Media Reagensia Praktikum 1

15
Media dan Reagensia Laboratorium Kesehatan M E D I A D A N R E A G E N S I A I. Reagen Benedict Tujuan: · Reagensia ini dibuat untuk melaksanakan pemeriksaan urin rutin, tepatnya pada pemeriksaan glucose urin. Alat dan bahan : · natrium carbonat 100 gr · natrium citrate 173 gr · cupri sulfat anhidr 17,3 gr

description

materi 1

Transcript of Media Reagensia Praktikum 1

Media dan Reagensia Laboratorium Kesehatan

Media dan Reagensia Laboratorium Kesehatan

M E D I A D A N R E A G E N S I AI. Reagen BenedictTujuan: Reagensia ini dibuat untuk melaksanakan pemeriksaan urin rutin, tepatnya pada pemeriksaan glucose urin.Alat dan bahan : natrium carbonat 100 gr natrium citrate 173 gr cupri sulfat anhidr 17,3 gr aquadest 1000 ml lampu bunsen labu ukur 1000 ml timbangan tehnisCara kerja :Bahan di atas dicampur dengan aquadest lalu aduk dan panaskan dengan api sedang sampai tembus pandang. Setelah larut masukkan didalam labu ukur.Pembahasan : Pemeriksaan terhadap adanya glucose dalam urine termasuk pemeriksaan penyaringan . Menyatakan adanya glucose dapat dilakukan dengan cara yang berbeda-beda azasnya. Cara yang tidak spesifik menggunakan sifat glucose sebagai zat pereduksi .Pada tes-tes semacam itu terdapat suatu zat dalam reagen yang berubah sifat dan warnanya jika direduksi oleh glucose,.glukose uria juga dapat dibuktikn dengan cara yang spesifik dengan menggunakan enzim glucose-oxidasi untuk terintis serentetan reaksi dan berakhir dengan perubahan warna dalam reagen yang digunakan. Diantara reagensia yang mengandung garam cupri untuk menyatukan reduksi , reagen benedictlah yang terbaik . Tetapi hendaknya diingat selalu bahwa yang ditentukan adalah sifat reduksi sesuatu zat saja yang tidak berarti glucose. Beberapa zat bukan glucose seperti asam homogentisat dan alkapton dapat menghasilkan reduksi pula. Jika ingin memastikan bahwa reduksi disebabkan oleh glucose lakukanlah test dengan fenildrazine untuk menyusun kristal kristal glukosezoa yang mudah diidentifikasikan atau lakukanlah test terhadap glucose dengan reagen yang berisi glucose oxidasi.II. Reagen Turk Biasa ( Langsung pakai )Tujuan: Berguna untuk melakukan pemeriksaan hitung jumlah leukosit yang terdapat dalam darah.Alat dan bahan : Asam acetate 1 ml Sol Gentian violet 4 ml ( dari turk pekat ) Aqua ad 100 ml timbangan tehnis sendok dan kertas timbang erlenmeyer / labu ukur Cara kerja :Asam acetat dalam labu ukur + Sol Gentian Violet + aqua ad 100 ml campurkan hingga homogen.Pembahasan :Jumlah leukosit dalam darah dilakukan dengan cara diencerkan dalam pipet leukosit, kemudian dimasukkan kedalam kamar hitung / bilik hitung. Jumlah leukosit dihitung dalam volume tertentu dengan menggunakan konversi jumlah leukosit per ul darah dapat diperhitungkan. Larutan pengencer yang digunakan yaitu larutan turk.Pengenceran darah yang lazim dipakai untuk menghitung leukosit ialah 20 kali , tetapi menurut keadaan ( Leukositosis tinggi atau leucopenia ) pengenceran itu dapat diubah sesuai dengan keadaan tersebut. Pengenceran dijadikan lebih tinggi pada leukositosis atau lebih rendah pada leucopenia.III. Reagen HayemTujuan : Untuk pemeriksaan jumlah eritrosit dalam darah.Alat dan bahan : Natrium sulfat ( NO 2SO4 ) 6,2 gr Natrium Clorida 1,2 gr Merkuri Clorida ( Hg Cl 2 ) 0,6 gr Aqua ad 100 ml Labu ukur lampu Bunsen timbangan tehnis sendok timbang dan kertas timbangCara kerja :Semua bahan dicampurkan dalam labu ukur aduk sampai larut setelah larut kemudian panaskan diatas lampu Bunsen.Pembahasan :Pemeriksaan jumlah eritrosit dapat dilakukan dengan cara mengencerkan darah dalam pipet eritrosit, kemudian dimasukkan dalam kamar hitung. Jumlah eritrosit dihitung dalam volume tertentu, dengan menggunakan faktor konversi jumlah eritrosit per ul darah dapat diperhitungkan. Sebagai larutan pengencer digunakan larutan hayem. Pengenceran yang lazim dipakai untuk menghitung jumlah eritrosit ialah 200 x tetapi menurut keadaan ( eritrositosis atau anemia ) dapat diubah sesuai dengan keadaan itu. Untuk mengecilkan kesalahan tehnis haruslah paling tidak 400 eritrosit dihitung dlm kamar hitung.IV. Reagen Asam Acetat 6%Tujuan : Untuk pemeriksaan urin rutin, yaitu protein urin.Alat dan bahan : Asam acetate 6 ml Aqua 100 ml Erlenmeyer pipet loss karet penghisap Cara kerja :Semua bahan-bahan dicampurkan, lalu aduk hingga mencapai homogen dalam erlemeyerPembahasan :Pemeriksaan terhadap protein dalam urine termasuk pemeriksaan rutin.Kebanyakan cara untuk menyatakan adanya protein dalam urine berdasarkan kekeruhan. Karena padatnya atau kasarnya kekeruhan tersebut menjadi satu ukuran untuk jumlah protein yang ada , maka menggunakan urine yang jernih betuk menjadi syarat penting pada test terhadap protein urine ini.Bila keruh putar terlebih dahulu urine lalu ambil bagian yang telah jernih untuk pemeriksaan,agar hasil yang didapat lebih baik. V. Reagen Rees EckerTujuan :

Untuk pemeriksaan hitung jumlah trombosit dalam darah.Alat dan bahan : Natrium Citrat 3,8 gr Brilliant Cres Blue 1 gr Formaldehide 2 ml Aqua 100 ml Labu ukur Timbangan tehnisCara kerja :Larutkan natrium citrate dan brilliant cres blue dengan formaldehid, lalu tambahkan aqua kemudian aduk hingga homogen dalam labu ukur.Pembahasan :Reagensia ini dipakai untuk menghitung jumlah trombosit dalam darah secara langsung. Cara ini dilakukan dengan menghitung jumlah trombosit dalam darah yang telah diencerkan terlebih dahulu dengan reagen rees ecker.Jumlah trombosit dalam bilik hitung dihitung dalam seluruh bidang besar ditengah tengah (1 mm2) memakai lensa objektif besar. Jumlah tersebut dikalikan 2000 ,menghasilkan jumlah trombosit per ul darah.Jumlah trombosit dlam keadaan normal sangat dipengaruhi oleh cara menghitungnya.Sering dipastikan nilai normal itu antara 200.000 - 500.000 per l darah.VI. REAGEN PANDYTujuan : Untuk pemeriksaan protein dalam cairan otak, secara kwalitatif.Alat dan bahan : Phenol Cair 10 ml Aqua 90 ml Erlenmeyer Timbangan tehnisCara kerja :Campurkan bahan dan aduk hingga homogen. Sebelum dipakai sebaiknya dieramkan dalam lemari pengeram suhu 370C.Pembahasan :Reagen ini dipakai untuk mengetahui protein dalam cairan otak dimana akan bereaksi dengan globulin dan albumin.Tes pandy mudah dilakukan pada waktu fungsi dan sering dijalankan sebagai bed side test.Itu sebabnya test pandy masih digunakan meskipun telah banyak test lain untuk menentukan protein dalam cairan otak yang lebih spesifik dan lebih bermanfaat bagi klinik.Dalam keadaan normal tidak terjadi kekeruhan atau adanya kekeruhan yang sangat ringan berupa kabut halus.Semakin keruh hasil reaksi ini semakin tinggi kadar protein .Hasil reaksi ini harus segera dinilai setelah pencampuran liquor dengan reagen.Hasil dilaporkan dalam bentuk positif atau negatif saja. Perlu diingat jika ada darah dalam cairan otak hasil pemeriksaan tidak ada artinya.VII.REAGEN NONNETujuan : Untuk pemeriksaan protein dalam cairan otak secara kwalitatif yang terutama globulin.Alat dan bahan : Amonium Sulfat 80 gr Aqua 100ml Timbangan tehnis Erlenmeyer Kertas saringCara kerja :Campur semua bahan sampai homogen. Sebelum digunakan saring terlebih dahulu dengan kertas saring.Pembahasan :Seperti hal nya test pandy test nonne ini sering dilakukan sebagai bed side pada saat fungsi cairan otak.Hasil dinilai dari tebalnya cincin keruh yang terjadi. Hasil ini dilaporkan dalam bentuk positif dan negatif saja. Perlu diingat bila ada darah dalam cairan otak hasil tidak ada artinya.VIII. BLOOD AGAR ( OXOID ) PLATEUntuk pembuatan 1000 mlTujuan: Untuk media selektif / isolasi.Alat dan bahan : Timbangan tehnis Erlenmeyer Autoclave Petridish Kapas steril Blood agar 40 gr Aquadest 1000ml Darah domba 5 - 10 %Cara kerja :Timbang blood agar 40 gr, masukkan dalam erlenmeyer + aquadest 1000ml kemudian tutup erlenmeyer dengan kapas sampai mendidih.Kemudian kapas di bungkus dengan kertas dan diikat,lalu sterilkan di autoclave selama 15 menit ( 1 ATM . 121 c ). Biarkan pada suhu ruangan dan tunggu agak dingin, lalu + darah domba 10%.(kocok hingga homogen). Tuang kedalam petridish steril dan bila darah tidak memakai pengawet tambahkn Na. Oxalat 8 - 10 % dalam 200 ml darah.Pembahasan : Media blood agar biasanya digunakan untuk memisahkan koloni bakteri.Untuk memilih koloni satu jenis bakteri dari koloni koloni bakteri yang lain. Disebut juga sebagai media isolasi karena dapat digunakan untuk memishkan koloni koloni bakteri yang berbeda. Media selektif / isolasi ini juga dibagi menjadi dua, yaitu media isolasi / selektif yang bersifat khusus dan yang bersifat umum. Media Blood agar plate adalah yang bersifat selektif / isolasi umum,karena dapat digunakan untuk menentukan gram (+) / positif atau ( - ) negatif.DAFTAR PUSTAKAR. Gandasubrata. Penuntun Laboratorium Klinis. Edisi Ketiga. 1967. Dian Rakyat.Soemarno, Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinis. Akademi Analis Kesehatan. Yogyakarta.