Mekanisme Cedera Sel Akibat Stroke

download Mekanisme Cedera Sel Akibat Stroke

of 26

Transcript of Mekanisme Cedera Sel Akibat Stroke

  • 7/22/2019 Mekanisme Cedera Sel Akibat Stroke

    1/26

    Mekanisme cedera sel akibat stroke :

    Tanpa obat2 neuroprotektif, sel2 saraf yang mengalami iskemia 80% ataulebih (CBF 10 ml/ 100 g jaringan otak/ menit) akan mengalami kerusakan

    ireversibel dalam beberapa menit. Daerah ini disebut pusat iskemik. Pusat

    iskemik dikelilingi oleh daerah lain jaringan yang disebut penumbra iskemik

    atau zona transisi dengan CBF adalah antara 20% dan 50 % normal (10-25

    ml/100 g jaringan otak/ menit). Sel2 neuron di daerah ini berada dalam

    bahaya tetapi belum rusak secara ireversibel. Terdapat bukti bahwa jendela

    waktu untuk timbulnya penumbra pada stroke dapat bervariasi dari 12- 24

    jam.

    Secara cepat di dalam pusat infark, dan setelah beberapa saat di daerahpenumbra iskemik, cedera dan kematian sel otak berkembang sebagai

    berikut :

    a) Tanpa pasokan darah yang memadai, sel2 otak, kehilangankemampuan untuk menghasilkan energi- terutam ATP.

  • 7/22/2019 Mekanisme Cedera Sel Akibat Stroke

    2/26

    b) Apabila terjadi kekurangan energi ini, pompa natrium- kalium selberhenti berfungsi sehingga neuron membengkak.

    c) Salah satu cara sel otak berespon terhadap kekurangan energi iniadalah dengan meningkatkan konsentrasi kalsium intrasel. Yang

    memperparah masalah, dan mendorong konsentrasi ke tingkat yang

    membahayakan adalah proses eksitotoksisitas, yaitu sel2 otakmelepaskan neurotransmitter eksitatorik glutamat dalam jumlah

    berlebihan. Glutamat yang dibebaskan ini merangsang aktivitas

    kimiawi dan listrik di sel otak lain dengan melekat ke suatu molekul di

    neuron yang lain, Reseptor N-metil-D-aspartat (NMDA). Pengikatan

    reseptor ini memicu pengaktivan enzim nitrit oksidase sintase (NOS),

    yang menyebabkan terbentuknya molekul gas, nitrat oksida (NO).

    Pembentukan NO dapat terjadi secara cepat dalam jumlah besar

    sehingga terjadi penguraian dan kerusakan struktur2 sel yang vital.

    Proses ini terjadi melalui perlemahan asam DNA neuron, yang pada

    gilirannya, mengaktifkan enzim, poli (adenosin difosfat-[ADP]ribosa)

    polimerase (PARP). PARP adalah suatu enzim nukleus yang mengenalikerusakan pada untai DNA dan sangat penting dalam perbaikan DNA.

    Namun, PARP diperkirakan menyebabkan dan mempercepat

    eksitotoksisitas setelah iskemia serebrum, sehingga terjadi deplesi

    energi sel yang hebat, dan kematian sel (apoptosis)

    d) NO terdapat secara alami di tubuh dan meningkatkan banyak fungsifisiologik yang bergantung pada vasodilatasi, seperti ereksi penis; zat

    ini juga merupakan bahan aktif dalam obat vasodilator kuat seperti

    natrium nitroprusid (Nipride). Namun dalam jumlah berlebihan, NO

    dapat menyebabkan kerusakan dan kematian neuron. Obat yang

    dapat menghambat NOS dan produksi NO atau menghambat kerja

    enzim PARP mungkin akan bermanfaat untuk mengurangi kerusakanotak akibat stroke.

    e) Sel2 otak akhirnya mati akibat kerja berbagai protease (enzim yangmencerna protein sel) yang diaktifkan oleh kalsium, lipase (enzim yang

    mencerna membran sel), dan radikal bebas yang terbentuk akibat

    jenjang iskemik.

    f) Akhirnya, jaringan otak yang mengalami infark membengkak dandapat menimbulkan tekanan dan distorsi serta merusak batang otak.

    Kenyataannya, pasien yang mengalami trombosis arteri serebri media terbukti

    disebabkan oleh emboli yang menyumbat arteri serebri media (atau trombus

    aterosklerosis di arteri karotis interna).Oklusi yang disebabkan oleh trombus

    atau emboli mempunyai perbedaan. Pada trombus gejala lebih bertahap. Biasanya

    terdapat gejala prodormal yang minor. Stroke akibat trombus biasanya terjadi

    pada saat tidur, baik pada malam hari maupun pagi hari. Gejala baru dirasakan

    saat bangun dari tidur dan penderita yang langsung terjatuh karena belum

    menyadari kelainan yang terjadi. Sementara stroke akibat emboli dapat terjadi

    kapan saja, bangun dari tidur untuk ke kamar mandi adalah saat-saat yang

  • 7/22/2019 Mekanisme Cedera Sel Akibat Stroke

    3/26

    berbahaya.Trombosis pada arteri jarang sekali menyebabkan sakit kepala.Namun bila sakit kepala timbul biasanya sesuai dengan lokasi trombus, pada

    oklusi arteri karotis, sakit kepala terjadi sesuai pada sisi yang tersumbat.

    Penurunan kesadaran yang terjadi akibat trombus disebabkan oleh paralisis

    fungsi secara keseluruhan.1Penurunan kesadaran juga dapat disebabkan oleh

    kejang4,9yang terjadi akibat edema sekunder danancaman herniasi batangotak.4

    B). Pemeriksaan pembuluh darah dan mata penting untuk mengetahui lokasi

    sumbatan arteri karotis interna. Bila arteri karotis komunis tersumbat, makapada palpasi di leher tidak teraba denyut nadi. Pada oklusi arteri karotis interna,

    denyut arteri karotis komunis biasanya teraba di daerah arteri karotis interna di

    leher. Adanya bruit dapat menunjukkan adanya sumbatan di arteri karotis

    interna. Namun bila sumbatan sangat besar sehingga tidak ada aliran darah, maka

    bruit tidak akan terdengar. Bila bruit juga terdengar pada mata ipsilateral maka

    dapat dipastikan sumbatan berada di arteri tersebut.

    PERBEDAAN STROKE DENGAN PENYAKIT BELLS PALSY

    BANYAK orang menganggap serangan bells palsy sebagai stroke. Padahal dua

    penyakit ini sangat berbeda karena bells palsy tidak disertai kelemahan

    anggota gerak seperti stroke.

    Seperti stroke, penyakit ini biasanya menyerang secara tiba-tiba. Lagi-lagi

    pascaserangan, beberapa penderita mengalami gangguan seperti pascastroke.

    Gangguan tersebut antara lain wajah tidak simetris, mulut mencong, hinggakelopak mata tak bisa menutup sempurna. Bell palsy adalah penyakit yang

    ditemukan oleh Sir Charles Bell, seorang ahli bedah Skotlandia yang

    menemukan penyakit ini pada abad ke-19. Penyakit ini menimbulkan derajat

    keluhan klinis yang beragam.

    Walaupun demikian, wajah yang tidak simetris, kelopak mata yang tidak dapat

    menutup sempurna, gangguan pengecapan, serta sensasi mati rasa (baal atau

    kebas) pada salah satu sisi wajah merupakan keluhan yang sering terjadi. Itulah

    yang membuat penyakit ini dianggap sebagai stroke.

  • 7/22/2019 Mekanisme Cedera Sel Akibat Stroke

    4/26

    Pada beberapa kasus serangan bells palsy disertai dengan hiperakusis (sensasi

    pendengaran yang berlebihan), telinga berdengung, nyeri kepala dan perasaan

    melayang. Keluhan tersebut terjadi mendadak dan mencapai puncaknya dalam

    dua hari. Keluhan yang terjadi diawali nyeri pada telinga yang sering kali

    dianggap sebagai infeksi.

    Berbeda dengan serangan stroke, bells palsy tidak disertai dengan kelemahan

    anggota gerak. Hal ini disebabkan letak kerusakan saraf yang berbeda. Pada

    stroke disebabkan rusaknya bagian otak yang mengatur pergerakan salah satu

    sisi tubuh, kanan atau kiri termasuk wajah. Sedangkan pada bells palsy,

    kerusakan terjadi langsung pada saraf wajah. Saraf fasialis, demikian nama

    serabut saraf yang mengurus bagian wajah dan merupakan bagian dari 12

    pasang saraf otak. Saraf ini berasal dari bagian batang otak yang disebut pons.Dalam perjalanannya menuju kelenjar parotis, saraf fasialis ini harus melalui

    suatu lubang sempit dalam tulang tengkorak yang disebut kanalis falopia.

    Setelah mencapai kelenjar parotis, saraf fasialis ini akan bercabang menjadi

    ribuan serabut saraf yang lebih kecil yang berada di daerah wajah, leher,

    kelenjar liur, kelenjar air mata, 60 persen bagian depan lidah dan sebagian

    telinga, itulah sumber serangan bells palsy. serangan bells palsy sering terjadi

    ketika seseorang baru bangun dari tidur.

    Biasanya wajah terasa mencong sebelah dan salah satu mata sulit ditutup

    dengan rapat. Ketika mencoba untuk minum, air akan keluar dari mulut karena

    saraf bagian wajah tidak bisa digerakkan dengan normal. Bedanya dengan

    stroke, bells palsy tidak diiringi dengan kelumpuhan separo badan. bells palsy

    hanya menyerang bagian wajah, tutur dokter yang berdomisili di Kelapa

    Gading tersebut.

    Bells palsy, menurut dia, juga dapat terjadi pada pria atau wanita dengan

    segala usia. Penyakit ini disebabkan kerusakan saraf fasialis yang bisa puladiawali radang, penekanan atau pembengkakan. Penyebab kerusakan ini tidak

    diketahui dengan pasti. Kendati demikian, para ahli meyakini infeksi virus

    herpes simpleks sebagai penyebabnya. Dengan begitu, terjadi proses radang

    dan pembengkakan saraf. Pada kasus yang ringan, kerusakan yang terjadi

    hanya pada selubung saraf saja sehingga proses penyembuhannya lebih cepat,

    sedangkan pada kasus yang lebih berat dapat terjadi jeratan pada kanalis

    falopia yang dapat menyebabkan kerusakan permanen serabut saraf.

    Sekitar 80-85 persen kasus bells palsy, dapat sembuh dalam tiga bulan. Akan

  • 7/22/2019 Mekanisme Cedera Sel Akibat Stroke

    5/26

    tetapi, beberapa penelitian mengatakan obat antivirus dan antiinflamasi efektif

    mempercepat proses penyembuhan apalagi jika pemberiannya sedini mungkin.

    Sedangkan nyeri dapat diatasi dengan analgetik seperti parasetamol dan

    ibuprofen, untuk pertumbuhan serabut saraf yang rusak dapat digunakan

    terapi vitamin dengan menggunakan vitamin B6 dan B12.

    Terapi adalah cara tepat untuk penyembuhan. Mata adalah bagian yang harus

    diperhatikan pada penderita bells palsy. Kelopak mata yang tidak dapat

    menutup sempurna yang tentu saja menimbulkan masalah baru, seperti iritasi

    serta infeksi mata. Untuk mencegah infeksi, berikan air mata buatan,

    mengedipkan mata secara manual, penggunaan pemberat kelopak mata

    hingga tindakan operatif. Yang harus jugadiperhatikan adalah melakukan

    latihan wajah. Lakukan minimal dua atau tiga kali sehari dan perhatikan pulakualitas latihan wajah, kata dia.

    Pada fase akut, latihan dapat dimulai dengan kompres hangat dan pemijatan

    pada wajah. Pijatan ini bisa meningkatkan aliran darah pada otot-otot wajah.

    Kemudian latihan dilanjutkan dengan gerakan-gerakan wajah tertentu yang

    dapat merangsang otak untuk tetap memberi sinyal agar menggerakkan otot-

    otot wajah. Sebaiknya latihan ini dilakukan di depan cermin.

    PEMERIKSAAN FISIK PADA STROKE

    a)Keadaan umum

    (1)Kesadaran : umumnya mengelami penurunan kesadaran

    (2)Suara bicara : kadang mengalami gangguan yaitu sukar dimengerti, kadang

    tidak bisa bicara

    (3)Tanda-tanda vital : tekanan darah meningkat, denyut nadi bervariasib)Pemeriksaan integumen

    (1)Kulit : jika klien kekurangan O2 kulit akan tampak pucat dan jika kekurangan

    cairan maka turgor kulit kan jelek. Di samping itu perlu juga dikaji tanda-tanda

    dekubitus terutama pada daerah yang menonjol karena klien stroke hemoragik

    harus bed rest 2-3 minggu

    (2)Kuku : perlu dilihat adanya clubbing finger, cyanosis

  • 7/22/2019 Mekanisme Cedera Sel Akibat Stroke

    6/26

    (3)Rambut : umumnya tidak ada kelainan

    c)Pemeriksaan kepala dan leher

    (1)Kepala : bentuk normocephalik

    (2)Muka : umumnya tidak simetris yaitu mencong ke salah satu sisi

    (3)Leher : kaku kuduk jarang terjadi (Satyanegara, 1998)

    d)Pemeriksaan dada

    Pada pernafasan kadang didapatkan suara nafas terdengar ronchi, wheezing

    ataupun suara nafas tambahan, pernafasan tidak teratur akibat penurunan

    refleks batuk dan menelan.

    e)Pemeriksaan abdomen

    Didapatkan penurunan peristaltik usus akibat bed rest yang lama, dan kadang

    terdapat kembung.

    f)Pemeriksaan inguinal, genetalia, anus : Kadang terdapat incontinensia atau

    retensio urine

    g)Pemeriksaan ekstremitas : Sering didapatkan kelumpuhan pada salah satusisi tubuh.

    h)Pemeriksaan neurologi : Umumnya terdapat gangguan nervus cranialis VII

    dan XII central.

    Pemeriksaan umum dan neurologisPada pemeriksaan neurologis didapatkan bahwa tidak ada tanda-tanda iritasi

    meningeal, berarti hal ini menunjukan bahwa tidak terdapat kerusakan maupun lesi

    pada meninges atau selaput kepala.

    Pada pemeriksaan Nervus Cranialis didapatkan :

    -Parese N VII kanan tipe sentral

    -Parese N XII kanan

    -Fungsi motorik hemiparesis kanan

    -Fungsi sensorik hemihipestesia kanan

    -Fungsi vegetatif dalam batas normal

  • 7/22/2019 Mekanisme Cedera Sel Akibat Stroke

    7/26

    Paralisis atau paresis nervus fasialis adalah gangguan yang paling umum. Dan

    yang sering dijumpai adalah paresis fasialis perifer. Untuk dapat membedakan

    berbagai lesi yang mengakibatkan timbulnya paresis fasialis,pemeriksaan dapat

    menunjukan ciri-ciri yang khas bagi lesi masing-masing. Pemeriksaan dapat

    dibedakan menjadi pemeriksaan nervus fasialis Uper Motor Neuron, dan gerakan

    fasialis Coger Motor Neuron. Pada pemeriksaan pada lesi UMN pemeriksaanya dapat

    dilakukan dengan memerintah pasien melakuka sebuah gerakan atau menggunakan

    gerakan volunter atau disadari, yaitu menyuruh pasien memejamkan matanya, atau

    menyuruh pasien untuk memejamkan matanya atas kemaunya sendiri.

    Sedangkan untuk memeriksa adanya lesi LMN atau pada nervus fasialis ini

    disebut gerakan otot wajah psikomotorik, yaitu pasien disuruh untuk mengekspresikan

    perasaannya dengan wajahnya, contohnya adalah dengan gerakan mimik wajah saat

    marah yaitu memicingkan mata dan menaikan alis, merenggutkan dahi, atau

    mengangkat sudut mulut, bila hal ini tidak dapat dilakukan berarti pasien mengalami

    lesi pada Coger Motor Neuron. Dengan ke dua pemeriksaan di atas dapat di temukan

    kerusakan pada korteks somatomotorik bila didapatkan gerakan volunter yang

    menurun dan gerakan psikomotorik normal, dan bila ditemukan keadaan yang

    sebaliknya yaitu gerakan volunter normal dan gerakan psikomotorik turun akan

    menunjukan adanya kerusakan pada kortek psikomotorik.

    Pada pemeriksaan nervus XII atau hypoglosus pasien disuruh untuk mengeluarkan

    lidahnya secara lupus di garis tengah. Pada kelumpuhan sesisi lidah tidak dapatdikeluarkan secara lurus digaris tengah melainkan akan menyimpang kesisi yang

    lumpuh. Pada kelumpuhan bilateral yang bertipe UMN gerakan lidah secara volunter

    akan terlihat lambat dan kaku sehingga dalam pengucapan kata akan menjadi kurang

    jelas dan apabila pasien di perintahkan untuk menjulurkan lidah pasien tidak akan bisa

    melakukannya. Sedangkan pada UMN unilateral (keadaan ini biasa terjadi pada

    pasien yang tenderita stroke) pada pasien ini juga akan didapatkan distaria, jika

    diperintahkan mengeluarkan lidah pasien akan dapat mengeluarkan lidah dan pada

    pasien penyimpangan lidah ke sisi yang lumpuh akan dapat dilihat dan lidah tidak

    akan bergerak ke sisi yang sehat pada pasien tidak didapatkan atrofi papil-papil lidah.

    Pada kelumpuhan lidah yang bersifat unilateral LMN akan didapatkan atrofi

    lidah, garis tengah lidah dan velan lidah pada pasien ini menjadi cembung dan velan

    lidah yang lumpuh menjadi tipis dan keriput. sedangkan pada kelumpuhan bilateral

    LMN akan didapatkan seluruh lidah menjadi tipis, gepeng dan keriput, dan pada

    pasien ini proses bicara dan menelan akan terganggu.

    Mata deviasi konjugat adalah adanya gangguan pada kedua bola mata yang

    tidak dapat digerakkan ke atas. Jika lesinya paralitik maka mata deviasi ke arah yang

    sehat. Sedangkan lesinya iritatif pada epilepsi maka mata deviasi ke arah yang iritasi.

  • 7/22/2019 Mekanisme Cedera Sel Akibat Stroke

    8/26

    Hemiparesis spastik kanan disebabkan oleh lesi vaskuler (yang terjadi karena

    penyumbatan atau perdarahan suatu arteri cerebral) unilateral di kapsula interna atau

    korteks motorik. Lesi vaskuler dikenal sebagai manifestasi stroke yang berupa infark

    serebri regional bisa bersifat iskemik atau hemoragik. Lesi yang merusak neuron-

    neuron di korteks piramidalis atau akson-aksonnya di daerah subkortikal, kapsula

    interna, pendukulus cerebri, pes pontis, piramis medulae oblongata atau di funikulus

    dorsolateralis medula spinalis menimbulkan gejala sindrom piramidalis (hilangnya

    gerakan voluntar yang halus dan tangkas, serta tanda UMN)

    Akibat lesi di susunan saraf pusat dapat timbul hipestesia atau parastesia.

    Polanya khas bagi lesi yang mendasarinya. Hipestesia yang dirasakan sesisi tubuh

    dinamakan hemihipestesia. Lesi yang menimbulkan gejala itu terletak pada korteks

    somato sensorik primer pada gyrus post sentralis.

    Fungsi vegetatif dalam batas normal, hal ini berarti hypotalamus tidak

    mengalami gangguan. Fungsi vegetatif antaralain regulasi kecepatan denyut jantung

    dan arteri, regulasi suhu tubuh, osmolaritas cairan, masukan makanan dan sekresi

    hormon.

    Reflek Fisiologis

    a.Reflek Biseps : Pemeriksaan ini dilakukan dengan meletakkan ibu jari di atas

    tendon biseps, tekan bila perlu, kemudian ketuk dengan palu reflek (n.

    Muskulokutaneus, C5-C6).

    Normalnya fleksi sendi siku dan tampak kontraksi otot biseps.

    b.Reflek Triseps : Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengetok daerah di atas siku

    sekitar 4-5 cm (n. Radialis, C6-C8).

    Normalnya ekstensi siku dan tampak kontraksi otot triseps.

    c.Reflek Radial : Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengetok dengan perlahan pada

    radius, kira-kira 5 cm di atas pergelangan tangan sambil mengamati dan merasakan

    adanya kontraksi (n. Radialis, C5-C6).

    Normalnya fleksi siku dan ekstensi lemah jari tangan.

    d.Reflek Ankle : Pemeriksaan ini dilakukan bisa dengan 2 cara, dalam posisi duduk

    dan posisi berbaring. Saat posisi duduk, kaki diposisikan dalam keadaan

    dorsofleksi optimal, sedangkan pada posisi berbaring dilakukan dalam posisi fleksi

    panggul dan lutut sambil sedikit rotasi paha keluar, kemudian tendon achilles/tumit

    diketok dengan palu reflek (n. Tibialis, L5, S1-S2).

    Normalnya fleksi plantar dan kontraksi otot gastrocnemius.

    Reflek Patologis

    a.Reflek Babinski : Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggoreskan sebuah benda

    yang berujung agak tajam, telapak kaki digores dari arah tumit menyusur bagian

    lateral menuju pangkal ibu jari.

    Hasilnya akan (+) bila terjadi dorsofleksi ibu jari disertai dengan abduksi jari-

    jari lainnya.

  • 7/22/2019 Mekanisme Cedera Sel Akibat Stroke

    9/26

    Salah satu instrumen untuk menilai kondisi mental seseorang yang banyak

    dipakai ahli saraf adalah sistim skoring memakai The Mini Mental State

    Examination atau MMSE oleh Folstein dkk, 1975. Apabila dalam skoring MMSE

    kurang dari 24 dapat dianggap terdapat gangguan kognitif sehingga memerlukan

    pemeriksaan seorang dokter neurogeriatri (saraf), dokter jiwa, dokter THT dan

    dokter mata.

    12. Penatalaksanaan stroke

    Prinsip penatalaksanaan stroke memiliki 3 tujuan, yaitu:

    1.Mencegah cedera otak akut dengan memulihkan perfusi ke daerah iskemik non

    infark.

    2.Memperbaiki cedera otak.

    3.Mencegah cedera neurologik lebih lanjut dengan melindungi sel didaerah penumbra

    iskemik dari kerusakan lebih lanjut oleh jenjang glutamat.Penatalaksanaan umum pasien stroke:

    a.Aktifitas

    Bed rest dibutuhkan untuk penghematan energi dan menurunkan metabolisme,

    sehingga tidak meningkatkan metabolisme otak yang akan memperburuk

    kerusakan otak. Kepala dan tubuh atas dalam posisi 300dengan bahu sisi yang

    lemah diganjal bantal.

    b.Perawatan

    Prinsip 5 B, yaitu:

    1.Breathing (pernapasan)a.Mengusahakan agar jalan napas bebas dari segala hambatan, baik akibat

    hambatan yang terjadi akibat benda asing ataupun sebagai akibat strokenya

    sendiri.

    b.Melakukan oksigenasi.

    2.Blood (tekanan darah)

    a.Mengusahakan otak tetap mendapat aliran darah yang cukup.

    b.Jangan melakukan penurunan tekanan darah dengan cepat pada masa akut

    karena akan menurunkan perfusi ke otak.

    3.Brain (fungsi otak)a.Mengatasi kejang yang timbul.

    b.Mengurangi edema otak dan tekanan intrakranial yang tinggi.

    4.Bladder (kandung kemih)

    Memasang kateter bila terjadi retensi urin.

    5.Bowel (pencernaan)

    a.Mengupayakan kelancaran defekasi.

    b.Apabila tidak dapat makan per oral, maka dipasang NGT.

    c.Medikasi

    Pada pasien stroke non hemoragik:1.Neuroprotektif

  • 7/22/2019 Mekanisme Cedera Sel Akibat Stroke

    10/26

    Neuroprotektif untuk mempertahankan fungsi jaringan yang dapat dilakukan

    dengan cara hipotermia dan atau obat neuroprotektif.

    a.Hipotermia

    Cara kerja metode ini adalah menurunkan metabolisme dan kebutuhan

    oksigen sel- sel neuron. Dengan demikian, neuron terlindung darikerusakan lebih lanjut akibat hipoksia berkepanjangan atau eksitotoksisitas

    yang dapat terjadi akibat jenjang glutamat yang biasanya timbul setelah

    cedera sel neuron.

    b.Obat neuroprotektif

    Obat ini berfungsi untuk menurunkan metabolisme neuron, mencegah

    pelepasan zat- zat toksik dari neuron yang rusak, atau memperkecil respon

    hipereksitatorik yang merusak dari neuron- neuron di penumbra iskemik

    yang mengelilingi daerah infark pada stroke. Jenis obat neuroprotektif,

    antara lain antagonis kalsium, anatagonis glutamat, dan antioksidan.2.Trombolisis

    Trombolisis dapat membatasi atau memulihkan iskemia akut yang sedang

    berlangsung (3-6 jam pertama), misalnya dengan rt-PA (recombinant tissue-

    plasminogen). Pengobatan ini hanya boleh diberikan pada stroke iskemik

    dengan onset kurang dari 3 jam dan hasil CT scan normal.

    3.Antikoagulasi

    Antikoagulasi untuk mencegah terjadinya gumpalan darah dan embolisasi

    trombus dan untuk penderita yang mengalami kelainan jantung, namun

    memiliki efek samping trombositopenia.4.Pemantauan irama jantung untuk pasien dengan aritmia jantung atau iskemia

    miokard. Bila fibrilasi atrium respons cepat, maka dapat diberikan digoksin

    0,125- 0,5 mg intravena atau verapamil 5-10 mg intravena atau amidaron 200

    mg drips dalam 12 jam.

    5.Tekanan darah yang tinggi pada stroke iskemik tidak boleh diturunkan dengan

    cepat karena akan memperluas infark dan perburukan neurologist. Aliran

    darah yang meningkat akibat tekanan perfusi otak yang meningkat bermanfaan

    bagi daerah otak yang mendapat perfusi marginal (penumbra iskemik). Tetapi

    tekanan darah terlalu tinggi, dapat menimbulkan infark hemoragik danmemperhebat edema serebri.

    Hipertensi diobati jika tekanan darah sangat tinggi pada 3 kali pengukuran

    selang 15 menit:

    a)Sistolik > 220 mmHg

    b)Diastolik > 120 mmHg

    c)Tekanan arteri rata- rata >140 mmHg

    d.Nutrisi

    1.Mengontrol edem serebri dengan pembatasan cairan atau penggunaan manitol.

    2.Pada 24 jam pertama diberikan cairan emergensi intravena dan selanjutnyadiberikan cairan kristaloid atau koloid sesuai kebutuhan.

  • 7/22/2019 Mekanisme Cedera Sel Akibat Stroke

    11/26

    3.Pasien gangguan menelan atau gangguan kesadaran diberikan makanan cair

    melalui pipa nasogastrik (NGT).

    4.Jumlah total kalori pada fase kut 25 kkal/kgBB/hari dengan komposisi lemak

    30-35%, protein 1,2-1,5 gr/kgBB/hari dan atau sesuai keadaan.

    e.Observasi Umum dan Tanda VitalObservasi neurologis dan tanda vital secara rutin pada 24-48 jam pertama dengan

    tujuan mengetahui sejak awal komplikasi medis atau neurologis yang dapat

    menambah morbiditas dan mortalitas stroke.

    f.Terapi

    1.Fisioterapi

    a.Mobilisasi untuk mencegah deep vein thrombosis (DVT) maupun kompikasi

    pulmonal.

    b.Pasien imobil latihan ruang lingkup sendi untuk mencegah kontraktur.

    c.Fisioterapi dada, fungsi menelan, dan berkemih.2.Terapi wicara

    Terapi wicara harus dilakukan sedini mungkin pada pasien afasia dengan

    stimulasi sedini mungkin, terapi komunikasi, terapi aksi visual, terapi intonasi

    melodik, dan sebagainya.

    3.Depresi

    Depresi diobati sedini mungkin dengan obat antidepresi yang tidak

    mengganggu fungsi kognitif.

    g.Edukasi

    Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarganya mengenai stroke, sehingga

    dapat mengendalikan factor- factor resiko yang dapat mencetuskan timbulnya

    stroke berulang.

    Pengertian

    Stroke adalah gangguan sirkulasi darah otak yang disebabkan iskemik dan ganggun

    fungsi neuron, bukan karena trauma, tumor dan atau infeksi. Menurut WHO stroke

    adalah adanya defisit neurologis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak

    fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih

    yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler.Menurut Chandra (1986) Stroke adalah suatu gangguan fungsi saraf akut yang

    disebabkan oleh karena ganggguan peredaran darah otak, dimana secara mendadak (

    dalam beberapa detik) atau secara cepat (dalam beberapa jam) timbul gejala dan tanda

    yang sesuai dengan daerah fokal di otak yang terganggu.

    Klasifikasi stroke

    Menurut National of Neurologicals Disorders and Stroke (NINDS), berdasarkan

    etiologinya dibedakan menjadi :

    1. Stroke Hemoragik, yang terdiri atas :

    a.Perdarahan Intracerebral (PIS)

  • 7/22/2019 Mekanisme Cedera Sel Akibat Stroke

    12/26

    b.Perdarahan Subarachnoid

    c.Perdarahan Intra kranial oleh karena AVM

    2. Stroke Non Hemoragik, yang berdasarkan perjalanan klinisnya terdiri dari :

    a.TIA ( Transient Ischemic Attack)

    b.RIND ( Reversible Ischemich Neurologis Defisit)

    c.Progressing Stroke atau Stroke Non Evolution

    d.Completed Stroke

    Stroke hemoragik

    Stroke Hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah

    otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita

    hipertensi. Berdasarkan etiologinya dibedakan menjadi :

    a.Perdarahan Intracerebral (PIS)

    Gejala klinis yang timbul pada perdarahan intra serebral disebabkan adanya

    akumulasi darah akibat pecahnya pembuluh darah di dalam parenkim otak. Gejala

    yang timbul tergantung daerah otak mana yang mengalami gangguan.

    b.Perdarahan di Lobus

    Tanda dan gejala yang timbul :

    1)Lobus frontalis : hemiparesis kontralateral dengan lengan lebih nyata disertai

    sakit kepala bifrontal, deviasi conjugat ke arah lesi.

    2)Lobus Parietalis : defisit persepsi sensorik kontralateral dengan hemiparesis

    ringan.3)Lobus Oksipitalis : hemianopia dengan atau tanpa hemiparesis yang minimal

    pada sisi ipsilateral dengan hemianopianya.

    4)Lobus Temporalis : afasia sensorik bila area Wernicke hemisfer dominan

    terkena, hemianopia atau kuadranopia karena massa darah mengganggu radiasi

    optika.

    c.Perdarahan Area Striata

    Tanda dan gejala yang timbul :

    1)Hemiparesis/hemiplegi kontralateral

    2)Defisit hemisensorik dan mungkin disertai jugahemianopia homonim

    3)Afasia bila mengenai hemisfer dominan

    d.Perdarahan Thalamus

    Tanda dan gejala yang timbul :

    1)Defisit sensorik

    2)Hemiparesis/ hemiplegi kontralateral

    3)Afasia, anomia jika mengenai hemisfer dominan

    e.Perdarahan Pons

  • 7/22/2019 Mekanisme Cedera Sel Akibat Stroke

    13/26

    Perdarahan batang otak tersering adalah pons, dengan tanda dan gejala yangtimbul

    :

    1)Kesadaran menurun dengan cepat tanpa didahului sakit kepala, vertigo, mual dan

    muntah.

    2)Biasanya kuadriplegi dan flaksid

    3)Pupil kecil dan reaksi cahaya minimal

    4)Pernafasan cheyne stokes dan febril

    f.Perdarahan Sub Arachnoid (PSA)

    Perdarahan sub arachnoid primer atau spontan disebabkan oleh perdarahan arterial

    non traumatik ke dalam ruang sub arachnoid di sekeliling otak. Tanda dan gejala

    yang timbal antara lain :

    1)Sakit kepala mendadak2)Kaku kuduk3)Penurunan kesadaran mulai dari mengantuk sampai koma4)Paresis nervus okulomotorius5)Pupil anisokor6)Perdarahan retina (funduskopi)

    Stroke nonhemoragik

    Stroke non hemoragik adalah tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran

    darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. 80% stroke adalah stroke non

    hemoragik.

    Jenis Stroke Non Hemoragik berdasarkan perjalanan klinisnya.

    a.TIA (Transient Ischemic Attact = gangguan peredaran darah otak sepintas)

    TIA didefinisikan sebagai suatu gangguan akut dan fungsi fokal serebral yang

    gejalanya berlangsung kurang dari 24 jam dan disebabkan oleh thrombus atau

    emboli.Pada TIA ini, gejala yang timbul akan cepat menghilang, berlangsung

    hanya dalam beberapa menit saja, tetapi juga dapat sampai sehari penuh. Dilihat

    dari gejala dan tanda yang ada, dapat dibedakan antara TIA tersebut bersumber

    pada system karotis dan bersumber pada system vertebrobasilaris.

    Tanda dan gejala TIA yang disebabkan gangguan pada system karotis :

    1)Gangguan penglihatan pada satu mata tanpa disertai rasa nyeri

    2)Kelumpuhan lengan atau tungkai atau keduanya pada sisi yang sama

    3)Defisit sensorik atau motorik dari wajah saja, wajah dan lengan atau tungkai saja

    secara unilateral.

    4)Kesulitan untuk mengerti bahasa dan atau berbicara

    Tanda dan gejala yang disebabkan gangguan pada sistem vertebrobasilaris :

    1)Vertigo dengan atau tanpa disertai nausea dan atau muntah, terutama bila disertaidengan diplopia, disfagia atau disartri.

  • 7/22/2019 Mekanisme Cedera Sel Akibat Stroke

    14/26

    2)Mendadak tidak stabil,

    3)Gangguan visual, motorik, sensorik, unilateral atau bilateral.

    4)Hemianopsia homonim

    5)Drop attack

    b.RIND ( Reversible Ischemic Neurologik Deficit)

    Gejala neurologis yang ada pada RIND juga akan menghilang, hanya waktu

    berlangsunya lebih lama yaitu lebih dari 24 jam bahkan sampai 24 hari.

    c.Progresing Stroke ( Stroke in evalution)

    Pada stroke ini, kelainan atau defisit neurologis yang timbul berlangsung secara

    bertahap dari yang bersifat ringan menjadi lebih berat. Diagnosis progressing

    stroke ditegakkan oleh dokter, karena dokter dapat mengamati sendiri secara

    langsung atau berdasarkan keterangan pasien.

    d.Completed Stroke

    Pada stroke jenis ini, kelainan neurologis yang ada sifatnya sudah menetap tidak

    berkembang lagi. Kelainan neurologis yang timbul bermacam-macam tergantung

    pada daerah otak mana yang mengalami infark.

    Namun jika infark tersebut terletak di batang otak, meskipun dengan pemeriksaan

    CT-Scan infark tersebut tidak akan terlihat.

    Etiologi Stroke

    Etiologi Stroke Hemoragik

    1.Perdarahan intraserebrala.Hipertensi

    b.Malformasi arterivena

    c.Anfiopati amilod

    2.Perdarahan subarakhnoid

    Etiologi Stroke Non Hemoragik

    1.Trombosis

    a.Atherosklerosis

    b.Vaskulitis

    c.Robeknya arteri : karotis, vertebralis

    d.Gangguan darah : polisitemia, hemoglobinopati ( penyakit sel sabit)

    2.Embolisme

    a.Sumber di jantung : fibrilasi atrium (tersering), infark miokardium, penyakit

    jantung rematik, penyakit katup jantung, kardiomiopati iskemik.

    b.Sumber tromboemboli aterosklerosis di arteri : bifurkasio karotis komunis, arteri

    vertebralis distal.

    c.Keadaan hiperkoagulasi : kontrasepi oral, karsinoma.

    3.Vasokontriksi

  • 7/22/2019 Mekanisme Cedera Sel Akibat Stroke

    15/26

    Vasospasme serebrum setelah PSA ( Perdarahan Sub Arachnoid)

    Jaras Kortikospinal dan kortiko bulbar

    Substansia grisea korda spinalis terutama terdiri dari badan- badan sel saraf

    serta dendritnya, antar neuron dan sel- sel glia. Substansia alba tersusun menjadi

    traktus atau jaras yaitu berkas- berkas serat- serat saraf (akson- akson dari neuron

    yang panjang) dengan fungsi serupa. Berkas- berkas itu dikelompok- kelompokkan

    menjadi kolumna yang berjalan disepanjang korda. Setiap traktus ini berawal atau

    berakhir di dalam daerah tertentu di otak dan masing- masing memiliki kekhususan

    dalam mengenai informasi yang disampaikannya. Sebagian adalah traktus asenden

    atau korda ke otak yang menyaurkan sinyal aferen ke otak. Yang lain adalah traktus

    desenden atau otak ke korda yang menyampaikan pesan- pesan dari otak ke neuron

    eferen. Traktus pada umumnya diberi nama berdasarkan asal dan ujungnya. Sebagai

    contoh traktus kortikospinalis adalah suatu jalur desenden; badan selnya terutama

    berasal dari daerah motorik korteks serebrum, dan akson- aksonnya berjalan ke bawah

    untuk berakhir di korda spinalis pada badan- badan sel neuron motorik efern yang

    mempersarafi otot- otot rangka. Sebaliknya, traktus spinotalamikus lateral adalah

    suatu jalur asenden yang berasal dari korda spinalis dan berjalan secara lateral di

    sepanjang korda sampai bersinaps di thalamus.

    Jaras ini membawa informasi sensorik mengenai rasa nyeri dan suhu yang

    berasal dari berbagai bagian tubuh melalui korda spinalis ke thalamus, yang kemudian

    menyortir dan menyalurkan informasi tersebut ke korteks somatosensorik. Perludiketahui bahwa di dalm korda spinalis berbagai jenis sinyal dipisah- pisahkan dan,

    dengan demikian, kesusakan daerah tertentu di korda dapat mengganggu sebagian

    fungsi dan fungsi lain tetap utuh, hanya bagian-bagian akson dari banyak neuron.

    Semua neuron yang menyalurkan impuls motorik ke LMN tergolong dalam kelompok

    UMN. Berdasarkan perbedaan anatomic dan fisiologik kelompok UMN dibagi dalam

    susunan pyramidal dan susunan ekstrapiramidal. Semua neuron yang menyalurkan

    impuls motorik secara langsung ke LMN atau melalui interneuronnya, tergolong

    kelompok UMN. Neuron-neuron tersebut merupakan penghuni girus

    presentralis. Oleh karena itu, maka girus tersebut dinamakan korteks motorik. Yang

    berada di korteks motorik yang menghadap ke fisura longitudinalis serebri

    mempunyai koneksi dengan gerak otot kaki dan tungkai bawah. Melalui aksonnya

    neuron korteks motorik menghubungi motoneuron yang membentuk inti motorik saraf

    kranial dan motoneuron di kornu anterior melalui medula spinalis. Akson-akson

    tersebut menyusun jaras kortikobulbar-kortikospinal. Sebagai berkas saraf yang

    kompak mereka turun dari korteks motorik dan tingkat talamus dan ganglia basalia

    mereka terdapat di anatara kedua bangunan tersebut. Itulah yang dikenal sebagai

    kapsula interna, yang dapat dibagi dalam krus anterior dan krus posterior.

  • 7/22/2019 Mekanisme Cedera Sel Akibat Stroke

    16/26

    Di tingkat mesensefalon serabut-serabut itu berkumpul di 3/5 bagian tengah

    pedunkulus serebri dan diapit oleh daerah serabut-serabut frontopontin dari sisi

    medial dan serabut-serabut parietotemporopontin dari sisi lateral. Sepanjang batang

    otak, serabut-serabut kortikobulbar meninggalkan kawasan mereka, untuk menyilang

    garis tengah dan berakhir secara langsung di motoneuron saraf kranial motorik (

    n.III,n.IV,n.V,n.VI,n.VI,n.VII,n.IX,n.X, dan n.XII) atau interneuronnya di sisi

    kontralateral. Sebagian dari serabut kortikobulbar berakhir di inti-inti saraf kranial

    motorik sisi ipsilateral juga. Di perbatasan antara medulla oblongata dan medula

    spinalis, serabut-serabut kortikospinal sebagian besar menyilang dan membentuk jaras

    kortikospinalis lateral. Sebagian dari mereka tidak menyilang tapi melanjutkan

    perjalanan ke medula spinalis di funikulus ventralis ipsilateral. Kawasan jaras

    piramidal lateral dan ventral makin ke kaudal makin kecil, karena banyak serabut

    sudah mengakhiri perjalanan. Pada bagian servical disampaikan 55% jumlah serabut

    kortikospinal, sedangkan pada bagian thorakal dan lumbosakral berturut-turut

    mendapat 20% dan 25%.

    5. Fisiologi serebrum

    Beberapa daerah tertentu korteks serebri telah diketahui memiliki fungsi

    spesifik. Brodmann telah membagi korteks serebri menjadi 47 area berdasar struktur

    selular. Korteks serebri memiliki area primer dan asosiasi untuk berbagai fungsi. Area

    primer adalah daerah dimana terjadi persepsi atau gerakan. Area asosiasi diperlukan

    untuk integrasi dan peningkatan perilaku dan intelektual (Budianto, 2005). .Korteksfrontalis merupakan area motorik primer yaitu area 4 Brodmann yang bertanggung

    jawab untuk gerakan-gerakan volunter. Area ini terletak di sepanjang gyrus

    presentralis. Korteks pramotorik, area 6, bertanggungjawab atas gerakan terlatih seperti

    menulis, mengemudi, atau mengetik. Area 8 dinamakan lapang pandang frontal,

    bersama area 6, bertanggung jawab atas gerakan menyidik volunteer dan deviasi

    konjugat dari mata dan kepala.

    Gerakan mata volunteer mendapat input dari area 4, 6, 8,9, dan 46 (Price dan Wilson,

    2006).Area 44 dan 45 adalah area bicara motorik broca, bertanggung jawab atas

    pelaksanaan motorik bicara. Apabila lesi akan menyebabkan gangguan bicara (afasia)

    (Mardjono dan Sidharta, 2008).Area Wernicke adalah area bicara sensorik,

    dihubungkan dengan area broca oleh berkas serabut saraf yang disebut fasciculus

    arcuata. Area ini membentuk pemahaman bahasa tulisan dan lisan serta memungkinkan

    orang dapat membaca sebuah kalimat, mengerti kalimat tersebut, dan mengucapkannya

    dengan suara keras (Snell, 2007). Keadaan bangun dan tingkat kesadaran dikendalikan

    oleh formation retikularis. Jaras asendens multiple yang membawa informasi sensorik

    ke pusat-pusat yang lebih tinggi dihantarkan melalui formation reticularis yang akan

    memproyeksikan informasi ini ke berbagai bagian cortex serebri, serta menyebabkan

  • 7/22/2019 Mekanisme Cedera Sel Akibat Stroke

    17/26

    seseorang yang sedang tidur terbangun. Bahkan, saat ini diyakini bahwa keadaan sadar

    bergantung pada proyeksi informasi sensorik yang konmtinu ke korteks (Snell,

    2007).Telah diketahui bahwa hipokampus berkaitan dengan perubahan memori baru

    menjadi memori jangka panjang. Lesi pada area ini menyebabkan hilangnya ingatan

    baru. Memori kejadian masa lalu yang sudah tersimpan sebelum timbul lesi biasanya

    tidak terpengaruh (Price dan Wilson, 2006; Snell, 2007)

    Pada dasarnya suplai darah ke otak dapat mencapai 700-800 ml / menit dimana

    dupertiga melalui karotis interna dan satu pertiga melalui arteri vertebra basilaris.

    Otak dapat dikatakan sebagai suatu ruangan tertutup yang sebenarnya sangat konstan

    volume di dalamnya. Volume tersebut hanya tersusun atas otak, LCS dan darah di

    dalam pembuluh darah otak. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa : volume otak

    + volume LCS + volume darah = harus tetap. (Monroe Kellie).

    Sistem peredaran darah di otak terutama melayani kedua hemisfer otak, dan

    sistem vertebrabasilaris terutama memberi darah bagi batang otak, serebelum dan

    bagian posterior hemisfer. Aliran darah otak dipengaruhi oleh 3 faktor. Dua yang

    paling penting adalah tekanan untuk memompakan darah dari sistem arteri-kapiler ke

    sistem vena, dan tahanan (perifer) pembuluh darah otak. Faktor ketiga adalah faktor

    darah sendiri yaitu viskositas darah dan koagulobilitasnya (kemampuan untuk

    membeku).

    Dari faktor pertama yang terpenting adalah tekanan darah sistemik (faktor

    jantung, darah, pembuluh darah dll), dan faktor kemampuan khusus pembuluh darah

    otak (arteriol) untuk menguncup bila tekanan darah sistemik naik dan berdilatasi bila

    tekanan darah sistemik menurun. Daya akomodasi sistem arteriol otak ini disebut

    daya otoregulasi pembuluh darah otak (yang berfungsi normal bila tekanan sistolik

    antara 50-150 mmHg).

    Faktor darah, selain viskositas darah dan daya membekunya, juga diantaranya

    seperti seperti kadar/tekanan parsial CO2dan O2berpengaruh terhadap diameter

    arteriol. Kadar/tekanan parsial CO2 yang naik, PO2yang turun, serta susunan jaringan

    yang asam (pH CO2 turun, PO2 naik, atau susunan pH tinggi, maka terjadi

    vasokonstriksi.

    Viskositas atau kekentalan darah yang tinggi mengurangi ADO. Sedangkan

    koagulabilitas yang besar juga memudahkan terjadinya trombosis, dan aliran darah

    lambat, akibat ADO yang menurun.

    Dalam rongga cranial yang terisi oleh otak, LCS dan darah, pada saat tertentu

    dapat mengalami perubahan volume. Perubahan volume hanya dapat terjadi pada LCS

    dan darah. Oleh karena itu untuk menanggulangi perubahan volume yang terlalu

  • 7/22/2019 Mekanisme Cedera Sel Akibat Stroke

    18/26

    signifikan, maka terdapat kompensasi. Kompensasi dapat diklasifikasikan secara

    intrinsic dan ekstrinsik.

    1.Ekstrinsik (ekstraserebral)

    a.Tekanan jantung sangat berpengaruh pada suplai darah ke otak. Hal ini sangat

    dipengaruhi oleh tekanan arterial sistemik.

    b.Tekanan darah sistemik. Tekanan ini sangat berpengaruh pada korteks (area 12,

    23, 32) dan barosreeptor.

    c.Plaque sklerotik. Pada umunya terdapat pada arteri carotis dan arteri vertebralis,

    juga dipengaruhi CVD.

    d.Viskositas darah. Polistemia, dehidrasi berat, leukemia.

    2.Intrinsik (intraserebral)

    a.Autoregulasi serebral

    Adalah suatu pengaturan dilatasi dan kontriksi arteri serebral. Batas dari

    pengaturan ini adalah jika tekanan sistemik kurang dari 50mmHg.

    b.Biokimiawi serebral

    Dipengaruhi oleh CO2dalam serebral dan substansi lain.

    Bila terdapat gangguan aliran darah pada otak maka akan terdapat gejala-

    gejala sesuai dengan bagian otak yang terkena. Adapun gambaran klinis sehubungan

    dengan isufisiensi darah sesuai dengan percabangan sirkulus wilisi adalah sebagai

    berikut :

    1.arteri vertebro basilaris (sirkulasi posterior biasanya bilateral)

    -kelemahan salah satu atrau keempat anggota gerak

    -ataksia

    -barbinski bilateral

    -disfagia

    -sinkop, stupor, koma, pusing, gangguan daya ingat

    -gangguan penglihatan (diplopia, nistagmus, ptosis, paralysis)

    -muka baal

    2.arteri karotis interna (sirkulasi anterior biasanya unilateral)

    jika terjadi pada :-arteri retina : buta mata satu episodic (amaurosis fugaks)

    -arteri serebri media : gangguan anggota tubuh kolateral

    jika terjadi pada :

    -antara a. cerebri anterior dan a. cerebri media : lemah mula-mula anggota

    gerak atas dan wajah

    3.arteri serebri anterior

    -kelemahan kontralateral tungkai, lengan proksimal, gangguan gerak

    volunteer tungkai-gangguan sensorik kontralateral

  • 7/22/2019 Mekanisme Cedera Sel Akibat Stroke

    19/26

    -demensia, refleks mencengkram, refleks patologis (lkovbus frontalis lesion)

    4.arteri cerebri posterior

    -koma

    -hemiparesis kontralateral

    -afasia

    -kelumpuhan saraf IIIhemianopsia

    5.arteri cerebri media

    -hemiparesis terutama lengan

    -hemianopsia

    -afasia global

    -disfagia

    Defisit neurologis yang sering terjadi antara lain (Brunner dan Suddarth, 2002.

    Hal 2130-2144):

    a. Kehilangan motorik

    Stroke penyakit kehilangan motorik karena gangguan kontrol motor volunter

    pada salah satu sisi tubuh dapat menunjukan kerusakaan pada neuron motor

    atas pada sisi yang berlawanan dari otak. Disfungsi motor paling umum adalah

    hemiparesis adalah kelemahan wajah, lengan dan kaki pada sisi yang lain

    (karena lesi pada hemisfer yang berlawanan) dan hemiplegia adalah paralisis

    wajah, lengan dan kaki pada sisi yang sama (karena lesi pada hemisfer yang

    berlawanan). Serta disfungsi motor yang lain adalah ataksia (berjalan tidak

    mantap, dan tegak/tidak mampu menyatukan kaki, perlu dasar kaki pada sisi

    yang sama), disartria (kesulitan dalam membentuk kata), dan disfagia

    (kesulitan menelan)

    b. Kehilangan komunikasi

    Fungsi otak antara lain yang dipengaruhi stroke bahasa dan komunikasi.

    Disfungsi bahasa dan komunikasi antara lain: disartria (kesulitan dalam

    membentuk kata, yang ditujukan dengan bicara yang sulit dimengerti

    disebabkan oleh paralisis otot yang bertanggung jawab untuk menghasilkan

    bicara), disfasia atau afasia (bicara defektif atau kehilangan bicara yang

  • 7/22/2019 Mekanisme Cedera Sel Akibat Stroke

    20/26

    terutama ekpresif atau represif.

    c. Defisit lapang pandang

    Defisit lapang pandang karena gangguan jarak sensori primer antara mata dan

    korteks visual. Defisit lapang pandang pada stroke antara lain homonimus

    hemianopsia/kehilangan setengah lapang penglihatan (tidak menyadari orang

    atau objek ditempat kehilangan penglihatan, mengabaikan salah satu sisi

    tubuh, kesulitan menilai jarak), kehilangan penglihatan perifer (kesulitan

    melihat pada malam hari,tidak menyadari objek) dan diplopia (penglihatan

    ganda)

    d. Kehilangan sensori

    Kehilangan sensori karena stroke dapat berupa kerusakan sentuhan ringan

    atau mungkin lebih berat, dengan kehilangan propiosepsi (kemampuan untuk

    merasakan posisi dan gerakan bagian tubuh) serta kesulitan dalam

    menginterprestasikan stimuli visual, taktil dan auditorius.

    e. Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologisBila kerusakan terjadi pada lobus frontal, mempelajari kapasitas, memori atau

    fungsi intelektual, fungsi ini kemungkinan juga terjadi kerusakan. Disfungsi ini

    ditujukan dalam lapang perhatian terbatas, kesulitan dalam pemahaman, lupa,

    dan kurang motivasi yang menyebabkan pasien ini menghadapi masalah

    frustasi dalam program rehabilitasi. Depresi umum terjadi karena respons

    alamiah pasien pasien terhadap penyakit.

    f. Disfungsi kandung kemih

    Setelah stroke pasien mungkin mengalami inkontinensia urin sementara

    karena konfusi, ketidakmampuan mengkomunikasikan kebutuhan dan

    ketidakmampuan mengunakan urinal karena kerusakan motorik. Kadang-

    kadang kontrol sfingter urinarius ekternal hilang atau berkurang.

  • 7/22/2019 Mekanisme Cedera Sel Akibat Stroke

    21/26

    5. Patofisologi

    Infark serebri adalah berkurangnya suplai darah ke area tertentu di otak.

    Luasnya infark bergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan besarnya

    pembuluh darah dan adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang di

    suplai oleh pembuluh darah yang tersumbat (Arif Muttaqin, 2008).

    Suplai darah ke otak dapat berubah (makin lambat atau cepat) pada gangguan

    lokal (trombus, emboli, perdarahan, dan spasme vaskular) atau karena

    gangguan umum (hipoksia karena gangguan paru dan jantung). Aterosklerosis

    sering kali merupakan faktor penting untuk otak, trombus dapat berasal dari

    flak arterosklerosis, atau darah dapat beku pada area yang stenosis, tempat

    aliran darah akan lambat atau terjadi turgulensi. Trombus dapat pecah dari

    dinding pembuluh darah dan terbawa sebagai emboli dalam aliran darah.

    Trombus mengakibatkan iskemia jaringan otak pada area yang di suplai oleh

    pembuluh darah yang bersangkutan, dan edema dan kongesti di sekitar area

    (Arif Muttaqin, 2008).Area edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih besar dari area infark itu

    sendiri. Edema dapat berkurang dalam beberapa jam atau kadang-kadang

    sesudah beberapa hari. Dengan berkurangnya edema klien mulai menunjukan

    perbaikan (Arif Muttaqin, 2008).

    Karena trombosit biasanya tidak fatal, jika tidak terjadi perdarahan masif.

    Oklusi pada pembuluh darah serebri oleh embelus menyebabkan edema dan

    nekrosis di ikuti trombosis. Jika terjadi infeksi sepsis akan meluas pada dinding

    pembuluh darah, maka akan terjadi abses atau ensefalisis, atau jika sisa infeksi

    berada pada pembuluh darah yang tersumbat menyebabkan dilatasi

    aneurisma pembuluh darah. Hal ini menyebabkan pendarahan serebri, jika

    aneurisma pecah atau ruptur.

    Perdarahan pada otak lebih disebabkan oleh ruptur arteriosklerosis dan

  • 7/22/2019 Mekanisme Cedera Sel Akibat Stroke

    22/26

    hipertensi pembuluh darah. Perdarahan intraserebri yang sangat luas akan

    menyebabkan kematian dibandingkan dari keseluruhan penyakit

    serebropaskular, karena perdarahan yang luas terjadi distruksi masa otak

    peningkatan tekanan intrakranial yang lebih berat dapat menyebabkan

    herniasi otak pada falks serebri atau foramen magnum.

    Kematian disebabkan oleh kompresi batang otak, hemesper otak, dan

    perdarahan batang otak sekunder atau ekstensi perdarahan ke batang otak.

    Perembesan darah ke ventrikel otak terjadi pada sepergitiga kasus perdarahan

    otak di nekleus kaudatus, talamus, dan pons.

    Jika sirkulasi serebri terhambat, dapat berkembang anoksia serebri. Perubahan

    disebabkan oleh anoksia serebri dapat reversibel untuk jangka waktu 4-6

    menit. Perubahan irreversibel bila anoksia lebih dari 10 menit. Anoksia serebri

    dapat terjadi oleh karena gangguan yang bervariasi salah satunya henti

    jantung. Selain kerusakan parenkim otak, akibat volume perdarahan yang

    relatif banyak akan mengakibatkan peningkatan tekanan intrakranial danmenyebabkan menurunnya tekanan perfusi otak serta terganggunnya

    drainase otak. Agar lebih memahami patofisiologi stroke dibawah ini

    perhatikan skema dibawah ini

    Skema 2.2 patofisiologi stroke (Arif Muttaqin, 2008)

    Pemeriksaan penunjang

    Pemeriksaan diagnostik yang diperlukan dalam membantu menegakkan

    diagnosis klien stroke meliputi (Arif Muttaqin, 2008):

    a. Angiografi serebri

    Membantu menentukkan penyebab dari stroke secara spesifik seperti

    pendarahan arteriovena atau adanya ruptur dan untuk mencari perdarahan

    seperi aneurisma atau malformasi vaskuler.

  • 7/22/2019 Mekanisme Cedera Sel Akibat Stroke

    23/26

    b. Lumbal pungsi

    Tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada cairan lumbal

    menunjukkan adanya hemoragik pada subarakhonid atau perdarahan pada

    intrakanial. Peningkatan jumlah protein menunjukkan adanya proses

    inflamasi. Hasil pemeriksaan likuor yang merah biasanya dijumpai pada

    perdarahan yang masif, sedangkan perdarahan yang kecil biasanya warna

    likuor masih normal (xantokrom) sewaktu hari-hari pertama.

    c. CT Scan

    Memperhatikan secara spesifk letak edema, posisi hematoma, adanya jaringan

    otak yang infrak atau iskemia, serta posisinya secara pasti. Hasil pemeriksaan

    baisanya didapatkan hiperdens fokal, kadang-kadang masuk ke ventrikel, atau

    menyebar ke permukaan otak.d. Magnetic Imaging Resnance (MRI)

    Dengan menggunakan gelombang magnetik untuk menentukan posisi serta

    besar/luas terjadinya perdarahan otak. Hasil pemeriksaan biasanya didapatkan

    area yang mengalami lesi dan infrak akibat dari hemografik.

    e. USG Doppler

    Untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovena (masalah sistem karotis).

    f. EEG

    Pemeriksaan ini bertujuan melihat masalah yang timbul dan dampak dari

    jaringan yang infark sehingga menurunnya implus listrik dalam jaringan otak.

    8. Penatalaksanaan

    a. Penatalaksanaan medis

    Tindakan medis terhadap pasien stroke meliputi diuretik untuk menurunkan

  • 7/22/2019 Mekanisme Cedera Sel Akibat Stroke

    24/26

    edema serebral, yang mencapai tingkat maksimum 3-5 hari setelah infark

    serebral. Antikoagulan dapat diresepkan untuk mencegah terjadinya atau

    memberatnya trombosis atau embolisasi dari tempat lain dalam sistem

    kardiovaskuler. Medikasi antitrombisit dapat diresepkan karena trombosit

    memainkan peran sangat penting dalam pembentukan trombus dan

    embolisasi (Aru W Sudoyo,2009. hal 892-897).

    b. Penatalaksanaan pembedahan

    Tujuan utama adalah memperbaiki aliran darah serebri dengan (Arif Muttaqin,

    2008):

    1) Endosterektomi karotis membentuk kembali arteri karotis, yaitu dengan

    membuka arteri karotis di leher

    2) Revaskularisasi terutama merupakan tindakan pembedahan dan

    manfaatnya paling dirasakan oleh klien TIA

    3) Evaluasi bekuan darah dilakukan pada stroke akut

    4) Ligasi arteri karotis komunis di leher khususnya pada aneurisma.c. Penatalaksanaan stroke di unit gawat darurat

    Pasien yang koma dalam pada saat masuk rumah sakit dipertimbangkan

    mempunyai prognosis buruk. Sebaliknya, pasien sadar penuh menghadapi hasil

    yang lebih dapat diharapkan. Fase akut biasanya berakhir 48-72 jam. Dengan

    mempertahankan jalan napas dan ventilasi adekuat adalah prioritas dalam fase

    akut ini. Selain itu tindakan yang dapat dilakukan untuk menyatabilkan

    keadaan pasien dengan konsep gawat darurat yang lain yaitu dengan konsep

    ABC yaitu (Aru W Sudoyo,2009. hal 892-897):

    1) Airway artinya mengusahakan agar jalan napas bebas dari segala

    hambatan, baik akibat hambatan yang terjadi akibat benda asing maupun

    sebagai akibat strokenya sendiri. Contoh tindakannya adalah pasien dipantau

    untuk adanya komplikasi pulmonal (aspirasi, atelektasis, pneumonia), yang

  • 7/22/2019 Mekanisme Cedera Sel Akibat Stroke

    25/26

    mungkin berkaitan dengan kehilangan refleks jalan napas, imobilitas, atau

    hipoventilasi dan Jangan biarkan makanan atau minuman masuk lewat hidung

    2) Breathing atau fungsi bernapas yang mungkin terjadi akibat gangguan di

    pusat napas (akibat stroke) atau oleh karena komplikasi infeksi di saluran

    napas. Contoh tindakannya adalah intubasi endotrakea dan ventilasi mekanik

    perlu untuk pasien dengan stroke masif, karena henti pernapasan biasanya

    faktor yang mengancam kehidupan pada situasi ini dan berikan oksigen 2-4

    L/menit melalui kanul nasal

    3) Cardiovaskular function (fungsi kardiovaskular), yaitu fungsi jantung dan

    pembuluh darah. Seringkali terdapat gangguan irama, adanya trombus, atau

    gangguan tekanan darah yang harus ditangani secara cepat. Gangguan jantung

    seringkali merupakan penyebab stroke, akan tetapi juga bisa merupakan

    komplikasi dari stroke tersebut. Contoh tindakannya adalah pasienditempatkan pada posisi lateral atau semi telungkup dengan kepala tempat

    tidur agak ditinggikan sampai tekanan vena serebral berkurang dan jantung

    diperiksa untuk abnormalitas dalam ukuran dan irama serta tanda gagal

    jantung kongestif.

    Tindakan lain yang dapat dilakukan antara lain setelah keadaan pasien stabil

    yaitu (Arif Mansjoer, 2000. hal 17-26):

    1) Pasang jalur intravena dengan larutan salin normal 0,9% dengan kecepatan

    20 ml/jam, jangan memakai cairan hipotonis seperti dekstrosa 5 % dalam air

    dan salin 0,45% karena dapat memperhebat edema otak

    2) Buat rekamanan EKG dan lakukan foto rontgen otak

    3) Tegakan diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik

  • 7/22/2019 Mekanisme Cedera Sel Akibat Stroke

    26/26

    4) CT scan atau MRI bila alat tersedia.