Materi Zakat

10
Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan tidak berjunjung, pohon korma, tanaman-tanaman yang bermacam-macam, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada faqir miskin), dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai yang berlebih-lebihan. (QS. Al-An'am: 141) Penafsiran kata : Al-Insya' : mengadakan makhluk hidup dan mengasuhnya. Juga mengadakan segala sesuatu yang menjadi sempurna secara berangsur-angsur. Seperti mengadakan awan, perkampungan, dan rambut. Al-Jannat : taman-taman dan kebun anggur yang lebat pohonnya, karena kebun seperti itu menutupi tanah di bawahnya dan membuatnya tidak kelihatan. Al-Ma'rusyat : tanaman-tanaman yang dicagak pada tiang-tiang penyangga. Yaitu junjungan-unjungan yang dibuat dari kayu dan bambu, yang di atasnya diletakkan batang tanaman-tanaman itu hingga seperti atap rumah.

description

gegwrgegegrffgagsaegert

Transcript of Materi Zakat

Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan tidak berjunjung, pohon korma, tanaman-tanaman yang bermacam-macam, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada faqir miskin), dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai yang berlebih-lebihan. (QS. Al-An'am: 141)Penafsiran kata :Al-Insya' :mengadakan makhluk hidup dan mengasuhnya. Juga mengadakan segala sesuatu yang menjadi sempurna secara berangsur-angsur. Seperti mengadakan awan, perkampungan, dan rambut. Al-Jannat :taman-taman dan kebun anggur yang lebat pohonnya, karena kebun seperti itu menutupi tanah di bawahnya dan membuatnya tidak kelihatan. Al-Ma'rusyat :tanaman-tanaman yang dicagak pada tiang-tiang penyangga. Yaitu junjungan-unjungan yang dibuat dari kayu dan bambu, yang di atasnya diletakkan batang tanaman-tanaman itu hingga seperti atap rumah. Gairul Ma'rusyat : tanaman yang batangnya tidak diletakkkan di atas junjungan. Maksudnya, bahwa kebun itu ada dua macam. Yaitu kebun-kebun yang memakai junjungan-junjungan, seperti pohon anggur dan kebun yang tidak memakai junjungan, kebun-kebun yang berisi bermacam-macam pohon yang batangnya tumbuh lurus, tidak merambat ke pohion lainnya. Al-Ukul :(huruf hamzah dan memakai dhammah): sesuatu yang dimakan.

21 Mutasyabihan :serupa warna, bentuk, dan rasanya jika dilihatdengan mata. Gaira Mutasyabih :tidak sama rasanya. Penjelasan :Pohon kurma sekalipun sebagian dari kebun yang tidakl berjunjung, namun di sini disebutkan secara tersendiri, karena mempunyai multi fungsi, terutama bagi bangsa Arab. Kurma mempunyai keistimewaan yang melebihi anggur dan merupakan pohon yang paling mirip dengannya. Sedang Az-Zaraialah tanaman yang tumbuh ditanam manusia, mencakup segala tumbuhan yang ditanam, khususnya yang menajdi makanan pokok. Serperti gandum dan kedelai. Jenis-jenis tumbuhan ini telah disebutkan secara berturut-turut, dari yang paling rendah kedudukannya sebagai makanan biasa dan makanan pokokmanusia, sampai kepada yang paling tinggi dan umum, karena biji-bijian merupakan tumbuhan yang menjadi bahan pokok, sebagai makanan yang menyenangkan. Asbabun Nuzul :Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa orang-orang yang menghambur-hamburkan hasil panen serta hidup berfoya-foya, tetapi tidak mengeluarkan zakatnya. Maka turunlah ayat ini (QS. 6 al-An'am: 141) sebagai perintah untuk mengeluarkan zakat pada hari panennya (diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Abul 'Aliyah). Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa ayat ini (QS. 6 al-An'am: 141) turun berkenaan dengan Tsabit bin Qais bin Syammas yang menuai buah kurma, kemudian berpesta pora, sehingga pada petang harinya tak sebiji pun buah kurma tersisa di rumahnya (diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Ibnu Juraij). 3.Surat Al-Baqarah ayat 267 22 "Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usaha kalian yang baik-baik dan sebagian dari apa yang keluarkan dari bumi untuk kalian, dan janganlah kalian memilih yang buruk-buruk lalu kalian nafkahkan daripadanya, padahal kalian sendiri tidak mau mengambilnya kecuali dengan memicingkan mata terhadapnya. Ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya, Maha terpuji." {QS. Al-Baqarah: 267).Penafsiran kata : Anfiqu : kata infaq berasala dari akar kata nafaqa-yanfuqu-nafaqan-nifaqan, yang artinya "berlalu", "habis", "laris", "ramai". Kalimat nafaqa asy-syai'uartinya sesuatu itu habis, baik habis karena dijual, mati, atau karena dibelanjakan. Kalimat nafaqa al-bai'u nafaqanartinya dagangan itu habis karena laris terjual. Infaq yang berarti "menghabiskan" atau "membelanjakan" dapat berkenaan dengan harta atau lainnya, dan status hukumnya bisa wajib dan bisa sunat. Thayyibat : terambil dari kata thayyibyang artinya baik dan disenangi (disukai); lawannya adalah khabis yang berarti buruk dan dibenci. Wa la tayammamu :artinya, janganlah kamu bermaksud, menuju, menghendaki. Taghmidlu : artinya meremehkan, memicingkan mata. Perkataan Aghmidl(remehkan, picingkan matamu) kepada si penjual, artinya "janganlah kamu selidiki/teliti seakan-akan kamu tidak melihat."12Makna Global12 Amin Suma, Muhammad. Tafsir Ahkam: Tafsir Ayat-Ayat Pilihan.Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 1997.

23 Pada ayat (QS. Al-Baqarah: 267) ini Allah menjelaskan pedoman yang harus diperhatikan berkaitan dengan kualitas harta yang akan diinfakkan, yaitu bahwa harta tersebut hendaknya merupakan harta terbaik dan paling dicintai, sehingga dengan demikian pedoman tentang infak dan penggunaan kekayaan pada jalan Allah menjadi lengkap dan sempurna. Penjelasan Allah mengaitkan hasil usaha kepada mereka, meskipun dia yang menciptakan perbuatan mereka, karena hasil itu merupakan perbuatan mereka. Sedangkann yang mengeluarkan hasil bumi disandarkan kepada Allah, karena hal itu bukan perbuatanmereka dan juga di luar kesanggupan mereka. Kemudian Allah berfirman, "Janganlah kalian memilih yang buruk-buruk lalu kalian nafkahkan daripadanya".Allah melarang menafkahkan hasil usaha yang buruk-buruk secara sengaja. Kemudian firmannya, "Padahal kalian sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya". Artinya , sekiranya mempunyai hak untuk menerima hasil yang buruk itu, lalu ia diberikan kepada kalian, tentulah kalian tidak mau menerimanya meskipun ada hak terhadapnya, kecuali kalian harus mempertimbangkan tenggang rasa untuk mengambilnya dan meminta keringanan dalam masalah ini. Asbabun NuzulDalam suatu riwayat dikemukakan bahwa turunnya ayat tersebut di atas (QS. Al-Baqarah: 267) berkenaan dengan kaum Anshar yang mempunyai kebun kurma. Ada yang mengeluarkan zakatnya sesuai dengan penghasilannya, tetapi ada juga yang tidak suka berbuat baik. Mereka (yang tidak suka berbuat baik) ini menyerahkan kurma yang berkualitas rendah dan busuk. Ayat tersebut di atas sebagai teguran atas perbuatan mereka. (diriwayatkan oleh al-Hakim, at-Tirmidzy, Ibnu Majah, dan lain-lain yang bersumber dari al-Barra'. Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa ada orang-orang yang memilih kurma yang jelek untuk dizakatkan. Maka turunlah ayat tersebut di atas (QS. Al- 24 Baqarah: 267) sebagai teguran atas perbuatan mereka. (diriwayatkan oleh Abu Dawud, an-Nasa'I, dan al-Hakim, yang bersumber dari Sahl bin Hanif).134.Surat Al-Baqarah ayat 271 "Jika kamu menampakkan sedekah (mu), maka itu adal;ah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikankepada orang-orang fakir, maka menyembuhnyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan."(QS. Al-Baqarah: 271). Makna GlobalDi dalam ayat yang lalu, Allah mengemukakan bahwa Dia Maha Mengetahui terhadap apa yang kalian infaqkan. Allah kelak akan membalasnya. Apabila baik, maka balasannya adalah baik; dan jika jelek, maka balasannya pun jelek. Kemudian, di dalam ayat ini Allah menjelaskan tentang cara memberikan sedekah tersebut, yang tentu saja ada yang diberikan secara sembunyi, dan ada yang diberikan secara terang-terangan, dan mana yang paling utama dari keduanya. Penjelasan :Allah menggambarkan bahwa memberikan infaq kepada fakir miskin secara sembunyi-sembunyi, lebih baik bagi pelakunya daripada menampakkannya. Pembatasan yang ditetapkan Allah untuk merahasiakan 13 Amin Suma, Muhammad. Tafsir Ahkam: Tafsir Ayat-Ayat Pilihan.Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 1997.