Mengelola eksposure Akuntansi
-
Upload
junaidi-pranata -
Category
Documents
-
view
589 -
download
0
Transcript of Mengelola eksposure Akuntansi
PPAK
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL
MANAGEMENT RESIKO NILAI TUKAR
(PENGELOLAAN EKSPOSUR AKUNTANSI )
Management Resiko Nilai Tukar
Perusahaan-perusahaan dengan operasi-operasi internasional akan memiliki
assets dan liabilities, revenues dan expenses yang didenominasi dalam valas. Namun
karena para investor dan keseluruhan komunitas finansial yang berada di negara asal
(parent company) tertarik pada nilai-nilai negara asal, pos-pos neraca dan laporan
rugi/laba dalam valas harus dinilai dalam mata uang domestik (negara asal).
Tugas manajer keuangan adalah untuk memaksimumkan kekayaan pemegang saham.
Jika perusahaan-perusahaan tersebut berada pada posisi dimana fluktuasi nilai tukar
mata uang akan mempengaruhi kekayaan pemegang saham, maka perusahaan
tersebut dikatakan exposed to exchange rate risk.
Perusahaan multinasional yang exposed to exchange rate risk menggunakan
forward contracts, meminjam secara lokal (di dalam negeri), dan menyesuaikan
kebijakan-kebijakan kredit dan pricingnya. Pada efficient market, ekspektasi perubahan-
perubahan nilai tukar tidak dapat di-hedge. Riset membuktikan bahwa kurs forward
merupakan prediktor bias dari kurs spot masa datang. Dan menurut Efek Fisher
Internasional, perbedaan suku bunga seharusnya diseimbangkan oleh perubahan nilai
tukar. Dengan demikian concern sebagian besar perusahaan adalah memproteksi
posisinya terhadap perubahan nilai tukar yang tidak dapat diprediksi.
I. Pengukuran Eksposur Akuntansi
1. Eksposur atas resiko nilai tukar
Eksposur adalah tingkat dimana sebuah perusahaan dipengaruhi oleh perubahan
kurs. Berbeda dengan cash flow perusahaan domestik, cash flows perusahaan
multinasional didenominasi dalam berbagai valas dan nilai dari masing-masing mata
uangnya relatif berbeda dengan mata uang lokal dalam waktu yang berbeda pula.
Variasi-variasi ini memperumit masalah pengukuran kinerja subsidiary dan para
manajer-manajernya.
Secara khusus perusahaan multinasional menghadapi eksposur transaksi,
translasi dan ekonomi, yang berubah akibat kurs valas dan mempengaruhi perusahaan
dalam cara yang berbeda dan memerlukan teknik manajemen yang berbeda. Tiga tipe
atau pengukuran exposure yang berbeda tersebut adalah :
1. Translation (Accounting) exposure merupakan eksposur laporan Rugi/laba dan
Neraca MNC terhadap perubahan-perubahan nilai tukar nominal. Dihasilkan dari fakta
bahwa MNC harus mengkonsolidasi rekeningnya kedalam mata uang lokal melalui cash
flow-nya yang didenominasi dalam berbagai valas.(mentranslasi laporan keuangan yang
didenominasi mata uang asing kedalam mata uang lokal, dimana assets dan liabilities
tersebut merefleksikan keputusan-keputusan masa lalu yang dibuat oleh perusahaan).
Contoh : Jika perusahaan mempunyai rekening/bank account dalam mata uang asing
pada bank luar negeri ukuran/jumlah deposit dalam mata uang asing tidak terpengaruh,
tetapi jumlah deposit yang dilaporkan dalam laporan keuangan (dalam mata uang
domestik) akan berpengaruh pada statements konsolidasi dari subsidiari asing kepada
parent company/perusahaan induknya, nilai dari beberapa pos-posnya akan bervariasi
dari waktu ke waktu terhadap kurs valas.
2. Transaction exposure adalah eksposur valas perusahaan dalam transaksi-
transaksinya dengan negara lain dimana transaksi tersebut terjadi pada saat ini namun
pembayarannya dilakukan pada masa datang, pada saat jatuh tempo/penyelesaian
transaksi-transaksi tersebut menaikkan keuntungan-keuntungan atau kerugian-kerugian
mata uang. Dengan kata lain selama periode komitmen-komitmen pembayaran atau
penerimaan tersebut belum jatuh tempo, kurs nominal dapat berubah dan membuat nilai
transaksi ada dalam resiko. Contoh transaksi-transaksi tersebut adalah piutang dan
hutang, debt or interest payments outstanding dalam valas.
3. Economic exposure (operating/competitive exposure) adalah eksposur valas cash
flows perusahaan terhadap perubahan-perubahan nilai tukar riil (mengukur perubahan-
perubahan nilai tukar yang mempengaruhi nilai perusahaan yang diukur dalam
ekspektasi PV cash flows masa dating atau berfokus pada dampak perubahan-
perubahan nilai tukar terhadap nilai perusahaan yang diukur dalam present value dari
seluruh ekspektasi cash flows masa datang). Exposure yang didasarkan pada nilai-nilai
pasar mengasumsikan bahwa tujuan finansial perusahaan adalah untuk
memaksimumkan kekayaan pemegang saham Contoh : Jika kita mempunyai subsidiary
di negara Z dan mata uang negara Z didevaluasi, cash flows subsidiary akan berubah
karena kenaikan ekspor potensial, biaya-biaya tinggi dari impor peralatan dan bahan
baku.
Translation exposure secara sederhananya merupakan perbedaan antara exposed
assets dan exposed liabilities.
Exposed berarti bahwa nilai dari asset yang dihitung dalam reporting currency
(mata uang negara asal) turun akibat devaluasi functional currency (mata uang
perusahaan subsidiari) dan naik akibat apresiasi functional currency. Pertanyaan yang
masih tetap ada adalah pos-pos mana yang harus ditranslasikan pada kurs saat ini dan
mana yang kurs historis ?
1. Jika assets dan liabilities ditranslasikan pada kurs saat ini, assets dan liabilities
tersebut dikatakan sebagai exposed.
2. Assets dan liabilities yang ditranslasikan atas dasar kurs historis, kurs yang dipakai
pada asset yang telah dimiliki atau liabilities yang telah terjadi, dikatakan sebagai not
exposed.
2. Translation exposure
Accounting/translation exposure timbul dari kebutuhan untuk maksud-maksud
pelaporan dan konsolidasi, untuk mengkonversi laporan keuangan operasi asing/luar
negeri dari mata uang lokal (perusahaan subsidiari) ke mata uang parent
company/perusahaan induk. Jika kurs telah berubah sejak periode pelaporan
sebelumnya, translasi/restatement dari assets dan liabilities, revenues, gains dan losses
yang didenominasi dalam valas akan menghasilkan gains/losses dalam valas (foreign
exchange gains/losses). Translation exposure dengan demikian adalah exposure dari
nilai akuntansi perusahaan (laporan keuangan perusahaan) terhadap resiko pergerakan-
pergerakan nilai tukar dan dihitung dengan cara mencari selisih positif dari seluruh
accounts/pos-pos yang akan ditranslasikan pada nilai tukar saat ini.
Jika misalnya kita teliti perusahaan Indonesia dengan subsidiarynya yang
beroperasi di Italia. Pada akhir tahun laporan keuangan perusahaan Indonesia akan
merefleksikan kepemilikan subsidiary tersebut. Jadi jika subsidiary mempunyai
receivables LIT 2.000.000, fixed assets LIT 5.000.000, Inventory LIT 3.000.000, Long
term debt LIT 2.500.000 dan seterusnya, Neraca parent company/perusahaan induk
harus memasukkan jumlah-jumlah diatas dalam pos-pos/accounts yang sesuai.
Apa yang terjadi jika Lira menurun nilainya relatif terhadap IDR (Rupiah) ?
Semua ini tergantung pada pilihan dari nilai tukar yang dipakai untuk mentranslasikan
pos-pos neraca tersebut dari Lira ke IDR. Jika semua pos-pos ditranslasikan pada nilai
tukar baru/saat ini, maka nilai seluruh pos-pos (termasuk equity) akan berkurang. Jika
seluruhnya ditranslasikan pada nilai tukar historis (misalnya: kurs pada saat asset atau
liability diperoleh) maka nilai baru Lira tidak akan ikut dalam perhitungan sama sekali
dan oleh karenanya tidak akan mempunyai efek pada laporan keuangan (atau pada nilai
akuntansi dari perusahaan.
Keuntungan/kerugian translasi mata uang bisa direalisasikan jika nilai tukar pada
akhir tahun operasi berbeda dengan awal tahunnya.
2.1. Accounting bodies (badan-badan akuntansi)
Accounting bodies (badan-badan akuntansi) pada berbagai negara telah mencoba
untuk membuat standard-standard untuk menangani translasi dengan cara yang adil
merefleksikan situasi keuangan yang sebenarnya. Didalam beberapa buku teks
didiskusikan standard-standard Amerika Serikat yakni FASB 8 dan FASB 52 beserta
beberapa alasan-alasannya.
2.1.1. FASB-8
FASB 8 membentuk aturan yang seragam yang mengatur translasi laporan
keuangan yang didenominasi mata uang asing dan transaksi-transaksi dari perusahaan
induk Amerika Serikat. FASB 8 yang efektif pada 1 Januari 1976, menggunakan metode
temporal untuk mentranslasikan neraca dan laporan rugi/laba ke dalam dollar Amerika
Serikat. Keuntungan-keuntungan dan kerugian-kerugian yang tak ter-realisir dicatat
dalam laporan rugi/laba. Sehingga net incomenya sangat terpengaruh oleh fluktuasi nilai
tukar ketimbang sebagai akibat dari penjualan dan profit margins dari product lines
perusahaan.
2.1.2. FASB-52
Meningkatnya ketidak puasan terhadap FASB 8 menghasilkan aturan translasi
FASB 52. Menurut FASB 52 assets dan liabilities yang didenominasi mata uang asing
ditranslasikan ke dalam dollar pada kurs saat ini. Item-item laporan rugi/laba harus
ditranslasikan baik dalam kurs sebagai akibat waktu terjadinya revenues dan expenses
nya atau dalam weighted average (rata-rata) kurs periode tersebut. Keuntungan-
keuntungan dan kerugian-kerugian yang tidak ter-realisir dicatat dalam pos equity
terpisah pada neraca parent company sehingga tidak tercatat dalam laporan rugi/laba.
Pos ini disebut pos cummulative translation adjustment (penyesuaian translasi
kumulatif).
FASB 52 yang pertama kali membedakan antara mata uang fungsional (functional
currency) dan mata uang parent company/perusahaan induk (reporting currency).
1. Mata uang fungsional subsidiari luar negeri adalah mata uang pada lingkungan
ekonomi tempat beroperasinya perusahaan tersebut.
2. Reporting currency dari perusahaan subsidiari merupakan mata uang didalam neraca
dan laporan rugi/laba yang harus dinyatakan kembali untuk dikonsolidasikan dengan
laporan keuangan perusahaan induk (parent company). Negara yang berpengalaman
dengan inflasi kumulatif 100 % atau lebih selama tiga tahun berturu-turut dikatakan
sebagai negara yang hyperinflation. Pada kasus ini, mata uang fungsionalnya harus
dollar Amerika Serikat.
Jika mata uang fungsional adalah dollar, maka laporan keuangan perusahaan
subsidiary dalam mata uang lokal harus diukur kembali dalam dollar dengan
menggunakan metode temporal, seperti yang disarankan oleh FASB 8.
Contoh 1 : (Shapiro, 1992 : 194 – 196)
Sterling Ltd – perusahaan subsidiari A.S di Inggris memulai bisnis dan
memperoleh fixed asset pada awal tahun ketika kurs GBP 1 = USD 1,5. Kurs rata-rata
untuk periode tersebut adalah USD 1,4, kurs pada akhir tahun periode adalah USD 1,3.
Sedangkan kurs historis untuk inventory adalah USD 1,45. Selama tahun tersebut
Sterling Ltd memiliki laba setelah pajak sebesar GBP 20.000.000 yang akan
merupakan /menjadi retained earning/laba ditahan - yakni tidak ada dividen yang
dibayarkan/dibagikan. Bagaimana laporan R/L (pada tabel.8.1) akan ditranslasikan ke
dalam USD dibawah dua alternatif (menurut FASB-52)
1). Functional currency/mata uang fungsional adalah GBP
2). Functional currency/mata uang fungsional adalah USD
Jawab:
Jika functional currency adalah GBP, Sterling Ltd akan mentranslasi loss/rugi
sebesar USD 22.000.000, yang tidak tercatat (by passes) pada laporan R/L (karena
functional currency adalah identik dengan local currency/mata uang lokal) dan muncul
pada neraca sebagai komponen terpisah yang disebut cummulative translation
adjustment (penyesuaian translasi kumulatif) pada pos equity pemegang saham.
Kerugian translasi/translation loss dihitung sebagai jumlah yang menyesuaikan
(reconciles) equity account dengan pos-pos translasi yang tersisa untuk membuat
seimbang (balance) aset-aset dan hutang-hutang dan ekuitas (tabel 15.1 menunjukan
translasi-translasi neraca Sterling Ltd dibawal 2 alternatif functional currency).
Sama halnya jika USD merupakan functional currency, keuntungan translasi valas
sebesar USD 108.000.000 yang muncul pada laporan R/L Sterling Ltd (karena functional
currency berbeda dengan local currency) dihitung sebagai selisih antara sebelum
perolehan mata uang (sebesar USD 23.000.000) dan laba ditahan (sebesar
USD131.000.000). Jumlah ini hanya membuat seimbang (balance) buku Sterling Ltd.
Tabel 15.1. Translasi Laporan R/L Sterling Ltd dibawah FASB-52 (dalam Juta)
Valuta Fungsional
Pound Sterling US Dollar
Poundsterling Kurs dipakai US Dollars Kurs dipakai US Dollars
Revenues £ 120 1,40 $ 168 1,40 $ 168
Cost of goods sold £ (50) 1,40 (70) 1,45 (73)
Depreciation (20) 1,40 (28) 1,50 (30)
Other expenses, net (10) 1,40 (14) 1,40 (14)
Foreign Exchange gain 108
Income before taxes 40 56 159
Income taxes (20) 1,40 (28) (28)
Net Income £ 20 $ 28 $ 131
Ratios
Net Income to revenue 0,17 0,17 0,78
Gross profit to revenue 0,58 0,58 0,57
Debt to equity 7,33 7,33 4,07
Tabel. 15.2. Translasi Laporan R/L Sterling Ltd dibawah FASB-52 (dalam Juta)
Valuta Fungsional
Pound Sterling US Dollar
Poundsterling Kurs dipakai US Dollars Kurs dipakai US Dollars
Assets
Kas £ 100 1,30 $ 130 1,30 $ 130
Piutang 200 1,30 260 1,30 260
Inventory 300 1,30 390 1,45 435
Aktiva Tetap, net 400 1,30 520 1,50 600
Total Aktiva £1.000 $ 1.300 $ 1.425
Liabilities
Hutang lancer 180 1,30 234 1,30 234
Hutang jk.panjang 700 1,30 910 1,30 910
Saham biasa 100 1,50 150 1,50 150
Laba ditahan 20 28 131
Penyesuaian translasi -
Kumulatif ______ (22) ______
Total hutang plus
Modal £1.000 $ 1.300 $ 1.425
Sumber : Manajemen Keuangan Internasional, M. Faisal, 2001. Hal. 111
Pada FASB 52, keuntungan-keuntungan atau kerugian-kerugian transaksi yang
terjadi (sebagai akibat) keperluan untuk menyesuaikan assets dan liabilities yang
didenominasi mata uang asing selain mata uang fungsional umumnya dicatat dalam
laporan rugi/laba dimana keuntungan-keuntungan dan kerugian-kerugian translasi tidak
dicatat.
Exposure transaksi dihasilkan dari kemungkinan-kemungkinan keuntungan-
keuntungan dan kerugian-kerugian transaksi yang telah terjadi dan didenominasi dalam
mata uang asing. Hal ini mengukur mata uang dengan mata uang dan sama dengan
perbedaan antara cash inflows dan outflows dalam masing-masing mata uang asing
masa yang akan datang yang secara kontraktual telah ditetapkan.
2.1.3. Standard Australia (AAS 20)
Sedangkan standar-standar Australia yang relevan adalah AAS 20. Standar ini
membedakan antara dua jenis operasi-operasi luar negeri yaitu self sustaining dan
integrated.
A self sustaining operation adalah perusahaan yang secara finansial dan
operasional independen terhadap perusahaan induk dan dalam operasi-operasi
regulernya dalam hal transaction exposure tidak mempengaruhi perusahaan induk AAS
20 mensyaratkan bahwa seluruh pos-pos necara dari self sustaining foreign operations
ditranslasi menggunakan current exchange rates saat ini. Net gain/loss dari translasi
ditunjukkan dalam pos cadangan terpisah pada neraca perusahaan induk, yang disebut
foreign currency translation reserve.
An integrated operation adalah interdependen dengan perusahaan induk, untuk
transaction exposurenya secara regular exposing parent company. Integrated
operations menggunakan metode temporal untuk maksud-maksud translasi. Alasannya
kelihatannya berbeda, untuk maksud-maksud praktikal metode temporal adalah sangat
sama dengan metode monetary/non monetary. Perbedaanya hanya berkenaan dengan
inventory – item non monetary ini akan dtranslasi pada kurs historis jika operasi luar
negeri dinilai pada historical cost dan current rate jika inventory dicatat pada nilai pasar
(net realisable value) atau atas dasar saat ini. Keuntungan-keuntungan atau kerugian-
kerugian translasi ditunjukkan secara langsung pada laporan rugi/laba (berbeda dengan
self sustaining operation, yang tidak dicantumkan (by pass) pada laporan rugi/laba dan
langsung ditempatkan pada account cadangan).
3. Metode-metode translasi
Ada empat metode-metode translasi yang telah ada dan dipakai oleh perusahaan-
perusahaan multinasional di seluruh dunia, yakni metode current/noncurrent, metode
monetary/nonmonetary, metode temporal dan metode current rate.
1. Pada metode current/noncurrent, aktiva lancar (current assets) dan hutang lancar
(current liabilities) ditranslasikan pada kurs/rate saat ini (dengan kata lain hanya
memperlakukan current assets dan current liabilities yang exposed (yang disesuaikan
dengan nilai tukar yang berubah/postchange). Noncurrent assets dan noncurrent
liabilities ditranslasian pada kur/rate historis. Komponen-komponen laporan rugi/laba
ditranslasikan pada kurs/nilai tukar rata-rata periode tersebut. Pengecualian ada pada
revenues dan expenses yang berkaitan dengan noncurrent assets dan liabilities.
2. Pada metode monetary/nonmonetary pos-pos neraca monetary (cash, account
receivables dan payables, long term debt) ditranslasikan pada kurs mata uang saat ini.
Non monetary account/pos-pos non moneter (inventory, fixed assets, long term
investments) ditranslasikan pada kurs historis (dengan kata lain hanya menghitung
assets dan liabilities moneter yang exposed). Laporan rugi/laba ditranslasikan dengan
nilai tukar rata-rata selama periode tersebut. Pos-pos revenues dan expenses yang
berkaitan dengan pos neraca non monetary ditranslasikan pada kurs yang sama dengan
yang digunakan untuk mentranslasi pos-pos pada neraca.
3. Metode temporal sama seperti metode monetary/nonmonetary dengan hanya sedikit
perbedaan bahwa inventory bisa ditranslasikan pada kurs saat ini jika memiliki harga
pasar (mentranslasi assets dan liabilities yang exposed dinilai pada current cost/biaya
saat ini dan pada historical cost/biaya historis untuk assets dan liabilities yang
unexposed).
4. Pada metode current rate, seluruh pos neraca dan laporan rugi/laba ditranslasikan
pada kurs saat ini (memperlakukan seluruh assets dan liabilities sebagai exposed).
Contoh 2 :
Andaikan neraca perusahaan subsidiary A.S di Jerman pada 1 Desember 1998 adalah
sebagai berikut :
Assets (DM juta) Liabilities(DM juta)
Cash, Marketable Securities DM 250.000 Current liabilities DM 750.000
Account Receivables DM 1.000.000 Long term debt DM 3.400.000
Inventory (at market) DM 2.700.000 Equity DM 4.900.000
Fixed assets DM 5.100.000 Total liabilities- ____________
Total assets DM 9.050.000 plus equity DM 9.050.000
Jika selama tahun tersebut DM terapresiasi dari USD 0,70/DM menjadi USD
0,76/DM, bagaimana translasi keuntungan (kerugian) menurut metode current rate ?
Jawab :
Keuntungan translasinya adalah sebesar USD 294.000 (USD 490.000 x (0,76 – 0,70))
4. Dalam hal pengukuran exposure terhadap perubahan-perubahan nilai tukar,
terdapat perbedaan utama antara praktek akuntansi dengan realita ekonomi.
Accounting exposure merupakan hasil dari menyatakan kembali laporan keuangan
yang dinyatakan dalam mata uang asing kedalam mata uang lokal. Aset-aset dan
hutang-hutang tersebut merefleksikan keputusan-keputusan masa lalu yang dibuat oleh
perusahaan.
Economic exposure berfokus pada dampak perubahan-perubahan nilai tukar terhadap
nilai perusahaan yang diukur dalam present value dari seluruh cash flow masa datang
yang diharapkan.
Exposure yang didasarkan pada nilai-nilai pasar mengasumsikan bahwa tujuan
keuangan perusahaan adalah untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham.
Karena tidak adanya hubungan antara informasi dari teknik-teknik akuntansi yang terkait
pada event-event masa lalu dengan hasil-hasil operasi perusahaan aktual, perusahaan
harus berfokus pada efek ekonomi dari perubahan-perubahan nilai tukar. Bukti empiris
menunjukan bahwa para investor yang berpengetahuan sanggup untuk membedakan
antara window dressing data akuntansi dan realita ekonomi. Selanjutnya, pada efisiensi
pasar keuntungan-keuntungan dan kerugian-kerugian translasi ditempatkan dalam
perspektif yang sesuai sehingga harga saham perusahaan multinasional tidak akan
terpengaruh.
Perusahaan-perusahaan multinasional dengan afiliasi di luar negeri perlu untuk
mentranslasikan assets dan liabilities, revenues dan expenses yang dinyatakan dalam
valuta asing ke valuta lokalnya untuk tujuan-tujuan akuntansi. Terdapat berbagai metode
translasi yang ada, yaitu metode current/noncurrent, metode monetary/nonmonetary,
metode temporal, dan metode current rate. FASB memberi mandate perusahaan-
perusahaan multinasional AS untuk menggunakan metode temporal atau metode
current rate.
Tugas manajer keuangan adalah untuk memaksimumkan kekayaan pemegang
saham. Jika sebuah perusahaan berada pada posisi dimana fluktuasi valuta akan
mempengaruhi kekayaan pemegang saham, maka perusahaan tersebut dikatakan
sebagai exposed to exchange rate risk.
Karena nilai tukar bisa berubah selama tahun operasi, translasi dari neraca dan
laporan rugi/laba dapat mengakibatkan keuntungan-keuntungan dan/atau kerugian-
kerugian nilai tukar. Untuk mengukur eksposur akuntansi, assets dan liabilities
diidentifikasi senagai exposed atau not exposed. Perbedaan antara exposed assets dan
liabilities merupakan gambaran eksposur translasi.
II. PENGELOLAAN EKSPOSUR AKUNTANSI
1. Mengelola Eksposure Akuntansi
Eksposur transaksi terjadi ketika perusahaan terlibat dalam transaksi yang
didenominasi mata uang asing yang akan terjadi di masa datang. Untuk melindungi
inflows dan outflows masa datang dari pergerakan mata uang yang sangat cepat,
perusahaan multinasional dapat mengkompensasi seluruh atau sebagian cash flows
exposure transaksi melalui transaksi berikut (tindakan ini merupakan konsep hedging) :
1. Contractual hedges, seperti forward market hedge, money market hedge dan option
market hedge
2. Operating strategies (strategi-strategi operasi) yang meliputi price adjustment caluses,
risk shifting, exposure netting dan currency risk sharing.
1.1. Forward market hedge
Adalah pengkompensasian piutang-piutang atau hutang-hutang yang didenominasi
mata uang asing dengan forward contract untuk menjual/membeli mata uang tersebut
pada waktu penyerahan yang ditetapkan sama dengan antisipasi
penerimaan/pembayaran mata uang asing.
Contoh 1 :
Perusahaan A.S telah mengimpor barang-barang dari Jerman senilai DM
5.000.000 dan dibayar (payable) dalam 180 hari. Perusahaan dapat ikut forward
contract untuk membeli DM 5.000.000 sekarang. Jika kurs forward 180 hari adalah DM
2,5802/USD, maka dalam 180 hari perusahaan A.S akan menukar DM 5.000.000
menjadi USD 1.937.834 (DM 5.000.000/2,5802) untuk membayar pengiriman barang-
barang impor tersebut.
Contoh 2 :
Perusahaan perancis telah melakukan kontrak untuk membeli sejumlah komponen
dari Jepang bernilai JPY 15.000.000.000 akan dibayar (payable) dalam waktu 3 bulan.
Perusahaan mempunyai piutang barang-barang yang dijual pada perusahaan Jepang
dengan nilai JPY 5.000.000.000 yang jatuh temponya sama dalam waktu 3 bulan. Jika
kurs spot Franc Perancis terhadap JPY adalah JPY 27/FF dan kurs forward 3 bulan
adalah JPY 26,65/FF, tingkat bunga tahunan FF dan JPY masing-masing sebesar 3,3 %
dan 2 %. Berapa cost of forward cover jika perusahaan melakukan hedging pada pasar
forward ?
Jawab :
Karena perusahaan memiliki hutang/payable JPY 15.000.000.000 dan piutang
sebesar JPY 5.000.000.000, perusahaan hanya perlu untuk mengcover net exposure
sebesar JPY 10.000.000.000. Pada forward market, perusahaan akan
memasuki/mengikuti forward contract 3 bulan untuk membeli Yen Jepang dengan nilai
FF 375.234.521 (JPY 10 milyar/JPY 26,65). Dalam 90 hari perusahaan akan menukar
FF 375.234.521 untuk membayar komponen yang bernilai JPY 10.000.000.000.
Contoh 3 :
Berapakah forex gain or loss dari posisi unhedged (dibanding dengan posisi
hedged pada pasar forward) jika kurs spot dalam 3 bulan sebesar JPY 26,5/FF ?
Jawab :
Tanpa hedging perusahaan akan menunggu hingga 90 hari dan nilai tukar
sejumlah FF untuk membayar komponen sebesar JPY 10.000.000.000 tidak diketahui
(tergantung pada kurs spot dalam 90 hari). Jika kurs spot masa datang yang
diperkirakan (the expected future spot rate) dalam 90 hari adalah JPY 26,5/FF maka
diperlukan sejumlah FF 377.358.490 (JPY 10 milyar/26,5) untuk membayar komponen
tersebut. Dibandingkan dengan forward cover, posisi tidak hedging akan menekan biaya
sebesar FF 2.123.969 (FF 377.358.490 – FF 375.234.521)
1.1.1. The true cost of hedging (biaya sebenarnya dari hedging/forward cover).
1. The true cost of hedging merupakan opportunity cost yang tergantung pada kurs spot
masa datang, pada saat forward contract ditentukan ditunjukan sebagai berikut :
e1 – f1
e0
dimana : e1 = kurs spot masa datang
f1 = kurs forward
e0 = kurs spot saat ini
2. Pada efisiensi pasar, biaya riil hedging (the real cost of hedging) dengan forward
contract adalah nol.
Contoh :
Penerbangan A.S telah melakukan hedging piutang sebesar GBP 2.500.000
dengan menjual GBP secara forward. Jika kurs spot USD 1,73/GBP dan kurs forward 90
hari USD 1,7158/GBP. Berapa cost of hedging (opportunity cost)nya ?
Jawab :
The real cost of hedging dihitung dengan rumus diatas (e1 – f1)/e0, karena kita
tidak mengetahui berapa future spot rate dalam 90 hari, cost of hedging tidak dapat
ditentukan.
1.2. Money market hedge (hedging pasar uang)
Terdiri dari kegiatan me-reverse piutang atau hutang dengan menciptakan
matching hutang-hutang dan piutang-piutang pada mata uang tertentu dengan cara
pinjam dan meminjamkannya di pasar uang.
Contoh 1:
Jika perusahaan A.S memiliki kewajiban membayar FF 1.000.000 dalam 3 bulan,
perusahaan tersebut dapat melakukan hedging resiko nilai tukar dengan meminjam
dolar sekarang, mengkonversi dolah ke Franc Perancis pada kurs spot dan
menginvestasikan proceednya pada pasar uang Perancis dalam 3 bulan. Jumlah yang
diterima dari investasi tersebut pada akhir masa akan dipakai untuk memenuhi
komitmen perusahaan sebesar FF 1.000.000.
Jumlah pinjaman dolar A.S akan tergantung pada kurs spot antara dolar dan Franc
Perancis saat itu dan tingkat bunga investasi pada instrumen pasar uang Perancis.
Keuntungan/kerugian pada hedging pasar uang hanyalah perbedaan antara biaya
untuk membayar kembali pinjaman dolar dan nilai investasi Franc Perancis.
Contoh 2 :
Andaikan General Motors menggunakan money market hedge (hedging pasar
uang) untuk memproteksi Lit 200.000.000 (Lira Italia) payable/yang dibayar dalam 1
tahun. Tingkat bunga di A.S pada saat itu adalah 9 % dan tingkat bunga Lira adalah 14
%. Jika kurs spot bergeser dari Lit 1.293/USD pada awal tahun ke Lit 1.349/USD diakhir
tahun, berapa biaya hedging pasar uang GM ?
Jawab : (alternatif 1 : pinjaman + bunga dibayar pada akhir tahun)
Pinjam Lit 200.000.000, konversi ke USD = Lit 200.000.000/1.293 = USD
154.679,04 kemudian investasikan USD 154.679,04 pada tingkat bunga 9 %
menghasilkan USD 168.600,1547. Setelah satu tahun bayar kembali hutang + bunga Lit
200.000.000 x 1,14 = Lit 228.000.000, konversi hutang + bunga ke USD Lit
228.000.000/1.349 = USD 169.014,0845. Cost of money market hedge adalah sebesar
USD 168.600,1547 – USD 169.014,0845 = USD 414 (loss/rugi)
Jawab : (alternatif 2 : pinjaman dikuotasi atas dasar discount; bunga dikenakan
dimuka)
Dengan money market hedge, GM akan meminjam Lit 200.000.000/1,14 = Lit
175.438.597 untuk satu tahun, konversikan kedalam USD 135.683 (Lit
175.438.597/1.293) pada pasar spot dan investasikan selama 1 tahun. Pada akhir tahun
GM akan menerima dari investasi tersebut sebesar USD 147.895 (135.683 x 1,09). GM
akan menggunakan dolar tersebut untuk membayar kembali pinjaman di Italia sebesar
Lit 200.000.000 (175.438.597 x 1,14). Karena kurs spot pada akhir tahun adalah
sebesar Lit 1.349, pinjaman sebesar Lit 200.000.000 akan bernilai USD 148.258 (Lit
200.000.000/1.349). Karena return atas investasi USD hanya sebesar USD 147.895,
maka kerugian dari hedging pasar uang adalah sebesar USD 363 (USD 147.895 – USD
148.258)
Contoh 3 :
Jika (pada contoh 2. Forward market hedge) hedging dilakukan pada pasar uang,
berapa cost of the cover dari money market hedge ?
Jawab :
Melalui moneymarket hedge, perusahaan akan membutuhkan JPY 9.803.921.569 (JPY
10 milyar/1,02) untuk diinvestasikan di Jepang. Untuk melakukannya, perusahaan akan
perlu untuk meminjam FF 363.108.206 (JPY 9.803.921.569/27) hari ini di Perancis.
Dalam 90 hari, perusahaan akan membayar kembali pinjaman kepada bankir Perancis
dalam jumlah FF 375.090.777 (FF 363.108.206 x 1,033)
1.3. Foreign currency options
Perusahaan-perusahaan melakukan transaksi-transaksi bisnis yang mungkin tetapi
tidak pasti terjadi. Dalam hal ini forward contract tidak cocok untuk menghedge terhadap
perubahan-perubahan nilai tukar. Tetapi, perusahaan harus menggunakan options
contract yang memberi pemilik hak tetapi bukan kewajiban untuk membeli (call) atau
menjual (put) sejumlah mata uang tertentu pada harga tertentu selama perjanjian
tersebut.
Call option (opsi membeli) dikatakan berharga/valuable pada saat perusahaan
menantikan hasil tender yang misalnya melibatkan pembelian aset-aset asing.
Put option (opsi menjual) dikatakan berharga pada saat perusahaan menantikan
hasil persidangan diperadilan luar negeri.
Pada kedua kasus diatas, perusahaan tidak pasti (uncertain) akan sejumlah dan
waktu dari inflow dan outflow mata uang asing. Penggunaan lain dari options mata uang
adalah untuk menghedge exposure untuk menggeser valas kompetitor .
Tujuan dari hedging, melibatkan matching profil risk return dari instrumen-instrumen
hedging dengan posisi mata uang untuk dihedge. Dengan demikian forward contract
lebih baik dipakai pada saat cash flows mata uang asing diketahui, sementara options
contract lebih tepat pada saat cash flows mata uang asing tidak pasti.
1.4. Risk shifting (Penggeseran resiko)
Perusahaan-perusahaan multinasional yang terlibat dalam perdagangan
internasional dapat memilih mata uang dengan meng-invoice ekspor dalam mata uang
yang kuat (strong currency) dan impor dalam mata uang yang lemah (weak currency).
Strategi ini akan menghasilkan pergeseran resiko/risk shifting nilai tukar ke sisi lain dari
transaksi internasional.
Keberhasilan dari strategi ini tergantung pada bargaining power relatif kedua belah
pihak yang terlibat.
Contoh :
Andai pada 1 Januari GE mendapat kontrak untuk men-supply baling-baling
kepada Lufthansa (perusahaan penerbangan Jerman). Pada 31 Desember GE akan
menerima pembayaran DM 25.000.000 untuk baling-baling tersebut. Jika Lufthansa
berkeinginan untuk di invoice (membayar) dalam dolar karena Lufthansa
memperhitungkan bahwa biaya DM ekivalen tidak akan lebih tinggi dari harga DM
25.000.000. Membayar dalam dolar tidak mengeliminir resiko valas, ia hanya
menggeser resiko dari GE ke Lufthansa (yang sekarang memiliki exposure dolar).
(Shapiro, 1992 : 202 ; 205)
1.5. Pricing decisions (Keputusan-keputusan harga)
Ketika perusahaan melakukan penjualan ke luar negeri secara kredit, harga mata
uang asing dikonversikan dalam harga dolar dengan menggunakan kurs forward, bukan
kurs spot. Karena diketahui bahwa dolar esok hari tidak sama dengan dolar hari ini.
Contoh 1:
Andai GE telah memberikan harga pesanan baling-baling kepada Lufthansa
seharga $ 10.000.000 dan kemudian karena permintaan Lufthansa untuk mengkuotasi
pesanan tersebut dalam DM, mengkonversi harga dolar kedalam DM menggunakan
kurs spot DM 1 = $ 0,40 menghasilkan DM 25.000.000. Ternyata kuotasi tadi hanya
bernilai $ 9.570.000. Jika manajemen GE berkeinginan untuk menjual baling-baling
dengan harga $ 10.000.000, GE harus menetapkan harga DM sama dengan $
10.000.000/0,3828 = DM 26,12 juta. Dengan demikian GE merugi sebesar $ 430.000.
Pada saat GE menanda tangani kontrak, kerugian ini bukan merupakan kerugian kurs,
ini terjadi karena manajemen mengabaikan hal tersebut (Shapiro, 1992 : 206).
Jika sejumlah pembayaran diterima pada interval waktu yang berbeda, harga mata
uang asing harus kurs forward rata-rata (weighted average of forward rates) dengan
masa berlaku yang sama dengan waktu/tanggal pembayaran.
Contoh 2 :
Suatu perusahaan Weyerhaeuser diminta untuk mengkuotasi harga dalam FF
(Franc Perancis) untuk penjualan kayunya kepada perusahaan Perancis. Kayu akan
dikirim dan dibayar dalam empat (4) kali pembayaran yang sama. Perusahaan
menentukan harga minimum $ 1.000.000 untuk menerima kontrak tersebut. Jika Pf
merupakan harga kontrak dalam FF maka perusahaan akan menerima 0,25 Pf setiap 3
bulan, dimulai 90 hari dari sekarang. Andai kurs spot dan forward FF adalah seperti
dibawah ini
Spot 90 hari 180 hari 270 hari 360 hari
$0,1772 0,1767 0,1761 0,1758 0,1751
Berdasarkan atas kurs forward tersebut, nilai dolar ekivalen yang pasti dari revenue Franc
tersebut adalah 0,25 Pf (0,1767 + 0,1761 + 0,1758 + 0,1751) atau 0,25 Pf = ($ 0,7037) = $
0,1759 Pf. Agar Weyerhaeuser dapat merealisasikan $ 1.000.000 dari penjualan tersebut,
harga FF minimum harus merupakan solusi terhadap $ 0,1759 Pf = $ 1.000.000 atau PF = FF
5.685.048. Pada setiap harga Franc yang lebih rendah, perusahaan (Weyerhaeuser) tidak
dapat dijamin untuk menerima $ 1.000.000 dari pernjualan tersebut (Shapiro, 1992 : 206 – 207).
1.6. Exposure netting
Melindungi dari perubahan nilai tukar dapat ditempuh dengan secara hati-hati memilih
mata uang sehingga meminimumkan net exposure. Contoh : Piutang DM 1.000.000 dan hutang
DM 1.000.000 dapat dihilangkan satu sama lain, tanpa net (sebelum pajak) exposure. Dalam
praktek exposure netting melibatkan satu dari tiga (3) kemungkinan-kemungkinan berikut :
(Sapiro, 1992 : 207)
1. Perusahaan dapat menyeimbangkan (offset) posisi long valas dengan posisi short dalam
valas yang sama.
2. Jika pergerakan-pergerakan kurs dari dua (2) valas berkorelasi secara positif (sebagai contoh
SF (Swiss Franc) dan DM (Deutsche mark), maka perusahaan dapat offset posisi long dalam
satu valas dengan posisi short dalam valas yang lain.
3. Dengan exposure netting, perusahaan multinasional memilih mata uang-mata uang yang
berkorelasi negatif. Dengan demikian, exposure terhadap satu mata uang dapat dikompensasi
dengan exposure mata uang yang lain.
1.7. Currency risk sharing
Perusahaan-perusahaan dapat bersepakat untuk men-share resiko nilai tukar pada
kontrak-kontrak mereka dengan cara mengikuti kontrak hedging standar (customized hedge
contract) dalam mendasari transaksi-transaksi perdagangan. Ini meliputi klausul penyesuaian
harga (Price adjustment clause) dimana harga dasarnya disesuaikan untuk merefleksikan
perubahan-perubahan kurs valas.
Contoh :(Shapiro, 1992 : 208 – 209)
Harga dasar/base price dapat ditetapkan pada DM 25.000.000, tetapi kedua belah pihak akan
sharing resiko valas dalam sebuah neutral zone (kisaran valas dimana resiko tidak di share).
Andai neutral zone dispesifikasi dengan batas kurs/band rate : $ 0,39 - $ 0,41 : DM 1,
sedangkan kurs dasar/base rate DM 1 = $ 0,40. Ini berarti bahwa kurs dapat turun sejauh $
0,39/DM 1 atau naik setinggi $ 0,41/DM 1 tanpa harus membuka kembali kontrak. Dalam
neutral zone, Lufthansa harus membayar GE ekivalen dolar DM 25.000.000 pada base rate $
0,40 atau $ 10.000.000. Dengan demikian biaya Lufthansa dapat bervariasi dari DM 24,39 juta
hingga $ 25,64 juta ($ 1.000.000/0,41 - $ 1juta/0,39). Namun jika DM depresiasi dari $ 0,40
katakanlah menjadi $ 0,35, kurs aktual akan bergeser $ 0,04 dibawah batas yang lebih rendah
dari neutral zone ($ 0,39/DM 1). Jumlah ini di share secara bersama-sama. Dengan demikian
kurs yang secara aktual dipakai dalam menetapkan transaksi adalah $ 0,38/DM 1 ($ 0,40 –
0,40/2).
Harga baru baling-baling menjadi DM 25.000.000 x $ 0,38 = $ 9.500.000. Biaya Lufthansa naik
menjadi DM 27,14 juta ($ 9,5 juta/0,35). Tanpa persetujuan risk sharing, nilai kontrak bagi GE
akan menjadi $ 8,75 juta. Tentu saja jika DM apresiasi dibawah batas atas (upper bound)
katakanlah $ 0,45, GE tidak memperoleh manfaat penuh/full benefit dari kenaikan nilai DM.
Akan tetapi kurs kontrak baru menjadi $ 0,42 ($ 0,40 + 0,04/2), GE memperoleh DM 25.000.000
x $ 0,4 atau $ 10,5 juta, dan Lufthansa membayar harga DM 23,33 juta (10,5 juta/0,45). Pada
netural zone, nilai dolar dari kontrak GE dibawah persetujuan risk sharing tetap berada pada $
10.000.000. Situasi ini ekivalen dengan Lufthansa menjual forward contract GE pada kurs spot
saat ini $ 0,40. Di bawah neutral zone, nilai kontrak dolar naik/turun hanya ½ di bawah
persetujuan risk sharing seperti dibawah alternatif tidak hedging. Nilai dari kontrak yang di
hedge tetap sama berapapun kursnya.
2. Mengelola exposure translasi
Eksposur translasi dihasilkan dari keperluan untuk mentranslasikan laporan keuangan
yang didenominasi mata uang asing ke dalam mata uang parent company.
Strategi dasar hedging, untuk mengurangi exposure translasi meliputi penurunan soft
currency assets (hard currency liabilities) dan menaikan soft currency liabilities (hard currency
assets).
Dengan fund adjustment (penyesuaian dana), apakah perusahaan multinasional merubah
jumlah atau mata uang-mata uang dari cash flows parent dan /atau afiliasi-afiliasinya yang telah
direncanakan untuk mengurangi exposure mata uang lokal perusahaan.
1. Direct funds adjustment (penyesuaian dana langsung) berkenaan dengan working capital
adjustments (penyesuaian modal kerja).
2. Indirect funds adjustment technique meliputi penggunaan transfer pricing, leading serta
lagging.
Forward contracts adalah instrumen-instrumen hedging yang paling populer untuk
mengurangi exposure translasi perusahaan. Currency selection, transfer pricing dan exposure
netting merupakan tambahan perangkat-perangkat namun jarang digunakan karena kendala-
kendala yang dikenai teknik-teknik tersebut oleh pemerintah-pemerintah asing.
Pada saat memilih mekanisme hedging yang paling tepat, perusahaan-perusahaan harus
menyesuaikan aliran-aliran dana mereka pada saat menguntungkan untuk dilakukan atas dasar
covered (covered basis) biarpun efeknya yang akan ada pada exposure translasi.
3. Mendisain strategi hedging
Strategi-strategi hedging yang dipilih oleh perusahaan sebagian besar merupakan fungsi
dari tujuan-tujuan manajemen. Tujuan dasar dari hedging adalah untuk mengurangi atau
menghilangkan variabilitas pendapatan-pendapatan konsolidasi dari perusahaan multinasional
yang dihasilkan dari fluktuasi mata uang yang tidak diharapkan (unexpected currency
fluctuations).
Pernyataan tujuan-tujuan akan termasuk kepercayaan-kepercayaan manajemen tentang
bagaimana pasar-pasar finansial bekerja dan ini menggambarkan biaya yang dapat diterima
dari manajemen exposure .
Hedging costs dapat ditekan dengan cara mengambil keuntungan dari tax asymmetries
dan market imperfections.
Aspek penting dari manajemen resiko adalah tingkat sentralisasi dari transaksi-transaksi
mata uang asing dan tanggung jawab untuk mengembangkan dan mengimplementasikan
strategi-strategi hedging. Keuntungan-keuntungan maksimum dicapai dengan sentralisasi
ketiga fungsi pada level parent company.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
1. Faisal, M. 2001, Manajemen Keuangan Internasional; dengan penekanan praktek pada pasar
devisa, Edisi Pertama.
2. Madura, Jeff. 2003, International Financial Management, Edisi Ketujuh, Thomson South-
Wester
3. Salemba Empat. n. . Shapiro, Alan C. 2003, Multinational Financial Management, Edisi Ketujuh. John Wiley & Sons.