Membangun Desa Ramah Anak (BAB VI)

25
PENGEMBANGAN DESA RAMAH ANAK PENGEMBANGAN DESA RAMAH ANAK BAB VI Pengembangan Desa Ramah Anak Pengembangan desa ramah anak menuntut pelibatan semua komponen didalamnya. Kebanyakan pendekatan yang digunakan dalam pengembangan desa ramah anak adalah model pendekatan berbasis hak (Right based). Namun seringkali implementasi dilapangan sangat berbeda dengan konsep idealnya. Melihat kondisi desa, maka ada beberapa model pendekatan dan pengembangan strategi yang dapat dilakukan untuk menjadikan Hak Anak sebagai arus utama pengembangan. Keluarga, Warga masyarakat, Tokoh Masayarakat, Tokoh Agama, Institusi dan lembaga yang ada di desa dan pemerintah desa. Semua harus berperan dalam upaya pengembangan desa ramah anak. Ini adalah sebuah kerja besar merubah paradigma masyarakat dan semua komponen yang ada didalamnya. Merubah kebiasaan, adat dan budaya yang telah mengakar kuat. Pengembangan Desa Ramah Anak 81

description

Membangun Desa Ramah AnakUpaya perlindungan Anak melalui rekonstruksi Desa

Transcript of Membangun Desa Ramah Anak (BAB VI)

Page 1: Membangun Desa Ramah Anak (BAB VI)

PENGEMBANGAN DESA RAMAH ANAKPENGEMBANGAN DESA RAMAH ANAK

BAB VI

Pengembangan Desa Ramah Anak

Pengembangan desa ramah anak menuntut

pelibatan semua komponen didalamnya. Kebanyakan

pendekatan yang digunakan dalam pengembangan desa

ramah anak adalah model pendekatan berbasis hak

(Right based). Namun seringkali implementasi dilapangan

sangat berbeda dengan konsep idealnya. Melihat kondisi

desa, maka ada beberapa model pendekatan dan

pengembangan strategi yang dapat dilakukan untuk

menjadikan Hak Anak sebagai arus utama

pengembangan.

Keluarga, Warga masyarakat, Tokoh Masayarakat,

Tokoh Agama, Institusi dan lembaga yang ada di desa

dan pemerintah desa. Semua harus berperan dalam

upaya pengembangan desa ramah anak. Ini adalah

sebuah kerja besar merubah paradigma masyarakat dan

semua komponen yang ada didalamnya. Merubah

kebiasaan, adat dan budaya yang telah mengakar kuat.

Ada beberapa langkah atau tahapan yang harus

dilakukan untuk mengembangkan sebuah desa ramah

anak. Langkah-langkah ini diambil dengan landasan

kesamaan pemahaman antara masing-masing komponen

yang ada di desa. Dengan komitmen yang kuat dan

semangat perubahan, Langkah ini akan menjadi awal

Pengembangan Desa Ramah Anak 81

Page 2: Membangun Desa Ramah Anak (BAB VI)

PENGEMBANGAN DESA RAMAH ANAKPENGEMBANGAN DESA RAMAH ANAK

sebuah gerakan moral dan gerakkan sosial menuju

perubahan.

A. Pendekatan

Dalam mengembangkan desa ramah anak

pendekatan yang dilakukan harus benar-benar dapat

menyentuh semua komponen. Pendekatan berbasis

hak dengan berlandaskan budaya lokal adalah

pendekatan yang cukup efektif. Model pendekatan ini

cenderung mudah diterima oleh masyarakat

mengingat masyarakat desa sangat kental dengan

budaya dan adat istiadat.

Perlu ada sebuah upaya menggali budaya dan

kearifan lokal yang pernah dan mengakar

dimasyarakat desa. Kemudian temuan-temuan ini

dikembangkan sebagai sumber kekuatan untuk

perubahan masyarakat. Dengan demikian masyarakat

tidak akan Resistent terhadap upaya perubahan yang

dilakukan.

Dari beberapa pengalaman, Masyarakat

menganggap bahwa KHA dan UUPA adalah produk

budaya barat yang tidak sesuai dengan budaya

bangsa timur. Padahal bila kita gali, Budaya bangsa

Indonesia menyimpan berbagai macam kearifan yang

sejalan dengan KHA dan UUPA. Hanya saja seringkali

itu kita lupakan begitu saja dan berusaha kita ganti

dengan paham baru produk masyarakat barat.

Pengembangan Desa Ramah Anak 82

Page 3: Membangun Desa Ramah Anak (BAB VI)

PENGEMBANGAN DESA RAMAH ANAKPENGEMBANGAN DESA RAMAH ANAK

Beberapa modifikasi dan penyesuaian dengan budaya

lokal perlu dilakukan. Sejauh penyesuaian itu tidak

mengurangi esensi dari pemenuhan hak anak.

Agama mempunyai peran yang tak dapat

diabaikan di masyarakat. Untuk itu sangat penting

untuk melakukan pendekatan masyarakat melalui sisi

agama. Beberapa pengalaman aktivis sosial

menunjukkan pendekatan melalui agama mempunyai

tingkat efektifitas yang amat tinggi. Diakui maupun

tidak tokoh-tokoh agama mempunyai legitimasi dan

pengaruh yang amat kuat dimasyarakat. Dalam

budaya Islam di Jawa, Pengaruh dan peran tokoh

agama kadang melebihi pengaruh pemimpin lokal.

Bahkan banyak pemimpin lokal yang merasa belum

mempunyai legitimasi bila belum mendapat restu dari

tokoh-tokoh agama.

Perlu kehati-hatian dalam melakukan

pendekatan pada masyarakat dari sisi manapun.

Sekali masyarakat kecewa dan tersakiti akan sangat

sulit untuk kembali didekati. Untuk itu keterbukaan

dan kepercayaan harus dibangun sejak awal.

Komunikasi yang efektif harus terus dilakukan agar

tidak terjadi kesalah pahaman antar komponen di

masyarakat.

B. Strategi

Pengembangan Desa Ramah Anak 83

Page 4: Membangun Desa Ramah Anak (BAB VI)

PENGEMBANGAN DESA RAMAH ANAKPENGEMBANGAN DESA RAMAH ANAK

Paradigma pembangunan yang dilakukan

negara pada masa Orde baru adalah paradigma yang

meletakkan peranan negara sebagai sentral dalam

merencankan dan melaksanakan pembangunan.

Paradigma ini tidak mempercayai kemampuan rakyat

untuk turut serta (berpartisipasi) dalam

mengembangkan dan membangun diri dan

komunitasnya. Selain itu langkah penyeragaman yang

dilakukan pemerintah untuk menyederhanakan

sistem dan memperkuat kontrol terhadap masyarakat

mematikan budaya dan kearifan lokal yang telah

mengakar di masyarakat.

Beberapa Ahli dan aktivis sosial yang telah

sekian lama mengecam paradigma diatas kemudian

mencoba membuat dan menawarkan sebuah

paradigma baru pembangunan yang kemudian

dikenal dengan paradigma pemberdayaan

(empowerment). dalam paradigma baru ini,

masyarakat diajak untuk berpartisipasi dan berperan

dalam proses perencanaan, pelaksanaan sampai pada

monitoring dan evaluasi. Bahkan sampai pada

pengelolaan dana dan sumberdaya yang ada untuk

pembangunan.

Ada dua model pemberdayaan, yang pertama

adalah model Paulo Freire, yang berinti pada

metodologi Conscientization. Yaitu model

pemberdayaan yang menekankan pada proses belajar

Pengembangan Desa Ramah Anak 84

Page 5: Membangun Desa Ramah Anak (BAB VI)

PENGEMBANGAN DESA RAMAH ANAKPENGEMBANGAN DESA RAMAH ANAK

untuk melihat kontradiksi sosial, ekonomi dan politik

yang terjadi dalam masyarakat untuk menyusun cara/

rencana menghilangkan kondisi yang Opresif itu

didalam masyarakat. Menurut Paulo Freire,

Masyarakat bukan hanya diberi kesempatan untuk

mengelola dan menggunakan sumber dana dan

sumber daya untuk pembangunan. Lebih jauh

masyarakat juga harus dilibatkan dalam proses-

proses politik dan pengambilan kebijakan. Masyarakat

juga didorong untuk mencari cara lepas (bebas) dari

struktur-struktur yang Opresif.

Model lain adalah yang ditawarkan oleh

Scumacher, Untuk membangun masyarakat tidak

perlu terlebih dulu menghilangkan ketimpangan

struktural yang ada. Strategi yang paling tepat

menurut Scumacher adalah dengan memberi kail

pada masyarakat miskin. Harapannya adalah

masyarakat miskin akan dapat berusaha sendiri dan

menjadi mandiri.

Model pemberdayaan yang pertama lebih

menekankan pada upaya politis (advokasi). Kelemah

model pemberdayaan ini adalah akan munculnya

resistensi dari elit-elit lokal yang merasa terancam

posisi dan status sosialnya. Bila kekuatan elite ini

begitu dominan maka upaya pemberdayaan ini akan

menabrak dinding batu. Pada model pemberdayaan

Scumacher dengan fokus pada pembentukan

Pengembangan Desa Ramah Anak 85

Page 6: Membangun Desa Ramah Anak (BAB VI)

PENGEMBANGAN DESA RAMAH ANAKPENGEMBANGAN DESA RAMAH ANAK

kelompok/ komunitas mandiri tidak akan berarti bila

tidak ada dukungan politis. Memberi kail pada

seseorang tanpa mengijinkannya mengail disungai

akan sama saja bohong.

Jadi kedua model pemberdayaan seperti telah

diuraikan diatas harus dipadukan. Pilihan manapun

dari model pemberdayaan sedikit banyak harus

memasukkan unsur politis sebagai pendukung.

Pemberdayaan harus memiliki unsur ”Transformatif”.

Model apapun yang dipilih dan dikembangkan tidak

akan berarti tanpa adanya unsur transformatif, dan

hanya akan menjadi sebuah Strategi kosong tak

berarti. Selain itu upaya ini juga harus realistis dan

rasional. Artinya kita juga harus memahami

kemampuan dan hambatan serta tantangan dan

ancaman yang akan muncul pada proses

pemberdayaan.

C. Langkah Pengembangan

Langkah pertama yang dilakukan dalam

pengembangan desa ramah anak adalah Penyadaran.

Ini dapat dilakukan melalui Kampanye, Workshop dan

pelatihan-pelatihan kepada anak, keluarga,

masyarakat dan pemerintahan desa. Penyadaran dan

pemahaman ini adalah hal terpenting dan paling

rawan dalam upaya pengembangan desa ramah

anak. Langkah yang salah akan menghambat pada

proses-proses selanjutnya.

Pengembangan Desa Ramah Anak 86

Page 7: Membangun Desa Ramah Anak (BAB VI)

PENGEMBANGAN DESA RAMAH ANAKPENGEMBANGAN DESA RAMAH ANAK

Harapannya adalah masing-masing komponen

akan mengetahui, memahami dan menyadari tujuan

dan manfaat yang diperoleh dari pengembangan desa

ramah anak. Pemahaman dan kesadaran yang

tumbuh dalam nantinya akan menumbuhkan dan

memperkuat komitmen pada diri tiap komponen.

Dengan demikian maka sebuah dasar yang kuat akan

terbentuk dan mudah disatukan dalam sebuah tujuan

bersama.

Setelah komitmen terbentuk kemdian

dilanjutkan pada tahap Perencanaan. Pada tahap ini

yang dilakukan adalah pembuatan perencanaan yang

diwujudkan dalam sebuah Rencana Strategis

(Renstra) Desa. Renstra desa dibuat dengan

melibatkan semua komponen yang ada di desa.

Renstra dibuat dengan dasar data-data yang akurat

tentang segala potensi positif maupun potensi negatif

yang dimiliki desa.

Data-data itu meliputi data primer yaitu data

dasar desa seperti luas wilayah, jumlah penduduk ,

jumlah anak, sarana dan prasarana serta potensi

ekonomi desa. Data-data sekunder juga harus digali

untuk menambah dan memperkuat data primer. Yang

tak kalah penting adalah data sejarah desa untuk

melihat kecenderungan perubahan (trend and

change). Dalam perencanaan juga ditetapkan Visi dan

Pengembangan Desa Ramah Anak 87

Page 8: Membangun Desa Ramah Anak (BAB VI)

PENGEMBANGAN DESA RAMAH ANAKPENGEMBANGAN DESA RAMAH ANAK

misi bersama desa kemudian juga strategi

pencapaian.

Penetapan peran dan tanggung jawab juga

harus ditentukan pada tahapan ini agar nantinya

tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan

gerakan. Dengan sebuah perencanaan yang matang

dengan semangat kebersamaan maka tahap-tahap

selanjutnya akan dengan mudah dilalui.

Proses perencanaan ini dapat dilakukan

melalui beberapa workshop yang diadakan di desa

dengan melibatkan semua komponen. Sebelumnya

proses penggalian data dilakukan dengan metode

RRA dan PRA atau metode yang lain guna menjamin

keakuratan data sumber.

Pada tahap Aksi yang harus dilakukan adalah

memobilisasi semua sumber daya yang ada untuk

mencapai tujuan dan target-target yang telah

ditetapkan. Sinergisitas gerakan dan konsolidasi

harus terus dilakukan dengan membangun

komunikasi antara masing-masing komponen.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan harus menyentuh

langsung pada penerima dampak (tepat sasaran)

dengan skala prioritas yang jelas.

Monitoring dan Evaluasi harus dilakukan secara

berkala secara partisipatif. Ini merupakan hal penting

yang tidak boleh dilupakan. Dengan monitoring dan

evaluasi berkala berbagai kendala yang muncul akan

Pengembangan Desa Ramah Anak 88

Page 9: Membangun Desa Ramah Anak (BAB VI)

PENGEMBANGAN DESA RAMAH ANAKPENGEMBANGAN DESA RAMAH ANAK

segera dapat diatasi. Selain itu dengan monitoring

dan evaluasi kemajuan yang telah dicapai dapat

dilihat. Tahapan ini bukanlah sebuah tahap akhir,

akan tetapi adalah tahap dimana perencanaan lebih

lanjut akan dibuat.

Tahapan-tahapan tersebut kemudian akan

menjadi sebuah siklus dimana tiap siklus akan

mempunyai jangka waktu tertentu. Renstra Strategis

Desa adalah sebuah program dengan siklus panjang

5-15 Tahun. Sedang Rencana pengembangan

(operasional) dapat dibuat dalam sebuah siklus

pendek 1 tahunan.

Pengembangan Desa Ramah Anak 89

Siklus Pengembangan

Masyarakat Pemerintah

Evaluasi Monitoring

AksiPerencanaan

Page 10: Membangun Desa Ramah Anak (BAB VI)

PENGEMBANGAN DESA RAMAH ANAKPENGEMBANGAN DESA RAMAH ANAK

D. Kegiatan dan Sasaran

Ada berbagai macam kegiatan yang harus

dilakukan dalam pengembangan desa ramah anak.

Kegiatan satu dengan kegiatan yang lain adalah

sebuah rangkaian yang saling berkaitan dan

mendukung. didalamnya akan terjadai pembagian

peran dan kewenangan secara selaras yang

mengarah pada satu tujuan yaitu desa ramah anak.

Sasaran dari kegiatan adalah semua komponen yang

ada didesa yaitu masyarakat, Lembaga dan Institusi

di desa, pemerintah desa dan Anak sendiri.

Pengembangan Desa Ramah Anak 90

Siklus Program danKegiatan

Networking dan

Partnership

Pendampingan dan Advokasi

Mobilisasi Sumber

daya

Implementasi dan Aksi

Sosialisasi

Perencanaan

Penggalian Data

Monitoring

Evaluasi dan Refleksi

Pengorganisasian Pemikiran

Penyadaran dan Pembangunan

KomitmenAnak

MasyarakatPemerintah

Page 11: Membangun Desa Ramah Anak (BAB VI)

PENGEMBANGAN DESA RAMAH ANAKPENGEMBANGAN DESA RAMAH ANAK

Ada 4 (empat) sasaran strategis dari kegiatan

pengembangan desa ramah anak yaitu :

1. Anak

Anak harus di berdayakan, di kuatkan

pemahaman akan hak dan kewajibannya

agar memahami peran dan tanggung jawab

yang harus diembannya dimasa datang.

Partisipasi anak perlu didorong dan di

sediakan media/ wadah partisipasi yang

benar-benar kondusif.

2. Orang tua/ Keluarga

Orang tua/ Keluarga dipandang sebagai

sasaran yang cukup penting karena keluarga

menjadi tempat dimana anak tumbuh dan

berkembang. Yang pertama dilakukan

adalah penyadaran terhadap orangtua

bahwa anak punya hak dan orang tua harus

memperhatikan hak anak ini.

Posisi dan peran orangtua/wali adalah

krusial. Di satu pihak orangtua/wali

mempunyai fungsi fasilitasi terutama dalam

perlindungan dan pemenuhan hak anak.

Orang tua harus mampu mendampingi anak

dan mampu mewakili anak dalam menuntut

dan memperjuangkan hak-hak anak. Namun

Pengembangan Desa Ramah Anak 91

Page 12: Membangun Desa Ramah Anak (BAB VI)

PENGEMBANGAN DESA RAMAH ANAKPENGEMBANGAN DESA RAMAH ANAK

di pihak lain, orangtua/wali bisa bersifat

disruptif.

Selanjutnya penguatan keluaraga, terutama

ekonominya adalah hal yang harus

dilakukan. Ekonomi keluarga yang kuat akan

meninimalisir kecenderungan pelanggaran

hak anak oleh orang tua. Selain itu dengan

ekonomi keluarga yang kuat, Anak akan

mendapat kehidupan yang layak serta

mampu mengakses segala macam

kebutuhan yang diperlukan untuk tumbuh

dan berkembang.

Penyadaran dan penguatan orang tua dan

keluarga harus mampu menjamin dan

menciptakan sebuah kondisi keluarga yang

memungkinkan anak berpartisipasi

didalamnya.

3. Masyarakat dan Kelompok Masyarakat

Masyarakat dan kelompok masyarakat

diharapkan mampu menciptakan sebuah

lingkungan dimana hak-hak anak dihargai

dan terpenuhi. Kelompok-kelompok

masyarakat adalah sebuah sarana yang

efektif untuk penguatan ekonomi dan

advokasi. Kelompok masyarakat perlu

disadarkan dan dilatih mengenai hak-hak

Pengembangan Desa Ramah Anak 92

Page 13: Membangun Desa Ramah Anak (BAB VI)

PENGEMBANGAN DESA RAMAH ANAKPENGEMBANGAN DESA RAMAH ANAK

anak serta peran dan tanggung jawabnya

terhadap pemenuhan hak anak.

Penguatan pada kelompok-kelompok

masyarakat harus lebih khusus dan

disesuaikan dengan basis potensi kelompok.

Ini untuk lebih mengefektifkan peran

kelompok di masyarakat dan diharapkan

mampu memperkuat ekonomi desa dan

mengadvokasi hak-hak anak.

Sebuah Aliansi perlu dibentuk untuk

memperkuat proses-proses pemberdayaan

dan Advokasi. Aliansi ini yang nanti akan

menjad sebuah lembaga yang bertindak

mengawasi pemenuhan hak anak dan

menangani jika terjadi pelanggaran.

4. Pemerintah dan Institusi pemerintahan

Pemerintah desa dan Institusi pemerintahan

di desa adalah representasi dari negara.

Dengan kata lain mereka adalah pemangku

tanggung jawab utama terhadap pemenuhan

hak anak di desa. Namun seringkali mereka

tidak menyadari hal ini. Untuk itu para

pemangku kewajiban ini perlu disadarkan

akan peran penting mereka dalam

pemenuhan hak anak.

Pengembangan Desa Ramah Anak 93

Page 14: Membangun Desa Ramah Anak (BAB VI)

PENGEMBANGAN DESA RAMAH ANAKPENGEMBANGAN DESA RAMAH ANAK

Penguatan terhadap para pemengku

kewajiban ini adalah dengan memberikan

pelatihan tentang Undang-undang

Perlindungan anak dan tata kelola

pemerintahan yang baik (Good Governance).

Karena para pemangku kewajiban ini adalah

”Policy maker” ditingkat desa, merka juga

harus diberdayakan agar dapat membuat

kebijakan-kebijakan yang ramah anak.

Pelatihan pembuatan Perdes, Pemrograman

berbasis hak dan Akuntabilitas adalah

beberapa keahlian yang harus mereka

punyai.

Intsitusi pemerintahan ditingkat desa

bukanhanya Pemerintah desa. Sekolah,

Puskesmas/ Polindes, LKD/ BPD dan Ranting

Parpol adalah beberapa institusi pemerintah

(negara/ state) yang ada didesa.

Secara garis besar berdasarkanuraian yang

telah diberikan pada bab-bab yang alau, ada 5 (lima)

Bidang program yang harus dikembangkan di dalam

desa ramah anak. Program-program ini satu sama lain

tidak dapat dipisahkan dan menuntut keterlibatan

semua komponen yang ada di desa. 5 (lima) bidang

itu adalah :

1. Perlindungan Anak

Pengembangan Desa Ramah Anak 94

Page 15: Membangun Desa Ramah Anak (BAB VI)

PENGEMBANGAN DESA RAMAH ANAKPENGEMBANGAN DESA RAMAH ANAK

Perlindungan anak meliputi pembuatan dan

penegakkan peraturan dan hukum yang

melindungi anak di desa dan adanya

mekanisme penangan kasus pelanggaran

hak anak. Pencegahan dan penghapusan

eksploitasi anak dan trafficking serta

pembentukan media partisipasi anak di level

desa.

2. Pendidikan

Bidang pendidikan mencakup penyediaan

layanan dan sarana pendidikan yang ramah

anak bagi semua tingkatan umur, Jaminan

keberlangsungan pendidikan dan Partisipasi

aktif dari anak dan masyarakat dalam

penyelenggaraan pendidikan yang ramah

anak dan akuntabel.

3. Kecakapan Hidup

Kecakapan hidup adalah kemampuan untuk

mengakses dan mengolah sumber daya

ekonomi yang ada untuk memperoleh

kesejahteraan. Bidang ini meliputi

pendidikan ketrampilan khusus sesuai deng

minat dan kondisi lokal, penguatan ekonomi

keluarga dan kelompok, manajemen sumber

daya dan pemerataan akses ekonomi.

Pengembangan Desa Ramah Anak 95

Page 16: Membangun Desa Ramah Anak (BAB VI)

PENGEMBANGAN DESA RAMAH ANAKPENGEMBANGAN DESA RAMAH ANAK

4. Kesehatan

Di bidang kesehatan beberapa agenda

yangharus dilakukan adalah integrasi

program kesehatan antara dinas terkait

dengn posyandu, peningkatan gizi dan

layanan kesehatan bagi ibu hamil dan anak

serta jaminan kesahatan bagi masyarakat

miskin.

5. Lingkungan

Bidang lingkungan meliputi kesehatan

lingkungan dan pola hidup sehat, sarana air

bersih dan sanitasi, manajemen sumber

daya alam desa dan peraturan pengelolaan

sumber daya desa.

Lima bidang diatas harus di sentuh dan

ditangani dengan partisipasi Anakdan

Masyarakat didalamnya.

E. Kendala

Pengembangan Desa ramah anak bukan hal

yang mudah dan dapat cepat terwujud. Ini adalah

sebuah kerja besar yang tak akan pernah usai. Akan

ada banyak kendala yang muncul saat pada proses

pengembangan desa ramah anak. Beberapa kendala

mungkin berasal dari luar dan beberapa lainnya akan

Pengembangan Desa Ramah Anak 96

Page 17: Membangun Desa Ramah Anak (BAB VI)

PENGEMBANGAN DESA RAMAH ANAKPENGEMBANGAN DESA RAMAH ANAK

muncul dari dalam. Menganalisa potensi negatif yang

muncul akan lebih baik dalam sebuah perencanaan,

tetapi seringkali kendala yang muncul tidak dapat

diperkirakan sebelumnya.

Beberapa kendala yang potensial dalam

pengembangan desa ramah anak diantaranya adalah

:

1. Kebijakan dan Anggaran

Kendala utama dalam mewujudkan desa

Ramah Anak adalah kurangnya kebijakan

dan terbatasnya anggaran pembangunan

untuk anak. Padahal untuk dapat

mewujudkan desa ramah anak harus

didukung kebijakan dan anggaran yang

memadai. Untuk itu dibutuhkan dukungan

dan dorongan dari semua pihak, untuk

mendesak pembuatan kebijakan dan

peningkatan anggaran untuk anak.

2. Budaya dan stigma yang muncul di

masyarakat

Budaya dan pandangan masyarakat

mengenai anak selama ini masih

menempatkan anak pada posisi yang sangat

tidak manguntungkan. Anak masih dianggap

sebagai manusia yang belum sempurna dan

belum mampu melakukan apapun. Merubah

Pengembangan Desa Ramah Anak 97

Page 18: Membangun Desa Ramah Anak (BAB VI)

PENGEMBANGAN DESA RAMAH ANAKPENGEMBANGAN DESA RAMAH ANAK

stigma ini bukan hal yang mudah, perlu

pendekatan dengan menggali sumber-

sumber kearifan lokal untuk menyadarkan

masyarakat bahwa anak juga manusia. Dan

sebagai manusia mereka mempunyai hak

sebagaimana manusia lainnya.

3. Tingkat partisipasi masyarakat yang rendah

Masyarakat yang seharusnya sebagai

mediator pemenuhan hak anak yang

harusnya berperan aktif belum menyadari

peran dan tanggung jawabnya. Masyarakat

dituntut untuk berperan aktif sesuai dengan

bidang kemampuan dan keahlian setiap

individu dan atau institusi. Legislatif

berperan dalam kebijakan; eksekutif

berperan dalam perencanaan, anggaran,

pelaksanaan, monitoring, evaluasi, dan

peninjauan kembali kebijakan; pihak swasta

memberikan konsesi dan dana tanggung

jawab sosial; lembaga non pemerintah

berperan dalam advokasi kebijakan dan

anggaran; dan masyarakat sipil berperan

dalam pelaksanaan.

Tiga hal tersebut adalah sebuah kendala yang

kemungkinan besar akan muncul dalam upaya

Pengembangan Desa Ramah Anak 98

Page 19: Membangun Desa Ramah Anak (BAB VI)

PENGEMBANGAN DESA RAMAH ANAKPENGEMBANGAN DESA RAMAH ANAK

pengebangan desa ramah anak. Mungkin ada

beberapa kendala yang alinterkait dengan

pengambangan desa ramah anak. Di perlukan

komitmen dari semua komponen untuk dapat

mengatasi kendala-kendala tersebut demi

mewujudkan sebuah desa yang ramah anak.

Pengembangan Desa Ramah Anak 99

Page 20: Membangun Desa Ramah Anak (BAB VI)

PENGEMBANGAN DESA RAMAH ANAKPENGEMBANGAN DESA RAMAH ANAK

Pengembangan Desa Ramah Anak 100