Material Bangunan Ekologis

23
MATERIAL BANGUNAN EKOLOGIS Sumber : jurnal Pendekatan Ekologi pada Rancangan Arsitektur, sebagai upaya mengurangi Pemanasan Global. Wanda Widigdo C, dosen Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, UK Petra. I Ketut Canadarma, dosen Jurusan Arsitektur, Fakultas Desain dan Teknik Perencanaan, Univ. Pelita Harapan Pendekatan ekologi pada perancangan arsitektur. Ada berbagai cara yang dilakukan dari pendekatan ekologi pada perncangan arsitektur, tetapi pada umumnya mempunyai inti yang sama , antara lain : Yeang (2006), me-definisikannya sebagai: Ecological design, is bioclimatic design, design with the climate of the locality, and low energy design. Yeang, menekankan pada : integrasi kondisi ekologi setempat, iklim makro dan mikro, kondisi tapak, program bangunan, konsep design dan sistem yang tanggap pada iklim, penggunan energi yang rendah, diawali dengan upaya perancangan secara pasif dengan mempertimbangkan bentuk, konfigurasi, façade, orientasi bangunan, vegetasi, ventilasi alami, warna. Integrasi 1

description

Arsitektur Lingkungan

Transcript of Material Bangunan Ekologis

MATERIAL BANGUNAN EKOLOGISSumber : jurnal Pendekatan Ekologi pada Rancangan Arsitektur, sebagai upaya mengurangi Pemanasan Global. Wanda Widigdo C, dosen Jurusan Arsitektur,Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, UK Petra. I Ketut Canadarma, dosen Jurusan Arsitektur, Fakultas Desain dan Teknik Perencanaan, Univ. Pelita Harapan

Pendekatan ekologi pada perancangan arsitektur.Ada berbagai cara yang dilakukan dari pendekatan ekologi pada perncanganarsitektur, tetapi pada umumnya mempunyai inti yang sama , antara lain : Yeang (2006),me-definisikannya sebagai: Ecological design, is bioclimatic design, design with theclimate of the locality, and low energy design. Yeang, menekankan pada : integrasikondisi ekologi setempat, iklim makro dan mikro, kondisi tapak, program bangunan,konsep design dan sistem yang tanggap pada iklim, penggunan energi yang rendah,diawali dengan upaya perancangan secara pasif dengan mempertimbangkan bentuk,konfigurasi, faade, orientasi bangunan, vegetasi, ventilasi alami, warna. Integrasitersebut dapat tercapai dengan mulus dan ramah, melalui 3 tingkatan; yaitu yang pertama integrasi fisik dengan karakter fisik ekologi setempat, meliputi keadaan tanah, topografi,air tanah, vegetasi, iklim dan sebagainya. Kedua, integrasi sistim-sistim dengan prosesalam, meliputi: cara penggunaan air, pengolahan dan pembuangan limbah cair, sistimpembuangan dari bangunan dan pelepasan panas dari bangunan dan sebagainya. Yangketiga adalah, integrasi penggunaan sumber daya yang mencakup penggunaan sumberdaya alam yang berkelanjutan. Aplikasi dari ketiga integrasi tersebut, dilakukannya padaperancangan tempat tinggalnya, seperti pada gambar :

Menurut Metallinou (2006), bahwa pendekatan ekologi pada rancangan arsitekturatau eko arsitektur bukan merupakan konsep rancangan bangunan hi-tech yang spesifik,tetapi konsep rancangan bangunan yang menekankan pada suatu kesadaran dankeberanian sikap untuk memutuskan konsep rancangan bangunan yang menghargaipentingnya keberlangsungan ekositim di alam. Pendekatan dan konsep rancanganarsitektur seperti ini diharapkan mampu melindungi alam dan ekosistim didalamnya darikerusakan yang lebih parah, dan juga dapat menciptakan kenyamanan bagi penghuninyasecara fisik, sosial dan ekonomi.Pendekatan ekologi pada perancangan arsitektur, Heinz Frick (1998), berpendapatbahwa, eko-arsitektur tidak menentukan apa yang seharusnya terjadi dalam arsitektur,karena tidak ada sifat khas yang mengikat sebagai standar atau ukuran baku. Namunmencakup keselarasan antara manusia dan alam. Eko-arsitektur mengandung jugadimensi waktu, alam, sosio-kultural, ruang dan teknik bangunan. Ini menunjukan bahwaeko arsitektur bersifat kompleks, padat dan vital. Eko-arsitektur mengandung bagianbagianarsitektur biologis (kemanusiaan dan kesehatan), arsitektur surya, arsitektur bionik(teknik sipil dan konstruksi bgi kesehatan), serta biologi pembangunan. Oleh karena itueko arsitektur adalah istilah holistik yang sangat luas dan mengandung semua bidang.Perbandingan siklus energi, materi pada rumah biasa dan rumah ekologis.Mendekati masalah perancangan arsitektur dengan konsep ekologi, berarti ditujukanpada pengelolaan tanah, air dan udara untuk keberlangsungan ekosistim. Efisiensipenggunaan sumber daya alam tak terperbarui (energi) dengan mengupayakan energialternatif (solar, angin, air, bio). Menggunakan sumber daya alam terperbarui dengankonsep siklus tertutup, daur ulang dan hemat energi mulai pengambilan dari alam sampaipada penggunaan kembali, penyesuaian terhadap lingkungan sekitar, iklim, sosialbudaya,dan ekonomi. Keselarasan dengan perilaku alam, dapat dicapai dengan konsepperancangan arsitektur yang kontekstual, yaitu pengolahan perancangan tapak danbangunan yang sesuai potensi setempat. termasuk topografi, vegetasi dan kondisi alamlainnya.Material yang dipilih harus dipertimbangkan hemat energi mulai dari pemanfaatansebagai sumber daya alam sampai pada penggunaan di bangunan dan memungkinkandaur ulang (berkelanjutan) dan limbah yang dapat sesuai dengan siklus di alam.Konservasi sumberdaya alam dan keberlangsungan siklus-siklus ekosistim di alam,pemilihan dan pemanfaatan bahan bangunan dengan menekankan pada daur ulang,kesehatan penghuni dan dampak pada alam sekitarnya, energi yang efisien, danmempertahankan potensi setempat. Keselarasan rancangan arsitektur dengan alam jugaharus dapat menjaga kelestarian alam, baik vegetasi setempat maupun mahluk hiduplainnya, dengan memperluas area hijau yang diharapkan dapat meningkatkan penyerapanCO2 yang dihasilkan kegiatan manusia, dan melestarikan habitat mahluk hidup lain.Ukuran kenyamanan penghuni secara fisik, sosial dan ekonomi, dicapai melalui :penggunaan sistim-sistim dalam bangunan yang alamiah, ditekankan pada sistim-sistimpasif, pengendalian iklim dan keselarasan dengan lingkungannya. Bentuk dan orientasibangunan didasarkan pada selaras dengan alam sekitarnya, kebutuhan penghuni daniklim, tidak mengarah pada bentuk bangunan atau style tertentu, tetapi mencapaikeselarasan dengan alam dan kenyamanan penghuni dipecahkan secara teknis dan ilmiah.Untuk mendapatkan hasil rancangan yang mampu selaras dan sesuai dengan perilakualam, maka semua keputusan dari konsep perancangan harus melalui analisis secarateknis dan ilmiah Pemikiran dan pertimbangan yang dilakukan memerlukan pemikiranyang interdisiplin dan holistic karena sangat kompleks dan mencakup berbagai macamkeilmuan.Dari berbagai pendapat pada perancangan arsitektur dengan pendekatan ekologi, padaintinya adalah, mendekati masalah perancangan arsitektur dengan menekankan padakeselarasan bangunan dengan perilaku alam, mulai dari tahap pendirian sampai usiabangunan habis. Bangunan sebagai pelindung manusia yang ketiga harus nyaman bagipenghuni, selaras dengan perilaku alam, efisien dalam memanfatkan sumber daya alam,ramah terhadap alam. Sehingga perencanaannya perlu memprediksi kemungkinankemungkinanketidak selarasan dengan alam yang akan timbul dimasa bangunandidirikan, beroperasi sampai tidak digunakan, terutama dari penggunaan energi,pembuangan limbah dari sistim-sistim yang digunakan dalam bangunan. Semuakeputusan yang diambil harus melalui pertimbangan secara teknis dan ilmiah yangholistik dan interdisipliner. Tujuan perancangan arsitektur melalui pendekatan arsitekturadalah upaya ikut menjaga keselarasan bangunan rancangan manusia dengan alam untukjangka waktu yang panjang. Keselarasan ini tercapai melalui kaitan dan kesatuan antarakondisi alam, waktu, ruang dan kegiatan manusia yang menuntut perkembanganteknologi yang mempertimbangkan nilai-kilai ekologi, dan merupakan suatu upaya yangberkelanjutan.

Sumber : http://rizalarchie.blogspot.co.id/2013/01/material-bangunan-ramah-lingkungan.html ATAP BAJA RINGAN

Mengganti konstruksi atap kayu dengan material baja ringan dan genteng metal adalah langkah tepat, karena dengan mengganti material kayu dengan material alternatif ini berarti kita juga telah membantu menyelamatkan hutan dan mencegah terjadinya bencana alam.material ini memang sangat ringan. Bobotnya per meter persegi hanya sekitar 12 kg dibandingkan dengan rangka kayu yang bobotnya sekitar 40 kg/m2. Baja ringan merupakan baja mutu tinggi yang memiliki sifat ringan dan tipis, namun memiliki fungsi setara baja konvensional.

Baja ringan termasuk jenis baja yang dibentuk setelah dingin (cold form steel). Meskipun tipis, baja ringan memiliki kekuatan tarik yang tinggi yaitu sekitar 550 MPa, sementara baja biasa sekitar 300 MPa. Ketebalan baja ringan untuk atap ringan yang beredar sekarang ini berkisar dari 0,4 mm 1mm.laupun ringan tapi Anda tidak perlu khawatir karena material berbahan baku zincalume atau galvalume ini daya tahannya lebih unggul dibandingkan material kayu. Selain itu kecepatan dalam perakitan (20-30 m2/hari) dengan tenaga kerja yang lebih sedikit akan memberikan nilai ekonomis sehingga dapat menekan biaya pembangunanKelebihan & Kekurangan Menggunakan Konstruksi Baja Ringan

Perkembangan Teknologi membawa perubahan yang baik dan benar terhadap kemajuan di bidang konstruksi dan pembangunan infrastruktur. Perkebangan ini sangat membantu alam dan ekosistimnya yang terus menerus diperas habis oleh manusia untuk kepentingan individualis. Berbagai contoh dapat kita temui seperti penggunaan kayu sebagai bahan dasar konstruksi rumah, furniture dan mebel serta accessories yang berkaitan dengan bahan dasar tersebut ternyata membutuhkan kayu-kayu yang bagus dan baik. Kayu yang bagus tersebut ternyata juga berasal dari pohon-pohonan yang juga berfungsi sebagai paru-paru dunia karena dapat mendaur ulang polusi-polusi yang dihasilkan oleh manusia itu sendiri. Maka kita dapat sedikit bersyukur bahwa beberapa teknologi baru dapat membantu mengurangi penggundulan Hutan yang merupakan paru-paru dunia ini. Hal ini terlihat pada perkembangan penggunaan bahan konstruksi atap yang saat ini lebih banyak menggunakan rangka atap dengan bahan dasar baja ringan dan bukan lagi menggunakan bahan dasar kayu. Perkembangan pada bidang ini sebenarnya sudah lama dilakukan oleh para ahli konstruksi, tetapi pada waktu sebelumnya masyarakat belum mengenal atau belum memperdalam pengetahuan akan konstruksi baja ringan yang ternyata mempunyai sifat lebih efisien daripada menggunakan bahan dasar rangka kayu sebagai penopang konstruksi atap rumah mereka.

Setiap bahan konstruksi yang digunakan pada rumah anda pasti mempunyai kelebihan dan kekurangannya baik dari kekuatan, estetika bentuk atau hal lainnya. Seperti halnya dalam penggunaan rangka atap baja pada rumah anda. Konstruksi baja ringan ini sudah mengalami uji coba dan penelitian yang dilakukan oleh para ahli bertahun-tahun dan telah lolos uji kekuatan serta lolos pengujian hal-hal lainnya yang berhubungan dengan keselamatan manusia. Jika kita perbandingkan dengan struktur atap konvensional yaitu rangka atap dengan bahan dasar kayu, maka penggunaan rangka atap baja ringan akan mempunyai perbandingan yang berbeda dari segi cara pandang setiap penggunanya, mungkin bisa dikatakan tergantung akan lokasi dan biaya produksi untuk mendatangkan material tersebut.Kelemahan atap baja ringandibandingkan dengan konstruksi atap kayu seperti dalam hal terhadap suhu yang cenderung menyerap panas lebih banyak dibandingkan dengan kayu dan hal itu juga bergantung terhadap lokasi rumah, yaitu pada daerah iklim tropis atau bukan tropis.

2. SEMEN DARI SAMPAH

Sampah yang dapat dimanfaatkan untuk membuat semen yaitu semua jenis sampah kecual plastik dan logam, terutama jenis sampah organik.

Sampah dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan semen karena sampah menghasilkan abu dan endapan yang mengandung senyawa-senyawa dalam pembentukan semen biasa. Yaitu, senyawa-senyawa oksida seperti CaO, SiO2, Al2O3, dan Fe2O3. Salah satu contoh kandungan abu sampah seperti pada kandungan abu sekam padi dari limbah pertanian.

Kelebihan& Kekurangan Semen Dari Sampah

Keuntungan ekonomis:Pengolahan semen dari sampah membutuhkan biaya yang jauh lebih murah daripada biaya pengolahan semen biasa dengan kualitas semen yang sama. Selain itu, pengolahan semen biasa membutuhkan CaO dalam jumlah yang besar, yaitu 78 %, sedangkan pengolahan semen dari sampah menghemat CaO yang dibutuhkan, yaitu hanya 20 % saja karena CaO hanya berfungsi sebagai bahan tambahan. Hal ini mampu menghemat biaya produksi hingga 38 %.

Dengan pengolahan sampah menjadi semen, pemda dan pemkot tidak lagi kebingungan memikirkan tempat yang luas yang digunakan sebagai tempat pembuangan akhir (TPA) sampah karena sampah langsung dibawa ke pabrik semen untuk diproduksi menjadi semen. Selama ini, untuk tempat pembuangan akhir sampah, kita memerlukan lahan yang luas, seperti salah satu TPA yang ada di Jakarta, yaitu TPA Bojong yang membutuhkan lahan seluas 20 hektar untuk membuang sampah dengan tumpukan sampah sebesar 8.000 m3(2000) ton per hari, belum lagi lahan TPA yang lain (Usman, 2007).

Keuntungan lingkungan: Selama ini, pembuangan sampah di TPA menimbulkan masalah lingkungan yang baru. Mulai dari pencemaran udara, tanah, dan air akibat rembesan cairan yang berada dalam tumpukan sampah. Selain itu, pembakaran sampah secara biasa yang banyak dilakukan penduduk menimbulkan masalah pencemaran udara karena menghasilkan gas dioksin dan furan yang menyebabkan kanker. Bahkan, jika sudah terakumulasi di dalam tubuh dapat menyebabkan seseorang meninggal. Namun, dengan memfungsikan kembali incenerator yang ada di setiap pabrik untuk membakar sampah yang kemudian diolah menjadi semen, pencemaran tersebut dapat diatasi.

Revitalisasi teknologi: Selama ini, setiap pabrik dan rumah sakit menggunakan incenerator mereka hanya untuk mengolah limbah produksi mereka. Dengan adanya pembuatan sampah dari semen, incenerator dapat difungsikan dan dimanfaatkan kembali untuk membakar sampah yang dapat menghasilkan abu untuk pembuatan semen. Jadi, pengolahan semen menjadi sampah tidak membutuhkan biaya yang mahal karena tidak memerlukan peralatan yang mahal. Peralatan yang dibutuhkan sudah ada, tinggal memfungsikannya kembali.

Keuntungan ekologi: Pembuatan semen dari sampah mencegah dan mengurangi kerusakan lingkungan karena selama ini pembuatan semen menggunakan bahan baku CaO yang didapatkan dengan menambangnya dari gunung-gunung kapur. Padahal, CaO merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Selain itu, penambangan gunung kapur secara terus menerus, menimbulkan kerusakan lingkungan. Dengan mengganti bahan pokok semen dengan abu sampah, kerusakan lingkungan dapat dicegah.Selain itu, pencemaran udara, air dan tanah dapat diatasi sekaligus.

Sedangkan kelemahan semen dari sampah ini sebagai berikut :

Plastik vinil yang terdapat dalam sampah pada proses pembakaran dapat mengakibatkan kekuatan konkrit semen akan berkurang. Hal ini diakibatkan oleh adanya gas Cl2hasil peruraian plastik vinil yang dapat mempengaruhi kekuatan konkrit semen. Namun, kelemahan ini dapat diatasi dengan memisahkan plastik vinil dari pembakaran. Plastik ini dapat digunakan untuk daur ulang pembuatan bahan-bahan dari plastik lainnya.

3. DINDING BATAKO PUTIH

Batako putih dibuat dari campuran tras, batu kapur, dan air. Campuran tersebut dicetak, lalu dibakar, tras merupakan jenis tanah berwarna putih / putih kecoklatan yang berasal dari pelapukan batu-batu gunung berapi.

Umumnya memiliki ukuran panjang 25 30 cm, tebal 8 10 cm, dan tinggi 14 18 cm,untuk dinding seluas 1 m2, kira-kira membutuhkan:

* Batako tras = 25 buah*Semen = 0,215 sak* Pasir ayak (pasir pasang) = 0,025 m3

Kelebihan dinding batako putih:

- Pemasangan relatif lebih cepat.- Harga relatif murah.

Kekurangan dinding batako putih:

- Rapuh dan mudah pecah.- Menyerap air sehingga dapat menyebabkan tembok lembab- Dinding mudah retak.- Penggunaan rangka beton pengaku relatif lebih banyak, antara 7,5 9 m2.

4. KUSEN COR

Berbagai solusi hunian ramah lingkungan terus dikembangkan. Penggunaan kayu mulai diminimalisir. Pasalnya, hutan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia semakin gundul.Kusen selalu erat dengan kayu sepertikusen pintunamun kini telah hadir kusen cor. Kusen ini terbuat dari campuran adonan koral, semen dan pasir. Soal kekuatan tidak usah ditanyakan. Kusen cor ini lebih kuat ketimbang kusen kayu. Bicara model juga tak kalah indah, dengan sentuhan tangan kreatif, kusen ini bisa ditempatkan untuk rumah mewah.

Kelebihan & Kekurangan Kusen Cor.

Harganya yang murah membuat kusen jenis ini mulai banyak diproduksi di beberapa wilayah pengarajin kusen. Namun, konsumen nampaknya masih ragu-ragu menggunakan produk ini. Selain murah, kusen ini tentunya memiliki kekuatan yang baik. Anti rayap dan tahan udara lembab. Tetapi kekurangan dari kusen cor ini adalah pada beratnya.

5. PINTU GESER

Saat ini, biasanya kepada orang-orang untuk memberikan pentingnya dalam menghemat ruang karena tanah terlalu mahal untuk hanya menggunakannya sembarangan jika Anda benar-benar dapat menggunakan alternatif. Ayunan jenis pintu sangat umum sebelumnya, Anda masih bisa mengamatinya di rumah tua atau besar tetapi pembangun rumah dapat mengatakan bahwa ada lebih banyak orang yang memilih pintu yang dapat menghemat ruang seperti pintu l geser.

Pintu geser adalah pintu yang dapat dibuka melalui meluncur itu ke samping karena itu, tidak perlu spasi saat membuka tidak seperti jenis ayunan yang Anda butuhkan cukup ruang sehingga Anda dapat sepenuhnya membuka pintu. Meskipun memberikan keuntungan dalam menghemat ruang, juga memiliki kekurangan.

Kelebihan & Kekurangan Pintu Geser

Keuntungan yang bisa Anda peroleh pada memiliki pintu geser ruang. Seperti apa yang telah dinyatakan sebelumnya, tidak perlu jumlah besar ruang saat membuka dan menutup.

Kelemahan dari pintu geser adalah bahwa ia hanya akan memberikan visualisasi setengah pada saat membuka pintu. Jika Anda ingin melihat sisi lain, Anda perlu untuk memindahkan pintu di sisi lain. Lain akan dengan mudah jatuh dari jalur yang tergantung pada seberapa sering Anda membuka dan menutup pintu..

Sumber: https://sudiana1526.wordpress.com/2013/10/22/material-bahan-bangunan-ramah-lingkungan/ Pemanfaatan material bekas atau sisa untuk bahan renovasi bangunan juga dapat menghasilkan bangunan yang indah dan fungsional. Kusen, daun pintu atau jendela, kaca, teraso, hingga tangga dan pagar besi bekas masih bisa dirapikan, diberi sentuhan baru, dan dipakai ulang yang dapat memberikan suasana baru pada bangunan. Lebih murah dan tetap kuat.Material ramah lingkungan memiliki kriteria sebagai berikut;a. tidak beracun, sebelum maupun sesudah digunakanb. dalam proses pembuatannya tidak memproduksi zat-zat berbahaya bagi lingkunganc. dapat menghubungkan kita dengan alam, dalam arti kita makin dekat dengan alam karena kesan alami dari material tersebut (misalnya bata mengingatkan kita pada tanah, kayu pada pepohonan)d. bisa didapatkan dengan mudah dan dekat (tidak memerlukan ongkos atau proses memindahkan yang besar, karena menghemat energi BBM untuk memindahkan material tersebut ke lokasi pembangunan)e. bahan material yang dapat terurai dengan mudah secara alamiMaterial yang ramah lingkungan menurut kriteria diatas misalnya; batu bata, semen, batu alam, keramik lokal, kayu, dan sebagainya. Ramah lingkungan atau tidaknya material bisa diukur dari kriteria tersebut atau dari salah satu kriteria saja, seperti kayu yang makin sulit didapat, tapi bila dipakai dengan hemat dan benar bisa membuat kita merasa makin dekat dengan alam karena mengingatkan kita pada tumbuh-tumbuhan.Semen, keramik, batu bata, aluminium, kaca, dan baja sebagai bahan baku utama dalam pembuatan sebuah bangunan berperan penting dalam mewujudkan konsep bangunan ramah lingkungan.Untuk kerangka bangunan utama dan atap, kini material kayu sudah mulai digantikan material baja ringan. Isu penebangan liar (illegal logging) akibat pembabatan kayu hutan yang tak terkendali menempatkan bangunan berbahan kayu mulai berkurang sebagai wujud kepedulian dan keprihatinan terhadap penebangan kayu dan kelestarian bumi. Peran kayu pun perlahan mulai digantikan oleh baja ringan dan aluminium.Baja ringan dapat dipilih berdasarkan beberapa tingkatan kualitas tergantung dari bahan bakunya. Rangka atap dan bangunan dari baja memiliki keunggulan lebih kuat, antikarat, antikeropos, antirayap, lentur, mudah dipasang, dan lebih ringan sehingga tidak membebani konstruksi dan fondasi, serta dapat dipasang dengan perhitungan desain arsitektur dan kalkulasi teknik sipil.Kusen jendela dan pintu juga sudah mulai menggunakan bahan aluminium sebagai generasi bahan bangunan masa datang. Aluminium memiliki keunggulan dapat didaur ulang (digunakan ulang), bebas racun dan zat pemicu kanker, bebas perawatan dan praktis (sesuai gaya hidup modern), dengan desain insulasi khusus mengurangi transmisi panas dan bising (hemat energi, hemat biaya), lebih kuat, tahan lama, antikarat, tidak perlu diganti sama sekali hanya karet pengganjal saja, tersedia beragam warna, bentuk, dan ukuran dengan tekstur variasi (klasik, kayu).Bahan dinding dipilih yang mampu menyerap panas matahari dengan baik. Batu bata alami atau fabrikasi batu bata ringan (campuran pasir, kapur, semen, dan bahan lain) memiliki karakteristik tahan api, kuat terhadap tekanan tinggi, daya serap air rendah, kedap suara, dan menyerap panas matahari secara signifikan.Kehalusan permukaan dan warna bahan bangunan sangat menentukan iklim mikro di sekitar bangunan, warna cerah dan permukaan licin adalah pemantul sinar matahari yang baik dan menaikkan suhu sekitar. Warna gelap dan permukaan kasar akan membantu meredam dan menyerap sinar dan panas matahari. Bahan bangunan berpori mudah meluncurkan panas dan meluncurkannya kembali jika suhu udara disekitarnya menurun. Sangat bijaksana jika memanfaatkan bahan-bahan bangunan alami seperti aslinya untuk pelapis dinding dan lantai luar.Berikiut adalah contoh contoh pemanfaatan bahan bangunan alami (ramah lingkungan): GENTENG SEJUKGenteng semen ijukadalah genteng beton yang dibuat dengan campuran pasir, semen dan ijuk sebagai bahan pengisi.Manfaat Menunjang program pembangunan RS/RSS dan Rusun Menciptakan lapangan kerja Digunakan sebagai penutup atapSpesifikasi Teknis

PANEL SERAT TEBUPengembangan bahan bangunan dari limbah tebu menjadipapan serat tebuManfaat Menunjang program pembangunan RS/RSS dan Rusun Mengurangi pencemaran lingkungan Menciptakan lapangan kerja Digunakan untuk langit-langit dan dinding partisi non-strukturalSpesifikasi Teknis

PANEL SEKAM PADISalah satu pengembangan bahan bangunan dari limbah sekam padi menjadiPapan Sekam PadiManfaat Menunjang program pembangunan RS/RSS dan Rusun Mengurangi pencernaran lingkungan Menciptakan lapangan kerja Digunakan untuk langit-langit dan dinding partisi non-strukutralProses PembuatanSekam padi direndam dalam air atau dapat langsung digiling, dicampur dengan semen,dicetak dengan alat manual. Proporsi campuran = 1 semen : 4 sekam padi atau maksimum 20% SAWIT BLOCKPengembangan bahan bangunan dari limbah SAWIT menjadiConblock.Manfaat Menunjang program pembangunan RS/RSS dan Rusun Mengurangi pencemaran lingkungan Menciptakan lapangan kerja Digunakan untuk dinding partisi non-strukturalSpesifikasi Teknis

Papercrate (kertas bekas sebagai bahan dinding)Kertas bekas yang dimaksud disini adalah berupa kertas yang mempunyai tekstur kasar seperti kertas Koran atau kardus, yang dihancurkan menjadi semacam bubur kertas dan diolah lagi menjadi bata kertas agar dapat digunakan untuk penggunaan lebih lanjut sebagai material bahan bangunan.SPESIFIKASI KERTAS BEKAS (PAPERCRATE) Mempunyai massa dan berat yang sangat ringan Bersifat lembek, sehingga mudah dibentuk Cukup kuat dalam menahan gaya vertikal Mempunyai bentuk yang ramping, sehingga memudahkan dalam pengemasan dan distribusinyaKELEBIHAN PENERAPAN KERTAS BEKAS (PAPERCRATE) PADA DINDING Mampu menyerap panas Meredam suara / kebisingan Tidak mengandung racun Biaya produksi murah Daya kering yang cepat Penggunaan semen yang sedikit.Linoleum: Bahan Pelapis Lantai Ramah LingkunganBahannya elastis, tersusun dari material anorganik dan organik. Pilihan warna dan ragam yang banyak memberi keuntungan untuk desain-desain masa kini. Bahan pelapis lantai ini populer di Eropa. Banyak pilihan warna dan desainnya. Produk ini bisa menjadi alternatif bahan untuk lantai rumah kita, lantai area komersial, bahkan rumah sakit karena mudah dipasang, dirawat, dan dibersihkan. Untuk memasangnya hanya butuh permukaan rata seperti lantai semen, lalu diberi perekat khusus. Kalau mau afdol, perekatnya juga pakai yang ramah lingkungan. Sebagai bahan lantai, jika tak lagi dibutuhkan, Linoleum mudah diurai kembali oleh tanah, alias ramah lingkungan. Inilah yang menjadi salah satu kelebihannya. Standar Eropa yang ketat tentang material ramah lingkungan membuat bahan ini dipergunakan sebagai salah satu alternatif pilihan para desainer. Syarat yang ketat itu bisa dipenuhi oleh bahan pelapis Linoleum ini. Ada satu hal penting juga yang menjadi keunggulan, yaitu daya tahannya terhadap panas, dan tahan terhadap api lebih baik dari plastik dan kain. Linoleum, bahan yang terbuat dari bahan alami yang terukur dan dihasilkan dari sumber daya yang bisa diperbaharui. Terdapat setidaknya enam bahan utama,linseed oil, rasin, woodfloor, limestone, pigment, jute.Linoleum pada produk lantai terbagi menjadi tiga bentuk produk, yakni marmoleum yang menampilkan motif-motif warna dan corak alami, artoleum yang menampilkan corak kayu, dan Walton yang menghasilkan corak-corak yang memiliki tekstur. TEMPURUNG KELAPASalah satu bagian pohon kelapa yang pada saat ini belum banyak digunakan adalah tempurung kelapa (batok) kelapa. Tempurung kelapa yang banyak dijumpai di pasar-pasar tradisional dari sisa pemecahan buah kelapa saat ini sebagian besar digunakan sebagai bahan bakar. Sebenarnya, tempurung kelapa (atau sisa berupa pecahan-pecahan) dapat ditingkatkan kualitasnya menjadi bahan yang lebih bermanfaat dibanding hanya sebagai bahan bakar saja. Oleh karena itu melalui rekayasa yang tepat, maka tempurung kelapa dapat dibentuk menjadi mozaik ubin bahan bangunan yang antik, unik, alami dan menarikSPESIFIKASI TEMPURUNG KELAPA Mempunyai bentuk asli berupa serat serat serabut Cukup empuk dan hangat Bersifat sedikit tembus pandang sehingga terlihat pengisinya Mampu menyerap panas Cukup baik untuk aplikasi akustik (menyerap bunyi karena rongga pada serat) Tahan air

http://coretancivil.blogspot.co.id/2014/03/bahan-bangunan-ramah-lingkungan_13.html (belum di copas isi nya)15