Mekanisme somnolen

4
Mekanisme somnolen Mekanisme terjadinya somnolen dapat diutarakan dalam dua pendapat, penjabaran dari pendapat-pendapat tersebut adalah sebagai berikut: a. Somnolen karena kekurangan kadar glukosa darah Pada kejadian ini, kadar glukosa di dalam darah sangat kurang (hipoglikemi). Glukosa di dalam darah akan digunakan untuk pembuatan energi pada sel-sel yang ada di dalam tubuh. Hamper keseluruhan sel-sel di dalam tubuh yang membutuhkan glukosa ini, seperti sel otak, sel pada jaringan tubuh, dan sebagainya. Pada peristiwa somnolen ini, sel-sel yang paling berpengaruh adalah sel-sel otak. Seperti kita ketahui, sel di otak membutuhkan oksigen untuk membantu penghantaran rangsang-rangsang si saraf dan juga untuk kebutuhan pembuatan energi. Ketika sel-sel di otak kekurangan glukosa, dapat dipastikan penghantaran rangsang-rangsang akan dihambat terlebih dahulu dan kebutuhan glukosa akan difokuskan ke bagian otak. Kompensasi ini akan menyebabkan penurunan kesadaran, mulai dari mengantuk, pingsan, koma, dan yang paling parah adalah meninggal (Sherwood, 2001). Ketika otak melakukan kompensasi ini, seluruh pasokan darah akan difokuskan ke bagian otak dan akan menyebabkan penurunan kinerja organ dan jaringan yang

description

mekanisme somnolen

Transcript of Mekanisme somnolen

Page 1: Mekanisme somnolen

Mekanisme somnolen

Mekanisme terjadinya somnolen dapat diutarakan dalam dua pendapat, penjabaran

dari pendapat-pendapat tersebut adalah sebagai berikut:

a. Somnolen karena kekurangan kadar glukosa darah

Pada kejadian ini, kadar glukosa di dalam darah sangat kurang (hipoglikemi).

Glukosa di dalam darah akan digunakan untuk pembuatan energi pada sel-sel yang

ada di dalam tubuh. Hamper keseluruhan sel-sel di dalam tubuh yang membutuhkan

glukosa ini, seperti sel otak, sel pada jaringan tubuh, dan sebagainya.

Pada peristiwa somnolen ini, sel-sel yang paling berpengaruh adalah sel-sel

otak. Seperti kita ketahui, sel di otak membutuhkan oksigen untuk membantu

penghantaran rangsang-rangsang si saraf dan juga untuk kebutuhan pembuatan energi.

Ketika sel-sel di otak kekurangan glukosa, dapat dipastikan penghantaran rangsang-

rangsang akan dihambat terlebih dahulu dan kebutuhan glukosa akan difokuskan ke

bagian otak. Kompensasi ini akan menyebabkan penurunan kesadaran, mulai dari

mengantuk, pingsan, koma, dan yang paling parah adalah meninggal (Sherwood,

2001).

Ketika otak melakukan kompensasi ini, seluruh pasokan darah akan

difokuskan ke bagian otak dan akan menyebabkan penurunan kinerja organ dan

jaringan yang lain. Penurunan kerja organ dan jaringan lain dilakukan dengan cara

mengistirahatkan tubuh atau lebih dikenal dengan tidur. Ketika asupan darah diotak

sudah mencukupi untuk metabolism sel-sel di otak, maka tubuh akan kembali

memfokuskan kadar glukosa tersebut ke seluruh organ dan jaringan di dalam tubuh

(Guyton, 2007).

Page 2: Mekanisme somnolen

Somnolen karena kelebihan kadar glukosa darah

Pada kejadian ini, kadar glukosa didalam darah sangantlah banyak atau

berlebih. Kadar glukosa yang berlebih ini akan di metabolisme di seluruh tubuh,

terutama di bagian gastro intestinal. Ketika metabolism glukosa darah ini meningkat

di bagian gastrointestinal, dapat dipastikan juga aliran darah akan difokuskan ke

bagian gastro intestinal juga. Pemfokusan aliran darah ke bagian gastro intestinal ini

akan menyebabkan penurunan aliran darah ke bagian otak (Sherwood, 2001).

Penurunan aliran darah inilah yang akan menyebabkan terjadinya kompensasi dari

otak terhadap tubuh pula. Kompensasinya berupa sensasi dan perasaan

mengantuk/somnolen.

Asupan darah yang difokuskan di bagian gastro intestinal ini dilakukan untuk

membantu proses penyebaran glukosa yang akan disebarkan ke seluruh sel dan

jaringan di tubuh. Ketika seluruh proses metabolism sudah dirasa cukup oleh tubuh,

maka asupan aliran darah ke otak pun akan kembali seperti biasa atau normal. Asupan

aliran darah ke otak yang sudah normal atau biasa akan meningkatkan kesadaran lagi,

sehingga individu tersebut akan kembali sadar dari tiburnya apabila orang itu sudah

tertidur. (Sherwood, 2001)

Page 3: Mekanisme somnolen

DAPUS :

Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 2. EGC: Jakarta

Guyton, Hall. 2007. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC