Membentuk Kepribadian Seseorang€¦ · BAB II PEMBAHASAN A. Konsep dan Bentuk Kepribadian...

15
Membentuk Kepribadian Seseorang Disusun untuk memenuhi: Tugas Akhir Semester Mata Kuliah: Sosiologi dan Antropologi Dakwah Dosen Pengampu: Mas’udi S.Fil.I., M.A Disusun Oleh : Sella Septia Anggia Bhinta 1740410048 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ISLAM KUDUS FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM- B3 TAHUN PELAJARAN 2018

Transcript of Membentuk Kepribadian Seseorang€¦ · BAB II PEMBAHASAN A. Konsep dan Bentuk Kepribadian...

Page 1: Membentuk Kepribadian Seseorang€¦ · BAB II PEMBAHASAN A. Konsep dan Bentuk Kepribadian Kepribadian adalah sifat khas dari diri seseorang melalui ciri, karakteristik, dan gaya

Membentuk Kepribadian Seseorang

Disusun untuk memenuhi: Tugas Akhir Semester

Mata Kuliah: Sosiologi dan Antropologi Dakwah

Dosen Pengampu: Mas’udi S.Fil.I., M.A

Disusun Oleh :

Sella Septia Anggia Bhinta 1740410048

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ISLAM KUDUS

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM- B3

TAHUN PELAJARAN 2018

Page 2: Membentuk Kepribadian Seseorang€¦ · BAB II PEMBAHASAN A. Konsep dan Bentuk Kepribadian Kepribadian adalah sifat khas dari diri seseorang melalui ciri, karakteristik, dan gaya

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberadaan moral seseorang merupakan bagian dari keseluruhan wujud

kepribadiannya. mengkaji moral seseorang bearrti mengkaji bagian kepribadian orang.

Membentuk cara-cara berpikir moral seseorang merupakan bagian dari upaya

pembentukan kepribadiannya.

Masyarakat dan lingkungan sekitar sangat penting untuk mengembangkan cara

berpikir moral menuju kea rah pembentukan perilaku moral yang lebih baik. Peningkatan

cara berpikir moral dapat dilakukan melalui tahap-tahap pertimbangan moralnya. Cara

berpikir moral menuju kea rah perilaku moralitas meallui peningkatan pertimbangan

moral dikembangakn berdasarkan pendekatan perkembangan kognitif. Pendekatan ini

dilakukan dan dipraktikan sejak dini.

Penciptaan kondisi untuk mengembangkan cara berpikir masyarakat kea rah

terwujudnya perilaku moral bukan hal yang mudah. Kebiasaan-kebiasaan yang salah

akan menjadi pola berpikir yang menyesatkan dan merugikan bagi terbentuknya

kepribadian yang baik. Persepsi dan usaha yang saling mendukung akan sangat

membantu bagi pembentukan cara berpikir moral dan perilaku moralitas masyarakat

sebagai wujud pembentukan kepribadiannya.

Cara berpikir masyarakat kea rah oerilaku moral melalui pertimbangan moralnya

adalah upaya bagaimana masyarakat bertahap dan pasti menuju terbentuknya

kemampuan dasar cara-cara berpikir moral sehingga mengarah pada pengakuan nilai-

nilai kemerdekaan, nilai-nilai kesamaan, dan nilai-nilai kesalinterimaan (liberty, equality,

dan reciprocity).

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dan bentuk kepribadian ?

2. Apa faktor yang mempengaruhi kepribadian ?

3. Bagaimana struktur kepribadian dan tindakan moral ?

Page 3: Membentuk Kepribadian Seseorang€¦ · BAB II PEMBAHASAN A. Konsep dan Bentuk Kepribadian Kepribadian adalah sifat khas dari diri seseorang melalui ciri, karakteristik, dan gaya

4. Apa yang dimaksud dengan etika, moral, norma, nilai, akhlak, dan estetika dalam

budi pekerti ?

5. Bagaimana hubungan kepribadian dengan etika, moral, norma, nilai, akhlak, dan

estetika dalam budi pekerti ?

C. Tujuan

1. Mengetahui konsep dan bentuk kepribadian

2. Mengetahui factor yang mempengaruhi kepribadian

3. Mengetahui struktur kepribadian dan tindakan moral

4. Mengetahui pengertian etika, moral, norma, nilai, akhlak, dan estetika dalam budi

pekerti

5. Mengetahui hubungan kepribadian denagn etika, moral, nilai, akhlak, dan estetika

dalam budi pekerti.

Page 4: Membentuk Kepribadian Seseorang€¦ · BAB II PEMBAHASAN A. Konsep dan Bentuk Kepribadian Kepribadian adalah sifat khas dari diri seseorang melalui ciri, karakteristik, dan gaya

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep dan Bentuk Kepribadian

Kepribadian adalah sifat khas dari diri seseorang melalui ciri, karakteristik, dan gaya

yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya

keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan seseorang sejak lahir.1 Menurut Paul Gunadi

(2005) pada umumnya terdapat lima penggolongan kepribadian yang sering dikenal

dalam kehidupan sehari-hari, yaitu :

1. Tipe Sanguin

Tipe sanguin memiliki cirri-ciri yaitu, memiliki banyak kekuatan, bersemangat,

mempunyai gairah hidup, dapat membuat lingkungannya gembira dan senang. Akan

tetapi, tipe ini memilki kelemahan yaitu, cenderung implusif, dan bertindak sesuai

emosinya atau keinginannya. Orang dengan kepribadian sanguin sangat mudah

dipengaruhi oleh lingkungannya dan rangsangan dari luar dirinya seperti kurang bisa

menguasai diri atau penguasaan diri lemah dan cenderung mudah jatuh ke dalam

percobaan karena godaan dari luar mudah memikatnya dan bisa terperosok ke

dalamnya.2 Oleh karena itu, kelompok ini perlu ditingkatkan secara terus menerus

perkembangan moral kognitifnya melalui tingkat pertimbangan moral sehingga dalam

berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain lebih menggunakan pikirannya dari

pada menggunakan perasaan emosinya. Peningkatan moral kognitifnya akan

menjadikan pikiran mereka lebih tajam dan lebih kritis dalam menghadapi persoalan

yang berkaitan dengan orang lain.

2. Tipe Flegmatik

Tipe ini memiliki cirri cenderung tenang, gejala emosinya tidak tampak. Misalnya

dalam kondisi senang atau sedih, turundan naiknya emosi tidak terlihat secara jelas.

1 Wawancara oleh Ibu Lina Maesaroh

2 Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak (Peran moral intelektual, emosional, dan sosial sebagai wujud

integritas membangun jati diri), Jakarta: PT Bumi Aksara, hlm 11.

Page 5: Membentuk Kepribadian Seseorang€¦ · BAB II PEMBAHASAN A. Konsep dan Bentuk Kepribadian Kepribadian adalah sifat khas dari diri seseorang melalui ciri, karakteristik, dan gaya

Orang yang bertipe ini cenderung dapat menguasai dirinya dengan cukup baik dan

lebih intropespektif, memikirkan ke dalam, dan mampu melihat, menatap, dan

memikirkan masalah yang terjadi di sekitarnya. Dan mereka seorang pengamat yang

kuat, penonton yang tajam, dan pengkritik yang berbobot. Kelemahannya yaitu ada

kecenderungan untuk mengambil mudahnya dan tidak mau susahnya. Oleh karena itu.

Perlu mendapatkan bimbingan yang mengarah pada meningkatnya pertimbangan

moralnya guna peningkatan rasa kasih sayang sehingga menjadi orang yang lebih

bermurah hati.

3. Tipe Melankolik

Tipe ini memiliki cirri-ciri yaitu terobsesi dengan karyanya yang paling bagus,

mengerti estetika keindahan hidup, sangat sensitive, dan perasaannya sangat kuat.

Kelemahannya adalah sangat mudah dikuasai oleh perasaan dan cenderung perasaan

yang mendasari hidupnya sehari-hari adalah perasaan yang murung. Dari hasil

penelitian, termasuk orang yang bertipe ini karena tidak mudah untuk terangkat,

senang, atau tertawa terbahak-bahak. Pembentukan kepribadian melalui peningkatan

moral dapat membantu untuk mengatasi perasaannya yang kuat dan sensitifnya. Dan

kekuatan emosionalnya dapat berkembang secara seimbang dengan perkembangan

moral kognitifnya.3

4. Tipe Kolerik

Tipe ini memiliki ciri yaitu cenderung berorientasi pada pekerjaan dan tugas,

mempunyai kedisiplinan yang tinggi, dan mampu melaksanakan tugas yang

dihadapinya dengan bertanggungjawab. Kelemahannya yaitu kurang bisa merasakan

perasaan orang lain, kurang mampu mengembangkan rasa kasihan pada orang yang

sedang menderita, dan perasaannya kurang bermain. Kelompok tipe ini perlu

ditingkatkan kepekaan sosialnya melalui pengembangan emosional yang seimbang

dengan moral kognitifnya sehingga menjadi lebih peka terhadap masalah yang

dihadapi orang lain.4

3 Wawancara Ibu Lina Maesaroh

4 Ibid, hlm 12

Page 6: Membentuk Kepribadian Seseorang€¦ · BAB II PEMBAHASAN A. Konsep dan Bentuk Kepribadian Kepribadian adalah sifat khas dari diri seseorang melalui ciri, karakteristik, dan gaya

5. Tipe Asertif

Tipe ini memiliki ciri yaitu mampu menyatakan pendapat, ide, dan gaagsan secara

kritis dan tegas tetapi perasannya halus sehingga tidak menyakiti perasaan orang lain.

Tetapi mereka berjuang mempertahankan hak sendiri, tetapi tidak sampai

mengabaikan atau mengancam hak orang lain, melibatkan perasaan dan kepercayaan

orang lain sebagai bagian dari interaksi, mengekspresikan perasaan dan kepercayaan

sendiri dengan cara yang terbuka, langsung, jujur, dan tepat. Tipe ini adalah tipe yang

ideal maka tidak banyak ditemukan orang kelemahannya. Oleh karena itu,

peningkatan pertimbangan moral kognitif secara sadar dan terencana diniatkan untuk

mencapai model kepribadian tipe sertif ini.

Menurut Browner (2005) kepribadian adalah corak tingkah laku sosial, corak

ketakutan, dorongan dan keinginan, opini, dan sikap. Tingkah laku itu terkadang

kelihatan (overt) dan kadang tidak kelihatan (covert). 5Tingkah laku manusia adalah

gerak-gerik suatu badan sehingga kepribadian dapat dikatakan corak gerak-gerik

badan manusia. Tingkah laku yang disebut kepribadian bersifat sadar dan tidak sadar.

Hal itu dapat dilihat dari sudut diri manusia dan dari sudut lingkungannya.

Unsur-unsur yang terdapat dalam tingkah laku manusia antara lain :

1. Konflik

Kepribadian seseorang berkembang dalam hubungannya dengan

lingkungan, dan berhubungan dengan perasaan juga. Pembentukan kepribadian

melalui peningkatan pertimbangan moral adalah upaya peningkatan moral

seseorang sehingga membentuk kepribadiannya. Peningkatan pertimbangan moral

dialakukan dengan penerapan diskusi dilema moral. Pada dasarnya diskusi

dilemma moral dikembangkan berdasarkan konflik moral, baik yang diangkat dari

peristiwa nyata maupun dilemma moral yang direkayasa. Dengan penerapan

strategi diskusi dilema moral yang dikembangkan dalam pembelajaran moral

adalah sejalan dan didukung oleh teori ini.

5 Ibid, hlm 18

Page 7: Membentuk Kepribadian Seseorang€¦ · BAB II PEMBAHASAN A. Konsep dan Bentuk Kepribadian Kepribadian adalah sifat khas dari diri seseorang melalui ciri, karakteristik, dan gaya

2. Bakat

Kepribadian adalah bentuk suatu badan. Bakat kepribadian mempunyai

segi jasmaniah yang sering disebut temperamen. Intelegasi juga berdasar pada

perkembangan badan (otak), dan sering dilihat bahwa orang orang dengan badan

yang sehat juga mempunyai kepandaian yang besar. Temperamen seseorang

sebaiknya dilengkapi dengan kemampuan cara berpikir moral dengan tingkat

pertimbangan moral yang tinggi sehingga kepandaian yang dimiliki juga sejajar

dengan perilaku moralitasnya yang berkualitas tinggi. Oleh karena itu,

pembentukan kepribadian melalui peningkatan pertimbangan moral perlu dimiliki

oleh kelompok orang yang kepribadiannya lahir dari dukungan bentuk badan yang

ideal ini. Dari hasil penelitian, kepribadian yang dimiliki adalah pandai menari.

Setiap orang memiliki kepribadian bakat berbeda-beda. Karena fator bakat yang

dimilki disebabkan karena kehendak Allah atau kesukaan pada sesuatu dan dilatih

terus menerus. Maka terjadilah kepribadian bakat seseorang.6

3. Adaptasi Sosial

Orang yang kepribadiannya cukup fleksibel bisa menyesuaikan diri jika

dalam lingkungannya ada orang yang melawan, menfitnah, mengejek, atau

memusuhi. Dalam hasil penelitian, melalui respon yang ditunjukkan oleh

seseorang atas stimulus yang diterimanya, amak akan tampak perilaku atau

kepribadiannya. Dalam suasana aman (tanpa adanya tantangan), terkadang

kepribadian orang tidak tampak aslinya. Selanjutnya, ketika seseorang dihadapkna

pada suatu tantangan seperti fitnahan., ejekan, ajakan bermusuhan, dan

sejenisnya, maka kepribadian yang sebenarnya akan muncul menjadi sesuatu yang

dapat dilihat dan dibaca orang. Dengan pembetukan kepribadian melalui

peningkatan pertimbangan moral dapat membantu seseorang dalam menetapkan

respon yang bermoral ketika mereka menghadapi tantangan yang dihadapi dengan

cara berpikir moral yang dilandasi oleh pertimbangan moral yang benar dan

berkualitas baik.

6 Wawancara oleh Ibu Lina Maesaroh

Page 8: Membentuk Kepribadian Seseorang€¦ · BAB II PEMBAHASAN A. Konsep dan Bentuk Kepribadian Kepribadian adalah sifat khas dari diri seseorang melalui ciri, karakteristik, dan gaya

B. Faktor yang memengaruhi Kepribadian

Faktor-faktor yang dapat memengaruhi kepribadian seseorang dapat dikelompokkan

dalam dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah factor yang

berasal dari dalam diri orang itu sendiri. Faktor ini merupakan faktor genetis atau

bawaan. Faktor genetis yaitu faktor yang berupa bawaan sejak lahir dan merupakan

pengaruh keturunan dari salah satu sifat yang dimiliki salah satu dari kedua orang tuanya

atau gabungan dan kombinasi dari sifat kedua orang tuanya. Dari hasil penelitian, faktor

internal yang dimiliki adalah sifat yang tidak mudah marah. Faktor eksternal adalah

faktor yang berasal dari luar orang tersebut. Faktor ini merupakan pengaruh yang berasal

dari lingkungan seseorang mulai dari lingkungan terkecilnya, yakni keluarga, teman,

tetangga, sampai dengan pengaruh dari berbagai media audiovisual seperti TV, dan

media cetak seperti koran, majalah, dan lainnya. Misalnya, ujian tidak boleh menyontek

buku. Tetapi yang dilakukan adalah menyontek buku dan termasuk melanggar larangan.

Perilaku tersebut sama saja berbohong kepada orang lain, dan merugikan diri kita sendiri.

Dan akibatnya orang lain mencontoh hal yang tidak baik tersebut.7

C. Struktur Kepribadian dan Tindakan Moral

Tindakan moral sebagai penafsiran dapat dilihat dari segi struktur kepribadian,

perkembangan kepribadian, masalah konformitas, perbedaan individual dalam

kepribadian dan perilaku moral. untuk menempatkan perkembangan moral dalam konteks

perkembangan pribadi sebagai suatu keseluruhan.

Masalah perkembangan moral dapat dipahami dari sudut pandang teori

kepribadian, yaitu:

1. Struktur Kepribadian

Manusia mengembangkan kebudayaannya melalui proses evolusi, karena dapat

meletakkan moralitas sebagai pengatur kehidupan berkelompok. Dengan moralitas dapat

kecenderungan batin manusia yang sangat menentukan kepribadian manusia perbuatan

sosialnya.

7 Wawancara oleh Ibu Lina Maesaroh

Page 9: Membentuk Kepribadian Seseorang€¦ · BAB II PEMBAHASAN A. Konsep dan Bentuk Kepribadian Kepribadian adalah sifat khas dari diri seseorang melalui ciri, karakteristik, dan gaya

Cara bergaul manusia juga memerlukan moralitas agar terbina keteraturan. Dan

moralitas juga dipandang dari sudut pandangan sosial yaitu suatu aturan yang

memfertivikasi hak dan kewajiban, dan dari sudut pandangan individual yaitu orientasi

pribadi terhadap aturan dan nilai yang berlaku dalam lingkungan budaya.8

2. Perkembangan Kepribadian

Dalam perkembangan kepribadian melalui tiga fase yaitu mulai fase sekitar umur

5 tahun karena berkaitan dengan kewibawaan dan kekuasaan. Dalam fase ini mengenai

sikap aturan yang diterjemahkan dalam bentuk gambaran diri dan diarahkan pada tokoh-

tokoh terdekat yang dapat mengerti dan menguasainya. Dalam fase anak-anak dan

remaja, diarahkan pada persoalan hubungan dengan teman sebayanya. Yang dapat

menaruh perhatian seperti, perilaku jujur, adil, dan membalas jasa orang lain. Fase

memasuki dunia kerja dan dimulai dari berkeluarga. Persoalan pama masa lalu yang

bergaul dengan teman berpadu dengan persoaln indentitas disri. Pada masa ini seseorang

menentukan corak kepribadian yang diharapkan mengembangkan suatu pola umum

gambaran dirinya dengan tujuan hidupnya serta merencanakan strategis untuk

menempuhnya. Fase ini termasuk memantapkan suatu gaya hidup tertentu yang hendak

direalisasikannya.9

Perkembangan kepribadian dilihat melalui gambaran diri seseorang, metode interaksi,

dan pandangan serta harapan terhadap orang lain yang berkaitan dengan perilaku

sosialnya dan terbentuk melalui riwayat perkembangan hidupnya.

3. Masalah konformitas

Jika dihubungkan dengan masalah konformitas maka mereka berbuat sama dengan

aturan sosial yang umum berlaku yang dianggap sebagai orang yang tidak terlalu cerdas.

Karena menuruti saja harapan-harapan atasannya, yang kemungkinan melakukan

kejahatan terhadap orang yang tidak dikenalnya. Konformitas menyerupai imoralitas dan

tidak konformitas dengan kedewasaan. Sedangkan mereka yang menolak konformitas

8 Ibid, hlm 22

9 Wawancara oleh Ibu Lina Maesaroh

Page 10: Membentuk Kepribadian Seseorang€¦ · BAB II PEMBAHASAN A. Konsep dan Bentuk Kepribadian Kepribadian adalah sifat khas dari diri seseorang melalui ciri, karakteristik, dan gaya

dipandang bisa menyesuaikan diri, cermat dan tidak mau mengikuti orang lain. Konsep

otonomi digunakan untuk menjelaskan kasus-kasus yang menunjukkan orang melakukan

perbuatan yang sebagai perbuatan moral.10

Dalam hal ini, ketidakpatuhan seseorang

dipandang sebagai contoh perbuatan yang otonom. Perilaku otonom merupakan corak

yang khas dan konformitasnya merujuk pada sekelompok evaluator yang internal.

4. Perbedaan Individual, Kepribadian, dan Perilaku Moral

Banyak perbedaan pada diri seseorang dari segi corak pengalaman yang dialami,

perbedaan dalam fenomenologi moralnya, kelompok referensinya, perbedaan dalam cara

dan corak penafsiran dirinya. Teori tipe kepribadian dikembangkan oleh Holland ( dalam

Kutines dan Gerwitz, 1984)menegaskan bahwa seluruh ranah kepribadian dapat

diklasifikasikan ke dalam enam tipe, yaitu. Pertama, tipe realistis yaitu mereka yang

bersikap praktis, bebas. Kedua, tipe penyelidik atau investigative yang bersifat teoretis,

bebas, berorientasi ilmiah. Ketiga, tipe artistic yang bersifat principal (berpegang pada

prinsip), kreatif, suka membantu. Keempat, tipe sosial yang bersifat idealis dan suka

menolong. Kelima, tipe perintis yang bersifat beorientasi pada status dan berhaluan

politik. Keenam, tipe konvensioanal yaitu pandai menyesuaikan diri, cermat pada hal-hal

yang kecil atau detail dan berorientasi pada keuangan.11

Dengan tipe tersebut dapat ditemukan seperangkat gambaran diri, cara penafsiran

diri, dari kelompok referensi yang berbeda antara yang satu dengan yang lain. Dengan

tipe tersebut ada pandangan yang berkaitan denagn masalah moral, yaitu manusia

diklasifikasikan beradasarkan persamaannya dan masing-masing tipe tersebut dapat

ditentukan karakteristiknya yang khas atas adsar moral yang dapat dibedakan dari yang

lainnya, serta dapat selaras dan memiliki orientasi moral yang berbeda.

D. Etika, Moral, Norma, Nilai, Akhlak, dan Estetika dalam Budi Pekerti

Etika merupakan perilaku manusia dalam hidupnya yang mengenai nilai dan

norma dan menentukan terwujudnya sikap serta pola perilaku hidup manusia, baik

10

Ibid, hlm 24 11

Ibid, hlm 24

Page 11: Membentuk Kepribadian Seseorang€¦ · BAB II PEMBAHASAN A. Konsep dan Bentuk Kepribadian Kepribadian adalah sifat khas dari diri seseorang melalui ciri, karakteristik, dan gaya

sebagai pribadi maupun sebagai anggota kelompok. Etika mempelajari manusia untuk

berperilaku yang baik dengan didasari nilai dan norma sebagai pegangan untuk mengatur

tingkah lakunya dan mengetahui baik dan buruknya.

Moral merupakan nilai dan norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau

suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Moral juga sebagai sarana mengukur

benar dan tidaknya atau baik dan tidaknya tindakan manusia. Menanamkan moral

dilakukan secara individu dan kelompok. Dan sebagai keyakinan dalam suatu

masyarakat yang berhubungan dengan karakter atau kelakuan apa yang harus dilakukan

oleh masyarakat.12

Norma berarti ukuran, garis penengah, atau aturan, kaidah bagi pertimbangan dan

penilaian. Nilai menjadi milik bersama dalam satu masyarakat yang telah tertanam

sehingga menjadi norma yang tersepakati bersama. Segala hal yang diberi nilai, indah,

baik, atau berguna, diusahakan untuk diwujudkan dalam perbuatan. Norma tindakan telah

diterima masyarakat yang mengandung sanksi serta penguatan yaitu jika tidak dilakukan

sesuai dengan norma maka hukumannya adalah celaan dan sejenisnya, sedangkan jika

dilakukan sesuai dengan norma maka mendapat balas jasa, pujian, dan lainnya.

Nilai merupakan berlaku, berguna, kuat. Dan nilai adalah kualitas sesuatu hal

yang disukai, diingan, dan dapat menjadi objek kepentingan. Nilai bersifat relative karena

bersangkutan dengan preferensi (sikap, keinginan, kecenderungan, dan sebagainya. Nilai

berbeda dari suatu kebudayaan ke budayaan lainnya, dan bisa menilai dari yang benar-

salah, tepat-tidak tepat, dan baik-buruk.13

Nilai seperti kebaikan, kebenaran, keindahan,

dan tidak ada dalam dunia nyata secara objektif, tetapi merupakan perasaan, sikap

pribadi, dan merupakan penafsiran atas kenyataan. Nilai dianggap sebagai “keharusan”

yang dijadikan dasar untuk keputusan yang diambil oleh seseorang. Nilai bagian

kenyataan yang tidak bisa dipisahkan atau diabaikan. Setiap orang bertingkah laku sesuai

dengan seperangkat nilai, baik nilai yang sudah diterapkan atau yang belum. Nilai yang

berkembang dalam masyarakat, yaitu nilai moral, nilai undang-undang, nilai sosial, dan

nilai agama.

12

DOAJ, Bp. Mas’udi 13

Ibid, 29

Page 12: Membentuk Kepribadian Seseorang€¦ · BAB II PEMBAHASAN A. Konsep dan Bentuk Kepribadian Kepribadian adalah sifat khas dari diri seseorang melalui ciri, karakteristik, dan gaya

Akhlak merupakan sama dengan budi pekerti. Pada dasarnya, akhlak mengajarkan

bagaimana seseorang yang seharusnya berhubungan dengan Tuhan Penciptanya, dan

sekaligus seseorang berhubungan dengan sesame manusia. Ajaran akhlak adalah

berlandas pada niat dan itikad untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu dan mencari ridha

Allah. Nilai-nilai yang diterapkan yaitu kebenaran, kasih saying, kejujuran, amanah, dan

sebagainya.

Estetika merupakan hal yang mengutamakan keindahan. Keindahan ini

diwujudkan dalam niat, keindahan dalam proses, dan keindahan dalam hasil. Jika

keindahan dirasakan bersama-sama melalui lima indra, maka bisa disebut dengan

“nikmat”.

E. Hubungan Kepribadian dengan Etika, Moral, Norma, Nilai, Akhlak, Estetika dalam Budi

Pekerti

Kepribadian merupakan karakteristik yang khas dan merujuk bagaimana individu

tersebut tampil dan menimbulkan kesan bagi individu lainnya. Kepribadian yang dimiliki

seseorang akan berpengaruh terhadap akhlak, moral, budi pekerti, etika, dan estetika

orang tersebut ketika berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain dalam kehidupan

sehari-hari. Perilaku yang baik harus melakukan etika, moral, norma, nilai, akhlak, dan

estetika untuk mewujudkan kepribadian yang baik.14

Ajaran moral memuat pandangan tentang nilai dan norma moral yang terdapat

pada sekelompok manusia. Moral akan mengarahkan kepada kebaikan manusia, yang

mengandung nilai-nilai universal tentang kemanusiaan. Moral juga berkaitan dengan

moralitas yaitu segala hal yang berkaitan dengan sopan santun. Moralitas berasal dari

sumber tradisi atau adat, agama atau sebuah ideologi, dan gabungan dari beberapa

sumber. Kepribadian yang dimiliki seseorang dapat dipengaruhi oleh cara berpikir moral

seseorang. Moral yang baik, berasal dari cara berpikir moralnya yang tinggi berdasarkan

pertimbangan moral yang bersumber dari perkembangan moral kognitifnya. Dengan

pendidikan moral dapat membantu untuk membentuk moral yang baik dalam

pembentukan kepribadian yang baik juga.

14

Wawancara oleh Ibu Lina Maesaroh

Page 13: Membentuk Kepribadian Seseorang€¦ · BAB II PEMBAHASAN A. Konsep dan Bentuk Kepribadian Kepribadian adalah sifat khas dari diri seseorang melalui ciri, karakteristik, dan gaya

Pendidikan budi pekerti adalah proses pendidikan yang ditujukan untuk

mengembangkan nilai, sikap, dan perilaku yang memancarkan akhlak mulia atau budi

pekerti luhur. Nilai positif dari budi pekerti adalah beriman, bijaksana, ikhlas, jujur,

pemaaf, rajin, ramah, dan sebagainya. Dan nilai negatifnya seharusnya dihindari atau

tidak dimiliki seseorang yaitu bohong, boros, kasar, malas, pendendam, putus asa,

sombong, perusak, dan sebagainya.

Etika merupakan tindakan manusia. Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia,

melainkan merpersoalkan bagaimana manusia harus bertindak. Kepribadian yang

merupakan cerminan watak dan tingkah laku seseorang dapat berpengaruh terhadap etika

orang tersebut di masyarakat. Artinya nilai-nilai yang telah diterima oleh seseorang akan

menentukan corak kepribadian tersebut. Etika tidak langsung membuat manusia menjadi

lebih baik, melainkan etika merupakan sarana untuk memperoleh orientasi kritis

berhadapan dengan berbagai moralitas yang membingungkan. Etika ingin menampilkan

keterampilan intelektual, yaitu keterampilan untuk beragumentasi secara rasional dan

kritis. Dengan etika juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk membentuk kepribadian

yang baik, berakhlak mulia, dan berbudi pekerti luhur.

Selain etika, konsep estetika berkembang lebih luas. Estetika bukan berkualifikasi

atas penilaian atau evaluasi belaka tentang rasa indah, melainkan juga menyangkut

penelusuran sifat dan manfaat kegunaan, ragam penyikapan, pengalaman, dan

penikmatan atas nilai keindahan tersebut. Kepribadian yang dimiliki sesorang akan

mempengaruhi cara pandang orang tersebut terhadap esteika lingkungannya. Kepribadian

erat kaitannya dengan estetika karena kepribadian yang peka pada kebaikan, pada

umumnya akan lebih peduli terhadap estetika dalam kehidupannya. Menanamkan moral

juga penting karena akan mengarahkan kepada kebaikan manusia, yang mengandung

nilai-nilai universal tentang kemanusiaan.15

15

Wawancara oleh Ibu Lina Maesaroh

Page 14: Membentuk Kepribadian Seseorang€¦ · BAB II PEMBAHASAN A. Konsep dan Bentuk Kepribadian Kepribadian adalah sifat khas dari diri seseorang melalui ciri, karakteristik, dan gaya

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kepribadian adalah sifat khas dari diri seseorang melalui ciri, karakteristik, dan

gaya yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya

keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan seseorang sejak lahir. Menurut Paul Gunadi

(2005) pada umumnya terdapat lima penggolongan kepribadian yang sering dikenal

dalam kehidupan sehari-hari, yaitu tipe sanguin, tipe flegmatik, tipe melankolik, tipe

kolerik, tipe asertif. Unsur-unsur yang terdapat dalam tingkah laku manusia yaitu konflik,

bakat, dan adaptasi sosial. Faktor yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorang dapat

dikelompokkan dalam dua faktor yaitu, faktor internal dan faktor eksternal. Tindakan

moral sebagai penafsiran dapat dilihat dari segi struktur kepribadian, perkembangan

kepribadian, masalah konformitas, perbedaan individual dalam kepribadian dan perilaku

moral. untuk menempatkan perkembangan moral dalam konteks perkembangan pribadi

sebagai suatu keseluruhan. Masalah perkembangan moral dapat dipahami dari sudut

pandang teori kepribadian yaitu, struktur kepribadian, perkembangan kepribadian,

masalah konformitas. Dan perbedaan individual, kepribadian, dan perilaku moral.

Kepribadian merupakan karakteristik yang khas dan merujuk bagaimana individu

tersebut tampil dan menimbulkan kesan bagi individu lainnya. Kepribadian yang dimiliki

seseorang akan berpengaruh terhadap akhlak, moral, budi pekerti, etika, dan estetika

orang tersebut ketika berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain dalam kehidupan

sehari-hari. Perilaku yang baik harus melakukan etika, moral, norma, nilai, akhlak, dan

estetika untuk mewujudkan kepribadian yang baik. Menanamkan moral juga penting

karena akan mengarahkan kepada kebaikan manusia, yang mengandung nilai-nilai

universal tentang kemanusiaan.

Page 15: Membentuk Kepribadian Seseorang€¦ · BAB II PEMBAHASAN A. Konsep dan Bentuk Kepribadian Kepribadian adalah sifat khas dari diri seseorang melalui ciri, karakteristik, dan gaya

DAFTAR PUSTAKA

Wawancara oleh Ibu Lina Maesaroh

DOAJ Bp. Mas’udi S.Fil.I., M.A

Dr. Sjarkawi, M.Pd. 2006. Pembentukan Kepribadian Anak (Peran moral intelektual, emosional,

dan sosial, sebagai wujud integritas membangun jati diri). Jakarta: PT Bumi Aksara.