MENDESKRIPSIKAN TENTANG SAPI BRAHMAN
-
Upload
fadil-hakim -
Category
Science
-
view
337 -
download
4
Transcript of MENDESKRIPSIKAN TENTANG SAPI BRAHMAN
MENDESKRIPSIKAN TENTANG SAPI BRAHMAN
“ILMU TILIK TERNAK”
Oleh :
FADIL
O 121 14 029
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2015
Sapi Brahman adalah turunan baru pengembangan dari sapi zebu yang
berasal dari negeri India, bila kita dengar dari namanya yaitu “Brahman” dengan
mudah kita tebak bahwa sudah pasti sapi jenis ini adalah sapi dari negeri India,
memang benar adanya sapi ini berasal dari sana. Pada mulanya jenis sapi ini
berukuran tidak begitu besar, setelah hasil dari pengembanagan yang lebih baik
maka ditemukanlah kwalitas yang bagus, barulah sapi ini mulai meramaikan
ekspor dan impor sapi dunia termasuk juga di impor oleh Negara kita Indonesia.
Sapi tersebut dikembangkan lebih lanjut lagi di Amerika.
Sapi Brahman hingga saat ini sudah banyak dipakai sebagai usaha budidaya
sapi potong yang sudah banyak dikembangkan di berbagai tempat peternakan sapi
potong di Indonesia. Selain sapi limosin, sapi bali, dan sapi PO atau peranakan
dari sapi ongole. Sapi Brahman merupakan salah satu dari sekian jenis sapi
unggul hingga saat ini.
(Gambar 1. Sapi Brahman)
Ciri Khas Sapi Brahman :
1. Berpunuk besar dan berkulit longgar, gelambir dibawah leher sampai perut
lebar dengan banyak lipatan-lipatan.
2. Telinga panjang menggantung dan berujung runcing.
Sapi Brahman Cross mulai di import Indonesia (Sulawesi) dari Australia
pada tahun 1973. Hasil pengamatan di Sulawesi Selatan menunjukkan persentase
beranak 40,91%, Calf crops 42,54%, mortalitas pedet 5,93, mortalitas induk
2,92%, bobot sapih (8-9 bulan) 141,5 Kg (jantan) dan 138,3 Kg betina,
pertambahan bobot badan sebelum disapih sebesar 0,38 Kg/ hari (Hardjosubroto,
1984).
Pada tahun 1975, sapi Brahman cross didatangkan ke pulau Sumba dengan
tujuan utama untuk memperbaiki mutu genetik sapi Ongole di pulau Sumba.
Importasi Brahman cross dari Australia untuk UPT perbibitan (BPTU
Sembawa) dilakukan pada tahun 2000 dan 2001 dalam rangka revitalisasi UPT.
Penyebaran di Indonesia dilakukan secara besar-besaran mulai tahun 2006 dalam
rangka mendukung program percepatan pencapaian swasembada daging sapi
2010.
Pada umumnya pemeliharaan di rakyat memakai tali hidung, dikandangkan
sendiri atau dalam kelompok kecil dalam tempat sempit, belum sepenuhnya
adaptasi, ditambah lagi dengan pemberian pakan yang kurang memadai, terjadilah
gangguan-gangguan reproduksi yang sering disebut sebagai slow breeder.
Terjadilah proses adaptasi yang memakan waktu cukup lama, hingga berbulan-
bulan. Dengan adanya perubahan lingkungan, pakan, ditambah adanya heat stress
terjadilah keadaan yang disebut depresi reproduksi (reproductive depression), sapi
tidak pernah menunjukkan gejala birahi pada sapi yang belum bunting maupun
setelah beranak pertama (bunting bawaan). Rendahnya fertilitas pada sapi
Brahman disebabkan oleh pengamatan birahi yang kurang akurat dengan Lama
masa estrus 6,7±0,8 jam, nutrisi dan lamanya induk menyusui yang dapat
menyebabkan terjadinya anestrus post partum pada sapi Brahman, lamanya waktu
yang diperlukan untk pengeluaran plasenta setelah beranak, dan adanya infeksi
pada uterus yang dapat mempengaruhi jarak beranak.
Masalah besar yang sering timbul pada peternakan sapi Brahman di daerah
tropis dan sub tropis adalah panjangnya masa anestrus post partus, hal ini
disebabkan oleh makanan yang diberikan kurang berkualitas, temperatur
lingkungan yang terlalu panas, infeksi parasit, penyakit reproduksi, kondisi tubuh
yang kurus, dan stress akibat menyusui (Vandeplassshe, 1982)
Penelitian yang telah dilakukan oleh Turner (1977) menunjukkan Deskripsi
sifat sapi Brahman Cross adalah Rata-rata angka kelahiran 81,2%, Rata-rata berat
lahir 28,4 Kg, Rata-rata berat sapih 193 Kg, Kematian sebelum sapih 5,2%,
Kematian umur 15 bulan 1,2% dan Kematian Dewasa 0,6%
Tabel 1. Hasil Penelitian performans produksi dan laju pertumbuhan di
Indonesia
No. Uraian Jenis Sapi
1.
2.
3.
4.
5.
Brahman Brahman Cross 1 Jarak beranak 531,1 hari (Sutan, 1988 17,1
bulan (Sumadi, 1985)
Berat Lahir 26,26 Kg (Sutan, 1988) 28,4 Kg (Sumadi, 1985)
Berat Sapih 100,1 Kg (6 bulan) (Sutan, 1988) 139,9 Kg (7-10 bulan)
(Sumadi, 1993)
Berat Setahun 289,5 Kg (Sumadi, 1993)
PBBH 0,41 Kg (Sutan, 1988) 0,96 Kg (Sumadi, 1993), 0,55 Kg (Pasau,
1991), 0,29 Kg (Sumadi, 1985), 0,91 Kg (Sumadi, 1991) 2.3.
Simmental-Brahman (Simbrah)
Sapi Simbrah merupakan kombinasi dari dua populasi bangsa sapi terbesar
dunia yaitu Simmental dan Brahman. Sapi Simbrah harus mengandung komposisi
darah Simmental minimum 3/8, darah Brahman minimum ¼, dan lainnya
maksimum 3/8. Asosiasi peternak Simmental Amerika mengkualifikasikannya
sebagai pure breed dengan komposisi darah Simmental 5/8 dan Brahman 3/8.
Penelitian kombinasi Simmental dilaksanakan akhir tahun 1960, tetapi baru pada
tahun 1977 muncul Simbrah dan diregistrasi sebagai anggota dari Asosiasi
Simmental Amerika. Kombinasi dari kekuatan bangsa Brahman yang toleran
terhadap panas, resisten terhadap penyakit dan parasit, pekerja keras, toleran
terhadap pakan jelek, masa produksi anak yang lebih panjang dengan kecepatan
pertumbuhan, produksi susu, karakteristik daging yang baik dan dewasa kelamin
lebih muda akan menghasilkan bangsa yang superior.
Dewasa kelamin Simbrah betina dicapai pada umur 14 s/d. 15 bulan, sedangkan
karkar dapat diproduksi pada umur 12 s/d. 15 bulan. Berat betina dewasa 1100
s/d. 1500 pounds, sedangkan jantan dewasa dapat mencapai 1800 s/d. 2500
pounds.