsung
menginformasikan kepada siswa bahwa barang bekas yang ada disekitar bisa didaur ulang
kembali menjadi barang yang unik dan menarik.
Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Siska Fitriani pada tahun 2013 dengan judul
“Penerapan Model Pembelajaran Course Review Horay Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas III SDN Winong 01 Kecamatan Pati Kabupaten Pati Semester I
Tahun Pelajaran 2013/2014”. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dengan menerapkan
model pembelajaran Course Review Horay terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Dimana pada pra siklus terdapat 13 siswa (37%) yang tuntas, meningkat menjadi 27 siswa
(77%) yang tuntas, pada siklus I, dan meningkat kembali menjadi 33 siswa (94%) yang
tuntas pada siklus II.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan diatas, maka
hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah : “Penerapan model kooperatif tipe Course
Review Horay dengan mengoptimalkan barang bekas sebagai media pembelajaran diduga
dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas V semester II SD Kanisius
Cungkup tahun pelajaran 2015/2016.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester II di SD Kanisius Cungkup kota
Salatiga. Sekolah ini dipilih karena peniliti sudah melaksanakan kegiatan Program
Pengalaman Lapangan (PPL) selama 3 bulan disekolah tersebut dan sudah mengenal
13
lingkungan sekolah, kondisi kelas dan karakter siswa terutama siswa kelas V.sehingga hal ini
dapat memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian.
Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas V SD Kanisius Cungkup kota Salatiga
yang berjumlah 22 siswa yang terdiri dari 6 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki. Siswa
SD Kanisius Cungkup ini memiliki latar belakang serta tingkat pemahaman yang berbeda-
beda, ada siswa yang mempunyai kemampuan memahami materi dengan cepat dan ada juga
siswa yang lambat untuk memahami materi pembelajaran.
Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini di laksanakan pada bulan Mei pada tahun pelajaran
2015/2016 semeseter II di SD Kanisius Cungkup Salatiga. Namun sebelum melaksanakan
penelitian, peneliti melakukan persiapan seperti membuat (RPP) Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran, membuat media pembelajaran dari barang bekas, mempersiapkan lembar
observasi dan lembar evaluasi hasil belajar.
Variabel Penelitian
Variabel yang akan diteliti dalam penelitian tindakan kelas ini adalah hasil belajar dan
model kooperatif tipe (CRH) Course Review Horay dengan mengoptimalkan barang bekas
sebagai media pembelajaran.
Variabel Bebas (X)
Dalam penelitian ini yang merupakan variabel bebas (X) adalah model pembelajaran
kooperatif tipe Course Review Horay dan media pembelajaran dari barang bekas.
Variabel Terikat (Y)
Dalam penelitian ini yang merupakan variabel terikat (Y) adalah hasil belajar
matematika.
Data dan Cara Pengumpulannya
Data tentang hasil belajar peserta didik didapatkan melalui teknik tes evaluasi diakhir
pembelajaran. Sedangkan data dari aktivitas kinerja guru dan aktivitas siswa diperoleh
melalui observasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan pengisian lembar
observasi yang dilakukan oleh observer. Dalam penelitian ini, alat yang digunakan untuk
melakukan pengumpul data adalah instrumen tes dan non tes
Indikator Kinerja
Indikator kinerja merupakan hasil akhir yang menjadikan prasyarat bagi siswa untuk
tercapainya keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian ini pembelajaran
14
dikatakan berhasil apabila siswa mendapatkan nilai diatas KKM yaitu 60 dan secara klasikal
75 % siswa memperoleh nilai diatas KKM yaitu 60.
Analisis Data
Analisis data yang akan digunakan sesuai dengan metode dan jenis data yang telah
dikumpulkan. Pada penelitian ini, data yang dikumpulkan berbentuk kuantitatif maupun
kualitatif. Data kuantitatif menggunakan analisis diskriptif komparatif yaitu membandingkan
hasil nilai tes pada kondisi awal, nilai tes setelah siklus I dan nilai tes setelah siklus II. Data
kualitatif adalah hasil pengamatan maupun wawancara menggunakan analisis diskriptif
kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pra Siklus
Pra siklus merupakan kondisi di mana penelitian tindakan kelas (PTK) belum
dilaksanakan. Di mana pada kondisi ini hasil belajar matematika siswa kelas V masih rendah.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu proses pembelajaran yang dilaksanakan masih
berpusat pada guru (teacher-centered) sehingga membuat pembelajaran menjadi
membosankan dan tidak menyenangkan bagi siswa, masih ada beberapa siswa yang sibuk
bermain sendiri dan kurang memperhatikan penjelasan guru, ketiadaan alat peraga atau media
pembelajaran untuk memperjelas materi membuat siswa sulit untuk memahami materi
matematika yang bersifat abstrak. Hal ini terlihat pada hasil ulangan harian yang disajikan
dalam tabel 4.1
Tabel 4.1
Hasil Belajar Matematika Pra Siklus
Siswa kelas V SD Kanisius Cungkup Nilai Keterangan Jumlah Siswa Presentase
≥ 60 Tuntas 10 45%
< 60 Tidak Tuntas 12 55%
Jumlah 22 100%
Nilai maksimum 80
Nilai minimum 42
Rata-rata 60
Tabel di atas menunjukan bahwa hasil belajar matematika yang diperoleh siswa masih
banyak yang belum tuntas. Dimana dapat di lihat dari total 22 siswa yang hanya mampu
mencapai KKM yaitu 60 berjumlah 10 siswa (45%), sedangkan 12 siswa (55%) belum tuntas
dengan nilai rata-rata 60. Sehingga berdasarkan rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa
tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengadakan tindakan pembelajaran untuk membantu
meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SD Kanisius Cungkup Salatiga dengan
15
menerapkan model kooperatif tipe Course Review Horay dengan mengoptimalkan barang
bekas sebagai media pembelajaran dengan pokok bahasan tentang bangun ruang.
Siklus I
Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan pada siklus I terdiri dari dua pertemuan dengan tahapan
kegiatan pembelajaran yang sama, hanya saja disetiap pertemuan beda indikator. Dan diakhir
pertemuan atau pertemuan kedua pada siklus I akan diberikan lembar evaluasi untuk
mengukur hasil belajar siswa.
Pertemuan I
Pertemuan pertama ini dilaksanakan pada hari selasa tanggal 3 Mei 2016 dengan
kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang. Pada pertemuan pertama ini
terdapat tiga indikator pembelajaran yaitu menyebutkan macam-macam banguun ruang,
mengetahui bentuk-bentuk bangun ruang kubus, balok dan prisma tegak, dan memahami
sifat-sifat bangun ruang kubus, balok dan prisma tegak. Berikut ini adalah langkah-langkah
kegiatan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan pertama:
a. Kegiatan awal
Pada awal pembelajaran guru menyapa siswa dengan selamat pagi kemudian
mengecek kehadiran siswa, memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran,
membuat kesepakatan dengan siswa mengenai aturan selama mengikuti proses belajar
mengajar di kelas, dan melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa “sebutkan
benda-benda apa saja yang termasuk bangun ruang yang ada di dalam kelasmu?”, siswa
menjawab pertanyaan guru sambil menunjukan benda-benda yang berbentuk bangun
ruang. Setelah itu guru menyampai topik dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
b. Kegiatan inti
Pada kegiatan inti, guru menjelaskan atau menyampaikan materi pembelajaran dengan
melakukan tanya jawab kepada siswa sambil menunjukan media pembelajaran yang
terbuat dari barang bekas dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati
media barang bekas, setelah itu membagikan siswa kedalam kelompok-kelompok kecil,
kemudian memberikan instruksi kepada setiap kelompok tentang bagaimana cara kerja
maupun apa yang akan dikerjakan siswa didalam kelompok yaitu siswa diminta untuk
membuat kotak sesuai dengan yang diperlukan, kemudian setiap kelompok
mendengarkan atau memahami soal yang dibacakan guru secara acak tentang sifat-sifat
bangun ruang dan setelah itu siswa diberi waktu beberapa menit untuk menuliskan
jawaban didalam kotak sesuai dengan nomor soal yang disebutkan guru, setelah itu siswa
16
bersama dengan guru membahas kembali soal serta jawaban siswa dan bagi kelompok
yang menjawab benar diberi tanda (√) dan bagi kelompok yang menjawab salah diberi
tanda sialng (x), kemudian setelah itu siswa bersama guru menghitung skor yang
diperoleh setiap kelompok dan bagi kelompok yang banyak menjawab dengan benar
maka akan diberi reward dan wajib berteriak horay atau menyanyikan yel-yel yang
mereka sukai.
c. Kegiatan penutup
pada kegiatan penutup ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan hal-hal yang belum mereka pahami, kemudian memberikan penguatan dan
bersama siswa membuat kesimpulan tentang materi bangun ruang yang telah mereka
pelajari dan setelah itu guru menginformasikan kepada siswa bahwa pembelajaran telah
selesai dan meminta siswa untuk mempelajari materi yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya.
Pertemuan II
Pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 4 Mei 2016 dengan
kompetensi dasar yang masih sama yaitu mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang. Pada
pertemuan ini terdapat dua indikator pembelajaran antara lain mengetahui bentuk-bentuk
bangun ruang limas dan tabung dan memahami sifat-sifat bangun ruang limas dan tabung.
Berikut ini adalah langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada siklus I pertemuan kedua:
a. Kegiatan Awal
Pada awal pembelajaran guru menyapa siswa dengan selamat pagi, kemudian
mengecek kehadiran siswa dan setelah itu memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti
pembelajaran, kemudian guru mengingatkan kembali aturan kelas yang telah disepakati
pada pertemuan pertama dan kemudian melakukan apersepsi dengan mengulas kembali
materi yang sudah dipelajari sebelumnya, dan bertanya kepada siswa bangun ruang apa
saja yang belum kita pelajari?, kemudian siswa diminta untuk menjawab pertanyaan guru
dan setelah itu guru menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
pada pertemuan kedua.
b. Kegiatan Inti
Pada kegiatan ini, guru meminta kepada siswa untuk menyebutkan benda-benda apa
saja yang termasuk bangun ruang limas dan tabung yang ada di sekitar mereka, setelah
itu guru menjelaskan materi pembelajaran dengan melakukan tanya jawab dengan siswa
sambil menunjukan media pembelajaran dari barang bekasa yang berbentuk bangun
ruang limas dan tabung, siswa dibagikan kedalam kelompok-kelompok kecil, siswa
17
didalam kelompok mendengarkan intruksi yang disampaikan guru tentang apa saja yang
akan mereka lakukan didalam kelompok yaitu mereka akan membuat kotak sesuai
dengan yang mereka perlukan, setelah itu setiap anggota kelompok diminta untuk
mendengarkan dan memahami soal yang dibacakan guru secara acak tentang sifat-sifat
bangun ruang limas dan tabung kemudian guru memberikan waktu beberapa menit untuk
tiap kelompok menuliskan jawabannya didalam kotak, siswa bersama guru membahas
kembali soal serta jawaban siswa dan bagi kelompok yang menjawab benar diberi tanda
(√) dan bagi kelompok yang menjawab salah diberi tanda silang (x), kemudian guru
bersama siswa menghitung skor setiap kelompok dan bagi kelompok yang banyak
menjawab benar maka akan diberi reward dan wajib berteriak horay atau menyanyikan
yel-yel yang mereka sukai.
c. Kegiatan Penutup
Pada kegiatan ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan
hal-hal yang belum mereka pahami, kemudian guru bersama siswa meluruskan
kesalahpahaman, memberikan penguatan dan membuat kesimpulan tentang materi yang
sudah mereka pelajari, dan setelah itu guru memberikan lembar evaluasi atau tes kepada
siswa untuk mengukur sejauh mana siswa dapat memahami materi pembelajaran.
Paparan Hasil Belajar Siklus I
Hasil belajar pelaksanaan tindakan pada siklus I yang diperoleh siswa selama
mengikuti pelaksanaan pembelajaran model kooperatif tipe Course Review Horay dengan
mengoptimalkan barang bekas sebagai media pembelajara, pada mata pelajaran matematika
kelas V SD Kanisius Cungkup Salatiga dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini:
Tabel 4.2
Nilai Hasil Belajar Matematika Pada Siklus I Nilai Keterangan Jumlah Siswa Presentase
≥ 60 Tuntas 15 68%
< 60 Tidak Tuntas 7 32%
Jumlah 22 100%
Nilai maksimum 85
Nilai minimum 45
Rata-rata 65
Berdasarkan tabel distribusi perolehan nilai hasil belajar pada siklus I dapat diketahui
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay dengan
mengoptimalkan barang bekas sebagai media pembelajaran, menunjukan adanya peningkatan
hasil belajar matematika dibandingkan dengan sebelum dilakukan tindakan. Dimana dari total
22 siswa yang dapat mencapai KKM (60) berjumlah 15 siswa (68 %) dengan nilai tertinggi
85, sedangkan 7 siswa (32 %) belum tuntas.
18
Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus Dan Siklus I
Berdasarkan pengamatan, setelah diadakan tindakan pada siklus I dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay dengan mengoptimalkan barang
bekas sebagai media pembelajaran, menunjukan bahwa terjadinya peningkatan hasil belajar
matematika siswa kelas V SD Kanisius Cungkup Salatiga. Hal ini disebabkan sebagian besar
siswa mulai tertarik dan merasa senang dalam mengikuti proses pembelajaran karena
pembelajaran di sajikan dalam bentuk permainan menjawab soal sehingga siswa tidak merasa
bosan dan selain itu materi pembelajaran juga di sajikan melalui benda-benda yang konkret
sehingga membantu siswa untuk memahami materi pembelajaran. Hal ini dapat di lihat dari
hasil belajar siswa pada siklus I, dimana siswa yang sudah mencapai KKM (60) lebih banyak
dibandingkan dengan pra siklus atau kondisi sebelum dilakukan tindakan penelitian
perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa tersebut dapat disajikan dalam tabel
perbandingan hasil belajar antara pra siklus dan siklus I di bawah ini :
Tabel 4.3
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus dan Siklus I
Nilai keterangan
Pra Siklus Siklus I
Jumlah
Siswa Presentase
Jumlah
Siswa Presentase
≥ 60 Tuntas 10 45 % 15 68 %
< 60 Tidak Tuntas 12 55 % 7 32 %
Jumlah 22 100 % 22 100 %
Rata-rata 60 65
Nilai Maksimum 80 85
Nilai Minimum 42 45
Berdasarkan tabel perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa di atas maka
dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa setelah
dilakukan tindakan pada siklus I dengan selisih 23 % dari pra siklus. Dimana pada pra
siklus jumlah siswa yang tuntas dalam pelajaran matematika sebanyak 10 siswa
(54%) dengan nilai tertinggi 80, namun setelah dilakukan tindakan siklus I jumlah
siswa yang tuntas menjadi meningkat sebanyak 15 siswa (68%) dengan nilai tertinggi
85. Selain itu, nilai rata-rata kelas juga mengalami peningkatan dari 60 pada pra siklus
menjadi 65 pada siklus I.
Siklus II
Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Tahap pelaksanaan tindakan pada siklus II ini terdiri dari dua kali pertemuan dengan
langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang sama yang terdiri dari kegiatan awal, inti dan
19
penutup dan dengan kompetensi dasar yang berbeda juga dengan siklus I. Dan pada akhir
pertemuan (pertemuan kedua) pada siklus II ini akan diberikan lembar evaluasi / tes untuk
mengukur hasil belajar yang diperoleh siswa selama mengikuti pembelajaran.
Pertemuan I
Pertemuan pertama ini dilaksanakan pada hari selasa tanggal 10 Mei 2016 dengan
kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun datar dan bangun
ruang sederhana. Pada pertemuan pertama ini terdapat dua indikator pembelajaran yaitu
memahami rumus-rumus bangun ruang kubus dan balok dan menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan bangun ruang kubus dan balok. Adapun langkah-langkah kegiatan
pembelajaran pada pertemuan pertama siklus II adalah sebagai berikut :
a. Kegiaatan Awal
Pada awal pembelajaran, guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan selamat
pagi kepada siswa, kemudian mengecek kehadiran siswa, memeriksa kesiapan siswa
dalam mengikuti pembelajaran, menegaskan kembali aturan yang telah disepakati
bersama pada pertemuan sebelumnya, kemudian melakukan apersepsi dengan mengulas
kembali materi pembelajaran pada pertemuan kedua sambil bertanya kepada siswa
“materi apa saja yang belum kita pelajari pada bangun ruang?”. Siswa diminta untuk
menjawab pertanyaan guru, kemudian setelah menyampaikan apersepsi, guru
menginformasikan topik serta tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
b. Kegiatan Inti
Pada kegiatan ini, guru mengawali pembelajaran dengan bercerita sebagai pengantar
tentang seorang pak petani yang mempunyai sebuah kolam yang berbentuk balok siswa
dan guru bersama-sama mencari luas permukaan kolam pak petani, setelah itu guru
menjelaskan materi dengan melakukan tanya jawab dengan siswa sambil menunjukan
media pembelajaran dari barang bekas, dan bagi siswa yang menjawab benar maka akan
diberi gambar bintang sebagai reward, setelah itu guru membagikan siswa kedalam
kelompok-kelompok kecil, siswa didalam kelompok mendengarkan penjelasan atau
instruksi dari guru mengenai tugas yang akan mereka kerjakan, yaitu membuat kotak
sesuai dengan yang diperlukan, siswa mendengarkan dan memahami soal yang
dibacakan oleh guru secara acak tentang menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
bangun ruang kubus dan balok, kemudian guru memberikan kesempatan beberapa menit
kepada siswa untuk menuliskan jawaban di dalam kotak sesuai dengan nomor soal yang
dibacakan guru, guru berkeliling untuk memantau setiap kegiatan siswa didalam
kelompok sambil membimbing kelompok yang memerlukan bantuan, setelah itu guru
20
bersama dengan siswa membahas kembali soal serta jawaban siswa dan bagi kelompok
yang banyak menjawab benar akan diberi gambar bintang sebagai reward dan wajib
berteriak horay atau menyanyikan yel-yel yang mereka sukai.
c. Kegiatan Penutup
Pada tahapan ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
materi yang belum mereka ketahui atau pahami, kemudian bersama dengan siswa
meluruskan kesalahpahaman serta membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari
serta memberikan penguatan dan bertanya tentang bagaimana perasaan siswa setelah
mengikuti pembelajaran, dan setelah itu memberikan informasi mengenai pokok materi
yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya dan meminta kepada siswa untuk
mempelajari dirumah masing-masing.
Pertemuan II
Pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 11 Mei 2016 dengan
kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun datar dan bangun
ruang. Pada pertemuan ini terdapat dua indikator pembelajaran yaitu memahami rumus-
rumus bangun ruang limas dan prisma tegak dan menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan bangun ruang limas dan prisma tegak. Adapun langkah-langkah kegiatan
pembelajaran pada pertemuan kedua siklus II adalah sebagai berikut :
a. Kegiatan Awal
Pada awal pembelajaran, guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan selamat
pagi kepada siswa, kemudian mengecek kehadiran serta kesiapan siswa dalam mengikuti
pembelajaran, menegaskan kembali aturan kelas yang telah disepakati bersama,
kemudian guru melakukan apersepsi dengan mengulas kembali materi yang telah
dipelajari pada pertemuan sebelumnya, dan bertanya kepada siswa “rumus-rumus apa
lagi yang belum kita pelajari pada bangun ruang?”, siswa menjawab pertanyaan guru dan
setelah itu guru menyampaikan topik serta tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
b. Kegiatan Inti
Pada kegiatan ini, guru menyampaikan materi pembelajaran dengan mengoptimalkan
media pembelajaran yang terbuat dari barang bekas dan sambil bertanya jawab dengan
siswa dan bagi siswa yang menjawab pertanyaan guru dengan benar maka akan diberikan
gambar bintang sebagai reward. Hal ini bertujuan agar memotivasi siswa untuk lebih
aktif didalam kelas, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang materi yang belum mereka pahami, dan setelah itu membagikan siswa kedalam
kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa, siswa di dalam kelompok
21
mendengarkan penjelasan atau instruksi dari guru mengenai tugas yang akan dikerjakan
dalam kelompok, yaitu pertama-tama membuat kotak sesuai dengan kebutuhan,
kemudian siswa diminta untuk mendengarkan serta memahami soal yang dibacakan guru
secara acak dan siswa diberi waktu beberapa menit untuk diskusi dan menuliskan
jawaban didalam kotak yang telah mereka buat sesuai dengan nomor yang disebutkan
guru, kemudian guru berkeliling memantau kegiatan siswa di dalam kelompok serta
membimbing anggota kelompok yang memerlukan bantuan, setelah itu guru bersama
siswa membahas kembali soal serta jawaban siswa dan bagi kelompok yang banyak
menjawab dengan benar maka akan diberikan gambar bintang sebagai reward dan wajib
berteriak horay atau menyanyikan yel-yel yang mereka sukai.
c. Kegiatan Penutup
Sebelum kegiatan pembelajaran berakhir guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menanyakan hal-hal yang belum mereka pahami, kemudian guru bersama siswa
meluruskan kesalahpahaman serta membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari,
setelah itu guru memberikan lembar evaluasi kepada siswa untuk mengetahui hasil
belajar yang diperoleh setiap siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dan kemudian
guru menginformasikan bahwa pembelajaran telah selesai.
Paparan Hasil Belajar Siklus II
Hasil belajar matematika yang diperoleh siswa setelah melaksanakan model
pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay dengan mengoptimalkan barang bekas
sebagai media pembelajaran pada silus II dengan KKM 60 dapat dilihat langsung pada tabel
4.4 dibawah ini :
Tabel 4.4
Nilai Hasil Belajar Matematika Pada Siklus II Nilai Keterangan Jumlah Siswa Presentase
≥ 60 Tuntas 21 95%
< 60 Tidak Tuntas 1 5%
Jumlah 22 100%
Nilai maksimum 90
Nilai minimum 50
Rata-rata 70
Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dimana setelah menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Course Review Horay dengan mengoptimalkan barang bekas sebagai media
pembelajaran pada siklus II menunjukan adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar
matematika siswa kelas V SD Kanisius Cungkup Salatiga dari siklus sebelumnya. Dimana
diketahui dari total 22 siswa, hanya 1 siswa (5%) yang nilainya masih dibawah KKM (60),
22
sedangkan siswa yang sudah mencapai KKM (60) berjumlah 21 siswa (95%) dengan nilai
tertinggi 90. Selain itu nilai rata kelas juga mengalami peningkatan menjadi 70.
Perbandingan Hasil Belajar Matematika Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus II
Berdasarkan hasil penelitian tindakan yang telah dilakukan, maka dapat diketahui
perbandingan hasil belajar siswa kelas V SD Kanisius Cungkup Salatiga pada mata pelajaran
matematika dari pra siklus, siklus I dan siklus II. Dimana perbandingan tersebut dapat dilihat
secara jelas pada tabel 4.5 dibawah ini :
Tabel 4.5
Perbandingan Hasil Belajar Matematika
Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus II
Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat di ketahui bahwa adanya peningkatan ketuntasan
hasil belajar matematika siswa kelas V SD Kanisius Cungkup Salatiga dari pra siklus sampai
siklus II. Dimana pada Pra Siklus dari total 22 siswa terdapat 10 (45%) yang tuntas dengan
nilai tertinggi 80. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe (CRH) Course Review Horay dengan mengoptimalkan barang
bekas sebagai media pembelajaran, jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 15 (68%)
dengan nilai tertinggi 85. Dan setelah melanjutkan siklus II, jumlah siswa yang tuntas
kembali meningkat menjadi 21 siswa (95%) dengan nilai tertinggi 90. Selain ketuntasan hasil
belajar, rata-rata nilai siswa kelas V juga mengalami peningkatan dari 60 pada pra siklus
meningkat menjadi 65 pada siklus I dan meningkat kembali menjadi 70 pada siklus II.
Dengan demikian penelitian tindakan ini telah mencapai kriteria yang diharapkan karena
ketuntasan klasikal yang dicapai telah lebih dari 75%.
Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat diketahui jumlah siswa
yang tuntas atau yang sudah mencapai KKM (60) pada pelajaran matematika siswa kelas V
SD Kanisius Cungkup Salatiga. Dimana pada pra siklus dari total 22 siswa yang dapat
mencapai KKM 60 berjumlah 10 siswa (45%) dengan nilai tertinggi 80, setelah diberi
N
o Nilai
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Jumlah
siswa
Persen
tase
Jumlah
Siswa
Presen
tase
Jumlah
Siswa
Presen
tase
1 Tuntas 10 45 % 15 68 % 21 95 %
2 Tidak
Tuntas
12 55 % 7 32 % 1 5 %
Jumlah 22 100% 22 100 % 22 100 %
Rata-rata 60 65 70
Nilai Tertinggi 80 85 90
Nilai Terendah 42 45 50
23
tindakan pada siklus I terjadi peningkatan jumlah ketuntasan siswa menjadi 15 siswa (68%)
dengan nilai tertinggi 85, dan setelah diberi tindakan pada siklus II, kembali terjadi
peningkatan jumlah ketuntasan siswa menjadi 21 siswa (95%) dengan nilai tertinggi 90.
Sedangkan siswa yang belum tuntas sebelum diberi tindakan (pra siklus) berjumlah 12 siswa
(55%). Setelah diberi tindakan pada siklus I, jumlah siswa yang belum tuntas berkurang
menjadi 7 siswa (32%), dan setelah diberi tindakan lagi pada siklus II, jumlah siswa yang
belum tuntas berkurang menjadi 1 siswa (5%). Selain itu nilai rata-rata siswa kelas V juga
memgalami peningkatan dari 60 pada pra siklus meningkat menjadi 65 pada siklus I, dan
mengalami peningkatan kembali setelah diadakan siklus II yaitu menjadi 70.
Walaupun peningkatan yang terjadi pada siklus II belum mencapai 100 %, dimana
dari total 22 siswa terdapat 1 siswa (5%) yang nilainya masih dibawah KKM (60), akan tetapi
peningkatan ini sudah dikatakan sudah optimal dan berhasil karena ketuntasan ini sudah
mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 75 %.
Hipotesis dari penelitian ini terbukti bahwa hasil belajar matematika dapat
ditingkatkan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay
dengan mengoptimalkan barang bekas sebagai media pembelajaran, dan melalui beberapa
tahapan atau sintaks pembelajaran Course Review Horay yaitu Guru menyampaikan
kompetensi yang ingin dicapai, guru menyajikan atau mendemonstrasikan materi sesuai topic
dengan tanya jawab, guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok, untuk menguji
pemahaman, siswa diminta membuat kartu atau kotak sesuai dengan kebutuhan. kartu atau
kotak tersebut kemudian diisi dengan nomor yang ditentukan guru, guru membaca soal secara
acak dan siswa menuliskan jawabannya di dalam kartu atau kotak yang nomornya disebutkan
guru, setelah pembacaan soal dan jawaban siswa ditulis di dalam kartu atau kotak, guru dan
siswa mendiskusikan soal yang telah diberikan tadi, bagi pertanyaan yang dijawab benar,
siswa memberi tanda check list (√) dan langsung berteriak “hore!!” atau menyanyikan yel-
yelnya, nilai siswa dihitung dari jawaban yang benar dan yang banyak berteriak “hore!!”,
guru memberikan reward pada kelompok yang memperoleh nilai tertinggi atau yang paling
sering memperoleh “hore!!”. Ternyata dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada
siswa kelas V SD Kanisius Cungkup Salatiga.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan seluruh kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan selama penelitian tindakan kelas, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model
kooperatif tipe Course Review Horay dengan mengoptimalkan barang bekas sebagai media
pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas V SD Kanisius
24
Cungkup Salatiga semester II tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini dapat dilihat dari hasil
penelitian yang menunjukan adanya peningkatan hasil belajar yang terjadi dari setiap siklus.
Dimana pada pra siklus, siswa yang tuntas hanya 10 siswa (45%) dengan nilai tertinggi 80
meningkat menjadi 15 siswa (68%) yang tuntas dengan nilai tertinggi 85 dan pada siklus II
kembali meningkat menjadi 21 siswa (95%) yang tuntas dengan nilai tertinggi 90.
Saran
a. Bagi Sekolah
Peneliti mengharapkan kepada kepala sekolah selaku pimpinan untuk memberi
masukan dan memotivasi para guru untuk menerapkan model pembelajaran yang dapat
menguji pemahaman dan menyenangkan bagi siswa serta dapat menghadirkan benda-
benda konkrit dalam pembelajaran secara langsung, salah satunya dengan menerapkan
pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay dengan mengoptimalkan barang
bekas sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran matematika maupun pelajaran
lainnya.
b. Bagi Guru
Dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran didalam kelas, peneliti
mengharapkan kepada para guru SD untuk mengembangkan serta dapat menerapkan
pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay dengan media barang bekas untuk
meningkatkan hasil belajar siswa
c. Bagi Siswa
Setelah mengikuti pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay dengan media
pembelajaran dari barang bekas, siswa diharapkan dapat termotivasi dalam belajar,
terlibat aktif dalam pembelajaran dan lebih berani dalam bertanya dan menjawab
pertanyaan guru.
d. Bagi Peneliti lainnya
Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk mengembangkan model pembelajaran
kooperatif tipe Course Review Horay dengan mengoptimalkan barang bekas sebagai
media pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik dan dapat mengatasi
hasil belajar siswa terutama dalam mata pelajaran matematika.
25
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali pers.
Baharuddin, & Wahyuni, N. E. (2015). Teori Belajar & Pembelajaran. Yogyakarta: AR-
RUZZ MEDIA.
Fitriani, S. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Course Review Horay Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III SDN Winong I Kecamatan
Pati Kabupaten Pati Semester I Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi. FKIP UKSW.
Hamzah, A. & Muhlisrarini. (2014). Perencaanan dan Strategi Pembelajaran Matematika.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Huda, M. (2015). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Iskandar, A. (2006). Daur Ulang Sampah. Jakarta : Azka Mulia Media.
Rusman. (2012). Balajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan
Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: Alfabeta.
Sudjana, N. (2016). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:Remaja Rosdakarya.
Suprijono, A. (2015). Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Susanto, A. (2013). Teori Belajar & Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta:
PRENADAMEDIA GROUP.
Turmudi. (2008). Landasan Filsafat dan Teori Pembelajaran Matematika (Berparadigma
Eksploratif dan investigatif). Jakarta: Leuser Cipta Pustaka.
Wahyudi, & Budiono, I. (2012). Pemecah Masalah Matematika. Salatiga: Widya Sari Press.