Menelaah persoalan stem sel dari segi etika moral2

11
* Menelaah Persoalan Stem Sel dari Segi Etika Moral Gereja Katolik STIKes Harapan Bangsa Purwokerto 2011/2012 Presented by: Bagus Panuntun Wahyu Nugraha Martinus Catur Kurniawan

description

 

Transcript of Menelaah persoalan stem sel dari segi etika moral2

Page 1: Menelaah persoalan stem sel dari segi etika moral2

*Menelaah Persoalan Stem Sel dari Segi Etika Moral Gereja Katolik

STIKes Harapan Bangsa Purwokerto

2011/2012Presented by:

Bagus Panuntun Wahyu Nugraha

Martinus Catur Kurniawan

Page 2: Menelaah persoalan stem sel dari segi etika moral2

Stem Sel adalah sel yang belum terspesialisasi dengan kemampuan memperbarui diri sendiri dan mampu menumbuhkan satu tipe atau banyak tipe sel yang telah terspesialisasi sesuai dengan fungsinya di dalam tubuh

Sel ini memiliki kemampuan untuk membelah diri dalam periode yang tak terbatas dan mampu berkembang menjadi beberapa tipe sel yang berbeda-beda di dalam tubuh sepanjang hidup dan menunjang pertumbuhan manusia dan hewan

APAKAH ITU STEM SEL?

Page 3: Menelaah persoalan stem sel dari segi etika moral2

Embryonic Stem Cells Sesuai dengan namanya, Embryonic Stem Cells didapatkan dari embrio. Sebagian besar Embryonic Stem Cells didapatkan dari embrio yang berkembang dari sel telur yang telah dibuahi melalui prosedur in vitro fertilization (pembuahan artifi sial)

Adult Stem Cells (Somatic Stem Cells) Adult Stem Cell ini adalah Stem sel yang didapatkan bukan dari embrio, melainkan dari sel-sel yang telah terdiferensiasi dalam tubuh manusia dan hewan

Induced Pluripotent Stem Cells (IPSCs) Secara sederhana, Induced Pluripotent Stem Cells (IPSCs) adalah tipe stem sel pluripotent, yang memiliki kemampuan sama dengan embryonic stem cell, namun dibentuk dengan memasukkan gen ke dalam somatic sel.

JENIS STEM SEL

Page 4: Menelaah persoalan stem sel dari segi etika moral2

Pandangan Bioetika terhadap Teknologi Stem Sel

Segala bentuk perusakan terhadap embrio, demi tujuan penelitian yang baik sekalipun, tidak dapat dibenarkan secara moral. Untuk itu, pemahaman yang akurat mengenai hubungan antara embryonic stem cell dan penelitian penciptaan embrio harus dimiliki demi mengadakan penilaian moral terhadap teknologi embryonic stem cell, baik itu yang dilakukan dengan cara IVF(in vitro fertilization) maupun SCNT(somatic cell nuclear transfer).

Page 5: Menelaah persoalan stem sel dari segi etika moral2

Pandangan Etika Moral Gereja Katolik tentang Stem Sel Embrio  

Stem sel pada manusia kiranya amat jelas bahwa Gereja Katolik menolak segala macam bentuk pembunuhan terhadap manusia (sekalipun manusia itu masih dalam tahap embrio). Dengan demikian, sikap Gereja amat jelas akan menolak teknologi human embryonic stem cell karena didapatkan dengan membunuh embrio. Hal ini dapat disamakan dengan pelanggaran moral sebagaimana terjadi dalam tindakan aborsi

Page 6: Menelaah persoalan stem sel dari segi etika moral2

Dasar Alkitabiah Mengenai Human Embryonic Stem Cells

Kejadian 1: 26-27; “Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan- ikan dilaut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi. Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki- laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.”

Keluaran 20 : 13; “Jangan membunuh.”

Yeremia 1:5;”Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.”

Ayub 3:3;”Biarlah hilang lenyap hari kelahiranku dan malam yang mengatakan: Seorang anak laki-laki telah ada dalam kandungan.”

Yesaya 44: 2; “Beginilah firman TUHAN yang menjadikan engkau, yang membentuk engkau sejak dari kandungan dan yang memotong engkau: Janganlah takut, hai hamba-Ku Yakub, dan hai Yesyurun, yang telah Kupilih.”

Ayub 10: 8-12; Yesaya 44:24; 49:1; Galatia 1: 15-16

Page 7: Menelaah persoalan stem sel dari segi etika moral2

Pandangan Magisterium Gereja Katolik tentang Human Embryonic Stem Cells

Gaudium Et Spes.Konstitusi Pastoral ini mengungkapkan tentang Martabat manusia dan tugas perutusannya di tengah dunia. Dikatakan oleh Konstitusi Gaudium Et Spes bahwa manusia diciptakan menurut gambar Allah (Kej 1: 26; Keb 2:23). Konstitusi Gaudium et Spes juga mendasarkan pandangannya pada Kitab Suci tentang manusia

Evangelium Vitae.Evangelium Vitae adalah Ensiklik Paus Yohanes Paulus II tentang Nilai Hidup Manusia Yang Tak Dapat Diganggu-gugat. Ensiklik Evangelium Vitae dengan jelas menolak teknologi tersebut karena teknologi tersebut mengganggu hak hidup dari embrio manusia, termasuk melanggar penghargaan terhadap pribadi manusia yang unik dengan segala macam karakter khasnya (penolakan terhadap teknologi kloning manusia).

Page 8: Menelaah persoalan stem sel dari segi etika moral2

Pandangan Magisterium Gereja Katolik tentang Human Embryonic Stem Cells

Declaration on The Production And The Scientific And Therapeutic Use of Human Embryonic Stem Cells (2000) Deklarasi ini jelas menolak dilakukannya teknologi human embryonic stem cells maupun therapeutic cloning, sebab tindakan itu merupakan sebuah pelanggaran moral yang berat. Penelitian dan penggunaan stem cells yang secara moral tidak bermasalah adalah teknologi adult stem cells. Adult Stem Cells menampakkan metode yang lebih rasional dan manusiawi untuk membuat kemajuan ilmu teknologi baik demi tujuan penelitian maupun pengobatan (tujuan medis).

Document of The Holy See On Human Cloning (17 September 2004) Pada awal dokumen ini, Takhta Suci mengungkapkan bahwa riset ilmiah demi kepentingan umat manusia itu perlu didukung dan dimajukan. Dengan demikian Takhta Suci dengan serius mendukung penelitian dibidang kedokteran dan biologi, dengan tujuan menyembuhkan penyakit dan memperbaiki kualitas hidup semua orang, asalkan martabat manusia dihormati. Hormat ini menuntut agar setiap riset yang tak sesuai dengan martabat manusia dari sudut moral harus disisihkan.

Katekismus Gereja Katolik Dari pokok ajaran ini, umat beriman Katolik diajak untuk menghormati dan melindungi embrio karena embrio adalah manusia yang sudah utuh sebagai seorang pribadi. Apa yang terjadi dalam human embryonic stem cells dan terapeutik kloning tentu berlawanan dengan ajaran ini. Dan dengan demikian, Gereja Katolik menolak dengan tegas penggunaan kedua teknologi tersebut.

Page 9: Menelaah persoalan stem sel dari segi etika moral2

POKOK PROBLEM ETIKA MORAL HUMAN EMBRYONIC STEM CELLS YANG DITOLAK OLEH GEREJA KATOLIK

Dari beberapa ajaran Gereja Katolik tentang penolakan teknologi human embryonic stem cells dan human cloning ini dapat disimpulkan bahwa Gereja Katolik tetap menjunjung tinggi martabat dan hak hidup manusia, bahkan sejak manusia itu dalam tahap embrio. Apa yang ditolak oleh Gereja Katolik sehubungan dengan teknologi human embryonic stem cells adalah terjadinya perusakan/pembunuhan embrio (pada teknologi human embryonic stem cells). Hal ini merupakan tindakan yang bertentangan dengan ajaran moral dan melanggar kehendak Allah. Dengan demikian, Gereja Katolik menolak dengan tegas kedua macam teknologi tersebut.

Page 10: Menelaah persoalan stem sel dari segi etika moral2

Langkah Pastoral terhadap persoalan Stem Cell

• Memperoleh dan mempublikasikan secara luas pemahaman mengenai teknologi human embryonic stem cells. Pemahaman ini menyangkut pendekatannya melalui bidang biologis, etika moral, religius dan juga efeknya bagi hidup masyarakat manusia pada umumnya. Pemahaman ini akan menghantar umat beriman pada sikap kritis dan bijaksana dalam menyikapi berbagai macam kemajuan teknologi termasuk kedua macam teknologi tersebut.

• Membahasakan pandangan etika moral Magisterium Gereja Katolik kepada para umat dengan lebih sederhana dan tepat sasaran. Hal ini menyangkut problem-problem pokok etika moral kemajuan teknologi yang ditentang oleh Gereja ataupun yang diijinkan oleh Gereja.

• Memberikan pemahaman kepada para umat untuk tidak melakukan pengobatan ataupun memperoleh keturunan dengan kedua teknologi tersebut. Hal ini pertama-tama karena kedua teknologi tersebut bertentangan dengan prinsip moral dan etika, khususnya karena telah melanggar hak hidup embrio dan martabatnya sebagai seorang pribadi unik.

Page 11: Menelaah persoalan stem sel dari segi etika moral2

Thank You

The End