Mekanisme Kerja Ginjal Dan Pembentukan Urine

28
Mekanisme Kerja Ginjal dan Pembentukan Urine Skenario 6 Tn. Ali berumur 35 tahun, minta ijin ke toilet sewaktu rapat, sebelum rapat minum 3 gelas air putih. PENDAHULUAN Dalam mempertahankan hidupnya, manusia perlu mempertahankan homeostatis tubuhnya, seperti stabilitas konsentrasi garam, asam, elektrolit dalam lingkungan cairan internal. Jika keseimbangan cairan tubuh sesorang terganggu, maka sel-sel dalam tubuh orang tersebut akan terganggu atau mati. Sel-sel yang rusak atau mati berpengaruh besar terhadap keutuhan suatu jaringan dan organ dan suatu individu. Maka dari itu, homeostatis yang terganggu dapat berakibat fatal bagi suatu individu dan dapat menyebabkan kematian. Ginjal merupakan suatu organ yang berfungsi mempertahankan homeostatis tubuh manusia dengan mengatur konsentrasi banyak konstituen plasma, khususnya elektrolit dan air dan dengan membuang semua bahan sisa metabolik (kecuali CO 2 ). Ginjal mengeluarkan bahan yang tidak diinginkan atau berlebih di dalam tubuh manusia, dan dikeluarkan melalui urin. Dalam pembahasan di bawah ini, akan dibahas mengenai struktur ginjal, mekanisme kerja ginjal (filtrasi, reabsorbsi, sekresi) dan mekanisme pembentukan urine. PEMBAHASAN

description

makalah kedokteran

Transcript of Mekanisme Kerja Ginjal Dan Pembentukan Urine

Mekanisme Kerja Ginjal dan Pembentukan Urine

Mekanisme Kerja Ginjal dan Pembentukan Urine

Skenario 6

Tn. Ali berumur 35 tahun, minta ijin ke toilet sewaktu rapat, sebelum rapat minum 3 gelas air putih.

PENDAHULUAN

Dalam mempertahankan hidupnya, manusia perlu mempertahankan homeostatis tubuhnya, seperti stabilitas konsentrasi garam, asam, elektrolit dalam lingkungan cairan internal. Jika keseimbangan cairan tubuh sesorang terganggu, maka sel-sel dalam tubuh orang tersebut akan terganggu atau mati. Sel-sel yang rusak atau mati berpengaruh besar terhadap keutuhan suatu jaringan dan organ dan suatu individu. Maka dari itu, homeostatis yang terganggu dapat berakibat fatal bagi suatu individu dan dapat menyebabkan kematian.

Ginjal merupakan suatu organ yang berfungsi mempertahankan homeostatis tubuh manusia dengan mengatur konsentrasi banyak konstituen plasma, khususnya elektrolit dan air dan dengan membuang semua bahan sisa metabolik (kecuali CO2). Ginjal mengeluarkan bahan yang tidak diinginkan atau berlebih di dalam tubuh manusia, dan dikeluarkan melalui urin.

Dalam pembahasan di bawah ini, akan dibahas mengenai struktur ginjal, mekanisme kerja ginjal (filtrasi, reabsorbsi, sekresi) dan mekanisme pembentukan urine.

PEMBAHASANI.Struktur makroskopis GinjalGinjal terletak retroperitoneal pada dinding abdomen posterior.

Gambar No. 01 Struktur Makroskopis Ginjal

Gambar No. 02 Struktur Makrosposis Ginjal

Gambar No. 03 Peletakan GinjalGinjal di dalam tubuh terdiri dari ginjal kanan dan ginjal kiri. Bentuknya ovoid dengan ukuran panjang 10 cm, lebar 5 cm, dan tebal 2,5 cm, berwarna merah kecoklatan. Lokasinya retroperitoneal, dengan ginjal kanan lebih rendah daripada ginjal kiri karena terdapat lobus kanan hati di atasnya. Biasanya posisi ginjal kiri dalah pada costae 11 hingga vertebra lumbar-2 (T11-L2), sedangkan ginjal kanan adalah pada costae 12 hingga vertebra lumbar-3 (T12-L3).4,5,6,7Pada anterior renalis sinistra berbatasan langsung dengan dinding dorsal gaster, pancreas, limpa, vasa lienalis, usus halus dan fleksura lienalis. Sementara pada bagian anterior renalis dextra berbatasan dengan lobus dextra hepar, duodenum pars descendens dan usus halus. Pada bagian posterior renalis dextra dan sinistra berbatasan dengan diafragma, m.psoas major, m. quadratus lumborum, m. transversus abdominis(aponeurosis), n.subcostalis, n.iliohypogastricus, a.subcostalis, aa.lumbales 1-2(3), iga 12 (ginjal kanan) dan iga 11-12 (ginjal kiri). 4,5,6,7

Hilum ginjal adalah tempat masuknya arteri renalis, vena renalis, dan pelvis renalis meninggalkan sinus renalis. Pada hilum ini, vena renalis adalah anterior terhadap arteri renalis yang juga anterior terhadap pelvis renalis. 4,5,6,7Setiap ginjal memilki 3 regio, yaitu kortex, medula dan pelvis renalis. Setiap ginjal memiliki permukaan anterior dan posterior, margin medial dan lateral sehingga membuatnya berbentuk seperti kacang merah, dan memiliki kutub superior dan inferior. 4,5,6,7Pelvis renalis adalah batas superior dari ureter yang berbentuk rata dan seperti corong yang memanjang. Pelvis renalis menerima 2-3 major calices, yang mana setiap calyx major menerima 2-3 calix minor. Setiap calyx minor terdapat sebuah papila renalis, yang mana papila renalis ini merupakan ujung (apex) dari piramida renalis. Pada orang hidup, pelvis renalis dan calisesnya biasanya collapsed (kosong).4,5,6,7Ureter berjalan inferior dari ginjal, melalui pelvic brim pada percabangan arteri iliaca. Berjalan sepanjang dinding lateral pelvis dan memasuki vesica urinaria.4,5,6,7Bagian superomedial ginjal normalnya berkontak dengan kelenjar suprarenal (adrenal) yang ditutupi oleh kapsula fibrosa dan bantalan lemak perineal. Septum renal fascia memisahkan kelenjar ini dari ginjal. Fungsi kelenjar ini adalah sebagai kelenjar endokrin yang mensekresi kortikosteroid dan hormon androgen serta epinefrin dan norepinefrin. 4,5,6,7Ginjal diperdarahi oleh arteri atau vena renalis. A. renalis merupakan percabangan dari aorta abdominal, sedangkan v.renalis akan bermuara pada vena cava inferior. Setelah memasuki ginjal melalui hilus, a.renalis akan bercabang menjadi arteri interlobaris yang akan memperdarahi segmen-segmen tertentu pada ginjal, yaitu segmen superior, anterior-superior, anterior-inferior, inferior serta posterior. A.renalis anterior dan posterior akan bertemu di lateral pada garis Broedel. Kemudian percabangan a.renalis (a.interlobaris) tersebut kemudian masuk ke dalam pyramid renalis dan mempercabangkan a.arcuata yang kemudian akan bercabang lagi menjadi a.interlobularis yang terletak di sepanjang cortex. Arteri interlobularis ini kemudian membentuk arteriola afferen pada glomerolus. Sementara pembuluh balik ginjal berjalan mengikuti nadinya setelah berkumpul di v.interlobularis akan masuk ke dalam v.arcuata kemudian ke dalam v.renalis dan akan bermuara pada v.cava inferior.4,5,6,7Ginjal memiliki persarafan simpatis dan parasimpatis.Untuk persarafan simpatis ginjal melalui segmen T10-L1 atau L2, melalui n.splanchnicus major, n.splanchnicus imus dan n.lumbalis.Saraf ini berperan untuk vasomotorik dan aferen viseral. Sedangkan persarafan simpatis melalui n.vagus.8IIStruktur Mikroskopis Ginjal

Tubulus uriniferus yang terdapat pada ginjal sebagai suatu unit fungsional ginjal terdapat dua bagian yaitu nefron yang menampung filtrat dari darah yang terbentuk dalam massa kapiler berkelok pada ujung proksimalnya dan mereabsorbsi komponen tertentu yang perlu ditahan dan bagian yang kedua adalah duktus koligens yang berfungsi menyalurkan urin ke pelvis ginjal.9,10Setiap satu buah ginjal normal manusia dewasa dapat mengandung 1-4 juta unit nefron.Setiap 1 unit nefron terdiri atas corpus renalis, tubulus kontortus proksimal, bagian tipis dan tebal lengkung Henle serta tubulus kontortus distal.Unsur-unsur nefron tertanam pada lamina basalis yang dilanjutkan dengan sejumlah kecil jaringan penyambung organ. 9,10Nefron dapat dibedakan atas dua jenis yaitu nefron kortikalis yang glomerulinya terletak pada bagian luar dari korteks dengan lengkungan henle yang pendek tetapi tetap berada pada korteks atau mengadakan penetrasi hanya sampai pada zona luar medulla dan nefron juxta medullaris yaitu nefron yang glomerulinya terletak pada bagian dalam dari korteks dekat hubungan korteks-medulla dengan lengkungan henle yanng panjang dan turun jauh kedalam sampai zona dalam medulla sebelum berbalik dan kembali ke korteks. Pada manusia kira-kira 85 % merupakan nefron kortikalis dan 15 % merupakan nefron juxta medullaris.Sebuah nefron terdiri dari sebuah komponen penyaring yang disebut corpus (atau badan Malphigi) dan tubulus. 9,10Bagian-bagian dari nefron, terdiri dari kesatuan antara glomelurus dengan kapsula Bowman membentuk korpuskula renalis (disebut juga badan Malphigi). Korpuskula renalis berlanjut menjadi tubulus kontortus proksimal.Setiap korpuskula mengandung gulungan kapiler darah yang disebut glomerulus yang berada dalam kapsula Bowman.Setiap glomerulus mendapat aliran darah dari arteri aferen.Dinding kapiler dari glomerulus memiliki pori-pori untuk filtrasi atau penyaringan. 9,10Glomerolus yangmerupakan anyaman pembuluh darah kapiler dan cabang dari arteriol aferen. Setelah memasuki korpuskula renalis, arteriol aferen biasanya bercabang menjadi dua sampai lima cabang utama yang masing-masing bercabang lagi menjadi jala-jala kapiler. Glomerolus terdiri dari dua lapis epitel membran yaitu lapisan parietal dan visceral.Lapisan parietal luar membentuk dinding korpuskel luar dan parietal dalam melapisi kapiler-kapiler.Lapisan visceral terdiri dari podosit. 9,10Kapsula Bowman merupakan epitel berdinding ganda. Lapisan luar kapsula Bowman terdiri atas epitel selapis gepeng, dan lapisan dalam tersusun atas sel-sel khusus yang disebut podosit (sel kaki) yang letaknya meliputi kapiler glomerulus.Antara kedua lapisan tersebut terbentuk rongga kapsul Bowman.Sel-sel podosit, membrana basalis, dan sel-sel endotel kapiler membentuk lapisan (membran) filtrasi yang berlubang-lubang yang memisahkan darah yang terdapat dalam kapiler dengan ruang kapsuler. Sel-sel endotel kapiler glomerulus mempunyai pori-pori sel lebih besar dan lebih banyak daripada kapiler-kapiler pada organ lain. Hasil filtrasi cairan darah pada glomerulus atau disebut cairan ultrafiltrat (urin primer) selanjutnya ditampung pada rongga kapsul. 9,10Tubulus kontortus proksimal merupakan saluran panjang yang berkelok-kelok mulai pada korpuskula renalis berlanjut menjadi lengkung Henle. Tubulus kontortus proksimal (TKP) biasa ditemukan pada potongan melintang korteks.TKP dibatasi oleh epitel kubus selapis dengan apeks sel menghadap lumen tubulus memiliki banyak mikrofili membentuk brush border.Permukaan mikrovili brush border berperan membantu reabsorbsi berbagai zat yang terdapat dalam cairan ultrafiltrat. Pada reabsobsi, sitoplasma apikal sel mempunyai banyak kanakuli berasal dari dasar mikrovili. 9,10Ansa henle terdapat pada berkas medulla dan medulla. Ansa henle atau lengkung henle memiliki segmen tipis yang mirip dengan kapiler tetapi tidak terdapat darah di lumennya. Terdapat tiga bagian pada lengkung henle yaitu segmen tebal desenden atau biasa disebut juga dengan tubulus rektus proksimal yang mirip dengan tubulus kontortus proksimal, segmen tipis dan segmen tebal asenden yang biasa disebut juga dengan tubulus rektus distal yang mirip dengan tubulus kontortus distal.9,10Tubulus kontortus distal (TKD) merupakan epitel selapis kuboid rendah yang bersifat basofil. TKD memiliki inti sel yang berdekatan serta lumen yang jelas karena tidak terdapat brush border. Pada TKD juga terdapat macula densa yang menempel dekat glomerolus. 9,10Aparatus Justagromerularterdapat di atas badan malpighi terdapat aparatus atau kompleks juxtaglomerulus, terdiri dari sel-sel juxtaglomerulus yang akan menghasilkan renin. Sel-sel mesangial ekstraglomerular/ sel polkisen/sel lacis yang mungkin menghasilkan eritropoetin. Makula densa yang sebagai sensor osmolaritas cairan di dlm tub distal. Duktus koligens berada di berkas medulla dan medulla yang memiliki epitel kuboid yang memiliki sitoplasma pucat dan batas sel yang jelas.Pada bagian medulla yang ke tengah beberapa duktus koligens bersatu untuk membentuk duktus yang besar yang bermuara ke apeks papilla yang disebut dengan duktus papilaris. 9,10IIIMekanisme Kerja Ginjal

Ginjal adalah organ berbentuk lonjong, masing-masing berukuran serupa dengan kepalan tangan.Organ tersebut terletak dekat pertengahan punggung, tepat di bawah kerangka tulang rusuk. Ginjal adalah mesin pendaurulang yang canggih. Setiap hari, ginjal kita menguraikan kurang lebih 200 liter darah untuk menyaring sekitar dua liter zat-zat sisa dan air berlebihan. Bahan ampas dan air berlebihan menjadi urin, yang mengalir ke kandung kemih melalui pembuluh yang disebut ureter.Kandung kemih (vesica urinaria) kita menyimpan urin sampai kita miksi. 11

Bahan ampas dalam darah berasal dari penguraian jaringan aktif secara normal dan dari makanan yang kita konsumsi. Tubuh memakai makanan untuk tenaga dan memperbaiki diri. Setelah tubuh kita sudah mengambil apa yang dibutuhkan dari makanan, zat-zat sisa dikirim ke darah. Bila ginjal kita tidak menghilangkannya, zat sisa ini akan bertumpuk dalam darah dan merusak tubuh. 11

Proses penyaringan terjadi di unsur sangat kecil di dalam ginjal kita yang disebut nefron. Setiap ginjal mengandung kurang lebih sejuta nefron. Dalam nefron, sebuah glomerulus pembuluh darah yang sangat kecil, atau kapiler berjalin dengan pembuluh pengumpulan air seni yang sangat kecil, yang disebut tubulus. 11

Pada awal, tubulus tersebut menerima gabungan zat sisa dan bahan kimia yang masih berguna untuk tubuh kita.Ginjal kita membagikan bahan kimia misalnya zat natrium, fosforus dan kalium dan mengembalikan bahan tersebut ke tubuh.Dengan cara ini, ginjal kita mengatur tingkat bahan kimia tersebut di tubuh kita. Keseimbangan yang tepat dibutuhkan untuk kehidupan, dan apabila berlebihan dapat berdampak buruk. 11

Selain menghilangkan bahan ampas, ginjal kita mengeluarkan tiga hormon yang penting, yaitu eritropoietin, atau EPO, yang merangsang sumsum tulang untuk membuat sel darah merah. Renin, yang mengatur tekanan darah, dan kalsitriol, bentuk aktif vitamin D, yang membantu menahan zat kalsium untuk tulang, dan untuk keseimbangan kimia yang normal. 11Terdapat tiga proses dasar di ginjal yang terlibat dalam pembentukan urin adalah filtrasi glomerolus, reabsorbsi tubulus dan sekresi tubulus.

Filtrasi

Proses filtrasi berlangsung di badan Malpighi, tepatnya di glomerulus, menghasilkan urine primer, yaitu urine yang masih mengandung zat yang di butuhkan tubuh, seperti air, glukosa, ion Na+, dan Ca+.11Untuk dapat difiltrasi dari glomerolus ke kapsula bowman, cairan harus melewati tiga lapisan yang membentuk membran glomerolus.Tiga lapisan itu adalah dinding kapiler glomerolus yang terdiri dari satu lapis sel endotel dan memiliki pori yang besar yang sangat permeable terhadap H2O. Lapisan kedua adalah membran basal yang merupakan lapisan gelatinosa yang tersisip di antara glomerolus dan kapsula bowman.Lapisan terakhir adalah lapisan dalam kapsula bowman yang terdiri dari podosit. 11Filtrasi glomerolus dilakukan oleh gaya-gaya pasif. Terdapat tiga macam gaya yang berperan dalam filtrasi glomerolus yaitu tekanan darah kapiler glomerolus yaitu tekanan cairan yang ditimbulkan oleh darah di dalam kapiler glomerolus yang bergantung pada kontraksi jantung dan resistensi terhadap aliran darah yang ditimbulkan oleh arteriol aferen dan eferen. Tekanan yang kedua adalah tekanan osmotic koloid plasma yang ditimbulkan oleh distribusi tidak seimbang protein-protein plasma di kedua sisi membran glomerolus.Gaya yang ketiga adalah tekanan hidrostatik kapsula bowman yang ditimbulkan oleh cairan di bagian awal tubulus. Tekanan onkotik dan tekanan hidrostatik kapsula bowman berjalan berlawanan arah dengan filtrasi. 11Tekanan darah kapiler glomerolus dapat dikontrol untuk menyesuaikan laju filtrasi glomerolus (LFG) agar memenuhi kebutuhan tubuh. Besar tekanan darah kapiler glomerolus bergantung pada laju aliran darah di dalam masing-masing glomerolus .jumlah darah yang masuk ke dalam glomerolus bergantung pada tekanan darah sistemik rata-rata dan resistensi arteriol aferen. Terdapat dua mekanisme kontrol yang mengatur LFG yaitu autoregulasi yang ditujukan untuk mencegah perubahan spontan LFG dan kontrol simpatis ekstrinsik yang ditujukan untuk regulasi jangka panjang tekanan darah arteri. 11Pada autoregulasi terdapat dua mekanisme intrarenal. Mekanisme miogenik adalah sifat umum otot polos vascular. Otot polos berkontraksi bila terdapat peregangan yang menyertai peningkatan tekanan di dalam pembuluh. Karena itu, arteriol aferen secara otomatis berkontriksi ketika teregang akibat peningkatan tekanan darah arteri yang akan membantu membatasi aliran darah ke dalam glomerolus dalam jumlah normal meskipun tekanan arteri meningkat. 11Mekanisme umpan balik tubuloglomerolus yang melibatkan apparatus jusktaglomerolus adalah kombinasi khusus sel tubular dan vascular di mana tubulus setelah memutar balik, berjalan melewati sudut yang dibentuk oleh arteriol aferen dan eferen sewaktu keduanya menyatu dengan glomerolus. Kelompok sel-sel tubular khusus tersebut dinamakan macula densa yang akan mendeteksi perubahan kadar garam cairan tubulus yang melewatinya. Jika LFG meningkat, macula densa mengeluarkan adenosin yang menyebabkan arteriol aferen berkonstriksi sehingga aliran darah glomerolus berkurang dan LFG kembali normal. Melalui mekanisme ini, tubulus suatu nefron mampu memantau kadar garam di cairan yang mengalir melaluinya dan mengatur laju filtrasi melalu glomerolusnya sendiri agar cairan di awal tubulus distal dan penyaluran garam konstan. 11Faktor-faktor yang mempengaruhi laju filtrasi glomerulus antara lain. Tekanan glomerulus: semakin tinggi tekanan glomerulus semakin tinggi laju filtrasi, semakin tinggi tekanan osmotic koloid plasmasemakin menurun laju filtrasi, dan semakin tinggi tekanan capsula bowman semakin menurun laju filtrasi. Aliran darah ginjal: semakin cepat aliran daran ke glomerulus semakin meningkat laju filtrasi. Perubahan arteriol aferen: apabial terjadi vasokontriksi arteriol aferen akan menyebabakan aliran darah ke glomerulus menurun. Keadaan ini akan menyebabakan laju filtrasi glomerulus menurun begitupun sebaliknya. Perubahan arteriol efferent: pada kedaan vasokontriksi arteriol eferen akan terjadi peningkatan laju filtrasi glomerulus begitupun sebaliknya. Pengaruh perangsangan simpatis, rangsangan simpatis ringan dan sedang akan menyebabkan vasokontriksi arteriol aferen sehingga menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus. Perubahan tekanan arteri, peningkatan tekanan arteri melalui autoregulasi akan menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah arteriol aferen sehinnga menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus. 11

Gambar No. 04 Glomerulus12

Reabsorbsi

Proses reabsorpsi terjadi pada saluran pengumpul yang berasal dari kapsula bowman. Pada tahap ini, zat-zat gula dan asam amino dibawa ke darah, sedangkan urea, garam, vitamin dan zat lain yang bercampuran dengan air membentuk urine. 11Bahan-bahan esensial yang terfiltrasi dikembalikan ke tubuh melalui reabsorbsi tubulus, transfer bahan-bahan dari lumen tubulus ke dalam kapiler peritubulus.Tubulus memiliki kapasitas reaborbsi yang besar untuk bahan-bahan yang dibutuhkan oleh tubuh.Karena itu, hanya sedikit plasma yang terfiltrasi dan bermanfaat bagi tubuh terdapat di urin karena sebagian besar telah direabsorbsi dan dikembalikan ke darah. 11Reabsorbsi tubulus melibatkan transpor transepitel. Terdapat beberapa tahap pada transpor transepitel, yaitu:

-bahan harus meninggalkan cairan tubulus dengan melewati membran luminal sel tubulus-bahan harus melewati sitosol dari satu sisi sel tubulus ke sisi lainnya-bahan harus melewati membran basolateral sel tubulus untuk masuk ke cairan interstisium-bahan harus berdifusi melalui cairan interstisium

-bahan harus menembus dinding kapiler untuk masuk ke plasma darah.Semua tahap dalam transpor transepitel merupakan reabsorbsi pasif yang tidak menggunakan energi, sementara itu reabsorbsi aktif berlangsung jika salah satu dari tahap tersebut memerlukan energi.Bahan yang secara aktif direabsorbsi penting bagi tubuh misalnya glukosa, asam amino, dan nutrien organik lainnya. 11Terdapat dua macam reabsorpsi, yaitu reabsorpsi obligate dan reabsorbsi fakultatif. Reabsorbsi obligatif berlangsung di tubulus kontortus proksimal hingga tubulus kontortus distal pada semua keadaaan dan jumlah volume urine sama. Reabsorpsi fakultatif berlangsung di tubulus kontortus distal hingga tubulus kolektivus, pada kondisi tertentu di bantu hormone antidiuretika atau ADH(reabsorpsi air) dan hormone paratiroid / PTH (reabsorpsi kalsium). Di hasilkan urine sekunder atau filtrat tubulus . 11Proses sentral yang sebagian besar proses reabsorbsi sedikit banyak berkaitan adalah reabsorbsi aktif Na+ yang dijalankan oleh suatu pembawa Na+ K+ATPase dependen energi di membran basolateral hampir semua sel ke sel tubulus. Reabsorbsi Na+ berlangsung di awal nefron secara konstan dan tidak diatur, tetapi di tubulus distal dan koligentes, reabsorbsi sebagian kecil Na+ yang terfiltrasi bersifat variabel dan berada di bawah kontrol, bergantung terutama pada sistem renin angiotensin. 11Reabsorbsi Na+ pada tubulus proksimal berperan penting dalam reabsorbsi glukosa, asam amino, H20, Cl- dan urea sedangkan pars ascendens ansa henle bersama dengan reabsorbsi Cl- bereperan sangat penting dalam kemampuan ginjal menghasilkan urin dengan konsentrasi dan volume bervariasi, bergantung pada kebutuhan tubuh untuk menghemat atau mengeluarkan H2O. 11Sistem hormon terpenting dan paling terkenal yang terlibat dalam regulasi Na+ adalah sistem rennin angiostensin aldosteron.Sel granular apparatus jukstaglomerolus mengeluarkan suatu hormon enzimatik yaitu rennin ke dalam darah sebagai respon terhadap penurunan NaCl.Setelah dikeluarkan ke dalam darah, rennin bekerja sebagai enzim untuk mengaktifkan angiotensinogen menjadi angiotensin I. Angiotensinogen adalah suatu protein plasma yang disintesis oleh hati.Ketika melewati paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II oleh ACE (angiotensin converting enzyme).Angiotensin II adalah perangsang utama sekresi hormon aldosteron. 11Aldosteron meningkatkan reabsorbsi Na+ oleh tubulus distal dan koligentes.Hasil akhirnya adalah peningkatan fluks pasif Na+ masuk ke dalam sel tubulus dari lumen dan peningkatan pemompaan Na+ keluar sel ke dalam plasma disertai Cl- mengikuti secara pasif. 11Selain menyebabkan reabsorbsi Na+ , energi yang digunakan untuk memasok pembawa Na+ K+ATPase akhirnya berperan menyebabkan reabsorbsi molekul nutrien organic dari tubulus proksimal melalui mekanisme transpor aktif sekunder. Pembawa kotranspor spesifik yang terletak di membran luminal sel tubulus proksimal dijalankan oleh gradien konsentrasi Na+ untuk secara selektif memindahkan glukosa atau asam amino dari cairan lumen ke dalam sel tubulus lalu akhirnya ke plasma. 11Elektrolit lain selain Na+ yang secara aktif direabsorbsi oleh tubulus, misalnya fosfat dan kalsium memliki sistem pembawa independen masing-masing di tubulus proksimal. Karena pembawa-pembawa ini, seperti pembawa kotranspor nutrien organic, dapat mengalami penjenuhan maka masing-masing memperlihatkan kapastias transpor maksimal atau Tm.Jika filtrasi suatu bahan yang direabsorbsi akan melebihi Tm, maka reabsorbsi berlangsung dengan laju maksimal yang konstan sementara kelebihan jumlah yang difiltrasi akan diekskresikan di urin.11Glukosa merupakan contoh substansi yang tereabsorpsi secara aktif tapi tidak diregulasi ginjal. Glukosa merupakan substansi yang secara bebas dapat difiltrasi pada glomerulus, melewati kapsula Bowman dengan konsentrasi sama pada plasma (karena 100 mg glukosa/100 ml plasma).Artinya jika 125 ml cairan difiltrasi per menit (GFR = 125 ml/min), 125 mgglukosa melewati kapsula Bowman dan terfiltrasi. Jumlah substansi yangterfiltrasi per menit dikenal sebagai muatan terfiltrasi (filtered load). Filtered load = Konsentrasi substansitertentu dalam plasma X GFR. Pada GFR konstan, filtered load dariglukosa sama dengan konsentrasi glukosa plasma.11Ginjal memiliki Tm pada glukosa (375mg/menit).Konsentrasi plasma di mana Tm suatu substansi dicapai dan substansimuncul pada urin disebut ambang ginjal (renal threshold). Pada glukosa idealnyasekitar 300 mg/100 ml. Katakanlah glukosa plasma sebesar 300 mg/100 ml,filtrasi masih akan terus terjadi. Namun, karena Tm Glukosa telah terlewati(375 mg/menit), maka reabsorpsi tidak terjadi. Selain itu, karena konsentrasiglukosa plasma sebesar 300 mg/100 ml telah mencapai renal threshold, muncul glukosa pada urin. 11Karier transport dari fosfat terletak pada tubulus proksimal.Renal threshold dari ion inorganik ini samadengan kosentrasi plasma mereka secara normal.Kelebihan fosfat dalam makananakan terbuang di urin.Dikendalikan oleh hormone parathyroid yang dapatmengubah renal threshold dari fosfat (dan Ca2+).11Reabsorbsi aktif Na+ juga mendorong reabsorbsi pasif Cl-, H2O dan urea. Enam puluh lima persen H2O yang difiltrasi direabsorbsi dari tubulus proksimal tanpa diatur, didorong oleh reabsorbsi aktif Na+. Reabsorbsi H2O meningkatkan konsentrasi bahan-bahan lain yang tertinggal di cairan tubulus, yang sebagian besar adalah produk sisa yang terfiltrasi. 11Meskipun beberapa substansi buangan terkonsentrasi pada cairan tubular, mereka tidak bisa meninggalkan lumen untuk direabsorpsi, karena mereka tidak permeable oleh dinding tubular dan tidak memilikikarier.Urea, kreatinin dan asam urat adalah substansi penting yang tidak reabsorpsi. 11Molekul-molekul urea yang kecil adalah satu-satunya produk sisa yang dapat secara pasif menembus membran tubulus.Karena itu, urea adalah satu-satunya bahan sisa yang secara parsial direabsorbsi karena mengalami pemekatan.Sekitar 50% urea yang direabsorbsi di tubulus proksimal.Produk-produk sisa lainnya, yang tidak direabsorbsi tetap berada di urin dengan konsentrasi tinggi. 11

Sekresi

Sekresi tubulus juga melibatkan transpor transepitel, dari plasma kapiler peritubulus ke dalam lumen tubulus.Dengan sekresi tubulus, tubulus ginjal dapat secara selektif menambahkan bahan-bahan tertentu ke dalam cairan tubulus.Sekresi suatu bahan mempercepat ekskresinya di urin. 11Sistem sekresi terpenting adalah H+ yang penting dalam regulasi keseimbangan asam-basa, K+ plasma pada kadar yang sesuai untuk mempertahankan eksitabilitas membran sel otot dan saraf dan ion organic yang melaksanakan eliminasi efisien senyawa organic asing dari tubuh. 11Ion hydrogen yang disekresikan ke dalam tubulus dieliminasi dari tubuh melalui urin.Ion hydrogen dapat disekresikan oleh tubulus proksimal, distal atau koligentes dengan tingkat sekresi H+ bergantung pada keasaman cairan tubuh.Ketika caira tubuh terlalu asam maka sekresi H+ meningkat. Sebaliknya, sekresi H+ berkurang jika konsentrasi H+ di cairan tubuh terlalu rendah. 11Ion kalium secara aktif direabsorbsi di tubulus proksimal dan secara aktif disekresikan di tubulus distal dan koligentes.Di awal tubulus ion kalium direabsorbsi secara konstan dan tanpa dikendalikan, sementara sekresi K+ di bagian distal tubulus bervariasi dan berada di bawah kontrol. Karena K+ yang difiltrasi hampir seluruhnya di reabsorbsi tubulus proksimal maka sebagian besar K+ di urin berasal dari sekresi terkontrol K+ di bagian distal nefron dan bukan dari filtrasi. Sekresi K+ di bagian distal nefron berkurang sampai minimum sehingga hanya sebagian kecil dari K+ yang terfiltrasi yang lolos reabsorbsi di tubulus proksimal akan disekresikan di urin. Dengan cara ini, K+ yang seharusnya keluar di urin ditahan di tubuh. Sekresi K+ terjadi dibawah kendali aldosteron11IVEkskresi Urin dan Bersihan Plasma

Dari 125 ml plasma yang difiltrasi permenit, biasanya 124 ml/menit direabsorbsi sehingga jumlah akhir urin yang dibentuk rerata adalah 1ml/menit. Dengan demikian, dari 180 liter yang difiltrasi per hari, 1,5 liter menjadi urin untuk diekskresikan. 11Setelah terbentuk, urin mengalir ke sebuah rongga pengumpul sentral, pelvis ginjal, yang terletak pada bagian dalam sisi medial di pusat kedua ginjal. Dari situ urin disalurkan ke dalam ureter, sebuh duktus berdinding otot polos yang keluar dari batas medial dekat dengan pangkal/ bagian proksimal arteri dan vena renalis. Terdapat dua ureter, yang menyalurkan urin dari setiap ginjal ke sebuah kandung kemih. 11Kandung kemih/ buli-buli, yang menyimpan urin secara temporal, adalah sebuah kantung berongga yang dapat diregangkan dan volumenya disesuaikan dengan mengubah-ubah status kontraktil otot polos dindingnya. Secara berkala, urin dikosongkan dari kandung kemih ke luar tubuh melalui sebuah saluran, uretra. Uretra pada wanita berbentuk lurus dan pendek, berjalan secara langsung dari leher kandung kemih ke luar tubuh. Pada pria uretra jauh lebih panjang dan melengkung dari kandung kemih ke luar tubuh, melewati kelenjar prostat dan penis. Uretra pris memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai saluran untuk mengeluarkan urin dari kandung kemih dan saluran untuk semen dari organ reproduksi. Kelenjar prostat terletak di bawah leher kandung kemih dan mengelilingi uretra. Hipertrofi prostat/ pembesaran, yang sering terjadi pada usia pertengahan sampai lanjut, dapat menymbat uretra secara total, sehingga aliran urin terganggu. 11Bagian-bagian sistem kemih di luar ginjal memiliki fungsi hanya sebagai saluran untuk memindahkan urin ke luar tubuh. Setelah terbentuk di ginjal, komposisi dan volume urin tidak berubah pada saat urin mengalir ke hilir melintasi sisa sistem kemih. 11VKeseimbangan Asam Basa

Asam melepaskam ion hidrogen bebas H+ kedalam larutan, basa mengikat ion hidrogen ion hidrogen bebas dan menyingkirkannya dari larutan. Keseimbangan asam basa mengacu kepada pengaturan konsentrasi H+ didalam cairan tubuh. Untuk secara tepat mempertahankan, pemasukan H+ melalui pembentukan asam oleh reaksi metabolisme dalam tubuh harus secara terus menerus di seimbangkan dengan pengeluaran H+ melalui urin. Konsentrasi ion hidrogen sering dinyatakan dengan PH yaitu logaritma 1/H+. pH normal plasma adalah 7,4 sedikit lebih alkalis dibandingkan dengan H2O netral, yang pH nya 7,0. pH yang lebih rendah dari normal mengiindikasikan keadaan asidosis. pH yang lebih tinggi dari normal menandai keadaan alkalosis. Fluktasi H+ menimbulkan efek mencolok pada kimia tubuh terutama:

a. perubahan eksitabilitas neuromuskulus dengan asidosis menekan eksitabilitas berlebihan susunan saraf dan perifer

b. gangguan metabolisme dengan mengubah struktur dan fungsi semua enzim.

c. perubahan K+ plasma akibat perubahan kecepatan eliminasi K+ oleh ginjal yang diinduksi oleh H+.

Ginjal adalah pertahanan yang paling kuat. Ginjal memerlukan waktu beberapa jam sampai hari untuk mengkompensasi penyimpanagan pH cairan tubuh. Namun organ ini tidak saja mengeliminasi jumlah normal H+ yang dihasilkan dari sumber-sumber non-H2CO3, tetapi juga mengubah kecepatan pengeluaran H+ sebagai respon terhadap perubahan baik asam H2CO3 maupun H2CO3. selain itu ginjal juga dapat mengatur H+ yang berasal dari H2CO3 dalam cairan tubuh. Ginjal mengkompensasi asidosis dengan mengeksresikan kelebihan H+ diurin sementara menambahkan HCO3- baru kedalam plasma untuk meningkatkan kapasitas penyanggan HCO3-. Selama alkalosis, ginjal menghemat H+ dengan mengurangi sekresi dalam urin. Ginjal juga mengeluarkan HCO3-. Yang berada dalam keadaan berlebihan karena HCO3- yang terikat ke H+ berkurang karena jumlah H+ menurun. 11

Ion H+ yang akan diekskresikan di urin harus disangga ditubulus untuk mencegah peningkatan gradien konsentrasi H+ yang kemudian dapat menghambat sekresi H+ lebih lanjut. Dalam keadaan normal H+ disangga oleh pasangan penyangga fosfat urin, yang banyak dijumpai pada cairan tubulus karena kelebihan fosfat makanantumpah keurin untuk diekskresikan keluar tubuh. Pada asidosis, sewaktu penyangga posfat terpakai untuk menyangga tambahan sekrasi H+ , ginjal mengekskresikan NH3 kedalam cairan tubulus untuk berfungsi sebagai penyangga, sehingga sekresi H+ dapat terus berlangsung.11KESIMPULAN

Ginjal merupakan organ tubuh yang sangat berperan dalam mempertahankan homeostasis cairan tubuh.Untuk menjaga homeostasis cairan tubuh tersebut, ginjal menjalankan fungsi ekskresinya yaitu menghasilkan urin. Dalam menghasilkan urin, terdapat tiga proses dasar pembentukan urin, yaitu : filtrasi, reabsorpsi dan sekresi. Filtrasi berarti glomerulus menyaring darah yang masuk ke kapiler glomerulus untuk melewati saringannya yaitu membran filtrasi glomerulus.Reabsorpsi adalah penyerapan kembali zat-zat hasil filtrasi tersebut (filtrat) yang masih dibutuhkan oleh tubuh dari tubulus renalis ke kapiler peritubuler.Sekresi adalah pengeluaran zat-zat yang berlebihan dari tubuh (kapiler peritubuler) ke tubulus renalis.DAFTAR PUSTAKA1. Diunduh dari http://www.webmd.com/urinary-incontinence-oab/picture-of-the-kidneys2. Diunduh dari http://repairstemcell.wordpress.com/2011/02/3. Diunduh dari http://en.wikipedia.org/wiki/Kidney4. Sloane E. Anatomi dan fisiologi unuk pemula. Jakarta : EGC, 2003.h. 318-215. Faiz O, Moffat D. At a glance series anatomi. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2004. h.125-57.6. Tortora GJ, Kemnits CP, Jenkins GW. Anatomy and physiology. USA: John Wiley & Sons; 2010.h.79-90.7. Pearce EC. Anatomi & fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2006.h.164-89.8. Snell, R.S. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi ke-6. Jakarta: EGC. 2006.p.294-5, 343-9.9. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi Dasar Teks & Atlas. 10th ed. Jakarta: EGC; 2007. p. 120-34.10. Kuehnel. Color Atlas of Cytology, Histology, and Microscopic Anatomy. 4th ed Stuttgart: Thieme; 2003. h. 352-6811. Sherwood L. Fisiologi Manusia.ed 6.Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC;2007.h.553-604.12. diunduh dari http://www.uic.edu/classes/bios/bios100/lecturesf04am/lect21.htm