Membangun Proposisi, Menemukan Kebenaran: 10 Kebenaran...

6
Sofyan Sjaf Online | Membangun Proposisi, Menemukan Kebenaran: 10 Kebenaran Tenta Copyright Sofyan Sjaf [email protected] http://sofyansjaf.staff.ipb.ac.id/2010/06/09/membangun-proposisi-menemukan-kebenaran-10-conto h-kebenaran-tentang-kemiskinan-di-pedesaan/ Membangun Proposisi, Menemukan Kebenaran: 10 Kebenaran Tentang Kemiskinan di Pedesaan Sofyan Sjaf Dua persoalan besar yang dihadapi pedesaan di Indonesia, yakni ketertinggalan dan kemiskinan. Perihal yang pertama, data Potensi Desa (2006) menyebutkan dari 69.957 desa di Indonesia hampir 45,2 persen (%) dinyatakan Kementerian Daerah Tertinggal masuk dalam kategori desa tertinggal [1] . Demikian juga dicatat, bahwa 68,4 persen dari 42,4 juta penduduk miskin berada di pedesaan (BPS, 2006). Kondisi ini tidak lain diakibatkan oleh rendahnya tingkat produktivitas masyarakat. Fenomena rendahnya tingkat produktivitas masyarakat di pedesaan tersebut, disinyalir karena angka pengangguran di pedesaan yang relatif tinggi dibandingkan di kota. Data BPS (2006) menunjukkan bahwa angka pengangguran terbuka telah mencapai 11,10 juta jiwa (10,45% dari penduduk Indonesia), sekitar 5,28 juta jiwa (8,44%) tinggal di pedesaan dan di perkotaan 5,82 juta jiwa (13,32%). Angka setengah pengangguran yang mencapai 29,92 juta jiwa (28,16%), porsi terbesar terdapat di perdesaan sejumlah 23,00 juta jiwa (36,76%), dan perkotaan hanya mencapai 6,92 juta jiwa atau 15,83% (BPS,2006). Selanjutnya jumlah orang miskin di Indonesia telah mencapai 39.05 juta jiwa atau 17,75% dari total populasi. Di kawasan perkotaan angka kemiskinan tersebut adalah 13,47%, sedangkan di kawasan perdesaan mencapai 21,81% (BPS, 2006) [2] . Dengan demikian, kemiskinan pedesaan sangatlah berkontribusi terhadap angka kemiskinan nasional. Berangkat dari data empiris di atas, tidaklah mudah untuk mempercayai/menyakininya, tetapi perlu pembuktian akan kebenarannya. Untuk itu, pertanyaan yang menarik adalah apakah kemiskinan suatu fenomena yang laten? dan sejauhmana kebenaran akan terjadinya kemiskinan itu sendiri? page 1 / 6

Transcript of Membangun Proposisi, Menemukan Kebenaran: 10 Kebenaran...

Page 1: Membangun Proposisi, Menemukan Kebenaran: 10 Kebenaran ...achamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Sofyan Sjaf Online... · Membangun Proposisi, Menemukan Kebenaran: 10 Kebenaran

Sofyan Sjaf Online | Membangun Proposisi, Menemukan Kebenaran: 10 Kebenaran Tentang Kemiskinan di PedesaanCopyright Sofyan Sjaf [email protected]://sofyansjaf.staff.ipb.ac.id/2010/06/09/membangun-proposisi-menemukan-kebenaran-10-contoh-kebenaran-tentang-kemiskinan-di-pedesaan/

Membangun Proposisi, Menemukan Kebenaran:10 Kebenaran Tentang Kemiskinan di Pedesaan

Sofyan Sjaf

Dua persoalan besar yang dihadapi pedesaan di Indonesia, yakni ketertinggalandan kemiskinan.  Perihal yang pertama, data Potensi Desa (2006) menyebutkan dari69.957 desa di Indonesia hampir 45,2 persen (%) dinyatakan Kementerian DaerahTertinggal masuk dalam kategori desa tertinggal [1].  Demikian juga dicatat, bahwa68,4 persen dari 42,4 juta penduduk miskin berada di pedesaan (BPS, 2006). Kondisi ini tidak lain diakibatkan oleh rendahnya tingkat produktivitas masyarakat.

Fenomena rendahnya tingkat produktivitas masyarakat di pedesaan tersebut,disinyalir karena angka pengangguran di pedesaan yang relatif tinggi dibandingkandi kota.  Data BPS (2006) menunjukkan bahwa angka pengangguran terbuka telahmencapai 11,10 juta jiwa (10,45% dari penduduk Indonesia), sekitar 5,28 juta jiwa(8,44%) tinggal di pedesaan dan di perkotaan 5,82 juta jiwa (13,32%).  Angkasetengah pengangguran yang mencapai 29,92 juta jiwa (28,16%), porsi terbesarterdapat di perdesaan sejumlah 23,00 juta jiwa (36,76%), dan perkotaan hanyamencapai 6,92 juta jiwa atau 15,83% (BPS,2006).

Selanjutnya jumlah orang miskin di Indonesia telah mencapai 39.05 juta jiwa atau17,75% dari total populasi.  Di kawasan perkotaan angka kemiskinan tersebutadalah 13,47%, sedangkan di kawasan perdesaan mencapai 21,81% (BPS, 2006)[2].  Dengan demikian, kemiskinan pedesaan sangatlah berkontribusi terhadapangka kemiskinan nasional.

Berangkat dari data empiris di atas, tidaklah mudah untukmempercayai/menyakininya, tetapi perlu pembuktian akan kebenarannya.  Untukitu, pertanyaan yang menarik adalah apakah kemiskinan suatu fenomena yanglaten? dan sejauhmana kebenaran akan terjadinya kemiskinan itu sendiri?

page 1 / 6

Page 2: Membangun Proposisi, Menemukan Kebenaran: 10 Kebenaran ...achamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Sofyan Sjaf Online... · Membangun Proposisi, Menemukan Kebenaran: 10 Kebenaran

Sofyan Sjaf Online | Membangun Proposisi, Menemukan Kebenaran: 10 Kebenaran Tentang Kemiskinan di PedesaanCopyright Sofyan Sjaf [email protected]://sofyansjaf.staff.ipb.ac.id/2010/06/09/membangun-proposisi-menemukan-kebenaran-10-contoh-kebenaran-tentang-kemiskinan-di-pedesaan/

Dua pertanyaan di atas, kemudian mendorong penulis untuk membangun proposisisebagai pembuktian kebenaran terjadinya kemiskinan, khusunya di pedesaanIndonesia. Adapun pembuktian akan kebenaran terjadinya kemiskinan dandampaknya dapat dilihat dari uraian 10 butir di bawah ini:

(1).  Kemiskinan adalah fenomena sosial yang selalu ada dan tidak akan pernahpunah.

Proposisi:

¨Surat Al-Baqarah ayat 273: “Berinfaqlah kepada orang-orang fakir yang terikat dijalan Allah...Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui”.

¨Jumlah penduduk miskin hanya dapat dikurangi, namun tidak dapat dihapuskan.

(2). Kemiskinan adalah kondisi ketidakadilan dalam alokasi sumberdaya ekonomidalam masyarakat.

Proposisi:

¨Stratifikasi (lapisan) sosial atau “kelas sosial” di masyarakat kita ditentukan olehpenguasaan atas kepemilikan aset-aset produksi, seperti: lahan, modal, danlain-lain.

¨Fakta empiris di sektor pertanian menunjukkan populasi mereka yang miskinadalah petani gurem (penguasaan lahan kurang dari 0,5 Ha) atau lapisan bawahdesa yang saat ini telah mencapai 56,5% dari total jumlah petani.

page 2 / 6

Page 3: Membangun Proposisi, Menemukan Kebenaran: 10 Kebenaran ...achamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Sofyan Sjaf Online... · Membangun Proposisi, Menemukan Kebenaran: 10 Kebenaran

Sofyan Sjaf Online | Membangun Proposisi, Menemukan Kebenaran: 10 Kebenaran Tentang Kemiskinan di PedesaanCopyright Sofyan Sjaf [email protected]://sofyansjaf.staff.ipb.ac.id/2010/06/09/membangun-proposisi-menemukan-kebenaran-10-contoh-kebenaran-tentang-kemiskinan-di-pedesaan/

(3).  Kemiskinan adalah faktor penyebab kerusakan lingkungan (seperti: banjir,tanah longsor, dan lain-lain).

Proposisi:

¨Daerah yang mempunyai angka penduduk miskin yang tinggi mempunyai tingkatkorelasi dengan peristiwa banjir dan tanah longsor.  Ini berdasarkan atas analisisdata Potensi Desa 2003.

¨Provinsi NTT merupakan provinsi dengan angka penduduk miskin yang tinggi danintensitas kejadian banjir dan tanah longsor yang tinggi.

(4).       Kemiskinan adalah hasil bentukan (konstruksi) sosial yang bersifatstruktural.

Proposisi:

¨      Adanya perbedaan penentuan indikator kemiskinan.  Sebagai contoh, BankDunia (World Bank) mengeluarkan indikator bahwa mereka yang dianggap miskinadalah mempunyai pendapatan di bawah rata-rata 2 U$ per hari.  Indikator yangdikeluarkan oleh Bank Dunia ini berbeda dengan indikator yang disusun oleh Prof.Dr. Sajogyo yang dikenal dengan nama “Batas Garis Kemiskinan Sajogyo”.

¨      Kemiskinan sebagian penduduk dijelaskan oleh analisa ketidaksamaan dalampola stratifikasi.

(5).       Kemiskinan merupakan persoalan yang berkaitan dengan dominasisupra-desa.

page 3 / 6

Page 4: Membangun Proposisi, Menemukan Kebenaran: 10 Kebenaran ...achamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Sofyan Sjaf Online... · Membangun Proposisi, Menemukan Kebenaran: 10 Kebenaran

Sofyan Sjaf Online | Membangun Proposisi, Menemukan Kebenaran: 10 Kebenaran Tentang Kemiskinan di PedesaanCopyright Sofyan Sjaf [email protected]://sofyansjaf.staff.ipb.ac.id/2010/06/09/membangun-proposisi-menemukan-kebenaran-10-contoh-kebenaran-tentang-kemiskinan-di-pedesaan/

Proposisi:

¨      Kegagalan program pengentasan kemiskinan disebabkan oleh tidakterdistribusinya dengan adil bantuan yang diberikan kepada orang miskin akibatdari penyelewengan yang dilakukan oleh aparat desa.

¨      Penentuan tenaga pendamping (fasilitator) program pengentasan kemiskinansebagian besar oleh aparat desa.

(6).       Kemiskinan adalah persoalan ketimpangan pembangunan di pedesaan.

Proposisi:

¨      Pembangunan yang bias kota menyebabkan tertinggalnya akses prasaranajalan, pendidikan, kesehatan, dan informasi di pedesaan.

¨      Pendekatan pembangunan birokratik dan sentralistik yang diterapkan lebihdari tiga dasawarsa (hingga akhir tahun 1997) membuat masyarakat desa menjadisangat tergantung pada pihak luar dan melemahkan desa sebagai institusi dansistem komunitarian yang otonom.

(7).       Kemiskinan merupakan proses sosial yang diakibatkan olehketidakberdayaan masyarakat.

Proposisi:

¨      Semakin melemahnya kelembagaan sosial ekonomi masyarakat menimbulkanketidakberdayaan kapasitas atau kemampuan masyarakat dan/atau lembaga

page 4 / 6

Page 5: Membangun Proposisi, Menemukan Kebenaran: 10 Kebenaran ...achamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Sofyan Sjaf Online... · Membangun Proposisi, Menemukan Kebenaran: 10 Kebenaran

Sofyan Sjaf Online | Membangun Proposisi, Menemukan Kebenaran: 10 Kebenaran Tentang Kemiskinan di PedesaanCopyright Sofyan Sjaf [email protected]://sofyansjaf.staff.ipb.ac.id/2010/06/09/membangun-proposisi-menemukan-kebenaran-10-contoh-kebenaran-tentang-kemiskinan-di-pedesaan/

kemasyarakatan di perdesaan dalam pembangunan.

¨      Lemahnya akses terhadap penyediaan dan pemeliharaan prasarana dansarana dasar yang diperlukan dalam menyangga kehidupan, lemahnya informasipeluang usaha/pasar, dan lemahnya pengetahuan, ketrampilan teknis dankewirausahaan.

(8).       Kemiskinan identik dengan mewabahnya penyakit rawan pangan dipedesaan.

Proposisi:

¨      Kondisi perekonomian lokal yang belum baik menyebabkan masyarakat dipedesaan masih sangat rentan terhadap berbagai penyakit, seperti gizi buruk.

¨      Proposisi di atas berkaitan dengan investasi yang dikejar adalah PMA yangcenderung padat modal, sedangkan investasi PMDN yang menyerap lebih banyaktenaga kerja masih belum berkembang secara nyata di pedesaan.

(9).       Kemiskinan tercipta akibat dari lemahnya pengorganisasian yang dilakukanoleh masyarakat .

Proposisi:

¨      Melemahnya pranata sosial yang ada di masyarakat, seperti: gotong royong,bagi-hasil, dan keswadayaan masyarakat.

¨      Lemahnya pranata sosial tersebut, kemudian mendorong sikap individualisme

page 5 / 6

Page 6: Membangun Proposisi, Menemukan Kebenaran: 10 Kebenaran ...achamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Sofyan Sjaf Online... · Membangun Proposisi, Menemukan Kebenaran: 10 Kebenaran

Sofyan Sjaf Online | Membangun Proposisi, Menemukan Kebenaran: 10 Kebenaran Tentang Kemiskinan di PedesaanCopyright Sofyan Sjaf [email protected]://sofyansjaf.staff.ipb.ac.id/2010/06/09/membangun-proposisi-menemukan-kebenaran-10-contoh-kebenaran-tentang-kemiskinan-di-pedesaan/

yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat.

(10).   Kemiskinan tercipta akibat dari tertutupnya peluang bekerja dan berusahabagi mereka yang tergolong miskin.

Proposisi:

¨      Budaya KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) yang mewabah di seluruh sektorpekerjaan dan usaha menutup peluang bekerja dan mendapatkan modal bagimereka yang tergolong miskin.

¨      Adanya ketidakadilan terhadap akses modal untuk peluang berusaha yangberlangsung hingga saat ini.

[1] Angka ini tidak terlalu berbeda dengan perkiraan Departemen Dalam Negeriyang menyebut sekitar 42 ribu desa atau 63,6 % dari 66 ribu desa di Indonesiaberstatus desa miskin (Mediapraja, 2007)

[2] Bank Dunia memprakirakan akibat mayoritas penduduk Indonesia tinggal dipedesaan, maka diperkirakan angka kemiskinan nasional telah meningkat drastismenjadi 40 juta orang, bahkan mencapai 100 juta orang.

page 6 / 6