Membentuk Kepribadian Seseorang · PDF file BAB II PEMBAHASAN A. Konsep dan Bentuk Kepribadian...
date post
28-Dec-2020Category
Documents
view
1download
0
Embed Size (px)
Transcript of Membentuk Kepribadian Seseorang · PDF file BAB II PEMBAHASAN A. Konsep dan Bentuk Kepribadian...
Membentuk Kepribadian Seseorang
Disusun untuk memenuhi: Tugas Akhir Semester
Mata Kuliah: Sosiologi dan Antropologi Dakwah
Dosen Pengampu: Mas’udi S.Fil.I., M.A
Disusun Oleh :
Sella Septia Anggia Bhinta 1740410048
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ISLAM KUDUS
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM- B3
TAHUN PELAJARAN 2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberadaan moral seseorang merupakan bagian dari keseluruhan wujud
kepribadiannya. mengkaji moral seseorang bearrti mengkaji bagian kepribadian orang.
Membentuk cara-cara berpikir moral seseorang merupakan bagian dari upaya
pembentukan kepribadiannya.
Masyarakat dan lingkungan sekitar sangat penting untuk mengembangkan cara
berpikir moral menuju kea rah pembentukan perilaku moral yang lebih baik. Peningkatan
cara berpikir moral dapat dilakukan melalui tahap-tahap pertimbangan moralnya. Cara
berpikir moral menuju kea rah perilaku moralitas meallui peningkatan pertimbangan
moral dikembangakn berdasarkan pendekatan perkembangan kognitif. Pendekatan ini
dilakukan dan dipraktikan sejak dini.
Penciptaan kondisi untuk mengembangkan cara berpikir masyarakat kea rah
terwujudnya perilaku moral bukan hal yang mudah. Kebiasaan-kebiasaan yang salah
akan menjadi pola berpikir yang menyesatkan dan merugikan bagi terbentuknya
kepribadian yang baik. Persepsi dan usaha yang saling mendukung akan sangat
membantu bagi pembentukan cara berpikir moral dan perilaku moralitas masyarakat
sebagai wujud pembentukan kepribadiannya.
Cara berpikir masyarakat kea rah oerilaku moral melalui pertimbangan moralnya
adalah upaya bagaimana masyarakat bertahap dan pasti menuju terbentuknya
kemampuan dasar cara-cara berpikir moral sehingga mengarah pada pengakuan nilai-
nilai kemerdekaan, nilai-nilai kesamaan, dan nilai-nilai kesalinterimaan (liberty, equality,
dan reciprocity).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dan bentuk kepribadian ?
2. Apa faktor yang mempengaruhi kepribadian ?
3. Bagaimana struktur kepribadian dan tindakan moral ?
4. Apa yang dimaksud dengan etika, moral, norma, nilai, akhlak, dan estetika dalam
budi pekerti ?
5. Bagaimana hubungan kepribadian dengan etika, moral, norma, nilai, akhlak, dan
estetika dalam budi pekerti ?
C. Tujuan
1. Mengetahui konsep dan bentuk kepribadian
2. Mengetahui factor yang mempengaruhi kepribadian
3. Mengetahui struktur kepribadian dan tindakan moral
4. Mengetahui pengertian etika, moral, norma, nilai, akhlak, dan estetika dalam budi
pekerti
5. Mengetahui hubungan kepribadian denagn etika, moral, nilai, akhlak, dan estetika
dalam budi pekerti.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep dan Bentuk Kepribadian
Kepribadian adalah sifat khas dari diri seseorang melalui ciri, karakteristik, dan gaya
yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya
keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan seseorang sejak lahir. 1 Menurut Paul Gunadi
(2005) pada umumnya terdapat lima penggolongan kepribadian yang sering dikenal
dalam kehidupan sehari-hari, yaitu :
1. Tipe Sanguin
Tipe sanguin memiliki cirri-ciri yaitu, memiliki banyak kekuatan, bersemangat,
mempunyai gairah hidup, dapat membuat lingkungannya gembira dan senang. Akan
tetapi, tipe ini memilki kelemahan yaitu, cenderung implusif, dan bertindak sesuai
emosinya atau keinginannya. Orang dengan kepribadian sanguin sangat mudah
dipengaruhi oleh lingkungannya dan rangsangan dari luar dirinya seperti kurang bisa
menguasai diri atau penguasaan diri lemah dan cenderung mudah jatuh ke dalam
percobaan karena godaan dari luar mudah memikatnya dan bisa terperosok ke
dalamnya. 2 Oleh karena itu, kelompok ini perlu ditingkatkan secara terus menerus
perkembangan moral kognitifnya melalui tingkat pertimbangan moral sehingga dalam
berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain lebih menggunakan pikirannya dari
pada menggunakan perasaan emosinya. Peningkatan moral kognitifnya akan
menjadikan pikiran mereka lebih tajam dan lebih kritis dalam menghadapi persoalan
yang berkaitan dengan orang lain.
2. Tipe Flegmatik
Tipe ini memiliki cirri cenderung tenang, gejala emosinya tidak tampak. Misalnya
dalam kondisi senang atau sedih, turundan naiknya emosi tidak terlihat secara jelas.
1 Wawancara oleh Ibu Lina Maesaroh
2 Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak (Peran moral intelektual, emosional, dan sosial sebagai wujud
integritas membangun jati diri), Jakarta: PT Bumi Aksara, hlm 11.
Orang yang bertipe ini cenderung dapat menguasai dirinya dengan cukup baik dan
lebih intropespektif, memikirkan ke dalam, dan mampu melihat, menatap, dan
memikirkan masalah yang terjadi di sekitarnya. Dan mereka seorang pengamat yang
kuat, penonton yang tajam, dan pengkritik yang berbobot. Kelemahannya yaitu ada
kecenderungan untuk mengambil mudahnya dan tidak mau susahnya. Oleh karena itu.
Perlu mendapatkan bimbingan yang mengarah pada meningkatnya pertimbangan
moralnya guna peningkatan rasa kasih sayang sehingga menjadi orang yang lebih
bermurah hati.
3. Tipe Melankolik
Tipe ini memiliki cirri-ciri yaitu terobsesi dengan karyanya yang paling bagus,
mengerti estetika keindahan hidup, sangat sensitive, dan perasaannya sangat kuat.
Kelemahannya adalah sangat mudah dikuasai oleh perasaan dan cenderung perasaan
yang mendasari hidupnya sehari-hari adalah perasaan yang murung. Dari hasil
penelitian, termasuk orang yang bertipe ini karena tidak mudah untuk terangkat,
senang, atau tertawa terbahak-bahak. Pembentukan kepribadian melalui peningkatan
moral dapat membantu untuk mengatasi perasaannya yang kuat dan sensitifnya. Dan
kekuatan emosionalnya dapat berkembang secara seimbang dengan perkembangan
moral kognitifnya. 3
4. Tipe Kolerik
Tipe ini memiliki ciri yaitu cenderung berorientasi pada pekerjaan dan tugas,
mempunyai kedisiplinan yang tinggi, dan mampu melaksanakan tugas yang
dihadapinya dengan bertanggungjawab. Kelemahannya yaitu kurang bisa merasakan
perasaan orang lain, kurang mampu mengembangkan rasa kasihan pada orang yang
sedang menderita, dan perasaannya kurang bermain. Kelompok tipe ini perlu
ditingkatkan kepekaan sosialnya melalui pengembangan emosional yang seimbang
dengan moral kognitifnya sehingga menjadi lebih peka terhadap masalah yang
dihadapi orang lain. 4
3 Wawancara Ibu Lina Maesaroh
4 Ibid, hlm 12
5. Tipe Asertif
Tipe ini memiliki ciri yaitu mampu menyatakan pendapat, ide, dan gaagsan secara
kritis dan tegas tetapi perasannya halus sehingga tidak menyakiti perasaan orang lain.
Tetapi mereka berjuang mempertahankan hak sendiri, tetapi tidak sampai
mengabaikan atau mengancam hak orang lain, melibatkan perasaan dan kepercayaan
orang lain sebagai bagian dari interaksi, mengekspresikan perasaan dan kepercayaan
sendiri dengan cara yang terbuka, langsung, jujur, dan tepat. Tipe ini adalah tipe yang
ideal maka tidak banyak ditemukan orang kelemahannya. Oleh karena itu,
peningkatan pertimbangan moral kognitif secara sadar dan terencana diniatkan untuk
mencapai model kepribadian tipe sertif ini.
Menurut Browner (2005) kepribadian adalah corak tingkah laku sosial, corak
ketakutan, dorongan dan keinginan, opini, dan sikap. Tingkah laku itu terkadang
kelihatan (overt) dan kadang tidak kelihatan (covert). 5 Tingkah laku manusia adalah
gerak-gerik suatu badan sehingga kepribadian dapat dikatakan corak gerak-gerik
badan manusia. Tingkah laku yang disebut kepribadian bersifat sadar dan tidak sadar.
Hal itu dapat dilihat dari sudut diri manusia dan dari sudut lingkungannya.
Unsur-unsur yang terdapat dalam tingkah laku manusia antara lain :
1. Konflik
Kepribadian seseorang berkembang dalam hubungannya dengan
lingkungan, dan berhubungan dengan perasaan juga. Pembentukan kepribadian
melalui peningkatan pertimbangan moral adalah upaya peningkatan moral
seseorang sehingga membentuk kepribadiannya. Peningkatan pertimbangan moral
dialakukan dengan penerapan diskusi dilema moral. Pada dasarnya diskusi
dilemma moral dikembangkan berdasarkan konflik moral, baik yang diangkat dari
peristiwa nyata maupun dilemma moral yang direkayasa. Dengan penerapan
strategi diskusi dilema moral yang dikembangkan dalam pembelajaran moral
adalah sejalan dan didukung oleh teori ini.
5 Ibid, hlm 18
2. Bakat
Kepribadian adalah bentuk suatu badan. Bakat kepribadian mempunyai
segi jasmaniah yang sering disebut temperamen. Intelegasi juga berdasar pada
perkembangan badan (otak), dan sering dilihat bahwa orang orang dengan badan
yang sehat juga mempunyai kepan