Materi Instalasi Tegangan Menengah Spesial
-
Upload
wahyu-wara-wirii -
Category
Documents
-
view
75 -
download
4
description
Transcript of Materi Instalasi Tegangan Menengah Spesial
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga
penulisan laporan yang sederhana ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Laporan Instalasi Tegangan Menengah ini merupakan pertanggunggung jawaban mahasiswa atas
apa yang sudah dipelajari pada semester V ini. Laporan ini berisi tentang Instalasi Tegangan Menengah.
Penulis berusaha agar laporan ini dapat memberikan informasi yang yang jelas dan bermanfaat
mengenai Instalasi Tegangan Menengah.
Penulis juga turut mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi
dalam membantu menyelesaikan laporan ini. Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak
Kasdyana selaku Dosen Pembimbing mata kuliah Instalasi Tegangan Menengah yang telah membimbing
kami selama proses menimba ilmu di Kampus PNJ - Cevest.
Penulis memohon maaf apabila ada kesalahan penulisan kata dalam laporan ini. Semoga laporan
ini dapat diterima oleh semua pihak dan bermanfaat bagi semua orang. Amin.
Bekasi, Desember 2015
Achmad Wahyu Saputra
BAB IPENDAHULUAN
Sistem Tenaga Listrik
Sekalipun tidak terdapat suatu sistem tenaga listrik yang “tipikal”, namun pada umumnya dapat
dikembalikan batasan pada suatu sistem yang lengkap mengandung empat unsur. Pertama, adanya
suatu unsur pembangkit tenaga listrik. Tegangan yang dihasilkan oleh pusat tenaga listrik itu biasanya
merupakan tegangan menengah ( TM). Kedua, suatu sistem transmisi, lengkap dengan gardu induk.
Karena jaraknya yang biasanya jauh, maka diperlukan penggunaan tegangan tinggi ( TT ), atau
tegangan ekstra tinggi ( TET ). Ketiga, adanya saluran distribusi, yang biasanya terdiri atas saluran
distribusi primer dengan tegangan menengah ( TM ) dan saluran distribusi sekunder dengan tegangan
rendah ( TR ). Keempat, adanya unsur pemakaian atau utilisasi, yang terdiri atas instalasi pemakaian
tenaga listrik. Instalasi rumah tangga biasanya memakai tegangan rendah, sedangkan pemakai besar
seperti industri mempergunakan tegangan menengah ataupun tegangan tinggi. Gambar 1.1.
memperlihatkan skema suatu sistem tenaga listrik. Perlu dikemukakan bahwa suatu sistem dapat terdiri
atas beberapa subsistem yang saling berhubungan, atau yang biasa disebut sebagai sistem interkoneksi.
Kiranya jelas bahwa arah mengalirnya energi listrik berawal dari Pusat Tenaga Listrik melalui
saluran-saluran transmisi dan distribusi dan sampai pada instalasi pemakai yang merupakan unsur
utilisasi. Karenanya penjelasan jawaban 1.1 akan dimulai pada unsur pembangkit.
Energi listrik dibangkitkan pada pembangkit tenaga listrik (PTL ) yang dapat merupakan suatu
pusat listrik tenaga uap (PLTU ), pusat listrik tenaga air ( PLTA ), pusat listrik tenaga gas ( PLTG ),
pusat listrik tenaga diesel (PLTD ), ataupun pusat listrik tenaga nuklir ( PLTN). Jenis PTL yang
dipakai, pada umumnya tergantung dari jenis bahan bakar atau energi primer yang tersedia. Pada
sistem besar sering ditemukan beberapa jenis PTL. Perlu pula dikemukakan bahwa PLTD biasanya
dipakai pada sistem yang lebih kecil. PTL biasanya membangkitkan energi listrik pada tegangan
menengah (TM ), yaitu pada umumnya antara 6 dan 20 kV
Pada sistem tenaga listrik yang besar, atau bilamana PTL terletak jauh dari pemakai, maka
energi listrik itu perlu diangkut melalui saluran transmisi, dan tegangannya harus dinaikkan dari TM
menjadi tegangan tinggi ( TT ). Pada jarak yang sangat jauh malah diperlukan tegangan ekstra tinggi
(TET ). Menaikkan tegangan itu dilakukan di gardu induk ( GI ). Dengan mempergunakan
transformator penaik ( step up transformer ). Tegangan tinggi di Indonesia adalah 70 kV, 150 kV dan
275 kV. Sedangkan tegangan ekstra tinggi 500 kV.
Mendekati pusat pemakaian tenaga listrik, yang dapat merupakan suatu industri
atau suatu kota, tegangan tinggi diturunkan menjadi tegangan menengah ( TM ). Hal ini
juga dilakukan pada suatu GI dengan mempergunakan transformator penurun ( step-down
transformer ). Di Indonesia tegangan menengah adalah 20 kV. Saluran 20 kV ini
menelusuri jalan jalan diseluruh kota, dan merupakan sistem distribusi primer. Bilamana
transmisi tenaga listrik dilakukan dengan mempergunakan saluran- saluran udara dengan
menara menara transmisi, sistem distribusi primer dikota biasanya terdiri atas kabel-kabel
tanah yang tertanam ditepi jalan, sehingga tidak terlihat.
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Instalasi Tegangan Menengah adalah suatu instalasi yang digunakan untuk
penyaluran listrik kepada konsumen, tegangan yang disalurkan adalah tegangan
menengah yaitu 6kV hingga 20kV. Dari Gardu Induk ke Gardu Distribusi,
2. Blok diagram aliran tegangan menengah:
5
3. Sistem distribusi Instalasi Tegangan Menengah :
Sistem Distribusi Radial :
Suatu saluran yang dikondisikan untuk bentuk dasar dan bentuk saluran yang
sederhana. Sumber daya pada tipe ini hanya berasal dari satu titik, salurannya dicabang-
cabang menuju ke titik beban antara titik sumber dengan titik beban hanya ada satu
pilihan saluran. Saluran radial ini memiliki kelemahan yaitu akan terjadi pemadaman total
pada seluruh beban yang ditanggung oleh satu-satunya saluran tersebut karena tidak ada
saluran yang lain sebagai pengganti. Tipe ini biasanya cocok untuk daerah-daerah
pedesaan atau untuk rumah tangga yang tidak memerlukan tingkat kontinuitas pelayanan
yang tinggi.
Sistem distribusi radial ini biasanya banyak digunakan karena bentuk sistem ini
sederhana meskipun keandalan dari sistem radial ini rendah. Pada sistem ini terdapat
saluran/ penyulang utama (main feeder) dari Gardu Induk (Substation) yang bercabang-
cabang menjadi lateral feeder, dan lateral feeder tersebut bercabang lagi membentuk
sublateral feeder. Tipe ini hanya memiliki satu sumber dan tidak ada alternatif sumber
lain (alternate source). Kondisi demikian menyebabkan terjadinya pemadaman total pada
seluruh beban apabila terjadi gangguan pada sumber, karena tidak adanya sumber lain
yang berfungsi sebagai back-up. Oleh karena itu, tipe ini cocok diterapkan pada beban-
beban kelas rumah tangga dan listrik pedesaan pada umumnya yang tidak menuntut
kontinuitas penyaluran daya dengan tingkat keandalan yang tinggi.
6
Sistem Distribusi Radial
4. Komponen Instalasi Tegangan Menengah:
Switch Yard, Meger, Trafo, Arester, Relai, Pemutus Tegangan (PMT), Busbar,
Circuit Breaker
5. Instalasi tegangan menengah
a. lewat udara yaitu pemasangan instalasi berupa penghantar yang dilewatkan
udara. Untuk menyokong penghantar tersebut digunakan tiang listrik.
b. lewat bawah tanah yaitu suatu pemasangan instalasi berupa penghantar yang
dilewatkan di bawah tanah. Sehingga tidak diperlukan tiang penyokong untuk
salurannya. Biasanya ini dilakukan jika jarak antara gardu induk ke gardu
distribusi untuk disalurkan ke konsumen itu tidak terlalu jauh.
6. Gangguan yang terjadi pada instalasi tegangan menengah antara lain:
Jika dalam suatu jaringan masih sedikit terdapat daya reaktif di sekitar beban
atau bahkan tidak ada, maka akan berakibat faktor daya menurun, susut daya besar,
dan jatuh tegangan pada ujung saluran meningkat. Hal ini karena seluruh arus reaktif
dipikul oleh generator, sehingga akan mengalir arus reaktif pada jaringan.
a. Gangguan beban lebih
Penyelesaian :
Langkah awal untuk mengantisipasi dalam gangguan ini yaitu
memasang proteksi. Gunanya yaitu melindungi peralatan yang ada pada gardu
atau instalasi tegangan menengah. Setelah itu perlu adanya manajemen sisi
beban (Demand Side Management) untuk mengatur aliran beban agar tidak
terjadi beban lebih.
b. Gangguan hubung singkat
Penyelesaian :
Langkah awal untuk mengantisipasi dalam gangguan ini yaitu
memasang proteksi. Gunanya yaitu melindungi peralatan yang ada pada gardu
atau instalasi tegangan menengah.
c. Gangguan tegangan lebih
7
Penyelesaian :
Langkah awal untuk mengantisipasi dalam gangguan ini yaitu
memasang proteksi. Gunanya yaitu melindungi peralatan yang ada pada gardu
atau instalasi tegangan menengah. Setelah itu perlu adanya manajemen sisi
beban (Demand Side Management) untuk mengatur aliran beban agar tidak
terjadi beban lebih.
7. Macam-macam Pemutus aliran arus listrik otomatis :
a. MCB (Miniatur Circuits Breaker)
Adalah merupakan suatu alat sistem proteksi yang dapat melindungi
kabel terhadap beban lebih dan hubung singkat, melindungi terhadap
gangguan isolasi, dan dapat mencapai aliran arus puncak tanpa adanya
pemanasan berlebih. Proteksi ini dapat dilakukan oleh MCB karena MCB
mempunyai:
Mechanic sistem yang berfungsi untuk membuka dan menutup looping
circuit
Lembaran bimetal yang berfungsi untuk pengaman beban lebih
Magnetic trip unit yang berfungsi sebagai pengaman hubung singkat
(short circuits)
b. ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker)
Adalah MCB yang telah dilengkapi dengan rangkaian deteksi arus
bocor yang mampu mencegah bahaya akibat sengatan listrik kepada
seseorang. Alat ini bekerja dengan mendeteksi apakah ada perbedaan arus
yang mengalir pada kawat listrik.
ELCB adalah sebuah alat pemutus ketika terjadi kontak antara arus
positif, arus negatif dan grounding pada instalasi listrik. Dan yang lebih
penting lagi ELCB bisa memutuskan arus listrik ketika terjadi kontak antara
listrik dan tubuh manusia.perlu kita ketahui, bahwa listrik sangat penting
perannnya dalam kehidupan sehari-hari.Tapi kita juga harus mewaspadai
bahaya dari arus listrik. Efek dari sengatan listrik sangat bervareasi dari cacat
fisik dan psikis sampai pada membawa korban jiwa. Telah banyak kasus yang
terjadi di sekitar kita meninggalnya seseorang karna tersengat arus listrik.
Mungkin ELCB patut kita perhitungkan untuk tingkat keamanan di rumah
8
kita, baik untuk keamanan keluarga kita dari sengatan listrik maupun untuk
instalasi listrik di rumah kita.
Cara kerja ELCB ketika terjadi kontak antara listrik dan tubuh
manusia, maka arus akan mengalir melalui tubuh manusia ke grounding atau
bumi maka akan terjadi perbedaan total arus yang melewati ELCB sehingga
akan memicu alat tersebut memutuskan arus listrik seketika.
8. Tiang yang dipegunakan pada Instalasi Tegangan Menengah :
Tiang logam atau besi adalah
Tiang listrik yang digunakan dalam saluran udara. Tiang logam/besi biasanya
digunakan untuk saluran di wilayah yang keadaan tanahnya stabil dan tidak terletak di
dekat pesisir pantai karena akan berakibat korosif oleh angin laut. Sedangkan tiang
beton (berinti besi) adalah tiang listrik yang digunakan untuk mengalirkan listrik
saluran udara. Tiang jenis ini biasanya digunakan wilayah yang keadaan topografi
tanahnya kurang stabil. Bias dikatakan tanah tersebut gembur. Misalnya di wilayah
persawahan, sehingga perlu adanya pondasi yang kuat. Selain itu penggunaan jenis
tiangini cocok di wilayahpesisir pantai. Karena tidak menimbulkan korosif di bagian
tiang yang disebabkan oleh angin laut.
9. Sistem pentanahan (grounding) :
Adalah sistem pengamanan terhadap perangkat-perangkat yang
mempergunakan listrik sebagai sumber tenaga, dari lonjakan listrik, petir dll. Jika
tegangan kerjanya melebihi 50V perlu diberi pengaman pentanahan atau dilindungi
dengan isolasi ganda.
Tujuan utama dari adanya pentanahan :
adalah menciptakan jalur yang low-impedance (tahanan rendah) terhadap
permukaan bumi untuk gelombang listrik dan transient voltage. Penerangan, arus
listrik, circuit switching dan electrostatic discharge adalah penyebab umum dari
adanya sentakan listrik atau transient voltage. Sistem pentanahan yang efektif akan
meminimalkan efek tersebut, serta bertujuan untuk mengurangi beda tegangan dan
supaya arus yang timbul jika hubung singkat terjadi dapat langsung mengalir ke titik
bintang dari jaringan suplai, jadi diharapkan pengaman-pengaman lebur yang
9
digunakan akan putus dalam waktu singkat. Tindakan pentanahan dalam bangunan
terdiri atas beberapa jenis, yaitu:
a. Grounding sistem, dipakai untuk sistem grounding, artinya pentanahan
untuk seluruh instalasi.
b. Grounding peralatan, dipakai untuk sistem grounding equipment, artinya
pentanahan untuk semua bagian logam dari instalasi tegangan rendah di
semua tempat yang pada keadaan normal tidak boleh bertegangan, harus
dihubungkan dengan tanah.
10. Penangkal petir / arester
adalah rangkaian jalur yang difungsikan sebagai jalan bagi petir menuju ke
permukaan bumi, tanpa merusak benda-benda yang dilewatinya. Ada 3 bagian utama
pada penangkal petir:
Batang penangkal petir
Kabel konduktor
Tempat pembumian
Petir atau halilintar adalah gejala alam yang biasanya muncul pada musim
hujan di mana di langit muncul kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan biasanya
disebut kilat yang beberapa saat kemudian disusul dengan suara menggelegar sering
disebut Guruh. Perbedaan waktu kemunculan ini disebabkan adanya perbedaan antara
kecepatan suara dan kecepatan cahaya.
11. Switch Yard
Adalah suatu komponen tenaga listrik yang berfungsi untuk menaikkan
tegangan generator menjadi tegangan transmisi.
12. Andongan
Adalah lengkungan kawat penghantar antar tiang.
13. Meger
Adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur ketahanan isolasi dan
bushing pada transformator.
10
14. Jenis-jenis Kabel yang digunakan dalam Instalasi Tegangan Menengah :
A. Kabel NYY
Kabel ini dirancang untuk instalasi tetap dalam tanah yang harus
diberikan pelindung khusus (misalnya :duct, pipa baja PVC, atau besi baja).
Instalasi ini bias ditempatkan di luar ataupun di dalam ruangan baik dalam
kondisi basa ataupun kering. KAbel inimemiliki selubung PVC berwarna
hitam , terdiri dari 1-4 urat denganpenampang luar mencapai 56 mm.
B. Kabel NYFGbY
Kabel jenis inibiasanya digunakan untuk sirkuit power distribusi baik
dalam kondisi kering ataupun basah. Dengan adanya pelindung kawat pita
baja yang digalvanisasi, kabelinimemungkinkan ditanam langsung ke dalam
tanah tanpa pelindung tambahan. Isolasi dibuat tanpa warna dan tiga urat
dibedakan dengan non-strip, 1-strip, dan 2-strip. Kabelinimemiliki selubung
berwarna merah dengan penampangluar mencapai 57 mm.
C. Kabel NYM
Kabel ini hanya direkomendasikan khusus untuk instalasi tetap di
dalam bangunan yang penempatannya bias di dalam atau di luar plester
tembok ataupun dalam pipa pada ruang kering atau lembab. Kabelini tidak
diizinkan diluar rumah yang langsung terkena panas dan hujan ataupun
langsung ditanam di dalam tanah.
D. Kabel NYA
Kabel jenis ini dirancang dan direkomendasikan untuk digunakan pada
instalasi tetap dalam kotak distribusi atau rangkaian pada panel. Pemasangan
kabelini hanya diperbolehkan pada tempat yang kering saja dan tidak
direkomendasikan dipasang pada tempat yang basah atau langsung terkena
cuaca.
E. Kabel NYAF
Kabel jenis ini dirancang dan direkomendasikan untuk instalasi di
dalam pipa, duct, atau di dalam kotak distribusi. Karena sifatnya yang
fleksibel, kabelini sangat cocok untuk tempat yang memunyai belokan yang
11
tajam. Kabel denganukuran kurang dari 1.5 mm ini hanya boleh diinstalasikan
di dalam peralatan ataupun papan [engontrol dan tidak diperbolehkan dipasang
untuk instalasi tetap.
F. Kabel Tembaga Telanjang (BBC)
Untuk saluran distribusi udara yang direntangkan di antara tiang-tiang
dan isolator-isolator yang khusus dirancang untuk itu. Selain itu bias juga
digunakan untuk hantaran pentanahan (grounding).
G. Twistet Cable Saluran Rumah
Kabel jenisini dikhususkan untuk saluran dan jaringan distribusi ke
konsumen. Dengan adanya bahan penghantar dari jenis tembaga jenis setengah
keras atau keras, maka kabel in imemungkinkan dapat digantung diantara
tiang tanpa penunjang khusus. Zat karbon hitam yang terdapat pada isolasi
memungkinkan ketahanannya terhadap cuaca tropis.
H. Twisted Cable Jaringan Distribusi Tegangan Rendah
Kabel jenis ini dikhususkan untuk jaringan distribusi tegangan rendah
yang lebih praktis dari pada hantaran telanjang. Dengan adanya penunjang
yang sekaligus sebagai netral, kabel ini memungkinkan untuk ditegangkan.
Sesuai kebutuhan kabel ini bias dilengkapi dengan saluran penerangan jalan
yang biasanya terdiri dari dua urat 16 mm.
I. Kabel N2XSY
Kabel jenisini sering digunakan untuk jaringan distribusi tegangan
menengah, dengan konduktor yang terbuat dari tembaga.
15. Aliran listrik AC
a. Aliran 1 fasa
adalah aliran listrik yang hanya memiliki satu line yang mengandung
tegangan. Dengankata lain bila diuji, hanya ada tegangan Fasa ke Netral (L-N)
saja. Berdasarkan tegangandan frekuensi yang ada di Indonesia yaitu
220V/50Hz.
b. Aliran 3 fasa
adalah aliran listrik yang memiliki tiga line yang mengandung
tegangan. Bisa dikatakan juga bahwa jika diuji ada tegangan antar Fasa (L-L)
dan tegangan Fasa ke Netral (L-N) dengan beda Fasanya yaitu 1200 .
12
Tegangan antar Fasa (L-L) adalah 380V/50Hz dan tegangan Fasa ke Netralnya
(L-N) adalah 220V/50Hz. Untuk menentukan daya guna dan daya semu yang
diperbolehkan yaitu dengan cara menggunakan perhitungan.
16. Cara menentukan masing-masing fasa/kode berdasarkan tegangan listriknya
yaitu :
Berikut adalah kode huruf yang digunakan untukmengenali masing-masing
jenis kabel listriknya :
N : Kabel jenis standar dengan penghantar tembaga.
Na : Kabel jenis standar dengan penghantar alumunium.
Y : Isolasi atau selubung PVC.
F : Perisai kawat baja pipih.
R : Perisai kawat baja bulat.
Gb : Spiral pita baja
Re : Penghantar padat bulat.
Rm : Penghantar bulat kawat banyak.
Sc : Penghantar bulat bentuk sector.
Sm : Penghantar kawat banyak bentuk sektor.
Besarnya tegangan listrik yang sesuai dengan bentuk atau jenis kabelnya yaitu
dapat ditentukan dengan cara :
Daya total beban (P) untu group/area sub-distribusi harus diketahui sehingga dapat
dicari arus yang lewat.
Untuk beban tiga fasa :
Untuk beban satu fasa :
Di mana :
VL-L : 380 V
VL-N : 220 V
Cos φ : Faktor daya system
13
Kalikan nilai I dengan safety factor yang bernilai 1.7 dan kemudian konversikan
sesuai dengan table.
17. Menentukan dan mengatasi kerugian tegangan nilai dari Gardu Induk ke Gardu
Distribusi dan terus ke konsumen.
Misalkan diketahui:
dl : 370,60086 meter (Panjang Kabel dengan Kesalahan Absolute 3
Meter)
A : 150mm2 (Luas Penampang Kabel)
Pvar : 3734 (Daya Reaktif)
P : 250000 Watt (Daya Terpakai)
V : 20,4 kV (Tegangan)
Cosφ : 1 (Kondisi Ideal)
Vd : 5% (Maksimal)
14
Dari hasil perhitungan drop tegangan diperoleh nilai drop tegangan
0,76 %, sehingga dengan ketelitian absolut GPS 3 meter pada pengukuran
koordinat tiang, sambungan dan gardu induk maka pengaruh terhadap rugi
tegangan masih berada dalam batas toleransi.
Pengukuran panjang kabel dengan toleransi ± 3 meter masih dapat
ditoleransi (tidak menambah) pemasangan peralatan pada tiang distribusi
ataupun pada GI. Jika dihitung toleransi 5% terhadap kesalahan panjang
kabel yang diperbolehkan, diperoleh kesalahan yang diijinkan 9.398 meter
(pada saluran 20kV atau jaringan tegangan menengah tiga fasa dengan
menggunakan 3 kabel). Sesuai dengan perhitungan dengan menggunakan
rumus berikut :
15
18. Sistem Pendingin
Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi besi
dan rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang
berlebihan, akan merusak isolasi di dalam trafo, maka untuk mengurangi kenaikan
suhu yang berlebihan tersebut trafo perlu dilengkapi dengan sistem pendingin untuk
menyalurkan panas keluar trafo. Media yang digunakan pada sistem pendingin dapat
16
berupa: Udara/gas, minyak dan air. Pengalirannya (sirkulasi) dapat dengan cara :
Alamiah (natural) dan tekanan/paksaan (forced).
Pada cara alamiah (natural), pengaliran media sebagai akibat adanya
perbedaan suhu media dan untuk mempercepat perpindahan panas dari
media tersebut ke udara luar diperlukan ruang perpindahan panas yang
lebih luas antara media (minyak-udara/gas), dengan cara melengkapi trafo
dengan sirip-sirip (radiator). Bila diinginkan/dikehendaki penyaluran
panas yang lebih cepat lagi, cara natural/alamiah tersebut dapat
diperlengkapi dengan peralatan unluk mempercepat sirkulasi media
pendingin dengan pompa-pompa sirkulasi minyak, udara dan air, dan
cara ini disebut pendingin paksa (forced). Macam-macam sistim
pendingin trafo berdasarkan media dan cara pengalirannya dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
No MACAM
SISTEM
PENDINGIN
(Menurut IEC
tahun 1976)
MEDIA
DIDALAM TRAFO DILUAR TRAFO
Sirkulasi
Alamiah
Sirkulasi
Paksa
Sirkulasi
Alamiah
Sirkulasi
Paksa
1. AN - - Udara -
2. AF - - - Udara
3. ONAN Minyak - Udara -
4. ONAF Minyak - - Udara
5. OFAN - Minyak Udara -
6. OFAF - Minyak - Udara
7. OFWF - Minyak - Air
17
BAB III
SIMPULAN
a. Kesimpulan
1) energi listrik pada tegangan menengah (TM ), yaitu pada umumnya antara 6 dan 20 kV
2) Saluran Udara Tegangan Menengah sebagai konstruksi termurah untuk penyaluran
tenaga listrik pada daya yang sama. Konstruksi ini terbanyak digunakan untuk
konsumen.
b. Saran
Dalam melakukan pemasangan instalasi jaringan tegangan menengah perhatikan lokasi
pemasangan. Lokasi dari pemasangan ini akan menentukan tipe konstruksi yang akan
digunakan dalam pemasangan konstruksi tegangan menengah. Peralatan dan pemasangan
instalasi jaringan tegangan menengah harus sesuai dengan standar yang telah ditentukan agar
pemasangan jaringan berfungsi dengan semestinya. Selain itu pemasangan jaringan harus
dilakukan seefisien mungkin baik biaya dan waktu pemasangan jaringan.
18
DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/11361579/materi_instalasi_tegangan_menengahhttp://www.scribd.com/doc/70093943/Materi-Instalasi-Tegangan-Menengah-Irzan-z#scribdhttp://gp.mca-indonesia.go.id/wp-content/uploads/2015/01/pln-buku-5.pdf
19