Materi Perkembangan Peradaban Islam Pada Masa Kejayaan
-
Upload
kiatbelajar95 -
Category
Education
-
view
271 -
download
6
Transcript of Materi Perkembangan Peradaban Islam Pada Masa Kejayaan
PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM PADA MASA KEJAYAAN.
A. Awal Berdirinya Bani Abbasiyah Kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah
adalah melanjutkan kekuasaan Dinasti Bani Umayyah. Dinamakan Daulah
Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa Dinasti ini adalah keturunan
Abbas, paman Nabi Muhammad SAW. Dinasti Abbasiyah didirikan oleh
Abdullah al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn al-Abbass.
Dia dilahirkan di Humaimah pada tahun 104 H. Dia dilantik menjadi
Khalifah pada tanggal 3 Rabiul awal 132 H. Pada abad ketujuh terjadi
pemberontakan diseluruh negeri. Pasukan Marwan ibn Muammad
(pasukan Dinasti Umayyah) melawan pasukan Abdul Abbas.
Pemberontakan tersebut terjadi akibat ketidak puasan mereka tehadap
khalifah- khalifah sebelumnya. Dan akhirnya di menangkan oleh pasukan
Abbas. Pasukan pemberontak terdiri dari kalangan Khawarij, Syi’ah,
Mawali, dan Bani Abbas. Para Mawali bekerja sama dengan Bani Abbas,
komando tertinggi gerakan Bani Abbas tidak menyisakan keluaga
Umayah, karena perburuannya terhadap keluarga Umayyah itu, ia dijuluki
dengan As-Safah yang berarti”yang menumpahka darah”. Abu Abbas
kemudian didaulat menjadi khalifah pertama Bani Abbasiyah. Tahun 750
M diproklamasikan berdirinya pemerintahan Bani Abbasiyah di Kufah.
Khalifah petamanya adalah Abu Abbas Ash Shaffah yang di baiat di
Masjid Kufah.
B. Pendidikan Islam Pada Masa Keemasan
Masa Bani Abbasiyah adalah masa keemasan Islam, atau sering
disebut dengan istilah ‘’The Golden Age’’. Pada masa itu Umat Islam
telah mencapai puncak kemuliaan, baik dalam bidang ekonomi, peradaban
dan kekuasaan. Selain itu juga telah berkembang berbagai cabang ilmu
pengetahuan, ditambah lagi dengan banyaknya penerjemahan buku-buku
dari bahasa asing ke bahasa Arab. Fenomena ini kemudian yang
melahirkan cendikiawan-cendikiawan besar yang menghasilkan berbagai
inovasi baru di berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Pemerintah Bani
Abbasiyah berkuasa selama 5 abad, yaitu dari tahun 750- 1258 M. Pada
awalnya pusat pemerintahan di kota kufah kemudian pindah ke Hira lalu
ke Abar (Hasyimiyah) dan akhirnya ke Baghdad. Baghdad adalah ibu kota
pemerintah Bani Abbasiyah yang paling strategis, kota ini di bangun oleh
Abu ja’far al Mansur dengan bentuk bulat, arsitek pembangunan adalah
Hajjaj bin Art dan A Hasjmi.
Baghdad menjadi kota internasional dan disebut sebagai kota
seribu malam. Ahli sejarah membagi pemerintahan bani Abbasiyah
menjadi 5 priode yang didasarkan pada kondisi politik pemerintahan. 1.
Periode Pertama (tahun 750 – 847 M) Pada periode ini terdapat pengaruh
persia yaitu masuknya keluarga Barmak dalam pemerintahan Bani
Abbasiyah dan dalam bidang ilmu pengetahuan. Puncak kejayaan terjadi
pada periode ini yaitu ketika di pinpin oleh khalifah Harun Al Rasyid.
Semua sektor perekonomian maju, ilmu pengetehuan berkembang pesat
sehingga rakyat menjadi sejahtera. 2. Periode kedua (tahun 874 – 945 M)
Bangsa Turki yang menjadi tentara mulai mendominasi pemerintahan Bani
Abbasiyah. Mereka memilih dan menentukan khalifah sesuai dengan
kehendaknya. Pada masa ini Bani Abbasiyah mulai mengalami
kemunduran. 3. Periode ketiga (tahun 945 – 1055 M) Pada masa Bani
Abbasiyah di bawah kekuasaan Bani Buwaihi. Khalifah posisinya makin
lemah hanya seperti pegawai yang digaji saja karena Bani Buwaihi
berpaham Syi’ah sedangkan Bani Abbasiyah berpaham Sunni. 4. Periode
keempat (tahun 1055 – 1199 M) Periode ini ditandai dengan masuknya
Bani Saljuk dalam pemerintahan Bani Abbasiyah karena telah
mengalahkan Bani Buwaihi. Keadaan khalifah mulai membaik terutama
bidang agama karena Bani Saljuk dengan Bani Abbasiyah sama- sama
sepaham Sunni. 5. Periode kelima (tahun 1199 – 1258 M) Pemerintahan
Bani Abbasiyah tidak berada di bawah kekuasaan siapapun tetapi wilayah
kekuasaannya hanya tinggal Baghdad dan sekitarnya. Pada tahun 1258 M,
tentara Mongol dipinpin oleh Hulagu Khan masuk kota Baghdad
menghancurleburkan kota Baghdad dan isinya, sehingga berakhirlah Bani
Abbasiyah. Sebenarnya zaman keemasan Bani Abbasiyah telah dimulai
sejak pemerintahan pengganti Khalifah Abu Jakfar Al-Mansur yaitu pada
masa Khalifah Al- Mahdi (775-785 M) dan mencapai puncaknya di masa
pemerintahan Khalifah Harun Al-Rasyid. Di masa-masa itu para Khalifah
mengembangkan berbagai jenis Kesenian, terutama kesusastraan pada
khususnya dan kebudayaan pada umumnya. Berbagai buku bermutu
diterjemahkan dari peradaban India maupun Yunani. Dari India misalnya,
berhasil diterjemahkan buku-buku Kalilah dan Dimnah maupun berbagai
cerita Fabel yang bersifat anonim. Kemajuan ilmu pengetahuan bukan
hanya pada bidang sastra dan seni saja juga berkembang Ilmu-ilmu Naqli
dan Ilmu Aqli. Perkembangan ini memunculkan tokoh-tokoh besar dalam
sejarah ilmu pengetahuan, dalam ilmu bahasa muncul antara lain Ibnu
Malik At-Thai seorang pengarang buku nahwu yang sangat terkenal
Alfiyah Ibnu malik, dalam bidang sejarah muncul sejarawan besar Ibnu
Khaldun serta tokoh-tokoh besar lainnya yang memiliki pengaruh yang
besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan selanjutnya.
C. Bidang Perkembangan/Keemasan Islam Pada Zaman Abbasiyah.
1. Perkembangan Intelektual.
Secara garis besar Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi
mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Harun ar-Rasyid. Hal
ini dapat dilihat dari adanya gerakan penerjemahan buku dari berbagai
bangsa dan bahasa. Sehingga dengan gerakan penerjemahan buku tersebut,
lahirlah para tokoh Islam sesuai dengan keahliannya.
a. Ilmu Umum
1) Ilmu Filsafat Al-Kindi atau Abu Yusuf Ya’qub Bin Ishak ( 809-873
M), seorang filsuf bangsa Arab. Al Farabi (wafat tahun 916 M) dalam
usia 80 tahun. Ibnu Maskawai (wafat tahun 523 H). Ibnu Shina ( 980-
1037 M). Karangan-karangan yang terkenal antara lain: Shafa, Najat,
Qoman, Saddiya dan lain-lain Al Ghazali (1085-1101 M). Dikenal
sebagai Hujjatul Islam, karangannya: Al-Munqizh Minadl-
Dlalal ,Tahafutul Falasifah, Mizanul Amal, Ihya Ulumuddin, dan lain-lain.
Ibnu Rusd (1126-1198 M). Karangannya: Kulliyaat, Tafsir Urjuza, Kasful
Afillah, dan lain-lain.
b. Bidang Kedokteran
Ali bin Rabban At Torabi. Merupaka dokter pribadi khalifah Al
Mutawakkil yang menulis buku Firdaus. Ali bin Abbas Al Majusi, salah
satu karyanya adalah Al kitab Al Maliki. Ibnu Sina, ia disebut oleh
kaum muslimin sebagai pangeran dokter. Ar Razi atau Razes (809-873
M). Karangan yang terkenal mengenai cacar dan campak yang
diterjemahkan dalam bahasa latin.
c. Bidang Matematika
Umar Al Farukhan: Insinyur Arsitek Pembangunan kota
Baghdad. Al Khawarizmi: Pengarang kitab Al Gebra (Al Jabar), penemu
angka (0). d. Bidang Astronomi Berkembang subur di kalangan umat
Islam, sehingga banyak para ahli yang terkenal dalam perbintangan ini
seperti : Al Farazi : pencipta Astro lobe Al Gattani/Al Betagnius Abul
wafat : menemukan jalan ketiga dari bulan Al Farghoni atau Al
Fragenius.
2. Perkembangan Peradaban di Bidang Fisik
Perkembangan peradaban pada masa daulah Bani Abbasiyah sangat
maju pesat, karena upaya-upaya dilakukan oleh para Khalifah di bidang
fisik. Hal ini dapat kita lihat dari bangunan – bangunan yang berupa: a)
Kuttab b) Majlis Muhadharah,yaitu tempat pertemuan para ulama,
sarjana,ahli pikir dan pujangga untuk membahas masalah-masalah ilmiah.
c) Darul Hikmah, Adalah perpustakaan yang didirikan oleh Harun Ar-
Rasyid. Ini merupakan perpustakaan terbesar yang di dalamnya juga
disediakan tempat ruangan belajar. d) Masjid e) Pada masa Daulah Bani
Abbassiyah, peradaban di bidang fisik seperti kehidupan ekonomi:
pertanian, perindustrian, perdagangan berhasil dikembangkan oleh
Khalifah Mansyur.
3. Perkembangan peradaban di bidang politik dan pemerintahan
Dalam menjalankan roda pemerintahan Khalifah Dinasti Abbasiyah
mengangkat menteri (wasir) dan membentuk kementrian (wizarat).
Menteri adalah pembantu utama khalifah, ia berhak mengangkat dan
memecat pegawai. Khalifah juga mengangkat hakim yang bertugas
menyelesaikan masalah muamalah. Untuk membantu lancarnya
kepemerintahan dibentuklah Diwanul Kitabah (Sekertariat Negara) dengan
dibantu oleh : katibur Rasail, katibul Kharraj, katibul Jund, katibul
Syurthan, katibul Qada’. Selain itu, juga dibentuk departemen-departemen
yang dikepalai oleh menteri, departemen-departemen itu antara lain :
diwan al kharraj, diwan az-Ziman, diwan al jund, diwan barid, diwan ar
Rasail. Dalam pemerintahan dinasti Umayyah ada juga yang disebut hajib,
yang bertugas mengawasi dan memberikan persetujuan terhadap program
kerja menteri. Wilayah Dinasti Abbasiyah dibagi menjadi beberapa
provinsi yang dinamakan imarat, gubernurnya bergelar Amir.
4. Bidang Militer
Militer Dinasti Abbasiyah terdiri atas tiga bagian, yaitu pasukan
pemanah, pasukan infanteri, dan pasukan berkuda/kavaleri. Pasukan
pemanah bersentakan anak panah dan busurnya, tugas pasukan ini adalah
mengacaukan musuh dari jarak jauh. Pasukan invanteri bersenjatakan
pedang, tombak, helm, dan tamengya. Mereka bertugas memukul mundur
pasukan musuh pada pertempuran jarak dekat. Pasukan berkuda
bersenjatakan pedang dan lembing, mereka bertugas mengobrak- abrik
pertahanan lawan melalui depan, samping, dan belakang. Selain pasukan-
pasukan di atas ada lagi pasukan pengawal khalifah, mereka ini pasukan
elite yang bergaji tinggi. Angkatan bersenjata Dinasti Abbasiyah
didominasi oleh orang Arabdan Persiah pada awalnya, namun pada tahun-
tahun selanjutnya didominasi oleh Arab, Turki, dan persiah. Dan masa
sebelum berakhir daulat ini pasukan bersenjatanya didominasi oleh Persiah
dan Turki.
5. Sistem pendidikan islam pada masa kejayaan
Masa kejayaan pendidikan Islam dimulai dengan berkembang pesatnya
kebudayaan Islam yang ditandai dengan berkembang luasnya lembaga-
lembaga pendidikan Islam dan madrasah-madrasah formal serta
universitas dalam berbagai pusat kebudayaan Islam. Pendidikan tersebut
sangat berpengaruh dalam membentuk pola kehidupan, budaya dan
menghasilkan pembentukan dan perkembangan dalam berbagai aspek
budaya kaum muslimin. Adapun sistem pendidikan Islam pada masa
kejayaan meliputi :
1. Kurikulum
Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh
atau dipelajari oleh siswa. Lebih luas lagi, kurikulum bukan hanya sekedar
rencana pelajaran, tetapi semua yang secara nyata terjadi dalam proses
pendidikan di sekolah. Kurikulum dalam lembaga pendidikan Islam pada
mulanya berkisar pada bidang studi tertentu. Namun seiring
perkembangan sosial dan cultural, materi.
Kurikulum semakin luas. Pada masa kejayaan Islam, mata
pelajaran bagi kurikulum sekolah tingkat rendah adalah al-Quran dan
agama, membaca, menulis, dan berenang. Sedangkan untuk anak-anak
amir dan penguasa, Kurikulum tingat rendah sedikit berbeda. Di istana-
istana biasanya ditegaskan pentingnya pengajaran ,ilmu sejarah, cerita
perang, cara-cara pergaulan, disamping ilmu-ilmu pokok seperti al-Quran,
syair, dan fiqih. Setelah usai menempuh pendidikan rendah, siswa bebas
memilih bidang studi yang ingin ia dalami di tingkat tinggi. Ilmu-ilmu
agama mendominasi kurikulum di lembaga-lembaga pendidikan formal,
seperti masjid, dengan al-Quran sebagai intinya. Ilmu-ilmu agama harus
dikuasai agar dapat memahami dan menjelaskan secara terperinci makna
al-Quran yang berfungsi sebagai fokus pengajaran.
2. Metode Pengajaran
Dalam proses belajar mengajar, metode pengajaran merupakan
salah satu aspek pengajaran yang penting untuk mentransfer pengetahuan
atau kebudayaan dari seorang guru kepada para pelajar. Metode
pengajaran yang dipakai dapat dikelompokkan ke dalam tiga macam, yaitu
lisan, hafalan, dan tulisan. Metode lisan bisa berupa dikte, ceramah, dan
diskusi. Metode menghafal merupakan ciri umum dalam sistem
pendidikan Islam pada masa ini. Untuk dapat menghafal suatu pelajaran,
murid-murid harus membaca berulang-ulang sehingga pelajaran melekat
di benak mereka. Sedangkan metode tulisan adalah pengkopian karya-
karya ulama.
3. Rihlah Ilmiyah
Salah satu ciri yang paling menarik dalam pendidikan Islam di
masa itu adalah sistem Rihlah Ilmiyah, yaitu pengembaraan atau
perjalanan jauh untuk mencari ilmu.
Simpulan
Adapun yang dapat saya simpulkan dari materi ini, yaitu:
1. Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abdullah al-Saffah ibn Muhammad
ibn Ali ibn Abdullah ibn al-Abbass. Dia dilahirkan di Humaimah pada tahun 104
H. Dia dilantik menjadi Khalifah pada tanggal 3 Rabiul awwal 132 H, Setelah
mengalahkan pasukan Marwan ibn Muhammad(pasukan Dinasti Umayyah).
2. Masa Bani Abbasiyah adalah masa keemasan Islam, atau sering disebut
dengan istilah ‘’The Golden Age’’. Pada masa itu Umat Islam telah mencapai
puncak kemuliaan, baik dalam bidang ekonomi, peradaban dan kekuasaan. Selain
itu juga telah berkembang berbagai cabang ilmu pengetahuan, ditambah lagi
dengan banyaknya penerjemahan buku-buku dari bahasa asing ke bahasa Arab.
Fenomena ini kemudian yang melahirkan cendikiawan-cendikiawan besar yang
menghasilkan berbagai inovasi baru di berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
3. Bidang Perkembangan/Keemasan Islam Pada Zaman Abbasiyah, terdiri
dari a. perkembangan intelektual. b. perkembangan peradaban dibidang
fisik,didalamnya terdapat bangunan-bangunan yang dipakai untuk menuntut
ilmu.seperti:kuttab,darul hikmah,masjid,dll. c. perkembangan peadaban dibidang
politik dan pemerintahan, dengan mengangkat menteri-menteri dan nenbentuk
kementerian, dan juga membentuk departemen-departemen yng di kepalai oleh
menteri. d. bidang militer,terdiri dari:pasukan pemanah, pasukan infanteri,dan
pasukan berkuda.
4. Masa kejayaan pendidikan Islam dimulai dengan berkembang pesatnya
kebudayaan Islam yang ditandai dengan berkembang luasnya lembaga-lembaga
pendidikan Islam dan madrasah-madrasah formal serta universitas dalam berbagai
pusat kebudayaan Islam. Pendidikan tersebut sangat berpengaruh dalam
membentuk pola kehidupan, budaya dan menghasilkan pembentukan dan
perkembangan dalam berbagai aspek budaya kaum muslimin.kebudayaan itu
dipengaruhi oleh dua faktor,yakni faktor intern(yang dibawa dari ajaran Islam itu
sendiri) dan faktor ekstern(yang dibawah luar ajaran Islam.
5. Sistem pendidikan Islam terdiri atas tiga bagian,yaitu Pertama,
Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari
oleh siswa. Kedua, metode pengajaran, merupakan salah satu aspek pengajaran
yang penting untuk mentransfer pengetahuan atau kebudayaan dari seorang guru
kepada para pelajar. Ketiga, Rihlah Ilmiyah, yaitu pengembaraan atau perjalanan
jauh untuk mencari ilmu.