MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA TOWER 150 …

43
INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA TOWER 150 KV DI PASAR KEMIS BARU-PASAR KEMIS LAMA DENGAN MENGGUNAKAN METODE THERMOVISI DISUSUN OLEH: DESTI FARTIKA NIM: 201771081 PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNOLOGI LISTRIK FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN INSTITUT TEKNOLIGI PLN JAKARTA 2020

Transcript of MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA TOWER 150 …

Page 1: MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA TOWER 150 …

INSTITUT TEKNOLOGI – PLN

PROYEK AKHIR

MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA

TOWER 150 KV DI PASAR KEMIS BARU-PASAR KEMIS

LAMA DENGAN MENGGUNAKAN METODE

THERMOVISI

DISUSUN OLEH:

DESTI FARTIKA

NIM: 201771081

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNOLOGI LISTRIK FAKULTAS

KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN

INSTITUT TEKNOLIGI – PLN

JAKARTA 2020

Page 2: MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA TOWER 150 …

i

LEMBAR PENGESAHAN

PROYEK AKHIR DENGAN JUDUL

MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA

TOWER 150 KV DI PASAR KEMIS BARU-PASAR KEMIS

LAMA DENGAN MENGGUNAKAN METODE

THERMOVISI

DISUSUN OLEH:

DESTI FARTIKA

NIM: 201771081

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI

PERSYRATAN

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNOLOGI LISTRIK

FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI

TERBARUKAN

Jakarta,15 Juli 2020 Mengetahui,

Kepala Program Studi Disetujui, Diploma III Teknologi Listrik Dosen Pembimbing Utama (Retno Aita Diantari ST., MT) (Erlina ST., MT.)

Dosen Pembimbing Kedua

(Christiono, ST., MT.)

Page 3: MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA TOWER 150 …

ii

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI

Nama : Desti Fartika

NIM : 201771081

Program Studi : DIII Teknologi Listrik

Judul : Menentukan Dan Melihat Titik Hotspot Pada Tower

150 kV Di Pasar Kemis Baru-Pasar Kemis Lama

Dengan Menggunakan Metode Thermovisi

Telah disidangkan dan dinyatakan lulus sidang proyek akhir pada program

Diploma III program studi teknologi listrik Institut Teknologi – PLN pada

(13/08/2020)

Mengetahui,

Kepala Program Studi

Diploma III Teknologi Listrik

(Retno Aita Diantari, ST., MT)

Nama penguji Jabatan Tanda Tangan

1. Retno Aita Diantari, ST., MT Ketua penguji

2. Novi Gusti Pahiyanti, ST., MT Sekretaris

3. Septianissa Azahra, ST., MT Anggota

sigit
Pencil
Page 4: MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA TOWER 150 …

PERNYATAAN KEASLIAN PROYEK AKHIR

Nama : Desti Fartika

NIM :2Q1771081

Prodi : Dlll Tekonolgi Listrik

Judul Proyek Akhir : Menentukan Dan Melihat Titik Hotspotpada Tower

150kv Di Pasar Kemis Baru - Pasar Kemis Lama

Dengan Menggunakan Metode Thermovisi

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Proyek Akhir ini tidak terdapat

karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya baik di

lingkungan lnstitut Teknologi - PLN maupun di suatu Perguruan Tinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar putaka. Pernyataan ini

dibuat dengan penuh kesadraan dan rasa tanggung jawab serta bersedia

memikul segala resiko jika ternyata pernyataan ini tidak benar.

Jakarta, 15 Juli 2O2A

DESTI FARTIKANIM : 2a1772A81

Page 5: MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA TOWER 150 …

iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

Sebagai civitas akademika Institut Teknologi – PLN, saya yang bertanda tangan

di bawah ini:

Nama : DESTI FARTIKA

NIM : 201771081

Program Studi : DIPLOMA TIGA

Prodi : TEKNOLOGI LISTRIK

Jenis Karya : PROYEK AKHIR

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Institut Teknologi – PLN Hak Bebas Royalti Non Ekslusif (Nonexclusive

Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA TOWER 150 KV DI

PASAR KEMIS BARU-PASAR KEMIS LAMA DENGAN MENGGUNAKAN

METODE THERMOVISI beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan

hak bebas royalty non eklusif ini Institut Teknologi – PLN berhak menyimpan,

mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),

merawat, dan mempublikasikan proyek Akhir saya selama tetap mencantumkan

nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Jakarta, 15 Juli 2020

Yang menyatakan,

DESTI FARTIKA

Page 6: MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA TOWER 150 …

v

MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA TOWER 150 KV DI PASAR KEMIS BARU-PASAR KEMIS

LAMA DENGAN MENGGUNAKAN METODE THERMOVISI

Desti Fartika, 201771081 Dibawah bimbingan Erlina, ST., MT

dan Christiono, ST.,MT

ABSTRAK

Hotspot merupakan kondisi dimana peralatan sistem Jaringan Transmisi baik di SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi) Maupun SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) mengalami panas yang terpusat pada satu titik yang disebabkan akibat besarnya aliran arus yang melewati pada suatu peralatan. Anomali penyebab terjadinya hotspot yang sering terjadi disebabkan oleh clamp nya kendor, kapasitas bebannya berlebihan, kotor / berkarat dan perbedaan massa jenis, sehingga perlu ditindaklanjuti sesegera mungkin. Untuk itu diperlukan pengukuran rutin sebagai pendeteksian dini terhadap anomali hotspot dengan cara melakukan In Service Measurement / Inspeksi Level 2 dengan periode triwulan (6 bulanan / per semester) saat peralatan dalam keadaan berbeban. Untuk mengetahui terjadinya hotspot maka diperlukan pengukuran suhu dengan metode thermovisi, dimana alat yang digunakan adalah thermo imager satir G96. Hasil pengukuran selisih suhu clamp terhadap konduktor diambil sebanyak 12 sempel dan diketahui 11 dalam kondisi baik dan 1 dalam kondisi rencanakan perbaikan yaitu pada fasa R Penghantar 2 arah Pasar kemis baru dimana anomali hotspot pada titik ini disebabkan clamp nya kendor, kotor, korosi / berkarat, hingga mencapai suhu 42,5,⁰C dengan arus maksimum yang di capai 670 ampere dan arus saat di thermo sebesar 520 ampere dan harus segera dilakukan perbaikan agar tidak mengganggu keandalan sistem. Dalam penelitian proyek akhir ini penulis menggunakan metode kuantitatif, karena data yang digunakan dalam penelitian ini dalam bentuk angka dari mulai pengumpulan data, pengolahan atau perhitungan data, hingga hasil yang di dapat juga dalam bentuk angka.

Kata kunci : anomali hotspot, metode thermovisi, jaringan transmisi

Page 7: MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA TOWER 150 …

vi

DETERMINE AND VIEW HOTSPOTS ON THE 150 KV TOWER IN THE NEW KEMIS MARKET – THE OLD

KEMIS MARKET USING THE THERMOVISION METHOD

Desti Fartika, 201771081 Advisors Erlina, ST., MT and

Christiono, ST.,MT

ABSTRACT

Hotspot is a condition in which the trransmission network system equipment in both the SUTT (High voltage air line) and SUTET (extra high voltage air line) experience heat that is concentrated at one point due to the large current flow passing through an equipment. Anomalies that cause hotspot that often occur are due to loose clamps, excessive load capacity, dirty/rust and differences in density, so it needs to be followed up as soon as possible, for this reason, routine measurements are required as early detection of hotspot anomalies by means of in service measurement/inpection level 2 with a quarterly period (6 months / per semester) when the equipment is in a load condition. To determine the occurrence of a hotspot, it is necessary to measure the temperature with the thermovision method, where the instrument used is the G96 satiric thermo imager. The results of the measurement of the diference between the temperature of the clamp and the conductor were taken as many as 12 samples and it was known that 11 were in good condiition and 1 was in a repair plan condition, namely in the R conductor 2 direction phase of Pasar Kemis Baru where the hotspot anomaly at this point was due to the clamp being loose, dirty, corrosing/rush, until it reaches a temperature of 42,5⁰C with a maximum current at thermo of 670 ampere and a current at thermo of 520 ampere and repairs must be made immediately. In this final project research the author uses quantitative methods, because the data used in this study are in the form of members, starting from data collection, processing or calculating data to the results that can also be in the form of numbers.

Keyword: hotspot anomaly, thermovision method, transmission netwok

Page 8: MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA TOWER 150 …

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................... i

LEMBAR PENGESAHAN PROYEK AKHIR ............................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI .................................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PROYEK AKHIR ......................... iv

UCAPAN TERIMAKASIH .......................................................................... v

ABSTRAK ................................................................................................. vi

DAFTAR ISI ............................................................................................. viii

DAFTAR TABEL........................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1

1.2 Permasalahan Penelitian........................................................... 1

1.2.1 Identifikasi Masalah ................................................................. 1

1.2.2 Ruang Lingkup Masalah .......................................................... 2

1.2.3 Rumusan Masalah ................................................................... 2

1.3 Tujuan dan Manfaat .................................................................. 2

1.3.1 Tujuan Penelitian ..................................................................... 2

1.3.2 Manfaat Penelitian ................................................................... 3

1.4 Sistematika Penulisan ............................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 4

2.1 Tinjauan Pustaka ....................................................................... 4

2.2 Landasan Teori ......................................................................... 5

2.2.1 Sistem Transmisi ....................................................................... 5

2.2.2 Penghantar… ............................................................................ 5

2.2.3 Structure Tiang Tower… ................................................... 8

2.2.4 Panas… .......................................................................... 11

2.2.5 Temperatur ...................................................................... 12

2.2.6 Prinsip Dasar Thermovisi ................................................. 12

Page 9: MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA TOWER 150 …

viii

2.2.7 Thermovision ................................................................... 13

BAB III METODELOGI PENELITIAN ...................................................... 13

3.1 Perancangan Penelitian .......................................................... 13

3.2 Teknis Analisis ........................................................................ 15

3.2.1 Pengukuran Thermovisi .......................................................... 15

Bab IV Hasil Dan Pembahasan .............................................................. 19

4.1 Hasil ........................................................................................ 19

4.2 Pembahasan ........................................................................... 20

4.2.1 Penyebab Terjadinya Hotspot ............................................ 20

4.2.2 Penentuan Kategori Hotspot/Kondisi Sambungan .............. 21

4.2.3 Dampak Hotspot Terhadap Keandalan Sistem ................... 23

4.2.4 Bagaimana Cara Penanggulangan Hotspot ....................... 23

Bab V Penutup ........................................................................................ 25

5.1 Kesimpulan.............................................................................. 25

5.2 Saran ....................................................................................... 25

Daftar Pustaka ........................................................................................ 26

Daftar Riwayat Hidup ............................................................................. 27

Lampiran – Lampiran ............................................................................. 28

Page 10: MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA TOWER 150 …

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rekomendasi Hasil Thermovisi Klem Dan Konduktor....................... 16

Tabel 3.2 Jenis Konduktor Pada Sutt Arah Pskbr-Psklm .................................. 17

Tabel 3.3 Standar Torsi Maksimum Berdasarkan Diameter Baut Dan Kelas Baut .......................................................................................................................... 17

Tabel 3.4 Jadwal Kegiatan Penelitian ............................................................... 18

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Thermovisi Sutt 150 Kv Penghantar 1 PSKBR-PSKLM .............................................................................................................. 21

Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Thermovisi Sutt 150 Kv Penghantar 2 PSKBR-PSKLM ............................................................................................................. 22

Page 11: MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA TOWER 150 …

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bbc (Bare Copper Conductor) ........................................................ 6

Gambar 2.2 All Aluminium Alloy Conductor… .................................................... 6

Gambar 2.3 Aluminium Conductor Stell Reinforced ........................................... 7

Gambar 2.4 Thermal Resistant Aluminium Conductor Stell Reinforced ............. 7

Gambar 2.5 Tension Tower… ............................................................................ 8

Gambar 2.6 Suspension Tower… ...................................................................... 9

Gambar 3.1 Diagram Penelitian ....................................................................... 13

Gambar 4.2 Baut Yang Digunakan Pada Clamp Jumper ................................ 24

Page 12: MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA TOWER 150 …

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Lembar Bimbingan Pembimbing Utama .................................. A1

Lampiran B Foto Kegiatan Perbaikan ......................................................... B1

Page 13: MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA TOWER 150 …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Listrik adalah salah satu energi yang dibutuhkan oleh setiap orang untuk

kebutuhan setiap hari, tenaga listrik yang digunakan diperoleh dengan di

lakukannya pemeliharaan secara rutin untuk menjaga peralatan supaya tidak

terjadi adanya gangguan sehingga tidak mengakibatkan kerusakan pada

peralatan. Anomali yang sering terjadi adalah ditemukan suhu panas yang

terpusat pada satu titik seperti pada sambungan terminal antar kabel konduktor,

apabila dibiarkan saja secara terus menerus akan berakibat fatal terhadap

peralatan dan dapat mengganggu kerja sistem.

Berdasarkan hal ini maka dilakukanlah uji thermovisi pada jaringan

transmisi 150 kv jalur Pasar Kemis Baru-Pasar Kemis Lama dengan

menggunakan alat uji thermovisi yaitu thermal image thermovisi merk SATIR

G96. Dimana tujuan dari pengujian ini untuk mengetahui suhu panas (hotspot)

pada sambungan konduktor maupun pada bagian klem nya dengan cara melihat

sinar inframerah yang dipancarkan oleh alat tersebut lalu ditampilkan pada layar

monitor dengan demikian dapat terdeteksi tower transmisi 150 kv dalam keadaan

normal atau ditemukannya anomali hotspot.

1.2 Permasalahan Penelitian

1.2.1 Identifikasi Masalah

Permasalahan yang terjadi pada saluran transmisi tegangan tinggi yang

dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan mekanik transmisi serta

mengurangi kehandalan sistem pada saluran transmisi tegangan tinggi yaitu

terjadinya panas berlebih (hotspot) pada klem sambungan atau titik-titik

sambungan pada konduktor. Hal ini disebabkan karena adanya penumpukan

arus pada titik-titik sambungan konduktor.

1.2.2 Ruang Lingkup Masalah

Untuk menghindari meluasnya pembahasan, maka penulis membatasi

ruang lingkup permasalahan sebagai berikut :

Page 14: MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA TOWER 150 …

2

1. Metode pendeteksian hotspot menggunakan Thermal Image Thermovisi

Merk SATIR G96.

2. Pekerjaan hotspot yang dijadikan studi adalah pekerjaan perbaikan

hotspot pada tower PSKBR-PSKLM pada fasa R.

3. Membahas hotspot pada konduktor jenis ACSR.

4. Pekerjaan hotspot yang dijadikan studi adalah pekerjaan perbaikan

hotspot pada 2 konduktor.

1.2.3 Rumusan Masalah

1. Apa penyebab terjadinya hotspot ?

2. Bagaimana penentuan kategori hotspot atau kondisi sambungan pada

jaringan transmisi ?

3. Dampak hotspot terhadap keandalan sistem ?

4. Bagaimana cara penanggulangan hotspot ?

1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulisan proyek akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Menambah pengetahuan mengenai anomali hotspot dan ikut terjun

langsung di lapangan.

2. Mengetahui prinsip kerja metode thermovisi dalam menangani Hotspot

pada titik-titik sambungan.

3. Mengetahui cara penanganan hotspot yang terjadi pada titik-titik

sambungan.

4. Mengetahui penyebab bisa terjadinya hotspot.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Manfaat yang didapatkan dalam penulisan proyek akhir ini adalah sebagai

berikut :

1. Memberikan pengalaman di bidang kelistrikan dengan cara menerapkan

ilmu selama bangku perkuliahan dengan terjun langsung di lapangan.

2. Untuk memperoleh kesempatan dalam menganalisa permasalahan yang

Page 15: MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA TOWER 150 …

3

ada di lapangan berdasarkan teori yang diperoleh selama proses

penelitian.

1.4 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pemahaman dan memberikan gambaran objek

kepada pembaca mengenai topik yang akan dibahas, maka disusun sistematika

sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN, berisi tentang latar belakang,

permasalahan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika

penulisan penelitian ini. BAB II LANDASAN TEORI, berisi tentang teori-teori yang

berkaitan dengan topik penelitian. BAB III METODE PENELITIAN, berisi tentang

perencanaan dan pelaksanaan penelitian. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN,

berisi tentang hasil dan pembahasan berdasarkan data penelitian diperoleh. BAB

V PENUTUP, berisi tentang kesimpulan dan saran dari penelitian ini.

Page 16: MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA TOWER 150 …

4

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Untuk membantu pembuatan proyek akhir ini, dibutuhkan adanya

beberapa referensi yang dapat menjadi acuan penulis dalam melakukan

penelitian.

1. Desinthia dinarpritika ramadhani, 2019. Dalam proyek akhir yang

berjudul Teknik Penanganan Hotspot Pada Titik-Titik

Sambungan Konduktor Dengan Metode Double Jumper, terbit di

STT-PLN. Dalam proyek akhir ini membahas tentang cara

penanganan hotspot/hotpoint dengan metode double jumper dimana

bertujuan untuk mengurangi penumpukan arus di satu titik yang

menyebabkan panas.

2. Ramadhani roni putra, 2018. Dalam skripsi yang berjudul

Thermovisi Untuk Melihat Hot Point Pada Gardu Induk 150kV

Palur. Dalam skripsi ini membahas tentang cara melihat

hotpoint/hotspot dengan thermovisi.

3. Aditya Hendriyan, 2019. Dalam tugas akhir ON THE JOB TRAINING

PLN Angkatan 61 yang berjudul Optimasi Pendeteksian Hotspot

Dan Perbaikan Metode Kerja Penanganan Anomali Hotspot Pada

Jalur 28 Tower 500 KV.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Sistem Transmisi

Proses awal penyaluran tenaga listrik dimulai dari tempat

pembangkit tenaga listrik atau power plant sampai substation distribution

sehingga dapat disalurkan pada konsumen pengguna listrik. Saluran

transmisi dibagi menjadi 3 bagian berdasarkan kapasitas yang disalurkan

yaitu [1] :

1. Saluran Udara Tegangan Ekstrak Tinggi (SUTET)

2. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)

3. Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT)

Page 17: MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA TOWER 150 …

5

2.2.2 Penghantar (Conductor)

Konduktor yang memiliki nilai tahanan jenis yang kecil merupakan

konduktor yang baik/bagus. Secara umum logam bersifat konduktif seperti

emas (Au), perak (Ag), tembaga (Cu), aluminium (Al), seng (Zn), besi (Fe),

ini mempunyai tahanan jenis berturut-turut semakin besar. [2] Jadi emas

merupakan bahan penghantar yang baik karena memiliki nilai tahanan yang

paling kecil, namun karena emas harga nya sangat mahal maka secara

ekonomis tembaga dan aluminium lah yang paling banyak digunakan

sebagai bahan penghantar. Berikut beberapa jenis penghantar telanjang

yang digunakan disaluran transmisi di indonesia antara lain sebagai berikut:

1. BBC (Bare copper conductor) setengah keras

Conductor ini terbuat dari tembaga elektrolit yang

kemurniannya tidak boleh kurang dari 99.90% tembaga. Conduktor ini

nanti nya dipilin dengan rapat dan rapi menurut standar yang berlaku.

[2]

2. BBC Keras

Conductor jenis ini memiliki daya hantar jenis sama dengan

BBC setengah keras, namun untuk BBC keras mempunyai daya

hantar lebih tinggi. Jika melihat dari tahanan jenis dan kuat tariknya

maka jenis BBC setengah keras mempunyai sifat listrik yang lebih baik

dari BBC keras namun dalam segi kekuatan mekanisnya sebaliknya.

Gambar 2.1 BBC (Bare Copper conductor) [2]

3. All Aluminium Conductor (AAC)

Conductor jenis ini terbuat dari bahan aluminium keras

dimana tahan jenis kawat ini bergantung dari kemurnian serta

Page 18: MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA TOWER 150 …

6

kondisi dari bahan aluminium itu sendiri, kuat tarik dari bahan ini

minimumnya adalah 7 kg/mm2 . [1]

Gambar 2.2 All Aluminium Conductor (AAC) [1]

Sumber : Buku Pedoman Pemeliharaan Saluran Udara Tegangan Tinggi Dan Ekstra

Tinggi (SUTT/SUTET)

4. All Aluminium Alloy Conductor (AAAC)

Alloy adalah campuran logam yang terdiri dari campuran

aluminium, magnesium, dan silikon. Kuat tarik minimun dari bahan

ini adalah 30 kg/mm2. [2]

5. Aluminium Conductor Steel Reinforced (ACSR)

Bahan untuk yang digunakan untuk membuat conductor jenis

ini adalah menggunakan aluminium keras dan baja kawat dengan kuat

tarik yang tinngi berlapis kan seng yang digunakan sebagai pelindung

/ penunjang. Kawat baja yang sebagai penunjang diletakkan di posisi

tengah sesuai dengan kontruksi ACSR, kuat tarik dari pada aluminium

pada jenis kabel ini sama dengan kuat tarik pada kawat aluminium

pada AAC. [1]

Gambar 2.3 Aluminium Conductor Steel Reinforced (ACSR) [1]

Sumber : Buku Pedoman Pemeliharaan Saluran Udara Tegangan Tinggi Dan Ekstra

Tinggi (SUTT/SUTET)

Page 19: MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA TOWER 150 …

7

6. Thermal Resistant Aluminium Conductor Steel Reinforced (TACSR)

Kontruksi conductor jenis ini secara umum sama dengan (ACSR)

tapi yang membedakannya adalah TACSR menggunakan material /

bahan yang lebih tahan terhadap panas, sehingga dan dibebani arus

lebih besar lagi. [1]

Gambar 2.4 Thermal Resistant Aluminium Conductor Steel

Reinforced (TACSR)

Sumber : Buku Pedoman Pemeliharaan Saluran Udara Tegangan Tinggi Dan Ekstra

Tinggi (SUTT/SUTET) [1]

2.2.3. Structure Tiang Tower Transmisi

Kontruksi tiang tower merupakan bangunan kuat dan kokoh yang

sebagai penopang atau penyangga konduktor agar tetap dalam jalurnya.

Tiang atau tower terbagi menjadi 7 jenis menurut fungsinya yaitu :

1. Tension Tower (Tiang Penegang)

Pada tower jenis ini tiang penegang merupakan tower yang menaggung

gaya tarik yang lebih besar dibandingkan dengan gaya berat nya. [1]

Gambar 2.5 Tension Tower

Page 20: MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA TOWER 150 …

8

2. Suspension tower (tiang penyangga)

Tower ini merupakan jenis tiang penyangga yang dimana pada tiang

ini hampir semua nya menaggung atau sebagai penyangga gaya berat,

biasanya kontruksi jenis tiang ini menggunakan tiang latticetipe piramid atau

zig-zag. [3]

Gambar 2.6 Suspension Tower

3. Dead End Tower (Tiang Akhir)

Tiang jenis ini merupakan tiang/tower yang di tempatkan diujung

SUTT/SUTET yang akan masuk ke gardu induk yang fungsi nya untuk

sepenuhnya menanggung gaya tarik konduktor-konduktor dari satu arah saja.

[2]

4. Section Tower (Tiang Penyekat)

Tower jenis ini merupakan tiang penyekat antara sejumlah tower

dengan penyekat tower yang lainnya. [1]

5. Tiang transposision

Tower ini merupakan termasuk jenis tower tension yang dimana

berfungsi sebagai tempat perubahan posisi kawat fasa untuk memperbaiki

impedansi transmisi.

6. Gantry tower (tiang portal)

Tower jenis ini merupakan tiang berbentuk portal yang berfungsi

sebagai persilangan antara dua saluran transmis. [3]

7. Combined tower

Page 21: MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA TOWER 150 …

9

Tower jenis ini merupakan tiang kombinasi yang digunakan oleh 2

saluran transmisi yang tegangan operasinya berbeda. [1]

2.2.4 Pemeliharaan Saluran Transmisi

Pemeliharaan SUTT/ SUTET berperan sangat penting dalam menunjang

kualitas dan keandalan penyediaan tenaga listrik kepada konsumen.

Pemeliharaan SUTT/ SUTET merupakan suatu kegiatan yang berfungsi dalam

menjaga keandalan sistem sehingga dalam pengoperasiannya SUTT / SUTET

dapat berjalan sesuai kinerjanya. [1] Pemeliharaan ini dapat dibagi menjadi 2

(dua), yaitu :

2.2.4.1 Pemeliharaan Rutin (Routine Maintenance)

Adalah pemeliharaan secara periodic / berkala dengan melakukan

inspeksi dan pengujian fungsi untuk mendeteksi adanya potensi kelainan atau

kegagalan pada peralatan dan mempertahankan unjuk kerjanya. [1] Secara

garis besar, ruang lingkup pemeliharaan rutin meliputi :

1. In Service Visual Inspection

Adalah pekerjaan secara berkala/ periodik dimana kondisi peralatan

saat operasi dengan sederhana pendeteksian memanfaatkan indera

penglihatan dan alat ukur bantu. Tujuan dari pemeliharaan ini untuk

mendapatkan indikasi awal ketidaknormalan peralatan (anomali) agar dapat

melakukan Evaluasi Level 1 serta sebagai informasi bagi pengembangan

atau tindakan pemeliharaan. [1]

2. Ground Patrol

Ground patrol adalah jenis pekerjaan pemantauan/pemeriksaan secara

berkala/ periodik terhadap jalur transmisi (SUTT/ SUTET) tanpa memanjat

tower, yang dilakukan oleh Line walker (Petugas Ground Patrol). Hasil

pemeriksaan Ground patrol merupakan input yang dijadikan acuan tindak

lanjut untuk Planned Corrective Maintenance. [1]

3. Climb up Inspection

Climb up inspection adalah jenis pekerjaan pemeriksaan secara berkala /

periodik terhadap tower berikut perlengkapannya yang dilakukan oleh Climber

(petugas pemeliharaan) dengan cara memanjat tower pada SUTT/ SUTET

Page 22: MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA TOWER 150 …

10

dalam keadaan beroperasi. Hasil pemeriksaan ini nantinya dijadikan acuan

tindak lanjut untuk Planned Corrective Maintenance. [1]

2.2.4.2 Predictive Maintenance

Disebut juga dengan Pemeliharaan Berbasis Kondisi (Condition Based

Maintenance). Jenis pemeliharaan ini dilakukan dengan kegiatan monitoring dan

membuat analisa tren terhadap hasil pemeliharaan untuk dapat memprediksi

kondisi dan gejala kerusakan secara dini. Hasil dari pemeliharaan ini dijadikan

sebagai acuan tindak lanjut untuk Planned Corrective Maintenance. [1]

Panas merupakan salah satu energi yang dimana panas ini dapat dirubah

bentuknya menjadi bentuk energi lain ataupun sebaliknya energi lain dapat

berubah menjadi panas [2]. Menurut konsep thermodinamika panas yaitu

perpindahaan energi dari satu benda ke benda lain karena perbedaan suhu

kedua benda tersebut. Semua benda memiliki energi panas, yaitu panas dari

benda itu sendiri.

Jumlah panas itu sendiri di simbolkan sebagai Q, dan diukur dalam Joule

sesuai Satuan Internasional (SI).

Q = M x C x ∆T (2.1)

Keterangan:

2.2.5 Temperatur

Temperature adalah suatu ukuran energi kinetik rata-rata dari suatu

molekul. Jika energi kinetik rata-rata nya tinggi maka temperatur nya ikut tinggi.

Temperatur bukan bentuk dari energi namun temperatur mendefinisikan status

dari benda secara relatif (panas atau dingin). Temperatur akan naik atau turun

sebanding dengan peningkatan atau penurunan energi dari obyek. Temperatur

dari obyek memudahkan kita bagaimana memberikan panas ke obyek lain.

Termperatur diukur dalam Kelvin (K) sesuai Satuan Internasional (SI). [2]

Q = Banyaknya Kalor (Jumlah Panas) Dalam (Joule)

M = Massa Benda Dalam (Kg)

C = Kalor Jenis Dalam Joule/Kg (°C)

ΔT = Besarnya Perubahan Suhu Dalam(°C).

Page 23: MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA TOWER 150 …

11

2.2.6 Prinsip Dasar Thermovisi

2.2.6.1 Gelombang [4]

Gelombang ialah gangguan atau variasi yang merupakan transfer energi

dari satu titik ke titik yang lain pada dan disertai dengan deformasi (perubahan)

elastis atau variasi tekanan, listrik atau intensitas magnetik, energi potensial atau

temperature. Gelombang Elektromagnetik biasanya dikarakteristikkan dengan

panjang gelombang, λ (lamda) satuan yang biasa dipergunakan adalah mm,

mikrometer (1 μm = 10-6m = 1/1000 mm). Panjang gelombang yang dapat dilihat

oleh mata manusia adalah 0,4 μm (ungu) hingga 0,7 μm (merah).

2.2.6.2 Infra Merah (InfraRed) [4]

Infra Merah (infrared) adalah sinar elektromagnet yang panjang

gelombangnya lebih daripada cahaya nampak yaitu di antara 700 µm dan 1 mm.

Sinar infra merah ini adalah cahaya yang tidak tampak. Apabila dilihat dengan

mrenggunakan alat spektroskop cahaya maka radiasi cahaya infra merah akan

nampak pada spectrum elektromagnet dengan panjang gelombang di atas

panjang gelombang cahaya merah. Dengan panjang gelombang ini maka cahaya

infra merah ini akan tidak tampak oleh mata namun radiasi panas yang

ditimbulkannya masih dapat terasa / dideteksi.

2.2.6.3 Radiasi

Radiasi adalah energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel atau

gelombang. Karena dalam hal ini kita membahas tentang thermovisi, maka

radiasi yang terjadi adalah radiasi thermal. kecepatan cahaya radiasi dalam

merambat sebesar, 3 x 1010 cm/s. Kecepatan ini sama dengan hasil perkalian

panjang gelombang dengan frekuensi radiasi [2] :

C = λ x f (2.2)

Dimana :

C : Kecepatan Cahaya (3 X 1010 Cm/S)

Λ : Panjang Gelombang (10-8 Cm)

F : Frekuensi

2.2.7 Thermovision

Thermovision adalah salah satu aktifitas pengukuran yang dilakukan

Page 24: MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA TOWER 150 …

12

untuk mengetahui temperatur/suhu suatu objek yang sedang diamati. [5] Alat

yang diguinakan untuk melakukan uji thermovisi merupakan thermal imager merk

SATIR G96 yang digunakan untuk menampilkan gambar suatu objek

berdasarkan pencitraan temperaturnya. Tinggi rendahnya temperatur

berdasarkan warna hasil pencitraan. Aktifitas ini sangat membantu untuk

mengamati bagian peralatan yang suhunya tinggi akibat losses atau rugi-rugi.

Semakin tinggi rugi-rugi, maka semakin tinggi pula suhu yang akan dihasilkan.

Pada thermovisi saluran transmisi suhu yang diukur yaitu perbedaan

selisih suhu antara titik sambungan (clamp) dengan suhu konduktor. Hal itu untuk

memastikan tidak terjadi pemanasan berlebih (overheating) antara klem dengan

konduktor yang biasanya berbentuk titik panas (hotspot).

Dari hasil pengukuran yang didapat akan dievaluasi kembali apa

permasalahan yang terjadi pada bagian yang terindentifikasi mengalami anomali

sehingga kerusakan yang fatal dapat dicegah. Selain nilai suhu yang sudah

diperoleh maka diperlukan Data tambahan untuk evaluasi hasil thermovisi yaitu

beban saat pengukuran dan beban tertinggi yang pernah dicapai (Ampere). lalu

dihitung selisih (ΔT akhir) antara suhu konduktor dan klem dengan mengunakan

rumus berikut [5] :

∆Ta𝑘ℎ𝑖𝑟 = (Imaks

Isaat thermovisi) 2 × Tklem − Tkonduktor (2.3)

Dimana :

ΔTakhir = Selisih Suhu Klem Terhadap Konduktor (°C)

I Maks = Arus Maksimal (Ampere)

I Saat Thermovisi = Arus Saat Thermovisi (Ampere)

T Klem = Suhu Klem (°C)

T Kondukor = Suhu Konduktor (°C)

Page 25: MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA TOWER 150 …

13

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Perancangan Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif. Hal

ini karena data yang digunakan dalam penelitian ini dalam bentuk angka dari

mulai pengumpulan data, pengolahan atau perhitungan data, hingga hasil yang

di dapat juga dalam bentuk angka. Berikut dapat dilihat diagram alir penelitian

Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian

Untuk membantu dalam penyusunan proyek akhir ini, maka perlu adanya

susunan perencangan penelitiann. Perancangan penelitian ini merupakan

Page 26: MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA TOWER 150 …

14

membahas langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penyelesaian masalah.

Dilihat dari diagram alir diatas, maka dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Studi Literatur

Pada tahap ini dilakukan pencarian landasan-landasan teori yang

diperoleh dari berbagai buku, jurnal dan lain-lain untuk melengkapi konsep

dan teori, sehingga memiliki landasan dan keilmuan yang baik dan sesuai.

2. Pengumpulan Data

Selanjutnya pada tahap ini dilakukan pengamatan secara langsung

di lapangan tempat melakukan penelitian, dalam hal ini tempat penelitian

akan dilakukan di Tower jalur PSKBR-PSKLM, dimana kegiatan yang kita

lakukan adalah melakukan thermovisi pada bagian konduktor dan klem

tower untuk menentukan dan melihat titik hotspot dan mengkategorikan

hasil thermovisi.

3. Pengolahan Data

Setelah dilakukannya pengambilan data dilanjutkan dengan

melakukan pengolahan data agar data yang dihasilkan sesuai indeks yang

di inginkan.

4. Analisa data

Setelah mendapatkan data yang sesuai maka tahap selanjutnya

data dioalah atau dievaluasi.

5. Penyusunan Proyek Akhir

Pada tahapan ini Proyek Akhir akan disusun berdasarkan hasil

penelitian sehingga menjadi laporan penelitian secara utuh.

3.2 Teknis Analisis

Teknik analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah teknik analisis

statistik deskriptif [3]. Di mana dalam penelitian ini akan dilakukan menganalisis

terhadap data-data teknis yang terjadi pada sistem jaringan SUTT di PSKBR-

PSKLM. selanjutnya diolah untuk hasil yang diinginkan. Data yang diolah ini

nantinya akan dideskripsikan pada saat proses menganalisa data.

Selama melakukan penelitian, penulis akan melakukan kegiatan

penelitian seperti halnya yang telah dicantumkan di dalam gambar diagram

penelitian di atas. Hal pertama yang dilakukan yaitu jelas mengumpulkan data-

Page 27: MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA TOWER 150 …

15

data yang diperlukan untuk kelangsungan dalam melakukan penelitian, lalu lanjut

dalam Pengambilan data. Selanjutnya bila semua data yang dibutuhkan sudah

lengkap maka penulis akan Melihat dan menentukan titik hotspot dengan

menggunakan metode thermovisi dan Mengkategorikan hotspot, setelah

mengetahui adanya hotspot dilakukan tindak lanjut pada titik yang terjadi Hotspot.

Lalu lakukan Analisa Data dan Pembuatan Proyek Akhir.

3.2.1 Pengukuran Thermovisi

Pengukuran thermovisi adalah salah satu teknik dari jarak jauh untuk

melihat suhu dengan menggunakan alat thermal imagers yang kemudian

ditangkap dan ditampilkan ke sebuah display dengan menggunakan teknologi

inframerah. Supaya tahu suhu panas pada sambungan clamp maupun pada

konduktor. [5]

Pada metode ini dilakukan di 2 titik pengukuran yaitu suhu pada konduktor

dan suhu pada klem. Standar pengukuran thermovisi untuk membandingkan

suhu klem dan suhu konduktor menggunakan persamaan pendekatan ΔT (Delta

–T). Rumus perbandingan suhu klem dan suhu konduktor sebagai berikut :

∆Ta𝑘ℎ𝑖𝑟 = (Imaks

Isaat thermovisi) 2 × T Klem − T Konduktor (3.1)

Keterangan :

ΔTakhir = Selisih Suhu Klem Terhadap Konduktor (°C)

I Maks = Arus Maksimal (Ampere)

I Saat Thermovisi = Arus Saat Thermovisi (Ampere)

T Klem = Suhu Klem (°C)

T Kondukor = Suhu Konduktor (°C)

Tabel 3.1 Rekomendasi Hasil Thermovisi Klem Dan Konduktor

No ∆T Rekomendasi

1 0 - <10o C Kondisi normal, pengukuran berikutnya dilakukan

sesuai jadwal

2 10o - 25 oC Perlu dilakukan pengukuran 1 bulan lagi

3 25o - 40 oC Perlu direncanakan perbaikan

Page 28: MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA TOWER 150 …

16

4 40o - 70o C Perlu dilakukan perbaikan

5 >70o C Kondisi darurat

Sumber : Buku Pedoman Pemeliharaan Saluran Udara Tegangan Tinggi Dan Ekstra

Tinggi (SUTT/SUTET) [1]

Pada SUTT 150KV Pasar Kemis Baru-Pasar Kemis Lama ini menggunakan jenis

konduktor sebagai berikut:

Tabel 3.2 Jenis Konduktor Pada SUTT Arah Pasar Kemis Baru-Pasar Kemis Lama [2]

No. Type Dove

Number / diameterof wire

1 AI (No/mm) 26 / 3.72

AS (No/mm) 7 / 2.89

2

Culculated cross section area

AI (No/mm²)

AS (No/mm²)

282.6

45.9

3 Approx overall diameter (mm) 23.6

4 Apporax weight of conductor

(kg/km) 1,086

5 Calculated breaking load (kN) 97

6 DC Resistance at 20 ⁰C Max

(ohm/km) 0.09736

8 Current currying capacity (A) 719

9 Standard length per reel (m) 2,000

Page 29: MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA TOWER 150 …

17

Tabel 3.3 Standar Torsi Maksimum berdasarkan Diameter Baut dan Kelas

Baut [2]

Page 30: MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA TOWER 150 …

18

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hotspot merupakan kondisi dimana peralatan sistem Jaringan Transmisi baik

di SUTT (Saluran Udara Tegangan tinggi) maupun SUTET (Saluran Udara

Tegangan Ekstrak Tinggi) mengalami panas yang terpusat pada satu titik yang

disebabkan akibat besarnya aliran arus yang melewati pada suatu peralatan,

Hotspot dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan saluran tegangan tinggi.

Pada pengolahan data untuk penanganan hotspot pada titik sambungan hal yang

dilakukan pertama kali menentukan titik hotspot dengan melakukan pengukuran

thermovisi. Thermovisi dilakukan untuk mengetahui suhu pada titik-titik

sambungan konduktor

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Thermovisi SUTT 150 KV Penghantar 1 Pasar

Kemis Baru-Pasar Kemis Lama

Tower Nama

peralatan Fasa

Arus Yang Pernah Di

Capai (A)

Arus Saat Arus

Shooting (A)

Suhu Klem Saat

Shooting (⁰C)

Suhu Kawat Saat Di

Shooting (⁰C)

Selisih Suhu Pada

Beban Max (⁰C)

Kondisi

A B C D

TAH31

Penghantar 1 Arah Pasar Kemis Lama

R 670 520 0 0 0,0 Kondisi

baik

S 670 520 0 0 0,0 Kondisi

baik

T 670 520 0 0 0,0 Kondisi

baik

Penghantar

1 Arah Pasar Kemis Baru

R 670 520 0 0 0,0 Kondisi

baik

S 670 520 0 0 0,0 Kondisi

baik

T 670 520 0 0 0,0 Kondisi

baik

Page 31: MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA TOWER 150 …

19

Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Thermovisi SUTT 150 KV Penghantar 2 Pasar

Kemis Baru-Pasar Kemis Lama

Tower Nama

peralatan Fasa

Arus yang pernah di

capai (A)

Arus saat Arus

Shooting (A)

Suhu klem Saat

shooting (⁰C)

Suhu kawat saat di

shooting (⁰C)

Selisih suhu pada

beban max (⁰C)

Keterangan

A B C D

TAH31

Penghantar

2 Arah Pasar Kemis Lama

R 670 520 41,0 34,7 10,5 Ukur 1 bulan lagi

S 670 520 42,5 36,3 10,3 Ukur 1 bulan lagi

T 670 520 42,6 35,0 12,6 Ukur 1 bulan lagi

Penghantar

2 Arah Pasar Kemis Baru

R 670 520 59,2 33,6 42,5 Perbaiki segera

S 670 520 41,5 34,8 11,1 Ukur 1 bulan lagi

T 670 520 43,5 33,2 17,1 Ukur 1 bulan lagi

Pada tabel penghantar 1 arah Pasar Kemis Baru maupun arah Pasar Kemis

Lama diatas dapat di lihat dari hasil selisih suhu pada beban atau ∆T

menunjukkan dalam kondisi baik. Sedangkan penghantar 2 arah PSKLM pada

fasa R, S, dan T dalam suhu rekomendasi suhu antara 10⁰ C - 25⁰ C menunjukkan

penghantar dalam kondisi untuk diukur ulang 1 bulan lagi, lalu pada penghantar 2

arah Pasar Kemis Baru pada fasa R terdeteksi suhu hotspot dikarenakan hasil

yang ditunjukkan sebesar 42,5⁰ C sehingga harus dilakukan perbaikan segera

mungkin pada penghantar. Kemudian, hasil pengolahan data dari perhitungan

suhu thermovisi tersebut, diambil suhu maksimal dari perhitungan lalu dianalisa

keterangan suhu tersebut apakah perlu ada nya perbaikan atau tidak.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Penyebab Terjadinya Hotspot

Ada beberapa penyebab terjadinya hotspot pada tabel 4.2 Hasil

Pengukuran Thermovisi SUTT 150 Kv penghantar 2 arah Pasar Kemis

Page 32: MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA TOWER 150 …

20

Baru yaitu sebagai berikut :

a. Kotor, karena sebelum pemasangan tidak dilakukan pembersihan

terlebih dahulu

b. Longgar, karena terjadi susut muai pada konduktor dan

pengencangan clamp tidak sesuai standar

c. Pendeteksian hotspot belum optimal, karena teknik pengukuran

thermovisi belum tepat.

d. Material tidak sesuai, karena nilai tahanan material clamp tinggi

e. Overload, disebabkan oleh beban melebihi kemampuan hantar

arus (KHA)

f. Korosi, disebabkan oleh material tidak tahan korosif

4.2.2 Penentuan Kategori Hotspot Atau Kondisi Sambungan

Penentuan kategori hotspot dapat dilihat dari perhitungan suhu thermovisi

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

∆Ta𝑘ℎ𝑖𝑟 = (Imaks

Isaat thermovisi) 2 × Tklem − Tkonduktor

Berikut contoh perhitungan suhu thermovisi untuk salah satu tower SUTT

Penghantar 2 arah Pasar Kemis Lama.

Nomor pole 31 fasa R

∆Ta𝑘ℎ𝑖𝑟 = (Imaks

Isaat thermovisi) 2 × Tklem − Tkonduktor

= (670

520) 2 × (41,0 − 34,7)

= 10,5⁰ C

Nomor pole 31 fasa S

∆Ta𝑘ℎ𝑖𝑟 = (Imaks

Isaat thermovisi) 2 × Tklem − Tkonduktor

= (670

520) 2 × (42,5 − 36,3)

= 10,30𝐶

Nomor pole 31 fasa T

∆Ta𝑘ℎ𝑖𝑟 = (Imaks

Isaat thermovisi) 2 × Tklem − Tkonduktor

Page 33: MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA TOWER 150 …

21

= (670

520) 2 × (42,6 − 35,0)

= 12,6 0𝐶

Penghantar 2 arah Pasar Kemis Baru

Nomor pole 31 fasa R

∆Ta𝑘ℎ𝑖𝑟 = (Imaks

Isaat thermovisi) 2 × Tklem − Tkonduktor

= (670

520) 2 × (59,2 − 33,8)

= 42,5 0𝐶

Nomor pole 31 fasa S

∆Ta𝑘ℎ𝑖𝑟 = (Imaks

Isaat thermovisi) 2 × Tklem − Tkonduktor

= (670

520) 2 × (42,6 − 35,0)

= 11,1 0𝐶

Nomor pole 31 fasa T

∆Ta𝑘ℎ𝑖𝑟 = (Imaks

Isaat thermovisi) 2 × Tklem − Tkonduktor

= (670

520) 2 × (43,5 − 33,2)

= 17,1 0𝐶

Pada nomor pole 31 PHT 2 arah Pasar Kemis Lama fasa R, S, dan T

didapat hasil perhitungan suhu thermovisi adalah,10,5⁰C, 10,3⁰C, 12,6⁰C, yang

mana dalam rekomendasi hasil pengukuran thermovisi itu menjukkan kondisi/

keterangan untuk ukur 1 bulan lagi. Sadangkan pada 2 arah Pasar Kemis Baru

fasa R menunjukkan hasil suhu thermovisi sebesar 42,5⁰C yang dimana kondisi

ini menunjukan harus dilakukan perbaikan segera mungkin. Maka pada

sambungan ini yang harus dilakukan perbaikan segera, sedangkan pada fasa S

dan T menunjukkan hasil sebesar 11,1⁰C, 17,1 ⁰C dimana menunjukkan

kondisi / keterangan untuk ukur 1 bulan lagi. Kemudian, hasil pengolahan data

dari perhitungan suhu thermovisi tersebut, diambil suhu maksimal dari

perhitungan lalu dianalisa keterangan suhu tersebut apakah perlu adanya

Page 34: MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA TOWER 150 …

22

perbaikan atau tidak. Berikut rekomendasi hasil pengukuran thermovisi menurut

buka pedoman pemeliharaan SUTT/SUTET.

Tabel 4.3 Rekomendasi Hasil Thermovisi Klem Dan Konduktor

No ∆T Rekomendasi

1 0 - <10⁰ C Kondisi normal, pengukuran berikutnya

dilakukan sesuai jadwal

2 10⁰-25⁰ C Perlu dilakukan pengukuran 1 bulan lagi

3 25⁰-40⁰ C Perlu direncanakan perbaikan

4 40⁰-70⁰ C Perlu dilakukan perbaikan

5 >70⁰ C Kondisi darurat

4.2.3 Dampak Hotspot Terhadap Keandalan Sistem

Saluran transmisi mempunyai danpak paling besar bila mengalami

gangguan, karena ini akan berarti terputusnya kontinuitas penyaluran beban.

Oleh karena itu diperlukan usaha untuk mengurangi akibat adanya gangguan

tersebut atau memisahkan bagian yang terganggu dari sistem, gangguan

yang sering terjadi pada jaringan transmisi adalah terdapat hotspot di titik-titik

sambungan klem ataupun sambungan konduktor yang dapat merusak

sambungan / peralatan apabila hotspot terjadi secara terus menerus secara

kontinyu dampak terbesar yang akan terjadi pada sambungan yaitu

sambungan akan putus / meleleh dan terjadi gangguan ke tanah, sehingga

akan mengganggu keandalan sistem jaringan.

4.2.4 Bagaimana Cara Penanggulangan Hotspot ?

Seperti yang kita ketahui penyebab anomali hotspot disebabkan

banyak faktor nya yaitu seperti sambungan klem maupun sambungan

konduktor nya dalam keadaan kotor, longgar, pendeteksian hotspot belum

optimal, material yang digunakan tidak sesuai, terjadi overload, maupun

korosi. Namun perbaikan hotspot yang dikerjakan pada tanggal 4 februari

2020 pada tower A31 SUTT 150 KV PSKBR-PSKLM disebabkan oleh

sambungan klem maupun sambungan konduktornya dalam keadaan kotor

dan longgar. Berikut solusi yang dapat saya paparkan dalam perbaikan

Page 35: MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA TOWER 150 …

23

anomali hotspot.

1. Kotor Perbaikan Hotspot Pada Fasa R Dengan Suhu 42,5 °C, Dilakukan

Pembersihan Terlebih Dahulu Pada Bagian Sambungan Klem Dan

Sambungan Konduktor Nya Setelah Bersih Lakukan Pemasangan Mur Dan

Baut Yang Menghubungkan Tension Clamp Dengan Clamp Jumper.

2. Longgar

Penggunaan Spring Washer atau Ring Per adalah wajib sebagai alat

untuk mengkompensasi perubahan kekencangan baut pada saat susut muai

konduktor dikarenakan perbedaan pembebanan pada saluran. Bila

kekencangan baut kurang maka clamp akan longgar dan menjadi sumber

potensi hotspot sedangkan bila terlalu kencang maka dapat merusak clamp.

Untuk memperbaiki metode pengencangan ini disarankan

menggunakan Kunci Torsi (Torque Wrench) agar pengencangan lebih terukur

sehingga perbaikan anomali hotspot menjadi optimal. Besar torsi yang

digunakan untuk pengencangan baut pada clamp sebesar 55 Nm s/d 65 Nm.

Hal ini didasari oleh eksperimen yang pernah dilakukan oleh tim PDKB Cilegon

dan berdasarkan standar torsi maksimum dari kualitas baut yang digunakan

yaitu 8.8. Aset kunci momen di ULTG Cikupa hanya ada 1 buah dengan model

klik, merkdengan berkapasitas hingga 200 Nm.

Gambar 4.1 Baut yang digunakan pada clamp jumper [2]

Page 36: MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA TOWER 150 …

24

3. Korosi

Perbaikan hotspot pada fasa R dengan suhu 42,5 °C, yang disebabakan

faktor korosi maka dilakukan pembersihan terlebih dahulu pada bagian

sambungan klem dengan cara melaukan penyikatan atau di amplas apabila

setelah dilakukan penyikatan dan di amplas sambungan klem masih berkarat

maka solusi terakhir adalah ganti dengan material yang tahan dengan korosi.

Page 37: MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA TOWER 150 …

25

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dalam proposal proyek akhir ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Penyebab terjadinya hotspot pada penghantar 2 arah Pasar Kemia Baru

disebabkan karena baut nya kotor dan longgar.

2. Dari 12 sampel hasil perhitungan dan pengukuran menghasilkan 11

sambungan dalam “kondisi baik” dengan suhu pada fasa R, S, dan T pada

penghantar 1 sebesar 0⁰ C, dan pada penghantar 2 arah Pasar Kemis

Lama suhu mencapai fasa R= 10.5⁰ C, S= 10,3⁰ C, T=12,6⁰ C, sedangkan

pada penghantar 2 arah Pasar Kemis Baru fasa S=11,1⁰ C, T=17,1⁰ C,

dan 1 sambungan dalam “kondisi segera dillakujan perbaikan” pada fasa

R dengan suhu mencapai 42,5⁰ C, dari kondisi-kondisi ini dapat dijadikan

acuan untuk menindak lanjuti keadaan pada bagian sambungan peralatan.

3. Apabila hotspot terjadi secara terus menerus secara kontinyu dampak

terbesar yang akan terjadi pada sambungan yaitu sambungan akan

putus/meleleh sehingga akan mengurangi keandalan sistem.

4. Penanganan anomali hotspot yang disebabkan oleh faktor kotor maka

solusi nya lakukan pembersihan sebelum dipasang dengan cara di lap dan

disikat pada sambungan, jika disebabkan oleh longgar maka solusi nya

dilakukan pengencangan pada klem dengan menggunakan kunci torsi

dengan mengacu standar ASTM, jika disebabkan oleh korosi maka solusi

nya diamplas namun amplas saja tidak cukup untuk menghilangkan karat

nya maka diganti dengan material yang tahan korosi.

5.2 Saran

1. Sebaiknya dilakukan terlebih dahulu pengujian tahanan kontak sebelum

dan sesudah pekerjaan penanganan anomali hotspot.

2. Lakukan perbaikan segera mungkin apabila ditemukan anomali hotspot

pada sambungan peralatan.

Page 38: MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA TOWER 150 …

26

DAFTAR PUSTAKA

[1] N. Pamudji, Pedoman Pemeliharaan Saluran Udara Tegangan Tinggi Dan

Ekstrak Tinggi (SUTT/SUTET), Jakarta: PT PLN PERSERO, 2014.

[2] A. Hendrian, “Optimasi Pendeteksian Hotspot Dan Perbaikan Metode Kerja

Penanganan Anomali Hotspot P ada Jalur 28 Tower 500 KV,” 2019.

[3] D. D. Ramadhani, “Teknik Penanganan Hotspot Pada Titik-Titik Sambungan

Konduktor Dengan Metode Double Jumper,” 2019.

[4] A. Kurbana , “Analisis Thermovisi Untuk Menemukan Hotpoint Pada Gardu

Induk 150 KV Pedan Dengan Menggunakan C#,” 2019.

[5] B. Anwar , “Penentuan Hotpoint Dengan Menggunakan Metode Thermovisi

Pada Gardu Induk 150 KV Purwodadi. Teknik Elektro.Fakultas Teknik

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,” 2019.

[6] R. R. Putra , “Thermovisi Dalam Melihat Hotpoint Pada Gardu Induk 150 KV.

Palur. Teknik Elektro. Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Surakarta,” 2018.

[7] F. Hermawan , “Suhu Panas (Hotpoint) Pada Gardu Induk Panakkukang,”

2018.

[8] I. W. T. Wiraprtama dan A. A. G. Ekayana, “Realtime Monitoring Suhu Klem

Jumper Pada SIstem Transmisi Tegangan Tinggi,” Nasioanal Pendidikan

Teknik Informatika (JANAPATI), vol. 6, no. 1, Maret 2017.

[9] I. M. Widiarsana, I. M. Mataram dan Y. P. Sudarmojo, “Identifikasi Jenis

Gangguan Pada Jaringan Transmisi Menggunakan Metode Jaring Syaraf

Tiruan,” Teknologi Elektro, vol. 17, no. 1, Januari-April 2018.

[10] L. N. Widyastuti, “Analisis Gangguan Sistem Transmisi Listrik Menggunakan

Metode Root Cause Analisis (RCA).Fakultas Teknik Universitas

Diponegoro,” 2014.

Page 39: MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA TOWER 150 …

27

`DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Personal

NIM : 201771081

Nama : Desti Fartika

Tempat/ Tgl. Lahir : Pungguk Lama, 07 Desember 1998

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Perkawinan : Belum Kawin

Program Studi : DIII Teknologi Listrik

Alamat Rumah : Jl.H.Mukmin Kelapa Tujuh,Gg Manggis No 47,

Kotabumi Selatan, Lampung Utara, Lampung

No. HP : 085717369718

Email : [email protected]

Personal web : -

B. Pendidikan

Jenjang Nama Lembaga Jurusan Tahun Lulus

SD SDN 06 Kelapa Tujuh - 2011

SMP SMPN 10 Kotabumi - 2014

SMA SMAN 3 Kotabumi IPA 2017

Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.

Jakarta, 15 juli 2020

( Desti Fartika )

Page 40: MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA TOWER 150 …

28

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 41: MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA TOWER 150 …

A-1

LAMPIRAN A Lembar Bimbingan Pembimbing Utama

INSTITUT TEKNOLOGI – PLN

LEMBAR BIMBINGAN PROYEK AKHIR

Nama Mahasiswa : Desti Fartika

NIM : 201771081

Program Studi : Teknologi Listrik

Jenjang : Diploma

Pembimbing Utama (Materi) : Erlina, S. T., M. T

Judul Tugas Akhir** : Menentukan dan Melihat Titik Hotspot Pada

Tower 150 kV di Pasar Kemis Baru-Pasar

Kemis Lama dengan menggunakan Metode

Thermovisi

Tgl Materi Bimbingan

Paraf Pembimbing

11/02/2020 Konsultasi tentang judul yang ingin di

bahas untuk proyek akhir.

22/02/2020 Konsultasi tentang rumusan masalah,

ruang lingkup pembahasan.

04/03/2020 Konsultasi tentang teori penunjang

atau bab 2 proposal proyek akhir.

20/03/2020 Konsultasi metode yang digunakan

untuk mengumpulkan data.

05/04/2020 Konsultasi bab 1-3 laporan proposal

proyek akhir.

13/04/2020 Konsultasi materi ppt untuk sidang

proposal proyek akhir.

21/04/2020 Bimbingan laporan magang.

04/05/2020 Konsultasi judul kegiatan laporan

magang.

20/05/2020 Bimbingan bab 4 proyek akhir.

Page 42: MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA TOWER 150 …

A-2

01/06/2020 Konsultasi pembahasan laporan

magang.

18/06/2020 Konsultasi pembahasan bab 4 proyek

akhir dan kesimpulan.

03/07/2020 Bimbingan bab 1-5 laporan proyek

akhir.

15/07/2020 Konsultasi isi abstrak, serta lampiran-

lampiran.

Page 43: MENENTUKAN DAN MELIHAT TITIK HOTSPOT PADA TOWER 150 …

B-1

LAMPIRAN B Foto Kegiatan Perbaikan

Sebelum Dilakukannya Perbaikan

Proses Perbaikan Anomali Hotspot

Setelah Dilakukannya Perbaikan