Media Hidroponik
-
Upload
ciciliawidodo -
Category
Documents
-
view
220 -
download
1
description
Transcript of Media Hidroponik
![Page 1: Media Hidroponik](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082504/563db904550346aa9a99343d/html5/thumbnails/1.jpg)
IV. MEDIA HIDROPONIK
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Membudidayakan tanaman dengan sistem hidroponik adalah salah
satu cara penanaman atau menumbuhkan tanaman. Tanaman yang
umumnya dibudidayakan dengan cara hidroponik adalah tanaman sayur-
sayuran, tanaman hias dan beberapa jenis dari tanaman buah-buahan.
Membudidayakan tanaman dengan sistem hidroponik, dalam dunia
pertanian bukan merupakan hal yang baru. Faktanya hingga kini masih
banyak masyarakat yang belum tahu dengan jelas bagaimana cara
melakukan dan apa keuntungannya.
Sistem hidroponik dapat memberikan suatu lingkungan pertumbuhan
yang lebih terkontrol. Adanya pengembangan teknologi, kombinasi sistem
hidroponik dengan membran mampu mendayagunakan air, nutrisi, pestisida
secara nyata lebih efisien (minimalis sistem) dibandingkan dengan kultur
tanah (terutama untuk tanaman berumur pendek). Penggunaan sistem
hidroponik tidak mengenal musim dan tidak memerlukan lahan yang luas
dibandingkan dengan kultur tanah untuk menghasilkan satuan produktivitas
yang sama.
Dimanapun tumbuhnya sebuah tanaman akan tetap dapat tumbuh
dengan baik apabila nutrisi (hara) dalam media tanam yang dibutuhkan
selalu tercukupi. Fungsi dari tanah (media tanam) adalah untuk penyangga
tanaman dan air yang ada merupakan pelarut unsur hara (nutrisi), untuk
kemudian bisa diserap tanamanan. Pola pikir inilah yang akhirnya
melahirkan teknik bertanam dengan hidroponik, dimana yang ditekankan
adalah pemenuhan kebutuhan nutrisi (hara) pada media tanam. Berdasarkan
hal tersebut, pentingnya praktikum acara IV Media Hidroponik ini yaitu
mengenai media hidroponik adalah mengetahui media tanam yang sesuai
Nama : Cicilia Epriliana W.NIM : H0712050Kelompok : 4Co Ass : Titis Wulandari
![Page 2: Media Hidroponik](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082504/563db904550346aa9a99343d/html5/thumbnails/2.jpg)
untuk budidaya hidroponik agar dapat meningkatkan pertumbuhan dan
hasil tanaman.
![Page 3: Media Hidroponik](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082504/563db904550346aa9a99343d/html5/thumbnails/3.jpg)
2. Tujuan
Tujuan praktikum acara Media Hidroponik adalah sebagai berikut:
a. Mengenal jenis dan karakteristik dari tiap-tiap jenis bahan substrat yang
biasa digunakan dalam sistem hidroponik.
b. Menyiapkan bahan dasar substrat untuk membuat substrat hidroponik.
c. Mengukur kapasitas dasar substart untuk membuat substrat hidroponik
d. Membuat komposisi substrat-substrat hidroponik yang dapat
diaplikasikan untuk budidaya sayuran menggunakan sistem hidroponik
substrat.
3. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara Nutrisi Hidroponik dilaksanakan pada hari Senin
tanggal 20 Oktober 2014 pukul 09.00-11.00 WIB bertempat di Rumah
Kaca B Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
B. Tinjauan Pustaka
Pasir Malang adalah pasir yang berasal dari lava gunung berapi. Sifat
pasir Malang yang memiliki rongga-rongga halus membuat pasir Malang
menjadi ringan dan sangat porous. Sifatnya mudah basah tetapi mudah kering.
Pasir Malang yang paling baik, umumnya yang bertekstur halus dan seragam.
Pasir Malang sebelum digunakan, sebaiknya disaring menggunakan saringan
kawat untuk mendapatkan pasir Malang yang seragam. Penggunaan pasir
Malang sebaiknya menghindari yang berukuran besar dan bertekstur sangat
kasar. Ukuran pasir yang besar dan bertekstur kasar relatif lebih sulit untuk
mengaturnya di dalam pot, pasir Malang kasar juga beresiko melukai akar
dan batang tanaman, sehingga bisa menyebabkan kebusukan. Pasir Malang
yang besar dan kasar juga kurang indah dipandang mata. Kelemahan lain dari
penggunaan pasir Malang adalah sangat miskin unsur hara, sehingga
pemupukan teratur menjadi suatu keharusan, untuk mencegah tanaman
kekurangan unsur hara (Purwanto 2007).
Sifat media pakis adalah ringan, sangat porous dan mampu menahan air
dengan baik. Bila disiram air, kondisi media pakis akan mampu
mempertahankan kelembaban tetapi tidak jenuh air. Porousitas yang baik akan
![Page 4: Media Hidroponik](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082504/563db904550346aa9a99343d/html5/thumbnails/4.jpg)
mampu memberikan susunan udara (aerasi) yang baik. Aerasi sangat
dipengaruhi oleh susunan pori makro pada media. Media pakis, karena tersusun
dari serat-serat kayu yang kasar maka susunan pori makronya sangat baik.
Karakteristik yang menjadi keunggulan media batang pakis lebih dikarenakan
sifat-sifatnya yang mudah mengikat air, memiliki aerasi dan drainase yang
baik, serta bertekstur lunak sehingga mudah ditembus oleh akar tanaman.
Kelemahan akar pakis sebagai media tanam adalah miskin unsur hara
sehingga perlu dicampur dengan media lain (Agromedia 2007).
Kelembaban dan aerasi yang baik dari suatu media sangat diperlukan
untuk pertumbuhan akar yang maksimal karena efektifitas pemupukan atau
pemberian larutan nutrisi dipengaruhi oleh media tanam. Terganggunya
respirasi akar dapat menyebabkan akar tidak berkembang dengan baik
sehingga akar kurang mampu menyerap unsur hara yang diberikan. Kurangnya
oksigen di sekitar perakaran tanaman dapat mengurangi kemampuan akar
dalam menyerap air dan mineral dalam jumlah yang cukup untuk pertumbuhan
tanaman serta dapat menyebabkan terjadinya akumulasi racun (Morgan 2006).
Menurut Susilo dan Kourniawati (2008), terendamnya akar tanaman
dalam larutan hara akan mengakibatkan rendahnya kadar oksigen di daerah
perakaran. Gangguan akar sebagai akibat kekurangan oksigen adalah
pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang tidak sempurna serta
menurunnya hasil panen. Media tanam arang sekam merupakan media tanaman
yang ideal dalam hidroponik, hal ini dikarenakan sifat dari arang sekam yang
porous dan mampu menyimpan air dengan baik. Arang sekam merupakan
media organik yang banyak mengandung kalium dan carbon yang berguna
bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Media tanam sangat
menentukan kemampuannya dalam menyerap air sehingga media yang tidak
mampu menyerap air perlu penyiraman yang berulang-ulang agar memberikan
kelembaban media yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
(Siswadi dan Teguh Yuwono 2013).
Sistem hidroponik dikembangkan dengan berbagai jenis substrat untuk
menggantikan fungsi tanah, contoh substrat tersebut adalah perlit, vermikulit,
![Page 5: Media Hidroponik](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082504/563db904550346aa9a99343d/html5/thumbnails/5.jpg)
polyester, coco coir, dan rockwool. Rockwool disini yang sering digunakan
karena sifatnya yang anorganik, steril, inert, dan kapasitas tahan airnya tinggi
dan ringan. Sifat fisik rockwool yang kapasitas menahan air yang tinggi, maka
konsentrasi oksigen dalam rockwool dapat menjadi penting dan mempengaruhi
tumbuhnya tanaman. Keseimbangan frekuensi penyiraman dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan air tanaman dan penambahan oksigen. Substrat yang
selalu jenuh dengan larutan nutrisi dan jenuh terhadap kandungan udara, maka
air akan segera habis oleh respirasi akar, yang dapat menyebabkan hipoksia
(Morard et al 2007).
C. Metodologi Praktikum
1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum acara Media Hidroponik
adalah sebagai berikut:
a. Tungku pembakar sekam
b. Pisau
c. Gunting
d. Saringan
e. Timbangan
f. Ember
g. Polibag
h. Gelas takar
i. Alat tulis
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum acara Media Hidroponik
adalah sebagai berikut:
a. Sekam padi
b. Batang pakis
c. Pasir malang
d. Pasir merapi
e. Air
![Page 6: Media Hidroponik](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082504/563db904550346aa9a99343d/html5/thumbnails/6.jpg)
3. Cara Kerja
Cara kerja dalam praktikum acara Media Hidroponik adalah
sebagai berikut:
a. Membuat arang sekam:
1) Menyiapkan alat tungku pembakar sekam padi, kemudian
mengisinya dengan sekam padi. Mengusahakan agar sekam padi
berada pada posisi di sekeliling saringan.
2) Menaruh sumber api dibagian dalam saringan menggunakan
kayu/bamboo yang dibakar.
3) Menunggu beberapa saat agar sekam mulai terbakar, kemudian
membolak-balikan perlahan-lahan agar sekam yang terbakar tidak
sampai berubah menjadi abu.
4) Jika sebagian sekam sudah berwarna hitam, segera memercikan air
pada sekam yang sedang terbakar, sehingga proses pembakaran
berhenti.
5) Menumpahkan isi tungku pembakaran dan untuk meyakinkan bahwa
proses pembakaran berhenti, memercikan air ke dalam tumpukan
sekam bakar, kemudian diangin keringkan.
b. Menyiapkan pakis cacah
1) Merendam batang pakis hingga batang tersebut menjadi relatif lunak
(supaya tidak ulet).
2) Memotong batang pakis menggunakan pisau besar atau gunting
dengan ukuran 1-1,5cm.
3) Meniriskan batang pakis yang sudah dicacah /dipotong-potong atau
mengeringkannya.
4) Menyimpan pakis cacah dalam karung atau siap dicampurkan
dengan substrat lainnya untuk membuat komposisi substrat
hidroponik.
c. Menyiapkan pasir malang/pasir agregat
![Page 7: Media Hidroponik](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082504/563db904550346aa9a99343d/html5/thumbnails/7.jpg)
1) Pasir yang digunakan sebagai substrat hidroponik berukuran agregat,
yaitu 3-8mm.
2) Menggunakan saringan ganda untuk mendapatkan pasir berukuran
agregat, mata saring yang lebih kecil (5mm) disusun dibagian
bawah.
3) Menyaring pasir dan mengumpulkan pasir yang terperangkap
dibagian tengah / diantara kedua saringan, yang merupakan pasir
dengan ukuran yang kita kehendaki.
4) Mencuci pasir dengan cara merendamnya dengan air, kemudian
meniriskan dan menjemurnya.
d. Membuat komposisi substrat dengan perbandingan berdasarakan
volume sebagai berikut:
1) Komposisi A = arang sekam
2) Komposisi B = pasir malang
3) Komposisi C = pakis cacah
4) Komposisi D = arang sekam : pasir malang (1:1)
5) Komposisi E = arang sekam : pakis cacah (1:1)
6) Komposisi F = pakis cacah : pasir malang (1:1)
e. Mengukur kapasitas menahan air pada tiap-tiap jenis bahan substrat dan
pada beberapa komposisi substrat hidroponik, dengan cara sebagai
berikut:
1) Mengisi polibag dengan substrat sebanyak 1L, kemudian
menimbang (B1).
2) Menuangkan air sebanyak 1L (V1) ke dalam polibag yang telah
berisi substrat, menunggu selama 30 menit agar air membasahi
seluruh bagian substrat.
3) Membuat lubang pada bagian bawah polibag (bisa menggunakan
paku atau lidi) sehingga air dapat menetes namun substrat tidak ikut
keluar.
![Page 8: Media Hidroponik](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082504/563db904550346aa9a99343d/html5/thumbnails/8.jpg)
4) Menampung air yang menetes dan menunggu hingga beberapa lama
sampai air tidak menetes lagi, kemudian mengukur volume air yang
menetes (V2).
5) Menimbang kembali polibag berisi substrat setelah dibasahi (B2).
f. Menghitung jumlah air yang dapat tertahan dalam substart, dengan
melengkapi table berikut:
Jenis bahan substrat/komposisi
substrat
Volume air yang
menetes (ml)
Berat substrat basah (gram)
V1-V2 (ml)
B2-B1 (gram)
Komposisi AKomposisi BKomposisi CKomposisi DKomposisi E
Sumber: Panduan Praktikum
![Page 9: Media Hidroponik](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082504/563db904550346aa9a99343d/html5/thumbnails/9.jpg)
D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Data Rekapan Kapasitas Menahan Air pada Berbagai Jenis Substrat
Shift Kel. Jenis Bahan Substrat/
Komponen Substrat
Volume Air yang
Menetes (mL)
Berat Substrat
Basah (gr)
V1-V2 (mL)
B2-B1 (gr)
Senin 1 Komposisi A 420 759 580 5592 Komposisi C 700 459 300 2593 Komposisi B 880 320 120 1204 Komposisi D 600 584 400 3845 Komposisi E 450 684 550 484
Selasa 6 Komposisi A 505 627 495 4277 Komposisi B 920 286 80 868 Komposisi C 750 441 250 2419 Komposisi D 630 496 370 29610 Komposisi E 610 569 390 36911 Komposisi F 850 334 150 134
Rabu 12 Komposisi A 540 687 460 48713 Komposisi B 840 298 160 9814 Komposisi C 680 541 320 34115 Komposisi D 650 443 350 24316 Komposisi E 690 577 310 37717 Komposisi F 750 446 250 246
Kamis 18 Komposisi A 550 683 450 48319 Komposisi B 850 289 150 8920 Komposisi C 700 456 300 25621 Komposisi D 660 539 340 33922 Komposisi E 530 650 470 45023 Komposisi F 830 377 170 377
Jumat 24 Komposisi A 440 748 560 54825 Komposisi B 920 318 80 11826 Komposisi C 800 504 200 30427 Komposisi D 700 485 300 28528 Komposisi E 800 360 200 16029 Komposisi F 870 362 130 162
Sumber: Data rekapan
Keterangan:
Komposisi A: Arang sekam Komposisi D: Sekam+Pasir malang
Komposisi B: Pasir malang Komposisi E: Sekam+Pakis cacah
Komposisi C: Pakis cacah Komposisi F: Pakis cacah+Pasir malang
![Page 10: Media Hidroponik](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082504/563db904550346aa9a99343d/html5/thumbnails/10.jpg)
2. Pembahasan
Sistem budidaya secara hidroponik merupakan salah satu solusi
untuk mengatasi semakin sempitnya lahan untuk bercocok tanam secara
konvensional. Hidroponik substrat menggunakan media padat (selain tanah)
yang dapat menyerap atau menyediakan nutrisi, air dan oksigen serta
mendukung akar tanaman seperti halnya fungsi tanah. Penggunaan media
tanam yang tepat akan menentukan pertumbuhan bibit yangditanam. Secara
umum media tanam yang digunakan haruslah memenuhi syarat sebagai
media tumbuh yang baik seperti mempunyai sifat yang ringan, murah,
mudah didapat, gembur dan subur, sehingga memungkinkan pertumbuhan
bibit yang optimum (Wijayani et al. 2008).
Macam-macam media tanam yang digunakan pada teknologi
hidroponik antara lain adalah kerikil, arang sekam, arang bakar, pasir, sabut
kelapa, zat silikat, pecahan batu karang atau batu bata, potongan kayu dan
busa. Media arang sekam mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Kelebihannya antara lain harganya relatif murah, bahannya mudah didapat,
ringan, sudah steril dan mempunyai porositas yang baik. Sekam bakar
memiliki kandungan karbon (C) yang tinggi sehingga membuat media
tanam menjadi gembur. Kekurangannya yaitu jarang tersedia di pasaran,
yang umum tersedia hanya bahannya (sekam/kulit gabah) saja serta
cenderung mudah lapuk sehingga kandungan hara menjadi tidak konstan
dan hanya dapat digunakan dua kali (Haryoto 2009).
Media tanam hidroponik substrat dapat berasal dari media anorganik
maupun organik. Media tanam anorganik adalah media tanam yang
sebagian besar komponennya berasal dari benda-benda mati, tidak
menyediakan nutrisi bagi tanaman, mempunyai pori-pori makro yang
seimbang, sehingga aerasi cukup baik, dan tidak mengalami pelapukan
dalam jangka pendek. Jenis media tanam anorganik yaitu pasir, kerikil
alam, kerikil sintetik, batu kali, batu apung, pecahan bata/genting, perlit,
zeolit, spons, dan serabut batuan (rockwool). Media arang sekam
![Page 11: Media Hidroponik](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082504/563db904550346aa9a99343d/html5/thumbnails/11.jpg)
mempunyai sifat mudah mengikat air dan tidak mudah lapuk, tidak cepat
menggumpal sehingga akar tanaman dapat tumbuh dengan sempurna.
Media tanam yang termasuk dalam kategori media organik
umumnya berasal dari komponen organisme hidup, misalnya bagian
dari tanaman seperti seresah daun, batang, bunga, buah, atau kulit kayu.
Penggunaan media organik sebagai media tanam jauh lebih unggul
dibandingkan dengan media anorganik. Hal itu dikarenakan media organik
memiliki pori-pori makro dan mikro yang hampir seimbang sehingga
sirkulasi udara yang dihasilkan cukup baik serta memiliki daya serap air
yang tinggi.
Media tanam organik dapat berasal dari seresah tanaman yang
biasanya dianggap sebagai limbah. Seresah tanaman akasia dan bambu
dapat dimanfaatkan untuk media tanam, terutama sebagai alternatif yang
memadai untuk media tanam bersifat ramah lingkungan. Seresah daun
akasia dan daun bambu yang di alam menjadi masalah karena seresah daun
tersebut tidak mudah terdekomposisi, sehingga akan menghambat siklus
hara yang terjadi di bawah tegakan pohon akasia dan bambu. Selain itu, juga
mencegah terjadinya penumpukan seresah yang berlebih.
Media tanam yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah arang
sekam, pakis cacah, dan pasir malang serta beberapa kombinasi diantara
ketiga media tersebut. Kombinasi media tersebut antara lain: Komposisi D
(sekam+pasir malang), Komposisi E (sekam+pakis cacah) dan Komposisi F
(pakis cacah+pasir malang). Maksud dari perlakuan dari beberapa media
adalah mengetahui kapasitas menahan air pada berbagai jenis substrat. Hasil
dari beberapa uji coba pada tiap kelompok praktikum dapat diketahui
bahwa volume air yang menetes paling sedikit terdapat pada perlakuan
arang sekam, hal ini terlihat pada setiap shift perlakuan arang sekam
menunjukkan volume air menetes paling sedikit dibanding media lainnya.
Perlakuan kombinasi menggunakan komposisi arang sekam+pakis cacah
dapat menghasilkan volume air yang menetes lebih kecil dibanding
komposisi lainnya. Tidak semua shift menghasilkan data yang sama, pada
![Page 12: Media Hidroponik](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082504/563db904550346aa9a99343d/html5/thumbnails/12.jpg)
shift hari rabu dan jumat komposisi D memiliki volume air yang menetes
lebih besar dibanding komposisi E. Berdasarkan hasil tersebut dapat
dikatakan bahwa media hidroponik yang mengandung arang sekam dan
pakis memiliki kapasitas menahan air yang baik karena sesuai dengan hasil
pratikum volume air menetes pada arang sekam lebih kecil dibanding media
lainnya. Kedua media tersebut mampu mempertahankan kelembaban tetapi
tidak jenuh air. Porositas yang baik akan mampu memberikan susunan
aerasi yang baik. Kedua media tersebut memiliki pori makronya sangat
baik. Karakteristik tersebut membuat arang sekam dan pakis cacah mudah
mengikat air, memiliki aerasi dan drainase yang baik, serta bertekstur lunak
sehingga mudah ditembus oleh akar tanaman. Media pasir yang sebenarnya
juga bersifat porous namun kapasitas menahan airnya masih kurang baik
dibanding pakis cacah dan arang sekam. Media yang dianjurkan untuk
mendukung pertumbuhan tanaman adalah arang sekam dan pakis cacah.
![Page 13: Media Hidroponik](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082504/563db904550346aa9a99343d/html5/thumbnails/13.jpg)
E. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan acara media
hidroponik dapat disimpulkan bahwa:
a. Media tanam yang dapat dimanfaatkan sebagai pengganti tanah pada
teknik budidaya tanaman dengan hidroponik antara lain adalah arang
sekam, arang bakar, pakis, pasir, spons, kerikil, sabut kelapa, sabut kayu
dan lain-lain.
b. Setiap bahan yang dapat dijadikan sebagai media hidroponik memiliki
karakteristik, kelebihan serta kelemahan masing-masing.
c. Syarat bahan yang dapat dijadikan sebagai media tanam hidroponik yaitu
bahan harus bersifat porous, memiliki aerasi dan draenase yang baik,
murah, ringan, tidak mudah lapuk, tidak menjadi sumber penyakit dan
mudah didapat.
d. Bahan substrat yang digunakan dalam praktikum yaitu arang sekam,
pakis cacah dan pasir malang.
e. Arang sekam dan pakis cacah mudah mengikat air, memiliki aerasi dan
drainase yang baik, serta bertekstur lunak sehingga mudah ditembus oleh
akar tanaman, media yang direkomendasikan untuk digunakan sebagai
media tanam budidaya sayuran
2. Saran
Pengujian media hidroponik sebaiknya menggunakan bahan-bahan
yang berkualitas agar mendapatkan data atau hasil pengamatan yang sesuai
dengan sumber informasi dan literatur yang valid. Selain itu, praktikan juga
harus dengan cermat dalam mengikuti cara kerja praktikum yang diberikan
coass agar hasil pengujian benar dan dapat dijelaskan latar belakangnya.
![Page 14: Media Hidroponik](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082504/563db904550346aa9a99343d/html5/thumbnails/14.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Agromedia 2007. Agar Daun Anthurium Tampil Menawan. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Haryoto 2009. Bertanam Seledri secara Hidroponik. Yogyakarta: Kanius.
Morard, P lacoste, L Silvestre 2007. Effect of oxygen deficiency on uptake of water and mineral nu trien ts by tomato plants in soilless culture. Jurnal Plant Nutr. 2: 1063 -1078.
Morgan L 2006. Are Your Plants Soffocatting? The Importance of Oxygen in Hydroponics. The Gowing Edge. 12 (6): 50-54.
Purwanto A W 2007. Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga. Yogyakarta: Kanisius.
Siswadi, Teguh Yuwono 2013. Uji Hasil Tanaman Sawi Pada Berbagai Media Tanam Secara Hidroponik. Jurnal Innofarm. 2 (1): 44-50.
Susilo A D, Koesniawati 2008. Pengaruh Volume dan Jenis Media Tanam pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada (Lactuca sativa) dalam Teknologi Hidroponik Sistem Terapung. Buletin Agron. 32 (3): 16-21.
Wijayani A, D Muljanto, Soenoeadji 2008. Pemberian Nitrogen pada Berbagai Macam Media Tumbuh Hidroponik : Pengaruhnya terhadap Kuantitas dan Kualitas Buah Paprika (Capsicum annuum var. Grossum). Jurnal Ilmu Pertanian. 6 (2): 8-13.