Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan...

59
SKRIPSI Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan Parenting (Studi Kasus pada Kelompok Bermain Roudloh Desa Cilongok, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah) Disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Dosen Pembimbing I : Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd Dosen Pembimbing II : Dr. Amin Yusuf, M.Pd Disusun Oleh : Nisa Fitriani Ma’rufah 1201413023 JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Transcript of Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan...

Page 1: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

SKRIPSI

Mengembangkan Kecerdasan Emosional

Anak Melalui Kegiatan Parenting

(Studi Kasus pada Kelompok Bermain Roudloh Desa

Cilongok, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa

Tengah)

Disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Dosen Pembimbing I : Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd

Dosen Pembimbing II : Dr. Amin Yusuf, M.Pd

Disusun Oleh :

Nisa Fitriani Ma’rufah

1201413023

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

Page 2: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

ii

Page 3: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

iii

Page 4: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

iv

Page 5: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

Setinggi apapun ilmumu, Seluas apapun pengetahuanmu, Sebanyak apapun

hartamu, Sepintar apapun agamamu. Jika kecerdasan emosionalmu rendah, semua

akan sia-sia. (Penulis)

PERSEMBAHAN:

1. Allah swt yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya

2. Nabi Muhammad saw yang selalu dinanti syafaatnya

3. Ayah, Ibu dan Adikku terimakasih atas segala semangat, dukungan dan

perhatian kalian

4. Bapak Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dan

membimbing dengan sabar hingga penyelesaian skripsi

5. Seluruh teman-teman seperjuangan PLS angkatan 2013 yang selalu

memotivasi

6. Semua Keluarga Pondok Pesantren Durrotu Aswaja yang memberikan

semangat baik suka maupun duka

7. Jodohku yang masih dirahasiakan Allah

Page 6: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis kehadirat Allah swt yang senantiasa

melimpahkan rizki, rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Mengembangkan Kecerdasan Emosional

Anak Melalui Kegiatan Parenting (Studi Kasus pada Kelompok Bermain Roudloh

Desa Cilongok, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas)” dengan baik dan

lancar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini dari awal hingga akhir

tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu,

penulis menyampaikan terima kasih yang setulusnya kepada:

1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Semarang dan sebagai Dosen Pembimbing dengan sabar telah

memberikan bimbingan, pengarahan, masukan, kemudahan dan motivasi

kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.

2. Dr.Utsman, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu

Pendidikan yang telah memberikan ijin penelitian

3. Dr. Amin Yusuf, M.Pd, yang telah sabar membimbing, memotivasi, memberi

masukan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat berjalan dengan lancar

4. Muinah, S.Pd pengelola Kelompok Bermain (KB) Roudloh yang telah

memberikan ijin penelitian

5. Guru dan Orangtua yang mengikuti kegiatan parenting sebagai subjek

penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian

Page 7: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

vii

6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan pengalaman

dan ilmunya bagi penulis

7. Ayah Sucipto dan Ibu Sudarti yang tak pernah putus mendoakan penulis,

ucapan terima kasih tak akan pernah cukup untuk menebus setiap tetes keringat

kalian.

8. Keluarga Pondok Pesantren Durrotu Aswaja dan teman seperjuanganku yang

selalu ada di saat duka maupun suka

9. Teman-teman PLS angkatan 2013 dengan segala keragamannya

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang secara

langsung maupun tidak telah membantu tersusunnya penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

mengingat segala keterbatasan, kemampuan dan pengalaman penulis. Oleh karena

itu penulis menerima kritis dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan

skripsi ini. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

semua yang memerlukan.

Semarang, 20 Juli 2017

Penulis

Nisa Fitriani Ma’rufah

Page 8: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

viii

ABSTRAK

Ma’rufah, Nisa Fitriani. 2017. “Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak

Melalui Kegiatan Parenting (Studi Kasus Pada Kelompok Bermain Roudloh Desa

Cilongok, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah”. Skripsi

Pendidikan Luar Sekolah. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri

Semarang. Pembimbing I: Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd. Pembimbing II: Dr. Amin

Yusuf, M.Pd.

Kata kunci : Kecerdasan Emosional Anak, Kegiatan Parenting

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis:

(1)Proses kegiatan parenting yang dilaksanakan di Kelompok Bermain (KB)

Roudloh, (2)Kecerdasan emosional anak di kalangan orangtua yang mengikuti

kegiatan parenting di Kelompok Bermain (KB) Roudloh, dan (3)Kegiatan

parenting dapat mengembangkan kecerdasan emosional anak.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, untuk subyek

dalam penelitian ini adalah guru dan orangtua yang aktif pada kegiatan parenting

di Kelompok Bermain (KB) Roudloh. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik

wawancara, dokumentasi dan wawancara. Teknik yang digunakan dalam analisis

data adalah reduksi data, penyajian data dan verifikasi data.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)Proses kegiatan parenting yang

dilaksanakan di Kelompok Bermain (KB) Roudloh terdapat 3 tahap yaitu proses

perencanaan yang diawali dengan sosialisasi, pembentukan pengurus, penyamaan

persepsi, identifikasi kebutuhan belajar, penentuan tempat dan waktu serta

penyusunan jadwal kegiatan selanjutnya proses pelaksanaan terdapat beberapa

kegiatan yaitu seminar parenting, outbond family dan wisata edukasi serta

terdapat buku penghubung orangtua dan guru, keterlibatan orangtua dalam

pembelajaran anak kemudian proses evaluasi dengan kunjungan rumah dan

pertemuan evaluasi. (2)Kecerdasan emosional anak dikalangan orangtua yang

mengikuti kegiatan parenting berkembang secara bertahap dengan kesabaran

orangtua melalui proses pembiasaan dan (3)Semua bentuk kegiatan parenting

yang dilaksanakan dapat mengembangkan kecerdasan emosional anak ketika

orangtua mampu menerapkan hasilnya kepada anak.

Saran yang dapat diberikan penulis adalah pengelola memaksimalkan

kehadiran orangtua dengan memberikan reward pada orangtua, pengelola agar

lebih intensif pada kegiatan yang dapat mengeratkan hubungan orangtua dan

anak, pengelola lebih maksimal dalam mengamati orangtua ketika evaluasi

berlangsung.

Page 9: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

ix

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v

KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

DAFTAR ISI. ......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 9

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................... 9

1.4 Manfaat Penelitian............................................................................. ............. 10

1.4.1 Manfaat Teoritis.............................................................................10

1.4.2 Manfaat Praktis..............................................................................10

1.5 Penegasan Istilah ............................................................................................11

1.5.1 Kecerdasan Emosional...................................................................11

1.5.2 Parenting........................................................................................11

1.6 Sistematika Skripsi.........................................................................................11

Page 10: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

x

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................. 13

2.1.Kegiatan Parenting...........................................................................................13

2.1.1 Pengertian Parenting......................................................................13

2.1.2 Tujuan dan Fungsi Parenting.........................................................15

2.1.3 Bentuk Kegiatan Parenting........................................................... 16

2.2. Kecerdasan Emosional....................................................................................19

2.2.1 Pengertian Emosi............................................................................19

2.2.2 Kecerdasan Emosional...................................................................21

2.2.3 Tahap Perkembangan Kecerdasan Emosional Anak Usia Dini......26

2.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosional Anak.......32

2.3. Kerangka Berfikir............................................................................................35

BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................39

3.1 Metode Penelitian............................................................................................ 39

3.2 Tempat Penelitian ........................................................................................... 40

3.3 Sampel Sumber Data.......................................................................................40

3.4 Teknik Pengumpulan Data........................................................................ ...... 41

3.4.1 Wawancara............................................................................. ........41

3.4.2 Dokumentasi...................................................................................42

3.4.3 Observasi........................................................................................43

3.5 Teknik Analisis Data.......................................................................................43

3.5.1 Reduksi Data........................................................................ .......... 44

3.5.2 Penyajian Data................................................................................44

3.5.3 Verifikasi Data..................................................................... .......... 44

Page 11: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

xi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................. ......... 46

4.1 Hasil Penelitian........................................................................................ ....... 46

4.1.1 Gambaran Umum Kelompok Bermain (KB) Roudloh....................46

4.1.2 Visi dan Misi Kelompok Bermain (KB) Roudloh...........................47

4.1.3 Tujuan Kelompok Bermain (KB) Roudloh.....................................48

4.1.4 Susunan Kepengurusan Kelompok Bermain (KB) Roudloh........... 49

4.1.5 Sarana Prasarana....................................................................... ...... 49

4.1.6 Identifikasi Kelompok Bermain (KB) Roudloh........ ..................... 50

4.1.7 Jadwal Kegiatan................................................................. ............. 50

4.1.8 Proses Pelaksanaan Kegiatan Parenting di KB Roudloh.................53

4.1.9 Pembahasan............................................................................. ........ 58

BEB V PENUTUP............................................................................. .................... 80

5.1 Simpulan.........................................................................................................80

5.2 Saran............................................................................. ................................... 81

DAFTAR PUSTAKA............................................................................. ............... 83

LAMPIRAN...........................................................................................................87

Page 12: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

xii

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1.1 Sarana dan Prasarana............................................................................. 49

Tabel 1.2 Identitas Kelompok Bermain (KB) Roudloh.........................................50

Tabel 1.3 Jadwal Kegiatan Parenting....................................................................51

Page 13: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

xiii

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar1...............................................................................................................163

Gambar 2.............................................................................................................163

Gambar 3....................................................................... .....................................163

Gambar 4....................................................................... .....................................164

Gambar 5........................................................................ .....................................164

Gambar 6........................................................................ .....................................164

Gambar 7........................................................................ .....................................165

Gambar 8........................................................................ .....................................165

Page 14: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Instrumen................................................................................................................88

Pedoman Observasi................................................................................................90

Pedoman Dokumentasi...........................................................................................91

Pedoman Wawancara.............................................................................................92

Wawancara.............................................................................................................96

Catatan Lapangan.................................................................................................139

Foto......................................................................................................................163

Page 15: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluarga adalah tempat lahirnya benih generasi berkarakter dan sekolah

adalah tempat tumbuh kembangnya generasi tersebut. Mengingat peran orangtua

sebagai pendidik terpenting dalam masa tumbuh kembang anak. Pemerintah

menyadari bahwa orangtua merupakan mitra sejati bagi pendidik. Sebagai

orangtua, tidak cukup hanya berdiri di luar pagar sekolah mengamati proses

pendidikan anak-anak dari jauh. Tentu perlu kerja keras dari dua sisi (Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta:2016).

Sejak tahun 2015, Kemendikbud berupaya membantu orangtua dengan

khusus mendirikan Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga. Direktorat ini

bertujuan mendukung kolaborasi yang aktif dan positif antara orangtua dan

sekolah untuk menyukseskan dan menyelaraskan program pendidikan yang

dikembangkan sekolah, termasuk pendidikan budi pekerti anak-anak. Apa yang

kemendikbud lakukan adalah bagian dari komitmen negara untuk hadir mengawal

peradaban melalui pendidikan keluarga untuk mempersiapkan generasi penerus

yang berkarakter, cerdas dan kreatif (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan,

Jakarta:2016).

Sunaryo (2002:75-76) mengatakan keluarga yang harmonis, rukun dan

damai akan tercemin dari kondisi psikologis dan karakter anak-anaknya. Begitu

sebaliknya anak yang kurang berbakti, tidak hormat dan bertabiat buruk, sering

melakukan tindakan diluar moral kemanusian atau berkarakter buruk, lebih

Page 16: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

2

banyak disebabkan ketidakharmonisan dalam keluarga yang bersangkutan.

Keluarga merupakan pembentuk pribadi anak karena waktu yang dihabiskan anak

paling banyak di rumah. Pada saat kritis seperti inilah orangtua tidak bisa

mengandalkan siapapun kecuali dirinya sendiri untuk membentuk anak menjadi

sumber daya yang lebih baik di kemudian hari.

Dalam perkembangan anak usia dini faktor yang paling mempengaruhi

adalah faktor lingkungan yang menjadikan keluarga adalah pendidikan yang

pertama dan utama. Jadi dapatlah dikatakan lingkungan keluarga memainkan

peranan utama dalam menentukan perkembangan anak, dan di lingkungan

keluarag inilah anak mula-mula menerima pendidikan. Orangtua merupakan

pendidik bagi mereka. Pola asuh orangtua, sikap serta situasi dan kondisi yang

sedang melingkupi orangtua dapat mempengaruhi perkembangan anak. (Hidayani,

2007:18).

Usia dini merupakan masa keemasan (golden age) yang hanya terjadi satu

kali dalam perkembangan kehidupan manusia. Masa keemasan ini sekaligus

merupakan masa yang kritis dalam perkembangan anak. Jika pada masa ini anak

kurang mendapat perhatian dalam hal pendidikan, perawatan, pengasuhan dan

layanan kesehatan serta kebutuhan gizi, dikhawatirkan anak tidak dapat tumbuh

dan berkembang secara optimal baik perkembangan fisik, sosial maupun

moralnya (Nurhalim, 2017:54)

Keluarga sebagai unit sosial terkecil di masyarakat yang terbentuk atas

dasar komitmen untuk mewujudkan fungsi keluarga khususnya sosial dan

pendidikan harus benar-benar dioptimalkan sebagai mitra lembaga di Kelompok

Page 17: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

3

Bermain. Kehadiran orangtua di sekolah meskipun tidak formal, secara otomatis

telah menjalin kontak dengan guru di Kelompok Bermain. Hubungan antara guru

dan orangtua menjadi jembatan komunikasi yang bermanfaat bagi tumbuh

kembangnya anak. Oleh karena itu perlu adanya upaya dalam pengembangan

kompetensi orangtua untuk mengelola sebuah kegiatan yang menarik dan mudah

dalam kaitannya dengan proses tumbuh kembang anak yang disebut kegiatan

parenting.

Penyelenggaraan pendidikan dengan memberdayakan orangtua (parenting

education) merupakan sebuah solusi untuk meningkatkan mutu pendidikan sejak

usia dini. Orangtua hendaknya lebih kreatif dalam mengasuh anak-anak mereka

agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi anak yang kreatif, karena orangtua

adalah pusat kreatifitas bagi anak-anaknya (Asfandiyar, 2012:28). Masih banyak

orangtua yang belum mengetahui bagaimana cara mendidik anak yang kreatif.

Sehingga tanpa disadari orangtua sering melakukan hal-hal yang menghambat

perkembangan anak.

Dalam kehidupan sehari-hari banyak orangtua yang masih mempunyai

pola pikir bahwa pendidikan sepenuhnya tanggung jawab lembaga pendidikan

saja. Hal ini seharusnya keliru, dalam membentuk pribadi anak untuk menjadi

lebih baik, peran pertama dilakukan adalah di dalam keluarga, terutama peran

ayah dan ibu. Dengan kata lain kepribadian anak-anak sangat dipengaruhi oleh

bagaimana orangtua menanamkan tata nilai kepada anak-anaknya. Dan tidak

kalah pentingnya anak-anak yang didik di dalam keluarga yang baik akan

membentuk anak-anak yang berkarakter dan tidak mudah dipengaruhi oleh

Page 18: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

4

perilaku ataupun budaya buruk dari luar. Pengetahuan tentang pendidikan anak

dapat ditempuh dengan berbagai kegiatan, misalnya kegiatan parenting baik yang

dikelola oleh satuan pendidikan maupun pengelola secara mandiri.

Kelompok Bermain merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan

pendidikan yang menitikberatkan pada peletakkan dasar ke arah pertumbuhan dan

perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir,

daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap

perilaku serta beragama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan

tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini (Sujiono, 2011:6).

Untuk itu Kelompok Bermain (KB) Roudloh membuat kegiatan parenting yang

diperuntukkan untuk para orangtua murid yang menyekolahkan anaknya di

Kelompok Bermain (KB) Roudloh. Kegiatan ini dilakukan untuk menyelaraskan

kegiatan-kegiatan pengasuhan pendidikan pada saat sekolah dan di rumah, serta

memberikan pengetahuan tentang bagaimana cara mendidik yang kreatif di

rumah. Tujuan dari program parenting di Kelompok Bermain (KB) Roudloh ini

yaitu untuk membantu mengoptimalkan pengasuhan orangtua dalam

mengembangkan perkembangan anak usia dini. Upaya pengelola dalam

meningkatkan pemahaman orangtua, cara mendidik yang kreatif agar anak dapat

berkembang dengan baik yaitu dengan diadakannya kegiatan parenting, dengan

adanya kegiatan ini orangtua yang mengantar anaknya ke Kelompok Bermain

(KB) tidak hanya sekedar menunggu saja tetapi ada kegiatan yang bermanfaat

untuk orangtua yaitu menambah pengetahuan tentang cara mendidik yang baik,

Page 19: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

5

bagaiman cara anak bersosialisasi dengan temannya, cara bersopan santun,

berkomunikasi yang tepat pada orang lain dll.

Melalui program parenting yang diberikan pada orangtua akan

mempengaruhi pola asuh orangtua terhadap anak. Pola asuh orangtua adalah pola

perilaku yang diterapkan orangtua pada anak dan bersifat relatif konsisten dari

waktu ke waktu. Pola asuh adalah suatu cara terbaik yang dapat ditempuh

orangtua dalam mendidik anak-anaknya sebagai perwujudan dari rasa tanggung

jawab kepada anak-anaknya (Mansur, 2005:350)

Biasanya orangtua mengenal anak yang cerdas adalah anak yang pintar

membaca, menulis, berhitung, sebagai jalan sempit kreatifitasan kata dan angka

yang menjadi fokus dalam pendidikan formal (sekolah) dan mengarahkan anak

untuk menuju sukses di bidang akademis. Pandangan baru tentang keberhasilan

hidup yang telah berkembang yaitu kecerdasan di luar intelektual seperti dalam

bidang agama, hubungan sosial, kematangan emosional atau biasa disebut

Multiple Inteligence.

William Damon melakukan penelitian tentang moralitas anak yang

mempunyai potensi untuk membantu kita dalam memperbaiki nilai moral anak-

anak. Namun potensi ini belum dimanfaatkan karena kebanyakan penelitian ini

tidak diketahui oleh umum, diabaikan sebagai suatu yang tidak relevan atau

omong kosong belaka (Shapiro, 2001:7).

Maka potensi kecerdasan emosional anak ternyata masih belum diterapkan

masyarakat dan tidak semua orangtua memahami bagaimana cara mendidik dan

mengasuh anak dengan cara yang kreatif. Permasalahan lain adalah kesulitan yang

Page 20: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

6

dialami orangtua dalam bidang ekonomi, tingkat pendidikan orangtua serta

kondisi lingkungan yang ada disekitar tempat tinggal.

Terutama dalam mengasuh anak usia dini, mengingat bahwa usia Golden

Age atau usia emas adalah tahap perkembangan dan pertumbuhan anak. Pada

masa ini otak berkembang pesat, orangtualah yang memiliki peranan penting

dalam tahap perkembangan kecerdasan khususnya kecerdasan emosional anak.

Ketika anak di sekolahkan, orangtua menyerahkan sepenuhnya pendidikan

anaknya di sekolah. Percaya akan pendidikan yang diajarkan di sekolah. Tak

jarang, orangtua berani bayar mahal untuk menyekolahkan anaknya agar

mendapatkan pendidikan yang baik di sekolah.

Memang, di sekolah anak telah diajarkan berbagai macam pendidikan,

cara berperilaku yang sesuai dengan nilai-nilai di sekolah. Tapi, ketika anak di

rumah tidak ada yang menerapkan atau mencontohkan apa yang sudah diajarkan

di sekolah. Lagipula sekolah juga tidak pernah meminta orangtua untuk

berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan di sekolah misalnya

mengantar anak dengan mengendarai motor dengan helm, berbahasa jawa krama

dengan orang yang lebih tua, itu adalah contoh kecil yang sering diabaikan

orangtua.

Dengan fenomena nyata tersebut yang sering kita jumpai, Kegiatan

parenting adalah hal yang tepat. Kegiatan tersebut di Kelompok Bermain (KB)

Roudloh terstruktur dan memberikan materi yang berbeda-beda setiap

pertemuannya serta penjelasan tentang tujuan dan manfaat orangtua

menyekolahkan anaknya di Kelompok Bermain (KB).

Page 21: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

7

Kelompok Bermain (KB) Roudloh berada di pedesaan yaitu Desa

Cilongok Kecamatan Cilongok, meskipun suasana pedesaan namun Kelompok

Bermain (KB) Roudloh melaksanakan kegiatan parenting untuk orangtua murid

dengan berbagai kegiatan yang terprogram. Diantara kelompok bermain (KB) di

Desa Cilongok hanya Roudloh yang melaksanakan kegiatan parenting dengan

baik. Ada 21 Kelompok Bermain (KB) yang berada di Kecamatan Cilongok.

Namun, Kelompok Bermain (KB) Roudloh termasuk yang sudah terakreditasi

dengan kondisi gedung milik sendiri. Dalam kegiatan parenting di Kelompok

Bermain (KB) Roudloh, orangtua yang mengikuti sangat antusias dengan berbagai

kegiatan yang dilaksanakan seperti seminar parenting dengan materi yang

berbeda-beda tentang cara mendidik dan mengasuh, outbond family kegiatan

permainan untuk lebih mendekatkan orangtua dengan anak, wisata edukasi yang

mengunjungi berbagai tempat edukasi untuk anak namun saat di tempat wisata

orangtua yang menjelaskan apa manfaat dan tujuan mengunjunginya, keterlibatan

orangtua di sekolah saat menyiapkan snack dan ketika pembelajaran di kelas.

Orangtua yang mengikuti kegiatan parenting di Kelompok Bermain (KB)

Roudloh sangat antusias dibuktikan dengan kehadiran orangtua, memang hanya

ibu-ibu yang hadir dalam kegiatan parenting di Kelompok Bermain (KB) Roudloh

namun tidak pengelola tetap semangat dalam melaksanakan kegiatan parenting.

Kegiatan parenting di Kelompok Bermain (KB) Roudloh memiliki tujuan

agar orangtua dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan untuk

perkembangan anak. Termasuk perkembangan emosional anak dengan menjadi

anak lebih mengontrol emosinya, mengenali emosinya serta dapat menghargai

Page 22: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

8

orang lain. Meskipun Kelompok Bermain (KB) Roudloh hanya memiliki 3 guru

dan 1 anggota tata usaha namun kekompakan dan kegigihannya dapat menjadikan

Kelompok Bermain yang terprogram dan disiplin dalam melaksanakan kegiatan,

selalu mengikuti perlombaan ataupun kegiatan lain yang dapat melibatkan anak-

anak untuk terjun ke luar dan belajar lebih banyak pengalaman. Tidak hanya 4

pengelola yang ada di Kelompok Bermain (KB) Roudloh, terdapat puhak dari

Penilik UPK (unit pendidikan kecamatan) Cilongok yang selalu membantu dan

menyukseskan kegiatan yang ada di Kelompok Bermain termasuk kegiatan

parenting yang sering menjadi narasumber dalam kegiatan seminar parenting.

Hasil dari Kegiatan parenting di Kelompok Bermain (KB) diharapkan

dapat merubah sikap dan perilaku anak meskipun secara bertahap orangtua

menerapkannya pada anak. Dengan kehadiran orangtua pada kegiatan parenting

dapat mendorong perubahan tersebut, apalagi jika orangtua memaksimalkan hasil

kegiatan parenting yang berisi tentang cara mendidik dan mengasuh dengan baik

pada anaknya. Sehingga antara orangtua dan guru mempunyai satu tujuan yang

sama dengan cara yang sama, guru mengajarkan anak sikap dan berperilaku baik

disekolah dan diteruskan orangtua ketika anak berada di rumah.

Kecerdasan Emosional bagi anak sangat penting untuk masa kini dan

untuk masa depannya kelak karena dengan orangtua mengajarkannya mulai anak

usia dini maka keterbiasaan tersebut akan terus terprogram pada otaknya, namun

tidak begitu saja dibiarkan. Dengan bimbingan orangtua bagaimana anak bersikap

dan berperilaku bagi dirinya maupun orang lain maka kecerdasan emosional anak

akan berkembang dengan baik. Karena jika anak kelak mempunyai harta yang

Page 23: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

9

berlimpah ataupun titlenya yang panjang namun kecerdasan emosional rendah dan

tidak pernah diajarkan oleh orangtuanyta maka apa yang anak punya akan sia-sia.

Maka dari itu bimbingan orangtua sangat diperlukan oleh anak, dengan kegiatan

parenting yang di laksanakan di Kelompok Bermain (KB) Roudloh dapat

mengarahkan dan mendorong orangtua untuk lebih semangat dalam membimbing

anak menjadi orang yang sukses dan berguna.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menyusun skripsi dengan judul

“Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan Parenting

(Studi Kasus Pada Kelompok Bermain (KB) Roudloh Desa Cilongok, Kecamatan

Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses kegiatan parenting yang dilaksanakan di Kelompok

Bermain (KB) Roudloh Desa Cilongok Kecamatan Cilongok Kabupaten

Banyumas?

2. Bagaimana kecerdasan emosional anak dikalangan orangtua yang mengikuti

kegiatan parenting di Kelompok Bermain (KB) Roudloh Desa Cilongok

Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas?

3. Bagaimana kegiatan parenting dapat mengembangkan kecerdasan emosional

anak ?

1.1 Tujuan Penelitian

Page 24: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

10

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang

dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan proses kegiatan parenting yang dilaksanakan di Kelompok

Bermain (KB) Roudloh Desa Cilongok Kecamatan Cilongok Kabupaten

Banyumas.

2. Mendeskripsikan kecerdasan emosional anak dikalangan orangtua yang

mengikuti kegiatan parenting di Kelompok Bermain (KB) Roudloh Desa

Cilongok Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas.

3. Mendeskripsikan bahwa kegiatan parenting dapat mengembangkan

kecerdasan emosional anak.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini memberikan beberapa manfaat yaitu dapat

menambah ilmu serta pengetahuan mengenai kegiatan parenting dan

perkembangan kecerdasan emosional anak khususnya bagi penulis dan

masyarakat luas pada umumnya

1.4.2 Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi

banyak pihak, yaitu peserta dan peneliti. Adapun penjelasan dari manfaat-manfaat

tersebut yaitu sebagai berikut:

a) Bagi penulis penelitian dapat mengetahui sejauh mana peranan kegiatan

parenting terhadap perkembangan kecerdasan emosional anak di Kelompok

Page 25: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

11

Bermain (KB) Roudloh Desa Cilongok Kecamatan Cilongok Kabupaten

Banyumas.

b) Bagi orangtua sebagai pedoman untuk memantau perkembangan kecerdasan

emosional anak sekaligus manfaat yang besar dalam mengikuti kegiatan

parenting.

c) Bagi instansi pendidikan khususnya lembaga PAUD dapat dijadikan sebagai

pedoman dalam kegiatan parenting.

1.5 Penegasan Istilah

1.5.1 Kecerdasan Emosional

Menurut Goleman (2002:512) Kecerdasan Emosional adalah kemampuan

seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi, menjaga keselarasan

emosi dan pengungkapannya melalui ketrampilan kesadaran diri, pengendalian

diri, motivasi diri, empati dan ketrampilan sosial.

1.5.2 Parenting

Menurut Surbakti (2012:4) Parenting adalah pekerjaan dan ketrampilan

orangtua dalam mengasuh anak atau upaya pendidikan yang dilaksanakan oleh

keluarga dengan memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia dalam keluarga dan

lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Parenting sebagai

proses interaksi berkelanjutan antara orangtua dan anak-anak mereka.

Pembahasan mengenai kecerdasan emosional dan parenting dalam

penelitian ini yaitu kegiatan parenting yang dapat mengembangkan kecerdasan

emosional anak.

1.6 Sistematika Skripsi

Page 26: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

12

Agar diperoleh gambaran yang jelas dan mudah dipahami, maka dalam

skripsi ini diuraikan sistemaikanya. Sistematika yang disusun dibagi menjadi tiga

bagian yaitu sebagai berikut:

1. Bagian awal skripsi terdiri dari:

Halaman judul, halaman pengesahan, abstrak, halaman motto dan

persembahan, kata pengantar, daftar isi dan daftar pustaka.

2. Bagian isi skripsi terdiri dari:

Bab satu pendahuluan berisi: latar belakang, perumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan sistematika skripsi.

Bab dua kajian pustaka berisi: tinjauan tentang pembelajaran, tinjauan tentang

strategi, tinjauan tentang kursus, tinjauan tentang kewirausahaan dan tujuan

tentang pusat kegiatan belajar masyarakat.

Bab tiga metode penelitian berisi: pendekatan penelitian, lokasi penelitian,

subjek penelitian, fokus penelitian, sumber data penelitian, teknik

pengumpulan data, keabsahan data dan teknik analisis data.

Bab empat hasil penelitian dan pembahasan terdiri dari : hasil penelitian dan

pembahasan hasil penelitian.

Bab lima penutup: simpulan dari pembahasan dan saran yang berkaitan

dengan hasil penelitian.

3. Bagian penutup terdiri dari:

Daftar pustaka berisi tentang daftar buku atau literatur yang berkaitan dengan

penelitian. Lampiran berisi tentang kelengakapan skripsi.

Page 27: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

13

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kegiatan Parenting

2.1.1 Pengertian Parenting

Parent dalam parenting memiliki beberapa definisi ibu, ayah, seseorang

yang akan membimbing dalam kehidupan baru, seorang penjaga, maupun seorang

pelindung. Parent adalah seseorang yang mendampingi dan membimbing semua

tahapan pertumbuhan anak, yang merawat, melindungi, mengarahkan kehidupan

baru anak dalam setiap tahapan perkembangannya (Brooks, 2001:43).

Menurut Shochib (2010:20) parenting adalah upaya orangtua yang

diaktualisasikan pada penataan lingkungan sosial, lingkungan budaya, suasana

psikologis serta perilaku yang ditampilkan pada saat terjadinya pertemuan dengan

anak-anak. Sedangkan menurut Surbakti (2012:3) bahwa parenting memiliki

bermacam-macam makna. Secara terminologi dapat diidentifikasikan sebagai

proses mengasuh anak. Di dalam bahasa Indonesia, kata mengasuh mengandung

makna metode atau cara orangtua mencukupi kebutuhan fisiologis dan psikologis

anak, membesarkan anak berdasarkan standar dan kriteria yang orangtua terapkan,

menanamkan dan memberlakukan tata nilai kepada anak.

Parenting adalah “In our society, we emphisize that parenting is a

process that brings about an end result” (Brooks, 2004:05). Selain itu, parenting

memiliki arti masa menjadi orangtua merupakan masa yang alamiah terjadi dalam

kehidupan seseorang. Namun, pada masa kini sudah sangat lazim dikenal dengan

istilah parenting yang memiliki konotasi lebih aktif daripada parenthood. Istilah

Page 28: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

14

parenting menggeser parenthood, sebuah kata benda yang berarti keberadaan atau

tahap menjadi orangtua, menjadi kata kerja yang berarti melakukan sesuatu pada

anak seolah-olah orangtualah yang membuat anak menjadi manusia (Lestari,

2012:35). Dalam definisi lain, parenting merujuk pada suasana kegiatan belajar

mengajar yang menekankan kehangatan bukan ke arah suatu pendidikan satu arah

atau tanpa emosi (Megawangi, 2007:09).

(Hoghughi, 2004) menyebutkan bahwa pengasuhan mencakup beragam

aktifitas yang bertujuan agar anak dapat berkembang secara optimal dan dapat

bertahan hidup dengan baik. Prinsip pengasuhan menurut Hoghughi tidak

menekankan pada siapa (pelaku) namun lebih menekankan pada aktifitas dari

perkembangan dan pendidikan anak. Oleh karenanya pengasuhan meliputi

pengasuhan fisik, pengasuhan emosi dan pengasuhan sosial.

Pada akhirnya, parenting atau pengasuhan adalah segala hal yang

mencakup apa seharusnya dilakukan oleh orangtua/pengasuh dalam menjalankan

tugas-tugas dan tanggung jawab terhadap perkembangan anak (Hidayati,

2010:11). Dari pengertian parenting di atas, tugas orangtua berkembang menjadi

lebih dari sekedar memenuhi kebutuhan fisik juga memberikan yang terbaik bagi

kebutuhan materil anak, memenuhi kebutuhan emosi dan psikologis anak dan

menyediakan kesemoatan untuk menempuh pendidikan yang terbaik (Ibid,

2010:36). Dalam parenting cara orangtua mendidik anak menjadi ruang lingkup

pembahasan di dalamnya karena mendidik merupakan pekerjaan dan tanggung

jawab yang berat bagi para orangtua ( Al-Qahthani, 2013:01).

Page 29: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

15

Kesimpulan dari beberapa definisi tentang parenting tersebut

menunjukkan bahwa konsep parenting mencakup beberapa pengertian pokok,

antara lain: parenting mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak secara

optimal, baik secara fisik, mental maupun sosial, parenting merupakan sebuah

proses interaksi yang terus menerus antara orangtua dengan anak, parenting

adalah sebuah proses sosialisasi, sebagai sebuah proses interaksi dan sosialisasi

proses parenting tidak bisa dilepaskan dari sosial budaya dimana anak dibesarkan.

2.1.2 Tujuan dan Fungsi Parenting

Di dalam kehidupan sehari-hari, banyak orangtua yang bingung atau

tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk mengasuh anak-anak. Tidak sedikit

orangtua yang berfikiran bahwa sasaran utama parenting adalah mencukupi

kebutuhan sandang, pangan dan papan. Sungguh memprihatinkan karena banyak

anak-anak yang bertumbuh dan berkembang berdasarkan pola asuh yang keliru

karena para orangtua tidak memahami parenting dengan baik. Masih terlalu

banyak orangtua yang berfungsi hanya sekedar membesarkan anak-anak hingga

dewasa kemudian menikahkan mereka dan selesailah tugas dan tanggung jawab

sebagai orangtua (Surbakti, 2012:4).

Secara khusus tujuan pengembangan kegiatan parenting adalah:

a) Meningkatkan kesadaran orangtua bahwa mereka adalah pendidik pertama dan

utama

b) Meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap orangtua dalam

meningkatkan gizi dan kesehatan, perawatan, pengasuhan, pendidikan dan

perlindungan anak

Page 30: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

16

c) Meningkatkan peran serta orangtua dalam proses pendidikan anak di sekolah

d) Meningkatkan mutu KB

Kesimpulannya bahwa tujuan diadakannya parenting untuk kebutuhan

orangtua agar dapat mengasuh dan mendidik anak dengan baik, sedangkan fungsi

dari parenting untuk perkembangan anak.

2.1.3 Bentuk Kegiatan Parenting

Kegiatan parenting adalah kegiatan yang ditujukan kepada para orangtua

atau anggota keluarga dalam rangka menyelaraskan pengetahuan dan ketrampilan

untuk melaksanakan perannya dalam peningkatan gizi dan kesehatan, perawatan,

pengasuhan, pendidikan dan perlindungan di rumah sehingga anak dapat tumbuh

dan berkembang secara optimal, sesuai usia dan tahap perkembangannya.

(Pedoman penyelenggara pendidikan AUD berbasis keluarga, 2012:2)

Kegiatan parenting ditujukan kepada orangtua dalam rangka

menyelaraskan pengetahuan dan ketrampilan untuk melaksanakan perannya dalam

peningkatan gizi dan kesehatan, perawatan, pengasuhan, pendidikan dan

perlindungan di rumah sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara

optimal sesuai usia dan tahap perkembangannya.

Kegiatan parenting dilaksanakan dengan pendekatan andragogi

(pembelajaran orang dewasa) dimana berpusat pada kebutuhan orangtua,

menuntut dan mendorong orangtua untuk aktif, mendorong orangtua untuk

mengemukakan pengalaman sehari-hari, menumbuhkan kerja sama antara

orangtua dan narasumber, berbagi pengalaman.

Bentuk kegiatan yang dilakukan adalah:

Page 31: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

17

a) Kegiatan pertemuan orangtua (kelas orangtua) yaitu wadah komunikasi bagi

orangtua untuk saling berbagi informasi dan pengetahuan dalam melaksanakan

pendidikan anak usia 0-6 tahun. Tujuannya dapat meningkatkan kesadaran,

pengetahuan, sikap dan ketrampilan orangtua dalam melaksanakan PAUD di

lingkungan keluarganya sendiri dan untuk saling berbagi informasi dan strategi

dalam pengasuhan anak. Jenis kegiatannya berupa curah pendapat yang berupa

saling mengemukakan pendapat antar orangtua tentang pengalaman mereka

dalam pengasuhan anak, sarasehan dimana pertemuan yang diselenggarakan

untuk mendengarkan pendapat para ahli mengenai masalah anak, lalu ada

simulasi yaitu kegiatan praktek yang dilaksanakan oleh kelompok, kemudian

belajar ketrampilan tertentu dimana kegiatan yang lebih diarahkan pada

pemberian pelatihan secara individu atau kelompok dengan tujuan peningkatan

atau penguasaan ketrampilan tertentu.

b) Keterlibatan orangtua di kelas anak yaitu kegiatan yang melibatkan

orangtua/keluarga dalam bentuk bermain bersama anak di kelas, membantu

pendidik dalam proses pembelajaran di kelas dan sebagai bentuk pembelajaran

bagi orangtua tentang proses belajar anak. Tujuannya menyelaraskan antara

program pembelajaran di lembaga PAUD dan di rumah.

c) Keterlibatan orangtua dalam acara bersama adalah kegiatan yang melibatkan

orangtua dalam pelaksanaan kegiatan penunjang pembelajaran yang dilakukan

di luar kelas tujuannya mendekatkan hubungan antara orangtua, anak dan

lembaga PAUD, meningkatkan peran orangtua dalam proses pembelajaran.

Jenis kegiatannya ada rekreasi, bermain di alam, perayaan hari besar, atau

Page 32: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

18

kunjungan edukasi, berkebun, memasak bersama, bazzar, outbond dan kegiatan

lainnya yang berada di luar sekolah/kelas.

d) Hari konsultasi orangtua yaitu hari-hari tertentu yang dijadwalkan oleh

penyelenggara sebagai hari bertemunya antara orangtua dengan penyelenggara

atau ahli untuk membahas tentang pertumbuhan dan perkembangan anak serta

masalah-masalah lain yang dihadapi anak. Konslutasi dapat dilakukan secara

individu atau bersama. Hal-hal yang bersifat khusus dan pribadi sebagiknya

dikonsultasikan secara individu. Akan lebih baik jika ada tenaga ahli yang

dapat dihadirkan saat konsultasi. Tujuannya meningkatkan kemampuan

orangtua dalam melakukan pendidikan anak usia dini di dalam keluarga.

e) Kunjungan rumah adalah kegiatan yang dilakukan oleh penyelenggara yang

dapat melibatkan pendamping atau narasumber dalam rangka mempererat

hubungan, menjenguk atau membantu menyelesaikan permasalahan tertentu

yang dilakukan secara kekeluargaan. Tujuannya menjalin silaturahmi antara

keluarga dengan penyelenggara pendidikan anak usia dini, menggali informasi

tentang pola-pola pendidikan orangtua dalam keluarga, menemukan

pemecahan masalah secara bersama terhadap masalah yang dihadapi oleh

orangtua di rumah.

f) Bentuk-bentuk kegiatan lain yang dapat dikembangkan sesuai dengan

kebutuhan (Pedoman penyelenggaraan pendidikan anak usia dini berbasis

keluarga, 2012)

Jadi kesimpulan kegiatan parenting bagi peneliti adalah peran serta

partisipasi orangtua dalam mendidik anak dan mengarahkan anak untuk

Page 33: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

19

berkembang dengan baik sangat dibutuhkan sekali, tapi seringkali orangtua salah

dan kurang paham dalam mendidik anak sehingga tidak bisa berkembang dengan

baik. Maka sangatlah perlu orangtua atau keluarga mengikuti kegiatan parenting

agar merekatkan orangtua dengan anak serta mendapatkan pengetahuan serta

pengalaman menjadikan orangtua yang bermanfaat bagi anaknya.

2.2 Kecerdasan Emosional

2.2.1 Pengertian Emosi

Kata emosi dalam bahas inggris adalah emotion yang berasal dari bahasa

latin yaitu movere yang berarti menggerakkan atau bergerak (Golemanm

2007:96). Selain itu, (Kartono, 2011:57) mendefinisikan emosi sebagai getaran

jiwa, keharuan dan renjana. Sedangkan berdasarkan kamus Oxford English

Dictionary (Goleman, 2007:322) emosi merupakan setiap kegiatan atau

pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat atau

meluap-luap.

Dalam makna yang paling harfiah, emosi didefinisikan sebagai setiap

kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu. Setiap keadaan mental yang

hebat atau meluap-luap. Emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran

khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan

untuk bertindak (Goleman, 2004:411).

Menurut Mayer dalam penelitiannya, orang cenderung menganut gaya-

gaya khas dalam menangani dan mengatasi emosi mereka, yaitu sadar diri,

tenggelam dalam permasalahan dan pasrah. Dengan melihat keadaan itu maka

penting bagi setiap individu memiliki kecerdasan emosional agar menjadikan

Page 34: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

20

hidup lebih bermakna dan tidak menjadikan hidup dijalani menjadi sia-sia

(Goleman, 2002:65). Pada dasarnya emosi ialah dorongan untuk bertindak,

rencana seketika untuk mengatasi masalah yang telah ditanamkan secara

berangsur-angsur oleh evolusi (Goleman, 2007:325).

Sejumlah politikus mengelompokkan emosi dalam golongan-golongan

besar antara lain:

a) Amarah: beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati,

terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan dan barangkali yang

paling hebat, tindak kekerasan dan kebencian patologis.

b) Kesedihan: pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani diri,

kesepian, ditolak, putus asa, dan kalau menjadi patologis, depresi berat.

c) Rasa takut: cemas, takut, gugup, khawatir, waswas, perasaan takut sekali,

khawatir, waspada, sedih, tidak tenang, ngeri, takut sekali, kecut, sebagai

patologi, fobia, panik

d) Kenikmatan: bahagia, gembira, ringan, puas, riang, senang, terhibur, bangga,

kenikmatan indrawi, takjub, rasa terpesona, rasa puas, rasa terpenuhi,

kegirangan luar biasa, senang, senang sekali dan batas ujungnya, mania

e) Cinta: penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti,

hormat, kasmaran, kasih

f) Terkejut: terkesiap, takjub, terpana

g) Jengkel: hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, mau muntah

h) Malu: rasa salah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib, dan hati hancur lebur

(Goleman, 2004:412).

Page 35: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

21

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa emosi adalah suatu

perasaan yang mendorong individu untuk merespon atau bertingkah laku terhadap

stimulus, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya. Emosi bisa juga

dikatakan suatu keadaan yang kompleks, berupa perasaan ataupun getaran jiwa

yang ditandai oleh perubahan biologis yang muncul menyertai terjadinya suatu

perilaku. Maka dari itu, seseorang harus dibentuk dan dikembangkan dengan baik

kecerdasan emosinya mulai dari anak usia dini agar dapat terkendali dengan baik

untuk dimasa sekarang atau dikemudian hari.

2.2.2 Kecerdasan Emosional

Istilah kecerdasan emosional pertama kali dilontarkan oleh psikolog peter

salovey dan john mayer pada tahun 1990 (Shapiro, 2001:77). Salovey dan Mayer

(dalam Shapiro, 2001:83) menyatakan bahwa kecerdasan emosional ialah

himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau

perasaan sosial yang melibatkan kemampuan oada orang lain, memilah-milah

semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan

tindakan. Sedangkan Baron (dalam Goleman, 2007:321) mendefinisikan

kecerdasan emosional sebagai serangkaian kemampuan pribadi, emosi dan sosial

yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil dalam mengatasi

tuntutan dan tekanan lingkungan.

Kecerdasan emosional atau sering disebut EQ sebagai himpunan bagian

dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan pada orang lain, memilah-

milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan

tindakan. Kecerdasan emosional sangat dipengaruhi oleh lingkungan, tidak

Page 36: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

22

bersifat menetap, dapat berubah-ubah setiap saat. Untuk itu, peranan lingkungan

terutama orangtua pada masa kanak-kanak sangat mempengaruhi dalam

pembentukan kecerdasan emosional (Bahtiar, 2009:82).

Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur

kehidupan emosionya dengan intelegensi (to manage our emotional life with

intellegence), menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the

appropriateness of emotion and its expression), melalui ketrampilan kesadaran

diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan ketrampilan sosial (Bahtiar,

2009:83).

Sedangkan kecerdasan emosi anak usia dini adalah kemampuan untuk

mengenali, mengolah dan mengontrol emosi agar mampu merespon secara positif

setiap kondisi yang merangsang munculnya emosi-emosi. Dengan mengajari

anak-anak ketrampilan emosi anak-anak akan lebih mampu mengatasi berbagai

masalah yang timbul selama proses perkembangannya menuju manusia dewasa.

Dari beberapa penelitian dalam bidang psikologi anak telah membuktikan bahwa

anak-anak yang memiliki kecerdasan emosi yang tinggi adalah anak-anak yang

bahagia, percaya diri, populer dan lebih sukses di sekolah (Mashar, 2011:31).

Emosi dapat diartikan sebagai perasaan individu, baik berupa perasaan

positif maupun perasaan negatif sebagai respon terhadap suatu keadaan yang

melingkupinya akibat dari adanya hubungan antara dirinya dengan individu

lainnya dan dengan suatu kelompok. Jadi, perkembangan emosi anak usia dini

dapat definisikan sebagai perubahan perasaan positif maupun negatif pada anak

Page 37: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

23

usia 0-6 tahun sebagai akibat dari adanya hubungan antara dirinya dan orang lain

(Wiyani, 2012:90).

Emotional intelligence may be developed by education that focuses on

helping children develop basic emotional intelligence abilities such as expressing,

understanding dan managing emotions and using these skills to cope with

everyday social problems (Ulutas, 2007:130). Hal ini menjelaskan bahwa

kecerdasan emosional dapat mengembangkan kemampuan kecerdasan emosi

dasar seperti mengungkapkan, memahami, dan mengelola emosi dan

menggunakan ketrampilan ini untuk mengatasi masalah sosial dalam sehari-hari.

Menurut Robbins (2003:23) kecerdasan emosional merujuk pada satu

keanekaragaman ketrampilan, kapabilitas dan kompetensi kognitif, yang

mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil dalam menghadapi tuntutan

dan tekanan lingkungan. Kecerdasan emosional bukanlah lawan kecerdasan

kognitif namun keduanya berinteraksi secara dinamis, baik pada tingkatan

konseptual maupun di dunia nyata. Selain itu, kecerdasan emosional tidak begitu

dipengaruhi oleh faktor keturunan (Shapiro, 2001:56).

Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk memotivasi diri sendiri

dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak

melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban

stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdoa (Goleman,

2004:45).

Emotional intelligence is the innate potential to feel, use, communicate,

recognize, remember, learn, manage, and understand emotions. Kecerdasan

Page 38: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

24

emosional menunjuk pada potensi alamiah untuk merasa, menggunakan,

mengkomunikasikan, mengenal, mengingat, mempelajari, mengatur dan

memahami emosi-emosi. (Mayer, 2004:197)

Sebuah model pelopor lain tentang kecerdasan emosional diajukan oleh

Bar-On pada tahun 1992 seorang ahli psikologi Israel, yang mendefinisikan

kecerdasan emosional sebagai rangkaian kemampuan pribadi, emosi dan sosial

yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil dalam mengatasi

tuntutan dan tekanan lingkungan. (Goleman, 2000:180).

Kecerdasan emosional sangat dipengaruhi oleh lingkungan, tidak bersifat

menetap, dapat berubah-ubah setiap saat. Untuk itu peranan lingkungan terutama

orangtua pada masa kanak-kanak sangat mempengaruhi dalam pembentukan

kecerdasan emosional.

Gardner dalam bukunya yang berjudul Frame Of Mind (Goleman,

2000:50-53) mengatakan bahwa bukan hanya satu jenis kecerdasan yang

monolitik penting untuk meraih sukses dalam kehidupan, melainkan ada spektrum

kecerdasan yang lebar dengan tujuh varietas utama yaitu linguistik, logika,

spasial, kisnestik, musik, interpersonal dan intrapersonal. Kecerdasan ini

dinamakan oleh Gardner sebagai kecerdasan pribadi yang oleh Daniel Goleman

disebut sebagai kecerdasan emosional.

Sementara itu, Daniel Goleman megungkapkan bahwa ada tujuh unsur

utama pada kecerdasan emosional anak usia dini, yakni (Wiyani, 2014:77):

a) Keyakinan, merupakan perasaan kendali dan penguasaan seorang anak

terhadap tubuh, perilaku dan dunia, serta perasaan anak bahwa anak lebih

Page 39: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

25

cenderung berhasil daripada tidak dalam apa yang dikerjakannya dan bahwa

orang-orang dewasa akan bersedia menolongnya.

b) Rasa ingin tahu, merupakan perasaan bahwa menyelidiki segalam sesuatu itu

berdifat positif dan menimbulkan kesenangan.

c) Niat merupakan menggambarkan hasrat dan kemampuan untuk berhasil dan

uuntuk bertindak berdasarkan niat itu dengan tekun

d) Kendali diri merupakan kemampuan unuk menyesuaikan dan mengendalikan

tindakan dengan pola yang sesuai dengan usia dan merupakan suatu sara

kendali batiniah.

e) Keterkaitan merupakan kemampuan untuk melibatkan diri dengna orang lain

berdasarkan pada perasaan saling memahami.\

f) Kecakapan berkomunikasi merupakan keyakinan dan kemampuan verbal untuk

bertukar gagasan, perasaan dan konsep dengan orang lain. Kemampuan ini

memiliki keterkaitan dengan rasa percaya pada orang lain, kenyamanan terlibat

dengan orang lain, termasuk dengan orang dewasa.

g) Kooperatif merupakan kemampuan untuk menyeimbangkan kebutuhannya

sendiri dengan kebutuhan orang lain dalam kegiatan kelompok.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan

emosi adalah kecakapan emosional meliputi kemampuan mengenali emosi diri

sendiri dan orang lain, membedakan jenis emosi dan menggunakannya untuk

mengarahkan pikiran dan perilakunya sendiri. Semakin cerdas kondisi emosional

pada diri individu maka semakin dapat mengenali emosi diri, mengelola emosinya

Page 40: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

26

sendiri, memotivasi dirinya sendiri, berempati dan membina hubungan dengan

orang lain.

2.2.3 Tahap Perkembangan Emosional Anak Usia Dini

Perkembangan emosi yang muncul pada setiap anak pasti berbeda antara

anak satu dengan lainnya. Ini disebabkan karena adanya faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Sedikitnya ada dua faktor yang mempengaruhi emosi anak

yaitu peran kematangan dan peran belajar (Susanto, 2011:108).

Perkembangan emosional berhubungan dengan seluruh aspek

perkembangan anak. Ada empat komponen yang harus di tumbuh kembangkan

pada anak usia dini agar mereka memiliki kecerdasan emosional. Kelima

komponen tersebut antara lain (Wiyani, 2014:76):

a) Kemampuan mengenali emosi diri

Kemampuan mengenali emosi diri adalah kesadaran idir dalam mengenali

perasaan-perasaannya suaru itu terjadi dari waktu ke waktu dalam

kehidupannya. Pada usia 3-6 tahun, anak usia dini mulai bisa mengenali

penyebab munculnya suatu perasaan dan konsekuensi dari munculnya perasaan

tersebut.

b) Kemampuan mengatur emosi diri

Kemampuan mengatur emosi diri merupakan kemampuan untuk menerangkan

perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan tepat. Pada usia 3-6 tahun

mulai muncul pada diri anak perbaikan strategi kognitif untuk mengatur

emosinya. Hal itu bisa dilakukan karena pada usia tersebut anak sudah mulai

Page 41: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

27

mengenali penyebab munculnya suatu perasaan dan konsekuensi dari

munculnya perasaan tersebut.

c) Kemampuan mengenali emosi orang lain

Kemampuan mengenali emosi orang lain disebut dengan empati, yaitu

kemampuan memahami perasaan orang lain serta mengkomunikasikan

pemahaman tersebut kepada orang yang bersangkutan. Kemampuan empati

pada anak akan semakin berkembang maksimal di usia 4-5 tahun. Pada usia

tersebut anak dapat mengembangkan pengertian yang lebih dalam terhadap

keadaan emosi orang lain sejalan dengan meningkatnya kemampuan kognitif

yang mereka miliki.

d) Kemampuan mengelola emosi orang lain

Kemampuan mengelola emosi orang lain dapat membantu individu dalam

menjalin hubungan dengan orang lain secara terbuka sehingga di sukai oleh

lingkungannya karena individu menyenangkan secara emosional. Pada usia 3-6

tahun, anak mulai bisa mengatur dirinya sendiri dalam berhubungan dengan

orang lain. Hal itu mengindikasikan bahwa pada usia itu anak mulai dapat

mengelola emosi orang lain.

Ada lima jenis kegiatan belajar turut menunjang pola perkembangan

emosi anak. Metode belajar yang menunjang perkembangan emosi anak sebagai

berikut (Susanto, 2011:65):

a) Belajar secara coba dan ralat

Page 42: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

28

Belajar secara coba dan ralat terutama melibatkan aspek reaksi. Anak belajar

secara coba-coba untuk mengekspresikan emosi dalam bentuk perilaku yang

memberikan pemuasan terbesar padanya.

b) Belajar dengan cara meniru

Dengan cara mengamati hal-hal yang membangkitkan emosi tertentu pada

orang lain, anak-anak bereaksi dengan emosi dan metode ekspresi yang sama

dengan orang-orang yang diamati.

c) Belajar dengan cara mempersamakan diri

Anak menirukan reaksi emosional orang lain dan terbuka oleh rangsangan yang

sama dengan rangsangan yang telah membangkitkan emosi orang yang

ditirukan

d) Belajar melalui pengkondisikan

Penggunaan metode pengkondisikan semakin terbiasa pada perkembangan rasa

suka dan tidak suka.

e) Pelatihan

Pelatihan atau belajat di bawah bimbingan dan pengawasan, terbatas pada

aspek reaksi. Hal ini, dilakukan dengan cara mengendalikan lingkungan

apabila memungkinkan.

Menurut LaFreniere (2000:453) anak usia dini telah mampu belajar untuk

memberi nama emosi pada diri dan orang lain. mengacu pada pengalaman yang

telah lalu untuk mengidentifikasi pengalaman emosi yang akan datang, dan

mendiskusikan perisitiwa atau penyebab dan konsekunsi dari emosi.

Kemampuan tersebut diperoleh anak dari aktivitas-aktivitas yang banyak

Page 43: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

29

disukai oleh anak dini melalui membaca buku bersama orangtua, baby sitter

dan guru. Selain membaca, perkembangan emosi, bermain fantasi dengan

boneka dan sosiodrama dengan teman sebaya. Percakapan mengenai emosi

mampu meningkatkan perkembangan emosi anak, karena anak telah mengerti

atau memahami emosi melalui percakapan (Mashar, 2011:55).

Perkembangan emosional berhubungan dengan seluruh aspek

perkembangan anak. Setiap orang akan mempunyai emosi rasa senang, marah,

jengkel dalam menghadapi lingkungannya sehari-hari. Pada tahapan ini emosi

anak usia dini lebih rinci, bernuansa atau disebut terdiferensiasi. Berbagai faktor

yang telah menyebabkan perubahan tersebut. Pertama, kesadaran kognitifnya

yang telah meningkat memungkinkan pemahaman terhadap lingkungan berbeda

dari tahapan semula. Imaginasi atau daya khayalnya lebih berkembang. Hal lain

yang mempengaruhi perkembangan ini adalah berkembangnya wawasan sosial

anak. Umumnya mereka telah memasuki lingkungan dimana teman sebaya mulai

berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari. Tidak mengherankan bahwa orang

berpendapat bahwa perkembangan umumnya hidup dalam latar belakang

kehidupan keluarga, sekolah dan teman sebaya. Sementara itu perlu diketahui

bahwa setiap anak sejak usia dini menjalin kelekatan dengan orangtua kemudian

perlu diperluas hubungan tersebut apabila dunia lingkungannya berkembang.

Anak-anak perlu dibantu dalam menjamin hubungan dengan lingkungannya agar

mereka secara emosional dapat menyesuaikan diri, menemukan kepuasan dalam

hidupnya dan sehat secara fisik dan mental.

Page 44: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

30

Masing-masing anak menunjukkan ekspresi yang berbeda sesuai dengan

suasana hati dan dipengaruhi oleh pengalaman yang dipengaruhi oleh pengalaman

yang diperoleh sepanjang perkembangannya. Pada awal perkembangan anak,

mereka telah menjalin hubungan timbal balik dengan orangtuanya. Kepribadian

orang yang terdekat akan mempengaruhi perkembangan emosional. Kerjasama

dan hubungan dengan teman berkembang sesuai dengan bagaimana pandangan

anak terhadap persahabatan. (Patmonodewo, 2003:30)

Dalam periode anak usia dini dituntut untuk mampu menyesuaikan diri

dengan berbagai orang dari berbagai tatanan, yaitu keluarga, sekolah dan teman

sebaya. Perkembangan kelekatan anak dengan orangtua ketika massih bayi adalah

sangat penting dalam mengembangkan emosinya dalam tatanan lingkungan baik

di dalam maupun di luar keluarga.

Tingkah laku sosialisasi adalah sesuatu yang dipelajari, bukan sekedar

hasil dari kematangan. Perkembangan sosial seorang anak diperoleh selain dari

proses kematangan juga melalui kesempatan belajar dari repon terhadap tingkah

laku anak. Kemampuan sosialisasi anak adalah hasil belajar, bukan sekedar hasil

dari kematangan dan kesempatan belajar dari berbagai respon lingkungan

terhadap anak. (Patmonodewo, 2003:31)

Tingkat pencapaian perkembangan emosional pada anak usia dini

diringkat kelompok bermain yaitu umur 3-5 tahun yaitu ketika umur 3-4 tahun

menunjukkan bahwa kemampuan menjalin hubungan pertemanan anak mulai

meningkat seiring dengan berkembangnya aspek moralitas. Anak mulai

mengenali mana yang benar dan tidak benar. Anak mulai memahami tentang

Page 45: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

31

berbohong dan mengapa ia tidak boleh berbohong serta memahami tentang

kesalahan. Aspek moralitas menjadika anak dapat bermain bersama dengan

teman-temannya. Ketika anak umur 4-5 tahun menunjukkan pola pertemanan dan

hubungan anak sudah stabil. Anak sudah memahami adanya aturan, bahkan tidak

hanya ketika bermain, tetapi juga dalam perilakunya di rumah. Itulah sebabnya

anak ingin agar perilakunya dapat diterima oleh orangtuanya dan teman-

temannya. Hal itu menjadikan anak mau berbagi, menolong dan membantu

orangtua serta temannya. (Saputra, 2011:9)

Masalah emosional yang sering muncul pada anak usia dini antara lain

adalah:

a) Rasa cemas yang berkepanjangan atau takut yang tidak sesuai dengan

kenyataan

b) Kecenderungan depresi, permulaan dari sikap apatis dan menghindar dari

orang-orang di lingkungannya

c) Sikap yang bermusuhan terhadap anak dan orang lain

d) Gangguan tidur, gelisah, mengigau, mimpi buruk

e) Gangguan makan misalnya nafsu makan sangat menurun (Patmonodewo,

2003:32)

Ciri emosional pada anak usia dini:

a) Anak Usia Dini cenderung mengekspresikan emosinya dengan bebas dan

terbuka. Sikap marah sering diperlihatkan oleh anak usia dini.

b) Iri hati pada anak usia dini sering terjadi. Mereka seringkali memperebutkan

perhatian guru. (Patmonodewo, 2003:32)

Page 46: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

32

Ada tiga hal yang harus dibelajarkan pada aspek perkembangan

emosional anak usia dini, antara lain:

a) Rasa percaya diri terhadap lingkungan luar diri anak

b) Kemandirian dan pengendalian diri

c) Mengambil inisiatif serta belajar berperilaku yang dapat diterima oleh

kelompok sosial (Sujiono, 2010:43-44)

2.2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Emosional Anak

Menurut Goleman (Casmini, 2007:23) ada dua faktor yang

mempengaruhi kecerdasan emosi, faktor tersebut adalah faktor internal dan faktor

eksternal.

Faktor internal merupakan faktor yang timbul dari dalam diri seorang

individu yang dipengaruhi oleh keadaan otak emosi seseorang. Sedangkan faktor

eksternal yaitu faktor yang datang dari luar individu dan mempengaruhi individu

untuk mengubah sikap. Pengaruh luar dapat bersifat individu maupun kelompok.

Misalnya antara individu kepada individu lain ataupun antara kelompok kepada

individu maupun sebaliknya. Pola asuh yang diterapkan orangtua kepada anak

merupakan salah satu contoh pengaruh yang diberikan dari individu kepada

individu lain, dalam hal ini adalah anak. Pengaruh juga dapat bersifat tidak

langsung yaitu melalui perantara misalnya media masa baik cetak maupun

elektronik serta informasi yang canggih lewat jasa satelit.

Ada lima wilayah keutamaan kecerdasan emosional (Student Health

Servise Departement Of Health:2010):

a) Mengetahui tentang emosi

Page 47: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

33

Kemampuan untuk mengenali dan memantau perasaan dari waktu ke waktu.

b) Mengelola emosi

Kemampuan untuk menangani emosi yang tepat dan menenangkan diri sendiri

c) Mengakui emosi di sisi lain

Kemampuan mengetahui perasaan lain dan mengambil pendapat dari orang

lain

d) Menangani hubungan

Kemampuan untuk melihat, menafsirkan dan bertanggung jawab terhadap

emosi dan isyarat dari oranglain

e) Memotivasi diri sendiri

Kemampuan memotivasi diri sendiri dan bertahan dalam menghadapi frustasi

Ada beberapa kondisi yang mempengaruhi emosi seseorang menurut

(Hurlock, 2008:230), diantaranya:

a) Kondisi kesehatan

Kondisi kesehatan yang baik mendorong emosi yang menyenangkan menjadi

dominan, sedangkan kesehatan yang buruk menjadikan emosi yang tidak

menyenangkan lebih menonjol.

b) Suasana rumah

Suasana rumah yang berisi kebahagiaan, sedikit kemarahan, kecemburuan dan

dendam maka anak akan lebih banyak mempunyai kesempatan untuk menjadi

anak yang bahagia

c) Cara mendidik anak

Page 48: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

34

Mendidik anak secara otoriter yang menggunakan hukuman untuk memperkuat

kepatuhan secara ketat akan mendorong emosi yang tidak menyenangkan

menjadi dominan. Cara mendidik anak yang bersifat demokratid dan permisif

akan menjadikan suasana yang santai akan menunjang emosi yang

menyenangkan.

d) Hubungan dengan para anggota keluarga

Hubungan yang tidak rukun antara orangtua atau saudara akan lebih banyak

menimbulkan kemarahan dan kecemburuan sehingga emosi negatif cenderung

menguasai kehidupan anak di rumah

e) Hubungan dengan teman sebaya

Jika anak diterima dengan baik oleh kelompok teman sebaya maka emosi yang

menyenangkan akan menjadi dominan. Apabila anak ditolak atau diabaikan

oleh kelompok teman sebaya maka emosi yang dominan adalah emosi yang

negatif.

f) Perlindungan yang berlebih-lebihan

Orangtua yang melindungi anak secara berlebihan yang selalu berprasangka

bahaya terhadap sesuatu akan menimbulkan rasa takut pada anak menjadi

dominan

g) Aspirasi orangtua

Orangtua yang memiliki aspirasi yang tinggi dan tidak realistis bagi anak maka

akan menjadikan anak merasa canggung, malu dan merasa bersalah terhadap

suatu kritik. Jika perasaan ini terjadi berulangkali maka akan menjadikan anak

memiliki emosi yang tidak menyenangkan.

Page 49: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

35

h) Bimbingan

Bimbingan dengan menitikberatkan kepada penanaman pengertian bahwa

mengalami frustasi diperlukan sekali waktu dapat mencegah kemarahan dan

kebencian menjadi emosi yang dominan.

Macam-macam kecerdasan emosional pada anak usia dini yang dapat

diamati sesuai dengan perkembangan emosional anak yakni (Beaty, 2013:34):

a) Melepaskan perasaan stress dengan cara yang sesuai

b) Mengungkapkan kemarahan dalam kata-kata ketimbang tindakan negatif

c) Bisa tenang dalam situasi sulit atau berbahaya

d) Bisa tenang dalam situasi sulit atau berbahaya

e) Mengatasi perasaan sedih dengan cara yang tepat

f) Menangani situasi mengejutkan dengan kontrol

g) Menunjukkan kesukaan, kasih sayang dan cinta terhadap orang lain

h) Menunjukkan minta, perhatian dalam kegiatan ruang kelas

i) Tersenyum, terlihat bahagia sepanjang waktu.

Berdasarkan pemaparan tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

pola asuh yang baik dan berkualitas yang diterapkan orangtua kepada anak

merupakan salah satu kondisi juga sebagai faktor yang dapat mempengaruhi

kecerdasan emosi anak dengan mengikuti kegiatan parenting.

2.1 Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah

yang penting (Sugiyono, 2012:388).

Page 50: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

36

Dalam kehidupan di pedesaan, orangtua masih mengikuti pola hidup

yang di ajarkan oleh nenek moyangnya terdahulu baik pola asuh ataupun tingkah

laku. Pendidikan yang masih rendah membuat orangtua tidak memahami dan

mengenali pentingnya perkembangan kecerdasan anak dengan pola asuh yang

kreatif. Suasana pedesaan yang mayoritas mempunyai ekonomi berkecukupan di

kalangannya namun tidak mau mengikuti jaman yang sudah modern ini.

Bagi kalangan pedesaan, Kelompok Bermain (KB) masih tidak dianggap

penting karena orangtua akan lebih banyak mengeluarkan biaya dan waktu untuk

anaknya sekolah. Namun, sekarang ini sudah banyak didirikan Kelompok

Bermain (KB) di pedesaan untuk megubah pemikiran mereka. Sudah banyak

Kelompok Bermain (KB) yang menerapkan kegiatan parenting untuk

memaksimalkan tujuannya sebagai Kelompok Bermain (KB), tidak hanya anak

yang diajarkan menjadi lebih baik namun orangtuanyapun juga ikut berpartisipasi

dalam kegiatan Kelompok Bermain (KB).

Di setiap Kelompok Bermain (KB) yang menerapkan sistemnya dengan

kegiatan parenting mempunyai kegiatan yang berbeda-beda namun tujuannya

sama, menyelaraskan hubungan antara orangtua dan guru agar anak dapat

berkembang dengan baik. Dalam kegiatan parenting ini, bermacam-macam

kegiatan bagaimana cara mendidik dan mengasuh dengan cara yang kreatif.

Namun, masalahnya adalah orangtua yang sibuk dengan pekerjaannya. Maka

mereka tidak akan mendapatkan pengetahuan, ilmu ataupun pengalaman dari

kegiatan parenting. Padahal perkembangan anak ditentukan oleh asuhan dan

Page 51: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

37

didikan dari orangtuanya bukan sepenuhnya pendidikan diserahkan oleh pihak

sekolah.

Dengan kegiatan parenting, orangtua akan memahami cara mengasuh

dan mendidik yang kreatif, berkualitas dan baik untuk perkembangan kecerdasan

emosional anak khususnya. Ketika orangtua sudah memahami semua, lalu

diterapkan ke anak. Mengubah dan menambahkan cara mendidik dan mengasuh

sesuai dengan pengalaman, pengetahuan dan ilmu yang didapat saat mengikuti

kegiatan parenting. Dalam kegiatan parenting juga terdapat evaluasi untuk

orangtua. Dengan penerapan yang benar maka kecerdasan emosional anak akan

berkembang dengan baik yang akan menjadi bekal anak saat dewasa kelak.

Perkembangan kecerdasan emosional anak sangat ditentukan oleh

peranan orangtua dalam memberikan kasih sayang, pendidikan dan perhatian

terhadap anaknya. Hubungan yang baik antara orangtua dan anak akan

memudahkan proses interaksi yang berkualitas. Dengan kegiatan parenting akan

mempererat hubungan antara orangtua dan anak.

Kegiatan parenting yang dilaksanakan untuk membina orangtua agar bisa

mendidik dan mengasuh anak sesuai dengan apa yang terjadi di era modern ini

dan menjadikan anaknya berkualitas, dapat mengarahkan perkembangan

kecerdasan emosional anak dengan baik dan benar, orangtuapun dapat

berinteraksi atau saling bertukar pendapat dengan orangtua yang lain.

Page 52: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

38

Jika orangtua mampu dan tau cara yang benar untuk mendorong

perkembangan kecerdasan emosional anak dapat mengantarkan mereka kepada

pintu kesuksesan dan masa depan yang lebih cemerlang.

Penerapan kegiatan parenting terhadap anak

Latar Belakang

Orangtua

1.Pendidikan

2.Ekonomi

Partisipasi Kegiatan Parenting

1.Keaktifan dalam proses

kegiatan

2.Hubungan dengan orangtua

lain

3.Kehadiran dalam kegiatan

Perkembangan Kecerdasan

Emosional Anak

1.Mengenali emosinya

2.Dapat mengelola emosinya

3.Dapat berhubungan baik dengan

orang lain

4.Memotivasi diri sendiri

Page 53: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

80

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang disampaikan di atas,

maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

5.1.1 Proses kegiatan parenting di Kelompok Bermain (KB)

Terdapat tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, Ada sosialiasi

sampai kunjungan rumah. Dari beberapa proses kegiatan parenting, tahap

evaluasilah yang lebih dapat mendorong perkembangan anak karena dalam tahap

tersebut orangtua menerapkan hasil kegiatan parenting pada anaknya.

5.1.2 Kondisi kecerdasan emosional anak dikalangan orangtua yang mengikuti

kegiatan parenting

Peran orangtua sangat berpengaruh dalam kondisi perkembangan

kecerdasan emosional anak, dengan orangtua mengikuti kegiatan parenting lalu

hasil diterapkan pada anak maka perkembangan kecerdasan emosional anak akan

sesuai dengan tahapnya. Peran guru juga berpengaruh dalam perkembangan

kecerdasan emosional anak dengan melaksanakan kegiatan parenting di

Kelompok Bermain (KB) Roudloh yang dapat mendorong orangtua untuk lebih

memaksimalkan dan semangat mengikuti kegiatan parenting. Dibandingkan

dengan kalangan orangtua yang tidak mengikuti kegiatan parenting, orangtua

yang sering mengikuti kegiatan parenting cenderung lebih ramah dan ceria.

Kondisi anaknyapun terlihat lebih peduli dengan temannya.

Page 54: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

81

5.1.3 Kegiatan parenting yang dapat mengembangkan kecerdasan emosional

anak

Semua kegiatan parenting yang telah dilaksanakan di Kelompok

Bermain (KB) Roudloh dapat mengembangkan kecerdasan emosional anak saat

orangtua mampu menerapkannya dengan baik kepada anak. Baik kegiatan

seminar parenting, wisata edukasi, outbond family maupun keterlibatan orangtua

di kelas. Dari beberapa kegiatan tersebut, yang lebih efektif dalam

mengembangkan kecerdasan emosional anak adalah kegiatan seminar parenting

karena dari kegiatan tersebut orangtua menerima berbagai materi dari guru

maupun narasumber bagaimana cara mendidik dan mengasuh anak dengan baik,

lalu orangtua menerapkan hasil dari mengikuti kegiatan parenting kepada anak.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka terdapat beberapa saran yang

peneliti ajukan diantaranya :

5.2.1 Pengelola lebih memaksimalkan dalam tahap pelaksanaan mengenai

kehadiran orangtua, karena kehadiran orangtua sangat penting dalam

menunjang dan suksesnya kegiatan parenting dengan cara memberikan

reward pada orangtua yang aktif dalam kegiatan parenting

5.2.2 Pengelola agar mengintensifkan kegiatan parenting yang dapat merekatkan

hubungan antara orangtua dan anak serta menambahkan narasumber dari

luar yang dapat memberikan masukan dan pengalaman yang bermanfaat

agar orangtua lebih mampu menerapkan hasil kegiatan pada anak.

Page 55: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

82

5.2.3 Pengelola diharapkan maksimal dalam mengamati perkembangan orangtua

saat kegiatan evaluasi berlangsung dan ketika orangtua menerapkannya

pada anak agar perkembangan emosional anak lebih berkembang dan

tujuan dari kegiatan parenting akan tercapai.

Page 56: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

83

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qaththani, Sa’id bin Ali bin Wahf. 2013. Panduan Lengkap Tarbiyatul Aulad.

Solo:Zamzam

Asfandiyar, Andi Yudha. 2012. Kenapa Guru Harus Kreatif. Jakarta:Mizan

Media Utama

Baskoro, Adya., Soetijpto, Helly P., Atamimi, Nuryati. Kecerdasan Emosi

Ditinjau Dari Keikutsertaan Dalam Program Meditasi. Jurnal Psikologi.Vol

35, No 2, https://jurnal.ugm.ac.id>jpsi>download , 31 Mei 2017

Bangun, Wilson. 2008. Intisari Manajemen. Bandung : PT Refika Aditama

Bibi, Farzana., Abid Ghafoor Chaudhry., Erum Abid Awan dkk. Contribution of

Parenting Style in life domain of Children. Vol 12, Issue 2,

http://www.iosjournals.org/iosr-jhss/papers/vol12-issue2/M01229195.pdf ,

16 Juli 2017

Brooks, G.F. 2001. Mycobacteriaceae in Jawetz Medical Microbiologi:22ed.

McGraw-Hill Companies Inc

Brooks, Jane B. 2004. The Process of Parenting. New York:Mc Graw-Hill

Casmini. 2007. Emotional Parenting. Yogyakarta:Nuansa Aksara

Creswell, John W. 1998. Qualitative Inquiry and Research Design, Choosing

Among Five Traditions. California:Sage Publication

Fakhruddin and Ustman (2016) Character building evaluation model of dialogical

learning at qaryah thayibah alternative school in kalibening salatiga

indonesia, Medwell Journals, vol 3-4, pp.5335-5336

Goleman, Daniel. 2004. Emotional Intelegence. Jakarta:Gramedia Pustaka Umum

Goleman, Daniel. 2000. Working with emotional intelligence. Jakarta:PT.

Gramedia Pustaka Utama

Harahap, Mefrida. 2012. Program Parenting Dalam Kelompok Bermain.

http://ipisumedang.blogspot.co.id/2012/04/program-parenting-pada-

kelompok-bermain.html. Diakses 17 Maret 2017

Hidayani, Rini, dkk. 2007. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta:Universitas

Terbuka

Hidayati, Z. 2010. Anak Saya Tidak Nakal. Yogyakarta:PT Bintang Pustaka

Page 57: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

84

Hughoghi. 2004. Handbook of Parenting:Theory and Research for Practice.

Inggris:Sage Publications

Hurlock, E. B. 2002. Psikologi Perkembangan. 5th edition. Erlangga:Jakarta

Kazdin, E. 1994. Behavior Modification In Applied Setting. Clairemont

Book:California

Kemendiknas. 2011. Pedoman Pendidikan Karakter pada Pendidikan Anak Usia

Dini. Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini. Ditjen PAUD

Kurnia, W Dwi. 2013. Pelaksanaan Program Pelatihan Ketrampilan Institusional

Di UPT Balai Latihan Kerja Kabupaten Sleman. Diakses 16 Juli 2017

Lestari, Sri. 2012. Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik

dalam Keluarga. Jakarta:Prenada Media Group

Maimun. 2014. Evaluasi Program Parenting Pada Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD) Di Kota Mataram, IAIN Mataram, vol 5, pp.190.

http://pps.unj.ac.id/journal/jtp/article/download/264/243 , 1 Juni 2017

Mansur. 2005. Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar

Mayer, John D, Peter Salovey & David R. Caruso. (2004). “Emotional

Intelligence:Theory, Findings, and Implications”. Journal of Psychology

Inquiry. Vol. 15. No.3, 197-215

Megawangi, Ratna. 2007. Character Parenting Space: Menjadi Orangtua Cerdas

untuk Membangkitkan Karakter Anak. Bandung:Mizan Media Utama

Menjadi Orang Tua Hebat Untuk Keluarga dengan Anak Usia Dini. 2016.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan:Jakarta

Moleong, Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:PT. Remaja

Rosdakarya

Monikasari, Citra. September 2013. Pelaksanaan Program Parenting Bagi

Orangtua Peserta Didik Di PAUD Permata Hati. Diklus. Edisi XVII, No 1,

www.academia.edu/21706838/Pelaksanaan_Program_Parenting_Bagi_Oran

gtua_Peserta_Didik_Di_PAUD_Permata_Hati , 31 Mei 2017

Mulyana, Dedy. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:Remaja

Rosdakarya

Page 58: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

85

Mustikaningrum, Wahyu Mega. 2014. Peran Kegiatan Parenting Dalam Pola

Asuh Orangtua di PAUD Cinta Kasih Amelia Di Desa Wunut, Kecamatan

Ngombol, Kabupaten Purworejo. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri

Semarang. Tidak Diterbitkan

Ningsih, Kristinah Prasetia. 2010. Implementasi Pemberdayaan Keluarga Melalui

Pendidikan Anak Usia Dini Pada Pos Pemberdayaan Keluarga Di Dusun

Saman Desa Bangunharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul. Skripsi.

Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Tidak Diterbitkan

Nurhalim, Khomsun. 2017. Pola Penanaman Nilai-Nilai Moral Religius Di TKIT

Arofah 3 Bade Klego Boyolali. Journal of Nonformal Education. Vol 3, No

1

Patmonodewo, Dr. Soemiarti. 2003. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta:PT

Rineka Cipta

Pedoman penyelenggaraan pendidikan anak usia dini berbasis keluarga,

direktorat pembinaan pendidikan anak usia dini, nonformal dan informal

kementrian pendidikan nasional 2012

Petunjuk Teknis Kemitraan Satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Dengan

Keluarga Dan Masyarakat. 2016. Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan:Jakarta

Prawitasari, 1995. Kecerdasan Emosional. Skripsi

Saputra, ilman dan Alzena Masykouri. 2011. Membangun Sosial-emosi anak di

usia 4-6 Tahun. Jakarta:Dirjen PAUDNI

Shapiro, L. 1998. Mengajarkan Emotional Intelegence pada anak.

Jakarta:Gramedia

Shapiro, L. 2001. Mengajarkan Emotional Intelegence pada anak.

Jakarta:Gramedia

Shochib. 2010. Pola Asuh Orangtua (Dalam membantu anak mengembangkan

disiplin diri sebagai pribadi yang berkarakter). Jakarta:Rineka Cipta

Sujiono, Yuliani Nurani dan Bambang Sujiono. 2010. Bermain Kreatif Berbasis

Kecerdasan Jamak. Jakarta:Indeks

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan:Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R&D. Bandung:Alfabeta

Page 59: Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kegiatan ...lib.unnes.ac.id/29706/1/1201413023.pdf · penelitian yang telah meluangkan waktu dan kerja samanya selama penelitian .

86

Sunaryo. 2002. Psikologi untuk keperawatan. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran

EGC

Surbakti, E.B. 2012. Parenting Anak-anak. Jakarta:Elex Media Komputindo

Sutarto, J. 2008. Identifikasi Kebutuhan dan Sumber Belajar Pendidikan

Nonformal. Semarang: UNNES PRESS

Yin, R.K. 1996. Studi kasus:Desain dan Metode. Terjemahan oleh M. Djazuli

Mudzakir. Jakarta:PT Raja Grafindo

Yin, Robert K. 2003. Studi Kasus Desain dan metode. Jakarta:Raja Grafindo

Persada