MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB...

184
Mengajar dengan Portofolio

Transcript of MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB...

Page 1: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

Mengajar dengan Portofolio

Page 2: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO
Page 3: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

Mengajar dengan Portofolio

Dr. Yuliani Nurani Sujiono, M.Pd

PT Indeks, Jakarta2013

Praktis Dilaksanakan di Perguruan Tinggi, SMA, SMP, SD, dan Sederajat

Edisi RevisiCetakan Ke III

Page 4: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

Mengajar dengan Portofolio:Praktis Dilaksanakan di Perguruan Tinggi, SMA, SMP, SD, dan SederajatEdisi Revisi

Penulis: Dr. Yuliani Nurani Sujiono, M. Pd Penata Letak: Sigit KesitKoordinator Editorial: Bambang SarwijiPenyelaras: Ria Dwi K.Pemodifi kasi Desain Sampul: Ria Dwi K.

Hak Cipta Bahasa Indonesia©2013, 2012, 2010, Penulis

PT IndeksPermata Puri Media Jl. Topaz Raya C2 No. 16Kembangan-Jakarta Barat 11610

All rights reserved. No part of this book may be reproduced or transmitted, in any form or by any means, electronic or mechanical including photocopying, recording or by any information storage retrieval system, without permission in writing from the publisher or copyrights holder.

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memind-ahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis mau-pun mekanis, termasuk memfotokopi, me rekam, atau dengan teknik perekaman lain-nya, tanpa seizin tertulis dari penerbit atau pemegang hak cipta.

10 9 8 7 6 5 4 3 2 1

ISBN (10) 9 7 9 - 0 6 2 - 0 7 7 - 2 (13) 9 7 8 - 9 7 9 - 0 6 2 - 0 7 7 - 3

Cetakan pertama, 2010Cetakan kedua, 2012Cetakan ketiga, 2013

Page 5: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

v

Sekapur Sirih

Buku yang berjudul “MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO“ ini merupakan hasil karya Dr. Yuliani Nurani Sujiono ilmuwan muda yang berkeinginan untuk berbagi pengalaman tentang hasil penelitian dari thesisnya pada Program Studi

Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjana di Universitas Negeri Jakarta. Saya mengenal penulis cukup lama, tidak saja sebagai pembimbing thesis dan

disertasinya tetapi lebih dari itu sebagai salah satu mitra kerja selama memberikan layanan pendidikan dan pelatihan diberbagai instansi pemerintah dan swasta, utamanya pada bidang kajian teknologi pembelajaran. Berbekal pengalaman selama menjadi instruktur diklat itulah, Dr. Yuliani Nurani Sujiono terpicu dan terpacu untuk mengangkat salah satu model pembelajaran yang berbasis pengalaman kerja, yaitu dengan mengembangkan suatu model mengajar berbasis portofolio.

Buku ini sangat layak dibaca oleh para pendidik dan instruktur pelatihan mulai dari jenjang pendidikan awal di SD, SMP, SMA dan sederajat hingga pada pembelajaran di Perguruan Tinggi. Selain dibaca, tentu saja layak untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari di kelas masing-masing. Secara khusus penulis menjabarkan beberapa contoh proses mengajar dengan portofolio di Perguruan Tinggi (IKIP Jakarta saat itu) yang merupakan hasil thesisnya.

Didalam suasana akademik yang semakin beragam dewasa ini, begitu banyak model pembelajaran yang ditawarkan untuk dapat diterapkan demi keberhasilan belajar peserta di-dik. Buku ini dapat memberikan inspirasi bagi kita semua untuk dapat menghargai perbedaan individual (individual diff erences) pada diri peserta didik dalam proses pembelajaran. Dengan mengandalkan kemauan dan kemampuan yang ada pada diri masing-masing peserta didik, maka diyakini bahwa potensi yang tersembunyi (the hidden potency) akan dapat menjadi po-tensi unggul yang teraktualisasikan, karena “ peserta didik adalah pebelajar aktif yang selalu mencari dan menemukan serta mampu membangun pengetahuannya sendiri”.

Selamat dan sukses, saya sampaikan pada penulis. Teruslah berkarya untuk mewujudkan masyarakat belajar Indonesia yang semakin kreatif dan dinamis, namun tetap rendah hati dan berakar pada jati diri sebagai bangsa yang bermartabat.

Jakarta, 2 Mei 2009Prof. Dr. M. Atwi Suparman, M.ScRektor Universitas Terbuka

Page 6: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO
Page 7: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

vii

Kata Pengantar

Puji syukur kehadiran Ilahi Robbi atas selesainya buku yang berjudul ”MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO” yang merupakan pengembangan dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada berbagai jenjang pendidikan dan diklat kedinasan.

Kelahiran buku ini memang terinspirasi dari maraknya peristilahan tentang PORTOFOLIO yang berkembang dikalangan masyarakat belajar di Indonesia, seiring dengan program Sertifi kasi Guru yang diluncurkan oleh Pemerintah disemua jenjang pendidikan.

Serta merta penulis teringat bahwa ketika penulis lulus dari program Magister Pendidikan di Universitas Negeri Jakarta (saat itu masih dikenal dengan IKIP Jakarta) dengan judul tesis “Pengembangan Model Penugasan Portofolio”. Selanjutnya penelitian sejenis juga dilakukan pada beragam lembaga pendidikan, dengan harapan semakin banyak masyarakat belajar yang dapat memanfaatkan hasil penelitian ini. Diseminasi juga telah dilakukan melalui bantuan penelitian PNBP yang digulirkan oleh Lembaga Penelitian Universitas Negeri Jakarta.

Selanjutnya, melalui daya upaya yang cukup melelahkan (diantara kesibukan sebagai Pembantu Dekan bidang Akademik di Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta pada tahun 2007-2011) penulis kembali meramu hasil penelitian tersebut, sehingga menjadi sebuah buku referensi yang kini hadir ditangan saudara dan saudari yang budiman.

Demi melengkapi kesempurnaan dari buku ini agar dapat dijadikan referensi oleh berbagai kalangan, maka telah dilakukan berbagai diskusi yang intensif untuk memantau efektivitas dalam penerapannya di jenjang persekolahan maupun diberbagai lembaga diklat kedinasan ataupun yang diselenggarakan oleh masyarakat.

Dalam edisi revisi ini penulis mengucapkan terima kasih pada Tim Reviewer Universitas Negeri Jakarta, yaitu Prof. Dr. Martini Jamaris, MSc. Ed., Prof. Dr. B.P. Sitepu, Prof. Dr. Yetty Supriyati, MPd., Prof. Dr. Suryani, SH., dan Prof. Dr. Ilza Maryuni, MA. Semoga Tuhan YME membalas budi baik para guru besar yang amat sangat saya hormati dan banggakan. .

Page 8: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

K A T A P E N G A N T A R

viii

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis berharap buku ini dapat menjadi salah satu referensi dalam menciptakan pembelajaran inovatif. Selain itu, untuk tetap menjaga nilai keilmiahan dari buku ini, saran dan masukan yang positif dari pembaca tentu saja sangat diharapkan demi penyempurnaan di masa datang. Terima kasih.

Jakarta, Mei 2013 Yuliani Nurani Sujiono

Page 9: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

Kupersembahkan kepada guru-guruku yang telah mendidik diri ini dengan cinta kasih dan harapan

sejak dalam buaian hingga kini. Tanpa jasa, jerih payah, dan doa tulus yang selalu mereka lantunkan, diri ini

tidak akan pernah menjadi seperti ini.

Page 10: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO
Page 11: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

xi

Sekapur Sirih ................................................................................ vKata Pengantar ............................................................................ viiDaftar Isi ....................................................................................... xiBAB 1 HAKIKAT PORTOFOLIO ...................................................... 1

Peristilahan Portofolio .................................................................................... 2Tujuan Portofolio ............................................................................................. 7Berbagai Jenis Portofolio ................................................................................ 9Karakteristik Portofolio yang Efektif ............................................................ 10Penggunaan Portofolio Dalam Pendidikan ................................................. 10

Portofolio sebagai Pengukur Kompetensi/Alat Akreditasi ................ 10Portofolio sebagai Model dan Strategi Pembelajaran ......................... 11Portofolio sebagai Alat Penilaian Hasil Belajar ................................... 12

Hasil Penelitian Tentang Portofolio .............................................................. 13

BAB 2 SISTEM KREDIT SEMESTER ................................................... 17Pelaksanaan Sistem Kredit Semester ............................................................ 18Pembelajaran dalam Satuan Kredit Semester .............................................. 22

BAB 3 PORTOFOLIO SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN .................. 25Model Pembelajaran ....................................................................................... 26

Model Belajar Penemuan Bruner .......................................................... 27Model Belajar Bermakna Ausubel ......................................................... 28Fase dan Kejadian Belajar Gagne .......................................................... 28

Belajar Melalui Pengalaman ........................................................................... 31Teknik Penugasan Portofolio ......................................................................... 31

BAB 4 FORMULASI MODEL PEMBELAJARAN PENUGASAN PORTOFOLIO DALAM SISTEM KREDIT SEMESTER ....................................... 37Pembelajaran Penugasan Portofolio ............................................................. 38Pencapaian Penguasaan Peserta Didik terhadap Tujuan Pembelajaran ... 41Efektivitas Teknik Penugasan Portofolio ...................................................... 42Kelebihan dan Kelemahan Penugasan Portofolio ....................................... 45

Daftar Isi

Page 12: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

xii

D A F T A R I S I

BAB 5 PENGEMBANGAN & PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENUGASAN PORTOFOLIO ................................................. 49

Tujuan Pengembangan Model ....................................................................... 50Dasar Pengembangan Model ......................................................................... 50Prosedur Pengembangan Model Pembelajaran Penugasan Portofolio .... 53

1. Merumuskan Tujuan Akhir Pembelajaran ................................... 532. Membuat Bagan Analisis Tugas Belajar ........................................ 553. Mengidentifi kasi Perilaku dan Karakteristik Awal Peserta didik 574. Merumuskan Tujuan Pembelajaran Khusus/Indikator .............. 595. Mengembangkan Alat Evaluasi ..................................................... 606. Mengembangkan Strategi Pembelajaran Penugasan Portofolio 617. Menyusun Program Pembelajaran ................................................ 628. Menyusun dan Melaksanakan Evaluasi Sumatif ......................... 62

BAB 6 PENERAPAN TEKNIK PENUGASAN PORTOFOLIO DALAM PROSES PEMBELAJARAN ................................................................. 65Pedoman bagi Pengajar................................................................................... 66Pedoman Penyusunan Bagi Peserta Didik ................................................... 70Pelaksanaan Program Penilaian .................................................................... 75Pedoman Pelaksanaan Program Monitoring .............................................. 85

BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ..... 89Rasional ............................................................................................................ 90Apa dan Mengapa PPKHB? .......................................................................... 91

Pengertian PPKHB ................................................................................. 92Dasar Hukum PPKHB ............................................................................ 92

Implementasi Penyelenggaraan PPKHB ..................................................... 92Pengalaman Kerja .................................................................................... 93

Hasil Belajar ..................................................................................................... 94Kualifi kasi Akademik .............................................................................. 94Pelatihan Guru ......................................................................................... 95Prestasi Akademik ................................................................................... 95

Penyelenggaraan PPKHB ............................................................................... 96Prosedur Penyelenggaraan ............................................................................. 96Sistem Pengajuan dan Penilaian .................................................................... 96Dokumen Portofolio ....................................................................................... 96Akreditasi ....................................................................................................... 98Akreditasi Guru ............................................................................................... 100

Page 13: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

xiii

D A F T A R I S I

Standar Kompetensi Guru .............................................................................. 102Selayang Pandang Akreditasi Guru diberbagai Negara ...................... 105

Kompetensi Profesionalisme Guru ............................................................. 106Profesionalisme ........................................................................................ 116Peningkatan Kemampuan Profesional Guru ...................................... 117

Pengembangan Diri......................................................................................... 121Pengembangan Mutu Guru ............................................................................ 126

Penelitian .................................................................................................. 126Pengembangan Kompetensi ................................................................... 126Peningkatan Manajemen Mutu ............................................................. 127

Lampiran ..................................................................................... 129Glosarium .................................................................................... 157Indeks.. ........................................................................................ 161Daftar Pustaka ............................................................................. 163Tentang Penulis ............................................................................ 169

Page 14: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO
Page 15: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

1

Hakikat Portofolio

B a b 11

“Sekolah vs. Kehidupan.

Disekolah Anda mendapat pelajaran, kemudian baru diberi ujian. Dalam kehidupan, Anda diberi ujian yang memberikan

pelajaran.”

Tom Bodett, penyiar radio dan penulis buku asal Amerika Serikat

Page 16: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

2

PERISTILAHAN PORTOFOLIO

Idealnya, penyelenggaraan pendidikan tidak hanya difokuskan pada kegiatan pemindahan pengetahuan (transfer of knowledge) saja dari pengajar kepada peserta didik, tetapi lebih pada upaya menghasilkan manusia terdidik yang mampu pula menerapkan, mengembangkan bahkan menemukan ilmu pengetahuan dan teknologi baru sebagai hasil rekayasa dari apa yang pernah didapat sehingga ia dapat mengoptimalkan segala kemampuan yang ada dirinya masing-masing.

Pada kenyataannya, sekarang ini banyak orang yang bergelar akademik, bahkan berderet gelarnya tetapi tidak dapat menunjukkan kemampuan seperti yang diharapkan atau sesuai dengan gelar yang disandangnya. Di sisi lain, orang yang memiliki kemampuan tetapi tidak bergelar sulit sekali untuk mendapatkan pengakuan dan atau pekerjaan. Sehubungan dengan hal tersebut seringkali terdengar ucapan sindiran “gelar tidaklah selalu mencerminkan kemampuan dan perilaku seseorang”. Ironis sekali... memang!

Maraknya jual beli gelar di masyarakat merupakan salah satu indikasi bahwa sebagian masyarakat haus atau gila gelar, sehingga dengan menghalalkan berbagai cara mereka berusaha untuk mendapatkan gelar dengan cara yang paling mudah walaupun harus mengeluarkan dana yang tidak sedikit. Umumnya oknum-oknum yang melakukan modus operandi demikian, didorong oleh keinginan untuk lebih dihargai di masyarakat ataupun karena gengsi ..., misalnya sudah menduduki jabatan tertentu tetapi tidak memiliki gelar apa-apa. Sedangkan untuk mengikuti pendidikan secara reguler tidak mungkin karena tidak ada waktu. Dalam kasus lain, mereka ingin mendapat gelar dengan cara yang instant, tidak mau susah-susah dan berlama-lama belajar, yaa... beli saja !!!

Untuk menghadapi dilema tersebut, perlu kiranya dipikirkan suatu sistem belajar bagi orang-orang yang karena keterbatasan waktu terpaksa tidak dapat mengikuti pendidikan di jalur reguler tetapi ingin belajar dan mendapatkan gelar. Juga sistem yang dapat mengatur suatu bentuk pengakuan terhadap hasil belajar yang didapat dari pengalamannya dalam bekerja, sehingga mereka merasa dihargai dan mendapat kekhususan dibandingkan peserta didik yang belum berpengalaman, yang baru saja lulus dari sekolah menengah.

Salah satu alternatif bentuk pengukuran yang dapat digunakan dalam mengukur kompetensi seseorang yang hasil belajarnya melalui pengalaman adalah penyusunan portofolio. Melalui penyusunan portofolio diharapkan akan dapat diketahui dan diukur seberapa besar pengetahuan, sikap dan keterampilan yang telah dikuasainya sebagai hasil dan belajar melalui pengalaman.

Page 17: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 1 HAKIKAT PORTOFOLIO

3

Saat ini pemerintah Indonesia sedang menggulirkan program PPKHB yang merupakan singkatan dari Pengakuan Pengalaman Kerja dan Hasil Belajar yang utamanya diperuntukkan bagi guru-guru yang belum berijasah Strata 1 tetapi telah memiliki sejumlah pengalaman kerja dan atau hasil belajar yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan, kursus ataupun kegiatan ilmiah lainnya, seperti seminar dan workshop yang relevan dengan bidang ilmu dan pekerjaannya.

Winter (1989: 3-5) menyatakan bahwa portofolio merupakan suatu rangkaian kerja untuk membahas atau mengkaji suatu permasalahan yang harus berisikan deskripsi tentang pengalaman yang dapat menghasilkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan seseorang yang dibuat secara tertulis (Winter, 1989: 3-5). Hal ini didukung oleh Airasian yang menjelaskan bahwa rangkaian kerja portofolio diakui keberadaannya apabila terdapat pembahasan dari sebuah proses pengumpulan, penggabungan dan interpretasi informasi untuk mengambil keputusan (Herman, Gearhart dan Aschbacher, 1995: 2-5). Lebih lanjut Winter (1989: 3-5) mengemukakan bahwa portofolio yang baik haruslah berisikan sejumlah pengalaman belajar yang diformulasikan ke dalam suatu bentuk penyajian tentang topik tertentu. Portofolio hendaknya juga disertai dokumentasi atau kumpulan sumber bacaan yang dijadikan rujukan (Winter, 1989 : 3). Selain itu ia menambahkan bahwa penugasan portofolio umumnya diberikan sebagai tugas akhir dari suatu program pendidikan.

Kolb seperti yang dikutip oleh Siregar dan Nara (2004 : 35) menegaskan bahwa portofolio termasuk belajar dengan mengalami secara langsung (learning by experience). Selanjutnya dijelaskan bahwa belajar dimana seseorang langsung berhubungan dengan kenyataan yang sebenarnya. Berbeda dengan belajar dimana seseorang peserta didik hanya membaca, mendengar dan berbicara atau menulis tentang realita tetapi tidak pernah berhubungan langsung dengan apa yang dibicarakan dalam proses belajarnya. Pada belajar dengan mengalami “learning by experience”, belajar bukan hanya melakukan observasi tentang gejala atau fenomena, tetapi juga berbuat sesuatu tentang apa yang diamatinya tersebut ataupun menerapkan teori yang dipelajari untuk memperoleh hasil yang benar.

Pada hakikatnya semua orang adalah pebelajar yang selalu belajar dan belajar baik sengaja atau tidak disengaja melalui pengalaman disepanjang rentang kehidupannya. Kenyataan inilah yang menjadi salah satu pendorong untuk melakukan pengukuran terhadap sejumlah pengalaman yang telah diperoleh seseorang selama hidupnya. Pengukuran diperlukan untuk mengetahui seberapa efektifk ah belajar melalui pengalaman tersebut. Pengukuran terhadap hasil belajar yang terdahulu ( prior learning) adalah bagian terpenting dari perencanaan belajar yang akan datang. Pada dasarnya

Page 18: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

4

belajar adalah kegiatan untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan; Sedangkan pengukuran adalah kegiatan mengidentifi kasi pengetahuan yang telah diperoleh. Memperoleh dan mengukur hasil belajar adalah proses yang saling bergantung satu sama lain, hal ini sangat penting disadari karena pengukuran yang dilakukan secara kreatif akan mendorong kegiatan belajar yang selanjutnya. Dengan demikian, jika seseorang dihargai kemampuannya melalui pengukuran hasil belajar yang diperoleh melalui pengalaman, maka hal itu akan terus mendorongnya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, kegiatan belajar dapat dibedakan antara belajar di sekolah ( classroom learning) dan belajar melalui pengalaman ( experiental learning). Belajar di sekolah merupakan perpaduan antara informasi ( information assimilation) yang memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) menerima informasi (melalui sumber-sumber simbolik seperti kuliah dan mem-

baca), (2) memadukan dan mengatur informasi sedemikian rupa sehingga prinsip-prinsip

umum dapat dipahami, (3) menerapkan prinsip umum dalam contoh yang spesifi k, dan (4) menerapkan prinsip umum kedalam suatu lingkungan yang baru.

Sedangkan belajar melalui pengalaman memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) melakukan dan mengamati, (2) memahami akibat dari tindakan yang dilakukannya dalam contoh yang spesifi k,(3) memahami prinsip-prinsip umum, dan (4) menerapkan prinsip-prinsip umum kedalam suatu lingkungan yang baru.

Hal penting yang membedakan antara belajar di sekolah dan belajar melalui pengalaman adalah lebih pada masukan ( input) daripada hasil ( outcome). Perbedaan yang lebih spesifi k lagi adalah perbedaan sumber informasi. Dalam belajar secara tradisional, sumbernya bersifat simbolik seperti kuliah atau membaca. Sedangkan sumber belajar melalui pengalaman adalah melakukan atau mengamati, yaitu sesuatu yang dilakukan pebelajar atau dengan melihat seseorang melakukan, lebih banyak daripada mendengar atau membaca tentang hal tersebut.

Selanjutnya Herman, Gearhart dan Ashbacher (1995 : 3) menjelaskan beberapa fungsi portofolio dalam proses pembelajaran di kelas yang dibandingkan dengan proses pembelajaran secara konvensional yang biasa dilakukan oleh pengajar. Portofolio yang digunakan di dalam kelas memiliki dua fungsi, yaitu dapat digunakan sebagai suatu

Page 19: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 1 HAKIKAT PORTOFOLIO

5

bentuk penilaian dan sekaligus sebagai teknik pembelajaran yang akan membantu kesempurnaan dalam proses pembelajaran.

Freedman dalam Herman, Gearhart dan Aschbacher (1995 : 5) menambahkan bahwa banyak pertimbangan dan keuntungan potensial portofolio, khususnya jika dibandingkan dengan proses pem belajaran secara konvensional sebab portofolio berisikan hasil pembelajaran di kelas. Perbedaannya, tujuan pembelajaran secara konvensional berada dalam keterampilan yang terpisah-pisah, sedangkan rancangan portofolio yang baik berisikan gambaran kerja yang dapat diselesaikan peserta didik berdasarkan tujuan kurikulum secara berarti, khususnya yang menghendaki cara berfi kir yang kompleks dan penggunaan berbagai macam sumber rujukan. Alasan yang dikemukakannya adalah sebab hasil kerja atau penampilan peserta didik dalam tugas-tugasnya dapat memberikan bukti seberapa besar hasil kerja yang dapat diselesaikan oleh peserta didik tersebut.

Berhubungan dengan kegunaan teknik penugasan portofolio bagi pengajar dan peserta didik di kelas Freedman dalam Herman, Gearhart, Baker, Whitaker (1993 : 1) juga menyatakan bahwa teknik portofolio dapat mendukung kemahiran para pengajar dan mendorong mereka untuk mempertimbangkan secara mendalam berbagai upaya agar peserta didiknya dapat maju dan berhasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Gearhart, Herman, Baker dan Whitaker, 1993 : 6-8). Akhirnya, yang terpenting adalah bahwa melalui teknik penugasan portofolio peserta didik dapat merefl eksikan dan bertanggung jawab pada kemajuan belajar, penilaian terhadap hasil belajar mereka dan juga cara belajar mereka sendiri. Lebih luas lagi portofolio dapat memberikan bukti yang dapat dipercaya kepada orang tua dan lingkungannya terhadap prestasi belajar peserta didik.

Lebih dalam lagi Winter (1989 : 128) mengemukakan beberapa ciri yang mendasari penyusunan dan penyajian berkas portofolio, antara lain yaitu: (1) menunjukkan pengertian tingkat tinggi dari proses pembelajaran, dengan meng-

hubungkan antara pengalaman-pengalaman praktis dengan masalah-masalah teoritis;

(2) berisikan gagasan/ide dan argumentasi yang berkenaan dengan pendidikan disertai hasil penilaian yang kritis;

(3) dapat memberikan sumbangan terhadap masalah-masalah pendidikan dengan mendiskusikan tentang kekuatan dan batasan-batasan dari suatu topik yang dikaji;

(4) menunjukkan masalah dalam pendidikan yang berhubungan denagn lembaga pendidikan lainnya, selain hubungan antara guru dan murid saja;

(5) menunjukkan kritik dan pemikiran tentang satu aspek pendidikan yang dijadikan

Page 20: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

6

kajian; (6) menunjukkan standar dari suatu ciri penyajian secara tertulis dengan kemurnian

ekspresi, konsistensi logis dan struktur material dalam kerangka kerja yang terorganisir secara nyata.

Untuk itu portofolio yang baik membutuhkan rancangan yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut secara berkesinambungan: (1) apakah tujuan penugasan portofolio itu, (2) tugas apa yang harus masuk dalam pengumpulan portofolio, (3) apa standar dan kriteria yang akan digunakan, (4) bagaimana dijaminnya kemantapan penetapan skoring dan penjurian, (5) apakah hasilnya valid untuk tujuan yang telah ditentukan, dan (6) bagaimana hasil-hasil itu digunakan.

Penugasan portofolio lebih mementingkan segi proses dan bukan hanya sekedar hasil belajar. Hal ini relevan dengan pendekatan cara mengaktifk an peserta didik dalam belajar. Untuk itulah teknik penugasan portofolio ini sangat didukung oleh teori belajar cognitivistik yang pada inti pembahasannya menyatakan bahwa yang penting dalam belajar adalah prosesnya dan bukan hanya pada hasilnya. Apabila proses belajar berlangsung secara maksimal, maka besar kemungkinan yang didapat akan optimal pula.

Adapun portofolio yang dimaksudkan dalam buku ini, merupakan berkas pengkajian suatu permasalahan ataupun topik tertentu yang harus dikaji secara mendalam dan menyeluruh. Portofolio menyerupai makalah yang biasa dipakai dalam suatu diskusi kelompok, tetapi portofolio memiliki kelebihan bila dibandingkan dengan makalah biasa karena pada portofolio selain berisi bahasan lengkap dengan sederetan daft ar pustaka juga disertai fotocopy seluruh sumber bacaan yang secara langsung ataupun tidak langsung menunjang pengkajian topik dan dijadikan lampiran utama.

Dokumentasi berupa fotocopy sumber bacaan inilah yang menjadi ciri khusus dari penugasan portofolio, yang berguna untuk: (1) mengatasi kesalahpahaman yang terjadi pada saat pertanggungjawaban tugas

portofolio; (2) memperluas khasanah pengetahuan penyaji dan pemrasaran tentang topik yang

dikaji; (3) sebagai klipping yang sewaktu-waktu berguna untuk mata kuliah lain bahkan dapat

bermanfaat dalam penyusunan skripsi kelak.Untuk itu, berkaitan dengan istilah portofolio dapat dijabarkan beberapa defi nisi

tentang portofolio, yaitu:Portofolio adalah suatu koleksi pekerjaaan peserta didik yang menunjukkan segala •

Page 21: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 1 HAKIKAT PORTOFOLIO

7

usaha peserta didik, kemajuan dan pencapaian belajar dalam satu bidang tertentu atau lebih. Portofolio harus menunjukkan koleksi pekerjaan terbaik peserta didik atau usaha terbaiknya, contoh terbaik dari pengalaman kerjanya yang berhubungan dengan hasil belajar yang akan diukur, dan dokumen-dokumen yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan kearah penguasaan hasil belajar yang diidentifi kasi (Paulson & Meyer dalam Winter, 1989 : 3)

Portofolio adalah deskripsi tentang pengalaman yang menghasilkan pengetahuan, •keterampilan dan kemampuan dari seseorang secara tertulis yang diajukan kepada Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) untuk mendapatkan penghargaan /pengakuan kredit untuk mata kuliah dalam program tersebut (Djanegara, 1992 : 1-3)

Portofolio adalah sejenis • klipping atau album foto yang menyimpan kemajuan dan kegiatan suatu program dan pesertanya, dan mempertunjukkannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan di dalam maupun di luar program (Cole, Ryan dan Kick, dalam Koretz, 1992 : 6)

Portofolio merupakan berkas pengkajian terhadap suatu permasalahan atau topik •tertentu yang harus dikaji secara mendalam dan menyeluruh, yang dimulai dari proses pengumpulan, penggabungan dan interpretasi informasi untuk mengambil keputusan. Rancangan portofolio yang baik haruslah berisikan gambaran kerja yang dapat menghasilkan pngetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dibuat secara tertulis dan dapat diselesaikan peserta didik sesuai dengan tujuan yang diharapkan, khususnya yang menghendaki cara berpikir yang kompleks dengan penggunaan kumpulan berbagai macam sumber rujukan dalam bentuk klipping (Yuliani Nurani, 1996 : 140-141)

Portofolio yang dimaksud dalam program Pengakuan Pengalaman Kerja dan •Hasil Belajar ( PPKHB) adalah bukti fi sik atau dokumen yang menggambarkan pengalaman kerja dan hasil belajar pada satuan pendidikan serta berbagai pelatihan yang pernah diikuti oleh seorang guru (Departemen Pendidikan Nasional, 2009).

TUJUAN PORTOFOLIO

Page 22: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

8

Pemanfaatan portofolio dalam pendidikan dewasa ini telah semakin meluas. Hal ini didasari pada prinsip kebermaknaan dan humanisme, bahwa setiap orang yang belajar apakah itu anak-anak ataupun orang dewasa harus dapat menunjukkan apa yang telah mereka ketahui dan apa yang dapat mereka lakukan lebih daripada hanya dapat menyebutkan saja atau sebatas hanya berupa pengetahuan semata.

Pengukuran hasil belajar melalui portofolio, yang nota bene pengukuran hasil belajar melalui pengalaman haruslah memenuhi kompetensi dan standar tertentu. Dalam proses pembelajaran kompetensi dan standar tersebut akan tampak pada tujuan akhir dari suatu proses pembelajaran. Kompetensi dan standar pada dasarnya adalah dua konsep yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Kompetensi menggambarkan sejumlah kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melaksanakan suatu pekerjaan, sedangkan standar adalah kualifi kasi seseorang dalam pekerjaan tersebut. Lebih jelas Burke (dalam Herman, Gearhert Aschbacher, (1995 : 2-5)) mengemukakan tentang keterkaitan antara kompetensi dan standar: “being able to perform whole work roles, to the standards expected in employment in real working environment ”.

Dapat melaksanakan keseluruhan tugas-tugas dari suatu pekerjaan • Melaksanakan berarti tidak hanya tahu tentang seluruh tugas-tugas pekerjaan tetapi

juga harus dapat melakukan keseluruhan tugas tersebut, lebih daripada memiliki keterampilan atau tugas-tugas pekerjaan yang sifatnya spesifi kSesuai dengan standar yang diharapkan dalam pekerjaan •

Tidak hanya standar pelatihan atau standar yang terpisah dari realitas industriDalam lingkungan pekerjaan yang sebenarnya •

Misalnya dengan seluruh tekanan-tekanan yang berhubungan dengan pekerjaan dan variasi-variasi dari pekerjaan yang sebenarnya

Sedangkan standar adalah: “ Standarts are the means by which the model of competence is specifi ed in the current occupational context” ( Baker & Whitaker, 1993:6). Jadi standar adalah suatu alat dengan mana suatu model kompetensi ditentukan dalam konteks pekerjaan yang sedang berjalan. Standar dapat menggambarkan kompetensi sedemikian rupa, sehingga dapat dihubungkan dengan unjuk perbuatan.

Alasan lain digunakannya portofolio adalah karena portofolio dianggap sebagai suatu “authentic assessment“ atau “performance assessment” dalam proses pendidikan. Adapun yang dimaksudkan dengan authentic assessment adalah teknik evaluasi belajar yang sengaja dirancang agar penilaian yang diberikan kepada peserta didik dijamin keasliannya, kejujurannya dan hasilnya dapat terpercaya. Sedangkan “ performance assessment “ merupakan tuntutan perkembangan jaman , dimana pengukuran

Page 23: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 1 HAKIKAT PORTOFOLIO

9

performance dihubungkan dengan pengawasan terhadap terhadap penguasaan peserta didik terhadap kurikulum inti. (Baker & Whitaker 1993 : 7-8)

Selain itu, portofolio dapat meningkatkan proses pengukuran dengan me-nampakkan suatu tingkat keterampilan dan pemahaman peserta didik, mendukung tujuan pembelajaran, merefl eksikan perubahan dan pertumbuhan selama kurun waktu tertentu, mendorong refl eksi oleh peserta didik, guru dan orangtua, dan kemungkinan adanya kesinambungan dalam pendidikan dari waktu ke waktu

BERBAGAI JENIS PORTOFOLIO

Terdapat berbagai jenis portofolio dengan berbagai tujuan dan kepentingan yang beraneka ragam. Umumnya berbagai jenis portofolio tersebut dapat memenuhi sebagian atau keseluruhan program pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Berikut akan diuraikan beberapa jenis portofolio:

• Documentation Portfolio, Jenis ini dikenal juga dengan istilah “working portfolio” . Secara spesifi k pendekatan

ini meliputi koleksi pekerjaan selama kurun waktu tertentu yang memperlihatkan pertumbuhan dan kemajuan belajar peserta didik tentang hasil belajar yang telah diidentifi kasi. Koleksi akan menjadi lebih bermakna apabila terdapat butir khusus yang dipilih untuk mengarahkan pada pengalaman pendidikan atau tujuan tertentu • Process Portfolio,

Pendekatan ini mendokumentasikan seluruh segi dari tahapan proses belajar. Portofolio ini akan memperlihatkan bagaimana peserta didik terlibat dalam pengetahuan atau keterampilan yang spesifi k, dan kemajuan kearah penguasaan dasar maupun lanjutan. • Showcase Portfolio,

Jenis portofolio ini paling baik digunakan untuk evaluasi sumatif tentang penguasaan peserta didik terhadap hasil belajar kurikulum inti. Portofolio juga meliputi pekerjaan terbaik peserta didik yang ditentukan baik oleh guru maupun peserta didik. Jenis ini juga sesuai dengan perkembangan media audiovisual, termasuk hasil fotografi , rekaman elektronik mengenai pekerjaan peserta didik secara menyeluruh. Portofolio ini juga meliputi analisis tertulis dan refl eksi oleh peserta didik tentang proses pengambilan keputusan yang digunakan untuk menentukan hasil pekerjaan

Page 24: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

10

yang akan dimasukkan.

KARAKTERISTIK PORTOFOLIO YANG EFEKTIF

Walaupun terdapat berbagai jenis pendekatan dalam pengembangan portofolio, namun ada beberapa karakteristik utama yang dapat menggambarkan keefektifan dari pemanfaatan portofolio, yaitu:

Secara jelas mencerminkan hasil belajar peserta didik yang diidentifi kasikan dalam 1. kurikulum inti, dimana peserta didik diharapkan mempelajarinyaMemusatkan perhatian pada pengalaman belajar peserta didik yang didasarkan 2. pada performance (performance-based learning experience), sama halnya dengan perolehan pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap kunci.Berisi tentang contoh-contoh pekerjaan yang meliputi seluruh pekerjaan dalam 3. kurun waktu tertentuBerisi pekerjaan tertentu yang mewakili berbagai alat pengukuran yang berbeda-4. beda.Berisi berbagai contoh pekerjaan dan evaluasi dari pekerjaan tersebut oleh peserta 5. didik, teman, guru, bahkan dimungkinkan adanya reaksi dari orangtua.

PENGGUNAAN PORTOFOLIO DALAM PENDIDIKAN

Istilah portofolio dalam pendidikan telah seringkali digunakan, tetapi dengan tujuan dan bentuk pelaksanaan yang berbeda-beda. Berikut akan dijabarkan penggunaan portofolio dalam pendidikan antara lain portofolio sebagai pengukur kompetensi/alat akreditasi, sebagai model dan strategi pembelajaran dan sebagai alat penilaian hasil belajar.

Portofolio sebagai Pengukur Kompetensi/Alat Akreditasi

Salah satu pengukuran yang dapat digunakan dalam mengukur kompetensi seseorang yang hasil belajarnya melalui pengalaman adalah dengan penyusunan portofolio. Pengukuran sebagai hasil belajar terdahulu ( prior learning) adalah hal penting yang perlu diperhatikan sebelum menyusun suatu perencanaan pembelajaran. Untuk mengetahui kompetensi seorang peserta didik yang didapat sebagai hasil belajar di sekolah bukanlah hal yang terlalu sulit, karena umumnya segera setelah seseorang

Page 25: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 1 HAKIKAT PORTOFOLIO

11

menyelesaikan program belajarnya disuatu jenjang pendidikan tertentu mereka akan mendapat sertifi kat atau ijasah. Walaupun terkadang nilai dan angka yang tertera tidaklah selalu mencerminkan kemampuan yang sesungguhnya dari peserta didik tersebut.

Hal ini berbeda dengan pengukuran hasil belajar yang didapat berdasarkan pengalaman (belajar dari pengalaman), dimana tidak ada sertifi kat ataupun ijasah. Namun secara profesional mereka-mereka ini dapat menunjukkan kemampuan kerja yang baik.

Dalam kasus-kasus yang demikianlah dibutuhkan suatu alat ukur yang dengannya akan dapat diketahui seberapa besar pengetahuan, sikap dan keterampilan seseorang yang didapat sebagai hasil belajar dari pengalaman. Diharapkan pengukuran yang demikian dapat dihargai setara dengan ijazah atau sertifi kat yang dikeluarkan oleh lembaga pendidikan formal.

Sebagai contoh seorang guru SD lulusan sekolah menengah yang telah mengajar selama lebih kurang 12 tahun. Ia berkeinginan melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi, tidak mungkin ia dihargai sama dengan lulusan Sekolah Menengah yang baru saja lulus dalam hal jumlah SKS yang harus ditempuhnya. Tentunya pengalaman mengajar selama 12 tahun harus dihargai sebagai hasil belajar dari pengalaman dan memberi nilai tambah untuknya. Lalu bagaimana cara memberikan pengakuan terhadap kasus yang demikian?

Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mengukur kompetensi seseorang seperti kasus diatas adalah dengan menyusun berkas portofolio yang dapat menggambarkan kinerja mereka. Tentunya portofolio yang disusun harus dapat memenuhi kompetensi dan standar tertentu yang telah dibuat oleh Lembaga Pendidikan tempat mereka mengajukan pendaft aran sebagai peserta didik.

Portofolio sebagai Model dan Strategi Pembelajaran

Portofolio dapat pula dimanfaatkan model dan strategi pembelajaran. Hal ini sangat dimungkinkan karena apabila dilihat dari karakteristik portofolio, maka dapat di-golongkan kedalam metode resitasi atau metode pemberian tugas.

Dalam pelaksanaannya dengan sistem SKS dapat dibagi menjadi dua, yaitu:a. Secara penuh, Dimana kegiatan belajar terstruktur dan mandiri (80%) lebih mendominasi kegiatan

belajar tatap muka (20%). Peran pengajar hanya diawal dan diakhir kegiatan belajar sepanjang semester. Pencapaian Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) seluruhnya

Page 26: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

12

dilakukan melalui kegiatan terstruktur dan mandiri dan kemudian dilanjutkan dengan pertanggungjawaban tugas, yang dikenal dengan istilah kolokium dalam bentuk diskusi ilmiah, seminar simposium atau bentuk lain yang telah diatur oleh lembaga pendidikan yang bersangkutan.

b. Secara tidak penuh, Dimana kegiatan belajar tatap muka, terstruktur dan mandiri dilakukan secara

berimbang (50%:50%). Peran pengajar masih lebih mendominasi dalam bentuk kegiatan tatap muka. Biasanya hanya dipilih beberapa Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)/indikator saja dari sekian jumlah TPK yang ada untuk dijadikan tugas portofolio. Pertanggungjawaban tugas dilakukan di akhir kegiatan belajar dalam bentuk diskusi kelompok dan dilanjutkan dengan diskusi paripurna.

Portofolio sebagai Alat Penilaian Hasil Belajar

Portofolio juga dapat digunakan untuk mengukur hasil akhir dari suatu program pembelajaran. Portofolio yang bertujuan sebagai alat penilaian hasil belajar biasanya berbentuk sekumpulan hasil karya/hasil tugas belajar yang telah dilaksanakan oleh peserta didik sepanjang kurun waktu tertentu. Sejumlah hasil karya tersebut satu sama lain merupakan tugas yang saling berhubungan sehingga dapat membentuk karya yang utuh atau juga tidak.

Sebagai contoh peserta didik S1 yang mengambil mata kuliah desain pembelajaran, •hasil akhirnya berupa satu set program kegiatan pembelajaran yang merupakan hasil dari tugas pertama sampai tugas kesekian. Masing-masing komponen tugas saling berhubungan dan memberikan kontribusi terhadap hasil penilaian akhir, namun setiap komponen juga dapat diberi nilai.Contoh lainnya adalah portofolio berupa hasil tugas belajar/karya peserta •didik Taman Kanak-kanak berupa kumpulan klipping tugas yang telah berhasil dilakukannya selama rentang waktu tertentu. Misalnya untuk keterampilan motoriknya dimulai dari merobek kertas, melipat, menempel mungkin juga sampai dengan keterampilan yang lebih kompleks seperti menggunting dan membuat mozaik. Klipping tugas belajar inilah yang akan dijadikan dasar penilaian dan biasanya diberikan kepada orangtua masing-masing sebagai bukti dari hasil belajar peserta didik tersebut.

Atau dengan perkataan lain, penilaian portofolio sangat berhubungan dengan

Page 27: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 1 HAKIKAT PORTOFOLIO

13

pencapaian akhir dari suatu tujuan pembelajaran. Untuk itu apabila pengajar ingin mendapatkan hasil portofolio yang baik, maka ia harus memulainya dari perumusan tujuan pembelajaran yang jelas, dapat diamati dan diukur. Dapat diilustarasikan sebagai berikut: Apabila tujuan akhirnya adalah membuat sebuah boneka panda, maka tujuan pembelajaran umumnya harus dapat menggambarkan dengan jelas tentang boneka yang dimaksud, sehingga peserta didik tidak akan menafsirkannya dengan boneka lain yang mungkin mirip dengan boneka panda. Kemudian tujuan antaranya berupa tujuan pembelajaran khusus harus dapat dirumuskan dengan jelas, misalnya mulai dari bagaimana membuat bagian kepala, badan, anggota badan sampai dengan ekor boneka panda. Jadi jelaslah bahwa tugas portofolio bukanlah sekedar tugas yang bersifat basa-basi saja, tetapi memerlukan perencanaan yang sistematis sejak awal proses pembelajaran.

HASIL PENELITIAN TENTANG PORTOFOLIO

Portofolio sebagai salah satu bentuk penilaian dalam proses pembelajaran di kelas telah mengalami perkembangan pesat di Amerika Serikat sejak tahun 1990. Merujuk pada pendapat Freedman dalam Herman, Gearhart dan Aschbacher (1995: 2-5)., rancangan portofolio yang baik haruslah berisikan gambaran kerja yang dapat diselesaikan pelajar terhadap tujuan kurikulum secara berarti, khususnya yang menghendaki cara berfi kir yang kompleks dengan menggunakan berbagai sumber. Selain itu portofolio telah memberikan kesempatan kepada pelajar untuk dapat merefl eksikan dan bertanggung jawab pada kemajuan belajar mereka sendiri, proses penilaian dan akhirnya cara belajar mereka sendiri.

RAND Institut sebagai bagian dari CRESST (Center for Research on Evaluation, Standart, and Student Testing) telah mengadakan evaluasi terhadap nilai reliabilitas dari implementasi program portofolio pada tahun 1991 – 92. Pada laporan awal dari RAND/CRESST yang berjudul: The Vermont Assessment Program: Interim Report on Implementation and Impact, 1991 – 92 School Year mendiskusikan pelaksanaan dan pengaruh yang muncul dari program tersebut. Hasilnya antara lain bahwa banyak pendidik di Vermont yang mengemukakan bahwa sebagai suatu bentuk inovasi portofolio sulit diterima pada tahun-tahun pertama diterapkannya. Tugas ini dianggap terlalu berat dan perlu adanya perbaikan program. Meskipun dirasakan berat, tetapi program tersebut memperoleh dukungan yang kuat ataupun respon yang positif. Bahkan setengah dari sekolah yang diteliti staff lokalnya telah mengembangkan portofolio di luar dua tingkat yang telah ditentukan oleh negara dan 13 % dari kepala sekolah mengatakan akan memberikan motivasi kepada guru-

Page 28: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

14

guru untuk berpartisipasi dengan jalan mengikutkan guru-guru pada pelatihan-pelatihan portofolio. Apabila respon guru-guru pada tahun-tahun pertama rendah, maka pada tahun kedua dari penelitian ini menunjukkan adanya respon yang lebih baik atau adanya peningkatan dengan hasil yang lebih representatif. Mereka menyatakan bahwa portofolio memiliki pengaruh terhadap proses pembelajaran. Dari interpretasi portofolio, didapat bahwa portofolio dapat mendemonstrasikan berfikir logis peserta didik dan juga pemecahan masalah dibandingkan dengan tes standar secara konvensional. Jadi pada tahun kedua penilaian portofolio ini dilaksanakan secara lebih lancar, kepelatihan lebih sering diadakan, lebih efektif, semakin menunjukkan dampak yang lebih signifikan untuk guru dan murid walaupun kesulitan tetap ada.

Laporan ini juga merefl eksikan komponen evaluasi yang kedua, dimana RAND menguji kualitas informasi yang diperoleh melalui penilaian portofolio. Dari perhitungan derajat reliabilitas yang didapat adalah rendah. Hal ini dapat dipahami karena pemberian penilaian portofolio banyak mengandung unsur subyektif. Namun demikian fokus penilaian portofolio bukan pada dampak intervensi pendidikan program portofolio, tetapi pada alat evaluasi itu sebagai suatu sistem yang merupakan sarana dari perubahan dalam pembelajaran untuk melengkapi tradisi atau kontrol yang telah dimiliki selama ini.

Sedangkan derajat validitas dari penilaian portofolio dilakukan oleh Gearhart, Baker dan Whittaker (1992 : 1-2) dalam penelitiannya yang berjudul: Whose work is it ? A question for the validity of large – scale portfolio assessment. Tujuan dari penelitian ini untuk menggali keberartian penilaian portofolio pada pelajar-pelajar di sekolah dasar. Hasilnya menunjukkan bahwa sembilan dari guru-guru sekolah dasar menyatakan dukungan pembelajaran mereka. Hal ini ditunjukkan dengan kesediaan mereka meyiapkan tugas penulisan masing-masing 6 pelajar sebagai target. Penilaian guru-guru cenderung berkisar antara rentangan rendah sampai ke rata- rata.

Selanjutnya Gearhart, Baker & Whitaker (1992 : 40-41) dan kawan-kawan melaporkan hasil penelitian mereka yang berjudul: Writing Portfolio’s at Th e Elementary Level: A study of Methods for Writing Assessment. Tujuan dari penelitian mereka adalah untuk menguji keterlaksanaan penilaian kompetensi menulis peserta didik dengan penilaian holistik dan analitik tentang portfolio peserta didik. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa apabila dibandingkan menulis secara konvensional, penilaian holistik terhadap kerja portofolio dan koleksi portofolio menunjukkan hasil yang lebih tinggi. Selain itu penilaian portofolio juga dapat membedakan tingkat kelas dan perbedaan

Page 29: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 1 HAKIKAT PORTOFOLIO

15

kompetensi peserta didik. Jadi dari ‘rating’ portofolio dapat mendemonstrasikan hasil yang mendukung pemanfaatannya, paling tidak nilai portofolio secara holistik untuk evaluasi menulis.

Sedangkan Linn (1993 : 21-22) dan kawan-kawan dalam laporan yang berjudul: Cross – State Comparability of Judgements of Student Writing: Result from the New Standard Project. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keterlaksanaan perbandingan kinerja pada tugas-tugas yang berbeda. Sampel dari penelitian ini adalah sejumlah tugas peserta didik dan pakar-pakar baca yang akan menilai produk peserta didik pada tingkat elementary, middle school dan high school. Hasilnya menunjukkan bahwa skor korelasi yang dihasilkan oleh pembaca-pembaca antar negara bagian tergolong tinggi, untuk elementary diperoleh nilai 0,73 , middle school 0,80 dan high school 0,81. Dalam penelitian ini telah tercapai suatu konsensus pada semua tingakt pendidikan terhadap penyusunan penulisan (paper), tetapi belum ada konsesus tentang penilaian terhadap seperangkat standar penguasaan. Jelasnya adanya perbedaan kualitas setiap penilai, hal ini dikarenakan tidak adanya standar yang sama pada setiap negara bagian. Oleh karena itu perlu adanya diskusi untuk mencapai konsesus bersama untuk mendefi nisikan pokok-pokok yang akan dinilai.

Berikut ini adalah laporan yang ditulis oleh Aschbacher (1993 : 25-29) berjudul: Issues in Inovative Assessment for Classroom Practice: Barriers and Facilitators. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hambatan dan kemudahan dari implementasi kinerja di sekolah dengan konteks populasi berbeda yang dilakukan melalui survey dan observasi di 6 lokasi. Hasilnya menunjukkan hambatan yang dihadapi antara lain: fokus kegiatan pembelajaran ketimbang hasil pelajar; kesulitan untuk menspesifi kasikan kriteria untuk menilai pekerjaan pelajar; ketidakpastian penilaian; kurang waktu untuk belajar; merencanakan, mempraktekkan, menggunakan dan merefl eksikan; kebutuhan akan latihan dan dukungan; keengganan untuk berubah dan kurang rencana implementasi jangka panjang. Sedangkan kemudahan-kemudahannya antara lain: komitmen yang bertujuan untuk memperbaharui penilaian dan pembelajaran, merupakan bagian dari kelompok, dukungan administratif dan bantuan teknis yang terus menerus.

Selanjutnya akan dikaji penelitian yang berhubungan dengan teknik penugasan atau dikenal juga sebagai metode resitasi dalam belajar. Elliot dalam Sri Pudjiastuti (1991 : 61) meneliti metode resitasi yang diterapkan pada peserta didik sekolah menengah tingkat atas di Afrika yang mempelajari matematika. Tujuan penelitiannya ingin diketahui kemampuan peserta didik untuk dapat menuliskan hasil tugas di dalam kelas tanpa melihat pada buku tugas/pekerjaan rumah mereka. Hasilnya menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang menggunakan metode resitasi adalah 72. Meskipun tidak dijelaskan berapa

Page 30: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

16

skor hasil belajar dengan metode lain, tetapi secara tegas dikemukakan bahwa dengan dengan metode tugas resitasi hasil belajar lebih baik. Sedangkan Pudjiastuti sendiri telah meneliti pengaruh strategi pembelajaran dengan menggunakan metode tugas resitasi kelompok dan resitasi perorangan pada peserta didik dengan latar belakang eksakta dan non eksakta. Hasilnya menunjukkan pengaruh terhadap hasil belajar peserta didik pada mata kuliah Pendidikan Kewiraan kawasan kognitif. Selanjutnya dijelaskan bahwa tugas resitasi perorangan memberikan pengaruh pada hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar peserta didik yang menggunakan metode tugas resitasi kelompok.

Penelitian lainnya tentang keefektifan model pembelajaran penugasan portofolio telah dilakukan oleh Yuliani Nurani (1996 : 135-136). Dalam tesisnya terbukti bahwa model pembelajaran penugasan portofolio merupakan suatu model pembelajaran yang sesuai dengan satuan kredit semester ( SKS) yang berlaku bagi pelaksanaan proses pembelajaran di perguruan tinggi khususnya di Universitas Negeri Jakarta (IKIP). Mengingat semua komponen yang terdapat dalam SKS, yaitu pembelajaran tatap muka, terstruktur dan mandiri dapat diaplikasikan kedalam model pembelajaran portofolio yang terdiri dari emapat fase, yaitu fase pemberian tugas, pelaksanaan tugas, reses dan pertangungjawaban tugas. Selain itu terbukti dari uji keefektifan model pembelajaran bahwa manusia yang menggunakan model pembelajaran penugasan portofolio hasil belajarnya lebih tinggi dari peserta didik yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

Page 31: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

17

Sistem Kredit Semester

B a b 2

“Kekuatan tidak datang dari kemampuan fi sik. Dia datang

dari kemauan yang tidak dapat ditaklukkan.”

Mahatma Gandhi (1869-1948), Filsuf India

Page 32: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

18

PELAKSANAAN SISTEM KREDIT SEMESTER

Mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 1990 tentang pendidikan tinggi telah diisyaratkan bahwa pendidikan tinggi bertujuan menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian (Pasal 2 ayat 1). Selain itu dijelaskan pula bahwa pendidikan tinggi bertujuan mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional (Pasal 2 ayat 2).

Untuk meningkatkan pembelajaran ( instruction) di perguruan tinggi sejak tahun 1979 telah diberlakukan sistem penyelenggaraan proses pendidikan tinggi atas dasar system kredit semester ( SKS). Seiring dengan dikeluarkannya SK Mendikbud RI No. 0214/U/79 yang telah ditetapkan pada tanggal 8 Juni 1979 berisikan antara lain tentang: penggunaan system kredit semester dengan pengaturan standar beban belajar dan masa belajar untuk setiap jenjang dan jenis program secara lebih baik dan terarah (Depdikbud, 1983). Hal ini dipertegas kembali di dalam PP No. 30 tahun 1990 tentang pendidikan tinggi bahwa administrasi pendidikan tinggi diselenggarakan dengan menerapkan sistem kredit semester (Pasal 9 ayat 1). Yakni, Selanjutnya tata laksana sistem kredit semester di perguruan tinggi inilah yang dijadikan rujukan bagi sekolah dasar dan menengah yang ikut melaksanakan sistem kredit semester tersebut. Berdasarkan acuan standar isi yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan ( BSNP), Depdiknas 2009 dijelaskan bahwa Sistem Kredit Semester ( SKS) adalah penyenggaraan pendidikan dengan menggunakan Satuan Kredit Semester ( SKS) untuk menyatakan beban belajar mahasiswa, beban kerja dosen, pengalaman belajar, dan beban penyelenggara program pendidikan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa Satuan Kredit Semester ( SKS) adalah tataran penghargaan terhadap beban belajar atau pengalaman belajar mahasiswa yang diperolah selama satu semester melalui kegiatan terjadwal per minggu. Perbedaan tataran untuk tugas terstruktur dan mandiri mempertimbangkan tingkat kedalaman kompetensi yang harus dicapai untuk masing-masing program ( BSNP, 2009)

Sistem kredit semester adalah suatu sistem penyelenggaraan pendidikan dimana beban studi peserta didik, beban kerja tenaga pengajar, dan beban penyelenggaraan program lembaga pendidikan dinyatakan dalam satuan kredit semester. Banyaknya satuan kredit semester yang diberikan untuk mata kuliah/ pelajaran atau kegiatan proses belajar mengajar lainnya, adalah besarnya pengakuan atas keberhasilan usaha menyelesaikan kegiatan akademik yang bersangkutan. Dalam satu kegiatan akademik diperhitungkan

Page 33: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 2 SISTEM KREDIT SEMESTER

19

tidak hanya kegiatan tatap muka yang terjadwal tetapi juga kegiatan yang direncanakan (terstruktur) dan yang dilakukan secara mandiri (Slameto, 1991: 115).

Sistem kredit semester diterapkan agar memungkinkan lembaga pendidikan dapat melaksanakan penyajian program studi yang beraneka ragam dan luwes, serta agar dapat memberi kesempatan yang lebih luas kepada peserta didik untuk memilih dan melaksanakan program studi, sesuai dengan kemampuan, minat, dan kesempatan yang dimiliki.

Meskipun SKS sudah lebih dari tiga dasa warsa diberlakukan di negeri ini, tetapi bagaimanapun dalam penyelenggaraannya di sana sini masih terdapat banyak kekurangan-kekurangan. Hal tersebut disebabkan bukan saja dari peserta didik yang belajar, tetapi juga oleh faktor pengajar sebagai pengelola kegiatan pembelajaran. Banyak pengajar yang belum mengetahui seluk beluk penyelenggaraan SKS ini, SKS bukan semata-mata penyampaian mata kuliah tetapi penjadwalan kegiatan belajar dan seharusnya tidak ada lagi program paket di dalamnya. Akibatnya sedikit sekali pengajar yang benar-benar dapat menerapkannya dalam mata kuliah yang dibinanya. Umumnya pengajar hanya memperhatikan salah satu komponen waktu belajar peserta didik dalam SKS, yaitu pertemuan tatap muka yang memang sudah terjadwal. Sedangkan kegiatan terstruktur biasanya digabungkan dengan pertemuan tatap muka dan waktu belajar mandiri sepenuhnya diserahkan kepada peserta didik yang mengambil mata kuliah/ pelajaran tersebut.

Sebagai contoh, perhitungan jumlah waktu belajar ideal yang seharusnya digunakan oleh peserta didik untuk mengikuti mata kuliah dengan bobot 2 SKS selama 1 semester (sebagai bandingan) adalah sebagai berikut:

Kuliah tatap muka = 16 (minggu) x 2 (sks) x 50 menit = 27 jam •Kuliah terstruktur = 16 (minggu) x 2 (sks) x 60 menit = 32 jam •Belajar mandiri = 16 (minggu) x 2 (sks) x 60 menit = 32 jam •

Jadi jumlah jam yang dipergunakan sepanjang 1 semester adalah 91 jam untuk mata kuliah dengan bobot 2 SKS. Apabila suatu mata kuliah berbobot 4 SKS, maka waktu ideal yang harus dipergunakan peserta didik selama 1 semester berjumlah 182 jam. Artinya untuk mata kuliah yang berbobot 4 SKS ia harus belajar minimal 4 jam setiap kali ada pertemuan mata kuliah tersebut di luar kuliah tatap muka yang sudah terjadwal.

Apabila peserta didik hanya menggunakan waktu kuliah tatap muka saja, maka dapat dibayangkan betapa banyak kekurangan waktu yang seharusnya dipenuhi sesuai dengan bobot SKS yang telah ditentukan. Padahal kuliah tatap muka itu hanya memenuhi sepertiga waktu yang ditentukan, sedangkan waktu terbanyak justru pada

Page 34: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

20

kuliah terstruktur dan belajar mandiri. Lalu apa jadinya bila pengajar hanya mengontrol perkuliahan tatap muka saja dan dapatlah diperkirakan seberapa besar kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah mengikuti mata kuliah tersebut.

Satuan kredit semester harus ditunjang oleh penjadwalan yang laik, kurikulum yang fl eksibel dan yang tak kalah pentingnya adalah penasehat akademik (PA) harus berperan. Selain itu kondisi kelas tidak boleh besar dalam arti jumlah peserta didik yang mengikuti perkuliahan dalam satu kelas.

Melihat kenyataan demikian, tampaklah bahwa kondisi ideal proses pembelajaran dengan satuan kredit semester tidaklah berjalan sebagaimana seharusnya. Kondisi ini merupakan tantangan bagi para pengembang model pembelajaran.

Mata kuliah yang berbobot empat SKS-pun, seringkali masih kekurangan waktu dikarenakan banyaknya jumlah pokok bahasan atau topik yang harus dibahas selama satu semester, sehingga yang seringkali dirasakan oleh hampir seluruh pengajar adalah betapa sulitnya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan akan dimiliki peserta didik setelah mereka mengikuti mata kuliah/ pelajaran tersebut. Terlebih lagi apabila peserta didik dan pengajar hanya mengandalkan waktu kuliah tatap muka saja. Tentunya pengajar akan sangat direpotkan oleh dilema antara pencapaian tujuan dari sekian banyaknya topik dengan waktu belajar tatap muka yang terbatas.

Terkait dengan peran pengajar yang terpenting sesuai dengan konsep Teknologi Pendidikan yaitu bagaimana cara yang paling efektif dan efi sien agar terjadi proses belajar pada pembelajar. Untuk itu peserta didik perlu dibekali pengetahuan dan cara untuk belajar secara efektif dan efi sien dalam rangka mencapai tujuan akhir dari setiap mata kuliah/ pelajaran yang diikutinya.

Selama ini dalam perkuliahan tatap muka, peserta didik dan pengajar hanya mengandalkan teknik penyampaian isi pelajaran secara konvensional yaitu melalui ceramah yang biasanya divariasikan dengan tanya jawab. Teknik demikian memang cukup memadai untuk kondisi tertentu, tetapi dengan jumlah peserta didik yang banyak belum lagi materi yang padat teknik yang demikian terasa kurang memadai. Karena semakin banyak jumlah peserta didik dan semakin padatnya materi yang harus disampaikan semakin banyak pula waktu yang dibutuhkan. Untuk itu pengajar tidak dapat lagi hanya mengandalkan kuliah tatap muka saja, melainkan harus mengatur waktu belajar lain di luar kuliah tatap muka dan mencari teknik tertentu untuk mengatasi kendala waktu tersebut.

Padahal apabila dikaji lebih mendalam banyak sekali kemungkinan-kemungkinan teknik pembelajaran yang dapat dilakukan sesuai dengan karakteristik mata kuliah yang akan diajarkan. Dalam kondisi demikian daya kreativitas pengajar sangatlah diperlukan,

Page 35: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 2 SISTEM KREDIT SEMESTER

21

apabila ia menginginkan peserta didiknya mencapai hasil belajar yang optimal sesuai dengan kemampuan masing-masing individu.

Dampak lain yang dapat timbul adalah faktor kebosanan dalam diri peserta didik yang dapat berakibat pada berkurangnya motivasi, minat, dan gairah mereka untuk memperdalam mata kuliah secara menyeluruh dan mendalam. Peserta didik hanya belajar untuk mengejar nilai saja, bahkan ada sebagian peserta didik yang beranggapan yang penting lulus. Sehubungan dengan hal tersebut, di kalangan peserta didik singkatan SKS sering diganti dengan “sistem kebut semalam” yang juga berinisial SKS. Pada kenyataan demikian dapat dibayangkan bagaimana mutu keprofesionalan yang akan dihasilkan oleh calon-calon pendidik bangsa di masa mendatang.

Mayer dalam Seels dan Richey (1994 : 13) menyatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan yang relatif permanen dalam perilaku yang terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman dan merupakan suatu proses. Sementara itu Nasution (1989 : 112) menegaskan bahwa cara yang terbaik untuk mengubah tingkah laku dalam belajar adalah dengan latihan dan reinforcement. Melalui latihan-latihan maka pengalaman akan bertambah dan dengan demikian pengetahuanpun akan bertambah pula.

Hal ini diperkuat oleh teori cognitivistik yang dikutip oleh Soekamto (1993 : 81) yang menyatakan bahwa belajar bukan sekedar pengalaman atau hasil belajar tetapi suatu proses. Belajar sebagai suatu proses merupakan kegiatan yang aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu proses belajar harus direncanakan secara terperinci dan sistematis, agar terjadi partisipasi aktif pada diri peserta didik. Hal ini sangat karena belajar adalah aktivitas pribadi yang harus dilakukan sendiri dan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain. Pendapat lain tentang belajar dikemukakan oleh Gagne, Briggs & Wager (dalam Prawiradilaga, 2007 : 24) yang menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh kondisi internal dan kondisi eksternal peserta didik. Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik antara lain: kecerdasan, minat, bakat, kebutuhan, dan tujuan; sedangkan factor eksternal mencakup faktor-faktor yang berasal dari luar diri antara lain: lingkungan, situasi belajar, sarana dan prasarana. Winkel (1991 : 36) secara lebih tegas mendefi nisikan belajar sebagai aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, sikap dan nilai ataupun keterampilan yang bersifat konstan dan berbekas pada diri peserta didik.

Berdasarkan pendapat beberapa tokoh di atas, maka jelaslah bahwa kegiatan belajar perlu direncanakan sehingga proses pembelajaran dapat menjadi suatu lingkungan yang

Page 36: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

22

memungkinkan peserta didik dapat melakukan aktivitas belajar dengan baik untuk mencapai hasil yang optimal.

Pembelajaran dalam pandangan modern, seperti yang dikemukakan oleh Dick dan Carey (1990 : 2-3) merupakan proses sistematis yang setiap komponennya merupakan hal yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan belajar peserta didik. Mereka menganggap suatu pembelajaran efektif apabila berhasil mendorong peserta didik untuk belajar. Pandangan yang sama dikemukakan juga oleh Gagne dan Driscoll bahwa tujuan pembelajaran yang utama adalah mendorong agar peserta didik mau belajar. Agar mahsaiswa dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, maka proses pembelajaran perlu dirancang dan dikembangkan sebaik mungkin agar terjadi tindak belajar yang efektif dan efi sien pada diri setiap peserta didik. Reigeluth (dalam Seels dan Richey 1994 : 34-35) telah menawarkan salah satu cara yang dapat digunakan yaitu dengan melakukan pemilihan yang tepat terhadap strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan isi pelajarannya sebelum proses pembelajaran berlangsung. Semua ini akan tercermin dalam suatu rencana kegiatan yang akan dilakukan oleh pengajar dan peserta didik. Hal ini didukung pula oleh pendapat Davies yang menyatakan bahwa proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh fungsi guru dalam menetapkan tujuan, menyusun strategi pembelajaran dan persiapan, penyusunan evaluasi keberhasilan.

Berdasarkan beberapa kendala yang dihadapi peserta didik dan pengajar dalam mata kuliah Belajar dan Pembelajaran, maka perlu dipikirkan dan dicarikan jalan keluar untuk mengatasinya. Untuk itu melalui pengembangan model pembelajaran ini akan dicobakan suatu bentuk model pembelajaran yang memenuhi penerapan sistem kredit semester ( SKS), dengan mengaktifk an dua komponen SKS yang selama ini jarang digunakan yaitu: kuliah terstruktur dan belajar mandiri.

Padahal apabila dikaji dari perhitungan jumlah waktu belajar ideal yang seharusnya digunakan untuk memenuhi setiap SKS dalam satu mata kuliah, jumlah jam belajar yang terbanyak adalah dari kedua komponen SKS yaitu kuliah terstruktur dan belajar mandiri.

PEMBELAJARAN DALAM SATUAN KREDIT SEMESTER

Kegiatan pembelajaran perlu direncanakan sehingga proses pembelajaran dapat menjadi suatu lingkungan yang memungkinkan peserta didik dapat melakukan aktivitas belajar dengan baik untuk mencapai hasil yang optimal.

Apabila dikaji dari perhitungan jumlah waktu belajar ideal yang seharusnya digunakan untuk memenuhi setiap SKS dalam satu mata kuliah, jumlah jam belajar

Page 37: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 2 SISTEM KREDIT SEMESTER

23

yang terbanyak adalah dari kedua komponen SKS yaitu kuliah terstruktur dan belajar mandiri.

Pelaksanaan satuan kredit semester ( SKS) dalam kenyataan masih banyak me-nimbulkan permasalahan tentang bagaimana cara pelaksanaan SKS ini di perguruan tinggi. Untuk itu setiap pengajar yang bertindak sebagai pengelola kegiatan belajar perlu memahami benar prinsip-prinsip, cara mengelola dan menterjemahkan SKS tersebut sehingga dapat dilaksanakan sebagaimana seharusnya.

Sistem Kredit Semester ( SKS) adalah suatu sistem penyelenggaraan pendidikan dimana beban studi peserta didik, beban tenaga pengajar dan beban penyelenggara program lembaga pendidikan dinyatakan dalam kredit. Sedangkan satuan kredit semester ( SKS) adalah satuan yang digunakan untuk menyatakan besarnya beban studi peserta didik, besarnya pengakuan atas keberhasilan usaha kumulatif bagi suatu program tertentu, serta usaha untuk penyelenggaraan pendidikan bagi perguruan tinggi, khususnya bagi tenaga pengajar.

Adapun yang dimaksud dengan kredit adalah ukuran atau satuan beban belajar peserta didik yang ditentukan oleh jumlah jam perkuliahan tatap muka dalam kegiatan intrakurikuler dan kegiatan berupa pekerjaan atau tugas di rumah serta praktek/kerja lapangan sebagai kegiatan kokurikuler yang dilaksanakan per-minggu per-semester. Satuan beban belajar ini lazim disebut satuan kredit semester.

Tujuan umum penerapan SKS adalah agar perguruan tinggi dapat lebih memenuhi tuntutan pembangunan, karena di dalamnya dimungkinkan penyajian program pendidikan yang bervariasi dan fl eksibel, sehingga memberi kemungkinan lebih luas kepada peserta didik untuk memilih program menuju suatu rencana jenjang profesi tertentu yang dituntut oleh pembangunan.

Beberapa ciri sistem kredit, yaitu: (1) dalam sistem kredit tiap-tiap mata kuliah diberikan harga yang dinamakan bobot kredit, (2) banyaknya bobot kredit untuk mata kuliah yang berlainan tidak perlu sama dan (3) banyaknya bobot kredit untuk masing-masing mata kuliah ditentukan atas dasar besarnya usaha untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dinyatakan dalam program perkuliahan, praktikum, kerja lapangan, maupun tugas lainnya.

Berhubungan dengan penerapan SKS dalam kegiatan perkuliahan Slameto (1991: 115-116) menjelaskan bahwa besarnya beban studi peserta didik dinyatakan dalam nilai kredit semester suatu mata kuliah, yaitu sebagai berikut:

Nilai kredit semester untuk perkuliahan, • Untuk perkuliahan, nilai satuan kredit semester ditentukan berdasarkan beban

kegiatan yang meliputi 3 macam kegiatan per-minggu, yaitu: (1) 50 menit acara

Page 38: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

24

tatap muka terjadwal dengan tenaga pengajar, (2) 60 menit acara kegiatan akademik terstruktur yaitu kegiatan studi yang tidak terjadwal tetapi direncanakan dengan baik oleh tenaga pengajar, dan (3) 60 menit acara kegiatan akademik mandiri, yaitu kegiatan yang harus dilakukan peserta didik secara mandiri untuk mendalami, mempersiapkan ataupun untuk tujuan lain yang berhubungan dengan tugas akademik, misalnya dalam bentuk membaca referensi.Selanjutnya dijelaskan bahwa suatu program semester yang berharga satu • SKS diselenggarakan setiap minggu selama satu semester sebagai berikut:

Jenis Kegiatan Lamanya

Kegiatan tatap muka terjadwal50 menit

Kegiatan akademik terstruktur, tidak terjadwal tetapi direncanakan oleh pengajar dan peserta didik melaksanakannya.

60 menit

Kegiatan akademik mandiri, yang dilaksanakan peserta didik atas inisiatif sendiri.

60 menit

Apabila melihat aturan bagaimana seharusnya SKS itu diterapkan di lapangan terutama yang berhubungan dengan lamanya waktu yang digunakan untuk ketiga jenis kegiatan tersebut, maka dapat dilihat umumnya baik pengajar maupun peserta didik cenderung hanya mengandalkan kegiatan tatap muka terjadwal saja. Padahal kedua jenis kegiatan lainnya justru memiliki jumlah waktu yang lebih banyak dengan perincian kegiatan akademik terstruktur lamanya 60 menit dan kegiatan akademik mandiri lamanya 60 menit. Perhitungan tersebut didasari pada pelaksanaan SKS secara ideal.

Apabila kondisi seperti di atas tetap berlangsung, maka dapat dibayangkan betapa repotnya peserta didik dan pengajar dalam menyerap isi perkuliahan yang diharapkan akan dapat dicapai di akhir semester dan yang lebih penting lagi adalah daya nalar dan kemandirian peserta didik tidak akan berkembang bahkan hal ini akan mengurangi kreativitas mereka dalam mencari dan menemukan sendiri pengetahuan yang diperlukan mereka dalam rangka pengembangan diri pribadi.

Sebenarnya tidak ada alasan kurangnya waktu yang selalu dikaitkan dengan padatnya isi perkuliahan yang harus diberikan, asalkan pengajar dan peserta didik mau berbuat kreatif dan menempatkan waktu belajar dalam SKS tersebut pada porsi yang tepat.

Page 39: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

25

Portofolio SebagaiModel Pembelajaran

B a b 3

“Berpikirlah 100 kali sebelum Anda mengambil keputusan. Tapi sekali keputusan telah diambil, jagalah

keputusan itu.”

Muhammad Ali Jinnah (1876-1948), Politikus dan Pendiri Pakistan

Page 40: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

26

MODEL PEMBELAJARAN

Hingga saat ini telah cukup banyak model- model pembelajaran yang dikembangkan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam proses pembelajaran. Model- model tersebut dikembangkan untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran tertentu dan bertolak dari landasan teori belajar tertentu, serta mempersyaratkan adanya kondisi-kondisi tertentu pula.

Secara etimologis, istilah model berasal dari bahasa latin yaitu modulus atau modul yang mempunyai pengertian kecil; sesuai dengan istilah yang digunakan dalam penelitian pengembangan, model merujuk kepada 2 hal, yaitu: (1) contoh atau sesuatu yang ditiru dan (2) bentuk, pola atau rancangan. Selain itu, Horton seperti dikutip oleh Suriasumantri (1986: 23) mengemukakan bahwa model bersifat menjelaskan hubungan berbagai komponen, aksi dan reaksi serta sebab akibat . Lebih jelas lagi model biasanya digunakan untuk hal-hal yang bersifat: (1) menggambarkan sesuatu, (2) menjelaskan suatu proses, (3) mengkaji atau menganalisis sesuatu sistem, (4) menggambarkan dari suatu situasi, dan (5) bersifat memprediksi sesuatu keputusan yang akan diambil.

Penelitian survey Miarso (1989 : 70) menunjukkan adanya empat klasifi kasi model berdasarkan tujuannya, yaitu: model untuk peningkatan kemampuan pengajar, pembuatan produk pembelajaran, peningkatan sistem serta model untuk peningkatan organisasi. Mengacu pada penelitian Miarso tersebut, dalam kegiatan pengembangan ini model pembelajaran yang dimaksud termasuk dalam kategori model yang bersifat preskripsi untuk peningkatan kemampuan pengajar. Aktivitas model ini berfokus pada peningkatan pengetahuan, keterampilan, sensitivitas dan teknik pembelajaran yang digunakan. Selain itu model ini dibuat khusus untuk kegunaan seorang tenaga pengajar untuk keperluan di kelas.

Sedangkan berdasarkan taksonomi model pengembangan pembelajaran yang disusun oleh Gustafson yang dikutip oleh Soekamto (1993 : 12-15), model pembelajaran yang akan dikembangkan ini termasuk model yang berorientasi pada kelas. Asumsinya bahwa telah ada pengajar, peserta didik, kurikulum dan fasilitas tertentu akan tetapi pengajar merasakan adanya suatu kebutuhan untuk meningkatkan efektivitas pembelajarannya. Selain itu dalam proses pengembangan semacam ini pengajar dapat bekerja sendiri tenpa perlu adanya suatu tim khusus. Ditambahkan pula bahwa model yang berorientasi pada kelas sangat penting bagi pengajar yang mempunyai anggapan bahwa tugas mereka adalah mengejar dan peserta didiknya memerlukan pembelajaran yang baik, benar serta bermanfaat bagi kehidupannya kelak.

Dalam pengembangan model pembelajaran ini tidak hanya dipikirkan tentang isi atau informasi apa yang akan disajikan, tetapi yang lebih utama adalah memikirkan

Page 41: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 3 PORTOFOLIO SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN

27

bagaimana memperlancar proses belajar serta meningkatkan hasil belajar peserta didik. Untuk itu akan dikaji beberapa teori belajar sebagai pengetahuan dasar yang komprehensif serta penerapannya dalam pengembangan model pembelajaran.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka akan dikaji beberapa teori belajar yang dianggap mendukung kegiatan pengembangan model pembelajaran yang akan dilaksanakan. Untuk itu akan dikaji teori-teori belajar dari tiga tokoh yang mendasarkan teorinya pada model- model pembelajaran kognitif, mereka adalah Jerome Bruner dengan model belajar penemuan, David Ausubel dengan model belajar bermakna dan Robert M. Gagne dengan fase-fase belajar dan kejadian-kejadian instruksional.

Ketiga teori ini akan dijadikan landasan bagi pengembangan model pembelajaran penugasan portofolio dalam mata kuliah Belajar dan Pembelajaran.

Model Belajar Penemuan Bruner

Menurut Bruner (dalam Dahar, 1989 : 98-99) inti belajar adalah cara-cara bagaimana orang memilih, mempertahankan dan mentransformasikan informasi secara aktif. Pendekatannya terhadap belajar ada dua asumsi yaitu: (1) perolehan pengetahuan merupakan suatu proses interaktif, artinya orang yang belajar berinteraksi dengan lingkungan secara aktif; (2) orang mengkonstruksikan pengetahuannya dengan menghubungkan informasi yang masuk dengan informasi yang disimpan yang diperoleh sebelumnya.

Selanjutnya Bruner yang dikutip oleh Dahar (1989 : 101) mengemukakan bahwa belajar melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir bersamaan: (1) memperoleh informasi baru; (2) transformasi informasi; dan (3) menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan. Lebih dalam dijelaskan bahwa belajar penemuan ( discovery learning) sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh peserta didik dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik. Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya akan menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. Belajar yang diperoleh dengan belajar penemuan menunjukkan beberapa kebaikan. Pertama, pengetahuan itu bertahan lama atau lama dapat diingat atau lebih mudah diingat, bila dibandingkan dengan pengetahuan yang dipelajari dengan cara-cara lain. Kedua, hasil belajar penemuan mempunyai efek transfer yang lebih baik daripada hasil lainnya. Ketiga, secara menyeluruh belajar penemuan meningkatkan penalaran peserta didik dan kemampuan untuk berpikir secara bebas. Secara khusus belajar penemuan melatih keterampilan-keterampilan kognitif peserta didik untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain.

Page 42: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

28

Selanjutnya dikemukakan bahwa belajar penemuan dapat membangkitkan ke-ingintahuan peserta didik, memberi motivasi untuk bekerja terus sampai menemukan jawaban-jawaban yang dicari dan menimbulkan rasa puas pada diri peserta didik. Selain itu pendekatan ini dapat mengajarkan keterampilan-keterampilan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain, dan meminta peserta didik untuk menganalisis dan memanipulasi informasi, tidak hanya menerima saja.

Model Belajar Bermakna Ausubel

Sejalan dengan pendapat di atas, Ausubel (dalam Dahar, 1989 : 111) menyatakan bahwa belajar bermakna hanya terjadi bila peserta didik mencari dan menemukan sendiri pengetahuannya. Bagi Ausubel belajar bermakna merupakan suatu proses mengkaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.

Selanjutnya, Ausubel (dalam Dahar, 1989 : 112) juga mengemukakan tentang prasyarat-prasyarat dari belajar bermakna sebagai berikut: materi yang dipelajari harus bermakna secara potensial yang tergantung pada dua faktor, yaitu: (1) suatu materi harus memiliki kebermaknaan logis, (2) gagasan-gagasan yang relevan harus terdapat dalam struktur kognitif seseorang dengan memperhatikan pengalaman, tingkat perkembangan, intelegensia dan usia seseorang.

Inti teori belajarnya adalah agar terjadi belajar bermakna, konsep atau informasi baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitif peserta didik. Untuk menerapkan teori Ausubel (dalam Dahar, 1989 : 117-118) dalam proses pembelajaran, ada satu konsep ataupun prinsip yang menarik yaitu pengatur awal ( advance organizer) pada awal pelajaran yang dilakukan untuk: (1) mengarahkan peserta didik ke materi yang akan dipelajari, (2) menolong peserta didik untuk mengingat kembali informasi yang berhubungan yang dapat digunakan untuk menanamkan pengetahuan baru, (3) menyiapkan mental agar peserta didik siap menerima informasi baru, biasanya ini disajikan sebelum materi baru tersebut.

Fase dan Kejadian Belajar Gagne

Gagne dalam Dahar (1989 : 28) mengemukakan dalam suatu tindakan belajar terdapat delapan fase belajar. Fase-fase itu merupakan kejadian-kejadian eksternal yang dapat distrukturkan oleh orang yang peserta didik ataupun pengajar. Setiap fase dipasangkan dengan suatu proses yang terjadi dalam pikiran peserta didik yang belajar. Di bawah ini akan diuraikan hubungan antara fase-fase dan kejadian belajar. Setiap fase diberi nama,

Page 43: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 3 PORTOFOLIO SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN

29

dan di bawah masing-masing fase terlihat satu kotak yang menunjukkan proses internal utama, yaitu kejadian-kejadian belajar yang berlangsung selama fase itu.

FASE BELAJARKEJADIAN-KEJADIAN

BELAJARBELAJAR SEBAGAI PROSES KOGNITIF

HARAPAN

PERHATIAN PERSEPSI SELEKTIF

KODING MASUK PENYIMPANAN

PENYIMPANAN MEMORI

PEMANGGILAN

TRANSFER

PEMBERIAN RESPON

REINFORCEMENT

Fase Motivasi

Fase Pengenalan

Fase Perolehan

Fase Retensi

Fase Pemanggilan

Fase Generalisasi

Fase Penampilan

Fase Umpan Balik

1. Mengaktifkan motivasi.

2. Memberitahu tujuan-tujuan belajar.

3. Mengarahkan perhatian.

4. Merangsang ingatan.

5. Menyediakan bimbingan.

6. Melancarkan retensi

7. Melancarkan transfer belajar

8. Memperlihatkan umpan balik memberikan umpan balik

Memperoleh informasi baru

Transformasi informasi

Menguji relevansi ketepatan pengetahuan

HUBUNGAN ANTARA FASE-FASE DAN KEJADIAN BELAJARDISERTAI DENGAN BELAJAR SEBAGAI PROSES KOGNITIF

(Modifi kasi dari Pendapat Gagne dan Bruner dalam Dahar (1989 : 141-143)

Page 44: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

30

Berikut akan dijelaskan fase belajar dan kejadian belajar yang menyertainya:a. Fase Motivasi Kejadian belajar: (a) mengaktifk an motivasi atau kegiatan memotivasi peserta didik

untuk belajar, misalnya dengan mengemukakan kegunaan pelajaran tersebut; (b) memberitahu tujuan-tujuan belajar yang berguna untuk membantu memusatkan perhatian peserta didik terhadap aspek-aspek yang relevan tentang pelajaran.

b. Fase pengenalan Kejadian belajar: mengarahkan perhatian, terdapat dua bentuk perhatian yang

berfungsi: (a) membuat peserta didik siap menerima stimulus-stimulus; (b) persepsi selektif yaitu dengan cara memberikan penekanan pada ucapan atau menggarisbawahi suatu kata atau kalimat yang harus menjadi pusat perhatian peserta didik.

c. Fase Perolehan Kejadian belajar: (a) merangsang ingatan tentang pelajaran yang telah lampau; (b)

menyediakan bimbingan belajar dengan jalan mengkaitkan informasi baru dengan pengalaman peserta didik.

d. Fase Retensi dan Fase Pemanggilan Kejadian belajar: penyimpanan memori dan pemanggilan kembali memori tersebut.

Agar isi pelajaran dapat bertahan lama ( retensi) dalam memori peserta didik dapat dilakukan dengan cara sering mengulangi pelajaran, memperbanyak contoh dan latihan soal dan menyajikan kembali pengetahuannya pada presentase diskusi.

e. Fase Generalisasi Kejadian belajar: melancarkan transfer belajar yaitu dengan cara menerapkan apa

yang telah dipelajari pada situasi baru melalui tugas pemecahan masalah ataupun dalam diskusi kelompok.

f. Fase Penampilan Kejadian belajar: memperlihatkan penampilan atau hasil belajar untuk mengetahui

seberapa besar tujuan belajar telah tercapai. Kegiatan ini dapat dilakukan sesegera mungkin sepanjang proses pembelajaran.

Page 45: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 3 PORTOFOLIO SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN

31

g. Fase Umpan Balik Kejadian belajar: pemberian reinforcement/penguatan yang didapat dari umpan

balik yang dapat dilakukan dengan pemberian tes ataupun dengan mengamati perilaku peserta didik.

Berdasarkan uraian dari ketiga tokoh teori belajar kognitif di atas dapat disimpulkan bahwa dalam belajar penemuan, pengajar tidak begitu mengendalikan proses pem-belajaran peserta didik di kelas. Pengajar hendaknya lebih mengarahkan pelajaran pada penemuan dan pemecahan masalah. Sedangkan penilaian hasil belajar penemuan meliputi pemahaman tentang prinsip-prinsip dasar suatu bidang studi dan aplikasi prinsip-prinsip itu pada situasi baru.

BELAJAR MELALUI PENGALAMAN

Melalui penyusunan berkas portofolio telah mengajarkan kepada peserta didik untuk dapat merefl eksikan dan bertanggung jawab terhadap kemajuan belajarnya, menilai hasil belajar mereka sendiri dan juga mengatur cara belajar mereka sendiri. Merujuk pada hasil akhir berkas portofolio sangatlah cocok digunakan sebagai tugas akhir dari suatu program pembelajaran, karena portofolio berisikan tentang pengalaman untuk dapat menghasilknan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan peserta didik secara tertulis.

Dengan perkataan lain, berkas pengkajian portofolio berisikan sejumlah pe-ngalaman belajar yang diformulasikan kedalam suatu bentuk penyajian tentang topik tertentu disertai dengan dokumentasi atau kumpulan sumber rujukan berupa klipping. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Kolb (dalam Siregar dan Nara, 2004 : 35) yang menyatakan bahwa portofolio termasuk belajar dengan mengalami secara langsung (learning by experience).

TEKNIK PENUGASAN PORTOFOLIO

Teknik pembelajaran berdasarkan klasifi kasi Miarso (1989 : 70) dibagi menjadi tiga, yaitu: teknik primer, teknik sekunder, dan teknik tertier. Mengacu pada klasifi kasi tersebut, maka teknik penugasan yang dimaksudkan dalam pengembangan ini termasuk dalam teknik primer atau teknik yang dapat dipakai tersendiri tanpa dikombinasikan dengan teknik lain. Roestiyah dan Soeharto (1985 : 160-162) mengistilahkan teknik penugasan ini dengan metode resitasi atau metode tugas belajar. Gafur (1989 : 108)

Page 46: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

32

menyebutkan resitasi adalah kegiatan berupa penyampaian laporan kepada teman sekelas atau kelompok mengenai suatu informasi yang diperoleh dari studi individu atau kelompok. Sedangkan Slameto (1991 : 115), menuliskan bahwa pemberian tugas dan resitasi adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan di luar jadwal sekolah dalam rentangan waktu dan hasilnya harus dipertanggungjawabkan (dilaporkan) kepada guru/instruktur. Selanjutnya dalam penelitian pengembangan ini akan digunakan istilah teknik penugasan.

Teknik penugasan adalah suatu penyampaian dimana peserta didik diberi suatu persoalan atau problema ataupun topik tertentu yang harus dibahas, diselesaikan/dikuasai dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati antara pengajar dan peserta didik. Teknik penugasan ini bertujuan untuk:1. memberikan kesempatan yang berharga bagi peserta didik untuk belajar dan

berkarya sendiri sesuai dengan kemampuannya;2. membimbing peserta didik melalui jalan yang tepat sehingga kegagalan-kegagalan

dapat dikurangi.

Adapun manfaat yang didapat diambil dari teknik penugasan ini antara lain: (1) hasil belajar peserta didik lebih mantap dan bertahan lama; (2) pengalaman peserta didik lebih terintegrasi dengan menggunakannya dalam situasi-

situasi yang berbeda atau masalah yang baru; (3) peserta didik terangsang untuk berusaha lebih baik, memupuk inisiatif, bertanggung

jawab dan berdiri sendiri; (4) membangkitkan minat dan motivasi dalam belajar.

Dalam teknik penugasan terdapat 3 (tiga) fase, yaitu: fase pemberian tugas, fase pelaksanaan tugas dan fase pertanggungjawaban tugas. Sedangkan dalam buku ini yang merupakan hasil dari penelitian dan pengembangan Yuliani Nurani (1996 : 140-142), teknik penugasan yang dimaksud terdiri dari 4 (empat) fase, yaitu: (1) fase pemberian tugas, dengan aktivitasnya adalah pengajar memberikan tugas kepada peserta didiknya termasuk berbagai informasi tentang prosedur kerja yang akan dilaksanakan; (2) fase pelaksanaan tugas, dengan aktivitasnya adalah peserta didik melaksanakan tugas yang harus dikerjakan dan diselesaikannya; (3) fase reses (tugas terstruktur dan belajar mandiri) dengan aktivitasnya adalah melaksanakan tugas di luar jadwal perkuliahan tatap muka, tetapi kegiatan tugas belajar tersebut memang sengaja dirancang dan dikembangkan oleh pengajar dan juga dilakukan monitoring kegiatan belajar terhadap kemajuan pelaksanaan tugas peserta didik secara bertahap; (4) fase pertanggungjawaban

Page 47: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 3 PORTOFOLIO SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN

33

tugas, dengan aktivitasnya adalah peserta didik mempertanggungjawabkan tugas yang telah dilaksanakannya kepada pengajar dan teman lainnya.

Selanjutnya Djajadisastra (1992 : 16) mengemukakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian tugas, yaitu: (1) tugas yang akan diberikan berhubungan erat dengan isi pelajaran yang akan atau sedang dibahas; (2) tugas yang diberikan dapat memperkaya pengalaman baik di kelas, di rumah, ataupun di masyarakat; (3) tugas bermanfaat secara nyata bagi peserta didik, dan (4) tugas dapat mendorong peserta didik untuk belajar secara terus menerus.

Berdasarkan uraian terdahulu, maka jelaslah bahwa teknik penugasan tidak hanya sekedar memberikan latihan atau pekerjaan kepada peserta didik, melainkan dengan pemberian tugas-tugas tersebut diharapkan akan dapat membantu tercapainya tujuan belajar yang telah ditentukan. Selain itu tugas-tugas yang diberikan tersebut berfungsi untuk mengarahkan dan membimbing proses belajar peserta didik agar diperoleh hasil yang optimal. Oleh karena itu tugas-tugas yang dilakukan oleh peserta didik perlu jelas baik tujuan maupun prosedur kerjanya, batas waktu yang diebrikan maupun penilaian terhadap hasil kerja peserta didik.

Secara umum teknik penugasan yang diterapkan di kelas dapat menciptakan proses belajar yang berulang-ulang bagi diri peserta didik yang melaksanakan tugas, yaitu: (1) membaca untuk memahami isi pelajaran yang digunakan, (2) menjelaskan sesuatu yang telah dipahami ke dalam bentuk tulisan atau laporan,

dan (3) menyampaikan hasil tugas dalam penyajian diskusi kelompok kecil dan diskusi

kelas yang memungkinkan peserta didik belajar dari tanggapan-tanggapan yang muncul baik dari sesama peserta didik ataupun dari pengajarnya.

Menurut Eff endi (1985 : 37) tanggapan-tanggapan yang diperoleh dari hasil komunikasi yang ditimbulkan dalam diskusi yang bersifat khusus dapat meningkatkan pengetahuan, sikap yaitu sikap menerima dan menolak, dapat meningkatkan keterampilan dalam beragumentasi serta dapat mengintrospeksi diri tentang penguasaan isi pelajaran yang didiskusikan. Selanjutnya ia menambahkan bahwa terdapat 3 tahap intra komunikasi, yaitu: (1) Persepsi, yaitu penginderaan terhadap tanggapan yang muncul, (2) Ideasi, yaitu mengadakan seleksi dari beberapa tanggapan yang sudah dan belum diketahui dan (3) Transmisi, yaitu hasil konsepsi yang sistematis dan logis agar percaya pada diri sendiri. Akhirnya, melalui intra komunikasi tersebut peserta didik akan belajar menerima pengetahuan dari lingkungan sekitarnya, mengorganisasikannya dan kemudian akan merasa memiliki sesuatu dalam dirinya, yaitu kemampuan baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

Page 48: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

34

Sungguhpun belajar merupakan aktivitas pribadi, tetapi strategi pembelajaran dapat dilakukan secara perorangan maupun kelompok. Dalam penelitian pengembangan ini teknik penugasan ini akan digunakan strategi pembelajaran secara berkelompok. Melalui cara belajar berkelompok diharapkan akan dapat meningkatkan kualitas belajar, karena setiap anggota kelompok memperoleh pengetahuan dari anggota yang lain dengan cara mendiskusikan hal-hal yang masih meragukan. Dalam diskusi diharapkan semua anggota kelompok memiliki kesempatan yang sama untuk bicara sehingga setiap anggota kelompok dapat dirangsang untuk berfi kir kritis dan argumentatif dalam belajar. Romiszowski (1984 : 1-4) mengemukakan beberapa keuntungan dari kerja kelompok, yaitu: (1) memberikan kesempatan untuk meningkatkan keterampilan sosial, seperti kerja sama dan mempertebal nilai-nilai sosial, (2) mengembangkan kemampuan intelektual, (3) meningkatkan keakraban hubungan pengajar – peserta didik dan antar peserta didik, (4) mengembangkan kepribadian, karena perkembangan kepribadian merupakan hasil interaksi antar individu, dan (5) meningkatkan kreativitas dalam belajar.

Berhubungan dengan kegunaan teknik penugasan portofolio bagi pengajar dan peserta didik di kelas (Herman, Gearhart, Whitaker dan Aschbacher (1993 : 1) juga menyatakan bahwa teknik portofolio dapat mendukung kemahiran pengajar-pengajar dan mendorong mereka untuk mempertimbangkan secara mendalam berbagai upaya agar peserta didiknya dapat maju dan berhasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Akhirnya, yang terpenting adalah bahwa melalui teknik penugasan portofolio peserta didik dapat merefl eksikan dan bertanggung jawab pada kemajuan belajar, penilaian terhadap hasil belajar mereka dan juga cara belajar mereka sendiri. Lebih luas lagi portofolio dapat memberikan bukti yang dapat dipercaya kepada orang tua dan lingkungannya terhadap prestasi belajar peserta didik.

Lebih dalam lagi Winter (1989 : 6-8) mengemukakan beberapa ciri yang mendasari penyusunan dan penyajian berkas portofolio, antara lain yaitu: (1) menunjukkan pengertian tingkat tinggi dari proses pembelajaran, dengan menghubungkan antara pengalaman-pengalaman praktis dengan masalah-masalah teoritis; (2) berisikan gagasan/ide dan argumentasi yang berkenaan dengan pendidikan disertai hasil penilaian yang kritis; (3) dapat memberikan sumbangan terhadap masalah-masalah pendidikan dengan mendiskusikan tentang kekuatan dan batasan-batasan dari suatu topik yang dikaji; (4) menunjukkan masalah dalam pendidikan yang berhubungan denagn lembaga pendidikan lainnya, selain hubungan antara guru dan murid saja; (5) menunjukkan kritik dan pemikiran tentang satu aspek pendidikan yang dijadikan kajian; (6) menunjukkan standar dari suatu ciri penyajian secara tertulis dengan kemurnian ekspresi, konsistensi logis dan struktur material dalam kerangka kerja yang terorganisir secara nyata.

Page 49: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 3 PORTOFOLIO SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN

35

Untuk itu portofolio yang baik membutuhkan rancangan yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut secara berkesinambungan: (1) apakah tujuan penugasan portofolio itu, (2) tugas apa yang harus masuk dalam pengumpulan portofolio, (3) apa standar dan kriteria yang akan digunakan, (4) bagaimana dijaminnya kemantapan penetapan skoring dan penjurian, (5) apakah hasilnya valid untuk tujuan yang telah ditentukan, dan (6) bagaimana hasil-hasil itu digunakan.

Penugasan portofolio lebih mementingkan segi proses dan bukan hanya sekedar

hasil belajar. Hal ini relevan dengan pendekatan cara mengaktifk an peserta didik dalam belajar. Untuk itulah teknik penugasan portofolio ini sangat didukung oleh teori belajar cognitivistik yang pada inti pembahasannya menyatakan bahwa yang penting dalam belajar adalah prosesnya dan bukan hanya pada hasilnya. Apabila proses belajar berlangsung secara maksimal, maka besar kemungkinan yang didapat akan optimal pula.

Sedangkan portofolio yang dimaksudkan dalam buku ini akan dijelaskan sebagai berikut: Portofolio merupakan berkas pengkajian suatu permasalahan ataupun topik tertentu yang harus dikaji secara mendalam dan menyeluruh. Portofolio menyerupai makalah yang biasa dipakai dalam suatu diskusi kelompok, tetapi portofolio memiliki kelebihan bila dibandingkan dengan makalah biasa karena pada portofolio selain berisi bahasan lengkap dengan sederetan daft ar pustaka juga disertai fotocopy seluruh sumber bacaan yang secara langsung ataupun tidak langsung menunjang pengkajian topik dan dijadikan lampiran utama.

Dokumentasi berupa fotocopy sumber bacaan inilah yang menjadi ciri khusus dari penugasan portofolio, yang berguna untuk: (1) mengatasi kesalahpahaman yang terjadi pada saat pertanggungjawaban tugas portofolio; (2) memperluas khasanah pengetahuan penyaji dan pemasaran tentang topik yang dikaji; (3) sebagai klipping yang sewaktu-waktu berguna untuk mata kuliah lain bahkan dapat bermanfaat dalam penyusunan skripsi kelak.

Penugasan portofolio dalam kegiatan buku ini sangat berhubungan dengan topik-topik yang dikaji dalam mata kuliah atau mata pelajaran setelah dijabarkan dalam tujuan umum dan tujuan khusus. Adapun bentuk penerapannya termasuk dalam bagian penyajian dari keseluruhan urutan kegiatan pembelajaran yang terdiri dari kegiatan pendahuluan, penyajian dan penutup.

Page 50: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

36

TEKNIK PENUGASAN PORTOFOLIO

FASE I:PEMBERIAN TUGAS

KEGIATAN PENGAJAR:- pengenalan- informasi tugas

KEGIATAN PESERTA DIDIK:- pembagian kelompok- pemilihan topik

FASE II:PELAKSANAAN TUGAS

KEGIATAN PENGAJAR:- sebagai nara sumber- monitoring minimal 1 kali seminggu

KEGIATAN PESERTA DIDIK:- menyusun berkas portofolio

FASE III:RESES (TERSTRUKTUR & MANDIRI)

KEGIATAN PENGAJAR:- monitoring kegiatan belajar- nara sumberKEGIATAN PESERTA DIDIK:- Aktivitas Individu:- mencari & menemukan sumber bacaan- Aktivitas kelompok:- menyusun portofolio- menyusun klipping- diskusi kelompok kecil- menyiapkan penyajian berkas portofolio

FASE IV:PERTANGGUNGJAWABAN TUGAS

KEGIATAN PENGAJAR:- sebagai moderator- sebagai evaluasiKEGIATAN PESERTA DIDIK:- diskusi penyajian berkas portofolio di kelas- memperbaiki, menyempurnakan dan mengumpulkan berkas portofolio

Bagan Modifi kasiMetode resitasi dengan modifi kasi penemuan oleh Yuliani Nurani (1996 : 43)

pada fase reses (tugas terstruktur dan belajar mandiri)

Page 51: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

37

Formulasi Model Pembelajaran Penugasan Portofolio dalam Sistem Kredit Semester

B a b 4

37

“Ide yang datang tepat pada waktunya lebih kuat daripada kekuatan gabungan tentara di

seluruh dunia.”

Isaac Newton (1642-1727), Ilmuwan Inggris

Page 52: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

38

PEMBELAJARAN PENUGASAN PORTOFOLIO

Idealnya penyelenggaraan program pendidikan di perguruan tinggi dan atau lembaga pendidikan dasar dan menengah dapat menerapkan satuan kredit semester yang terdiri dari tiga komponen yang harus dilaksanakan secara kontinyu dan berkesinambungan. Adapun ketiga komponen tersebut adalah: (1) kegiatan tatap muka terjadwal, (2) kegiatan kuliah terstruktur dan (3) kegiatan belajar mandiri. Agar tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai secara optimal sesuai dengan kemampuan masing-masing peserta didik, maka perlu adanya usaha yang maksimal untuk melaksanakan satuan kredit semester ini sesuai dengan porsi yang sebenarnya. Ketiga komponen kegiatan tersebut harus dilaksanakan sepenuhnya tanpa adanya ketergantungan terhadap salah satu komponennya saja, misalnya hanya mengandalkan kuliah tatap muka terjadwal seperti seperti yang selama ini sering terjadi.

Sistem pengembangan model pembelajaran penugasan portofolio disusun berdasarkan teori-teori belajar khususnya teori belajar kognitivistik dan prinsip-prinsip pembelajaran khususnya prinsip yang berkaitan dengan cara mengaktifk an peserta didik dalam belajar.

Merujuk pada teori belajar penemuan yang tergolong dalam kelompok model pembelajaran kognitif, inti dari belajar adalah cara-cara bagaimana orang memilih, mempertahankan dan mentransformasikan informasi secara aktif. Selain itu belajar melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir bersamaan, yaitu: (1) memperoleh informasi baru; (2) transformasi informasi dan (3) menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan.

Teori belajar penemuan ini sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh peserta didik dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik. Artinya berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya akan menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna.

Kebermaknaan dalam belajar hanya akan terjadi bila peserta didik mencari dan menemukan sendiri pengetahuannya. Artinya belajar bermakna merupakan proses mengkaitkan informasi baru pada konsep-konsep yang relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.

Selain teori belajar seperti yang dikemukakan di atas, pengembangan model pembelajaran penugasan portofolio juga dibangun atas dasar prinsip-prinsip pem-belajaran khususnya yang berkaitan dengan cara mengaktifk an peserta didik dalam belajar. Dalam penelitian pengembangan model pembelajaran penugasan portofolio ini akan didukung oleh beberapa prinsip pembelajaran yang dianggap paling relevan dengan situasi dan kondisi yang akan dikembangkan.

Page 53: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 4 FORMULASI MODEL PEMBELAJARAN PENUGASAN PORTOFOLIO DALAM SISTEM KREDIT SEMESTER

39

Belajar merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh kondisi eksternal dan kondisi internal peserta didik. Sebaliknya proses pembelajaran yang efektif terjadi apabila berhasil mendorong peserta didik untuk mau belajar. Untuk itulah perlu diperhatikan adanya prinsip pembelajaran yang berhubungan dengan motivasi belajar pada diri setiap peserta didik baik motivasi yang berasal dari dalam diri individu dan motivasi yang berasal dari luar diri individu.

Termotivasi tidaknya seseorang peserta didik dalam belajar sangat berhubungan dengan kebermaknaan isi pelajaran yang diterimanya dan faktor paling penting dalam mempengaruhi belajar ialah apa yang telah diketahui oleh peserta didik. Jadi agar terjadi belajar bermakna, konsep baru atau informasi baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitif peserta didik. Prinsip kebermaknaan dalam belajar akan diperoleh oleh peserta didik dengan cara melakukan atau dengan perkataan lain belajar sambil melakukan aktivitas. Selain itu hasil belajar haruslah benar-benar bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari peserta didik tersebut.

Agar terjadi keefektifan dalam proses pembelajaran, maka perlu diterapkannya prinsip keterlibatan langsung dalam belajar. Caranya antara lain dengan mengadakan pengaturan awal ( advance organizer) yaitu berupa persiapan dalam belajar atau pengaturan awal proses pembelajaran; misalnya melalui informasi lisan tentang tujuan sebelum proses belajar dimulai atau dapat pula melalui pembahasan kontrak kuliah. Diharapkan dengan mengajak peserta didik membahas tentang tujuan kegiatan belajar, tugas yang akan dilaksanakan dan sistem evaluasi yang akan digunakan berarti peserta didik akan terlibat langsung dan bertanggung jawab terhadap proses belajarnya.

Selain itu, agar terjadi proses pembelajaran yang efektif dan efi sien seorang pengajar perlu melakukan pemilihan yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan isi pelajaran sebelum proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan berkaitan dengan isi pelajaran yang akan disampaikan perlu diperhatikan prinsip pemindahan dalam belajar ( transfer of training). Berdasarkan prinsip ini, belajar pada pokoknya memperoleh respon yang tepat, yang apabila telah menguasai suatu komponen maka dapat dipindahkan untuk kemampuan lain. Atau dengan perkataan lain, belajar dianggap berhasil apabila pengetahuan yang diperoleh dapat digunakan/dipakai atau bermanfaat dalam berbagai situasi nyata kehidupan peserta didik.

Selain beberapa prinsip pembelajaran yang telah dikemukakan di atas, terdapat satu prinsip yang dianggap sangat sesuai dengan model pembelajaran penugasan portofolio yaitu prinsip pengulangan dan latihan. Pengulangan ( repetition) sangat diperlukan dalam proses pembelajaran, karena semakin banyak diulang akan semakin terampil peserta didik yang belajar.

Page 54: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

40

Portofolio yang dimaksudkan dalam buku ini adalah berkas pengkajian terhadap suatu topik atau permasalahan secara mendalam dan menyeluruh, dimulai dari proses pengumpulan informasi, proses penggabungan dan interpretasi terhadap informasi yang berhasil dikumpulkan dan proses pengambilan keputusan berupa penyusunan berkas portofolio lengkap disertai pendokumentasian sumber rujukan dalam bentuk klipping yang dijadikan lampiran.

Sedangkan model pembelajaran penugasan portofolio dikembangkan dan disusun dengan mengadaptasi model rancangan pembelajaran yang dibuat oleh Dick dan Carey (1990 : 2-10). Pada model ini produknya tidak berhenti sampai disusunnya cetak biru ( blue print), tetapi terus sampai ke tahap pengembangan bahan belajar, teknik pembelajaran dan evaluasinya. Ciri khusus yang membedakan model pembelajaran penugasan portofolio dengan model yang disusun oleh Dick dan Carey (1990 : 2-10) adalah pada strategi pembelajarannya. Khusus untuk pemaparan dalam buku ini strategi pembelajarannya dikembangkan sesuai dengan karakteristik penugasan portofolio.

Melalui tugas-tugas yang diberikan, seperti yang dilakukan dalam buku ini berupa penugasan portofolio yang dilaksanakan dalam 4 fase, yaitu fase pemberian tugas, fase pelaksanaan tugas, fase reses (tugas terstruktur dan belajar mandiri) serta fase pertanggungjawaban tugas; maka jelaslah bahwa dalam pengembangan model pembelajaran portofolio ini benar-benar telah berhasil menerapkan satuan kredit semester (sks) sesuai dengan porsi sebagaimana seharusnya.

Atau dengan perkataan lain, pada model pembelajaran penugasan portofolio ini tidak saja merencanakan pertemuan tatap muka terjadwal saja, tetapi juga melaksanakan kegiatan terstruktur dan kegiatan belajar mandiri yang sengaja dirancang dan dikembangkan secara sistematis.

Kelebihan dari penerapan model pembelajaran penugasan portofolio ini adalah dapat diterapkannya sistem kredit semester secara tepat. Artinya peserta didik dan pengajar tidak hanya mengandalkan pertemuan tatap muka saja, tetapi juga mampu mengaktifk an komponen kuliah terstruktur dan komponen belajar mandiri pada saat peserta didik mencari dan menemukan sumber belajarnya sebagai penerapan fase pelaksanaan tugas dan fase reses. Kemudian pada saat mereka mempersiapkan diri untuk mempertanggungjawabkan tugas yang telah dilaksanakannya.

Secara psikologis model pembelajaran penugasan portofolio ini adalah dapat membangkitkan motivasi, minat, dan gairah peserta didik untuk mendalami topik-topik yang menjadi kajian dalam mata kuliah. Hal penting lainnya melalui proses pembelajaran demikian peserta didik akan merasa lebih puas dan pengetahuannya menjadi lebih bermakna, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengembangkan

Page 55: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 4 FORMULASI MODEL PEMBELAJARAN PENUGASAN PORTOFOLIO DALAM SISTEM KREDIT SEMESTER

41

daya nalar, kreativitas dan berfi kir bebas, memperdalam tingkat penguasaan dan mengembangkan bahan yang telah dipelajari serta memupuk tanggung jawab pada diri sendiri.

Setelah model pembelajaran dikembangkan, maka sebaiknya dilakukan pengujian model pembelajaran untuk melihat efektivitasnya di lapangan.

PENCAPAIAN PENGUASAAN PESERTA DIDIK TERHADAP TUJUAN PEMBELAJARAN

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku seseorang sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan dinyatakan dalam keseluruhan aspek tingkah laku.

Merujuk pada teori kognitif yang mendasari pengembangan model pembelajaran ini, jelaslah bahwa belajar bukan hanya sekedar pengalaman atau hasil belajar tetapi yang lebih penting adalah bagaimana proses pencapaian tujuan belajar tersebut. Artinya belajar sebagai suatu proses merupakan kegiatan yang aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, dalam pengembangan model ini proses belajar sengaja dirancang dan dikembangkan secara sistematis melalui teknik pembelajaran penugasan portofolio agar terjadi partisipsi aktif pada diri masing-masing peserta didik yang belajar. Mengingat belajar adalah aktivitas pribadi yang harus dilakukan sendiri dan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain.

Pada tahap awal setelah peserta didik mengikuti beberapa kali perkuliahan tatap muka yang dalam pengembangan ini diistilahkan dengan masa orientasi, selanjutnya peserta didik akan diberikan kesempatan memilih topik yang akan dijadikan berkas pengkajian portofolio disertai beberapa contoh kasus yang harus dipecahkan dan implementasinya dalam proses pendidikan pada umumnya dan proses pembelajaran pada khususnya.

Pada dasarnya belajar melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir bersamaan, yaitu memperoleh informasi baru, transformasi informasi dan menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan. Teori ini akan diterapkan dalam pengembangan dan diimplementasikan dalam teknik penugasan portofolio. Tahap memperoleh informasi baru dijabarkan dalam fase pemberian tugas, tahap transformasi informasi dijabarkan dalam fase pelaksanaan tugas dan fase reses (tugas terstruktur dan belajar mandiri) serta tahap menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan dijabarkan dalam fase pertanggungjawaban tugas.

Page 56: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

42

Inti dari teknik penugasan portofolio adalah keaktifan dan kreativitas dari peserta didik untuk berusaha mencari dan menemukan sendiri sumber belajar yang relevan dengan tugas yang diberikan kepadanya. Melalui penugasan portofolio diharapkan peserta didik akan terangsang untuk lebih mendalami isi dari mata kuliah atau mata pelajaran yang telah dijabarkan dalam tujuan umum dan tujuan khusus yang diharapkan akan dapat dicapai setelah mereka mengikuti pembelajaran.

Pada model pembelajaran penugasan portofolio yang diterapkan di kelas dapat menciptakan proses yang berulang-ulang pada diri peserta didik yang berlajar, yaitu (1) pada saat pengajar menjelaskan garis besar topik yang akan dikaji, (2) saat peserta didik membaca dan memahami isi dari sumber rujukan yang dipilih, (3) pada saat menyusun berkas pengkajian portofolio berdasarkan apa yang telah dipahami ke dalam bentuk tulisan atau laporan, (4) pada saat pertanggungjawaban tugas berupa penyajian berkas portofolio di kelas dan (5) pada saat peserta didik mempersiapkan diri mengikuti ujian sumatif

Hasil nyata berupa satu set berkas pengkajian portofolio lengkap yang berhasil diselesaikan peserta didik diakhir program pembelajaran dapat merupakan bukti bagi pihak-pihak yang berkepentingan seperti orangtua, pengajar dan masyarakat belajar umumnya bahwa telah terjadi proses belajar mencari dan menemukan pengetahuan pada diri peserta didik.

Hal ini sejalan dengan teori-teori yang membahas tentang belajar penemuan ( discovery learning) yang dikemukan oleh Bruner, belajar bermakna (Ausubel) dan sesuai pula dengan fase-fase belajar yang terjadi dalam peristiwa belajar ( learning event) yang dikemukakan oleh Gagne serta prinsip-prinsip pembelajaran terutama yang berhubungan dengan pemindahan dalam belajar ( transfer of training), prinsip pengulangan ( repetition) dan prinsip pemberian latihan (exercise) seperti yang disarankan oleh Filbeck dalam Suparman (2004 : 18-30).

EFEKTIVITAS TEKNIK PENUGASAN PORTOFOLIO

Pada kenyataan yang terjadi dalam praktek pembelajaran sehari-hari di kelas, aktivitas belajar mengajar lebih banyak bersifat monoton. Melalui teknik penyajian konvensional seperti ceramah yang divariasikan dengan tanya jawab saja. Hal ini tentu saja sangat membosankan bagi sebagian besar peserta didik. Selain itu pada kondisi demikian pengajar seolah-olah dituntut untuk menjadi orang yang maha tahu dan serba hebat. Padahal dengan semakin derasnya arus informasi di berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, peran seorang pengajar bukan lagi hanya sebagai pentransfer ilmu saja

Page 57: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 4 FORMULASI MODEL PEMBELAJARAN PENUGASAN PORTOFOLIO DALAM SISTEM KREDIT SEMESTER

43

tetapi lebih berfungsi sebagai organisatoris yang bertindak sebagai pengelola proses pembelajaran. Lebih dari pada itu dalam kondisi pembelajaran yang demikian daya penalaran, kreativitas dan kesempatan peserta didik untuk berfi kir bebas menjadi terhambat karena peserta didik lebih banyak bersikap menunggu dan menerima informasi dari pengajar saja. Dalam kaitannya dengan hal tersebut dikenal adanya istilah D3C (datang, duduk, diam, catat).

Padahal dengan tersebarnya sumber-sumber belajar di lingkungan baik di dalam maupun di luar kampus, sangatlah mungkin bagi peserta didik untuk belajar mencari dan menemukan sendiri bahan-bahan belajar yang diperlukan dan berhubungan dengan mata kuliah atau mata pelajaran yang diambilnya. Kegiatan belajar yang demikian akan menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna bagi dirinya.

Apabila dibandingkan dengan teknik pembelajaran konvensional yang selama ini dilaksanakan oleh pengajar, maka terdapat beberapa perbedaan yang mendasar di antara keduanya.

Pertama

Dipandang dari segi proses belajar yang dialami oleh peserta didik: pada teknik portofolio terjadi proses belajar berulang-ulang yang merupakan perwujudan dari 3 kegiatan dalam satuan kredit semester, yaitu: pertemuan tatap muka, kegiatan terstruktur dan kegiatan belajar mandiri sedangkan pada teknik pembelajaran konvensional proses belajar cenderung hanya mengandalkan pertemuan tatap muka saja.

Kedua

Dipandang dari segi kegiatan belajar peserta didik: pada teknik pembelajaran portofolio terdapat 4 fase kegiatan belajar yang harus dilaksanakan, yaitu berupa kegiatan dalam fase pemberian tugas, fase pelaksanaan tugas, fase reses (terstruktur dan mandiri) dan fase pertanggungjawaban tugas, sedangkan pada teknik pembelajaran konvensional kegiatan belajar umumnya hanya berorientasi pada pemberian isi materi pembelajaran dalam bentuk ceramah dan tanya jawab,

Ketiga

Dipandang dari segi aktivitas peserta didik: pada teknik pembelajaran portofolio semua aktivitas lebih banyak berpusat pada peserta didik ( student centered) melalui pendekatan

Page 58: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

44

mencari dan menemukan sendiri ( inquiry and discovery learning), sedangkan pada teknik pembelajaran konvensional pengajar lebih berperan dalam memberikan informasi dengan cara menjelaskan, menguraikan ataupun meggambarkan sesuatu, sehingga aktivitas lebih berpusat pada pengajar yang mengajar (teacher centered) melalui pendekatan ekspositori ( expository learning).

Keempat

Dipandang dari segi pemahaman terhadap pengetahuan yang dipelajari peserta didik: pada teknik pembelajaran portofolio isi pelajaran menjadi lebih bermakna karena peserta didik berusaha mencari dan menemukan sendiri pengetahuan yang berhubungan dengan tujuan belajarnya, sedangkan pada teknik pembelajaran konvensional isi pelajaran menjadi kurang bermakna karena peserta didik lebih banyak menunggu informasi dari pengajar.

Kelima

Dipandang dari segi penilaian terhadap hasil belajar: pada teknik pembelajaran portofolio hasil belajar dinilai dari evaluasi formatif dan sumatif sepanjang proses pembelajaran yang berbentuk tes tertulis, berkas portofolio yang berhasil diselesaikan peserta didik dan penampilan kinerja peserta didik pada saat mempertanggungjawabkan tugas mereka dalam diskusi di kelas, sedangkan pada teknik pembelajaran konvensional umumnya penilaian hanya dilaksanakan pada pertengahan dan akhir kegiatan belajar berupa evaluasi sumatif.

Sebagaimana telah dikemukakan, maka pada pembahasan selanjutnya teknik pembelajaran yang akan dikembangkan didasarkan pada beberapa model belajar penemuan dan kebermaknaan melalui teknik penugasan portofolio

Penugasan portofolio merupakan cara penyajian materi pembelajaran dengan memberikan tugas kepada peserta didik untuk dikerjakan di luar jadwal perkuliahan dalam rentangan waktu tertentu dan hasilnya harus dipertanggungjawabkan (dilaporkan) kepada pengajar dan teman-temannya. Melalui penugasan portofolio ini, diharapkan peserta didik dapat: (1) memperdalam materi pembelajaran, (2) memperkembangkan materi yang telah dipelajari, (3) meningkatkan kemampuan sampai menghasilkan sesuatu sebagai tindak lanjut atau sebagai aplikasi materi perkuliahan yang sudah diperoleh dan (4) memupuk minat dan rasa tanggung jawab peserta didik. Jelasnya

Page 59: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 4 FORMULASI MODEL PEMBELAJARAN PENUGASAN PORTOFOLIO DALAM SISTEM KREDIT SEMESTER

45

penugasan portofolio ini dapat mendorong inisiatif dan dapat meningkatkan kadar hasil belajar peserta didik.

Berpedoman pada inti model- model pembelajaran kognitif yang menyatakan: “Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya akan menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna”, Suparno (2001 : 140-141) inilah pengembangan teknik pembelajaran penugasan portofolio dikembangkan. Ber dasarkan hasil penelitian (Yuliani Nurani, 1996 : 143) telah membuktikan bahwa teknik penugasan portofolio lebih efektif dibandingkan dengan teknik pembelajaran lain Hal ini dikarenakan teknik pembelajaran penugasan portofolio memang sengaja dipilih, dirancang dan dikembangkan secara sistematis sejak awal kegiatan pengembangan dengan patokan pada situasi dan kondisi, karakteristik peserta didik yang belajar serta jenis pembelajaran yang diberikan.

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENUGASAN PORTOFOLIO

Berdasarkan hasil penelitian Yuliani Nurani (1996 : 144) pada sejumlah peserta didik Universitas Negeri Jakarta yang mengikuti mata kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran, kemudian dilanjutkan dengan penerapannya pada mata kuliah Psikologi Perkembangan pada tahun 2008 dan mata kuliah Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini pada tahun 2009, ternyata terdapat kelebihan dan kelemahan dalam penerapan model pembelajaran portofolio. Hal ini perlu menjadi pertimbangan khusus bagi pengajar yang akan menggunakan model ini dalam kegiatan pembelajarannya.

Kelebihannya, tugas portofolio yang diberikan kepada peserta didik ternyata bermanfaat dalam hal:

menantang dan membangkitkan semangat untuk belajar •membantu dalam memahami tugas dan isi perkuliahan yang diberikan •dengan mengumpulkan dan mengkaji berbagai sumber rujukan dapat menambah •wawasan dan kompetensi peserta didikmenyebabkan timbulnya motivasi untuk mendalami isi perkuliahan •diskusi portofolio sangat menyenangkan dan menarik •peserta didik akan terdorong untuk berpartisipasi aktif dalam kelompok kecil •maupun di kelas bahkan didalam suatu seminarbelajar sesuatu yang berharga tentang bagaimana proses penyusunan karya ilmiah •atau skripsi khususnya bagi peserta didik di Perguruan Tinggi

Page 60: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

46

Sedikit Kelemahannya…, selain bermanfaat, ternyata terdapat juga beberapa kelemahan selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran penugasan portofolio, yaitu:

terbatasnya alokasi waktu yang tersedia dalam penyusunan dan penyempurnaan •berkas portofolio, umumnya peserta didik masih mengkaitkan dengan banyaknya tugas-tugas dalam mata kuliah lain.Minimnya tempat-tempat seperti perpustakaan atau pusat sumber belajar yang •dapat dimanfaatkan dalam memperoleh sumber rujukan atau sumber informasi baik dari media elektronik maupun non elektronik.Jumlah biaya yang harus dikeluarkan dalam menyusun berkas portofolio dianggap •cukup besar.

Untuk mengatasi berbagai kelemahan yang mungkin akan terjadi, maka terdapat

beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh Peserta didik, Pengajar, dan Lembaga agar proses pembelajaran dalam berhasil dengan baik, yaitu:

Bagi Peserta didik,

Mereka yang mendapatkan tugas portofolio seharusnya menyadari bahwa ia memang harus mampu mengorganisasikan dirinya dalam suasana belajar yang teratur, terjadwal dan bermotivasi tinggi, disamping mempunyai kemampuan dasar sebagai landasan berpikirnya. Tanpa itu semua sulit bagi peserta didik untuk berhasil dalam menyelesaikan tugas portofolio mereka yang tentu saja berhubungan dengan nilai yang mereka dapatkan dalam mata kuliah yang diambil.

Bagi Pengajar,

Pengajar sebagai fasilitator, moderator dan evaluator dalam proses pembelajaran di kelas haruslah benar-benar memahami prosedur kerja yang benar dalam menerapkan teknik pembelajaran portofolio di kelas. Selain itu karena teknik pembelajaran portofolio sangat berhubungan dengan sejumlah tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik, maka pengajar perlu menyediakan waktu yang cukup untuk mengoreksi dan mengembalikan tugas sebagai umpan balik tepat pada waktunya. Hal ini sesuai dengan prinsip motivasi dalam belajar dan prinsip pemberian umpan balik sesegera mungkin ( immediate feedback)

Page 61: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 4 FORMULASI MODEL PEMBELAJARAN PENUGASAN PORTOFOLIO DALAM SISTEM KREDIT SEMESTER

47

Bagi Lembaga Pendidikan, Perlu menyediakan berbagai sarana dan prasaran penunjang kegiatan pembelajaran •dengan menggunakan teknik portofolio ini, seperti penyediaan berbagai sumber belajar yang bervariasi dan relevan dengan perubahan dan perkembangan jaman sehingga dapat dimanfaatkan oleh peserta didik secara mandiri. Fasilitas berupa buku, jurnal ataupun informasi yang dapat dijaring melalui internet merupakan penunjang yang sangat berarti bagi keberhasilan teknik pembelajaran ini.perlu adanya pedoman khusus yang mengatur penyelenggaraan pembelajaran yang •menggunakan teknik penugasan portofolio ini, apalagi bila dihubungkan dengan penerapan sistem kredit semester. Pertimbangan lain adalah apakah teknik ini akan digunakan secara penuh atau sebagian saja dari proses pembelajaran selama satu semester.

Page 62: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO
Page 63: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

Pengembangan danPenerapan Model Pembelajaran PenugasanPortofolio

B a b 5

“Karya besar tidak dikerjakan oleh dorongan, tapi oleh rangkaian hal-hal

yang dibawa bersama-sama.”

Vincent van Gogh (1853-1890), Pelukis Belanda

49

Page 64: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

50

Sistem yang digunakan untuk mengembangkan model pembelajaran penugasan portofolio dilakukan melalui tahapan pengkajian teori-teri belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendukung prosedur pengembangan model pembelajaran dan tahapan prosedur pnegembangan model pembelajaran.

TUJUAN PENGEMBANGAN MODEL

Proses pembelajaran sebagai suatu kegiatan yang bersistem terdiri atas rangkaian yang memiliki saling ketergantungan dan berjalan sebagai suatu kesatuan kegiatan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Penugasan portofolio termasuk salah satu bentuk teknik dalam strategi pembelajaran, sedangkan strategi pembelajaran sendiri merupakan satu komponen rencana pembelajaran agar didapat hasil yang optimal. Semua komponen rencana pembelajaran harus dirancang dan dikembangkan secara maksimal agar didapat hasil yang optimal, termasuk didalamnya pengembangan strategi pembelajaran dengan teknik penugasan portofolio.

Adapun tujuan dari pengembangan model pembelajaran penugasan portofolio ini adalah mengembangkan suatu bentuk model pembelajaran yang sesuai dengan satuan kredit semester ( SKS) dalam rangka mencapai tujuan akhir dari suatu mata kuliah.

DASAR PENGEMBANGAN MODEL

Untuk mengembangkan suatu model pembelajaran selalu didasari pada teori-teori belajar tertentu serta didukung oleh prinsip-prinsip pembelajaran yang relevan dengantujuan model pembelajaran yang akan dikembangkan.

Model pembelajaran penugasan portofolio dikembangkan berdasarkan pada teori-teori belajar khususnya teori belajar kognitifi stik yang berintikan bahwa berusha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainnya akan menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. Selian itu pengemabngan model pembelajaran penugasan portofolio didukung pula oleh prinsip-prinsip pembelajran khususnya prinsip yang berkaitan dengan cara mengaktifk an peserta didik dalam belajar.

Salah satu cara belajar yang tergolong dalam kelompok teori belajar kognitifi stik adalah belajar melalui penemuan ( discovery learning). Inti dari teori belajar penemuan adalah cara-cara bagaimana orang memilih, mempertahankan dan mentransformasikan informasi secara aktif. Belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh peserta didik dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik.

Page 65: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 5 PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENUGASAN PORTOFOLIO

51

Selain itu dalam teori belajar penemuan terjadinya proses yang berlangsung hampir bersamaan, yaitu memperoleh informasi baru, transformasi informasi dan menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan.

Melalui belajar penemuan diharapkan pengetahuan yang diterima oleh peserta didik menjadi benar-benar bermakna. Belajar bermakna merupakan proses mengkaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif sesorang. Jadi kebermaknaan dalam belajar hanya terjadi bila peserta didik secara aktif mencari dan menemukan sendiri pengetahuannya.

Masih berhubungan dengan model pembelajaran kognitif, dapat dijelaskan bahwa tindak belajar atau peristiwa belajar terdiri atas 8 (delapan) fase. Fase-fase itu merupakan kejadian eksternal yang dapat distrukturkan oleh peserta didik yang belajar. Fase-fase ini juga dihubungkan dengan suatu proses yang terjadi dalam pikiran peserta didik yang belajar. Adapun fase-fase tersebut adalah fase motivasi, pengenalan, perolehan, retensi, pemanggilan, generalisasi, penampilan dan umpan balik. (Dahar, 1989 : 141-143)

Melalui pengembangan model pembelajaran penugasan portofolio diharapkan akan terjadi proses belajar mengajar yang berulang-ulang pada diri setiap peserta didik yang belajar. Untuk itu, selain diterapkannya beberapa teori belajar seperti yang telah dikemukakan diatas, didalam mengembangkan model pembelejaran portofolio akan digunakan beberapa prinsip-prinsip pembelajaran khususnya yang relevan dengan cara mengaktifk an peserta didik dalam belajar sesuai dengan situasi dan kondisi dimana model pembeljaran ini akan digunakan.

Sesuai dengan tujuan utama dikembangkannya model pembelajaran penugasan portofolio yang timbulnya keaktifan dan kebermaknaan dalam belajar, maka prinsip pembelajaran yang utama adalah diterapkannya prinsip pemindahan dalam belajar (transfer of learning). Belajar dianggap berhasil apabila pengetahuan diperoleh dapat digunakan/diapakai ataupun bermanfaat dalam berbagai situasi nyata dalam kehidupan peserta didik, karena prinsip ini beranggapan bahwa belajar pada pokoknya memperoleh respon yang tepat. Artinya apabila telah menguasai suatu kemampuan maka dapat dipindahkan untuk kemampuan yang lain.

Agar pemindahan dalam belajar dapat bertahan lama dan terinternalisasi dalam diri peserta didik, maka diperlukan adanya prinsip pembelajaran berupa pengulangan dan latihan. Bagaimanapun proses pengulangan ( repetition) dan latihan (training) sangat diperlukan dalam proses pembelajaran, karena terampil tidaknya peserta didik dalam belajar sangat tergantung pada sering tidaknya ia mengulang dan mengingat kembali pengetahuan yang pernah didapatdan dapat melakukan aktivitas berupa latihan-latihan.

Page 66: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

52

Selain kedua prinsip pembelajaran yang telah diuraikan terlebih dahulu, maka agar terjadi keefektifan dalam proses pembelajaran bagaimanapun perlu adanya keterlibatan secara langsung sepanjang proses pembelajaran. Prinsip keterlibatan langsung dalam belajar ini dapat dilakukan dengan mengadakan pengaturan awal ( advance organizer), berupa persiapan belajar atau pengaturan kegiatan yang dilaksanakan pada awal proses pembelajaran; misalnya melalui penjelasan singkat disertai beberapa contoh ilustrasi tentang tujuan belajar atau dapat pula melalui pembahasan kontrak kuliah antara pengajar dan peserta didik. Informasi yang didapat pada awal proses pembelajaran ini secara tidak langsung akan memotivasi peserta didik agar dapat melaksanakan kegiatan belajarnya dan bertanggung jawab terhadap kemajuan belajarnya sendiri.

Selanjutnya untuk mempertahankan kondisi belajar peserta didik agar meraka terdorong untuk mau belajar, perlu diperhatikan adanya kondisi eksternal dan kondisi internal yang akan mempengaruhi proses belajar. Kondisi belajar seseorang sangat tergantung pada tinggi rendahnya motivasi yang dimilikinya. Untuk itu perlu dicarikan jalan agar peserta didik yang belajar dapat termotivasi dan mempertahankan motivasinya tersebut. Motivasi seseorang dalam belajar berhubungan erat dengan kebermaknaan ini pelajaran yang diterimanya, apabila ia merasa pengetahuan yang diserapnya berguna bagi dirinya maka ia lebih terdorong untuk mengetahuinya lebih lanjut. Untuk itu isi pelajaran yang diberikan harus selalu dikaitkan dengan pengetahuan lain yang telah pernah diketahui oleh mehasiswa tersebut. Selain itu, peserta didik perlu diberi kesempatan untuk beraktivitas atau belajar dengan cara melakukan ( learning by doing) melalui tugas-tugas yang relevan dengan tujuan belajarnya.

Melalui tugas-tugas yang diberikan, seperti yang dilakukan dalam penelitian pengembangan ini, yaitu berupa penugasan portofolio yang dilaksanakan dalam 4 fase. Fase pertama merupakan pemberian tugas, fase berikutnya fase pelaksanaan tugas, fase reses (belajar terstruktur dan mandiri) dan terakhir berupa fase pertanggung jawaban tugas.

Diharapkan teknik penugasan portofolio yang diterapkan di dalam kelas ini akan menciptakan proses yang berulang-ulang pada diri peserta didik yang belajar.

Model pembelajaran penugasan portofolio dalam penelitian ini dikembangkan dan disusun dengan mengadaptasi model rancangan pembelajaran yang dibuat oleh Dick & Carey (1990 : 2-3). Pada model ini produknya tidak hanya terhenti sampai disusunnya cetak biru ( blue print), tetapi terus sampai ke tahap pengembangan program pembelajaran, teknik dan bahan belajar serta evaluasinya.

Page 67: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 5 PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENUGASAN PORTOFOLIO

53

Perbedaan antara model portofolio dengan model Dick & Carey (1990 : 2-3) adalah langkah pengembangan strategi pembelajarannya dikembangkan sesuai dengan ka rak-teristik hakikat penugasan portofolio.

Setelah model pembelajarn dikembangkan maka selanjutnya akan dilakukan pengujian model pembelajaran untuk melihat efektivitasnya dilapangan. Model yang digunakan adalah model pengujian lapangan seperti yang direkomendasikan oleh Borg dan Gall (1983 : 772-785).

Adapun langkah-langkah yang akan dilalui dalam pengembangan model pembelajaran portofolio yang dapat dilihat pada prosedur pengembangan model pembelajaran penugasan portofolio.

PROSEDUR PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PENUGASAN PORTOFOLIO

Agar diperoleh model pembelajaran penugasan portofolio yang efektif dan efi sien, maka seorang pengembang pembelajaran perlu mengikuti prosedur berikut ini:

1. Merumuskan Tujuan akhir pembelajaran

Langkah awal dalam proses pembelajaran yang terpenting adalah kegiatan merumuskan tujuan akhir pembelajaran atau tujuan instruksional umum (TIU). Tujuan akhir inilah yang akan menentukan bahan belajar yang akan disampaikan; menentukan metode pembelajaran yang akan diterapkan dan menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan. Saat ini dengan peristilahan yang berbeda tetapi bermakna sama, TIU dapat juga disebut dengan kompetensi dasar (KD).

Dalam penelitian ini TIU disesuaikan dengan kurikulum yang telah disusun oleh Departemen Pendidikan Nasional dalam hal ini Pusat Kurikulum-Balitbang tingkat Pusat dan dikaji ulang oleh tim pengembang kurikulum MKDK di Universtias Negeri Jakarta dengan Fakultas Ilmu Pendidikan sebagai penanggung jawab.

TIU merupakan tujuan akhir proses pembelajaran yang berisikan hasil belajar peserta didik setelah mengikuti perkuliahan (Suparman, 2004 : 89). Tujuan akhir pembelajaran pada peneliatian ini dikelompokan kedalam tiga kawasan yaitu kawasan kognitif, kawasan afektif dan kawasan psikomotorik.

Adapun tujuan akhir yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah setelah mengikuti

Page 68: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

54

secara aktif kegiatan proses pembelajaran yang diharapkan akan dapat menyusun berkas pengkajian dalam bentuk protofolio tentang topik-topik yang berhubungan dengan hakikat belajar dan pembelajaran dengan berbagai unsur pendekatannya serta implikasinya dalam melaksanakan kegiatan belajar dan pembelajaran.

Contoh Rumusan:

Mata Kuliah : Teori Belajar dan PembelajaranBobot : 4 SKSSasaran : Peserta didik semester 3TIU/Kompetensi Dasar : Setelah mengikuti secara aktif kegiatan perkuliahan mahasiswa S1 IKIP Jakarta

yang mengambil mata kuliah teori belajar dan pembelajaran diharapkan akan dapat menyusun berkas pengkajian dalam bentuk portofolio dari berbagai topik dan implikasinya dalam proses pembelajaran.

Contoh Rumusan:

Mata Kuliah : Pengembangan Kognitif Anak Usia DiniBobot : 2 SKSSasaran : Peserta didik semester 2TIU/ Kompetensi Dasar: Setelah mengikuti mata kuliah Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini, peserta

didik akan dapat merancang strategi dan program stimulasi yang tepat sesuai dengan tingkat kematangan dan perkembangan kognitif di berbagai lingkungan pendidikan.

Latihan:

Coba Anda rumuskan! tujuan mata kuliah/pelajaran yang Anda kelola, dengan ketentuan rumusan sebagai berikut:

Merupakan target akhir dari mata kuliah/pelajaran •Mengandung beberapa kompetensi khusus •Hasil belajar harus dapat diukur dan diamati •

Page 69: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 5 PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENUGASAN PORTOFOLIO

55

Mata Kuliah/ Pelajaran : ………………………………………………..Sasaran : ………………………………………………..TIU/Standar Kompetensi :.…………………………………………….…

………………………………………………………………………….…………………………………………………………………………….

2. Membuat Bagan Analisis Tugas Belajar

Analisis tugas belajar bertujuan untuk menentukan berbagai kemampuan yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran (Dick dan Carey, 1990). Analisis tugas belajar dalam penelitian ini dilakukan melalui kombinasi dari ketiga pendekatan, yaitu: hierarki, kelompok dan prosedural (Suparman, 2004 : 121-129)

Analisis tugas belajar dilakukan dengan cara menjabarkan perilaku umum menjadi perilaku khusus yang disusun secara logis dan sistematis. Dalam pembelajaran, analisis tugas belajar merupakan jembatan antara tujuan pembelajaran khusus dan tujuan pembelajaran umum, oleh karena itulah analisis tugas belajar sangat diperlukan.

Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengidentifi kasi perilaku-perilaku khusus dari yang paling awal sampai yang paling akhir, sehingga dapat menggambarkan perilaku umum secara lebih terperinci.

Analisis tugas belajar dalam mata kuliah belajar dan pembelajaran dalam penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut: (1) menjelaskan hakikat belajar dan pembelaja-ran; (2) membedakan berbagai model pembelajaran.

Page 70: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

56

Contoh Bagan Analisis Instruksional:

TIU / KOMPETENSI DASARSetelah mengikuti secara aktif kegiatan perkuliahan, peserta didik diharapkan akan dapat menelaah konsep dasar pengembangan kognitif pada anak usia dini, merancang strategi yang tepat sesuai dengan tingkat kematangan dan perkembangan kognitif melalui penerapan berbagai unsur dan pendekatan serta klasifi kasi perkembangan kognitif guna memberikan stimulasi yang tepat pada anak diberbagai lingkungan pendidikan.

Kurikulum KB Kurikulum TK Kurikulum SD Kurikulum TPA

Dapat menelaah pengembangan kognitif pada kurikulum di lembaga pendidikananak usia dini

Bayi:lahir-6 bulan

Bayi: 7-12 bulan

Anak: 1 tahun

Anak:2 tahun

Anak: 3-5 tahun

Anak: 6- 8 tahun

Dapat mengidentifi kasi karakteristik perkembangan kognitif anak usia dini

Dapat menjelaskan 6 teori perkembangan kognitif

Dapat menjelaskan hakikat pengembangan kognitif

(Sujiono, Pengembangan Metode Penugasan Portofolio pada Mata Kuliah Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini,

Penelitian. Jakarta 2009:63)

Latihan

Coba Anda rumuskan! bagan analisis instruksional untuk mata kuliah/pelajaran yang Anda kelola, dengan ketentuan rumusan sebagai berikut:• Menjabarkan kompetensi umum menjadi kompetensi khusus• Menentukan keterkaitan antara kompetensi yang ada• Menyusun peta kompetensi satu mata kuliah/pelajaran

Page 71: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 5 PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENUGASAN PORTOFOLIO

57

TIU / KOMPETENSI DASARSetelah mengikuti mata kuliah/ pelajaran, peserta didik................................................................................................................................................................................

................... ................... ...................

...................

...................

...................

Catatan: Bagan latihan di atas yang berisi kotak-kotak kompetensi hanyalah contoh belaka, sangat mungkin bagan yang anda buat tidak sama bentuknya. Bentuk bagan tergantung pada hubungan dari setiap kompetensi yang ada dalam suatu mata kuliah/pelajaran.

3. Mengidentifi kasi Perilaku dan Karakteristik awal Peserta didik

Identifi kasi perilaku dan karateristik awal dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki oleh peserta didik sehubungan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat dicapai di akhir proses (Suparman, 2004 : 146-147). Langkah ini dilaksanakan dengan cara mengumpulkan latar belakang pendidikan atau dafatar mata kuliah yang telah diambil dan dikuasai oleh peserta didik sebagai mata kuliah prasyarat.

Sebagai contoh: Peserta didik yang akan mengikuti mata kuliah Belajar dan Pembelajaran adalah mereka yang sudah mengambil dua mata kuliah prasyarat yaitu Pengantar Pendidikan dan Psikologi perkembangan yang dapat diketahui melalui kartu hasil studi (KHS) setiap peserta didik. Selain itu juga dilakukan tes awal untuk mengetahui pengetahuan dan kemampuan prasyarat yang telah dimiliki peserta didik

Sebagai hasil akhir dari langkah ketiga ini adalah penentuan garis batas antara perilaku yang tidak perlu diajarkan dan perilaku yang harus diajarkan kepada peserta didik pada analisis tugas belajar yang telah disusun. Ternyata hasil tes awal menunjukkan bahwa perilaku terendah sampai tertinggi relatif belum dikuasai sehingga perlu diajarkan secara berurutan dan keseluruhan sesuai dengan analisis tugas belajar.

Page 72: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

58

Contoh Garis Batas Perilaku Peserta Didik ( Entri Behavior Line—EBL)

TIU / KOMPETENSI DASARSetelah mengikuti secara aktif kegiatan perkuliahan, peserta didik diharapkan akan dapat

menelaah konsep dasar pengembangan kognitif pada anak usia dini, merancang strategi yang tepat sesuai dengan tingkat kematangan dan perkembangan kognitif melalui penerapan berbagai unsur dan pendekatan serta klasifi kasi perkembangan kognitif guna memberikan stimulasi yang

tepat pada anak diberbagai lingkungan pendidikan.

Kurikulum KB Kurikulum TK Kurikulum SD Kurikulum TPA

Dapat menelaah pengembangan kognitif pada kurikulum di lembaga pendidikananak usia dini

Bayi:lahir-6 bulan

Bayi: 7-12 bulan

Anak: 1 tahun

Anak:2 tahun

Anak: 3-5 tahun

Anak: 6- 8 tahun

Dapat mengidentifi kasi karakteristik perkembangan kognitif anak usia dini

Dapat menjelaskan 6 teori perkembangan kognitif

Dapat menjelaskan hakikat pengembangan kognitif

EBL 1: Artinya belum ada satupun kompetensi yang telah dikuasai oleh peserta didik.EBL 2: Artinya kompetensi 1 dan 2 sudah dikuasai oleh peserta didik dan pengajar hanya perlu mereview kembali. Selanjutnya pengembangan indikator mulai dari kompetensi 3 dan seterusnya.

EBL 2

EBL1

(Sujiono, Pengembangan Metode Penugasan Portofolio pada Mata Kuliah Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini, Penelitian. Jakarta 2009:63)

4.1

3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6

4.2 4.3 4.4

4.14

3

2

1

Page 73: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 5 PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENUGASAN PORTOFOLIO

59

4. Merumuskan Tujuan Pembelajaran Khusus/Indikator

Perumusan tujuan pembelajaran khusus sangatlah penting, karena tujuan inilah yang akan menjadi tolok ukur dari semua kegiatan pembelajaran. Menurut Dick dan Carey (1990 : 31-32) tujuan-tujuan pembelajaran khusus merupakan komponen kunci suatu program. Rumusan tujuan inilah yang merupakan petunjuk bagi upaya pemilihan materi, penstrukturan kegiatan pembelajaran, menjadi referensi pada saat mengembangkan instrument evalauasi. Selain itu merupakan acuan bagi penyusunan tes dan pemilihan bahan belajar. Tercapai tidaknya tujuan pembelajaran khusus inilah yang akan menentukan efektivitas pembelajaran (Suparman, 2004 : 158-159). Istilah TPK saat ini dapat diidentikkan dengan istilah indikator.

Tujuan pembelajaran Khusus (TPK) merupakan perilaku-perilaku khusus yang akan diajarkan. TPK disusun berdasarkan hasil akhir analisis tugas belajar yang kemudian dirumuskan kedalam kalimat yang kelas, pasti, dapat diukur dan dapat diamati. Agar didapat hasil rumusan tujuan pembelajaran yang memadai, (Suparman, 2004 : 163-169)) menyarankan pemakaian format rumusan ABCD ( Audience, Behavior, Condition, Degree) sebagai unsur-unsurnya.

Dick dan Carey (1990: 32-34) merekomendasikan adanya tiga komponen pokok yang harus ada pada setiap rumusan tujuan pembelajaran, yaitu deskripsi tentang apa yang seharusnya diperbuat oleh peserta didik setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran, kondisi atau keadaan yang menjadi syarat munculnya perilaku yang diinginkan, serta kriteria yang akan dipakai untuk menilai perubahan tingkat kemampuan peserta didik. Sedangkan Gagne dan Briggs dalam Gafur (1989:66-69) merekomendasikan lima komponen tujuan yang sedapat-dapatnya diusahakan ada pada setiap rumusan TPK, yaitu situasi atau kondisi pada saat stimulus diberikan, kata kerja penunjuk kapabilitas dari apa yang dipelajari, ruang lingkup materi yang akan dibahas, bentuk tindakan kerja yang dituntut, serta kendala dan pendukung tercapainya tujuan itu.

Contoh Rumusan:

Mata Kuliah : Pengembangan Kognitif Anak Usia DiniBobot : 2 SKSPokok Bahasan : Teori Pengembangan KognitifTIK/ Indikator : Pada akhir perkuliahan, peserta didik semester 2 akan dapat mengkaji

berbagai teori perkembangan kognitif sesuai dengan 4 mahzab dalam pendidikan.

Page 74: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

60

Latihan:

Coba Anda rumuskan! Tujuan Instruksional Khusus/TIK dari mata kuliah/pelajaran yang Anda kelola, dengan rumusan sebagai berikut:

Menggunakan kata kerja operasional •Berorientasi pada hasil belajar •Berorientasi pada sasaran •Hanya menggunakan satu kata kerja operasional •

Mata Kuliah/ Pelajaran : ...........................................................................................Pokok Bahasan : ...........................................................................................TIK/Indikator : ..................................................................................................................................................................................................................................... ..........................................................................................................................................

5. Mengembangkan Alat Evaluasi

Menurut Suparman (2004 : 175-178) kriteria pokok yang menandai perolehan kemam-puan adalah apabila peserta didik dapat menemukan sendiri generalisasi atau antitesa dari apa yang dipelajari sehingga menjadi suatu bentuk kemampuan baru.

Sehubungan dengan hakikat kemampuan yang diharapkan akan dimiliki oleh peserta didik, maka dua jenis alat evaluasi yang telah disiapkan, yaitu tes dan non tes. Tes hasil belajar ini akan digunakan dalam tes awal ( pre test) dan tes akhir ( post test), kemudian akan dibandingkan untuk melihat kemajuan dan keberhasilan belajar peserta didik sebelum dan setelah mengikuti kegiatan belajar.

Alat evaluasi yang akan dikembangkan berupa tes acuan patokan yang disusun berdasarkan TPK sehingga tes tersebut benar-benar konsisten dengan perilaku yang seharusnya diukur (Arikunto, 1987: ....). Dengan perkataan lain tes yang dapat mengukur tingkat pencapaian peserta didik terhadap perilaku yang terdapat dalam tujuan pembelajaran khusus. Tes juga harus dilengkapi dengan petunjuk mengerjakan tes, lembar jawaban serta kunci jawaban untuk menjamin obyektivitas penilaian demi kepentingan pengajar. Sebaiknya sebelum diguanakan soal-soal tes tersebut akan dianalisis melalui penentuan daya pembeda ( discriminating power) dan taraf kesukaran ( diffi culty index). Setelah itu akan dihitung derajad validitas dan reliabilitas tes demi menjamin adanya tes yang memadai untuk digunakan.

Page 75: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 5 PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENUGASAN PORTOFOLIO

61

Sedangkan penggunaan alat evaluasi berupa non tes disusun berdasarkan kemampuan dan keterampilan yang diharpkan akan dimiliki oleh pesert didik pada saat pelaksanaan tugas. Alat evaluasi berupa non tes terdiri dari lembar penilaian diskusi, lembar monitoring dan angket reaksi peserta didik terhadap perkuliahan khususnya yang berhubungan dengan teknik penugasan portofolio.

6. Mengembangkan Strategi Pembelajaran Penugasan Portofolio

Strategi pembelajaran merupakan pendekatan menyeluruh dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan. Selain itu strategi pembelajaran merupakan pedoman umum dengan kerangka kegiatan yang dikembangkan dari falsafah dan teori belajar. Sedangkan menurut Dick dan Carey (1990 : 161-163) strategi pembelajaran me liputi seperangkat bahan belajar dan prosedur yang diskenariokan untuk memanfaatkan bahan belajar, sehingga didapat hasil belajar tertentu dari peserta didik. Terdapat lima kegiatan dalam strategi pembelajaran yaitu kegiatan awal pembelajaran, penyajian informasi, partisipasi peserta didik, pengujian dan tindak lanjut (Dick dan Carey, 1990 : 162-166)

Selain itu dalam pengembangan strategi pembelajaran yang telah ditentukan pula urutan kegaiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan, metode pembelajaran media pembelajaran, serta penentuan waktu yang akan digunakan oleh pengajar dan peserta didik. Metode pembelajaran merupakan komponen utama dari strategi pembelajaran (Suparman, 2004 : 217)

Teknik penugasan portofolio dilaksanakan dalam empat fase, yaitu fase pemberian tugas, fase pelaksanaan tugas dan fase reses, serta fase pertanggungjawaban tugas. Pada tahap awal peserta didik diperkenalkan terlebih dahulu tentang tugas yang akan dilaksanakan, kemudian dilanjutkan dengan pembagaian kelompok dan lembar prosedur kerja. Selanjutnya pada fase pelaksanaan tugas yang terdiri dari aktivitas individu yaitu proses mencari dan menemukan sendiri berbagai sumber bacaan yang relevan dengan topik yang akan dibahas, dan aktivitas kelompok berupa diskusi kelompok kecil untuk menyusun berkas portofolio. Fase ketiga disebut juga dengan fase reses karena pada fase ini setiap kelompok peserta didik diberi kesempatan dalam rentang waktu tertentu untuk menyelesaikan tugas mereka diluar jam perkuliahan tatap muka. Terakhir adalah fase pertangungjawaban tugas dalam bentuk penyajian hasil diskusi di kelas atau dalam bentuk lainnya yang setara misalnya seminar atau simposium dihadapan kelompok lain dengan pengajar sebagai moderator

Page 76: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

62

Adapun hal-hal yang perlu disiapkan adalah pedoman kerja pengajar, pedoman kegiatan peserta didik, lembar observasi untuk memonitor, lembar penilaian diskusi dan jadwal kegiatan penyajian diskusi di kelas.

Contoh Bagan Strategi Pembelajaran:

NoTIK/

IndikatorPokok

BahasanSub Pokok Bahasan

STRATEGI PEMBELAJARAN Sumber Rujukan/ PustakaMetode Media Alokasi Waktu

7. Menyusun Program Pembelajaran

Penyusunan program pembelajaran dimaksudkan untuk memudahkan pengajar dan peserta didik yang akan melaksanakan model pembelajaran ini. Sebaiknya disusun pedoman pelaksanaan pembelajaran bagi pengajar dan kegiatan belajar bagi peserta didik.

Pedoman bagi pengajar1. Pedoman ini berisi tahapan yang harus dilaksanakan oleh seorang pengajar apabila

ia akan menggunakan model pembelajaran penugasan portofolio, yaitu: langkah pengembangan strategi penugasan portofolio, penyusunan garis besar program pembelajaran, penyusunan rancangan teknik penugasan portofolio.

Pedoman bagi peserta didik2. Pedoman ini berisi sejumlah kegiatan belajar yang akan dilaksanakan oleh peserta

didik dari awal hingga akhir kegiatan belajar. Terdiri dari tahapan kegiatan peserta didik dalam penugasan portofolio dan urutan kegiatan belajar yang terdiri dari lima kegiatan, yaitu melaksanakan tugas kelompok, mencari dan mengkaji sumber rujukan, menyusun isi dan sistem penulisan batang tubuh, menyajikan isi berkas portofolio, mengumpulkan tugas akhir.

8. Menyusun dan Melaksanakan Evaluasi Sumatif

Evaluasi sumatif dilaksanakan untuk menilai efektivitas pelaksanaan penerapan meodel pembelajaran penugasan portofolio di lapangan. Akan dikembangkan seperangkat tes

Page 77: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 5 PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENUGASAN PORTOFOLIO

63

ANALISIS TUGAS

BELAJAR

PENULISAN TUJUAN UMUM

PERILAKU AWAL & KARAKTERISTIK

PESERTA DIDIK

TUJUAN PEMBELAJARAN

KHUSUS

PENGEMBANGAN ALAT EVALUASI

PENGEMBANGAN STRATEGI MODEL PEMBELAJARAN

PORTOFOLIO

PENYUSUNAN PROGRAM

PERKULIAHAN

EVALUASI PEMBELAJARAN

TES FORMATIF

TES SUMATIF

FASE PEMBERIAN

TUGAS

FASE PELAKSANAAN

TUGAS

FASE RESES (PELAKSANAAN TUGAS

TERSTRUKTUR BELAJAR MANDIRI)

FASE PERTANGGUNG

JAWABAN TUGAS

PEMBELAJARAN SEBAGAI PROSES KOGNITIF

PEROLEHAN INFORMASI BARU

TRANSFORMASIINFORMASI

MENGUJI RELEVANSI DAN KETEPATAN PENGETAHUAN

R E V I S I

MODEL PEMBELAJARAN PENUGASAN PORTOFOLIODIRAMU DARI TEORI-TEORI BELAJAR KOGNITIF

DAN TEORI PEMBELAJARAN MODERN(Yuliani Nurani, 1996 : 81)

hasil belajar yang mengacu pada tujuan pembelajaran khusus yang telah disusun. Tes sumatif diberikan diakhir kegiatan pembelajaran untuk mengetahui seberapa besar peserta didik mampu menguasai materi pelajaran yang telah diberikan.

Agar tampak lebih jelas, berikut ini adalah bagan prosedur pengembangan model pembelajaran penugasan portofolio yang diramu dari teori belajar kognitif dan prinsip-prinsip pembelajaran yang berhubungan dengan cara mengaktifk an peserta didik dalam belajar.

1

2

3

4

5

6

78

Page 78: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO
Page 79: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

65

Penerapan Teknik Penugasan Portofoliodalam Proses Pembelajaran

B a b 6

“Orang-orang yang optimis melihat bunga mawar, bukan durinya;

orang-orang pesimis berpaku pada duri dan melupakan mawarnya.”

Kahlil Gibran (1883-1931), Filsuf dan sastrawan Amerika Serikat

kelahiran Lebanon

Page 80: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

66

PEDOMAN BAGI PENGAJAR

Penugasan portofolio pada dasarnya bertujuan agar terjadi tindak belajar yng efektif dan efi sien pada diri si belajar. Melalui teknik penugasan portofolio diharapkan peserta didik akan dapat belajar secara aktif sesuai kemampuannya masing-masing, karena teknik penugasan portofolio lebih berpijak pada segi proses yang terjadi dalam belajar untuk mencapai hasil belajar. Hal ini sangat relevan dengan cara mengaktifk an peserta didik dalam belajar yang lebih banyak menuntut kemandirian peserta didik dalam belajar.

Portofolio yang merupakan suatu berkas pengkajian terhadap topik yang akan dibahas haruslah berisi deskripsi tentang pengalaman belajar yang dapat menghasilkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan seseorang yang dibuat secara tertulis. Selain itu portofolio hendaknya disertai dokumentasi atau kumpulan sumber yang dijadikan rujukan dan dilampirkan di bagian akhir dari berkas portofolio.

Tugas pengajar tidak lagi hanya sekedar penyampai informasi saja dan bukan pula sebagai satu-satunya sumber belajar tetapi lebih dituntut berperan sebagai manejer di kelas. Pengajar harus berusaha secara aktif menuntun dan mengarahkan peserta didik dalam kegiatan belajar agar tujuan akhir mata kuliah/pelajaran dapat tercapai. Dalam pelaksanaannya, tugas pengajar yang utama adalah sebagai penyaji atau penyedia informasi pada saat pemberian tugas, sebagai fasilitator/tutor/pemantau pada saat pelaksanaan tugas, sebagai moderator dan evaluator pada saat pertanggungjawaban tugas. Untuk itu perlu persiapan yang matang mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi sepanjang kegiatan belajar.

Langkah Pengembangan Strategi Penugasan Portofolio

Untuk mengembangkan strategi penugasan portofolio dilaksanakan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menyusun Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP)

GBPP merupakan suatu rumusan tujuan dan pokok-pokok isi mata kuliah yang sekaligus dapat dipergunakan sebagai bahan kontrak kuliah dengan peserta didik. Didalamnya tertulis komponen-komponen sebagai berikut: Deskripsi mata kuliah, Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)/Kompetensi Dasar (KD), Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)/Indikator, Pokok Bahasan/Topik, Teknik Pembelajaran, Tugas-tugas, Penilaian dan Sumber rujukan (buku wajib dan buku yang dianjurkan).

Page 81: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 6 PENERAPAN TEKNIK PENUGASAN PORTOFOLIO DALAM PROSES PEMBELAJARAN

67

Contoh Bagan GBPP/Silabus:

GBPP/ S I L A B U S P E R K U L I A H A N

MATA KULIAH : PENGEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINIBOBOT : 2 SKS Pengajar PENGAMPU : Dr. Yuliani Nurani Sujiono, M.Pd NIP : 19660716 199003 2 001KODE Pengajar : 1016

Deskripsi Mata Kuliah

Masa pendidikan anak usia dini ( early childhood education) merupakan usia peka untuk mengembangkan berbagai potensi yang telah ada dalam diri anak. Pengembangan berbagai potensi tersebut harus dilakukan secara komprehensif dan terintegrasi. Sebagai gambaran, apabila fungsi kognitif akan dikembangkan, maka harus dikaitkan dengan kesiapan mental, sosial dan emosional dari anak tersebut. Mata kuliah ini merupakan salah satu mata kuliah keahlian bidang studi (MKK I) yang wajib diambil oleh setiap peserta didik pada program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini. Mata kuliah ini memberikan bekal bagi peserta didik sebagai pendidik dan calon tenaga profesional di bidang kependidikan untuk dapat menerapkan berbagai pengetahuan, teori, prinsip dan strategi pengembangan Kognitif pada anak usia dini.

Kompetensi Dasar

Setelah mengikuti secara aktif kegiatan perkuliahan, peserta didik diharapkan akan dapat menelaah konsep dasar pengembangan kognitif pada anak usia dini, merancang strategi yang tepat sesuai dengan tingkat kematangan dan perkembangan kognitif melalui penerapan berbagai unsur dan pendekatan serta klasifi kasi perkembangan kognitif guna memberikan stimulasi yang tepat pada anak diberbagai lingkungan pendidikan.

Page 82: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

68

KOMPETENSI DAN SUB

KOMPETENSIINDIKATOR

SUBTANSIKAJIAN

PENGALAMAN BELAJAR

STRATEGIPEMBELAJARAN

EVALUASIDAN

TAGIHAN

Peserta didik mampu menjelaskan hakikat pengembangan kognitif

dst...

Peserta didik mampu:Menjelaskan defi nisi dan peristilahan kognitifMenjelaskan potensi kognitif anak usia diniMengidentifi kasi ciri perilaku kognitifMenganalisis faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitifdst...

Hakikat pengembangan kognitif:1. Defi nisi dan peristilahan

kognitif2. Potensi kognitif anak

usia dini3. Ciri perilaku kognitif4. Faktor yang

mempengaruhi perkembangan kognitif

dst...

100 - - Ceramah bervariasi dengan:Tanya jawab dan diskusi terpimpin

Media: OHP dan hand out

dst...

Rangkuman materi

(Yuliani Nurani Sujiono, Pengembangan Penugasan PortofolioPada Mata Kuliah Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini, Penelitian, 2009:60)

Latihan:

Kembangkanlah GBPP atau Silabus Mata kuliah/pelajaran yang Anda kelola, kemudian diskusikan dengan teman sejawat, kepala sekolah dan atau pakar desain instruksional dan ahli materi.

b. Penyusunan Teknik Penugasan Portofolio

Kegiatan penugasan portofolio dilaksanakan melalui 4 fase dalam teknik penugasan, yaitu: fase pemberian tugas, fase pelaksanaan tugas, fase reses (tugas terstruktur dan mandiri) dan fase pertanggungjawaban tugas

Adapun langkah yang perlu disiapkan dalam setiap fase, sebagai berikut:a) Fase pemberian tugas Pada fase ini pengajar diharapkan dapat memberikan informasi yang sejelas-jelasnya

tentang maksud dan tujuan, manfaat serta teknik penugasan portofolio yang akan dilaksanakan oleh peserta didik melalui langkah-langkah sebagai berikut:1. Orientasi tentang penugasan portofolio2. Menjelaskan tentang lembar tugas3. Pembagian kelompok berdasarkan besarnya jumlah anggota di kelas4. Penentuan topik setiap kelompok (undian) berdasarkan topik-topik yang akan dikaji5. Penentuan batas waktu pelaksanaan tugas (jadwal kegiatan belajar)

Page 83: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 6 PENERAPAN TEKNIK PENUGASAN PORTOFOLIO DALAM PROSES PEMBELAJARAN

69

b) Fase pelaksanaan tugas Pada fase ini pengajar diharapkan akan dapat memotivasi peserta didik agar ia

dapat melakukan tugasnya secara aktif sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditetapkan.

Adapun langkah-langkah yang perlu diperhatikan, sebagai berikut:

1. Pembahasan draft proposal2. Pembahasan sumber rujukan yang relevan3. Pembahasan sistem penulisan

c) Fase Reses (tugas terstruktur dan mandiri) Pada fase ini pengajar bertugas mengadakan pemantauan atau pengawasan sejak

awal hingga akhir kegiatan penugasan, karena pada fase ini setiap kelompok peserta didik diberi kesempatan dalam rentang waktu tertentu untuk menyelesaikan tugas mereka diluar jam perkuliahan tatap muka. Dengan perkataan lain fase ini berlangsung tanpa perkuliahan tatap muka, tetapi secara tugas terstruktur dan mandiri.

Adapun hal-hal yang perlu disiapkan sebagai berikut:1. Menyiapkan lembar monitoring kegiatan belajar2. Menyiapkan jadwal dan memberikan konsultasi bagi setiap kelompok (minimal

1 kali seminggu) tentang:Sistem penulisan batang tubuh portofolio •Pembahasan isi •Penyusunan • klipping sumber rujukan

d) Fase Pertanggungjawaban tugas Pada fase ini pengajar memberikan balikan secara tertulis dan lisan terhadap hasil

kerja setiap kelompok. Pada saat penyajian portofolio di kelas pengajar berfungsi sebagai moderator sekaligus evaluator.

Adapun hal-hal yang perlu disiapkan sebagai berikut:1. Menyusun jadwal penyajian diskusi bagi masing-masing kelompok2. Menyiapkan aturan dalam diskusi3. Menyusun lembar penilaian:

Penyajian diskusi: nilai kelompok dan nilai individu •Berkas pengkajian portofolio •

Page 84: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

70

PEDOMAN PENYUSUNAN BAGI PESERTA DIDIK

Teknik penugasan portofolio adalah suatu teknik penyampaian dimana peserta didik diberikan suatu persoalan/problema ataupun topik tertentu yang harus dibahas, diselesaikan dan dikuasai dalam jangka waktu tertentu.

Secara nyata teknik ini bertujuan untuk: (1) memberikan kesempatan yang berharga bagi peserta didik untuk belajar dan berkarya sendiri sesuai dengan kemampuannya, (2) membimbing peserta didik melalui cara yang tepat sehingga kegagalan-kegagalan dapat dikurangi.

Sedangkan portofolio sendiri merupakan berkas pengkajian terhadap suatu permasalahan ataupun topik tertentu yang harus dikaji secara mendalam dan menyeluruh sesuai tujuan dari mata kuliah tertentu.

Adapun manfaat yang dapat diambil dari teknik penugasan portofolio antara lain: (1) hasil belajar peserta didik lebih mantap dan tahan lama, (2) pengalaman peserta didik lebih terintegrasi dengan menggunakannya dalam situasi-situasi yang berbeda atau masalah yang baru, (3) peserta didik terangsang untuk berusaha lebih giat, memupuk inisiatif, bertanggungjawab dan berdiri sendiri, (4) membangkitkan minat dan motivasi dalam belajar.

Pada teknik penugasan portofolio terdapat 4 fase kegiatan belajar yang akan dilakukan oleh peserta didik, yaitu: (1) fase pemberian tugas, peserta didik mendengarkan informasi dari pengajar tentang hakikat dan teknik penyusunan portofolio, (2) fase pelaksanaan tugas, peserta didik secara aktif melaksanakan tugas tugas sesuai topik yang telah ditentukan, (3) fase reses (tugas terstruktur dan mandiri), peserta didik dalam kelompok diberi kesempatan selama rentang waktu tertentu (diluar jam perkuliahan tatap muka) untuk menyelesaikan tugas berkas portofolio lengkap dengan klipping sumber rujukan, (4) fase fase pertanggung jawabantugas, peserta didik menyajikan hasil karya mereka dalam diskusi di kelas, merevisi dan menyempurnakannya sehingga menjadi suatu berkas pengkajian portofolio yang lengkap.

Kegiatan Peserta didik dalam Penugasan Portofolio

Kegiatan peserta didik dalam penugasan portofolio dilaksanakan melalui 4 fase teknik penugasan, yaitu: fase pemberian tugas, fase pelaksanaan tugas, fase reses (tugas terstruktur dan mandiri) dan fase pertanggungjawaban tugas.

Kegiatan pada masing-masing fase sebagai berikut:

Page 85: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 6 PENERAPAN TEKNIK PENUGASAN PORTOFOLIO DALAM PROSES PEMBELAJARAN

71

a. Fase pemberian tugas

Pada fase ini diharapkan peserta didik akan dapat memahami maksud dan tujuan, manfaat serta teknik pelaksanaan tugas portofolio secara terperinci. Adapun langkah-langkah yang perlu diperhatikan sebagai berikut:1. Mendengarkan penjelasan dari pengajar tentang hakikat portofolio dan teknik

pelaksanaannya2. Mempelajari panduan penyusunan teknik penugasan portofolio 3. Memilih dan menentukan teman dalam kelompok4. Memilih dan menetapkan topik yang akan dikaji5. Menentukan jadwal kegiatan belajardalam kelompok kecil

Waktu pertemuan diskusi •Tugas individu dalam kelompok •

b. Fase pelaksanaan tugas

Pada fase ini peserta didik diharpkan akan dapat melaksanakan tugas portofolio sesuai dengan langkah-langkah yang telah dipelajari dan bekerja sesuai jadual yang telah ditentukan.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut:1. Mencari dan menemukan sendiri berbagai sumber belajar yang akan dijadikan

referensi dalam menunjang pengkajian topik (tugas individu dalam kelompok) 2. Menyusun draft portofolio sesuai topik yang telah dipilih3. Menyusun berkas portofolio berupa pengkajian topik secara mendalam dan

menyeluruh dalam diskusi kelompok kecil.

c. Fase reses (tugas terstruktur dan mandiri)

Pada fase ini peserta didik diharapkan akan dapat menyusun berkas portofolio lengkap dengan lampiran berupa klipping sumber rujukan dalam rentang waktu tertentu secara terstruktur dan mandiri diluar jam perkuliahan tatap muka. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut:1. Mengadakan konsultasi langsung dengan pengajar sesuai jadual yang telah

ditentukan (batas minimal ditentukan) sampai saat penyajian diskusi2. Mengkonsultasikan berbagai sumber rujukan yang relevan dengan topik yang

dibahas3. Mengkonsultasikan isi batang tubuh portofolio

Page 86: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

72

4. Menyusun lampiran berupa fotocopi sumber rujukan yang sesuai dan berhubungan dengan topik yang dikaji.

d. Fase pertanggungjawaban tugas

Pada fase ini peserta didik diharapkan akan dapat mempertanggung jawabkan tugas penyusunan berkas pengkajian portofolio dalam presentasi diskusi di kelas dihadapan pengajar dan anggota kelompok lain. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut:1. Mendengarkan penjelasan dari pengajar sebagai moderator tentang peraturan

diskusi kelas2. Membagikan berkas portofolio lengkap kepada pengajar dan kelompok lain3. Menyajikan hasil diskusi kelompok kecil berupa berkas pengkajian portofolio

lengkap4. Mengumpulkan saran, ide tanggapan dan kritik baik dari pengajar dan anggota

kelompok lainnya baik balikan secara lisan maupun tulisan sebagai bahan perbaikan

5. Memperbaiki dan menyempurnakan berkas portofolio lengkap sebagai hasil penyempurnaan, berupa:

batang tubuh (makalah) •lampiran ( • klipping = fotocopy sumber rujukan)

e. Kegiatan Belajar

Terdapat lima kegiatan utama yang kan dilaksanakan oleh peserta didik dalam rangka penugasan portofolio, sebagai berikut:1. Melaksanakan tugas kelompok Tugas portofolio dibuat secara berkelompok dan merupakan prasyarat untuk

mendapatkan nilai individu. Anggota kelompok dipilih dan ditentukan sendiri oleh masing-masing peserta didik. Setiap kelompok akan mengkaji satu topik pilihan yang akan ditentukan secara bersama-sama.

2. Mencari dan mengkaji sumber rujukan Mencari dan menemukan sendiri sumber belajar terutama berupa sumber rujukan

yang akan menunjang pengkajian topik merupakan tugas individu didalam kelompok. Topik hendaknya dikaji secara mendalam dan menyeluruh denagn

Page 87: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 6 PENERAPAN TEKNIK PENUGASAN PORTOFOLIO DALAM PROSES PEMBELAJARAN

73

minimal menggunakan 8 sumber rujukan dengan 2 sumber berbahasa asing (Inggris)

3. Menyusun isi dan sistem penulisan batang tubuh Penyusunan portofolio yang merupakan berkas pengkajian terdiri dari:

Batang tubuh: berisikan pembahasan topik kelompok dengan struktur isi yang disarankan sebagai berikut: PENDAHULUAN, berisikan latar belakang topik yang dibahas; PEMBAHASAN, berisikan pengertian, istilah dan konsep yang terkandung

dan atau yang berkaitan dengan topik; KESIMPULAN, berisikan inti dari pokok-pokok yang dibahas dan saran-

saran terutama yang berkaitan dengan pemanfaatannya dalam proses pendidikan dan pembelajaran;

Catatan: Isi batang tubuh (pendahuluan, pembahasan dan kesimpulan tidak lebih dari 25 halaman kwarto dan diketik 2 spasi).

DAFTAR PUSTAKA, ditulis lengkap dari seluruh sumber rujukan yang digunakan.

Lampiran/Dokumentasi: berisikan fotocopy sumber bacaan yang dijadikan referensi dan/atau menunjang pengkajian topik dilampirkan di bagian akhir dari portofolio. Adapun teknik penyusunan yang disarankan sebagai berikut:a) Sampul depan sumber rujukan ikut difotocopyb) Bahan yang dilampirkan sebaiknya dipilih secara seksamac) Disusun berdasarkan urutan daft ar pustaka

4. Menyajikan isi berkas portofolio Penyajian isi portofolio di depan kelas dengan pengajar sebagai moderator dan

kelompok lain sebagai penyanggah dilaksanakan di depan kelas. Tujuannya adalah selain mempertanggungjawabkan tugas juga untuk mendapat balikan guna penyempurnaan dari tugas portofolio.

Penyajian portofolio dilaksanakan selama lebih kurang 60 menit disertai tanya jawab antar kelompok dan pengajar

5. Mengumpulkan tugas akhir Tugas harus sudah masuk pada pengajar satu minggu sebelum saat masing-masing

kelompok menyajikan berkas portofolio di kelas. Setelah diadakan perbaikan dan

Page 88: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

74

penyempurnaan tugas dikumpulkan paling lambat 2 minggu sebelum perkuliahan berakhir.

Secara singkat kegiatan yang dilakukan oleh pengajar dan peserta didik dengan menggunakan teknik penugasan portofolio dapat dilihat dalam bagan berikut ini:

PENUGASAN PORTOFOLIO

Mata Kuliah / Pelajaran :...........................................................Kelompok :..........................................................Pokok Bahasan/Topik :..........................................................

KEGIATAN PEMBELAJARAN(pengajar)

KEGIATAN BELAJAR(peserta didik)

I. Pada fase pemberian tugas:1. Orientasi / informasi tugas 1. mendengarkan, menyimak dan bertanya.2. Membagi dan membahas lembar penugasan

portofolio2. menerima dan membaca lembar tugas

portofolio.3. Pembagian anggota kelompok. 3. mencari sendiri teman anggota kelompok4. Pemilihan dan penentuan topik kelompok. 4. memilih dan menentukan topik yang akan

dikaji.5. Penentuan jadwal konsultasi. 5. membicarakan dengan teman anggota

kelompok.

II. Pada fase pelaksanaan tugas:1. Penetapan permasalahan yang akan

dikaji.1. mendengarkan, menyimak dan bertanya

2. Tugas mencari berbagai sumber bacaan 2. secara individual mencari sumber bacaan3. Penyusunan draft prtofolio 3. menyusun dan mendiskusikan draft

portofolio

Page 89: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 6 PENERAPAN TEKNIK PENUGASAN PORTOFOLIO DALAM PROSES PEMBELAJARAN

75

III. Pada fase reses (tugas tersruktur & mandiri):1. Penyusunan berkas pengkajian portofolio 1. menyusun dan mendiskusikan berkas

portofolio2. Pengarsipan sumber bacaan pendukung 2. meng-copy dan mengklipping sumber

bacaan3. Penyusunan Lampiran 3. menyusun lampilan4. Konsultasi perkembangan tugas minimal 1 kali

seminggu4. mengkonsultasikan perkembangan tugas

sampai selesai.

IV. Pada fase pertanggung jawaban tugas:1. Pembagian berkas portofolio lengkap

paling lambat seminggu sebelum giliran penyajian.

1. membagikan berkas portofolio kepada pengajar dan teman kelompok lalinnya

2. Penyajian berkas portofolio di kelas 2. menetapkan tugas anggota dalam diskusi.3. Pengumpulan dan pencacatan jalannya

diskusi dan hasilnya.3. mengumpulkan dan mencatat sara,

pendapat, ide ataupun tanggapan baik tertulis / lisan

4. Perbaikan dan penyempurnaan berkas portofolio

4. memperbaiki dan menyempurnakan berkas portofolio

5. Pengumpulan tugas tepat waktunya. 5. mengumpulkan tugas portofolio tepat waktunya.

PELAKSANAAN PROGRAM PENILAIAN

Penilaian terhadap kegiatan belajar peserta didik dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Penilaian dilakukan tidak saja untuk mengetahui keberhasilan peserta didik dalam belajar, tetapi juga diarahkan untuk menilai kemajuan belajar selama proses berlangsung.

Untuk itu terdapat dua bentuk penilaian yang akan dilaksanakan baik secara tertulis, lisan maupun melalui pengamatan:a. Penilaian secara tertulis Dilakukan pada saat tes akhir kegiatan belajar yang berisikan:

- tes bentuk obyektif (pilihan)- tes bentuk subyektif (uraian)

b. Penilaian secara lisan ataupun pengamatan Dilakukan pada saat diskusi di kelas dengan menggunakan lembar penilaian diskusi

yang berisikan:

(Sumber : Yuliani Nurani, 1996 : 194-195)

Page 90: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

76

1) Komponen/aspek yang dinilai:- persiapan diskusi- pelaksanaan diskusi

2) Nilai berdasarkan skala likert: baik sekali (5), baik (4), Cukup (3), Kurang (2) dan kurang sekali (1)3) Scoring4) Tanda tangan pengamat (observer)

Berikut adalah contoh dari Lembar Penilaian Diskusi Penugasan Portofolio:

LEMBAR PENILAIAN DISKUSI PENUGASAN PORTOFOLIO

Mata kuliah/pelajaran :.......................................................Kelompok kerja :.......................................................Topik/pokok bahasan :.......................................................

KOMPONEN / ASPEK YANG DINILAI DALAM DISKUSI

NILAIBS(5)

B(4)

C(3)

K(2)

KS(1)

A. PERSIAPAN DISKUSI1. Kelengkapan berkas portofolio2. Kesesuaian topik dengan:

a. Judul kajianb. Permasalahan

3. Sumber belajar (rujukan)4. Persiapan penggunaan media pembelajaran

B. PELAKSANAAN DISKUSI1. Pembukaan

a. Teknik membuka diskusib. Teknik mengantarkan berkas portofolioc. Teknik penguasaan kelas

Page 91: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 6 PENERAPAN TEKNIK PENUGASAN PORTOFOLIO DALAM PROSES PEMBELAJARAN

77

KOMPONEN / ASPEK YANG DINILAI DALAM DISKUSI

NILAIBS(5)

B(4)

C(3)

K(2)

KS(1)

2. Penyajian berkas portofolioa. Teknik menjelaskan isib. Penguasaan isic. Penguasaan media pembelajarand. Ketepatan / kejelasan dalam menjawab setiap pertanyaane. Respon / cara menanggapi setiap pertanyaanf. Partisipasi anggota dalam setiap kelompok.g. Pemerataan kesempatan menjawab pertanyaan

dari anggota kelompokh. Pemerataan kesempatan bertanya kelompok

lain

3. Penutupa. Cara menyimpulkan inti dari isi portofoliob. Cara menyimpulkan hasil diskusic. Kesesuaian waktu yang digunakan dengan

perencanaand. Teknik menutup diskusi

Jumlah Total

Komentar / Saran Perbaikan:........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

Jakarta, Penilai / Pengamat ( )

(Sumber : Yuliani Nurani, 1996 : 197)

Page 92: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

78

Sistem Pembobotan:

Interval Kode Arti

90 – 100 : A = Baik Sekali

70 – 80 : B = Baik

50 – 60 : C = Cukup

30 – 40 : D = Kurang

10 – 20 : E = Kurang SekaliPenilaian keseluruhan : A – B – C – D – E ** Lingkarilah huruf yang dimaksud sesuai dengan hasil penilaian yang telah dilakukan

PANDUAN PELAKSANAANPROGRAM PENILAIAN TEKNIK PENUGASAN PORTOFOLIO

Penilaian terhadap kegiatan belajar peserta didik dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Penilaian dilakukan tidak saja untuk mengetahui keberhasilan peserta didik dalam belajar, tetapi juga diarahkan untuk menilai kemajuan belajar dalam proses berlangsung.

Untuk itu terdapat 2 bentuk penilaian yang akan dilaksanakan baik sacara tertulis, lisan ataupun melalui pengamatan:1. Penilaian secara tertulis, dilakukan pada saat tes akhir kegiatan belajar yang

berisikan:Tes bentuk objektif (pilihan) •Tes bentuk subjektif (uraian) •

2. Penilaian secara lisan ataupun pengamatan, dilakukan pada saat diskusi dikelas dengan menggunakan lembar penilaian diskusi yang berisikan:Komponen/Aspek yang dinilai:

Persiapan diskusi •Pelaksanaan diskusi •Nilai berdasarkan skala likert: baik sekali (5), baik (4), cukup (3), kurang •(2), kurang sekali (1).

(Sumber : Yuliani Nurani, 1996 : 196)

Page 93: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 6 PENERAPAN TEKNIK PENUGASAN PORTOFOLIO DALAM PROSES PEMBELAJARAN

79

PANDUAN TEKNIK PENUGASAN PORTOFOLIO

(PEDOMAN BAGI PENGAJAR)

I. PengantarPenugasan portofolio pada dasarnya bertujuan agar terjadi tindak belajar

yang efektif dan efi sien pada diri si belajar. Melalui teknik penugasan portofolio diharapkan peserta didik akan dapat belajar secara efektif sesuai kemampuannya masing-masing, karena teknik penugasan portofolio lebih berpijak pada segi proses yang terjadi dalam belajar untuk mencapai hasil belajar. Hal ini sangat relevan dengan cara mengaktifk an peserta didik dalam belajar (SAL = Student Active Learning) yang lebih banyak menuntut kemandirian peserta didik dalam belajar.

Portofolio yang merupakan suatu berkas pengkajian terhadap topik yang akan dibahas haruslah berisi deskripsi tentang pengalaman yang dapat menghasilkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan seseorang yang dibuat secara tertulis. Selain itu portofolio hendaknya disertai dokumentasi atau kumpulan sumber bacaan yang dijadikan rujukan dan dilampirkan di bagian akhir dari berkas portofolio.

Tugas pengajar tidak lagi hanya sekedar penyampai informasi saja dan bukan pula sebagai satu-satunya sumber belajar tetapi lebih dituntut berperan sebagai manajer di kelas. Pengajar harus berusaha secara aktif menuntun dan mengarahkan peserta didik dalam kegiatan belajar agar tujuan akir mata kuliah dapat tercapai. Dalam pelaksanaanya, tugas pengajar yang utama adalah sebagai penyaji atau penyedia informasi pada saat pemberian tugas, sebagai fasilitator/tutor/pemantau pada saat pelaksanaan tugas, sebagai moderator dan evaluator pada saat pertanggungjawaban tugas. Untuk itu perlu persiapan yang matang mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi sepanjang kegiatan belajar.

II. Langkah Pengembangan Strategi Penugasan PortofolioUntuk mengembangkan strategi penugasan portofolio dilaksanakn melalui

langkah-langkah sebagai berikut:1. Menyusun garis-garis besar program pembelajaran (GBPP).

Page 94: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

80

2. Menyusun langkah teknik pelaksanaan penugasan portofolio (bagi pengajar dan peserta didik) sesuai dengan 3 fase teknik penugasan yaitu fase pemberian tugas, fase pelaksanaan tugas, fase reses (tugas terstruktur dan mandiri) dan fase pertanggujawaban tugas.

3. Menulis lembar monitoring program kegiatan pelaksanaan penugasan portofolio.

4. Menyiapkan lembar penilaian kegiatan belajar secara tertulis, lisan, ataupun observasi.

III. Penyusunan Garis Besar Program PembelajaranGaris-garis besar program pembelajaran (GBPP) merupakan suatu rumusan

tujuan dan pokok-pokok isi mata kuliah yang sekaligus dapat dipergunakan sebagai bahan kontrak kuliah dengan peserta didik. Di dalamnya tertulis komponen-komponen sebagai berikut:

Deskripsi mata kuliah1. Tujuan pembelajaran umum (TPU)/Kompetensi Dasar2. Tujuan pembelajaran khusus (TPK)/Indikator3. Topik – sub topik4. Teknik pembelajaran5. Tugas – tugas6. Penilaian7. Sumber tujukan (buku wajib dan buku yang dianjurkan)8.

IV. Penyusunan Teknik Penugasan PortofolioKegiatan penugasan portofolio dilaksanakan melalui 3 fase dalam teknik

penugasan yaitu: fase pemberian tugas, fase pelaksanaan tugas, fase reses (tugas terstruktur dan mandiri) dan fase pertanggungjawaban tugas.

Adapun langkah-langkah yang perlu disiapkan dalam setiap fase adalah sebagai berikut:1. Fase pemberian tugas Pada fase ini pengajar diharapkan dapat memberikan informasi yang

sejelas-jelasnya tentang maksud dan tujuan, manfaat serta teknik penugasan portofolio yang akan dilaksanakan oleh peserta didik melalui langkah-langkah sebagai berikut:

Page 95: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 6 PENERAPAN TEKNIK PENUGASAN PORTOFOLIO DALAM PROSES PEMBELAJARAN

81

Orientasi tentang penugasan portofolio •Menjelaskan tentang lembar tugas •Pembagian kelompok berdasarkan besarnya jumlah anggota di kelas •Penentuan topik setiap kelompok (undian) berdasarkan topik-topik •yang akan dikajiPenentuan batas waktu pelaksanaan tugas (jadwal kegiatan belajar) •

2. Fase pelaksanaan tugas Pada fase ini pengajar diharapkan akan dapat memotivasi peserta didik agar

ia dapat melakukan tugasnya secara aktif sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditetapkan. Adapun langkah-langkah yang perlu diperhatikan sebagai berikut:

Pembahasan draft proposal •Pembahasan sumber rujukan yang relevan •Pembahasan sistem penulisan •

3. Fase reses (tugas terstruktur dan mandiri) Pada fase ini pengajar bertugas mengadakan pemantauan atau pengawasan

sejak awal hingga akhir kegiatan penugasan, karena pada fase ini setiap kelompok peserta didik diberi kesempatan selama dua minggu untuk menyelesaikan tugas mereka diluar jam perkuliahan tatap muka. Dengan perkataan lain fase ini berlangsung tanpa perkuliahan tatap muka, tetapi secara tugas terstruktur dan mandiri. Adapun hal-hal yang perlu disiapkan sebagai berikut:

Menyiapkan lembar • monitoring kegiatan belajarMenyiapkan jadwal dan memberikan konsultasi bagi setiap kelompok •(minimal 1 kali setiap minggu):a) Sistem penulisan batang tubuh portofoliob) Pembahasan isic) Penyusunan klipping sumber rujukan

4. Fase pertanggungjawaban tugas Pada fase ini pengajar memberikan balikan secara tertulis dan lisan terhadap

hasil kerja setiap kelompok. Pada saat penyajian portofolio di kelas pengajar

Page 96: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

82

berfungsi sebagai moderator sekaligus sebagai evaluator. Adapun hal-hal yang perlu disiapkan sebagai berikut:

Menyusun jadwal penyajian diskusi bagi masing-masing kelompok •Menyiapkan aturan dalam diskusi •Menyusun lembar penilaian •a) Penyajian diskusi: nilai kelompok dan nilai individu.b) Berkas penyajian portofolio.

PANDUAN TEKNIK PENUGASAN PORTOFOLIO(PEDOMAN BAGI PESERTA DIDIK)

I. PengantarTeknik penugasan portofolio adalah suatu teknik penyampaian dimana pada

peserta didik diberikan suatu persoalan/problema ataupun topik tertentu yang harus dibahas, diselesaikan dan dikuasai dalam jangka waktu tertentu.

Secara nyata teknik ini bertujuan untuk: (1) memberikan kesempatan yang berharga bagi peserta didik untuk belajar dan berkarya sendiri sesuai dengan kemampuannya; (2) membimbing peserta didik melalui cara yang tepat sehingga kagagalan – kegagalan dapat dikurangi.

Sedangkan portofolio sendiri merupakan berkas pengkajian terhadap suatu permasalahan ataupun topik tertentu yang harus dikaji secara mendalam ataupun topik tertentu yang harus dikaji secara mendalam dan menyeluruh sesuai tujuan dari mata kuliah tertentu. Adapun manfaat yang dapat diambil dari teknik penugasan portofolio antara lain: (1) hasil belajar peserta didik lebih mantap dan tahan lama; (2) pengalaman peserta didik lebih terintegrasi dengan menggunakannya dalam situasi-situasi yang berbeda atau masalah yang baru; (3) peserta didik terangsang untuk berusaha lebih giat, memupuk inisiatif, bertanggungjawab dan mandiri sendiri; (4) membangkitkan minat dan motivasi dalam belajar.

Pada teknik penugasan portofolio terdapat 4 fase kegiatan belajar yang akan dilakukan oleh peserta didik, yaitu (1) fase pemberian tugas, peserta didik

(Sumber : Yuliani Nurani, 1996 : 183)

Page 97: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 6 PENERAPAN TEKNIK PENUGASAN PORTOFOLIO DALAM PROSES PEMBELAJARAN

83

mendengarkan informasi dari pengajar tentang hakikat dan teknik penyusunan portofolio; (2) fase pelaksanaan tugas, peserta didik secara aktif melaksanakan tugas sesuai topik yang telah ditentukan; (3) fase reses (tugas terstruktur dan mandiri), peserta didik dalam kelompok diberi kesempatan selama dua minggu (diluar jam mata perkuliahan tatap muka) untuk menyelesaikan tugas berkas portofolio lengkap dengan klipping sumber rujukan, (4) fase pertanggungjawaban tugas, peserta didik menyajikan hasil karya mereka dalam diskusi di kelas, merevisi dan menyempurnakannya sehingga menjadi suatu berkas pengkajian portofolio yang lengkap.

II. Langkah Kegiatan Peserta didik Dalam Penugasan PortofolioKegiatan peserta didik dalam penugasan portofolio dilaksanakan melalui

4 fase teknik penugasan yaitu: fase pemerian tugas, fase pelaksanaan tugas, fase reses (tugas terstruktur dan mandiri) dan fase pertanggungjawaban tugas. Kegiatan pada masing-masing fase sebagai berikut:1. Fase pemberian tugas Pada fase ini diharapkan peserta didik akan dapat memahami maksud dan

tujuan, manfaat serta teknik pelaksanaan tugas portofolio secara terperinci. Adapun langkah-langkah yang perlu diperhatikan sebagai berikut:

Mendengarkan penjelasan dari pengajar tentang hakikat portofolio dan •teknik pelaksanaannyaMempelajari panduan penyusunan teknik penugasan portofolio •Memilih dan menentukan teman dalam kelompok •Memilih dan menetapkan topik yang akan dikaji •Menentukan jadual kegiatan belajar dalam kelompok kecil: •– Waktu pertemuan diskusi– Tugas individu dalam kelompok

2. Fase pelaksanaan tugas Pada fase ini peserta didik diharapkan akan dapat melaksanakan tugas

portofolio sesuai dengan langkah-langkah yang dipelajari dan bekerja sesuai jadual yang telah ditentukan. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut:

Page 98: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

84

Mencari dan menemukan sendiri berbagai sumber belajar yang akan •dijadikan referensi dalam menunjang pengkajian topik (tugas individu dalam kelompok)Menyusun draft portofolio sesuai topik yang telah dipilih •Menyusun berkas portofolio berupa pengkajian topik secara mendalam •dan menyeluruh dalam diskusi kelompok kecil

3. Fase reses (tugas terstruktur dan mandiri) Pada fase ini, peserta didik diharapkan akan dapat menyusun berkas

portofolio lengkap dengan lampiran berupa klipping sumber rujukan dalam waktu dua minggu secara terstruktur dan mandiri diluar jam perkuliahan tatap muka. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut:

Mengadakan konsultasi langsung dengan pengajar sesuai jadual yang •telah ditetapkan (minimal 1 kali seminggu) sampai saat penyajian diskusiMengkonsultasikan berbagai sumber rujukan yang relevan dengan topik •yang dibahasMengkonsultasikan isi batang tubuh portofolio •Menyusun lampiran berupa fotocopi sumber bacaan yang sesuai dan •berhubungan dengan topik yang dikaji

4. Fase pertanggungjawaban tugas Pada fase ini peserta didik diharapkan akan dapat mempertanggungjawabkan

tugas penyusunan berkas penyajian portofolio dalam presentase diskusi di kelas dihadapan pengajar dan anggota kelompok lain. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut:

Mendengarkan penjelasan dari pengajar sebagai moderator tentang •peraturan diskusi kelas.Membagikan berkas portofolio lengkap kepada pengajar dan kelompok •lain.Menyajikan hasil diskusi kelompok kecil berupa berkas pengkajian •portofolio lengkap.Mengumpulkan saran, ide, tanggapan dan kritik baik dari pengajar dan •anggota kelompok lainnya baik balikan secara lisan maupun tulisan sebagai bahan perbaikan.

Page 99: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 6 PENERAPAN TEKNIK PENUGASAN PORTOFOLIO DALAM PROSES PEMBELAJARAN

85

Memperbaiki dan menyempurnakan berkas portofolio. •Mengumpulkan berkas portofolio lengkap sebagai hasil penyempurnaan, •berupa:– Batang tubuh (makalah)– Lampiran ( klipping = fotocopy sumber bacaan)

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM MONITORING

Program monitoring terhadap kegiatan belajar peserta didik dilakukan sejak awal hingga akhir kegiatan penugasan portofolio. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dan disiapkan oleh pengajar sebagai berikut:1. Penyusunan daft ar hal-hal yang akan dimonitoring

a. Persiapan peserta didik dalam melaksanakan tugasb. Pelaksanaan kegiatan peserta didik dalam melaksanakan tugas baik secara individu ataupun kelompokc. Kemajuan hasil yang dicapai

2. Penyusunan jadwal kegiatan monitoringa. Pertemuan setiap kelompok dengan pengajar minimal satu kali seminggu

berupa konsultasi lisanb. Pertemuan untuk semua kelompok dengan pengajar minimal dua minggu

sekali: membahas permasalahan yang bersifat umum (dialami oleh semua kelompok)

3. Penyiapan lembar monitoring yang berisikan:a. Lamanya waktu pelaksanaan tugasb. Tanggal konsultasic. Pembahasan pada setaip pertemuand. Tanggapan/saran pengajar Paraf: pengajar dan ketua kelompok

Page 100: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

86

PANDUAN PELAKSANAAN PROGRAM MONITORING

TEKNIK PENUGASAN PORTOFOLIO

Program monitoring terhadap kegiatan belajar peserta didik dilakukan sejak awal hingga akhir krgiatan penugasan portofolio. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dan disiapkan oleh pengajar sebagai berikut:

1. Penyusunan daft ar hal-hal yang akan dimonitoring:a. Persiapan peserta didik dalam melaksanakan tugas.b. Pelaksanaan kegiatan peserta didik dalam melaksanakan tugas baik secara

individu ataupun kelompok.c. Kemajuan atau hasil yang dicapai.

2. Penyusunan jadwal kegiatan monitoring:a. Pertemuan setiap kelompok dengan pengajar minimal 1 kali seminggu:

konsultasi lisan.b. Pertemuan untuk semua kelompok dengan pengajar minimal 2 minggu

sekali: membahas permasalahan yang bersifat umum (dialami oleh semua kelompok).

3. Penyiapan lembar monitoring yang berisikan:a. Lamanya waktu pelaksanaan tugas.b. Tanggal konsultasi.c. Pembahasan pada setiap pertemuan.d. Tanggapan/saran pengajar.e. Paraf: pengajar dan ketua kelompok.

(Sumber : Yuliani Nurani, 1996 : 199)

Page 101: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 6 PENERAPAN TEKNIK PENUGASAN PORTOFOLIO DALAM PROSES PEMBELAJARAN

87

LEMBAR MONITORING KEGIATAN BELAJAR

Mata kuliah :..................................................Jurusan :..................................................Kelompok :...................................................Topik :...................................................

MINGGUKONSULTASI TANGGAPAN/

SARANPARAF PENGAJAR

TGL PEMBAHASAN

I

II

III

IV

V

(Sumber : Yuliani Nurani, 1996 : 200)

Page 102: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO
Page 103: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

89

Portofolio Sebagai PengakuanPengalaman Kerja dan Hasil Belajar dalam Akreditasi Guru

B a b 7

“Pengalaman tanpa teori sama dengan buta, tapi teori tanpa

pengalaman hanyalah permainan intelektual belaka.”

Immanuel Kant (1724-1800), Filsuf Jerman penggagas pemikiran

pencerahan.

Page 104: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

90

RASIONAL

Profesionalisme sebagai sosok utuh guru merupakan cita-cita dari semua pihak yang bertanggungjawab terhadap peningkatan mutu pendidikan dan pembelajaran di Indonesia ini. Seperti yang telah dimanatkan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada pasal 8 tertulis bahwa guru wajib memiliki kualifi kasi akademik, kompetensi, sertifi kat pendidik, sehat jasmani dan ro-hani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pada pasal 9 dijelaskan bahwa kualifi kasi akademik sebagaimana dimaksud diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat, sedangkan pada pasal 10 tertulis bahwa kompetensi guru sebagaimana dimaksud meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Selanjutnya ditegaskan pada pasal 82 ayat 2 bahwa: “guru yang belum memiliki kualifi kasi akademik dan sertifi kat pendidik wajib memenuhi kualifi kasi akademik dan sertifi kat pendidik paling lama sepuluh tahun sejak berlakunya undang-undang ini”. Konsekuensi logis dari pemberlakuan undang-undang tersebut, pemerintah dan Penyelenggara Pengadaan Tenaga Kependidikan (PPTK) atau Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) diharapkan dapat memfasilitasi pelaksanaan program percepatan peningkatan kualifi kasi akademik guru dengan akses yang lebih luas, berkualitas dan tidak mengganggu tugas serta tanggung jawabnya di sekolah.

Berdasarkan data yang dikutip dari dokumen rambu-rambu penyelenggaraan Program Pengakuan Pengalaman Kerja dan Hasil Belajar ( PPKHB) (Direktorat Ketenagaan, Dirjen DIKTI. Depdiknas, 2009) tercatat bahwa jumlah guru dari berbagai satuan pendidikan (TK, SD, SMP, SMA, SMK, dan SLB) yang harus ditingkatkan kualifi kasi akademiknya mencapai 1.456.491 orang atau 63% dari jumlah guru yang ada di Indonesia. Data tersebut tidak termasuk guru-guru yang berada dibawah pengelolaan Departemen Agama (RA, MI, MTs, MA, dan MAK). Selanjutnya dijabarkan bahwa pada satuan pendidikan Taman Kanak-kanak (TK), jumlah guru yang harus ditingkatkan kualifi kasinya sebanyak 155.661 atau 89% dari jumlah guru TK yang ada. Pada satuan pendidikan Sekolah Dasar (SD), jumlah guru yang harus ditingkatkan kualifi kasinya sebanyak 1.041.793 atau 83%, pada satuan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) jumlah guru yang harus ditingkatkan kualifi kasinya sebanyak 185.603 atau 38%; pada satuan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) jumlah guru yang harus ditingkatkan kualifi kasinya sebanyak 34.547 atau 15% dan pada satuan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), jumlah guru yang harus ditingkatkan kualifi kasinya sebanyak 33.297 atau 21% serta pada satuan pendidikan Sekolah Luar Biasa (SLB), jumlah guru yang

Page 105: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PENGAKUAN PENGALAMAN KERJA DAN HASIL BELAJAR DALAM AKREDITASI GURU

91

harus ditingkatkan kualifi kasinya sebanyak 5.590 atau 55% dari jumlah guru SLB yang ada (Direktorat Profesi Pendidik Ditjen PMPTK Depdiknas Tahun 2007).

Sejalan dengan hal tersebut, pada dasarnya program percepatan peningkatan kualifi kasi akademik guru menjadi Strata1 (S-1) di Indonesia telah dilaksanakan oleh berbagai perguruan tinggi, baik melalui pendidikan tatap muka (konvensional) maupun pendidikan jarak jauh. Untuk peningkatan kualifi kasi akademik guru SD melalui Program S-1 PGSD, sampai pada tahun 2008 telah ditetapkan sebanyak 50 perguruan tinggi sebagai penyelenggara program S-1 PGSD dan pada tahun yang sama juga ditetapkan 23 perguruan tinggi sebagai penyelenggara pendidikan S-1 PGSD melalui sistem pendidikan jarak jauh atau dikenal dengan PJJ S-1 PGSD berbasis ICT yang tergabung dalam konsorsium LPTK. Kebijakan ini merupakan terobosan bagi penyelenggaraan pendidikan jarak jauh yang dilaksanakan oleh institusi pendidikan konvensional walaupun jumlah peserta yang mengikuti program ini masih dibatasi karena pembiayaan penyelenggaraan bersumber dari dana pemerintah pusat (blockgrant).

Upaya percepatan peningkatan kualifi kasi akademik guru pada semua satuan pendidikan tidak mungkin tercapai hanya dengan sistem penyelenggaran pendidikan guru yang ada saat ini. Solusi alternatif yang ditawarkan dalam penyelenggaraan pendidikan sarjana (S-1) yang memungkinkan guru memiliki kesempatan lebih luas dengan tidak mengganggu tugas dan tanggung jawabnya adalah penyelenggaraan Pro gram Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan. Untuk itu telah terbit Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 58 Tahun 2008 yang secara khusus mengatur penyelenggaraan program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan. Program ini diharapkan dapat mewujudkan sistem penyelenggaraan pendidikan guru yang efi sien, efektif, dan akuntabel serta menawarkan akses layanan pendidikan yang lebih luas tanpa mengabaikan kualitas.

APA DAN MENGAPA PPKHB? Pemerintah dalam berbagai dokumen resmi telah mencanangkan bahwa pada tahun 2014 diharuskan semua guru disemua jenjang pendidikan telah berkualifi kasi pendidikan minimal S1/D-IV dan memiliki sertifi kat pendidik untuk memenuhi persyaratan sebagai tenaga profesional (Direktorat Profesi Pendidik Ditjen PMPTK Depdiknas Tahun 2007).

Sampai saat ini kenyataannya, masih banyak guru yang belum memenuhi kualifi kasi akademik yang dipersyaratkan (sekitar 1.456.491orang atau 63% dari jumlah guru yang ada di Indonesia). Untuk itu telah digulirkan berbagai program percepatan untuk

Page 106: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

92

membantu guru dalam mencapai kualifi kasi pendidikan yang dimaksud (Direktorat Profesi Pendidik Ditjen PMPTK Depdiknas Tahun 2007)..

Pengertian PPKHB

Pengakuan Pengalaman Kerja dan Hasil Belajar disingkat PPKHB adalah suatu sistem penghargaan terhadap wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang mencerminkan pengalaman kerja dan hasil belajar yang dimiliki guru peserta program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan sebagai pengurang beban studi yang harus ditempuh (Departemen Pendidikan Nasional, 2009).

Pengalaman kerja berkaitan dengan masa bakti, kemampuan dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, dan prestasi tertentu yang diperoleh dalam bentuk penghargaan, sedangkan hasil belajar berkaitan dengan kualifi kasi akademik yang telah diperoleh, pelatihan-pelatihan yang pernah diikuti, dan prestasi akademik yang dicapai.

Dasar Hukum PPKHB

Merujuk pada berbagai regulasi yang telah diterbitkan oleh Pemerintah, maka penyelenggaraan PPKHB memiliki dasar hukum yang kuat, yaitu:

UU Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. •UU Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen. •PPNomor 19 Tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan. •Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifi kasi dan Kompetensi •Guru. PP Nomor 74 Tahun 2008, tentang Guru. •Permendiknas Nomor 58 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Program Sarjana •(S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan. Kepmendiknas Nomor 015/P/2009 tentang Penetapan Perguruan Tinggi •Penyelenggara Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan.

IMPLEMENTASI PENYELENGGARAAN PPKHB

Komponen PPKHB terdiri atas 2 (dua), yaitu komponen yang dinilai berdasarkan pengalaman kerja dan hasil belajar yang telah dimiliki oleh calon peserta (guru). Semua komponen PPKHB tersebut di dokumentasikan kedalam seperangkat dokumen

Page 107: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PENGAKUAN PENGALAMAN KERJA DAN HASIL BELAJAR DALAM AKREDITASI GURU

93

lengkap yang dikenal dengan dokumen Portofolio yang berisi tentang identitas peserta, daft ar isi, materi komponen pengalaman kerja dan hasil belajar serta surat pernyataan.

Berikut ini dipaparkan tentang sub komponen beserta aspek yang akan dinilai.

Pengalaman Kerja

Pengalaman kerja dinilai berdasarkan pengalaman mengajar berupa masa kerja yang telah dijalankan oleh para guru; kumpulan berkas rencana pembelajaran yang dibuat; dan dan penghargaan yang diraih.

Pengalaman Mengajar

Masa kerja dalam melaksanakan tugas sebagai guru pada satuan pendidikan tertentu yang dibuktikan dengan SK dari lembaga yang berwenang.

Diukur berdasarkan lamanya mengajar (tahun) merupakan faktor penting yang dipertimbangkan untuk menentukan kualitas keprofesionalan seorang guru Aspek yang dinilai

1. Relevansi antara mata pelajaran yang diampu dengan program studi yang dipilih

2. Lama mengajar (menggunakan kategori tahun) ≥ 21, 16 – 20, 11 – 15, 5 – 10 3. Konsistensi antara mata pelajaran yang diampu dalam kurun waktu tertentu

sesuai dengan program studi yang dipilih4. Kategori/legalitas sekolah

Rencana Pembelajaran

RPP yang sudah dilaksanakan oleh guru 1 (satu) tahun terakhir, bukan yang disiapkan khusus untuk keperluan PPKHB. RPP diketahui/disahkan oleh kepala sekolah.Aspek yang dinilai:1. Relevansi antara mata pelajaran yang diampu dan diikuti 2. Konsistensi RPP dengan mata pelajaran yang diampu pada kurun waktu tertentu 3. Komponen RPP:

• Indikator/perumusan tujuan pembelajaran • Pemilihan dan pengorganisasian materi ajar • Pemilihan sumber /media pembelajaran • Skenario atau kegiatan pembelajaran • Penilaian hasil belajar • Legalitas RPP

Page 108: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

94

Penghargaan yang Relevan

Pengakuan atas prestasi guru yang menunjukkan hasil dan kualitas akademik yang sesuai dengan bidangnya dan sangat bermanfaat bagi pengembangan kualitas pendidikan

Aspek yang dinilai:1. Relevansi dengan bidang studi yang diampu2. Penyelenggara 3. Tingkat (internasional/nasional/ provinsi /kabupaten/kota/lokal)

HASIL BELAJAR

Hasil belajar dinilai berdasarkan kualifi kasi akademik; berbagai pelatihan yang pernah diikuti; dan prestasi akademik yang telah diraih.

Kualifi kasi Akademik

Pendidikan tertinggi yang dimiliki guru dan dibuktikan dengan ijazah SLTA, Diploma I, Diploma II, dan Diploma III/Sarjana Muda dari lembaga yang memiliki ijin penyelenggaraan.

Jenjang kualifi kasi akademik yang dimiliki guru digunakan untuk menentukan jumlah sks yang harus ditempuh pada program studi yang dipilih (Kepmendiknas Nomor 232/U/2000).

Latar Belakang Pendidikan Beban Studi SLTA sederajat 144 – 160

Diploma I 110 – 120

Diploma II 80 – 90

Diploma III/Sarmud 40 – 50

Keterangan: • Lulusan D-1, D-2, dan D-3/SM, harus berasal dari LPTK dan/atau perguruan tinggi

yang program studinya terakreditasi dan/atau memiliki ijin penyelenggaraan dari Ditjen Dikti.

• Bagi lulusan diploma non kependidikan penentuan beban belajar dan struktur kurikulum yang harus ditempuh ditetapkan oleh LPTK penyelenggara.

Page 109: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PENGAKUAN PENGALAMAN KERJA DAN HASIL BELAJAR DALAM AKREDITASI GURU

95

Pelatihan GuruPengalaman mengikuti kegiatan pengembangan dan/atau peningkatan kompetensi yang mendukung pelaksanaan tugas sebagai guru (seperti yang dilaksanakan oleh LPMP, P4TK, MGMP, KKG, dinas pendidikan, PT, asosiasi profesi). Aspek yang dinilai: 1. Lama pelatihan 2. Relevansi antara materi pelatihan dengan program studi 3. Penyelenggara pelatihan 4. Tingkat pelatihan (internasional/nasional/provinsi/kab./kota/lokal)

Prestasi Akademik

Prestasi yang dicapai guru, meliputi: karya akademik, juara lomba, pembimbingan teman sejawat dan/atau siswa, dan peran serta dalam forum ilmiah. Aspek yang dinilai: 1. Karya akademik

Relevansi dengan bidang studi yang diampu •Kategori (ISBN, jurnal terakreditasi, jurnal ber-ISSN, dsb) •Tingkat (internasional/nasional/provinsi /kab./kota/lokal) •

2. Juara lombaRelevansi dengan bidang studi yang diampu •Penyelenggara lomba •Kategori (juara 1, juara II, juara III, dan juara harapan) •Tingkat (internasional/nasional/provinsi /kab./kota/lokal) •

3. Pembimbingan pada teman sejawat/siswaRelevansi dengan bidang studi yang diampu •Lama pembimbingan •Prestasi yang dibimbing •Tingkat (internasional/nasional/provinsi /kab./kota/lokal) •

4. Peran serta dalam forum ilmiah Keikutsertaan dalam forum ilmiah mendapatkan penghargaan sesuai dengan peran

dan tingkat penyelenggaraannya.Aspek yang dinilai:

Relevansi dengan bidang studi yang diampu •Peran (pemakalah atau hanya peserta saja) •Penyelenggara •Tingkat (internasional/nasional/provinsi /kab./kota/lokal) •

Page 110: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

96

PENYELENGGARAAN PPKHB1. Dinas Pendidikan menfasilitasi secara administratif guru yang akan mengikuti

Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan.2. Peserta mengajukan portofolio PPKHB ke LPTK yang disahkan oleh Kepala

Sekolah/Ketua Yayasan dan diketahui oleh dinas pendidikan provinsi/kab/ kota/ kecamatan/UPTD.

3. LPTK menetapkan tim penilai untuk melakukan penilaian terhadap portofolio dan menetapkan ekuivalensi dengan bobot sks pada kurikulum program studi yang harus ditempuh.

4. LPTK mengumumkan hasil penilaian PPKHB yaitu:1. Jumlah sks yang diakui2. Beban sks dan mata kuliah yang harus ditempuh

PROSEDUR PENYELENGGARAAN1. Penerimaan peserta didik sebagai peserta program diselenggarakan oleh LPTK

melalui seleksi administratif dan/atau akademik. 2. Setelah lulus seleksi dan diterima sebagai peserta program, guru yang bersangkutan

mengikuti proses PPKHB melalui portofolio. 3. Penyelenggaraan PPKHB dilaksanakan sebelum perkuliahan dimulai.

SISTEM PENGAJUAN DAN PENILAIAN1. Rombongan belajar mengajukan usulan kepada Fakultas yang dituju dan akan

dibuat nota kesepahaman. 2. Calon peserta/ peserta didik menyerahkan berkas Portofolio untuk dilakukan

konversi.3. Fakultas akan menugaskan tim akademisi di program studi (Prodi) yang diketuai

oleh Ketua Prodi atau orang yang ditunjuk untuk melakukan konversi dan ekuivalensi skor komponen PPKHB ke bobot sks.

4. Tim akademik menentukan pengakuan atas hasil penghitungan PPKHB untuk semua komponen maksimal 65% dari beban sks yang harus ditempuh berdasarkan jumlah SKS yang harus ditempuh di masing-masing Prodi.

DOKUMEN PORTOFOLIO

Portofolio yang dimaksud dalam program Pengakuan Pengalaman Kerja dan Hasil Belajar ( PPKHB) adalah bukti fi sik atau dokumen yang menggambarkan pengalaman

Page 111: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PENGAKUAN PENGALAMAN KERJA DAN HASIL BELAJAR DALAM AKREDITASI GURU

97

kerja dan hasil belajar pada satuan pendidikan serta berbagai pelatihan yang pernah diikuti oleh seorang guru (Departemen Pendidikan Nasional, 2009).

Berikut ini digambarkan tentang tahapan penilaian portofolio dalam rangka program sertifi kasi guru.

Tahapan Penilaian Portofolio Indikator1. Menetapkan tujuan fortofolio Menetapkan tujuan penilaian portofolio•

Menetapkan tujuan instruksional masing-• masing penilaian portofolioMereview masing-masing deskripsi dan • menyesuaikannya dengan kompetensi dasar ataupun perkembangan kemampuan

2. Menetapkan isi fortofolio Menetapkan jenis • evidenceMenetapkan rentang • evidenceMereview masing-masing deskripsi dan • menyesuaikannya dengan kompetensi dasar ataupun perkembangan kemampuan

3. Menetapkan seleksi fortofolio Menetapkan prosedur seleksi • evidenceMenetapkan cara mengelola penilaian • portofolioMereview masing-masing deskripsi dan • menyesuaikannya dengan kompetensi dasar ataupun perkembangan kemampuan

4. Menetapkan yang akan dinilai dan kriteria pilihan

Menentukan fokus penilaian• Mendeskripsikan kriteria penilaian• Meyakinkan bahwa kriteria yang • dikembangkan sudah jelas dan mudah dikomunikasikanMeyakinkan bahwa kriteria yang • dikembangkan tidak membedakan jenis kelamin, budaya ataupun agamaMereview masing-masing deskripsi • dan menyesuaikannya dengan tujuan penilaian portofolio ataupun perkembangan kemampuan.

Page 112: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

98

AKREDITASI

Gelar kesarjanaan seorang guru tidak menjamin kualitas seorang guru untuk menjadi seorang guru yang berkualitas dan bermoral. Akreditasi merupakan salah satu langkah yang sangat bijak bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia, karena suatu bangsa sangatlah bergantung pada penerus yang berkualitas dan bermoral. Sedangkan seorang penerus bangsa yang berkualitas sangatlah ditentukan pada pendidikan yang didapatkannya sebagai hasil dari didikan seorang guru yang bermoral dan berkualitas. Paparan tentang akredikasi pada bagian selanjutnya dirujuk dari dokumen yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2009 tentang Standar Isi Pendidikan Tinggi.

Bentuk lembaga penyelenggara program dan model pendidikan guru mempengaruhi keunggulan khas keguruan (pedagogical craft knowledge), tetapi tak menentukan mutu guru. Derajat mutu guru ditentukan kualitas program, lembaga penyelenggara program, dan proses penyelenggaraan program yang akuntabilitasnya diukur melalui akreditasi.

Akreditasi untuk menjamin bahwa materi bidang studi ( subject-matter knowledge) dan pengetahuan tentang cara mengajarkan materi bidang studi (pedagogical content knowledge) diberikan kepada calon guru dalam substansi dan proses yang level mutunya kira-kira setara meski bentuk lembaga dan model pendidikan berbeda-beda.

Calon guru harus belajar dan memahami pokok materi berbagai hal agar mereka memiliki kualitas yang baik dalam memberi pembelajaran serta kewajiban utama dari guru adalah mampu menciptakan iklim yang kondusif dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga siwa dapat memahami apa yang disampaikan oleh guru. Selain itu, seorang guru diharapkan untuk mengerti dan memahami pengetahuan mereka dalam suatu kepedulian dan keprofesionalitasan yang akan mendorong tingkat pencapaian sesuai dengan keadaan murid mereka. Kepedulian bisa diartikan semacam hubungan antara guru dan peserta didik, yang terjalin dengan baik, karena itu, suatu substansi dan model akreditasi program pendidikan khususnya akreditasi guru perlu diadakan.

Adanya kemajuan dan perubahan jaman maka pendidikan juga menjadi penting, mutu pendidikan di Indonesia harus lebih ditingkatkan lagi. Oleh sebab itu maka Indonesia memerlukan tenaga pendidikan yang bermutu dan berkualitas agar dapat membantu dalam proses pembelajaran yang efektif. Untuk mendapatkan tenaga pendidik yang bermutu dan berkualitas tidak ada salahnya diadakan akreditasi guru guna mengetahui kompetensi dan profesionalisme guru. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualitas sebagai guru, pengajar, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi

Page 113: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PENGAKUAN PENGALAMAN KERJA DAN HASIL BELAJAR DALAM AKREDITASI GURU

99

dalam menyelenggarakan pendidikan. Pendidik harus memiliki kualifi kasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Sejak tahun 2006 Pemerintah melalui kebijakan pembangunan nasional telah menetapkan 3 (tiga) sasaran pembangunan pendidikan nasional, yaitu: (1) standarisasi, (2) penjaminan mutu, dan (3) akreditasi.

Standarisasi, pada dasarnya merupakan upaya perumusan kriteria minimal tentang berbagai sumber daya pendidikan yang harus dipenuhi oleh penyelenggara dan/atau satuan pendidikan dalam memberikan pelayanan pendidikan, baik dalam hal materi pembelajaran, proses pembelajaran, tingkat kompetensi lulusan, sarana-prasarana, pengelolaan, pembiayaan, maupun penilaian pendidikan. Apabila ini dapat diwujudkan, maka inilah untuk pertama kalinya bangsa ini memiliki standar dalam penyelenggaraan pendidikan, dan sekaligus merupakan reformasi dalam sistem pendidikan kita. Standar-standar tersebut akan menjadi dasar/acuan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan di seluruh Indonesia, dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Berbagai standar tersebut akan dikembangkan oleh badan yang secara fungsional independen.

Dalam acuan standar nasional itulah, pemerintah dan pemerintah daerah akan “fi ght” melakukan upaya penjaminan mutu; khususnya dalam penyediaan dan/atau fasilitas sumber daya pendidikan, seperti guru, gedung sekolah, buku, bahan ajar, biaya dan lain-lain.

Sementara itu, akreditasi atau penilaian kelayakan program dan/atau satuan pendidikan yang mengacu kepada standar nasional akan dipacu agar dapat mencapai sasaran kegiatan secara signifi kan. Akreditasi ini juga akan dilakukan oleh badan yang independen.

Posisi guru dalam dunia pendidikan adalah sebagai garda terdepan dan sentral terlaksananya proses pembelajaran, maka berkaitan dengan mutu pendidikan berarti juga akan membicarakan guru, baik itu yang berkaitan dengan kinerja, totalitas, dedikasi, maupun loyalitas sebagai seorang pendidik dan pencetak bekal-bekal sumber daya manusia (SDM), termasuk konsekuensi guru profesional yakni harus memiliki sertifi kat pendidik.

Sebenarnya, beban tanggungjawab membawa peserta didik ke gerbang keberhasilan

Page 114: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

100

bukan semata di pundak guru. Namun, betapa besar tanggung jawab seorang guru yang kini diembannya. Defi nisi guru sebagai pendidik profesional dengan tugas mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah, suatu tugas mulia yang mesti dihargai.

Pada saat ini dapat diungkapkan tak ada guru tanpa murid (aroda-yuridu-muridan) yakni yang berkehendak, apa yang dikehendaki manusia (murid) guru penuhi, pemerintah sebagai penguasa politik agar dapat memfasilitasinya supaya yang berkehendak (murid) terpenuhi kehendaknya untuk memakmurkan alam semesta ini.

Dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta Peraturan Pemerintah Nomor19 tahun 2005 tentang Standardisasi Pendidikan menuntut seorang guru harus memiliki syarat-syarat sehingga layak dipandang sebagai guru profesional.

Salah satu syarat tersebut adalah guru harus memiliki sertifi kat atau semacam lisensi dari pemerintah pusat atau dari perguruan tinggi tertentu yang terakreditasi. Berangkat dari sini akan dapat diklarifi kasi, mana saja guru yang pantas menyandang status guru profesional dan mana yang belum pantas, sehingga ke depannya guru tersebut harus kembali dibekali sehingga kelak layak memperoleh sertifi kat dan status guru profesional.

Upaya untuk memajukan dan meningkatkan mutu pendidikan minimal memilah dan memilih guru melalui uji kompetensi menuju terbentuknya guru profesional, merupakan indikator penting dalam meningkatkan pendidikan bermutu yang akan menghasilkan sumber daya yang bermutu pula, pada akhirnya akan mengangkat kualitas bangsa. Indikator suatu bangsa salah satunya ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Sedangkan indikator sumber daya manusia ditentukan oleh mutu pendidikan masyarakatnya. Tinggi rendahnya mutu pendidikan tak dapat dielakkan salah satu penentunya adalah guru.

AKREDITASI GURU

Telah banyak masyarakat awam yang mengetahui tentang akreditasi guru, tetapi hanya segelintir orang saja yang tahu apa arti atau maksud dari akreditasi guru itu sendiri. Berikut ini akan dijelaskan secara singkat tentang apa itu akreditasi, defi nisi guru dan program akreditasi guru di Indonesia.

Dalam kebijakan umum Badan Akreditasi Sekolah Nasional, akreditasi didefi nisikan sebagai proses penilaian secara komprehensif terhadap kelayakan dan kinerja satuan

Page 115: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PENGAKUAN PENGALAMAN KERJA DAN HASIL BELAJAR DALAM AKREDITASI GURU

101

dan/atau program pendidikan yang dilakukan sebagai bentuk akuntabilitas publik. Sedangkan menurut NCATE (National Council For Accreditation Of Teacher Education), Accreditation is the programs to meet standards set by the teaching fi eld at large, including classroom teachers.

Undang-Undang Republik Indonesia tentang Guru dan Dosen pada Pasal 1 Bab 1 menjelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi, peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Akreditasi guru adalah suatu upaya yang dimaksudkan untuk menjaga mutu program pendidikan agar melahirkan guru berkualitas sesuai standar dan tujuan yang telah ditetapkan.

Berikut ini akan dipaparkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 pada BAB XIII yang membahas tentang Akreditasi.

Pasal 86 tertulis:(1) Pemerintah melakukan akreditasi pada setiap jenjang dan satuan pendidikan untuk

menentukan kelayakan program dan/atau satuan pendidikan. (2) Kewenangan akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat pula dilakukan

oleh lembaga mandiri yang diberi kewenangan oleh Pemerintah untuk melakukan akreditasi.

(3) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) sebagai bentuk akuntabilitas publik dilakukan secara obyektif, adil, transparan, dan komprehensif dengan menggunakan instrumen dan kriteria yang mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan.

Pasal 87 tertulis:(1) Akreditasi oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 ayat (1)

dilaksanakan oleh: a. BAN-S/M terhadap program dan/atau satuan pendidikan-penddikan jalur

formal pada jenjang pendidikan dasar dan menengah; b. BAN-PT terhadap program dan/atau satuan pendidikan jenjang pendidikan

tinggi; dan c. BAN-PNF terhadap progam dan/atau satuan pendidikan jalur nonformal.

(2) Dalam melaksanakan akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), BAN-S/M dibantu oleh badan akreditasi provinsi yang dibentuk oleh Gubernur.

Page 116: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

102

(3) Badan akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri.

(4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya badan akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat mandiri.

(5) Ketentuan mengenai badan akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur labih lanjut dengan Peraturan Menteri.

Pasal 88 tertulis:(1) Lembaga mandiri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 ayat (2) dapat melakukan

fungsinya setelah mendapat pengakuan dari Menteri. (2) Untuk memperoleh pengakuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) lembaga

mandiri wajib memenuhi persyaratan sekurang-kurangnya: a. Berbadan hukum Indonesia yang bersifat nirlaba. b. Memiliki tenaga ahli yang berpengalaman di bidang evaluasi pendidikan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai lembaga mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) diatur dengan Peraturan Menteri.

STANDAR KOMPETENSI GURU

Standar yang dimaksud adalah suatu kriteria yang telah dikembangkan dan ditetapkan berdasarkan atas sumber, prosedur dan manajemen yang efektif. Sedangkan kompetensi adalah seperangkat tindakan inteligen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan terentu. Jadi, standar kompetensi guru adalah suatu ukuran yang ditetapkan atau di persyaratkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan berperilaku layaknya seorang guru untuk menduduki jabatan fungsional sesuai bidang tugas, kualifi kasi, dan jenjang pendidikan.

Standar kompetensi pada tahun 2004 sebagai berikut:1. Penyusunan rencana pembelajaran.2. Pelaksanaan interaksi belajar mengajar.3. Penilaian prestasi belajar peserta didik.4. Pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik.5. Pengembangan potensi.6. Pemahaman wawasan.7. Penguasaan bahan kajian akademik.

Page 117: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PENGAKUAN PENGALAMAN KERJA DAN HASIL BELAJAR DALAM AKREDITASI GURU

103

Sebagai pendidik profesional, guru bukan saja dituntut melaksanakan tugasnya secara profesional, tetapi juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan profesional.

Mengacu pada National Education Association (NEA) Amerika Serikat, standar pendidikan guru meliputi lima komponen pendidikan, yaitu: perencanaan, implementasi, personalia, dan isi program serta keanggotaan dalam profesi guru.

Perencanaan Program1. Tujuan program adalah menyiapkan calon guru agar mampu mengajar secara

efektif.2. Perencanaan program didasarkan atas pengetahuan tentang apa yang akan

dikerjakan guru di sekolah.3. Program disusun secara sistematis dan berisi perpaduan antara pendidikan umum,

bidang studi dan profesi kurikulum4. Program disusun dan dikembangkan oleh pakar dalam ilmu pendidikan (pedagogy),

dalam bidang studi (spesialisasi) bersama para praktisi pendidikan.5. Rencana program bersifat menyeluruh, berisi pemberian kesempatan untuk

pengembangan sikap, penguasaan pengetahuan, dan keterampilan yang esensial bagi pelaksanaan pembelajaran yang efektif.

Implementasi Program1. Implementasi program sejalan dengan tujuan dan rencana program.2. Prosedur penerimaan peserta didik, pembinaan serta pelulusannya sesuai dengan

tujuan program.3. Pengajar lembaga pendidikan guru memiliki pengetahuan praktis tentang lapangan

(sekolah dan pelaksanaan pembelajaran).4. Program menyediakan kesempatan yang cukup bagi calon guru untuk mempraktikan

apa yang mereka pelajaran.5. Program memadukan metode mengajar dengan bahan pelajaran.

Personalia Program1. Dosen lembaga pendidikan guru dan guru-guru dilapangan memperlihatkan sikap

dan perilaku seperti yang diharapkan dalam program.2. Dosen dan guru-guru yang membimbing calon guru, dipersiapkan khusus melalui

latihan yang intensif dalam bidangnya.3. Dosen, guru pamong dan staf lainnya dievaluasi dengan kriteria standar, dan

penentuan kebijaksanaan personalia didasarkan atas hasil evaluasi tersebut.

Page 118: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

104

Isi Program1. Program menyediakan latihan bagi penguasaan keterampilan dasar yang belum

dimiliki calon guru pada waktu masuk2. Program menyediakan pembelajaran untuk pendidikan umum3. Program menyediakan pembelajaran tentang berpikir kritis, pemecahan masalah

dan kreativitas.4. Program menyediakan pembelajaran bidang studi secara mendalam, baik yang

berkenaan dengan bahan yang akan diajarkan maupun bahan yang berhubungan erat

5. Program menyediakan pembelajaran tentang kepertumbuhanan dan perkembangan anak

6. Program menyediakan pembelajaran tentang kebagaimanaan peserta didik belajar7. Program menyediakan kesempatan bagi calon guru untuk memperoleh dan me-

nerapkan pengetahuan dan keterampilan secara efektif terhadap peserta didik dari berbagai latar belakang budaya, ras, bahasa, agama, dan sosial ekonomi.

8. Program menyediakan pembelajaran bagi pengembangan fi sik dan intelek peserta didik dari berbagai latar belakang.

Departemen Pendidikan Nasional (2007) telah merumuskan sejumlah kemampuan yang harus dimiliki guru dan mengelompokkannya atas tiga dimensi umum kemampuan, yaitu:1. Kemampuan profesional, yang mencakup:

a. Penguasaan materi pelajaran, mencakup bahan yang akan diajarkan dan dasar keilmuan dari bahan pelajaran tersebut.

b. Penguasaaan landasan dan wawasan kependidikan dan keguruanc. Penguasaan proses kependidikan, keguruan dan pembelajaran peserta didik

2. Kemampuan sosial, yaitu kemampuan menyesuaikan dengan tuntutan kerja dan lingkungan sekitar.

3. Kemampuan personal yang mencakup:a. Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru,

dan terhadap keseluruhan situasi pendidikanb. Pemahaman, penghayatan, dan penampilan nilai-nilai yang seyogianya dimiliki

guru.c. Penampilan upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi

para peserta didiknya.

Page 119: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PENGAKUAN PENGALAMAN KERJA DAN HASIL BELAJAR DALAM AKREDITASI GURU

105

Selayang Pandang Akreditasi Guru di Berbagai Negara

Paparan berikut ini dikutip dari berbagai sumber kutipan http://www.unc.edu/ppaq/docs/ TEAC/TEAC.html)dan dilengkapi dengan pandangan dari penulis. Di beberapa negara, pemerintah dan badan-badan swasta peduli pendidikan memberi perhatian serius soal akreditasi program pendidikan guru. Di Inggris, rujukan standar mutu (benchmark) kualifi kasi profesional guru sebagai bagian kurikulum pendidikan guru yang dirumuskan Badan Pelatihan Guru dari unsur LPTK dan universitas dikritik karena mekanisme akuntabilitasnya tidak jelas. Misalnya, meski menekankan fungsi utama dan tujuan praktik profesional pendidik, badan ini tak mengurai bagaimana para guru akan dilatih menjalankan fungsinya. Badan Pelatihan Guru lalu didampingi Th e Management Charter Initiative sebagai pembanding dan evaluator.

Di Perancis, penyatuan berbagai lembaga pendidikan guru dalam level pendidikan tinggi Institut Universitaires de Formation des Maîtres (IUFM) 1991 menimbulkan perdebatan tentang pengukuran akuntabilitas institut itu. Sebagai lembaga pendidikan tinggi, IUFM memiliki kemandirian akademik dan berhak menentukan model akreditasinya sendiri. Di sisi lain, karena guru-guru di Perancis adalah pegawai pemerintah, lembaga yang menyiapkan calon guru harus diakreditasi pemerintah.

Pemerintah mengeluarkan pedoman pengembangan program pendidikan guru. IUFM di tiap wilayah diizinkan mengembangkan program pendidikan guru sendiri, tetapi harus mengikuti pedoman nasional dan dievaluasi Komisi Akreditasi Pemerintah.

Di Amerika Serikat, Th e National Council for Accreditation of Teacher Education ( NCATE), badan akreditasi swasta yang sudah ada sejak tahun 1954 dan diakui pemerintah, dinilai terlalu menekankan kualitas lembaga penyelenggara, seperti fasilitas perkuliahan dan kemampuan manajerial pengelola. Kriteria NCATE sulit dipenuhi kolese-kolese kecil yang kemudian membentuk Teacher Education Accreditation Council sebagai badan akreditasi sendiri dengan tekanan proses dan hasil belajar peserta didik.

Dalam sejarah pendidikan guru di Indonesia, akreditasi program pendidikan guru pernah dilakukan. Sekolah Guru Pribumi pertama di Jawa yang didirikan tahun 1851 di Surakarta ditutup tahun 1871 karena kurikulumnya dinilai terlalu menekankan pelajaran bahasa. Sekolah Guru di Pulau Nias juga dibubarkan karena jumlah guru dan murid dianggap terlalu sedikit. Sekolah guru di Probolinggo, Madiun, dan Salatiga dibubarkan karena dinilai tak mencapai tujuan.

Seluruh upaya akreditasi ini dimaksudkan menjaga mutu program pendidikan agar melahirkan guru berkualitas sesuai standar dan tujuan yang dibuat.

Page 120: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

106

KOMPETENSI PROFESIONALISME GURU

Kompetensi profesionalisme guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewena-ngan guru dalam menjalankan profesi keguruan. Artinya, guru yang piawai dalam melaksanakan profesinya dapat disebut sebagai guru yang kompeten dan profesional, maka pengertian guru profesional adalah guru yang melaksanakan tugas keguruan dengan kemampuan tinggi atau profesiensi sebagai sumber kehidupan.

Proses pengembangan kompetensi guru dapat dilakukan melalui: penelitian, pengembangan diri dan peningkatan manajemen mutu guru.

Prinsip-prinsip yang perlu dijadikan pegangan dalam pengembangan kompetensi guru, meliputi:1. Syarat untuk masuk ke lembaga pendidikan guru (tingkat universitas) harus

standar, tetapi prosedurnya cukup fl eksibel sehingga dapat menjaring calon-calon yang potensial dan cocok.

2. Program pendidikan hendaknya memiliki tiga komponen yang terintegrasi, yaitu pendidikan umum, minimal satu bidang spesialisasi, dan keahlian dalam kurikulum dan pembelajaran.

3. Perkembangan calon guru dinilai selama program berlangsung dengan teknik penilaian yang bervariasi, seperti tes tertulis, lisan dan perbuatan.

4. Program pendidikan guru perlu diakreditasi dengan standar yang memungkinkan calon guru bias bekerja dengan baik.

5. Perlu ada lembaga yang memberikan legalitas terhadap kelayakan program pendidikan guru, standar yang digunakan serta memberikan sertifi kasi terhadap guru.

Pada era otonomi pendidikan, pemerintah daerah memiliki kewenangan yang amat besar bagi penentuan kualitas guru yang diperlukan di daerahnya masing-masing. Oleh karena itu di masa kini dan yang akan datang, pemerintah daerah dalam hal ini PEMDA dan Dinas Pendidikan benar-benar harus memiliki pola rekrutment dan pola pembinaan karir guru agar tercipta profesionalisme pendidikan di daerah. Dengan pola rekrutment dan pembinaan karir guru yang baik, akan tercipta guru yang profesional.

Untuk kepentingan sekolah, memiliki guru yang profesional dan efektif merupakan kunci keberhasilan bagi proses pembelajaran di sekolah itu. Artinya peran guru amat signifi kan bagi setiap keberhasilan proses pembelajaran. Dapat diilustrasikan bahwa: “ketika para guru telah memasuki ruang kelas dan menutup pintu-pintu kelas itu, maka kualitas pembelajaran akan lebih banyak ditentukan oleh guru“. Hal ini sangat masuk

Page 121: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PENGAKUAN PENGALAMAN KERJA DAN HASIL BELAJAR DALAM AKREDITASI GURU

107

akal, karena ketika proses pembelajaran berlangsung, guru dapat melakukan apa saja di kelas. Meminjam terminology dari teorinya McCleland N-Ach (Need of Achievment), maka guru dapat tampil sebagai sosok yang menarik sehingga mampu menebarkan virus atau motivasi berprestasi. Di dalam kelas seorang guru juga dapat tampil sebagai sosok yang mampu membuat peserta didik berfi kir divergen. Dengan memberikan berbagai pertanyaan yang jawabnya tidak sekedar fakta, ya-tidak. Seorang guru di kelas dapat merumuskan pertanyaan kepada peserta didik yang memerlukan jawaban secara kreatif, imajinatif-hipotetik dan sintetik.

Sebaliknya, dengan otoritasnya di kelas yang begitu besar itu, bagi seorang guru juga tidak menutup kemungkinan untuk tampil sebagai sosok yang membosankan, instruktif dan tidak mampu menjadi idola bagi peserta didik di kelas. Bahkan guru juga dapat berkembang kearah proses pembelajaran yang secara tidak sadar mematikan kreativitas, menumpulkan daya nalar, mengabaikan aspek afektif. Atau dengan kata lain, untuk melindungi peserta didik, dan juga untuk mengembangkan sumber daya manusia atau SDM di daerah dalam jangka panjang di masa depan, guru memang harus profesional dan efektif di kelasnya masing-masing ketika ia harus melakukan proses pembelajaran.

Dalam konteks otonomi pendidikan, maka pemerintah daerah perlu menciptakan sebuah sistem rekrutment dan pembinaan karir guru agar para guru benar-benar memiliki profesionalisme dan efektivitas yang tinggi supaya ketika mereka memasuki ruang kelas mampu menegakkan standar kualitas yang ideal bagi proses pembelajaran. Suatu pekerjaan dikatakan profesional jika pekerjaan itu memiliki kriteria tertentu. 1. harus memiliki landasan pengetahuan yang kuat;2. harus berdasarkan atas kompetensi individual (bukan atas dasar KKN); 3. memiliki sistem seksi dan sertifi kasi; 4. ada kerjasama kompetensi yang sehat antar sejawat; 5. adanya profesional yang tinggi; 6. memiliki prinsip-prinsip etik;7. memiliki sistem sanksi profesi; 8. adanya militansi individual; dan9. memiliki organisasi profesi.

Dinas pendidikan di daerah dapat menterjemahkan ke dalam sistem rekrutmen dan

pembinaan karier guru agar profesionalisme guru dapat selalu ditinggatkan di daerahnya masing-masing. Tanpa berbuat seperti itu kualitas guru akan selalu ketinggalan dari perkenbangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan kata lain, agar guru tetap profesional perlu ada sistem pembinaan karier yang baik, tersistem, dan berkelanjutan.

Page 122: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

108

Guru yang profesional perlu melakukan pembelajaran di kelas secara efektif. Kemudian, bagaimana ciri-ciri guru yang efektif? Menurut Davis dan Th omas, paling tidak ada empat kelompok besar ciri-ciri guru yang efektif. Keempat kelompok itu terdiri dari:

Pertama, memiliki kemampuan yang terkait dengan iklim belajar di kelas, yang kemudian dapat dirinci lagi menjadi: 1. Memiliki keterampilan interpersonal, khususnya kemampuan untuk menunjukan

empati, penghargaan terhadap peserta didik dan ketulusan; 2. Memiliki hubungan baik dengan peserta didik; 3. Mampu menerima, mengakui, dan memperhatikan peserta didik secara tulus; 4. Menunjukkan minat dan antusias yang tinggi dalam mengajar; 5. Mampu meniptakan atmosfi r untuk tumbuhnya kerjasama dan kohesivitas dalam

dan antar kelompok peserta didik; 6. Mampu melibatkan peserta didik dalam mengorganisasikan dan merencanakan

kegiatan pembelajaran; 7. Mampu mendengarkan peserta didik dan menghargai hak peserta didik untuk

berbicara dalam setiap diskusi; 8. Mampu meminimalkan friksi-friksi di kelas jika ada.

Kedua, kemampuan yang terkait dengan strategi manajemen pembelajaran, yang meliputi: 1. Memiliki kemampuan untuk menghadapi dan menangani peserta didik yang

tidak memiliki perhatian, suka menyela, mengaihkan pembicaraan, dan mampu memberikan transisi substansi bahan ajar dalam proses pembelajaran;

2. Mampu bertahan atau memberikan tugas yang memerlukan tingkatan berfi kir yang berbeda untuk semua peserta didik.

Ketiga, memiliki kemampuan yang terkait dengan memberikan umpan balik (feedback) dan penguatan (reinforcement), yang terdiri dari: 1. Mampu memberikan umpan balik yang positif terhadap respons peserta didik;2. Mampu memberikan respons yang bersifat membantu terhadap peserta didik yang

lamban belajar; 3. Mampu memberikan tindak lanjut terhadap jawaban peserta didik yang kurang

memuaskan;4. Mampu memberikan bantuan profesional kepada peserta didik jika diperlukan.

Keempat, memiliki kemampuan yang terkait dengan peningkatan diri, terdiri dari 1. Mampu menerapkan kurikulum dan metode mengajar secara inovatif

Page 123: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PENGAKUAN PENGALAMAN KERJA DAN HASIL BELAJAR DALAM AKREDITASI GURU

109

2. Mampu memperluas dan menambah pengetahuan mengenai metode-metode pembelajaran;

3. Mampu memanfaatkan perencanaan guru secara kelompok untuk menciptakan dan mengambangkan metode pembelajaran yang relevan.

Selanjutnya masih menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 pada BAB VI tentang Standar Akreditasi Nasional terkait dengan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan sebagai berikut:

Bagian Kesatu tentang PendidikPasal 28 tertulis:(1) Pendidik harus memiliki kualifi kasi akademik dan kompetensi sebagai agen

pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

(2) Kualifi kasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifi kat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

(3) Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: Kompetensi pedagogik; Kompetensi kepribadian; Kompetensi profesional; dan Kompetensi sosial.

(4) Seseorang yang tidak memiliki ijazah dan/atau sertifi kat keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tetapi memiliki keahlian khusus yang diakui dan diperlukan dapat diangkat menjadi pendidik setelah melewati uji kelayakan dan kesetaraan.

(5) Kualifi kasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan (4) dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.

Pasal 29 tertulis:(1) Pendidik pada pendidikan anak usia dini memiliki: kualifi kasi akademik pendidikan

minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) latar belakang pendidikan tinggi di bidang pendidikan anak usia dini, kependidikan lain, atau psikologi; dan sertifi kat profesi guru untuk PAUD

(2) Pendidik pada SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat memiliki: kualifi kasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) latar belakang pendidikan tinggi di bidang pendidikan SD/MI, kependidikan lain, atau psikologi; dan sertifi kat profesi guru untuk SD/MI

Page 124: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

110

(3) Pendidik pada SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat memiliki: kualifi kasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan; dan sertifi kat profesi guru untuk SMP/MTs

(4) Pendidik pada SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat memiliki: kualifi kasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan; dan sertifi kat profesi guru untuk SMA/MA

(5) Pendidik pada SDLB/SMPLB/SMALB, atau bentuk lain yang sederajat memiliki: kualifi kasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan khusus atau sarjana yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan; dan sertifi kat profesi guru untuk SDLB/SMPLB/SMALB.

(6) Pendidik pada SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat memiliki: kualifi kasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan; dan sertifi kat profesi guru untuk SMK/MAK.

Pasal 30 tertulis:(1) Pendidik pada TK/RA sekurang-kurangnya terdiri atas guru kelas yang penugasan-

nya ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan sesuai dengan keperluan. (2) Pendidik pada SD/MI sekurang-kurangnya terdiri atas guru kelas dan guru mata

pelajaran yang penugasannya ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan sesuai dengan keperluan.

(3) Guru mata pelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup guru kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta guru kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga, dan kesehatan.

(4) Pendidik pada SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat dan SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat terdiri atas guru mata pelajaran yang penugasannya ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan sesuai dengan keperluan.

(5) Pendidik pada SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat terdiri atas guru mata pelajaran dan instruktur bidang kejuruan yang penugasannya ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan sesuai dengan keperluan.

(6) Pendidik pada SDLB, SMPLB, dan SMALB terdiri atas guru mata pelajaran dan pembimbing yang penugasannya ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan sesuai dengan keperluan.

Page 125: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PENGAKUAN PENGALAMAN KERJA DAN HASIL BELAJAR DALAM AKREDITASI GURU

111

(7) Pendidik pada satuan pendidikan Paket A, Paket B dan Paket C terdiri atas tutor penanggungjawab kelas, tutor penanggungjawab mata pelajaran, dan nara sumber teknis yang penugasannya ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan sesuai dengan keperluan.

(8) Pendidik pada lembaga kursus dan pelatihan keterampilan terdiri atas pengajar, pembimbing, pelatih atau instruktur, dan penguji.

Pasal 31tertulis:(1) Pendidik pada pendidikan tinggi memiliki kualifi kasi pendidikan minimum:

lulusan diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) untuk program diploma; lulusan program magister (S2) untuk program sarjana (S1); dan lulusan program doktor (S3) untuk program magister (S2) dan program doktor (S3).

(2) Selain kualifi kasi pendidik sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) butir a, pendidik pada program vokasi harus memiliki sertifi kat kompetensi sesuai dengan tingkat dan bidang keahlian yang diajarkan yang dihasilkan oleh perguruan tinggi.

(3) Selain kualifi kasi pendidik sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) butir b, pendidik pada program profesi harus memiliki sertifi kat kompetensi setelah sarjana sesuai dengan tingkat dan bidang keahlian yang diajarkan yang dihasilkan oleh perguruan tinggi.

Pasal 32 tertulis:(1) Pendidik kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia memiliki kualifi kasi

minimum dan sertifi kasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar sebagaimana diatur dalam Pasal 28 sampai dengan pasal 31.

(2) Selain syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 sampai dengan Pasal 31 menteri yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama dapat memberikan kriteria tambahan.

Pasal 33 tertulis:(1) Pendidik di lembaga kursus dan lembaga pelatihan keterampilan harus memiliki

kualifi kasi dan kompetensi minimum yang dipersyaratkan. (2) Kualifi kasi dan kompetensi minimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.

Page 126: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

112

Pasal 34 tertulis:Rasio pendidik terhadap peserta didik ditetapkan dalam Peraturan Menteri berdasarkan usulan dari BSNP.

Bagian Kedua: tentang Tenaga KependidikanPasal 35 tertulis:(1) Tenaga kependidikan pada: TK/RA atau bentuk lain yang sederajat sekurang-

kurangnya terdiri atas kepala TK/RA dan tenaga kebersihan TK/RA. SD/MI atau bentuk lain yang sederajat sekurang-kurangnya terdiri atas kepala sekolah/madrasah, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, dan tenaga kebersihan sekolah/madrasah. SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat dan SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat sekurang-kurangnya terdiri atas kepala sekolah/madrasah, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, dan tenaga kebersihan sekolah/madrasah.SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat sekurang-kurangnya terdiri atas kepala sekolah/madrasah, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, dan tenaga kebersihan sekolah/madrasah. SDLB, SMPLB, dan SMALB atau bentuk lain yang sederajat sekurang-kurangnya terdiri atas kepala sekolah, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, tenaga kebersihan sekolah, teknisi sumber belajar, psikolog, pekerja sosial, dan terapis. Paket A, Paket B dan Paket C sekurang-kurangnya terdiri atas pengelola kelompok belajar, tenaga administrasi, dan tenaga perpustakaan. lembaga kursus dan lembaga pelatihan keterampilan sekurang-kurangnya terdiri atas pengelola atau penyelenggara, teknisi, sumber belajar, pustakawan, dan laboran.

(2) Standar untuk setiap jenis tenaga kependidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.

Pasal 36 tertulis:(1) Tenaga Kependidikan pada pendidikan tinggi harus memiliki kualifi kasi,

kompetensi, dan sertifi kasi sesuai dengan bidang tugasnya. (2) Kualifi kasi, kompetensi, dan sertifi kasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.

Pasal 37 tertulis:(1) Tenaga kependidikan di lembaga kursus dan pelatihan harus memiliki kualifi kasi

dan kompetensi minimum yang dipersyaratkan.

Page 127: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PENGAKUAN PENGALAMAN KERJA DAN HASIL BELAJAR DALAM AKREDITASI GURU

113

(2) Ketentuan lebih lanjut tentang standar tenaga kependidikan pada lembaga kursus dan pelatihan dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.

Pasal 38 tertulis:(1) Kriteria untuk menjadi kepala TK/RA meliputi: Berstatus sebagai guru TK/

RA; Memiliki kualifi kasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku; Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di TK/RA; dan memiliki kemampuan kepimpinanan dan kewirausahaan di bidang pendidikan.

(2) Kriteria untuk menjadi kepala SD/MI meliputi: Berstatus sebagai guru SD/MI; Memiliki kualifi kasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran se-suai ketentuan perundang-undangan yang berlaku; Memiliki pengalaman meng-ajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun di SD/MI; dan memiliki kemampuan kepemimpinan dan kewirausahaan di bidang pendidikan.

(3) Kriteria untuk menjadi kepala SMP/MTs/SMA/MA/SMK/MAK meliputi: (4) Berstatus sebagai guru SMP/MTS/SMA/MA/SMK/MAK; Memiliki kualifi kasi

akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku; memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun di SMP/MTs/SMA/MA/SMK/MAK; dan memiliki kemampuan kepimpinanan dan kewirausahaan di bidang pendidikan.

(5) Kriteria untuk menjadi kepala SDLB/SMPLB/SMALB meliputi: Berstatus sebagai guru pada satuan pendidikan khusus; memiliki kualifi kasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku; memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun di satuan pendidikan khusus; dan memiliki kemampuan kepimpinanan, pengelolaan, dan kewirausahaan di bidang pendidikan khusus.

(6) Kriteria kepala satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan (4) dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.

Pasal 39 tertulis:(1) Pengawasan pada pendidikan formal dilakukan oleh pengawas satuan pendidikan. (2) Kriteria minimal untuk menjadi pengawas satuan pendidikan meliputi: (3) Berstatus sebagai guru sekurang-kurangnya 8 (delapan) tahun atau kepala sekolah

sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan satuan pendidikan yang diawasi; memiliki sertifi kat pendidikan fungsional sebagai

Page 128: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

114

pengawas satuan pendidikan; lulus seleksi sebagai pengawas satuan pendidikan. (4) Kriteria pengawas suatu satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dan ayat (2) dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.

Pasal 40 tertulis:(1) Pengawasan pada pendidikan nonformal dilakukan oleh penilik satuan pendidikan. (2) Kriteria minimal untuk menjadi penilik adalah: Berstatus sebagai pamong belajar/

pamong atau jabatan sejenis di lingkungan pendidikan luar sekolah dan pemuda sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun, atau pernah menjadi pengawas satuan pendidikan formal; memiliki kualifi kasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku; memiliki sertifi kat pendidikan fungsional sebagai penilik; dan lulus seleksi sebagai penilik.

(3) Kriteria penilik suatu satuan pendidikan sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) dan ayat (2) dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.

Pasal 41 tertulis:(1) Setiap satuan pendidikan yang melaksanakan pendidikan inklusif harus memiliki

tenaga kependidikan yang mempunyai kompetensi menyelenggarakan pembelajaran bagi peserta didik dengan kebutuhan khusus.

(2) Kriteria penyelenggaraan pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.

Beberapa Substansi UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang bernilai “Pembaharuan”1. Kualifi kasi dan Kompetensi Guru

a. Guru wajib memiliki kualifi kasi akademik dan kompetensi profesional pendidik sebagai agen pembelajaran.

b. Kualifi kasi akademik diperoleh melalui pendidikan program sarjana (S!) atau program diploma empar (D-IV) yang sesuai dengan tugasnya sebagai guru.

c. Kompetensi profesi pendidik meliputi kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

2. Hak Gurua. Guru berhak memperoleh penghasilan yang layak yang meliputi gaji pokok,

tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan profesional, tunjangan profesi guru, dan atau tunjangan khusus serta maslahat tambahan.

Page 129: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PENGAKUAN PENGALAMAN KERJA DAN HASIL BELAJAR DALAM AKREDITASI GURU

115

b. Tunjangan profesi setara dengan satu kali gaji pokok guru Negeri pada tingkatan, masa kerja, dan kualifi kasi yang sama.

c. Tunjangan khusus setara dengan satu kali gaji pokok guru Negeri pada tingkatan, masa kerja, dan kualifi kasi yang sama.

d. Selama guru belum memiliki sertifi kat profesi, mereka memperoleh peningkatakan kesejahreraan melalui perbaikan tunjangan fungsional.

3. Kewajiban Guru Dalam keadaan darurat, pemerintah dapat memberlakukan ketentuan “wajib kerja”

kepada guru dan atau WNI yang memenuhi kualifi kasi akademik dan kompetensi untuk melaksanakan tugas guru didaerah khusus diwilayah Negara kesatuan replubik Indonesia.

4. Pengembangan Profesionalisme Gurua. Menteri menetapkan kebijakan pembinana dan pengembangan profesi dan

karier guru pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat.

b. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib membina dan mengembangan guru pada satuan pendidikan yang diselengagarakan pada pemerintah daerah atau masyarakat.

c. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib meningkatkan profesionalisme dan pengabdian guru yang diangkat oleh penyelenggara pendidikan dengan memberikan tunjengan dan atau kesejahteraan lainnya.

5. Perlindungan (1)a. Penyelenggara satuan pendidikan, satuan pendidikan, dan atau organisasi

profesi guru wajib memberikan perlindungan terhadap guru dalam meklaksanakan tugasnya berupa perlindungan hukum, perlindungan profesi, dan perlindungan keselamatan serta kesehatan kerja.

b. Perlindungan hukum adalah perlindungan terhadap tindak kekerasan, ancaman, tindakan diskriminatif, atau intimidasi dari pihak peserta didik, orang tua peserta didik, masyarakat, birokrasi dan pihak lain.

Perlindungan (2)a. Perlindungan profesi adalah perlindungan terhadap resiko penempatan dan

penugasan tidak sesuai dengan latar belakang profesi dan nuraninya, pemutusan hubungan kerja atas dasar alasan yang menyimpang dari ketentuan yang

Page 130: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

116

berlakau, pemberian imbalan kerja yang tidak wajar, pembatasan kreatifi tas guru yang dilaksanakan dalam rangka kebebasan akademik, dan resiko lainnya yang menghambat guru untuk melaksanakan tugasnya secara profesional.

c. Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja meliputi perlindungan terhadap resiko gangguan keamanan kerja, kecelakaan kerja, kebakaran sewaktu kerja, bencana alam, kesehatan lingkungan kerja, dan atau sebab lain.

6. Organisasi Profesi Gurua. Guru dapat membentuk organisasi profesi independen sebagai wadah untuk

peningkatan kompetensi, karier, wawasan kependidikan perlindungan profesi, kesejahteraan dan atau pengabdian.

b. Organisasi profesi guru mempunyai tugas utama dan wewenang menetapkan dan menegakan kode etik guru, memajukan profesionalitas guru dan mem-perjuangkan aspirasi dan hak-hak guru, memberikan bantuan hukum kepada guru, memberikan perlindungan profesi kepada guru, berperan aktif dalam melakuakan pembinana dan pengembangan guru, berperan aktif dalam memajukan pendidikan nasional.

Profesionalisme

Kompetensi profesionalisme guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruan. Artinya, guru yang piawai dalam melaksanakan profesinya dapat disebut sebagai guru yang kompeten dan profesional. Istilah “ profesional” aslinya adalah kata sifat dari profession (pekerjaan) yang berarti sangat mampu melakukan pekerjaan. Sebagai kata benda, profesional kurang lebih berarti orang yang melaksanakan sebuah profesi dengan menggunakan profeciency sebagai mata pencaharian.

Berdasarkan pertimbangan arti-arti di atas, maka pengertian guru profesional adalah guru yang melaksanakan tugas keguruan dengan kemampuan tinggi atau profesiensi sebagai sumber kehidupan. Kebalikannya adalah guru amatir yang di barat disebut sub- profesional seperti teacher-aid (asisten guru). Di Negara-negara maju khususnya Australia, asisten gur ini dikaryakan untuk membantu guru profesional dalam mengelola kelas, tetapi tidak mengajar. Kadang-kadang, guru amatir itu ditugasi menangani keperluan belajar kelompok peserta didik tertentu, misalnya kelompok imigran.

Page 131: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PENGAKUAN PENGALAMAN KERJA DAN HASIL BELAJAR DALAM AKREDITASI GURU

117

Lebih lanjut dalam menjalankan kewenangan profesionalnya, guru dituntut untuk memiliki keanekaragaman kecakapan yang bersifat psikologis yang meliputi:1. Kompetensi kognitif (kecakapan ranah cipta);2. Kompetensi afektif (kecakapan ranah rasa);3. Kompetensi psikomotor (kecakapan ranah karsa);

Di samping itu, ada satu macam kompetensi yang diperlukan guru, yakni kompetensi kepribadian.

Peningkatan Kemampuan Profesional Guru

Salah satu isu pendidikan dewasa ini yang penting untuk dijadikan komoditas bahan kajian, seminar, telaah atau apapun namanya adalah guru dengan segala atribut di dalamnya. Demikian besar fi gur guru, sehingga muncul berbagai pandangan, baik yang positif naupun negative tentang sang pahlawan tanpa tanda jasa ini. Bagaimana tidak, ujung-ujung dari rendahnya perolehan NEM yang baru saja terjadi, mendatangkan cibiran. Yang lebih pedas, masyarakat menghubungkan kasus ini dengan kenaikan gaji. Asumsi masyarakat bahwa bila gajinya bertambah, maka yang akan terjadi adalah mutu pendidikan akan bertambah. Tetapi hasilnya tidak seperti yang diharapkan. NEM tetap rendah.

Era global ini menuntut sesuatu yang lebih besar dari fi gure seorang actor guru, tidak sebatas tamat dari LPTK lantas mampu mengajar dan mendidik dengan baik. Sebab semua itu membutuhkan waktu dan pengalaman untuk mematangan diri, sebagai bekal bagai si “Pendekar” yang baru turun gunung. Ilmu dari sang maharesi tak cukup untuk membaca permasalahan yang ada. Kematangan dalam menyerap pengalaman yang dilampaui itulah sebanarnya guru yang terbaik. Untuk menjadi seorang guru yang demikian diperlukan motivasi intrinsik dan ekstrinsik, skill dan positive thinking tentang apa yang ia telah geluti, dan selalu mengasah “ajiannya” sehingga semakin hari semakin tajam. Kemampuan ini sangat diperlukan dalam menghadapi era global yang penuh kompetisi dalam segala bidang termasuk bidang pendidikan.

UUD 1945 secara jelas memuat salah satu tujuan Negara yaitu meningkatkan kesejahteraan dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam GBHN pun, terutama dalam TAP MPR no.II/MPR/1998, dinyatakan bahwa pendidikan nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia, berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa dan kualitas sumber daya manusia, mengembangkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, berbudi pekerti luhur,

Page 132: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

118

memiliki pengetahuan, keahlian dan keterampilan kesehatan jasmani dan rohani, serta kepribadian yang mantap dan mandiri. Pendidikan Nasional juga harus menumbuhkan dan mempertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan, wawasan keunggulan, kesetia kawanan sosial dan kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan serta berporientasi masa depan. Artinya, kehidupan suatu bangsa akan sejahtera apabila rakyatnya memiliki tiga dimensi yang dituangkan dalam bentuk: (1) dimensi spiritual, yaitu keimanan dan ketaqwaan pada Tuhan Yang Maha Esa serta berbudi luhur; (2) dimensi budaya yaitu kepribadian yang mantap dan mandiri tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan; serta (3) dimensi kecerdasan yaitu cerdas, kreatif, trampil, disiplin, etos kerja, profesional, dan produktif

Menghadapi milineum ketiga yang dilandasi dengan kepesatan laju informasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang sangat cepat, akan menjadi masalah besar bagi Negara-negara yang belum mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.

Sehububungan dengan sumber daya manusia (SDM) maka sektor yang sering menjadi bulan-bulanan dan tudingan yang paling bertanggungjawab adalah dunia pendidikan karena salah satu indikator bahwa sumber daya manusia mempunyai kualitas tinggi dapat dilihat dari pencapaian prestasi belajar yang tinggi pula. Masalahnya sekarang adalah bagaimana guru mengantisipasi keadaan yang sedemikian cepat dan berdampak ini. Bahwa bagaimanapun setuju/tidak setuju, kita memasuki era IPTEK, era informasi dan juga era globalisasi pada millennium 2000 ini. Bahwa guru dituntut meningkatkan sumber daya manusianya, sehingga dapat mengembangkan profesionalismenya. Dengan demikian guru dituntut selalu mengikuti seluruh perkembangan IPTEK yang terkini, dan guru dituntut mempunyai kreativitas tinggi dimanapun dan kapanpun mereka mengemban tugas. Padahal disisi lain masalah yang dihadapi para guru pada umumnya adalah rendahnya sumber daya yang dimiliki. Ditambah lagi kenyataan bahwa sarana dan prasarana disekolah jauh dari mencukupi. Hal ini sangat berdampak jika guru disekolah tersebut tidak memiliki kreativitas yang tinggi. Guru tersebut akan mengajar menurut sekehendak hatinya dengan alasan ini dan itu. Padahal akan merupakan solusi yang positif apabila guru tersebut mampu menyiasati dengan mengutak atik bagaimana caranya agar materi tersebut menjadi menarik untuk disajikan.

Masalah itu secara pokok disebabkan oleh dua faktor peserta didik dan faktor guru. Faktor peserta didik, lebih pada kurangnya kemandirian dalam belajar, peserta didik hanya bergantung pada inisiatif guru. Kebiasaan ini dapat menimbulkan kerugian bagi peserta didik sendiri, misalnya tidak ada kesiapan dalam belajar, reaksi peserta didik terhadap respon yang diberikan guru lambat, guru kesulitan dalam mengukur tingkat

Page 133: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PENGAKUAN PENGALAMAN KERJA DAN HASIL BELAJAR DALAM AKREDITASI GURU

119

pemahaman peserta didik, terhadap materi pelajaran yang diberikan, sehingga jika ada kesalahan konsep pada peserta didik tidak dapat diketahui dengan cepat, motivasi kurang. Akibatnya akan berpengaruh pada rendahnya prestasi belajar peserta didik.

Sedangkan factor yang kedua ditentukan oleh semangat guru dalam mengajar, kesiapan dalam penguasaan bahan pelajaran, penyusunan materi yang akan diajarkan, penguasaan/alat dalam proses belajar mengajar yang terkait serta kurangnya pemberian kesempatan pada peserta didik untuk belajar mandiri. Jika kedua factor diatas tidak diperhatikan, maka dampaknya tujuan pendidikan sulit dicapai.

Jika dikaji dan disadari lebih dalam ternyata didalam mengajar terdapat romantika dan dinamika yang kadang kala membuat kita sabar, sementara dilain pihak dapat menjadi tantangan. Betapa tidak, antara materi satu dengan materi lain harus disajikan dalam nuansasa yang berbeda. Dan ini harus disadari oleh seorang guru. Idealnya “seorang guru yang efektif “ adalah guru yang mempunyai keunggulan dalam hal mengajar, hubungan dengan peserta didik yang kondusif utntuk KBM, hubungan dengan pihak yang lain, pencatatan dan penelitian [administrasi ] yang bagus, dan sikap profesional yang tinggi.

Keunggulan dalam hal mengajar seorang guru dapat terealisasi apabila sunber daya manusia sebagai guru dapat terpanuhi, diantaranya adalah guru menguasai bahan atau konsep yang akan diajarkan, kaya akan improfi sasi keadaan, baik itu menyangkut sarana prasarana maupun teknik atau metode penyajian suatu materi. Selain itu guru juga mempunyai kepakaan atau sensitivitas yang tinggi terhadap media baru atau moderen yang sedang dikembangkan selanjutnya guru yang efektif harus mampu menciptakan suasana yang kondusif untuk berlangsungnya proses belajar mengajar. Suasana ini harus dibangun dalam kerangka memanusiakan manusia. Atau dengan kata lain peserta didik haruslah dipandang sebagai objek dan juga sekaligus sebagai subjek dari proses pembelajaran. Dengan menghargai atau menerima apa adanya diharapkan dapat membangkitkan suasana ingin mengikuti pelajaran dengan seksama secara labih intensif.

Guru diera global seperti sekarang ini jika tidak boleh “kuper“ alias kurang pergaulan. Guru perlu bergaul dengan sesama guru, bekerja sama dengan pihak lain secara positif. Hal ini sangat perlu karena lingkup hidup guru dengn lingkup perkembangan informasi dan IPTEK kadang berada diluar pergaulan profesinya. Sehingga kehadiran, kerjasama dengan pihak luar perlu dijalin dengan baik. Demikian juga berbagai permasalahan yang kadang yang timbul disekitar keguruan atau sekolah pemecahannya kadang memerlukan kerjasama dengan pihak lain. Berikutnya yang jarang dikembangkan oleh guru adalah melakukan atau mengadakan catatan peristiwa dan penelitian kecil secara

Page 134: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

120

rutin, berkesinambungan dan teradministrasi dengan baik. Lebih bagus lagi dalam bentuk karya tulis. Sebab saat ini sedang digalakkan PTK [Penelitian Tindakan Kelas] atau classroom action researh mempunyai keuntunagan ganda yaitu [ 1 ] dapat untuk memecahkan permasalahan yang terjadi dikelas kecilnya dan [2] karya tulis tersebut dapat diakui angka kreditnya apabila mempunyai nilai karya tulis yang baik.

Tinjauan sikap profesionalisme seorang guru dapat dilihat dari standar profesionalisme guru yang diantaranya adalah:1. Memiliki pendidikan khusus2. Mengajar berdasarkan pendidikan3. Memiliki prosedur tetap dan standar4. Mengajar bukan hanya sekedar mencari nafk ah5. Memiliki pengbdian yang tinggi dan mengutamakan mutu dalam pembelajaran

Sementara pemberdayaan “akuntabilitas profesionalisme guru” dapat direfl eksikan dalam berbagai kemampuan sebagai berikut:1. Merencanakan kegiatan pembelajaran [PBM], yang terdiri dari kemampuan

maksimal menyusun program tahunan, program cawu, AMT, SP, dan RP.2. Melaksanakan PBM secara meyakinkan dengan penuh percaya diri, hal ini dapat

terlaksana jika guru menguasai, metode dan kelas secara baik.3. Seorang guru dalam proses belajar mengajar tidak boleh asal menjejali konsep-

konsep kepada peserta didiknya, sebab bukan sekedar transpormasi konsep semata yang berlangsung. Jadi guru harus melihat, merasakan dan menilai proses yang berlangsung dalam kegiatan belajar mengajar. Jika perlu untuk mendeteksi konsep sudah diterima atau dapat dilakukan Tanya jawab terhadap konsep yang telah disajikan. Sehingga hasil pembelajaran dapat diperoleh secara maksimal. Tentunya ini harus diukur harus dengan alat ukur.

4. Setelah mengetahui sejauh mana hasil kegiatan belajar mengajar, diharapkan guru memanfaatkan hasil penilaian bagi peningkatan layanan, dalam arti mengadakan perbaikan atau remidiasi bagi anak-anak jika dipandang perlu.

5. Dengan hasil yang ada diharapkan guru dapat memberikan umpan balik secara cepat, teratur dan terus menerus kepada peserta didik.

6. Setelah memberikan umpan balik hasil evaluasi, guru yang profesional seharusnya tidak hanya dekat dengan anak terus. Tetapi guru harus dapat melayani peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, karena pada dasarnya mereka juga butuh perhatian dan kasih saying dari seorang guru.

Page 135: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PENGAKUAN PENGALAMAN KERJA DAN HASIL BELAJAR DALAM AKREDITASI GURU

121

7. Seorang guru dikatakan mempunyai sifat profesionalisme yang tinggi apabila dalam KBM mampu memerankan diri sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, baik bagi anak yang berkemampuan baik ataupun yang rendah. Sehingga kehadirannya selalu ditunggu-tunggu anak.

8. Guru harus dapat mengembangkan dan memanfaatkan alat bantu dan media pembelajaran yang ada di sekolahnya. Tidak ada istilah “di sekolah kami tidak ada alat bantu itu”. Guru harus kreatif, dana dan tempat terpencil bukan halangan untuk mengembangkan sarana yang ada.

9. Sebagai tuntutan zaman, konsekuensinya guru harus peka terhadap informasi. Dengan memanfaatkan sumber-sumber itu dapat berupa buku-buku perpustakaan, televisi, video, koran, majalah laboratorium alam, labolatorium dan lain-lainnya.

10. Peserta didik akan merasa bosan jika seorang guru gaya dan cara mengajar seorang guru monoton agar tidak terjadi hal yang demikian maka guru harus dapat dengan baik mengembangkan interaksi pembelajaran [ strategi, metode, dan teknik ] hal ini karena tidak ada konsep-konsep yang justru mudah diterima anak dengan metode “X”, tetapi konsep lain lebih tepat dengan metode “Y”.

11. Sebagai tuntutan profesi guru harus mampu membuat suatu karya yang mempunyai nilai, yaitu mengadakan penelitian yang praktis atas apa yang telah dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar. Tujuan selanjutnya adalah dalam rangka perbaikan pembelajaran.

PENGEMBANGAN DIRI

Untuk mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan pengembangan potensi diri atau profesionalisme guru, kiranya dapat direfl eksikan dengan beberapa pertanyaan:a. Apakah tingkat pengabdiannya memadai?b. Adakah usaha memanfaatkan temuan-temuan dan visi akademik [GMPM, KKG,

dsb]?c. Adakah pengembangan prosedur dan teknik kerja?d. Bagaimana etos kerjanya?

Usaha peningkatan profesionalisme guru pun dapat dimulai peningkatan pengua-saan materi, yakni:a. Melalui sistem Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), yaitu mendalami materi

secara bersama-sama dengan prinsip dari guru, dan untuk guru.b. Melalui sumber atau potensi-potensi yang etrsedia.

Page 136: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

122

c. Melalui ahli/ilmuwan yang bersangkutan.d. Melalui kursus pendalaman materi.e. Melalui pendidikan khusus.

Pendalaman dalam penguasaan materi mempunyai fungsi:a. Meningkatkan kepercayaan diri akan kemampuan profesionalnya sehingga tidak

ragulagi dalam mengelola PBM.b. Memperdalam dan memperluas wawasan dan konsepsi tinjauan akademis dan

aplikasinya sehingga dapat dimanfaatkan untuk melaksanakan analisis materi pelajaran.

Dari sinilah diharapkan guru harus mempunyai pemahaman, penghayatan, dan pengamatan standar serta memiliki profesionalisme sebagai tuntutan profesi diera kompetisi sekarang ini. Disamping ada kewajiban imperative, yaitu setiap petugas pendidikan berkewajiban mengembangkan profesionalisme dalam rangka menjaga kewibawaan. Semua itu, harus dikuasai oleh guru, sebagai modal awal bagi penghayatan dan penerapan dalam kehidupan sehari-hari dalam mengemban tugasnya. Jadi seorang guru tidak hanya boleh beranggapan bahwa tugasnya hanya mengajar semata, selesai mengajar terus pulang, karena tidak ada jam mengajar lagi. Ada beberapa tugas profesional yang harus dilaksanakan pasca tugas mengajar di kelas yang harus diselesaikan dengan target waktu tertentu. Jika ini tidak diantisipasi maka yang akan terjadi adalah menimbunnya tugas yang semakin menggunung.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan Dosen sebagai berikut:

BAB I: KETENTUAN UMUMPasal 1Dalam Undang – Undang ini yang dimaksud:1. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, mem-

bimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pen-didikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

2. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlu-kan pendidikan profesi.

Page 137: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PENGAKUAN PENGALAMAN KERJA DAN HASIL BELAJAR DALAM AKREDITASI GURU

123

BAB III: PRINSIP PROFESIONALITASPasal 7(1) Profesi guru dan profesi pengajar merupakan bidang pekerjaan khusus yang

dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut:a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme; b. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,

ketaqwaan, dan ahlak mulia;c. Memiliki kualifi kasi dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas;d. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;e. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan;f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja;g. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelan-

jutan dengan belajar sepanjang hayat;h. Memiliki jaminan perlindungan hokum dalam melaksanakan tugas keprofe-

sionalan; dani. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal

yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

(2) Pemberdayaan profesi guru atau pemberdayaan profesi pengajar diselenggarakan melalui pengembangan diri yang dilakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif, dan berkelanjutan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai cultural, kemajemukan bangsa, dan kode etik profesi.

Pasal 20 tertulis:Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban;a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu,

serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.b. Meningkatkan dan mengembangkan kualifi kasi akademik dan kompetensi secara

berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

c. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fi sik tertentu, atau larat belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;

d. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika; dan

e. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

Page 138: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

124

Rincian Kompetensi Guru

Komponen Pengelolaan Pembelajaran

KOMPETENSI INDIKATOR

1. Penyusunan rencana pembelajaran

1. Mampu mendeskripsikan tujuann/kompetensi pembelajaran2. Mampu memilih/menentukan materi3. Mampu mengorganisir materi4. Mampu menentukan metode/strategi pembelajaran 5. Mampu menentukan sumber belajar/media/ alat peraga pembelajaran6. Mampu menyusun perangkat penilaian7. Mampu menentukan teknik penilaian8. Mampu mengalokasikan waktu

2. Pelaksanaan interaksi belajar mengajar

1. Mampu membuka pelajaran2. Mampu menyajikan materi3. Mampu menggunakan metode/media4. Mampu menggunakan alat peraga5. Mampu menggunakan bahasan yang komunikatif6. Mampu memotivasi peserta didik7. Mampu mengorganisasi peserta didik8. Mampu berinteraksi dengan peserta didik secara komunikatif9. Mampu menyimpulkan pembelajaran10.Mampu mamberikan umpan balik11.Mampu melaksanakan penilaian12.Mampu menggunakan waktu

3. Penilaian prestasi belajar peserta didik

1. Mampu memilih soal berdasarkan tingkat kesukaran2. Mampu memilih soal berdasarkan tingkat kesukaran3. Mampu memperbaiki soal yang tidak valid4. Mampu memriksa jawab5. Mampu mengklasifi kasikan hasil-hasil penelitian6. Mampu mengolah dan menganalisis hasil penilaian7. Mampu membuat interpretasi kecenderungan hasil penilaian8. Mampu menentukan korelasi antara soal berdasarkan hasil penilaian 10. Mampu mengidentifi kasi tingkat variasi hasil penilaian11. Mampu menyimpulkan dari hasil penilaian secara jelas dan logis

Page 139: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PENGAKUAN PENGALAMAN KERJA DAN HASIL BELAJAR DALAM AKREDITASI GURU

125

Komponen Pengelolaan Pembelajaran

KOMPETENSI INDIKATOR

4. Pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajr peserta didik

1. Menyusun program tindak lanjut hasil penilaian 2. Mengklasifi kasian kemempuan peserta didik3. Mengidentifi kasi kemampuan tindak lanjut hasil penilaian 4. Melaksanakan tindak lanjut5. Mengevaluasi hasil tindak lanjut6. Menganalisis hasil evaluasi program tindak lanjut hasil penilaian

Komponen Kompetensi Pengembangan Potensi

KOMPETENSI INDIKATOR

5. Pengembangan Profesi

1. Mengikuti informasi perekembangan IPTEK yang 2. Mendukung profesi melalui berbagai kegiatan ilmiah3. Mengembangkan berbagai model pembelajaran4. Menulis makalah 5. Menulis/menyusun diklat pelajaran6. Menulis buku pelajaran7. Menulis modul8. Menulis karya ilmiah9. Melakukan penelitian (action research)10.Menemukan teknologi tepat guna11.Membuat alat peraga/ media12.Menciptakan karya seni13.Mengikuti pelatihan terakreditasi]14.Mengikuti pendidikan kualifi kasi15.Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum

Komponen Kompetensi Penguasaan Akademik

KOMPETENSI INDIKATOR

6. Pemahaman wawasan 1. Memahami visi dan misi 2. Memahami hubungan pendidikan dan pembelajaran3. Memahami konsep pendidikan dasar dan menengah4. Memahami fungsi sekolah5. Mengidentifi kasi permasalahan umum pendidikan dalam hal proses

dan hasil pendidikan6. Membangun system yang menunjukkan keterkaitan pendidikan dan

luar sekolah

Page 140: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

126

Komponen Pengelolaan Pembelajaran

KOMPETENSI INDIKATOR

7. Penguasaan bahan kajian akademik

1. Memahami struktur pengetahuan 2. Menguasai substansi materi3. Menguasai substansi kekuasaan sesuai dengan jenis pelayanan yang

dibutuhkan peserta didik

PENGEMBANGAN MUTU GURU

Pengembangan mutu guru dapat dilakukan melalui kegiatan penelitian, pengembangan terhadap standar kompetensi guru dan peningkatan manajemen mutu guru.

PenelitianSekurang-kurangnya ada 3 jenis upaya penelitian yang dilakukan dalam kaitan

dengan pengembangan mutu guru:a. Mengidentifi kasi masalah pendidikan yang dihadapi terutama tentang mutu kinerja

guru.b. Mengkaji prakondisi yang perlu dipenuhi untuk dapat menerapkan suatu standar

kompetensi guru dalam system yang adac. Penelitian yang melekat di dalam pengembangan standar itu sendiri untuk

mengetahui efektivitas atau kelayakan dari standar yang sedang diukembangkan dalam menghasilkan standar baku kopetensi guru.

Pengembangan Kompetensi

Ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian yang serius dalam upaya pengembanagn standar kompetensi guru, yaitu:a. Kejelasan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai dari profesi guru, antisipasi

kendala yang bakal dihadapinya, identifi kasi alternatif-alternatif pemecahan, serta pengembangan alternatif yang dipilih dalam skala terbatas.

b. Permasalahan yang jelas serta tujuan yang spesifi k, jika perlu dilengkapi dengan criteria keberhasilan yang dijadikan ukuran, merupakan titik awal yang sangat penting dalam upaya pengembangan standar kompetensi guru.

Page 141: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PENGAKUAN PENGALAMAN KERJA DAN HASIL BELAJAR DALAM AKREDITASI GURU

127

c. Antisipasi kendala, merupakan langkah yang tidak dapat diabaikan dalam proses pengembangan ini.

d. Melalui proses identifi kasi dan seleksi berbagai alternative pemecahan, akan dapat dihasilkan standear kompetensi yang telah diperhitungan kekuatan maupun kelemahannya ditinjau dari permasalahan dan tujuan yang diinginkan maupun kendala-kendala yang ada.

e. Sekalipun uji coba suatu standar kompetensi dalam skala terbatas, kadang-kadang mengandung kelemahan, bukan merupakan situasi yang sangat berbeda dengan lingkungannya.

Peningkatan Manajemen Mutu

Sekurang-kurangnya terdapat dua hal penting yang perlu diperhatikan berkenaan dengan manajemen peningkatan mutu guru dengan standar kompetensinya; pertama, adalah upaya melibatkan berbagai pihak terkait sedini, dan kedua adalah penerapan proses diseminasi secara bertahap.

Prinsip – prinsip yang perlu dijadikan pegangan dalam pengembangan kompetensi guru, meliputi:

Sarat untuk masuk ke lembaga pendidikan guru (tingkat universitas) harus standar, 1. tetapi prosedurnya cukup fl eksibel sehingga dapat menjaring calon-calon yang potensial dan cocok.Program pendidikan hendaknya memiliki tiga komponen yang terintegrasi, yaitu 2. pendidikan umum, minimal satu bidang spesialisasi, dan keahlian dalam kurikulum dan pembelajaran.Perkembangan calon guru dinilai selama program berlangsung dengan teknik 3. penilaian yang bervariasi, seperti tes tertulis, lisan.Program pendidikan guru perlu diakreditasi dengan standar yang memungkinkan 4. calon guru bias bekerja dengan baik.Perlu ada lembaga yang memberikan legalitas terhadap kelayakan program 5. pendidikan guru, standar yang digunakan serta memberikan sertifi kasi terhadap guru.

Page 142: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

128

Page 143: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

129

LAMPIRAN 1

SALINAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 58 TAHUN 2008

TENTANG

PENYELENGGARAAN PROGRAM SARJANA (S-1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Menimbang : a. bahwa untuk mendukung upaya percepatan peningkatan kualifi -kasi akademik bagi guru dalam jabatan perlu menyelenggarakan program sarjana (S-1) kependidikan bagi guru dalam jabatan;

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada b. huruf a perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasion-al tentang Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan Bagi Guru Dalam Jabatan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pen-didikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301);

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Penga-2. jar (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lem-baran Negara Nomor 4586);

L a m p i r a n

Page 144: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

L A M P I R A N

130

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 ten-3. tang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tataker-ja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana diubah dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008;

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Ta-4. hun 2004 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu se-bagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 77/P Tahun 2008;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM SARJANA (S-1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN.

Pasal 1

Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:1. Program sarjana (S-1) kependidikan bagi guru dalam jabatan adalah program

penyelenggaraan pendidikan yang secara khusus diperuntukkan bagi guru tetap dalam jabatan.

2. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan program sarjana (S-1) kependidikan.

3. Proses pembelajaran adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan mengintegrasikan sistem perkuliahan tatap muka dan/atau termediasi, dan sistem pembelajaran mandiri.

4. Perkuliahan tatap muka adalah proses interaksi langsung dan terjadwal antara pengajar dan peserta didik dalam mencapai tujuan/kompetensi.

5. Perkuliahan termediasi adalah proses interaksi terjadwal antara pengajar dan peserta didik dalam mencapai tujuan/kompetensi melalui pemanfaatan berbagai jenis media dan teknologi.

6. Pembelajaran mandiri adalah proses interaksi peserta didik dengan sumber belajar yang dilakukan dengan menggunakan bahan belajar mandiri, baik dengan bantuan tutorial atau tanpa bantuan tutorial.

Page 145: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

L A M P I R A N

131

7. Tutorial adalah bentuk bantuan belajar akademik yang secara langsung berkaitan dengan materi ajar, dan dapat dilaksanakan secara tatap muka atau termediasi.

8. Bahan belajar mandiri adalah substansi pembelajaran yang dikembangkan dalam bentuk bahan cetak, audio, dan audio visual yang dapat digunakan peserta didik untuk proses belajar mandiri.

9. Praktik adalah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan untuk mengaplikasikan teori, konsep, atau prosedur dengan pengawasan langsung pengajar/pembimbing.

10. Praktikum adalah kegiatan pembelajaran yang berhubungan dengan validasi fakta atau hubungan antar fakta, sesuai yang disyaratkan dalam kurikulum.

11. Program pemantapan lapangan yang selanjutnya disebut PPL adalah bentuk kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah dengan bimbingan oleh pengajar/guru pamong yang ditugaskan sesuai dengan yang disyaratkan dalam kurikulum.

12. Penilaian hasil belajar adalah pemberian nilai terhadap proses dan hasil belajar peserta didik, baik dalam perkuliahan tatap muka dan/atau termediasi maupun pembelajaran mandiri.

13. Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab dalam bidang Pendidikan Nasional.

14. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi.

Pasal 2

Tujuan penyelenggaraan program sarjana (S-1) kependidikan bagi guru dalam jabatan yaitu untuk mendukung upaya percepatan peningkatan kualifi kasi akademik bagi guru dalam jabatan.

Pasal 3

Penyelenggaraan program sarjana (S-1) kependidikan bagi guru dalam jabatan dilaksanakan dengan mengutamakan hal berikut:a. memungkinkan guru memiliki kesempatan lebih luas untuk memperoleh

peningkatan kualifi kasi akademik dengan tidak mengganggu tugas dan tanggung jawabnya di sekolah;

b. dapat mewujudkan sistem penyelenggaraan pendidikan guru dalam jabatan yang efi sien, efektif, dan akuntabel serta menawarkan akses layanan pendidikan yang lebih luas tanpa mengabaikan kualitas;

Page 146: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

L A M P I R A N

132

Pasal 4

(1) Program sarjana (S-1) kependidikan bagi guru dalam jabatan diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memenuhi persyaratan dan ditetapkan oleh Menteri.

(2) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi perguruan tinggi yang telah memiliki:a. program studi sarjana (S-1) kependidikan yang memiliki ijin penyelenggaraan

dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi;b. program studi sarjana (S-1) kependidikan yang terakreditasi oleh Badan

Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dengan nilai minimal B, kecuali untuk program studi sarjana (S-1) pendidikan guru sekolah dasar (PGSD)/ pendidikan guru taman kanak-kanak (PGTK)/ pendidikan guru pada anak usia dini (PGPAUD) memiliki ijin penyelenggaraan dan mendapatkan penugasan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi;

c. perjanjian kerjasama antara pimpinan perguruan tinggi dan kepala daerah dalam rangka peningkatan kualifi kasi akademik guru;

d. perjanjian kemitraan dengan perguruan tinggi lain yang memiliki izin dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dalam rangka penyelenggaraan program peningkatan kualifi kasi akademik guru;

e. sarana dan prasarana yang menunjang penyelenggaraan program sarjana (S-1) kependidikan bagi guru dalam jabatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

f. bahan ajar untuk kepentingan perkuliahan tatap muka dan/atau termediasi, dan pembelajaran mandiri;

g. laporan evaluasi program studi berbasis evaluasi diri (EPSBED) sekurang-kurangnya 2 (dua) semester terakhir.

(3) Perguruan tinggi penyelenggara program sarjana (S-1) kependidikan bagI guru dalam jabatan dapat bermitra dengan perguruan tinggi lain yang berlokasi di wilayah tertentu dalam menyelenggarakan program studi tertentu, jika di wilayah tersebut tidak ada program studi yang ditugaskan untuk menyelenggarakan program sarjana (S-1) kependidikan bagi guru dalam jabatan.

Page 147: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

L A M P I R A N

133

(4) Dalam hal tidak ada perguruan tinggi penyelenggara program pengadaan tenaga kependidikan yang memiliki program studi dalam bidang tertentu, perguruan tinggi penyelenggara program pengadaan tenaga kependidikan yang memiliki program studi satu rumpun dapat menyelenggarakan program sarjana (S-1) kependidikan dengan bermitra dengan perguruan tinggi lain yang memiliki program studi relevan dan terakreditasi minimal B.

(5) Ketentuan mengenai persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan rambu-rambu penyelenggaraan program diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal.

Pasal 5

(1) Struktur kurikulum program sarjana (S-1) kependidikan bagi guru dalam jabatan terdiri atas mata kuliah yang dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran tatap muka dan/atau termediasi dan mata kuliah yang dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran mandiri dengan tutorial dan tanpa tutorial.

(2) Penetapan mata kuliah tatap muka dan/atau termediasi didasarkan atas pertimbangan bahwa mata kuliah tersebut mempersyaratkan adanya praktik atau praktikum.

(3) Penetapan mata kuliah melalui pembelajaran mandiri dengan tutorial didasarkan atas pertimbangan bahwa mata kuliah tersebut menunjang pengembangan kompetensi profesional.

(4) Penetapan mata kuliah melalui pembelajaran mandiri tanpa tutorial didasarkan atas pertimbangan bahwa mata kuliah tersebut dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta didik, baik perorangan maupun berkelompok.

(5) Perguruan tinggi mengembangkan bahan ajar, baik untuk kepentingan perkuliahan tatap muka maupun pembelajaran mandiri atau memanfaatkan bahan belajar mandiri yang telah dikembangkan dan tersedia di perguruan tinggi lain.

(6) Beban studi satuan kredit semester (sks) yang ditempuh dalam program sarjana (S-1) kependidikan bagi guru dalam jabatan sama dengan beban studi satuan kredit semester (sks) yang berlaku pada program studi yang sama di perguruan tinggi penyelenggara.

Page 148: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

L A M P I R A N

134

(7) Perguruan tinggi dapat memberikan pengakuan terhadap pengalaman kerja dan hasil belajar yang pernah diperoleh sebelumnya, baik pada jalur pendidkan formal maupun pendidikan non formal sebagai pengurang beban studi yang harus ditempuh.

(8) Pengakuan terhadap pengalaman kerja dan hasil belajar yang pernah diperoleh sebelumnya sebagaimana dimaksud pada ayat (7) paling banyak 65% dari jumlah sks yang harus ditempuh.

(9) Pengalaman kerja dan hasil belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (7) diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan terakreditasi yang dilaksanakan di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan, Kelompok Kerja Guru, Musyawarah Guru Mata Pelajaran, Gugus, atau lembaga lain yang diakui oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

(10) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengakuan pengalaman kerja dan hasil belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dan ayat (8) diatur oleh perguruan tinggi penyelenggara masing-masing.

(11) Perkuliahan termediasi dan pembelajaran mandiri dapat dilaksanakan di kampus perguruan tinggi penyelenggara, kampus perguruan tinggi mitra, tempat kegiatan kelompok kerja guru (KKG), tempat kegiatan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP), Information Communication Technology Centre (ICT Centre), lembaga penjaminan mutu pendidikan (LPMP), pusat pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan (P4TK), dan lembaga/tempat lain yang direkomendasikan oleh dinas pendidikan setempat.

(12) Penyelenggaraan program pemantapan lapangan (PPL) diatur dan disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku di perguruan tinggi.

(13) Penilaian hasil belajar harus dapat mencerminkan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik melalui:a. mekanisme ujian secara komprehensif dengan pengawasan langsung;b. dalam bentuk pemberian tugas yang disesuaikan dengan kebutuhan.

Page 149: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

L A M P I R A N

135

Pasal 6

(1) Peserta program sarjana (S-1) kependidikan bagi guru dalam jabatan adalah guru tetap yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan bukan PNS.

(2) Guru tetap bukan PNS adalah guru yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan dari penyelenggara satuan pendidikan yang berbadan hukum.

(3) Penetapan peserta program sarjana (S-1) kependidikan bagi guru dalam jabatan dilaksanakan melalui seleksi administratif oleh perguruan tinggi penyelenggara.

(4) Penyelenggara program sarjana (S-1) kependidikan bagi guru dalam jabatan dilarang menerima peserta di luar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2).

Pasal 7

(1) Perguruan tinggi penyelenggara program sarjana (S-1) kependidikan bagi guru dalam jabatan dievaluasi secara berkala untuk mengetahui kelayakan penyelenggaraan.

(2) Menteri dapat mencabut penetapan perguruan tinggi yang melanggar ketentuan penyelenggaraan program sarjana (S-1) kependidikan bagi guru dalam jabatan.

Pasal 8

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 7 Oktober 2008

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

TTD

BAMBANG SUDIBYO

Salinan sesuai dengan aslinya.Biro Hukum dan OrganisasiDepartemen Pendidikan NasionalKepala Bagian Penyusunan Rancangan Peraturan Perundang-undangan dan Bantuan Hukum II,

Putut Pujogiri, S.H.NIP 131661278

Page 150: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

L A M P I R A N

136

LAMPIRAN 2

PETUNJUK PENGGUNAAN

SKENARIO PEMBELAJARAN PENUGASAN PORTOFOLIO

Mata Kuliah : Belajar dan Pembelajaran Sandi / Bobot : MKDK / 4 SKS Jumlah Pertemuan : Isi Pelajaran = 8 kali Tes awal – akhir = 2 kali Jumlah = 10 kali

A. PELAKSANAAN TUGAS: I Pengenalan mata kuliah kontrak (Kontrak kuliah) dan pengenalan teknik II Tes awal ( pre test): diberikan setelah kontrak kuliah atau sebelum pengajar

menyampaikan isi pelajaran

B. FASE PELAKSANAAN TUGAS III Penjelasan tujuan belajar 1 dan 2 Konsultasi portofolio kel I dan kel II IV Penjelasan tujuan belajar 3 dan 4 Konsultasi portofolio kel. III dan IV V Penjelasan tujuan belajar 5 dan 6 Konsultasi portofolio kel. V dan kel. VI

C. FASE RESES ( TUGAS TERSTRUKTUR DAN MANDIRI ) *) Semua kelompok diberi waktu 2 minggu untuk menyusun berkas pengkajian

portofolio lengkap dan persiapan diskusi kelas*) Tidak dilaksanakan secara tatap muka dengan pengajar, tetapi secara tugas

terstruktur dan mandiri yang dipantau oleh pengajar

Page 151: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

L A M P I R A N

137

D. FASE PERTANGGUNGJAWABAN TUGAS:VI Pertanggungjawaban tugas dalam diskusi bagi kel. I dan kel. IIVII Pertanggungjawaban tugas dalam diskusi bagi kel. V dank el. VI. VIII Pertanggungjawaban tugas dalam diskusi dalam diskusi bagi kel. V dan kel.

VIIX Diskusi paripurna: pembahasan dan kesimpulan umum hasil diskusi portofolio

dari kel. I s/d kel. VI X Tes akhir ( post test): diberikan setelah diskusi paripurna atau akhir kegiatan –

kegiatan belajar.

Page 152: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

L A M P I R A N

138

LAMPIRAN 3

TANGGAPAN PENGAJAR TERHADAP KOMPONEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENUGASAN PORTOFOLIO

Petunjuk:

Sejumlah pertanyaan di bawah ini berhubungan dengan komponen-komponen program pembelajaran penugasan portofolio yang telah dirancang dan dikembangkan untuk digunakan pada mata kuliah Belajar dan Pembelajaran. Untuk itu Ibu/Bapak dimohon bantuannya dalam rangka menfi dentifi kasi dan memberikan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan program pembelajaran selanjutnya.

Jawablah setiap nomor pertanyaan berikut secermat-cermatnya, dan akan lebih baik apabila Ibu/Bapak dapat memberikan jawaban lebih terperinci baik berupa ide, saran ataupun pendapat tentang komponen-komponen pembelajaran tersebut.

DESKRIPSI MATA KULIAHYa Tidak

Jelas dan cukup memadai 1. Relevan dengan tujuan pembelajaran 2. Perlu penyederhanaan materi bahasanya 3.

............

............

............

............

............

............

TUJUAN PEMBELAJARAN UMUMBerisi kompetensi umum/ akhir pembelajaran yang 1. diharapkan akan dicapai Cukup memadai dan dapat diterima 2. Tidak memberikan informasi cukup tentang apa yang 3. ingin dicapai Hal yang perlu diperbaiki/ditambahkan :4.

............

............

............

............

............

............

............

............ .............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............

Page 153: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

L A M P I R A N

139

TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUSBerisi kompetensi khusus1. ............ ............Menggunakan kata kerja operasional1. ............ ............Mencantumkan keempat syarat penyusunan TPK 1. ( Audience, behavior, condition dan degree)

............ ............

Jumlah TPK memadi untuk mencapai TPU1. ............ ............Hal yang perlu diperbaiki/ditambahkan :1. ............ ............

.......................................................................................................................................................................................................................................................................................................

ISI PELAJARAN / TOPIK YANG DIKAJICukup memadai dan sesuai dengan tujuan pembelajaran 1. Perbangdingan antara keaktifan pengajar dan peserta didik adalah 75%: 25 % memadaiPerlu adanya keterangan lebih terperinci tentang teknik 2. penugasan portofolio berupa:

Kejelasan panduan pelaksanaan penugasan por- •tofolioKejelasan tugas peserta didik dan pengajar selama •

penugasan portofolio berlangsung.1. Alokasi waktu untuk masing-masing fase penugasan 2. portofolio masih kurang memadai.Beban tugas Peserta didik terlalu banyak3. Hal yang perlu diperbaiki/ditambahkan:4.

............

............

............

............

............

............

............

............

............

............

............

............

............

............

............

............ .............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............

Page 154: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

L A M P I R A N

140

SISTEM PENILAIAN DAN TESPenilaian yang digunakan cukup bervariasi1. Isi tes hasil belajar sesuai dengan tujuan Pembelajaran2. Bentuk tes yang digunakan cukup memadai 3. Tes terlalu sulit bagi kebanyakan peserta didik 4. Pembobotan dalam penilaian penampilan peserta didik 5. telah cukup memadaiAdanya kejelasan petunjuk mengerjakan:6.

Tes hasil belajar •Lembar penilaian diskusi •Lembar • monitoring kegiatan belajar

Hal yang perlu diperbaiki/ditambahkan1.

............

............

............

............

............

............

............

............

............

............

............

............

............

............

............

............

............

............

............

............

EVALUASI SECARA KESELURUHAN

Program pembelajaran penugasan portofolio cukup memadai dan relevan dengan 1. tujuan mata kuliah Belajar dan PembelajaranMemerlukan kera ekstra bagi peserta didik dan pengajar terutama pada fase-fase 2. penugasan portofolioProgram pembelajaran dengan teknik pembelajaran penugasan portofolio seperti 3. ini memiliki variasi yang dapat mendukung kemampuan belajar peserta didikBeberapa saran, ide ataupun tanggapan secara umum: …………………. …………4. ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Terima kasih Atas perhatian dan kerja sama Yang telah diberikan.

Page 155: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

L A M P I R A N

141

LAMPIRAN 4

KISI-KISI SOAL PILIHAN GANDA DAN URAIAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

No. POKOK BAHASAN C1 C2 C3 C456 Jml soal1. Hakekat

Belajar1 (1)1 (6)

1 (2)1(5)

1 (3)1 (7)

1 (4)1 (ur)

7 + 1(ur)

2. Hakekat Pembelajaran

1 (10) 1 (8)1 (9)

1 (11) 1 (12)1 (ur)

5 + 1(ur)

3. Evaluasi Belajar

1 (29)1 (30)

1 (28) 1 (ur) 3 + 1 (ur)

4. Evaluasi Proses Pembelajaran (Evaluasi Program)

1 (24)1 (27)

1 (20)1 (22)1 (23)

1 (21)1 (25)

1 (ur) 7 + 1 (ur)

5. Pengembangan Kurikulum

1 (13)1 (15)

1 (14) 1 (16) 1 (26)1 (ur)

5 + 1 (ur)

6. Kurikulum Muatan Lokal

1 (18) 1 (17) 1 (19)1 (ur)

3 + 1 (ur)

Jumlah Soal 8 11 7 10 30+ 6(ur)

Keterangan: Jumlah SoalPilihan ganda = 30 butir1. Uraian = 6 butir2.

Page 156: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

L A M P I R A N

142

SKEN

ARI

O K

EGIA

TAN

PEM

BELA

JARA

N P

ENU

GA

SAN

PO

RTO

FOLI

O

JUD

UL

MAT

A K

ULI

AH

:

BE

LAJA

R D

AN

PEM

BELA

JARA

NSA

ND

I / B

OBO

T :

M

KDK

/ 4 S

KSTU

JUA

N IN

STRU

KSIO

NA

L U

MU

M

: Se

tela

h m

engi

kuti

seca

ra a

ktif

kegi

atan

pro

ses p

embe

lajar

an, p

eser

ta d

idik

S1

IKIP

Jaka

rta

yang

men

gam

bil m

ata

kulia

h Be

lajar

dan

Pem

belaj

aran

dih

arap

kan

akan

dap

at m

enyu

sun

berk

as p

engk

ajia

n da

lam

ben

tuk

port

ofol

io

tent

ang

topi

k -

topi

k ya

ng b

erhu

bung

an d

enga

n ha

kika

t be

lajar

dan

pem

belaj

aran

den

gan

berb

agai

uns

ur d

an

pend

ekat

anny

a ser

ta im

plik

asin

ya d

alam

mel

aksa

naka

n ke

giat

an b

elaj

ar d

an p

embe

lajar

an.

PERT

EMUA

NUR

UTAN

KEG

IATA

N IN

STRU

KSIO

NAL

KEG

IATA

N BE

LAJA

R Pe

serta

did

ikM

ETO

DEM

EDIA

WAK

TU

DSH

MM

SJM

L

12

34

56

78

Ke I

PEND

AHUL

UAN:

Orie

ntas

i•

: Pen

gena

lan

mat

a ku

liah

Bela

jar d

an

Pem

bela

jara

n, p

enje

lasa

n is

i kon

trak

kulia

h se

rta

peng

enal

an s

ecar

a um

um te

ntan

g pe

nuga

san

porto

folio

.

Seca

ra k

lasi

kal m

ende

ngar

kan

penj

elas

an p

enga

jar.

Cer

amah

O

HP

dan

trans

-pa

rans

i10

-10

Rel

evan

si•

: Man

faat

mat

a ku

liah

bagi

pes

erta

di

dik

seba

gai c

alon

-pen

didi

k, m

anfa

at p

enug

asan

po

rtofo

lio b

agi m

hs s

esua

i den

gan

azas

kea

ktifa

n (s

tude

nt a

ctiv

e le

arni

ng) d

an - b

elaj

ar m

andi

ri

Seca

ra k

lasi

kal

men

deng

arka

n pe

n-je

lasa

n pe

ngaj

ar d

an b

erta

nya.

Cer

amah

dan

tan

-ya

jaw

abO

HP

dan

trans

-pa

rans

i.5

510

Tuju

an•

: P

eser

ta d

idik

aka

n da

pat m

enje

lask

an

tekn

ik p

enug

asan

por

tofo

lio y

ang

dihu

bung

kan

deng

an to

pik-

topi

k da

lam

mat

a ku

liah

bela

jar d

an

pem

bela

jara

n m

inim

al 8

0% b

enar

.

Seca

ra k

lasi

kal m

enyi

mak

pen

jela

san

peng

ajar

.Se

cara

indi

vidu

mem

baca

topi

k-to

pik.

Cer

amah

Tuga

s m

emba

ca

OH

P da

n tra

ns-

para

nsi.

Lem

bar t

opik

55

10

KEG

IATA

N IN

TI:

Ura

ian

• :

Mem

baha

s be

rbag

ai to

pik

- top

ik d

alam

m

ata

kulia

h Be

laja

r dan

Pem

bela

jara

n ya

ng a

kan

dija

dika

n ka

jian

dala

m tu

gas

porto

folio

Seca

ra k

lasi

kal m

ende

ngar

kan

urai

an

peng

ajar

.C

eram

ah

disk

usi

terp

impi

nO

HP

dan

trans

-pa

rans

i.20

-20

LAM

PIR

AN

5

Page 157: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

L A M P I R A N

143

PERT

EMUA

NUR

UTAN

KEG

IATA

N IN

STRU

KSIO

NAL

KEG

IATA

N BE

LAJA

R Pe

serta

did

ikM

ETO

DEM

EDIA

WAK

TU

DSH

MM

SJM

L

12

34

56

78

Con

toh

• : C

onto

h ko

ngkr

it be

rupa

ber

kas

peng

kajia

n po

rtofo

lio le

ngka

p da

n co

ntoh

lem

bar t

ugas

.

Latih

an/tu

gas:

• M

enug

aska

n pe

serta

did

ik m

embe

n-tu

k ke

lom

pok

berd

asar

kan

kese

nang

an b

erka

wan

, pe

milih

an to

pik,

pen

entu

an ja

dwal

per

tem

uan

disk

usi k

elom

pok

dan

pene

ntua

n ja

dwal

kon

sulta

si

deng

an p

enga

jar

Mem

perh

atik

an d

enga

n se

ksam

a co

n-to

h be

rkas

por

tofo

lio d

an m

emba

ca

lem

bar t

ugas

.

Mem

ilih te

man

dal

am k

elom

pok

Men

gund

i nom

or u

rut k

elom

pok

Mem

ilih d

an m

enen

tuka

n to

pik

kelo

m-

pok.

Cer

amah

tu

gas

mem

baca

penu

gasa

n (re

sita

si)

Berk

as p

orto

folio

Le

mba

r tug

as

Lem

bar p

enu-

gasa

n ke

rtas

undi

an

10 -

5 10

15 10

PENU

TUP:

Tes

Lisa

n•

: Ber

upa

tany

a ja

wab

ant

ara

peng

ajar

-pe

serta

did

ik d

an a

ntar

pes

erta

did

ik b

erhu

bung

an

Men

jaw

ab p

erta

nyaa

n pe

ngaj

ar a

tau

tem

an p

eser

ta d

idik

lain

nya.

Tany

a ja

wab

OH

P da

n tra

ns-

para

nsi P

edom

an

510

15

Ke II

(TES

AW

AL)

deng

an to

pik

dan

tuga

s po

rtofo

lio.

• U

mpa

n ba

lik•

: Pen

jela

san

kem

bali

perih

al tu

gas

porto

folio

dan

ruan

g lin

gkup

topi

k ya

ng b

elum

di

paha

mi.

Follo

w U

p: P

enug

asan

sec

ara

kelo

mok

men

cari

per-

mas

alah

an, j

udul

ser

ta d

raft

porto

folio

ses

uai d

enga

n to

pik

yang

tela

h di

tent

ukan

.

PEND

AHUL

UAN:

Penj

elas

an•

: Inf

orm

asi t

enta

ng ta

ta c

ara

pela

k-sa

naan

tera

wal

( pre

test

) ter

tulis

khu

susn

ya y

ang

berh

ubun

gan

deng

an to

pik-

topi

k ya

ng a

kan

dika

ji da

lam

ber

kas

porto

folio

.R

elev

ansi

• : P

entin

gnya

men

geta

hui k

emam

puan

aw

al p

eser

ta d

idik

yan

g ak

an d

ijadi

kan

ruju

kan

dala

m p

embe

rian

isi p

elaj

aran

.Tu

juan

• : T

es y

ang

dibe

rikan

ber

tuju

an u

ntuk

men

g-et

ahui

seb

erap

a ja

uh k

emam

puan

seb

agai

has

il da

ri m

ata

kulia

h pr

asya

rat (

pre

requ

isite

) yan

g di

hubu

ngka

n de

ngan

tuju

an m

ata

kulia

h be

laja

r da

n pe

mbe

laja

ran.

Seca

ra k

lasi

kal

men

deng

arka

n pe

n-je

lasa

n ul

ang

dari

peng

ajar

.

Seca

ra k

lasi

kal

men

deng

arka

n pe

n-je

lasa

n da

ri pe

ngaj

ar.

Seca

ra

klas

ikal

m

ende

ngar

kan

dan

men

yim

ak il

ustra

si y

ang

dibe

rikan

ole

h pe

ngaj

ar.

Seca

ra

klas

ikal

m

ende

ngar

kan

dan

men

yim

ak il

ustra

si y

ang

dibe

rikan

ole

h pe

ngaj

ar.

Seca

ra k

lasi

kal

men

deng

arka

n pe

n-je

lasa

n pe

ngaj

ar.

Cer

amah

Res

itasi

Cer

amah

Cer

amah

Ta

nya

jaw

ab

Cer

amah

porto

pofi o

OH

P da

n tra

ns-

para

nsi

Lem

bar t

ugas

OH

P da

n tra

ns-

para

nsi

OH

P da

n tra

ns-

para

nsi

OH

P da

n tra

ns-

para

nsi

5 5 5 5 3

- - - - -

5 5 5 5 3

Page 158: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

L A M P I R A N

144

PERT

EMUA

NUR

UTAN

KEG

IATA

N IN

STRU

KSIO

NAL

KEG

IATA

N BE

LAJA

R Pe

serta

did

ikM

ETO

DEM

EDIA

WAK

TU

DSH

MM

SJM

L

12

34

56

78

KEG

IATA

N IN

TIU

raia

n•

: Pen

jela

san

seca

ra te

rper

inci

car

a m

enja

-w

ab s

oal d

an b

obot

set

iap

nom

or s

oal.

Con

toh

• : M

enco

ntoh

kan

sala

h sa

tu n

omor

soa

l dan

ca

ra m

enja

wab

nya

pada

lem

bar j

awab

an.

Pela

ksan

aan

Tes

• : S

elam

a +

60 m

enit

PENU

TUP

Has

il te

s•

: dik

umpu

lkan

ser

empa

k se

tela

h w

aktu

be

rakh

ir le

mba

r jaw

aban

dik

umpu

lkan

ber

sam

a le

mba

r soa

l.

Follo

w U

p•

: Men

ugas

kan

sem

ua p

eser

ta d

idik

unt

uk

men

cari

buku

buk

u pe

nduk

ung

yang

dia

njuk

an d

an

mem

baca

nya.

Seca

ra k

lasi

kal

men

deng

arka

n pe

n-je

lasa

n pe

ngaj

ar d

an b

erta

nya

Mem

perh

atik

an d

enga

n se

ksam

a ca

ra

men

jaw

ab s

oal

Men

gerja

kan

tes.

Men

gum

pulk

an h

asil

tes

Seca

ra i

ndiv

idua

l m

ende

ngar

kan

pe-

nuga

san

peng

ajar

dan

men

cari

buku

ya

ng d

ianj

urka

n.

Cer

amah

Tany

a ja

wab

Cer

amah

Tes/

tuga

s

Tuga

s

Tuga

s in

divi

du

Lem

bar s

oal

Lem

bar j

awab

an

Lem

bar s

oal

Lem

bar s

oal

Lem

bar j

awab

an

Daf

tar b

uku-

buku

ya

ng d

ianj

urka

n

5 5 - - 5

2 - 60 5 -

7 5 60 - 5

Ke II

IPE

NDAH

ULUA

NPe

njel

asan

• : P

entin

gnya

pen

geta

huan

tent

ang

hak-

ikat

bel

ajar

dan

pem

bela

jara

n se

rta p

rinsi

p-pr

insi

p be

laja

r dan

impl

ikas

inya

bag

i pes

erta

did

ik IK

IP

seba

gai c

alon

pen

didi

k di

mas

a ya

ng a

kan

data

ng.

Rel

evan

si•

:Ta

npa

mem

aham

i hak

ikat

bel

ajar

dan

pem

bela

-ja

ran

serta

prin

sip-

prin

sip

bela

jar d

an im

plik

asik

an-

nya

sulit

bag

i cal

on g

uru

untu

k da

pat m

enci

ptak

an

kond

isi b

elaj

ar y

ang

Kond

usif

agar

keb

erha

sila

n be

laja

r dap

at te

rcap

ai

seca

ra o

ptim

al.

Tuju

an•

Pese

rta d

idik

aka

n da

pat m

enje

lask

an h

akik

at

bela

jar d

an p

embe

laja

ran

seca

ra u

mum

min

imal

80

% b

enar

dan

pes

erta

did

ik a

kan

dapa

t mem

buat

co

ntoh

impl

ikas

inya

min

imal

3 p

rinsi

p be

laja

r yan

g te

lah

dike

tahu

inya

.

Seca

ra

klas

ikal

ak

tif

men

deng

arka

n da

n m

enyi

mak

pen

jela

san

peng

ajar

.

Seca

ra k

lasi

kal

men

deng

arka

n pe

n-je

lasa

n pe

ngaj

ar s

ecar

a in

divi

du a

ktif

berta

nya.

Seca

ra k

lasi

kal

men

deng

arka

n pe

n-je

lasa

n pe

ngaj

ar.

Cer

amah

Cer

amah

Tany

a ja

wab

Cer

amah

OH

P da

n tra

ns-

para

nsi

OH

P da

n tra

ns-

para

nsi

OH

P da

n tra

ns-

para

nsi

5 5 5

- 5 -

5 10 5

Page 159: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

L A M P I R A N

145

PERT

EMUA

NUR

UTAN

KEG

IATA

N IN

STRU

KSIO

NAL

KEG

IATA

N BE

LAJA

R Pe

serta

did

ikM

ETO

DEM

EDIA

WAK

TU

DSH

MM

SJM

L

12

34

56

78

KEG

IATA

N IN

TIU

raia

n•

Penj

elas

an is

i pel

ajar

an te

ntan

g:ha

kika

t bel

ajar

; pen

gerti

an; t

ujua

n; je

nis,

1.

da

n te

ori b

elaj

ar d

an p

rinsi

p-pr

insi

p be

laja

r.ha

kika

t pro

ses

pem

bela

jara

n: p

enge

rtian

, 2.

tu

juan

, kom

pone

n da

n pe

ndek

atan

nya

serta

prin

sip-

prin

sip

pem

bela

jara

n da

n im

plik

asin

ya d

alam

pro

ses

pem

bela

jara

n di

kel

as.

Con

toh

1•

:Pe

serta

did

ik d

imin

ta m

embe

rikan

con

toh

impl

ikas

i da

ri m

asin

g-m

asin

g pr

insi

p be

laja

r dan

prin

sip

pem

bela

jara

n da

lam

pro

ses

pem

bela

jara

n di

kel

as.

Kons

ulta

si tu

gas

• Kh

usus

kel

ompo

k ya

ng m

emilih

tuga

s 1

dan

2 di

beri

wak

tu u

ntuk

ber

kons

ulta

si d

enga

n pe

ngaj

ar

tent

ang

perm

asal

ahan

, jud

ul d

an d

raf f

orto

folio

se

rta b

uku

sum

ber a

tau

sum

ber b

elaj

ar la

inny

a.

Seca

ra k

lasi

kal a

ktif

men

deng

arka

n da

n m

enca

tat u

raia

n da

ri pe

ngaj

ar.

Seca

ra in

divi

dual

den

gan

arah

an

peng

ajar

mem

buat

con

toh.

K1 d

an K

2 be

rkon

sulta

si la

ngsu

ng

- de

ngan

pen

gaja

rKe

lom

pok

lain

nya

berd

isku

si

- de

ngan

tem

an k

elom

pok

Cer

amah

Cer

amah

Kons

ulta

si tu

gas

Dis

kusi

kel

ompo

k ke

cil

OH

P da

n tra

ns-

para

nsi

OH

P da

n tra

ns-

para

nsi

- Ped

oman

p

orto

folio

- Lem

bar k

on-

sulta

si- B

uku

sum

ber

20 5 5

- 5 10

20 10 15

Ke IV

PENU

TUP

Tany

a Ja

wab

• : M

emba

has

perm

asal

ahan

um

um

yang

dia

lam

ole

h se

mua

kel

ompo

k da

n ta

nya

jaw

ab y

ang

lebi

h rin

ci k

husu

s to

pik

1 da

n 2

Um

pan

balik

• : p

enje

lasa

n ul

ang

hal-h

al y

ang

kura

ng

dipa

ham

i ole

h pe

serta

did

ik.

Follo

w u

p•

: Unt

uk k

elom

pok

deng

an to

pik

1 da

n 2

dapa

t mel

anju

tkan

ke

peny

usun

an b

erka

s pe

ngka

-jia

n po

rtofo

lio d

an k

elom

pok

lain

nya

mem

pers

iap-

kan

draf

t por

tofo

lio.

PEND

AHUL

UAN

Penj

elas

an

• : P

entin

gnya

pen

geta

huan

tent

ang

kons

ep p

enga

jar p

enge

mba

ngan

kur

ikul

um,

prin

sip

dan

mod

al p

enge

mba

ngan

kur

ikul

um s

erta

im

plik

asin

ya.

Rel

evan

si•

: M

elal

ui p

emah

aman

ten

tang

kon

sep

dasa

r pen

gem

bang

an k

urik

ulum

, prin

sip

dan

berb

-ag

ai m

odel

pen

gem

bang

an k

urik

ulum

aka

n m

em-

perm

udah

bag

i cal

on G

uru

untu

k m

enja

bark

an

Setia

p ke

lom

pok

seca

ra a

ktif

berta

nya

mel

alui

wak

ilnya

.

Seca

ra k

lasi

kal m

endn

egar

pen

jela

san

ulan

g da

ri pe

ngaj

arM

enyi

mak

tuga

s un

tuk

mas

ing-

mas

ing

kelo

mpo

k.

Seca

ra k

lasi

kal a

ktif

men

deng

ar-

- ka

n da

n m

enyi

mak

pen

jela

san

peng

ajar

.

Seca

ra k

lasi

kal m

ende

ngar

kan

- pe

njel

asan

pen

gaja

r/Se

cara

indi

vidu

al a

ktif

berta

nya.

-

Tany

a ja

wab

Cer

amah

Penu

gasa

n

Cer

amah

Cer

amah

Ta

nya

jaw

ab

OH

P da

n tra

ns-

para

nsi

Lem

bar t

ugas

OH

P da

n tra

ns-

para

nsi

Pedo

man

po

rtofo

lio

OH

P da

n tra

ns-

para

nsi

Baga

n m

odel

- m

odel

pen

gem

-ba

ngan

Idem

5 5 5 5 5

5 - - - 5

10 5 5 5 10

Page 160: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

L A M P I R A N

146

PERT

EMUA

NUR

UTAN

KEG

IATA

N IN

STRU

KSIO

NAL

KEG

IATA

N BE

LAJA

R Pe

serta

did

ikM

ETO

DEM

EDIA

WAK

TU

DSH

MM

SJM

L

12

34

56

78

isi

kurik

ulum

dal

am p

rose

s pe

mbe

laja

ran

seha

ri-ha

ri da

lam

ran

gka

men

capa

i tuj

uan

pem

bela

jara

n se

cara

khu

sus

dan

seca

ra u

mum

.

Tuju

an•

: Pes

erta

did

ik a

kan

dapa

t men

jela

skan

pe

nger

tian

kom

pone

n, fu

ngsi

, sifa

t, la

ndas

an

peng

emba

ngan

kur

ikul

um s

erta

dap

at m

en-

gura

ikan

per

anan

gur

u da

lam

upa

ya p

embi

naan

Ku

rikul

um.

KEG

IATA

N IN

TI:

Ura

ian

• : P

enje

lasa

n te

ntan

g:Pe

nger

tian

kurik

ulum

sec

ara

mod

ern

dan

1.

tradi

sion

alKo

mpo

nen

kurik

ulum

2.

Land

asan

dan

sifa

t keg

iata

n ku

rikul

um3.

Pr

insi

p da

sar p

enge

mba

ngan

kur

ikul

um4.

M

uata

n lo

kal s

ebag

ai s

uatu

ben

tuk

inov

asi

5.

pend

idik

an

Seca

ra k

lasi

kal m

ende

ngar

kan

- pe

njel

asan

pen

gaja

r.

Seca

ra k

lasi

kal a

ktif

men

den-

- ga

rkan

dan

men

cata

t ura

ian

dari

peng

ajar

.

Cer

amah

Cer

amah

Idem

Idem

5 20

- -

5 20

Con

toh

• :

Peng

ajar

mem

perli

hatk

an c

onto

h ko

ng-

krit

penj

abar

an k

urik

ulum

mua

tan

loka

l di s

ekol

ah

men

cega

h pe

rtam

a ya

ng

tela

h m

ener

apka

nnya

da

lam

pra

ktek

bel

ajar

men

gaja

r seh

ari-h

ari.

Kons

ulta

si tu

gas

• : K

husu

s ke

lom

pok

yang

men

dapa

t to

pik

3 da

n 4

dibe

ri w

aktu

kon

sulta

si d

enga

n pe

nga-

jar

tent

ang

perm

asal

ahan

nya,

judu

l, dr

af p

ropo

sal

dan

sum

ber

bela

jar

pend

ukun

g pe

ngka

jian

porto

-fo

lio.

PENU

TUP

Tany

a ja

wab

• : P

eser

ta d

idik

dib

eri k

esem

pata

n un

tuk

berta

nya

hal-h

al y

ang

berh

ubun

gan

deng

an to

pk 3

da

n 4,

dila

njut

kan

deng

an p

emba

hasa

n um

um te

n-ta

ng k

esul

itan-

kesu

litan

yan

g di

hada

pi o

leh

sem

ua

kelo

mpo

k da

lam

pen

yusu

nan

berk

as p

orto

folio

.

Seca

ra in

divi

dual

den

gan

arah

an

- pe

ngaj

ar m

embu

at c

onto

h-co

ntoh

ko

ngkr

it.

K 3

dan

K 4

berk

onsu

ltasi

lang

--

sung

den

gan

peng

ajar

.Ke

lom

pok

lain

nya

berd

isku

si

- de

ngan

tem

an k

elom

pok.

Setia

p ke

lom

pok

aktif

ber

tany

a m

elal

ui

wak

ilnya

.

Tany

a ja

wab

Kons

ulta

si tu

gas

Dis

kusi

kel

ompo

k ke

cil.

Tany

a ja

wab

OH

P da

n tra

n-pa

rans

i

Pedo

man

-

porto

folio

Lem

bar

- ko

nsul

tasi

Buku

sum

ber

- OH

P da

n tra

ns-

para

nsi

Lem

bar t

ugas

5 5 5

5 10 5

10 15 10

Page 161: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

L A M P I R A N

147

PERT

EMUA

NUR

UTAN

KEG

IATA

N IN

STRU

KSIO

NAL

KEG

IATA

N BE

LAJA

R Pe

serta

did

ikM

ETO

DEM

EDIA

WAK

TU

DSH

MM

SJM

L

12

34

56

78

Um

pan

balik

• : p

enje

lasa

n ul

ang

hal-h

al y

ang

kura

ng

dipa

ham

i ole

h pe

serta

did

ik d

an k

orek

si tu

gas

por-

tofo

lio s

emen

tara

(per

kem

bang

an tu

gas)

.

Follo

w U

p•

: Unt

uk k

elom

pok

3 da

n 4

satu

kel

ompo

k 1

dan

2 te

rdah

ulu

dapa

t dila

njut

kan

kepe

nyus

unan

be

rkas

pen

gkaj

ian

porto

folio

, sed

angk

an k

elom

pok

5 da

n 6

mem

pers

iapk

an d

raft

porto

folio

.

Con

toh

• :

Peng

ajar

m

empe

rliha

tkan

co

ntoh

ha

sil

eval

uasi

bel

ajar

dan

eva

luas

i pro

gram

ber

dasa

rkan

ke

jadi

an y

ang

sebe

narn

ya d

i lap

anga

n.

Kons

ulta

si tu

gas

• : k

husu

s ke

lom

pok

yang

men

dapa

t to

pik

5 da

n 6

dibe

ri w

aktu

unt

uk k

onsu

ltasi

den

gan

peng

ajar

ten

tang

per

mas

alah

an,

judu

l, dr

aft

pro-

posa

l ser

ta s

umbe

r be

laja

r pe

nduk

ung

peng

kajia

n po

rtofo

lio.

Seca

ra k

lasi

kal m

ende

ngar

pen

jela

san

ulan

g da

ri pe

ngaj

ar.

Men

yim

ak tu

gas

untu

k m

asin

g-m

asin

g ke

lom

pok.

Mem

perh

atik

an d

enga

n se

ksam

a co

ntoh

-con

toh

yang

dim

aksu

fkan

pe

ngaj

ar.

K. 5

& K

. 6 b

erko

nsul

tasi

lang

--

sung

den

gan

peng

ajar

Kelo

mpo

k la

inny

a be

rdis

kusi

-

deng

an te

man

kel

ompo

k.

Cer

amah

Penu

gasa

n po

rtofo

lio.

Tany

a ja

wab

Kons

ulta

si tu

gas

Dis

kusi

kel

ompo

k ke

cil.

OH

P da

n tra

ns-

para

nsi

Pedo

man

por

to-

folio

.

OH

P da

n tra

ns-

para

nsi

Con

toh

hasi

l ev

alua

siPe

dom

an

porto

folio

, lem

bar

kons

ulta

si, b

uku

sum

ber

5 5 5 5

- - 10 5

5 5 15 10

PENU

TUP

Tany

a Ja

wab

• : P

eser

ta d

idik

dib

eri k

esem

pata

n be

r-ta

nya

hal-h

al y

ang

berh

ubun

gan

deng

an to

pik

5&6.

Ke

mud

ian

perm

asal

ahan

um

um d

alam

pen

yusu

nan

porto

folio

yan

g di

alam

i ole

h se

mua

kel

ompo

k.

Um

pan

balik

• : P

enje

lasa

n ul

ang

hal-h

al y

ang

kura

ng

dipa

ham

i ole

h pe

serta

did

ik d

an d

ikor

eksi

tuga

s se

r-ta

per

kem

bang

an p

enyu

suna

n be

rkas

por

tofo

lio.

Follo

w U

p•

: Sem

ua k

elom

pok

dibe

ri w

aktu

2 m

ingg

u un

tuk

men

yusu

n be

rkas

por

tofo

lio le

ngka

p de

ngan

la

mpi

ran/

klip

ing

sum

ber

baca

an y

ang

digu

naka

n se

tiap

kelo

mpo

k ya

ng m

enda

pat g

iliran

dis

kusi

ha-

rus

men

yera

hkan

ber

kas

porto

folio

nya

sem

ingg

u se

belu

m ja

dwal

pen

yajia

n di

skus

i.

Setia

p ke

lom

pok

seca

ra a

ktif

berta

nya

mel

alui

wak

ilnya

.

Seca

ra k

lasi

kal m

ende

ngar

kan

penh

e-la

san

ulan

g da

ri pe

ngaj

ar.

Men

yim

ak tu

gas

untu

k m

asin

g-m

asin

g ke

lom

pok.

Tany

a ja

wab

Cer

amah

Penu

gasa

n

OH

P da

n tra

ns-

para

nsi

Lem

bar t

ugas

OPH

dan

tran

s-pa

rans

i

Pedo

man

por

to-

folio

.

5 5 5

5 - -

10 5 5

Page 162: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

L A M P I R A N

148

PERT

EMUA

NUR

UTAN

KEG

IATA

N IN

STRU

KSIO

NAL

KEG

IATA

N BE

LAJA

R Pe

serta

did

ikM

ETO

DEM

EDIA

WAK

TU

DSH

MM

SJM

L

12

34

56

78

Ke V

PEND

AHUL

UAN

Penj

elas

an•

: Pe

ntin

gnya

pen

geta

huan

ten

tang

tu-

juan

, fu

ngsi

sas

aran

dan

pro

sedu

r ev

alua

si h

asil

bela

jar d

an e

valu

asi p

rose

s pe

mbe

laja

ran

(eva

luas

i pr

ogra

m)

dala

m s

iste

m p

endi

dika

n se

cara

kes

elu-

ruha

n.

Rel

evas

i•

: H

ubun

gan

timba

l ba

lik a

tau

kete

rkai

tan

anta

ra e

valu

asi h

asil

bela

jar d

an e

valu

asi p

rogr

am

dala

m m

enen

tuka

n ke

berh

asila

n pr

oses

bel

ajar

dan

m

enga

jar.

Tuju

an•

: Pe

serta

did

ik a

kan

dapa

t m

embe

daka

n ha

kika

t eva

luas

i has

il be

laja

r dan

eva

luas

i pro

gram

be

rdas

arka

n in

dika

torn

ya m

inim

al 8

0% b

enar

.

KEG

IATA

N IN

TI:

Ura

ian

• : P

enje

lasa

n se

cara

gar

is b

esar

tent

ang:

Ev

alua

si h

asil

bela

jar

1.

Tuju

an0.

Fu

ngsi

1.

Seca

ra k

lasi

kla

aktif

men

deng

ar d

an

men

yim

ak p

enje

lasa

n pe

ngaj

ar.

Seca

ra k

lasi

kal a

ktif

men

deng

ar-

- ka

n pe

njel

asan

pen

gaja

r.Se

cara

indi

vidu

al a

ktif

berta

nya.

- Seca

ra k

lasi

kal a

ktif

men

deng

arka

n da

n m

enca

tat u

raia

n da

ri pe

ngaj

ar.

Seca

ra k

lasi

kal a

ktif

men

dneg

arka

n da

n m

enca

tat u

raia

n da

ri pe

ngaj

ar.

Cer

amah

Cer

amah

tany

a ja

wab

Cer

amah

Cer

amah

OH

P da

n tra

ns-

para

nsi

OH

P da

n tra

ns-

para

nsi

OH

P da

n tra

ns-

para

nsi

OH

P da

n tra

ns-

para

nsi

5 5 20 20

- 5 - -

5 10 20 20

Ke V

I

Sasa

ran

1.

Pros

edur

pel

aksa

naan

EH

B2.

Pe

ndek

atan

dal

am p

embe

laja

ran

3.

Syar

at e

valu

asi

4.

Eval

uasi

pro

ses

pem

bela

jara

n (e

valu

asi

pro-

1.

gram

) Tuju

an1.

Fu

ngsi

2.

Sasa

ran

3.

Pros

edur

pe

laks

anaa

n ev

alua

si

pros

es

4.

pem

bela

jara

nAk

redi

tasi

seb

agai

sat

u en

tuk

eval

uasi

5.

pr

ogra

m.

PEND

AHUL

UAN:

Penj

elas

an•

: In

form

asi

tent

ang

tata

ca

ra

pela

k-sa

naan

di

skus

i da

n si

stem

pe

nila

ian

kelo

mpo

k da

n in

divi

du p

entin

gnya

men

disk

usi t

opik

1 te

ntan

g ha

kika

t bel

ajar

dan

pem

bela

jara

n da

n to

pik

2 te

n-ta

ng p

rinsi

p-pr

insi

p be

laja

r da

n im

plik

asin

ya b

agi

pese

rta d

idik

IKI

P se

baga

i cal

on p

endi

dik

dim

asa

men

data

ng.

Seca

ra k

lasi

kal a

ktif

men

deng

ar d

an

men

yim

ak p

enje

lasa

n pe

ngaj

ar.

Cer

amah

O

HP

dan

trans

-pa

rans

i3

-3

Page 163: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

L A M P I R A N

149

PERT

EMUA

NUR

UTAN

KEG

IATA

N IN

STRU

KSIO

NAL

KEG

IATA

N BE

LAJA

R Pe

serta

did

ikM

ETO

DEM

EDIA

WAK

TU

DSH

MM

SJM

L

12

34

56

78

Rel

evan

si•

: Tan

pa m

endi

skus

ikan

topi

k-to

pik

di a

tas

sulit

bag

i pes

erta

did

ik u

ntuk

men

gem

bang

kan

dan

mel

atih

day

a na

lar k

eber

ania

n da

n kr

eativ

itas,

yan

g sa

ngat

men

duku

ng p

rofe

siny

a ke

lak

yaitu

seb

agai

gu

ru y

ang

mam

pu m

enci

ptak

an s

ituas

i ko

ndus

if ba

gi s

isw

anya

.

Tuju

an•

: Pes

erta

did

ik a

kan

dapa

t men

jela

skan

hak

-ik

at b

elaj

ar d

an p

embe

laja

ran

min

imal

80%

ben

art

dan

pese

rta d

idik

aka

n da

pat m

embu

at c

onto

h im

p-lik

asi 3

prin

sip

bela

jar y

ang

tela

h di

disk

usik

anny

a.

KEG

IATA

N IN

TI:

Dis

kusi

kel

ompo

k (D

ISKO

) m

asin

g-m

asin

g ke

lom

pok

peny

aji

deng

an t

opik

por

tofo

lio y

ang

dipi

lihny

a di

per-

sila

kan

untu

k m

emap

arka

n ha

sil k

erja

mer

eka

sela

ma

20 m

enit

mel

alui

med

ia p

embe

laja

ran

yang

ses

uai d

an

mem

buka

term

in ta

nya

jaw

ab s

elam

a 30

men

it.

Seca

ra k

lasi

kal a

ktif

men

deng

ar-

- ka

n pe

njel

asan

pen

gaja

r.Se

cara

indi

vidu

akt

if be

rtany

a -

jaw

ab.

Seca

ra k

lasi

kal a

ktif

men

dneg

arka

n tu

juan

yan

g di

hara

pkan

dia

khiri

ke

giat

an b

elaj

ar.

Seca

ra k

lasi

kal,

teru

tam

a ke

lom

pok

peny

aji m

empe

rhat

ikan

ket

eran

gan

peng

ajar

.

Cer

amah

tany

a ja

wab

Cer

amah

Penu

gasa

n

OH

P da

n tra

ns-

para

nsi

OH

P da

n tra

ns-

para

nsi

OH

P da

n tra

ns-

para

nsi

3 2

2 -

5 2

DISK

O I:

Ura

ian

• : M

emap

arka

n is

i por

tofo

lio te

ntan

g ha

kika

t be

laja

r da

n pr

insi

p-pr

insi

p be

laja

r da

lam

pro

ses

pem

bala

jara

n m

elal

ui

med

ia

pem

bela

jara

n be

r-da

sark

an t

opik

dan

per

mas

alah

an d

alam

ker

tas

porto

folio

kel

ompo

k I.

Con

toh

• : M

embu

at c

onto

h im

pele

ntas

i hak

ikat

bel

a-ja

r dan

prin

sip-

prin

sip

bela

jar d

alam

pro

ses

bela

jar

men

gaja

r yan

g di

alam

i seh

ari-h

ari.

Tany

a ja

wab

• : M

embu

ka te

rmin

tany

a ja

wab

bag

i ke

5 ke

lom

pok

pend

enga

r dan

pen

gaja

r seb

agai

mod

-er

ator

, ba

nyak

nya

jum

lah

perta

nyaa

n di

sesu

aika

n de

ngan

wak

tu y

ang

ters

edia

.

DISK

O II

Ura

ian

• : M

emap

arka

n is

i por

tofo

lio te

ntan

g ha

keka

t pe

mba

laja

ran

dan

berb

agai

mac

am p

rinsi

p-pr

insi

p pe

mbe

laja

ran

mel

alui

med

ia p

embe

laja

ran

yang

se

suai

ber

dasa

rkan

topi

k da

n pe

rmas

alah

an

Kelo

mpo

k 1

men

yajik

an k

erta

s -

porto

folio

.Ke

lom

pok

lain

nya

aktif

men

den-

- ga

rkan

, men

yim

ak d

an m

enca

tat.

Kelo

mpo

k pe

nden

gar a

ktif

berta

nya

seca

ra b

ergi

liran

dia

tur o

leh

mod

era-

tor.

Kel.2

men

yajik

an b

erka

s -

porto

folio

Kel.

Lain

nya

aktif

men

deng

arka

n-

Dis

kusi

kel

ompo

k

Dis

kusi

kel

ompo

k

OH

P da

n tra

ns-

para

nsi

Berk

as p

orto

folio

le

mba

r dis

kusi

.

Idem

OH

P da

n tra

ns-

para

nsi,

berk

as

forto

folio

, lem

bar

disk

usi

- - -

15 25 15

15 25 15

Page 164: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

L A M P I R A N

150

PERT

EMUA

NUR

UTAN

KEG

IATA

N IN

STRU

KSIO

NAL

KEG

IATA

N BE

LAJA

R Pe

serta

did

ikM

ETO

DEM

EDIA

WAK

TU

DSH

MM

SJM

L

12

34

56

78

deng

an b

erka

s po

rtofo

lio k

elom

pok

II

Con

toh

• :

Mem

buat

co

ntoh

im

plem

enta

si

prin

sip-

prin

sip

pem

bela

jara

n da

lam

pro

ses

pend

idik

an u

m-

umny

a da

n pr

oses

pem

bela

jara

n kh

usus

nya.

Tany

a ja

wab

• : M

embu

ka te

rmin

tany

a ja

wab

bag

i ke

5 ke

lom

pok

lain

nya,

jum

lah

perta

nyaa

n di

sesu

aika

n de

ngan

wak

tu y

ang

ters

edia

.

PENU

TUP

Kesi

mpu

lan

• :

Peng

ajar

be

rsam

a pe

serta

di

dik

men

yim

pulk

an b

elaj

aran

den

gan

cara

mem

buat

ga

ris-g

aris

bea

r/ ha

l-hal

yan

g pe

rlu d

iinga

t da

n m

embu

at u

lasa

n te

rhad

ap p

enam

pila

n ke

lom

pok

1 da

n ke

lom

pok

2.

Um

pan

balik

• : P

enje

lasa

n ul

ang

hal-h

al y

ang

kura

ng

dipa

ham

i ole

h pe

serta

did

ik s

etel

ah m

engi

kuti

dis-

kusi

.

Men

yim

ak d

an m

enca

tat

Kel.

Pend

enga

r sec

ara

berg

iliran

akt

if be

rtany

a di

atur

ole

h m

oder

ator

Men

cata

t hal

-hal

pen

ting

yang

-

mer

upak

an k

esim

pula

n da

ri di

skus

iKe

l. 1

dan

2 m

enca

tat s

aran

-

perb

aika

n.

Sara

n kl

asik

al a

ktif

men

den-

- ga

r-kan

pen

jela

san

ulan

g da

ri pe

ngaj

ar.

Cer

amah

Cer

amah

Lem

bar p

enila

ian

Idem

OH

P da

n tra

ns-

para

nsi b

erka

s po

rtofo

lio.

OPH

dan

tran

s-pa

rans

i

- 3 5

25 2 -

25 5 5

Ke. V

II

Follo

w U

p•

: U

ntuk

kel

ompo

k pe

nyaj

i (K

1 da

n K2

) m

enye

mpu

rnak

an b

erka

s po

rto f

olio

ber

dasa

rkan

m

asuk

an-m

asuk

an y

ang

dite

rima

dala

m d

isku

si

baik

dar

i pen

gaja

r seb

agai

mod

erat

or m

aupu

n da

ri se

sam

a pe

serta

did

ik k

elom

pok

lain

nya

mem

per-

siap

kan

disk

usi s

elan

jutn

ya.

PEND

AHUL

UAN:

Penj

elas

an•

: inf

orm

asi t

ata

terti

b di

skus

i dan

sis

tem

pe

nila

ian

bagi

kel

ompo

k da

n in

divi

du.

Pent

ingn

ya m

endi

skus

ikan

topi

k 3

tent

ang

kons

ep

dasa

r pe

ngem

bang

an k

urik

ulum

dan

top

ik 4

ten

-ta

ng m

uata

n lo

kal s

ebag

ai in

ovas

i dal

am p

enge

m-

bang

an k

urik

ulum

.

Rel

empa

nsi

• :

Kete

rkai

tan

anta

ra

kons

ep

dasa

r pe

ngem

bang

an k

urik

ulum

den

gan

mua

tan

loka

l se-

baga

i sat

u be

ntuk

inov

asi k

urik

ulum

dal

am ra

ngka

m

enun

jang

keb

erha

sila

n pe

ndid

ikan

.

K.1

dan

K.2

sege

ra m

enye

mpu

r--

naka

n be

rkas

por

tofo

lio.

Kelo

mpo

k la

inny

a m

empe

rsia

p--

kan

disk

usi s

elan

jutn

ya.

Seca

ra k

lasi

kal,

teru

tam

a -

kelo

mpo

k pe

nyaj

i mem

perh

atik

an

kete

rang

an p

enga

jar.

Seca

ra

klas

ikal

ak

tif

men

deng

arka

n da

n m

enyi

mak

ilu

stra

si-il

ustra

si y

ang

dibe

rikan

ole

h Pe

ngaj

ar.

Penu

gasa

n

Penu

gasa

n

Cer

amah

dan

ta

nya

jaw

ab

OH

P da

n tra

ns-

para

nsi

Berk

as p

orto

folio

Lem

bar d

isku

siLe

mba

r pen

ilaia

n.

OH

P da

n tra

ns-

para

nsi

Idem

5 5 3

- 3 2

5 8 5

Page 165: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

L A M P I R A N

151

PERT

EMUA

NUR

UTAN

KEG

IATA

N IN

STRU

KSIO

NAL

KEG

IATA

N BE

LAJA

R Pe

serta

did

ikM

ETO

DEM

EDIA

WAK

TU

DSH

MM

SJM

L

12

34

56

78

Tuju

an•

: Pe

serta

di

dik

akan

da

pat

men

jela

skan

ko

nsep

das

ar p

enge

mba

ngan

kur

ikul

um d

an m

em-

berik

an c

onto

h ko

ngkr

it m

elal

ui s

atua

n pe

laja

ran

kurik

ulum

mua

tan

loka

l seb

agai

impl

ikas

inya

min

i-m

al 8

0% b

enar

.

KEG

IATA

N IN

TI:

Dis

kusi

kel

ompo

k 3

dan

4 m

asin

g-m

asin

g ke

lom

pok

dipe

rsila

kan

men

yajik

an t

opik

pilih

anny

a se

lam

a 20

m

enit

mel

alui

med

ia p

embe

laja

ran

yang

ses

uai,

dila

n-ju

tkan

den

gan

mem

buka

terim

a ta

nya

jaw

ab s

elam

a 30

m

enit.

Seca

ra k

lasi

kal m

enyi

mak

-

tuju

an y

ang

diha

rapk

an s

etel

ah

men

giku

ti ke

giat

an b

elaj

ar.

Seca

ra k

lasi

kal,

teru

tam

a ke

lom

pok

peny

aji m

empe

rhat

ikan

ket

eran

gan

peng

ajar

.

Cer

amah

Penu

gasa

n

Idem

OH

P da

n tra

ns-

para

nsi,

berk

as

porto

folio

, lem

bar

peni

laia

n di

skus

i.

2-

2

DIS

KO II

I:U

raia

n•

: mem

apar

kan

ini p

rtofo

lio te

ntan

g ko

nsep

da

sar p

enge

mba

ngan

kur

ikul

um b

erda

sark

an to

pic

dan

perm

asal

ahan

ber

kas

porto

folio

kel

ompo

k III

Con

toh

• : b

erda

sark

an fa

kta

yang

terja

di d

ilapa

ngan

, ak

an d

iam

bil c

onto

h be

bera

pa k

urik

ulum

yag

be

rlaku

di b

erba

gai j

enja

ng p

endi

dika

n Ta

nya

jaw

ab:

• m

embu

ka te

rmin

Tan

ya ja

wab

unt

uk

kelim

a ke

lom

pok

pend

enga

nr s

ecar

a be

rgilir

an

jum

lah

perta

nyaa

n di

ses

uaik

an d

enga

n w

aktu

ya

ng te

rsed

ia.

DIS

KO IV

:U

raia

n•

: mem

apar

kan

isi p

orto

folio

tent

ang

mua

tan

loca

l seb

agai

sat

u be

ntuk

inov

asi k

urik

ulum

be

rdas

arka

n to

pic

dan

perm

asal

ahan

nya

dala

m

berk

as p

orto

folio

kel

impo

k IV

Kelo

mpo

k 3

men

yajik

an b

erka

s po

rto-

folio

kel

ompo

k la

in a

ktif

men

deng

ar-

kan,

men

yim

ak &

men

cata

t.

Men

yim

ak d

an m

enca

tat

Mel

alui

mod

erat

or,

seca

ra b

ergi

liran

ke

lom

pok

pend

enga

r akt

if be

rtany

a

kelo

mpo

k 4

men

yajik

an

kerta

s -

porto

folio

Dis

kusi

kel

ompo

k

Dis

kusi

kel

ompo

k

Dis

kusi

kel

ompo

k

Dis

kusi

kel

ompo

k

Idem

Idem

Idem

- - - -

15 15 15 15

15 15 15 15

Page 166: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

L A M P I R A N

152

PERT

EMUA

NUR

UTAN

KEG

IATA

N IN

STRU

KSIO

NAL

KEG

IATA

N BE

LAJA

R Pe

serta

did

ikM

ETO

DEM

EDIA

WAK

TU

DSH

MM

SJM

L

12

34

56

78

Con

toh

• : m

emba

has

bebe

rapa

con

toh

satu

an p

ela-

jara

n be

rdas

arka

n ku

rikul

um

mua

tan

loca

l da

n co

ntoh

beb

erap

a ke

ndal

a ya

ngse

ring

diha

dapi

di

lapa

ngan

.

Tany

a ja

wab

• :

mem

buka

ter

min

Tan

ya j

awab

, di

-la

kuka

n se

cara

ber

gilir

an u

ntuk

sem

ua k

elom

pok,

ju

mla

h pe

rtany

aan

di s

esua

ikan

den

gan

wak

tu y

ang

ters

edia

.

kelo

mpo

k la

inny

a ak

ti m

ende

ngar

--

kan,

men

yim

ak d

an m

enca

tat

mel

alui

mod

erat

or,

seca

ra b

ergi

liran

ke

lom

pok

pend

enga

r akt

if be

rtany

a

Idem

Idem

-15

15

Penu

tup:

Kesi

mpu

ilan

• : p

enga

jar m

embe

rikan

pan

dang

an

umum

terh

adap

kel

ompo

k pe

nyaj

i, di

lanj

utka

n de

ngan

men

yim

pulk

an is

i pel

ajar

an b

ersa

ma-

sam

a de

ngan

pes

erta

did

ik

Um

pan

balik

:•

pen

jela

san

ulan

g te

tang

hal

-hal

ya

ng k

urag

dip

aham

i ole

h pe

serta

did

ik s

etel

ah

men

giku

ti di

skus

i

men

cata

t hal

-hal

pen

ting

yang

-

mer

upak

an k

esim

pula

n da

ri di

skus

i K3

dan

K4 m

enca

tat s

aran

pe

rbai

kan

seca

ra k

lasi

kal a

ktif

men

den-

- ga

rkan

pen

jela

san

ulan

g da

ri pe

ngaj

ar

Cer

amah

Tan

ya

Jaw

ab

Cer

amah

OH

P &

trans

par-

ansi

OH

P &

trans

par-

ansi

3 5

2 -

5 5

Ke V

III:

Follo

w u

p•

: sem

ua k

elom

pok

dibe

ri ke

sem

pata

n se

lam

a 1

min

ggu

untu

k m

enye

mpu

rnak

an b

erka

s po

rtofo

lio m

erek

a be

rdas

arka

n na

skah

-nas

kah

yang

did

apat

sel

ama

disk

usi d

an k

orek

si d

ari

peng

ajar

dan

seb

agai

mod

erat

or d

an e

valu

ator

.

PEND

AHUL

UAN:

Penj

elas

an•

: inf

orm

asi t

atte

rtib

disk

usi d

an s

yste

m

peni

laia

n ba

gi k

elom

pok

dan

indi

vidu

. Pen

tingn

ya

men

disk

usik

an to

pic

5 te

ntan

g pe

ntin

gnya

eva

luas

i da

lam

pen

didi

kan

seba

gai s

uatu

sys

tem

dan

topi

k 6

tent

ang

berb

agai

pen

deka

tan

dala

m p

enila

ian.

Rel

evan

si•

: den

gan

men

disk

usik

an to

pic-

topi

k di

atas

pes

erta

did

ik s

ebag

ai c

alon

pen

didi

k pr

o-fe

sion

al a

kan

mam

pu m

enja

di s

eora

ng e

valu

ator

ya

ng b

aik

teru

tam

a da

lam

pen

gam

bila

n ke

putu

san

un

tuk

men

entu

kan

kebe

rhas

ilan

pros

es b

elaj

ar

men

gaja

r.

sem

ua k

elom

pok

men

yem

pur-

- na

kan

tuga

s po

rtofo

lio b

eesr

ta

lam

pira

nnya

(ber

upa

kelip

ing)

seca

ra k

lasi

kal a

ktif

men

deng

ar-

- ka

n da

n m

enyi

mak

pen

jela

san

peng

ajar

seca

ra k

lasi

kal a

ktif

men

deng

ar-

- ka

n pe

njel

asan

pen

gaja

rse

cara

indi

vidu

al a

ktif

berta

nya

- ja

wab

Penu

gasa

n

Cer

amah

Cer

amah

Tan

ya

Jaw

ab

Berk

as p

orto

folio

OH

P &

trans

par-

ansi

OH

P &

trans

par-

ansi

5 3 3

- - 2

5 3 5

Page 167: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

L A M P I R A N

153

PERT

EMUA

NUR

UTAN

KEG

IATA

N IN

STRU

KSIO

NAL

KEG

IATA

N BE

LAJA

R Pe

serta

did

ikM

ETO

DEM

EDIA

WAK

TU

DSH

MM

SJM

L

12

34

56

78

Tuju

an•

: pes

erta

did

ik a

kan

dapa

t men

jela

skan

pe

ntin

gnya

eva

luas

i dal

am p

endi

dika

n se

baga

i su

atu

syst

em m

inim

al 8

0% b

enar

dan

pes

erta

did

ik

akan

dap

at m

embe

daka

n be

rbag

ai p

ende

kata

n da

lam

pen

ilaia

n m

inim

al 9

0% b

enar

.

KEG

IATA

N IN

TI:

Dis

kusi

kel

ompo

k (d

isko

): m

asin

g-m

asin

g ke

lom

pok

peny

aji d

enga

n to

pic

yang

dip

ilihny

a di

pers

ilaka

n m

emap

arka

n ha

sil k

erja

mer

eka

sela

ma

20 m

enit

mel

alui

med

ia p

embe

laja

ran

yang

ses

uai,

dila

njut

kan

deng

an m

embu

ka T

anya

jaw

ab s

elam

a 30

men

it

DISK

O V

: U

raia

n: m

emap

arka

n is

i por

tofo

lio te

ntan

g pe

ntin

gnya

ev

alua

si h

asil

bela

jar d

alam

pen

didi

kan

seba

gai s

uatu

sy

stem

ber

dasa

rkan

topi

c da

n pe

rmas

alah

anny

a da

lam

be

rkas

por

tofo

lio k

elom

pok

seca

ra k

lasi

kal a

ktif

men

den-

- ga

rkan

tuju

an y

ang

diha

rapk

an

diak

hir k

egia

tan

bela

jar.

seca

ra k

lasi

kal,

terit

ama

kel-

- om

pok

peny

aji m

empe

rhat

ikan

ke

tera

ngan

pen

gaja

r.

Kel.

5 m

enya

jikan

ber

kas

- po

rtofo

lioKe

l. La

inny

a ak

tif m

ende

ngar

kan

- m

enyi

mak

dan

men

cata

t

Cer

amah

Penu

gasa

n

Dis

kusi

kel

ompo

k

OH

P &

trans

par-

ansi

OH

P &

trans

par-

ansi

OH

P &

trans

par-

ansi

Berk

as p

orto

folio

Lem

bar d

isku

si

Lem

bar p

enila

ian

2 -

- 15

2 15

Con

toh

• : m

embu

at c

onto

h im

plem

enta

si b

erda

sar-

kan

kasu

s ev

aluk

asi y

ang

pern

ah d

iala

mi/t

erja

di

kegi

atan

bel

ajar

seh

ari-h

ari.

Tany

a Ja

wab

• : m

embu

ka te

rmin

Tan

ya ja

wab

un

tuk

sem

ua k

elom

pok

lain

nya,

jum

lah

perta

nyaa

n di

sesu

aika

n de

ngan

wak

tu y

ang

ters

edia

.

DISK

O V

I:U

raia

n: m

emap

arka

n is

i por

tofo

lio te

ntan

g be

rbag

ai

• pe

ndek

atan

dal

am p

enila

ian

dan

akre

dita

si s

ebag

ai

suat

u be

ntuk

eva

luas

i pro

gram

pen

didi

kan

dala

m

berk

as p

orto

folio

kel

ompo

k C

onto

h•

: m

embe

rikan

con

toh

pene

rapa

n be

rbag

ai

pend

ekat

an d

alam

pen

ilaia

n ya

ng s

erin

g di

laku

kan

oleh

gur

u/pe

ngaj

ar d

alam

pro

ses

pem

bela

jara

n kh

usus

nya

yang

ber

kaita

n de

ngan

eva

luas

i pr

o-gr

am.

Seca

ra b

ergi

liran

kel

ompo

k -

pend

enga

r ber

tany

a, d

iatu

r ole

h m

oder

ator

.

Kel.

6 m

enya

jikan

ber

kas

- po

rtofo

lioKe

l. La

inny

a ak

tif m

ende

ngar

kan

- m

enyi

mak

dan

men

cata

t.

Cat

at

Idem

OH

P &

trans

par-

ansi

Berk

as p

orto

folio

Lem

bar d

isku

si

Lem

bar p

enila

ian

- -

25 15

25 15

Page 168: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

L A M P I R A N

154

PERT

EMUA

NUR

UTAN

KEG

IATA

N IN

STRU

KSIO

NAL

KEG

IATA

N BE

LAJA

R Pe

serta

did

ikM

ETO

DEM

EDIA

WAK

TU

DSH

MM

SJM

L

12

34

56

78

Tany

a ja

wab

• : M

embu

ka te

rmin

tany

a ja

wab

unt

uk

sem

ua k

elom

pok

lain

sec

ara

berg

iliran

, jum

lah

per-

tany

aan

dise

suai

kan

deng

an w

aktu

yan

g te

rsed

ia.

PENU

TUP:

Kesi

mpu

lan

• :

peng

ajar

seb

agai

seo

rang

eva

luat

or

mem

ber

pand

anga

n um

um. K

emud

ian

dila

njut

kan

deng

an m

embu

at k

esim

pula

n be

rsam

a pe

serta

di

dik

tent

ang

hal-h

al p

okok

yan

g pe

rlu d

ipah

ami

dan

inga

t.

Um

pan

balik

• : P

enje

lasa

n ul

ang

hal-h

al y

ang

kura

ng

dipa

ham

i ole

h pe

serta

did

ik s

etel

ah m

engi

kui d

is-

kusi

.

Follo

w U

p•

: Bag

i kel

ompo

k pe

nyaj

i yai

tu K

el. 5

dan

Ke

l. 6

men

yem

purn

akan

ber

kas

porto

folio

mer

eka

berd

asar

kan

mas

ukan

-mas

ukan

dal

am d

isku

si.

Seca

ra b

ergi

liran

kel

ompo

k pe

nden

gar

berta

nya,

dia

tur o

leh

mod

erat

or.

Men

cata

t hal

-hal

pen

ting

yang

mer

upa-

kan

kesi

mpu

lan

dari

disk

usi.

K. 5

dan

K. 6

men

cata

t sar

an

perb

aika

n se

cara

kla

sika

l akt

if m

ende

ngar

kan

penj

elas

an u

lang

dar

i pe

ngaj

ar.

K.5

& K.

6. S

eger

a m

enye

mpu

rnak

an

berk

as p

orto

folio

; K. 1

s/d

K. 4

mel

an-

jutk

an tu

gas

peny

empu

rnaa

n sa

mpa

i ba

yas

wak

tu p

engu

mpu

lan

tuga

s

Cer

amah

tany

a ja

wab

Cer

amah

Penu

gasa

n

Idem

OH

P &

trans

par-

ansi

OH

P &

trans

par-

ansi

OH

P &

trans

par-

ansi

Be

rkas

por

tofo

lio

Lam

pu d

isku

siLe

mba

r pen

ilaia

n

- 3 5 5

25 2 - -

25 5 5 5

Ke IX

PEND

AHUL

UAN:

Penj

elas

an•

: Pe

ntin

gnya

pe

nget

ahua

n te

ntan

g ha

kika

t be

laja

r da

n ha

kika

t pr

oses

pem

bela

jara

n ko

nsep

das

ar p

enge

mba

ngan

kur

ikul

um d

an im

p-lik

asin

ya, s

erta

eva

luas

i has

il be

laja

r dan

eva

luas

i pr

ogra

m b

agi p

eser

ta d

idik

seb

agai

cal

on p

endi

dik

prof

esio

nal d

mas

a da

tang

.

Rel

evan

si•

: Man

faat

mem

pela

jari

haki

kat b

elaj

ar d

an

haki

kat

pros

es p

embe

laja

ran

mel

alui

pen

ugas

an

porto

folio

(ya

ng t

elah

dila

ksan

akan

) ba

gi p

eser

ta

didi

k se

suai

den

gan

cara

men

gakt

ifkan

pes

erta

di

dik

dala

m b

elaj

ar (s

tude

nt a

ctiv

e le

arni

ng).

Tuju

an•

: se

tela

h m

endi

skus

ikan

top

ic-to

pik

dala

m

berk

as p

orto

folio

dih

arap

kan

pese

rta d

idik

aka

n da

-pa

t men

jela

skan

den

gan

kata

-kat

a se

ndiri

hak

ikat

be

laja

r dan

pro

ses

pem

bela

jara

n se

rta a

kan

mem

-be

daka

n ev

alua

si b

elaj

ar d

an e

valu

asi

prog

ram

m

inim

al 8

0% b

enar

.

Seca

ra k

alsi

kal a

ktif

men

deng

arka

n pe

njel

asan

dar

i pen

gaja

r

Seca

ra k

lasi

kal a

ktif

men

deng

arka

n da

n m

enyi

mak

ilus

trasi

-ilus

trasi

yan

g di

berik

an o

leh

peng

ajar

Seca

ra k

lasi

kal m

enyi

mak

tuju

an y

ang

diha

rapk

an s

etel

ah m

engi

kuti

pegi

atan

be

laja

r

Cer

amah

Cer

amah

Tan

ya

jaw

ab

Cer

amah

OH

P &

Tran

s-pa

ran

OH

P &

Tran

s-pa

ran

OH

P &

Tran

s-pa

ran

5 5 5

- 5 -

5 10 5

Page 169: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

L A M P I R A N

155

PERT

EMUA

NUR

UTAN

KEG

IATA

N IN

STRU

KSIO

NAL

KEG

IATA

N BE

LAJA

R Pe

serta

did

ikM

ETO

DEM

EDIA

WAK

TU

DSH

MM

SJM

L

12

34

56

78

KEG

IATA

N IN

TI:

Ura

ian:

mw

emba

has

seca

ra u

mum

topi

c-to

pik

yang

tela

h di

sajik

an d

alam

dis

kusi

kel

ompo

k se

kalig

us

kesi

mpu

lan

dari

isi

pela

jara

n se

suai

pen

gkaj

ian

dala

m b

erka

s po

rtofo

lio k

elom

pok

tent

ang:

Hak

ikat

bel

ajar

1.

Hak

ikat

pro

ses

pem

bela

jara

n 2.

Ko

nsep

das

ar p

enge

mba

ngan

kur

ikul

um3.

M

uata

n lo

cal s

ebag

ai s

uata

u be

ntuk

inov

asi

4.

kurik

ulum

Eval

uasi

has

il be

laja

r5.

Ev

alua

si p

rogr

am6.

Latih

an•

: Se

cara

aca

k pe

serta

did

ik d

imin

ta u

ntuk

m

emec

ahka

n be

bera

pa k

asus

yan

g se

ring

terja

di

dan

dija

wab

sec

ara

lasa

n.

Con

toh

• :

Pese

rta d

idik

dim

inta

unt

uk m

embe

rikan

co

ntoh

impl

ikas

i dar

i ura

ian

isi p

elaj

aran

, ter

utam

a co

ntoh

dar

i apa

yan

g pe

rnah

dia

lam

i/ter

jadi

dal

am

kegi

atan

bel

ajar

.

Bers

ama

peng

ajar

mem

buat

kes

impu

-la

n da

ri se

luru

h is

i pel

ajar

an d

an to

pic-

topi

k da

lam

ber

kas

porto

folio

.

Berla

tih

mem

ecah

kan

kasu

s da

lam

ke

giat

an b

elaj

ar.

Dis

kusi

par

ipur

na

Dis

kusi

par

i pur

na

OH

P da

n Tr

ans-

para

nsi

OH

P da

n tra

ns-

para

nsi

Berk

as p

orto

folio

da

ri ke

6 k

elom

-po

k.

20 - 5

10 10 10

30 10 15

Ke X

Tes

II (A

KHIR

)

PENU

TUP

Form

atif

tes

• :

beru

pa t

anya

jaw

ab s

ecar

a lis

an

anta

ra p

enga

jar-p

eser

ta d

idik

ten

tang

inti

dari

isi

pela

jara

n ya

ng t

elah

dis

ampa

ikan

ole

h pe

ngaj

ar

dan

disa

jikan

dal

am b

erka

s po

rtofo

lio.

Um

pan

balik

• : p

enje

lasa

n ke

mba

li ha

l-hal

yan

g be

-lu

m d

ipah

ami p

eser

ta d

idik

.

Follo

w U

p•

: men

yara

nkan

aga

r pes

erta

did

ik d

apat

m

elak

ukan

ke

giat

an

bela

jar

mel

alui

pe

nuga

san

porto

folio

pad

a m

ata

kulia

h ya

ng la

in d

an m

engi

n-fo

rmas

ikan

tent

ang

pers

iapa

n.

PEND

AHUL

UAN

:Pe

njel

asan

• :

info

rmas

i te

ntan

g ta

ta

cara

pe

lak-

sana

an te

rakh

ir ( p

ost t

est)

yang

ber

hubu

ngan

den

-ga

n to

pic-

topi

k ya

ng t

elah

dib

ahas

ole

h pe

ngaj

ar

dan

dala

m d

isku

si.

Men

jaw

ab

perta

nyaa

n-pe

rtany

aan

yang

dib

erik

an o

leh

peng

ajar

.

Seca

ra k

lasi

kal

men

deng

arka

n pe

n-je

lasa

n ul

ang

dari

peng

ajar

.

Men

deng

arka

n da

n m

enca

mka

n sa

ran

peng

ajar

se

rta

mem

pers

iapk

an

diri

men

giku

ti te

s.

Seca

ra k

lasi

kal

men

deng

arka

n pe

n-je

lasa

n pe

ngaj

ar.

Tany

a ja

wab

Cer

amah

Penu

gasa

n

Cer

amah

OH

P &

trans

par-

ansi

OH

P &

trans

par-

ansi

OH

P &

trans

par-

ansi

OH

P &

trans

par-

ansi

5 5 3 5

5 - 2 -

10 5 5 5

Page 170: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

L A M P I R A N

156

PERT

EMUA

NUR

UTAN

KEG

IATA

N IN

STRU

KSIO

NAL

KEG

IATA

N BE

LAJA

R Pe

serta

did

ikM

ETO

DEM

EDIA

WAK

TU

DSH

MM

SJM

L

12

34

56

78

Rel

evan

si•

: ta

npa

men

gada

kan

perb

andi

ngan

an

tara

has

il te

s ak

hir d

an te

s aw

al s

ulit

bai p

eser

ta

didi

k un

tuk

men

ilai k

emaj

uan.

Tuju

an•

: Unt

uk m

elih

at p

erub

ahan

yan

g te

rjadi

pad

a di

ri pe

serta

did

ik s

ecar

a in

divi

du s

etel

ah m

enga

lam

i pr

oses

pem

bela

jara

n, te

ruta

ma

yang

ber

hubu

ngan

de

ngan

upa

ya b

elaj

ar m

andi

ri m

elal

ui p

rogr

am p

or-

tofo

lio.

KEG

IATA

N IN

TI:

Ura

ian

• :

Penj

elas

an c

ara

men

jaw

a so

al d

an in

for-

mas

i bob

ot s

oal.

Con

toh

• : m

enco

ntoh

kan

sala

h sa

tu n

omor

soa

l.

Pela

ksan

aan

Tes

• : s

elam

a +

60 m

enit.

Seca

ra

klas

ikal

m

enyi

mak

ilu

stra

si

yang

dis

ampa

ikan

pen

gaja

r.

Seca

ra k

lasi

kal m

ende

ngar

kan

tuju

an

diad

akan

nya

tes

akhi

r ke

giat

an b

ela-

jar.

Seca

ra k

lasi

kal

men

deng

arka

n pe

n-je

lasa

n pe

ngaj

ar d

an a

pabi

la a

da h

al

yang

bel

um je

las

dita

nyak

an la

ngsu

ng

pada

pen

gaja

r.

Cer

amah

Tan

ya

jaw

ab

Cer

amah

Ta

nya

jaw

ab

Cer

amah

Ta

nya

jaw

ab

Tuga

s

OH

P da

n Tr

ans-

para

nsi

OH

P da

n tra

ns-

para

nsi

Lem

bar s

oal

Lem

bar j

awab

an

5 5 5 -

5 2 - 60

10 7 5 60

PENU

TUP:

Has

il Te

s•

: di

kum

pulk

an s

erem

pak

sete

lah

wak

tu

pela

ksan

aan

tes

bera

khir.

Um

pan

balik

• : p

eser

ta d

idik

dip

ersi

laka

n m

eng-

emu-

kaka

n ke

san-

kesa

n se

lam

a m

engi

kuti

perk

ulia

han

teru

tam

a te

rhad

ap

tekn

ik

pem

bela

jara

n m

elal

ui

penu

gasa

n po

rtofo

lio.

Follo

w u

p•

: men

yara

nkan

pad

a pe

serta

did

ik u

ntuk

m

elak

sana

kan

kegi

atan

bel

ajar

sej

enis

pad

a m

ata

kulia

h ya

ng la

in.

Men

yera

hkan

has

il te

s

Tany

a ja

wab

kes

an t

erha

dap

met

ode

dan

med

ia y

ang

diaj

ukan

sel

ama

pros

-es

pem

bela

jara

n.

Mel

akuk

an

kegi

atan

be

laja

r se

jeni

s pa

da m

ata

kulia

h se

jeni

s.

Tuga

s

Tany

a ja

wab

Tuga

s in

divi

du.

Idem

OH

P da

n tra

ns-

para

nsi

OH

P da

n tra

ns-

para

nsi

- 2 5

5 3 -

5 5 5

FASE

RES

ES(T

UGAS

TER

STRU

KTUR

DAN

BEL

AJAR

MAN

DIRI

)

1.

Sem

ua k

elom

pok

(I s/

d VI

) di

beri

kese

mpa

tan

sela

ma

2 m

ingg

u un

tuk

men

yusu

n be

rkas

pen

gkaj

ian

porto

folio

leng

kap

deng

an la

mpi

ran

beru

pa k

lipin

g su

mbe

r ruj

ukan

yan

g di

guna

kan.

2.

Fase

ini d

ilaks

anak

an d

iluar

jam

per

tem

uan

per

kulia

han

tata

p m

uka,

teta

pi p

enga

jar t

etap

men

gada

kan

mon

itorin

g da

n m

enga

daka

n ko

nsul

tasi

tuga

s be

rdas

arka

n ke

butu

han

pese

rta d

idik

.3.

Se

tiap

kelo

mpo

k ya

ng m

enda

pat g

iliran

dis

kusi

har

us m

enye

rahk

an b

erka

s po

rtofo

lio le

ngka

p se

min

ggu

sebe

lum

jadw

al p

enya

jian

disk

usi k

elom

pokn

ya.

Page 171: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

157

Bab 1 classroom learning = belajar di sekolah dalam hal ini belajar didalam ruang

kelas experiental learning = belajar melalui pengalaman information assimilation = perpaduan antar informasi input = masukan outcome = hasil atau keluaranportofolio = merupakan berkas pengkajian suatu permasalahan

ataupun topik tertentu yang harus dikaji secara mendalam dan menyeluruh

Student Active Learning = pendekatan cara mengaktifk an peserta didik dalam belajar

Cognitivistik = suatu paham dari teori belajar cognitivistik yang pada inti pembahasannya menyatakan bahwa yang penting dalam belajar adalah prosesnya dan bukan hanya pada hasilnya.

Klipping = kumpulan dari suatu hasil kerja prior learning = hasil belajar terdahulu PPKHB = Pengakuan Pengalaman Kerja dan Hasil Belajar Documentation portfolio = dikenal juga dengan istilah working portfolio, meliputi

koleksi pekerjaan selama kurun waktu tertentuProcess portfolio = meliputi dokumentasi dari seluruh segi dari tahapan

proses belajar. Showcase Portfolio = meliputi dokumentasi yang berisi tentang penguasaan

peserta didik terhadap hasil belajar

BAB 2Instruction = pembelajaran SKS = Sistem Kredit Semester

G l o s a r i u m

Page 172: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

G LO S A R I U M

158

Kuliah terstruktur = sub komponen dalam sistem kredit semester, dapat berupa tugas yang diberikan sebagai penunjang materi yang di berikan secara tatap muka.

belajar mandiri = sub komponen dalam system kredit semester, dimana peserta didik belajar diluar waktu yang terjadwal/ tatap muka yang dilaksanakan peserta didik atas inisiatif sendiri

Kumulatif = kumpulan dari suatu kegiatan atau proses belajar

BAB 3Model = modulus atau modul yang berarti contoh atau

sesuatu yang ditiru dapat berupa bentuk, pola atau rancangan.

advance organizer = pengorganisasian belajar, berupa pengaturan diawal proses pembelajaran

discovery learning = suatu paham belajar dimana peserta menemukan sendiri pengetahuannya

retensi = ingatan, kemampuan untuk mengingat kembali internal motivation = dorongan bertingkah laku yang pemicunya berasal dari

dalam diri external motivation = dorongan bertingkah laku yang pemicunya berasal dari

luar diri learning by doing = belajar dengan melakukan transfer of training = pemindahan dalam belajar, pengetahuan yang di-

peroleh dapat digunakan/dipakai atau bermanfaat dalam berbagai situasi nyata kehidupan peserta di-dik.

Repetition = pengulanganblueprint = cetak biru learning event = peristiwa belajar

Page 173: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

G L O S A R I U M

159

BAB 4 student centered = pendekatan pembelajaran yang berpusat pada anak inquiry and discovery learning = belajar mencari dan menemukan expository learning = belajar melalui penjelasan, salah satunya seperti dalam

metode ceramah immediate feedback = pemberian umpan balik sesegera mungkin

BAB 5Learning by doing = belajar dengan melakukan Entri Behavior Line = garis batas antara kemampuan yang sudah dan belum

dikuasai oleh peserta didik Audience = sasaran didik Behavior = tingkah laku Condition = kondisiPre test = tes awalPost test = tes akhirDiscriminating power = daya pembeda Diffi culty index = taraf kesukaran Fase reses = salah satu fase dalam penugasan portofolio, di mana

peserta didik melakukan tugas terstruktur dan man-diri di luar kegiatan terjadwal/ tatap muka.

BAB 6Monitoring = kegiatan mengawasiEarly childhood education = pendidikan anak usia dini Scoring = penskoran nilai Observer = pengamat, orang yang melakukan pengamatan

Page 174: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

G LO S A R I U M

160

BAB 7Kualifi kasi akademik = tingkat pendidikan yang telah dimiliki oleh se se-

orangProfesional = keahlian seseorang yang meliputi Skill, Knowledge,

danAttitudePengalaman kerja = hasil usaha atau jerih payah yang telah dimiliki oleh

seseorang setelah mereka melakukan suatu kegiatan dalam hal ini adalah pengalaman mengajar guru

Asosiasi profesi = wadah berkumpulnya orang-orang dalam profesi yang sejenis.

Evidence = buktiSubject-matter knowledge = materi bidang studi Akreditasi = kegiatan yang dilakukan untuk menentukan kela-

yakan program dan satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan non formal pada setiap jen-jang dan jenis pendidikan berdasarkan kriteria yang bersifat terbuka

NCATE = National Council For Accreditation Of Teacher Edu-cation

BSNP = Badan Standar Nasional Pendidikan

Page 175: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

161

I n d e k s

A

advance organizer 28, 39, 52, 158akreditasi 10, 98, 99, 100, 101, 102, 105,

153asosiasi profesi 95Audience 59, 139, 159,

B

Behavior 58, 59, 159, 159belajar mandiri 19, 20, 22, 23, 32, 36, 119,

130, 131, 133, 142, 156, 158blue print 40, 52BSNP 18, 109, 111, 112, 113, 114, 160,

164

C

classroom learning 4, 157cognitivistik 6, 21, 35, 157Condition 59, 159, 164

D

diffi culty index 60discovery learning 27, 50, 158, 159 discriminating power 60Documentation Portfolio 9

E

early childhood education 67Entri Behavior Line 58, 159

evidence 97experiental learning 4, 157expository learning 44, 159external motivation 158

F

Fase reses 71, 81, 84, 159

I

immediate feedback 46, 159information assimilation 4, 157input 4, 157inquiry and discovery learning 44, 159instruction 18internal motivation 158

K

klipping 6, 7, 12, 31, 35, 36, 40, 69, 70, 71, 72, 81, 83, 84, 85

kualifi kasi akademik 90, 91, 92, 94, 99, 109, 110, 113, 114, 115, 123, 129, 131, 132

kuliah terstruktur 20, 22, 23, 38, 40kumulatif 23

L

learning by doing 52, 158learning event 42, 158

Page 176: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

I N D E K S

162

M

model 8, 10, 11, 16, 20, 22, 26, 27, 38, 39, 40, 41, 42, 44, 45, 46, 50, 51, 52, 53, 55, 62, 63, 98, 105, 125, 145, 169

monitoring 32, 36, 61, 66, 69, 79, 80, 81, 85, 86, 140, 156

N

NCATE 101, 105, 160, 162

O

Observer 159, 162outcome 4, 157

P

pengalaman kerja 3, 7, 92, 93, 96, 134post test 60, 137, 155PPKHB 3, 7, 90, 91, 92, 93, 96, 157, 164pre test 60, 136, 143prior learning 3, 10, 157Process Portfolio 9

profesional 11, 67, 90, 91, 99, 100, 101, 103, 104, 105, 106, 107, 108, 109, 114, 116, 118, 119, 120, 122, 133, 152, 154, 169

R

repetition 39, 42, 51retensi 30, 29, 51, 158

S

Scoring 76, 159, Showcase Portfolio 9, 157, SKS 11, 16, 67, 96, 136, 142, 157, 165Student Active Learning 79, 157, 162student centered 43, 159subject-matter knowledge 98

T

transfer of training 39, 42, 158

Page 177: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

163

Daftar PustakaAusubel, David. “Advance Organizer: Improving the Eff ectiveness of lectures and other

presentations” dalam Model of Teaching, ed. Bruce Joyce dan Marsha Weil. New Delhi: Prentice hall of India Private Limited. 1985.

Amirin, F. R dan Tatang, M. Pokok-pokok Teori Sistem. Jakarta: CV. Rajawali. 1986.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit; Bina Aksara, 1987.

Aschbacher, P.R. Issues in Innovative Assessment for Classroom Practice: Barriers and Facilitators. California, Center for Research on Evaluation, Standards, and Student Testing (CRESST), 1993.

Borg, Walter. R dan Gall, Meredith. D. Educational Reseacrh: an Introduction. 4th ed. New York: Longman Inc. 1983.

Dahar, Ratna Wilis. Teori-teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1989.

Davies, Ivor K. Instructional Technique. Ney York: McGraw Hill Book, Co. 1981.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. Teknologi Instruksional: Materi Dasar Pendidikan Program Akta Mengajar V, Buku III C. Jakarta: Dirjen Dikti, 1983.

__________________________________. Pedoman Penyelenggaraan Proses Pendidikan Tinggi Atas Dasar Sistem Kredit. Jakarta: Dirjen Dikti, 1983.

___________________________________. Kurikulum Pendidikan Tenaga Kependidikan Sekolah Menengah Program S1. Buku IIA Mata Kuliah Dasar Kependidikan. Jakarta: Dirjen Dikti, 1991 – 1992.

Page 178: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

D A F T A R P U S T A K A

164

Departemen Pendidikan Nasional. Rambu-rambu Penyelenggaraan PPKHB. Jakarta: Dit. Profesi Pendidik.

Departemen Pendidikan Nasional. Standar Isi Pendidikan Tinggi. Jakarta: BSNP, 2009.

Dick, Walter dan Reisser, Rober. A. Planning Eff ective Instruction. USA: Allyn dan Bacon. 1989.

____________ & Carey, Low. Th e Systematic Design of Instruction USA: Harper Collin Publisher, 1990.

Djajadisastra, Yusuf. Metode-metode mengajar. Bandung: Angkasa, 1982.

Djanegara, Asikin S. Experimental Learning. Makalah (tidak diterbitkan). Jakarta: IKIP Jakarta, 1992.

Eff endi, Onong Uchyana. Ilmu Komunikasi dan Praktek Bandung: Remaja Karya, 1985.

Gafur, Abdul. Desain Instructional. Solo: Tiga Serangkai, 1989.

Gagne, Robert. M. dan Brigs, Leslie. J. Principle of Instruction. Design. New York : Holt, Rinehart and Winston, 1985.

Gagne, Robert. M. Th e Condition of Learning and Th eory of Instruction. New York: Holt, Rinehart and Winston, 1985.

Gagne, R.M. and Driscoll, M.P. Essential of Learning for Instruction. Englewood Cliff s, Ney York: Prentice Hall, 1988.

Gearhart, M., Herman, J. L., Baker, E., dan Whitaker, A. K. Writing Portfolio at the Elementary Level: A Study of Methods for Writing Assesment (Tech. Rep. No. 337). Los Angeles: University of California, Center for Research on Evaluation, Standard, and Student Testing, 1992.

Whose Work is it ? A Question for the Validity of large-Scale Portfolios Assessment (Tech. Rep. No. 363). Los Angeles: University of California, Center for Research on

Page 179: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

D A F T A R P U S T A K A

165

Evaluations, Standards, ans Studeny Testing ; Center for the Study of Evaluation, 1993.

Herman, Joan., Gearhart, Mryl., and Aschbacher, Pamela. R. Portfolios for Classroom Assessment: Design and Implementation Issues. Los Angeles: University of California: CRESST, UCLA Graduated School of Education and Information Studies, 1995.

Kemp. Jerrold E. Instructional Design. A Plan for Instructional and Course Development (2nd. edition). Belmont California: Fearson-Pitman Publ. Inc. 1977.

Knirk, Frederik dan Gustafson, Kent. L. Instructional Technology: A systematic Approach to Education. New York: Holt, Rinehart and Winston, 1971.

Koretz, D. Th e Vermont Portfolio Assessment Program: Interim Report on Implementation and Impact, 1991 – 1002 School Year (Tech. Rep. No. 350). Los Angeles: University of California, Center for the Study of Evaluation, 1992.

……………, McCaff rey, D. , Klein, S., Bell, R., and Stecher, B. Th e Reliability of Scores from the 1992 Vermont Portfolio Assessment Program (CSE Tech. Rep. No. 355) Research on Evaluation, Standards, and Student Testing, 1993.

Linn, Robert. L. (in press). Cross State Comparability of Judgement of Student Writing: Result From the New Standards Project (Tech. Rep. no. 335). Los Angeles: University of California, Center of Research on Evaluation Standards and Student Testing (CRESST), 1993.

Lubis, Muhsin. Pelaksanaan Sistem Kredit Semester ( SKS). Makalah (tidak diterbitkan). Bahan penataran diklat pra jabatan calon PNS. Jakarta: IKIP Jakarta, 1991.

Miarso, Yusufh adi. Teknologi Pendidikan (monograf) Jakarta: PAU, Dirjen Diti, Depdikbud, 1999.

------------------------, dkk. Defi nisi Teknologi Pendidikan. Satuan Tugas Defi ni dan Terminalogi AECT. Jakarta: PAUT-UT dengan C.V. Rajawali, 1986.

Nasution, S. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bina Aksara, 1986.

Page 180: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

D A F T A R P U S T A K A

166

Prawiradilaga Dewi. Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007.

Permendiknas No. 58 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Program Sarjana (S1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan. Jakarta: Depdiknas, 2008.

Reigeluth, Charles. M. Instructional Design Th eories and Model: an Overview of Th eir Current Status. New Jersey: Hillsdale, 1987.

--------------------------, Instructional Th eories in Action. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Publisher. 1987.

Richey, Rita. Th e Th eoretical and Conceptual Bases of Instructional Design. New York: Nichols Publ, 1983.

Romiszwowski, A.J. Producing Instructional System. New York: Kogan Page, 1984.Rustiyah N. K. dan Suharto, Yumiati. Strategi Belajar- Mengajar. Jakarta: Bina Aksara,

1985.

Reisser, R.A & Nicholson, G.L. Educational Psychology. Principles in Practice. Boston: Little Brown, 1984.

Seels, Barbara B dan Rita C. Richey. Instructional Technology: Th e Defi nition and Domains of the Field. (Terjemahan Dewi S. Prawiradilaga, Raphael Rahardjo dan Yusufh adi Miarso) Jakarta: Percetakan UNJ, 1994.

Siregar, Eveline dan Hartini Nora. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2010.

Slameto. Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester. Jakarta: Bumi Aksara, 1991.

Soekamto, Toeti. Perancangan dan Pengembangan Sistem Instructional. Jakarta: Intermedia, 1993.

Sri Pudjiastuti. Penerapan Metode Tugas Resitasi pada Mata Kuliah Pendidikan Kewiraan: Suatu Eksperimen di IKIP Jakarta. Tesis. Jakarta: Program Pasca Sarjana IKIP

Page 181: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

D A F T A R P U S T A K A

167

Jakarta, 1991.

Susilowati, Endang, S. M. Pengembangan Program PLS untuk Meningkatkan Pengetahuan Lingkungan: Studi Kasus di Masyarakat bantaran Kaligarang Semarang. Tesis. Jakarta: Program Pasca Sarjana IKIP Jakarta, 1995.

Sudjana, Nana. CBSA dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru, 1989.

Suharsono, Naswan. Pengembangan Model Pembelajaran Pemecahan Masalah. Penerapan dibidang Akuntansi. Disertasi (tidak diterbitkan). Malang: FPS IKIP, 1991.

Sujiono, Yuliani Nurani. Pengembangan Metode Penugasan Portofolio pada Mata Kuliah Pengambangan Kognitif Anak Usia Dini di UNJ (Penelitian). Jakarta: FIP, 2009.

Suparman M, Atwi. Desain Instruksional. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2004.

Suparno, Paul. Teori Perkembangan Kognitif Jean Peaget, Yogyakarta: Kanisius, 2001.

Suriasumantri, Jujun. S. Ilmu dalam Perspektif, Moral, Sosial dan Politik. Jakarta: Gramedia, 1986.

Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas, 2003.

Undang-undang RI No. 14 tahun 2008 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas, 2005.

Winkel, S.W. Psikologi Pengajaran Jakarta: Gramedia, 1991.

Winter, Richard. Learning from Experience: Principles and Practice in Action-Research. Philadelphia: Th e Falmer Press, 1989.

Yuliani Nurani, Pengembangan Model Pembelajaran Penugasan Portofolio Pada Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran di IKIP Jakarta (Tesis). Jakarta: PPS IKIP Jakarta, 1996.

Page 182: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO
Page 183: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

169

Tentang PenulisYuliani Nurani Sujiono, lahir di Palembang, 16 Juli 1966. Me-ngabdi sebagai dosen tetap di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) sejak tahun 1990. Pada Periode 2007-2011 diamanahi tugas sebagai Pembantu Dekan bidang akademik di Fakultas Ilmu Pendidikan. Gelar sarjana (S1) diperolehnya pada bidang Psikologi Pendidikan pada tahun 1989, magister pendidikan (S2) pada bidang Teknologi Pendidikan pada tahun 1996, dan Doktor (S3) bidang Ilmu Pendidikan diperoleh pada tahun 2008 pada bidang Pendidikan Anak Usia Dini di Program Pascasarjana UNJ.

Selain sebagai dosen, beliau juga menjadi instruktur berbagai pelatihan peningkatan kemampuan profesional (PKP) bagi guru dan dosen, seperti pengembangan kurikulum dan silabus, model, desain dan strategi pembelajaran inovatif, pengembangan bahan ajar, teaching skill dan paket pengembangan pembelajaran lainnya pada berbagai instansi pemerintah dan swasta

Pernah menjadi Konsultan pada Direktorat Manajemen TK-SD Departemen Pendidikan Nasional, Konsultan Desain Pembelajaran pada Yayasan Pembina Universitas Terbuka.

Sampai saat ini telah menulis buku dan atau modul Universitas Terbuka, anta-ra lain berjudul Strategi Pembelajaran, Kemampuan Dasar Mengajar, Metode Pengem-bangan Kognitif di Taman Kanak-kanak dan bahan ajar tertulis lainnya yang pernah dikembangkan atas kerjasama dengan beberapa Direktorat Manajemen TK-SD, Direk-torat PAUD dan Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan-Pendidikan Non For-mal (PTK-PNF) pada Departemen Pendidikan Nasional.

Selain itu juga menulis buku yang berjudul Seri Mengembangkan Potensi Bawaan: Persiapan dan Saat Kehamilan, Menu Pembelajaran Anak Usia Dini lahir-8 tahun, Mencerdaskan Perilaku Anak Usia Dini, dan pada tahun 2008 mendapat hibah buku ajar dari DIKTI yang berjudul Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Terakhir bersama suami berhasil mengembangkan DVD “Mengembangkan Berbagai Potensi Kecerdasan Anak melalui Metode OED” yang merupakan hasil pengamatan terhadap perkembangan putera ketiga sejak lahir sampai usia 3 tahun; Buku Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak serta Seperangkat buku Gelaran Sentra Bermain.

Page 184: MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIOsipeg.unj.ac.id/.../upload/buku/1A_MENGAJAR_DENGAN_PORTOFOLIO.pdf · BAB 7 PORTOFOLIO SEBAGAI PPKHB DALAM AKREDITASI GURU ... MENGAJAR DENGAN PORTOFOLIO

170

T E N T A N G P E N U L I S

Menikah dengan Bambang Sujiono dan telah dikaruniai tiga putera puteri, yaitu Bamby Yudia D’Armani saat ini telah menjadi mahasiswa pada Program Studi Arsitektur di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Banni Yulia M’Azzuri bersekolah di SMA Negeri 1 Bekasi dan Bannu Yusaff a N’Attaillah mengikuti pendidikan di SDIT Almanar Bekasi.