Mekanisme Aksi Obat Pada Tingkat Reseptor

15
MEKANISME AKSI OBAT PADA TINGKAT RESEPTOR CREATED BY : KEL. IV

description

reseptor obat

Transcript of Mekanisme Aksi Obat Pada Tingkat Reseptor

Page 1: Mekanisme Aksi Obat Pada Tingkat Reseptor

MEKANISME AKSI OBAT PADA TINGKAT RESEPTOR

CREATED BY :

KEL. IV

Page 2: Mekanisme Aksi Obat Pada Tingkat Reseptor

Teori Reseptor

Reseptor merupakan komponen makromolekul sel (umumnya berupa protein) yang berinteraksi dengan senyawa kimia endogen pembawa pesan (hormon, neurotransmiter, mediator kimia dalam sistem imun, dan lain-lain) untuk menghasilkan respon seluler.

Obat-obat yang bekerja melalui reseptor, dengan berikatan dengan reseptor maka akan menghasilkan (memulai) respon atau menghambat (mencegah) respon. Aktivitas dari kebanyakan obat ditentukan oleh kemampuan obat untuk berikatan dengan reseptor spesifik. Semakin baik suatu obat berikatan dengan tempat reseptor, maka obat tersebut semakin aktif secara biologis

Page 3: Mekanisme Aksi Obat Pada Tingkat Reseptor

Mekanisme Agonis-Antagonisme

Obat yang beraksi pada reseptor harus punya afinitas tinggi pada reseptor (agar dapat berikatan dengan reseptor) dan mampu menimbulkan efek setelah berikatan dengan reseptor.

Obat-obat yang menghasilkan respons disebut agonis,dan obat-obat yang menghambat respons disebut antagonis. Hampir semua obat, agonis dan antagonis, kurang mempunyai efek spesifik dan selektif. Ini serupa dengan memasukkan kunci yang tepat ke dalam lubang kunci.

Page 4: Mekanisme Aksi Obat Pada Tingkat Reseptor

Mekanisme Agonis-Antagonisme

Page 5: Mekanisme Aksi Obat Pada Tingkat Reseptor

Mekanisme Agonis-Antagonisme

Agonisme dalam menghasilkan respon fisiologi (seluler) melalui dua cara :

1. Agonisme langsung2. Agonisme tidak langsung

Berdasarkan mekanisme terhadap makromolekul resptor agonis, antagonisme dibedakan menjadi 2 yaitu:1. Antagonisme tanpa melibatkan makromolekul reseptor agonis

- Antagonisme kimiawi- Antagonisme farmakokinetika- Antagonisme fungsional atau fisiologi

2. Antagonisme melibatkan makromolekul reseptor agonis- Antagonis kompetitif- Antagonis non-kompetitif

Page 6: Mekanisme Aksi Obat Pada Tingkat Reseptor

Tipe Reseptor

Tipe reseptor 1. Reseptor terhubung kanal ion2. Reseptor terhubung enzim3. Reseptor terkopling protein G4. Reseptor-reseptor nuklear

Page 7: Mekanisme Aksi Obat Pada Tingkat Reseptor

- Reseptor Nikotinik Asetilkolin

Reseptor ini ditemukan di otot skeletal, ganglion sistem saraf simpatk dan parasimpatik, neuron sistem saraf pusat, dan sel non neural :

Reseptor terhubung kanal ion

Mekanisme kerja reseptor nikotinik (agonis:asetilkolin)

Page 8: Mekanisme Aksi Obat Pada Tingkat Reseptor

Struktur reseptor nikotinik asetilkolin

Reseptor terhubung kanal ion

Page 9: Mekanisme Aksi Obat Pada Tingkat Reseptor

Reseptor terhubung enzim

Reseptor terhubung enzim merupakan protein transmembran dengan bagian besar ekstraseluler mengandung binding site untuk ligan (contoh: faktor pertumbuhan, sitokin) dan bagian intraseluler mempunyai aktivitas enzim (biasanya aktivitas tirosin kinase). Aktivasi menginisiasi jalur intraseluler yang melibatkan tranduser sitosolik dan nuklear, bahkan transkripsi gen. Reseptor sitokin mengaktifkan Jak kinase, yang pada gilirannya mengaktifkan faktor transkripsi Stat, yang kemudian mengaktifkan transkripsi gen.Stimulasi reseptor ini dapat mengaktivasi enzim kinase karena sisi eksktraselular reseptor ini yang berikatan dengan ligand sedangkan sisi intraselular merupakan enzim sitoplasmik (berupa protein tyrosine kinase). Reseptor dengan mekanisme kerja melibatkan kinase seperti ini antara lain reseptor insulin, EGF (epidermal growth factor), PDGF (platelet derived growth factor), TGF-ß (transforming growth factor-ß), interferon dan beberapa hormon tropik lainnya

Page 10: Mekanisme Aksi Obat Pada Tingkat Reseptor

Reseptor terhubung enzim

Mekanisme kerja reseptor faktor pertumbuhan

Page 11: Mekanisme Aksi Obat Pada Tingkat Reseptor

Reseptor terkopling protein G (GPCR)

GPCR disebut juga reseptor metabotropik, berada di sel membran dan responnya terjadi dalam hitungan detik. GPCR mempunyai rantai polipeptida tunggal dengan 7 heliks transmembran. Tranduksi sinyal terjadi dengan aktivasi bagian protein G yang kemudian memodulasi/mengatur aktivitas enzim atau fungsi kanal.

Tabel 1. Contoh reseptor terkopling protein

Contoh reseptor Efek Agonis Antagonis

Histamin H1 Kontraksi otot polos (IP3)

Berbagai efek karena posforilasi

protein

Histamin Mepiramin

Adrenoreseptor β2 Relaksasi otot polos Adrenalin

Salbutamol

Propanolol

Muskarinik M2 Penurunan kekuatan kontraksi

jantung Pelambatan Jantung

Asetilkolin Atropin

Page 12: Mekanisme Aksi Obat Pada Tingkat Reseptor

Reseptor terkopling protein G (GPCR)

Struktur reseptor terkopling protein G

Page 13: Mekanisme Aksi Obat Pada Tingkat Reseptor

Reseptor terhubung transkripsi gen

Reseptor terhubung transkripsi gen disebut juga reseptor nuklear (walaupun beberapa ada di sitosol, merupakan reseptor sitosolik yang kemudian bermigrasi ke nukleus setelah berikatan dengan ligand, seperti reseptor glukokortikoid). Contoh: reseptor kortikosteroid, reseptor estrogen dan progestogen, reseptor vitamin D

Mekanisme kerja reseptor glukokortikoid

Page 14: Mekanisme Aksi Obat Pada Tingkat Reseptor

Mekanisme Aksi Obat

Reseptor terhubung transkripsi gen disebut juga reseptor nuklear (walaupun beberapa ada di sitosol, merupakan reseptor sitosolik yang kemudian bermigrasi ke nukleus setelah berikatan dengan ligand, seperti reseptor glukokortikoid). Contoh: reseptor kortikosteroid, reseptor estrogen dan progestogen, reseptor vitamin D

Mekanisme kerja obat yang paling umum ialah terikat pada tempat reseptor sel. Reseptor melokalisasi efek obat. Tempat reseptor berinteraksi dengan obat karena memiliki bentuk kimia yang sama. Obat dan reseptor saling berikatan seperti gembok dan kuncinya.

Page 15: Mekanisme Aksi Obat Pada Tingkat Reseptor