MEMBANGUN GERAKAN LITERASI LOKAL -...
Transcript of MEMBANGUN GERAKAN LITERASI LOKAL -...
[sebuah pengantar]
MEMBANGUN GERAKAN LITERASI LOKAL: Kontribusi Perpustakaan Umum dalam Pencapaian
Neraca Literasi Daerah dan Indeks Budaya Baca
CALL/TEXT 081114 5533 – 0811889829 EMAIL [email protected]
WIEN MULDIAN~ Pelaksana Harian Gerakan Literasi Nasional
~ Wakil Ketua Satgas Gerakan Literasi Sekolah
~ Ketua Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi Indonesia
~ Ketua Dewan Perpustakaan Jakarta
RAPAT KOORDINASI NASIONAL
BIDANG PERPUSTAKAAN
TAHUN 2018 Sub Strategi Pengembangan
Perpustakaan Umum
(28 Maret 2018)
JAKARTA, 26-28 MARET 2018
Gerakan Literasi, Penguatan Karakter dan
Kecakapan Abad 21 Menuju Manusia Indonesia
sebagai Pembelajar Sepanjang Hayat
WIEN MULDIAN adalah Ketua Dewan Perpustakaan Jakarta,Wakil Ketua Satgas Gerakan Literasi Sekolah Kemendikbud,Pelaksana Harian Gerakan Literasi Nasional, Ketua I IkatanSarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi Indonesia (ISIPII),Narasumber Nasional Kurikulum 2013 bidang literasi, PokjaGerakan Literasi Masyarakat Kemdikbud, pendiri dan mengelolaPerkumpulan Literasi Indonesia, penggagas dan penggerakForum Indonesia Membaca, pendiri dan Dewan PenasehatPengurus Pusat Forum Taman Bacaan Masyarakat. Pernahmenjadi anggota Pokja Pengembangan Program PerpustakaanNasional, Ketua Pokja Pengembangan Budaya BacaKemendikbud, member American Library Association (ALA),peserta International Visitor Leadership Program on Libraries2009 Library of Congress-Department of State, USA. KomiteNasional Indonesia Guest of Honour Frankfurt Book Fair 2015.Mengikuti pendidikan formal Ilmu Perpustakaan dan Informasidi Universitas Indonesia. Telah mengunjungi dan jugamelakukan riset literasi, perbukuan dan perpustakaan di banyakdaerah di Indonesia dan juga kota-kota di asia, eropa danamerika. Terakhir di tahun 2014 di Frankfurt, Amsterdam danParis. Saat ini menjadi pegawai negeri sipil sebagai PelaksanaHubungan Lembaga Masyarakat di Biro Komunikasi danLayanan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.Sempat menjadi Kepala Perpustakaan Kemendikbud. Tahun2006 terpilih menjadi Pemuda Berprestasi Nasional oleh KantorMenpora. Kisah hidupnya dimuat di buku Catatan Emas: Kisah20 Pemuda Indonesia yang Mengukir Sejarah.Dapat dihubungi melalui ponsel: 0811 14 5533, 0811 889 829dan pos-el: [email protected]
BANGSA YANG BESAR ditandai dengan
MASYARAKATNYA YANG LITERAT, yang memiliki
peradaban tinggi, dan aktif memajukan masyarakat dunia.
KEBERLITERASIAN dalam konteks ini bukan hanya
masalah bagaimana suatu bangsa bebas dari buta aksara,
melainkan juga yang lebih penting, bagaimana WARGA
BANGSA MEMILIKI KECAKAPAN HIDUP agar mampu
bersaing dan bersanding dengan bangsa lain untuk
MENCIPTAKAN KESEJAHTERAAN DUNIA.
Sejarah peradaban umat manusia
menunjukkan bahwa bangsa yang maju
tidak hanya dengan mengandalkan
kekayaan alam yang melimpah dan
jumlah penduduk yang banyak.
Orang IndonesiaBukan TIDAK BISA membaca (cannot read),
Melainkan TIDAK BIASA membaca (do not read).
FAKTA RISET LITERASI
*) PIRLS (Progress in International Reading Literacy Study), PISA (Programme for International
Student Assessment ), INAP (Indonesia National Assessment Program)
Varian Lembaga Layanan Informasi
Masyarakat dan Perpustakaan
•Perpustakaan Umum
•Perpustakaan Sekolah
•Perpustakaan Perguruan Tinggi
•Perpustakaan Lembaga/Organisasi
•Perpustakaan Desa/Kelurahan
•Perpustakaan Masyarakat
•Rumah Pintar - Rumah Baca –Sudut Baca – Taman Baca – dll.
LITERATUR BAHAN BACAAN
HARUS
DIAJARKAN
DI SEKOLAH
MEMBACA• INFORMATIVE- to inform, to know
• RECREATIVE - To have fun
• COMPARATIVE - To compare
• EXPLORATIVE - To explore
• PERPUSTAKAAN SEKOLAH
• PERPUSTAKAAN UMUM
• PERPUSTAKAAN KHUSUS
• PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI
Didukung
dengan
keberadaan TBM
di Masyarakat
Minat baca yang tinggi, didukung dengan
ketersediaan bahan bacaan yang bermutu dan
terjangkau, akan mendorong pembiasaan membaca
dan menulis, baik di sekolah maupun di masyarakat.
Dengan kemampuan membaca ini pula literasi dasar
berikutnya (numerasi, sains, digital, finansial, serta
budaya dan kewargaan) dapat ditumbuhkembangkan.
Pelibatan ekosistem pendidikan sejak
penyusunan konsep, kebijakan,
penyediaan materi pendukung, sampai
pada kampanye literasi sangat penting
agar kebijakan yang dilaksanakan sesuai
dengan harapan dan kebutuhan
masyarakat.
• Harga turun• Ketersediaan buku naik
Penguasaan Iptek meningkat
Industri Penerbitan tumbuh
PENINGKATANKESEJAHTERAAN
MASYARAKAT
Masyarakat Membaca
Pengetahuan Masyarakatmeningkat
Industri tumbuh
Minat bacameningkat
Persaingan Ketat
• PENDIDIKAN • BUKU
Daya belimeningkat
AKTIVITAS LITERASI
BERBASIS PERPUSTAKAAN
Daya jangkau thp bahan bacaan yang
berkualitas
Kebutuhan thdp buku meningkat
AKTIVITAS
BERBASIS LITERASI
Kemampuan membaca meningkat
ALUR PIKIR BUKU DAN
PEMANFAATANNYA
dengan demikian maka
menjadikan
SETIAP INDIVIDU
menjadi
PEMBELAJAR
SEPANJANG HAYAT
ORGANISASI PEMBELAJAR
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN SAAT INImenghasilkan insan Indonesia yang:
Produktif, Kreatif, Inovatif, Afektif melalui penguatan
Sikap, Keterampilan, dan Pengetahuanyang terintegrasi
100 tahun kemerdekaan"Bonus Demografi"
BONUS DEMOGRAFI SEBAGAI MODAL
SDM
Usia
Produktif
Melimpah
Kompeten
Tidak Kompeten Beban
Pembangunan
Modal
Pembangunan
Transformasi Melalui Pendidikan
-Kurikulum
- GURU TK
-Sarpras
-Pendanaan
-Pengelolaan
KONDISI SOSIAL
31
Sekolah/ Siswa
Rumah/
Keluarga
Masyarakat
RuangPublik
Media Sosial
Intervensi
Langsung
Intervensi tidak
Langsung
Terkena
dampak
intervensi
Multi Inteligensi
Logical Mathe-matical
Linguistik
Visual-
Spatial
Spiritual
Intra-persona
Inter-personal
Musical
Bodily-kinesthetic
Naturalistik
Penguasaan enam literasi dasar yang disepakati oleh
World Economic Forum tahun 2015 menjadi sangat
penting tidak hanya bagi peserta didik, tetapi juga bagi
orang tua dan seluruh warga masyarakat.
Enam literasi dasar tersebut mencakup literasi baca tulis,
literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi
finansial, dan literasi budaya dan kewargaan.
Sebagai bangsa yang besar, Indonesia
harus mampu mengembangkan
budaya literasi sebagai prasyarat
kecakapan hidup abad ke-21 melalui
pendidikan yang terintegrasi, mulai
dari keluarga, sekolah, sampai
dengan masyarakat.
KETERAMPILAN ABAD ke-21*
KUALITAS KARAKTER
Nasionalisme
Integritas
MandiriGotongRoyong
Religius LITERASI
Baca danTulis
Numerasi
Sains
Digital
Finansial
Budayadan
Kewargaan
KOMPETENSI
Berpikirkritis
Kreatif
Komunikatif
Kolaboratif
* Forum Ekonomi Dunia, 2015
Program GLN
GERAKAN
LITERASI
NASIONAL
Literasi
Guru dan
Tenaga
Kependidikan
Gerakan
Literasi
Sekolah
Gerakan Literasi
MasyarakatGerakan
Literasi Bahasa
dan Sastra
Gerakan
Literasi
Keluarga
Gerakan Literasi
Budaya
Dimensi kognitif, kuasa bahasa untukmengeksploras, menemukan, menciptakan, danberbagi makna
Literasi
sebagai
tindak sosial
KONTEKS
+KONTEN
Multimodal Literasi
PERANGKAT LITERASI
Four discrete understandings of literacy:
• literacy as an autonomous set of skills;
• literacy as applied, practiced and
situated;
• literacy as a learning process;
• literacy as text.
(Education for All Global Monitoring Report,
Understandings of Literacy, Chapter 6.
UNESCO, 2006)
Literacy is defined as the
ability to use language and
images in rich and varied forms
to read, write, listen, speak,
view, represent, and think
critically about ideas. It
enables us to share
information, to interact with
others, and to make meaning.
Literacy is a complex process
that involves building on prior
knowledge, culture, and
experiences in order to develop
new knowledge and deeper
understanding. It connects
individuals and communities,
and is an essential tool for
personal growth and active
participation in a democratic
society.
Sumber: Expert Panel on Literacy in Grades 4 to 6. (2004). Literacy for Learning: The Report of the Expert Panel on Literacy in Grades 4 to 6. Ontario: Ontario Ministry of Education
The United Nations Educational, Scientific and
Cultural Organization (UNESCO) defines literacy as
the
"ability to identify, understand, interpret, create, communicate and compute, using printed and written materials associated with varying contexts. Literacy involves a continuum of learning in enabling individuals to achieve their goals, to develop their knowledge and potential, and to participate fully in their community and wider society".
"The Plurality of Literacy and its implications for
Policies and Programs". UNESCO Education Sector Position Paper: 13. 2004.
Rationale for integrating literacy learning
with other curriculum areas:
1. Learning in any subject area requires the use
of language, primarily reading and writing.
2. Schools and society are demanding increased
levels of literacy learning, and learning across
the curriculum provides more instruction in
literacy at a critical time.
3. Children will be more motivated to learn when
they are presented with material in an actual
subject matter that is meaningful to them.
4. Connecting literacy with other content areas
reinforces learning in all areas.
Sumber: Moore, D. W., Moore, S. A., Cunningham, P. M., & Cunningham, J. (2003). Developing readers and writers in the content areas k-12. Boston: Allyn & Bacon
LITERASI DALAM KURIKULUM –untuk
meningkatkan kemampuan literasi untuk
belajar di semua bidang kajian kurikulum
Agar semua siswa belajar efektif, mereka harus menjadi literatuntuk belajar di semua bidang kajian kurikulum. Tuntutan literasidalam kurikulum berinteraksi dengan ilmu pengetahuan semacambidang kajian atau mata pelajaran. Misalnya, dalam Sains (IPA), siswa perlu memahami teks prosedur eksperimen atau informasisains lainnya; siswa juga perlu menulis laporan sains setelahmelakukan investigasi atau eksperimen. Hal ini memerlukanpenggunaan sistem bahasa termasuk tipe teks dan struktur bahasayang khas, kosa kata dan grafis yang spesifik untukmengkonstruksi pengetahuan dalam Sains dan mungkin tidakdipelajari di bidang kajian lainnya. Jika tuntutan literasi semacamini dibiarkan implisit dan tidak diajarkan secara eksplisit maka halini akan memberikan hambatan dalam belajar di semua bidang.
Literasi dalam mata pelajaran
(Sains/IPA) Literasi
Sains
LITERASI jangan hanya berhenti di peristiwa dan
merayakan nya saja... Tetapi diimplementasikan
ke keseharian setiap kita sebagai bagian proses
hidup di sekolah, masyarakat dan keluarga.
Menjadikan setiap kita sebagai pembelajar
sepanjang hayat dan teladan literasi.
perubahan paradigma pendidik dan
revitalisasi pengajaran terintegrasi
dengan literasi, karakter dan
kompetensi dalam Ketrampilan
Abad ke-21 harus disegerakan...
A. ASPEK KEBIJAKAN DAERAH
• Pelaksanaan KEBIJAKAN TENTANG LITERASI dengan fokus
pada pemerataan/ perluasan kegiatan literasi dasar (membaca
dan menulis) dan peningkatan kualitas literasi dasar (membaca
dengan kritis dan pemahaman).
• PERATURAN DAERAH yang mendukung Literasi dengan
fokus pada pemerataan/perluasan kegiatan literasi dasar
(membaca dan menulis) dan peningkatan kualitas literasi dasar
(membaca dengan kritis dan pemahaman) serta usaha-usaha
mencapai literasi lanjutan..
• PELAKSANAAN PROGRAM dan kegiatan literasi melibatkan
berbagai Dinas dan SKPD terkait di Kabupaten/ Kota
• Dilaksanakannya evaluasi dan monitoring berkelanjutan terkait
kegiatan dan program literasi yang berjalan
B. ASPEK FASILITAS PUBLIK
• Ketersediaan layanan PERPUSTAKAAN UMUM di
wilayah Kabupaten/ Kota
• Adanya inisiatif masyarakat dalam mengembangkan
TAMAN BACAAN MASYARAKAT / Rumah Baca/
Perpustakaan Komunitas di wilayah Kabupaten/Kota
• Adanya pendirian PERPUSTAKAAN DESA
/KELURAHAAN sebagai bagian dari layanan di tingkat
Desa / Kelurahan di wilayah Kabupaten/ Kota.
• Adanya pengelolaan perpustakaan/ layanan
pengetahuan/ taman bacaan/ sudut baca yang
dikembangkan beragam pemangku kepentingan di
wilayah Kabupaten/ Kota.
C. ASPEK PUBLISITAS
• PENCANANGAN dalam bentuk Kabupaten/ Kota Literasi
di dalam kebijakan daerah
• Pelaksanaan KAMPANYE LITERASI di kebijakan
pemerintah Kabupaten/ Kota
• Pelaksanaan PUBLIKASI program literasi di kebijakan
pemerintah Kabupaten/ Kota
• Pelaksanaan SOSIALISASI DAN KOORDINASI program
literasi di kebijakan pemerintah Kabupaten/ Kota
D. ASPEK PELIBATAN DAN
APRESIASI• Pelaksanaan KERJASAMA dalam pelaksanaan program
literasi di dalam kebijakan pemerintah Kabupaten/ Kota
• Pemberian PENGHARGAAN dalam pelaksanaan
program literasi di dalam kebijakan pemerintah
Kabupaten/ Kota
• Pelaksanaan kegiatan puncak penyelenggaraan literasi
dalam bentuk FESTIVAL/ JAMBOREE dalam kebijakan
pemerintah Kabupaten/ Kota
E. ASPEK CAPAIAN LITERASI DAERAH(1/2)
• Penyebaran dan jumlah LAYANAN PERPUSTAKAAN DAN LAYANAN BACAAN di wilayah Kabupaten/ Kota
• Penyebaran dan jumlah BUKU, ARTEFAK, MANUSKRIF, NASKAH DAN BAHAN PUSTAKA LAINNYA yang diterbitkan, didokumentasi-kan di wilayah Kabupaten/ Kota
• Penyebaran dan jumlah PERPUSTAKAAN SEKOLAH di wilayah Kabupaten/ Kota
• Penyebaran dan jumlah PERPUSTAKAAN KELILING/BERGERAK di wilayah Kabupaten/ Kota
• Penyebaran dan jumlah warga yang BELUM MELEK AKSARA LATIN (BUTA AKSARA) di wilayah Kabupaten/ Kota.
E. ASPEK CAPAIAN LITERASI DAERAH(2/2)
• Penyebaran dan jumlah MUSEUM di wilayah Kabupaten/ Kota
• Penyebaran dan jumlah TOKO BUKU di wilayah Kabupaten/ Kota
• Penyebaran dan jumlah KOMUNITAS LITERASI, PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN di wilayah Kabupaten/ Kota
• Penyebaran dan jumlah informasi dan MATERI DIGITAL yang diterbitkan, didokumentasi-kan pemerintah Kabupaten/ Kota yang diakses publik
• Penyebaran dan jumlah informasi daerah dalam bentuk: petunjukarah; INFORMASI DAERAH; KETERANGAN TEMPAT DI RUANG PUBLIK di wilayah Kabupaten/ Kota
• Pengalokasian ANGGARAN DAERAH, dengan dukungan: APBD; mitra lembaga; DUDI; Donor di kebijakan literasi pemerintahKabupaten/ Kota
PERPUSTAKAAN TAMAN FATAHILLAH KOTA TUA JAKARTA. Berawal dari diskusi beberapa elemen
penggiat pariwisata, Karang Taruna dan komunitas literasi, maka ide membuka Perpustakaan Taman Fatahillah pun terwujud pada hari Minggu siang, 18/05/2014 di samping pos informasi wisata Kotatua Jakarta di Jl. Pintu Besar Utara.
Sesuai kesepakatan dari seluruh komunitas pendukung, Perpustakaan Taman Fatahillah akan buka setiap hari Sabtu-Minggu dan hari libur mulai pukul 09.00-17.00 WIB. Koleksi buku per 25 Mei 2014 dimulai dengan 194 judul, dan setiap minggu terus bertambah dari sumbangan masyarakat, lembaga dan komunitas..
SEPEDA PUSTAKA. Acara ini pernah dihelat Rumah Baca Jalapustaka dengan beberapa komunitas di Pekalongan. Selama 3 hari (23 s.d. 25 April 2010). Mereka bersepeda menyusuri lokasi-lokasi bernilai ekonomi, sejarah, agama, sosial, budaya dan pariwisata di Pekalongan sambil menulis catatan perjalanan.
Sepeda Pustaka, menyatukan tiga macam kegiatan
sekaligus. Yaitu, bersepeda, jalan-jalan, dan menulis.
ANGKRINGAN BUKU. Menyajikan makanan khas angkringan. Dengan tampilan fisik gerobak yang beda. Juga menjual buku dengan harga angkringan. Berkisar Rp1.000 sampai Rp2.000. Menyatukan beragam kegiatan: bicara, membaca, makan (kuliner), menulis, menonton, berleha-leha, wirausaha.
Hasil kemitraan antara Yayasan Indonesia Buku dengan
Direktorat Pendidikan Masyarakat, Perupa, Penerbit, dan
Kelompok muda-mudi (Karang Taruna)