MEMAHAMI KEBUDAYAAN AMERIKA LATIN SERTA … · Brasil yang mana Brasil sangat ... keturunan dari...

16
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 41 JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 (JANUARI-JUNI 2014) ISSN 0853- 2265 MEMAHAMI KEBUDAYAAN AMERIKA LATIN SERTA PELUANG KERJASAMA INDONESIA DENGAN NEGARA-NEGARA AMERIKA LATIN Oleh Iwan B. Irawan Dosen Pengajar di Prodi Ilmu Hubungan Internasional FISIP UNPAS Bandung Abstrak Amerika Latin merupakan kawasan kultural terbesar di dunia dengan luas area sebesar 20,5 juta kilometer persegi. Luas tersebut lebih dari dua kali lipat luas wilayah Amerika Serikat. Amerika Latin juga merupakan kawasan dengan rentang latitudinal terbesar diantara berbagai kawasan di dunia yang terbentang dari 32 lintang utara hingga 56 lintang selatan. Oleh karenanya kawasan tersebut memiliki keragaman ekologi karena meskipun secara umum beriklim beriklim tropis tetapi juga terdapat pengaruh dari garis katulistiwa yang membentang melewati kawasan ini sehingga terdapat keragaman fisiografi, iklim, vegetasi, fauna, karakter tanah dan kandungan mineral dalam kawasan tersebut. Kata Kunci: Amerika Latin Pendahuluan Istilah Amerika Latin mulai digunakan pada abad ke 19 untuk menyebut kawasan di selatan negara Amerika Serikat, dikarenakan kawasan tersebut dipengaruhi oleh bahasa dan budaya Roma. Hal ini disebabkan karena budaya dan bahasa tersebut dibawa oleh orang-orang Spanyol, Portugis, dan Perancis dari Eropa yang datang ke wilayah Amerika Selatan sejak abad ke 16 (http://www.historyworld.net ). Oleh sebab itu budaya dan bahasa yang mayoritas digunakan adalah bahasa Spanyol, Portugis, dan Perancis. Kata “Latin” pada Amerika Latin berarti “Latium” merupakan rumpun bangsa Romawi termasuk rumpun bangsa-bangsa Portugis, Spanyol, Italia, Inggris serta bangsa-bangsa Eropa lainnya. Amerika Latin mendapat banyak pengaruh dari bangsa-bangsa Eropa, baik politik maupun kebudayaan.

Transcript of MEMAHAMI KEBUDAYAAN AMERIKA LATIN SERTA … · Brasil yang mana Brasil sangat ... keturunan dari...

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 41

JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 (JANUARI-JUNI 2014) ISSN 0853-2265

MEMAHAMI KEBUDAYAAN AMERIKA LATIN SERTA PELUANG KERJASAMA INDONESIA DENGAN NEGARA-NEGARA AMERIKA

LATIN

Oleh Iwan B. Irawan

Dosen Pengajar di Prodi Ilmu Hubungan Internasional FISIP UNPAS Bandung

Abstrak Amerika Latin merupakan kawasan kultural terbesar di dunia dengan luas area sebesar 20,5 juta kilometer persegi. Luas tersebut lebih dari dua kali lipat luas wilayah Amerika Serikat. Amerika Latin juga merupakan kawasan dengan rentang latitudinal terbesar diantara berbagai kawasan di dunia yang terbentang dari 32 lintang utara hingga 56 lintang selatan. Oleh karenanya kawasan tersebut memiliki keragaman ekologi karena meskipun secara umum beriklim beriklim tropis tetapi juga terdapat pengaruh dari garis katulistiwa yang membentang melewati kawasan ini sehingga terdapat keragaman fisiografi, iklim, vegetasi, fauna, karakter tanah dan kandungan mineral dalam kawasan tersebut. Kata Kunci: Amerika Latin

Pendahuluan

Istilah Amerika Latin mulai digunakan pada abad ke 19 untuk

menyebut kawasan di selatan negara Amerika Serikat, dikarenakan kawasan

tersebut dipengaruhi oleh bahasa dan budaya Roma. Hal ini disebabkan

karena budaya dan bahasa tersebut dibawa oleh orang-orang Spanyol,

Portugis, dan Perancis dari Eropa yang datang ke wilayah Amerika Selatan

sejak abad ke 16 (http://www.historyworld.net). Oleh sebab itu budaya dan

bahasa yang mayoritas digunakan adalah bahasa Spanyol, Portugis, dan

Perancis.

Kata “Latin” pada Amerika Latin berarti “Latium” merupakan rumpun

bangsa Romawi termasuk rumpun bangsa-bangsa Portugis, Spanyol, Italia,

Inggris serta bangsa-bangsa Eropa lainnya. Amerika Latin mendapat banyak

pengaruh dari bangsa-bangsa Eropa, baik politik maupun kebudayaan.

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 42

JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 (JANUARI-JUNI 2014) ISSN 0853-2265

Sebagian besar negara-

negara di Amerika Latin

merupakan daerah kekuasaan

Spanyol dan Portugis. Namun

pada dasarnya Amerika Latin tidak

hanya dipengaruhi politik dan

kebudayaan Spanyol dan Portugis

saja, tetapi juga oleh Inggris,

Perancis, Belanda dan Amerika

Serikat.

Pada awalnya para

penjelajah Eropa melakukan

pelayaran dengan kepentingan

pribadi maupun ditugaskan oleh

pemerintahnya. Dan penjajahan

bangsa Barat di Amerika Latin

mempunyai persamaan yaitu

menemukan daerah-daerah baru

kemudian dikuasai dan dijadikan

koloni. Perkembangan dunia

pelayaran dan kebutuhan akan

daerah baru baik untuk keperluan

ekonomi maupun politik

mendorong bangsa Eropa untuk

mencari daerah kekuasaan.

Khususnya Amerika Latin,

merupakan daerah yang kaya

akan sumber daya alam terutama

bahan tambang yang sangat

menggiurkan bangsa Eropa.

Secara geografis, Amerika

Latin memiliki banyak

keistimewaan.Seperti pegunungan

Andes dimana merupakan barisan

pegunungan tertinggi di dunia

dimana membentang sejauh 7000

kilometer. Di Amerika Latin juga

terdapat Sungai Amazon, sungai

terbesar di dunia dimana juga

merupakan sungai dengan

volume, arus, dan jalan air

terbesar di dunia. Air terjun

terbesar dengan volume terbanyak

terletak di Amerika Selatan. Dua

dari tiga air terjun tertinggi di dunia

terdapat di dataran tinggi Guiana,

dan lima dari tujuh air terjun

dengan volume terbesar di dunia

berada di dataran tinggi Brazil.

Meskipun potensi tenaga air di

Amerika Latin masih lebih rendah

daripada di Asia, namun seperlima

dari potensi tenaga hidroelektrik

terdapat di Amerika Latin. Amerika

Latin juga memiliki kekayaan fauna

yang meskipun masih kalah oleh

keragaman fauna di Afrika, namun

di Amerika Latin terdapat berbagai

macam spesies burung dan

kompleksitas famili mamalia.

Region fauna Amerika Latin

termasuk dalam Neotropical

Zoological Realm yang mencakup

Amerika Latin kecuali dataran

tinggi Brazil bagian utama dan

tengah serta kepulauan Bahama.

Amerika Latin memiliki

proporsi kawasan dengan hutan

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 43

JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 (JANUARI-JUNI 2014) ISSN 0853-2265

terbesar di dunia, yakni hampir

setengah dari seluruh kawasan di

Amerika Latin merupakan

kawasan hutan. Kawasan Amazon

dan dataran tinggi Guiana

merupakan kawasan hutan hujan

tropis terbesar di dunia. Amerika

Latin juga merupakan kawasan

dengan hutan terbesar di dunia,

yaitu seperempat dari total hutan

di dunia. Akan tetapi hanya

sepertiga dari luas hutan tersebut

yang produktif secara ekonomis

yang mengakibatkan Amerika

Latin menjadi importir produk

perhutanan. Selain itu reduksi

kawasan hutan terjadi secara

signifikan sejak tahun 1990an

terutama di kawasan Amerika

Selatan dan Mexico.

Amerika Latin memiliki

beberapa keunikan dalam hal

iklim. Beberapa kawasan pantai

dan dataran rendah di Amerika

Latin tercatat dalam rekor dunia

dimana hanya memiliki perbedaan

temperatur sebesar 13 antara

suhu terendah dan tertinggi.

Kawasan terkering di dunia

terdapat di gurun Peruvian-

Antacama terutama di sebelah

utara Chile, namun daerah selatan

Chile merupakan kawasan

terbasah di dunia dimana hujan

turun sepanjang tahun.

Kawasan Amerika Latin

rutin mengalami bencana alam

yang bersifat destruktif. Gempa

bumi dengan frekuensi yang besar

sering terjadi di tepi selatan

kawasan tersebut. Lebih dari 50

gunung berapi yang masih

berstatus aktif juga terdapat di

kawasan tersebut, merupakan

seperempat dari total jumlah

gunung berapi aktif di seluruh

dunia. Angin topan seringkali

muncul di Karibia dan pantai

Pasifik di Mexico. Tanah longsor

terbesar pernah terjadi di kawasan

Andean, Peru.

Populasi dan pola

masyarakat di Amerika Latin juga

tergolong unik. Amerika Latin

merupakan satu-satunya kawasan

di dunia dimana pertumbuhan

penduduknya lebih tinggi daripada

rata-rata pertumbuhan penduduk

dunia. Pertumbuhan penduduk

terbesar terjadi di sisi utara

Amerika Tengah dan Amerika

Selatan Andean (Andean South

America). Pertumbuhan penduduk

paling lambat terjadi di Argentina

dan Uruguay yang diikuti oleh

Chile, Antilles, Brazil dan beberapa

negara kecil yang lain. Kawasan

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 44

JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 (JANUARI-JUNI 2014) ISSN 0853-2265

yang berpotensi untuk

meningkatkan populasi adalah

negara-negara yang memiliki

tingkat kematian yang tinggi,

seperti Haiti.

Struktur usia penduduk di

Amerika Latin secara general

menunjukkan karakter kawasan

tersebut sebagai kawasan yang

terbelakang (underdeveloped)

dimana proporsi penduduk usia

muda lebih tinggi dibandingkan

proporsi penduduk usia tua. Rasio

dependensi (proporsi penduduk

usia muda dan tua terhadap

penduduk usia produktif) sangat

tinggi serta hanya dua perlima dari

total jumlah penduduk tergolong

aktif secara ekonomi, dimana

menambah beban ekonomi

kawasan tersebut. Akan tetapi

angka kematian di kawasan ini

merupakan yang terendah dan

merupakan populasi dengan

tingkat harapan hidup tertinggi

diantara kawasan terbelakang

(underdeveloped) yang lain).

Selain itu, masih terdapat

kesenjangan tingkat kehidupan

yang cukup signifikan di kawasan

tersebut.

Penjelajahan Bangsa Portugis Dibandingkan Fransicsco

Hermandes de Cordoba yang

menemukan Yucatan pada 1517

maupun Juan de Gijalva yang

sampai di Veacruz pada 1518.

Bangsa Portugis telah lebih dahulu

dari pada Spanyol dalam memulai

eksplorasi daerah-daerah baru.

Eksplorasi yang sistematis

terhadap "dunia baru" Amerika

dilakukan oleh bangsa Portugis

yang dipimpin oleh Pangerah

Henry atau Prince Henry (1394-

1460). Henry berambisi untuk

mengembangkan kejayaan

Portugal dan oleh karena itu

mendorong setiap penjelajah

Portugal untuk melakukan

penjelajahan dan menemukan rute

baru ke kawasan yang kaya akan

rempah-rempah, emas, dan perak.

Melalui kepeloporan Henry,

bangsa Portugis memperoleh

emas dari Afrika dan menjadikan

jalur Portugal dan pantai Afrika

Barat sebagai jalur perdagangan

mereka.

Tahun 1487 Bartolomeu

Dias mencapai ujung menemukan

Tanjung Harapan. Dan juga

seorang marinir Portugal bernama

Vasco da Gama (1497-1499),

mencapai pelabuhan-pelabuhan

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 45

JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 (JANUARI-JUNI 2014) ISSN 0853-2265

India, selain itu dilanjutkan oleh

Pedro Alvares Cabral berusaha

berlayar ke India, tetapi karena

berlawanan dengan arus laut ia

kemudian terdampar dan

menemukan pantai Brasil dalam

tahun 1500. Yang mana

mencapaian di India disitulah

didirikan pangkalan dagang. Tetapi

sayangnya pelabuhan-pelabuhan

penting yang dikuasai para

pedagang Portugis akhirnya

diserahkan pada kekuasaan tahta

Spanyol.

Dan ekspedisi Pedro

Alvares Cabral ke Brasil pada

tanggal 22 April 1500 merintis

kekuasaan bangsa Portugis atas

wilayah Amerika Selatan. Para

penguasa dan pedagang lokal di

daerah yang didatanginya dan

yang tidak mau tunduk pada

Portugal diserang dan

ditaklukkannya. Kota-kota

pelabuhan India, seperti Calicut

dan Goa dan pelabuhan Ormuz di

Iran diserangnya. Dibawah

gubernur Portugal di India, Alfonso

Albuquerque (menjabat antara

1509-1515), kota-kota tersebut

diserahkan kepada tahta Portugal.

Pada tahun 1526, Diogo

Garcia mendarat di sebuah tempat

yang saat ini lebih dikenal Santa

Catarina. Kolonisasi besar-

besaran muncul pada tahun 1530

ketika Bangsa Portugis mengirim

ekspedisi Martim Alfonso de

Sousa.

Periode Pra kolonial (1500-1530) Kolonisasi Portugis atas

Amerika Latin adalah bagian dari

perspektif kebijakan merkantilis

dan pada tahap kapitalisme

komersial. Merkantilisme adalah

kebijakan ekonomi dimana negara

membuat intervensi dalam

perekonomian. Dalam tiga puluh

tahun pertama kedatangan

Portugis di Brasil, pemerintah

Portugal tidak mengambil tindakan

yang ditujukan untuk kolonisasi

Brasil. Selama periode ini,

kepentingan ekonomi metropolis

terfokus pada perdagangan

rempah-rempah di Hindia. Dan

penjelajahan Portugal ke Brasil

yaitu untuk mencari kekayaan di

Brasil yang mana Brasil sangat

kaya akan bahan tambang berupa

emas dan kayu celup. Dan untuk

orang-orang India yang sudah

memiliki tradisi komersial,

berdasarkan rempah-rempah

sebagai produk utama dan

kegiatan-kegiatan ekonomi

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 46

JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 (JANUARI-JUNI 2014) ISSN 0853-2265

tersebut untuk penghidupan

mereka.

Kolonialisasi bangsa Portugis

Pada awalnya Amerika

Selatan sebenarnya kurang

menarik bagi Bangsa Portugis,

akan tetapi dengan adanya

penjelajahan Bangsa Portugis

yang dilakukan oleh Pedro Alvares

Cabral yang awalnya berlayar ke

India, tetapi karena berlawanan

dengan arus laut ia kemudian

terdampar dan menemukan pantai

Brasil dalam tahun 1500. Yang

mana mencapaian di India

disitulah didirikan pangkalan

dagang. Dan ekspedisi Pedro

Alvares Cabral ke Brasil pada

tanggal 22 April 1500 merintis

kekuasaan bangsa Portugis atas

wilayah Amerika Selatan. Yang

mana para penguasa dan

pedagang lokal di daerah tersebut

harus tunduk pada Portugal,

apabila ada perlawanan akan

terjadi penyerangan maupun

penaklukan. Dan untuk

mengkonsolidasikan dan

memperkuat kendali Portugis atas

Brasil, pada tahun 1553 Raja John

III membentuk 12 sistem kerajaan

kecil meskipun hanya Pernambuco

dan Sao Vicente yang benar-benar

menguntungkan.

Seperti yang sudah

disinggung bahwa pelabuhan-

pelabuhan penting yang awalnya

dikuasai para pedagang Portugis

akhirnya diserahkan pada

kekuasaan tahta antara tahun

1580-1640. Pada saat itu Raja

Philip II dari Spanyol berhasil

merebut singgasana Portugis dan

menguasai seluruh semenanjung

Iberia. Raja Spanyol juga

menguasai daerah jajahan

Portugis di Afrika, Asia, dan

Amerika. Dan antara Portugis dan

Spanyol kemudian terjadi

perjanjian Tordesillas (7 Juni

1494), yang membagi daerah

kekuasaan mereka menjadi dua

bagian dengan satu garis

demarkasi yang berawal dari garis

meridian 370 sebelah Barat

Kepulauan Cape Varde. Pada

Perjanjian Zaragoza (22 April

1529) garis demarkasi diperluas

hingga ke Samudera Pasifik,

sehingga Portugis memperoleh

Filipina namun kemudian ditukar

oleh Spanyol dengan daerah

Amerika Latin, yakni Brazil yang

berada di sebelah barat demarkasi

Tordesillas.

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 47

JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 (JANUARI-JUNI 2014) ISSN 0853-2265

Nilai-nilai universal dalam penemuan dan penguasaan atas Amerika Latin

1. Semangat dan keberanian

para penjelajah mengarungi

lautan unuk menemukan

daerah baru. Hal tersebut

mengajarkan kita agar

selalu kreatif dan tertantang

untuk menemukan hal-hal

baru.

2. Kecintaan bangsa asli

Amerika pada bangsanya

terutama

mempertahankannya dari

penjajah.

3. Semangat persatuan yang

harus selalu dijaga agar

tidak mudah kuasai dan

dipecah belah pihak asing.

Pembahasan

Komposisi masyarakat

Amerika Latin memiliki keunikan

tersendiri, dimana ia tersusun atas

beberapa kelompok ras yang

berbeda, yaitu orang asli Indian,

orang kulit putih Eropa, dan orang

kulit hitam Afrika, dan yang paling

mendominasi adalah Mestizo,

keturunan dari pasangan orang

Indian dan kulit putih Eropa. Orang

kulit putih Eropa datang dan

menetap di Amerika Latin ini pada

masa kolonisasi Spanyol dan

Portugis pada abad 16. Sementara

itu orang-orang Afrika yang berada

di Amerika Latin ini pada

umumnya dibawa oleh orang-

orang kulit putih Eropa yang

datang ke Amerika Selatan

sebagai budak.

Di lihat dari tingkat densitas,

Amerika Latin merupakan wilayah

yang tidak terlalu padat

penduduknya. Dari total luas

wilayah yang hampir mencapai 18

juta km2, jumlah penduduk yang di

data oleh World Bank adalah

sebanyak 582,6 juta jiwa, dengan

pertumbuhan penduduk hanya

sebesar 1% tiap tahunnya

(http://web.worldbank.org). Hal ini

menunjukkan bahwa Amerika Latin

bukanlah sebuah wilayah yang

padat penduduknya.

Mayoritas orang asli Indian

tinggal di daerah pedesaan

sementara orang-orang Eropa

tinggal di kota-kota besar.

Perpaduan antara pengaruh

masyarakat Indian lokal dengan

pengaruh asing menyebabkan

beragamnya kebudayaan yang

ada di Amerika Latin. Pengaruh

orang Eropa terutama Spanyol dan

Portugis dapat dilihat mulai dari

hasil seni, arsitektur, hingga gaya

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 48

JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 (JANUARI-JUNI 2014) ISSN 0853-2265

hidup yang masih terbawa hingga

saat ini. Misalnya adalah gaya

cowboy yang ada di Mexico.

Disamping itu gaya hidup yang

diperkenalkan adalah melalui

bahasanya serta agama yang

dibawa, yaitu Katolik Roma, yang

pada saat itu cenderung

dipaksakan pada masyarakat lokal

(http://geography.howstuffworks.co

m).

Sementara itu orang-orang

kulit hitam membawa kebudayaan

yang berbeda pula dengan

statusnya sebagai budak. Mereka

memperkenalkan banyak jenis

karya seni, tarian, dan musik.

Pengaruh kebudayaan orang kulit

hitam terlihat jelas di Brasil, Kuba,

dan Haiti hingga saat ini. Orang

Afrika tersebut memperkenalkan

budaya juga sebagai bentuk

adaptasi mereka dengan

kebudayaan lokal Amerika, dimana

proses adaptasi tersebut kemudian

disebut sebagai creolization

(http://www.aaregistry.org).

Sedangkan orang Indian sendiri

meski banyak dipengaruhi oleh

banyak kebudayaan asing yang

masuk, tetap dapat

mempertahankan kebudayaan

aslinya. Mereka yang tetap

bertahan dengan kebudayaan asli

itu adalah para petani yang

umumnya tinggal di wilayah

pedesaan. Mereka tetap berbicara

dengan bahasa asli Indian, dengan

hanya sedikit atau bahkan sama

sekali tidak memiliki pengetahuan

mengenai bahasa asing yang

masuk. Pada awal masuknya

penjajah Eropa yang membawa

budaya dan bahasa Eropa ke

wilayah Amerika Latin,

kebudayaan asli Indian dan orang-

orang kulit hitam Afrika menjadi

minoritas. Akan tetapi setelah

abad ke 19, kebudayaan mereka

mulai mendapatkan apresiasi

(http://geography.howstuffworks.co

m).

Hal yang menarik lain dari

masyarakat di kawasan ini adalah

banyaknya aksi-aksi

pemberontakan di beberapa

negara. Banyaknya

pemberontakan di kawasan ini

tidak lepas dari “kesalahan”

bangsa Spanyol yang telah

menjajah kawasan tersebut dalam

kurun waktu yang cukup lama,

tanpa membekali ilmu mengenai

tata cara pengelolaan negara yang

baik. Hasil dari hal tersebut adalah

banyak munculnya caudillos, atau

pemimpin dari masyarakat, yang

nantinya memimpin beberapa

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 49

JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 (JANUARI-JUNI 2014) ISSN 0853-2265

kelompok untuk memberontak

kepada pemerintahan, yang dinilai

tidak efektif dalam menjalankan

tugasnya. Salah satu contoh dari

caudillos tersebut adalah Fidel

Castro dan Ernesto “Che”

Guevarra, yang memimpin

masyarakat Kuba dalam melawan

dan menggulingkan rezim

kepemimpinan Batista.

Selain itu, isu tentang

demokrasi dan demokratisasi

merupakan topik hangat yang

sering dibicarakan mengenai

kawasan selatan negara Amerika

Serikat ini. Negara-negara di

kawasan Amerika Latin banyak

yang menganut paham sayap kiri,

yang pada dasarnya bertentangan

dengan Amerika Serikat. Hugo

Chavez, Evo Morales, Fidel

Castro, dan Raul Castro adalah

beberapa tokoh yang berasal dari

Amerika Latin, yang cukup

terkenal di dunia ini. Hal ini

disebabkan karena para tokoh

tersebut memiliki pengaruh yang

cukup kuat di negara asal masing-

masing tokoh tersebut, serta

mereka memiliki pemikiran yang

berseberangan dengan Amerika

Serikat. Oleh karenanya, tidak

jarang beberapa negara di

kawasan Amerika Latin memiliki

masalah dengan negara-negara

barat, terutama Amerika Serikat,

terkait dengan perbedaan ideologi

tersebut.

Sejak tahun 1970, bangsa

Amerika Latin mulai mencoba

untuk melakukan restrukturisasi di

bidang ekonomi. Di tahun tersebut,

Chile, merupakan negara pelopor

di kawasan Amerika Latin, yang

melakukan perubahan struktur

ekonomi, dari terpusat menjadi

market oriented (Teichman, 2001).

Hal ini merupakan bukti bahwa

negara-negara di sebelah selatan

negara Amerika Serikat ini mulai

memasuki era globalisasi,

terutama di bidang ekonomi.

Tahapan awal yang terjadi di

kawasan tersebut adalah

menciptakan kawasan yang

berorientasi pada pasar, dengan

harapan akan muncul aktor-aktor

yang kompetitif, yang akan

membawa pengaruh yang positif

terhadap perekonomian setiap

negara di kawasan tersebut.

Setelah itu, banyak pemerintah

dari negara-negara lain di

kawasan ini yang mengikuti

“resep” tersebut, yang ditandai

dengan banyaknya reformasi

struktural yang dilakukan terkait

dengan kegiatan perekonomian

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 50

JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 (JANUARI-JUNI 2014) ISSN 0853-2265

negara, seperti liberalisasi dan

privatisasi. Tujuan dari tindakan ini

adalah untuk menumbuhkan dan

meningkatkan sifat kompetitif di

sektor ekonomi, yang nantinya

akan memberikan pertumbuhan

ekonomi yang masiv serta

meningkatkan kemakmuran setiap

warga.

Sayangnya, mayoritas dari

masyarakat di kawasan Amerika

Latin belum siap dalam memasuki

globalisasi ekonomi tersebut.

Sebagai indikasi adalah

banyaknya “aturan main” yang

tidak ditepati oleh aktor-aktor yang

bermain di dalam perekonomian

negara. Salah satu “aturan main”

tersebut adalah kebebasan dalam

persaingan bisnis. Di beberapa

negara, seperti Meksiko dan

Argentina, trend globalisasi

ekonomi yang terjadi adalah

banyaknya konglomerat yang

muncul, yang membeli sejumlah

sektor publik, dan menjadikannya

keuntungan bagi pihaknya sendiri.

Sehinga, yang terjadi adalah

konglomerat-konglomerat tersebut

(atau korporasi-korporasi yang

ada) seakan-akan “membeli”

pemerintah, dan mereka mampu

menggunakan uang yang

dimilikinya untuk membiayai

sejumlah urusan politik demi

mencapai keuntungan ekonomi

(Teichman, 2001). Hal ini

mengakibatkan tidak tercapainya

pertumbuhan ekonomi yang sehat,

melainkan justru mengakibatkan

tidak terciptanya persaingan-

persaingan yang sehat dalam

ekonomi, yang kemudian

mengakibatkan gagalnya proses

globalisasi ekonomi tersebut.

Hal itulah yang

mengakibatkan terjadinya dampak

yang kurang baik atas proses

globalisasi ini di kawasan Amerika

Latin. Hanya terdapat beberapa

aktor saja yang mampu menikmati

“buah” daripadanya, sementara

mayoritas dari warga tidak

mendapatkan peningkatan yang

signifikan, terutama di bidang

ekonomi.

Kawasan Amerika Latin

pada dasarnya merupakan

kawasan yang kaya akan SDA.

Sayangnya, negara-negara di

kawasan tersebut memiliki

masalah yang sama, yaitu

pengelolaan negara yang kurang

baik, sehingga mayoritas

masyarakat Amerika Latin

hanyalah seperti beggar on top of

a gold mountain. Selain

dikarenakan banyaknya masalah

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 51

JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 (JANUARI-JUNI 2014) ISSN 0853-2265

pemberontakan, pemerintahan

yang korup juga ikut menyumbang

peran atas terjadinya hal tersebut.

Oleh karenanya, kawasan yang

kaya akan SDA tersebut, hingga di

era globalisasi seperti saat ini,

masih memiliki banyak masalah,

terutama di bidang ekonomi.

Amerika Latin adalah

sebuah wilayah yang pada abad

15 merupakan wilayah kolonisasi

Spanyol dan Portugis

(Encyclopedia Britannica). Wilayah

Amerika Latin diakui meliputi

wilayah benua Amerika bagian

tengah, selatan dan Kepulauan

Karibia, oleh karena itu banyak

orang juga menyebutnya Amerika

Selatan. Nama Amerika Latin

sendiri diambil dari Bahasa Latin

yang banyak digunakan oleh

masyarakat yang tinggal di wilayah

tersebut (Hennida, 2012).

Masyarakat asli Amerika Latin

adalah suku Indian yang kemudian

bercampur baur dengan

masyarakat Spanyol dan Portugis

sejak masa penjajahan. Hal ini

yang pada akhirnya membuat pola

kebudayaan yang ada menjadi

beragam.

Pada pola kehidupan

masyarakat di Amerika Latin ada

serangkaian lembaga, nilai-nilai,

dan cara perilaku yang biasa

disebut dengan cultural common

denominator yang membedakan

budaya Amerika Latin dari budaya

negara dunia barat lainnya

(Wagley & Harris, 1955). Pada

awalnya kebudayaan asli suku

Indian di wilayah tersebut justru

dipandang sebelah mata oleh para

penjajahnya, namun seiring

berjalannya waktu perbedaan

budaya yang kompleks dan

heterogen justru menjadi

perhatian, terutama oleh para

peneliti. Meski demikian,

heterogenitas pola budaya di

Amerika Latin telah melahirkan

perbedaan kelas, perbedaan

antara penduduk desa dengan

kota, perbedaan ras dan berbagai

faktor pembeda lainnya.

Komposisi masyarakat

Amerika Latin terdiri dari suku asli

Indian, orang Eropa, orang Afrika

dan mestizo atau keturunan

pernikahan campuran suku Indian

dengan orang Eropa (Hennida,

2012). Charles Wagley dan Marvin

Harris (1955) dalam artikelnya A

Typology of Latin America

Subcultures membedakan

subkultur Amerika Latin menjadi

sembilan jenis, di antaranya 1)

Tribal Indian yang merupakan

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 52

JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 (JANUARI-JUNI 2014) ISSN 0853-2265

budaya asli yang masih tertinggal;

2) Modern Indian yang merupakan

hasil percampuran antara budaya

asli dengan pola lembaga dan

budaya Iberia (Spanyol); 3) Petani

yang merupakan masyarakat

holtikultura yang terisolasi di kota-

kota kecil, biasa disebut dengan

mestizos, cholos, ladinos,

caboclos dan istilah lainnya tinggal

di tempat terpencil, disusul untuk

berkumpul ke tempat pemilihan

dan memilih bukan karena

pemahaman politik tp siapa yg

baik ke mreka; 4) Engenho

Plantation yang merupakan

subkultur perkebunan milik

keluarga; 5) Usina Plantation, di

mana pertanian memiliki cara

modern perusahaan besar; 6)

Kota, di mana ada pola kehidupan

masyarakat menengah dan atas

yang melayani administrasi, pasar

dan pusat keagamaan; 7) Kelas

Atas Metropolitan, yang

menempati puncak tertinggi dari

strata sosial ekonomi di kota-kota

besar dan para pemilik

perkebunan à lebih memahami

politik; 8) Kelas Menengah

Metropolitan yang muncul dari kota

besar dan memiliki pekerjaan

profesionalà susah diamati

perilaku politiknya krn tdk punya

tipe spesifik; 9) Proletariat

Perkotaan, yaitu kelompok pekerja

industri dan kasar terampil dan

semi-skilled di kota-kota besar.

Politik didriver oleh orang2 besar

yang ada di upper class saat

pemilihan berlangsung.

Adapun yang menjadi isu

sentral dalam kehidupan penduduk

Amerika Latin, yaitu imigrasi.

Imigrasi masih menjadi isu yang

menonjol dalam politik Amerika

Latin baik di dalam sejarah

maupun perkembangan

kontemporernya. Di masa yang

baru imigrasi telah memicu

pertumbuhan penduduk Latin

meningkat menjadi 40% di AS

(Sierra et al. 2000). Imigrasi

sangat berpengaruh dalam

kehidupan politik Amerika Latin,

sehingga menimbulkan implikasi

dalam domestik dan pembuatan

kebijakan internasional. Imigrasi

memiliki pengaruh pada pola

partisipasi politik masyarakat latin

dan telah mempengaruhi

hubungan antara negara pengirim-

penerima, terutama Meksiko dan

Amerika Serikat. Oleh karena itu

imigrasi menjadi isu publik yang

sangat diperhatikan dan telah

banyak membantu Amerika Latin

membangun ideantitas etnorasial,

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 53

JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 (JANUARI-JUNI 2014) ISSN 0853-2265

membentuk perilaku politik dan

pengaruh kelompok mobilisasi

(Sierra et al. 2000).

Namun sayangnya, pada

awal masa imigrasi masih banyak

imigran tanpa dokumen

mendominasi status imigran Latin

ke Amerika Serikat. Hal ini

membuat Amerika Serikat harus

mengambil keputusan sepihak

untuk tetap menjaga

kesejahteraan penduduk tetapnya.

Di antaranya adalah menerapkan

sejumlah strategi untuk mengontrol

keberadaan para imigran yang

tidak dilengkapi dokumen.

Beberapa strategi yang telah

dijalankan antara lain memperkuat

penyebaran agen-agen Patroli

Perbatasan di sepanjang

perbatasan, terutama antara

Amerika Serikat dengan Meksiko

(Sierra et al. 2000). Agen tersebut

bertugas untuk mengontrol yang

melintasi perbatasan, serta

memfasilitasi perjanjian kerjasama

antara pemerintah dengan para

pengusaha untuk turut serta

mengidentifikasi buruh imigran

tanpa dokumen. Sayangnya,

operasi yang dilakukan tidak tepat

sasaran dan menghabiskan dana

besar.

Langkah lain yang diambil

oleh Kongres adalah dengan

mengeluarkan Immigration Reform

and Control Act (IRCA) untuk

mengatasi tingginya jumlah

imigran tanpa dokumen (Sierra et

all. 2000). IRCA menawarkan

pemberian legalitas pada para

imigran tanpa dokumen yang

menetap untuk jangka waktu yang

lama. Penawaran tersebut

mendapatkan antusiasme yang

besar dari para imigran karena

mereka memang menginginkan

pengakuan serta hak sebagai

warga negara Amerika Serikat.

Sebagian besar imigran yang

mendapat legalitas adalah imigran

latin. Setelah mendapatkan

legalitasnya sebagai penduduk

imigran, mereka menginginkan

adanya naturalisasi untuk menjadi

warga negara yang sah.

Dalam kehidupan politik

sendiri pada awalnya masih

banyak pemberontakan yang

terjadi akibat kolonialisasi Spanyol

yang tidak meninggalkan tata

pengelolaan negara yang baik

(Hennida, 2012). Oleh karena itu

muncullah kelompok pemberontak

yang merasa tidak puas akan

pemerintahan yang ada. Seiring

berjalannya waktu, politik negara-

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 54

JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 (JANUARI-JUNI 2014) ISSN 0853-2265

negara Amerika Latin kebanyakan

berada di posisi sayap kiri atau

komunis sehingga pada abad 21

mereka merebut kursi kekuasaan

(Morgenstern & Nacif, 2002).

Namun isi demokrasi dan

demokratisasi juga menjadi topik

hangat di Amerika Latin.

Dalam kehidupan ekonomi

Perekonomian kawasan Amerika

Latin umumnya mengandalkan

sumber cadangan minyak, seperti

yang terdapat di Venezuela,

Argentina, Kolombia, Chile, Peru,

and Ekuador (FEALAC, 2010). Di

samping sumber daya migas,

kawasan ini juga memiliki sumber

daya mineral. Di sektor pertanian,

kawasan ini memiliki potensi

ekspor produk pertanian, antara

lain kopi, pisang, gula, tembakau,

dan gandum sedangkan Argentina

dan Brasil juga memiliki potensi di

bidang industri peternakan dan

produksi daging. Sementara itu

Kawasan Karibia miliki potensi

perekonomian pariwisata

(FEALAC, 2010). Namun hal ini

tidak mampu mendorong posisi

Amerika Latin untuk berada di atas

pada indeks tingkat kompetitif

negara. Hal ini dikarenakan

kesenjangan ekonomi antar kelas

terlalu besar.

Kesimpulan Pada dasarnya penjajahan

bangsa Portugis di Amerika Latin

mempunyai pola yang sama pada

bangsa-bangsa lain yaitu

menemukan daerah-daerah baru

kemudian dikuasai dan dijadikan

koloni. Yang mana perkembangan

dunia pelayaran dan kebutuhan

akan daerah baru baik untuk

keperluan ekonomi maupun politik

mendorong bangsa Eropa untuk

mencari daerah kekuasaan. Dan

Amerika Latin, merupakan daerah

yang kaya akan sumber daya alam

terutama bahan tambang yang

sangat menggiurkan bangsa

Eropa, dengan demikian banyak

bangsa Eropa yang awalnya

hanya melakukan penjelajahan

akan tetapi selanjutnya

menjadikan Amerika Latin sebagai

pusat jajahan.

Penjelajahan Bangsa

Portugis yang dilakukan oleh

Pedro Alvares Cabral yang

awalnya berlayar ke India, tetapi

karena berlawanan dengan arus

laut ia kemudian terdampar dan

menemukan pantai Brasil dalam

tahun 1500. Yang mana

mencapaian di India disitulah

didirikan pangkalan dagang. Dan

adapun faktor atas kolonialisasi

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 55

JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 (JANUARI-JUNI 2014) ISSN 0853-2265

terhadap Brasil yaitu yang mana

Brasil memiliki bahan tambang

berupa emas dan kayu celup yang

sangat laku di pasaran Eropa.

Masyarakat Amerika Latin

bersifat heterogenitas yang diikat

oleh cultural common

denominator, namun dari

heterogenitas tersebut justru

muncul perbedaan kelas,

perbedaan antara penduduk desa

dengan kota, perbedaan ras dan

berbagai faktor pembeda lainnya.

Selain itu juga terdapat pembagian

subkultur masyarakat menurut

keturunan dan tingkat

pekerjaannya. Adapula migrasi

yang menjadi isu publik yang

sering dibahas di beberapa

wacana Amerika Latin dan

Amerika Serikat. Di mana, proses

migrasi ini telah banyak

mempengaruhi pembuatan

kebijakan internasional.

Imigrasi dilakukan untuk

memperbaiki ekonomi individu

yang melakukannya. Mereka lebih

memilih berpindah ke Amerika

Serikat karena melihat sektor

pekerjaan yang lebih mapan di

sana. Apalagi melihat lemahnya

perekonomian Amerika Latin,

sehingga mereka

memperhitungkan stabilitas

finansial ke depan yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Mukmin, Hidayat.1981. Pergolakan

Di Amerika Latin Dalam

Dasawarsa Ini. Jakarta: Ghalia.

www.wikipedia.com

Encyclopedia Britannica. History of

Latin America (online) diambil

pada 04 Maret 2013 dalam

http://global.britannica.com/EBche

cked/topic/331694/history-of-Latin-

America

FEALAC. Deskripsi Umum

Hubungan Indonesia – Kawasan

Amerika Latin (online) diambil

pada 04 Maret 2013 dalam

http://fealac.kemlu.go.id/index.php

?option=com_content&view=article

&id=9&Itemid=125&lang=in

Hennida, Citra. (2012). Masyarakat

Budaya Politik Amerika Latin.

Cakra Studi Global Strategis

Publisher.

Morgenstern, Scott & Nacif,

Benito. (2002). Legislative Politics

in Latin America. Cambridge

University Press.

Sierra, Christine Marie et al.

(2000). “Latin Immigration and

Citizenship”, dalam PS: Political

Science and Politics, 33 (3): 535-

540.

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 56

JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 (JANUARI-JUNI 2014) ISSN 0853-2265

Wagley, Charles & Harris, Marvin.

(1955). “A Typology of Latin

America Subcultures” in American

Anthropologyst, Vol. 57, pp 428-

451.

Teichman, Judith. 2001. Latin

America in the Era of Globalization

: Inequality, Poverty, and

Questionable Democracies.

University of Toronto.

Gonzalez, Alfonso. 2005.

Landscape and Settlement

Patterns. In Black, Jan Knippers.

2005. Latin America : Its Problem

and Its Promise, pp 22-40.

Anonym. n.d. History of Latin

America. Tersedia pada

http://www.historyworld.net/wrldhis

/PlainTextHistories.asp?historyid=

aa87 [diakses pada 3 Maret 2012]

Anonim. n.d. Blacks in Latin

America, a Brief History. Tersedia

pada

http://www.aaregistry.org/historic_

events/view/blacks-latin-america-

brief-history [diakses pada 3 Maret

2012]

http://web.worldbank.org/WBSITE/

EXTERNAL/COUNTRIES/LACEX

T/0,,contentMDK:22117191~page

PK:146736~piPK:146830~theSite

PK:258554,00.html [diakses pada

3 Maret 2012]

Anonim. 2010. Generalizations

About People in America. Tersedia

pada http://central-america-

forum.com/forum-

topic/generalizations-about-

people-latin-america [diakses pada

4 Maret 2012]

Latin America. Tersedia pada

http://geography.howstuffworks.co

m/terms-and-associations/latin-

america1.htm [diakses pada 4

Maret 2012] vbcc