MEMORI PADA MATERIAL CULTURE TENTANG KEMATIAN STUDI …

18
1 UNIVERSITAS INDONESIA MEMORI PADA MATERIAL CULTURE TENTANG KEMATIAN STUDI KASUS: KOMPLEKS MAKAM BELANDA PENELEH SURABAYA Salich Wicaksana Goeritman Irmawati M-Johan Program Studi Arkeologi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia [email protected] Abstrak Skripsi ini membahas mengenai memori yang terdapat pada material culture mengenai kematian. Dalam penelitian ini yang menjadi objek kajian adalah inskripsi/teks dan lambang kematian yang terdapat pada makam dan nisan abad 19 20 M awal. Pada analisis yang dilakukan terhadap inskripsi/teks ditemukan penggunaan kosakata awalan, sebutan, kalimat testimoni dan kutipan alkitab/injil. Selain itu, analisis terhadap lambang-lambang yang ditemukan pada makam dan nisan merepresentasikan mengenai kematian, waktu, dan keabadian. Melalui inskripsi/teks serta lambang kematian memperlihatkan bagaimana seseorang yang telah meninggal dikenang dan memberikan gambaran mengenai adanya kehidupan setelah kematian. Kata kunci: inskripsi; makam; memori; nisan; lambang. MEMORY IN THE MATERIAL CULTURE OF DEATH. CASE STUDY: DUTCH CEMETERY PENELEH SURABAYA Abstract This thesis discusses the memory contained in the material culture concerning death. In this research, the object of the study is the inscription or text and the symbol of death found in the tombs and headstones originating from the 19th until early 20th century AD. The analysis conducted towards the inscription/text has resulted in the usage of opening phrases, honorific titles, testimonials, and quotes taken from the holy bible. In addition, the analysis for the symbols engraved in the tombs and the headstones represent death, time, and eternity. Finally, these inscription/text and the symbol of death show us how someone who has passed away at that time is remembered and give us an overview of the existence of the afterlife. Keywords: inscription; tomb; memory; headstone; symbol. Memori pada..., Salich Wicaksana Goeritman, FIB-UI, 2013

Transcript of MEMORI PADA MATERIAL CULTURE TENTANG KEMATIAN STUDI …

Page 1: MEMORI PADA MATERIAL CULTURE TENTANG KEMATIAN STUDI …

1 UNIVERSITAS INDONESIA

MEMORI PADA MATERIAL CULTURE TENTANG KEMATIAN

STUDI KASUS: KOMPLEKS MAKAM BELANDA

PENELEH – SURABAYA

Salich Wicaksana Goeritman

Irmawati M-Johan

Program Studi Arkeologi

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya

Universitas Indonesia

[email protected]

Abstrak

Skripsi ini membahas mengenai memori yang terdapat pada material culture mengenai

kematian. Dalam penelitian ini yang menjadi objek kajian adalah inskripsi/teks dan lambang

kematian yang terdapat pada makam dan nisan abad 19 – 20 M awal. Pada analisis yang

dilakukan terhadap inskripsi/teks ditemukan penggunaan kosakata awalan, sebutan, kalimat

testimoni dan kutipan alkitab/injil. Selain itu, analisis terhadap lambang-lambang yang

ditemukan pada makam dan nisan merepresentasikan mengenai kematian, waktu, dan

keabadian. Melalui inskripsi/teks serta lambang kematian memperlihatkan bagaimana

seseorang yang telah meninggal dikenang dan memberikan gambaran mengenai adanya

kehidupan setelah kematian.

Kata kunci: inskripsi; makam; memori; nisan; lambang.

MEMORY IN THE MATERIAL CULTURE OF DEATH.

CASE STUDY: DUTCH CEMETERY

PENELEH – SURABAYA

Abstract

This thesis discusses the memory contained in the material culture concerning death. In this

research, the object of the study is the inscription or text and the symbol of death found in the

tombs and headstones originating from the 19th until early 20th century AD. The analysis

conducted towards the inscription/text has resulted in the usage of opening phrases, honorific

titles, testimonials, and quotes taken from the holy bible. In addition, the analysis for the

symbols engraved in the tombs and the headstones represent death, time, and eternity. Finally,

these inscription/text and the symbol of death show us how someone who has passed away at

that time is remembered and give us an overview of the existence of the afterlife.

Keywords: inscription; tomb; memory; headstone; symbol.

Memori pada..., Salich Wicaksana Goeritman, FIB-UI, 2013

Page 2: MEMORI PADA MATERIAL CULTURE TENTANG KEMATIAN STUDI …

2

UNIVERSITAS INDONESIA

Latar Belakang

Artefak, ekofak, dan fitur

merupakan basic symbols yang berasal dari

masa lalu (Hayden, 1993: 71). Makam

merupakan salah satu sumber data

arkeologi yang berupa fitur. Makam

sebagai material culture, merupakan hasil

kebudayaan manusia yang memiliki nilai-

nilai budaya tertentu bagi masyarakat

tertentu. Kemudian makam sebagai fitur

menyimpan data-data arkeologis yang

dapat digunakan untuk merekonstruksi

budaya masa lalu melalui: bentuk,

ornamen atau ragam hias, lambang atau

simbol, angka tahun, dan teks yang

tertuliskan atau terpahatkan pada nisannya.

Sehingga dapat dikatakan bahwa tinggalan

arkeologi berupa makam dapat

mengandung data-data penting yang dapat

digunakan dalam penelitian atau kajian

yang bersifat arkeologis.

Umumnya pada makam terdapat

atribut yang cukup penting, yaitu nisan.

Nisan dapat diartikan sebagai batu yang

dibaringkan di atas makam (Suratminto,

2008: 11). Nisan juga merupakan artefak

atau benda budaya tinggalan masa lalu

yang merupakan atribut atau komponen

dari suatu makam. Nisan merupakan

komponen penting pada suatu makam

karena mengandung data-data yang dapat

dikaji melalui penelitian arkeologi. Data-

data yang terdapat pada nisan, seperti

bentuk dari nisan itu sendiri, ornamen yang

menghiasinya, lambang ataupun simbol-

simbol tertentu yang menunjukkan suatu

identitas, dan pahatan teks/tulisan yang

memuat keterangan angka tahun kelahiran

dan kematian serta nama orang yang

dimakamkan.

Surabaya merupakan salah satu

wilayah yang memiliki tinggalan arkeologi

masa kolonialisasi bangsa Eropa di

Nusantara. Salah satu objek arkeologi yang

dijadikan objek pada penelitian ini adalah

nisan yang terdapat pada makam orang-

orang Eropa pada masa kolonialisasi

bangsa Eropa sekitar abad 19 – 20 M awal

di Surabaya. Pada masa kekuasaan Hindia

Belanda hingga abad 19 M di Surabaya

dilakukan perluasan daerah kekuasaan

dengan dibangun jalan-jalan dan

pembangunan kota Surabaya. Hal tersebut

mengakibatkan banyaknya komunitas

orang-orang Eropa yang tinggal di

Surabaya.

Komplek Makam Belanda Peneleh

– Surabaya terletak di Jalan Makam

Peneleh Kota Surabaya. Secara geografis,

kompleks makam tersebut terletak di

sebelah timur sungai Kalimas dengan jarak

+ 100 meter dari kali tersebut. Kompleks

makam tersebut memiliki luas area 4,5 Ha

yang dikelilingi oleh pagar beton setinggi

2,25 meter pada sisi sebelah barat dan

selatan karena berbatasan dengan

pemukiman penduduk, sedangkan sisi

Memori pada..., Salich Wicaksana Goeritman, FIB-UI, 2013

Page 3: MEMORI PADA MATERIAL CULTURE TENTANG KEMATIAN STUDI …

3

UNIVERSITAS INDONESIA

timur dan utara dibatasi dengan pagar

teralis setinggi 2,25 meter yang langsung

berbatasan dengan jalan. Makam yang

terdapat di Kompleks Makam Belanda –

Peneleh berjumlah + 2.500. Area tersebut

digunakan sebagai tempat/area/lokasi

pemakaman orang-orang Eropa yang

meninggal dunia di Surabaya sejak tahun

1846. Sebelumnya digunakan area

pemakaman di wilayah Krambangan yang

tidak mampu menampung lagi untuk

tempat pemakaman (Faber, 1931: 314).

Makam yang terdapat pada

kompleks makam Belanda Peneleh di

Surabaya memiliki variasi yang beragam.

Dari segi bentuk, nisan-nisan yang terdapat

pada makam kompleks makam tersebut

seperti persegi panjang, belah ketupat,

oval, dan penggabungan antara bentuk

persegi dengan setengah lingkaran serta

terdapat juga makam-makam dalam bentuk

monumen dan makam yang memiliki

patung (sculpture/effigy). Inskripsi/teks

yang terdapat pada nisan makam memberi

keterangan mengenai angka tahun, nama

jenazah yang dimakamkan, dan tulisan

lain. Angka tahun yang terpahatkan pada

nisan memberikan keterangan mengenai

data periode nisan tersebut digunakan.

Angka tahun pada nisan-nisan tersebut

memiliki periode waktu sekitar

pertengahan abad 19 – 20 M awal. Dari

segi ornamen, terpahatkan ornamen hias

seperti bunga dan sulur daun dan ikon

lainnya, seperti lambang atau tanda

kematian (Death’s Head, Cherub, Urn,

willow tree), serta lambang vanitas

„sesuatu yang sifatnya fana‟ atau yang

bersifat abadi, atau lambang kebangkitan

dengan variasi yang cukup beragam

(Suratminto, 2008: 63). Lambang vanitas

sebenarnya difungsikan untuk memberi

peringatan kepada yang hidup.

Memori merupakan hasil dari suatu

proses budaya, yaitu mengenang akan

sesuatu untuk selalu dapat diingat (Hallam

dan Hockey, 2001: 1). Dalam proses

budaya, memori adalah sesuatu yang ada

atau terjadi di masa lalu untuk diingat

ataupun dikenang pada masa sekarang

ataupun masa depan, sehingga memori

juga merupakan cara yang menunjukkan

eksistensi manusia masa lalu pada masa

sekarang dan masa depan (Hallam dan

Hockey, 2001: 3). Proses mengenang

(remembering) atau memori tidak lepas

hubungannya dari konteks antara proses

budaya, budaya materi, dengan konteks

waktu (time) dan hubungannya dengan

kondisi sosial suatu masyarakat.

Pada masyarakat Eropa, memori

berkaitan erat dengan kematian. Kematian

merupakan proses perubahan bentuk fisik

ke bentuk lainnya dalam proses sosial

budaya (Hallam dan Hockey, 2001: 1).

Kematian juga dapat didefinisikan sebagai

proses tranformasi dari kehidupan duniawi

yang bersifat fana menuju ke kehidupan

Memori pada..., Salich Wicaksana Goeritman, FIB-UI, 2013

Page 4: MEMORI PADA MATERIAL CULTURE TENTANG KEMATIAN STUDI …

4

UNIVERSITAS INDONESIA

yang abadi. Dalam kepercayaan Hindu,

kematian merupakan proses siklus

kehidupan atau reinkarnasi. Sedangkan

dalam kepercayaan Kristiani, kematian

merupakan pembebasan jiwa atau roh dari

tubuh yang telah mati (Hallam dan

Hockey, 2001: 132). Selain itu, hubungan

antara yang hidup dan yang mati memiliki

tujuan untuk bersatu kembali di akhirat

(Hallam dan Hockey, 2001: 85 – 86).

Dalam hal ini, memori mengenai kematian

merupakan proses mengingat atau

mengenang yang telah mati melalui

material culture. Memori tidak lepas

hubungannya dengan sesuatu yang pernah

eksis atau ada pada masa lalu dan

diwujudkan dalam bentuk benda atau

budaya materi.

Pada masa kolonial, masyarakat

Eropa golongan tertentu dimakamkan

dengan menggunakan simbol atau lambang

heraldik yang menjadi simbol kejayaan dan

lambang religius (Kristiani). Hal ini

memperlihatkan identitas dan status sosial

dalam komunitas masyarakat. Pemberian

simbol-simbol sebagai tanda dari identitas

tidak lepas dari kehidupan semasa hidup

dan saat telah menuju kematian. Selain itu,

memori akan sosok yang telah meninggal

wafat tertuliskan pada inskripsi/teks yang

terdapat pada makam ataupun nisannya.

Penggunaan atribut yang terdapat

pada nisan pada suatu makam dapat

menggambarkan identitas orang yang

dimakamkan. Atribut-atribut pada nisan

dapat memperlihatkan tanda-tanda

mengenai memori tentang kematian pada

material culture terhadap orang yang

dimakamkan menurut Elizabeth Hallam

dan Jenny Hockey (Hallam dan Hockey,

2001: 1). Hal yang menjadi masalah

penelitian adalah atribut inskripsi/teks dan

lambang kematian pada material culture

tentang kematian mengenai bagaimana

seseorang yang telah meninggal dikenang

yang merupakan proses dari memori; dan

apakah atribut-atribut tersebut mewakili

suatu identitas golongan masyarakat

tertentu, seperti jabatan, agama ataupun

status sosialnya di suatu komunitas

masyarakat.

Tujuan dari penelitian mengenai

atribut pada nisan dan makam di Kompleks

Makam Belanda – Peneleh adalah untuk

mengetahui atribut atau tanda yang

digunakan sebagai memori tentang

kematian, kemudian melalui penggunaan

atribut yang menggambarkan memori

tentang kematian, dapat mengungkapkan

bagaimana seseorang dikenang atau

dilupakan melalui artefak kematian.

Sehingga hal tersebut dapat memberikan

gambaran mengenai komunitas masyarakat

Eropa di Surabaya. Selain itu, penelitian

ini juga bertujuan untuk memperlihatkan

karakteristik dari nisan yang digunakan di

Kompleks Makam Belanda Peneleh pada

abad 19 – 20 M di Surabaya.

Memori pada..., Salich Wicaksana Goeritman, FIB-UI, 2013

Page 5: MEMORI PADA MATERIAL CULTURE TENTANG KEMATIAN STUDI …

5

UNIVERSITAS INDONESIA

Metode penelitian pada penelitian

ini dilakukan melalui tiga tahapan

penelitian arkeologi, yaitu: tahap

pengumpulan data (Observasi), tahap

pengolahan data (Deskripsi), dan tahap

penafsiran data (Deetz, 1967: 8). Tahapan-

tahapan penelitian tersebut digunakan

untuk menghasilkan suatu kesimpulan

serta menjawab permasalahan dan tujuan

penelitian yang dilakukan.

Pada tahap awal penelitian

dilakukan pengumpulan data (Observasi)

berupa materi-materi yang dapat

digunakan dan mendukung penelitian,

seperti data kepustakaan mengenai nisan-

nisan dan makam orang Eropa terutama

Belanda (VOC), lambang/simbol/heraldik

(coat of arms), historiografi kota Surabaya

abad 17 – 19 M, budaya dan gaya hidup

masyarakat Eropa, dan kepustakaan lain

yang dapat dijadikan data pendukung

dalam penelitian ini. Selanjutnya dilakukan

observasi lapangan terhadap objek yang

akan diteliti. Dalam observasi tersebut,

dipilih nisan-nisan yang akan dijadikan

objek penelitian karena tidak semua nisan

dapat dijadikan objek penelitian

disebabkan oleh kondisi tingkat keausan

dan kelengkapan atribut nisan. Pada

kegiatan observasi lapangan dilakukan

perekaman (recording) terhadap objek

yang diteliti berupa perekaman (recording)

secara verbal dan pictorial. Data-data yang

dikumpulkan dari kegiatan observasi

adalah data mengenai bentuk, ukuran,

bahan, angka tahun, hiasan/ornamen, dan

teks.

Tahap berikutnya adalah

pengolahan data. Pada tahap tersebut

dilakukan deskripsi terhadap objek yang

diteliti. Sebelum melakukan deskripsi

terhadap objek, terlebih dahulu dipilih

nisan dengan syarat tulisan/teks masih

dapat terbaca dengan jelas, terdapat

ornamen atau lambang selanjutnya

dilakukan deskripsi terhadap objek

tersebut. Dalam tahap deskripsi, Objek

dideskripsikan mengenai bentuk, ukuran,

bahan, tulisan/teks, lambang, serta

ornamen yang terdapat pada nisan.

Berdasarkan tulisan/teks diketahui

informasi mengenai angka tahun, nama

orang yang dimakamkan, dan informasi

lainnya mengenai identitas yang

dimakamkan, karena melalui teks didapat

suatu keterangan mengenai memori.

Setelah dilakukan deskripsi terhadap objek,

maka selanjutnya dilakukan tahap

penafsiran data. Dari hasil deskripsi data

yang telah dilakukan maka didapatkan

komponen-komponen data yang

selanjutnya digunakan untuk menjawab

pertanyaan mengenai atribut-atribut

memori pada nisan di Kompleks Makam

Belanda Peneleh – Surabaya. Tahap ini

juga dapat disebut dengan tahap analisis.

Tahap analisis yang dilakukan adalah

analisis terhadap teks yang ada dengan

Memori pada..., Salich Wicaksana Goeritman, FIB-UI, 2013

Page 6: MEMORI PADA MATERIAL CULTURE TENTANG KEMATIAN STUDI …

6

UNIVERSITAS INDONESIA

mencari kosakata ataupun kalimat yang

menggambarkan atau menceritakan sesuatu

yang merupakan memori mengenai

kematian ataupun kalimat ungkapan emosi

keagamaan. Selanjutnya adalah melakukan

analisis terhadap lambang, dan ornamen

yang ada pada objek yang diteliti.

Melakukan analisis terhadap lambang

sebagai tanda kematian, dan ornamen yang

sering muncul atau digunakan pada nisan

tersebut.

Pembahasan

Penelitian ini dilakukan pada lahan

Komplek Makam Belanda - Peneleh seluas

4,5 hektar. Objek penelitian ini merupakan

nisan pada makam yang berangka tahun

abad 19 – 20 M awal, karena kompleks

pemakaman tersebut baru digunakan pada

tahun 1846 sampai sekitar tahun 1955.

Pengkajian dan analisis terhadap makam

mengenai inskripsi/teks, lambang atau

tanda, dan ornamen terbatas pada nisan

yang terbuat dari bahan marmer, batu, dan

logam yang masih jelas terlihat. Analisis

dilakukan terhadap inskripsi/teks dan

lambang pada 10 makam dengan

monumen, 24 makam dengan nisan yang

terbaring diatasnya, dan 5 makam yang

terdapat patung (Sculpture/Effigy) (Tabel

1).

Tabel 1 Daftar data makam

Jenis

Makam No.

NAMA

Monumen 1.

G. F. Hornoff, H. C. Hornoff dan

E. Bayer

2. Mr. Daniel François Willem

Pietermaat

3. J. Welter

4. P. J. B. de Perez

5. Paul François Corneille &

Diederika Elizabeth

6. Martinus van den Elzen

7. G. J. C. Aveling & D. C. Schultz

8. H. G. J. G. Vriesman

9. Ruth Anna Marie Therese Rose

10. Rosalia Josepha Almerood

Nisan 11. Mr. Pieter Merkus

12.

Leonie Suzanne Charlotte van

Hogendorp & Carel Sirardus

Willem s‟Jacob

13. Robert Swaving & Elisabeth

d‟Abo

14. Johannes Barthelomeús van Gyën

15. Maria de Groot

16. Hendrika Louisa Krijgsman

17. Anna Magdalena Bisschop

18. Jelle Roelofs & Johanna Cornelia

Wilhelmina

19. Hendrika Johanna Immink

20.

Johanna Gerarda Maria Wynanda,

Richard Louis Alphons Emile,

Wynand Mari Johan Gerard, &

Mylany Eleonore

21. Margje Appel & Alida Clara de

Ruiter

22. F. J. H. Bayer

23. Elisabeth Magdalena

Schoutendorp

24. Johanna Wilhelmina de Lange

25. Mr. Abraham de Vries

26. A. B. du Cloux

27. Elisabeth Berben

28.

Johanna Maria Elisabeth Leyder,

Frederik Godfried Samuels, &

Johanna Carolina Samuels

29.

Carolina Catharina Maria Canter

Visscher & Maria Elizabeth

Augustina Mispelblom Beijer

30. Gustav Kirchner

Memori pada..., Salich Wicaksana Goeritman, FIB-UI, 2013

Page 7: MEMORI PADA MATERIAL CULTURE TENTANG KEMATIAN STUDI …

7

UNIVERSITAS INDONESIA

31. Daniël Cornelis

32. Michel Conraad Landtrecht &

Maria Landtrecht

33. J. R. C. Burgemeestre & B. C. P.

Peuer Im Hoff

34. J. W. Felix & A. Chr. Felix

Patung

(Sculpture/

Effigy)

35. Elize Henriette Diepenbroek &

Johanna Maria Halewun

36. Arie Teelkamp, Maria Gerarda

Teelkamp, & Elvier Wardenaar

37. Emile Caroline Kouthhofd &

Henry Ernest Kouthhofd

38.

Lize Butteling, Carl Ludwig

Maximiliaan Kühr, Paul Alfred

August Kühr, Louise Wilhelmina

Kühr, Hendrik Theodorus

Brugman, & Sonja Hilda Butteling

39. Vacarshak Avetik Owenjohn

Apcar

Analisis Teks

Pada umumnya, inskripsi/teks yang

tertulis pada nisan kubur berisi nama,

tempat dan tanggal kelahiran serta

kematian, penyebutan gelar ataupun

jabatan, dan tidak jarang dijumpai

testimoni serta kutipan yang diambil dari

ayat-ayat yang terdapat dalam alkitab atau

injil. Dalam analisis terhadap inskripsi/teks

pertama-tama dilakukan pendeskripsian

dengan melakukan penyempurnaan kata

yang merupakan singkatan dengan cara

menyisipkan huruf yang kurang di antara

tanda dalam kurung [...] dan kemudian

dilakukan alih bahasa atau penterjemahan.

Selanjutnya akan dilakukan analisis

terhadap kosakata yang digunakan sebagai

awalan, penggunaan sebutan/gelar dan

jabatan, serta dilakukan analisis terhadap

temuan kalimat ungkapan seperti testimoni

dan kutipan-kutipan dari ayat-ayat yang

diambil dari alkitab/injil.

Kosakata yang digunakan sebagai

awalan dari inskripsi/teks tersebut, seperti

penggunaan bentuk kosakata:

- Hier ligt het stoffelyk overschot ...,

“disini terbaring jenazah...” yang

ditemukan pada makam nomor 1

dan 22;

- Hier ligt begraven ..., “disini

dimakamkan...” yang ditemukan

pada makam nomor 6;

- Aan de nagedachtenis ..., ”untuk

mengenang...” yang ditemukan

pada makam nomor 7;

- Ter gedachtenis aan ..., “dalam

kenangan...” yang ditemukan pada

makam nomor 21;

- Rustplaats ..., “tempat

beristirahat...” yang ditemukan

pada makam nomor 2, 14, 34, dan

37;

- Hier rust ..., “disini beristirahat...”

yang ditemukan pada makam

nomor 5, 13, 16, 17, 18, 26, 27, dan

30;

- Hier rusten ..., “disini

beristirahat...” yang ditemukan

pada makam nomor 12, 29, dan 38;

- Hier rust het stoffelyk overschot ...,

“disini beristirahat jenazah...” yang

ditemukan pada makam nomor 4;

- Hier rusten onzen geliefde ouders

..., “disini beristirahat orang tua

Memori pada..., Salich Wicaksana Goeritman, FIB-UI, 2013

Page 8: MEMORI PADA MATERIAL CULTURE TENTANG KEMATIAN STUDI …

8

UNIVERSITAS INDONESIA

kami tercinta...” yang ditemukan

pada makam nomor 32;

- Hier rust onze geliefde vader ...,

“disini beristirahat Ayah kami

tercinta...” yang ditemukan pada

makam nomor 36;

- Hier rust onze geliefde moeder en

grootmoeder ..., ”disini beristirahat

Ibu dan Nenek kami tercinta...”

yang ditemukan pada makam

nomor 33;

- Hier rust mijn dierbare echtgenoot

en vriend ..., “disini beristirahat

suamiku dan teman tercinta...” yang

ditemukan pada makam nomor 3;

- Hier rust onze lieveling ..., “disini

beristirahat orang terkasih kami...”

yang ditemukan pada makam

nomor 20, 23, dan 31;

- Hier rust onze innig geliefde

dochter ..., “disini beristirahat putri

(anak perempuan) kami tercinta...”

yang ditemukan pada makam

nomor 35.

Selain itu ditemukan inskripsi/teks

dalam bahasa Inggris, seperti yang

ditemukan pada makam nomor 8 yang

menggunakan kosakata: In Memoriam ...,

“dalam kenangan..”; kemudian makam

nomor 39 yang menggunakan kosakata: In

Loving Memory of ..., “dalam kenangan

kepada...”; Sacred to the Memory of ...,

“kenangan suci dari...” yang terdapat pada

makam nomor 24; dan ditemukan juga

inskripsi/teks dalam bahasa Jerman, seperti

Liebe Aenny, “cinta (Aenny)” pada makam

nomor 9.

Beberapa makam ditemukan tanpa

menggunakan kosakata awalan pada

inskripsi/teks, seperti pada makam nomor

10, 11, 15, 19, 25, dan 28. Inskripsi/teks

langsung tertuliskan sebutan, gelar,

ataupun jabatan seseorang. Penggunaan

sebutan yang ditemukan pada

inskripsi/teks yang tertuliskan pada makam

atau nisan, seperti:

- Zijn Excellentie, yang diartikan

“Paduka Yang Mulia”, terdapat

pada makam nomor 11;

- H[oog] E[delen] G[eact] Heer,

yang diartikan “Yang Mulia”,

terdapat pada makam nomor 4;

- De Weleerwaarde, yang berarti

“Pendeta”, terdapat pada makam

nomor 6;

- Weledelgeb[oren]: Heer..., yang

diartikan sebagai “seorang

bangsawan: Tuan ...”, terdapat pada

makam nomor 22;

- Ing[enieur], sebutan untuk gelar

seseorang “Insinyur”, terdapat pada

makam nomor 8;

- Vader, sebutan untuk “Ayah”,

terdapat pada makam nomor 36;

- Echtgenoot, sebutan untuk

“Suami”, terdapat pada makam

nomor 18;

Memori pada..., Salich Wicaksana Goeritman, FIB-UI, 2013

Page 9: MEMORI PADA MATERIAL CULTURE TENTANG KEMATIAN STUDI …

9

UNIVERSITAS INDONESIA

- Zoon, sebutan untuk “Putra (anak

laki-laki)”, terdapat pada makam

nomor 13;

- Jongste Zoon, sebutan untuk “Putra

(anak laki-laki) bungsu”, terdapat

pada makam nomor 12;

- Vrouwe, sebutan untuk seorang

wanita dewasa yang berarti

“Nyonya”, terdapat pada makam

nomor 1, 5, 12, 16, 26, dan 33;

- Echtgenoote, sebutan untuk “Istri”,

terdapat pada makam nomor 7, 12,

17, dan 35;

- Wife, dalam bahasa Inggris yang

berarti “Istri”, terdapat pada makam

nomor 24;

- Weduwe, sebutan untuk seorang

“Janda”, terdapat pada makam

nomor 21 dan 28;

- Dochter, sebutan untuk “Putri

(anak perempuan)”, terdapat pada

makam nomor 35;

- Jongste kind, sebutan untuk “Putri

(anak perempuan) bungsu”,

terdapat pada makam nomor 18.

Pada inskripsi/teks yang tertuliskan

pada makam atau nisan, juga tertuliskan

jabatan atau profesi semasa jenazah hidup,

seperti:

- Gouvernour Generaal van

Nederlandsch Indie, atau jabatan

sebagai Gubernur Jenderal Hindia

Belanda, yang terdapat pada

makam nomor 11.

- Vice President van den raad van

Indie Gouvernement Kommissaris,

atau jabatan Wakil Presiden Dewan

Kommisaris Pemerintah Hindia,

terdapat pada makam nomor 4.

- Resident, atau seorang residen

(pejabat pemerintah), yang terdapat

pada makam nomor 2 dan 8;

- Kapt[ein], merupakan

jabatan/pangkat dalam kemiliteran

sebagai “Kapten”, yang terdapat

pada makam nomor 14;

- Luitenant Kolonel, merupakan

jabatan/pangkat kemiliteran

“Letnan Kolonel”, yang terdapat

pada makam nomor 5;

- Luitenant, merupakan

jabatan/pangkat kemiliteran

“Letnan”, yang terdapat pada

makam nomor 3

- Adm[iraal], merupakan

jabatan/pangkat kemiliteran

angkatan laut “Laksamana”, yang

terdapat pada makam nomor 36;

- Officier van Justitie, merupakan

sebutan untuk seorang “Jaksa”,

yang terdapat pada makam nomor

25;

- Pastoor, merupakan sebutan untuk

pelayan Tuhan (dalam Kristiani)

“Pastur”, yang terdapat pada

makam nomor 6;

Memori pada..., Salich Wicaksana Goeritman, FIB-UI, 2013

Page 10: MEMORI PADA MATERIAL CULTURE TENTANG KEMATIAN STUDI …

10

UNIVERSITAS INDONESIA

- Directrice, merupakan sebutan

untuk jabatan seorang “Direktur”,

dalam hal ini terdapat pada makam

nomor 10, dimana beliau seorang

perempuan yang menjabat sebagai

Direktur Sekolah Swasta khusus

Perempuan;

- Merchant (dalam bahasa Inggris),

merupakan sebutan untuk profesi

“Pedagang”. Terdapat pada makam

nomor 39.

Pada inskripsi/teks ditemukan tulisan

yang berisi testimoni dari orang yang

ditinggalkan. Tulisan tersebut

menggambarkan tentang perasaan orang

yang ditinggalkan dan sebagai memori

akan orang yang telah meninggal. Hal ini

mengungkapkan bagaimana seseorang

dikenang, seperti yang ditemukan pada:

- Makam nomor 4 (Foto 1), yang

bertuliskan:

HIJ WAS HOOG GEACHT EN BEMIND

BIJ ALLEN. ZIJN ONVERWACHT EN

PLOTSELING AFTERVEN IS EEN

GROOT VERLIES VOOR HET

VADERLAND, ONHERSTELBAAR

VOOR CADE EN KROOST, TREFFEND

VOOR ZIJNE VRIENDEN.

Terjemahan:

Beliau sangat dihormati dan dicintai

semua orang. Kepergiannya yang

mendadak dan tiba-tiba adalah kehilangan

besar untuk tanah air, kesedihan

mendalam untuk anak dan istri,

mengharukan untuk teman-teman beliau.

Foto 1 Inskripsi makam P.J.B. de Perez

- Makam nomor 5, yang bertuliskan:

HULDE VAN DE OFFICIEREN EN

VERDERE BEAMBTEN VAN DEN

ARTILLERIE CONSTRUCTIE WINKEL

AAN DE NAGEDACHTENIS VAN

HUNNEN HOOG GEACHTEN EN

BEMINDEN CHEF

Terjemahan:

Penghormatan dari para perwira/prajurit

dan pegawai lainnya dari artileri toko

konstruksi untuk mengenang atasan yang

sangat mereka hormati dan cintai.

Memori pada..., Salich Wicaksana Goeritman, FIB-UI, 2013

Page 11: MEMORI PADA MATERIAL CULTURE TENTANG KEMATIAN STUDI …

11

UNIVERSITAS INDONESIA

- Makam nomor 18, yang

bertuliskan:

WIE HEM KENDE WAS ZIJN VRIEND;

EEN VIJAND HAD HIJ NIMMER.

Terjemahan:

yang mengenal beliau adalah teman

beliau; beliau tidak memiliki musuh.

- Makam nomor 29, yang

bertuliskan:

TOT WEERZIENS GELIEFDE DE

DOODEN.

Terjemahan:

Sampai berjumpa lagi Almarhum tercinta.

- Makam nomor 32, yang

bertuliskan:

RUST ZACHT GELIEFDE OUDERS.

Terjemahan:

Beristirahatlah dengan tenang Orang Tua

kami tercinta.

- Makam nomor 33, yang

bertuliskan:

RUST IN VREDE LIEVE DOODE!

RUST ZACHT LIEVE DOODE!

Terjemahan:

Beristirahatlah dalam damai almarhumah

tersayang!

Beristirahatlah dengan tenang

almarhumah tersayang!

- Makam nomor 35, yang

bertuliskan:

MET HARE DOCHTER RUST HIER

JOHANNA MARIA HALEWUN INNIG

GELIEFDE ECHTGENOOTE VAN

ADRIANUS JOHANNES

DIEPENBROEK.

Terjemahan:

Bersama putrinya beristirahat disini

Johanna Maria Halewun Istri yang sangat

dicintai oleh Adrianus Johannes

Diepenbroek.

- Makam nomor 39, yang

bertuliskan:

A PROMISING ARMENIAN

MERCHANT

A BELOVED HUSBAND AND TRUE

FRIEND

Memori pada..., Salich Wicaksana Goeritman, FIB-UI, 2013

Page 12: MEMORI PADA MATERIAL CULTURE TENTANG KEMATIAN STUDI …

12

UNIVERSITAS INDONESIA

ERECTED IN AFFECTIONATE

REMEMBRANCE BY HIS BEREAVED

WIDOW.

"A GOOD LIFE HATE BUT A FEW

DAYS. BUT A GOOD NAME

ENDURETH FOR EVER."

Terjemahan:

Seorang Saudagar Armenia

Suami terkasih dan teman sejati

Dibangun dalan kenangan akan kasih

sayang dari Istri yang berduka.

“Sebuah kehidupan yang baik tidak akan

bertahan lama, tapi nama baik bertahan

selamanya.”

Selain itu, ditemukan kalimat yang

merupakan kutipan dari alkitab/injil,

seperti yang tertuliskan pada:

- Makam nomor 6, yang bertuliskan:

ZALIG ZIJN DOODEN DIE IN HEER.

STERVEN WANT HUNNE WERKEN

VOLGENHUN. APOC[alypse]. XIV. 13

Terjemahan:

Berbahagialah orang-orang mati yang mati

dalam Tuhan. Karena segala perbuatan

mereka menyertai mereka. Wahyu

(Relevation) 14:13. (dalam Kitab Katholik)

- Makam nomor 7, yang bertuliskan:

DE NACHT IS VOORBYGEGAAN EN

DE DAG IS NABYGEKOMEN

ROM[e] XIII VRS 12

Terjemahan:

Hari sudah jauh malam, telah hampir

siang.

Roma (Rome) 13:12. (dalam Kitab

Katholik)

- Makam nomor 12, yang

bertuliskan:

DE DOOD HAD DE MOEDER VAN

DEN ZUIGELING GESCHEIDEN, DE

DOOD HEEFT HEN BIJ GOD

VEREENIGD. WANT DERZULKEN IS

HET KONINGRIJK DER HEMELEN!!

Maath[éüs] XIX Vs 14h.

Terjemahan:

Almarhum adalah ibu yang terpisah

dengan bayinya, kematian telah

mempersatukan mereka dengan Tuhan..

Sebab orang-orang seperti itulah yang

Memori pada..., Salich Wicaksana Goeritman, FIB-UI, 2013

Page 13: MEMORI PADA MATERIAL CULTURE TENTANG KEMATIAN STUDI …

13

UNIVERSITAS INDONESIA

memiliki kerajaan Surga!! Matius

(Matthéüs) 19:14. (dalam Kitab Katholik)

- Makam nomor 13, yang

bertuliskan:

ZALIG ZYN DE DOODEN DIE IN DEN

HEERE STERVEN VAN NU AAN.

Terjemahan:

Berbahagialah orang-orang mati yang

mati dalam Tuhan mulai saat ini.

- Makam nomor 18, yang

bertuliskan:

DEN HEMEL NU TEN SIER, TE GOED

VOOR ‟T AARDSCHE LOT; DE

SCHELPEN LIGGEN HIER, DE PARELS

ZIJN BIJ GOD.

Terjemahan:

Surga sekarang telah dihias, terlalu baik

untuk nasib duniawi; cangkang kerang-

kerang berada disini (dunia), mutiara-

mutiara bersama Tuhan.

Dalam penulisan inskripsi/teks

yang terdapat pada nisan ataupun makam,

ditemukan pola-pola terstuktur mengenai

isi dari inskripsi/teks tersebut. Pola-pola

penulisan yang secara sederhana namun

syarat akan kelengkapan penulisan nama,

tempat dan tanggal kelahiran serta

kematian (Gambar 1); dan pola penulisan

secara lengkap yang meliputi kosakata

awalan, penyebutan gelar/sebutan, nama,

penyebutan jabatan/profesi, tempat dan

tanggal kelahiran serta kematian, dan

kalimat testimoni ataupun kutipan ayat-

ayat alkitab/injil (Gambar 2).

Gambar 1 Pola penulisan sederhana

Gambar 2 Pola penulisan secara lengkap

Analisis Lambang

Analisis pada lambang dilakukan untuk

mengetahui lambang-lambang yang

digunakan pada makam dan nisan kubur

abad 19 – 20 M awal di Kompleks Makam

Belanda, Peneleh – Surabaya. Analisis

dilakukan terhadap lambang-lambang

Memori pada..., Salich Wicaksana Goeritman, FIB-UI, 2013

Page 14: MEMORI PADA MATERIAL CULTURE TENTANG KEMATIAN STUDI …

14

UNIVERSITAS INDONESIA

kematian berupa figur, binatang, objek

benda, tumbuhan, dan bentuk geometrik.

Lambang digunakan sebagai elemen

dekoratif pada makam dan nisan kubur dan

dapat dikaitkan dengan hal-hal religius

atau keagamaan (Dethlefsen, 1966: 502).

Tabel 2 Populasi temuan lambang/simbol

Lambang/simbol Makam No:... Jumlah

Cherub 1, 7, 20, 23, 29, 31 6

Death’s Head; Tengkorak dan

Tulang 5, 13, 15, 16, 34 5

Heart Sacred; Jantung 15 1

Butterfly; Kupu-kupu 7, 12, 17, 18 4

Uroborus (Snake) 1, 7, 12, 17, 18 5

Chi Rho 4 1

Quatrefoil 9, 16 2

Anchor and Cross; Jangkar dan

Salib 26, 30 2

Compass and Square; Jangka &

Penggaris sudut 22 1

Hourglass; Jam Pasir 1, 32 2

Hourglass (Winged); Jam Pasir

Bersayap

12, 13, 14, 16, 17,

18, 21, 22, 24, 25, 28 11

Scythe; Sabit 24, 25 2

Sword; Pedang 14 1

Torch; Obor 4, 7, 14, 17, 18, 19,

21, 24, 25 9

Urn 3, 4, 27 3

Vase; Vas Bunga yang kosong 5 1

Achantus; Daun Akantus 5, 10, 11 3

Bell Flower 21 1

Dogwood Flower 1 1

Fleur de Lis 10 1

Garland; Karangan bunga 24, 25 2

Laurel; Daun Salam 4, 16 2

Lily of the Valley; Bunga Lily

lembah 9 1

Morning Glory 21 1

Olive Tree Branch; Ranting pohon

zaitun 8, 14, 15, 23 4

Passion Flower 29 1

Rose; Bunga Mawar 5, 19, 20, 28 4

Vine; Tanaman Rambat 29 1

Willow Tree; Pohon Willow 33 1

Padi-padian 28 1

Berdasarkan Tabel 2, ditemukan populasi

temuan lambang/simbol yang banyak

digunakan pada makam atau nisan, seperti:

Jam pasir bersayap (Winged Hourglass)

(Foto 2); Obor (Torch) (Foto 3); Cherub

(Foto 4); Death’s Head (Foto 5); Kupu-

kupu dan Ular (Uroborus) (Foto 6).

Kemudian penggunaan lambang/simbol

flora yang banyak digunakan, seperti:

bunga mawar (Rose); cabang pohon zaitun

(Olive tree branch); dan daun akantus.

Namun ditemukan pula penggunaan

lambang-lambang flora lainnya yang

cukup bervariasi.

Foto 2 Jam pasir bersayap

Foto 3 Obor (Torch)

Memori pada..., Salich Wicaksana Goeritman, FIB-UI, 2013

Page 15: MEMORI PADA MATERIAL CULTURE TENTANG KEMATIAN STUDI …

15

UNIVERSITAS INDONESIA

Foto 4 Cherub

Foto 5 Death’s Head

Foto 6 Kupu-kupu dan Ular (Uroborus)

Kesimpulan

Surabaya merupakan salah satu

kota yang mengalami masa kolonialisasi

bangsa Eropa di Nusantara sejak abad ke

16 – 20 awal. Kompleks Makam Belanda,

Peneleh – Surabaya merupakan salah satu

situs peninggalan bangsa Eropa yang

menyimpan banyak memori terhadap

komunitas bangsa Eropa di Surabaya, salah

satunya adalah memori mengenai

kematian. Memori mengenai kematian

diungkapkan melalui atribut inskripsi/teks

dan lambang yang terdapat pada makam

dan nisan kubur.

Berdasarkan hasil analisis terhadap

inskripsi/teks yang telah dilakukan

terhadap makam dan nisan kubur yang

terdapat di Kompleks Makam Belanda,

Peneleh – Surabaya, maka diketahui bahwa

pada abad 19 – 20 awal ditemukan

penggunaan kosakata awalan yang banyak

digunakan, seperti: Hier rust; Hier rusten;

Rustplaats; yang berarti „disini

beristirahat‟ atau „tempat beristirahat‟. Hal

ini berbeda dengan kosakata yang

ditemukan pada nisan-nisan abad 17 – 18

di Museum Taman Prasasti – Jakarta.

Kosakata awalan yang banyak ditemukan

pada nisan-nisan tersebut seperti: Hier

onder legt begraeven; Hier legt begraven;

Hier onder leyt begraven; yang berarti

“disini dimakamkan”. Dari kedua hal

tersebut dapat disimpulkan bahwa pada

kosakata yang digunakan pada

Memori pada..., Salich Wicaksana Goeritman, FIB-UI, 2013

Page 16: MEMORI PADA MATERIAL CULTURE TENTANG KEMATIAN STUDI …

16

UNIVERSITAS INDONESIA

inskripsi/teks abad 19 – 20 awal seolah-

olah orang yang telah meninggal tidak

mati, namun beristirahat atau tidur,

sedangkan pada inskripsi/teks yang

terdapat pada nisan abad 17 – 18 tersebut

lebih digunakan sebagai kosakata yang

menunjukkan makam sebagai tempat orang

yang telah mati dikuburkan. Hal ini

memperlihatkan perbedaan mengenai

pengertian kematian.

Pada inskripsi/teks yang telah di

analisis, ditemukan kosakata yang

digunakan untuk penyebutan seseorang,

misalnya penyebutan untuk perempuan

yang dihormati, dalam inskripsi digunakan

kosakata „Vrouwe‟ yang diartikan

„Nyonya‟; kemudian sebutan untuk

golongan bangsawan dengan sebutan

„Weledelgeb[oren]: Heer..‟, yang berarti

„seorang bangsawan: Tuan..; sebutan untuk

orang yang berpangkat atau memiliki

jabatan tinggi/penting, seperti „Zijn

Excellentie‟, yang berarti „Paduka Yang

Mulia‟, dan „H[oog] E[delen] G[eacht]

Heer‟, yang berarti „Yang Mulia‟.

Kemudian penggunaan kosakata untuk

sebutan gelar/profesi, seperti „Ing[enieur]‟,

atau yang berarti „insinyur‟; penyebutan

„De Weleerwaarde‟, yang digunakan untuk

penyebutan seorang pendeta atau tokoh

religius. Ditemukan pula kosakata yang

merupakan penyebutan jabatan/profesi

dalam pemerintahan, seperti: „Gouvernour

Generaal van Nederlandsch Indie‟,

„Gubernur Jenderal Hindia Belanda; „Vice

Presiden van den Raad van Indie

Gouvernement Kommissaris‟, „Wakil

Presiden Dewan Komisaris Pemerintah

Hindia‟; „Resident‟, „Residen‟; dan

„Officier van Justitie‟, „Jaksa‟. Berikutnya

penyebutan jabatan/profesi dalam

kemiliteran, seperti: „Kapt[ein]‟, „Kapten‟;

„Luitenant Kolonel‟, „Letnan Kolonel‟;

„Luitenant‟, „Letnan‟; „Adm[iraal]‟,

„Laksamana‟. Jabatan/profesi lainnya:

„Pastoor‟, „Pastur/Pendeta‟; „Directrice‟,

„Direktur‟; dan „Merchant (dalam bahasa

Inggris)‟, „Pedagang/Saudagar‟. Dari

kosakata tersebut dapat dilihat mengenai

identitas status seseorang dalam

masyarakat.

Kemudian pada inskripsi/teks pada

makam dan nisan kubur abad 19 – 20 awal

ditemukan kalimat-kalimat yang

merupakan testimoni dan kutipan

alkitab/injil. Testimoni yang ditemukan

dalam inskripsi/teks mengungkapkan

mengenai bagaimana seseorang yang telah

meninggal seperti keluarga atau kerabat

dekat dikenang pada saat setelah

meninggal atau mengalami kematian

melalui kalimat-kalimat yang terdapat

dalam testimoni. Kalimat-kalimat dalam

testimoni tersebut merupakan memori yang

diberikan kepada yang telah meninggal dan

peringatan kepada yang masih hidup untuk

dikenang di masa mendatang. Selain

kalimat testimoni, ditemukan kutipan-

Memori pada..., Salich Wicaksana Goeritman, FIB-UI, 2013

Page 17: MEMORI PADA MATERIAL CULTURE TENTANG KEMATIAN STUDI …

17

UNIVERSITAS INDONESIA

kutipan yang diambil dari ayat-ayat

alkitab/injil. Hal ini bersifat religius,

karena kutipan tersebut berisi mengenai

hal-hal yang berhubungan dengan

kematian dan kepercayaan Kristiani.

Melalui analisis terhadap lambang

dan simbol mengenai kematian yang

terdapat pada kompleks makam tersebut,

sangat jarang ditemukan penggambaran

lambang heraldik, namun ditemukan

simbol-simbol lain mengenai kematian.

Lambang-lambang dan simbol mengenai

kematian yang paling banyak ditemukan

seperti: lambang jam pasir bersayap

(Winged Hourglass) yang melambangkan

waktu; Obor (Torch) yang melambangkan

kehidupan dan kematian; Cherub, yang

melambangkan spiritualitas; dan tengkorak

dengan tulang-belulang (Death’s Head)

yang melambangkan terpisahnya

tubuh/jasad dengan ruh. Lambang dan

simbol mengenai kematian lainnya yang

ditemukan seperti: lambang dan simbol

binatang kupu-kupu yang melambangkan

metamorfosis kehidupan dan ular

(Uroborus) yang melambang kehidupan

yang tidak berujung atau abadi; dan

lambang/simbol flora dan tumbuhan,

seperti: mawar (rose), ranting pohon zaitun

(Olive tree branch), dan Akantus yang

melambangkan keabadian. Lambang dan

simbol yang telah disebutkan dapat

disimpulkan sebagai penanda dari

kematian dengan pemaknaan seperti yang

telah diungkapkan.

Inskripsi/teks serta lambang-lambang

mengenai kematian dan simbol lainnya

yang ditemukan di Kompleks Makam

Belanda, Peneleh – Surabaya, pada

material culture mengenai kematian

merupakan representasi dari memori untuk

mengenang seseorang yang telah

meninggal. Melalui inskripsi/teks dan

lambang/simbol mengenai kematian

memperlihatkan bagaimana seseorang

dikenang secara baik dengan melupakan

keburukan dari sifat seseorang yang telah

meninggal dan memberikan gambaran

mengenai adanya kehidupan setelah

kematian. Hal tersebut juga merupakan

peringatan bagi yang masih hidup bahwa

kelak akan mengalami kematian

meninggalkan kehidupan dunia yang

singkat dan menuju ke kehidupan yang

abadi. Kematian dapat disimpulkan sebagai

pintu gerbang menuju keabadian.

Daftar Pustaka

Deetz, James.

1967 Invitation to Archaeology.

American Museum Science Books.

Dethlefsen, Edwin dan James Deetz.

1966 American Antiquity: Death’s

Heads, Cherubs, and Willow Trees:

Experimental Archaeology in

Colonial Cemeteries. Hal: 502 –

510.

Memori pada..., Salich Wicaksana Goeritman, FIB-UI, 2013

Page 18: MEMORI PADA MATERIAL CULTURE TENTANG KEMATIAN STUDI …

18

UNIVERSITAS INDONESIA

Faber, G. H. von,

1931 Oud Soerabaia. De Geschiedenis

van Indie‟s eerste koopstad van de

oudste tijden tot de instelling van

gemeenteraad (1906).

Hallam, Elizabeth dan Jenny Hockey.

2001 Death, Memory and Material

Culture. Berg: New York.

Hayden, Brian.

1993 Archaeology : The Science of Once

and Future Things. W.H. Freeman

and Company. New York.

Suratminto, Lilie.

2008 Makna Sosio-Historis Batu Nisan

VOC di Batavia. Wedatama Widya Sastra:

Jakarta.

Memori pada..., Salich Wicaksana Goeritman, FIB-UI, 2013